• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi)"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH MODAL, POTENSI KEUNTUNGAN DAN

FAKTOR EMOSIONAL TERHADAP KEPUTUSAN

MENJADI PEDAGANG

(Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi)

DRAFT SKRIPSI

OLEH :

ALVIN SYAHPUTRA RITONGA 050502238

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

ABSTRAK

Alvin Syahputra Ritonga, 2009. Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi), dibawah bimbingan Dra. Marhaini, MS, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA (Penguji I), Dra. Magdalena L.L. Sibarani, MSi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh modal, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi dan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode sensus yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yang berjumlah 38 responden. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri uji validitas dan reliabilitas, uji regresi linier berganda, uji-F, uji-t, dan uji determinan (R2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari modal (X1), potensi keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi yaitu potensi keuntungan (X2).

(3)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas berkat limpahan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan dengan baik skripsi dengan judul “Pengaruh Modal, Potensi

Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang

(Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi)”. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas

Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih

terdapat kekurangan di dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih

terbatas. Untuk itu, peneliti dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan

petunjuk yang bersifat desktruktif yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan

skripsi ini.

Penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing

(4)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku dosen penguji I

6. Ibu Dra. Magdalena L.L. Sibarani, SE, MSi selaku dosen penguji II

7. Seluruh Dosen serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara, khususnya Departemen Manajemen yang telah banyak membantu

penulis dari awal hingga akhir penelitian ini dan juga selama aktif kuliah.

8. Kepada kedua orangtua tercinta, Ir. H. Lihas Ritonga, MS (ayah) dan Hj.

Syarifah Lubis, SP (mama) yang telah memberikan kasih sayang dan cinta

yang tulus kepada penulis serta semangat dan dukungan yang luar biasa

bagi penulis.

9. Kepada Abangku, Ismail dan adik-adikku, Lydia dan Widya, terima kasih

atas doa dan dukungannya selama ini, semoga jalinan kasih diantara kita

akan tetap satu untuk selamanya.

10.Kepada Adinda Poppy Syehnora Nasution, terima kasih atas doa,

dukungan, motivasi dan kesetiaannya mendampingi penulis selama

penyusunan skripsi ini.

11.Kepada teman-teman seperjuangan Jery, Wira, Arip ‘gatonks’, Egol,

Novry, Denson, DuoZul, Dika, Rizky, Welly, DuoReza, Rocky, Pai, Fly,

Hadi, Bayu, Bonardo, Jaka, DuoLeo, Krisman, Yukhe, Novi, Ira, Rini,

Irma,

12.Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu

yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan

(5)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah s.w.t

karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan karya ini,

semoga bermanfaat bagi semua pihak dan peneliti selanjutnya.

Medan, Desember 2009 Penulis,

(6)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

DAFTAR ISI

1. Prosedur Kepemilikan Stand/Kios ... 38

(7)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

D. Gambaran Umum Pedagang Buah Pasar Buah Berastagi ... 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 43

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 46

B. Uji Asumsi Klasik ... 47

1. Uji Normalitas ... 47

2. Uji Heteroskedastisitas ... 49

3. Uji Autokorelasi ... 51

4. Uji Multikolinearitas ... 53

C. Analisis Data ... 53

1. Analisis Deskriptif Responden ... 53

2. Analisis Deskriptif Variabel ... 56

D. Analisis Kuantitatif ... 61

1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

2. Pengujian Hipotesis ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

(8)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Definisi Operasionalisasi Variabel ... 8

Tabel 1.2. Keputusan Autokorelasi ... 13

Tabel 4.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 49

Tabel 4.6. Uji Glejser ... 51

Tabel 4.7. Keputusan Autokorelasi ... 52

Tabel 4.8. Uji Durbin-Watson ... 52

Tabel 4.9. Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 53

Tabel 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55

Tabel 4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 55

Tabel 4.14. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 56

Tabel 4.15. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Modal .... 57

Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Potensi Keuntungan ... 58

Tabel 4.17. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Emosional ... 59

Tabel 4.18. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan ... 60

Tabel 4.19. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61

Tabel 4.20. Hasil Uji-F ... 64

Tabel 4.21. Hasil Uji-t ... 66

(9)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual... 6

Gambar 3.1. Struktur Organisasi UPTD Pasar Berastagi ... 37

Gambar 4.1. Histogram Uji Normalitas ... 48

Gambar 4.2. Plot Uji Normalitas ... 48

(10)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Berastagi merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terdapat

di Kabupaten Karo. selain sebagai daerah tujuan wisata, Kota Berastagi bersama

dengan Kabanjahe juga merupakan penghasil produk holtikultura seperti

sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga yang potensial di Kabupaten Karo, Aktivitas

perdagangan produk tersebut sehari-hari dapat dilihat di Pasar Buah Berastagi dan

di Pajak Tiga Rengit. Selain itu, sarana pendukung perdagangan termasuk ekspor

sayuran juga banyak terdapat di sana, seperti pasar induk, pasar bibit tanaman, dan

pergudangan

Pasar Buah Berastagi merupakan salah satu lokasi wisata belanja yang

terdapat di kota Berastagi. Pasar ini menjual beragam produk lokal khas Berastagi

seperti souvenir, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias dan lain sebagainya.

Selain itu, interaksi sosial masih sangat kental terjadi di Pasar Buah Berastagi ini,

hal ini dapat terlihat dari mekanisme transaksinya yang menggunakan metode

tawar-menawar. Para pedagang dan pembeli juga dapat secara langsung

berkomunikasi baik mengenai barang yang diperdagangkan maupun budaya

masing-masing. Di pasar ini juga telah berkumpul dan saling berinteraksi para

pedagang yang memiliki beragam latar belakang suku dan ras, seperti Batak,

(11)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Para pedagang terutama yang menjual buah-buahan selain menawarkan

produk buah yang beragam juga memberikan harga yang relatif murah terhadap

produk buah yang dijual oleh para pedagang. Selain produk yang beragam dengan

harga yang murah, pasar buah ini juga cukup dikenal oleh para wisatawan sebagai

salah satu lokasi belanja buah-buahan khas berastagi. Hal ini membuat pasar buah

ini sering dipadati oleh para wisatawan terutama pada hari libur maupun akhir

pekan.

Animo wisatawan yang cukup tinggi untuk berbelanja di pasar ini

membuat pemda Karo berupaya untuk lebih mengembangkan Pasar Buah

Berastagi agar menjadi pusat perbelanjaan yang layak dan tetap diminati banyak

konsumen. sehingga pada tahun 2007, Pemkab Karo merenovasi pasar tersebut

mengingat kondisinya saat itu sudah sangat memprihatinkan baik sarana maupun

prasarananya. Renovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para

pedagang, meningkatkan pelayanan kepada wisatawan serta meningkatkan

pertumbuhan perekonomian Kabupaten Karo (www.karokab.go.id).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dapat

disimpulkan bahwa kondisi Pasar Buah Berastagi saat ini sudah lebih baik dan

lebih bersih dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini terlihat dari tata letak kios

atau stand yang sudah tertata rapi, jalan seputar kios yang tidak becek, kondisi

lingkungan yang tidak kotor, maupun lokasi parkirnya yang telah disediakan. Hal

ini tentu akan menambah kenyamanan baik bagi para pedagang untuk beraktivitas

(12)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Kondisi pasar buah saat ini membuat animo para wisatawan baik lokal

maupun mancanegara untuk berbelanja ke pasar ini terutama pada akhir pekan

maupun hari libur juga cenderung meningkat. Meningkatnya animo para

wisatawan ini juga dikarenakan lokasi pasar buah ini yang memang cukup

strategis yakni berada di jantung kota sehingga lebih memberi kemudahan bagi

para pengunjung untuk berbelanja di pasar ini. Peluang yang semakin potensial ini

oleh masyarakat sekitar dimanfaatkan untuk berdagang di pasar ini. Berdasarkan

informasi yang diperoleh dari pihak UPTD Pasar Berastagi, jumlah stand/kios di

Pasar Buah Berastagi sebanyak 238 stand/kios telah ditempati oleh para pedagang.

Hal ini memperlihatkan tingginya minat masyarakat untuk berwirausaha di pasar

buah ini.

Pasar yang telah dipadati oleh para pedagang serta letak stand pedagang

yang berdekatan satu sama lain membuat persaingan yang cukup tinggi antar

pedagang terutama yang berdagang buah-buahan. Untuk mengatasi persaingan

tersebut, para pedagang bersaing melalui produk, harga maupun pelayanan yang

dapat mereka berikan ke konsumen. Persaingan ini juga menuntut para pedagang

buah untuk lebih piawai lagi dalam menata dagangannya secara menarik agar

lebih mendapatkan perhatian dari konsumen.

Minat masyarakat untuk berwirausaha ini juga erat kaitannya dengan

masalah ketenagakerjaan yang paling menonjol saat ini yaitu masalah

pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2008,

jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,43 juta orang. Tingginya angka

(13)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang ada saat ini. Oleh karena itu,

menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu alternatif terbaik untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Dengan mengembangkan dan memupuk jiwa

kewirausahaan dalam diri masyarakat, masyarakat tidak lagi bergantung pada

lapangan kerja yang ada saat ini, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja

sendiri

Tingginya minat masyarakat untuk memulai usaha kecil saat ini selain

dikarenakan dapat menambah pendapatan, modal yang dikeluarkan untuk

memulai usaha kecil juga tidak terlalu besar, tenaga kerja yang dibutuhkan tidak

terlalu banyak, dan keuntungan yang diperoleh merupakan milik sendiri

Seorang wirausaha dalam mengambil keputusan memulai usaha kecil

perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan yang

diambilnya. Faktor-faktor tersebut menurut Queen,dkk (dalam Anoraga,

2002:244) antara lain inovatif, berani mengambil risiko dan proaktif. Namun

faktor yang paling dominan mencakup modal, peluang, pendidikan, emosional

dan pengalaman (Anoraga, 2002:243).

Peneliti memilih tempat penelitian di Pasar Buah Berastagi selain

dikarenakan pasar tersebut merupakan salah satu lokasi wisata yang diandalkan di

Kota Berastagi, tingginya animo masyarakat sekitar untuk berwirausaha serta

kondisi pasar ini yang telah mengalami renovasi tersebut membuat peneliti

(14)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal, Potensi

Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang

(Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Apakah modal, potensi keuntungan dan faktor emosional

berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah

Berastagi?”

C. Kerangka Konseptual

Menurut Nasution (2005:32), Keputusan merupakan suatu hasil penilaian

dan hasil pemilihan alternatif-alternatif. Kemampuan membuat keputusan yang

tepat merupakan salah satu unsur pokok kewirausahaan. Olek rena itu,

wirausahawan harus pandai dan cepat dalam mengambil keputusan.

Keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang konkret tidak

begitu sulit untuk diambil. Pertimbangan yang diadakan berkisar pada masalah

bertindak atau tidak bertindak dengan mempertimbangkan untung ruginya.

Keputusan yang benar dan efektif dilandasi oleh keinginan, selera, dan sifat

wirausaha. Kepribadian dan sikap wirausaha dalam melaksanakan sebuah

keputusan dapat mempengaruhi hasil bisnisnya. Oleh sebab itu, setelah keputusan

(15)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

wirausaha adalah membangkitkan keberanian untuk memutuskan suatu tujuan.

(Nugroho, 2009:10)

Berdasarkan uraian sebelumnya, terdapat empat variabel yang dianggap

penulis paling mempengaruhi keputusan seseorang untuk berwirausaha yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1. : Kerangka Konseptual

Sumber : Anoraga (2002), diolah

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Modal,

potensi keuntungan, dan faktor emosional berpengaruh signifikan terhadap

keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh modal, potensi keuntungan dan faktor emosional

terhadap pengambilan keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah

Berastagi.

Keputusan

Berwirausaha

(Y) Modal (X1)

Potensi Keuntungan (X2)

(16)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut:

a. Bagi pelaku usaha, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

dan wawasan serta memberikan masukan bagi para pedagang agar

dapat meningkatkan pendapatan serta mengembangkan usaha mereka.

b. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dan informasi dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

c. Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti

dalam menerapkan teori yang telah diperoleh serta menambah

wawasan peneliti dalam membuat keputusan untuk menjadi

wirausahawan.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas atau independent variable dalam penelitian ini adalah

Modal (X1), Potensi Keuntungan (X2), dan Faktor Emosional (X3).

b. Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah

keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi (Y).

2. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang akan diteliti, yaitu:

(17)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Didefinisikan sebagai modal yang digunakan wirausahawan untuk

memulai usaha dan untuk perkembangan berjalannya usaha.

b. Variabel Potensi Keuntungan (X2)

Didefinisikan sebagai potensi usaha bagi wirausahawan yang dapat

memberikan keuntungan bagi wirausahawan tersebut.

c. Variabel Faktor Emosional (X3)

Didefinisikan sebagai tindakan pribadi seseorang yang mampu

mempengaruhi emosinya dalam mengambil keputusan memulai

usaha.

d. Variabel Keputusan Menjadi Pedagang (Y)

Didefinisikan sebagai keputusan atau tindakan orang-orang yang

bergabung sebagai pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

Tabel 1.1.

Definisi Operasional Variabel

VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA

Modal (X1)

Didefinisikan sebagai modal yang digunakan wirausahawan untuk memulai usaha dan untuk perkembangan berjalannya usaha.

1. Ide sendiri 2. Kejujuran

3. Berani menghadapi risiko 4. sumber modal usaha 5. Perolehan modal usaha

Likert

Potensi

Keuntungan (X2)

Didefinisikan sebagai potensi usaha bagi wirausahawan yang dapat memberikan keuntungan bagi wirausahawan tersebut.

1. Lokasi yang strategis 2. Retribusi yang murah 3. Jaminan keamanan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi emosinya dalam pengambilan keputusan.

1. Keinginan untuk sukses 2. Usaha sampingan

3. Usaha turun-temurun keluarga 4. Informasi dari teman

5. Tidak mempunyai pekerjaan lain.

Likert

Keputusan Menjadi Pedagang

keputusan atau tindakan orang-orang yang bergabung sebagai

(18)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

(Y) pedagang. 3. Membuka lapangan kerja sendiri

4. Hidup mandiri 5. Bertemu orang banyak

Likert

Sumber : Anoraga (2002), Machfoedz (2005), Suryana (2006), diolah

3. Skala Pengukuran Variabel

Kuesioner disusun oleh peneliti terdiri atas pernyataan dengan

menggunakan skala Likert. Skala ini menggunakan rentang 1-4, karena

dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau ragu-ragu), maka

skala pengukuran akan lebih simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama

banyak dengan jenjang ke arah negatif. Selain itu, penghilangan nilai

tengah juga ditujukan untuk menghindari kategori jawaban netral yang

cenderung akan dipilih responden sehingga data mengenai perbedaan di

antara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2005:34).

Berikut ini adalah keempat alternatif jawaban tersebut:

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Tidak Setuju (TS) = 2

Setuju (S) = 3

Sangat Setuju (SS) = 4

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Pasar Buah Berastagi. Penelitian ini

akan dilakukan pada bulan November hingga Desember 2009.

5. Populasi dan Sampel

(19)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang buah di Pasar Buah

Berastagi yang berjumlah 38 orang.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Adapun jumlah sampel

yang diteliti adalah sebanyak 38 orang dengan memakai sistem sensus

yang berarti seluruh populasi pedagang buah dijadikan sebagai

responden.

6. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data yakni :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden

di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan

kuesioner serta wawancara kepada responden.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka, dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal ilmiah, serta internet

untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian dapat lebih

terstruktur.

(20)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Merupakan suatu jenis pengumpulan data melalui wawancara atau

mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi.

c. Studi dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal,

majalah, tabloid, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta

mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kriteria

dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya dan dapat dihandalkan. (Ginting, dkk,

2008:176). Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur

gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat

pengukur tersebut reliabel. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali dalam Ginting dkk,

2008:179) atau nilai Cronbach Alpha > 0.80 (Kuncoro dalam ginting, dkk,

(21)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pengujian ini akan dilakukan terhadap pedagang buah sebanyak 30

orang di Pasar Pringgan dengan menggunakan program software SPSS

(Statistic Product and Service Solutions) versi 15.0 for windows.

9. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi,

agar didapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi

klasik yang harus dipenuhi yang terdiri atas:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakuka n

dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.

(2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual

berdistribusi normal (Ginting, dkk, 2008:62)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstan

untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas).

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitias diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan

pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara

stastistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

(22)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah

adanya heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode sebelumnya (t-1) dalam model regresi linier. Model

deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode

Durbin-Watson.

Tabel 1.2

Keputusan Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4

Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokorelasi positif tau negatif Tidak ditolak Du < d < 4-du

Sumber: Ginting, dkk (2008:86)

d. Uji Multikolinearitas

Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi

berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati

sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas

dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance

(23)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

dipakai adalah nilai Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak

terjadi multikolinearitas (Ginting, dkk, 2008:104).

10. Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan metode analisis data di mana peneliti

mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan

menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran yang jelas

mengenai masalah yang diteliti.

b. Analisis Kuantitatif

Metode ini merupakan metode analisis data yang digunakan untuk

menyajikan data dalam bentuk angka. Dalam metode ini peneliti

menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat seberapa besar

pengaruh modal, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap

keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.

Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan

yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Keputusan menjadi pedagang

X1 = Modal

X2 = Potensi keuntungan

X3 = Faktor emosional

(24)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

e = Standard error

a = Konstanta

Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian

hipotesis dengan menggunakan alat bantu SPSS 15,0 for windows.

c. Pengujian Hipotesis

1) Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat atau tidak. Hipotesis yang dirumuskan adalah

sebagai berikut :

Ho :b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1,X2,

dan X3) terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah

Berastagi (Y).

H0 : b1 ≠ b2≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan

secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1,X2, dan X3)

terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi

(Y)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada = 5%

H0 ditolak jika Fhitung > Ftabelpada = 5%

(25)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi

merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh

karena itu, disamping uji-F, dilakukan juga uji-t untuk masing-masing

nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi. Pengujian ini

dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial.

Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel

terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan

dengan tingkat kesalahannya ( ). Jika probabilitas variabel bebas lebih

besar dari tingkat kesalahannya ( ) maka variabel bebas tidak

berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari

tingkat kesalahannya ( ) maka variabel bebas tersebut berpengaruh

terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel

bebas terhadap keputusan menjadi pedagang.

H0 : 1 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

bebas terhadap keputusan menjadi pedagang.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika thitung < ttabel pada = 5 %

H0 ditolak jika thitung > ttabelpada = 5 %

(26)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pengujian Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat

besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari

persamaan dengan model persamaan tersebut akan dapat dihitung R2

atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari

variasi variabel keputusan menjadi pedagang yang mampu dijelaskan

oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2

untuk variabel modal, potensi keuntungan dan faktor emosional,

sehingga dapat diketahui faktor terpenting atau dominan yang

menentukan pengaruhnya terhadap keputusan menjadi pedagang buah

di Pasar Buah Berastagi.

R2 jika semakin besar (mendekati satu), maka dapat

dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu berupa modal (X1),

potensi keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y) yakni keputusan menjadi pedagang buah

di Pasar Buah Berastagi.

R2 jika semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh variabel bebas yaitu berupa modal (X1), potensi

keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) terhadap variabel terikat

(Y) yakni keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi

(27)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Fajrinur (2007) dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi

Kasus Pada Pajak USU)” bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis

faktor-faktor yang mendorong wirausaha memulai usaha kecil pada Pajak USU dan

faktor mana yang paling dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif melalui analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap variabel peluang dan variabel emosional serta pengaruh yang

negatif dan tidak signifikan untuk variabel modal, pendidikan, dan pengalaman

terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2005 dengan judul “Pengaruh

Produk, Harga, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan

Menjadi Pedagang di Pasar USU” bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari

produk, harga, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap keputusan

menjadi pedagang di Pasar USU. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif melalui analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga , potensi keuntungan, dan

faktor emosional secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(28)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

keuntungan (X3) menjadi variabel yang paling dominan terhadap keputusan

menjadi pedagang di Pasar USU.

B. Wirausaha

Menurut Holt (Riyanti, 2003:21), Entrepreneur berasal dari kata kerja

Enterprende. Wirausaha merupakan gabungan kata “wira” (gagah berani, perkasa)

dan “usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/ perkasa dalam

usaha.

Menurut Zimmerer (2008:4), seorang wirausahawan (entrepreneur)

adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan

ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara

mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber

daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.

Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang

yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan

potensial atas barang dan jasa. Sementara di dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia (dalam Riyanti, 2003:24) mengartikan wirausaha sebagai orang yang

pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru,

menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur

permodalan operasinya.

Menurut beberapa konsep yang dikemukakan di atas, dalam Suryana

(29)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang

dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,

dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).

2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

baru dan berbeda (Drucker, 1959).

3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi

dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk

memperbaiki kehidupan/usaha (Zimmerer, 1996).

4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai dan

mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro (1997).

5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru

dan sesuatu yang berbeda yang dapat memberikan manfaat serta nilai

lebih.

6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda

untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan

dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan

baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang

baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan

menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat

didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and

(30)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

menciptakan nilai tambah dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk

menghadapi risiko.

C. Pemasaran

1. Definisi Pemasaran

Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler, 2007:6),

pemasaran merupakan satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan para pemilik sahamnya. Lamb, dkk(2001:6) mendefinisikan

pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep harga,

promosi dan distribusi, sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan

pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Menurut Branson dan Norvell (dalam Hidayat, 2001:3), pemasaran

merupakan proses memenuhi kebutuhan manusia dengan menghadirkan

produk kepada mereka dalam bentuk yang cocok serta pada tempat dan waktu

yang tepat. Menurut Suryana (2006:135), pemasaran merupakan kegiatan

meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe), menghasilkan barang

atau jasa (product), menentukan tingkat harga (price), mempromosikannya

agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke

tempat konsumen (place). Sedangkan menurut Machfoedz (2005:85),

pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian

(31)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang

jasa oleh konsumen maupun industri pengguna.

Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka pemasaran dapat

didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Suryana (2006:155) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kegiatan

dalam lingkup pemasaran yaitu :

1. Pembelian, yaitu memberi barang yang akan kita jual kembali. Dalam

kegiatan ini kita harus mencari pemasok misalnya agen, produsen atau

pedagang besar.

2. Penyimpanan (penggudangan), simpan barang-barang tersebut sebaik

mungkin, jangan sampai berubah bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar

kualitasnya.

3. Sortir dan pengemasan, yaitu dilakukan dalam bentuk dan warna yang

menarik, aman dari perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas.

4. Penjualan. Penjualan berarti menyajikan barang agar konsumen menjadi

tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat dilakukan dengan cara

: (1) Langsung mendatangi konsumen, (2) Menunggu kedatangan

konsumen, (3) Melayani pesanan, dan (4) kontrak produksi. Agar pembeli

tertarik dan membeli, usahakan pelayanan penjualan sebaik mungkin,

(32)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

a. Mengelompokkan barang-barang apa saja yang tahan lama dan cepat

using/ rusak. Letakkan barang-barang yang sering diminta oleh

konsumen pada tempat yang paling mudah dijangkau.

b. Memberikan kepastian harga supaya konsumen dapat

membandingkannya dengan harga pesaing.

c. Melayani konsumen dengan cepat dan penuh keramahan.

2. Produk Agribisnis Dan Pemasarannya

Menurut Downey dan Erickson (dalam Hidayat, 2001:3), produk

agribisnis merupakan produk-produk yang dihasilkan dari sektor agribisnis

yang meliputi sektor pemasok input pertanian dan sektor budidaya pertanian.

Produk yang dihasilkan dari sektor pemasok input pertanian seperti pupuk,

bahan baku pestisida, mesin pertanian dan sebagainya. Sektor budidaya

pertanian menghasilkan komoditas primer pertanian, seperti bahan pangan,

daging, holtikultura (sayur,buah-buahan, dan tanaman hias), dan lain

sebagainya.

Pemasaran agribisnis menurut Kohls dan Downey (dalam Kusnadi,

2009:24) merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran produk

dan jasa di mulai dari tingkat produksi pertanian sampai tingkat konsumen

akhir. Pemasaran agribisnis tersebut secara parsial terdiri atas pemasaran

input dan alat-alat pertanian, pemasaran produk pertanian dan agroindustri,

serta pemasaran jasa-jasa pendukung agribisnis.

Pemasaran agribisnis dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk,

(33)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

a. Pemasaran agribisnis sebagai ilmu, yaitu merupakan kumpulan

pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang pemasaran agribisnis yang

disusun secara sistematis dan dapat diterima sebagai kebenaran yang

sifatnya universal. Dengan demikian, pemasaran agribisnis menjadi salah

satu bidang ilmu yang dapat diajarkan.

b. Pemasaran agribisnis sebagai seni, yaitu merupakan suatu seni mendorong

aplikasi praktis dari teori-teori dan konsep-konsep pemasaran agribisnis,

serta timbulnya dorongan untuk melakukan penyesuaian berdasarkan hasil

intuisi, rasa, keyakinan, dan kreativitas dalam seluruh rangkaian kegiatan

dalam pemasaran agribisnis.

Hidayat (2001:3) menjelaskan bahwa pada umumnya pemasaran

agribisnis memiliki delapan fungsi dasar, yakni :

1. Pengumpulan bahan mentah (komoditas primer), biasanaya dilakukan oleh

pedagang pengumpul atau disebut tengkulak.

2. Pembuatan kelas mutu atau grading bahan mentah.

3. Penyimpanan bahan mentah, termasuk di dalamnya pembersihan dan

pengeringan komoditas primer.

4. Pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir.

5. Pengemasan produk olahan (barang jadi).

6. Penyimpanan produk olahan.

7. Pendistribusian produk olahan ke pedagang besar, pengecer, dan

konsumen.

(34)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Menurut Kusnadi (2009:49), terdapat beberapa permasalahan dan

tantangan yang dihadapi dalam pemasaran produk agribisnis, yaitu :

1. Mutu hasil;

2. Fluktuasi harga;

3. Infrastruktur pemasaran;

4. Inefisiensi usaha;

5. Jaringan dan informasi pasar yang lemah; dan

6. Kualitas sumber daya manusia pemasaran yang masih terbatas.

Sedangkan peluang dalam pemasaran produk agribisnis antara lain:

1. Posisi geografis dan demografi yang strategis;

2. Keanekaragaman komoditas.

D. Modal

Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai

aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan

operasional dalam usaha, seperti : untuk pengadaan bahan baku, membayar upah

tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain sebagainya. Modal usaha merupakan

modal yang digunakan untuk memulai atau menjalankan suatu usaha.

Zimmerer,dkk (2008:49) menjelaskan bahwa langkah pertama dalam mengelola

sumber daya keuangan secara efektif adalah dengan memiliki modal awal yang

cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal yang

(35)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

diperlukan dalam menjalankan perusahaan yang hampir selalu lebih besar dari

yang diperkirakan.

Machfoedz (2005:153) menjelaskan bahwa suatu perusahaan wirausaha

pada umumnya bermula dari sebuah usaha kecil dengan modal dana pribadi.

Ketika usaha berkembang, seorang wirausahawan kemudian mencari akses untuk

mendapatkan modal yang lebih besar dengan cara meminta bantuan kepada

keluarga dan teman.

Seorang wirausahawan yang berhasil mengembangkan usaha akan

mencari lebih banyak saluran untuk modal, seperti berhubungan dengan bank dan

investor perorangan di luar perusahaan. wirausahawan yang berpandangan

prospektif memanfaatkan tiga sumber pendanaan awal : (1) tabungan pribadi, (2)

teman dan keluarga, dan (3) investor perorangan.

Hutagalung, dkk (2008:77) menjelaskan terdapat tiga tahapan yang akan

dilewati oleh setiap usaha dalam hal pendanaan usahanya, yaitu :

1. Tahap memulai

Sumber keuangan pada tahap ini yang paling mudah dan juga diutamakan dari

uang sendiri. Gali sumber keuangan, seperti tabungan, deposito, atau bahkan

menggunakan credit card. Baru ketika ternyata dana itu masih kurang, kita

dapat mengajak rekan atau keluarga.

2. Tahapan berkembang

Umumnya pinjaman bank baru digunakan saat bisnis memasuki tahap

perkembangan dan tahap matang.

(36)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Sumber lain adalah dari perusahaan modal ventura, seperti Sumut Ventura,

atau perusahaan pembiayaan atau investor lainnya.

Menurut Suryana (2006:5), modal dalam kewirausahaan tidak selalu

identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi

juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal

sosial, modal moral, dan modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar,

modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual,

modal sosial dan moral, modal mental, serta modal material.

1. Modal Intelektual

Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama

yang disertai pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, komitmen, dan tanggung

jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan

membentuk modal lainnya.

2. Modal Sosial dan Moral

Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan,

sehingga dapat terbentuk citra. seorang wirausaha yang baik biasanya memiliki

etika berwirausaha seperti : kejujuran, memiliki integritas, menepati janji,

kesetiaan, kewajaran, suka membantu orang lain, menghormati orang lain,

warga negara yang baik dan taat hukum, mengejar keunggulan, dan

bertanggung jawab. Dalam konteks ekonomi dan sosial, kejujuran, integritas,

dan ketepatan janji merupakan modal sosial yang dapat menumbuhkan

kepercayaan dari waktu ke waktu.

(37)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama,

diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.

4. Modal Material

Modal material adalah modal dalam bentuk uang dan barang. modal ini

terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal di atas.

E. Potensi Keuntungan

Pada manajemen perusahaan modern seperti sekarang ini telah terjadi

pergeseran strategi yaitu dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang

saham (mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi

semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), yaitu individu atau

kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan. Akan tetapi,

konsep laba tidak bisa dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi

perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi para pemilik keuntungan.

Laba perusahaan merupakan cermin dari kinerja manajemen strategis

yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan. Menurut Widjaja (dalam Suryana,

2006:168), laba perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis dan menjadi

ukuran keberhasilan. Dikatakan sangat penting, karena apabila tidak memperoleh

laba, maka perusahaan tidak dapat memberikan manfaat bagi para pemilik

kepentingannya. Ini berarti perusahaan tidak dapat memberikan kenaikan gaji,

tidak bisa memperluas usaha, dan tidak bisa membayar pajak.

Tujuan utama perusahaan swasta adalah keuntungan. Perusahaan negara

(38)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

melakukan pekerjaannya. Kuncinya adalah jangan mengarah kepada keuntungan

tetapi mencapai keuntungan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Dalam

hal ini, maka perusahaan perlu menganalisis lingkungan perusahaan untuk

mencapai tujuan tersebut. Perusahaan harus mengamati kekuatan lingkungan

makro (demografis, ekonomi, teknologi, politik/hukum dan sosial/budaya) dan

pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, dan

pemasok) yang mempengaruhi perolehan laba di pasar. Tujuan utama pengamatan

lingkungan adalah melihat peluang dan ancaman serta kelebihan dan kelemahan

dari perusahaan tersebut.

Peluang pemasaran merupakan suatu kebutuhan di mana perusahaan

dapat bergerak dengan memperoleh laba. Sedangkan ancaman lingkungan adalah

tantangan akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan

yang akan mengurangi penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensif.

Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi perusahaan

maka akan terlihat apakah perusahaan tersebut memiliki ukuran bisnis yang ideal

atau tidak. (Kotler, 2001:102)

Setiap perusahaan perlu menganalisis kekuatan dan kelemahannya secara

periodik selain mengetahui peluang dan ancaman yang muncul di dalam

lingkungan, hal ini diperlukan untuk melihat sejauh mana perusahaan tersebut

mampu bersaing dengan para pesaingnya.

Potensi keuntungan masa depan setiap usaha harus dihitung secara

(39)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

kesesuaian perusahaan, tidak cukup untuk menggunakan penjualan atau

keuntungan hari ini sebagai panduan.

Menurut Mahoney dan Pandian (dalam Suryana, 2006:124), agar

perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, yaitu meraih semua pesaing

di industri yang bersangkutan, maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas

internal yang superior, yang tidak transparan, sukar ditiru, atau dialihkan oleh

pesaing dan memberi daya saing jangka panjang yang kuat dan melebihi tuntutan

masa kini di pasar dan dalam situasi eksternal yang bergejolak, serta mampu

bertahan menghadapi resesi. Sumber daya perusahaan yang bisa dikembangkan

secara khusus adalah tanah, teknologi, tenaga kerja (kapabilitas dan

pengetahuannya), modal, dan kebiasaan rutin.

F. Faktor Emosional

Anoraga (2002:243) mendefinisikan faktor emosional sebagai suatu

keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu

rencanan yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan

pribadi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka

orang dapat bertindak sesuai keinginannya.

Pada jiwa wirausaha terdapat faktor emosi yang berupa naluri bisnis

seseorang. Dalam dunia bisnis selain kemampuan rasional untuk mengatur strategi

dan mengambil keputusan juga diperlukan naluri bisnis yang baik. Naluri bisnis

tersebut merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengambil

(40)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

atas keputusan usaha biasanya mempengaruhi motivasi wirausaha dan lingkungan

kerjanya untuk mencapai sukses.

Emosi seorang wirausaha juga didorong oleh semangat berwirausaha.

Menurut Hartono (2006:3), timbulnya semangat pada diri seseorang

dimungkinkan karena adanya faktor dari dalam diri seseorang yang merupakan

dorongan jiwa untuk melakukan kegiatan dan faktor dari luar diri seseorang yang

dapat mempengaruhi untuk melakukan kegiatan.

Terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk

menjadi seorang wirausaha karena banyak terkait dengan kesiapan emosi dan

mental seseorang. Menurut Goleman (dalam Handoko, 2008:6), dimensi tersebut

disebut kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan emosional

seseorang adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan

inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilan

kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial.

Koordinasi suasana adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila

seseorang mampu menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau

dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik

dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial dan

lingkungannya.

Faktor lain selain faktor emosional yang berpengaruh terhadap semangat

seorang untuk berwirausaha yaitu adanya dukungan sosial. Dukungan sosial

diharapkan mampu menunjang seseorang melalui tindakan yang bersifat

(41)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

penilaian positif pada individu atau usaha yang dilakukannya. Dukungan sosial

inilah nantinya yang diharapkan membantu individu memiliki motivasi wirausaha

yang tinggi, bekerja secara optimal dan penuh semangat. Dukungan sosial bisa

didapatkan dari berbagai sumber. Menurut Fusiler (dalam Handoko, 2008:7)

dukungan sosial bersumber antara lain : orang tua, saudara kandung, anak-anak,

kerabat, pasangan hidup, sahabat, rekan kerja, atau juga dari tetangga.

G. Pengambilan Keputusan

1. Definisi Pengambilan Keputusan

Menurut Davis (dalam Syamsi, 2000:3), keputusan adalah hasil

pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan

dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus

dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga

dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses

pemikiran yang berupa pemilihan satu di antara beberapa alternatif yang

dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Menurut Nugroho (2009:2), semakin berpengalaman seorang

wirausaha maka akan semakin besar kepercayaan diri dan semakin

berorientasi pada tindakan-tindakan. Oleh karena itu, wirausaha harus

melihat penetapan pengambilan keputusan dengan melihat setiap aspek

dari personal dan memahami secara keseluruhannya. Pengalaman masa

lalu dan intuisi merupakan bagian penting dalam pengambilan keputusan

(42)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan

kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang.

Keputusan seseorang untuk berwirausaha juga erat kaitannya

dengan faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi wirausaha, yaitu

(Suryana, 2006:55) :

a. Keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan

tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.

b. Sosial, untuk memperoleh gengsi/status, agar dapat dikenal dan

dihormati, menjadi contoh bagi orang agar dapat ditiru orang lain, dan

agar dapat bertemu orang banyak.

c. Pelayanan, untuk membuka lapangan pekerjaan, menatar, dan

membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

d. Pemenuhan diri, untuk menjadi atasan/mandiri, mencapai sesuatu yang

diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, menjadi lebih

produktif, dan menggunakan kemampuan pribadi.

Pengambilan keputusan dalam kehidupan bisnis merupakan hal

yang tidak mudah. Setiap alternatif di dalam faktor pembuatan keputusan

yang ditujukan agar semua pihak merasa puas tentu memiliki kelebihan

dan kekurangan. Namun demikian, seorang wirausaha yang

berpengalaman harus memiliki keberanian dalam membuat keputusan dan

(43)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Nugroho (2009 : 9) menerangkan bahwa keragu-raguan dan

ketidaksetujuan sebenarnya masih diperlukan dalam proses pengambilan

keputusan, karena terdapat manfaat untuk :

a. Merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar

terhadap suatu masalah.

b. Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang

lebih baik.

c. Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang akan

diambil.

4. Pendekatan Pengambilan Keputusan

Pengambil keputusan dapat membuat keputusan berwirausaha

dengan menggunakan satu atau beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Intuisi

Pembuatan keputusan berdasarkan intuisi adalah pembuatan keputusan

berdasarkan penggunaan perasaan orang yang membuat keputusan

tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, latihan-latihan

maupun pengalamannya. Adapun keuntungan pembuatan keputusan

berdasarkan intuisi adalah :

1. Keputusan dapat diubah dengan cepat.

2. Diutamakan yang lebih penting.

3. Dipergunakan kemampuan cara membuatnya.

(44)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pembuatan keputusan berdasarkan fakta merupakan pembuatan

keputusan yang paling baik dan cukup meyakinkan, sehingga

orang-orang yang merasakan akibat dari keputusan tersebut tidak bisa

membantah keputusan-keputusan yang diambil. adapun fakta-fakta

tersebut :

1. Perlu diusahakan sebaik-baiknya.

2. Perlu diselidiki dengan teliti.

3. Perlu diklasifikasikan dengan tepat.

4. Perlu ditafsirkan dengan hati-hati.

c. Pengalaman

Seorang pengambil keputusan harus dapat mempertimbangkan

pengambilan keputusan berdasarkan pengalamannya. Seorang

pengambil keputusan yang sudah berpengalaman tentu lebih matang

dalam membuat keputusan daripada yang belum mempunyai

pengalaman apa-apa. pengalaman seorang wirausaha di dalam

mengelola bisnisnya, antara lain :

1. Pengalaman berupa sikap atau nilai.

2. Pengalaman berupa pengetahuan.

3. Pengalaman berupa ketrampilan.

d. Ketrampilan

Seorang wirausaha yang terampil akan mampu mengendalikan

keinginan dan kemauannya ke arah tercapainya tujuan. Tentu saja

(45)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pasar buah Berastagi merupakan salah satu lokasi wisata belanja yang

ada di kota Berastagi. Produk-produk yang ditawarkan di pasar ini merupakan

produk lokal khas Berastagi, seperti souvenir, buah-buahan, tanaman hias, dan

lain sebagainya.

Pasar Buah Berastagi ini pernah mengalami renovasi pasar di mana

Pemda Karo melakukan perbaikan sarana dan prasarana pasar tersebut serta

membangun bale-bale pasar buah yang terletak di tengah pasar. Pembangunan ini

dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan Pasar Penampungan Sementara di

mana dana pembangunan bale-bale tersebut diperoleh dari Kementrian Negara

Koperasi dan UKM RI sebagai dana bergulir sedangkan dana pembangunan pasar

penampungan sementara tersebut berasal dari APBD Kabupaten Karo tahun 2007.

Pasar Buah Berastagi ini terdiri atas 2 Losd yakni Losd Kelas III dan

Kelas IV, di mana pengertian Losd adalah bangunan tetap di dalam lingkungan

pasar berbentuk bangunan memanjang tanpa dilengkapi dinding. Losd Kelas III

dipergunakan sebagai tempat pemasaran kain, barang kelontong dan sejenisnya.

Sedangkan Losd Kelas IV dipergunakan sebagai tempat pemasaran padi,

sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bungaan secara eceran. Jumlah pedagang yang

menempati pasar buah Berastagi adalah sebanyak 238 pedagang. Dengan

perincian 151 pedagang menempati Losd III dan 87 pedagang menempati Losd

(46)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Pasar buah Berastagi yang berada di jalan Gundaling Berastagi ini

dikelola oleh Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Karo melalui UPTD

(Unit Pelayanan Teknis Dinas) Pasar Berastagi dimana kantor UPTD Pasar

Berastagi ini berada di lantai II Pusat Pasar Berastagi. UPTD Pasr Berastagi ini

didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum

kepada masyarakat dengan penyediaan sarana pasar, di samping itu juga

menunjang kebijakan umum pemerintah daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas perusahaan.

Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung

jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Adapun struktur organisasi

UPTD Pasar Berastagi selaku pengelola Pasar Buah Berastagi dapat dilihat pada

gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1. Struktur Organisasi UPTD Pasar Berastagi Sumber : UPTD Pasar Berastagi (2009)

1. Kepala UPTD

a. Merealisasikan target/ anggaran yang telah dibebankan perusahaan

b. Mengawasi karyawan dalam menjalankan pekerjaan

Kepala UPTD

(47)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

c. Mengawasi keadaan dan kebersihan pasar

d. Mengajukan izin-izin yang diperlukan kepada Dinas Pendapatan dan Asset

Daerah Kabupaten Karo.

e. Mencairkan segala bentuk tunggakan kontribusi kepada pedagang.

2. Bendahawaran

a. Membukukan laporan atas hasil kutipan

b. Mengerjakan administrasi dan surat-surat yang masuk maupun yang keluar

ke dalam agenda.

c. Membuat surat-surat izin, seperti surat izin sewa-menyewa, surat

rekomendasi, dan lain sebagainya.

3. Staf

a. Melaksanakan pengutipan kontribusi dari para pedagang

b. Ikut serta melaksanakan pengawasan kebersihan dan keberadaan sarana

dan prasarana pasar.

c. Membuat laporan kepada kepala UPTD mengenai kios atau stan yang

tutup atau yang masih memiliki tunggakan.

C. Prosedur Perijinan Pasar Buah Berastagi

1. Prosedur Kepemilikan Stand/Kios

Para pedagang di Pasar Buah Berastagi diakui secara resmi oleh pihak

UPTD Pasar Berastagi. Oleh karena itu, para pedagang harus mentaati segala

peraturan yang diberlakukan oleh pihak UPTD. prosedur yang ditetapkan

(48)

Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.

Para pedagang yang berjualan di Pasar Buah Berastagi harus sudah

melapor kepada pihak UPTD Pasar Berastagi untuk memiliki kartu kepemilikan

Stand/ Kios di Pasar Buah Berastagi. Untuk memperoleh kartu kepemilikan

tersebut, para pedagang harus melakukan perjanjian dengan menandatangani

peraturan yang berlaku, antara lain :

1. Mematuhi perjanjian sewa-menyewa stand/kios yang telah ditetapkan oleh

Pemda setempat.

2. Berkewajiban membayar retribusi pasar serta retribusi kebersihan.

Besarnya tarif retribusi pasar sesuai Pasal 11 Perda Kabupaten Karo Nomor

9 Tahun 2006 adalah sebesar Rp.3500/m2/bulan. Apabila para pedagang

tidak membayar retribusi pasar tepat waktu, Pemda Karo memberikan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2,5 % setiap bulan dari besarnya

retribusi yang terutang.

Para pedagang yang telah memiliki kartu pemilik stand/kios tersebut

harus mematuhi beberapa ketentuan larangan dari Pemda Karo antara lain :

1. Berjualan di jalan masuk dan keluar pasar.

2. Berjualan dengan menggunakan tempat parkir kendaraan.

3. Melakukan permainan bentuk judi di dalam pasar.

4. Melakukan perbuatan di dalam pasar yang sifatnya mengganggu ketertiban

umum.

5. Memperdagangkan barang-barang di dalam pasar yang dapat menimbulkan

kebakaran serta dapat membahayakan keselamatan umum tanpa seizing

Gambar

Gambar 4.2. Plot Uji Normalitas  .............................................................
Gambar 1.1.Sumber
Tabel 1.1. Definisi Operasional Variabel
Tabel 1.2 Keputusan Autokorelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peserta yang mendaftar secara online untuk mengikuti program Short Course Bidang Biology Molecular Tahun 2017 sebanyak 47 (empat puluh tujuh) orang dan telah diseleksi

[r]

[r]

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, maka dapat diambil simpulan yaitu dengan pemanfaatan Museum Tsunami sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil

Pemasalahan pada penelitian ini adalah apakah interaksi sosial dan perhatian orang tua berpengaruh terhadap minat bekerja siswa kelas XII SMK Negeri 2 Pengasih baik

b. Menetapkan Kriteria dalam merekomendasikan langkah terbaik Kriteria yang digunakan dalam memilih langkah terbaik adalah disesuaikan dengan nilai-nilai yang

Arsitektur sendiri, yang dianggap suatu disiplin ilmu yang menciptakan wadah yang memiliki fungsi dan keindahan, memerlukan kajian lebih terhadap perilaku

Teater masa kini atau bentuk pemanggungan masa kini merupakan transformasi masa lalu dengan masa masa kini dengan memberi ruang bagi sejenis rancangan baru. Elemen-elemen