• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sirkulasi Koroner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sirkulasi Koroner"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

SIRKULASI KORONER

Oleh :

Dr. Lita Feriyawati , M.Kes

N I P :

19700208 200112 2 001

Fak ultas Kedokter an

Univer sitas Sumater a Utar a

(2)

SIRKULASI KORONER

Dr. Lita Feriyawati, M.Kes

Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan

Sirkulasi koroner merupakan sirkulasi darah yang mendarahi otot jantung. Pembuluh-pembuluh darah ini disebut dengan pembuluh koroner, membentuk suatu sirkuit yang merupakan bagian dari sirkulasi sistemik, yang merupakan “pembuluh-pembuluh pribadi” (vasa priva ta ) bagi jantung, berbeda dengan pembuluh-pembuluh umum (va sa publica) pada sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner merupakan sirkulasi penting, karena hampir 5-10% dari seluruh volume darah yang dipompakan oleh jantung akan mengalir masuk dalam sirkulasi ini. Adanya gangguan dalam sirkulasi koroner akan menyebabkan penurunan fungsi bahkan kematian pada otot jantung.

Pembuluh-pembuluh Koroner

Sirkulasi koroner terdiri dari arteri corona ria, yaitu arteri yang berasal dari aorta menuju otot jantung (myoca rdium), dan vena cordis, yaitu vena yang membawa aliran balik dari otot jantung untuk kembali ke atrium kanan jantung.

Arteri Coronaria

(3)

Gambar 1. Pergerakan dari PEO menuju jantung (panel atas) dan migrasi serta diferensiasi mesenkim (panel bawah)

Anatomi normal arteri coronaria. Arteri coronaria kanan dan kiri berasal dari kedalaman kantong-kantong pada sisi kiri dan kanan katup-katup aorta, berupa suatu benjolan pada pangkalnya yang disebut bulbus aor ticus atau sinus aorta e atau sinus a orticus Va lsava . Jadi arteri corona ria merupakan percabangan pertama dari aorta, sebelum pembuluh besar ini mendistribusikan darah yang dipompakan oleh jantung ke seluruh tubuh. Arteri coronaria kiri berasal dari sinus aorticus kiri, sedangkan arteri corona ria kanan berasal dari sinus aor ticus

kanan.

(4)

Kedua sinus yang terletak berdekatan dengan truncus pulmonalis merupakan tempat bermulanya kedua arteri coronar ia kiri dan kanan, sedangkan sinus yang lain tidak berhubungan dengan arteri coronaria. Berdasarkan struktur tersebut, penamaan dari sinus aorticus Valsava dapat berupa sinus coronar ia kanan, sinus corona ria kiri dan sinus aorticus noncorona ria. Arteri-arteri tersebut mengelilingi jantung dalam suatu alur koroner yang terdapat pada bagian epicardium, pada tiap sisi permukaan bawah, kemudian memasuki myocardium dari sebelah luar.

Gambar 3. Letak percabangan arteri coronaria pada sinus aorticus dibandingkan dengan organ lain

Arteri coronaria kiri. Arteri corona ria kiri mempunyai diameter 5-10 mm, lebih besar dari arteri corona ria kanan. Setelah suatu perjalanan pendek; biasanya tidak lebih dari 1-2 cm dari mulainya percabangan dari sinus aorta; arteri corona ria kiri bercabang menjadi cabang

(5)

Gambar 4. Arteriogram dari arteri coronaria kiri

Arteri coronaria kanan. Arteri corona ria kanan memberikan aliran darah terutama untuk permukaan diafragma dari ventrikel, yang dijumpai pada sembilan dari sepuluh individu. Pada pangkal arteri corona ria kanan terdapat cabang arteri sinoa tria lis (SA) node. Selanjutnya arteri

coronar ia kanan memberikan cabang a rteri margina lis di daerah anterior. Sedangkan pada daerah posterior terdapat cabang arter i a trioventricular (AV) node. Arteri ini berakhir sebagai cabang ventriculare posterior atau ra mus descendens poster ior yang terletak dalam sulcus interventriculare posterior.

(6)

Vena-vena Jantung

Sebagian besar vena-vena pada dinding jantung juga berjalan menuju permukaan otot jantung, yaitu vena cordis magna , vena cordis parva , vena cordis media , vena margina lis sinistra dan vena-vena posterior ventrikel kiri. Vena-vena ini kemudian menuju sinus coronar ius yang terletak pada permukaan belakang alur atrioventrikular kiri. Sinus corona rius bermuara ke dalam atrium kanan melalui lubang keluar berkatup di permukaan dalam atrium yang disebut ostium sinus corona rius Thebessi. Vena-vena yang lebih kecil, seperti vena cordis minimae, vena ventriculi dextr i anter ior, berjalan dari dinding jantung langsung bermuara ke dalam atrium kanan.

Gambar 6. Vena-vena jantung

Kelainan-kelainan Arteri Coronaria

Pembentukan dan distribusi arteri-arteri coronaria bervariasi. Keadaan ini tentunya mempengaruhi vaskularisasi terhadap otot jantung, bahkan menimbulkan kematian janin sebelum dilahirkan.

Kelainan pada tahap pembentukan. Pada kira-kira 38% kasus, terdapat cabang tambahan yang

berasal dari aorta, sehingga terdapat tiga arteri coronar ia, cabang tambahan berupa arteri

coronar ia posterior. Pada kasus yang sangat jarang, yaitu kurang dari 1% kasus, jantung dibekali oleh satu arteri coronaria yang berasal dari pangkal aorta. Pada 1% kasus, satu atau kedua arteri

coronar ia berasal dari truncus pulmonalis, dan kasus yang belakangan tersebut tidak memungkinkan individu untuk hidup. Pada kasus-kasus jarang lain, ditemukan arteri coronaria

(7)

juga didapati pada beberapa kasus, seperti arteri corona ria kanan yang berasal dari sinus aorticus kiri, atau sebaliknya; juga ditemukan arteri circumflexia atau arteri ventricularis anterior berasal dari sinus aorticus kanan. Adanya fistula antara arteri corona ria dengan sistem vena jantung ataupun ruangan jantung berkaitan dengan malformasi kongenital. Kelainan ini dilaporkan pada 0,5% individu. Kelainan arteri corona ria berupa “ myoca rdia l bridging” sering ditemukan, yaitu cabang utama dari arteri coronaria berada jauh di dalam myocardium sebelum akhirnya muncul pada daerah yang lebih distal pada subepicardium.

(8)

Tabel 1. Klasifikasi variasi arteri coronaria

Distribusi arteri coronaria. Disebut sebagai “arteri coronar ia dominan” jika arteri tersebut memberikan cabang pada arteri descendens posterior. Terdapat tiga jenis distribusi dari “arteri

coronar ia dominan” berdasarkan luasnya daerah myocardium yang dibekali oleh masing-masing arteri coronaria : (1) Jenis dominan arteri coronaria kanan, jika arteri descendens posterior dicabangkan oleh arteri coronaria kanan; (2) Jenis dominan arteri corona ria kiri, jika arteri descendens posterior dicabangkan oleh arteri circumflexia; (3) Jenis seimbang/ "co-dominant", jika arteri descendens posterior dicabangkan oleh kedua arteri yaitu arteri coronaria kanan dan arteri circumflexia. Diperkirakan 70% dari seluruh populasi merupakan jenis dominan arteri

(9)

Gambar 7. Jenis dominan arteri coronaria kanan (kiri) dan jenis dominan arteri

coronaria kiri (kanan). PDA (Posterior Descending Artery); CX

(Circumflexia Artery)

Aliran Arteri Coronaria untuk Otot Papillaris

Aliran darah melalui arteri-arteri corona ria dipengaruhi oleh kompresi myocardium sewaktu sistolik dan variasi denyut. Bekal darah ke myocardium berkurang pada saat sistolik ventrikel dan bertambah pada saat diastolik ventrikel. Vena-vena jantung mengalami kompresi pada saat sistolik. Kompresi myocardium terutama pada saat sistolik ventrikel berhubungan dengan kemampuan kontraksi dari otot papillaris. Jika otot papillaris tidak bekerja dengan baik, misalnya pada saat mengalami iskemia, maka dapat mengakibatkan bocornya katup mitral selama kontraksi, sehingga terjadi mitral regurgita tion. Demikian pula kebocoran darah menuju atrium kanan melalui katup tricuspid pada ventrikel kanan dapat terjadi, mengakibatkan tr icuspid insufficiency atau tricuspid regurgita tion.

Otot papillaris antero-lateral. Biasanya otot ini menerima lebih banyak aliran darah dari dua

arteri corona ria, yaitu arteri descending anterior dan arteri circumflexia, sehingga lebih jarang mengalami iskemia.

Otot papillaris postero-medial. Biasanya otot ini menerima aliran darah hanya dari arteri

descending posterior, sehingga lebih rentan mengalami iskemia.

(10)

Gambar 8. Aliran arteri coronaria menuju otot-otot papillaris

Anastomosis

Terdapat beberapa anastomosis antara percabangan kedua arteri corona ria, walaupun arteri

coronar ia digolongkan sebagai arteri akhir (” end a rteries” ). Daerah tempat terjadinya anostomosis didapati pada tiga tempat, yaitu : (1) pada sulcus inter ventricula re, terdapat anastomosis antara cabang kecil dari arteri descending anterior kiri/ arteri interventriculare anterior kiri dengan arteri descending posterior kanan/ arteri interventriculare posterior kanan; (2) pada sulcus a trioventriculare, terdapat anastomosis antara arteri circumflexia (cabang dari arteri corona ria kiri) dengan arteri coronar ia kanan; (3) pada septum interventriculare, terdapat anastomosis antara cabang-cabang septal dari arteri coronar ia kiri dan arteri coronar ia kanan.

Kesimpulan

(11)

DAFTAR PUSTAKA

1. Spanner S. Handatlas of Human Anatomy. Vol. II. 16th ed.EGC,1987. p.4-32 2. Platzer W. Anatomy Pernkopf. Vol. III. 3th ed. EGC,1988. p.91-99

3. Loukas M, Groat C, Khangura R, Owens DG, Anderson RH. The Normal and Abnormal

Anatomy of the Coronary. Clinical Anatomy. 2009;22:114–128

4. Kate GJR, Weustink AC, de Feyter PJ. Coronary Artery Anomalies Detected by MSCT-coronary Angiography in the Adult.Netherlands Heart Journal.2008;16:11

5. Ratajska A, Czarnowska E, Ciszek B. Embryonic Development of the Proepicardium and Coronary Vessels Int. J. Dev. Biol.2008; 52: 229-236

Gambar

Gambar 1. Pergerakan dari PEO menuju jantung (panel atas) dan migrasi serta         diferensiasi mesenkim (panel bawah)
Gambar 3. Letak percabangan arteri coronaria pada sinus aorticus dibandingkan                          dengan organ lain
Gambar 4. Arteriogram dari arteri coronaria kiri
Gambar 6. Vena-vena jantung
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1. Alasan para malaikat mempertanyakan kepada Allah SWT tentang penciptaan manusia menurut Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30

PERKEMBANGAN SENI LUDRUK KIRUN DAN RELEVANSINYA UNTUK MENINGKATKAN APRESIASI SISWA TERHADAP BUDAYA

Jenis data penelitian yang didapat adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari data kualitatif (Data tentang proses pembelajaran diperoleh dari lembar

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah profitabilitas, likuiditas dan hutang berpengaruh terhadap kebijakan

Laik Fungsi Jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan

Menurut (KKP, 2015) Kabupaten Rembang termasuk dalam daerah sentra penghasil garam dengan kualitas dan teknologi pergaraman yang baik di Indonesia. Terdapat 5

Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala

Lokasi program adalah Kawasan Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang ada di wilayah Desa Rempek dengan pelaku program adalah masyarakat setempat yang