• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI PETANI DALAM BADAN USAHA MILIK PETANI (BUMP)PT MERBABU TUNAS MANDIRI DI DESA JOGONAYAN KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI PETANI DALAM BADAN USAHA MILIK PETANI (BUMP)PT MERBABU TUNAS MANDIRI DI DESA JOGONAYAN KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Disusun oleh : Hananto Priyambodo

20110220061 Program Studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Skripsi

Diaajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Disusun oleh : Hananto Priyambodo

20110220061 Program Studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

i

rahmat dan ridhoNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Partisipasi Petani Dalam Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Merbabu Tunas Mandiri Di Desa Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang”. Shalawat beserta salam tak lupa penulis haturkan kepada suri tauladan Rasulullah Muhammad Salallahu’alayhiwasalam, kepada keluarga, sahabat, tabi’in serta seluruh umat yang berpegang teguh pada ajarannya. Semoga kelak di yaumul akhir kita termasuk golongannya

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung proses pembuatan skripsi ini hingga selesai. Terutama kepada Bapak Dr. Ir. Indardi, M.Si., dan Ibu Ir. Siti Yusi Rusimah, MS., yang telah membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini. Kemudian ungkapan terimakasih yang paling dalam kepada Ibu dan Bapak atas cinta, doa dan pengorbanan selama ini. Dan tak lupa untuk segenap keluarga dan sahabat atas dukungan yang selama ini diberikan.

Dengan disusunnya skripsi ini semoga semakin menambah ranah wawasan dan ilmu pengetahuan di agribisnis serta di pertanian pada umumnya. Penulis menyadari bahwa terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kebaikan penulisan skripsi ini. Ahirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya penulis.Aamiin yaa Rabbal’alamiin.

Yogyakarta, 7 Juni 2016

(4)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

INTISARI vi

ABSTRACT vii

I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Kegunaan Penelitian 4

II. KRANGKA PENDEKATAN TEORI 6

A. Tinjauan Pustaka 6

B. Kerangka Pemikiran 15

III. METODE PENELITIAN 18

A. Penentuan Lokasi 18

B. Metode Penentuan Responden 19

(5)

iii

D. Definisi Operasional 22

E. Teknik Analisis Data 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27

A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 27

B. Keadaan Penduduk 28

C. Kondisi Sarana Prasarana 32

D. Keadaan Pertanian dan Peternakan 34

E. Kelembagaan Pertanian 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 39

A. Profil BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri 39

B. Kegiatan Usaha 56

C. Persepsi Petani Terhadap BUMP 68

D. Partisipasi Petani dalam BUMP 94

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 107

A. Kesimpulan 107

B. Saran 109

DAFTAR PUSTAKA 110

(6)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar responden penelitian 20 Tabel 2. Jarak Orbital Desa Jogonayan 27 Tabel 3. Luas Peruntukan Lahan dalam Ha 28 Tabel 4. Keadaan penduduk menurut usia 29 Tabel 5. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin 30 Tabel 6. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan 31 Tabel 7. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian 32 Tabel 8. Produksi Usahatani Desa Jogonayan Tahun 2014 34 Tabel 9. Jumlah ternak di Desa Jogonayan 35 Tabel 10. Profil Kelompok Tani yang ada di Desa Jogonayan 36 Tabel 11. Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Kelompok 39 Tabel 12. Jumlah anggota BUMB berdasarkan kelompok tani di Desa

Jogonayan 53

Tabel 13. Rentang usia petani anggota BUMP 53 Tabel 14. Tingakat pendidikan anggota BUMP PT. Merbabu Tunas

Mandiri di Desa Jogonayan 54

(7)

v

Tabel 20. Katagori persepsi petani terhadap pengurus BUMP 94 Tabel 21. Bentuk partisipasi dilakukan petani 95 Tabel 22. Katagori kesukarelaan petani dalam berpartisipasi di BUMP 103

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur BUMP Berbadan hukum Perseroan 9

Gambar 2. Kerangka pemikiran 17

Gambar 3. Struktur Organisasi BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri 45 Gambar 4. Alur kegiatan usaha pakan konstrat 57 Gambar 5. Produksi Pakan Konsetrat Sapi 58

Gambar 6. Distribusi Pakan Konsetrat 60

Gambar 7. Alur kegiatan usaha pupuk organik 61 Gambar 8. Produk pupuk cair dan drum fermentasi 62

(8)
(9)

Farmer Participation On Farmer Owned Enterprises (BUMP) PT. Merbabu Tunas Mandiri At Jogonayan Village, Ngablak District, Magelang District

Hananto Priyambodo

Dr.Ir.Indardi.M.Si / Ir. Siti Yusi Rusimah, MS. Agribusiness Departement of Agriculture Faculty

Muhammadiyah University Of Yogyakarta

ABSTRACT

FARMER PARTICIPATION ON FARMER OWNED ENTERPRISES (BUMP) PT. MERBABU TUNAS MANDIRI AT JOGONAYAN VILLAGE,

NGABLAK DISTRICT, MAGELANG DISTRICT. The purpose of the research

are to describe business activities of BUMP, perception of farmer on BUMP and participation of farmer on BUMP at Jogonayan, Ngablak, Magelang. This research use descriptive analysis with qualitative methode. the Data related of activities BUMP, perception and participation of farmers in BUMP on this research were obtained from field observation and in-depth interviews. Results of the research show that the business activity of BUMP PT Mandiri Tunas Merbabu is a marketing activities in Jogonayan peasant production. In general the perception of farmers is unfavorable to the institutions, functions, capital, activities and administrators BUMP. However, there are some farmers who have a good perception for institutions, capital and activity of BUMP. Farmers participation in BUMP is establishment of BUMP, menegerial activities and business activities. Judging from the level of voluntary participation by farmers is participation for government encouragement and participation for social responsibility.

Keywords: Farmer owned enterprises (BUMP), Activities, Perception,

(10)
(11)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Namun pembangunan di sektor pertanian belum mampu untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Hal ini dapat dilihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 2 Januari 2015, bahwa nilai tukar petani (NTP) nasional-indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani dan nelayan pada Desember 2014 hanya sebesar 101,32. Padahal target NTP yang dipatok pemerintah selama ini minimal sebesar 110. Itu artinya, tingkat kesejahteraan petani dan nelayan negeri ini masih jauh dari harapan (Kadir, 2015).

Pakpahan (2009) mengungkapkan pembangunan pertanian yang dilaksanakan selama ini lebih diwarnai oleh kerangka berpikir mekanistik dengan menitikberatkan peningkatan produksi sebagai upaya untuk meningkatkan kemakmuran petani. Jalan ini telah menghasilkan model pembangunan yang menempatkan pemerintah sebagai subyek dan petani sebagai obyeknya. Input pertanian memang berkembang, misalnya, pabrik pupuk, irigasi, gudang, dan sejenisnya berhasil dibangun. Namun, sejalan dengan perkembangan peningkatan produksi input pertanian itu yang telah berhasil meningkatkan produksi pertanian, pendekatan ini tidak berhasil meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani yang berarti, sehingga kemakmuran petani juga tidak banyak mencapai kemajuan.

(12)

driven yang berorientasi pada pasar. Pembangunan yang hanya berlandaskan supply oriented sangat rentan terhadap anjloknya harga produk, sebagaimana diprediksi dalan hukum ekonomi. Kegiatan Produksi pertanian akan lebih sempurna manakala mempertimbangkan kecenderungan dan perekbangan permintaan, kebutuhan dan selera konsumen, serta persaingan global yang semakin ketat.

Salah satu pembangunan pertanian yang berorientasi pada pasar adalah dengan membangun kelembagaan petani menjadi kelembagaan ekonomi petani. Kelembagaan petani adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani guna memperkuat kerjasama dalam memperjuangkan kepentingan petani dalam bentuk kelompoktani (Poktan) dan gabungan kelompoktani (Gapoktan). Sedangkan Kelembagaan ekonomi petani adalah kelembagaan petani baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang memiliki kegiatan usahatani dari hulu sampai hilir di sektor pertanian yang ditumbuhkembangkan oleh, dari dan untuk petani guna meningkatkan skala ekonomi yang menguntungkan dan efisiensi usaha. (Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. 2012)

(13)

Sesuai dengan UU no 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani maka realisasi dari pembangunan kelembangaan ekonomi petani ialah melalui pemberdayaan kepada masyarakat tani.

Pemberdayaan masyarakat tani dapat dilakukan dengan inovasi kelembagaan petani dalam bentuk badan hukum yang profesional. Bentuk badan hukum tersebut dapat berupa perseoran terbatas, dimana petani dapat mengusahakan usahanya secara profesional. Sehingga dapat meningkatkan kapasitas usaha milik petani. Salah satu pembangunan imovasi kelembagaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Pembangunan kelembagaan petani berupa BUMP ini dilakukan pada tahun 2012 melalui Kementrian Pertanian dan bekerjasama dengan Wold Bank.

(14)

B. Rumusan Masalah

Sebagai sebuah lembaga ekonomi berbadan hukum perseroan yang dimiliki oleh petani, BUMP memiliki peran yang penting dalam memajukan ekonomi dan memberdayakan petani. Maka dari itu keberlanjutan (BUMP) PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagai lembaga ekonomi petani menjadi sangat penting. Padahal, keberlanjutan dari suatu kelembagaan petani membutuhkan keterlibatan dari petani itu sendiri. Sehingga perlu sebuah kajian empiris terkait:

1. Bagaimana persepsi petani terhadap Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagai kelembagaan ekonomi?

2. Bagaimana keterlibatan petani dalam kegiatan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT. Merbabu Tunas Mandiri?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskrispsikan kegiatan usaha BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagai kelembagaan ekonomi di Desa Jogonayan.

2. Untuk mengetahui persepsi petani terhadap BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagai kelembagaan ekonomi di Desa Jogonayan.

3. Untuk mendeskripsikan partisipasi petani dalam BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagai kelembagaan ekonomi di Desa Jogonayan.

D. Kegunaan Penelitian

(15)

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam upaya pemberdayaan dan pembangunan pertanian.

(16)

1

II. KRANGKA PENDEKATAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Badan Usaha Milik Petani (BUMP)

Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (2012) Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan kelembagaan ekonomi berbadan hukum yang mensinergikan kegiatan bisnis dengan pemberdayaan masyarakat tani yang dijalankan secara korporasi yang berorientasi keuntungan untuk mendorong kemandirian petani. Sedangkan meurut Waluyo (2012) Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan sebuah inovasi kelembagaan, berbentuk perseroan, tetapi dalam operasionalisasinya merupakan hybrid dari Lembaga Bisnis dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa BUMP pada hakekatnya merupakan sebuah inovasi dari kelembagaan ekonomi petani yang berbadan hukum perseroan dan merupakan hybrid dari Lembaga Bisnis dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.

BUMP berbadan hukum perseroan terbatas menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (2012) diartikan sebagai wadah petani yang didirikan berdasarkan perjanjian dan berbadan hukum untuk menjalankan usaha pertanian secara korporasi dalam bentuk perusahaan dengan modal dasar yang terbagi dalam saham sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).

(17)

dalam setiap kegiatannya, akan tetapi justru lebih mementingkan kegiatan pemberdayaan masyarakat utamanya pelaku usaha (petani). Sebagai lembaga usaha, BUMP sejatinya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan usahanya. Hanya saja dalam setiap kegiatan usahanya dapat dijadikan sebuah proses pembelajaran bagi petani. Kemudian konsep tersebut dirumuskan dalam Anggaran Dasar yang mengatur tentang keterlibatan petani dalam kepemilikan saham BUMP, ragam kegiatan BUMP, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan (CSR) BUMP dan Mitra-bisnis BUMP dan pemanfaatan keuntungan BUMP.

a. Modal

(18)

Menurut Madikanto (2012) sebagai sebuah kelembagaan bisnis yang berbadan hukum perseroan, kepemilikan saham BUMP haruslah dimiliki oleh petani. Setidaknya petani tersebut memiliki komitmen, kompeten, berpengalaman dan keberpihakan kepada upaya pemberdayaan masyarakat(petani) untuk mengembangkan beragam usaha yang dibutuhkan dalam melayani kepentingan masyarakat agar semakin maju dan profesional.

Status petani yang diijinkan membeli atau memiliki saham BUMP harus ditunjukan dengan bukti kepemilikan atas lahan pertanian atau dengan surat ijin usaha pertanian. Dengan demikian jumlah saham dapat dimiliki oleh petani yang berminat tidak selalu duwujudkan dengan bentuk uang (fresh money) yang harus disetor, tetapi dapat diperhitungkan dari nilai komitmen, keahlian, nilai aset lahan atau aset yang dimiliki oleh usaha pertanian sebagaimana yang tersebut didalam SUIP-nya. (Madikanto, 2012)

b. Organisasi

(19)

Gambar 1. Struktur BUMP Berbadan hukum Perseroan

RUPS merupakan adalah organ BUMP yang memiliki kewenangan eksluif yang tidak dimiliki oleh kewenangan Direksi dan Dewan Komisaris. Kewenangan RUPS bentuk dan luasannya diatur oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan. Bentuk konkrit dari RUPS sejatinya berupa forum, dimana para pemegang saham memiliki kewenangan untuk memeperoleh keterangan-keterangan terkait BUMP, baik dari Direksi maupun dari Dewan Komisaris. Keterangan tersebut merupakan landasan Bagi RUPS untuk mengambil kebijakan dalam menyusun langkah-langkah setrategis perseroan dan pijakan umum dalam mengambil keputusan sebagai sebuah badan hukum.

Dewan Komisaris merupakan dewan yang memiliki tugas untuk melakukan pengawasan dan memberi nasehat kepada direksi. Tugas pengawasan dan pemberian nasehat itu dilakukan oleh Dewan Komisaris derdasarkan Anggaran Dasar Perseroan. Pengawasan yang dilakukan meliputi pengawasan kerja dan

Komisaris RUPS

Direksi

(20)

pengelolaan BUMP. pengewasan dan nasehat yang dilakukan Dewan Komisaris harus bertujuan untuk kepentingan BUMP.

Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan pengurusan BUMP. Meskipun kepengurusan yang dijalankan oleh Direksi sesuai dengna kebijakannya sendiri namun harus tetap dalam batas-batas yang ditentukan oleh undang-undang dan Anggaran Dasarnya. Dalam menjalankan tugasnya direksi dapat melakukan perbuatan hukum tertentu atas nama BUMP. Misalnya saja melakukan kerjasama dengan pihak lain terkait penjualan produk atau pengembangan usaha.

c. Lingkup Usaha

(21)

2. Persepsi

Persepsi dapat diartikan sebagai proses akhir dari pengamatan yang diawali dari proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal yang terdapat dalam diri individu yang bersangkutan (Sunaryo, 2014). Pendapat lain menyatakan bahwa persepsi merupakan penginterpetasian atau penilaian terhadap rangsangan yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam individu (Walgito, 2001). Persepsi merupakan proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Robbins & Judge, 2008).

Dengan kata lain persepsi adalah cara seseorang memandang atau menanggapi suatu obyek atau peristiwa yang ada di sekitarnya dengan menyimpulkan informasi yang sampai kepadanya. Karena persepsi merupakan suatu proses memahami mengenai hubungan peristiwa-peristiwa atau obyek-obyek sosial dengan cara merasakan dan menginterpretasikan lewat pengalaman-pengalamannya. Maka persepsi menunjuk pada aktivitas merasakan, menginterpretasikan, dan memahami obyek-obyek fisik maupun sosial seperti suatu lembaga.

(22)

sebagai reseptor penerima stimulus yakni saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk mengadakan respons (Sunaryo, 2014). Secara umum, terdapat beberapa sifat persepsi, antara lain bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seseorang berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsangan. Persepsi merupakan sifat paling asli yang merupakan titik tolak perubahan. Dalam mempersepsikan tidak selalu dipersepsikan secara keseluruhan, mungkin cukup hanya diingat. Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks dan pengalaman (Baiqhaqi, 2005).

Terdapat dua macam persepsi, yaitu External Perception dan Self Perception. External Perception yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar diri individu. Self Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri. Dengan persepsi, individu dapat menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang keadaan diri individu (Sunaryo, 2014).

(23)

Persepsi dalam penelitian ini merupakan suatu penilaian subjektif dari anggota dalam menilai lembaga BUMP. Dalam penelitian ini akan mengungkapkan terkait persepsi petani terhadap BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagai kelembagaan ekonomi di Desa Jogonayan. Maksudnya, bagaimana petani memandang BUMP sebagai lembaga ekonomi dilihat dari kelembagaannya, fungsi BUMP, kepemilikan saham, kepengurusan dan kegiatan BUMP.

3. Partisipasi

Partisipasi masyarakat dapat didefinisikan sebagai sumbangsih sukarela dari masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dalam menjalankan program, dimana mereka ikut menikmati manfaat dari program-program tersebut serta melibatkan dalam evaluasi program agar dapat mengangkat tingkat kesejahteraan mereka (Mulyadi, 2009).

(24)

menguntungkan mereka. Selain itu, bila didukung dengan pelayanan pengelolaan kegiatan yang positif dan tepat dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tidak akan ragu-ragu untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut.

Waluyo (2012) menjelaskan bahwa partisipasi petani dalam BUMP dapat dilihat dari bentuk partisipasinya. Bentuk dari keterlibatan petani dalam BUMP antara lain kepemilikan saham BUMP, ragam kegiatan BUMP, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan (CSR) BUMP dan Mitra-bisnis BUMP dan pemanfaatan keuntungan BUMP.

Menurut Dusseldorp dalam Mardikanto (2013) Partisipasi masyarakat dapat dilihat dari tingkat kesukarelaannya. Maksud dari tingkat kesukarelaan disi adalah motivasi yang melatarbelakangi masyarakat untuk berpartisipasi. Berikut ini adalah perbedaan partisipasi berdasarkan tingkat kesukarelaannya:

a. Partisipasi spontan, yaitu partsipasi yang terbentuk secara spontan dan tumbuh karena motivasi intrinsic berupa pemahaman, penghayatan, atau keyakinannya sendiri, tanpa adanya pengaruh yang diterimanya dari oleh pihak lain.

b. Partisipasi terinduksi , yaitu partisipasi yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan, penyuluhan) dari luar, meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi

(25)

pada umumnya, atau partisipasi yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. apabila tidak berperan serta khawatir akan tersisih atau terkucilkan oleh masyarakat.

d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial ekonomi, yaitu partisipasi yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugian/tidak memperoleh bagian manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan.

B. Kerangka Pemikiran

Terbentuknya lembada ekonomi petani berupa badan usaha milik petani (BUMP) di Desa Jogonayan merupakan bentuk dari penguatan di sektor pertanian. BUMP sendiri merupakan kelembagaan ekonomi berbadan hukum perseroan yang dimiliki oleh petani. Lembaga ekonomi petani berhukum perseroan akan memiliki kekuatan dimata hukum dalam setiap kerjasama yang dilakukan dengan pihak luar. Dengan demikian diharapkan petani dapat melakukan kerjasama secara sejajar dengan perusahaan lain guna meningkatkan usahanya.

(26)

Sebagai Sebuah lembaga ekonomi, BUMP memiliki profil sebagai sebuah lembaga usaha. Profil BUMP sebagai lembaga ekonomi petani dapat dilihat dari sejarah berdirinya BUMP, modal atau aset yang dimiliki serta keorganisasian yang dimiliki oleh BUMP. Lebih lanjut lagi sebagai sebuah lembaga ekonomi petani, BUMP juga memiliki kegiatan usaha yang dilakukan. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh BUMP meliputi kegiatan usaha pembuatan pakan konsetrat, kegiatan usaha pupuk organik, kegiatan usaha sayuran dan kegiatan usaha sapi potong.

Adanya lembaga dan kegiatan tersebut maka petani akan memiliki persepsi terhadap BUMP sreta akan ikut berpartisipasi di dalamnya. Persepsi petani yang terbentuk terhadap BUMP mencerminkan bagaimana pandangan dan penilaian petani terhadap BUMP. Dalam penelitian ini akan mengungkapkan terkait persepsi petani terhadap BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagai kelembagaan ekonomi di Desa Jogonayan. Maksudnya, bagaimana petani memandang BUMP sebagai lembaga ekonomi dilihat dari fungsi, manfaat, kepengurusan, permodalan dan kegiatan BUMP. Persepsi yang dimiliki petani pada dasarnya tidak akan terlepas dari latar belakan atau profil anggota dan profil kelompok tani yang tergabung dalam BUMP. Adapun profil petani dapat dilihat diketahui usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan sedangakan profil kelompok meliputi jumlah anggota, status kelompok dan lokasi kelompok.

(27)

berpartisipasi dalam lembaga BUMP. Partisipasi petani dalam BUMP dapat dikatagorikan berdasarkan bentuk partisipasi petani dan derajat kesukarelaan.

Keterangan:

(28)

18

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Nazir (2013) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penelitian ini akan terfokus pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai gambaran kondisi lapangan sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Jenis penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi teliti dan penuh nuansa, data yang dikumpulkan berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang mempunyai arti lebih dari sekedar pernyataan jumlah ataupun frekuensi dalam bentuk angka Fokus penelitian ini adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh BUMP PT Merbabu Tunas Mandiri sebagai lembaga ekonomi petani. Selain itu penelitian ini juga berusaha untuk memperoleh data terkait persepsi dan partisipasi petani dalam lembaga BUMP.

A. Penentuan Lokasi

(29)

Mandiri merupakan badan usaha dengan bentuk badan hukum perseroan terbatas yang sahamnya dimiliki oleh petani.

B. Metode Penentuan Responden

Metode penentuan responden pada penelitian ini dilakukan secara Purposive (sengaja). Pengambilan responden didasarkan atas pertimbangan bahwa responden dapat memberikan informan kunci (key informant) atau situasi sosial tertentu yang informasinya sesuai dengan fokus penelitian (Bungin 2003). Key Informant merupakan orang-orang yang dapat memberikan informasi bagi peneliti terkait kelembagaan dan kegiatan usaha yang dilakukan. Jumlah responden dalam penelian ini berjumlah 12 orang yang ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa responden merupakan orang yang dianggap memiliki kapabilitas atau kemampuan untuk menjawab tujuan penelitian atau memiliki informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti.

(30)

dilakukan oleh BUMP. Berdasarkan informasi tersebut kemudian wawancara dilakukan kepada orang-orang yang terlibat dalam kegiatan BUMP dilakukan dengan pertimbangan bahwa orang tersebut dapat memberikan informasi terkait kegiatan yang dilakukan bersama dengan BUMP. Pada Tabel 1 dapat dilihat secara keseluruahan resonden yang diwawancara oleh penulis.

Tabel 1. Daftar responden penelitian

No Nama Status

1. Trimo Hadi Ketua Kelompok Lestari Merbabu Ketua KUB

Komisaris Utama BUMP 2. Sugeng Wibowo Komisaris BUMP

Sekertais Kelompok Muji Rejeki 3. Panut Ketua Kelompok Ngudi Mulyo 4. Ibu Triatri Sekertaris Kelompok Ngudi Mulyo 5. Harno Anggota Kelompok Ngudi Mulyo

Ketua Gapoktan

6. Marju Ketua Kelompok Muji Rahayu 7. Yanto Mantan Pengurus UP-FMA

Pengurus administrasi BUMP Bendahara Kelompok Muji Rejeki 8. Sahono Anggota Kelompok Muji Rejeki 19. Tejo Pranowo Anggota Kelompok Muji Rahayu 10. Yoga Purnama Anggota Kelompok Lestari Merbabu

Mantan Pengurus UP-FMA

(31)

C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari pengurus dan anggota kelompok tani Lestari Merbabu, Ngudi Mulyo, Muji Rejeki, dan Muji Rahayu. Data primer yang ingi didapatkan meliputi kegiatan lembaga BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri, Persepsi petani terhadap lembaga BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri serta partisipasi petani dalam lembaga BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dengan responden dan observasi atau pengamatan secara langsung di lokasi penelitian. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2013) menerangkan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna perilkau dari responden. Data yang diperoleh adalah mengenai kegiatan lembaga BUMP, serta persepsi dan partisipasi petani dalam BUMP.

(32)

D. Definisi Operasional

1. Profil petani merupakan informasi yang menggambarkan identitas diri petani sebagai anggota dari BUMP.

a. Usia adalah lamanya hidup petani anggota BUMP dari lahir sampai penelitian dilakukan yang dinyatakan menggunakan satuan satuan tahun. b. Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang

pernah ditempuh petani anggota BUMP dengan kategori lulus SD, lulus SMP, lulus SMA/sederajat, lulus Diploma, lulus Sarjana, dan tidak sekolah.

c. Pekerjaan adalah sumber mata pencaharian utama petani anggota BUMP untuk memperoleh pendapatan yang sedang berlangsung sampai penelitian.

2. Kegiatan usaha yang dijalankan adalah aktivitas yang dilakukan oleh petani dan BUMP baik dalam bentuk usaha yang dijalankan selama ini. Kegiatan yang dilakukan meliputi: produksi dan pemasaran.

a. Produksi adalah kegiatan menghasilkan produk-produk pertanian utnuk dipasarkan

b. Pemasaran adalah kegiatan memasarkan produk yang diroduksi oleh anggota BUMP

(33)

a. Persepsi terhadap kelembagaan BUMP adalah pandangan atau penilian petan terhadap kelembagaan BUMP yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas.

b. Persepsi petani terhadap fungsi dari BUMP merupakan pandangan atau penilaian petani terhadap BUMP dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga ekonomi petani.

c. Persepsi terhadap modal BUMP adalah pandangan atau penilaian petani terkait bagaimana sistem modal yang dilakukan oleh BUMP.

d. Persepsi terhadap kegiatan BUMP adalah pandangan atau penilaian petani terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BUMP selama ini.

e. Persepsi terhadap pengurus BUMP adalah pandangan atau penilaian petani terkait bagaimana pengurus BUMP menjalankan kelembaggan selama ini.

4. Partisipasi adalah keikutsertaan petani dalam kelembagaan Badan Usaha Milik Petani PT. Merbabu Tunas Mandiri, yang dilihat dari:

a. Bentuk partisipasi adalah kontribusi yang dilakukan oleh petani dalam lembaga BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri.

b. Tingkat kesukarelaan adalah kemauan petani untuk berpartisipasi pada lembaga BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri.

E. Teknik Analisis Data

(34)

regulasi atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi atau keragaman (Bungin, 2003).

Sugiyono (2013), analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Data yang sudah dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumen disusun dan dianalisis secara penelusuran kualitatif mengunakan model analisis interaktif yang fimulsi dengan reduki data, sajian data, penarikan simpulan dan verifikasi.

1. Reduksi data (data reduction )

Merupakan proses seleksi dari catatan lapangan (fieldnote), baik yang berupa catatan wawancara, dokumen-dokumen, maupun catatan refleksi peneliti. Kegiatan ini berupa pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi data, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan (fieldnote). Dalam proses ini data dikategorikan dan data yang tidak perlu dibuang. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data.

(35)

Dalam penelitian ini peneliti membatasi persepsi dan partisipasi masyarakat dalam lembaga BUMP.

2. Sajian data (data display)

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Selain dalam bentuk narasi sajian data juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema maupun tabel sebagai pendukung narasi. Sekumpulan informasi yang tersusun tersebut memberi kemungkinan adanya kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, dapat diketahui apa yang terjadi dan memungkinkan untuk menganalisis dan mengambil tindakan.

3. Penarikan simpulan dan verifikasi (conclusion drawing)

Merupakan tahap pengambilan kesimpulan dari rangkaian data yang diperoleh di lapangan yang telah disusun dan disajikan dalam sajian data. Penarikan kesimpulan ini diawali dari kesimpulan-kesimpulan yang awalnya belum jelas, kemudian makin eksplisit berdasarkan landasan yang kuat. Data -data yang telah diperoleh diuji kembali validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih jelas dan bias dipercaya. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir, karena itu penelitian bersifat terbuka terhadap data yang dikumpulkan. Dan apabila dalam menyimpulkan terjadi kekurangan data maka peneliti kembali ke lapangan untuk mencari data.

(36)

analisis dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data selesai pada setiap unitnya, dengan menggunakan waktu yang tersisa dalam penelitian ini maka peneliti hanya bergerak diantara ketiga komponen analisis tersebut, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Proses analisis inilah yang disebut dengan model analisis interaktif (interactive model analysis ). Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Teknik Analisis Data (Sugiyono, 2013) Pengumpulan

Data (1)

Sajian Data (3)

Penarikan simpulan &

verifikasi (4) Reduksi Data

(37)

27

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan

1. Kondisi Geografis dan Administrasi

Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Desa Jogonayan dibagi atas dua dusun yaitu Dusun Jogonayan, Dusun Deles serta dibagi atas 4 RW dan 12 RT. Secara geografis mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

Di Sebela Utara : Desa Ngablak,

Di Sebelah Timur : Desa Tejosari,

Di Sebeah Selatan : Desa Genikan

Di Sebelah Barat : Kabupaten Semarang.

Mengenai Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan Desa / Kelurahan) Desa Jogonayan, dapat dilihat dari tabel 2 di bawah ini:

Tabel 1. Jarak Orbital Desa Jogonayan

No Jarak Orbital Km Waktu Tempuh

1. Jarak orbital dari Kecamatan Ngablak 1 5 menit

2. Jarak orbital dari Kabupaten Magelang 35 1 jam

Sumber: BPS Kecamatan Ngablak dalam angka 2011

(38)

2. Keadaan Topografi dan Pemanfaatan Lahan

Secara topografi, Desa Jogonayan merupakan dataran tinggi di kawasan lereng Gunung Merbabu dengan ketinggian tempat mencapai 1500-1550 meter dari permukaan laut. Sebagian besar bentuk wilayah desa ini adalah bergelombang sampai bergunung dengan luas wilayahnya mencapai 180,5 Ha. Dari keseluruhan luas wilayah yang dimiliki Desa Jogonayan, dapat dilihat pada tabel 3 peruntukan lahan.

Tabel 2. Luas Peruntukan Lahan dalam Ha

No Peruntukan Lahan Luas Persentase

1. Lahan Persawahan 0 0%

2. Pekarangan 17 9%

3. Lahan Tegalan 130,47 72%

4. Lain-Lain 5 3%

5. Kehutanan 28 16%

Total 180,47 100%

Sumber: BPS Kecamatan Ngablak dalam angka 2011

Apabila dilihat pada tabel 2 memang 72% dari total keseluruhan wilayah Desa Jogonayan digunakan untuk lahan tegalan yang diperuntukan untuk pertanian tanaman holtikultura. Hal ini menunjukan bahwa potensi pertanian di Desa Jogonayan masih besar Dengan demikian, pengembangan sektor pertanian masih dapat ditingkatkan semaksimal mungkin.

B. Keadaan Penduduk

(39)

keluarga.Jumlah penduduk tersebut dapat dilihat berdasarkan beberapa keadaan seperi keadaan penduduk menurut usia, keadaan penduduk menurut jenis kelamin, keadaan penduduk menurut tingkat pendidikannya serta keadaan penduduk menurut matapencahariannya.

1. Keadaan penduduk menurut usia

Keadaan penduduk menurut umur sangat penting diketahui dalam hubungannya dengan angkatan kerja. Secara umum angkatan kerja dapat dilihat dari katagori rentang usia 15 – 60 tahun. Hal ini karena penduduk dengan rentang usia tesebut merupakan masa produktif dalam bekerja.

Tabel 3. Keadaan penduduk menurut usia

No Umur Jumlah Persentase

1. 0-4 70 6,9%

2. 5-14 155 15,3%

3. 15-59 669 66,0%

4. > 60 120 11,8%

Total 1.014 100%

Sumber: BPS Kecamatan Ngablak dalam angka 2014

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Jogonayan yang terbesar adalah golongan usia antara 16-59 tahun sebesar 66%. Hal ini menunjukan bahwa penduduk Desa Jogonayan sebagian besar adalah usia produktif. Dimana dengan masih banyaknya usia, maka potensi petani untuk dapat ikut dalam berpartisipasi di BUMP juga semakin besar.

2. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin

(40)

diikutsertakan dalam pembangunan, khususnya bidang pertanian. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin di Desa Jogonayan terbilang jumlah penduduk perempuan lebih banyak walaupun demikian, perbedaan jumlah ini tidak terlalu jauh dan masih dapat dikatakan berimbang.

Tabel 4. Keadaan penduduk menurut jenis kelamin

Jenis Kelaim Jumlah

Perempuan 514

Laki-laki 500

Total 1.014

Sumber: BPS Kecamatan Ngablak dalam angka 2014

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki, sehingga memungkinkan terdapat kekurangan jumlah tenaga kerja laki-laki disektor pertanian mengingat sektor ini bersifat kasar seperti menggarap lahan. Namun demikian, ada sebagian pekerjaan disektor ini yang dapat dilakukan oleh kaum perempuan seperti penanaman, perawatan dan panen.

3. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan

(41)

Tabel 5. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan

No Jenjang Pendidikan Jumlah Persentase

1. Tidak sekolah 63 6.8%

2. Belum tamat SD 62 6.7%

3. Tidak tamat SD 37 4.0%

4. SD 539 64.3%

5. SLTP 121 13.1%

6. SLTA 42 4.6%

7. Tamat akademi/PT 4 0.4%

Total 922

Sumber: BPS Statistik Daerah Ngablak 2014

Tabel 6 menunjukkan bahwa Desa Jogonayan memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk terbesar yakni tingkat pada pendidikan SD dan SLTP sebanyak 539 dan 121 jiwa. Tinggi rendahnya pendidikan akan berpengaruh bagi perkembangan BUMP, karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula inisiatif yang dimiliki, sehingga akan berdampak pada kesiapan petani dan kelompok dalam menerima pembaharuan-pembaharuan inovasi dan teknologi.

4. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian

(42)

Tabel 6. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

1. Tani 659

2. Buruh Tani 126

3. Industri 0

4. Buruh Industri 2

5. Buruh Bangunan 13

Sumber: BPS Statistik Daerah Ngablak 2014

Tabel 7 menunjukkan bahwa sektor mata pencaharian yang mendominasi adalah mata pencaharian penduduk sebagai petani. Hal ini sesuai dengan kondisi sumberdaya yang dimiliki Desa Jogonayan serta kondisi sosial ekonominya. Walaupun demikian, secara umum petani di Desa Jogonayan, selain bertani juga memiliki ternak sebagai sambilan. Setidaknya setiap petani bisa memiliki 2 ekor sapi sebagai hewan ternaknya.

C. Kondisi Sarana Prasarana

Selain sumberday alam dan manusia, salah satu penunjang majunya sebuah daerah adalah adanya sarana dan prasarana yang baik. Sarana prasara tersebut dapat dikatakan baik manakala dapat menunjang sektor yang adakn dibangun. Disektor pertanian misalnya, perlu adanya sarana seperti ekonomi dan sarana penghubung untuk mendukung kemajuan sektor tersebut.

1. Keadaan sarana ekonomi

(43)

prasarana serta lembaga perekonomian yang memadai, baik yang diuasahakan pemerintah, swasta maupun masyarakat setempat untuk mendukung pembangunan daerah.

Kondisi sarana perekonomian yang di Desa Jogonayan sendiri dinilai kurang mendukung dalam pembangunan desa. Hal ini karena di Desa Jogonayan Sendiri tidak ada pasar atau lembaga ekonomi seperti bank atau koprasi simpan pinjam. Sarana yang ada di Desa Jogonayan dalam hal ekonomi hanya terdapat sebelas toko atau warung saja. Walupun demikina, letak Desa Jogonayan yang tidak jauh dari pusat Kecamatan Ngablak membuat penduduk Desa Jogonayan dapat dengan mudah memasarkan hasil pertanian di pasar.

2. Sarana perhubungan

Agar sebuah wilayah dapat berkembang, maka dibutuhkan sebuah sarana penghubung yang baik. Sarana penng hubung tersebut bertujuan untuk memperlancar transportasi dan jalannya roda perekonomian. Baiknya sebuah sarana penghubung juga akan menunjang berkembangnya lembaga-lembaga yang ada di wilayah tersebut, seperti lembaga ekonomi petani berupa BUMP.

(44)

D. Keadaan Pertanian dan Peternakan

1. Keadaan pertanian

Keadaan alam di Desa Jogonayan sangat mempengaruhi kondisi pertanian di desa tersebut. Pertanian di Desa Jogonayan berupa pertanian lahan tegalan tanpa irigasi teknis. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air untuk pertanian petani mengandalkan hujan dan air yang ditampung dari mata air dan dialirkan menggunakan pipa-pipa pralon kecil secara berkelompok.

Tabel 7. Produksi Usahatani Desa Jogonayan Tahun 2014

No Jenis Tanaman Luas

Pangan Hortikultura Perkebunan Tanam

(Ha)

(45)

holtikultura yang tidak terlalu lama juga menjadi pilihan petani dibandingkan dengan tanaman jenis lain.

2. Keadaan peternakan

Pembangunan pertanian tidak dapat dipisahkan dari keadaan peternakan di daerah tersebut. Peternakan dapat menjadi potensi yang dapat dikembangkan guna mendukung pertanian yang ada, atau bahkan menjadi potensi utama untuk dikembangkan. Kondisi peternakan Di Desa Jogonayan dapat dilihat pada tabel .

Tabel 8. Jumlah ternak di Desa Jogonayan

No Jenis Ternak Jumlah

1. Sapi 326

2. Kambing 92

Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian Dan Kehutanan (BPPK) Kecamatan Ngablak Pada tabel 9 hewan ternak yang diternakan petani di Desa Jogonayan berupa sapi dan kambing. Sapi yang diternakan di Desa ini meupakan sapi potong yang dimiliki secara pribadi oleh petani. Pada umumnya petani di Desa Jogonayan memiliki satu sampai tiga ekor sapi potong. Ternak sapi potong yang dimiliki oleh petani rata-rata bukan digunakan sebagai sumber penghasilan warga, melainkan sebagai sampingan selain bercocoktanam di ladang.

E. Kelembagaan Pertanian 1. Profil kelompok tani

(46)

Tabel 9. Profil Kelompok Tani yang ada di Desa Jogonayan

No Nama Kelompok Setatus kelompok Tahun Berdiri Jumlah Anggota

1 Lestari Merbabu Utama 2005 18

2 Ngudi Mulyo Madya 2004 20

3 Muji Rejeki Madya 2003 26

4 Muji Rahayu Lanjut 2003 20

Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian Dan Kehutanan ( BPPK ) Kecamatan Ngablak

Pembentukan kelembagaan tani di Desa Jogonayan dimulai sejak tahun 2003 melalui fasilitasi dari Dinas Terkait yaitu Balai Penyuluhan Pertanian Dan Kehutanan ( BPPK ) Kecamatan Ngablak. Di Desa Jogonayan Mulai terbentuk Kelompok Tani dimulai pada sekitar tahun 2003. Pada mulanya, sekitar tahun 2003 Kelompok Tani Muji Rejeki di Dusun Deles dan di Dusun Jogonayan berdiri Kelompok Tani Muji Rahayu. Kemudian, pada tahun 2004 berdiri Kelompok Tani Ngudi Mulyo di Dusun Deles. Setelah itu pada tahun 2005 berdiri Kelompok Tani Lestari Merbabu. Dengan demikian di Dusun Deles terdapat tiga kelompok tani dengankan di Dusun Jogonayan terdapat satu kelompok tani. Kondisi yang demikian walaupun berada dalam satu desa, keempat kelompok tersebut merata di setiap dusunnya. Setelah ada beberapa kelompok tani yang terbentuk maka untuk mempersatukan kelompok-kelompok tersebut dapa tahun 2007 dibentuk Gapoktan Manunggal di Desa Jogonayan.

(47)

2. Kegiatan Kelompok tani

Kegiatan yang dijalankan di setiap kelompok tani di Desa Jogonayan pada umumnya sama. Kegiatan tersebut berpusat pada budidaya dan peternakan. Dimana budidaya yang dilakukan merupakan budidaya tanaman holtikultura seperti kentang, brokoli, sawi, wortel, kobis dan sebagainya. Sedangkan pada kegitan peternakan ternak yang dipelihara mayuoritas adalah ternak sapi dan kambing. Walaupun pada umumnya kegiatan di setiap kelompok relatif sama, akan tetapi pada praktiknya setiap kelompok memiliki kegiatan unggulan masing-masing.

Pada Kelompok Tani Muji Rejeki kegiatan yang dilakukan berupa budidaya holtikultura, ternak sapi, ternak kambing dan pembuatan pupuk organik. Budidaya holtikultura yang dilakukan oleh kelompok Tani Muji Rejeki berupa kentang, brokoli, sawi, wortel dan kobis. Dengan tanaman brokoli sebagai tanaman unggulan. Pada kegiatan ternak sapi dan ternak kambing, pemeliharaannya tidak dilakukan secara bersama dalam satu kandang kelompok. Namun, dipelihara oleh petani-petani di kandang masing-masing meskipun kepemilikan sapi atau kambing itu bukan milik petani seorang saja, melainkan milik kelompok. Kemudian kegiatan pembuatan pupuk organik merupakan usaha yang dimiliki oleh salah seorang anggota kelompok Muji Rejeki, hanya saja dalam produksinya dilakukan oleh anggota kelompok.

(48)

holtikultura yang dilakukan oleh kelompok tani Lestari Merbabu tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh kelompok Munji Rejeki, dimana tanaman brokoli menjadi tanaman unggulannya. Kegiatan budidaya sapinya pun juga tidak berbeda dengan kelompok Muji Rejeki, dimana ternak sapi tidak dipelihara dalam satu kandang kelompok. Melainkan dipelihara di kandang-kandang anggota. Walaupun pada kegiatan budidaya holtikultura dan peternakan sapi tidak berbeda dengan kelompok Muji Rekeki, akan tetapai kelompok Lestari Merbabu merupakan kelompok yang memiliki kegiatan pembuatan pakan konsentrat untuk sapi potong.

Pada Kelomok Tani Ngudi Mulyo kegiatan yang dijalankan berupa budidaya tanaman holtikultura, ternak sapi potong dan ternak sapi perah. Pada kegiatan budidaya tanaman holtikultura yang dilakukan oleh kelompok tani Ngudi Mulyo tidak berbeda dengan yang dilakukan oleh kelompok Munji Rejeki dan Lestari Merbabu, dimana tanaman brokoli menjadi tanaman unggulannya. Hanya saja pada kelompok tani Ngudi Mulyo merupakan satu-satunya kelompok yang membudidayakan sapi perah dsecara bersama-sama dalam satu kandang kelompok.

(49)

39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri

1. Sejarah Berdiri BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri

Proses lahirnya BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri tidak lepas dari kegiatan Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan merupakan kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian yang berkerjasama dengan Bank Dunia. Selama masa kegiatan P3TIP tersebut terbentuk Kelompok Usaha Bersama sebagai usaha yang dikelola bersama-sama. Kemudian agar agar usaha yang dijalankan dapat berkembang maka dibentuk lembaga ekonomi yang memiliki dasar hukum dan bersifat profesional.

Tabel 1. Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Kelompok

Periode Kegiatan Prestasi

1.Petani memiliki keahlian di bidang agribisnis sapi potong

1.KUB Agribisnis Sapi Potong dan

Unit Usaha Pengelolaan Pakan FMA Desa berprestasi ditingkat Nasional tahun panilaian 2012

2.Terbentuknya BUMP PT Merbabu

(50)

Masa kegiatan P3TIP (2008). Terbentuknya BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri bermula pada tahun 2008 dimana Desa Jogonayan menerima program dari Kementrian Pertanian yang bekerja sama dengan Bank Dunia yaitu yang Program Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan Informasi Pertanian (P3TIP). Kegiatan P3TIP tersebut pelaksanaaanya dikelola di tingkat desa yang disebut Unit Pengelola Farmer Managed Actiffities (UP-FMA Desa). Sehingga pada tahun 2008 terbentuklah UP-FMA Desa Jogonayan sebagai pengelola kegiatan.

Kegiatan P3TIP dilaksanakan berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dan potensi melalui rembuk tani ditingkat desa. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan potensi tersebut, diketahui bahwa petani di Desa Jogonayan mayoritas meiliki ternak sapi potong sebagai sampingan dari kegiatan pertaian yang dilakukan. Maka berdasarkan identifikasi tersebut diputuskan bahwa kegiatan P3TIP di Desa Jogonayan berupa kegiatan pembelajaran agribisnis sapi potong. Kegiatan pembelajaran tersebut dapat dirinci menjadi penggemukan sapi, pemeliharaan sapi, bagaimana pemberian pakan, pembuatan pupuk organik dan pembuatan pakan konsetrat. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan secara bertahap dari tahun 2008, 2009 dan 2010. Dari kegiatan tersebut, petani memiliki pengetahuan baru terkait usaha penggemukan sapi potong. Salah satu pengetahuan baru yang dimiliki petani ialah pengetahuan tentang pembuatan pakan konserat dan pembuatan pupuk organik dari hasil limbah sapi.

(51)

memiliki kemampuan dalam usaha penggemukan sapi dan pembuatan pakan. Sehingga untuk menunjang kegiatan tersebut Kelompok Lestari Merbabu mengajukan proposal ke Dinas untuk mendapat bantuan pabrik untuk pakan ternak. Prososal yang diajukan pun disetujui senhinnga pada tahun 2010 mulai dibangun pabrik pakan konsetrat di Desa Jogonayan. Dengan hadirnya pabrik di Desa Jogonayan, maka petani memiliki usaha pembuatan pakan konsetrat. Dengan adanya kegiatan usaha berupa penggemukan sapi dan pembuatan pakan ternak maka dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang diberi nama KUB Agribisnis Sapi Potong dan Unit Usaha Pengelolaan Pakan Konsentrat.

Pada tahun 2011 kegiatan pembelajaran P3TIP yang dilaksanakan adalah agribisnis budidaya sayuran brokoli dan pembuatan pupuk organik. Bersama dengan kegiatan tersebut dibentuk juga KUB Agribisnis Brokoli Organik dan Unit Usaha Pengelolaan Pupuk Organik. Untuk memperkuat kelembagaan dan kegiatan usaha, KUB Agribisnis Sapi Potong dan Unit Usaha Pengelolaan Pakan Konsentrat dan KUB Agribisnis Brokoli Organik dan Unit Usaha Pengelolaan Pupuk Organik maka pada 14 Februari 2012 sepakat bergabung menjadi KUB TUNAS MERBABU dengan kegiatan: a) Penggemukan sapi potong; b) Pengolahan pakan konsentrat dengan merek dagang Bona-Feed; c) Pengolahan pupuk organik cair, dan pupuk organik, dengan merek dagang Super ONB; d) Budidaya brokoli.

(52)

dapat dilanjutkan pada jenjang berikutnya. Selain itu pada tahun yang sama, karena prestasi dalam kegiatan yang dilakukan tersebut UP-FMA Desa Jogonayan mendapat penghargaan dari Presiden RI sebagai daerah UP-FMA Desa berprestasi ditingkat Nasional tahun panilaian 2012.

Pada kegiatan yang selanjutnya, dilakukan identifikasi masalah untuk memajukan pertanian berdasarkan identifikasi kebutuhan yang ada. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pembelajaran menunjukkan bahwa KUB Tunas Merbabu masih agak sulit berkembang karena beberapa permasalahan diantaranya adalah Manajemen Organisasi dan Pengelolaan Usahanya, sehingga kegiatan pembelajarannya yang dilaksanakan pada tahun 2012 adalah Peningkatan Kapasitas Usaha dan Kelembagaan KUB Tunas Merbabu yang meliputi manajemen produksi pakan dan jaringan pemasaran.

(53)

pemberdayaan yang meliputi bina manusia, bina usaha, bina lingkungan dan bina lembaga. Lembaga yang didirikan tersebut dinamakan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan nama PT. Merbabu Tunas Mandiri.

2. Keorganisasian

a. Maksud dan tujuan

Pembentukan BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri memiliki maksud yaitu: a) Mewujudkan ketahanan pangan dan perbaikan kesejahteraan petani dan peternak melalui pengembangan pertanian, pembibitan, penggemukan, pemotongan dan penjualan yang semakin komersial, maju dan profesional yang berbasis pada kearifan budaya lokal dengan selalu memperhatikan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup; b) Mengembangkan Badan Usaha Milik Petani sebagai hibrid dari lembaga bisnis dan pemberdayaan masyarakat,

(54)

peternak; e) Mengembangkan kerja sama kemitraan bisnis dan pemberdayaan petani dan peternak dengan semua pelaku bisnis, pemerintah, akademisi dan pemangku kepentingan yang lain.

b. Visi dan misi

BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri memiliki visi “Bersama BUMP Petani

KUMANJA (Kuat, Mandiri Dan Sejahtera)”. Adapun misinya yaitu: a)

Mengembalikan kejayaan dan jatidiri petani sebagai salah satu penyangga ekonomi bangsa; b) Mendorong terwujudnya petani yang kuat dan mandiri dengan selalu meningkatkan kerja sama disegala bidang dengan semua pihak / pemangku kepentingan; c) Mendorong terwujudnya kesejahteraan yang hakiki bagi petani dan anggota keluarganya.

c. Struktur organisasi

(55)

terlibat dalam pengambilan keputusan dalam organisasi. Sehingga keputusan dapat dilakukan dengan cepet.

Walaupun memiliki struktur organisasi yang ramping, pengurus BUMP ternyata juga ada yang merangkap jabatan. Kondisi yang demikian memiliki dampak pada beban dan tanggungjawab pengurus yang merangkap. Kondisi seperti ini dikarenakan sedikitnya petani yang mau untuk menjadi pengurus di BUMP PT. Mebabu Tunas Mandiri. Bentuk setruktur organisasi BUMP PT. Mebabu Tunas Mandiri dapat dilihat pada gambar 4 .

Gambar 1. Struktur Organisasi BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri Dewan Komisaris

Direksi

Administrasi:

Devisis Pakan Ternak Devisis Sayuran

Devisis Pupuk Organik Devisis Sapi Potong

(56)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan rapat tahunan yang diadakan oleh pemegang saham untuk memeperoleh keterangan-keterangan terkait BUMP, baik dari Direksi maupun dari Dewan Komisaris. Keterangan tersebut digunakan untuk mengefaluasi dan menentkan langkah-langkah setrategis yang dapat diambil oleh BUMP. Kegiatan ini biasanya diadakan pada bulan Maret setiap tahunnya. Karena pemegang saham di BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri merupakan KUB Tunas Mnadiri dan KUB Mekarsari maka peserta dalam rapat tersebut merupakan perwakilan dari kedua KUB.

Dewan Komisaris. Anggota dewan komisaris secara umum merupakan perwakilan dari pemegang saham yang ditunjuk melalui RUPS. Dewan komisaris yang terdapat di BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri terdiri dari tiga anggota. Ketiga anggota tersebut terdiri dari komisaris utama, komisaris anggota dan komisaris independen. Berbeda dengan perseroan ada umumnya, dewan komisaris di BUMP terdapat komisaris Independen. Dimana Komisaris Independen merupakan pendaming dari Dinas Pertanian Kabupaten. Sedangkan Komisaris utama dan komisaris anggota merupakan petani. Tujuan keberadaan Komisaris Independen agar pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten dapat memantau perkembangan yang dilakukan oleh BUMP tersebut.

Dewan komisaris memiliki tugas sebagai pengawas dan penasehat dari setiap kegiatan yang dibuat oleh Direksi. Dengan tugas sebagai pengawas dan penasehat direksi, Dewan komisaris memiliki wewenang untuk:

(57)

surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;

b) Meminta penjelasan dari direksi dan setiap anggota direksi terkait segala hal yang dilakukan dieksi;

Selain sebagai pengawas dan penasehat Direksi, dalam keadan tertentu Komisaris dapat mengantikan Direksi. Kondisi tersebut apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih di antara anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris. Kemudian apabila hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris.

Direksi. Direksi dalam BUMP merupakan orang-orang yang ditunjuk Melalui RUPS untuk menjalankan seluruh kegiatan perusahaan. Direksi di BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri Terdiri dari Diriktur Utama dan Diriktur Anggota. Sebagai orang yang ditunjuk untuk menjalakan perusahaan, Direksi memiliki wewenang sebagai berikut:

(58)

yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk : 1) Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan; 2) Mendirikan suatu usaha atau turut serta pada perusahaan lain baik di harus dengan persetujuan Dewan Komisaris.

b. Direktur Utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

c. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka salah seorang anggota Direksi lainnya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan mengambil uang Perseroan di Bank baik di dalam maupun di luar negeri;

Administrasi disini merupakan pengurus yang bertugas dalam hal tata usaha perusahaan. Tugas-tugas tersebut meliputi dari membuat catatan kegiatan usaha yang dilakukan, membuat arsip surat-menyurat, serta membantu pengelolaan keuangan perusahaan. Pengurus pada posisi administrasi akan bertanggungjawab secara langsung kepada Direktur.

(59)

1. Devisi Pakan Ternak

Devisi Pakan Ternak merupakan Devisi yang mengelola kegiatan produksi pakan ternak. Sebagai pengelola dalam produksi pakan ternak maka Devisi Pakan Ternak memiliki tugas untuk menyediakan bahan produksi, melakukan produksi, pengemasan hasil produksi, serta mendistribusikannya kepada konsumen sesuai dengengan intruksi dari BUMP.

2. Devisi Pupuk Organik

Devisi Pupuk Organik merupakan Devisi yang mengelola kegiatan produksi pupuk organik. Sebagai pengelola dalam produksi pupuk organik maka Devisi Pupuk Organik memiliki tugas untuk menyediakan bahan produksi, melakukan produksi, pengemasan hasil produksi, serta mendistribusikannya kepada konsumen sesuai dengengan intruksi dari BUMP.

3. Devisi Sayuran

Devisi Sayuran merupakan Devisi yang mengelola kegiatan produksi sayuran untuk nantinya dipasarkan oleh BUMP. Sebagai pengelola dalam produksi sayuran maka Devisi Sayuran memiliki tugas untuk mengkoordinasikan petani yang telah bermitra serta melakukan pengawasan produksi sayuran sesuai dengan ketentuan.

4. Devisi Sapi Potong

(60)

yang memiliki sapi potong yang nantinya akan dipasarkan oleh BUMP serta melakukan pengawasan produksi kegiatan peternakan sapi potong sesuai dengan ketentuan.

3. Modal

Sebagai sebuah badan hukum perseroan terbatas, BUMP juga dibangun berdasarkan modal. Sesuai dengan akta pendiriannya, modal BUMP dibagi menjadi modal dasar atau modal yang dicantumkan dalam akta pendirian sampai jumlah maksimal dan modal yang ditempatkan. Modal tersebut nantinya akan dibagi bedasarkan lembaran saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sesuai dengan akta pendiriannya modal dasar yang tercantum dalam akta pendirian sejumlah Rp. 200.000.000,00 (duaratus juta rupiah). Nilai tersebut mewakili 2000 lembar saham yang dapat dikeluarkan oleh perusahaan, dimana satu lembarsaham bernilai Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah). Kemudian modal yang ditempatkan senilai Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Nilai modal yang disetor tersebut mewakili 500 lembar saham yang diterbitkan oleh perusahaan.

Kepemilikan saham di BUMP sendiri diatasnamakan KUB Tunas Merbabu dan KUN Mekarsari. Perinciannya, KUB Tunas Merbabu memiliki 70% dari modal yang ditempatkan. Nilai tersebut berjumlah 350 lembar saham senilai Rp. 35.000.000,00 (tiga puluh lima juta rupiah). Sedangkan, KUB Mekar Sari memili sebanyak 30% dari modal yang ditempatkan. Nilai tersebut berjumlah 150 lembarsaham senilai Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).

(61)

anggota KUB baik KUB Tunas Merbabu atau KUB Mekarsari. Melainkan dana tersebut merupakan dana talangan atau pinjaman dari Bapak Trimo Hadi dan Bapak Harno. Hal ini didasarkan pada keterangan yang diperoleh dari wawancara dengan Bapak Trimo Hadi. Beliau mengutarakan bahwa pada mulanya Pak Trimo memberi pinjaman sejumlah tiga puluh lima juta rupiah, kemudian yang limabelas juta dari mas Harno.

Pernyataan Pak Harno tersebut juga dipertegas oleh pernyataan Bapak Yanto. Beliau mengutarakan bahwa dana yang lima puluh juta itu sebenarnya pinjaman. Pak Yanto juga mengutarakan bahwa pada waktu akan mengurus ke Kementrian harus ada bukti tranfer dana sejumlah lima puluh juta rupiah, maka mereka masukan dana pinjaman tersebut ke bank. Kemudian bukti tranfer dana tersebut lah yang digunakan untuk mengurus perijian di kementrian, sedangkan dananya ditarik kembali. Berdasarkan dari pernyataan Pak Trimo Hadi dan Pak Yanto tersebut maka dana lima puluh juta tidak digunakan sebagai modal dari perseroan. Akan tetapi, dana tersebut merupakan yang dipinjamkan hanya untuk perijinan ke Kementrian Hukum dan HAM.

(62)

yang diberikan. Akan tetapi para petani yang mengikuti kegiatan sepakat untuk tidak mengambil uang itu. Uang itu kemudian dikumpulkan sebagai modal dari BUMP.

Pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu Triatri ini juga sejalan dengan pernyataan Bapak Agus selaku penyuluh petani di Desa Jogonayan. Beliau mengutaranan bahwa di rekening BUMP terdapat dana sejumlah sembilan juta rupiah. Dana tersebut diperoleh dari dana sisa kegiatan P3TIP dan dari dana sisa dari pengurusan surat-surat ijin.

Walaupun demikian, BUMP dapat tetap berjalan, karena bagaimanapun pada setiap usaha yang dijalankan seperti usaha pakan konsetrat atau pupuk organik sudah ada dana yang digunakan untuk diusahakan. Usaha pakan konsetrat misalnya, untuk menjalankan usaha tersebut sudah ada dana senilai empat puluh juta dari bantuan Pemerintah Daerah untuk usaha pakan konsetrat.

4. Anggota BUMP di Desa Jogonayan

(63)

Tabel 2. Jumlah anggota BUMB berdasarkan kelompok tani di Desa Jogonayan

No Nama Kelompok Jumlah Anggota

1 Lestari Merbabu 18

2 Ngudi Mulyo 20

3 Muji Rejeki 26

4 Muji Rahayu 20

a. Usia anggota BUMP

Pengelompokan petani berdasarkan usia dapat digunakan untuk mengetahui pengalaman dan pekerjaan yang pernah dilakukan. Apabila anggota memiliki penagalaman dan mobilitas tinggi maka anggota akan memiliki pemahaman yang baik tentang kelembagaan ekonomi seperti BUMP. Sehingga dapat mendukung dan berpartisipasi dalam BUMP agar lebih maju. Pengelompokan anggota tersebut dapat dibagi menjadi empat kelompok usia. Keempat kelompok tersebut meliputi usia muda (15-29 tahun), usia dewasa (30-45 tahun) dan usia matang (45-59 tahun). Rentang usia petani yang menjadi anggota dari BUMP sebagian besar berusia matang (tabel 13).

Tabel 3. Rentang usia petani anggota BUMP

No Rentang usia (tahun) Jumlah Persentase

1 15-29 20 23,8%

2 30-44 43 51,2%

3 45-59 22 26,2%

Total 84 100%

(64)

Hal ini dikarenakan perbedaan pengalaman yang dimiliki oleh tiap anggota. Pada umumnya, semakin lama usia maka semakin banyak pengalaman orang tersebut. Selain itu, dengan dominasi kelompok usia tertentu maka kelompok usia itu akan mendominasi berkembang persepsi dan partisipasi. Dengan demikian, persepsi dan partisipasi petani akan lebih didominasi pada usia dewasa. Dimana pada rentang usia tersebut petani berada pada posisi golden age. Posisi tersebt menjadikan petani memiliki pengalaman yang sudah matang.

b. Tingkat Pendidikan Anggota

Pendidikan akan memberika kemampuan kepada seseorang untuk berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah. Lamanya pendidikan seseorang akan berhubungan dengan pemahaman, sika, perilaku, tindakan dan pengambilan keputusan seseorang. Lebih tinggi seseorang mendapatkan pendidikan maka informasi yang diperoleh secara langsung ataupun tidak langsung dapat diserap dengan baik. Pendidikan formal yang dimaksud merupakan pendidikan yang diperoleh dari bangku sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menegah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) serta Perguruan Tunggi (D3/S1). Petani Di Desa Jogonayan yang menjadi anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri sebagian besar memiliki tingkat pendidikan tamatan SD dan SMP (tabel 14).

Tabel 4. Tingakat pendidikan anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri di Desa Jogonayan

No Jenjang pendidikan Jumlah Persentase

1 SD 46 54,8%

2 SMP 30 35,7%

3 SMA 7 8,3%

(65)

Apabila dilihat perhatikan, anggota dari BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri didominasi oleh anggota yang memiliki pendidikan di tingkat SD dan SMP. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki petani anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri di Desa Jogonayan tergolong rendah. Kondisi demikian akan berpengaruh pada pemahaman anggota terkait kelembagaan BUMP. Pemahaman anggota terhadap BUMP akan mempengaruhi bagaimana persepsi petani terhadap BUMP.

c. Pekerjaan Anggta

Pekerjaan merupakan mata pencaharian pokok yang dilakukan petani anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kondisi pekerjaan yan dimiliki petani anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri di Desa Jogonayan dapat menggampakan kondisi ekonomi yang dimiliki petani. Kondisi ekonomi juga dapat mempengaruhi motivasi petani dalam berpartisipasi dalam BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri. Konsidi pekerjaan yang dimiliki oleh petani anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri mayritas adalah petani danburuh tani (tabel 15).

Tabel 5. Komposisi pekerjaan yang dimiliki petani anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri di Desa Jogonayan

No Jenis pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 62 74%

2 Buruh tani 16 19%

3 Perangkat Desa 4 5%

4 Pedagang 1 1%

5 PNS 1 1%

(66)

Apabila dilihat secara keseluruhan, anggota dari BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri didominasi oleh anggota yang memiliki mata pencaharian sebagai petani Hal ini menunjukan bahwa mayoritas anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini lebih dikarenakan potensi yang dimiliki Desa Jogonayan di sektor pertanian yang masih baik menjadikan profesi ini menjadi profesi dominan. Dimana potensi wilayah Desa Jogonayan yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas yakni 72% merupakan ladang pertanian serta didukung dengan kepemi likan ternak sapi di hampir seluruh anggota. Walaupun pekerjaan di sektor pertanian menjadi pekerjaan yang mayoritas dijalankan oleh anggota BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri, akan tetapi masih ada beberapa anggota yang memiliki pekerjaan lain selain sebagai petani atau buruh tani.

B. Kegiatan Usaha

Kegiatan yang dilakukan oleh BUMP PT. Merbabu Tunas Mandiri merupakan kegiatan pemasaran. Pemasaran yang dilakukan merupakan pemasaran produk-produk pertanian yang di produksi oleh petani, kelompok tani, dan gapoktan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama. Hal ini sesuai dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan Mikro yang disahka pada tanggal 14 April 2013.

Gambar

Gambar 1. Struktur BUMP Berbadan hukum Perseroan
Gambar 2. Kerangka pemikiran
Tabel 1. Daftar responden penelitian
Gambar 2. Teknik Analisis Data (Sugiyono, 2013)
+7

Referensi

Dokumen terkait