• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino Pada Traverser PT INKA (Persero) Madiun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino Pada Traverser PT INKA (Persero) Madiun."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Pemantau Ketepatan Rel Berbasis Arduino Pada

Traverser PT INKA (Persero) Madiun

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Program Studi S1 Sistem Komputer

Oleh:

BIMA MUHAMMAD WIRAWAN

12410200065

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM

SURABAYA

(2)

ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PT INKA ... 5

2.1 Profil Perusahaan PT INKA... 5

2.1.1 Nama dan Logo Perusahaan... 5

2.1.2 Alamat Perusahaan... 5

2.1.3 Prestasi Perusahaan ... 6

2.1.4 Visi Perusahaan ... 7

2.1.5 Misi Perusahaan ... 7

2.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 7

2.2.1 Sistem Mutu ... 10

(3)

x

2.3.1 Kereta Penumpang ... 12

2.3.2 Kereta Berpenggerak... 15

2.3.3 Gerbong Barang ... 20

2.3.4 Produk Transportasi Lainya ... 30

2.4 Daftar Kerjasama Perusahaan ... 37

2.5 Pengenalan Unit Kerja Teknologi Produksi... 38

BAB III LANDASAN TEORI... 42

3.1 Traverser ... 42

3.2 Tenyambung Track ... 43

3.3 Chain Block... 44

3.4 Arduino Uno ... 45

3.4.1 Memori... 47

3.4.2 Tegangan ... 47

3.4.3 Karakteristik dan USB Overload Protector... 49

3.4.4 Ringkasan Spesifikasi ... 49

3.4.5 Input dan Output ... 50

3.4.6 Pemetaan PIN... 51

3.4.7 Komunikasi & Pemrograman... 52

3.5 Sistem Sensor ... 54

3.5.1 Proximity Sensor (inductive) ... 54

3.5.2 Limit Switch... 55

(4)

xi

4.1 Instalasi Dashboard Untuk Operator ... 61

4.2 Instalasi Pemantau Ketepatan Rel Pada Traverser... 64

4.2.1 Penempatan Sensor Proximity Pada Traverser ... 65

4.2.2 Penempatan Logam Pada Lintasan Traverser ... 68

4.3 Instalasi Penyambung Track Electric... 71

4.3.1 Pemasangan Motor dan Rancangan Pendukung ... 71

BAB V PENUTUP... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran... 75

(5)

1

PENDAHULUAN

Pada bab satu penulis menjelaskan latar belakang mengapa penulis

membuat Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel

Berbasis Arduino, menjelaskan perumusan dan batasan masalah yang ada

pada kerja praktek dan menjelaskan tujuan dari kerja praktik.

1.1 Latar Belakang Masalah

Minat masyarakat menggunakan transportasi kereta api yang

semakin meningkat baru baru ini serta mutu dan pelayanan perjalanan

kereta api yang semakin baik, membuat kereta api mengalami

perkembangan yang cukup pesat, dengan jalur Rel Kereta Api membentang

ujung timur Pulau Jawa yaitu Banyuwangi ke ujung barat yaitu Labuan,

Kab.Pandeglang Banten, kereta api memudahkan masyarakat untuk

bepergian jarak dekat maupun jarak jauh khususnya di Pulau Jawa.

Semakin meningkatnya mutu pelayanan dalam perjalanan kereta

api, harus diimbangi pula dengan meningkatnya kualitas produk yang

dibuat oleh industri pembuatan kereta api. Saat ini satu-satunya industri

perkereta api-an di Indonesia adalah PT. INKA (Persero). PT. INKA

(Persero) dalam hal ini merupakan pihak pembuat gerbong dan

perancangan lokomotif yang kemudian dikelola (Konsumen) oleh pihak

PT. KAI.

Teknologi produksi di PT. INKA (Persero) masih banyak

menggunakan tenaga manusia ataupun tenaga lain yang tidak sesuai dengan

fungsinya, serta sebagian besar alat yang digunakan sudah tidak muda lagi

dan tergolong konvensional. Maka dari itu dibutuhkan inovasi baru untuk

memudahkan dan mempercepat sistem produksi agar berjalan lebih efektif

(6)

Salah satu alat yang masih terbilang membutuhkan banyak tenaga

operator adalah Traverser. Traverser adalah sebuah alat bantu

penyebrangan material untuk dipindahkan dari suatu proses ke proses

selanjutnya. PT.INKA memiliki traverser sebanyak 5 buah, traverser yang

akan dibahas ini adalah salah satu traverser dengan ukuran yang paling

besar. Traverser ini membutuhkan 3 operator, 2 operator bertugas

mengoperasikan penyambungan track, dan 1 operator sebagai penggerak

traverser. Ketika ada barang yang akan dipindahkan, semua penyambung

trackharus dalam kondisi naik pada saat traverser bergerak , traverser akan

berjalan menuju jalur dimana barang tersebut berada. Setelah traverser

sudah sampai pada jalur barang tersebut, maka penyambung track yang

semula dalam kondisi naik akan diturunkan tuasnya oleh operator,

kemudian barang tersebut dinaikan keatas traverser, traverser berjalan

menuju jalur tujuan barang, setelah sudah sampai pada jalur tujuan,

penyambung track jalur tujuan akan diturunkan oleh operator, lalu barang

yang diatas traverser dipindahkan keworkshoptujuan.

Traverser akan bekerja lebih efisien jika hanya memerlukan satu

operator saja, operator sebagai penggerak trsverser sekaligus memegang

kendali penyambungtrackdan dapat mengetahui ketepatan Rel.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam perumusan masalah yang ada pada kerja praktik yang

dilakukan oleh penulis terdapat beberapa masalah. Adapun masalah yang

harus diselesaikan berdasarkan latar belakang diatas adalah sebagai berikut

:

 Bagaimana cara agar traverser hanya membutuhkan satu operator saja, dan operator tersebut dapat mengendalikan penyambung track

(7)

1.3 Batasan Masalah

Melihat permasalahan yang ada, maka penulis membatasi masalah

dari kerja praktik, yaitu:

a. Perancangan konsep gambar menggunakan software Skethcup

2016

b. Desain bentuk traverser dan lintasanya sudah ditetapkan oleh

PT.INKA (Persero)

c. Pengkodean Microcontroller tidak dapat dilampirkan karena

tidak diuji dikeadaan sesungguhnya.

1.4 Tujuan

Tujuan umum dari kerja praktik yang dilaksanakan mahasiswa

adalah agar mahasiswa dapat melihat serta merasakan kondisi dan keadaan

sebenarnya yang ada pada dunia kerja sehingga mendapatkan pengalaman

yang lebih banyak lagi dan dapat memperdalam kemampuan pada suatu

bidang.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang uraian mengenai latar

belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan, serta sistematika penulisan dalam

(8)

BAB II : GAMBARAN UMUM PT.INKA (Persero)

Bab ini berisi profil perusahaan, logo perusahaan,

lokasi perusahaan, visi perusahaan, misi perusahaan,

prestasi perusahaan, sejarah perusahaan, struktur

organisasi, produk perusahaan, serta pengenalan unit

kerja teknik produksi yang ada di PT.INKA

(Persero).

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori penunjang yang

digunakan sebagai acuan dalam kerja praktik

tersebut.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang proses simulasi cara kerja

traverser dan cara kerjanya, serta perancangan alat

bantu penyambung track dan pemantau ketepatan

sambungan antara rel Traverser dan rel menuju

Workshop.

BAB V : PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan kerja

praktik yang membahas tentang kesimpulan dari

keseluruhan hasil dari kerja praktik serta saran

disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab

(9)

5

Bab dua berisi sejarah dan perkembangan, produk perusahaan, lokasi, visi,

misi, struktur organisasi, dan tempat kerja praktik.

2.1 Profil Perusahaan

2.1.1 Nama dan Logo Perusahaan

Nama dari perusahaan ini adalah PT.INKA

kependekan dari PT.Industri Kereta Api, Logo perusahaan

dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Logo PT INKA

2.1.2 Alamat Perusahaan

Kantor PT.INKA beralamat di Jl. Yos Sudarso No.

17 Madiun Lor Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur . Peta

(10)

Gambar 2.2 Peta perusahaan PT.INKA

2.1.3 Prestasi Perusahaan

PT Industri Kereta api telah mendapatkan beberapa

prestasi hingga tahun 2011 sebagai berikut :

Bidang IT

 Juara III pengelola portal Executive Information System Terbaik oleh kementerian BUMN November

2011

 Juara II Website dengan Marketing Communication Terbaik oleh Kementerian BUMN 2010

(11)

Bidang Keuangan

 BUMN kategori Industri Non Keuangan yang Berpredikat Sangat Bagus dari Infobank 2011

Bidang Teknologi

 Emas untuk Corporate Tecnology Achievement oleh PII (Perusahaan Insinyur Indonesia) 2010

 Perunggu untuk Adhicipta Rekayasa oleh PII (Persatuan Insinyur Indonesia) 2010

2.1.4 Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan kelas dunia di bidang kereta

api dan transportasi perkotaan di Indonesia.

2.1.5 Misi Perusahaan

Membuat solusi terintegrasi untuk kereta api dan

transportasi perkotaan dengan keunggulan kompetitif dalam

bisnis dan teknologi tepat guna untuk mendorong

pengembangan transportasi yang berkelanjutan.

2.2 Sejarah dan Perkembangan perusahaan

PT Industri Kereta Api (Persero), yang selanjutnya disingkat

dengan nama INKA, atau PT INKA merupakan sebuah badan usaha milik

Negara yang berdiri pada 18 Mei 1981. INKA merupakan pengembangan

dari balai yasa lokomotif uap yang dimiliki oleh PJKA (sekarang menjadi

(12)

Semenjak lokomotif uap sudah tidak dioperasikan lagi, maka balai jasa ini

dialih fungsikan menjadi pabrik kereta api. Penentuan lokasi dan

pendirian pabrik kereta ini berdasarkan hasil dari studi dari BPPT.

PT INKA sebagai salah satu badan usaha milik Negara terus

mengalami perkembangan, diawali pada tahun 1981 dengan produk

berupa lokomotif bertenaga uap kini menjadi industry manufaktur

dibidang kereta api yang modern. Aktivitas bisnis PT INKA yang ada kini

berkembang mulai dari penghasilan produk dan jasa perkeretaapian dan

transportasi yang bernilai tinggi.

Melalui perbaikan dan pembaruan yang dilakukan secara

berkesinambungan sebagai upaya beradaptasi terhadap persaingan global,

PT INKA memasuki dunia bisnis ini dengan mengedepankan nilai-nilai :

integrasi, professional dan kualitas. Dalam menghadapi tantangan dunia

bisnis kedepan, PT INKA tidak hanya bergelut pada produk-produk

perkeretaapian, namun menghasilkan produk lain yang lebih luas yang

mampu memberikan kontribusi terhadap permintaan infrastruktur dan

sarana transportasi.

PT INKA setiap telah melakukan penilaian penerapan GCG

(Good Corporate Governance) yang dilakukan oleh Pihak Eksternal, dan

pada tahun 2013 penilaian dilakukan secara self assessment untuk GCG

penerapan tahun 2012 dengan hasil pencapaian kategori Cukup Baik.

Sedang untuk penerapan GCG tahun 2013, saat ini dalam proses

(13)

Berikut ini merupakan sejarah produk yang telah dihasilkan

oleh PT. INKA sejak tahun 1981:

1982 – Pertama produksi gerbong barang.

1985 – Pertama produksi kereta penumpang.

1987 – Pertama perarakitan Railcar listrik & diversifikasi produk. 1991 –

Pertama gerobak angkutan ekspor ke Malaysia (KTMB).

1994 – Pertama produksi Railcar listrik VVVF.

1995 – Pertama peluncuran Kereta Api Argo Bromo.

1996 – Pertama produksi Lokomotif (GE Lokindo) & ekspor ke Filipina.

1997 – Peluncuran Pertama Kereta Argo Bromo Anggrek (leasing

skema).

1998 – Pertama ekspor Ballast Hopper Wagon ke Thailand.

2001 – Pertama peluncuran Listrik Railcar Indonesia (Desain INKA).

2002 – Ekspor Pembangkit Listrik Wagon Mobil dan Bogie Reefer Flat ke

Malaysia.

2004 – Ekspor Container Wagon tubuh & Blizzard Center kusen ke

Australia.

2006 – Ekspor 50 unit BG kendaraan untuk Bangladesh.

2007 – Kontrak ditanda tangani 1 trainset DEMU untuk Aceh dan Railbus

untuk Palembang (Bus rel Kertalaya). Selesai Bagasi Mobil.

2008 – Peluncuran pertama di Indonesia, Bus Rail KRDI (untuk Aceh &

Jawa).

2009 – Rangkaian baru Kereta Api Gajayana dengan model mirip Pesawat

(14)

2010 – Peluncuran produksi Kereta ekonomi AC Bogowonto (Kereta Api

Bogowonto), 5 Lokomotif (CC204) & New Rangkaian kereta Api Argo

Jati yang berbentuk mirip dengan Rangkaian KA Gajayana yang baru.

2011 – Produksi Railbus untuk Solo dan Kereta ekonomi AC Gajah Wong

(Kereta Api Gajah Wong).

2012 – Produksi beberapa Kereta ekonomi dengan AC split, 3 Lokomotif

CC300, Railbus untuk kota Padang dan KRL KFW.

2013 – 18 Unit Articulated Bus untuk Armada Trans Jakarta.

2.2.1 Sistem mutu

PT INKA menerapkan sistem mutu berbasis ISO

9001 sejak tahun 1996 yang disertifikasi oleh ABS Quality

Service USA. Sistem manajemen mutu ini dilakukan

audit/surveylance oleh ABS Quality Service USA, setiap 6

(enam) bulan sekali, selain itu juga dilakukan Audit Mutu

Internal setiap 6 (enam) bulan sekali. Dan pada tahun 2012

dinyatakan bahwa sertifikat system mutu dapat

dipertahankan. Penerapan Sistem Mutu ini terus dilakukan

INKA dalam upaya untuk terus meningkatkan kualitas proses,

(15)

2.2.2 Manajemen Resiko

Manajemen resiko telah menjadi perhatian

Manajemen didalam pengelolaan perusahaan. Kegiatan

tersebut dimulai dengan pembentukan Tim Manajemen

Resiko dengan melibatkan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa

Timur sebagai konsultan penyusunan sistem Manajemen

Resiko dan kemudian dibentuk Unit Kerja yang menangani

masalah Manajemen Resiko. Realisasi dari pelaksanaan

Manajemen Resiko adalah sebagai berikut : telah disusun

Pedoman Manajemen Resiko, buku saku manual Manajeman

Resiko yang digunakan sebagai acuan oprasisi Unit Kerja,

dibentuk Komite Manajemen Resiko dan Tim Counterpart

Pengendalian/Pengelola sistem Manajemen Resiko, disusun

Risk Adjusted RKAP tahun 2013 serta penyusunan profil

resiko pada Unit Kerja

2.2.3 Teknologi Informasi

PT INKA bekerjasama dengan BPPT melakukan

kajian untuk pembangunan sistem informasi manajemen

terintegrasi dengan menggunakan ERP (Enterprise Resource

Planning). Perusahaan telah menunjuk konsultan untuk

memandu implementasi, dan ERP tersebut. Sampai saat ini

(16)

2.3 Produk Prusahaan

Kereta api yang diproduksi oleh PT INKA ada empat jenis

yakni kereta penumpang, kereta berpenggerak, gerbong barang,

dan produk lainnya.

2.3.1 Kereta penumpang

PT INKA memproduksi kereta penumpang, berikut beberapa

kereta penumpang yang diproduksi :

Kereta Ekonomi AC (K3 AC)

Kereta Ekonomi AC (K3 AC) dapat dilihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Kereta Ekonomi AC (K3 AC)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2010 Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.810 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Berat kosong : 33 ton

(17)

Bogie : TB-398

Sistem pengereman : UIC 540, Air Brake

Alat perangkai : Automatic coupler AAR NO. 10A C Sistem listrik : 380 VAC, 3 Phase, 50 Hz, LBS

Kereta Ekonomi (K3)

Kereta Ekonomi (K3) dapat dilihat pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Kereta Ekonomi (K3)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.810 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm

Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : TB-398

Sistem pengereman : UIC 540, Air Brake

(18)

Kereta Penumpang Kelas Eksekutif (K1 - Argo)

Kereta Penumpang Kelas Eksekutif (K1-Argo) dapat

dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Kereta Penumpang Kelas Eksekutif (K1-Argo)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2009 Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.610 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm Berat kosong maksimal : 36 ton

Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : NT 60

Sistem pengereman : UIC 540, Air Brake

Alat perangkai : Automatic coupler AAR NO. 10A Sistem kelistrikan : 380 Volt, 3 Phase

Sistem listrik : 380 VAC, 3 Phase, 50 Hz, LBS

Kereta Penumpang Bangladesh

Kereta penumpang Bangladesh dapat dilihat pada gambar

(19)

Gambar 2.6 Kereta penumpang Bangladesh

DATA TEKNIS

Lebar kereta : 1.676 mm Beban gandar : 13 ton Panjang kereta : 22.606 mm Lebar kereta : 3.251 mm Tinggi kereta : 3.899 mm Tinggi Coupler : 1.080 mm Jarak antara pusat bogie : 14.630 mm

Sistem pengereman : UIC Graduated release automatic air brake

2.3.2 Kereta Berpenggerak

PT INKA memproduksi kereta berpenggerak, berikut

beberapa kereta berpenggerak yang diproduksi :

Kereta Rel Diesel Electric (KRDE)

Kereta rel diesel electric (KRDE) dapat dilihat pada

(20)

Gambar 2.7 Kereta rel diesel electric (KRDE)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2007

Konfigurasi : TeC – M – T – T – TC

Kapa sitas penumpang : TeC 20, M 20 , TC 54 (Seating) Kecepatan maksimum : 100 km/jm

Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton

Diameter roda (New/Worn): 860 mm / 800 mm Panjang total kereta : 20.700 mm

Lebar badan kereta : 3.180 mm Tinggi badan kereta : 3.460 mm Tinggi lantai dari pusat rel : 1.100 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm

Berat kosong maksimal : TC 32 tons ; MC 39 tons Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : Tipe Bolsterless

Braking Decelerations : 0.8 m/detik2 Starting acceleration : 0.34 m/detik2

(21)

Power Supply kedua : 1.800 rpm. Alternator AC 3 phase synchronous

Kereta Diesel Indonesia (KRD-I)

Kereta Diesel Indonesia (KRD-I) dapat dilihat pada

gambar 2.8

Gambar 2.8 Kereta Diesel Indonesia (KRD-I)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2007

Konfigurasi : MeC – M – T – MeC

Kapa sitas penumpang : MeC 224 (Penumpang), T 284 (penumpang)

Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 2.990 mm Beban gandar : 14 ton Panjang total kereta : 20.700 mm Tinggi badan kereta : 3.530 mm Tinggi seluruhe kereta : 3.830mm Tinggi lantai dari kepala rel: 1.300 mm Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm

Berat kosong maksimal : MeC 41 tons ; MT 32 ton Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : Tipe Bolsterless

(22)

Alat perangkai : Automatic tight locked coupler, Bar coupler AAR NO. 10A Control

Propulsi : Motor traksi AC, 3 phase, VVVF Inverter with IGBT

Propulsi : diesel engine variable speed berdaya min. 380 kW dan transmisi tipe hidrodinamik

Kereta Diesel (KRD) Push Pul

Kereta Diesel (KRD) Push Pul dapat dilihat pada gambar

2.9

Gambar 2.9 Kereta Diesel (KRD) Push Pul

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008

Konfigurasi : TeC1 + M1 + T + M2 + TeC2

Kappa sitas penumpang : TeC 280 (penumpang), M 320 (penumpang), T 320 (penumpang)

Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang total kereta : 20.700 mm Lebar badan kereta : 2.990 mm Tinggi badan kereta : 3.530 mm Tinggi seluruh kereta : 3.830 mm

(23)

Tinggi pusat alat perangkai : 775+ 10/-0mm

Berat kosong maksimal : TeC 43 tons, M 39 tons, T 32 ton Badan kereta : Monocoque, Mild steel

Bogie : Tipe Bolsterless

Sistem pengereman : dynamic brake (motor traksi) dan air brake tanpa blending/terpisah

Alat perangkai : Automatic tight locked coupler, Bar coupler AAR NO. 10A Control

Propulsi : diesel engine variable speed berdaya min. 380, kW dan transmisi tipe hidrodinamik

Kereta Rel Listrik (KRL)

Kereta Rel Listrik Bisa dilihat pada gambar 2.10

Gambar 2.10 Kereta Rel Listrik

DATA TEKNIS

Konfigurasi : TeC1 + M1 + T + M2 + TeC2

Kappa sitas penumpang : TeC 280 (penumpang), M 320 (penumpang), T 320 (penumpang)

Kecepatan maksimum : 100 km/jm Lebar sepur : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton

(24)

Tinggi badan kereta : 3.820 mm Tinggi lantai dari pusat rel : 1.100 mm Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm

Tinggi coupler dari : 775+ 10/-0mm (at empty) permukaan rel Beban gandar : 14 ton

Kecepatan maksimum : 100 km/jm

Akselerasi : V 0 km/h to approx. 40 km/h : 0.8 m/s2

Pantographs

Rated voltage minimum : 1.500 V DC Rated current minimum : 1.500 A

Traction Motor

Type : MJA.280-3 Standard : IEC 349-2, 2002

Self ventilated : (according IEC 01 to IEC 34-6)

2.3.3 Gerbong Barang

PT INKA juga memproduksi gerbong barang, berikut

beberapa grbong barang yang diproduksi :

Gerbong Terbuka Curah Putar (KKBW)

Gerbong Terbuka Curah Putar bisa dilihat pada gambar

2.11

(25)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muat max : 50 tons Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 18 ton

Panjang total gerbong : 14.062 mm termasuk alat perangkat Lebar gerbong : 3.080 mm

Tinggi lantai dari rel : 3.025 mm Jarak antar pusat bogie : 1.676 mm

Tinggi pusat alat perangkai : 770+15/-0mm dari atas rel Berat kosong : 22.000 kg

Carbody : Mild steel

Bogie : Barber – Three piece Sistem pengereman : UIC 540, air brake

Alat perangkai : Automatic coupler, tipe F, Rotary dan Fixed, AAR NO.10A

Empty load device : alat pengaturan tekanan pengereman – salah satu bogie

Mekanisme unloading : Rotary Dumper 180 derajat

Gerbong Pulp Wagon

Gerbong Pulp Wagon dapat dilihat pada gambar 2.12

(26)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muat max : 50 tons Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 18 ton Panjang total gerbong : 14.050 mm termasuk alat perangkat

Lebar gerbong : 2.700 mm Jarak antar pusat bogie : 1.676 mm

Tinggi pusat alat perangkai : 770+10/-0mm Dari atas rel Berat kosong : 22.000 kg

Carbody : Mild steel

Bogie : Barber – Three piece Sistem pengereman : UIC 540, air brake

Alat perangkai : Automatic coupler, AAR tipe E, AAR NO.10A

Empty load device : alat pengaturan tekanan pengereman – salah satu bogie

Mekanisme loading/unloading : Lewat atas/roof (full opened)

Gerbong Datar (PPCW)

Gerbong Datar dapat dilihat pada gambar 2.13

(27)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muatan : 44 tons Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar kereta : 1.067 mm Beban gandar : 14 ton Panjang total gerbong : 14.600 mm termasuk alat perangkat

Lebar gerbong : 2.438 mm Tinggi lantai dari rel : 935 mm Jarak antar pusat bogie : 9.800 mm

Tinggi pusat alat perangkai : 770+10/-0mm dari atas rel Berat kosong : 14.000 kg

Carbody : Mild steel

Bogie : Barber – Three piece Sistem pengereman : UIC 540, air brake

Alat perangkai : Automatic coupler AAR NO.10A Twist lock : Retractable type – 12 buah

Gerbong Datar (Eksport singapur - LTA)

Gerbong Datar (Eksport Singapur - LTA) dapat dilihat

pada gambar 2.14

(28)

DATA TEKNIS

Kecepatan maksimum : 65 km/jm Kapasitas angkut : 42 ton Tinggi gerbong dari rel : 749 mm Tinggi coupler : 770 mm Lebar kereta : 1.435 mm Beban gandar : 16 ton Berat kosong : 22.000 kg Carbody : Mild steel Bogie : Barber S2 - HD

Alat perangkai : Mechanical oupling device type 35

Gerbong Ballast (ZZOW)

Gerbong Ballast (ZZOW) dapat dilihat pada gambar 2.15

Gambar 2.15 Gerbong Ballast (ZZOW)

DATA TEKNIS

(29)

Panjang rangka dasar : 12.500 mm gerbong Tinggi plate form dari atas : 850 mm rel

Panjang gerbong termasuk : 13.300 mm alat perangkai Bogie : Super service ride Control type Sistem pengereman : Automatic Air brake

Gerbong oil tank (KKW)

Gerbong Oil Tank (KKW) dapat dilihat pada gambar 2.16

Gambar 2.16 Gerbong Oil Tank (KKW)

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muatan : 40 ton Kecepatan maksimum : 80 km/jm Lebar sepur : 1.067 mm Lebar gerbong : 2.420 mm Lebar badan gerbong : 2.459 mm Beban gandar : 15 ton Berat kosong : 20 ton Volumetric : 50.6 m3 Jarak antara pusat bogie : 8.000 mm Diameter roda : 774 mm Diameter dalam tangki : 2.400 mm Panjang rangka dasar : 12.200 mm

(30)

Bogie : barber type Sistem pengereman : Air brake

Alat perangkai : automatic coupler

Kereta Bagasi

Kereta Bagasi dapat dilihat pada gambar 2.17

Gambar 2.17 Kereta Bagasi

Tahun pembuatan

: 2008

Kecepatan maksimum

: 100 km / jam

Lebar sepur : 1.067 mm Beban gandar : 14 tons (+5%) Panjang kereta : 20.920 mm Lebar kereta : 2.990 mm Tinggi kereta : 3.810 mm Jarak antar pusat bogie : 14.000 mm

Badan kereta : Monocoque, Mild steel

Bogie : TB-398

Sistem pengereman : UIC 540, Air brake Alat perangkai : Automatic coupler, AAR

(31)

Sistem listrik : 380VAC, 3 phase, 50Hz, LBS

Kereta Penolong (NNR)

Kereta Penolong dapat dilihat pada gambar 2.18

Gambar 2.18 Kereta Penolong

DATA TEKNIS

Tahun pembuatan : 2008 Kapasitas muat : 10 ton Kecepatan

maksimum

: 100 km / jam

(32)

Jarak antar pusat

Berat kosong : 35 tons

Badan kereta : Monocoque, Mild steel Bogie : TB-398

Sistem pengereman

: UIC 540, Air Brake

Alat perangkai : Automatic coupler, AAR NO. 10A Contour

Sistem listrik :380VAC, 3 phase, 50Hz, LBS

KERETA FUDIKA (Fasilitas Uji Dinamik Kereta Api)

Kereta FUDIKA dapat dilihat pada gambar 2.19

Gambar 2.19 Kereta FUDIKA

DATA TEKNIS

Lebar rel : 1.067 mm

Beban gandar : 14 ton

(33)

maksimum termasuk alat

perangkai

Lebar badan kereta : 2.990 mm

Tinggi atap dari kepala

rel

: 3.700 mm

Jarak antara pusat bogie : 14.000 mm

Jarak sumbu roda (wheel

Diameter roda baru : 860 mm

Tinggi lantai kereta dari

kepala rel

: 1.100 mm

Kecepatan maksimum : 120 km/jam

Badan kereta : monocoque – mild

steel

Bogie : Bolsterless – RUK

Alat perangkai : Tight lock coupler

Sistem pengereman : Air brake dengan

tread brake

(34)

Kenyamanan (ride

index)

2.3.4 Produk Trasnportasi Lainnya

PT INKA juga memproduksi alat tranportasi darat lainnya.Alat tranportasi tersebut adalah automatic container transporter, Bogie TB398, Railbus, Lokomotif diesel hidraulik(Loko DH), monorel, automated people mover system (APMS Monorel Bandara), bus gandeng (ATC-Articulated Car), dan track motor car (TMC).

Automated Container Transporter

(35)

Bogie TB 398

Gambar 2.21 Bogie TB 398

DATA TEKNIS:

Lebar sepur : 1,067 mm

(36)

Sistem rem : UIC 540, air

brake

Lokomotif Diesel Hidraulic (Loko DH)

Lokomotif Diesel Hidraulic dapat dilihat pada gambar 2.22

Gambar 2.22 Lokomotif Diesel Hidraulic

DATA TEKNIS:

Lebar sepur : 1.067 mm

Berat Maximum : 84 Ton

Beban gandar : 14 Ton

Traksi

Maksimum

: 270 kN

Panjang

Lokomotif

: 14.135 mm

Lebar lokomotif : 2.642 mm’

Tinggi Lokomotif : 3.575 mm

(37)

maksimum

Kapasitas Tangki

bahan bakar

: 3800 liter

Transmisi : Hydrodinamik

Susunan roda : C-C, Terhubung

Mesin : 45° V-6, 4-stroke cycle,

Turbocharged

and aftercooled

1700 KW @ 1800 rpm

Komponen Udara : Compressor Type 2 stage,

air cooling, Reciprocating

Kapasitas 600 L/mnt

Pengereman : Type pneumatic Clasp

brake, high mounted

cylinders

RAILBUS

Railbusdapat dilihat pada gambar 2.23

(38)

DATA TEKNIS

Lebar sepur : 1.067 mm

Beban gandar : 14 tons

Panjang total

rangkaian

: 41.912 mm

Lebar kereta : 3.180 mm

Tinggi seluruh

(39)

perangkai dari

atas rel

Berat kosong : TEMC 22 tons, T 18 tons,

TMC 20 tons

Carbody : Konstruksi hybrid,

konstruksi baja dilas &

komposit yang ringan

Bogie : Motor single Axle & bogie

Trailer 2- Axle.

Sistem rem : Air Brake Equipment

Alat perangka : Automatic coupler, tanpa

drafgear & rantai

pengaman

Propulsi : Diesel engine CUMMINS,

QSM 11, 400 BHP

Monorel

Monorel dapat dilihat pada gambar 2.24

(40)

Automated People Mover System

Automated People Mover dapat dilihat pada gambar 2.25

Gambar 2.25 Automated People Mover

Bus Gandeng

Bus gandeng dapat dilihat pada gambar 2.26

Gambar 2.26 Bus gandeng

Track Motor Car (TMC)

(41)

Gambar 2.27 Track motor Car

2.4 Daftar Kerjasama Prusahaan

PT INKA terbuka untuk kerjasama bisnis dengan mitra perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Dimana kerjasama ini diarahkan untuk mendukung kegiatan produksi PT INKA dengan kendali tetap dibawah PT INKA agar delivery serta kualitas dapat terjaga.

(42)

Sinergi BUMN

Mitra Litbang

2.5 Pengenalan Unit Kerja Teknologi Produksi

Proses produksi pada PT. INKA melalui beberapa tahapan

proses yang setiap detail prosesnya dipegang oleh setiap divisi.

Dalam sistem besar tersebut terdapat divisi PPC yang menangani

bagian desain dan juga semua teknik untuk proses produksi.

Dalam divisi PPc terdapat sub divisi lagi yaitu, Teknologi

Produksi. Dalam Teknologi Produksi mempunyai pekerjaan utama

untuk membuat manufacturing drawingpada divisi produksi yang

(43)

mempunyai pekerjaan untuk merancang jig dalam yang

dibutuhkan oleh divisi produksi.

Dalam divisi teknik produksi memiliki alur pengerjaan

yang terstruktur jelas. Struktur alur proses pengerjaan dapat dilihat

pada diagram proses dibawah ini.

Administrasi TP

M Proses

M preparation M Soft Drawing

Supervisor Supervisor Supervisor

Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Supervisor Supervisor Supervisor

M preparation M Proses M Soft Drawing

Output TP

Administrasi TP

Distribusi Data Base Dokumen

(MPL, TD, DLL)

(44)

Alur distribusi pekerjaan Teknologi Produksi

DD Revisi (Desain & Rekayasa)

Administrasi TP

M Proses

M preparation M Soft Drawing

Supervisor Supervisor Supervisor

Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Supervisor Supervisor Supervisor

M preparation M Proses M Soft Drawing

Output TP

Administrasi TP

Distribusi Data Base Dokumen

(45)

Alur penerimaan dan pengiriman dokumen revisi

(Input Data Status & Distribusi)

(46)

42

Landasan merupakan dasar – dasar yang digunakan dalam pembuatan

kerja praktik ini. Sebagai langkah awal dalam menyusun laporan kerja praktik

maka perlu dikemukakan hal-hal atau teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan dan ruang lingkupnya.

3.1 Traverser

Traverser adalah sebuah alat bantu penyebrangan material dan

badan kereta api untuk dipindahkan dari suatu proses ke proses selanjutnya.

Traverser bisa dilihat pada gambar 3.1 .

Gambar 3.1 Traverser3

Traverser pada gambar 3.1 adalah salah satu traverser dengan

ukuran yang besar yang dimiliki PT.INKA (Persero). Traverser memiliki

dimensi panjang 29236mm dan lebar 6000mm. Pada traverser terdapat

(47)

Mempunyai 7 buah motor dc sebagai penggerak dengan ditenagai generator

diesel bertegangan 220v AC dan beban terberat yang pernah diangkut

kurang lebih 90 ton. Traverser ini secara umum mempunyai 3 operator, 2

operator bertugas mengoperasikan alat penyambungantrack,dan 1 operator

sebagai penggerak traverser.

3.2 PenyambungTrack

Penyambung Track adalah bagian dari Traverser yang berfungsi

untuk membantu menyambungkan antara rel yang berada di atas traverser

dengan rel yang berada di jalur workshop. pada saat traverser berjalan, alat

penyambung track harus dalam keadaan naik (tuasnya diangkat) untuk

menghindari gesekan yang terjadi karena permukaan landasan yang

berbeda ketinggian dan tidak rata. Jika tidak, penyambung track tersebut

akan bergesekan dengan permukaan yang berada di sekitarnya. Alat

penyambungtrackdapat dilihat pada gambar 3.2 .

(48)

Pada traverser memiliki 2 penyambung track di ujung kiri dan

kanan, penyambung track memiliki operator tersendiri bertugas

meninggikan ujung ruas dengan memutar ujung tuas lainya (Pitch) dibantu

oleh chain block. Operator penyambung track dapat dilihat pada gambar

3.3 .

Gambar 3.3 Opertaor PenyambungTrack

3.3Chain Block

Chain Block merupakan alat pengangkat manual sederhana yang

menggunakan puley (roll), roda gerigi (gear), rantai (chain), dan pengait

(hook block). Alat ini relatif kecil dan dapat untuk berbagai jenis

pengangkatan. Beban pengangkatan chain block dapat beragam, mulai dari

(49)

Gambar 3.4Chain Block

Umumnya dipergunakan untuk pengangkatan rendah dan juga dapat

digunakan dengan hand overhead crane, fixed hoist crane dengan rel

tunggal kecil dan lain-lain.Chain blockdapat dilihat pada gambar 3.4 .

3.4 Arduino Uno

Arduino Uno adalah board microcontroller berbasis ATmega328

(Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan

sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik,

koneksi USB, jack catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset.

Arduino Uno R3 berbeda dari semua board Uno sebelumnya yang sudah

tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-serial. Sekarang, Arduino

Uno menggunakan fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai dengan versi

R2) yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial. Arduino Uno bisa

dilihat pada gambar 3.5 .

Arduino Uno Revisi 2memiliki resistor pulling untuk 8U2 dari

jalur HWB ke ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam

mode DFU.

(50)

 1.0 pinout: ditambahkan pin SDA dan SCL yang dekat dengan pin AREF

dan dua pin baru lainnya yang ditempatkan dekat dengan pin RESET,

sedangkan IOREF digunakan sebagai perisai untuk beradaptasi dengan

tegangan yang tersedia pada board. Kedepannya, perisai akan dibuat

kompatibel dengan dua jenis board yang menggunakan AVR yang

beroperasi pada tegangan 5V dan dengan Arduino Due yang beroperasi

pada tegangan 3.3V. Sedangkan 2 pin tidak terhubung, yang disediakan

untuk tujuan masa depan.

 Sirkuit RESET yang handal.

 Atmega 16U2 menggantikan 8U2.

Gambar 3.5 Arduino

“Uno” berarti satu yang diambil dari bahasa Italia dan penggunaan

nama ini untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan

menjadi versi referensi Arduino, yang akan terus berkembang. Uno adalah

yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan digunakan

(51)

3.4.1 Memori

Prosessor ATmega328 memiliki memori sebesar 32 KB yang mana

sebesar 0,5 KB digunakan untuk menyimpan file bootloader. ATmega328

juga memiliki 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan

ditulis dengan perpustakaan EEPROM).

3.4.2 Tegangan

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan

catu daya eksternal. Sumber daya akan dipilih secara otomatis oleh

Arduino. Sumber daya eksternal (non-USB) dapat berasal baik dari adaptor

AC-DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan dengan mencolokkan

steker 2,1 mm yang bagian tengahnya terminal positif ke ke jack sumber

tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari baterai dapat langsung

dihubungkan melalui header pin Gnd dan pin Vin dari konektor POWER.

Papan Arduino Uno dapat beroperasi dengan pasokan daya

eksternal 6 Volt sampai 20 volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 Volt,

maka, pin 5 Volt mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 Volt

dan ini akan membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan

menggunakan lebih dari 12 Volt, regulator tegangan akan mengalami panas

berlebihan dan bisa merusak papan. Rentang sumber tegangan yang

dianjurkan adalah 7 Volt sampai 12 Volt.

Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:

VIN: Adalah input tegangan untuk papan Arduino ketika

(52)

Volt dari koneksi USB atau sumber daya ter-regulator lainnya).

Anda dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika

memasok tegangan untuk papan melalui jack power, kita bisa

mengakses/mengambil tegangan melalui pin ini.

5V: Sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt,

dari pin ini tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang

tersedia (built-in) pada papan. Arduino dapat diaktifkan dengan

sumber daya baik berasal dari jack power DC (7-12 Volt), konektor

USB (5 Volt), atau pin VIN pada board (7-12 Volt). Memberikan

tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara langsung tanpa melewati

regulator dapat merusak papan Arduino.

3V3: Sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan

ini dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board).

Arus maksimum yang dihasilkan adalah 50 mA.

GND: PinGroundatau Massa.

IOREF: Pin ini pada papan Arduino berfungsi untuk memberikan

referensi tegangan yang beroperasi pada microcontroller. Sebuah

perisai (shield) dikonfigurasi dengan benar untuk dapat membaca

pin tegangan IOREF dan memilih sumber daya yang tepat atau

mengaktifkan penerjemah tegangan (voltage translator) pada output

(53)

3.4.3 Karakteristik dan USBOverload Protector

Panjang dan lebar maksimum PCB Arduino Uno adalah 2.7 x 2.1

inch (6,8 x 5,3 cm), dengan konektor USB dan jack power menonjol

melampaui batas dimensi. Empat lubang sekrup memungkinkan papan

terpasang pada suatu permukaan atau wadah. Perhatikan bahwa jarak antara

pin digital 7 dan 8 adalah 160 mil (0.16”), tidak seperti pin lainnya dengan

kelipatan genap berjarak 100 mil.

Arduino Uno memiliki polyfuse reset yang melindungi port USB

komputer dari hubungan singkat dan arus lebih. Meskipun pada dasarnya

komputer telah memiliki perlindungan internal pada port USB mereka

sendiri, sekring memberikan lapisan perlindungan tambahan. Jika arus lebih

dari 500 mA dihubungkan ke port USB, sekring secara otomatis akan

memutuskan sambungan sampai hubungan singkat atau overload

dihapus/dibuang

3.4.4 Ringkasan Spesifikasi

Ringkasan Spesifikasi Arduino Uno beserta layout dapat dilihat pada gambar 3.6 dan gambar 3.7 .

(54)

Gambar 3.7 Layout Arduino

3.4.5Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino Uno dapat

digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi

pinMode() , digitalWrite() , dan digitalRead(). Semua pin beroperasi pada

tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus

maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara

default) sebesar 20-50 kOhm. Selain itu beberapa pin memiliki fungsi

khusus, yaitu:

 Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung ke pin

korespondensi dari chip ATmega8U2 Serial USB-to-TTL.

 External Interrupt (Interupsi Eksternal): Pin 2 dan pin 3 ini dapat

(55)

rendah, meningkat atau menurun, atau perubahan nilai. Baca rincian

fungsi attachInterrupt() (belum diterbitkan saat artikel ini ditulis).

 PWM : Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit

dengan fungsi analogWrite().

 SPI : Pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini

mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI .

 LED : Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan Arduino Uno.

LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset bernilai HIGH,

maka LED menyala, dan ketika pin diset bernilai LOW, maka LED

padam.

Arduino Uno memiliki 6 pin sebagai input analog, diberi label A0

sampai dengan A5, yang masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu

1024 nilai yang berbeda). Secara default pin ini dapat diukur/diatur dari

mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah

titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan pin AREF dan

fungsi analogReference(). Selain itu juga, beberapa pin memiliki fungsi

yang dikhususkan, yaitu:

 TWI : Pin A4 atau SDA dan pin A5 atau SCL. Yang mendukung

komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire.

Masih ada beberapa pin lainnya pada Arduino Uno, yaitu:

 AREF : Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan

(56)

 RESET : Jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan

ulang) microcontroller. Jalur ini biasanya digunakan untuk

menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan

utama Arduino.

3.4.6 Pemetaan Pin

Pemetaan pin dan port ATmega168 pada Arduino Uno bisa dilihat

pada gambar 3.8 .

Gambar 3.8 Pemetaan Pin dan Port pada Arduino

3.4.7 Komunikasi & Pemrograman

Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi

dengan komputer, dengan Arduino lain, atau dengan microcontroller

lainnya. ATmega328 menyediakan komunikasi serial UART TTL (5 Volt),

yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah chip

ATmega16U2 yang terdapat pada papan digunakan sebagai media

(57)

(pada Device komputer) untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak pada

komputer. Firmware 16U2 menggunakan driver standar USB COM, dan

tidak membutuhkan driver eksternal. Namun pada sistem operasi Windows,

file .inf masih dibutuhkan. Perangkat lunak Arduino termasuk didalamnya

serial monitor memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan dari

papan Arduino. LED RX dan TX yang tersedia pada papan akan berkedip

ketika data sedang dikirim atau diterima melalui chip USB-to-serial yang

terhubung melalui USB komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial

seperti pada pin 0 dan 1).

Sebuah perpustakaan SoftwareSerial memungkinkan komunikasi

serial pada beberapa pin digital Uno. ATmega328 juga mendukung

komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Perangkat lunak Arduino termasuk

perpustakaan Wire digunakan untuk menyederhanakan penggunaan bus

I2C. Untuk komunikasi SPI, menggunakan perpustakaan SPI.

Arduino Uno dapat diprogram dengan ATmega328 pada Arduino

Uno sudah tersedia preburned dengan bootloade yang memungkinkan Anda

untuk meng-upload kode baru tanpa menggunakan programmer hardware

eksternal. Hal ini karena komunikasi yang terjadi menggunakan protokol

asli STK500. Anda juga dapat melewati (bypass) bootloader dan program

microcontroller melalui pin header ICSP (In-Circuit Serial Programming).

Chip ATmega16U2 (atau 8U2 pada board Rev. 1 dan Rev. 2) source

code firmware tersedia. ATmega16U2/8U2 dapat dimuat dengan

(58)

 Pada papan Revisi 1: Menghubungkan jumper solder di bagian

belakang papan (dekat dengan peta Italia) dan kemudian akan

me-reset 8U2.

 Pada papan Revisi 2: Ada resistor yang menghubungkan jalur HWB

8U2/16U2 ke ground, sehingga lebih mudah untuk dimasukkan ke

dalam mode DFU.

3.5 Sistem Sensor

3.5.1Proximity Sensor (inductive)

Proximity sensor atau biasa disebut proximity switch adalah sensor

yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam atau benda padat lainnya

tanpa adanya kontak fisik. Sensorproximitydapat dilihat pada gambar 3.9 .

OMRON Proximity E2b Gambar 3.9proximitysensor

Inductive Proximity berfungsi untuk mendeteksi objek logam.

Prinsip kerja dari proximity inductive adalah apabila ada tegangan sumber

maka osilator yang ada padaproximityakan membangkitkan medan magnet

dengan frekuensi tinggi. Jika sebuah benda logam di dekatkan pada

(59)

osilator ini akan dideteksi sensor sebagai sinyal adanya objek. Contoh

InductiveProximityini biasanya digunakan pada metal detector di bandara.

Sensor proximity ini akan mendeteksi adanya objek logam walaupun tidak

terlihat.

3.5.2Limit Switch

Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup

yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama

seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya

ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah ditentukan dan akan

memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam

kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan

elektrik saat terjadi perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan

dari limit switch adalah sebagai sensor posisi suatu benda (objek) yang

bergerak. Simbol dan kasat mata limit switch bisa dilihat pada gambar 3.10

Gambar 3.10 Limit switch

Limit switch umumnya digunakan untuk :

 Memutuskan dan menghubungkan rangkaian menggunakan objek atau

benda lain.

(60)

Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada

tombolnya pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga

terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut.

Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO (Normally Open) dan kontak NC

(Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya

tertekan. Konstruksi dan simbol limit switch dapat dilihat seperti gambar

3.11

Gambar 3.11 Konstruksi Limit Switch

3.6 Motor DC

Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan

sumber tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana

namanya, menggunakan arus langsung dan tidak

langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana

diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk

(61)

Gambar 3.12 Motor DC

Komponen Utama Motor DC

Motor DC dapat dilihat seperti pada gambar 3.12 . Sebuah motor

DC yang memiliki tiga komponen utama :

1. Kutub medan magnet

Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet

akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub

medan yang stasioner dan kumparan motor DC yang menggerakan

bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki

dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi

membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.

Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih

elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar

sebagai penyedia struktur medan.

2. Kumparan motor DC

Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan

menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder,

dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus

(62)

yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet

berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah

kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.

3.CommutatorMotor DC

Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.

Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan

motor DC. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara

kumparan motor DC dan sumber daya.

Kelebihan Motor DC

Keuntungan utama motor DC adalah dalam hal pengendalian

kecepatan motor DC tersebut, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan

daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur :

◾Tegangan kumparan motor DC – meningkatkan tegangan

kumparan motor DC akan meningkatkan kecepatan

◾Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan

kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya

pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah,

penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan

rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus

listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut

dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya

(63)

Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan

antara kecepatan, flux medan dan tegangan kumparan motor DC

ditunjukkan dalam persamaan berikut :

Gaya elektromagnetik : E = K Φ N Torque : T = K Φ Ia

Dimana:

E =gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal kumparan motor DC (volt)

Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)

T = torque electromagnetik Ia = arus kumparan motor DC K = konstanta persamaan

3.7 Inverter

Inverter / variable frequency drive / variable speed drive

merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai

frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. pengaturan nilai frekuensi

dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan

torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara

sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi

lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi

tegangan DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi

yang berbeda atau dapat diatur. Rangkaian Inverter dapat dilihat pada

(64)

Gambar 3.13 Rangkaian Inverter

Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah

(converter AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak

terkendali (rectifier dioda) namun juga ada yang menggunakan penyearah

terkendali (thyristor rectifier). Setelah tegangan sudah diubah menjadi

DC maka diperlukan perbaikan kualitas tegangan DC dengan

menggunakan tandon kapasitor sebagai perata tegangan. Kemudian

tegangan DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter dengan

teknik PWM (Pulse Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa

didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Inverter

pada traverser digunakan untuk mengubah tegangan AC dari generator

(65)

61

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang solusi dari permasalahan yang diberikan

dalami tugas kerja praktik yaitu tentang instalasi dan cara kerja dari penyambung

trackelectric dan alat pemantau ketepatan rel. Penjelasan instalasi dan cara kerja

sebagian dibantu dari desain 3d menggunakan software sketchup3D2016 dan

hasil foto dilapangan.

PT.INKA memiliki total 5 buah Traverser, dengan nama sesuai nomer

urutnya. Traverser yang dibahas oleh penulis adalah traverser3, dengan

menggunakan sumber energi diesel yang dikonversi dengan generator menjadi

energi listrik 220v. Traverser3 menghubungkan workshop perakitan gerbong dan

workshop pengecatan gerbong. Traverser3 dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1 Traverser3

4.1 InstalasiDashboarduntuk Operator

Pada ruang operator traverser akan dibuatkan sebuah

dashboard, di dalam (Ruang berwarna biru dibawah panel)

dashboard tersebut akan diletakan sebuah microcontroller

pengendali alat penyambung track dan alat pemantau kelurusan

(66)

mengendalikan penyambung track serta lampu (LED) untuk

penanda kelurusan rel dan penanda status dari kondisi penyambung

track. Rancangan bentuk dashboard akan terlihat seperti gambar

4.2 .

Gambar 4.2 RancanganDashboard

Rancangan panel dashboard dapat dilihat seperti pada

gambar 4.3 .

(67)

Keterangan dari gambar 4.3 adalah sebagai berikut :

1. LED merah, Indikator kondisi belum lurus untuk

penyambungtracksebelah kiri

2. LED Kuning, Indikator kondisi warning untuk penyambung

tracksebelah kiri

3. LED Hijau, Indikator kondisi Lurus untuk penyambung

track sebelah kiri

4. LED merah, Indikator kondisi belum lurus untuk

penyambungtracksebelah kanan

5. LED Kuning, Indikator kondisi warning untuk penyambung

tracksebelah kanan

6. LED Hijau, Indikator kondisi Lurus untuk penyambung

tracksebelah kanan

7. LED Merah , Indikator untuk penyambung track sebelah

kiri kondisi naik

8. LED Biru , Indikator untuk penyambung track sebelah kiri

kondisi turun

9. LED Merah , Indikator untuk penyambung track sebelah

kanan kondisi naik

10.LED Biru , Indikator untuk penyambung track sebelah

kanan kondisi turun

11.Saklar Push Button ,pada kondisi normaly open (NO),

lampu LED merah nomor 7 hidup dan penyambung track

sebelah kiri dalam kondisi naik. Pada kondisinormaly close

(NC), lampu LED biru nomor 8 akan hidup dan

penyambungtracksebelah kiri dalam kondisi turun

12.Saklar Push Button ,pada kondisi normaly open (NO),

lampu LED merah nomor 9 hidup dan penyambung track

sebelah kanan dalam kondisi naik. Pada kondisi normaly

close (NC), lampu LED biru nomor 10 akan hidup dan

(68)

4.2 Instalasi Pemantau Ketepatan Rel Pada Traverser

Alat pemantau ketepatan rel berfungsi untuk memudahkan

operator traverser untuk mengetauhi sambungan rel yang ada pada

traverser sudah lurus dengan rel yang terhubung pada jalur workshop

tertentu. Saat ini kondisi pengoperasian traverser di PT.INKA

membutuhkan 2 sampai 3 operator, 1 operator pengendali dan 2 operator

penyambung track sekaligus pemantau ketepatan kelurusan rel. Posisi

operator traverser dan layout pergerakan traverser dapat dilihat pada

sketsa seperti gambar 4.4 dan gambar 4.5.

Gambar 4.4 Posisi Operator dan Keterangan

Operator pengendali adalah nomer 1, operator alat penyambungtrackadalah nomer 2 dan 3

(69)

Keterangan warna pada gambar 4.4 ada pada gambar 4.5 .

Oleh karena itu traverser tersebut cukup sulit bila hanya

dioperasikan oleh satu orang saja, dikarenakan tempat operator

pengendali cukup jauh dan hampir tidak bisa untuk melihat kelurusan rel

pada traversernya, dibutuhkan sebuah cara untuk menggantikan tugas 2

operator lainya tersebut, caranya adalah memasang sensor proximity

pada traverser di bagian tertentu dan menanamkan logam yang dapat

dideteksi oleh sensor tersebut di lintasan traverser.

4.2.1 Penempatan sensorProximitypada Traverser

Prinsip kerja dari proximity inductive adalah apabila ada

tegangan sumber maka osilator yang ada pada proximity akan

membangkitkan medan magnet dengan frekuensi tinggi. Jika sebuah

benda logam di dekatkan pada permukaan sensor maka medan

magnet akan berubah. Perubahan pada osilator ini akan dideteksi

sensor sebagai sinyal adanya objek. Dimensi sensor beserta

(70)

Gambar 4.6 Dimensi Sensor

Rancangan penempatan sensor proximity pada bagian

traverser akan diletakan disebuah box, rencana posisi sensor box

pada traverser3 dapat dilihat pada gambar 4.7 dan pada kasat mata

dekat dapat dilihat pada gambar 4.8 .

Gambar 4.7 Rencana Posisi Sensor box

(71)

Pada traverser akan dipasang dua buah sensor box, satu

pemantau ketepatan rel untuk workshop sebelah kanan dan kiri untuk

pemantau rel menuju workshop sebelah kiri. Dalam satu buah sensor

box terdapat tiga buah sensor proximity, baris pertama terdapat satu

buah sensor dan baris berikutnya dua buah. Jarak sensor baris satu

dan dua adalah 400mm .Traverser berjalan dua arah , arah maju dan

arah mundur. Pada saat traverser berjalan maju sensor pada baris

pertama akan menjadi sensor untuk mendeteksi warning dan sensor

baris kedua akan menjadi penanda bahwa traverser sudah lurus

dengan sambungan rel menuju workshop . Posisi sensor proximity

dalam sensor box dijelaskan pada gambar 4.9 .

Gambar 4.9 . Sensor Box (tanda merah adalah sensorproximity)

Pada saat traverser berjalan mundur sensor pada baris kedua

akan menjadi pendeteksi warning dan sensor baris pertama akan

menjadi penanda bahwa traverser sudah lurus dengan sambungan rel

menuju workshop. Arah gerak Traverser dapat dilihat pada gambar

(72)

Gambar 4.10.Arah Gerakan Traverser

4.2.2 Penempatan Logam Pada Lintasan Traverser

Jenis logam yang dapat dideteksi oleh sensor proximity

adalah jenis copper, aluminium, brass, stainless steel, dan baja. Dapat

dijelaskan pada gambar 4.11

Gambar 4.11 Jenis Logam yang Dapat Dideteksi oleh Sensor Proximity

Logam yang akan ditanam di lintasan traverser adalah logam

baja, dari gambar 4.11 diatas kita ketahui bahwa baja memiliki

keunggulan dalam kestabilan dan akan memudahkan pendeteksian

(73)

Penanaman logam harus tepat dan presisi agar alat pemantau

ketepatan bekerja optimal. Dimensi logam sama dengan dimensi

jarak terluar antara sensor baris 1 dan baris 2 yaitu 400mm (dapat

dilihat pada gambar 4.9), dengan dimensi sensor box adalah 600mm

x 600mm. Pada saat sensor box berada diatas logam, maka saat

itulah sambungan rel antara traverser dan workshop harus lurus.

Kondisinya sebagai berikut :

 Kondisi Belum Lurus adalah ketika sensor box belum berada diatas logam.(lihat gambar 4.12).dan sensor

mengirimkan data pada microcontroller untuk menyalakan

LED merah, memberitahukan bahwa sambungan belum

lurus.

 Kondisi warning adalah ketika hanya salah satu baris saja pada sensor box mendeteksi logam dibawahnya.(lihat

gambar 4.9.b)

 Kondisi lurus adalah ketika keseluruhan sensor box berada tepat diatas logam yang ditanam pada lintasan traverser

(lihat gambar 4.9.c)

(74)

Pada saat kondisi warning, saat itulah operator traverser

mulai memperlambat kecepatan dan bersiap untuk berhenti. Kondisi

warning adalah seperti gambar 4.13

4.13 Kondisi Sambungan Hampir Lurus

Pada saat kondisi warning, baris sensor yang mendeteksi

logam akan mengirimkan data ke microcontroller untuk

memberitahukan operator melalui tanda LED kuning pada dashboard

yang menyala bahwa kondisi sambungan rel hampir lurus.

(75)

Pada saat kondisi lurus, kedua baris sensor mendeteksi logam

yang berada dibawah, dengan kata lain keseluruhan sensor box sudah

berada diatas logam yang ditanam. Sensor box yang mendeteksi

semua logam yang ada dibawahnya akan mengirimkan data ke

microcontroller untuk menyalakan lampu LED hijau,

memberitahukan operator bahwa kondisi sambungan rel sudah lurus

dan operator akan mengetahui saat itulah waktu yang tepat untuk

memberhentikan traverser. Kondisi lurus dapat dilihat pada gambar

4.14 .

Disetiap jalur yang dihubungkan oleh traverser harus ditanam

logam seperti cara serupa yang telah dijelaskan. Maka dari itu

lintasan traverser3 harus tertanam logam sebanyak jumlah workshop.

,

4.3 Instalasi PenyambungTrack Electric

Penyambung track pada traverser3 pada saat tulisan ini dibuat,

masih menggunakan cara manual, yaitu dengan bantuanChain Block yang

dioperasikan tersendiri dan terpisah dengan operator penggerak traverser.

Untuk membuat penyambung track bisa dioperasikan secara

electric, setiap penyambung track membutuhkan satu buah motor DC

bertegangan 220v , dibantu dengan rancangan Gear dan Rantai yang sesuai

sebagai pendukung, dan 2 buah limit switch untuk membatasi gerakan

penyambungtracktersebut. .

4.3.1 Pemasangan Motor dan Rancangan Pendukung

Rancangan mekanik untuk penyambung track dapat dilihat

(76)

Gambar 4.15 Motor dc 220v (objek merah disertai dudukan motor warna

oranye)

Chain Block akan digantikan dengan motor dc 220v dan

sebagai penggerak, dibantu oleh mekanika dudukan motor, gear

dan rantai(lihat gambar 4.15)

Menggunakan 3 buah gear, 2 gear diantaranya berukuran

sama besar yaitu 150mm, dan 1 gear lainya dengan ukuran 100mm.

Dua buah rantai disusun seperti gambar 4.16

(77)

Secara teknis, ketika motor berputar searah jarum jam, maka

penyambung track akan bergerak naik, dan jika motor berputar

berlawanan, maka penyambung track akan bergerak turun. Limit

switch akan ditempatkan pada bagian yang sesuai ketika

penyambung track dalam kondisi naik sempurna dan turun

sempurna untuk membatasi gerak penyambung track tersebut.

Kondisi turun dapat dilihat pada gambar 4.17 dan kondisi naik

dapat dilihat pada gambar 4.18 .

Gambar 4.17 Kondisi Turun Sempurna

Limit switch pada kondisi turun sempurna akan mengirimkan

data pada microcontroller, jika limit switch dalam kondisi normaly

open(NO), lampu LED biru (nomor 8 untuk sebelah kiri atau nomor

10 untuk sebelah kanan) akan hidup menandakan ke operator bahwa

penyambung track sudah dalam kondisi turun. Jika limit switch

(78)

Gambar 4.18 Kondisi Naik Sempurna

Limit switch pada kondisi naik sempurna akan mengirimkan

data pada microcontroller, jika limit switch dalam kondisi normaly

open (NO), lampu LED merah (nomor 7 untuk sebelah kiri atau

nomor 9 untuk sebelah kanan) akan hidup menandakan ke operator

bahwa penyambungtracksudah dalam kondisi naik. Jikalimit switch

(79)

75

PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari

Perancangan Penyambung Track Electric dan Pemantau Ketepatan Rel Berbasis

Arduino.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh selama melakukan kerja praktIk di

lingkungan PT INKA (Persero) adalah sebagai berikut :

1. Alat yang dibuat oleh penulis sudah dapat dikendalikan lebih

mudah dan hanya membutuhkan 1 operator saja.

2. Saat ini , alat yang dbuat penulis sudah dapat memudahkan

operator dalam memindahkan dan menyembrangkan material

dari satu tempat ke tempat lain.

3. Kemudahan operator dibantu karena adanya sensor yang

terpasang di Alat yang penulis buat, kemudian data sensor

ditampilkan pada dashboard, sehingga operator mengetahui

posisi alat yang dikendalikan sudah tepat dan lurus.

4. Pengendalian penyambung track sudah dibuatkan dalam bentuk

tombolelectricyang ada di dalam dashboard.

5.2 Saran

1. Alat ini masih bisa dikembangkan pada bagian pengendalian secara

lebih efisien yang membuat kinerja operator lebih ringan, dengan

menggunakan microcontroller terbaru dengan spesifikasi yang lebih

(80)

2. Pembuatan penyambung track electric dapat dibuatkan sebuah

aplikasi baru yang bertujuan untuk memantau pada saat alat ini

sedang digunakan, serta menambah keamanan operator yang sedang

(81)

77

I Putu Geovani Eliezer (2013).Mengenal Proximity SensorURL :

http://www.geyosoft.com/2013/mengenal-sensor-proximity(Diakses Tanggal 25

Januari 2016).

Sofiani Putri (2015).Proximity SensorURL :

http://sofianiputri.blogspot.co.id/2015/03/proximity-sensor.html (Diakses Tanggal

25 Januari 2016).

Sus Wanto (2015).Sensor Jarak URL :

http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2012/09/proximity-switch-sensor-jarak.html. (Diakses

tanggal 25 Januari 2016).

Arduino (2012).Arduino Uno & Genuino Uno URL :

https://www.arduino.cc/en/Main/ArduinoBoardUno

(Diakses tanggal 25 Januari 2016).

OMRON(2013). E2b. URL :

https://www.ia.omron.com/products/family/3203/ (Diakses tanggal 25 Januari

2016).

Elektronika Dasar (2013).Inverter DC ke AC URL :

http://elektronika-dasar.web.id/inverter-dc-ke-ac/ (Diakses tanggal 27 Januari 2016).

Elektronika Dasar (2013). Limit Switch dan Saklar Push ON URL :

http://elektronika-dasar.web.id/limit-switch-dan-saklar-push-on/ (Diakses tanggal

Gambar

Gambar 2.2 Peta perusahaan PT.INKA
Gambar 2.3 Kereta Ekonomi AC (K3 AC) DATA TEKNIS
Gambar 2.5 Kereta Penumpang Kelas Eksekutif (K1-Argo) DATA TEKNIS
Gambar 2.8 Kereta Diesel Indonesia (KRD-I) DATA TEKNIS
+7

Referensi

Dokumen terkait