ACARA DI TELEVISI DAN PEMENUHAN HIBURAN DI
MASYARAKAT
(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV Terhadap Upaya Pemenuhan Hiburan di Masyarakat Desa Manunggal
Kecamatan Labuhan Deli Medan)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S1)
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh:
HILDA YUDHITA
040904107
PROGRAM STUDI HUMAS
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pemenuhan hiburan di masyarakat khususnya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, terhadap tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga. Upaya yang peneliti ingin ketahui disini adalah apakah masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang suka atau tidak suka terhadap tayangan komedi Akhirnya Datang Juga tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori komunikasi dan komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa, upaya pemenuhan hiburan dan teori USES.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasional yang bersifat mencari atau menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 6608 jiwa yang tinggal di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi, maka dari data yang ada peneliti mengambil sampel dengan menggunakan penarikan sampel sesuai dengan pendapat Taro Yamane yang apabila jumlah populasi lebih dari 500 orang, maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 10% dari keseluruhan populasi. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Untuk penarikan sampel peneliti menggunakan purposive sampling dan stratified sampling.
Selain melalui penelitian pustaka berupa buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada para responden. Sewaktu kuesioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung melakukan pengeditan terhadap hasil kuesioner yang telah disebarkan, lalu memberikan kode pada jawaban-jawaban pada responden, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengetahui bahwa para responden hampir sebagian besar ternyata berpendapat bahwa tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga menarik untuk ditonton. Frekuensi, waktu dan durasi penayangan komedi Akhirnya Datang Juga menurut responden sudah cukup tepat dan menyenangkan.
Yang menjadi alasan responden dalam menonton tayangan komedi Akhirnya Datang Juga adalah karena tayangan ini banyak menghadirkan hiburan-hiburan dengan aksi yang bersifat komedi, juga kelucuan para bintang tamu yang berdialog tanpa naskah.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur alhamdulillahirobbil’alamin peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan rahmat dan hidayahnya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar keserjanaan jurusan Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bantuan secara moral maupun material dari berbagai pihak. Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang sangat penulis sayangi, Ayahanda Zainal Abidin dan Ibunda Herlina atas pengertian dan dukungannya kepada penulis. Mudah-mudahan semua yang penulis lakukan dapat membahagiakan dan membanggakan Ayahanda dan Ibunda.
Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, Ma selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Amir Purba, Msi selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dewi Kurniawati, Msi sebagai dosen wali yang selama ini menjadi tempat berkeluh kesah peneliti dalam hal akademis, terima kasih untuk kesabaran, dan nasehat dan saran-saran yang tidak mungkin peneliti lupakan.
5. Bapak Drs. Humaizi, MA sebagai PUDEK I yang telah banyak membantu peneliti, terima kasih untuk nasehat dan saran-saran yang tidak mungkin peneliti lupakan.
6. Bapak Kepala Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
7. Kak Cut, Kak Ros, Rotua, dan Maya, yang telah banyak membantu segala urusan administrasi serta seluruh staf pegawai dan tata usaha.
8. Adik-adikku Jefri, Angga, dan Ezy, yang selalu memotivasi penulis untuk menjadi yang terbaik dan terus memberikan semangat kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
9. Burhanuddin Nst, terima kasih untuk kesabaran menemani peneliti selama ini, kasih sayang dan perhatiannya untuk membantu penulis mengerjakan skripsi ini hingga selesai dan terus memotivasi penulis serta mendukung penulis dalam berbagai hal.
10.Nissa, Nita, Bebby, Fany, Kiki, Ferina, Yusi, Anna, Riri, Tisa, Icha, Che-che, kak Desi, dan Eka, teman terima kasih atas kebersamaannya walau sebentar tapi meninggalkan kenangan yang sangat indah. Mudah-mudahan kita menjadi sahabat untuk selama-lamanya.
11.Vera, Dewi, Effi, Putri, dan Ila, yang setia menemaniku selama bertahun-tahun, terima kasih atas canda dan tawanya juga dukungannya selama ini. 12.Seluruh teman-teman kuliah penulis di Departemen Ilmu Komunikasi yang
hari-hari penulis. Terima kasih telah menjadi teman penulis selama kuliah dan mudah-mudahan untuk seterusnya.
Akhir kata peneliti juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun atas bantuan pihaklah skripsi ini bisa diselesaikan. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah pada semua orang yang banyak membantu peneliti selama masa perkuliahan dan dalam menyusun skripsi ini. Amin.
Medan, Agustus 2008 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI……… i
KATA PENGANTAR………. ii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR SKEMA………... viii
DAFTAR TABEL……… ix
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah………... 1
I.2. Perimusan Masalah………... 5
I.3. Pembatasan Masalah………. 5
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1. Tujuan Penelitian………... 6
I.4.2. Manfaat Penelitian………. 6
I.5. Kerangka Teori……….. 7
I.5.1. Komunikasi……… 7
I.5.2. Komunikasi Massa dan Televisi……… 8
I.5.3. Pengertian Pemenuhan Hiburan………. 10
I.5.4. Uses and Gratifications………. 12
I.6. Kerangka Konsep……… 15
I.7. Model Teoritis……… 16
I.8. Operasional Variabel……….. 16
I.9. Definisi Operasional………... 17
BAB II LANDASAN TEORITIS
II.1. Komunikasi……….. 20
II.1.1. Proses Komunikasi………. 22
II.2. Komunikassi Massa……… 25
II.2.1. Proses Komunikasi Massa……….. 26
II.2.2. Televisi……… 29
II.3. Teori Uses and Gratifications……….. 31
II.4. Hiburan II.4.1. Pengertian Hiburan………. 35
II.4.2. Fungsi Hiburan……… 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 39
III.2. Metode Penelitian……… 42
III.3. Lokasi Penelitian………. 42
III.4. Waktu Penelitian………. 42
III.5. Sejarah Trans TV……… 43
III.5.1. Logo Trans TV……… 43
III.5.2. Visi dan Misi………... 44
III.5.6. Sekilas Mengenai Akhirnya Datang Juga……… 44
III.6. Populasi dan Sampel III.6.1. Populasi……… 46
III.6.2. Sampel……….. 46
III.7.2. Stratified Random Sampling……… 49
III.8. Teknik Pengumpulan Data……….. 49
III.9. Teknik Analisis Data……… 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Pengumpulan Data……… 53
IV.2. Teknik Pengolahan Data……….. 54
IV.3. Analisa Tabel Tunggal………. 55
IV.4. Analisis Tabel Silang……… 77
IV.5. Uji Hipotesis………. 93
IV.6. Pembahasan……… 94
BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan……… 96
V.2. Saran………... 97
DAFTAR SKEMA
DAFTAR TABEL
Tabel Operasional Variabel………... 17
Tabel Teori Komunikasi……….. 28
Tabel Komunikasi Massa……… 38
Tabel Sampel……… 48
Tabel Tunggal……….. 56
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya pemenuhan hiburan di masyarakat khususnya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang, terhadap tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga. Upaya yang peneliti ingin ketahui disini adalah apakah masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang suka atau tidak suka terhadap tayangan komedi Akhirnya Datang Juga tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori komunikasi dan komunikasi massa, televisi sebagai media komunikasi massa, upaya pemenuhan hiburan dan teori USES.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode korelasional yang bersifat mencari atau menjelaskan hubungan serta menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 6608 jiwa yang tinggal di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Untuk menghitung jumlah sampel dari data populasi, maka dari data yang ada peneliti mengambil sampel dengan menggunakan penarikan sampel sesuai dengan pendapat Taro Yamane yang apabila jumlah populasi lebih dari 500 orang, maka jumlah sampel dapat diambil sebanyak 10% dari keseluruhan populasi. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh sampel sebanyak 98 orang. Untuk penarikan sampel peneliti menggunakan purposive sampling dan stratified sampling.
Selain melalui penelitian pustaka berupa buku-buku dan internet, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada para responden. Sewaktu kuesioner dikembalikan oleh responden, peneliti langsung melakukan pengeditan terhadap hasil kuesioner yang telah disebarkan, lalu memberikan kode pada jawaban-jawaban pada responden, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel frekuensi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mengetahui bahwa para responden hampir sebagian besar ternyata berpendapat bahwa tayangan acara komedi Akhirnya Datang Juga menarik untuk ditonton. Frekuensi, waktu dan durasi penayangan komedi Akhirnya Datang Juga menurut responden sudah cukup tepat dan menyenangkan.
Yang menjadi alasan responden dalam menonton tayangan komedi Akhirnya Datang Juga adalah karena tayangan ini banyak menghadirkan hiburan-hiburan dengan aksi yang bersifat komedi, juga kelucuan para bintang tamu yang berdialog tanpa naskah.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi media dewasa ini memberikan andil yang sangat besar dalam perkembangan dan kemajuan komunikasi massa. Bukan saja media cetak seperti surat kabar dan majalah, akan tetapi juga radio dan televisi sebagai media elektronik. Kita dapat mendengar dan melihat semua informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan satu efek sosial tentang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia (Kuswandi, 1996:21-22).
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Hampir semua orang memiliki televisi di rumahnya. Tayangan–tayangan di televisi manyuguhkan hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar lima sampai tujuh jam dalam sehari. Informasi adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat ini.
Media televisi menjadi panutan baru (news religius) bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi, sama saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung (Kuswandi, 1996:22-23).
Media massa lahir di tengah massanya dengan menyajikan berbagai macam pesan, namun bukan berarti pesan itu diterima begitu saja oleh khalayak. Hadirnya berbagai macam acara yang disajikan bagi masyarakat ditandai dengan bermunculan stasiun televisi swasta, yang dipelopori oleh RCTI dan diikuti oleh SCTV, TPI, Anteve, Indosiar, Trans TV, TV7, Metro TV, Global TV dan Lativi (Kuswandi, 1996:35).
Trans TV adalah stasiun televisi yang berdiri dari tahun 2002. Walaupun sudah berumur 6 tahun, Trans TV dapat masih di bilang muda dibandingkan stasiun televisi lain yang sudah berumur belasan tahun. Meskipun berumur muda Trans TV adalah stasiun tv yang mengalahkan stasiun tv yang lain, karena Trans TV menghadirkan acara–acara yang banyak digemari oleh kalangan masyarakat yang berbeda–beda, dari anak kecil, remaja hingga orang tua.
Trans TV merupakan salah satu Televisi Nasional yang eksistensi dan
keberadaannya patut diperhitungkan oleh televisi–televisi nasional lainnya. Walaupun
usia televisi ini masih cenderung muda akan tetapi kehadirannya benar-benar
mengguncang dunia pertelevisian di Indonesia.
penonton adalah tayangan komedi situasi akhirnya dating juga yang ditayangkan di Trans TV (http://transtv.co.id).
Acara komedi Akhirnya Datang Juga tayang pada setiap hari minggu pukul 19.00-20.00 WIB, yang berdurasi 60 menit, tayangan ini mulai tayang perdana di Trans TV pada hari minggu tanggal 21 Oktober 2007, acara Akhirnya Datang Juga hadir untuk menyegarkan penonton televisi dengan cara lawakan yang segar, inovatif dan kreatif.
Acara komedi Akhirnya Datang Juga dinilai sebagai lawakan yang cerdas dan kreatif, walaupun baru tayang beberapa episode tetapi komedi Akhirnya Datang Juga yang ditayangkan di Trans TV ini telah mampu meraih sukses. Kemampuan para bintang tamu memerankan tokoh yang dilakoninya.
Acara Akhirnya Datang Juga ini cukup menarik perhatian masyarakat karena konsepnya yang cukup unik dalam menguji kemampuan akting dari seorang aktor atau aktris yang berakting pada satu sketsa tanpa naskah dan skrip. Seperti episode keempat di mana kita bisa melihat kualitas akting yang cukup parah dari seorang Roger Danuarta dan Sisi Pricilla.
dialog atau apapun yang berhubungan dengan sketsa tersebut, dan bintang tamu harus langsung berusaha untuk mengikuti jalan cerita yang ada.
Ekspresi kepanikan, kaget ataupun dialog yang asal yang tercipta dari kebingungan bintang tamu akan menciptakan suatu kelucuan, yang merupakan kekuatan dari program ini.
Dalam setiap episode akan ada 4 orang bintang tamu, dimana masing-masing segmen akan berisikan satu sketsa yang dimainkan oleh satu bintang tamu. Dalam setiap akhir dari penampilan bintang tamu akan dikomentari oleh seorang juri, yaitu Didi Petet. Untuk segmen terakhir ke-4 bintang tamu akan bermain secara bersamaan dalam satu sketsa situasi, dimana akan terlihat bintang tamu mana yang paling cepat dan lucu dalam berimprovisasi dialog. Pada akhirnya sang juri akan memilih satu orang pemenang, yang berhak mendapatkan piala Akhirnya Datang Juga.
Tujuan dari acara Akhirnya Datang Juga ini adalah untuk menghibur penonton dengan cara lawakan lebih segar dan berkualitas. Selama seminggu penuh masyarakat telah disibukkan oleh aktifitas-aktifitas yang sangat menguras tenaga, pikiran dan otak. Maka dengan menonton acara Akhirnya Datang Juga masyarakat dapat terhibur.
Tayangan ini memberikan sesuatu penyegaran kita dan membuat kita bisa tertawa lepas di saat libur setelah ditutut bekerja. Tayangan ini juga memberikan pengajaran kepada artis kita untuk berakting tanpa naskah dan lain sebagainya
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Sejauhmanakah Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV berpengaruh terhadap Upaya Pemenuhan Hiburan Masyarakat di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan”.
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup permasalahan yang terlalu luas yang akan dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membuat pembatasan masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini bersifat mencari atau menjelaskan hubungan, yakni antara Acara Akhirnya Datang Juga dan Upaya Pemenuhan Hiburan di Televisi.
2.
Penelitian ini dilakukan dengan melihat tayangan komedi Akhirnya Datang juga yang ditayangkan di Trans TV.3.
Objek penelitian adalah Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Medan dan sudah pernah menonton tayangan AkhirnyaDatang Juga.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I.4.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk dan isi tayangan acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.
2. Untuk mengetahui upaya pemenuhan hiburan di masyarakat terhadap penayangan acara komedi situasi Akhirnya Datang Juga di Trans TV. 3. Untuk mengetahui apakah tayangan Akhirnya Datang Juga di Trans TV
dapat memenuhi kebutuhan hiburan di masyarakat Desa Manunggal
Kecamatan Labuhan Deli Medan.
I.4.2. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis, untuk memperluas cakrawala dan menerapkan ilmu juga wawasan yang di dapat penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2. Secara praktis, sebagai sumbangan pemikiran untuk pertimbangan sebagai bahan evaluasi kepada pihak media massa yaitu televisi.
I.5. Kerangka Teori
Menurut Nawawi sebelum melakukan sebuah penelitian yang lebih lanjut harus disusun suatu kerangka teori sebagai landasan menggambarkan diri dari sudut mana masalah penelitian yang akan disorot (Nawawi, 2001:40).
Uraian di dalam kerangka teori merupakan hasil berpikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah atau sub masalah (Nawawi, 2001:39-40).
I.5.1. Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang bersumber dari kata communis yang artinya sama-sama disini maksudnya sama maknanya (Effendy, 1992:9). Lasswell menerangkan bahwa, cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan who says what in which channel to whom with what effect. Komunikasi dalam prosesnya meliputi lima
unsure, penerima pesan dan diikuti oleh efek (Reaksi komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. (Effendy, 1992:253).
Fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut : a. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya.
b. Upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya. c. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.
komunikatif. Komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (Public attitude). (Effendy, 1992:10).
I.5.2. Komunikasi Massa dan Televisi
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 1995:189). Komunikasi massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi dan film (Cangara, 2002:36).
Pool mendefenisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi yang interposed ketika antar sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran media massa seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi (Wiryanto, 2000:3) komunikasi massa yang berciri sebagai berikut :
1. Komunikasi ditujukan kepada massa atau orang banyak sebagai komunikasi. 2. Komunikasi dilakukan serentak.
3. Komunikasi merupakan suatu original lembaga atau orang yang dilembagakan.
4. Pesannya bersifat umum.
6. Umpan balik atau feed back tidak langsung (Sastropoetro, 1990:12).
Dari pengertian-pengertian diatas jelaslah bahwa komunikassi massa merupakan suatu proses komunikasi yang menggunakan media dimana dalam penelitian ini yang digunakan adalah televisi.
Televisi adalah salah satu media dalam komunikasi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto dkk, 2004 : 125). Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian komunikan karena kelebihannya yang mampu menyatukan unsur audio visual sekaligus. Televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar dalam waktu yang bersamaan (Suhandang, 2005 : 89).
Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen (Effendy, 1992:21).
Televisi memiliki keunggulan dibandingkan dengan media elektronik lainnya diantaranya siaran yang dipancarkan melalui televisi dapat menjangkau seluruh lapisan yang ada di masyarakat. Televisi mampu menarik mempengaruhi dan menimbulkan perhatian penontonnya. Televisi juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemirsanya, misalnya mengubah dan membentuk pandangan, sikap dan persepsi serta kelatahan yang seringkali dipermasalahkan atau kadang menjadi trend pada saat itu.
kemampuan untuk mempengaruhi pemirsa secara psikologis yang menyebabkan pemirsa hanyut dalam keterlibatan kisah maupun peristiwa yang disajikan di televisi. Pada akhirnya mempengaruhi pemirsa dalam pola pikir, persepsi dan tingkah laku terhadap permasalahan tertentu.
I.5.3. Pengertian Pemenuhan Hiburan
Hiburan disini diartikan sebagai pemenuhan hiburan di masyarakat. Hiburan disini diartikan sebagai semua macam atau jenis keramaian, pertunjukan atau permainan atau segala bentuk usaha yang dapat dinikmati oleh setiap orang dengan nama dan dalam bentuk apapun, dimana untuk menonton atau mempergunakan fasilitas yang ada. Dengan demikian dimaksudkan disini adalah pengertian hiburan yang luas, yang dapat menimbulkan perasaan senang , terhibur atau hal-hal yang menyenangkan bagi diri manusia dalam bentuk :
1. Keramaian, antara lain pasar malam, pesta dansa, taman rekreasi, tempat tempat wisata dan yang sejenis.
2. Pertunjukan, antara lain bioskop, wayang kabaret, sirkus, sandiwara, pertunjukan per tunjukan di Rumah Makan, Rumah Minum, Bar, Kelab Malam, varrete, lawak, sulap, pertunjukan ketangkasan mengemudi, ketangkasan berkuda, menonton acara hiburan di televisi dan yang sejenis.
4. Bentuk usaha yang dapat dinikmati serta dapat menimbulkan rasa terhibur bagi setiap orang, antara lain tempat usaha seperti usaha kesegaran jasmani yang semata-mata untuk olah raga, penjagaan dan peningkatan kesehatan, usaha pemandian umum, atau bentuk usaha lain
Hiburan juga tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti nonton film atau nonton konser. Tetapi sebenarnya, perlu dipahami bahwa arti hiburan itu sendiri sebetulnya luas. Misalnya, datang ke bioskop untuk menonton film, itu juga sudah termasuk hiburan, mendengar musik di radio tape di rumah, pergi ke restoran dan makan bersama teman-teman, juga menonton acara hiburan di televisi, asalkan sifatnya bisa menghibur dan dapat dikatakan sebagai hiburan.
Hiburan juga dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan. Artinya, hiburan juga bisa membantu kita memberi semangat sebelum kita mengerjakan kembali aktivitas kita sehari-hari.
Hiburan tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti menonton pada saat ini, menonton acara komedi dapat dikatakan sebagai aktivitas hiburan yang paling banyak penggemarnya. Dunia hiburan pada saat ini masih didominasi oleh acara-acara komedi, mulai dari sketsa, extravaganza, prime time dan yang terbaru adalah acara Akhirnya datang Juga.
Jiwa resah dan pikiran bisa kusut. Seseorang akan jadi tidak tenang, dapat dengan mudah terpercik keresahan dan kemarahan.Hal ini justru akan bisa mengundang perpecahan antar manusia. Manusia melakukan berbagai cara untuk menghibur dirinya.
Tetapi kerap ditemui bahwa hiburan yang ditemui adalah hiburan yang bersifat semu dan palsu, seperti acara hiburan Akhirnya Datang Juga yang bersifat menghibur
dengan cara lawakan dan alur cerita yang berbeda, lain dengan acara-acara komedi yang lainnya. Acara ini dapat menarik minat menonton sebagai pemenuhan hiburan di masyarakat sebab bentuk acaranya yang sangat-sangat menghibur dan butuh banyak pemikiran yang semuanya serba dadakan dengan sketsa yang kreatif sehingga membuat acara ini diminati banyak pemirsany
I.5.4. Teori Uses and Gratifications
Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam khalayak. Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan model ini. Model Kegunaan dan Kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication : Current Perspectives on Gratification Reseach (Nurudin, 2004 : 181).
Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?). Kebanyakan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi massa
berpengaruh kecil terhadap khalayak yang dipersuasi. Oleh karena itu para peneliti berbelok ke variabel-variabel yang menimbulkan lebih banyak efek, misalnya kelompok kecil.
Teori Uses and Gratifications ini lebih menekankan pada pendekatan manusiawi didalam melihat media. Artinya manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men, Women, Message and Media (1982) memberikan Formula untuk menjelaskan bekerjanya teori ini.
++========
Imbalan disini berarti Imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau tertunda. Imbalan ini memenuhi kebutuhan khalayak. Misalnya, Anda pemirsa suatu acara televisi tertentu karena media tersebut menyediakan atau memuaskan Anda akan kebutuhan Informasi dan Hiburan. Dalam hal ini, masyarakat yang memilih acara “Akhirnya Datang Juga” yang ditayangkan di Trans TV karena merasa acara tersebut bisa memuaskan kebutuhannya karena Trans TV menyediakan acara yang dapat menghibur.
Dalam hal ini, hubungan model Uses and Gratifications dengan upaya dalam pemenuhan hiburan di Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli
Medan terhadap acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV dapat dilihat dari perumusan asumsi-asumsi dasar dari model tersebut, yakni :
Janji Imbalan
Khalayak dianggap aktif, yakni masyarakat Desa Manunggal
Kecamatan Labuhan Deli Medan menonton acara Akhirnya Datang
Juga di televisi sebab mereka memiliki tujuan agar dapat mengenal lebih jauh acara tersebut dan pesan yang disampaikan acara tersebut.
Dalam peoses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota
khalayak. Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli
Medan lebih memilih Trans TV untuk menonton acara Akhirnya Datang Juga karena acara tersebut bersifat menghibur.
Sumber-sumber lain untuk memenuhi kebutuhan khalayak sangat
bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. Dalam hal ini, pada jam yang sama stasiun televisi yang lain juga menawarkan tayangan yang berbeda, sehingga khalayak mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya dengan tidak menonton acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.
Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak, artinya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan
Labuhan Deli Medan dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
I.6. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan diperoleh (Nawawi, 2001:40). Teori yang telah dikumpulkan dan diuraikan pada landasan teori akan menghasilkan beberapa konsep. Apabila konsep ini dihubungkan satu sama lain untuk dapat memberikan suatu gambaran atau suatau fenomena, maka hubungan antara konsep inilah yang disebut istilah kerangka konsep (Kountour, 2001:89).
Dalam penelitian ini diterapkan kerangka konsep metodologi penelitian sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
Variabel ini adalah sejumlah gejala atau faktor unsure yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsure lain (Nawawi, 2001:56). Atau dengan kata lain merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 1995:12). Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah acara Akhirnya Datang Juga.
2. Variabel Terikat
3. Variabel Antara
Sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 2001:58). Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
I.7. Model Teoritis
Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut :
I.8. Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang ada diatas, maka dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
Variabel Bebas (X)
Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV
Variabel Terikat (Y)
Upaya Pemenuhan Hiburan Masyarakat di Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli Medan.
Variabel Antara (Z)
Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)
Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.
1. Isi acara
2. Waktu Penayangan 3. Frekuensi Penayangan 2. Variabel Terikat (Y)
Upaya pemenuhan hiburan masyarakat di daerah Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli Medan.
1. Perhatian
2. Motif Menonton 3. Sikap
4. Manfaat Menonton 3. Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden
1. Usia 2. Pendidikan
3. Frekuensi menonton 4. Pekerjaan
I.9. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.
Definisi Operasional dari penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (Acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV) :
• Isi Acara : bagaiman isi cerita dari tayangan tersebut
• Waktu Penayangan : durasi atau lamanya waktu penayangan acara
tersebut.
2. Varabel Terikat (Upaya pemenuhan hiburan masyarakat di daerah
Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang) :
• Perhatian : Keinginan yang timbul untuk menonton
tayangan tersebut.
• Motif menonton : Keadaan dalam pribadi individu atau alas an
yang mendorong keinginan individu untuk menonton acara tersebut.
• Sikap : Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir
dalam menghadapi situasi atau respon yang di dapat dari menonton acara tersebut.
• Manfaat menonton : Suatu nilai positif yang diperoleh serta
memberi pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap diri individu setelah menyaksikan acara “Akhirnya Datang Juga di Trans TV”.
• Pekerjaan : Pekerjaan responden.
3. Variabel Antara (Karakteristik Responden) :
• Usia : Tingkat umur dari responden
• Pendidikan : Tingkat pendidikan terakhir dari responden
I.10. Hipotesis
Hipotesis adalah generalisasi atau kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila setelah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001:161).
Hipotesis ini merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Dengan hipotesis, peneliti menjadi tidak mengambang, karena dibimbing oleh Hipotesis tersebut.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
BAB II
LANDASAN TEORITIS
II.1. Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata commmunis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya disariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, juga persuasif, yaitu agar orang lain mengerti atau paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya dan pendidikan dan politik sudah didasari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi (Effendy, 1992:9).
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan dan sikap.
mkehidupan sosial dan dalam kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam defenisinya secara khusus mengenai penegetian kimunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals).
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi
ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:
• Komunikator (communicator, source, sender)
• Pesan (Message)
• Media (channel, media)
• Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
• Efek (effect, impact, influence).
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
media analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai content analysis; audience
analysis adalah studi khusus tentang komunikan; sedangkan effect analysis
merupakan penelitian mengenai efek atau dampak yang di timbulkan oleh komunikasi (Effendy, 1992:10).
II.1.1. Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang )komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 1992:11).
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer asdalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secar langsung mampu “menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain.
Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan tangan, atau memainkan jari jemari, atau mengedipkan mata, atau menggerakkan anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja )sangat terbatas). Demikian pula isyarat dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sinere, dan lain-lain serta
warna yang mempunyai makna tertentu. Kedua lambang itu sangat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan pikiran seseorang kepada orang lain.
Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan dalam komunikasi memang melebihi kial, isyarat dan warna dalam kemampuan “menerjemahkan” pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Akan tetapi demi efektifnya komunikasi, lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa apabila kita terlibat dalam komunikasi yang menggunakan bahasa disertai gambar-gambar berwarna.
Berdasarkan paparan diatas, pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh dan akan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer tersebut yakni lambang-lambang. Dengan perkataan lain, pesan (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol) (Effendy, 1992:11-12).
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi (Effendy, 1992:16).
Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efesiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, dan televisi misalnya, merupkan media yang efesien dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak.
Jelas efesien karena, dengan menyiarkan sebuiah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya: bukan saja jutaan, melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi (Effendy, 1992:17).
Unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang unsur-unsur dalam komunikasi itu adalah sebagai berikut :
• Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.
• Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk
lambang.
• Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator.
• Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke
pada komunikan.
• Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menerapkan
makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
• Receiver : Komunikasn yang menerima pesan dari komunikator.
• Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa
• Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan
atau disampaikan kepada komunikator.
• Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam komunikasi sebagai akibat
diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya (Effendy, 1992:18-19).
II.2. Komunikasi Massa
Pengertian komunikasi massa pada satu sisi adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan menybarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secra serentak dan sesaat (Ardianto, 2004:31).
Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3).
Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).
komunikasi massa diartikan senagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.
Defenisi komunikasi massa menurut Freidson dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa
individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masayarakat (Ardianto, 2004:3-4).
II.2.1. Proses Komunikasi Massa
Wilbur Schramm (Komala, dalam Karlinah. 1999) mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal memerlukan tiga komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan dan komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap.
Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen utama (komunikator-pesan-komunikan) mutlak harus ada pada proses komunikasi, baik itu komunikasi antar pesona (interpersonal), kelompok maupun komunikasi massa.
(gambar, lukisan) Atau media audio visual (televisi dan film). Yang dimaksud dengan media disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa (sejumlah orang yang tidak terbatas).
Severin (Komala, dalam Karlinah 1999), mengemukakan bahwa pngertian komunikasi massa pada intinya merupakan komunikasi yang menggunakan saluran (media) untuk menghubungkan komunikator dengan komunikasi secara massal, bertempat tinggal jauh, heterogen, anonim adan menimbulkan efek-efek tertentu (Ardianto, 2004:32).
Harold D. Lasswell (Komala, dalam Karlinah. 1999) seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari suatu prose komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what effect (dengan
efek apa)?
Formula Lasswell
WHO SAYS WHAT IN WHICH
CHANNEL TO WHOM
WITH WHAT EFFECT Siapa Berkata Apa Melalui
Saluran Apa
Kepada Siapa Dengan Efek Apa
Komunikator Pesan Media Penerima Efek Control
Studies
Analisis Pesan Analisis Media Analisis Khalayak
Analisis Efek
Sumber: Modul 1-9 Teori Komunikasi, S Djuarsa Sendjaja, Ph.D. dkk, UT., 1994
Dengan mengikuti Formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsur yang disebut komponen atau unsur dalam proses komunikasi, yaitu :
• Who (siapa): Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses
komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi. Segala masalah yang bersangkutan dengan unsur “siapa” memerlukan analisis kontrol (control analysis) yaitu yang merupakan subdivisi dari riset lapangan.
• Says What (apa yang dikatakan): pernyataan umum, dapat berupa suatu ide,
informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan.
• In Which Channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan saluran yang digunakan primary technique, secondary technique, direct communication atau indirect
communication (Edward Sapir dalam Dasar-dasar Retorika, Komunikasi dan
• To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran
komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerimaan pesan. Dalam hal ini diperlukan adanya analisis khalayak (audience analysis).
• With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha
penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju (Ardianto, 2004:33-34).
II.2.2. Televisi
Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.
Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun perusahaan. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun
Televisi adalah salah satu media dalam komunikasi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto dkk, 2004 : 125).
Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen (Effendy, 1992:21).
Televisi memiliki keunggulan dibandingkan dengan media elektronik lainnya diantaranya siaran yang dipancarkan melalui televisi dapat menjangkau seluruh lapisan yang ada di masyarakat. Televisi mampu menarik mempengaruhi dan menimbulkan perhatian penontonnya.
Televisi juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemirsanya, misalnya mengubah dan membentuk pandangan, sikap dan persepsi serta kelatahan yang seringkali dipermasalahkan atau kadang menjadi trend pada saat itu.
Karena pada kenyataannya televisi dapat menimbulkan dampak peniruan negatif tetapi tidak jarang juga yang bersifat positif.
II.3. Teori Uses and Gratifications
Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam khalayak. Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan model ini. Model Kegunaan dan Kepuasan ini dikenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses of Mass Communication : Current Perspectives on Gratification Reseach (Nurudin, 2004 : 191).
Model milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, model Uses and Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternative untuk memuaskan kebutuhannya.
Teori ini jelas merupakan kebalikan dari teori peluru. Dalam teori peluru media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience berada di pihak yang pasif. Sementara itu, dalam teori uses and gratifications ditekankan bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.
Katz mengatakan bahwa penelitiannya diarahkan kepada jawaban terhadap pertanyaan Apa yang dilakukan media untuk khalayak (What do the media do to people?). Kebanyakan penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi massa
berpengaruh kecil terhadap khalayak yang dipersuasi. Oleh karena itu para peneliti berbelok ke variabel-variabel yang menimbulkan lebih banyak efek, misalnya kelompok kecil (Effendy, 2003:289).
jalan bagi khalayal untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya (Nurudin, 2004:192).
Sementara Schramm dan Porter dalam bukunya Men, Women, Message and Media (1982) memberikan Formula untuk menjelaskan bekerjanya teori ini.
++========
Imbalan disini berarti Imbalan yang saat itu juga diterima (segera) atau tertunda. Imbalan ini memenuhi kebutuhan khalayak (Nurudin, 2004: 193). Misalnya, Anda pemirsa suatu acara televisi tertentu karena media tersebut menyediakan atau memuaskan Anda akan kebutuhan Informasi dan Hiburan. Dalam hal ini, masyarakat yang memilih acara “Akhirnya Datang Juga” yang ditayangkan di Trans TV karena merasa acara tersebut bisa memuaskan kebutuhannya karena Trans TV menyediakan acara yang dapat menghibur.
Dalam hal ini, hubungan model Uses and Gratifications dengan upaya dalam pemenuhan hiburan di Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli
Medan terhadap acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV dapat dilihat dari perumusan asumsi-asumsi dasar dari model tersebut, yakni :
Khalayak dianggap aktif, yakni masyarakat Desa Manunggal
Kecamatan Labuhan Deli Medan menonton acara Akhirnya Datang
Juga di televisi sebab mereka memiliki tujuan agar dapat mengenal lebih jauh acara tersebut dan pesan yang disampaikan acara tersebut.
Janji Imbalan
Dalam peoses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota
khalayak. Masyarakat Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli
Medan lebih memilih Trans TV untuk menonton acara Akhirnya Datang Juga karena acara tersebut bersifat menghibur.
Sumber-sumber lain untuk memenuhi kebutuhan khalayak sangat
bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. Dalam hal ini, pada jam yang sama stasiun televisi yang lain juga menawarkan tayangan yang berbeda, sehingga khalayak mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya dengan tidak menonton acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV.
Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak, artinya masyarakat Desa Manunggal Kecamatan
Labuhan Deli Medan dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif mereka melihat acara Akhirnya Datang Juga di Trans TV pada situasi-situasu tertentu.
Model ini juga merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak (Effendy, 2004:289).
Pendekatan uses and gratifications sebenarnya juga tidak baru. Di awal dekade 1940-an dan 1950-an para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis prilaku komunikasi. Penelitian yang sistematik dalam rangka membina teori uses and gratifications telah dilakukan papa dekade 1960-an dan 1970-an, bukan saja di Inggris, tetapi di Amerika dan negara-negara lain.
Mengenai kebutuhan biasanya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan (need hierarchy) yang ditampilkan oleh Abraham Maslow (1954). Ia membedakan lima perangkat kebutuhan dasar:
a) Physiological needs (kebutuhan fisiologis) b) Safety needs (kebutuhan keamanan) c) Love needs (kebutuhan cinta)
d) Esteem needs (kebutuhan penghargaan)
e) Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri)
II.4. Hiburan
II.4.1. Pengertian Hiburan
Hiburan disini diartikan sebagai pemenuhan hiburan di masyarakat. Hiburan disini diartikan sebagai semua macam atau jenis keramaian, pertunjukan atau permainan atau segala bentuk usaha yang dapat dinikmati oleh setiap orang dengan nama dan dalam bentuk apapun, dimana untuk menonton atau mempergunakan fasilitas yang ada.
Dengan demikian dimaksudkan disini adalah pengertian hiburan yang luas, yang dapat menimbulkan perasaan senang, terhibur atau hal-hal yang menyenangkan bagi diri manusia dalam bentuk: keramaian, pertunjukan, permainan, bentuk usaha yang dapat dinikmati serta dapat menimbulkan rasa terhibur bagi setiap orang
Hiburan juga tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti nonton film atau nonton konser. Tetapi sebenarnya, perlu dipahami bahwa arti hiburan itu sendiri sebetulnya luas.
Hiburan juga dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan. Artinya, hiburan juga bisa membantu kita memberi semangat sebelum kita mengerjakan kembali aktivitas kita sehari-hari.
Hiburan tidak dapat dipungkiri bahwa hiburan memang tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, selama ini hiburan seringkali diartikan secara sempit, seperti menonton pada saat ini, menonton acara komedi dapat dikatakan sebagai aktivitas hiburan yang paling banyak penggemarnya. Dunia hiburan pada saat ini masih didominasi oleh acara-acara komedi, mulai dari sketsa, extravaganza, prime time dan yang terbaru adalah acara Akhirnya datang Juga.
Menonton acara-acara komedi adalah salah satu sarana hiburan yang dapat melepas lelah setelah seminggu melakukan aktifitas, begitu jugalah manusia kalau dihentak oleh ujian hidup tanpa adanya hiburan.
Jiwa resah dan pikiran bisa kusut. Seseorang akan jadi tidak tenang, dapat dengan mudah terpercik keresahan dan kemarahan.Hal ini justru akan bisa mengundang perpecahan antar manusia. Manusia melakukan berbagai cara untuk menghibur dirinya. Tetapi kerap ditemui bahwa hiburan yang ditemui adalah hiburan yang bersifat semu dan palsu, seperti acara hiburan Akhirnya Datang Juga yang
bersifat menghibur dengan cara lawakan dan alur cerita yang berbeda, lain dengan acara-acara komedi yang lainnya.
II.4.2. Fungsi Hiburan
Fungsi hiburan pada zaman ini untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga.
Dalam sebuah keluarga, televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu karena masing-masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-sendiri, misalnya suami dan istri kerja seharian sedangkan anak-anak sekolah. Setelah kelelahan dengan aktivitasnya masing-masing, ketika malam hari berada di rumah, kemungkinan besar mereka menjadikan televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga (untuk melepaskan lelah). Acara hiburan itu juga dianggap perekat keluarga karena dapat ditonton bersama-sama.
Oleh karena itu, jangan heran jika jam-jam prime time (pukul 19.00 sampai 21.00) akan disajikan acara-acara hiburan seperti sinetron, kuis dan acara lainnya salah satunya adalah acara komedi Akhirnya Datang Juga yang tayang pada pukul 19..00 sampai 20.00 malam, acara tersebut sangat menghibur penonton dengan lawakan yan segar, kreatif dan inovatif.
Sangat sulit untuk diterima penonton jika pada jam prime time televisi menyiarka acara politik dan berita karena waktu prime time adalah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hiburan mereka (Nurudin, 2004:69-70).
Tabel Aktivitas Komunikasi Massa : Hiburan
Masyarakat Individu Subkelompok Tertentu
Kebudayaan Fungsi Pelepasan lelah
bagi kelompok-kelompok massa
Pelepasan lelah Memperluas kekuasaan, mengendalikan bidang
kehidupan
-
Disfungsi Mengalihkan public
menghindarkan aksi sosial
Meningkatkan kepastian, memperendah
cita rasa, memungkinkan pelarian aatau pengasingan diri
- Memperlem
ah astetik “budaya
pop”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kelurahan Desa Manunggal adalah salah satu daerah yang berada di lingkungan Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang.
Data geografi di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang adalah letak geografi 03˚ - 37˚ lintang utara dan 98˚ - 47˚ bujur timur. Ketinggian tanah dari permukaan laut ± 5 meter. Banyaknya curah hujan 30 mm / tahun. Fotografi daratan rendah yaitu suhu udara rata-rata 32˚ C.
Adapun luas Kelurahan Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang adalah 1413 Ha (Hektar), dan batas-batas wilayah tersebut adalah:
• Sebelah Utara berbatasan dengan Tanah Enam Ratus Kecamatan Medan Marelan.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli.
• Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kelumpang Kecamatan Hamparan Perak.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kelurahan Tanjung Mulia dan Kelurahan
Kota Bangun Kecamatan Medan Deli.
Orbitasi jarak dari pusat pemerintahan desa yaitu:
• Jarak dari pusat pemerintahan ke kecamatan 2 km.
• Jarak dari pusat pemerintahan ke kabupaten 44 km.
• Jarak dari pusat pemerintahan ke propinsi 9 km.
• Jarak dari pusat pemerintahan ke pusat 1500 km.
berdagang, wiraswasta dan lain-lain. Mayoritas penduduknya beragama Islam, kemudian Kristen disusul Khatolik, Hindu dan Budha. (Sumber : bagian Sekretaris Kelurahan Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli).
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Manunggal Kec. Labuhan Deli
Kab. Deli Serdang
Sekretaris Desa Kaur Pembangunan Kaur Pemerintahan BPD Kaur Umum
Kepala Desa
Dsn I Dsn II Dsn II-A Dsn III Dsn IV Dsn IV-A
Dsn V Dsn
Sinopsis :
Tahun 1994 Desa Helvetia dimekarkan menjadi 2 (dua) Desa. Wilayah Selatan tetap Desa Helvetia dan wilayah Utara pada tanggal 26 April 1994 dikukuhkan menjadi Desa Persiapan Manunggal dan ditunjuk Kepala Desanya Drs.M.Haris Nst, dan pada tahun 1996 diganti dengan Gambur Sagala.
Pada tahun 1997 Desa Manunggal di Devenitifkan dan Gambur Sagala meninggal pada tahun itu. Untuk sementara jabatan Kepala Desa dijabat oleh Camat Labuhan Deli yaitu Drs.Darsjah Nst, kemudian pada tahun 1998 ditunjuk Drs.H.Taswir Pasaribu menjabat Kepala Desa hingga akhirnya atas permohonan masyarakat Desa Manunggal, dilaksanakan pemilihan Kepala Desa pada tanggal 26 Februari 2001 yang hasilnya terpilih Ilyas Sarijan dengan suara terbanyak diantara 3 (tiga) peserta lainnya. Ilyas Sarijan dilantik menjadi Kepala Desa Devinitif pada tanggal 30 April 2001 dan bertugas sampai saat ini, dan berakhir masa jabatannya pada tahun 2006.
Memori I Kantor Kepala Desa :
1. Tanggal 22 Januari 1994 : di Gedung Klinik ex. PTP. IX Helvetia. 2. Tanggal 27 April 1994 : Rumah Sewa di Gg. Sehati Dsn. VI psr IX.
3. Tanggal 7 November 1996 : Gedung Kantor Kepala Desa hasil swadaya masyarakat dan donatur / Bandes 1995-1996.
III.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional ini digunakan untuk meneliti hubungan di antara variable-variabel. Metode korelasional ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel yang berkaitan dengan variasi pada variabel lain. (Rakhmat,1995:27).
Kelebihan metode korelasional adalah dapat menukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tak bebas dan memudahkan untuk memuat rancangan penelitian eksperimental (Rakhmat, 1995:43). Kelemahan metode korelasional adalah korelasi tidak selalu menunjukkan kausalitas walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab akibat (Rakhmat, 1995:40).
III.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang – Medan.
III.4. Waktu Penelitian
III.5. Sejarah Trans TV
Trans TV (PT Televisi Transformasi Indonesia) adalah sebuah stasiun televise swasta kedelapan yang memperoleh izin mengudara secara nasional di Indonesia. Usahanya berada dibawah kepemilikan konglomerat Chairul Tanjung, pemilik para group (PT PARA INDO INVESTINDO) dan Bank Mega. Trans TV memperoleh izin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan antar departemen pemerintah, dan sejak tanggal 15 Desember 2001, Trans TV memulai siaran secara resmi. Kantor pusat stasiun ini berada di studio Trans TV, Jl. Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan.
Stasiun televisi swasta paling baru ini dimotori oleh duet pakar televisi yaitu mantan Direktur Televisi Ishadi sebagai Presiden Direktur dan eks Pempinan RCTI Alex Kumara sebagai wakilnya yang juga merangkap direktur operasional
III.5.1. Logo Trans TV
III.5.2. Visi dan Misi
Visi Trans TV adalah menjadi televisi terbaik di Indonesia dan ASEAN, memberikan hasil usaha yang positif bagi stakeholders, menyampaikan program-program berkualitas, berprilaku berdasarkan nilai-nilai moral budaya kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat.
Sedangkan misinya adalah wadah gagasan dan inspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta mensejahterahkan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.
III.5.3. Sekilas Mengenai Tayangan Akhirnya Datang Juga
Acara komedi Akhirnya Datang Juga tayang pada setiap hari minggu pukul 19.00-20.00 WIB, yang berdurasi 60 menit, tayangan ini mulai tayang perdana di Trans TV pada hari minggu tanggal 21 Oktober 2007, acara Akhirnya Datang Juga hadir untuk menyegarkan penonton televisi dengan cara lawakan yang segar, inovatif dan kreatif.
Acara komedi Akhirnya Datang Juga dinilai sebagai lawakan yang cerdas dan kreatif, walaupun baru tayang beberapa episode tetapi komedi Akhirnya Datang Juga yang ditayangkan di Trans TV ini telah mampu meraih sukses. Kemampuan para bintang tamu memerankan tokoh yang dilakoninya.
keempat di mana kita bisa melihat kualitas akting yang cukup parah dari seorang Roger Danuarta dan Sisi Pricilla.
Isi dari acara Akhirnya Datang Juga adalah Acara yang akan “menjebak” selebritis dalam berbagai situasi yang harus dikuasai mereka. Uniknya, tanpa skenario, penuh tantangan dan dihadirkan langsung ditengah penonton. Sang bintang tamu akan ditempatkan di dalam suatu sketsa situasi, dimana semuanya akan disiapkan bagi si bintang tamu, kostum, handprop, make up, semuanya, kecuali skrip. Bintang tamu tidak akan diberitahukan sebelumnya mengenai situasi, cerita, setting, dialog atau apapun yang berhubungan dengan sketsa tersebut, dan bintang tamu harus langsung berusaha untuk mengikuti jalan cerita yang ada.
Ekspresi kepanikan, kaget ataupun dialog yang asal yang tercipta dari kebingungan bintang tamu akan menciptakan suatu kelucuan, yang merupakan kekuatan dari program ini.
Dalam setiap episode akan ada 4 orang bintang tamu, dimana masing-masing segmen akan berisikan satu sketsa yang dimainkan oleh satu bintang tamu. Dalam setiap akhir dari penampilan bintang tamu akan dikomentari oleh seorang juri, yaitu Didi Petet.
Untuk segmen terakhir ke-4 bintang tamu akan bermain secara bersamaan dalam satu sketsa situasi, dimana akan terlihat bintang tamu mana yang paling cepat dan lucu dalam berimprovisasi dialog. Pada akhirnya sang juri akan memilih satu orang pemenang, yang berhak mendapatkan piala Akhirnya Datang Juga.
Maka dengan menonton acara Akhirnya Datang Juga masyarakat dapat terhibur. Tayangan ini memberikan sesuatu penyegaran kita dan membuat kita bisa tertawa lepas di saat libur setelah ditutut bekerja. Tayangan ini juga memberikan pengajaran kepada artis kita untuk berakting tanpa naskah dan lain sebagainya
III.6. Populasi dan Sampel
III.6.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki karekteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Nawawi, 2001:141).
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kelurahan Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang dengan batasan umur 17 – 35 tahun. Populasi dipilih berdasarkan tingkat ekonomi penduduknya yang rata-rata termasuk kalangan menengah kebawah. Jumlah keseluruhan adalah 10371 jiwa, pria dan wanita mulai usia 17-35 tahun berjumlah 6608 jiwa.
III.6.2. Sampel
n = N N (d)² + 1 N = Jumlah Populasi n = Sampel
d² = Presisi
Dari rumus terbesar, maka besar sampel yang diambil pada penelitian ini adalah :
n = 6608 6608 (0,1)² + 1 = 6608
66,08 + 1 = 6608 67,08
= 98,509 = 98 jiwa.
III.7. Teknik Penarikan Sampling
III.7.1. Purposive Sampling
Teknik ini berdasarkan pengambilan sampel yang disesuakain dengan tujuan penelitian. Sampel yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Adapun ketentuan smpel yang dimaksudkan :
• Sampel adalah masyarakat yang tinggal di Desa Manunggal Kecamatan Labuhan
Deli Medan.
• Sampel adalah masyarakat yang pernah menonton acara “Akhirnya Datang Juga”
dan mengetahui isi dan bentuk acara tersebut.
• Sampel adalah masyarakat yang berusia 17 – 35 tahun.
Maka dapat dihitung sampel yang terpilih setiap dusun yaitu :
Dusun Populasi Penarikan Sampel Sampel
I 731 731x98
6608
11
II 311 311x98
6608
5
II A 287 287x98
6608
4
III 555 555x98
6608
8
IV 348 348x98
6608
5
IV A 319 319x98
6608
5
V 545 545x98
6608
8
V A 618 618x98
6608
9
VI 601 601x98
6608
9
VI A 300 300x98
6608
5
6608
VII A 356 356x98
6608
5
VIII 608 608x98
6608
9
IX 351 351x98
6608
5
IX A 222 222x98
6608
3
Total
98
Sumber : Bagian Sekretaris Kelurahan Desa Manunggal.
III.7.2. Stratified Random Sampling
Sampel stratifikasi dipakai untuk populasi yang heterogen, berbeda dengan hal karakteristik populasi, seperti tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, usia atau jenis kelamin. Untuk menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi terlebih dahulu dalam lapisan (strata) yang seragam (Eriyanto, 1999:95).
III.8. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:
• Penelitian Kepustakaan (Library Research)
• Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian melalui :
1. Observasi, adalah pengumpulan data melalui pengamatan peneliti dengan menggunakan pancaindra (Bungin, 2001:142).
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan peretanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) (Soehartono, 2004:67).
3. Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden (Soehartono, 2004:65).
III.9. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 :237). Dalam bentuk penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah :
a. Analisa Tabel Tunggal
b. Analisa Tabel Silang
Analisa tabel silang merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif dan negatif (Singarimbun, 1995:273).
c. Uji Hipotesa
Uji hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Korelasi Tata Jenjang yang dikemukakan oleh Spearman (Arikunto, 2003:247).
6 ∑ D²
rho
xy = 1 -N (N²-1)
Keterangan :
rhoxy = Koefisien korelasi tata jenjang
D = Difference, yaitu beda antara jenjang setiap subjek N = Banyaknya subjek
Korelasi atau jenjang juga disebut dengan rank-difference correlation atau rank-order correlation. Korelasi tata jenjang digunakan untuk menentukan hubungan
dua gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.
Arah korelasi, dinyatakan dalam tanda “+” (plus) dan “–“ (minus). Tanda “+” menunjukkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda “–“ menunjukkan korelasi sejajar berlawanan arah.
Korelasi + : “Makin tinggi nilai X. maka makin tinggi nilai Y” atau “kenaikan nilai X diikuti nilai Y”.
Korelasi - : “Makin tinggi nilai X, maka makin rendah nilai Y” atau “kenaikan nilai X, diikuti penurunan nilai Y”.
Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka pada indeks. Betapa pun kecilnya indeks korelasi, jika bukan 0,0000, dapat diartikan bahwa antara kedua variabel y