• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KECUKUPAN NUTRISI SAPI PERAH DI

KAWASAN USAHA PETERNAKAN, CIBUNGBULANG

BOGOR, JAWA BARAT

JAZMI MALYADI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Jazmi Malyadi

(4)

ABSTRAK

JAZMI MALYADI. Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh DESPAL dan LUKI ABDULLAH.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan nutrisi sapi perah dan membandingkan kondisi musim kemarau dan penghujan terhadap aspek kecukupan nutrisi. Pengambilan data di lapang dilakukan dari Juli sampai September 2012 dan April sampai Juni 2013 di kawasan Peternakan Sapi Perah KUNAK, Cibungbulang, sedangkan pengujian sampel dilakukan selama 4 bulan dari Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas Peternakan dan Laboratorium PAU IPB. Peubah yang diamati adalah bobot badan, body condition score (BCS), pemberian pakan, produksi susu, dan kualitas susu. Data dianalisis menggunakan uji T, korelasi, dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kecukupan nutrisi sapi perah di Peternakan Sapi Perah KUNAK Cibungbulang telah memenuhi kebutuhan nutrien, tetapi dalam pemenuhan kebutuhan Ca pada musim kemarau dan penghujan masih kurang. Produksi susu pada musim kemarau cenderung mengalami penurunan. Namun, kadar lemak susu pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan dengan musim penghujan.

Kata kunci: kecukupan nutrisi, kualitas susu, produksi susu, sapi perah

ABSTRACT

JAZMI MALYADI. Evaluation of Nutrient Adequate In Dairy Farm of KUNAK Cibungbulang Bogor West Java. Supervised by DESPAL and LUKI

ABDULLAH.

The study is aimed to evaluate nutritional status of cows and their relation to animal performance at two different seasons (drought and rainy). The study was conducted in two phases. First phase was drought season data collecting for 3 months and the second phase was rainy season data collecting. The sample collected was examined in Dairy Nutrition and PAU laboratories IPB (March – June 2013). Variable was measured including the type and amount of feeds and nutrients offered, milk production and quality, body condition score. The collected data was tabulated and analyzed using descriptive statistic. Comparison between nutrients offered and standard requirement was analyzed using T-test. T-test have also been used to compare nutritional status of animal in rainy and drought seasons. The result showed that farmers in KUNAK have offered sufficient amounts of nutriens for their cows exept for Ca, when drought season came, deficiency of P was also occured. Milk yield tent to decrease during drought season but milk fat content increase during drought season but milk fat content increased. It is concluded that imbalance ration is one of the cause for low average milk production in KUNAK.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

EVALUASI KECUKUPAN NUTRISI SAPI PERAH DI

KAWASAN USAHA PETERNAKAN, CIBUNGBULANG

BOGOR, JAWA BARAT

JAZMI MALYADI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat

Nama : Jazmi Malyadi NIM : D24090079

Disetujui oleh

Dr Despal, SPt, MScAgr Pembimbing I

Prof Dr Ir Luki Abdullah, MscAgr Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi, MHK, MSi Ketua Departemen

(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2012 sampai Mei 2013 ini adalah Nutrisi Ternak dengan judul Evaluasi Kecukupan Nutrisi Sapi Perah di Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kecukupan nutrien sapi perah dan mengamati dampaknya terhadap produksi susu pada saat musim kemarau dan musim penghujan terhadap aspek kecukupan nutrisi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, namun demikian semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Januari 2014

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN 1

METODE PENELITIAN 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur Penelitian 2

Survei dan Observasi Lapang 2

Teknik Pengambilan Data 2

Analisis Laboratorium 3

Analisis Data 5

Peubah yang Diamati 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kondisi Umum Lokasi 6

Pemberian Pakan 7

Kecukupan Nutrisi 8

Bobot Badan, Body Condition Score (BCS), Produksi Susu, dan Kualitas

Susu 10

Hubungan Pakan dengan Produksi Susu dan Kualitas Susu 12

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

RIWAYAT HIDUP 17

(11)

DAFTAR TABEL

1 Pemberian dan imbangan pakan sapi perah 8

2 Kecukupan nutrien sapi perah berdasarkan NRC 1989 8

3 Pemberian nutrien pakan sapi perah 9

4 Evaluasi kebutuhan nutrien sapi perah 10

5 Persentase jumlah sapi yang terpenuhi kebutuhan nutrien 10 6 Bobot badan, body condition score, dan produksi susu 10

7 Rata-rata komposisi susu 11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Analisis korelasi antara pemberian pakan dengan produksi-kualitas

susu pada musim penghujan 15

2. Analisis korelasi antara pemberian pakan dengan produksi-kualitas

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Peternakan merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan pangan, peningkatan lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan penduduk . Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produk domestik bruto sektor peternakan lebih dari 12% terhadap produk domestik bruto pertanian, yaitu periode 2005 sampai 2010 (BPS 2012). Sementara dari aspek penyerapan tenaga kerja, kontribusi sub sektor peternakan lebih dari 11% terhadap sektor pertanian, yaitu periode 2009 sampai 2011 (Pusdatin 2012), tetapi produksi susu dalam negeri saat ini hanya dapat memasok sekitar 20% dari kebutuhan susu nasional sehingga masih terjadi ketergantungan dengan susu yang diimpor dari luar negeri (Ditjennak, 2010).

Menurut Tawaf (2003) dalam Sugandi et al. (2005), hingga saat ini peternakan sapi perah rakyat di Indonesia masih bercirikan usaha kecil, sistem pemeliharaan back yard farming, diberi pakan campuran rumput lapangan, sisa pertanian seperti jerami dan jagung, dan rumput kultur serta diberi pakan penguat berupa campuran ampas tahu atau dedak dan konsentrat yang digunakan berasal dari koperasi/KUD. Cara pemeliharaan seperti itu menjadi salah satu penyebab produksi susu yang dihasilkan belum optimal. Rendahnya tingkat produktivitas ternak tersebut lebih disebabkan oleh kurangnya modal, serta pengetahuan/keterampilan peternak yang mencakup

Aspek reproduksi, pemberian pakan, pengelolaan hasil/pasca panen, penerapan sistem pencatatan, pemerahan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Faktor yang paling utama dalam menentukan tingkat prduktifitas adalah pemberian pakan. Pakan yang diberikan (input) kepada ternak akan mempengaruhi performa ternak itu sendiri (output) (Toharmat 2003). Berdasarkan NRC (1989) dalam penyusunan ransum sapi perah dibutuhkan informasi dari bobot badan, kadar lemak, dan produksi susu. Produksi optimal dapat tercapai dengan cara menyediakan cukup pakan, baik kualitas maupun kuantitasnya, serta terpenuhinya kecukupan gizi sesuai dengan kebutuhan ternak, tidak kekurangan maupun kelebihan (Santosa et al. 2009). Zat-zat nutrisi yang diperlukan sapi perah utuk kebutuhan hidup pokok maupun untuk produksi adalah energi, protein, mineral, dan vitamin (McDonald et al. 1995).

Kunak merupakan suatu kawasan industri yang diperuntukan bagi pengembangan sapi perah skala kecil-menengah. Setiap perusahan sapi perah memiliki luasan lahan yang diperuntukan bagi penyediaan hijauan. Luasan tersebut diharapkan peternak dapat lebih mudah dalam perencanaan dan penyediaan hijauan berkelanjutan untuk sapi perah yang diusahakan dan memenuhi kebutuhan ternaknya agar berproduksi optimal.

(14)

2

METODE PENELITIAN

Bahan

Bahan yang digunakan, meliputi ternak dan pakan. Ternak yang diamati, yaitu sapi-sapi peranakan Fries Holstein (FH) sebanyak 133 ekor yang terdapat pada Peternakan Sapi Perah di KUNAK dengan jumlah peternak sebanyak 20 peternak. Serta pakan yang diberikan di Peternakan Sapi Perah KUNAK, antara lain hijauan (Rumput gajah, rumput lapang, jerami, limbah sayuran, daun jagung, daun kentang, daun pisang, daun belenung, kulit jagung, daun kacang, daun ubi, dan kaliandra) dan konsentrat (konsentrat KPS, konsentrat non KPS, onggok, ampas tahu, ampas tempe, ampas bir, pollard, dedak padi, dan supplement)

Alat

Peralatan yang digunakan, antara lain diantaranya kuisioner untuk peternak, timbangan, gelas takar, botol sampel susu, plastik, label, pita ukur, alat tulis, dan alat analisis susu Lactoscan type S_L.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 periode, yaitu pengambilan data lapang selama 3 bulan dari Juli sampai September 2012 dengan curah hujan 150-300 mm dan 3 bulan dari April sampai Juni 2013 dengan curah hujan >301 mm di kawasan Peternakan Sapi Perah KUNAK, Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat, dan pengujian sampel selama 4 bulan dari Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Fakultas Peternakan, Laboratorium PAU IPB, dan Laboratorium Biokimia Fakultas MIPA IPB.

Prosedur Penelitian

Survei dan Observasi Lapang

Survei dilakukan di Peternakan Sapi Perah di KUNAK. Pengamatan dilakukan bersamaan dengan wawancara kepada setiap responden. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keterampilan teknis peternak. Pengamatan juga dilakukan sebagai konfirmasi terhadap hasil wawancara. kriteria jumlah sapi yang diamati adalah sapi-sapi yang sedang laktasi dengan produksi susu harian berkisar

Teknik Pengambilan Data

(15)

3

a. Pengamatan dan pengukuran bobot badan dilakukan dengan mengukur lingkar dada setiap ternak yang dijadikan sampel. Alat yang digunakan adalah pita ukur.

b. Pengamatan dan pengukuran produksi susu dilakukan secara harian dengan cara mengukur setiap susu yang dihasilkan oleh setiap sapi pada saat pemerahan pagi dan sore hari sebelum susu dimasukan ke dalam milk can. Alat yang digunakan adalah gelas ukur 2000 mL. c. Pengamatan dan pengukuran pemberian pakan hijauan dan konsentrat

dilakukan pada saat peternak akan member makan ternak dan mengambil sampel pakan yang diberikan, sampel yang diambil sebanyak 1 kg untuk hijauan dan 500 g untuk konsentrat. Alat yang digunakan adalah timbangan dan plastik.

d. Pengamatan dan pengukuran komposisi susu dilakukan secara harian dari setiap sampel susu hasil pemerahan pagi dan sore hari, sampel susu yang diambil sebanyak 20 mL dari setiap sapi yang dijadikan sampel. Alat yang digunakan adalah botol sampel dan lactoscan type S_L

e. Melakukan kegiatan wawancara dengan peternak dan pihak terkait dalam sistem usaha peternakan untuk penyesuaian data yang telah diambil dengan kondisi yang sesungguhnya.

Analisis Laboratorium

Analisis sampel meliputi :

1. Analisis Proksimat (Metode AOAC 1988)

Sampel pakan yang sudah dikoleksi untuk analisis kandungan nutrisi, diambil sebanyak 1 kg (hijauan) dan 500 g (pakan penguat). Sampel hijauan dikeringkan di bawah sinar matahari selama 15 jam intensitas matahari (Asti et al. 2010). Hijauan kering dan pakan penguat digiling hingga melewati saringan 0.5 mm. Sebanyak 50 g dari sampel hasil gilingan dipisahkan untuk analisis proksimat. Analisis BK dilakukan dengan mengeringkan ±4 g sampel dalam wadah cawan porselin yang sudah diketahui beratnya menggunakan oven 105 ºC selama 24 jam (hingga berat konstan). BK (%) dihitung sebagai persentase dari berat sampel setelah oven dan sebelum oven. Kandungan abu diperoleh setelah sampel yang sama diinsinerasi (dibakar) pada oven (tanur) bersuhu 600 ºC selama 6 jam (hingga bahan organik hilang). Kadar lemak ditentukan dengan ekstraksi petroleum benzene, sedangkan protein dianalisis menggunakan metode Kjeldahl. Kandungan serat kasar diperoleh dari sisa penyaringan setelah dilarutkan pada pelarut asam dan basa.

2. Analisis Mineral

Preparasi Sampel (Metode Reitz et al. 1987)

Sebanyak ±1 g sampel pakan/rumput dimasukkan ke dalam erlenmeyer

(16)

4

ke dalam erlenmeyer ditambahkan 0.4 mL H2SO4 (p) dan dipanaskan di atas hot plate hingga larutan berkurang (lebih pekat) ±1 jam. Selanjutnya, ke dalam

erlenmeyer ditambahkan 2 sampai 3 tetes larutan campuran HClO4 : HNO3 (2 : 1). Sampel masih tetap di atas hot plate dengan pemanasan sampai terjadi perubahan warna dari coklat kuning tua menjadi kuning muda (±1 jam). Setelah ada perubahan warna, pemanasan masih dilanjutkan selama 10 sampai 15 menit, kemudian sampel dipindahkan lalu didinginkan dan ditambahkan 2 mL akuades dan 0.6 mL HCl (p). Selanjutnya, erlenmeyer dipanaskan kembali sampai sampel larut (±15 menit) kemudian sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL. Apabila ada endapan disaring dengan glass wool. Hasil pengabuan basah dianalisa menggunakan AAS atau spektrofotometer untuk analisa berbagai mineral. Namun, sebelumnya sampel dipreparasi terlebih dahulu dengan faktor pengenceran yang dibutuhkan dan penambahan bahan kimia untuk menghilangkan ion-ion pengganggu (Cl3La.7H2O).

Preparasi Larutan

Larutan yang diperlukan untuk analisis mineral, yaitu larutan A yang dibuat dengan melarutkan sebanyak 17 g TCA dengan akuades sampai 100 mL, larutan B yang dibuat dengan melarutkan 10 g (NH4)6Mo7O24.4H2O dengan 60 mL akuades dan ditambahkan 28 mL H2SO4 pekat secara bertahap dimana larutan tersebut dibuat sampai 100 mL dengan menambah akuades, kemudian didinginkan dalam suhu kamar, larutan C yang dibuat dengan melarutkan 10 mL larutan B, 60 mL akuades, dan 5 g FeSO4.7H2O dalam 100 mL dengan menambah akuades, larutan standar untuk P yang dibuat dengan melarutkan 4.394 g KH2PO4 dalam akuades sampai 1000 mL, larutan pengikat anion-anion pengganggu (Cl3La.7H2O) yang dibuat dengan melarutkan 6.6838 g Cl3La.7H2O dalam akuades sampai 25 mL.

Analisis Mineral Phospor (P) (Metode Taussky dan Shorr 1953)

Konsentrasi larutan standar P = 2, 3, 4 dan 5 ppm dibuat dengan melarutkan 0.4, 0.6, 0.8, dan 1 mL KH2PO4 dalam 5 mL pengencer. Masing-masing volume tersebut ditambahkan 2 mL larutan C dan akuades sampai volume akhir 5 mL. Selanjutnya, filtrat sampel dipipet ke dalam tabung (ukuran volume sampel yang dipipet tergantung kadar P pada sampel), kemudian ditambahkan 2 mL larutan C. Setelah itu, untuk mengetahui nilai absorbansi digunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 660 nm.

Analisis Mineral Calcium (Ca) (Metode AOAC 2003)

(17)

5

Analisis Data

Peubah yang Diamati

1. Bobot Badan

Pendugaan bobot badan dilakukan dengan mengukur lingkar dada (LD) setiap ternak yang dijadikan sampel. Pendugaan bobot badan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Schoorl (Sudono et al. 2003) yaitu :

BB = (LD + 22)2/100 Keterangan :

BB : bobot badan (kg) LD : lingkar dada (cm) 2. Produksi Susu

Pengukuran produksi susu dilakukan dengan cara mengukur susu yang dihasilkan oleh setiap sapi pada saat pemerahan pagi dan sore hari. Pengukuran susu dilakukan pada saat memindahkan susu dari ember perah ke milk can dengan menggunakan gelas ukur 2000 mL. Jumlah produksi susu yang telah diukur dicatat dalam satuan liter.

3. Pemberian Pakan

Pakan hijauan dan konsentrat diukur dengan menggunakan timbangan pada saat peternak akan memberi makan ternak dan mengambil sampel pakan yang diberikan. Jumlah pakan yang diberikan dicatat dalam satuan kg. Sampel yang diambil sebanyak 1 kg untuk hijauan dan 500 g untuk konsetrat. Sampel dianalisis untuk kandungan proksimat dan mineral pakan. 4. Komposisi Susu

Sampel susu hasil pemerahan pagi dan sore tiap ekor diambil sebanyak 20 mL. Sampel diambil segera setelah selesai pemerahan dan dimasukkan ke dalam botol sampel. Komposisi susu diuji dengan menggunakan lactoscan type S_L.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi peternakan di Peternakan Sapi Perah di KUNAK, karakteristik peternak, mendeskripsikan peubah yang diamati yaitu bobot badan, produksi susu, pemberian pakan, analisis pakan, dan analisis kualitas susu.

2. Uji T

Uji-T digunakan untuk membandingkan variabel antar musim. Persamaan uji T adalah sebagai berikut :

keterangan :

t : koefisien t-student xi : rata-rata kelompok ke-i

(18)

6

3. Analisis korelasi dan regresi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemberian pakan dengan produksi dan kualitas susu. Apabila terdapat korelasi nyata maka dilanjutkan dengan mencari persamaan regresinya. Koefisien korelasi dihitung dengan menggunakan rumus Walpole (1982) sebagai berikut :

Regresi linear pendugaan produksi dan kualitas susu mengikuti persamaan sebagai berikut :

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara peubah x dan y yi : peubah respon

xi : peubah prediktor a : intersep

b : koefisien prediktor

n : jumlah sampel atau prediktor yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi

Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah Cibungbulang merupakan salah satu kawasan peternakan sapi perah yang terletak di kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. KUNAK berada di daerah perbukitan dengan ketinggian 460 m dpl. Curah hujan rata-rata 3 009 mm per tahun dan suhu berkisar antara 20 sampai 31oC. Peternak yang berada di KUNAK menempati Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan sebanyak 10% dan 90% peternak yang berada di KUNAK berasal dari luar daerah Cibungbulang dan Pamijahan, yaitu dari Cisarua, Megamendung, Caringin, Cijeruk, Ciomas, Sukaraja, Bojong Gede, Beji, Sawangan, Cibinong, Ciawi Hilir, dan Tanah Sareal. Kondisi geografis KUNAK meliputi Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Topografi wilayah yang bergelombang sampai dengan berbukit. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan seluruh kegatan di daerah KUNAK berasal dari sumber air Sungai Cigamea dan terdapat dua mata air yang terletak di daerah puncak bukit yang dapat dijadikan sumber air bersih untuk seluruh peternak yang berada di lokasi tersebut (Kantor Desa Situ Udik 2011).

(19)

7

Total peternak yang terdaftar di KUNAK Cibungbulang pada tahun 2011 adalah sebanyak 118 peternak yang merupakan peternak relokasi dari daerah Cisarua, Kebon Pedes, dan Ciawi. Pengelola peternakan yang ada di KUNAK saat ini sebagian besar hanya sebagai pegawai kandang sementara para pemilik ternak berada di kota-kota besar, seperti di Jakarta dan Bogor.

Pemberian Pakan

Rataan pemberian hijauan pada musim penghujan tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan musim kemarau, yaitu 54.7 ± 33.7 (kg BS ekor-1 hari-1) pada pakan lebih mudah diperoleh. Pemberian BS hijauan sebagai persentase bobot badan tidak berbeda nyata antara kedua musim hal tersebut disebabkan patokan pemberian BS hijauan 10% BB (Sudono 1999) sudah diterapkan peternak, sedangkan pemberian BS hijauan sebagai persentase bobot badan pada musim penghujan nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau, yaitu 13.6 ± 8.4 (% BB dari BS) pada musim penghujan dan 11.8 ± 4.4 (% BB dari BS) pada musim kemarau hal tersebut disebabkan terjadinya penurunan bobot badan ternak pada musim kemarau. Rataan pemberian konsentrat pada musim penghujan menunjukkan perbedan yang sangat nyata (P>0.001) dengan musim kemarau, yaitu 24.8 ± 13.3 (kg BS ekor-1 hari-1) pada musim penghujan dan 16.6 ± 8.9 (kg BS ekor-1 hari-1) pada musim kemarau Hal tersebut dilakukan untuk mengompensasi rendahnya ketersediaan hijauan pada musim kemarau. Persentase bobot badan dengan berat segar menunjukkan hasil sangat berbeda nyata yaitu 6.2 ± 3.3 (% BB dari BS) pada musim penghujan dan 4.1 ± 2.2(% BB dari BS) pada musim kemarau. Persentase bobot badan dengan bahan kering juga menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0.001) yaitu 1.6 ± 1.4 (% BB dari BK) pada musim penghujan dan 1.3 ± 1.1 (% BB dari BK) pada musim kemarau.

Imbangan pemberian hijauan dan konsentrat pada musim penghujan berdasarkan bahan kering lebih rendah dibandingkan dengan musim kemarau, yaitu 51:49 pada musim penghujan dan 64:36 pada musim kemarau. Hal ini disebabkan bervariasinya jenis hijauan yang diberikan pada musim penghujan. Imbangan pemberian hijauan tersebut sesuai dengan pernyataan Etgen et al.

(20)

8

Tabel 1 Pemberian dan imbangan pakan sapi perah

Jenis Pakan Musim Uji T

Berdasarkan analisis statistik rata-rata kebutuhan BK, PK, P dan TDN sapi pada musim kemarau dan penghujan berbeda nyata (P<0.05). Secara umum kebutuhan nutrien pada saat musim kemarau lebih besar dibandingkan musim penghujan. Hal ini disebabkan bobot badan, dan produksi susu sapi pada saat musim penghujan dan musim kemarau tidak jauh berbeda.

Tabel 2 Kecukupan nutrien sapi perah berdasarkan NRC 1989 Kecukupan

** sangat berbeda nyata (P<0.001); * berbeda nyata (P<0.05)

Keterangan: BK= Bahan kering, PK=Protein kasar, Ca= Calcium, P= Phospor, TDN= Total digestible nutrien

(21)

9

produksi. Zat-zat nutrisi yang diperlukan sapi perah utuk kebutuhan hidup pokok maupun untuk produksi adalah energi, protein, mineral, dan vitamin (McDonald et al. 1995). Zat nutrisi tersebut dapat terpenuhi didasarkan pada konsumsi pakan bahan kering.

Kebutuhan BK untuk sapi perah adalah sekitar 2.5 sampai 3% dari bobot badan (NRC 2001). Kebutuhan energi (TDN) untuk sapi perah adalah berdasarkan kebutuhan hidup pokok, kebutuhan produksi susu, dan kebutuhan sapi bunting pada bulan terakhir sebelum melahirkan (Sutardi 1981). Disamping energi, protein merupakan zat pakan yang penting untuk proses metabolisme tubuh (Sudono 1999). Jumlah protein yang dibutuhkan sapi laktasi tergantung pada berat badan, jumlah susu yang dihasilkan dan kadar lemak susu yang dihasilkan (Siregar 1972). Penurunan protein ransum biasanya lebih banyak mempengaruhi tingkat produksi susu (Despal et al. 2008).

Tabel 3 Pemberian nutrien pakan sapi perah Pemberian

Keterangan: ** sangat berbeda nyata (P<0.001); * berbeda nyata (P<0.05);

BK= Bahan kering; PK=Protein kasar; Ca= Calcium; P= Phospor; TDN= Total digestible nutrient.

Berdasarkan hasil analisis statistik pemberian BK, LK, PK, SK, Ca, P, dan TDN menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0.001) lebih tinggi pada musim kemarau dibandingkan dengan musim penghujan. Rata-rata pemberian BK pada musim kemarau adalah sebesar 15.73±6.10 (kg ekor-1 hari-1) sedangkan pada musim penghujan adalah 13.04±8.88 (kg ekor-1 hari-1). Rata-rata pemberian serat kasar pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan dengan musim penghujan, yaitu sebesar 3.82±1.44 (kg ekor-1 hari-1) pada musim kemarau dan 3.31±2.31 (kg ekor-1 hari-1) pada musim kemarau.

(22)

10

Tabel 4 Evaluasi kebutuhan nutrien sapi perah

Rata-rata Musim penghujan Musim kemarau

BK PK Ca P TDN BK PK Ca P TDN

Tabel 5 Persentase jumlah sapi yang terpenuhi kebutuhan nutrien

Kebutuhan nutrient Persentase (%)

Total digestible nutrien 87.22 96.18

Keterangan: n=133

Bervariasinya persentase jumlah sapi yang sudah terpenuhi kebutuhan nutriennya disebabkan tidak memperhatikan kondisi fisiologis ternak seperti berdasarkan produksi susu, kebuntingan, bobot badan, dan lainnya. Santosa (2001) menyatakan bahwa dalam pemberian pakan yang perlu diperhatikan adalah mengetahui jumlah pakan dan keadaan pakan yang diberikan pada berbagai kondisi fisiologis ternak.

Bobot Badan, Body Condition Score (BCS), Produksi Susu, dan Kualitas Susu

Tabel 6 Bobot badan, body condition score, dan produksi susu

Peubah Musim penghujan Musim kemarau Uji T

Bobot badan (kg) 401.31 ±37.97 407.87±39.45 0.170

BCS 2.55±0.24 2.51±0.27 0.241

Produksi susu (L e-1 hari-1) 10.75±4.94 9.41±3.86 0.014*

** sangat berbeda nyata (P<0.001); * berbeda nyata (P<0.05)

(23)

11

(2004) yang menyatakan bahwa setelah beranak sapi perah akan mengalami kesulitan menyediakan nutrisi untuk produksi susu karena konsumsi susu terbatas, sehingga cadangan lemak tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Oleh karenanya, sapi perah akan mengalami kehilangan bobot tubuh selama peningkatan produksi susu. Jumlah konsumsi yang sama membuat bobot badan dan BCS sapi perah tidak berbeda nyata. Perbedaan produksi susu pada musim penghujan dan musim kemarau bisa disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya, perubahan suhu lingkungan, Yani dan Purwanto (2006) menyatakan bahwa cekaman panas pada ternak berdampak pada peningkatan, konsumsi air minum, penurunan konsumsi pakan, dan produksi susu. Jenis pakan yang diberikan pada musim kemarau cenderung diberi jerami yang lebih banyak untuk menutupi kebutuhan hijauan. Dimungkinkan rendahnya kualitas dan kuantitas hijauan yang diberikan pada musim kemarau diakibatkan lebih banyak diberi jerami menyebabkan produksi susu pada musim kemarau secara nyata lebih rendah (P<0.05) dibandingkan pada musim hujan.

Tabel 7 Rata-rata komposisi susu

Komposisi susu Rata-rata komposisi susu (%) Uji T Musim penghujan Musim kemarau

Lemak (%) 4.07 4.34 0.110

Laktosa (%) 4.13 4.37 0.128

Protein (%) 2.77 2.83 0.006*

SNF (%) 7.46 7.58 0.041

** sangat berbeda nyata (P<0.001); * berbeda nyata (P<0.05)

(24)

12

Hubungan Pakan dengan Produksi Susu dan Kualitas Susu

Hubungan antara pemberian pakan dengan produksi susu dan kualitas susu pada musim kemarau dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Produksi susu (%) = 8.651 + 0.042 Ca (R = 0.249, R2 = 6.2%) Lemak susu (%) = 4.772 – 0.012 Ca

(R = 0.212, R2 = 4.5%)

SNF susu (%) = 8.068 - 0.0000012 BK - 0.000047 Abu - 0.013 Ca+ 0.000095 TDN

(R = 0.410, R2 = 16.8%) Protein susu (%) = 2.762 - 0.000067 Abu (R = 0.210, R2 = 4.4%)

Hubungan antara pemberian pakan dengan produksi susu dan kualitas susu musim penghujan dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Produksi susu (%) = 9.491 - 0.005 BK + 0.000086 abu – 0.08 LK + 0.021 SK + 0.002 TDN

(R = 0.396, R2 = 15.6%)

Lemak susu (%) = 5.089 - 0.000072 abu - 0.549 Ca (R = 0.564, R2 = 31.9%)

Laktosa susu (%) = 4.125 + 0.000023 abu – 0.03 Ca (R = 0.354, R2 = 12.5%)

SNF susu (%) = 7.441 + 0.000045 a,bu + 0.06 Ca (R = 0.364, R2 = 13.2%)

Protein susu (%) = 2.762 + 0.000016 abu - 0.026 Ca (R = 0.353, R2 = 12.5%)

Koefisien determinasi (R2) yang kecil pada persamaan pendugaan produksi dan kualitas susu dari pemberian pakan menunjukkkan bahwa peternak belum mempertimbangkan produksi dan kualitas susu dalam pemberian pakan. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi lain untuk dapat meningkatkan akurasi pendugaan seperti kandungan serat atau fraksi serat dari analisisis Van Soest.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(25)

13

Saran

Pemberian pakan pada sapi perah sebaiknya memperhatikan kebutuhan nutrisi, meliputi kebutuhan hidup pokok, produksi, dan reproduksi agar sapi perah dapat berproduksi optimal. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan kemarau dapat digunakan legum sebagai hijauan tambahan dan ditambahakan mineral mix dalam pakan untuk memenuhi kebutuhan mineral Ca dan P.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Associaton of Official Analitycal Chemist. 1988. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Virginia (US): Association of Official Analytical Chemist Pr.

[AOAC] Associaton of Official Analitycal Chemist. 2003. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Virginia (US): Association of Official Analytical Chemist Pr.

Anggraini RY. 2005. Hubungan antara konsumsi bahan kering dengan kadar lemak dan protein susu periode tengah laktasi pada sapi jersey cross [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya.

Asti ND, Permana IG, Suryahadi, Despal. 2010. Technical effect and drying time on the quality of ramie (Boehmeria nivea, L. GAUD) leaves hay.

[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2010. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2010. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI.

Despal, Permana IG. 2008. Penggunaan berbagai teknik preservasi untuk optimalisasi pemanfaatan daun rami sebagai hijauan sumber protein dalam ransum kambing peranakan etawah.

Etgen WM, James RE, Reaves PM. 1987. Dairy Cattle Feeding and Management. New York (US): John Wiley and Sons, Inc.

McDonald P, Edward RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA. 1995. Animal nutrition.

5th edition.Longman Scientific & Technical copublished in the United States With John & Sons ins. New York (US).

Kantor Desa Situ Udik.2011.Profil Desa Situ Udik Tahun 2010-2011.Kecamatan Cibungbulang.Jawa Barat (ID).

(26)

14

[NRC] National Research Council. 2001. Nutrient Requirements of Dairy Cattle. 7th Revised Edition. Washington DC (US): National Academy Pr.

Parakkasi A. 1999.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Jakarta (ID): Universitas Indonesia,.

[Pusdatin] Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2012. Tenaga Kerja Pertanian. Jakarta (ID): Kementan RI.

Reitz LL, Smith WH, PlumLee MP. 1987. A Simple Wet Oxidation Procedure for Biological Materials. Animal Science Department. West Lafayette : Purdue Univ Pr.

Santosa KA, Diwyanto K, Toharmat T. 2009. Profil Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia. Jakarta (ID): LIPI Pr.

Santosa U. 2001. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak. Jakarta (ID). Penebar Swadaya. Sembiring SBR. 2002. Pengaruh pemberian kultur Bacillus sp. terhadap produksi

dan kualitas susu sapi perah fries holland [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Siregar SB. 1972. Berbagai faktor yang mempengaruhi kadar lemak susu sapi perah. Wartazoa. 1(2): 13-15

Siregar SB. 1996. Pemeliharaan sapi perah laktasi di daerah dataran rendah.

Wartazoa. 5(1): 1-5.

Sudono A 1999. Ilmu Produksi & Ternak Perah. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sudono A, Rosdiana RF, Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Jakarta (ID) : Agromedia Pustaka.

Sugandi D, Hermawan, Supratman H. 2005. Perbaikan mutu pakan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas susu sapi perah. Prosiding Seminar Nasional dan Teknologi Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Departemen Pertanian, Bogor.

Sutardi T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Taussky HH, Shorr E. 1953. A micro colorimetric method for the determination

of inorganic phosphorus. J Biol Chem 202 :675-685.

Taylor RE, Field TG. 2004. Scientific Farm Animal Production : An Introduction to Animal Science. New Jersey (US): Perason Prentice Hall.

Toharmat T. 2003. Nutrisi Sapi Perah. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Bogor (ID): Insitut Pertanian Bogor.

Walpole RE. 1982. Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan Ilmuan. Bandung (ID): ITB Pr.

Yani A, Purwanto BP. 2006. Pengaruh iklim mikro terhadap respons fisiologis sapi peranakan fries holland dan modifikasi lingkungan untuk meningkatkan produktivitasnya (ulasan). Med Pet. 29 (1) : 35 – 46.

(27)

15

(28)

16

Lampiran 2 Analisis korelasi antara pemberian pakan dengan produksi-kualitas susu pada musim kemarau

BK ABU LK PK SK Ca P TDN F L SNF PP prod.susu

BK 1 .783** .906** .923** .950** .671** .932** .946** -.013 .014 -.219* -.037 .083

ABU 1 .533** .554** .852** .308** .596** .600** .035 -.031 -.290** -.210* -.015

LK 1 .953** .823** .810** .884** .932** -.072 -.013 -.194* .003 .112

PK 1 .866** .788** .955** .982** -.067 .050 -.152 .036 .136

SK 1 .567** .856** .887** -.010 -.015 -.260** -.099 .024

Ca 1 .760** .804** -.212* -.060 -.242** -.145 .249**

P 1 .976** -.073 .034 -.168 .018 .113

TDN 1 -.067 .024 -.191* -.013 .116

F 1 .044 .398** .522** -.286**

L 1 .165 .195* -.113

SNF 1 .737** -.061

PP 1 -.186*

Prod.

Susu

* 1

(29)

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Ade Djoeanda dan Ibu Tati Setiawati yang dilahirkan di Sumedang. 28 Maret 1992. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sumedang dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB. Selama mengikuti studi. penulis aktif dibeberapa kepanitian yang diadakan oleh BEM-D. penulis juga aktif di

organisasi mahasiswa daerah (OMDA) WAPEMALA. Prestasi yang dicapai penulis yaitu penerima dana untuk program kreatifitas mahasiswa (PKM-K) yang berjudul Kebun Rumput Gajah sebagai Bisnis Penyediaan Hijauan Pakan Berkelanjutan pada tahun 2013.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing akademik serta dosen pembimbing skripsi Dr. Despal. S.Pt.. M.Sc.Agr dan Dr. Ir. Luki Abdullah. M.Sc.Agr. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof.Dr.Ir. Toto Toharmat, M.Agr.Sc selaku dosen penguji seminar penulis pada tanggal 25 Juli 2013. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ir. Anita S Tjakradidjaja, M.Rur.Sc dan Dr Tuti Suryati S.Pt M.Si sebagai dosen penguji sidang penulis dan Dr Ir Widya Hermana MSi sebagai panitia sidang pada tanggal 29 november 2013 Ungkapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada pihak KPS Bogor dan Peternak di kawasan Sapi Perah KUNAK yang telah membantu selama penelitian, dan penulis ucapkan terima kasih kepada staf Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB yang telah membantu selama penelitian dilaksanakan.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua penulis (Bapak Ade Djoeanda dan Ibu Tati Setiawati), kakak penulis (A Aji, Teh Fresda dan Teh Nurjanah) atas dukungan, doa, dan kasih sayangnya, teman–teman tim penelitian Kunak-Lembang (Yesi, Ayu, dan Hari) atas semua dukungan, bantuan, suka duka dan penghiburan selama penelitian. Selain itu, penulis juga berterima kasih kepada teman-teman Kosan Aurora Obos (David, Apri, Nado, Nata, Niko, Rama, Jodi, Gilang, Fikar) serta teman-teman tercinta Nutritiousz 46. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan yang lebih baik. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada Revilydhita Dwi M.P atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.

Gambar

Tabel 1 Pemberian dan imbangan pakan sapi perah
Tabel 3 Pemberian nutrien pakan sapi perah

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

Fokus penelitian ini pada kegiatan Musrenbang pada tingkat desa dan kelurahan sebagai forum komunikasi stakeholder yang mewakili masyarakat desa/kelurahan untuk mengaspirasikan

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja

Persamaan dasar fluida dua lapisan diturunkan berdasarkan asumsi fluida tak mampat dan tak kental yang tak berotasi.Persamaan dasar yang diperoleh berupa persamaan

Untuk mengatasi kondisi yang demikian, maka di dalam pengelolaan pemberian kredit, pihak perusahaan mempertimbangkan informasi character (kharakter konsumen) berkaitan dengan

serbuk daun ungu, metode yang digunakan perkolasi dan pelarut yang. digunakan adalah etanol 70%. Ekstraksi adalah kegiatan

Untuk melakukan pengenalan terhadap pola tanda tangan, input gambar scan tanda tangan akan dilakukan proses pengambangan (thresholding), untuk menghasilkan gambar biner (hitam

Metode penelitian: Penelitian penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik masyarakat, yaitu umur, pendidikan,