• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Implementasi Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Kelas IV SD Negeri Se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Implementasi Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Kelas IV SD Negeri Se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KAJIAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD NEGERI SE-

KECAMATAN ENGGAL BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

ELIYANA PUTRI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA kurikulum 2013. Sampel penelitian adalah guru kelas yang mengajar kelas IV yang dipilih secara purposive sampling. Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif berupa deskripsi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dibandingkan dengan standar proses, pendekatan saintifik dan tematik terpadu.

(2)

68,75% berkategori “tinggi”. Dari semua data yang didapatkan maka dapat disimpulkan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum 2013 di SD kecamatan Enggal berkategori “ Sedang”. Dengan demikian dapat disimpulkan

Implementasi pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum 2013 di SD kecamatan Enggal berkategori “ Sedang”.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Kecamatan Kotabumi

Selatan, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung pada tanggal 06 Juli 1992, yang merupakan anak Kedua dari Tiga bersaudara pasangan Bapak Riswandi dan Ibu Halimah S.Pd. Emai/HP Eliyana_alkhansa@gmail.com/085279235390

Pendidikan yang ditempuh penulis yaitu menyelesaikan SD Negeri 6 Kelapa Tujuh Kec. Kotabumi Selatan, Kab. Lampung Utara (1998-2004), SMP Negeri 10 Kotabumi Kec. Kotabumi Selatan, Kab. Lampung Utara (2004-2007), SMA Negeri 4 Bandar Lampung Kec. Teluk Betung Utara, Kab. Bandar Lampung (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur seleksi nasional mahasiswa perguruan tinggi negeri (SNMPTN) Universitas Lampung. Selama menempuh studi penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi Dasar. Pada tahun 2013 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Batubrak dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan Terintegrasi di Kabupaten

(8)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah

menunjukkan jalan yang terang benderang bagi kemaslahatan umat manusia di bumi.

Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang selalu berharga dalam hidupku kepada:

Ibu dan aki , yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku

menuju kesuksesan dan kebahagian.

Cikwoku Nurhalina Sari, S.KM ., dan adikku reza kurniawan, yang telah memberiku semangat, motivasi dan do’a tulus untuk keberhasilanku dan Seluruh keluarga tercinta ku, yang selalu

mendo’akan dan menyayangiku.

Teman-teman terkasihku Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2010, yang selalu berusaha membuatku tetap tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan

rasa sedih yang ada, pendengar setia setiap kegundahanku, ini adalah kesempatan paling berharga untuk berjuang bersama kalian.

(9)

MOTO

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan shalat…”

(Q.S. Al-Baqarah : 45)

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.

Jika engkau tak tahan lelahnya belajar, engkau akan menanggung

perihnya kebodohan,

(Imam S

yafi’i

)

Perjuangan adalah senjata kita untuk bersaing dengan skenario

kehidupan. Sabar dan tawakal adalah cara kita menyingkapi setiap

(10)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “KAJIAN IMPLEMENTASI

PEMBELAJARAN IPA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS IV SD NEGERI SE-KECAMATAN ENGGAL BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Dr. Tri Jalmo, M, Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 6. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembahas dan Pembimbing Akademik

(11)

xii

7. Bapak dan ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

8. M. Arsad, S. Pd. M. Si., selaku Kepala SD Negeri 1 Rawalaut Bandar Lampung, Tutik Iryanti S.Pd dan Novi Dewi Mulyani, S. Pd selaku guru sampel, Hamka, S.Pd. M.M., selaku Wakil kepala SD Negeri 2 Rawalaut Bandar Lampung, Hj. Sumarni, S.Pd., dan Hasnawati, S. Pd., selaku guru sampel yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas IV SD Negeri 1 Rawalaut dan SD Negeri 2 Rawalaut Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

10.Tim ku, Komasari dan Yusika Nabilla atas semangat kebersamaan, motivasi, dan kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini;

11.Sahabatku tercinta Dinny Septiany, Mira Olivia HR, Rosiana Aisyiyah, Masayu Olba, Ayu Windarwati, Primasari Pertiwi, Destya Norrahmah, Linda Asrina, Nia Wahyuningtyas, KKN Pekonbalak dan keluarga Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

C. Model atau Metode Pembelajaran yang Dapat Diterapkan pada Kurikulum 2013 ... 19

D. Pendekatan Saintifik ... 22

E. Pembelajaran Tematik Terpadu ... 28

F. Standar Proses ... 31

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

(13)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 67 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN

1. Analisis penilaian Kinerja Guru Kelas IV SD N 1 Rawalaut dalam

Pembuatan RPP ... 62 2. Tabulasi Hasil Penelitian Kinerja Guru SD N 1 Rawalaut ... 64 3. Analisis penilaian Kinerja Guru Kelas IV SD N 1 Rawalaut dalam

Melaksanakan Pembelajaran ... 66 4. Analisis penilaian Kinerja Guru Kelas IV SD N 2 Rawalaut dalam

Pembuatan RPP ... 70 5. Tabulasi Hasil Penelitian Kinerja Guru SD N 2 Rawalaut ... 72 6. Analisis penilaian Kinerja Guru Kelas IV SD N 1 Rawalaut dalam

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pelaksanaan pengambilan data penelitian ... 31 2. Kriteria kinerja guru kelas IV SD dalam kegiatan pembelajaran ... 36 3. Hasil penilaiaan Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

standar proses ... 44 4. Hasil penilaian Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA dengan

pendekatan saintifik ... 46 5. Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA pembelajaran tematik

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka pikir ... 7 2. Guru sedang menjelaskan cerita tentang astronout kepada siswa ... 49 3. Guru sedang mengajak siswa berdiskusi terkait materi tentang selat. . 50 4. Guru sedang memfasilitasi siswa untuk melakukan percobaan terkait

materi sumber daya alam ... 51 5. Siswa sedang mengamati perbedaan dataran tinggi, rendah, dan

sungai ... 55 6. Guru sedang berdiskusi aktif dengan siswa ... 56 7. Hasil percobaan siswa pada materi pemanfaatan sumber daya alam ... 57 8. Siswa sedang mengolah data-data yang didapatkan dari percobaan

yang telah dilakukan ... 58 9. Siswa sedang menyajikan dan menyimpulkan hasil yang didapatkan

setelah percobaan ... 58 10.Siswa sedang menciptakan karya baru dari barang bekas botol

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tahun ajaran baru 2013/2014 pemerintah resmi mengimplementasikan kurikulum 2013 pada semua jenjang pendidikan dasar hingga

menengah. Dalam pengimplementasiannya kurikulum ini telah diuji coba di beberapa sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan, salah satunya adalah sekolah dasar di kecamatan Enggal yaitu SD Negeri 1 Rawalaut dan SD Negeri 2 Rawalaut. Kurikulum 2013 ini merupakan langkah lanjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan menggunakan filosofi untuk mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia. Kurikulum 2013 dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan tematik-terpadu (Mendikbud, 2013:3).

(17)

2

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif, tantangan eksternal (kompetensi masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogik, dan fenomena negatif yang mengemuka). Oleh karena itu, seiring dengan tujuan pendidikan nasional dan kurikulum sebelumnya (KBK 2004 dan KTSP 2006) maka pengembangan kurikulum 2013 secara sistematis

diarahkan untuk penataan pola pikir dan tata kelola, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses dan penyesuaian beban. dengan harapan dapat meraih keseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills (Mendikbud, 2013:5).

Melakukan perubahan terhadap suatu kurikulum saja tidaklah cukup. Melainkan, perubahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah haruslah benar dalam prosesnya di lapangan. Guru sebagai implementator kurikulum haruslah tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pengimplementasian kurikulum 2013 ini, peran guru tidak hanya sebagai fasilitator saja melainkan guru harus mampu mengarahkan aktivitas siswa kedalam tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.

(18)

3

Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial tercantum dalam Struktur

Kurikulum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Namun untuk proses pembelajaran, Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema. Pelaksanaan kurikulum 2013 ini akan mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah, maupun sekolah yang siap

melaksanakannya (Mendikbud, 2013 : 7). Segala aktivitas yang harus dilaksanakan tersebut dapat terlaksana jika guru paham dalam

merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai. Selain perencanaan, kesesuaian apa yang guru rencanakan dengan pemahaman guru dalam mengimplemetasikan kurikulum 2013 yang telah dibuat oleh

pemerintah akan membuat tujuan pendidikan yang diharapkan tercapai.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk melakukan penelitian tentang “Kajian Implementasi Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Kelas IV Di SD Negeri Se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung” yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kurikulum di setiap sekolah.

B. Rumusan Masalah

(19)

4

kurikulum 2013 pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri di Enggal Bandar Lampung? ”, rincian masalah sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran IPA pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri di Enggal Bandar Lampung sudah sesuai dengan standar proses? 2. Apakah pembelajaran IPA pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri di

Enggal Bandar Lampung sudah sesuai dengan hakikat IPA dengan menerapkan pendekatan saintifik?

3. Apakah pembelajaran IPA pada kelas IV Sekolah Dasar Negeri di Enggal Bandar Lampung sudah sesuai dengan pembelajaran Tematik Terpadu?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk Mendeskripsikan implementasi pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum 2013 pada kelas IV sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Enggal Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Sekolah: informasi tentang pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum 2013

(20)

5

calon guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

4. Pemerintah: sebagai bahan evaluasi dan masukan sejauh mana pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka diberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Implementasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah ikhtisar atau gambaran mengenai bagaimana guru melaksanakan proses pembelajaran IPA di kelas.

2. Subyek penelitian ini adalah guru kelas IV yang membelajarkan IPA pada Sekolah Dasar Negeri di Enggal Bandar Lampung. 3. Kinerja guru dalam mengajar yang diukur pada penelitian ini

adalah kinerja dalam membelajarkan IPA sesuai dengan standar proses, hakikat IPA dengan menerapkan pendekatan saintifik, dan pembelajaran Tematik terpadu.

F. Kerangka Pikir

(21)

6

berbasis praksis menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) dan mengembangkan keterpaduan materi, menggunakan tema populer sebagai konteks

Implementasi kurikulum akan dapat berjalan secara optimal

bergantung pada implementator dan pengembangan yaitu guru. Disini guru berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pelaksanaan kurikulum di dalam kelas. Oleh sebab itu dalam hal ini pula kemampuan guru sangat mempengaruhi pelaksanaan

kurikulum. Kemampuan guru dalam mengajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis pendidikan yang dimiliki guru, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dan pengalaman mengajar guru (Gambar 1) . Oleh sebab itu faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam mengajar akan mempengaruhi pula pemahaman guru dalam memenuhi isi standar proses, yang digunakan sebagai acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

(22)

7

Ilmu pengetahuan alam dan Ilmu pengetahuan tetap diintegrasikan ke dalam berbagai tema.

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Terkait Implementasi Pembelajaran IPA berdasarkan kurikulum 2013

Guru

Pelatihan Latar Belakang Pendidikan

Latar Belakang Kepribadian

Perangkat Pembelajaran Standar Proses

Pendekatan Saintifik

Pembelajaran Tematik Integratif Implementasi Pembelajaran

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum 2013

Kurikulum menurut Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Mendiknas, 2011: 9). Asas-asas yang mendasari kurikulum yakni; asas filosofi yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara. Asas psikologis yang

memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yakni psikologia anak, perkembangan anank, psikologi belajar, bagaimana proses belajar anak. Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan

perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa

pengetahuan, dan lain-lain. Asas organisatoris yang mempertimbangakan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan (Nasution, 2008: 20).

(24)

9

terpadu (Paduan kurikulum 2013). Latar belakang pengembangan kurikulum 2013 berasal dari Undang-Undang No 20 Tahun 2003 yaitu kurikulum yang dapat menghasilkan insan indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi ( Mendikbud, 2013: 11).

Karakteristik kurikulum 20 13 meliputi : (1) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran,(2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran, (3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MA, (4) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi), (5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai

(25)

10

pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti. (Hasan, 2013 : 17).

Winataputra ( 2013 : 13) menyatakan bahwa substansi perubahan dalam kurikulum 2013 meliputi:

1. Redefinisi nomenklatur dan peristilahan yaitu, mata pelajaran pilihan,peminatan akademik , peminatan lintas mata pelajaran, peminatan vokasional, berbasis kompetensi, mata pelajaran wajib, mata pelajaran pilihan, peminatan akademik, peminatan lintas mata pelajaran, peminatan vokasional, pengembangan kurikulum tingkat nasional, pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, penilaian pembelajaran kecerdasan spritual,kecerdasan sosial dan emosional, kecerdasan intelektual, kecerdasan kinestetik, buku pegangan guru, buku pegangan siswa, kemampuan (faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif), ranah (sikap, keterampilan, dan pengetahuan), sistem kredit semester (sks), satuan kredit semester (sks)

2. Prinsip dasar dalam proses pengaplikasian yaitu :

a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan

dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

(26)

11

pencapaian kompetensi.

d. Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global.

e. Standar Isi dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan. f. Standar proses dijabarkan dari standar Isi.

g. Standar Penilaian dijabarkan dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan Standar Proses.

h. Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan kedalam Kompetensi Inti.

i. Kompetensi Inti dijabarkan ke dalam kompetensi Dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.

j. Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan (tingkat nasional dikembangkan oleh Pemerintah, tingkat daerah dikembangkan oleh pemerintah daerah dan tingkat satuan pendidikan

dikembangkan oleh satuan pendidikan).

k. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

(27)

12

n. Kompetensi Inti dijabarkan kedalam kompetensi Dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.

3. Implikasi Perubahan terhadap Kewenangan

Implikasi perubahan tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Komponen Lama Baru

Silabus Dikembangkan oleh satuan pendidikan

Buku teks Ditulis/diterbitkan oleh penerbit

Standar isi Memuat kerangka dasar dan struktur

(28)

13

Buku teks Penulisan/penerbitan buku teks pelajaran

4. Kelembagaan yaitu dengan penguatan kapasitas kelembagaan BSNP dan badan-badan akreditasi

5. Ketentuan peralihan dilakukan paling lama 4 tahun sejak

ditetapkannya perubahan peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan

6. Hal-hal lain perubahan yaitu, ujian nasional SD/MI/SDLB ditiadakan.

Sedangkan substansi perubahan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya, yaitu antara lain:

1. Untuk SD, meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:

a. IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika, dll

b. IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll

(29)

14

d. Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran

2. Untuk SD, menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan penilaian

B. Keunggulan dan Kelemahan kurikulum 2013

Kurniasih ( 2014 : 39 ) menyatakan terdapat hal penting dari perubahan atau penyempurnaan kurikulum tersebut yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat disana-sini.

a. Keunggulan kurikulum 2013

Keunggulan kurikulum ini meliputi: Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi disekolah. Adanya penilaian dari semua aspek yaitu, penentuan nilai bagi siswa bukannya hanya di dapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi. Adanya

kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan. Terdapat banyak sekali kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajran aktif,

(30)

15

Materi pelajaran yang akan disampaikan sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. Terlihat pada tingkatan SD, penerapan sikap masih dalam ruang lingkup lingkungan sekitar, sedangakan untuk tingkat SMP penerapan sikap dituntut untuk diterapkan pada lingkungan pergaulannya dimanapun ia berada. Sementara itu, untuk tingkat SMA atau SMK, dituntut memiliki sikap kepribadian yang mencerminkan kepribadian bangsa dalam pergaulan dunia. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis

kompetensi seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proposional. Mengharuskan adanya remediasi secara berkala. Tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena

pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum samapi buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia. Sifat pembelajaran sangat kontekstual. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal. Buku dan

kelengkapan dokumen disiapkan lengkap sehingga memicu dan memacu guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan pendekatan saintifik secara benar

b. Kelemahan kurikulum 2013

(31)

16

(32)

17

C. Model atau metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada kurikulum 2013

Menurut Kurniasih (2014 : 43 ) ada beberapa model atau metode

pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan tentunya dapat dijadikan acuan pada proses pembelajaran dikelas untuk kurikulum 2013, antara lain sebagai berikut :

1. Metode pembelajaran kolaborasi

strategi pembelajaran kolaborasi ini atau collaboration learning merupakan strategi yang menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas dimana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerja kelompok. Dan dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu siswa dalam mewujudkan belajar kolaboratif. Strategi yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sorir, turnamen, tim kuis, dan sebagainya

2. Metode pembelajaran individual

Metode pembelajaran individual atau individual learning memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat

berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dan strategi yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portopolio, galeri proses dan lain sebagainya.

3. Metode pembelajaran teman sebaya

(33)

18

kepada peserta didik lain”. Dengan mengajar teman sebaya pear

learning memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Dan tentunya pada waktu

bersamaan, siswa tersebut menjadi narasumber bagi temannya. Strategi yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok

kekelompok, belajar melalui jigsaw, study kasus proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dan lain sebagainya

4. Model pembelajaran sikap

Aktifitas belajar afektif atau affective learning membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai,dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk

menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain : mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman,

demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasehat 5. Metode pembelajaran bermain

Permainan ( game ) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energidan keterlibatan belajar peserta didik. Strategi yang dapat diterapkan antara lain : tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stecker yang ditempel

(34)

19

6. Metode pembelajaran kelompok

medel pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering

digunakan dalam setiap kegiatan belajar mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apabila jika metode yang diterapkan sangat

memadai untuk pengembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain : proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran.

7. Metode pembelajaran mandiri

model pembelajaran mandiri ( independent learning) peerta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Strategi yang dapat diterapkan antara lain

apresiasi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat atau bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun berstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiry, iscovery, recovery). (Kurniasih, 2014 : 43 ).

8. Model pembelajaran multimodel

pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan

(35)

20

(cooperative study), integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, eksperinsial, kolaboratif

D. Pendekatan saintifik (scientific approach)

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif

mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. (Mendikbud, 2013: 9)

(36)

21

pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,

memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. (4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. (6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya (Mendikbud, 2013: 16).

Menurut Nur (2000:4) metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, Piaget, dan Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam nur , 2000: 4). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan

(37)

22

proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik

Teori Piaget (dalam Nur, 2000:5) menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Menurut Baldwin (dalam Nur, 2000: 6) Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara

intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. Skema tidak pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi

(38)

23

proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

Atas dasar teori-teori belajar yang relevan dengan metode saintifik tersebut maka lahirlah kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik. Pendekatan yang meliputi indikator mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013: 7).

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Melalui mengamati gambar, peserta didik dapat secara langsung menceritakan kondisi sebagaimana yang di tuntut dalam Kompetensi Dasar (KD) dan indikator, dan mata pelajaran apa saja yang dapat dipadukan dengan media yang tersedia (Kemendikbud, 2013).

(39)

24

baik. Ketika guru menjawab pertanyaan, guru mendorong peserta didik menjadi penyimak yang baik. Pertanyaan guru dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal (Kemendikbud, 2013: 17).

Istilah “menalar” dalam ran dengan kerangka pendekatan proses ilmiah

yang dianut dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Menalar merupakan proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Menalar (associating) merujuk pada teori belajar asosiasi, yaitu kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori dalam otak dan pengalaman-pengalaman yang tersimpan di memori otak berinteraksi dengan

pengalaman sebelumnya (asosiasi) (Kemendikbud, 2013: 10).

Mencoba untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar

(40)

25

eksperimen dari kegiatan mencoba yang dimaksudkan untuk

mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar (sikap, keterampilan, dan pengetahuan). Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini yaitu: menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya, melakukan dan

mengamati percobaan, mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, menarik simpulan atas hasil percobaan, dan membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan (Kemendikbud, 2013: 16).

Membentuk jejaring terdiri dari tiga langkah yaitu: menyimpulkan, menyajikan dan mengkomunikasikan. Menyimpulkan dapat dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Menyajikan dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis. Laporan tertulis dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu dan walaupun tugas dikerjakan secara

berkelompok, sebaiknya hasil pencatatan dilakukan oleh setiap individu agar dapat dimasukan ke dalam file portofolio peserta didik. Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun secara bersama-sama dalam kelompok dan/atau secara individu. Guru dapat memberikan klarifikasi agar peserta didik

(41)

26

ada yang harus diperbaiki. Kegiatan mengkomunikasikan dapat diarahkan sebagai kegiatan konfirmasi (Kemendikbud, 2013: 23).

E. Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum tematik dapat diartikan sebagai kurikulum yang memuat konsep pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada peserta didik. Mengacu pada pengertian tersebut jika guru mengadakan kegiatan belajar dan mengajar dengan kurikulum

tematik, maka guru harus merancang pembelajaran berdasarkan tema-tema tertentu. Guru harus membahas tema-tema tersebut dari berbagai materi pembelajaran yang tersedia. Misalnya, tema udara dapat dibahas melalui materi pelajaran IPA dan pendidikan jasmani. Bahkan, lebih jauh lagi, tema udara juga dapat dibahas melalui materi-materi pelajaran lain, seperti bahasa Indonesia, pendidikan agama, ataupun IPS (Hajar, 2013: 21).

(42)

27

gagasan pokok yang menjadi inti pembicaraan atau pembahasan dalam kegiatan pembelajaran (Hajar, 2013: 23).

Kurikulum ini menerapkan pembelajaran tema-tema yang jauh lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari, artinya, penerapan

kurikulum tematik pada dasarnya adalah penerapan konsep pembelajaran yang menggunakan tema dalam kontekstual beberapa materi pelajaran. Cara ini akan membuat para peserta didik menemukan pengalaman nyata yang sangat bermakna, khususnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran. Akhirnya, dengan penerapan kurikulum tematik di SD/MI, khususnya kelas 1.2.dan 3, kegiatan belajar dan mengajar tidak akan berdiri sendiri, bahkan akan berjalan secara lebih

berkesinambunagan. (Hajar, 2013: 23)

Menurut Hajar (2013 : 25) keunggulan penerapan kurikulum tematik. kurikulum tematik memiliki banyak keuggulan yang dapat dirasakan secara langsung oleh guru dan para peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Pembelajaran yang mengacu pada tema, guru, dan peserta didik akan mendapatkan beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan pembelajaran antara guru dan peserta didik lebih fokus pada proses daripada produk

2. Memberi kesempatan yang luas bagi para peserta didik untuk belajar secara kontekstual.

(43)

28

4. Mendorong para peserta didik untuk melakukan penyelidikan (penelitian) sendiri, baik di kelas maupun diluar kelas.

5. Mendorong para peserta didik untuk mampu menemukan sendiri mengenai konsep-konsep pengetahuan.

6. Membiasakan para peserta didik untuk melihat masalah dari berbagai segi

7. Para peserta didik akan sangat mudah memfokuskan perhatian pada tema tertentu

8. Para peserta didik dapat dengan mudah mempelajari dan

mengembangkan sebuah tema yang sama dalam berbagai materi pembelajaran

9. Para peserta didik juga dapat meningkatkan berbagai kompetensi dasar antar berbagai materi pelajaran dalam satu tema yang sama.

10.Para peserta didik mendapatkan pengalaman dan materi pelajaran secara lebih mendalam, konkret, dan nyata.

11.Para peserta didik dapat mengembangkan kompetensi dasar dengan lebih baik karena dengan kurikulum tematik, mereka akan selalu mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata yang diperoleh dilapangan.

12.Para peserta didik dapat merasakan secara langsung materi pelajaran yang dipelajari karena kegiatan pembelajaran langsung mengacu pada 13.Para peserta didik akan lebih antusias dalam kegiatan belajar dan

(44)

29

14.Dari segi efektivitas, guru dapat menghemat waktu belajar karena materi pelajaran yang diberikan kepada para peserta didik secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, sedangkan sisa waktu yang tersedia bisa digunkan sebagai waktu kegiatan remedial, pemantapan, ataupun pengayaan.

15.Menyenangkan karena kegiatan pembelajaran bertolak dari minat dan kebutuhan para peserta didik.

16.Hasil belajar yang diperolehpara peserta didik akan bertahan lebih lama dalam memori mereka karena lebih terkesan dan bermakna 17.Kegiatan belajar dapat melahirkan ketrampilan sosial, seperti bekerja

sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain. 18.Proses pembelajaran akan memberikan pengalaman yang sangat

relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan para peserta didik

F. Standar Proses

(45)

30

1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 2. Dalam proses pembelajaran, penddidik memberikan keteladanan. 3. Setiap tahun pendidik melakukan perencanaan, pelaksanaan,

penilaian, dan pengawasan pembelajaran, untuk terlaksananya proses pembelajaran yag efektif dan efisien.

4. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

5. Pelaksanaan proses pembelajaran harus memerhatikan jumlah maksimal pesert didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pembelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik per pendidik.

6. Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis.

(46)

31

8. Untuk mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester.

9. Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

G. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Secara mendasar pembelajaran IPA berkenaan dengan objek nyata yaitu kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya . Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan cara pendekatan ilmiah (scientific approach ) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kreatif, produktif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Sebagai aspek penting kecakapan hidup (Trianto, 2010: 137)

(47)

32

Siswa kelas IV SD, biasanya berumur 9 – 10 tahun. Aanak berusia 9 – 10 tahun telah sampai ke tahap realisme reflektif. Sikap anak terhadap dunia kenyataan bertambah intelektualitas artinya ia mulai berpikir terhadap realita. Keterangan-keterangan guru dan orang tua tidak hanya ditelan mentah-mentah, makin mendalam. Keterangan berdasar pengalaman berganti dengan keterangan berdasar hasil proses berpikir, sekalipun masih sederhana. Adanya perubahan ini kadang-kadang menyebabkan nilai hasil belajar anak menurun (Soemanto, 1977: 58).

Kuhn dan Franklin (2006: 74) menyatakan bahwa karakteristik yang sangat menonjol pada anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) adalah rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal ini terjadi karena anak usia tersebut sangat memerlukan banyak pengetahuan dan pengalaman untuk memenuhi celah-celah kekurangan pengetahuan di dalam memory store-nya, selain keingindekatan dengan objek nyata dan lingkungan alam.

Hal ini juga ditunjang oleh teori perkembangan intelektual dari Piaget, bahwa anak usia 6 – 12 tahun termasuk dalam fase operasional konkret dan merupakan usia strategis yang sangat peka terhadap proses

pembentukan fondasi pengetahuan, keterampilan, kesadaran, sikap, serta partisipasi. Hal itu semua mungkin bisa tercapai dengan baik jika di dalam proses pembelajaran dibimbing, difasilitasi dan didampingi oleh guru yang mempunyai anthusiastic, intelligent, dan appreciative. Serta pengelolaan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,

(48)

33

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Barlia, 2011: 349).

Dengan dimplementasikannya kurikulum 2013 yang berbasis pendekatan scientific dengan model pembelajaran tematik integratif dalam proses pembelajaran sains disekolah dasar, diharapkan dapat

(49)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap di Sekolah Dasar Negeri yang menggunakan kurikulum 2013 di kecamatan EnggalBandar

Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru kelas IV yang mengajar pada SD Negeri di Kecamatan Enggal, yang telah menggunakan

kurikulum 2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive samplingdiambil berdasarkan kualifikasi dan pengalaman guru sehingga diperoleh 4 guru kelas IV dari dua sekolah yaitu SD Negeri 1 rawalaut dan SD Negeri 2 yang membelajarkan IPA

C. Jenis Penelitian

(50)

35

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi :

Langkah-langkah penelitian:

1. Pra penelitian

a. Mendata jumlah sekolah yang menggunakan kurikulum 2013 di kecamatan Enggal.

b. Menentukan subyek penelitian, yakni SD Negeri yang menggunakan kurikulum 2013 di Kecamatan Enggal c. Menentukan sampel penelitian

d. Mempersiapkan instrumen-instrumen yang diperlukan dalam penelitian yaitu lembar biodata guru, lembar penilaian kegiatan pembelajara, dan lembar penilaian pembuatan RPP

2. Pelaksanaan

a. Mengumpulkan dokumen pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru sebelum kegiatan pembelajaran.

b. Melakukan observasi proses pembelajaran dengan menggunakan handycam dan lembar observasi kegiatanpembelajaranyang sesuai dengan standar proses kurikulum 2013,hakikat IPA dengan menerapkan pendekatan saintifik, serta pembelajaran tematik terpadu.

c. Mencatat proses pembelajaran yang berlangsung pada lembar catatan lapangan.

(51)

36

dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dan tematik terpadu.

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu :

Tabel 1. pelaksanaan pengambilan data penelitian.

No Jenis Data Sumber Data Instrumen

Waktu

*) penilaian dibantu oleh ahli melalui pemeriksaan dokumen dan rekaman video pada saat proses pembelajaran.

Jenis data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian adalah data kualitatif. Data kualitatifberupa data tentangkinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran yang diperoleh dari analisi lembar penilaian dan RPP, lembar observasi kegiatan pembelajaran, serta lembar biodata guru.

(52)

37

Data penelitian ini diperoleh melalui: 1. Lembar observasi

Lembar observasi terdiri dari lembar observasi kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada saat proses pembelajaran. 2. Lembar penilaian

Lembar penilaian terdiri dari lembar penilaian RPP. Pada penelitian ini, lembar penilaian digunakan untuk mengetahui kesesuaian RPP dengan ketentuan standar proses kurikulum 2013, hakikat IPA dengan pendekatan saintifik (scientific approach) dan pembelajaran tematik terpadu.

3. Lembar biodata guru

Lembar biodata guru digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan guru, pengalaman mengajar, dan pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti guru guna menunjang data penelitian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berupa video pembelajaran digunakan untuk melihat proses pembelajaran pada tiap sekolah.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini yaitu :

(53)

38

Data yang diperoleh dari hasil observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dianalisis dan disesuaikan dengan standar proses kurikulum 2013 yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang terdiri dari empat aspek.

Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor 1 (satu) jika muncul dengan kriteria tersebut dan 0 (nol) jika tidak muncul. Data yang diperoleh dari analisis lembar observasi pembelajaran yang berupa data kuantitatif. Adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis lemabar observasi pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah sebagai berikut:

Untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992:46) adalah:

% = N

n

×100% Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh sampel

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel

% = Persentase kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas IV SD

Informasi yang berhasil dikumpulkan melalui lembar penilaian disajikan dalam bentuk penguraian kuantitatif dan kualitatif. Untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh maka digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria penilaian pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013

Sumber: dimodifikasi dari Ali, (1992:46).

No Rentang Skor Interval Kriteria

1 34– 44 77% - 100% Tinggi

2 23 – 33 52% - 75% Sedang

(54)

39

b. Analisis data dari RPP yang digunakan oleh guru

Data yang diperoleh dari studi dokumen berupa RPP yang digunakan oleh guru dianalisis dan disesuaikan dengan indikator pembuatan RPP yang sesuai dengan standar dari kurikulum 2013 yaitu, Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan silabus yang telah disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pendekatan serta strategi pembelajaran di masing-masing jenis dan jenjang pendidikan dengan pendekatan saintifik (scientific approach} dan pembelajaran tematik terpadu yang terdiri dari 7 aspek pendekatan saintifik dan 4 aspek pembelajaran tematik terpadu.

RPP yang digunakan guru, disusun berdasarkan kriteria yang digunaka yaitu berdasarkan identitas mata pelajaran, perumusan indikator,

merumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber belajar, pemilihan media belajar, model pembelajaran, skenario

pembelajarandan penilaian dengan cara memberikan skor 1 (satu) jika muncul dengan kriteria tersebut dan 0 (nol) jika tidak muncul. Adapun rumus yang digunakan dalam menganalisis RPP yang digunakan oleh guru adalah sebagai berikut:

Untuk analisis deskriptif persentase menurut Ali (1992:46) adalah:

% =

N n

(55)

40

Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh sampel

N = Nilai yang semestinya diperoleh sampel

% = Persentase pelaksanaan Rencana Pembelajaran

Informasi yang berhasil dikumpulkan melalui lembar penilaian disajikan dalam bentuk penguraian kuantitatif. Untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh maka digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria kinerja guru kelas IV dalam membuat RPP

Sumber: dimodifikasi dari Ali, (1992:46).

No Rentang Skor Interval Kriteria

1 18 – 22 76% - 100% Tinggi

2 12– 17 51% - 75% Sedang

(56)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran IPA pada kelas IV SD se-kecamatan Enggal Bandar Lampung sudah sesuai dengan standar proses Kurikulum 2013 dalam kategori sedang.

2. Pembelajaran IPA pada kelas IV SD se-kecamatan Enggal Bandar Lampung sudah menyesuaikan dengan hakikat IPA dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam kategori tinggi.

3. Pembelajaran IPA pada kelas IV SD se-kecamatan Enggal Bandar Lampung sudah menyesuaikan dengan pembelajaran tematik terpadu dalam kategori tinggi.

4. Saran

Pada penelitian ini, peneliti menemukan kekurangan-kekurangan, sehingga peneliti menyarankan sebaiknya:

(57)

59

2. Bagi calon peneliti, observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru sampel seharusnya dilaksanakan lebih dari satu kali, hal ini akan memperbesar kevalidan data yang diambil.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Penelitian Kependidikan dan Strategi. Angkasa. Bandung. Barlia, L. 2011. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sains Di SD: Tinjauan

Epistemologi, Ontologi, dan Keraguan Dalam Praksisnya. Universitas Pendidikan Indonesia :Bandung.

Depdiknas a). 2007. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tanggal 23 November 2007. Depdiknas. Jakarta.

_________b). 2013. Panduan kurikulum 2013. Depdiknas :Jakarta.

Hajar, I. 2013.Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. DIVA press:Yogyakarta Hasan, H. 2013. Informasi Kurikulum 2013. BPP Kemendikbud : Jakarta Kemendikbud. 2013. Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran .

Pusbangprodik : Jakarta

Kuhn, D. dan S. Franklin. 2006. The Second Decade: What develops (and how)? In D. Kuhn & R. Siegler (Eds.), Handbook of Child Psychology. Vol.2: Cognition, Perception, and Language (6th ed., pp. 953-994). Wiley. New York.

Kurniasih, I. dan B. Sani. 2013. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta Mendikbud a). 2013. Pengembangan Kurikulum 2013. Kemendikbud :Jakarta _________b). 2013. Jurnal Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Kemendikbud : Jakarta Mendiknas. Undang – Undang Sisem Pendidikan Nasional. Sinar Grafita :

Jakarta

(59)

61

Nasution,S. 2008. Asas-Asas Kurikulum. Bumi Aksara : Jakarta

Nur, M. 2002. Buku Panduan Keterampilan Proses dan Hakikat Sains. UNESA-press: Surabaya.

Soemanto, W. 1998. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta : Jakarta.

Tim Penyusun. 2013. Panduan Kurikulum 2013 Diklat Guru Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud : Jakarta

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka : Jakarta

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Terkait Implementasi Pembelajaran IPA         berdasarkan kurikulum 2013
Tabel 1. pelaksanaan pengambilan data penelitian.
Tabel 2. Kriteria penilaian pelaksanaan pembelajaran kurikulum  2013

Referensi

Dokumen terkait

Kebiijakan Pemerintah mengeluarkan Perda No. 10 tahun 1956 tentang pemberantasan pelacuran di jalanan dalam Kota Besar Semarang dan penutupan rumah tempat pelacuran

Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Maria pada tahun 2007 dalam tesisnya yang berjudul “peran persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap

Skripsi yang diberi judul “Penentu Underpricing Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia” ini penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

memerlukan suatu pengaman yang bagus untuk mengamankan sistem

Kesepuluh Program Magister tersebut yaitu Manajemen, Sosiologi, Ilmu Hukum, Agama Islam, Agribisnis, Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Psikologi (pilihan Sains dan

Hasil koreksi aritmatik untuk penawaran kontrak lump sum yang melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk menyesuaikan volume pekerjaan yang

EconomicاgrowthاinاIndonesiaاisاstillاatاtheاdevelopmentاstage.اGovernmentاspending

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan penelitian tentang penerapan integrated learning pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist