EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013
Bambang Suryadi
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bangs1970@gmail.com
Agustus 2013
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 dan memberikan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan UN pada tahun yang akan datang. Sesuai dengan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 disebabkan lemahnya manejemen di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sentralisasi pencetakan bahan UN juga menjadi penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN. Untuk meningkatkan penyelenggaraan UN, pencetakan naskah soal UN perlu dikembalikan ke masing-masing-masing daerah.
Kata kunci: ujian nasional, manejemen, penilaian, evaluasi, pendidikan, pengelolaan.
Pendahuluan
Khusus untuk UN SMA/MA dan SMK, ada 11 provinsi di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK ditunda karena naskah soal UN terlambat didistribusikan. Kondisi ini sangat berdampak kepada psikologis peserta UN. Sebab mereka sudah belajar dan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dan berusaha keras untuk ikut ujian, ternyata pada hari pelaksanaan ujian tidak bisa mengikuti ujian karena belum ada soal ujian. Dampak lainnya adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengundurkan diri dari jabatannya serta adanya indikasi penyimpangan dalam penggunaan keuangan sesuai dengan hasil investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbud dan hasil audit Badan Pemerika Keuangan (BPK).
Karena buruknya penyelenggaraan UN tersebut muncul beberapa komentar yang negatif terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada yang menyebut UN adalah Ujian Nuh (Majalah Detik, 22-28 April 2013). Ada juga yang meminta Menteri Pendidikan mundur dari jabatannya.TV One melalui acara Indonesia Lawyer's Club membahas UN dengan judul "UN ambur adul siapa tanggungjawab" pada tanggal 23 April 2013. Yang lebih parah lagi adalah ada pihak yang menjadikan momentum ini untuk menghapuskan UN dari sistem pendidikan nasional.
Menyadari pentingnya peranan penilaian dan evaluasi dalam sistem pendidikan nasional dan dengan semangat untuk memperbaiki sistem penilaian (ujian nasional), maka perlu dilakukan evaluasi penyelenggaraan UN tahun 2013.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa dasar penyelenggaraan UN tahun 2013?
2. Apa perbedaan dan persamaan penyelenggaraan UN tahun 2012 dan tahun 2013?
4. Apa dampak kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 terhadap manajemen organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan?
5. Bagaimana keabsahan proses pelaksanaan dan keabsahan hasil UN SMA sederajat tahun 2013?
6. Apa usulan perbaikan penyelenggaraan ujian nasional tahun yang akan datang?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan UN tahun 2013. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyelenggaraan UN dari aspek yuridis yang menjadi dasar penyelenggaraan UN, perbedaan penyelenggaraan UN tahun 2012 dan tahun 2013, faktor-faktor penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN, dampak kekisruhan penyelenggaraan UN, dan keabsahan pelaksanaan UN dan keabsahan hasil UN tahun 2013. Penelitian ini juga bertujuan untuk memberikan pemikiran untuk perbaikan penyelenggaraan UN di masa yang akan datang.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pentingnya penilaian dalam sistem pendidikan nasional. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta satuan pendidikan dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan UN.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, hasil penelitian ini diklasifikasikan menjadi beberapa sub topik sebagai berikut.
1. Dasar Penyelenggaraan UN Tahun 2013
Secara yuridis ujian nasional merupakan amanah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 58 ayat (2) UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas disebutkan “Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian estándar nasional pendidikan”.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Estándar Nasional Pendidikan juga mengamanahkan Pemerintah untuk menyelenggarakan ujian nasional. Pasal 63 ayat (1): Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Penilain hasil belajar oleh pendidikan;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Pasal 66 ayat (2): Ujian Nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan akuntabel. Pasal 66 ayat (3): Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satutahun pelajaran. Pasal 68: Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; dan
d. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pasal 69 ayat (1): Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
Pasal 69 ayat (3): Peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Badan Estándar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dari empat kegunaan hasil UN sebagaimana disebutkan dalam Pasal 68 di atas, yang masih menjadi masalah adalah untuk penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan.
Selain itu, dasar penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional. Berdasarkan Permendikbud ini, BSNP juga menetapkan Peraturan Badan Estándar Nasional Pendidikan Nomor: 0020/P/BSNP/I/2013 Tentang Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan,Serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket A/Ula, Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.
Memperhatikan dasar hukum di atas, penyelenggaraan UN tahun 2013 memiliki dasar hukum yang kuat, sebab UN merupakan amanat undang-undang. Oleh sebab itu jika Pemerintah tidak menyelenggarakan UN berarti Pemerintah tidak memenuhi tuntutan perundang-undangan.
2. Perbedaan dan persamaan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2012 dan tahun 2013
Tabel 1 Perbandingan Penyelenggaraan UN Tahun 2012 dan tahun 2013 No . Aspek TAHUN PELAJARAN Ket 2011/2012 2012/2013
1. Bobot UN dan NS untuk NA
NA = 60% UN + 40% NS NA = 60% UN + 40% NS
Sama
2. Kisi-kisi UN Mengacu ke SK-KD
(Standar Isi) Mengacu ke SK-KD (Standar Isi) Sama 3. Peran Perguruan
Tinggi Pelaksanaan & Pengawasan UN khusus untuk
SMA/MA, dan SMK
Peran dalam Pelaksanaan dan Pengawasan UN SMA/MA, SMK ditingkatkan ditambah peran untuk pelaksanaan dan pengawasan Paket C
Beda
4. UN pendidikan
formal & UNPK - Ada 2 Permen yang terpisah untuk UN formal dan UNPK - Dilaksanakan pada waktu
yang berbeda
- Permen dijadikan satu - Dilaksanakan pada
hari yang sama dengan waktu yang berbeda
Beda
5. Penggandaan
Naskah UN Terpusat untuk UN pendidikan formal dan di provinsi untuk UNPK
Terpusat untuk UN pendidikan formal dan UNPK
Beda
6. Naskah Soal dan
LJUN 5 Paket Naskah dan LJUN terpisah
setiap peserta ujian dalam satu ruang menerima paket naskah soal yang berbeda
Naskah dan LJUN menyatu
Beda
7. Pengawas Ruang UN
Guru pada sekolah A mengawas peserta UN di sekolah B pada jenjang yang sama
Guru pada sekolah A mengawas peserta UN di sekolah B pada jenjang yang sama
Sama
8. Prosedur tindak lanjut pengaduan dugaan
pelanggaran
Tidak dibuat dalam POS
UN Dibuat dalam POS UN yang mencakup: bentuk laporan, jenis pelanggaran, investigasi, rekomendasi dan pelaksanaan keputusan (sanksi) Beda
9. Pengiriman LJUN dari sekolah ke PTN
Satuan Pendidikan mengirimkan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota kemudian diteruskan ke tempat pemindaian di PTN (khusus untuk SMA/MA dan SMK)
Wakil PTN (tim pengawas satuan pendidikan) yang mengawas di satuan pendidikan membawa langsung ke tempat pemindaian di PTN (khusus untuk SMA/MA, SMK, Paket C dan Paket C Kejuruan)
Beda
10. Pemindaian LJUN
oleh PTN LJUN SMA/MA dan SMK LJUN SMA/MA, SMK, Paket C, dan Paket C Kejuruan
Beda
11. Distribusi soal
daerah terpencil Waktu distribusi lebih awal Waktu distribusi lebih awal dan jenis soalnya berbeda untuk
mengantisipasi terjadinya kebocoran 12. Tempat
pelaksanaan UNPK
Dilaksanakan di
PKBM/SKB Dilaksanakan di satuan pendidikan tempat pelaksanaan UN formal
Beda
13. Pengawalan/ pengawasan naskah UN
Sampai di Dinas
Pendidikan Sampai titik akhir distribusi Beda
14. Sanksi
Pelanggaran Hanya untuk peserta ujian Untuk peserta ujian dan pengawas ruang ujian Beda 15. POS UN Ada POS UN S/M dan POS
UNPK POS UN S/M dan UNPKmenjadi satu POS Beda
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 15 aspek perbandingan tersebut, terdapat 3 (tiga) aspek yang sama dan 12 (dua belas) aspek yang berbeda. Perbedaan ini menunjukkan adanya usaha peningkatan kualitas penyelenggaraan UN yang dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Peran dan wewenang perguruan tinggi dalam pengawasan UN ditingkatkan karena hasil UN akan dijadikan bahan pertimbangan masuk ke perguruan tinggi pada tahun 2013. Jumlah paket soal di setiap ruang ujian ditingkatkan dari 5 paket pada tahun 2012 menjadi 20 paket pada tahun 2013 dimaksudkan untuk mengurangi tindak kecurangan.
3. Faktor penyebab kekisruhan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2013 Secara umum penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah lemahnya manajemen internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini sesuai dengan temuan hasil tim investigasi internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayan. Ada beberapa indikator yang menguatkan temuan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Penetapan Panitia Ujian Nasional Tingkat Pusat terlambat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 055/P/2013 tentang Panitia Ujian Nasional Tingkat Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 12 April 2013.
b. Sosialisasi UN terlambat
Desember 2012. Keterlambatan ini karena persetujuan pencairan dana UN oleh DPR juga terlambat.
Karena terbatasnya waktu dan belum turunnya dana, maka penyelenggara UN tingkat pusat pada tahun 2013 tidak menyelenggarakan sosialisasi ke daerah (provinsi). Seandainya ada sosialisasi, hal tersebut merupakan inisiatif masing-masing pemerintah daerah (dinas pendidikan), bukan merupakan kegiatan penyelenggara UN tingkat pusat.
Terkait dengan sosialisasi ini, yang menjadi catatan penting adalah karena terbatasnya sosialisasi UN, sementara ada perubahan yang prinsipil dalam penyelenggaraan UN tahun 2013, maka hal ini bisa berpotensi buruknya pelaksanaan UN.
c. Sentralisasi pencetakan bahan UN
[image:8.595.101.529.465.732.2]Sejak tahun 2012, pencetakan bahan UN dilakukan secara sentralisir. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di daerah. Ada enam perusahana percetakan yang mencetak bahan UN sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini (Majalah Detik, 2013).
Tabel 2: Perusahaan Percetakan Bahan UN Tahun 2013 Pake
t
Percetakan Oplah Wilayah
1 PT. Balebat Dedikasi Prima, Bogor
91.280.560 Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Banten
2 PT. Pura
Barutama, Jawa Tengah
96.889.120 Jawa Tengah, DIY, Jambi, dadn Bengkulu
3 PT. Ghalia Indonesia Printing (GIP) Bogor
106.575.20 0
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, dan Sulawesi Barat 4 PT Jasuindo Tiga
Perkasa
102.258.72 0
Jawa Timur, Maluku, Papua, Maluku Utara, dan Papua Barat
5 PT Karsa Wira Utama
103.943.60 0
Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau
6 PT Temprina Media Grafika
Dari enam percetakan tersebut, PT Ghalia Indonesia Printing Bogor dan PT Balebat Dedikasi Prima Bogor yang paling bermasalah, sebab kurang berpengalaman dalam pengadaan soal UN dan berakibat pada penundaan UN SMA di 14 provinsi. Selain itu juga berakibat pada banyaknya kekurangan naskah soal dan LJUN.
4. Dampak kekisruhan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2013 terhadap organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 telah mendorong dilakukannya investigasi oleh Inspektorat Jenderal Kemdikbud dan audit oleh BPK. Temuan masing-masing pihak akan disajikan secara singkat sebagai berikut.
a. Temuan Inspektorat Jenderal Kemdikbud
Menurut temuan Inspektorat Jendral Kemdikbut, Panitia lelang tidak memerika dokumen penawaran yang diajukan setiap perusahaan. Salah satu perusahaan yang gagal mencetak dan mendistribusikan soal untuk sebelas provinsi di Indonesia tengah dan timur, PT Ghalia Indonesia Printing, sebenarnya hanya sanggup menyelesaikan proyek dalam 75 hari kerja. Artinya pekerjaan baru kelar pada 29 Mei 2013, sebulan setelah ujian selesai.
Masih menurut temuan Investigasi Inspektorat Jenderal, proses lelang terlambat. Enam perusahaan pemenang tender pencetak soal baru meneken kontrak pada tgl 15 Maret 2013 atau mundur dua pekan dari perencanaan. Penyebabnya Komisi X (pendidikan) DPR baru menyetujui anggaran UN Rp 664 miliar dua hari sebelumnya (13 Maret).
Penundaan pencairan anggaran oleh Kementerian Keuangan untuk semua program, kecuali biaya rutin dan gaji pegawai, yang diajukan Kementerian Pendidikan.Alasannya, karena Kementerian Pendidikan mengajukan anggaran baru yang lebih tinggi Rp 100 miliar dari pagu anggaran yang sudah ditetapkan Presiden pada Oktober 2012.
b. Temuan BPK
Biaya penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah sebesar Rp. 644.246.827.000. Dari anggaran tersebut, anggaran yang disediakan untuk penggandaan dan distribusi soal UN tingkat SMP dan SMA sebesar Rp. 120.596.536.000. Penggandaan dan distribusi soal UN tingkat SMP dan SMA dipusatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pelaksanaannya terlambat di beberapa provinsi.
Untuk tingkat SD, anggaran yang disediakan untuk penggandaan dan distribusi sebesar Rp. 85.577.625.000. Pelaksanaan penggandaan dan distribusi soal UN SD dilakukan oleh masing-masing provinsi, dan selama ini penyelenggaraan UN SD tidak terdapat masalah keterlambatan.
Sebagaimana dimuat dalam majalah Tempo 7 Juli 2013, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan pelbagai penyelewengan ujian nasional. Dalam nota BPK yang dikirim ke Balitbang pada tanggal 21 Juni 2013, terdapat 33 temuan yang berindikasi kerugian negara atau anggaran tak wajar sedikitnya Rp 180 milyar.
Diantara penyelewengan tersebut, menurut temuan BPK adalah: Penetapan pemenang penggandaan dan distribusi soal yang diduga rekayasa sehingga berpotensi merugikan negara Rp 6,35 miliar. Perjalanan dinas fiktif, penggelembungan anggaran, misalnya proyek pencetakan dan distribusi soal dan jawaban ujian tingkat SMP dan sederajat untuk 2012-2013. Proyek ini terindikasi merugikan negara Rp 3,6 miliar. Atau ada dana Rp 2,9 miliar biaya penyelenggaraan ujian untuk provinsi hingga sekolah yang tak disalurkan oleh Kementeria Pendidikan.
5. Keabsahan proses pelaksanaan dan keabsahan hasil ujian nasional SMA sederajat tahun 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 26 April 2013.
BSNP dalam jumpa pers tanggal 29 April 2013 di Jakarta, menyatakan bahwa sejauh pelaksanaan ujian nasional dilakukan dengan mengikuti seluruh prinsip dan langkah-langkah yang tercantum dalam POS UN dan Surat Edaran BSNP, pelaksanaan UN tersebut dinyatakan sah.
POS UN disusun BSNP untuk pelaksanaan ujian nasional dalam situasi dan kondisi normal. Pada saat terjadi situasi yang tidak diinginkan, yang dalam hal ini dipicu oleh ketidakmampuan salah satu percetakan dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka BSNP telah membuat keputusan untuk menetapkan langkah-langkah yang belum diatur dalam POS UN sebagai berikut:
a. Penggeseran jawal pelaksanaan UN Tahun 2013 di 11 Provinsi untuk memenuhi hak siswa dalam mengikuti UN.
b. Penggandaan naskah soal UN dengan fotokopi yang dikoordinasikan Perguruan Tinggi dan disaksikan oleh Dinas Pendidikan dan Kepolisian. Hal ini juga dilakukan untuk memenuhi hak peserta didik untuk mengikuti UN. Soal yang bervariasi antar zona tengah,zona barat, dan zona timur, serta adanya 20 (dua puluh) variasi soal di setiap ruang ujian telah mencegah dan menghindarkan kebocoran soal dari zona yang lain.
Sedangkan untuk menetapkan keabsahan hasil UN, BSNP bersama Puspendik melakukan análisis hasil penskoran secara cermat dan menyeluruh.
Simpulan dan Saran
Untuk meningkatkan pelaksanaan UN pada masa yang akan datang, peneliti memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan UN ditangani oleh lembaga atau badan yang mandiri, independen, dan profesional selain BSNP sehingga BSNP fokus dalam menengani standar nasional pendidikan dan buku teks pelajaran. Selain itu, BSNP tidak memiliki unit struktural yang berada di bawahnya, sehingga dalam menggerakkan dan/atau mengelola sumber daya yang dibutuhkan bergantung pada hubungan fungsional dengan Balitbang atau tim ahli yang bersifat ad-hoc.
2. Penggandaan dan distribusi bahan UN didelegasikan kembali kepada pemerintah daerah (Dinas Pendidikan). Jika proses penggandaan dan distribusi bahan UN diserahkan kepada Pemerintah daerah, kekisruhan dalam penyelenggaraan UN diharapkan dapat diminimalkan.
Daftar Pustaka
BSNP, Bahan Sosialisasi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013.
Majalah Detik. Ujian Nuh. Edisi 73, 22-28 April 2013.
Majalah Tempo Edisi 1-8 Juli 2013. "Tanda Korupsi Ujian Negeri". Laporan Bagja Hidayat, Tri Artining Putri, dan Addi M. Idhom.
Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0020/P/BSNP/I/2013 Tentang Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan,Serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket A/Ula, Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Siaran Pers Badan Pemeriksa Keuangan, Pemeriksaan BPK RI atas Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun 2012 dan 2013, tanggal 25 April 2013.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Biodata Penulis
Nama : Bambang Suryadi, Ph.D Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 29 Mei 1970
Alamat kantor : Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Kerta Mukti No. 5 Cirendeu, Ciputat Jakarta 15419 Nomor Telpon : 021-7433060