Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-1 MEDAN
PENGARUH MODAL, POTENSI KEUNTUNGAN DAN
FAKTOR EMOSIONAL TERHADAP KEPUTUSAN
MENJADI PEDAGANG
(Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi)
DRAFT SKRIPSI
OLEH :
ALVIN SYAHPUTRA RITONGA 050502238
MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
ABSTRAK
Alvin Syahputra Ritonga, 2009. Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi), dibawah bimbingan Dra. Marhaini, MS, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA (Penguji I), Dra. Magdalena L.L. Sibarani, MSi (Penguji II).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh modal, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi dan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.
Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan metode sensus yaitu seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian yang berjumlah 38 responden. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri uji validitas dan reliabilitas, uji regresi linier berganda, uji-F, uji-t, dan uji determinan (R2).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari modal (X1), potensi keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi yaitu potensi keuntungan (X2).
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkat limpahan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik skripsi dengan judul “Pengaruh Modal, Potensi
Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang
(Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi)”. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih
terdapat kekurangan di dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih
terbatas. Untuk itu, peneliti dengan rendah hati akan menerima saran-saran dan
petunjuk yang bersifat desktruktif yang bertujuan untuk lebih menyempurnakan
skripsi ini.
Penulis pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Marhaini, MS selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku dosen penguji I
6. Ibu Dra. Magdalena L.L. Sibarani, SE, MSi selaku dosen penguji II
7. Seluruh Dosen serta pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, khususnya Departemen Manajemen yang telah banyak membantu
penulis dari awal hingga akhir penelitian ini dan juga selama aktif kuliah.
8. Kepada kedua orangtua tercinta, Ir. H. Lihas Ritonga, MS (ayah) dan Hj.
Syarifah Lubis, SP (mama) yang telah memberikan kasih sayang dan cinta
yang tulus kepada penulis serta semangat dan dukungan yang luar biasa
bagi penulis.
9. Kepada Abangku, Ismail dan adik-adikku, Lydia dan Widya, terima kasih
atas doa dan dukungannya selama ini, semoga jalinan kasih diantara kita
akan tetap satu untuk selamanya.
10.Kepada Adinda Poppy Syehnora Nasution, terima kasih atas doa,
dukungan, motivasi dan kesetiaannya mendampingi penulis selama
penyusunan skripsi ini.
11.Kepada teman-teman seperjuangan Jery, Wira, Arip ‘gatonks’, Egol,
Novry, Denson, DuoZul, Dika, Rizky, Welly, DuoReza, Rocky, Pai, Fly,
Hadi, Bayu, Bonardo, Jaka, DuoLeo, Krisman, Yukhe, Novi, Ira, Rini,
Irma,
12.Seluruh teman-teman semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah s.w.t
karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan karya ini,
semoga bermanfaat bagi semua pihak dan peneliti selanjutnya.
Medan, Desember 2009 Penulis,
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
DAFTAR ISI
1. Prosedur Kepemilikan Stand/Kios ... 38
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
D. Gambaran Umum Pedagang Buah Pasar Buah Berastagi ... 40
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 43
1. Uji Validitas ... 42
2. Uji Reliabilitas ... 46
B. Uji Asumsi Klasik ... 47
1. Uji Normalitas ... 47
2. Uji Heteroskedastisitas ... 49
3. Uji Autokorelasi ... 51
4. Uji Multikolinearitas ... 53
C. Analisis Data ... 53
1. Analisis Deskriptif Responden ... 53
2. Analisis Deskriptif Variabel ... 56
D. Analisis Kuantitatif ... 61
1. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
2. Pengujian Hipotesis ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Saran ... 70
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1. Definisi Operasionalisasi Variabel ... 8
Tabel 1.2. Keputusan Autokorelasi ... 13
Tabel 4.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 49
Tabel 4.6. Uji Glejser ... 51
Tabel 4.7. Keputusan Autokorelasi ... 52
Tabel 4.8. Uji Durbin-Watson ... 52
Tabel 4.9. Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 53
Tabel 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
Tabel 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
Tabel 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55
Tabel 4.13. Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 55
Tabel 4.14. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 56
Tabel 4.15. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Modal .... 57
Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Potensi Keuntungan ... 58
Tabel 4.17. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Emosional ... 59
Tabel 4.18. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan ... 60
Tabel 4.19. Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
Tabel 4.20. Hasil Uji-F ... 64
Tabel 4.21. Hasil Uji-t ... 66
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1. Kerangka Konseptual... 6
Gambar 3.1. Struktur Organisasi UPTD Pasar Berastagi ... 37
Gambar 4.1. Histogram Uji Normalitas ... 48
Gambar 4.2. Plot Uji Normalitas ... 48
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kota Berastagi merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terdapat
di Kabupaten Karo. selain sebagai daerah tujuan wisata, Kota Berastagi bersama
dengan Kabanjahe juga merupakan penghasil produk holtikultura seperti
sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga yang potensial di Kabupaten Karo, Aktivitas
perdagangan produk tersebut sehari-hari dapat dilihat di Pasar Buah Berastagi dan
di Pajak Tiga Rengit. Selain itu, sarana pendukung perdagangan termasuk ekspor
sayuran juga banyak terdapat di sana, seperti pasar induk, pasar bibit tanaman, dan
pergudangan
Pasar Buah Berastagi merupakan salah satu lokasi wisata belanja yang
terdapat di kota Berastagi. Pasar ini menjual beragam produk lokal khas Berastagi
seperti souvenir, buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias dan lain sebagainya.
Selain itu, interaksi sosial masih sangat kental terjadi di Pasar Buah Berastagi ini,
hal ini dapat terlihat dari mekanisme transaksinya yang menggunakan metode
tawar-menawar. Para pedagang dan pembeli juga dapat secara langsung
berkomunikasi baik mengenai barang yang diperdagangkan maupun budaya
masing-masing. Di pasar ini juga telah berkumpul dan saling berinteraksi para
pedagang yang memiliki beragam latar belakang suku dan ras, seperti Batak,
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Para pedagang terutama yang menjual buah-buahan selain menawarkan
produk buah yang beragam juga memberikan harga yang relatif murah terhadap
produk buah yang dijual oleh para pedagang. Selain produk yang beragam dengan
harga yang murah, pasar buah ini juga cukup dikenal oleh para wisatawan sebagai
salah satu lokasi belanja buah-buahan khas berastagi. Hal ini membuat pasar buah
ini sering dipadati oleh para wisatawan terutama pada hari libur maupun akhir
pekan.
Animo wisatawan yang cukup tinggi untuk berbelanja di pasar ini
membuat pemda Karo berupaya untuk lebih mengembangkan Pasar Buah
Berastagi agar menjadi pusat perbelanjaan yang layak dan tetap diminati banyak
konsumen. sehingga pada tahun 2007, Pemkab Karo merenovasi pasar tersebut
mengingat kondisinya saat itu sudah sangat memprihatinkan baik sarana maupun
prasarananya. Renovasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para
pedagang, meningkatkan pelayanan kepada wisatawan serta meningkatkan
pertumbuhan perekonomian Kabupaten Karo (www.karokab.go.id).
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa kondisi Pasar Buah Berastagi saat ini sudah lebih baik dan
lebih bersih dibandingkan kondisi sebelumnya. Hal ini terlihat dari tata letak kios
atau stand yang sudah tertata rapi, jalan seputar kios yang tidak becek, kondisi
lingkungan yang tidak kotor, maupun lokasi parkirnya yang telah disediakan. Hal
ini tentu akan menambah kenyamanan baik bagi para pedagang untuk beraktivitas
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Kondisi pasar buah saat ini membuat animo para wisatawan baik lokal
maupun mancanegara untuk berbelanja ke pasar ini terutama pada akhir pekan
maupun hari libur juga cenderung meningkat. Meningkatnya animo para
wisatawan ini juga dikarenakan lokasi pasar buah ini yang memang cukup
strategis yakni berada di jantung kota sehingga lebih memberi kemudahan bagi
para pengunjung untuk berbelanja di pasar ini. Peluang yang semakin potensial ini
oleh masyarakat sekitar dimanfaatkan untuk berdagang di pasar ini. Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari pihak UPTD Pasar Berastagi, jumlah stand/kios di
Pasar Buah Berastagi sebanyak 238 stand/kios telah ditempati oleh para pedagang.
Hal ini memperlihatkan tingginya minat masyarakat untuk berwirausaha di pasar
buah ini.
Pasar yang telah dipadati oleh para pedagang serta letak stand pedagang
yang berdekatan satu sama lain membuat persaingan yang cukup tinggi antar
pedagang terutama yang berdagang buah-buahan. Untuk mengatasi persaingan
tersebut, para pedagang bersaing melalui produk, harga maupun pelayanan yang
dapat mereka berikan ke konsumen. Persaingan ini juga menuntut para pedagang
buah untuk lebih piawai lagi dalam menata dagangannya secara menarik agar
lebih mendapatkan perhatian dari konsumen.
Minat masyarakat untuk berwirausaha ini juga erat kaitannya dengan
masalah ketenagakerjaan yang paling menonjol saat ini yaitu masalah
pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2008,
jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,43 juta orang. Tingginya angka
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja yang ada saat ini. Oleh karena itu,
menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu alternatif terbaik untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Dengan mengembangkan dan memupuk jiwa
kewirausahaan dalam diri masyarakat, masyarakat tidak lagi bergantung pada
lapangan kerja yang ada saat ini, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja
sendiri
Tingginya minat masyarakat untuk memulai usaha kecil saat ini selain
dikarenakan dapat menambah pendapatan, modal yang dikeluarkan untuk
memulai usaha kecil juga tidak terlalu besar, tenaga kerja yang dibutuhkan tidak
terlalu banyak, dan keuntungan yang diperoleh merupakan milik sendiri
Seorang wirausaha dalam mengambil keputusan memulai usaha kecil
perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan yang
diambilnya. Faktor-faktor tersebut menurut Queen,dkk (dalam Anoraga,
2002:244) antara lain inovatif, berani mengambil risiko dan proaktif. Namun
faktor yang paling dominan mencakup modal, peluang, pendidikan, emosional
dan pengalaman (Anoraga, 2002:243).
Peneliti memilih tempat penelitian di Pasar Buah Berastagi selain
dikarenakan pasar tersebut merupakan salah satu lokasi wisata yang diandalkan di
Kota Berastagi, tingginya animo masyarakat sekitar untuk berwirausaha serta
kondisi pasar ini yang telah mengalami renovasi tersebut membuat peneliti
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Modal, Potensi
Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang
(Studi Pada Pedagang Buah di Pasar Buah Berastagi)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Apakah modal, potensi keuntungan dan faktor emosional
berpengaruh signifikan terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah
Berastagi?”
C. Kerangka Konseptual
Menurut Nasution (2005:32), Keputusan merupakan suatu hasil penilaian
dan hasil pemilihan alternatif-alternatif. Kemampuan membuat keputusan yang
tepat merupakan salah satu unsur pokok kewirausahaan. Olek rena itu,
wirausahawan harus pandai dan cepat dalam mengambil keputusan.
Keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah yang konkret tidak
begitu sulit untuk diambil. Pertimbangan yang diadakan berkisar pada masalah
bertindak atau tidak bertindak dengan mempertimbangkan untung ruginya.
Keputusan yang benar dan efektif dilandasi oleh keinginan, selera, dan sifat
wirausaha. Kepribadian dan sikap wirausaha dalam melaksanakan sebuah
keputusan dapat mempengaruhi hasil bisnisnya. Oleh sebab itu, setelah keputusan
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
wirausaha adalah membangkitkan keberanian untuk memutuskan suatu tujuan.
(Nugroho, 2009:10)
Berdasarkan uraian sebelumnya, terdapat empat variabel yang dianggap
penulis paling mempengaruhi keputusan seseorang untuk berwirausaha yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1. : Kerangka Konseptual
Sumber : Anoraga (2002), diolah
D. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Modal,
potensi keuntungan, dan faktor emosional berpengaruh signifikan terhadap
keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh modal, potensi keuntungan dan faktor emosional
terhadap pengambilan keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah
Berastagi.
Keputusan
Berwirausaha
(Y) Modal (X1)
Potensi Keuntungan (X2)
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
a. Bagi pelaku usaha, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
dan wawasan serta memberikan masukan bagi para pedagang agar
dapat meningkatkan pendapatan serta mengembangkan usaha mereka.
b. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dan informasi dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
c. Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan bagi peneliti
dalam menerapkan teori yang telah diperoleh serta menambah
wawasan peneliti dalam membuat keputusan untuk menjadi
wirausahawan.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas atau independent variable dalam penelitian ini adalah
Modal (X1), Potensi Keuntungan (X2), dan Faktor Emosional (X3).
b. Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah
keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi (Y).
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang akan diteliti, yaitu:
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Didefinisikan sebagai modal yang digunakan wirausahawan untuk
memulai usaha dan untuk perkembangan berjalannya usaha.
b. Variabel Potensi Keuntungan (X2)
Didefinisikan sebagai potensi usaha bagi wirausahawan yang dapat
memberikan keuntungan bagi wirausahawan tersebut.
c. Variabel Faktor Emosional (X3)
Didefinisikan sebagai tindakan pribadi seseorang yang mampu
mempengaruhi emosinya dalam mengambil keputusan memulai
usaha.
d. Variabel Keputusan Menjadi Pedagang (Y)
Didefinisikan sebagai keputusan atau tindakan orang-orang yang
bergabung sebagai pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.
Tabel 1.1.
Definisi Operasional Variabel
VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA
Modal (X1)
Didefinisikan sebagai modal yang digunakan wirausahawan untuk memulai usaha dan untuk perkembangan berjalannya usaha.
1. Ide sendiri 2. Kejujuran
3. Berani menghadapi risiko 4. sumber modal usaha 5. Perolehan modal usaha
Likert
Potensi
Keuntungan (X2)
Didefinisikan sebagai potensi usaha bagi wirausahawan yang dapat memberikan keuntungan bagi wirausahawan tersebut.
1. Lokasi yang strategis 2. Retribusi yang murah 3. Jaminan keamanan pribadi seseorang yang mampu mempengaruhi emosinya dalam pengambilan keputusan.
1. Keinginan untuk sukses 2. Usaha sampingan
3. Usaha turun-temurun keluarga 4. Informasi dari teman
5. Tidak mempunyai pekerjaan lain.
Likert
Keputusan Menjadi Pedagang
keputusan atau tindakan orang-orang yang bergabung sebagai
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
(Y) pedagang. 3. Membuka lapangan kerja sendiri
4. Hidup mandiri 5. Bertemu orang banyak
Likert
Sumber : Anoraga (2002), Machfoedz (2005), Suryana (2006), diolah
3. Skala Pengukuran Variabel
Kuesioner disusun oleh peneliti terdiri atas pernyataan dengan
menggunakan skala Likert. Skala ini menggunakan rentang 1-4, karena
dengan melakukan penghilangan nilai tengah (netral atau ragu-ragu), maka
skala pengukuran akan lebih simetrikal, yaitu jenjang ke arah positif sama
banyak dengan jenjang ke arah negatif. Selain itu, penghilangan nilai
tengah juga ditujukan untuk menghindari kategori jawaban netral yang
cenderung akan dipilih responden sehingga data mengenai perbedaan di
antara responden menjadi kurang informatif (Azwar, 2005:34).
Berikut ini adalah keempat alternatif jawaban tersebut:
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
Tidak Setuju (TS) = 2
Setuju (S) = 3
Sangat Setuju (SS) = 4
4. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Pasar Buah Berastagi. Penelitian ini
akan dilakukan pada bulan November hingga Desember 2009.
5. Populasi dan Sampel
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang buah di Pasar Buah
Berastagi yang berjumlah 38 orang.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Adapun jumlah sampel
yang diteliti adalah sebanyak 38 orang dengan memakai sistem sensus
yang berarti seluruh populasi pedagang buah dijadikan sebagai
responden.
6. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis data yakni :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan
kuesioner serta wawancara kepada responden.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka, dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal ilmiah, serta internet
untuk mendukung penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian dapat lebih
terstruktur.
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Merupakan suatu jenis pengumpulan data melalui wawancara atau
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi.
c. Studi dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal,
majalah, tabloid, dan internet yang berkaitan dengan penelitian.
8. Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta
mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kriteria
dalam validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid
b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya dan dapat dihandalkan. (Ginting, dkk,
2008:176). Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliabel. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali dalam Ginting dkk,
2008:179) atau nilai Cronbach Alpha > 0.80 (Kuncoro dalam ginting, dkk,
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Pengujian ini akan dilakukan terhadap pedagang buah sebanyak 30
orang di Pasar Pringgan dengan menggunakan program software SPSS
(Statistic Product and Service Solutions) versi 15.0 for windows.
9. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi,
agar didapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi
klasik yang harus dipenuhi yang terdiri atas:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakuka n
dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.
(2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual
berdistribusi normal (Ginting, dkk, 2008:62)
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstan
untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas).
Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitias diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan
pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara
stastistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode sebelumnya (t-1) dalam model regresi linier. Model
deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode
Durbin-Watson.
Tabel 1.2
Keputusan Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl ≤ d ≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No Decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif tau negatif Tidak ditolak Du < d < 4-du
Sumber: Ginting, dkk (2008:86)
d. Uji Multikolinearitas
Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi
berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati
sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas
dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
dipakai adalah nilai Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak
terjadi multikolinearitas (Ginting, dkk, 2008:104).
10. Metode Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan metode analisis data di mana peneliti
mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan
menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran yang jelas
mengenai masalah yang diteliti.
b. Analisis Kuantitatif
Metode ini merupakan metode analisis data yang digunakan untuk
menyajikan data dalam bentuk angka. Dalam metode ini peneliti
menggunakan metode regresi linier berganda untuk melihat seberapa besar
pengaruh modal, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap
keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi.
Adapun model persamaan regresi linier berganda yang digunakan
yaitu :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y = Keputusan menjadi pedagang
X1 = Modal
X2 = Potensi keuntungan
X3 = Faktor emosional
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
e = Standard error
a = Konstanta
Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian
hipotesis dengan menggunakan alat bantu SPSS 15,0 for windows.
c. Pengujian Hipotesis
1) Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat atau tidak. Hipotesis yang dirumuskan adalah
sebagai berikut :
Ho :b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1,X2,
dan X3) terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah
Berastagi (Y).
H0 : b1 ≠ b2≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas (X1,X2, dan X3)
terhadap keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi
(Y)
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada = 5%
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabelpada = 5%
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Nilai-nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi
merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel yang terpilih. Oleh
karena itu, disamping uji-F, dilakukan juga uji-t untuk masing-masing
nilai koefisien regresi dalam persamaan regresi. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara parsial.
Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel
terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan
dengan tingkat kesalahannya ( ). Jika probabilitas variabel bebas lebih
besar dari tingkat kesalahannya ( ) maka variabel bebas tidak
berpengaruh, tetapi jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari
tingkat kesalahannya ( ) maka variabel bebas tersebut berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0 : 1 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas terhadap keputusan menjadi pedagang.
H0 : 1 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas terhadap keputusan menjadi pedagang.
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika thitung < ttabel pada = 5 %
H0 ditolak jika thitung > ttabelpada = 5 %
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Pengujian Koefisien Determinasi digunakan untuk melihat
besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari
persamaan dengan model persamaan tersebut akan dapat dihitung R2
atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari
variasi variabel keputusan menjadi pedagang yang mampu dijelaskan
oleh model. Selanjutnya, dengan membandingkan besarnya nilai R2
untuk variabel modal, potensi keuntungan dan faktor emosional,
sehingga dapat diketahui faktor terpenting atau dominan yang
menentukan pengaruhnya terhadap keputusan menjadi pedagang buah
di Pasar Buah Berastagi.
R2 jika semakin besar (mendekati satu), maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu berupa modal (X1),
potensi keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) adalah besar
terhadap variabel terikat (Y) yakni keputusan menjadi pedagang buah
di Pasar Buah Berastagi.
R2 jika semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel bebas yaitu berupa modal (X1), potensi
keuntungan (X2), dan faktor emosional (X3) terhadap variabel terikat
(Y) yakni keputusan menjadi pedagang buah di Pasar Buah Berastagi
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Fajrinur (2007) dengan judul “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi
Kasus Pada Pajak USU)” bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
faktor-faktor yang mendorong wirausaha memulai usaha kecil pada Pajak USU dan
faktor mana yang paling dominan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif melalui analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap variabel peluang dan variabel emosional serta pengaruh yang
negatif dan tidak signifikan untuk variabel modal, pendidikan, dan pengalaman
terhadap memulai usaha kecil pada Pajak USU.
Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf (2005 dengan judul “Pengaruh
Produk, Harga, Potensi Keuntungan, dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan
Menjadi Pedagang di Pasar USU” bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
produk, harga, potensi keuntungan, dan faktor emosional terhadap keputusan
menjadi pedagang di Pasar USU. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis deskriptif dan kuantitatif melalui analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga , potensi keuntungan, dan
faktor emosional secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
keuntungan (X3) menjadi variabel yang paling dominan terhadap keputusan
menjadi pedagang di Pasar USU.
B. Wirausaha
Menurut Holt (Riyanti, 2003:21), Entrepreneur berasal dari kata kerja
Enterprende. Wirausaha merupakan gabungan kata “wira” (gagah berani, perkasa)
dan “usaha”. Jadi wirausaha berarti orang yang gagah berani/ perkasa dalam
usaha.
Menurut Zimmerer (2008:4), seorang wirausahawan (entrepreneur)
adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber
daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan.
Adam Smith (dalam Riyanti, 2003:23) melihat wirausaha sebagai orang
yang memiliki pandangan yang tidak lazim yang dapat mengenali tuntutan
potensial atas barang dan jasa. Sementara di dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia (dalam Riyanti, 2003:24) mengartikan wirausaha sebagai orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur
permodalan operasinya.
Menurut beberapa konsep yang dikemukakan di atas, dalam Suryana
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan/usaha (Zimmerer, 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai dan
mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro (1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
dan sesuatu yang berbeda yang dapat memberikan manfaat serta nilai
lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat
didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
menciptakan nilai tambah dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk
menghadapi risiko.
C. Pemasaran
1. Definisi Pemasaran
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika (dalam Kotler, 2007:6),
pemasaran merupakan satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan
dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan para pemilik sahamnya. Lamb, dkk(2001:6) mendefinisikan
pemasaran sebagai suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep harga,
promosi dan distribusi, sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Menurut Branson dan Norvell (dalam Hidayat, 2001:3), pemasaran
merupakan proses memenuhi kebutuhan manusia dengan menghadirkan
produk kepada mereka dalam bentuk yang cocok serta pada tempat dan waktu
yang tepat. Menurut Suryana (2006:135), pemasaran merupakan kegiatan
meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe), menghasilkan barang
atau jasa (product), menentukan tingkat harga (price), mempromosikannya
agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke
tempat konsumen (place). Sedangkan menurut Machfoedz (2005:85),
pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang
jasa oleh konsumen maupun industri pengguna.
Berdasarkan beberapa konsep di atas, maka pemasaran dapat
didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Suryana (2006:155) menjelaskan bahwa terdapat beberapa kegiatan
dalam lingkup pemasaran yaitu :
1. Pembelian, yaitu memberi barang yang akan kita jual kembali. Dalam
kegiatan ini kita harus mencari pemasok misalnya agen, produsen atau
pedagang besar.
2. Penyimpanan (penggudangan), simpan barang-barang tersebut sebaik
mungkin, jangan sampai berubah bentuk, sifat, warna, ukuran, dan standar
kualitasnya.
3. Sortir dan pengemasan, yaitu dilakukan dalam bentuk dan warna yang
menarik, aman dari perubahan bentuk, warna, sifat, dan standar kualitas.
4. Penjualan. Penjualan berarti menyajikan barang agar konsumen menjadi
tertarik dan melakukan pembelian. Penjualan dapat dilakukan dengan cara
: (1) Langsung mendatangi konsumen, (2) Menunggu kedatangan
konsumen, (3) Melayani pesanan, dan (4) kontrak produksi. Agar pembeli
tertarik dan membeli, usahakan pelayanan penjualan sebaik mungkin,
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
a. Mengelompokkan barang-barang apa saja yang tahan lama dan cepat
using/ rusak. Letakkan barang-barang yang sering diminta oleh
konsumen pada tempat yang paling mudah dijangkau.
b. Memberikan kepastian harga supaya konsumen dapat
membandingkannya dengan harga pesaing.
c. Melayani konsumen dengan cepat dan penuh keramahan.
2. Produk Agribisnis Dan Pemasarannya
Menurut Downey dan Erickson (dalam Hidayat, 2001:3), produk
agribisnis merupakan produk-produk yang dihasilkan dari sektor agribisnis
yang meliputi sektor pemasok input pertanian dan sektor budidaya pertanian.
Produk yang dihasilkan dari sektor pemasok input pertanian seperti pupuk,
bahan baku pestisida, mesin pertanian dan sebagainya. Sektor budidaya
pertanian menghasilkan komoditas primer pertanian, seperti bahan pangan,
daging, holtikultura (sayur,buah-buahan, dan tanaman hias), dan lain
sebagainya.
Pemasaran agribisnis menurut Kohls dan Downey (dalam Kusnadi,
2009:24) merupakan keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran produk
dan jasa di mulai dari tingkat produksi pertanian sampai tingkat konsumen
akhir. Pemasaran agribisnis tersebut secara parsial terdiri atas pemasaran
input dan alat-alat pertanian, pemasaran produk pertanian dan agroindustri,
serta pemasaran jasa-jasa pendukung agribisnis.
Pemasaran agribisnis dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk,
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
a. Pemasaran agribisnis sebagai ilmu, yaitu merupakan kumpulan
pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang pemasaran agribisnis yang
disusun secara sistematis dan dapat diterima sebagai kebenaran yang
sifatnya universal. Dengan demikian, pemasaran agribisnis menjadi salah
satu bidang ilmu yang dapat diajarkan.
b. Pemasaran agribisnis sebagai seni, yaitu merupakan suatu seni mendorong
aplikasi praktis dari teori-teori dan konsep-konsep pemasaran agribisnis,
serta timbulnya dorongan untuk melakukan penyesuaian berdasarkan hasil
intuisi, rasa, keyakinan, dan kreativitas dalam seluruh rangkaian kegiatan
dalam pemasaran agribisnis.
Hidayat (2001:3) menjelaskan bahwa pada umumnya pemasaran
agribisnis memiliki delapan fungsi dasar, yakni :
1. Pengumpulan bahan mentah (komoditas primer), biasanaya dilakukan oleh
pedagang pengumpul atau disebut tengkulak.
2. Pembuatan kelas mutu atau grading bahan mentah.
3. Penyimpanan bahan mentah, termasuk di dalamnya pembersihan dan
pengeringan komoditas primer.
4. Pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir.
5. Pengemasan produk olahan (barang jadi).
6. Penyimpanan produk olahan.
7. Pendistribusian produk olahan ke pedagang besar, pengecer, dan
konsumen.
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Menurut Kusnadi (2009:49), terdapat beberapa permasalahan dan
tantangan yang dihadapi dalam pemasaran produk agribisnis, yaitu :
1. Mutu hasil;
2. Fluktuasi harga;
3. Infrastruktur pemasaran;
4. Inefisiensi usaha;
5. Jaringan dan informasi pasar yang lemah; dan
6. Kualitas sumber daya manusia pemasaran yang masih terbatas.
Sedangkan peluang dalam pemasaran produk agribisnis antara lain:
1. Posisi geografis dan demografi yang strategis;
2. Keanekaragaman komoditas.
D. Modal
Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai
aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan
operasional dalam usaha, seperti : untuk pengadaan bahan baku, membayar upah
tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain sebagainya. Modal usaha merupakan
modal yang digunakan untuk memulai atau menjalankan suatu usaha.
Zimmerer,dkk (2008:49) menjelaskan bahwa langkah pertama dalam mengelola
sumber daya keuangan secara efektif adalah dengan memiliki modal awal yang
cukup. Terlalu banyak wirausahawan yang memulai bisnis dengan modal yang
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
diperlukan dalam menjalankan perusahaan yang hampir selalu lebih besar dari
yang diperkirakan.
Machfoedz (2005:153) menjelaskan bahwa suatu perusahaan wirausaha
pada umumnya bermula dari sebuah usaha kecil dengan modal dana pribadi.
Ketika usaha berkembang, seorang wirausahawan kemudian mencari akses untuk
mendapatkan modal yang lebih besar dengan cara meminta bantuan kepada
keluarga dan teman.
Seorang wirausahawan yang berhasil mengembangkan usaha akan
mencari lebih banyak saluran untuk modal, seperti berhubungan dengan bank dan
investor perorangan di luar perusahaan. wirausahawan yang berpandangan
prospektif memanfaatkan tiga sumber pendanaan awal : (1) tabungan pribadi, (2)
teman dan keluarga, dan (3) investor perorangan.
Hutagalung, dkk (2008:77) menjelaskan terdapat tiga tahapan yang akan
dilewati oleh setiap usaha dalam hal pendanaan usahanya, yaitu :
1. Tahap memulai
Sumber keuangan pada tahap ini yang paling mudah dan juga diutamakan dari
uang sendiri. Gali sumber keuangan, seperti tabungan, deposito, atau bahkan
menggunakan credit card. Baru ketika ternyata dana itu masih kurang, kita
dapat mengajak rekan atau keluarga.
2. Tahapan berkembang
Umumnya pinjaman bank baru digunakan saat bisnis memasuki tahap
perkembangan dan tahap matang.
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Sumber lain adalah dari perusahaan modal ventura, seperti Sumut Ventura,
atau perusahaan pembiayaan atau investor lainnya.
Menurut Suryana (2006:5), modal dalam kewirausahaan tidak selalu
identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan barang, tetapi
juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal
sosial, modal moral, dan modal mental yang dilandasi agama. Secara garis besar,
modal kewirausahaan dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu modal intelektual,
modal sosial dan moral, modal mental, serta modal material.
1. Modal Intelektual
Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai modal utama
yang disertai pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, komitmen, dan tanggung
jawab sebagai modal tambahan. Ide merupakan modal utama yang akan
membentuk modal lainnya.
2. Modal Sosial dan Moral
Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan,
sehingga dapat terbentuk citra. seorang wirausaha yang baik biasanya memiliki
etika berwirausaha seperti : kejujuran, memiliki integritas, menepati janji,
kesetiaan, kewajaran, suka membantu orang lain, menghormati orang lain,
warga negara yang baik dan taat hukum, mengejar keunggulan, dan
bertanggung jawab. Dalam konteks ekonomi dan sosial, kejujuran, integritas,
dan ketepatan janji merupakan modal sosial yang dapat menumbuhkan
kepercayaan dari waktu ke waktu.
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama,
diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan.
4. Modal Material
Modal material adalah modal dalam bentuk uang dan barang. modal ini
terbentuk apabila seseorang memiliki jenis-jenis modal di atas.
E. Potensi Keuntungan
Pada manajemen perusahaan modern seperti sekarang ini telah terjadi
pergeseran strategi yaitu dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang
saham (mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi
semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), yaitu individu atau
kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan. Akan tetapi,
konsep laba tidak bisa dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi
perusahaan untuk menciptakan manfaat bagi para pemilik keuntungan.
Laba perusahaan merupakan cermin dari kinerja manajemen strategis
yang berhasil memuaskan pemilik kepentingan. Menurut Widjaja (dalam Suryana,
2006:168), laba perusahaan masih merupakan tujuan yang kritis dan menjadi
ukuran keberhasilan. Dikatakan sangat penting, karena apabila tidak memperoleh
laba, maka perusahaan tidak dapat memberikan manfaat bagi para pemilik
kepentingannya. Ini berarti perusahaan tidak dapat memberikan kenaikan gaji,
tidak bisa memperluas usaha, dan tidak bisa membayar pajak.
Tujuan utama perusahaan swasta adalah keuntungan. Perusahaan negara
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
melakukan pekerjaannya. Kuncinya adalah jangan mengarah kepada keuntungan
tetapi mencapai keuntungan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Dalam
hal ini, maka perusahaan perlu menganalisis lingkungan perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut. Perusahaan harus mengamati kekuatan lingkungan
makro (demografis, ekonomi, teknologi, politik/hukum dan sosial/budaya) dan
pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran distribusi, dan
pemasok) yang mempengaruhi perolehan laba di pasar. Tujuan utama pengamatan
lingkungan adalah melihat peluang dan ancaman serta kelebihan dan kelemahan
dari perusahaan tersebut.
Peluang pemasaran merupakan suatu kebutuhan di mana perusahaan
dapat bergerak dengan memperoleh laba. Sedangkan ancaman lingkungan adalah
tantangan akibat kecenderungan yang tidak menguntungkan atau perkembangan
yang akan mengurangi penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensif.
Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi perusahaan
maka akan terlihat apakah perusahaan tersebut memiliki ukuran bisnis yang ideal
atau tidak. (Kotler, 2001:102)
Setiap perusahaan perlu menganalisis kekuatan dan kelemahannya secara
periodik selain mengetahui peluang dan ancaman yang muncul di dalam
lingkungan, hal ini diperlukan untuk melihat sejauh mana perusahaan tersebut
mampu bersaing dengan para pesaingnya.
Potensi keuntungan masa depan setiap usaha harus dihitung secara
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
kesesuaian perusahaan, tidak cukup untuk menggunakan penjualan atau
keuntungan hari ini sebagai panduan.
Menurut Mahoney dan Pandian (dalam Suryana, 2006:124), agar
perusahaan meraih keuntungan secara terus-menerus, yaitu meraih semua pesaing
di industri yang bersangkutan, maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas
internal yang superior, yang tidak transparan, sukar ditiru, atau dialihkan oleh
pesaing dan memberi daya saing jangka panjang yang kuat dan melebihi tuntutan
masa kini di pasar dan dalam situasi eksternal yang bergejolak, serta mampu
bertahan menghadapi resesi. Sumber daya perusahaan yang bisa dikembangkan
secara khusus adalah tanah, teknologi, tenaga kerja (kapabilitas dan
pengetahuannya), modal, dan kebiasaan rutin.
F. Faktor Emosional
Anoraga (2002:243) mendefinisikan faktor emosional sebagai suatu
keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu
rencanan yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan
pribadi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka
orang dapat bertindak sesuai keinginannya.
Pada jiwa wirausaha terdapat faktor emosi yang berupa naluri bisnis
seseorang. Dalam dunia bisnis selain kemampuan rasional untuk mengatur strategi
dan mengambil keputusan juga diperlukan naluri bisnis yang baik. Naluri bisnis
tersebut merupakan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengambil
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
atas keputusan usaha biasanya mempengaruhi motivasi wirausaha dan lingkungan
kerjanya untuk mencapai sukses.
Emosi seorang wirausaha juga didorong oleh semangat berwirausaha.
Menurut Hartono (2006:3), timbulnya semangat pada diri seseorang
dimungkinkan karena adanya faktor dari dalam diri seseorang yang merupakan
dorongan jiwa untuk melakukan kegiatan dan faktor dari luar diri seseorang yang
dapat mempengaruhi untuk melakukan kegiatan.
Terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk
menjadi seorang wirausaha karena banyak terkait dengan kesiapan emosi dan
mental seseorang. Menurut Goleman (dalam Handoko, 2008:6), dimensi tersebut
disebut kecerdasan emosional (emotional intelligence). Kecerdasan emosional
seseorang adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan
inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui ketrampilan
kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial.
Koordinasi suasana adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila
seseorang mampu menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau
dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik
dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial dan
lingkungannya.
Faktor lain selain faktor emosional yang berpengaruh terhadap semangat
seorang untuk berwirausaha yaitu adanya dukungan sosial. Dukungan sosial
diharapkan mampu menunjang seseorang melalui tindakan yang bersifat
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
penilaian positif pada individu atau usaha yang dilakukannya. Dukungan sosial
inilah nantinya yang diharapkan membantu individu memiliki motivasi wirausaha
yang tinggi, bekerja secara optimal dan penuh semangat. Dukungan sosial bisa
didapatkan dari berbagai sumber. Menurut Fusiler (dalam Handoko, 2008:7)
dukungan sosial bersumber antara lain : orang tua, saudara kandung, anak-anak,
kerabat, pasangan hidup, sahabat, rekan kerja, atau juga dari tetangga.
G. Pengambilan Keputusan
1. Definisi Pengambilan Keputusan
Menurut Davis (dalam Syamsi, 2000:3), keputusan adalah hasil
pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus
dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga
dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses
pemikiran yang berupa pemilihan satu di antara beberapa alternatif yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Menurut Nugroho (2009:2), semakin berpengalaman seorang
wirausaha maka akan semakin besar kepercayaan diri dan semakin
berorientasi pada tindakan-tindakan. Oleh karena itu, wirausaha harus
melihat penetapan pengambilan keputusan dengan melihat setiap aspek
dari personal dan memahami secara keseluruhannya. Pengalaman masa
lalu dan intuisi merupakan bagian penting dalam pengambilan keputusan
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan
kemampulabaan bisnisnya pada masa yang akan datang.
Keputusan seseorang untuk berwirausaha juga erat kaitannya
dengan faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi wirausaha, yaitu
(Suryana, 2006:55) :
a. Keuangan, untuk mencari nafkah, menjadi kaya, mencari pendapatan
tambahan, dan sebagai jaminan stabilitas keuangan.
b. Sosial, untuk memperoleh gengsi/status, agar dapat dikenal dan
dihormati, menjadi contoh bagi orang agar dapat ditiru orang lain, dan
agar dapat bertemu orang banyak.
c. Pelayanan, untuk membuka lapangan pekerjaan, menatar, dan
membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.
d. Pemenuhan diri, untuk menjadi atasan/mandiri, mencapai sesuatu yang
diinginkan, menghindari ketergantungan pada orang lain, menjadi lebih
produktif, dan menggunakan kemampuan pribadi.
Pengambilan keputusan dalam kehidupan bisnis merupakan hal
yang tidak mudah. Setiap alternatif di dalam faktor pembuatan keputusan
yang ditujukan agar semua pihak merasa puas tentu memiliki kelebihan
dan kekurangan. Namun demikian, seorang wirausaha yang
berpengalaman harus memiliki keberanian dalam membuat keputusan dan
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Nugroho (2009 : 9) menerangkan bahwa keragu-raguan dan
ketidaksetujuan sebenarnya masih diperlukan dalam proses pengambilan
keputusan, karena terdapat manfaat untuk :
a. Merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan jawaban yang benar
terhadap suatu masalah.
b. Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang
lebih baik.
c. Memungkinkan penerimaan bersama terhadap keputusan yang akan
diambil.
4. Pendekatan Pengambilan Keputusan
Pengambil keputusan dapat membuat keputusan berwirausaha
dengan menggunakan satu atau beberapa pertimbangan sebagai berikut :
a. Intuisi
Pembuatan keputusan berdasarkan intuisi adalah pembuatan keputusan
berdasarkan penggunaan perasaan orang yang membuat keputusan
tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh pengetahuan, latihan-latihan
maupun pengalamannya. Adapun keuntungan pembuatan keputusan
berdasarkan intuisi adalah :
1. Keputusan dapat diubah dengan cepat.
2. Diutamakan yang lebih penting.
3. Dipergunakan kemampuan cara membuatnya.
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Pembuatan keputusan berdasarkan fakta merupakan pembuatan
keputusan yang paling baik dan cukup meyakinkan, sehingga
orang-orang yang merasakan akibat dari keputusan tersebut tidak bisa
membantah keputusan-keputusan yang diambil. adapun fakta-fakta
tersebut :
1. Perlu diusahakan sebaik-baiknya.
2. Perlu diselidiki dengan teliti.
3. Perlu diklasifikasikan dengan tepat.
4. Perlu ditafsirkan dengan hati-hati.
c. Pengalaman
Seorang pengambil keputusan harus dapat mempertimbangkan
pengambilan keputusan berdasarkan pengalamannya. Seorang
pengambil keputusan yang sudah berpengalaman tentu lebih matang
dalam membuat keputusan daripada yang belum mempunyai
pengalaman apa-apa. pengalaman seorang wirausaha di dalam
mengelola bisnisnya, antara lain :
1. Pengalaman berupa sikap atau nilai.
2. Pengalaman berupa pengetahuan.
3. Pengalaman berupa ketrampilan.
d. Ketrampilan
Seorang wirausaha yang terampil akan mampu mengendalikan
keinginan dan kemauannya ke arah tercapainya tujuan. Tentu saja
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Pasar buah Berastagi merupakan salah satu lokasi wisata belanja yang
ada di kota Berastagi. Produk-produk yang ditawarkan di pasar ini merupakan
produk lokal khas Berastagi, seperti souvenir, buah-buahan, tanaman hias, dan
lain sebagainya.
Pasar Buah Berastagi ini pernah mengalami renovasi pasar di mana
Pemda Karo melakukan perbaikan sarana dan prasarana pasar tersebut serta
membangun bale-bale pasar buah yang terletak di tengah pasar. Pembangunan ini
dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan Pasar Penampungan Sementara di
mana dana pembangunan bale-bale tersebut diperoleh dari Kementrian Negara
Koperasi dan UKM RI sebagai dana bergulir sedangkan dana pembangunan pasar
penampungan sementara tersebut berasal dari APBD Kabupaten Karo tahun 2007.
Pasar Buah Berastagi ini terdiri atas 2 Losd yakni Losd Kelas III dan
Kelas IV, di mana pengertian Losd adalah bangunan tetap di dalam lingkungan
pasar berbentuk bangunan memanjang tanpa dilengkapi dinding. Losd Kelas III
dipergunakan sebagai tempat pemasaran kain, barang kelontong dan sejenisnya.
Sedangkan Losd Kelas IV dipergunakan sebagai tempat pemasaran padi,
sayur-sayuran, buah-buahan dan bunga-bungaan secara eceran. Jumlah pedagang yang
menempati pasar buah Berastagi adalah sebanyak 238 pedagang. Dengan
perincian 151 pedagang menempati Losd III dan 87 pedagang menempati Losd
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Pasar buah Berastagi yang berada di jalan Gundaling Berastagi ini
dikelola oleh Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Karo melalui UPTD
(Unit Pelayanan Teknis Dinas) Pasar Berastagi dimana kantor UPTD Pasar
Berastagi ini berada di lantai II Pusat Pasar Berastagi. UPTD Pasr Berastagi ini
didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum
kepada masyarakat dengan penyediaan sarana pasar, di samping itu juga
menunjang kebijakan umum pemerintah daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi diperlukan dalam pelaksanaan tugas perusahaan.
Struktur organisasi menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung
jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Adapun struktur organisasi
UPTD Pasar Berastagi selaku pengelola Pasar Buah Berastagi dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1. Struktur Organisasi UPTD Pasar Berastagi Sumber : UPTD Pasar Berastagi (2009)
1. Kepala UPTD
a. Merealisasikan target/ anggaran yang telah dibebankan perusahaan
b. Mengawasi karyawan dalam menjalankan pekerjaan
Kepala UPTD
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
c. Mengawasi keadaan dan kebersihan pasar
d. Mengajukan izin-izin yang diperlukan kepada Dinas Pendapatan dan Asset
Daerah Kabupaten Karo.
e. Mencairkan segala bentuk tunggakan kontribusi kepada pedagang.
2. Bendahawaran
a. Membukukan laporan atas hasil kutipan
b. Mengerjakan administrasi dan surat-surat yang masuk maupun yang keluar
ke dalam agenda.
c. Membuat surat-surat izin, seperti surat izin sewa-menyewa, surat
rekomendasi, dan lain sebagainya.
3. Staf
a. Melaksanakan pengutipan kontribusi dari para pedagang
b. Ikut serta melaksanakan pengawasan kebersihan dan keberadaan sarana
dan prasarana pasar.
c. Membuat laporan kepada kepala UPTD mengenai kios atau stan yang
tutup atau yang masih memiliki tunggakan.
C. Prosedur Perijinan Pasar Buah Berastagi
1. Prosedur Kepemilikan Stand/Kios
Para pedagang di Pasar Buah Berastagi diakui secara resmi oleh pihak
UPTD Pasar Berastagi. Oleh karena itu, para pedagang harus mentaati segala
peraturan yang diberlakukan oleh pihak UPTD. prosedur yang ditetapkan
Alvin Syahputra Ritonga : Pengaruh Modal, Potensi Keuntungan Dan Faktor Emosional Terhadap Keputusan Menjadi Pedagang (Studi Pada Pedagang Buah Di Pasar Buah Berastagi), 2010.
Para pedagang yang berjualan di Pasar Buah Berastagi harus sudah
melapor kepada pihak UPTD Pasar Berastagi untuk memiliki kartu kepemilikan
Stand/ Kios di Pasar Buah Berastagi. Untuk memperoleh kartu kepemilikan
tersebut, para pedagang harus melakukan perjanjian dengan menandatangani
peraturan yang berlaku, antara lain :
1. Mematuhi perjanjian sewa-menyewa stand/kios yang telah ditetapkan oleh
Pemda setempat.
2. Berkewajiban membayar retribusi pasar serta retribusi kebersihan.
Besarnya tarif retribusi pasar sesuai Pasal 11 Perda Kabupaten Karo Nomor
9 Tahun 2006 adalah sebesar Rp.3500/m2/bulan. Apabila para pedagang
tidak membayar retribusi pasar tepat waktu, Pemda Karo memberikan
sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2,5 % setiap bulan dari besarnya
retribusi yang terutang.
Para pedagang yang telah memiliki kartu pemilik stand/kios tersebut
harus mematuhi beberapa ketentuan larangan dari Pemda Karo antara lain :
1. Berjualan di jalan masuk dan keluar pasar.
2. Berjualan dengan menggunakan tempat parkir kendaraan.
3. Melakukan permainan bentuk judi di dalam pasar.
4. Melakukan perbuatan di dalam pasar yang sifatnya mengganggu ketertiban
umum.
5. Memperdagangkan barang-barang di dalam pasar yang dapat menimbulkan
kebakaran serta dapat membahayakan keselamatan umum tanpa seizing