PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA
KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(Skripsi)
OLEH
RUMIYATI
1013119169
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA
PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI
KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN
PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama : Rumiyati
No. Pokok Mahasiswa : 1013119169
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Dosen Pembimbing,
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Riswandi, M.Pd.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Riswandi, M.Pd
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd. ... .
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 6 Juli 2012
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
RUMIYATI
Masalah yang dihadapi guru adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran menggunakan alat peraga realia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pola umum setiap tindakan meliputi 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
Pembelajaran menggunakan alat peraga realia mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, hasil penelitian menunjukkan peningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus. Jumlah siswa yang aktif pada siklus 1 pertemuan 1 sebanyak 65% dan naik 5 % menjadi 70% pada pertemuan 2. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II sebanyak 20% menjadi 90% pada pertemuan 1 siklus II dan naik lagi sebanyak 10 % pada pertemuan berikutnya menjadi 100% aktif.
Selain aktivitas, juga terjadi peningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 sebanyak 30% dan 55% yang telah mencapai KKM. Kemudian meningkat pada siklus II pertemuan 1 dan 2 sebanyak 25% menjadi 80% dan meningkat kembali sebanyak 10% menjadi 90% siswa yang telah mencapai KKM pada akhir penelitian.
Kata kunci : Aktivitas belajar, Hasil belajar, Alat peraga Realia
Assalamu alaikum wr.wb....
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik dan dapat dilalui tanpa hambatan yang berarti. Skripsi
dengan judul Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Dengan
Menggunakan Alat Peraga Realia Pada Siswa Kelas V SDN 7 Wonodadi
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas
Lampung.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Drs. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, terimakasih telah
banyak memberikan saran, motivasi serta meluangkan waktunya kepada
peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Ibu Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd., selaku Dosen Pembahas, terima kasih atas
segala saran dan motivasi dan masukannya.
6. Ibu Suminah, S.Pd. selaku kepala SD Negeri 7 Wonodadi Kecamatan
Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang telah memberikan izin serta dukungan
kepada peneliti dalam melaksanakan Studi Program S 1 PGSD dalam jabatan
Pringsewu yang telah mendukung penyelesaian skripsi ini.
8. Keluarga yang selama ini mendukung dan mendoakan sampai selesainya
penelitian ini.
9. Rekan-rekan S 1 PGSD dalam jabatan UNILA sebagai rekan diskusi dalam
pelaksanaan penyusunan skripsi ini.
10. Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis
banggakan. Semoga Allah SWT. Memberikan balasan atas kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis.
11. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya
penulis panjatkan doa dan syukur, semoga apa yang penulis sajikan dalam laporan
ini, bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Gadingrejo, Juli 2012 Penulis,
R U M I Y A T I NPM. 1013119169
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN... ii
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Peumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar ... 7
1. Teori Kognitivisme ... 7
2. Teori Behaviourisme ... 10
3. Teori kostruktivisme ... 12
B. Proses Pembelajaran ... 14
C. Aktivitas Belajar ... 16
D. Hasil Belajar ... 19
1. Ranah Kognitif ... 20
2. Ranah Afektif ... 20
3. Ranah Psikomotor ... 21
E. Media Pembelajaran ... 22
F. Alat Peraga Realia ... 24
G. Kerangka Pikir ... 26
H. Hipotesis Tindakan ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
B. Metode Penelitian ... 31
C. Prosedur Penelitian ... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ... 35
E. Instrumen Penelitian ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum ... 39
B. Hasil Penelitian... 42
C. Pembahasan ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Silabus ... 66
2. RPP dan Soal Latihan... 68
3. Kisi-kisi soal... 68
4. LKS... 75
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 80
6. Nilai rata-rata siswa ... 88
7. Analisis nilai siswa ... 89
8. Alat penilaian kinerja guru ... 91
9. Gambar pelaksanaan pembelajaran ... 96
10. Surat keterangan penelitian ... 100
DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 1.1 Rekap nilai matematika kelas V... 2
Tabel 2.1 Analisis Aktivitas Siswa ... 19
Tabel 4.1 Nama-nama Kepala SD Negeri 7 Wonodadi dan masa jabatannya. ... 39
Tabel 4.2 Nama-nama guru SD Negeri 7 Wonodadi dan Tingkat pendidikannya Tahun 2012 ... 40
Tabel 4.3 Sarana Prasarana SD Negeri 7 wonodadi tahun 2012 ... 40
Tabel 4.4 Jumlah siswa SD Negeri 7 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012... 41
Tabel 4.5 Jadwal pertemuan penelitian mata pelajaran Matematika kelas V... 41
Tabel 4.6 Persentase jenis aktivitas siklus I ... 46
Tabel 4.7 Data hasil belajar siklus I ... 48
Tabel 4.8 Persentase jenis aktivitas siklus II... 51
Tabel 4.9 Data hasil belajar siklus II... 52
DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir... 28
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama : R u m i y a t i
NPM : 1013119169
Program Studi : Program S-1 PGSD Dalam Jabatan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Judul Skripsi : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Alat Peraga Realia Pada Siswa Kelas V SDN 7 Wonodadi Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012
Menyatakan bahwa penelitian skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan
sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh
orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian
studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Rumiyati, dilahirkan di Gadingrejo,
Kabupaten Pringsewu, pada tanggal 22 April 1960, sebagai anak
ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Darso Pawiro
dan Ibu Ponirah.
Pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 gadingrejo diselesaikan
pada tahun 1972, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Gadingrejo
diselesaikan pada tahun 1975, dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di SPG Negeri
1 Tanjung Karang diselesaikan pada tahun 1979. Pendidikan Diploma II (DII)
PGSD diselesaikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program S-1 PGSD
Bismillahi rohmaanirrohimm,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya. Dengan segala kerendahan hati kupersembahkan Skripsi ini kepada:
1. ALLAH SWT atas segala
2. Suamiku tercinta, Ir. Suwondho yang senantiasa memanjatkan doa dan memberikan dukungan dan kasih yang tiada henti bagi keberhasilanku.
3. Anak-anakku tercinta (IPTU Sigiet Aji Vambayun,S.H., Santi Sistra Nauli, SH.MH., Lulu Ayu Allesandra, S.Farm., dr. Elga Ria Vinensa, dan Gildan
Aji Arwendho) yang selalu mendoakan dan menantikan keberhasilanku.
4. Sahabatku se almamater semoga silaturahmi kita tetap terjalin selamanya. 5. Almamaterku tercinta serta pembaca dan pecinta ilmu pengetahuan yang
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA
KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN
2011/2012
Oleh:
RUMIYATI
Masalah yang dihadapi guru adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran menggunakan alat peraga realia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pola umum setiap tindakan meliputi 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi.
Pembelajaran menggunakan alat peraga realia mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa, hasil penelitian menunjukkan peningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus. Jumlah siswa yang aktif pada siklus 1 pertemuan 1 sebanyak 65% dan naik 5 % menjadi 70% pada pertemuan 2. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus II sebanyak 20% menjadi 90% pada pertemuan 1 siklus II dan naik lagi sebanyak 10 % pada pertemuan berikutnya menjadi 100% aktif.
Selain aktivitas, juga terjadi peningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 sebanyak 30% dan 55% yang telah mencapai KKM. Kemudian meningkat pada siklus II pertemuan 1 dan 2 sebanyak 25% menjadi 80% dan meningkat kembali sebanyak 10% menjadi 90% siswa yang telah mencapai KKM pada akhir penelitian.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah sangat diperlukan untuk
menumbuhkembangkan kemampuan berfikir logis, sistematis dan kritis dalam diri
siswa. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam
perkekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika juga diperlukan
siswa sebagai pengetahuan dasar dalam menunjang keberhasilan belajar dalam
bidang lain. Oleh karena itu siswa dituntut dapat menguasai materi-materi
pelajaran matematika yang ada. Namun, kenyataaan dilapangan menunjukkan
bahwa rata-rata nilai matematika siswa di kelas umumnya lebih rendah jika
dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Hal ini juga yang dialami siswa kelas
V di SD Negeri 7 Wonodadi. Nilai matematika siswa masih berada dibawah
rata-rata nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu
sebesar 6,0.
Nilai matematika siswa kelas V pada semester ganjil tahun pelajaran
2011/2012 dapat dilihat pada tabel berikut:
2
No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase
1 2 10%
2 60 69 5 25%
3 50 59 8 40%
4 5 25%
Jumlah 20 100%
Sumber : Nilai matematika semester ganjil T.P 201l/2012
Berdasarkan tabel tersebut terlihat jumlah siswa yang mendapatkan nilai lebih
dari atau sama dengan 70 hanya berjumlah 2 orang atau 10% saja. Banyaknya
siswa yang mendapat nilai antara 60-69 berjumlah 5 orang atau 25%. Untuk
siswa yang mendapat nilai antara 50-59 berjumlah 8 orang atau mencapai 40%
dan siswa yang nilainya dibawah 50 bejumlah 5 orang atau 25% siswa. Jika
dilihat dari uraian tersebut terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V
SD Negeri 7 Wonodadi Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2010/2011 masih
rendah, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Melihat rendahnya hasil belajar siswa dari tabel 1.1. maka peneliti juga
menganalisis aktivitas siswa pada pembelajaran tersebut. Aktivitas belajar siswa
diduga sangat berpengaruh dan berbanding lurus terhadap hasil belajar siswa. Hal
ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2000) yang menyatakan bahwa belajar
sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik,
sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam
benak anak didik.
Hasil analisis peneliti bersama dengan guru mitra menemukan selain hasil
terlihat dari banyaknya siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Berikut ini adalah data observasi aktivitas siswa kelas V.
Tabel 1.2.Data aktivitas belajar matematika kelas V semester ganjil TP 2011/2012
No Nilai Aktivitas Kategori Jumlah Siswa Persentase
1 ≥57,14 Aktif 6 30%
2 < 57,14 Belum Aktif 14 70%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tebel diatas terlihat bahwa dari seluruh siswa yang mengikuti
pembelajaran matematika, hanya 30 % atau 6 orang siswa saja yang aktif saat
mengikuti proses pembelajaran, sedangkan 70% atau 14 orang siswa lainnya
tampak belum begitu aktif selama proses pembelajaran. Kriteria Ketuntasan
Minimum(KKM) aktivitas siswa kelas V dalam pelajaran matematika di SD
Negeri 7 Wonodadi Kabupaten Pringsewu yaitu mencapai 4 aspek (57,14%) dari
7 kriteria aktivitas yang ada. Masalah-masalah yang ada di kelas ini jika
dibiar-kan terus menerus, tentu adibiar-kan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
Setelah dilakukan obsevasi temyata masalah yang ada tersebut disebabkan proses
pembelajaran yang ada hanya menggunakan metode ceramah dan latihan soal
saja. Pembelajaran yang digunakan juga kurang bervariasi. Media pembelajaran
yang digunakan masih sebatas papan tulis dan soal-soal latihan saja. Pembelajaran
juga masih didominasi oleh guru sebagai pusat pembelajaran (teacher centered) sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat secara aktif
dalam pembelajaran (student centered). Hal ini tidak sesuai dengan aspek proses pembelajaran menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran, sedangkan guru bertindak
4
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu usaha untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang ada dengan menggunakan pembelajaraan yang bisa membuat
siswa lebih aktif dan bisa berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan
sesama siswa serta rnampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Salah
satu hal yang dapat dilakukan guru adalah dengan menggunakan alat peraga
realia. Alat peraga realia harus dilandasi suatu konsep belajar yang tidak hanya
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa, tetapi juga membantu siswa menghubungkan antara pengetahuan
yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota
keluarga dan masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul
eningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Alat
Peraga Realia pada Siswa Kelas V SD Negeri 7 Wonodadi Tahun Pelajaran
2011/2012"
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Hasil belajar matematika siswa masih rendah karena rata-rata nilai yang
diperoleh belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah.
2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran
3. Proses pembelajaran masih berpusat pada sistem satu arah (one way) yaitu hanya sebatas guru menyampaikan materi pelajaran dan siswa menerimanya,
tetapi tidak ada timbal balik yang terjadi.
4. Media pembelajaran yang digunakan hanya sebatas papan tulis dan soal-soal
latihan saja sehingga siswa sering merasa jenuh dalam pembelajaran.
C. Perumusan Masalah
Untuk memberikan kejelasan dan arah dalam penelitian ini, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan alat peraga realia dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi?
2. Apakah dengan menggunakan alat peraga realia dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:
1. Penerapan alat peraga realia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi.
2. Penerapan alat peraga realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran matematika kelas V SD Negeri 7 Wonodadi
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah:
6
Alat peraga realia yang digunakan dapat membantu meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dan diharapkan siswa akan
lebih tertarik dengan mata pelajaran matematika.
2. Bagi Guru:
Memberikan masukan bagi guru agar dapat lebih memahami akan manfaat
digunakannya media pembelajaran dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran
matematika kelas V SD dan menjadi salah satu alternatif guru dalam
melaksanakan pembelajamn yang efektif dan efisien.
3. Bagi Sekolah:
Dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Menurut Slameto dalam Djamarah (2002) elajar Merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Ada beberapa teori tentang belajar, antara lain teori Kognitivisme
Behaviourisme dan Konstruktivisme:
1. Teori Kognitivisme
Teori kognitivisme mengacu pada wacana psikologi kognitif, yang
didasarkan pada kegiatan kognitif dalam belajar. Belajar kognitif ciri khasnya
terletak dalam belajar memperoleh dan mempergunakan bentuk-bentuk
representatif yang mewakili semua obyek yang dihadapi, entah obyek itu orang,
benda atau kejadian/peristiwa. Segala obyek itu di representasikan atau di
hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang, yang
semuamya merupakan sesuatu yang bersifat mental. Misalnya, seseorang
menceritakan pengalamannya selama mengadakan perjalanan keluar negeri,
setelah kembali ke negerinya sendiri. Tempat-tempat yang dikunjuginya selama
8
di tempat-tempat itu pada waktu sedang bercerita. Tetapi, semua pengalamannya
tercatat dalam benaknya dalam bentuk berbagai gagasan dan sejumlah tanggapan.
Gagasan dan tanggapan itu di tuangkan dalam kata-kata yang disampaikan kepada
orang yang mendengarkan ceritanya. Dengan demikian, hal-hal yang tidak hadir
secara fisik pada saat sekarang, dapat menjadi bahan komunikasi antara dua
orang, segala macam hal seolah-olah dipegang, disentuh dan dipermainkan secara
mental. Karena kemampuan kognitif ini, manusia dapat menghadirkan realitas
dunia di dalam dirinya sendiri.
Disamping itu, semakin besar kemampuan berbahasa untuk
mengungkapkan gagasan dan tanggapan itu, semakin meningkatlah kemahiran
untuk menggunakan kemampuan kognitif secara efisien dan efektif. Kemampuan
berbahasa pun harus dikembangan melalui belajar. Pembahasan tentang belajar
kognitif di sini, akan dibatasi pada dua aktifitas kognitif yaitu mengingat dan
berpikir.
1. Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif di mana orang menyadari bahwa
pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan
yang diperoleh di masa lampau.
2. Dalam aktivitas mental berpikir akan menjadi jelas, bahwa manusia
berhadapan dengan objek-objek yang diwakili dalam kesadaran. Jadi,
orang tidak langsung menghadapi objek secara fisik seperti terjadi dalam
mengamati sesuatu bila melihat, mendengar atau
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya
diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik yang
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan
dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik
agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan
berbagai hal dari lingkungan
Menurut Piaget aspek perkembangan kognitif meliputi empat tahap, yaitu:
l.Sensory-motor(sensori-motor)
Selama perkembangan dalam periode ini berlangsung sejak anak lahir
sampai usia 2 tahun, intelegensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk
primitif dalam arti masih didasarkan pada perilaku terbuka. Meskipun primitif dan
terkesan tidak penting, intelegensi sensori-motor sesungguhnya merupakan
intelegensi dasar yang amat berarti karena ia menjadi pondasi untuk tipe-tipe
intelegensi tertentu yang akan dimiliki anak tersebut kelak.
2.Pre operational(praoperasional)
Perkembangan ini bermula pada saat anak berumur 2-7 tahun dan telah
memiliki penguasaan sempurna mengenai objek permanence, artinya anak
tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang ada atau
biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat dan
tak didengar lagi. Jadi, pandangan terhadap eksistensi benda tersebut berbeda dari
pandangan pada periode sensori-motor, yakni tidak lagi bergantung pada
pengamatan belaka.
10
Dalam periode konkret operasional ini berlangsung hingga usia menjelang
remaja kemudian anak mulai memperoleh tanbahan kemampuan yang disebut
sistem of operations (satuan langkah berfikir). Kemampuan ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu
dalam sistem pemikirannya sendiri.
4.Formal aperational(formal-operasional)
Dalam perkembangan formal operasional, anak yang sudah menjelang atau
sudah menginjak masa remaja, yakni usia 11-15 tahun, akan dapat mengatasi
masalah keterbatasan pemikiran. Dalam perkembangan kognitif akhir ini seorang
remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan
(serentak) maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni: a. kapasitas
menggunakan hipotesis, b. kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Dalam dua macam kemampuan kognitif yang sangat berpengaruh terhadap
kualiatas skema kognitif itu tentu telah dimiliki oleh orang-orang dewasa. Oleh
karenanya, seorang remaja pelajar yang telah berhasil menempuh proses
perkembangan formal operasional secara kognitif dapat dianggap telah mulai
dewasa (Muhibbin Syah :2003)
2. Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori
ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap
arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal
sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: (1)
Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3)
Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control
in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984)
Teori behavioristik sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar
yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan
stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang
mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab
hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang
diberikan dengan responnya.
Namun kelebihan dari teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk
berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini
bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa
siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik
untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
12
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri. Pengetahuan bukan
tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada.
Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang
dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk
membentuk pengetahuan tersebut.
Jika behaviorisme menekankan keterampilan atau tingkah laku sebagai
tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang
berkembang sesuai dengan usia sementara konstruktivisme menekankan
perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai
konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun
pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang
pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna
untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.
Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja melainkan harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan
sesuatu yang sudah ada melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.
Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat menetukan dalam mengembangkan
pengetahuannya.
Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat
konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi
kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik
dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran
persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk itu, manusia
harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu
perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut.
Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang. Proses
tersebut meliputi:
1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang
beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya
dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori untuk
mengidentifikasikan rangsangan yang datang, dan terus berkembang.
2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap
mempertahankan konsep awalnya hanya menambah atau merinci.
3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal
sudah tidak cocok lagi.
4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga
seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya (skemata).
Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium menuju
equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.
(http://rinimaryani.blogspot.com/2008/04/teori-konstruktivisme.html(15103/2012)
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam proses belajar terjadi perubahan
dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik
14
B. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dalam
kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang
ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Adapun tujuan
pembelajaran khususnya pelajaran matematika adalah:
1. Melatih cara berpikir dan menalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, ekplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten.
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan. (Depdiknas,
2003).
Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang
penting. Mengajar adalah proses bimbingan kegiatan belajar, kegiatan belajar
hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar oleh siswa. Oleh karena itu,
penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar
siswa, agar dia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar
mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk
mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan.
Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor
yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam
kelas
Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997), proses belajar mengajar adalah
suatu aspek dari lingkungan sekolah yang terorganisasi. Lingkungan ini diatur
serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai tujuan pendidikan. Pengawasan
turut menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar
yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa untuk
belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang
diharapkan. Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam satu
kelas adalah job descreption proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa
Pengertian pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar.
Menurut Slamet (dalam Hadis, 2006) mengungkapkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dan
16
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
merupakan suatu proses atau kegiatan yang memungkinkan terjadinya peristiwa
belajar yang dapat menghasilkan perubahan prilaku kognitif, afektif dan
psikomotor dari pelaku pembelajaran atau dalam hal ini adalah siswa
C. Aktivitas Belajar
Dalam proses belajar mengajar, aktivitas belajar memegang peranan
penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar pada dasarnya
merupakan aktivitas seseorang yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku.
Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan
kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas
merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Belajar merupakan bagian dari aktivitas. Tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Aktivitas belajar harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk
meningkatkan hasil belajar. Seiring dengan itu, Djamarah (2002) menyatakan
bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi
anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama
tersimpan didalam benak anak didik
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang didahului dengan
perencanaan dan didasari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perubahan
pengetahuan dan keterampilan yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan
belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah kegiatan yang dapat mendukung
pencapaian tujuan dalam prqies pembelajaran. Dalam belajar sangat diperlukan
baik.
Menurut Hamalik (2011), karena aktivitas belajar itu banyak sekali
macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas
tersebut. Beberapa diantaranya ialah:
1. kegiatan-ksgiatan visual, yang di dalamnya membaca melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. kegiatan-kegatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.
4. kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
5. kegiatan-kegitan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik,
chart, diagram, peta, dan pola.
6. kegiatan-kegiatan metrik, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
7. kegiatan-kegiatan mental, seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8. kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.
Aktivitas-aktivitas dalam belajar tersebut dapat dibedakan lagi menjadi
aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task) dan aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task). Aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task) contohnya adalah memperhatikan penjelasan guru, melakukan diskusi, dan mencatat. Aktivitas yang tidak relevan dengan
pembelajaran (off task), contohnya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru dan mengobrol dengan teman. Siswa aktif dalam pembelajaran apabila siswa
18
melakukan banyak aktivitas yang relevan dengan pembelajaran, maka siswa
mampu memahami, mengingat, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari.
Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task) akan lebih mudah diamati ketika proses pembelajaran berlangsung jika dibandingkan dengan
aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task). Jadi siswa dikatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran jika siswa sedikit melakukan aktivitas yang tidak
relevan dengan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar
adalah segala kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu perubahan khas,
yaitu hasil belajar yang akan nampak melalui hasil belajar yang akan dicapai.
Dalam penelitian ini, data aktivitas siswa diambil pada setiap pertemuan
dengan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa. Data aktivitas
siswa yang dimunculkan adatah aktivitas yang relevan dengan ketujuh aspek
kegiatan pembelajaran yang diamati.
Tabel 2. l. Analisis Aktivitas Siswa
Aktivitas yang diamati :
a) Bertanya Pada Guru
b) Menjawab Pertanyaan
c) Berdiskusi
d) Mengerjakan Tugas Kelompok
e) Mengemukakan pendapat
f) Membantu teman dan tidak mengganggu saat pembelajaran
g) Menghargai pendapat teman
D. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran dan
dapat diukur dengan angka-angka yang bersifat pasti, tetapi mungkin juga hanya
dapat diamati karena perubahan tingkah laku. Sehubungan dengan hasil belajar
Dimyati dan Mudjiono (2002) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan puncak proses belajar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menekankan pada
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa yang meliputi kompetensi kognitif,
kompetensi afektif, dan kompetensi psikomotor. Perumusan ketiga kompetensi
tersebut secara rinci dapat dilakukan dengan menganalisis kompetensi.
20
Ranah kognitif merupakan salah satu aspek dari hasil belajar yang harus
dinilai. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan yang penting pada
ranah kognitif adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep untuk
memecahkan masalah yang ada di tengah masyarakat. Kemampuan ini sering
disebut dengan kemampuan mentransfer pengetahuan ke berbagai situasi
sesuai dengan konteksnya. Hampir semua mata pelajaran berkaitan dengan
kemampuan kognitif karena di dalarnnya diperlukan kemampuan berfikir
untuk memahaminya.
b. Ranah afektif
Ranah afektif merupakan salah satu aspek dari hasil belajar yang harus
dinilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan minat, sikap,
emosi, atau nilai. Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang
yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai
keberhasilan studi secara optimal, sedangkan seseorang yang berminat
terhadap suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran
yang optimal.
Ranah afektif yang dinilai adalah tingkat minat siswa terhadap
pembelajaran yang dilakukan setelah proses pembelajaran tersebut telah
dilakukan.
Ranah psikomotor merupakan salah satu aspek dari hasil belajar yang
harus dinilai. Ranah psikomotor yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
aktivitas fisik.
Ranah psikomotor yang dinilai berdasarkan keterampilan yang dilakukan
oleh siswa adalah cara menggambarkan bangun datar dan bangun ruang.
Salah satu yang diamati juga aktivitas. Dalam prakteknya alat peraga realia
tergolong baru diterapkan pada kelas V SDN 7 Wonodadi Kabupaten
Pringsewu, sehingga ada beberapa hal yang perlu diamati dalam aktivitas
belajar yang menggunakan metode ini, adapun yang diamati adalah :
1. Tentang belajar bertanggungjawab.
2. Cara siswa menjalin kerja sama antara teman sejawat dimana siswa akan
menjalin komunikasi, betbagai ide dan pendapat serta saling
mendiskusikan masalah masalah dengan siswa lainnya. Keterlibatan dan
tanggung jawab setiap siswa akan membuat siswa tebih memahami
konsep-konsep yang sulit dan dapat meningkatkan daya nalar siswa.
Berdasarkan uraian diatas, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan tersebut diperoleh
berdasarkan penilaian yang diambil dari hasil tes setelah proses pembelajaran.
E. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin. medus yang secara harfiah berarti 'tengah' , 'perantara', atau 'pengantar'. Heinich dkk (1982) dalam Arsyad (2010)
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi
22
gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media
komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran media itu
disebut media pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan:
l. memperjelas pesan agar tidak verbalitas.
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestatiknya.
5.memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton
(1985) dalam Arsyad (2010) adalah:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar.
2. Pembelajaran akan lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6. Proses pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun
diperlukan.
7. Peran guru berubah kearah yang positif
Menurut Arifin (2003) dalam Arsyad (2010) dua sisi penting dari fungsi
mempermudah, menyederhanakan, dan mempercepat berlangsungnya proses
belajar mengajar, penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap,
serta merancang lingkup informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai
dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu; 2) Membantu siswa dalam
mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya antara lain dalam pemusatan dan
mempertahankan perhatian , memelihara" keseimbangan mental, serta-belajar
mandiri.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan media pembelajaran adalah
media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam
mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan
belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal
tertentu bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa.
F. Alat Peraga Realia
Media pembelajaran matematika adalah sarana dalam menyajikan,
mempelajari, memahami, dan mempermudah dalam mempelajari matematika.
Media pembelajaran pada mata pelajaran matematika sebagian besar berupa alat
peraga. Alat peraga dan peragaan perlu mendasarkan pada realita budaya yang
terjadi pada kehidupan anak setempat. Dengan demikian, pemahaman siswa
tentang konsep matematika tidak akan terlepas dari kehidupan nyata yang mereka
hadapi sehari-hari. Selain siswa akan benar-benar paham tentang konsep yang
dimaksud mereka akan mampu berkreasi dalam mengaplikasikan.. konsep
matematika pada kehidupan nyata. Media seperti ini juga sering disebut alat
24
Alat peraga realia adalah benda nyata yang tidak harus dihadirkan di ruang
kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Misal untuk mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ
tanaman. Dalam pelajaran matematika realia biasanya berupa bentuk-bentuk
bangun datar maupun bangun ruang.
Menurut Heinich dkk.(1996), alat peraga realia adalah benda yanq masih
berada dalam bentuk utuh, dapat dioperasikan, mungkin hidup (tumbuhan atau
binatang), dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagaimana wujud
aslinya. Realia dapat digunakan dalan kegiatan belajar dalam bentuk sebagai
mana adanya, tidak ada pengubahan, kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan
hidup aslinya. Ciri media realia adalah benda asli yang masih ada dalam keadaan
utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat
dikenali sebagaimana wujud aslinya.
` Pemanfaatan alat peraga realia dalam proses pembelajaran merupakan cara
yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat.
Walaupun tidak semua benda nyata dapat digunakan sebagai media realia karena
keterbatasan penyediaannya, misalnya karena ukuran ataupun biayanya.
Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari Alat Peraga Realia Menurut
Arifin (2003) dalam Arsyad (2010):
1. Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik.
2. Dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
3. Pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
mendemonstrasikan materi.
Adapun kelemahan dari Alat Peraga Realia adalah guru biasanya tidak
maksimal dalam pemakaian alat peraga dan pada saat pembelajaran terlalu
terpaku dengan alat peraga yang digunakan.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga realia:
1. Guru melibatkan siswa untuk mencari informasi yang luas dan dalam tentang
materi yang akan dipelajari dengan menggunakan alat peraga realia.
2. Guru menjelaskan kepada siswa tentang sifat-sifat bangun ruang dengan
menggunakan alat peraga realia.
3. Siswa diminta mencatat informasi yang didapat setelah melihat alat peraga
realia.
4. Guru memberikan contoh soal pada siswa dan siswa diminta memberikan
tanggapan atau jawaban jawaban yang benar
5. Guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator yang manjawab
pertanyaan piserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar.
6. Memberi motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif di dalam kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, alat peraga realia adalah benda yang masih
berada dalam bentuk utuh dapat dioperasikan, mungkin hidup (tumbuhan atau
26
aslinya. Alat Peraga Realia yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
bentuk bangun ruang kubus, balok, prisma, tabung dan limas.
G. Kerangka Pikir
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil jika pembelajaran tersebut dapat
memberikan makna bagi siswa dan bukan semata-mata proses mekanis. Namun
selama ini pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah, khususnya matematika
siswa hanya menerima informasi dari guru yang diperoleh melalui latihan soal.
Selain itu siswa juga kurang diberikan kesempatan untuk mencari dan
menemukan jawaban-jawaban sendiri sehingga siswa lebih mudah lupa sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa. Agar pembelajaran matematika lebih bermakna
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka diperlukan pembelajaran yang
menyenangkan dan mudah dipahami siswa. Salah satu pembelajaran yang
menekankan pada situasi nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa
adatah pembelajaran yang menggunakan suatu media pembelajaran.
Pembelajaran matematika yang menggunakan media pembelajaran harus
dikaitkan dengan situasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan
matematika merupakan aktivitas manusia dimana siswa diberikan kesempatan
untuk membentuk dan membangun sendiri suatu konsep matematik menurut cara
dan pemikirannya sendiri. Dengan begitu siswa akan lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Selain itu dengan mudah siswa memahami dan membentuk suatu
konsep matematika dengan menggunakan media yang ada.
Dalam pembelajaran matematika dengan media pembelajaran, siswa
mempunyai kesempatan untuk menjelaskan pemikirannya sehingga akan
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Meningkatnya aktivitas
belajar yang dilakukan siswa dalam pembelajaran akan berpengaruh pada
pengetahuan atau konsep yang diperoleh siswa yang akan menjadi lebih kuat dan
bermakna, karena dalam beraktivitas siswa dapat menemukan dan
mengkonstruksikan sendiri inforrrasi atau pengetairuan yang ada. Pengetahuan
dan konsep yatng tertanam kuat memungkinkan siswa untuk menyelesaikan soal
cerita yang dihadapinya. Dengan begitu hasil belajar pun akan meningkat.
Proses Pembelajaran/
28
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir H. Hipotesis
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika menggunakan alat
peraga realia maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
METODE PENELITIAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini terfokus pada siswa kelas V SD Negeri 7 Wonodadi
yang terdiri dari 5 orang siswa perempuan dan 15 orang siswa laki-laki. Siswa
kelas V tediri dari siswa dengan kemampuan belajar yang heterogen. Objek
penelitian ini adalah semua kegiatan yang berlangsung selama pembelajaran
dan hasil dari pembelajarannya.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri 7 Wonodadi
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang terletak di jalan
Pendidikan Wonokarto Gadingrejo. Jumlah siswa yang dijadikan subjek
penelitian adalah 20 orang terdiri dari 5 orang siswa perempuan dan 15 orang
siswa laki-laki.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap Tahun pelajaran
2011/2012. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada
di SD Negeri 7 Wonodadi.
31
Metode yang digunakan dalam Penelitian Tidakan Kelas (PTK) ini adalah
metode pembelajaran kontekstual atanContextual teaching and Learning(CTL).
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini diadopsi dari
model Kemmis dan MC Taggart dengan pola umum sebagai berikut:
Siklus I Siklus II
Gambar 3.1. Alur Pelaksanaan Penelitian
Alur penelitian tindakan kelas ini dapat diuraikan sebagai berikut: Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi Perbaikan
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan I
Pada tahap ini diawali dengan:
a. Membuat RPP, lembar observasi, menyiapkan bahan ajar berupa
alat peraga, LKS dan soal tes formatif.
b. Mempersiapkan dan merencanakan skenario pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I
Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada semester genap 2012 dan
dimulai dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Mengelompokkan siswa secara heterogen.
2) Menyampaikan indikator pembelajaran, memotivasi siswa dan
mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa.
3) Melaksanakan pembelajaran dengan menunjukkan media
pembelajaran dan pada saat bersamaan observer mengisi lembar
observasi aktivitas belajar siswa.
4) Setiap kelompok belajar merumuskan masalah dengan mengajukan
pertanyaan tentang masalah yang berkaitan dengan bangun ruang.
5) Siswa bersama guru membuat kesimpulan selama pembelajaran.
6) Melaksanakan tes akhir siklus I dan tes keterampilan siswa.
7) Melakukan evaluasi.
33
Melakukan pengamatan bersama dengan observer terhadap pelaksanaan
pembelajaran menggunakan alat peraga realia, guru, siswa, kondisi
kelas dan masalah-masalah yang muncul pada saat pembelajaran di
kelas. Serta menganalisis seluruh hasil belajar siswa
d. Tahap Refleksi 1
Refleksi I dilakukan untuk membahas tentang kekurangan yang terjadi
pada siklus I berkenaan dengan skenario pembelajaran, pembagian
waktu dan tugas siswa, serta refleksi mengenai RPP dan hasil
pembelajaran untuk direvisi atau diperbaiki pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan 2
Berdasarkan refleksi siklus 1, Guru mernbuat RPP sebagai pedoman siklus
ke II dengan media yang digunakan sesuai pada siklus 1.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 2
Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada semester genap 2012 dan
dimulai dengan kegiatan hasil dari refleksi siklus I. Menekankan pada
hal-hal yang belum dikuasai oleh siswa. Diharapkan dengan penjelasan
dan tindakan pada siklus II ini, siswa lebih memahami pelajaran yang
disampaikan sehingga akan mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan tindakannya:
2) Menyampaikan indikator pembelajaran, memotivasi siswa dan
mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan awal siswa.
3) Melaksanakan pembelajaran dengan menunjukkan alat peraga realia
dan pada saat bersamaan observer mengisi lembar observasi aktivitas
belajar siswa.
4) Setiap kelompok belajar merumuskan masalah dengan mengajukan
pertanyaan tentang masalah yang berkaitan dengan bangun ruang.
5) Siswa bersama guru membuat kesimpulan selarna pembelajaran
6) Melaksanakan tes akhir siklus I dan tes keterampilan siswa.
7) Melakukan evaluasi.
c. Tahap Obsevasi 2
Melakukan pengamatan bersama dengan observer terhadap pelaksanaan
pembelajaran menggunakan media, guru, siswa, kondisi kelas dan
masalah-masalah yang muncul pada saat pembelajaran di kelas. Serta
menganalisis seluruh hasil belajar siswa
d. Tahap Refleksi 2
Refleksi II dilakukan untuk membahas tentang kekurangan yang terjadi
pada siklus II berkenaan dengan skenario pembelajaran, pembagian
waktu dan tugas siswa, serta refleksi mengenai RPP dan hasil
pembelajaran untuk direvisi atau diperbaiki pada siklus selanjutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
35
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi langsung
terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa dan
lembar kinerja guru yang dibantu oleh observer.
2. Tes
Teknik tes dilakukan untuk mengambil data kuantitatif berupa data hasil
belajar siswa. Tes dilakukan pada akhir setiap siklus. Pada akhir siklus
hasil tes seluruh siswa dirata-rata yang kemudian dibandingkan dengan
rata-rata hasil tes pada siklus berikutnya.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif yang
tidak terekam selama pemberian tindakan. Catatan lapangan ini dapat
berupa catatan prilaku siswa dan permasalahan yang dapat dijadikan
perkernbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya ataupun masukan
tehadap keberhasilan yang sudah dicapai.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mendapatkan data. Instrumen
pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data untuk
melaksanakan tugasnya mengumpulkan data. Adapun bentuk instumen
penelitiannya adalah :
1. Soal tes
2. Lembar observasi
l. Analisis data non tes (kualitatif)
Untuk pengambilan data aktivitas digunakan lembar observasi Adapun
langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data aktivitas adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung jumlah poin pada lembar observasi berdasarkan indikator
aktivitas yang telah ditentukan.
b. Menghitung persentasi dari setiap indikator aktivitas yang dilakukan oleh
siswa. Siswa dikatakan aktif apabila mencapai lebih dari atau sama
dengan 4 aspek (57,14%) dari 7 kriteria aktivitas yang telah ditetapkan
dalam pembelajaran.
c. Menghitung nilai untuk semua indikator aktivitas.
d. Menghitung persentase semua indikator aktivitas yang dilakukan oleh
siswa.
e. Menilai keaktifan siswa:
Nilai keaktifan = Perolehan jumlah skor
Rata-rata aktivitas siswa :
f. Setelah memperoleh jumlah siswa yang aktif, maka dilakukan
perhitungan persentase siswa yang aktif dengan Rurnus :
PSA= 100%
Keterangan: PSA : Persentase siswa yang aktif
NA: Banyaknya siswa yang aktif
N : Banyaknya siswa keseluruhan
37
No. Aspek Keterampilan yang dinilai Jumlah %
1 A
h. Berikut adalah Kategori rata-rata persentase siswa yang aktif
8l% - 100% = Aktivitas sangat baik
6l% -80% = Aktivitas Baik
41%-60% = Aktivitas Cukup
2I%-40% = Aktivitas Kurang
0%-20% = Aktivitas Kurang sekali
2. Data tes (Kuantitatif)
Data kuantitatif merupakan data prestasi siswa ditentukan dari nilai tes
pada tiap siklus. Adapun perhitungan data kuantitatif menggunakan rumus
sebagai berikut:
a. Bila nilai tes siswa 60, siswa dikategorikan Tuntas
Bilanilai tes siswa < 60, siswa dikategorikan Belum Tuntas
Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah apabila
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas masing-masing siswa mencapai lebih dari atau sama
dengan 4 aspek (57,14% ) dari 7 kriteria aktivitas yang telah
ditetapkan
Aktivitas rata-rata kelas mencapai nilai persentasi lebih dari atau
sama 57,l4%
2. Hasil Belajar
Terjadi peningkatan prestasi belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari
75% siswa memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dari semua tahapan penelitian,
dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan alat peraga realia
yang diterapkan di kelas V SD Negeri 7 Wonodadi dapat:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke
siklus. Jumlah siswa yang aktif pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 sebanyak
65% dan 70%. Sedangkan pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus II sebanyak
90% dan 100% aktif.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 sebanyak
30% dan 55% yang telah mencapai KKM. Kemudian meningkat pada siklus
II pertemuan 1 dan 2 sebanyak 80% dan menjadi 90% telah mencapai KKM
pada akhir penelitian.
3. Aktivitas belajar meningkat bila penggunaan alat peraga realia digunakan
dengan maksimal dan siswa terlibat langsung dalam penggunaannya.
4. Hasil belajar meningkat bila aktivitas belajar siswa tinggi.
Pembelajaran ini masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Maka, dalam
rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan selanjutnya dalam pembelajaran
matematika di sekolah dasar, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Guru
a. Dalam pembelajaran matematika sebaiknya menggunakan media
pembelajaran seperti alat peraga realia dan menggunakan media
lainnya yang sesuai dengan materi pelajaran.
b. Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga realia hendaknya
dipahami dengan baik mulai dari karakteristik media, kesesuaian
materi pembelajaran serta langkah-langkah kegiatannya.
c. Penggunaan pembelajaran alat peraga realia akan lebih efektif jika
siswa memegang secara langsung media yang digunakan dan bukan
sekedar ditunjukkan oleh guru.
2. Siswa
a. Siswa hendaknya lebih terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran
matematika dalam menggunakan alat peraga realia agar tidak merasa
jenuh dalam pembelajaran.
b. Siswa hendaknya memperhatikan penjelasan guru saat akan memulai
pembelajaran sehingga pada saat pelaksanaan kegiatan lebih kondusif.
3. Kepala Sekolah
a. Memfasilitasi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga realia.
b. Mensosialisasikan penggunaan alat peraga realia kepada guru lain
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA
KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(Skripsi)
OLEH
RUMIYATI
1013119169
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir... 28
Gambar 3.1 Alur Pelasksanaan Tindakan ... 31
Gambar 4.1 Grafik peningkatan tiap jenis aktivitas ... 54
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Peumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar ... 7
1. Teori Kognitivisme ... 7
2. Teori Behaviourisme ... 10
3. Teori kostruktivisme ... 12
B. Proses Pembelajaran ... 14
C. Aktivitas Belajar ... 16
D. Hasil Belajar ... 19
1. Ranah Kognitif ... 20
2. Ranah Afektif ... 20
3. Ranah Psikomotor ... 21
E. Media Pembelajaran ... 22
F. Alat Peraga Realia ... 24
G. Kerangka Pikir ... 26
H. Hipotesis Tindakan ... 29
B. Metode Penelitian ... 31
C. Prosedur Penelitian ... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ... 35
E. Instrumen Penelitian ... 35
F. Teknik Analisis Data ... 36
G. Indikator Keberhasilan ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum ... 39
B. Hasil Penelitian... 42
C. Pembahasan ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Silabus ... 66
2. RPP dan Soal Latihan... 68
3. Kisi-kisi soal... 68
4. LKS... 75
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 80
6. Nilai rata-rata siswa ... 88
7. Analisis nilai siswa ... 89
8. Alat penilaian kinerja guru ... 91
9. Gambar pelaksanaan pembelajaran ... 96
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Rekap nilai matematika kelas V... 2
Tabel 1.2 Data aktivitas belajar matematika kelas V ... 3
Tabel 2.1 Analisis Aktivitas Siswa ... 19
Tabel 4.1 Nama-nama Kepala SD Negeri 7 Wonodadi dan masa jabatannya. ... 39
Tabel 4.2 Nama-nama guru SD Negeri 7 Wonodadi dan Tingkat pendidikannya Tahun 2012 ... 40
Tabel 4.3 Sarana Prasarana SD Negeri 7 wonodadi tahun 2012 ... 40
Tabel 4.4 Jumlah siswa SD Negeri 7 Wonodadi Tahun Pelajaran 2011/2012... 41
Tabel 4.5 Jadwal pertemuan penelitian mata pelajaran Matematika kelas V... 41
Tabel 4.6 Persentase jenis aktivitas siklus I ... 46
Tabel 4.7 Data hasil belajar siklus I ... 48
Tabel 4.8 Persentase jenis aktivitas siklus II... 51
BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA
PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI
KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN
PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Nama : Rumiyati
No. Pokok Mahasiswa : 1013119169
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Dosen Pembimbing,
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Riswandi, M.Pd.
NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19760808 200912 1 001
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Riswandi, M.Pd
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd. ... .
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb....
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik dan dapat dilalui tanpa hambatan yang berarti. Skripsi
dengan judul Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Dengan
Menggunakan Alat Peraga Realia Pada Siswa Kelas V SDN 7 Wonodadi
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas
Lampung.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Drs. H. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing, terimakasih telah
banyak memberikan saran, motivasi serta meluangkan waktunya kepada
peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Ibu Dra. Cut Rohani Bitai, M.Pd., selaku Dosen Pembahas, terima kasih atas