• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Asas Keseimbangan Dan Keadilan Dalam Kontrak Polis Asuransi Avrist Prime Invest Study Di PT. Avrist Assurance Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penerapan Asas Keseimbangan Dan Keadilan Dalam Kontrak Polis Asuransi Avrist Prime Invest Study Di PT. Avrist Assurance Medan"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ASAS KESEIMBANGAN DAN KEADILAN

DALAM KONTRAK POLIS ASURANSI AVRIST PRIME INVEST

STUDY DI PT. AVRIST ASSURANCE MEDAN

TESIS

Oleh

SUDIHARTO

087011149/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENERAPAN ASAS KESEIMBANGAN DAN KEADILAN

DALAM KONTRAK POLIS ASURANSI AVRIST PRIME INVEST

STUDY DI PT. AVRIST ASSURANCE MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan dalam Program Studi Kenotariatan

pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Oleh

SUDIHARTO

087011149/M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Tesis : PENERAPAN ASAS KESEIMBANGAN DAN

KEADILAN DALAM KONTRAK POLIS

ASURANSI AVRIST PRIME INVEST STUDY DI PT. AVRIST ASSURANCE MEDAN

Nama Mahasiswa : Sudiharto Nomor Pokok : 087011149 Program Studi : Kenotariatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Sanwani Nasution, SH) Ketua

(Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH) (Notaris Syafnil Gani, SH, MHum) Anggota Anggota

Ketua Program Studi, Dekan

(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 27 NOVEMBER 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Sanwani Nasution, SH

Anggota : 1. Prof. Dr. Suhaidi, SH, MH

2. Notaris Syafnil Gani, SH, MHum

3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN

(5)

ABSTRAK

Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia dengan jumlah

penduduk terbesar, merupakan pangsa pasar barang dan jasa. Industry jasa asuransi dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni sekitar 30%, alasan paling utama dalam memiliki asuransi jiwa adalah untuk memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan akan aman secara financial jika terjadi kematian mendadak terhadap pencari nafkah. Asuransi kini telah beralih fungsinya, bukan saja sebagai lembaga penjamin resiko, tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan dana masyarakat, Unit Link adalah suatu produk asuransi yang di kombinasikan dengan investasi. Pada Unit Link, dana investasinya di pisahkan dengan dana pertanggungan untuk klaim tertanggung,

Krisis Finansial global yang terjadi pada pertengahan September 2008 dan dimulai karena Subprime mortgage di Amerika Serikat berdampak pada kinerja industri asuransi jiwa, Akibat krisis harga saham jatuh tajam, diikuti turunnya harga unit link, akibatnya dana investasi tidak seperti yang diharapkan, semua kerugian harga unit link menjadi tanggungan nasabah ( pemilik polis). Sehubungan dengan hal tersebut timbul permasalahan bagaiman bentuk dan isi perjanjian Asuransi Avrist

Prime Invest , Apakah pada perjanjian Polis Asuransi AvristPrime Invest memuat asas-asas keseimbangan dan keadilan, Bagaimana sistem dan prosedur pelaksanaan pembayaran klaim asuransi pada asuransi Avrist Prime Invest.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dengan pendekatan yuridis sosiologis yang didukung oleh data primer dan data sekunder oleh karena penelitian

dilakukan dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan seperti KUHD, KUHPerdata, Undang-undang perasuransian dan Undang-undang perlindungan konsumen, yang berkenaan dengan masalah yang ada, dibandingkan dengan prakteknya dilapangan dengan cara wawancara kepada nara sumber, yang terdiri dari Staff, leader, agen, dan nasabah PT. Avrist Assurance di Medan.

Hasil penelitian menunjukkan Bentuk perjanjian Polis Asuransi Avrist Prime Invest adalah berbentuk perjanjian/klausula baku dan isi kontrak telah sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.06/2003 sebagai penjabaran lebih lanjut dari PP No. 73. Dalam Bab III dari KMK 422 khusus mengatur tentang ketentuan Polis yang terdiri dari 12 belas pasal yaitu dari pasal 7 sampai pasal 18 serta telah memenuhi Undang-undang Perlindungan Konsumen (WPK) Nomor 8 Tahun 1999 pada Pasal 1 butir 10, Kontrak Polis Asuransi Avrist prime Invest menerapkan asas keseimbangan dan keadilan yakni dengan ada jaminan penguncian harga pada angka tertinggi saat jatuh tempo melalui fitur High Water Mark (HWM), memberikan hak Cooling Off bagi pemilik polis, tidak membatasi pemilihan

pengadilan hanya pada pengadilan negeri ditempat kedudukan penanggung, ketentuan dalam Kontrak polis tidak boleh merugikan pihak tertanggung atau pun

(6)

Assurance yaitu dengan Sistem Analis Klinis dan Diagnosis Klaim untuk Health Claim System Hybrid yang dilakukan dengan kerjasama dengan PT. 3-M , dimana Standrat pembayaran klaim dari 14 hari menjadi 10 hari kerja.

Disarankan kepada Pemerintah melalui Menteri Keuang dapat memberikan standart Kontrak polis yang bersifat baku, dan peraturan yang mengatur tentang agen, baik untuk Kode Etik Keagenan meliputi, Tanggung jawab agen ke perusahaan asuransi, nasabah, pemerintah, maupun diri sendiri, serta saksi-saksi tegas atas pelanggaran yang dilakukan agen. Karena Selama ini Kode Etik Keagenan hanya diatur melalui SE No. 18/AAJI/04 tanggal 18 Februari 2004 .

(7)

ABSTRACT

Indonesia as one of the biggest populated Asia countries is the market for goods and services. From year to year, insurance service industry keeps showing a significant increase of about 30 %. The main reason in having a life insurance is to make sure that the familiy members of the breadwinner will be financially safe if the breadwinner suddenly dies. Now the insurance has changed its function, not only as a risk guaranting institution but also as an institution that manages the community fund. Unit Link is an investment-combined insurance product . In Unik Link, the investment fund is separated from the insurance fund for the insurance claim.

Global financial crisis occurred in the mild of September 2008 beginning with the Subprime Mortagage in the United States brought an impact to the performance of life insurance industry. Because of this crisis, the price of stock sharply dropped followed with the dorp of the rate of unit link that investment fund was not like what was expected, and all of the loss inflicted by the rate of unit link become the customers’ responsibility (the policy owner) . Related to this event, the problems to be answered in this study were (1) what the form and contents of the insurance agreement of PT. Avrist Prime Invest are; (2) whether the agreement related to the insurance policy of PT. Avrist Prime Invest contatin the principles of equilibrium and justice, and (3) how the system and procedure of insurance claim payment at the Avrist Prime Invest Insurance Company is implemented.

This is an analytical descriptive study with sociological juridical approach supported by primary and secondary data because this study was done to the regulation of legislation such as the \indonesia \trade Codes ( KUHD), the

Indonesian Civil Codes ( KUHPerdata) , Law on insurance, and Law an Customer Protection which are related to the existing problems and compared to its practice in real life situation and interviewing the resource persons consisting of the staff, leader, agent, and customers of PT. Avrist Prime Invest Insurance in Medan.

(8)

Reassurance Company to either review the stipulation of the policy or revoke it. Cooperating with PT. 3-M Indonesia to implement a clinical analysis system and to diagnose claim for Health Claim Hybrid System , the payment for the claim changes form 14 to 10 working days.

The government through the Minister of Finance is suggested to provide a standard insurance policy agreement, standard regulation regulating the agent, either for the agency ethics code including agent’ responsibility to the insurance company, customer , government or themselves , and strict sanctions for the violation performed by the agent because all this time the Ethics Code of the Agency was only regulated through the Circular ( SE) Number 18/AAJI/04 dated February 18,2004 .

Key words : Application, Principle of Equilibrium and Justice, Policy Agreement , Avrist

Prime Invest

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan rahmat-Nya, maka tesis ini dapat diselesaikan dengan judul “Penerapan Asas Keseimbangan dan Keadilan Dalam Kontrak Polis Asuransi Avvrist Prime Invest Study PT. Avrist Assurance di Medan”.

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini, bukanlah semata-mata atas kemampuan diri penulis sendiri, melainkan atas bantuan dan dukungan dari semua pihak dalam penyusunan tesis ini. Terima kasih yang mendalam dan tulus saya ucapkan kepada yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Prof. Sanwani Nasution, SH selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Suhaidi , SH, MH, serta Bapak Notaris Syafnil Gani, SH, M.Hum, masing masing selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah memberi pengarahan, nasehat serta bimbingan kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan secara khusus kepada yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, masing masing selaku dosen yang selama ini membimbing dan membina penulis dan pada kesempatan ini dipercayakan menjadi Dosen Penguji sekaligus Panitia Penguji Tesis.

Selanjutnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. DR. Dr.Syahril Pasaribu, DTM & H, MSc (CTM), SpA (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak dan Ibu para Guru Besar serta Dosen Staf Pengajar dan para karyawan pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

5. Para Narasumber Bapak Rusli Chan, Bapak Rudiman, Bapak Mangatur Tobing, Bapak Chandra Lubis , Leader dan Agen serta Nasabah PT. Avrist Assurance . 6. Rekan-rekan dan teman-teman mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan

(10)

Secara khusus penulis menghaturkan sembah dan sujud dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda, ibunda, Istri dan kedua anak penulis yang tercinta atas doa dan dukungannya selama perkuliahan dan dalam menyelesaikan tesis ini.

Teristimewa buat Rekan-rekan kerja di PT. Avrist Assurance Cabang Medan yang telah mendukung penulis, menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dengan penuh kesabaran dan pengorbanan tak ternilai harganya serta yang selalu mendoakan penulis.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu dan penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi bidang ilmu hukum, khususnya dalam bidang ilmu kenotariatan.

Medan, November 2010

Penulis

Sudi Harto

(11)

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

N a m a : Sudi Harto

Tempat , Tanggal lahir : Pematangsiantar 13 mei 1968 Jenis Kelamin : laki – laki

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Agama : Budha

Status : Kawin

Alamat Kantor : Jl. H. Adam Malik No. 18/ 46 Medan Telepon : 061- 4515707 Fax. 061-4565649 Alamat Rumah : Jl. Brigjend Zein Hamid Gg Ladang. Kompleks Ladang Mas Blok 9 CC Medan Telepon Rumah / HP : 0811650803

II PENDIDIKAN FORMAL

1. SD Perguruan Krtistem Kalam Kudus Pematangsiantar : Tamat Tahun 1982 2. SMP Perguruan Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar : Tamat Tahun 1985 3. SMA Perguruan Kristen Kalam Kudus Pematangsiantar : Tamat Tahun 1988

4. S-1 Fakultas Hukum Universitas Dharmawangsa Medan : Tamat Tahun 1994

5. S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Dharmawangsa Medan : Tamat Tahun 1999

6. S-2 Magister Kenotariatan ( MKn) USU – Medan : Tamat Tahun 2010

III PENDIDIKAN INFORMAL

1. Tranning Banking Crime : Tahun 1995 2. Tranning Banking Supervisory : Tahun 1995 3. Tranning Marketing : Tahun 1997 4. Tranning Analisa kredit dengan Program Spreadsheet : Tahun 1997 5. Tranning Assurance & Marketing : Tahun 2005

IV. Pengalaman Bekerja

1. PT. Bank Harapan Sentosa Medan, Tahun 1992 – 1997, Jabatan kredit dan Marketing.

2. PT. Domba Mas Group ( Holding Company ) Medan Tahun 1997 – 2000, Jabatan Legal Manager.

3. PT. Panin Life Medan Tahun 2000 – 2003 , Jabatan Senior Agen.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR .... v

RIWAYAT HIDUP... vii

DAFTAR ISI.... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Keaslian Penelitian ... 11

F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 12

I. Kerangka Teori. ... 12

2. Konsepsi ... 21

G. Metode Penelitian ... 27

1. Sifat Penelitian ……….. ... 27

2. Pendekatan Penelitian. ... 27

3. Lokasi Penelitian ... 28

4. Teknik Pengumpulan Data ... 28

5. Bahan Penelitian ... 28

(13)

BAB II PERJANJIAN ASURANSI PADA UMUMNYA ... 30 A. Ketentuan Umum Perjanjian Menurut KUH Perdata... 30 B. Perjanjian Asuransi di Dalam KUHD ... 35 C. Ketentuan Perjanjian Asuransi Menurut Undang-Undang

No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian dan Peraturan Pelaksanaannya ... 38 D. Bentuk Perjanjian Polis Asuransi Avrist Prime Invest ... 41 E. Isi Perjanjian Baku pada Polis Asuransi Avrist Prime

Invest ... 45

BAB III ASAS KESEIMBANGAN DAN KEADILAN DALAM PERJANJIAN POLIS ASURANSI AVRIST PRIME

INVEST ... 79 A. Unit Link sebagai Perpaduan Antara Asuransi dan

Investasi... 79 B. Jenis, Karakteristis dan keuntungan Unit Link ... 81 C. Sekilas Tentang PT. Avrist Assurance Dan Avrist

Prime Invest ... 83 D. Hakekat Asas Keseimbangan dan Keadilan

Dalam Suatu Perjanjian Asuransi ... 89 E. Ketentuan Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak

dalam Perjanjian Komersial Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Kaitannya Dengan Asuransi ... 94 F. Analisa Klausul Perjanjian Polis Asuransi Avrist Prime

Invest dalam Kaitannya Dengan Penerapan Asas

Keseimbangan dan Keadilan ... 100 G. Parameter Penerapan Asas Keseimbangan untuk Produk

(14)

BAB IV PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI

AVRIST PRIME INVEST ... 113

A. Pergertian Klaim dan jenis-jenis klaim ... 113

B. Pelaksanan Pembayaran Klaim dan persyaratan kliam Asuransi Prime Invest ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 121

1. Kesimpulan ... 121

2. Saran... 122

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel.1. Biaya Manajemen dan Jenis Dana Investasi ……… 75

2. Tabel.2. Biaya Akusisi ………. 76

3. Tabel.3. Biaya Asuransi ( COI ) ……….. 77

4. Tabel.4. Illutrasi pengambilan dana ( Surrender ) ……… 88

(16)

ABSTRAK

Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia dengan jumlah

penduduk terbesar, merupakan pangsa pasar barang dan jasa. Industry jasa asuransi dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni sekitar 30%, alasan paling utama dalam memiliki asuransi jiwa adalah untuk memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan akan aman secara financial jika terjadi kematian mendadak terhadap pencari nafkah. Asuransi kini telah beralih fungsinya, bukan saja sebagai lembaga penjamin resiko, tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan dana masyarakat, Unit Link adalah suatu produk asuransi yang di kombinasikan dengan investasi. Pada Unit Link, dana investasinya di pisahkan dengan dana pertanggungan untuk klaim tertanggung,

Krisis Finansial global yang terjadi pada pertengahan September 2008 dan dimulai karena Subprime mortgage di Amerika Serikat berdampak pada kinerja industri asuransi jiwa, Akibat krisis harga saham jatuh tajam, diikuti turunnya harga unit link, akibatnya dana investasi tidak seperti yang diharapkan, semua kerugian harga unit link menjadi tanggungan nasabah ( pemilik polis). Sehubungan dengan hal tersebut timbul permasalahan bagaiman bentuk dan isi perjanjian Asuransi Avrist

Prime Invest , Apakah pada perjanjian Polis Asuransi AvristPrime Invest memuat asas-asas keseimbangan dan keadilan, Bagaimana sistem dan prosedur pelaksanaan pembayaran klaim asuransi pada asuransi Avrist Prime Invest.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, dengan pendekatan yuridis sosiologis yang didukung oleh data primer dan data sekunder oleh karena penelitian

dilakukan dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan seperti KUHD, KUHPerdata, Undang-undang perasuransian dan Undang-undang perlindungan konsumen, yang berkenaan dengan masalah yang ada, dibandingkan dengan prakteknya dilapangan dengan cara wawancara kepada nara sumber, yang terdiri dari Staff, leader, agen, dan nasabah PT. Avrist Assurance di Medan.

Hasil penelitian menunjukkan Bentuk perjanjian Polis Asuransi Avrist Prime Invest adalah berbentuk perjanjian/klausula baku dan isi kontrak telah sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.06/2003 sebagai penjabaran lebih lanjut dari PP No. 73. Dalam Bab III dari KMK 422 khusus mengatur tentang ketentuan Polis yang terdiri dari 12 belas pasal yaitu dari pasal 7 sampai pasal 18 serta telah memenuhi Undang-undang Perlindungan Konsumen (WPK) Nomor 8 Tahun 1999 pada Pasal 1 butir 10, Kontrak Polis Asuransi Avrist prime Invest menerapkan asas keseimbangan dan keadilan yakni dengan ada jaminan penguncian harga pada angka tertinggi saat jatuh tempo melalui fitur High Water Mark (HWM), memberikan hak Cooling Off bagi pemilik polis, tidak membatasi pemilihan

pengadilan hanya pada pengadilan negeri ditempat kedudukan penanggung, ketentuan dalam Kontrak polis tidak boleh merugikan pihak tertanggung atau pun

(17)

Assurance yaitu dengan Sistem Analis Klinis dan Diagnosis Klaim untuk Health Claim System Hybrid yang dilakukan dengan kerjasama dengan PT. 3-M , dimana Standrat pembayaran klaim dari 14 hari menjadi 10 hari kerja.

Disarankan kepada Pemerintah melalui Menteri Keuang dapat memberikan standart Kontrak polis yang bersifat baku, dan peraturan yang mengatur tentang agen, baik untuk Kode Etik Keagenan meliputi, Tanggung jawab agen ke perusahaan asuransi, nasabah, pemerintah, maupun diri sendiri, serta saksi-saksi tegas atas pelanggaran yang dilakukan agen. Karena Selama ini Kode Etik Keagenan hanya diatur melalui SE No. 18/AAJI/04 tanggal 18 Februari 2004 .

(18)

ABSTRACT

Indonesia as one of the biggest populated Asia countries is the market for goods and services. From year to year, insurance service industry keeps showing a significant increase of about 30 %. The main reason in having a life insurance is to make sure that the familiy members of the breadwinner will be financially safe if the breadwinner suddenly dies. Now the insurance has changed its function, not only as a risk guaranting institution but also as an institution that manages the community fund. Unit Link is an investment-combined insurance product . In Unik Link, the investment fund is separated from the insurance fund for the insurance claim.

Global financial crisis occurred in the mild of September 2008 beginning with the Subprime Mortagage in the United States brought an impact to the performance of life insurance industry. Because of this crisis, the price of stock sharply dropped followed with the dorp of the rate of unit link that investment fund was not like what was expected, and all of the loss inflicted by the rate of unit link become the customers’ responsibility (the policy owner) . Related to this event, the problems to be answered in this study were (1) what the form and contents of the insurance agreement of PT. Avrist Prime Invest are; (2) whether the agreement related to the insurance policy of PT. Avrist Prime Invest contatin the principles of equilibrium and justice, and (3) how the system and procedure of insurance claim payment at the Avrist Prime Invest Insurance Company is implemented.

This is an analytical descriptive study with sociological juridical approach supported by primary and secondary data because this study was done to the regulation of legislation such as the \indonesia \trade Codes ( KUHD), the

Indonesian Civil Codes ( KUHPerdata) , Law on insurance, and Law an Customer Protection which are related to the existing problems and compared to its practice in real life situation and interviewing the resource persons consisting of the staff, leader, agent, and customers of PT. Avrist Prime Invest Insurance in Medan.

(19)

Reassurance Company to either review the stipulation of the policy or revoke it. Cooperating with PT. 3-M Indonesia to implement a clinical analysis system and to diagnose claim for Health Claim Hybrid System , the payment for the claim changes form 14 to 10 working days.

The government through the Minister of Finance is suggested to provide a standard insurance policy agreement, standard regulation regulating the agent, either for the agency ethics code including agent’ responsibility to the insurance company, customer , government or themselves , and strict sanctions for the violation performed by the agent because all this time the Ethics Code of the Agency was only regulated through the Circular ( SE) Number 18/AAJI/04 dated February 18,2004 .

Key words : Application, Principle of Equilibrium and Justice, Policy Agreement , Avrist

Prime Invest

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan Zona Perdagangan bebas Asean yang di kenal dengan Asean Free Trade Area ( AFTA) 2003 dan besarnya pasar yang demikian menjanjikan di kawasan-kawasan Asia terutama Asia Tenggara telah mendorong terjadinya penetrasi perusahaan Multinasional yang semakin meningkatkan intensitasnya belakangan ini, terutama sejak dan dalam masa-masa pemulihan ekonomi.1 Dukungan dana yang kuat dan mulai jenuhnya pasar Eropa dan America menjadikan mereka mengalihkan perhatian ke kawasan padat penduduknya di Asia dan negera-negara dengan perekonomian yang terus tumbuh.

Indonesia sebagai salah satu negara di kawasan Asia dengan jumlah penduduk terbesar, merupakan pangsa pasar yang berpotensial dan menjadi salah satu pilihan bagi perusahaan-perusahaan global di bidang barang dan jasa untuk mengembangkan usahannya. Hal ini menjadi suatu keadaan yang tidak dapat di hindari karena perekonomian suatu negera dalam era globalisasi tidak hanya menyangkut kegiatan usaha atau pasar di dalam negeri, melainkan sudah menyangkut pasar di luar negeri. Kehidupan perekonomian sudah menyangkut hubungan perekonomian dengan negera lain .

1

(21)

Kondisi perekonomian Indonesia yang pada periode 1996 – 1997 tumbuh sekitar rata-rata 6 % pertahunnya telah mendorong tumbuhnya dan perkembangan berbagai industri. Kondisi ini selanjutnya memacu pertumbuhan sektor usaha jasa asuransi rata-rata mencapai 23,6 % setiap tahunnya.2

Kondisi perekonomian yang kemudian memburuk sejak tahun 1997 yang berlanjut dengan krisis ekonomi, berdampak negative pada berbagai sektor usaha yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan jasa keuangan. Namun bagi industri jasa asuransi dampak negative tersebut tidak separah yang dialami industry keuangan misal Perbankan.

Pertumbuhan industry jasa asuransi dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni sekitar 30%, alasan paling utama dalam memiliki asuransi jiwa adalah untuk memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan akan aman secara financial jika terjadi kematian mendadak terhadap pencari nafkah. Pertumbuhan pemegang polis asuransi jiwa tidak terlepas dari mulai sadarnya masyarakat untuk memiliki polis asuransi jiwa sebagai salah satu alat pemenuhan kebutuhan manusia akan jaminan financial.

Asuransi jiwa dapat memenuhi banyak kebutuhan perorang dan yang paling dominan adalah kebutuhan akan : 3

1. Pengeluaran akhir ( Final Expenses )

2

Endro Priosamodro, Industri Asuransi Indonesia, Asing Datang Lokal Meradang Majalah Pilar Bisnis , No.03 , 14 Februari 2001, hlm. 17.

3

(22)

Berkaitan dengan semua pengeluaran yang timbul ketika seorang meninggal dunia yang harus dibayarkan, misal pinjaman, angsuran rumah, mobil, biaya rumah sakit ,

2. Tunjangan keluarga (Dependent’s support)

Pemenuhan kebutuhan financial ketika pencari nafkah utama meninggal. 3. Dana Pendidikan (Educational Fund)

Asuransi Jiwa dapat menyediakan pemenuhan kebutuhan dana untuk Pendidikan masa depan anak.

4. Penghasilan Utama Pensium (Retirement Income)

Ketika seseorang memasuki masa pensiun pekerjaannya dan penghasilannya mulai berkurang, maka akumulasi nilai tunai polis asuransi jiwa pada masa habis kontrak dapat dipakai untuk keperluan hari tua.

Pasar Asuransi jiwa dan pelaku-pelaku bisnis bertaraf dunia sudah beroperasi di Indonesia, bahkan beberapa di antaranya telah menempatkan posisi bisnisnya sedemikian kuat dan melakukan penetrasi yang cukup jauh ke dalam pasar asuransi jiwa Indonesia yang masih sangat potensial. Prudential, Manulife Indonesia, AIA Indonesia, AIG, AXA Life, Allianz, Sequislife, Panin Insurance, Great Eastern, adalah beberapa asuransi jiwa Indonesia yang telah di kenal oleh masyarakat.

(23)

pada umumnya memiliki keunggulan baik di bidang permodalan , teknologi, jaringan pemasaran maupun produk yang bervariasi.4

Asuransi kini telah beralih fungsinya, bukan saja sebagai lembaga penjamin resiko, tetapi juga sebagai lembaga pengelolaan dana masyarakat. Masyarakat sekarang cederungan lebih senang membeli polis asuransi yang ada unsur tabungannnya, seperti halnya asuransi Dwi guna (Endowment) dengan produk turunannya. Sebagai contoh dalam hal produk, semenjak sepuluh tahun terakhir pasar asuransi jiwa di Indonesia di ramaikan dengan hadirnya produk baru yang lazim disebut unit link, yaitu suatu produk asuransi yang di kombinasikan dengan investasi. Di pasar asuransi Internasional produk ini sudah cukup lama berkembang , tetapi di Indonesia masih termasuk baru. Perusahaan asuransi yang memiliki andil didalam upaya memperkenalkan produk Unit Link di Indonesia yang pertama yaitu PT. Asuransi Prudential dan PT. Manulife, kemudian di ikuti dan disempurnakan oleh perusahaan asuransi lainnya, bahkan lima tahun terakhir ini hampir semua Perusahaan Asuransi semuanya menawarkan produk Investasi dalam Unit Link.

Unit Link , pada dasarnya memilik komposisi yang tidak jauh berbeda dengan produk gabungan (Endowment) tradisional, hanya saja produk ini mengaitkan dengan investasi dan bukan dengan tabungan. Dengan membeli polis Asuransi jiwa sebagai proteksi, masyarakat sekaligus berinvestasi. Misalnya seorang yang memiliki dana Rp.10 juta, sebagian untuk membayar premi polis asuransi, sebagaian di potong untuk biaya admintrasi, Sisa dananya tersebut , oleh perusahaan asuransi di tanamkan

4

(24)

ke dalam instrument investasi sehingga polis memperoleh dua manfaat sekaligus , pertanggungan asuransi jiwa ( Proteksi ) dan hasil investasi (Return).

Pada Unit Link, dana investasinya di pisahkan dengan dana pertanggungan untuk klaim tertanggung, dana klaim tertanggung dikelola oleh perusahaan asuransi, sedangkan investasi di kelola oleh manajer investasi yang terpisah .

Krisis Finansial global yang terjadi pada pertengahan September 2008 dan dimulai karena Subprime Mortgage di Amerika Serikat tersebut berdampak pada kinerja industri asuransi jiwa di Indonesia selama tahun 2008 sampai 2009 tersebut, tampaknya bukan hanya pada perusahaan asuransi jiwa patungan saja, namun juga perusahaan asuransi nasional . Akibat krisis ini dimana harga saham jatuh tajam, berdampak pada turunnya harga unit link, pernurunan harga unit hampir mencapai 60 %, akibatnya banyak dana nasabah yang hasil investasi tidak seperti yang diharapkan, dan semua kerugian akibat penurunan harga unit link menjadi tanggungan nasabah ( pemilik polis).5 Tentu kita akan bertanyaan bagaimana perjanjian/kontrak unit link itu ? Seimbang dan adilkah perjanjian/kontrak tersebut ?

Kondisi perekonomian yang terpuruk tersebut, secara bertahap mengalami perbaikan yang cukup baik dan juga harga unit link yang terus mengalami kenaikan.

Unit Link cepat berkembang di indonesia dan sangat diminati, dikarena unit link dapat memberikan keuntungan antara lain :

Keuntungan Unit Link :

5

(25)

a. Memberikan dua jenis instrumen keuangan sekaligus yaitu instumen asuransi dan investasi

b. Memberikan keuntungan investasi yang cukup menarik di banding asuransi konvensional.

c. Pilihan investasi yang lebih beraneka ragam dan pembeli asuransi penentuan resiko yang di inginkannya sendiri.

d. Dana investasi di kelola secara professional oleh manajer investasi e. Sistem pencatatan lebih transparan.

Tujuan penerbitan unit link adalah memberikan daya tarik atau insentif tambahan bagi pemegang polis asuransi jenis unit link. Selain menginvestasikan dananya pada instrumen reksadana, pembeli unit link juga diberi fasilitas jaminan proteksi. Asuransi jiwa jenis unit link ini berfungsi sebagai alat investasi karena sebagian preminya dikelola di reksadana.6

PT. Asuransi AIA Indonesia (Asuransi Ikkar Abadi) berdiri tahun 1975 adalah perusahaan Joint Venture Pertama di Indonesia dengan America Internasional Assurance. Co. Ltd perusahaan asuransi jiwa di Asia yang berkantor di Hong Kong dan merupakan bagian dari America Internasional Group Inc (AIG).

PT. AIA Indonesia perusahaan asuransi yang sudah lebih dari 34 tahun berdiri dan bergerak dalam bidang pengelolaan resiko berupakan perusahaan Join Future dengan AIG, yang mulai tanggal 22 Oktober 2009, secara resmi perpisah dari AIA /

6

(26)

AIG dan PT. Asuransi AIA Indonesia berubah nama menjadi PT. Avrist Assurance. Sejalan dengan keluarnya dan perubahan nama tersebut PT.Avrist Assurance bermitra dengan DEG (Deutsche Investition–und Entwicklungsgesellschaft) salah satu Insitusi Keuangan terbesar Eropa yang memiliki rating AAA oleh S&P, Fitch ang Moody’s, DEG sendiri telah bekerja sama dengan 1.500 perusahaan dan berinvestasi sekitar 4,7 miliar euro selama lima tahun terakhir, dan sebagai pemegang saham sebesar 23 %. Perubahan ini didasarkan atas Keputusan Direksi tertanggal 20 Oktober 2009, yang dituangkan dalam akta Notaris Nomor 31, tertanggal 17 September 2009 yang dibuat dihadapan Merryana Suryana, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor AHU-48179 AH. 01.02 Tahun 2009 tertanggal 7 Oktober 2009. PT Avrist Assurance berkedudukan di Jakarta, dan berkantor pusat di Gedung Bank Panin Senayan lantai 2, 3, 7 dan 8 Jalan Jenderal Sudirman Jakarta (10270). PT.Avrist Assurance didukung kekuatan financial yang kuat dengan total Asset Rp. 7,4 Trilium dan tingkat Solvabilitas RBC ( Risk Based Capital ) 331 %.7

Rangkaian produk PT. Avrist Assurance Indonesia yang dipasarkan kepada masyarakat antara lain adalah wealth protection, yang menyediakan perlindungan komprehensif yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia, seperti perlindungan terhadap penyakit, kecelakaan, penyakit kritis, termasuk perlindungan ketika melakukan perjalanan, serta penyediaan dana darurat untuk kebutuhan rumah

7

(27)

tangga. Avrist juga menyediakan asuransi kredit terkemuka di Indonesia, yang bertujuan melindungi para peminjam dan pemberi pinjaman jika si peminjam tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar akibat kematian atau cacat. Pelayanan

ini diperuntukkan terutama bagi jasa pegadaian, kartu kredit dan pinjaman pribadi. Di samping rangkaian produk wealth protection seperti yang telah diuraikan di atas

ada juga rangkaian produk yang disebut dengan wealth accumulation, yang berfokus pada perencanaan pendidikan, tabungan dan hari tua, warisan serta berbagai kebutuhan terkait gaya hidup, program dana pensiun perusahaan, baik perorangan maupun pesangon untuk karyawan. Produk wealth accumulation tersedia dalam bentuk premi tunggal dan premi berkala melalui agency, Bancassurance, Employee Benefits Divisions. Avrist juga memiliki lisensi syariah dan telah memasarkan produk berbasis syariah, baik untuk nasabah individu maupun kelompok.8

Salah satu produk terbaru yang dipasarkan kepada masyarakat Indonesia sekarang ini adalah produk berbasis investasi yaitu “Avrist Prime Invest” yang bertujuan memberi perlindungan terhadap investasi perorangan melalui penguncian harga, pada angka tertinggi saat jatuh tempo, sekaligus memberi perlindungan melalui Fitur-High Water Mark (HWM). Jangka waktu berinvestasi adalah sepuluh tahun, dengan premi sekaligus (tunggal) atau secara berkala selama tiga tahun. High Water Mark (HWM) adalah nilai tertinggi yang pernah dicapai oleh portofolio Avrist Link Primer Invest 001B pada waktu yang telah ditentukan selama periode investasi. Terdapat 33 harga HWM yang tercatat pada 33 tanggal valuasi kuartalan selama

8

(28)

sepuluh tahun. Terhitung sejak tanggal valuasi pertama. Harga HWM pada setiap kuartal dijamin tidak akan lebih rendah daripada harga HWM kuartal sebelumnya. Harga HWM berlaku untuk Avrist Link Prime Invest 001B dan dimaksudkan untuk menentukan jumlah faedah jatuh tempo.9

Persyaratan yang ditentukan untuk dapat menjadi peserta asuransi unit link Avrist Prime Invest adalah :10

1. Berusia satu bulan s/d 60 tahun (tertanggung) dan minimal 18 tahun (pemilik polis)

2. Terlampirkan KTP/SIM/Paspor atau akta kelahiran untuk anak-anak.

3. Membayar premi berkala minimal Rp. 10.000.000 (sepuluh juta) rupiah per tahun atau premi tunggal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

4. Jumlah premi top-up minimal Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah). 5. Jangka waktu pembayaran untuk premi berkala 3 (tiga) tahun.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini yang perlu mendapat kajian lebih lanjut adalah : 1. Bagaimana bentuk dan isi perjanjian Asuransi AvristPrime Invest ?

2. Apakah pada perjanjian Polis Asuransi Avrist Prime Invest memuat asas-asas keseimbangan dan keadilan dalam praktek pelaksanaannya ?

3. Bagaimana sistem pelaksanaan pembayaran klaim asuransi pada asuransi Avrist Prime Invest ?

9

Brosur Avrist Assurance Indonesia Nomor OB-FL-P1 121009-01 hlm. 1

10Ibid,

(29)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk dan isi perjanjian asuransi Avrist Prime Invest pada PT. Avrist Assurance .

2. Untuk mengetahui apakah pada perjanjian asuransi Avrist Prime Invest

PT. Avrist Assurance memuat asas-asas keseimbangan dan keadilan pada praktek pelaksanaannya.

3. Untuk mengetahui bagaimana sistem pelaksanaan pembayaran klaim asuransi pada asuransi Avrist Prime Invest PT. Avrist Assurance dalam praktek pelaksanaannya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu :

1. Secara teoritis, kegiatan penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa sumbangsih pemikiran bagi perkembangan hukum asuransi khususnya mengenai hukum perjanjian dan sistem pembayaran klaim asuransi Avrist Prime Invest

pada PT. Avrist Assurance. 2. Secara praktis

(30)

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang ada di lingkungan Universitas Sumatera Utara, khususnya di lingkungan Pascasarjana Kenotaritan Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa penelitian dengan judul Penerapan Asas Keseimbangan dan Keadilan Dalam Kontrak Polis Asuransi AvristPrime Invest Study di PT. Asuransi AIA Indonesia Medan (sekarang PT. Avrist Assurance) belum ada yang membahasnya . Namun penelitian tentang Asuransi pernah dilakukan oleh :

1. Zulhujjain Al-Adyan Rangkuti , Nim 077011076 , Mahasiswa Program Studi Kenotariatan, Program Pasca Sarjana USU, Medan , dengan Judul Aspek Hukum Perjanjian Dalam Penyelenggaraan Perusahaan Asuransi Takaful.

2. Robi Ferdinand Hutagalung, Nim 02701154, Mahasiswa Program Studi Kenotariatan, Program Pasca Sarjana USU, Medan , dengan judul Pembelian Polis Asuransi Jiwa Berdasarkan Kesehatan Perusahaan Asuransi.

3. Donna Francy , Nim. 057011021, Mahasiswa Program Studi Kenotariatan, Program Pasca Sarjana USU, Medan , dengan Judul Analisis Yuridis Terhadap Klausula Wajib Asuransi Jiwa Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah ( KPR) di kota Medan.

(31)

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi. Suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak benarannya.11

Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan/petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati.12 Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan perbandingan, perjanjian teoritis, bagi peneliti kajian hukum terhadap Penerapan Asas-asas Keseimbangan Dan Keadilan Dalam Kontrak Polis Asuransi Avrist Prime Invest di PT. Avrist Assurance.13 Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori keseimbangan dan keadilan yang dikemukakan oleh Aristoteles, dimana ia menyatakan bahwa hukum harus diluruskan penegakannya sehingga memberi keseimbangan yang adil terhadap orang-orang yang mencari keadilan. Dalam teori keseimbangan semua orang mempunyai kedudukan yang sama dan diperlakukan seimbang dihadapan hukum.14

Dalam transaksi Hukum ( Perjanjian) , tata hukum memberikan wewenang khusus kepada para pihak untuk mengatur hubungan-hubungan tertentu secara hukum, ini adalah suatu tindakan pembentukan hukum, karena transaksi hukum melahirkan kewajiban-kewajiban hukum dan hak-hak hukum dari para pihak yang

11

JJJ. M. Wuisman, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jilid I, Penyunting. M. Hisyam, UI Press, Jakarta, 1996, hlm. 203.

12

Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993, hlm 35.

13

M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hlm. 80.

14

(32)

mengadakan transaksi tersebut, sebagai mana yang di maksudkan dalam pasal 1338 KUHPerdata, yaitu semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya.

Sistem hukum perjanjian dibangun berdasarkan asas-asas hukum yang terpadu di atas mana dibangun tertib hukum. Pandangan ini menunjukkan arti sistem hukum dari segi substantif, asas hukum perjanjian adalah suatu pikiran mendasar tentang kebenaran (waar heid truth) untuk menopang norma hukum dan menjadi elemen yuridis dari suatu sistem hukum perjanjian.15

Penelitian ini berusaha untuk memahami obyek penelitian hukum sebagai kaidah hukum atau sebagai isi kaidah hukum yang tentunya dalam peraturan-peraturan yang terkait dengan masalah Penerapan Azas Keseimbangan Dan Keadilan Dalam Kontrak ( Perjanjian )Polis Asuransi Prime Invest.

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu jenis perjanjian. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Undang-Undang Usaha Perasuransian No. 2 Thn 1992, BAB I Pasal 1 yang mendefenisikan asuransi sebagai suatu Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pengantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau memberikan suatu pembayaran atas

meninggalnya atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan. 16

Asuransi atau pertanggungan menurut KUHD adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa tak tentu . 17

Dalam asuransi terkandung 4 (empat ) Unsur yakni :

1. Pihak tertanggung ( Insured) yang berjanji akan memberikan premi kepada pihak penanggung, secara sekaligus atau cicilan.

15

Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Benda Nasional, Alumni, Bandung, 1990, hlm. 15.

16

Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.

17

(33)

2. Pihak Penanggung yang berjanji kan membayarkan sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung apabila terjadi sesuatu mengandung unsur tak tertentu.

3. Suatu peristiwa ( Acciden) yang tak tertentu ( tidak di ketahui sebelumnya) 4. Kepentingan ( interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena

peristiwa yang tak tertentu.

Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada

perekonomian, dengan cara mengabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama, dalam jumlah yang besar, agar probabilitas kerugiannya dapat di ramalkan dan bila kerugian terjadi akan di bagi secara Proposional oleh semua pihak yang bergabung

Fungsi asuransi adalah : 1. Transfer Resiko

Dengan membayar premi yang relative kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup atau harta bendanya ( Resiko ) ke perusahaan asuransi.

2. Kumpulan Dana

Premi yang diterima kemudian di himpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk membayar risiko yang terjadi

Dalam Pasal 308 KUHD, diatur mengenai asuransi jiwa, yang dipertanggungkan dalam asuransi ini adalah jiwa seseorang, yang dipertanggungkan untuk

keperluan seseorang yang berkepentingan, baik untuk suatu waktu yang diperjanjikan atau untuk seumur hidup penanggung.18

Asuransi jiwa adalah suatu perlimpahan resiko (risk shifting) atas kerugian keuangan (financial loss) oleh tertanggung kepada penanggung.19 Jadi dalam asuransi jiwa risiko yang dilimpahkan adalah resiko kerugian keuangan sebagai akibat hilangnya jiwa atau ketidak mampuan seseorang bukan resiko hilangnya jiwa seseorang.

18

Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi, Guide Line untuk membeli Polis Asuransi yang Tepat dari Perusahaan Asuransi yang Benar, Yogyakarta : BPEE, 1995 hlm. 69.

19

(34)

Salah satu upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko adalah dengan mengalihkan risiko pada pihak lain (Perusahaan Asuransi / Penanggung). Hal di maksud untuk memberikan perlindungan akan rasa aman kepada masyarakat yaitu dengan mengadakan perjanjian pelimpahan risiko dengan pihak lain yang disebut perjanjian / kontrak asuransi.

Perjanjian / kontrak asuransi merupakan perjanjian Aletoir . Aletoir adalah bahwa prestasi dari penanggung untuk memberikan ganti rugi atau sejumlah uang kepada tertanggung diganti kepada suatu peristiwa yang belum pasti terjadi . Disamping itu juga perjanjian / kontrak asuransi merupakan perjanjian sepihak, artinya bahwa perjanjian dimaksud menunjukkan bahwa hanya satu pihak saja yang member janji yaitu Pihak penanggung. Dimana penanggung memberikan janji akan menganti kerugian , apabila tertanggung sudah membayar premi dan polis sudah berjalan, sebaliknya tertanggung tidak menjanjikan sesuatu apapun.

Pengertian perjanjian, juga dalam pasal 1313 KUH Perdata yaitu suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Agar suatu perjanjian dapat dinyatakan sah perjanjian tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata yaitu : a. Kesepakatan para pihak

b. Kecakapan para pihak c. Adanya suatu hak tertentu d. Atas dasar sebab yang halal.

Sebagai suatu perjanjian , asuransi harus tunduk pada ketentuan buku III KUH Perdata tentang perikatan. Landasan Hukum dari pernyataan tersebut adalah pasal 1 KUHD dan sesuai dengan pasal 1774 KUH Perdata yang mengatakan bahwa perihal asuransi akan di atur dalam KUHD, materi dan syarat-syarat perjanjian asuransi di secara khusus dalam Buku I Bab 9 dan 10 mengatur Asuransi kebakaran, pertanian dan asuransi jiwa dan Buku II Bab 9 dan 10.

Dengan demikian pengaturan perjanjian asuransi dalam KUHD merupakan hukum yang bersifat khusus (lex specialis) Dalam ilmu hukum dianut suatu asas bahwa hukum yang bersifat khusus mengenyampingkan hukum yang bersifat umum (lex specialis deroget lex generalis). Syarat yang diatur dalam KUHD adalah

kewajiban pemberitahuan yang diatur dalam Pasal 251 KUHD.

Pasal 251 KUHD menyatakan bahwa setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang diketahui oleh si

tertanggung, betapapun itikad baik ada padanya, yang demikian sifatnya, sehingga seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan ditutup atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama

(35)

Kesepakatan (konsensus) dalam suatu perjanjian asuransi adalah merupakan kesepakatan antara tertanggung dengan penanggung yang mengadakan perjanjian yang meliputi :20

1. Benda yang menjadi objek asuransi. 2. Pengalihan resiko dan pembayaran premi. 3. Evenemen dan ganti kerugian.

4. Syarat-syarat khusus asuransi.

5. Dibuat secara tertulis yang disebut polis.

Pengadaan perjanjian antara tertanggung dan penanggung dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung. Dilakukan secara langsung artinya kedua belah pihak menjadikan perjanjian asuransi tanpa melalui perantara. Dilakukan secara tidak langsung artinya kedua belah pihak mengadakan perjanjian asuransi melalui jasa perantara.21 Penggunaan jasa perantara memang dibolehkan menurut undang-undang. Dalam Pasal 260 KUHD ditentukan apabila asuransi dilakukan dengan perantaraan seorang makelar, maka polis yang sudah ditandatangani harus diserahkan dalam waktu 8 (delapan) hari setelah perjanjian dibuat. Dalam Pasal 5 huruf (a) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992, ditentukan perusahaan pialang asuransi dapat menyelenggarakan usaha dengan bertindak mewakili tertanggung dalam rangka transaksi yang berkaitan dengan perjanjian asuransi. Perantara dalam KUHD disebut

20

Abdul Kadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm 49.

21

(36)

dengan makelar. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 disebut dengan istilah pialang. Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung dibuat secara bebas, artinya tidak berada dibawah pengaruh, tekanan atau paksaan pihak tertentu. Kedua belah pihak sepakat menentukan syarat-syarat perjanjian asuransi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa penutupan asuransi atas objek asuransi harus didasarkan kepada kebebasan memilih penanggung kecuali bagi program asuransi sosial. Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi hak tertanggung agar dapat secara bebas memilih perusahaan asuransi sebagai penanggungnya.22 Hal ini dipandang perlu mengingat tertanggung adalah pihak yang paling berkepentingan atas objek yang diasuransikan.

Menurut Herlien Budiono pegertian Asas keseimbangan dan keadilan adalah suatu asas hukum yang memberikan perlindungan kepada tertanggung dan

penanggung secara seimbang dan adil dalam suatu perjanjian / kontrak.23

Keseimbangan dimaknakan dalam bahasa sehari-hari, kata seimbang (evenwicht) menunjuk pada pengertian suatu” Keadaan pembagian beban di kedua sisi berada dalam keadaan seimbang. Dalam Konteks studi Keseimbangan diartikan

22

Syahir M. Sula, Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insan, Jakarta, 2004, hlm. 48.

23

(37)

sebagai “keadaan hening atau keselarasan karena dari perbagai gaya yang bekerja tidak satu pun mendominasi yang lainnya.24

Keseimbangan juga merupakan salah satu landasan kontrak. Secara umum keseimbangan ini memberikan makna sebagai keseimbangan posisi antara para pihak yang berkontrak. Oleh karena itu dalam hal tidak terjadinya keseimbangan atau adanya pihak yang di rugikan, pihak yang di rugikan merasakan tidak adanya keadilan, posisi yang demikian menimbulkan gangguan isi kontrak sehingga diperlukan intevensi otoritas tertentu (Pemerintah).

Tiga Aspek dari perjanjian yang berfungsi sebagai penguji dalam rangka menetapkan akibat-akibat yang muncul apabila terjadi ketidak seimbangan yaitu :25

1. Perbuatan para pihak 2. Isi dari kontak 3. Pelaksanaan kontrak

Perjanjian dapat dikatakan juga sebagai pertukaran prestasi, untuk menentukan apakah pertukaran prestasi terjadi adil atau tidak menurut Nieuwenhuis “Keadilan sebagai kategori formal yang mensyaratkan perlakuaan sama terhadap kasus serupa harus di lengkapi dengan bantuan kriterium materiil yang pada gilirannya berfungsi sebagai landasan pola atau tata nilai yang berlaku”. Keadilan

24

Herlien Budiono , Asas Keseimbngan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia , Hukum Perjanjian berlandaskan AsasAsas Wigati Indonesia, alih bahasa Tristam P. Moeliono , Citra Aditya bakti , bandung 2006. Hlm. 304

25

(38)

tidaklah semata-mata bersifat formal. Keadilan berlandaskan pada suatu tata nilai, tertib normative tertentu, yang dipilih oleh dan berlaku di dalam masyarakat tertentu.

Menurut John Rawls, bahwa mengingat tidak adanya kriterium untuk menguji tingkat keadilan dari prestasi yang ditukarkan, satu strategi yang dapat digunakan “ to set up a fair procedure so that any principles agreed to will be just “ Kreterium mana dapat di cari dalam prosedur berdasarkan kriterium tersebut ditetapkan.26 Konsekuensinya ialah bahwa jika prosedur tersebut berbentuk suatu perjanjian, dengan atau melalui cara tersebut prestasi yang ditetapkan dapat dikatakan adil karena prestasi tersebut telah disepakati oleh para pihak. Hal tersebut menjadi adil bukan hanya karena telah di sepakati, melainkan juga karena asas keseimbangan yang berlaku dan mengikat semua pihak dalam perjanjian, karena dengan ada jaminan keseimbangan merupakan cara terjadinya perjanjian diantara para pihak.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan definisi operasional.27 Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua (dubius) dari suatu istilah yang dipakai. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam

26

Herlien Budiono , Op Cit , hlm. 346-347

27

Sutan Remy Sjahdeini, Kebebasan Berkontrak dari Perlindungan yang Seimbang Bagi

(39)

penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan yakni : 1. Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan

mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.28

2. Polis Asuransi adalah polis atau perjanjian asuransi, atau dengan nama apapun, serta dokumen lain yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian asuransi, termasuk tanda bukti kepesertaan asuransi bagi pertanggungan kumpulan, antara pihak penanggung dan pihak pemegang polis atau tertanggung.29

3. Avrist Prime Invest adalah salah satu produk investasi Unit Link dengan imbal

hasil jatuh tempo dijamin pada harga HWM tertinggi yang dipasarkan oleh PT. Avrist Assurance kepada masyarakat Indonesia.30

28

Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.

29

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No 422/KM.06/2003.

30

(40)

4. Asas keseimbangan dan keadilan adalah suatu asas hukum yang memberikan perlindungan kepada tertanggung dan penanggung secara seimbang dan adil dalam suatu perjanjian asuransi.31

5. Pembayaran klaim adalah kewajiban perusahaan asuransi untuk membayar sejumlah uang pertanggungan akibat terjadinya klaim.32

6. Pembayaran premi adalah cara pembayaran premi asuransi yang dapat dibayar secara berkala maupun tunggal (sekaligus). Premi yang dibayar kepada perusahaan asuransi jiwa akan di pisahkan sesuai peruntukannya berapa persen yang di perhitungkan sebagai premi untuk proteksi asuransi jiwa dan berapa persen untuk alokasi investasi. 33

7. Uang pertanggungan adalah sejumlah uang yang tercantum dalam polis yang pembayarannya dikaitkan dengan hidup matinya tertanggung.34

8. Unik Link adalah suatu produk asuransi jiwa pengembangan dari dwiguna (endowment) yang mengabungkan unsur perlindungan ( proteksi) dan investasi.35 9. Mekanisme Kerja unit link Premi akan dipisahkan berapa persen untuk premi

proteksi jiwa dan berapa persen dialokasi investasi . Hasil Investasi akan di

31

Herlina Budiono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia , Hukum Perjanjian berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia, Alih Bahasa Tristam P. Moeliono, Citra Bakti Bandung , 2006.

32

Polis Avrist Prime Invest, PT. Avrist Assurance.

33

Polis Avrist Prime Invest, PT. Avrist Assurance.

34

Polis Avrist Prime Invest, PT. Avrist Assurance

35

(41)

berikan pada saat polis tersebut jatuh tempo ( nasabah menerima akumulasi premi yang dibayar sekaligus akumulasi hasil investasi ).36

10.RBC ( Risk Based Capital ) Kekuatan keuangan yang di miliki perusahaan di banding dengan kewajiban-kewajiban perusahaan .37

11.High Water Mark adalah Harga tertinggi dari semua harga beli fund Avrist Prime Invest 001 B untuk 33 ( Tiga puluh tiga) tanggal perhitungan High Water Mark.38 12.Aletoir adalah bahwa prestasi dari penanggung untuk memberikan ganti rugi atau

sejumlah uang kepada tertanggung diganti kepada peristiwa yang belum pasti terjadi. 39

Kewenangan pihak tertanggung dan penanggung melakukan perbuatan hukum yang diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat tersebut ada yang bersifat subjektif dan ada yang bersifat objektif. Kewenangan subjektif artinya kedua pihak sudah dewasa, sehat ingatan, tidak berada di bawah perwalian (trusteeship),

atau pemegang kuasa yang sah. Kewenangan objektif artinya tertanggung mempunyai hubungan yang sah dengan benda objek asuransi karena benda tersebut adalah

kekayaan miliknya sendiri. Penanggung adalah pihak yang sah mewakili Perusahaan Asuransi berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan. Apabila asuransi yang diadakan itu untuk kepentingan pihak ketiga, maka tertanggu ng yang mengadakan asuransi itu mendapat kuasa atau pembenaran dari pihak ketiga yang bersangkutan.

Kewenangan pihak tertanggung dan penanggung tersebut tidak hanya dalam

rangka mengadakan perjanjian asuransi, tetapi juga dalam hubungan internal di lingkungan perusahaan asuransi bagi penanggung dan hubungan dengan pihak

ketiga bagi tertanggung, misalnya jual beli objek asuransi, asuransi untuk kepentingan pihak ketiga. Dalam hubungan dengan perkara asuransi di muka pengadilan, pihak tertanggung dan penanggung adalah berwenang untuk bertindak mewakili kepentingan pribadinya atau kepentingan perusahaan asuransi.

36

Freddy Pieloor, CFP, Jangan Beli Unit Link bila Anda tidak Paham Benar, PT. Elex Media Komputindo , Kelompok Kompas Gramedia – Jakarta

37

Profil Perusahaan PT.Avrist Assurance.

38

Polis Avrist prime Invest “ Pegertian Dasar “.

39

(42)

Objek tertentu dalam perjanjian asuransi adalah objek yang diasuransikan, dapat berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan, dapat pula berupa jiwa atau raga manusia. Objek tertentu berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan terdapat pada perjanjian asuransi kerugian. Objek tertentu berupa jiwa atau raga manusia terdapat pada perjanjian asuransi jiwa. Pengertian objek tertentu adalah bahwa identitas objek asuransi tersebut harus jelas dan pasti. Apabila berupa harta kekayaan, harta kekayaan apa, berapa jumlah dan ukurannya, dimana letaknya, apa mereknya, buatan mana, berapa nilainya dan sebagainya. Apabila berupa jiwa atau raga, atas nama siapa, berapa umurnya, apa hubungan keluarganya, dimana alamatnya, dan sebagainya.

Karena yang mengasuransikan objek itu adalah tertanggung, maka dia harus mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan objek asuransi itu. Dikatakan ada hubungan langsung apabila tertanggung memiliki sendiri harta

kekayaan, jiwa atau raga yang menjadi objek asuransi. Dikatakan ada hubungan tidak langsung apabila tertanggung hanya mempunyai kepentingan atas objek asuransi. Tertanggung harus dapat membuktikan bahwa dia adalah benar sebagai pemilik atau mempunyai kepentingan atas objek asuransi.

Apabila tertanggung tidak dapat membuktikannya, maka akan timbul anggapan bahwa tertanggung tidak mempunyai kepentingan apa-apa, hal mana mengakibatkan asuransi batal (null and void). Undang-undang tidak akan

membenarkan, tidak akan mengakui orang yang mengadakan asuransi, tetapi tidak mempunyai kepentingan (interest). Walaupun orang yang mengadakan asuransi itu tidak mempunyai hubungan langsung dengan objek asuransi, dia harus menyebutkan untuk kepentingan siapa asuransi itu diadakan. Jika tidak demikian, maka asuransi itu dianggap tidak ada.

Menurut ketentuan Pasal 599 KUHD, dianggap tidak mempunyai kepentingan adalah orang yang mengasuransikan benda yang oleh undang-undang dilarang

diperdagangkan dan kapal yang mengangkut barang yang dilarang tersebut. Apabila diasuransikan juga, maka asuransi tersebut batal.

Kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu tidak dilarang undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan tidak bertentangan dengan kesusilaan. Contoh asuransi yang berkausa tidak halal adalah

mengasuransikan benda yang dilarang undang-undang untuk diperdagangkan,

mengasuransikan benda, tetapi tertanggung tidak mempunyai kepentingan, jadi hanya spekulasi yang sama dengan perjudian. Asuransi bukan perjudian dan pertaruhan.

(43)

asuransi. Jika premi dibayar, maka risiko beralih. Jika premi tidak dibayar, risiko tidak beralih.

Salah satu teori ilmu hukum yang dikenal dalam hukum asuransi adalah teori objektivitas. Menurut teori ini, setiap asuransi harus mempunyai objek tertentu. Objek tertentu artinya jenis, identitas, dan sifat yang dimiliki objek tersebut harus jelas dan pasti. Jenis, identitas, dan sifat objek asuransi wajib diberitahukan oleh tertanggung kepada penanggung, tidak boleh ada yang disembunyikan. Sifat objek asuransi mungkin dapat menjadi sebab timbulnya kerugian. Berdasarkan

pemberitahuan itu penanggung dapat mempertimbangkan apakah dia akan menerima pengalihan risiko dari tertanggung atau tidak.

Pada kenyataannya penerapan teori objektivitas diikuti oleh pembuat undang-undang sebagaimana diatur dalam KUHD. Tertanggung wajib memberitahukan dengan jujur dan jelas kepada tertanggung mengenai sifat objek asuransi.

Tertanggung yang tidak jujur diancam dengan sanksi kebatalan terhadap asuransi yang diadakannya dengan penanggung. Kepastian hukum perjanjian asuransi tergantung pada perjanjian tertulis dalam bentuk polis yang memuat jenis, identitas, dan sifat yang jelas dan lengkap mengenai objek asuransi, termasuk juga syarat khusus (policy clausule) cara mengatasi kemungkinan adanya cacat tersembunyi pada benda objek asuransi.

F. Metode Penelitian

Sebagai suatu penelitian ilmiah, maka rangkaian kegiatan penelitian diawali dengan pengumpulan data hingga analisis data dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah penelitian sebagai berikut :

1. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh secara sistematis, faktual dan akurat tentang pelaksanaan pembayaran Klaim (Studi pada Avrist Assurance di Medan).

2. Pendekatan Penelitian

(44)

Perundang-undangan), yang berkenaan dengan masalah yang ada, dibandingkan dengan prakteknya dilapangan dengan cara wawancara.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Avrist Assurance Medan. Adapun pertimbangan dipilihnya lokasi penelitian ini karena data yang dibutuhkan lengkap sehingga dapat menjawab segala apa yang diteliti dari nara sumber yang ada khususnya mengenai pelaksanaan pembayaran klaim, dan juga penelitian dianggap lebih dekat sehingga proses penelitian lebih cepat dilakukan.

4. Teknis Pengumpulan Data

Untuk mendapat data yang akurat dan relevan, baik berupa pengetahuan ilmiah, maupun tentang suatu fakta atau gagasan, maka pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan (library research) yaitu menghimpun data dengan melakukan penelahan bahan kepustakaan baik berupa dokumen-dokumen, maupun peraturan perundang-undangan, yang berkaitan dengan pelaksanaan pembayaran klaim Avrist Assurance.

b. Studi Lapangan (field research) yaitu untuk melakukan wawancara dengan staff asuransi tersebut juga sebagian nasabah atau pemegang polisnya.

5. Bahan Penelitian

(45)

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti : hasil-hasil penelitian, karya dari kalangan hukum dan sebagainya.

c. Bahan Tertier (penunjang) di luar bidang hukum seperti kamus, insklopedia, majalah koran, makalah, dan sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan.

6. Analisa Data

(46)

BAB II

PERJANJIAN ASURANSI PADA UMUMNYA

A . Ketentuan Umum Perjanjian Menurut KUH Perdata

Perjanjian secara umum diatur dalam buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata). Pengertian perjanjian itu sendiri dimuat di dalam Pasal 1313 yang menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Subekti memberikan pengertian perjanjian sebagai suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.40 Pengertian lain dari perjanjian diberikan oleh Sardjono41 yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan mengikatkan diri pada pihak lain untuk melakukan sesuatu perbuatan.

Selanjutnya Sardjono mengemukakan bahwa ketentuan pasal tersebut di atas mengandung banyak kelemahan karena definisi itu tidak mencakup semua jenis perjanjian. Kelemahan-kelemahan yang ada adalah :

1. Definisi tersebut tidak mengutarakan suatu syarat kata sepakat, padahal kata sepakat mutlak harus ada dalam suatu perjanjian.

2. Istilah perbuatan juga terlalu luas karena tidak meliputi perjanjian saja, melainkan juga kegiatan yang lain.

40

Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1996, hlm. 1

41

(47)

3. Definisi itu hanya menunjuk kepada perjanjian sepihak, padahal perjanjian yang terbanyak adalah perjanjian dua pihak.

Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa perjanjian bukan merupakan suatu perbuatan hukum, melainkan merupakan suatu hubungan hukum antara dua orang yang bersepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Selanjutnya Sudikno juga

berpendapat bahwa batasan perjanjian yang disebutkan dalam Pasal 1313 KUH Perdata terlalu umum dan tidak jelas, karena hanya menyatakan sebagai

perbuatan saja, sehingga pengertiannya menjadi luas sebab meliputi baik perbuatan hukum maupun perbuatan faktual.42

Walaupun definisi yang diberikan KUH Perdata tersebut memiliki beberapa kelemahan, yang perlu untuk diingat adalah karena perjanjian itu melahirkan hubungan hukum, maka hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian itu akan dijamin oleh hukum dan undang-undang selama isinya tidak bertentangan dengan hukum dan kesusilaan serta memenuhi syarat-syarat perjanjian.

Hal tersebut disebabkan perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua pihak yang membuatnya, yaitu hubungan hukum yang memberikan alas hak kepada suatu pihak yang menuntut sesuatu hal dari pihak lain yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu, dan pihak yang lain tersebut wajib untuk memenuhi tuntutan tersebut berdasarkan perjanjian yang telah dibuatnya itu.43

42

Sudikno Mertokusumo, Op.cit, hlm. 110.

43

(48)

Hukum perjanjian mengenal beberapa asas penting yang merupakan dasar kehendak para pihak dalam mencapai tujuan. Beberapa asas tersebut adalah :44

1. Asas konsensualisme, dengan adanya persesuaian kehendak perjanjian terjadi. 2. Asas kekuatan mengikat, kedua belah pihak terikat oleh kesepakatan dalam

perjanjian yang mereka buat.

3. Asas kebebasan berkontrak, setiap orang bebas untuk mengadakan dan menentukan isi perjanjian.

Di dalam hukum perikatan nasional dikumpulkan asas sebagai berikut :45 1. Asas kebebasan mengadakan perjanjian (partij otonomi), yaitu sepakat mereka

mengikatkan diri.

2. Asas konsensualisme, yaitu setiap orang diberi kesempatan untuk menyatakan keinginannya (will), yang dirasanya baik untuk menciptakan perjanjian.

3. Asas kepercayaan (vertrouwensbeginsel), yaitu seseorang yang mengadakan perjanjian dengan pihak lain, menumbuhkan kepercayaan diantara kedua pihak itu bahwa satu sama lain akan memegang janjinya.

4. Asas kekuatan mengikat, yaitu terikatnya para pihak pada perjanjian tapi tidak hanya terbatas pada apa yang diperjanjikannya, akan tetapi juga terhadap kebiasaan, kepatutan dan moral.

44

Sudikno Mertokusumo, Op.cit, hlm. 111.

45

(49)

5. Asas persamaan hukum, yaitu menempatkan para pihak di dalam persamaan derajat, tidak ada perbedaan kulit, bangsa, kekayaan, kekuasaan, jabatan dan lain-lain.

6. Asas keseimbangan, yaitu menghendaki kedua pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian itu.

7. Asas kepastian hukum, yaitu perjanjian sebagai suatu figur hukum harus mengandung kepastian hukum yang dilihat dari kekuatan mengikat perjanjian itu yaitu sebagai Undang-Undang bagi para pihak.

8. Asas moral, yaitu seseorang yang melakukan suatu perbuatan dengan sukarela (moral), yang bersangkutan mempunyai kewajiban (hukum) untuk meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya.

9. Asas kepatutan, yaitu melalui asas ini ukuran tentang hubungan ditentukan juga oleh rasa keadilan dalam masyarakat.

10.Asas kebiasaan, yaitu perjanjian tidak hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, tetapi juga hal-hal yang dalam keadaan dan kebiasaan yang lazim diikuti.

Gambar

Tabel  Biaya Manajemen dan Jenis Dana Investasi
Tabel  Biaya Akuisisi
Tabel  Illustrasi  NilaiTunai ( Surrender )

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan paparan diatas dapat dianalisis bahwa epistemologi fiqh Umar sebenarnya tidak keluar dari ketentuan teks syariah yang baku, tetapi tetap dalam bingkai teks

Berdasarkan hasil kuesioner online yang didapat menunjukan masyarakat mengetahui sepeda downhill, namun masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang proses

Infrastruktur perusahaan juga merupakan aktivitas pendukung dari kegiatan operasional Rumah Sakit Medika Permata Hijau seperti lokasi yang strategis, tersedianya ruang rawat

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil perhitungan analisis gelombang kejut pada masing-masing interval memiliki nilai gelombang kejut yang berbeda-beda tergantung dari

Tentukan apakah ada proses untuk mengawasi perubahan yang signifikan, pertimbangkan bagaimana perubahan tersebut akan berdampak pada perusahaan, serta carilah peluang

Pimpinan Galeri Bursa Efek Indonesia STIESIA, beserta seluruh jajaran staff yang telah memberikan ijin dalam melakukan riset dan membantu penulis dalam memperoleh data

dengan kuat. Perancangan alat kerja contohnya tinggi meja kerja yang dipakai sesuai dengan ukuran antropometri pekerja, penggunaan alat pemotong atau gunting yang

Secara garis besar, postur normal atau postur netral yaitu postur dalam proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh, sehingga tidak terjadi pergeseran atau penekanan