• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI

SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG

Oleh BUKHORI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran dan memperbaiki keterampilan tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas VI (Enam) di SDN 2 Batu Putu Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011 / 2012 dengan penggunaan alat modifikasi sarana pembelajaran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI yang berjumlah 31 orang, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI

SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG

Oleh

BUKHORI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA KEPENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………....………... 1

B. Identifikasi Masalah………... 2

C. Batasan Masalah ………... 3

D. Rumusan Masalah………... 3

E. Tujuan Penelitian ………... 3

F. Manfaat Penelitian ………... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani di SD ..……….………... 6

B. Belajaran dan Mengajar ..……….…………... 7

C. Belajar Motorik ... 8

D. Hakekat Modifikasi Alat ... 10

E. Tolak Peluru Gaya Menyamping ... 12

1. Persiapan ... 13

2. Awalan ... 15

3. Sikap Tolak ... 16

4. Pelepasan ... 17

5. Pemulihan ... 19

F. Kerangka Pikir ... 21

G. Hipotesis ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Subjek Penelitian ... 25

C. Ruang Lingkup Penelitian ... 25

(4)

E. Tehnik Analisis Data ... 29

F. Proses Pembelajaran Tolak Peluru ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 37

C. Refleksi Hasil Penelitian Tolak Peluru... 38

D. Implikasi Penelitian Tindakan Kelas ... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil tes awal keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping .... 50

2. Hasil tes siklus 1 keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping .. 52

3. Hasil tes siklus 2 keterampilan gerak dasar tolak peluru gaya menyamping .. 54

4. Gambar-gambar foto penelian ... 56

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 60

6. Format penilaian tolak peluru gaya menyamping ... 63

7. Jadwal kegiatan penelitian ... 66

8. Rencana judl penelitian ... 67

9. Daftar hadir seminar proposal ... 68

10. Izin penelitian dari Universitas Lampung ... 69

11. Surat izin melaksanakan penelitian dari kepala sekolah ... 70

12. Surat pernyataan dari kepala sekolah ... 71

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Tolak Peluru Gerak Dasar

Menyamping ... 35 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Tolak Peluru Pada

Tes Awal ... 36 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Tolak Peluru Pada

Siklus I ... 36 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Tolak Peluru Pada

(7)

MOTTO

(8)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : BUKHORI

NPM : 0813068006

Tempat, Tanggal Lahir : Sanden, 25 Nopember 1969

Alamat : Jl. Wa Rahman Batu Putu Teluk Betung Utara Bandar lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Tolak Peluru Gaya Menyamping Melalui Modifikasi Sarana Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Batu Putu Bandar lampung.

Adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 6 Februari 2012 s/d 9 April 2012, Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata tidak benar saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai ketentuan yang berlaku.

Bandar lampung, Agustus 2012

(9)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M.Pd. ………

Penguji Utama : Drs. Usman Adam, M.Pd ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 196003151985031003

(10)

PERSEMBAHAN

Sebagai wujud ungkapan rasa cinta, kasih dan sayang serta bakti yang tulus kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

Bapak dan ibu di Yogyakarta nan jauh disana dan Mertua yang ada di Bandar Lampung yang telah membesarkanku dengan penuh kasih dan sayang,

memberikan dukungan serta do’a harapan atas keberhasilanku, sehingga menjadikan hidupku ini lebih berarti.

Isteriku tercinta Siti Maisaroh dan putraku Dzikri Firmansyah dan putriku Najma Ayuantika yang selalu memberikan dukungan dan do’a akan keberhasilanku.

(11)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MELALUI MODIFIKASI SARANA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BATU PUTU BANDARLAMPUNG

Nama Mahasiswa : BUKHORI No. Pokok Mahasiswa : 0913068006

Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing Utama

Drs. Baharuddin, M.Pd Drs. Sudirman Husin, M.Pd

NIP. 19510507 198103 1 002 NIP.19581021 198503 1 003

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa : Kalimundu, Kabupaten Bantul, Yogyakarata.

Pada tanggal 25 Nopember 1969, anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan

Bapak Marto Suwito dengan Ibu Juminem.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis yaitu antara lain : Sekolah Dasar

(SD) Negeri Inpres Kalimundu, Sanden, Bantul diselesaikan pada tahun 1984.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah, Sanden diselesaikan pada

tahun 1987, dan Sekolah Guru Olahraga (SGO), Wates, Kulon Progo diselesaikan

pada tahun 1990.

Pada tahun 2001, Penulis diterima sebagai mahasiswa Diploma 2 (dua) Program

Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

di Universitas Negeri Yogyakarta diselesaikan pada tahun 2003. Dan pada tahun

2009 diterima sebagai mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

diselesaikan pada tahun 2012.

Bandar Lampung , Agustus 2012

(13)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah dan

Maha Penyayang karena berkat Ridho-Nya jualah skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Tolak

Peluru Gaya Menyamping Melalui Modifikasi Sarana Pembelajaran Pada Siswa

Kelas VI SD Negeri 2 Batu Putu Bandarlampung” adalah salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs.Baharuddin, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd. sebagai Penguji pada ujian skripsi. Terima

kasih atas pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skrpisi ini.

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan

5. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik, yang

selalu membantu memberikan pengarahan dan saran.

6. Bapak Drs. Sudirman Husin, M. Pd. yang selalu memberikan pengarahan,

kesabaran, keuletan, pengertian, bimbingan dan saran serta kritik dalam

(14)

7. Bapak dan ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa

penulis melaksanakan studi di Unila.

8. Bapak dan Ibu Staf Tata Usaha Universitas Lampung yang telah bekerjasama

dengan pelayanannya sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Bapak Drs. Moh. Amin Karim, selaku Kepala SDN 2 Batu Putu Teluk Betung

Utara, Bandar Lampung.

10.Bapak dan Ibu dewan guru SD Negeri 2 Batu Putu serta murid kelas VI yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

11.Rekan - rekan mahasiswa Pendidikan Jasmani Unila Angkatan 2009.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

pepatah mengatakan bahwa ” Tak ada gading yang tak retak “ akan tetapi sedikit

harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua. Amin.

Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb

Bandar lampung, 2012 Penulis,

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan dan fungsi guru Penjaskes yang baik akan tewujud apabila memiliki

inisiatif, kreatifitas dan inovasi serta selektif dalam memilih dan menentukan

suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan

tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.

Hal ini berarti dalam mengajarkan sesuatu keterampilan kepada anak didiknya,

tugas gerak yang diberikan oleh guru harus mengacu kepada tingkat

pertumbuhan dan perkembangan atau disesuaikan dengan kesiapan anak

didiknya. Berkaitan dengan kesiapan, Lutan (1988 : 345) mengatakan :

Faktor kesiapan belajar, suatu kondisi yang bersifat fisik dan psikis yang

memungkinkan seseorang dapat menguasai sesuatu keterampilan motorik

berimplikasi langsung pada perencanaan pengalaman belajar yang sesuai

dengan tingkat kesiapan belajar pada anak.

Berdasarkan pendapat di atas, kesiapan belajar anak didik untuk belajar sesuatu

keteramplan motorik akan berkaitan erat dengan faktor kematangan yang pada

dasarnya dipengaruhi oleh syaraf dan otot. Dalam rumusan GBPP Pendidikan

Jasmani (2004) untuk mendidik SD tidak diberikan secara eksplisit tentang

(16)

2

dimodifikasi, dan dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih ada guru

Penjaskes yang mengajarkan suatu keterampilan gerak tidak selaras dengan

tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya.

Dalam menentukan suatu metode pembelajaran selain harus sesuai dengan

tingkat pertumbuhan dan perkembangan harus sesuai dengan pandangan anak

terhadap tugas gerak yang diberikan, yaitu sederhana atau kompleknya gerakan

tersebut.

Nomor tolak peluru yang diajarkan kepada siswa SD merupakan salah satu

tugas gerak yang bersifat teknis pada pembelajaran atletik.Tugas gerak tersebut

sangat komplek untuk dipelajari karena terdiri dari lima unsur teknik yaitu

persiapan, awalan, sikap menolak, menolak dan pemulihan. Kelima unsur

tersebut secara teknis harus dilakukan melalui rangkaian gerak yang tidak

terputus satu sama lain untuk menghasilkan tolakan yang efektif dan efesien.

Hasil pengamatan penulis dalam mengikuti program pengalaman lapangan di

SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung, pembelajaran atletik cabang tolak

peluru gaya menyamping pembelajarannya masih rendah dan belum dapat

mencapai ketuntasan belajar. Pemahaman siswa terhadap gerak dasar tolak

peluru gaya menyamping dapat diamati pada saat siswa melakukan tolakan

pada tolak peluru dimana sikap persiapan, sikap awalan,sikap tolak, sikap

pelepasan dan pemulihan masih jauh dari sikap yang seharusnya dilakukan

pada saat melakukan tolakan, hal ini yang terjadi di SD Negeri 2 Batu Putu

Bandar Lampung, pada mata pelajaran Penjaskes pokok bahasan atletik

(17)

3

Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta

didik mengikuti proses pembelajaran. Keriteria ketuntasan minimal ditentukan

melalui analisis 3 (tiga) hal yaitu : tingkat kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotor siswa serta tingkat kemampuan daya dukung sekolah. Adapun

siswa rata-rata mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 70 % sedangkan siswa

yang mendapatkan lebih dari 65 sebanyak 30 % dan dari keseluruhan kelas VI

memiliki kemampuan yang lebih rendah dalam melakukan gerak dasar tolak

peluru gaya menyamping.

Untuk meningkatkan proses pembelajaran khususnya gerak dasar tolak peluru

gaya menyamping penulis mencoba menggunakan Penelitian Tindak Kelas

(PTK) sebagai solusinya. Harapannya dengan menyuguhkan model

pembelajaran menggunakan media sarana modifikasi pembelajaran akan

lebih memudahkan mengingat dan menghubungkan fakta atau konsep pada

mata pelajaran penjaskes pokok bahasan tolak peluru gaya menyamping.

B. Identifikasi Masalah

1. Pada umumnya siswa belum bisa melakukan sikap persiapan dan awalan

pada gerak dasar tolak peluru gaya menyamping

2. Sebagian siswa belum dapat menguasai sikap tolakan pada gerak dasar tolak

peluru gaya menyamping

3. Kebanyakan siswa belum bisa melakukan pelepasan dan pemulihan pada

(18)

4

C. Batasan Masalah

Dalam menghindari terjadi kesalah pahaman dalam penafsiran istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah ini :

Upaya meningkatkan ketrampilan gerak dasar tolak peluru gerak dasar

menyamping yaitu dengan cara memegang peluru, meletakkan peluru pada

leher bagian atas, sikap saat melakukan tolakan, cara melakukan tolakan dan

sikap akhir, sehingga akan menghasilan tolakan yang jauh.

Tolak peluru gaya menyamping bisa juga dimodifikasi dengan cara lain yaitu

diganti dengan bola plastik yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya,

sehingga dalam memberikan pelajaran pada siswa kelas VI SDN 2 Batu Putu

dapat tercapai dengan baik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

Apakah dengan menggunakan modifikasi sarana pembelajaran bola plastik

besarnya sama dengan peluru sebenarnya dapat meningkatkan hasil

belajar gerak dasar tolak peluru gerak dasar menyamping pada siswa kelas VI

SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memperbaiki dan menigkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru

(19)

5

arah dengan dua tangan dan dengan menggunakan metode modifikasi alat

yaitu memakai bola plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru yang

sebenarnya.

2. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar gerak dasar tolak peluru

teknik menyamping setelah diberikan latihan belajar pembentukan sikap

menolak dengan menggunakan modifikasi alat yaitu memakai bola

plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya yang diisi

dengan semen.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan

bagi:

1. Bagi Siswa

Sebagai perbandingan untuk meningkatkan latihan gerak dasar tolak peluru

teknik menyamping secara benar.

2. Bagi Guru Penjaskes

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar

tolak peluru teknik menyamping dengan meggunakan metode modifikasi alat

di sekolah dan juga untuk memperbaiki metode pembelajaran pendidikan

jasmani khususnya di SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung.

3. Bagi Program Studi

Sebagai kontribusi untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan

(20)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk

mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

jasmaniah dan rohaniah serta kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya agar

tumbuh berkembang secara harmonis dan optimal sehingga mampu

melaksanakan tugas bagi dirinya dan untuk bangsa. Hal ini sesuai dengan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 yang

menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan:

”Mencerdaskan kehidupan bangsa seutuhnya,yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kesehatan jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan bangsa”.

Dalam pengertian pendidikan Jasmani dan Kesehatan sudah tercakup kegiatan

olah raga. Jenis kegiatan yang diajarkan meliputi kegiatan pokok dan kegiatan

pilihan . Kegiatan pokok adalah atletik, senam, permainan dan pendidikan

kesehatan sedangkan kegiatan pilihan terdiri atas renang, pencak silat, bulu

(21)

7

B. Belajar dan Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya

tentang “belajar”.Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar adalah suatu proses

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Pengertian ini sangat berbeda dengan pendapat Oemar Hamalik, (2003) tentang

belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan;

belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan

seterusnya. Sejalan dengan perumusan di atas, ada pula tafsiran lain tentang

belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas tujuan belajar itu

prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha

pencapaian. Pengertian ini menitik beratkan pada interaksi antara individu

dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman

belajar. Yang dimaksud dengan belajar menurut Husdarto dan Saputra (2002:2)

adalah’’Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya.Tingkah laku ini

mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap”.Tingkah laku dapat

dibagi menjadi dua kelompok yaitu yang dapat diamati dan yang tidak.Tingkah

(22)

8

yang tidak bisa diamati disebut behavioral tendency. Definisi belajar dapat juga

diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau perubahnya

suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat

bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan

adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena semua hal.

Teori lain mengenai belajar adalah teori menurut Ilmu Daya adalah ilmu yang

terdiri berbagai daya, masing masing dengan fungsi tertentu seperti daya ingat,

daya hayal, daya pikir. Di samping dari beberapa penjelasan mengenai belajar,

ada faktor yang mempengaruhi belajar di antaranya:

1. Faktor bahan atau hal yang harus dipelajari.

2. Faktor-faktor lingkup.

3. Kondisi individual pelajar.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada di antaranya faktor

yang menyangkut faktor kondisi individual pelajar yang berkaitan dengan hasil

belajar ketrampilan motorik. Belajar keterampilan motorik menurut

kemampuan untuk meningkatkan jumlah gerak jasmani sampai menjadi suatu

keseluruhan yang dilakukan dengan gencar dan lurus, tanpa perlu memberikan

lagi secara rinci yang dilakukan. Namun demikian, tidak semua perubahan

tingkah laku tersebut sebagai hasil belajar. Ada juga perubahan itu yang

disebabkan oleh bukan hasil belajar melainkan faktor kematangan. Kedua

faktor ini satu sama lain saling mengisi guna meraih hasil belajar yang jauh

lebih baik. Jadi, perubahan tingkah laku dalam proses belajar merupakan akibat

(23)

9

disengaja. Hal ini terbukti dari adanya tujuan yang ingin dicapai, motifasi

untuk belajar, dan kesiapan siswa untuk belajar baik secara fisik maupun

psikis.

Sedangkan pengertian belajar menurut Husdarta dan saputra (2002:2).

“Mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks.Guru berperan tidak

hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa saja tetapi juga guru

harus berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang

disengaja, maka guru terlebih dahulu harus mempersiapkan bahan yang akan

disajikan pada siswa“.

Upaya guru yang lakukan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah dirumuskan

akan tercapai. Oleh karena itu, di samping guru harus menguasai materi

pelajarannya guru juga dituntut memiliki kesabaran dan kecintaan dalam

memahami dan mengelola proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kunci

suksesnya proses belajar mengajar di sekolah.

C. Belajar Motorik

Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai

tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan baik

secara professional maupun etik dalam profesi mengajar/melatih. Dalam proses

belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur

psikis, emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam

perubahan prilaku. Dalam proses belajar keterampilan motorik tidak hanya

(24)

10

mengantarkan ke arah perubahan permanent dalam prilaku tetapi juga bersifat

kognitif dan efektif. Seperti yang diungkapkan oleh Schmidt yang dikutip oleh

Lutan (1988:102) bahwa belajar motorik adalah:”seperangkatproses yang

bertalian dengan latihan atau terampil.”

Penelitian belajar motorik dapat berlangsung dalam kondisi lapangan, misalnya

berupa kegiatan olahraga yang kompleks. Salah satu faktor penting dalam

pelaksanaan penelitian belajar keterampilan motorik adalah pemilihan jenis

keterampilan yang memungkinkan dapat diungkapkan dengan jenis hasil

belajar atau perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat kegiatan belajar.

Karena itu kegiatan yang tidak terbiasa dilakukan atau yang sifatnya baru bagi

seseorang merupakan ciri utama dari jenis tugas gerak yang dicobakan dalam

penelitian.

D. Hakekat Modifikasi Alat

Secara harafiah modifikasi berarti perubahan, dan bila dikaitkan dengan

gerakan maka dapat diartikan adanya perubahan cara melakukan gerak tolak

peluru gaya menyamping dan peluru yang dilemparkan, seperti dikatakan

Lutan (1977),”Modifikasi diartikan sebagai perubahan dari keadaan lama

menjadi keadaan baru Perubahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara

penggunaan, dan manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karaktristik

semula”.

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan

(25)

11

disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan, pengalaman gerak, dan

fasilitas serta peralatan yang tersedia.

Minimnya peralatan seharusnya bukan merupakan suatu kendala bagi guru

dalam mengajar ketrampilan gerak tolak peluru gaya menyamping, karena

peralatan untuk melakukan tolak peluru gaya menyamping dapat dimodifikasi

dari bahan-bahan yang sederhana dan dibentuk seperti peralatan yang

sebenarnya sehingga cukup baik memperkenalkan / mengajarkan tahap gerak

dasar tolak peluru gaya menyamping kepada peserta didik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini harus mengikuti urutan sebagai berikut:

Pembukaan: yaitu tahap memperkenalkan keterampilan yang akan dipelajari:

Tahap ini bisa dilakukan dengan cara uraian lisan, demontrasi langsung,

penayangan gambar atau foto atau lembaran tugas. Pada intinya tahap ini

memberikan gambaran tentang keterampilan yang akan dipelajari.

Percobaan: yaitu tahap dimana semua siswa mencoba menguasai keterampilan

yang dimaksud dengan cara melakukan sendiri dari tahap 1 sampai tahap II

melalui rangkaian keterampilan yang dipelajari. Keterampilan yang dipelajari

tersebut adalah tolak peluru gaya menyamping melalui modifikasi

pembelajaran yaitu menggunakan bola tenis, maka semua siswa mencoba

melakukan tolakan

Pengulangan : yaitu tahap dimana guru mengundang siswa untuk saling

mengungkapkan masalah-masalah yang ditemukan selama percobaan. Atau

dalam kondisi kelas yang lebih bersifat satu arah, tahap ini sering digunakan

(26)

12

Tahap ini diakhiri hingga semua siswa mempunyai gambaran yang jelas

tentang kekurangan dan kelebihan mereka.

Percobaan: anak diberi kesempatan mencoba kembali dengan tujuan

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan. percobaan kedua ini dengan

menggunakan alat modifikasi berupa bola yang besarnya sama dengan peluru

sebenarnya yang diisi dengan semen, yang kemudian dilakukan pengulangan

kembali. Demikian seterusnya hingga keterampilan yang bersangkutan dicapai

dengan baik.

Pemantapan; setelah beberapa kali terlibat dalam proses review dan percobaan

ulang, maka siswa akan semakin mantap kemampuannya pada tahap ini

hendaknya guru sudah semakin spesifik dalam memberikan umpan balik yang

berguna untuk memantapkan keterampilan.

E. Tolak Peluru Gerak Dasar Menyamping

Melempar atau menolak pada teknik tolak peluru merupakan rangkaian gerak

yang berkelanjutan, sehingga pada perubahannya terdapat beberapa rangkaian

atau urutan gerak di dalamnya seperti: persiapan gerakan awal, meluncur, sikap

melempar, pelepasan dan pemulihan. Jadi pada prosesnya gerak dasar tolak

peluru memerlukan penguasaan gerak lempar yang baik, sehingga pada

pelaksanaanya nanti dapat dilakukan dengan baik pula.

Tolak peluru adalah suatu gerak menolak atau melempar suatu benda sejauh

mungkin yang di dalamnya terdapat perubahan gerak pada saat persiapan dan

(27)

13

Menurut IAAF (2000) ada tiga macam gerak dasar tolak peluru yaitu:

1. Teknik menyamping (orthodox)

2. Teknik meluncur (Obrien)

3. Teknik memutar (rotasi)

Tolak peluru adalah nomor lempar tetapi pada praktiknya peluru harus

ditolakan, hal ini sesuai dengan IAAF (2000) yaitu sebagai berikut:

“Sebuah tolakan yang baik dalam nomer ini adalah suatu dorongan atau

tolakan terhadap sebuah peluru dengan satu tangan yang bermula dari pangkal

bahu”.

Yang penting pada tolakan peluru adalah bahwa harus didorong keluar dengan

kecepatan keluar dengan kecepatan maksimal, dengan sudut 400Jadi,

tekanannya pada kecepatan gerak, dan kaki adalah bagian yang terkuat dari

badan, maka posisi untuk menolak harus menekankan pada kaki.

Pada tolak peluru gerak dasar menyamping terdiri dari tahap-tahap berikut ini :

1). Persiapan, 2). Awalan 3). Sikap tolak 4). Pelepasan 5). Pemulihan.

1. Persiapan

Pada tahap persiapan yang perlu diperhatikan adalah sikap tubuh, tungkai

peluru, lengan dan sikap badan. Dalam posisi persiapan ini pelempar berada di

samping sebelah kanan arah lemparan. Peluru diletak pada telapak tangan

(dengan ibu jari dan jari kelingking sedikit diluruskan) di dalam cekungan

(28)

14

Gambar 1. pegangan /Grip, diadaptasi dari (IAAF, 2000)

Sifat-sifat teknis:

• Peluru terletak pada jari-jari tangan dan pangkal jari-jari.

• Jari-jari pararel dan sedikit agak terpisah.

• Peluru ditempatkan pada bagian depan leher, ibu jari pada tulang selangka.

• Siku keluar dengan sudut 45 derajat terhadap badan.

(29)

15

Sifat-sifat teknis:

-Posisi menyamping ke arah kanan daerah lemparan dan kedua kaki dibuka

selebar bahu.

- Tungkai kanan ditekuk, tungkai kiri lurus /agak serong kekiri.

- Lengan kiri diangkat ke atas (sejajar bahu) dan ditekuk, siku kanan sedikit

diangkat.

- Badan condong, lurus ke samping kanan.

2. Awalan

Pada sikap awalan pelempar berdiri menyamping ke arah lemparan, berat badan

pada kaki kanan dengan badan agak ditekuk. Condongkan badan ke samping

kanan . Tangan kiri diangkat sedikit ke atas dengan siku ditekuk.

Dari posisi awal tariklah posisi kaki ke dalam atau mendekat ke kaki kanan.

Kemudian gerakan kaki kanan ke arah lemparan dengan didahului kaki kiri.

kaki kiri menyentuh tanah segeralah memutar pinggul ke depan setengah

berputar. Selanjutnya peluru ditolakan ke depan atas dibantu dengan putaran

badan.

(30)

16

Sifat-sifat teknis:

- Posisi menyamping ke arah kanan daerah lemparan dan kedua kaki dibuka

selebar bahu

- Tungkai kanan ditekuk; tungkai kiri lurus /agak serong kekiri.

- Lengan kiri diangkat ke atas (sejajar bahu) dan ditekuk, siku kanan sedikit

terangkat

- Badan condong, lurus ke samping kanan.

3. Sikap Tolak

Sikap tolak dilakukan setelah sikap awalan, posisi ini dilakukan dengan

menyamping ke arah lemparan. Sedangkan tungkai kanan ditekuk 90 derajat

yang bertumpu pada bola kaki atau seperti menunjukan posisi pukul 09.00,

tungkai kiri diluruskan ke arah balok bertumpu pada jari-jari kaki. Sedangkan

posisi lengan kiri diangkat ke atas atau sejajar bahu dan ditekuk, siku kanan

[image:30.595.157.459.486.703.2]

sedikit terangkat, dan posisi badan condong, lurus ke samping kanan.

(31)

17

Sifat-sifat teknis :

• Posisi menyamping ke arah daerah lemparan

• Tungkai kanan ditekuk 90 derajat bertumpu pada bola kaki (posisi pukul

09.00), tungkai kiri diluruskan ke arah balok, bertumpu pada jari kaki.

• Lengan kiri diangkat ke atas (sejajar bahu) dan ditekuk, siku kanan sedikit

terangkat

• Badan condong, lurus ke samping kanan.

4. Pelepasan.

Pada tahap pelepasan sikap tubuh diputar ke arah lemparan yang berporos pada

gerakan tungkai kanan, sedangkan tungkai kanan diluruskan secara eksplosif

dan diputar ke arah sektor lempar, demikian pula kaki kiri, setelah seluruh

tubuh menghadap ke arah sektor lempar, lengan kanan diluruskan secara

eksplosif ke arah depan atas dan jari-jari melepaskan peluru dengan lecutan

yang eksplosif, lengan bahu kiri menahan gerakan tubuh, dan sikap badan

menghadap ke sektor lempar (sikap membusur)

Tahap melepaskan dibagi menjadi dua bagian yang saling berkaitan yaitu:

Bagian 1. (gerak percepatan utama), bagian 2. (gerakan lengan akhir).

Masing-masing gerakan tersebut memiliki tujuan. Tujuannya adalah untuk

(32)
[image:32.595.132.497.85.246.2]

18

Gambar 5. Melepaskan Peluru Bagian 1 : Gerak percepatan Utama diadaptasi

dari (IAAF, 2000)

Sifat-sifat:

- Kaki kanan diluruskan dengan gerakan memuntir yang eksplosif sampai

pinggang kanan menghadap bagian depan lingkaran-lempar.

- Kaki kiri hampir diluruskan dan ditahan, mengangkat badan (dan

mempengaruhi sudut lepasnya peluru).

- Gerakan memilin tubuh tubuh ditahan oleh lengan kiri dan bahu.

- Siku kanan diputar diangkat dalam arah lemparan. Berat badan di pindahkan

dari kaki kanan ke kaki kiri.

Gambar 6. Melepaskan Peluru Bagian 2 : Gerakan lengan akhir diadaptasi

[image:32.595.130.513.537.706.2]
(33)

19

Sifat-sifat teknis

- Tolakan dari lengan pelempar dimulai setelah tubuh dan kaki-kaki

diluruskan sepenuhnya.

- Lengan kiri ditekuk dan ditempatkan dekat dengan badan.

- Percepatan diteruskan dengan pergelangan tangan yang direnggangkan

Sebelumnya (ibu jari ke bawah, jari-jari memutar keluar setelah peluru

dilepaskan).

- Kaki menyentuh tanah setelah melepas peluru.

- Kepala ada di belakang kaki kiri yang menahan sampai saat lepasnya peluru

5 Pemulihan

Pemulihan atau gerak akhir setelah pelepasan peluru dari tangan kanan, maka

akan timbul momentum ke depan, maka dengan cepat kaki kanan akan

dipindahkan ke depan menggantikan kaki kiri. Tungkai kiri dipindahkan

dengan cepat ke depan dan lutut ditekuk, untuk lebih meredam gerakan ke

depan sebaiknya lutut kanan dibengkokkan, karena untuk menghindari

[image:33.595.158.488.560.728.2]

diskualifikasi.

(34)

20

Sifat-sifat teknis:

- Kaki dengan cepat berganti setelah peluru lepas.

- Kaki kanan ditekuk.

- Badan bagian atas diturunkan.

- Kaki diayun ke belakang

- Kaki kiri diayun ke belakang

[image:34.595.140.521.279.434.2]

- Pandangan mata ke bawah

Gambar 8.Gerakan keseluruhan Gerak dasar menyamping diadaptasi dari (IAAF, 2000)

[image:34.595.171.448.502.736.2]
(35)

21

F. Kerangka Pikir

Pendekatan

pengajaran pendidikan jasmani yang berorientasi pada modifikasi sarana

pembelajaran, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar materi pelajaran

yang akan disajikan setelah siswa melakukan tes awal, selama berlangsungnya

penyajian meteri pelajaran, siswa melakukan bentuk-bentuk gerakan yang

diberikan oleh guru dengan melalui modifikasi sarana pembelajaran yang

mengarah pada tolak peluru gaya menyamping.

Pemberian meteri pelajaran diawali dengan memberikan penjelasan mengenai

alat yang akan digunakan berupa bola yang besarnya sama dengan peluru yang

sebenarnya, bola yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya yang diisi

dengan semen. Dengan menggunakan alat-alat tersebut akan menimbulkan

sikap siswa tidak takut untuk melakukan tolak peluru bahkan merasa senang

dan gembira. Kegiatan semacam ini dapat menarik para siswa yang pada

mulanya merasa kesulitan dalam melakukannya, dan akhirnya dapat

melakukan perbaikan gerakan dasar tolak peluru gaya menyamping dengan

benar.

Dengan demikian diharapkan bahwa pembelajaran dengan melalui modifikasi

sarana pembelajran siswa dapat melakukan latihan dengan frekuensi yang lebih

banyak, juga dapat mengembangkan diri sehingga dapat meningkatkan hasil

(36)

22

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan petunjuk ke arah proses penelitian untuk menjelaskan

permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Arikunto (1992:62)

menjelaskan sebagai berikut:

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, yaitu”hypo”yang artinya

“di bawah” dan” thesa” yang artinya” kebenaran”.Hipotesis berarti pendapat

yang kebenaran masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum

meyakinkan. Kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan.

Berdasarkan asumsi di atas maka, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah: Jika pendekatan proses pembelajaran melalui modifikasi sarana

pembelajaran, maka hasil pembelajaran keterampilan tolak peluru gaya

menyamping pada siswa SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung dapat

(37)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena

metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasikan dari suatu

penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan pada siswa kelas VI

SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung dengan alasan bahwa siswa kelas VI

memiliki kemampuan sangat rendah dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar pendidikan jasmani khususnya tolak peluru.

Penelitian tindakan kelas menurut (Muhajir,1997) bertujuan untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru

dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja

atau dunia aktual lain.

Dengan bercirikan sebagai berikut:

1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja.

2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.

(38)

24

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan

praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan

kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual

pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahan sendiri.

Pelaksanaan penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus

dan di setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaan nya

setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian

sebelumnya.

Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran atau spiral yang disetiap

siklusnya terdiri dari rencana, tindakan observasi dan refleksi. Seperti

digambarkan di bawah ini:

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

a b a b a b

[image:38.595.157.408.456.517.2]

d c d c c d ccc c

Gambar 10. Siklus Penelitian Tindak Kelas Diadopsi dari (Muhajir,1997)

Keterangan Gambar:

- a : Rencana

- b: tindakan

- c: observasi

- d: refleksi

(39)

25

B. Subyek Penelitian

Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data yang

terdiri dari suatu subyek penelitian, seperti yang diterangkan Suharsimi

(1991:102) adalah : ”Subyek penelitian adalah keseluruhan obyek

penyelidikan yaitu berisi seluruh siswa“. Yaitu dimaksud subyek penelitian

dalam penelitian ini adalah siswa kelas V1 SD Negeri 2 Batu Putu Bandar

Lampung sebanyak 31 siswa, yang terdiri dari 11 putra dan 20 putri.

C. Ruang Lingkup Penelitian (PTK)

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampug.

Kelas VI di semester 1.

2. Pelaksanaan penelitian.

Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dua bulan

3. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

disetiap siklusnya. Alat itu berupa indikator-indikator penilaian gerak

melempar tolak peluru. Bentuk indikator dalam tolak peluru adalah: 1).

Persiapan, 2). Awalan,.3). Sikap tolak, 4). Pelepasan, dan 5). Pemulihan.

Instrumen untuk menganalisis keterangan gerak dasar tolak peluru

(40)

26

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhajir (1997) alat ukur untuk

instrumen dalam PTK dikatakan valid, bila tindakan itu memang aplikatif

dan dapat berfungsi untuk menghadapi masalah yang dihadapi. Sehingga

kreteria validitas PTK terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan

untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Cara penilaian pada proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru ini dengan

melihat nilai dari tahap persiapan, awalan, sikap tolak, pelepasan dan

pemulihan . Jika siswa memenuhi setiap aspek pada tahaptahap proses

gerak tolak peluru maka siswa mendapatkan nilai 0-5. Sedangkan

aspek-aspek dari tahap tersebut meliputi:

1. Persiapan

1.1 Sikap tubuh

Posisi menyamping ke arah tolakan, berat badan berada pada kaki sebelah

kanan (kaki bagian belakang)

1.2 Kaki

Kaki kanan di belakang dan ditekuk, sedangkan kaki kiri di depan dan lurus

1.3 Peluru

Dipegang di tangan dan diletakan pada leher di bawah rahang.

1.4 Lengan

Selama kaki bergerak posisi kedua lengan tetap seperti tahap persiapan.

1.5 Badan

(41)

27

2. Awalan

2.1 Kaki

Letakkan kaki kanan di belakng dan ditekuk, untuk bergeser cepat ke arah

Tolakan.

2.2 Peluru

Tetap menempel pada leher di bawah rahang.

2.3 Lengan

Selama kaki bergerak posisi kedua lengan tetap seperti tahap persiapan

2.4 Badan

Berat badan tetap bertumpu pada kaki kanan agar percepatan peluru terjaga.

2.5 Sikap tubuh

Posisi tubuh menyampingi arah tolakan sehingga, bahu kiri menghadap

arah tolakan.

3. Sikap Tolak

3.1 Sikap tolak

Posisi menyamping ke arah daerah lemparan atau tolakan.

3.2 Kaki

Dorong kaki kanan hingga lurus kekuatan penuh, tegakkan badan dan

luruskan kaki kiri.

3.3 Peluru

(42)

28

3.4 Lengan

Lengan kiri diangkat ke atas (sejajar bahu) dan ditekuk. Siku kanan sedikit

terangkat.

3.5 Badan

Berdayakan kaki kanan dan seluruh badan membantu tolakan.

4. Pelepasan

4.1 Sikap tubuh

Diputar ke arah lemparan yang berporos pada gerakan kaki kanan.

4.2 Kaki

Kaki kanan diluruskan secara cepat dan diputar ke arah sektor lempar,

demikian pula dengan kaki kiri

4.3 Peluru

Selama proses gerakan kaki, peluru tetap menempel pada leher atas di

bawah rahang.

4.4 Lengan

Setelah tubuh menghadap ke arah sektor lempar, lengan kanan

diluruskan secara cepat ke arah depan atas dan jari-jari melepaskan

peluru dengan lecutan yang cepat. Lengan \ bahu kiri memblok gerakan

tubuh.

4.5 Badan

(43)

29

5. Pemulihan

5.1 Kaki kiri

Dipindahkan dengan cepat ke belakang.

5.2 Kaki kanan

Dipindahkan dengan cepat ke depan dan lutut ditekuk.

Titik tertinggi di atas belakang bahu kiri, titik terendah di depan kaki kanan

5.3 Badan

Dibungkukkan

5.4 Lengan

Terbuka menjaga keseimbangan.

5.5 Pandangan

Ke arah bawah

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan tes dan pengamatan di lapangan untuk mengumpulkan informasi

dan menilai atau mengevaluasi hasil dari proses pembelajaran tolak peluru

gaya menyamping

E. Teknik Analisis data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi, menganalisa dan menilai atau

mengevaluasi hasil dari proses belajar mengajar dengan menggunakan

(44)

30

Setelah data terkumpul melalui tindakan setiap siklus, selanjutnya data

dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normative. Untuk melihat kualitas

hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus (Subagio 1991:107 dalam

Surisman 1997) sebagai berikut :

P = x 100 %

Keterangan rumus:

P: Persentase keberhasilan

F: Jumlah yang berhasil

N: Jumlah siswa yang melakukan tes

Untuk melihat keefektifan hasil tindakan pada PTK ini digunakan perhitungan

yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Surisman (1997) dengan

rumus sebagai berikut:

Hasil Pembelajaran E= × 100 %

Keterangan rumus:

E : Efektifitas gerak melempar pada siswa

n : Rerata nilai siklus ke 2

i : Rerata nilai tes awal atau tes sebelum tindakan

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang

(45)

31

F. Proses Pembelajaran Ketrampilan Gerak Dasar Tolak Peluru

Siklus I

Rencana :

Waktu yang digunakan adalah 10 menit

1. Menyiapkan alat-alat berupa bola plastik yang besarnya sama dengan peluru

sebenarnya berjumlah 16 buah, Kapur untuk membuat garis dan

pancang-pancang yang diberi bendera, yang berkaitan dengan proses pembelajaran

dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan.

2 . Menyiapkan siswa-siswi kelas VI yang berjumlah 31 anak, yang terdiri

dari 11 putra dan 20 putri. Untuk mengikuti proses belajar dan mengajar

pendidikan jasmani khususnya tolak peluru.

Tindakan:

Waktu yang digunakan adalah 60 menit

1. Membarisan anak menjadi 4 baris

2. Setelah anak dibariskan guru memimpin doa

3. Melakukan pemanasan selama 10 menit dalam bentuk permainan

4. Memberikan petunjuk, mendemonstrasikan cara melaksanakan siklus

pertama

5. Melakukan pelemparan peluru ke arah depan dengan menggunakan bola

Plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya.

6. Pengulangan menolak peluru gerak dasar menyamping dengan satu langkah

(46)

32

Observasi:

Waktu yang digunakan adalah 20 menit

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan

dan dinilai/dievaluasi dari hasil siklus pertama dibantu oleh alat perekam

evaluasi yang dapat diulang untuk menjaga objektifitas penilaian. Dari

observasi siklus I terdapat peningkatan proses pembelajaran namun belum

signifikan.

Refleksi:

1. Hasil observasi disimpulkan, bahwa tindakan siklus pertama dengan

menggunakan latihan melempar peluru keberbagai arah dengan menggunakan

bola plastik yang besarnya sama dengan tolak peluru sebenarnya, sangat

berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru, namun

masih terdapat kekurangan.

2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis berencana

memberikan latihan belajar pembentukan sikap menolak dengan

menggunakan bola plastik yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya

yang diisi dengan semen.

Siklus II

Rencana :

Waktu yang digunakan adalah 60 menit

1. Menyiapkan peralatan berupa bola plastik yang besarnya sama dengan tolak

peluru sebenarnya yang diisi dengan semen, sebanyak 16 buah. Dan skenario

(47)

33

2. Menyiapkan siswa-siswi kelas VI yang berjumlah 31 anak, yang terdiri

dari 11 putra dan 20 putri. Untuk mengikuti proses belajar dan mengajar

pendidikan jasmani khususnya tolak peluru.

3. Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk mengambil gambar yang

berhubungan saat penelitian dilaksakan baik siswa, peraga, dan petugas

observasi.

4. Menyiapkan instrumen indikator-indikator keterampilan gerak dasar tolak

peluru diantaranya,tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan gerak lanjutan,

berupa format penilaian sebanyak 31, untuk mengevaluasi dan mengobservasi

Tindakan (data terlampir).

Tindakan :

Waktu yang digunakan adalah 60 menit

1. Membarisan anak menjadi 4 baris

2. Setelah anak dibariskan guru memimpin doa

3. Melakukan pemanasan selama 10 menit dalam bentuk permainan

4. Memberikan petunjuk, mendemonstrasikan cara melaksanakan siklus II

5. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ke dua

6. Guru memberikan alat memodifikasi dengan bola plastik yang besarnya sama

dengan tolak peluru sebenarnya yang diisi dengan semen.

7. Setiap siswa melakukan gerakan tolakan seperti yang telah dicontohkan guru

(48)

34

Observasi:

Waktu yang digunakan adalah 20 menit.

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan

dinilai /dievaluasi dari hasil siklus kedua dibantu oleh alat perekam evaluasi yang

dapat diulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi:

Hasil observasi siklus kedua didiskusikan dan disimpulkan , bahwa

pelaksanaan tindakan siklus kedua dengan melakukan latihan belajar

pembentukan sikap menolak terdapat peningkatan yang sangat signifikan

dengan prosentase rata-rata diatas 50 %, untuk itu penulis beranggapan bahwa

(49)

45

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan

hasil Penilitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan alat bantu bola yang besarnya

sama dengan peluru sebenarnya, dapat meningkatkan keterampilan tolak

peluru

2. Proses pembelajaran dengan menggunakan alat bantu bola yang di isi dengan

semen yang besarnya sama dengan peluru sebenarnya, dapat meningkatkan

keterampilan tolak peluru gaya menyamping.

3. Implikasi dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dalam proses

pembelajaran tolak peluru gaya menyamping melalui dua siklus dapat

meningkatkan hasil pembelajaran tolak peluru.

4.Tingkat efektivitas pembelajaran tolak peluru mengalami peningkatan yang

besar dengan menggunakan alat bantu pembelajaran untuk kelas VI SD

Negeri 2 Batu Putu Bandar Lampung.

B. Saran

Berdasarkan hasil simpulan penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa

(50)

46

a. Kepada siswa-siswi kelas VI SD N 2 Batu Putu Bandar Lampung agar

berupaya untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya

b. Kepada Guru-guru Pendidikan Jasmani supaya dapat menggunakan

sarana modifikasi dalam pembelajaran baik dalam pembelajaran atletik,

senam dan permainan

c. Kepada Program Studi pendidikan jasmani Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung, agar dapat merekomendasikan model

pembelajaran dengan menggunakan sarana modifikasi kepada guru dan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi,(1991),Prosedur Penelitian. Edisi revisi. PT. Rineka Sita Jakarta

---, (1992),Prosedur Penelitian suatu pendidikan praktik. Bina

Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono : 2006, Belajar dan pembelajaran. PT. Reneka Cipta. Jakarta

Hamalik, Oemar. (2003),Kurikulum dan pembelajaran, Bumi Aksara, Jakartap.

Husdarto, (2000),Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

I.A.A.F. (2000),Pedoman resmi mengajar Atletik. Staf Skretariat IAAF-RDC. Jakarta.

Lutan, Rusli, (1988). Belajar Keterapilan motorik, Pengantar teori dan metode. Dirjen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

Mansur, Harun Rasyid. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Cv.Wacana Prima, Bandung

Muhajir, Noeng, (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak. BPGSD, Yogyakarta.

Nana,Syaodah Sukmadinata,2010. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nelistya, Anne, (2008). Menjadi juara Atletik. Be Champion. Jakarta.

(52)

Sugianto, (2004). Dasar-dasar Belajar Gerak. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan menengah, Jakarta.

Suherman, Adang. 2002.Evaluasi Pendidikan Jasmani, Asesmen alternative terhadap kemajuan belajar siswa sekolah dasar. Depdiknas Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Jakarta.

Sukidin dkk, 2007.Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendekia.

Supandi dan Seba, (1983).Dasar-dasar belajar gerak, Jakarta.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989, Jakarta.

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar lampung.

Gambar

Gambar 1. pegangan /Grip, diadaptasi dari (IAAF, 2000)
Gambar 3. Awalan diadaptasi dari (IAAF, 2000)
Gambar 4. Sikap Tolak, diadaptasi dari (IAAF, 2000)
Gambar 5. Melepaskan Peluru Bagian 1 : Gerak percepatan Utama diadaptasi
+4

Referensi

Dokumen terkait

69 Pemberian Tugas, Latihan, dan Tanya-Jawab serta Teknik Parafrasa dan Identifikasi Komponen Tutur untuk Peningkatan Penguasaan Ragam Bahasa: PTK dalam Matakuliah Analisis

Berapa bcsar pcngaruh lama mcrokok dan banyaknya jumlah batang rokok yang dihisap dalam schari terhadap nilai arus puncak ekspirasi (APE) pada pria bcrusia diatas 50

Pada hari ini Jumat tanggal Dua Puluh Lima Bulan Mei Tahun Dua Ribu Dua Belas pada alamat : http://lpse.lebakkab.go.id kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pengadilan Negeri

Dengan adanya masalah tersebut penulis membuat sebuah aplikasi media pembelajaran kosa kata bahasa Inggris yang ditujukan bagi anak dengan menggunakan teknologi

Tujuan utama analisis fakta ialah untuk memahami makna dari segi yang paling kecil. Menyimak untuk

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL BEBAN DAN AKUISISI DATA BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN SINGLE BOARD COMPUTER (SBC).. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil penelitian yang diperoleh setelah dianalisis bahwa dengan menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok listrik dinamis peserta didik kelas XA

menunjukkan Kabupaten Semarang memiliki berbagai macam objek wisata dan selain itu dalam tabel dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan ke berbagai objek