• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Orientasi Grand Palladium Mall Ditinjau Dari Aspek Feng Shui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Orientasi Grand Palladium Mall Ditinjau Dari Aspek Feng Shui"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN ORIENTASI

GRAND PALLADIUM MALL

DITINJAU DARI ASPEK FENG SHUI

SKRIPSI

OLEH

CHRISTY

100406055

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KAJIAN ORIENTASI

GRAND PALLADIUM MALL

DITINJAU DARI ASPEK FENG SHUI

SKRIPSI

OLEH

CHRISTY

100406055

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

KAJIAN ORIENTASI

GRAND PALLADIUM MALL

DITINJAU DARI ASPEK FENG SHUI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

CHRISTY

100406055

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(4)

PERNYATAAN

KAJIAN ORIENTASI

GRAND PALLADIUM MALL

DITINJAU DARI ASPEK FENG SHUI

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 14 Juli 2014

(5)

Judul Skripsi : KAJIAN ORIENTASI GRAND PALLADIUM

MALL DITINJAU DARI ASPEK FENG SHUI

Nama Mahasiswa : CHRISTY

Nomor Pokok : 100406055

Program Studi : Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Firman Eddy ST,MT.)

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

(Ir. Dwira N. Aulia, MSc., PhD.) (Ir. N. Vinky Rachman, MT.)

(6)

Telah diuji pada

Tanggal: 14 Juli 2014

__________________________________________________________________

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. Basaria Talarosha, M.T.

Anggota Komisi Penguji : Firman Eddy, S.T., M.T.

(7)

ABSTRAK

Pada abad ke-21 ini Feng Shui semakin digemari oleh orang-orang terutama pada negara-negara maju seperti Hong Kong dan Singapura. Akan tetapi, sebagian orang hanya menganggapnya sebagai ilmu mistis dan mitos belaka. Seberapa pentingkah Feng Shui dalam hidup kita? Feng Shui merupakan ilmu sains matematika untuk menyeimbangkan alam dengan bangunan. Pada beberapa penelitian konsep ilmu Feng Shui sejalan dengan konsep ilmu sains.

Dalam Feng Shui maupun sains, orientasi merupakan salah satu elemen arsitektural yang penting untuk sebuah bangunan. Orientasi bangunan dapat mempengaruhi pencahayaan, aliran udara, suhu, dll. Umumnya Feng Shui digunakan pada rumah tinggal, akan tetapi Feng Shui juga dapat diaplikasikan pada bangunan komersial. Sebagai contoh, peneliti akan mengambil studi kasus bangunan Grand Palladium Mall.

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kritik normatif yaitu mengkritisi bangunan dengan norma atau kaidah ilmu arsitektur. Pengumpulan data akan dilakukan dengan observasi lapangan, studi literatur dan wawancara pada ahli Feng Shui. Selain mengkaji bangunan, juga akan diberikan saran terhadap bangunan tersebut.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa orientasi bangunan, lokasi bangunan dan perletakkan ruang bangunan Grand Palladium Mall ada yang sesuai dengan Feng Shui dan ada pula yang tidak sesuai. Hal yang tidak sesuai dengan Feng Shui dapat diubah untuk memaksimalkan Feng Shui bangunan tersebut.

(8)

ABSTRACT

In the 21st century, Feng Shui is increasingly favored by some people, especially in developed countries such as Hong Kong and Singapore. However, some people just take it as a mystical science and myth. How important Feng Shui in our lives? Feng Shui is the science of mathematics to the natural balance of the building. In some studies the concept of Feng Shui in line with the concept of science.

In Feng Shui and science, orientation is one of the architectural elements that are essential to a building. Building orientation can affect the lighting, air flow, temperature, etc. Feng Shui is generally used in residences, but Feng shui can also be applied to commercial buildings. For example, researchers will take a case study of building the Grand Palladium Mall.

The research method used is the method of normative criticism is to criticize buildings with architectural norms or rules. Data collection will be conducted by field observations, literature review and expert interviews of Feng Shui Master. In addition to reviewing the building, will also be given advice on the building.

Results showed that the orientation of the building, location of buildings and placement of building space in Grand Palladium Mall are corresponding with Feng Shui and some are not appropriate. Which is not in accordance with the Feng Shui can be changed to maximize the Feng Shui of the building.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kesempatan yang telah diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas

akhir ini merupakan persyaratan akademik guna memperoleh Gelar Sarjana

Arsitektur Strata Satu,

Tugas akhir ini berjudul “Kajian Orientasi Bangunan Grand Palladium

Mall Ditinjau Dari Aspek Feng Shui“. Judul tersebut merupakan inspirasi saya

dalam mengali ilmu bidang arsitektural yang lebih dalam. Secara pribadi, saya

menilai ilmu Feng Shui perlu saya pelajari, oleh sebab itu saya mengambil tema

ini dengan harapan dapat belajar lebih banyak selama proses tugas akhir.

Disamping itu, saya menilai pembelajaran tersebut diperlukan bagi saya sebagai

modal dasar dalam mendesain arsitektural suatu hari nanti.

Penulisan ini saya tujukan sebagai bagian materi awal dalam menjalani

profesi sebagai arsitek, dan berharap dapat berguna bagi pihak-pihak lainnya. Ilmu

Feng Shui merupakan ilmu yang semakin popular saat ini, terutama pada

negara-negara maju.

Akhir kata, saya ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

• Pembimbing Tugas Akhir saya, Bapak Firman Eddy, S.T, M.T atas

kesediannya membimbing, memotivasi, mengarahkan dan waktunya dalam

membimbing saya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan;

• Dosen-dosen Penguji saya Ibu Ir.Basaria Talarosha, M.T dan Bapak Yulesta Putra, S.T, M.Sc. yang telah memberikan saran dan kritik

sehingga tugas akhir saya menjadi lebih baik;

• Bapak Ir. Vinky Rahman, M.T dan Bapak Ir.Rudolf Sitorus, MLA sebagai

Ketua dan Sekretaris Jurusan Departemen Arsitektur USU;

• Ibu Dr. Ir. Dwira N. Aulia,M.Sc. dan Bapak Ir. Bauni Hamid, M.Des, PhD

sebagai Koordinator, serta Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

• Orang Tua dan keluarga tercinta yang selalu memotivasi dan memberikan

(10)

• Ahli Feng Shui Bapak Michael yang mengajarkan Feng Shui kepada saya

• Stambuk 2010 Departemen Arsitektur dan semua pihak yang turut serta dalam penyelesaian proyek Tugas Akhir ini.

Namun penulisan ini saya sadari masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekurangan lainnya, baik berupa penulisan ataupun materi pembahasan.

Maka dari itu, saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari

berbagai pihak demi perkembangan penulisan ini.

Medan, 14 Juli 2014,

Hormat Saya,

Christy

(11)

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN……….... 1

1.1Latar Belakang………. 1

1.2Perumusan Masalah………. 3

1.3Tujuan Penelitian………... 3

1.4Manfaat Penelitian………... 4

1.5Batasan Penelitian……….... 4

1.6Kerangka Berpikir……….... 5

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA……….…... 6

2.1 Pengertian Feng Shui………... 6

2.2 Lokasi Bangunan………. 8

2.2.1 Simbolis Perumpamaan Binatang………... 9

2.2.2 Lokasi Ideal Menurut Feng Shui………... 11

2.2.3 Elemen Arsitektural Sekitar Bangunan………...….. 14

2.3 Orientasi Menurut Feng Shui………..…..…….... 15

2.3.1 Orientasi Fasad Bangunan………...……... 16

2.3.2 Sirkulasi Kendaraan Pada Bangunan………...…... 19

2.4 Perletakan Ruang………..……….... 19

2.4.1 Perletakkan Pintu Masuk Utama………... 23

2.4.2 Perletakkan Area Komersial………... 25

2.4.3 Perletakkan Area Servis………... 26

2.5 Mall Sebagai Bangunan Komersial………... 26

(12)

BAB 3. METODE PENELITIAN………..… 31

3.1 Jenis Penelitian……….…………... 31

3.2 Variabel Penelitian………...…. 31

3.3 Populasi / Sampel……….…...….. 32

3.4 Metode Pengumpulan Data………... 32

3.5 Kawasan Penelitian………... 33

3.6 Metode Analisis Data……….... 34

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN………..……... 37

4.1 Bangunan Grand Palladium Mall………...…... 37

4.1.1 Tinjauan Kota……….. 37

4.1.2 Tinjauan Lingkungan………... 38

4.1.3 Tinjauan Bangunan………... 38

4.2 Analisa Lokasi Bangunan Grand Palladium Mal……….... 40

4.2.1 Tinjauan Lokasi Menurut Simbolis Perumpamaan……….... 40

4.2.2 Tinjauan Bentuk Jalan Dan Sungai Sekitar Bangunan……... 43

4.2.3 Tinjauan Elemen Arsitektural Pada Bangunan…………... 45

4.3 Analisa Orientasi Grand Palladium Mall………...……….. 47

4.3.1 Kepemilikan Bangunan……….. 47

4.3.2 Tinjauan Orientasi Fasad Bangunan………... 48

4.3.3 Tinjauan Sirkulasi Kendaraan Bangunan………... 54

4.4 Analisa Perletakkan Bangunan Grand Palladium Mall………..….. 56

4.4.1 Tinjauan Perletakkan Pintu Masuk………... 56

4.4.1.1 Perletakkan Pintu Masuk Utama………...…. 56

4.4.1.2 Perletakkan Jalur Masuk Kendaraan……….. 60

4.4.2 Tinjauan Perletakkan Area Komersial………... 63

4.4.2.1 Perletakkan Komersial Area Makan………... 63

4.4.2.2 Perletakkan Komersial Retail Elektronik……..……. 67

4.4.2.3 Perletakkan Komersial Retail Pakaian…………... 74

4.4.3 Tinjauan Perletakkan Area Servis………... 80

BAB 5. KESIMPULAN……….……... 86

(13)

5.2 Kesimpulan Orientasi Bangunan Grand Palladium Mall………... 86

5.3 Kesimpulan Perletakkan Ruang Grand Palladium Mall……...…... 87

5.4 Saran……….... 87

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

2.3.1 Tabel Orientasi Menurut Angka Kua………. 18

4.3.1 Tabel Orientasi Sesuai Pemilik Bangunan………... 48

4.3.2 Tabel Sirkulasi Kendaraan Sesuai Orientasi Bangunan……….. 54

4.4.1 Tabel Diagram Sesuai Area Makan……….……… 65

4.4.2 Tabel Diagram Sesuai Area Retail Elektronik……….... 70

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

2.1.1 Konsep Yin dan Yang…………. 7

2.2.1 Arah Hadap dan Arah Duduk Bangunan……..…………. 9

2.2.2 Simbolis Binatang Pada Penataan Bangunan……….…..10

2.2.3 Diagram Lokasi Ideal Feng Shui (He,1995)……….…11

2.2.4 Lokasi Empat Sisi Tertutup………. 12

2.2.5 Lokasi Setengah Tertutup……… 12

2.2.6 Lokasi Diantara Gunung dan Air………. 13

2.2.7 Elemen Arsitektural Yang Tidak Baik Untuk Bangunan……… 14

2.2.8 Elemen Arsitektural Yang Baik Untuk Bangunan……….. 15

2.3.1 Luo-Pan………... 16

2.4.1 Orientasi 24 Lingkaran……….20

2.4.2 Siklus Produktif, Melemahkan dan Menghancurkan…... 21

2.4.3 Kotak Lo-Shu………...… 21

2.4.4 Kotak Dasar Periode 7 dan Periode 8………... 22

2.4.5 Angka Mountain Star dan Water Star………. 22

2.4.6 Contoh Perletakkan Pintu Masuk Utama Yang Baik (Periode 7)…….... 24

2.4.7 Contoh Perletakkan Pintu Masuk Utama Yang Baik (Peiode 8)………. 24

2.6.1 Bentuk Retail Yang Tidak Baik………28

2.6.2 Simbolis Perumpamaan Binatang Marina Bay Sands………..29

3.5.1 Lokasi Bangunan Grand Palladium Mall………...…...34

3.5.2 Bangunan Grand Palladium Mall………...……….. 34

4.1.1 Peta Kota Medan……….. 37

4.1.2 Simpul Titik 0º Kota Medan……….38

4.1.3 Bangunan Grand Palladium Mall………...…...39

4.2.1 Lapangan Benteng (Burung Phoenix Merah)……….…...40

4.2.2 Area Perumahan ( Kura-Kura Hitam )……..………..………..41

4.2.3 Kantor Walikota Medan ( Naga Hijau )…....………..………..41

(16)

4.2.5 Simbolis Perumpamaan Binatang Lokasi Grand Palladium Mall………..43

4.2.6 Bentuk jalan Kapten Maulana Lubis……….44

4.2.7 Persimpangan Jalan Kapten Maulana Lubis………..44

4.2.8 Bentuk Sungai Deli………45

4.2.9 Sungai Deli……….………45

4.2.10 Pepohonan Pada Sekitar Bangunan Grand Palladium Mall………..……46

4.2.11 Letak Air Mancur………...……….………..….. 46

4.2.12 Air Mancur Pada Depan Hotel Aryaduta Medan………...….47

4.3.1 Orientasi Fasad Utama Bangunan Grand Palladium Mall………...….. 49

4.3.2 Orientasi Fasad Utama Sesuai dan Tidak Sesuai Pemilik……… 49

4.3.3 Fasad Utama Selatan Bangunan………...……… 50

4.3.4 Fasad Utama Timur Bangunan……….……… 50

4.3.5 Orientasi Pintu Masuk Grand Palladium Mall (Selatan,Barat,Timur)……51

4.3.6 Orientasi Pintu Masuk Sesuai dan Tidak Sesuai Bangunan………. 52

4.3.7 Pintu Masuk Selatan……….……… 52

4.3.8 Pintu Masuk Timur………...……… 53

4.3.9 Pintu Masuk Barat……… 53

4.3.10 Pintu Masuk Hotel Aryaduta Medan………. 54

4.3.11 Sirkulasi Kendaraan Sekitar Grand Palladium Mall……….….. 55

4.3.12 Sirkulasi Kendaraan Menurut Feng Shui………... 56

4.4.1 Orientasi Bangunan Grand Palladium Mall………... 56

4.4.2 Bintang Terbang Pintu Masuk Grand Palladium Mall……….. 57

4.4.3 Pintu Masuk Utama (Selatan)………... 58

4.4.4 Pintu Masuk Utama (Timur)………. 58

4.4.5 Pintu Masuk Sekunder (Barat)………. 59

4.4.6 Pintu Masuk Hotel Aryaduta Medan……….……….. 60

4.4.7 Jalur Masuk Menuju Area Parkir………. 61

4.4.8 Jalur Masuk Area Parkir Basement……….. 62

4.4.9 Jalur Masuk Area Parkir Atas (P1-P2-P3)………... 62

4.4.10 Siklus Area Makan Diagram 4 – 8 – 8 ……….. 63

(17)

4.4.12 Siklus Area Makan Diagram 8 – 4 – 3 ………. 64

4.4.13 Siklus Area Makan Diagram 5 – 7 – 9 ………. 65

4.4.14 Perletakkan Area Makan Menurut Feng Shui Pada Lantai GF... 65

4.4.15 Perletakkan Area Makan Pada Lantai GF………... 66

4.4.16 Perletakkan Area Makan Menurut Feng Shui Lantai 3……….... 66

4.4.17 Perletakkan Area Makan Pada Lantai 3………... 67

4.4.18 Siklus Retail Elektronik Diagram 7 – 5 – 2 ………. 68

4.4.19 Siklus Retail Elektroik Diagram 6 – 6 – 1 ………... 68

4.4.20 Siklus Retail Elektronik Diagram 2 – 6 – 1 ………. 69

4.4.21 Siklus Retail Elektronik Diagram 1 – 2 – 5 ………. 69

4.4.22 Siklus Retail Elektronik Diagram 5 – 7 – 9 ………. 70

4.4.23 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Elektronik Lantai GF….71 4.4.24 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Elektronik Lantai UG…71 4.4.25 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Elektronik Lantai 1...….72

4.4.26 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Elektronik Lantai 2...….73

4.4.27 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Elektronik Lantai 3...….74

4.4.28 Siklus Retail Kayu Diagram 6 – 6 – 1 ………..75

4.4.29 Siklus Retail Kayu Diagram 2 – 6 – 1 ……….….75

4.4.30 Siklus Retail Kayu Diagram 9 – 3 – 4 ………..76

4.4.31 Siklus Retail Kayu Diagram 5 – 7 – 9 ………..76

4.4.32 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Pakaian Lantai GF…….77

4.4.33 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Pakaian Lantai UG…....78

4.4.34 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Pakaian Lantai 1...…….78

4.4.35 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Pakaian Lantai 2...…….79

4.4.36 Bintang Terbang dan Chart Persentasi Retail Pakaian Lantai 3...…….80

4.4.37 Perletakkan Area Servis Pada Lt. GF………....81

4.4.38 Siklus Diagram 9-3-4 dan Diagram 1-2-5 Area Servis Lantai GF…....81

4.4.39 Perletakkan Area Servis Pada Lt.UG………....82

4.4.40 Siklus Diagram 1-2-5 dan Diagram 6-6-1 Area Servis Lantai UG…...82

4.4.41 Siklus Diagram 9-3-4 Area Servis Lantai UG………..83

(18)

4.4.43 Siklus Diagram 1-2-5 dan Diagram 6-6-1 Area Servis Lantai 1...…...84

4.4.44 Perletakkan Area Servis Pada Lt.2………...84

4.4.45 Perletakkan Area Servis Pada Lt.3………...85

5.1.1 Simbolis Perumpamaan Grand Palladium Mall………...……...86

5.2.1 Perletakkan Gedung Parkir Sesuai Feng Shui……….………88

5.2.2 Perletakkan Bunga-Bunga Pada Depan Bangunan……….…88

5.2.3 Penambahan Fasad Bangunan Orientasi Barat………....…89

5.2.4 Perubahan Sirkulasi Kendaraan Menuju Bangunan……….89

5.2.5 Letak dan Siklus Produktif Pintu Masuk Selatan……….……90

5.2.6 Perletakkan Air Mancur Pada Depan Pintu Masuk Selatan……….90

5.2.7 Letak dan Siklus Produktif Pintu Masuk Timur………...……91

5.2.8 Letak dan Siklus Produktif Pintu Masuk Barat……….…...…91

5.2.9 Pintu Masuk Barat Yang Ditutup………...91

(19)

ABSTRAK

Pada abad ke-21 ini Feng Shui semakin digemari oleh orang-orang terutama pada negara-negara maju seperti Hong Kong dan Singapura. Akan tetapi, sebagian orang hanya menganggapnya sebagai ilmu mistis dan mitos belaka. Seberapa pentingkah Feng Shui dalam hidup kita? Feng Shui merupakan ilmu sains matematika untuk menyeimbangkan alam dengan bangunan. Pada beberapa penelitian konsep ilmu Feng Shui sejalan dengan konsep ilmu sains.

Dalam Feng Shui maupun sains, orientasi merupakan salah satu elemen arsitektural yang penting untuk sebuah bangunan. Orientasi bangunan dapat mempengaruhi pencahayaan, aliran udara, suhu, dll. Umumnya Feng Shui digunakan pada rumah tinggal, akan tetapi Feng Shui juga dapat diaplikasikan pada bangunan komersial. Sebagai contoh, peneliti akan mengambil studi kasus bangunan Grand Palladium Mall.

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode kritik normatif yaitu mengkritisi bangunan dengan norma atau kaidah ilmu arsitektur. Pengumpulan data akan dilakukan dengan observasi lapangan, studi literatur dan wawancara pada ahli Feng Shui. Selain mengkaji bangunan, juga akan diberikan saran terhadap bangunan tersebut.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa orientasi bangunan, lokasi bangunan dan perletakkan ruang bangunan Grand Palladium Mall ada yang sesuai dengan Feng Shui dan ada pula yang tidak sesuai. Hal yang tidak sesuai dengan Feng Shui dapat diubah untuk memaksimalkan Feng Shui bangunan tersebut.

(20)

ABSTRACT

In the 21st century, Feng Shui is increasingly favored by some people, especially in developed countries such as Hong Kong and Singapore. However, some people just take it as a mystical science and myth. How important Feng Shui in our lives? Feng Shui is the science of mathematics to the natural balance of the building. In some studies the concept of Feng Shui in line with the concept of science.

In Feng Shui and science, orientation is one of the architectural elements that are essential to a building. Building orientation can affect the lighting, air flow, temperature, etc. Feng Shui is generally used in residences, but Feng shui can also be applied to commercial buildings. For example, researchers will take a case study of building the Grand Palladium Mall.

The research method used is the method of normative criticism is to criticize buildings with architectural norms or rules. Data collection will be conducted by field observations, literature review and expert interviews of Feng Shui Master. In addition to reviewing the building, will also be given advice on the building.

Results showed that the orientation of the building, location of buildings and placement of building space in Grand Palladium Mall are corresponding with Feng Shui and some are not appropriate. Which is not in accordance with the Feng Shui can be changed to maximize the Feng Shui of the building.

(21)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Feng Shui merupakan ilmu yang banyak dianggap orang sebagai ilmu

mistis. Akan tetapi, pada beberapa penelitian, ilmu ini sejalan dengan ilmu sains.

Feng Shui merupakan ilmu sains matematika untuk menyeimbangkan lingkungan

dan aliran energi disekitar kita. Contoh penelitian yang pernah dilakukan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Mak et al. (2010) dengan studi kasus bangunan

Workplace6 yang berada di Sydney. Dalam penelitian tersebut membuktikan

bahwa konsep Feng Shui memiliki kesamaan dengan konsep desain yang ramah

lingkungan (sustainable).

Ada juga penelitian yang dilakukan oleh Chou et al.(2007), dimana

mereka meneliti tata letak tempat tidur, jendela dan pintu dengan diukur dengan

software CFD untuk mengetahui kenyamanan dalam kamar tidur tersebut.

Penelitian ini menemukan bahwa tata letak yang sesuai dengan kaidah Feng Shui

memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi. Feng Shui mewakili pengertian

sebuah ilmu pengetahuan Cina Kuno, sebagai seni hidup harmonis dengan alam

semesta yang berkenaan dengan tata letak bangunan (Birdshall,1995,p.20).

Dalam sains maupun Feng Shui, Orientasi merupakan elemen penting

dalam bangunan. Orientasi berhubungan dengan aliran angin, matahari, suhu,

kelembaban,dll. Hal ini telah dapat terlihat sejak zaman peradaban, dimana

Bangsa Yunani Kuno dan Romawi Kuno meorientasikan bangunan mereka pada

arah selatan untuk mendapatkan matahari di musim dingin. Bangunan mereka

juga memiliki fungsi yang baik pada musim panas, ketika temperatur mencapai

tingkat tropis, dimana mereka mendapatkan kondisi yang nyaman (Lechner,2001).

Hal yang sama juga dilakukan oleh peradaban Cina Kuno ribuan tahun

yang lalu, yang tersebar disepanjang Sungai Kuning yang subur. Ajaran Feng Shui

mulai dikembangkan. Penduduk Cina kuno menemukan bahwa sebuah rumah

(22)

yang lebih banyak. Rumah ini dilindungi dari angin kencang dan banjir serta tetap

relatif hangat dekat dengan sungai. Ini membantu para penduduk untuk bertahan

dan menjadi kaya (Rossbach,1984). Orientasi yang baik mengalirkan energi

positif untuk meningkatkan aspek-aspek yang berbeda seperti: uang, karir dan

hubungan (Lambert,2008).

Umumnya Feng Shui digunakan pada rumah tinggal, akan tetapi Feng

Shui juga dapat diaplikasikan pada bangunan komersial. Menurut Chiara dan

Callender (1973), bangunan komersial adalah suatu tempat yang mewadahi

kegiatan jual-beli sebagai pertemuan penjual dan pembeli, dimana fungsi utama

bangunan ini bagi pemiliknya adalah untuk melakukan perdagangan dan untuk

mendapatkan keuntungan finansial yang sebesar-besarnya.

Bangunan komersial yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

bangunan Grand Palladium Mall. Bangunan ini terletak pada titik pusat kota

Medan yaitu titik 0º Kota Medan. Menurut Maitland (1985), bangunan mall harus

memiliki elemen-elemen, diantaranya : parkir yang mudah diakses dari bangunan,

pintu masuk yang mudah dicapai, koridor tunggal, dan atrium. Bangunan Grand

Palladium memiliki elemen-elemen tersebut.

Selain elemen-elemen tersebut, Menurut Amril (1987), bangunan mall

harus memiliki fasilitas-fasilitas pokok, diantaranya : toko-toko yang mudah

diakses dari pintu masuk utama, pengkondisian udara, ruang-ruang penunjang,

sirkulasi vertikal (tangga, escalator, dan lift), dan perlindungan kebakaran.

Berdasarkan teori yang dipaparkan, Bangunan Grand Palladium Mall memenuhi

kriteria / standar sebuah bangunan mall.

Pusat perbelanjaan ini juga memiliki berbagai fasilitas umum disekitarnya.

Bangunan ini bukan hanya difungsikan sebagai tempat belanja tetapi juga tempat

rekreasi bagi segala umur, seperti : bioskop Cinema 21, foodcourt, toko-toko,

pusat belanja Matahari, pusat belanja Hypermart, dll. Fasilitas hotel juga terdapat

pada bangunan ini, yaitu Hotel Aryaduta Medan. Studi kasus bangunan Grand

Palladium dipilih dikarenakan lokasi bangunan dan fasilitas lengkap yang ada

(23)

Dalam penelitian ini, akan dilakukan kajian orientasi menurut kaidah Feng

Shui. Orientasi yang dicakup dalam penelitian ini berupa orientasi bangunan

tersebut dan kondisi bangunan sekitar yang dapat mempengaruhi bangunan

tersebut, serta tata letak ruang dalam bangunan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan Masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pengambilan data. Hal ini sesuai dengan pendapat

Hariwijaya dan Triton (2008:46) bahwa : “Rumusan masalah adalah inti dari

penelitian yang disajikan secara singkat dalam bentuk kalimat tanya, yang isinya

mencerminkan adanya permasalahan yang perlu dipecahkan.

Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian tentang orientasi bangunan

Grand Palladium Mall yang ditinjau dengan aspek Feng Shui. Rumusan masalah

pada penelitian ini dapat dijelaskan dengan poin-poin sebagai berikut :

• Bagaimana orientasi bangunan Grand Palladium Mall bila ditinjau dengan

aspek Feng Shui ?

• Bagaimana kondisi sekitar bangunan Grand Palladium Mall bila ditinjau dari

aspek Feng Shui ?

• Bagaimana tata letak ruang bangunan Grand Palladium Mall bila ditinjau dengan aspek Feng Shui ?

1.3 Tujuan Penelitian

Kegiatan penelitian selalu memiliki tujuan penelitian. Menurut Hariwijaya

dan Triton (2008:50), tujuan penelitian adalah sasaran yang hendak dicapai oleh

peneliti sebelum melakukan penelitian dan mengacu kepada permasalahan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

• untuk mengkaji orientasi bangunan Grand Palladium Mall

• untuk mengkaji kondisi sekitar bangunan Grand Palladium Mall

• untuk mengkaji tata letak ruang dalam bangunan Grand Palladium Mall

(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dilakukan untuk mendapatkan manfaat dari penelitian

tersebut. Menurut Hariwijaya dan Triton (2008:50), manfaat penelitian adalah apa

yang diharapkan dari hasil penelitian tersebut, dan manfaat penelitian adalah

mencakup dua hal yaitu kegunaan dalam pengembangan ilmu atau manfaat

dibidang teoritis dan manfaat dibidang praktik.

Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat yaitu secara praktis, penelitian

ini adalah untuk mengetahui orientasi dan tata letak bangunan mall ( khususnya

bangunan Grand Palladium Mall ) bila menggunakan kaidah Feng Shui. Secara

teoritis, penelitian ini dimanfaatkan untuk membuat sebuah petunjuk kepada para

professional yang menggunakan kaidah Feng Shui dalam perancangannya.

1.5 Batasan Penelitian

Banyak faktor yang harus digali dalam penelitian ini, oleh sebab itulah

masalah pada penelitian harus dibatasi. Mengingat luasnya cakupan masalah yang

diidentifikasi serta keterbatasan waktu, materi, dan kemampuan teroritis, maka

penulis membatasi permasalahan yang akan dianalisis hanya pada hal mendasar

saja, yakni orientasi bangunan, lokasi bangunan dan perletakkan ruang Bangunan

(25)

1.6 Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG

• Ilmu Feng Shui sejalan dengan ilmu sains

• Orientasi memiliki peran penting dalam sebuah bangunan

• Umumnya Feng Shui diaplikasikan pada rumah tinggal, akan tetapi Feng Shui dapat diaplikasikan pula pada bangunan komersial

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana orientasi bangunan Grand Palladium Mall bila ditinjau dengan aspek Feng Shui?

TEORI AHLI

Feng Shui merupakan sebuah sistem kepercayaan yang telah berakar dalam kebudayaan Cina Kuno tentang bagaimana lingkungan dan manusia berinteraksi (Koh, 2003; Kwok & O’Brien, 1991;Rossbach & Lin,1998).

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui bagaimana orientasi Grand Palladium Mall ditinjau dengan kaidah Feng Shui • Data Kajian Literatur • Data Observasi Lapangan

• Hasil Wawancara pada ahli Feng Shui

ANALISA

Menggunakan metode Feng Shui :

• Metode Feng Shui Aliran Kompas • Metode Feng Shui Aliran Bentuk • Metode Flying Star

HASIL PEMBAHASAN

(26)

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Feng Shui

Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya

Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak 4.700 tahun lalu. Feng Shui ditulis pada

periode kekaisaran Huang Di (Kaisar Kuning, abad ke-27 SM), kaisar pertama

yang berkuasa di lembah Sungai Kuning/Huang He ini mulai mengembangkan

budaya Tiongkok Purba.

Feng Shui berasal dari bahasa Mandarin dengan dua suku kata yaitu Feng

dan Shui. Feng yang berarti “angin” dan Shui yang berarti “air”. Gabungan kata

Feng dan Shui dijadikan simbol pengetahuan tentang pengaruh alam lingkungan

terhadap bangunan, bangunan terhadap kehidupan penghuninya. Feng Shui

merupakan sebuah sistem kepercayaan yang telah berakar dalam kebudayaan Cina

Kuno tentang bagaimana lingkungan dan manusia berinteraksi (Koh, 2003; Kwok

& O’Brien, 1991;Rossbach & Lin,1998).

Feng Shui dapat disebut juga dengan Geomansi Cina, kata “ Geomansi “

berasal dari kata “ Geo” yang berarti “Bumi” dan “mancy” yang berarti “ divinasi

“ atau “ pesan dari bumi” (Birdsall,1995,p.107). Dalam analisis ilmu Feng Shui,

yang diuraikan adalah perhitungan unsur kekuatan Energi Alam (Ch’i), sedang

yang menjadi pedoman hitungan adalah unsur YIN ( sang negatif ) dan unsur

YANG ( sang positif ).

Feng Shui dapat memberi kenyamanan jika diukur dari tata nilai yang

bersifat keberuntungan pada penghuni apabila mereka menempati bangunan. Nilai

keberuntungan yang dimaksud adalah keberuntungan jiwa karena menemukan

kesejahteraan, keberuntungan batin karena tumbuh dalam kesehatan yang baik

sehingga dapat menjalani seluruh aktivitas dengan lancar.

Feng Shui yang bersifat menyeimbangkan juga dapat dimanfaatkan untuk

mengedepankan unsur bisnis. Tetapi, jangan menganggap bahwa Feng Shui dapat

membantu anda memenangkan lottre: Feng Shui tidak bekerja seperti itu. Feng

(27)

akan membuat anda merasa benar dalam kehidupan serta membawa kebahagiaan

dan keberuntungan.

Ch’I adalah energi alam yang tidak kasat mata. Keberadaannya ada

dimana-mana, baik di langit, di permukaan tanah, maupun di perut bumi.

Keberadaannya dipercayai berpusat dari atas gunung, berembus turun perlahan

menuju lembah maupun aliran sungai, dan terus menyebar ke seluruh bumi. Ch’I

dibawa oleh air dan digerakkan oleh angin (Guo, 276-324 SM). “Ketika tubuh

manusia didasari oleh dua paksaan YIN dan YANG serta lima elemen, semua hal

itu digerakkan oleh Ch’I” (Palmer,1997,p.57). Ch’I menggerakkan makhluk hidup

dan alam.

Simbol YIN dan YANG adalah putaran roda yang tak ada ujung

pangkalnya. Contohnya: YANG adalah pergantian matahari dengan penggantinya

sang rembulan yang berlambang YIN. Warna putih melambangkan unsur YANG

dan warna hitam melambangkan unsur YIN. Di dalam unsur YANG terdapat

unsur YIN dan pada unsur YIN terdapat unsur YANG. Hal ini melambangkan

bahwa tiada kesempurnaan dalam dunia ini. Hal ini dipercaya bahwa kedua hal ini

saling mengisi dan tidak akan terjalin tanpa membentuk “keseimbangan Yin dan

Yang “(Adhikari,2006,p.23).

(28)

Secara umum, YANG adalah segala sesuatu yang aktif dan tidak konstan,

sedangkan YIN adalah segala sesuatu yang pasif dan tenang. Jika seseorang

memiliki YIN dan YANG yang seimbang, maka ia dalam keadaan seimbang dan

harmoni. YIN dan YANG dapat dihubungkan dengan sepuluh batang langit

(Thian-Kan), dua belas cabang bumi (Tie-Cek) dan lima unsur.

2.2 Lokasi Bangunan

Lokasi Bangunan mempengaruhi elemen-elemen dalam sebuah bangunan.

Dalam Feng Shui dikenal metode untuk menganalisa lokasi bangunan metode

tersebut adalah metode Feng Shui Aliran Bentuk. Pendekatan Feng Shui Aliran

Bentuk telah dikenal dan diterima secara luas oleh para peneliti Feng Shui sebagai

cakupan dasar sains dalam analisa lingkungan bangunan (He,1990; Cheng &

Kong,1993). Ilmu Feng Shui Aliran Bentuk memiliki lima teori utama yaitu Ch’I,

angin air, empat lambang, bentuk dan arah (He,1990). Pendekatan aliran bentuk

mempertimbangkan pegunungan, bukit disekitar, aliran air, lokasi dan orientasi

sebagai elemen langit untuk hunian manusia.

Dalam Feng Shui terdapat dua arah dalam sebuah bangunan , yaitu arah

duduk bangunan (sitting direction) dan arah hadap bangunan (facing direction).

Arah duduk bangunan dapat ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : bagian

bangunan yang diam, lebih gelap, pasif dengan view yang kurang dan ruang-ruang

kecil terdapat pada area tersebut. Sedangkan arah hadap bangunan dapat

ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut : bagian bangunan yang aktif, lebih

terang, memiliki view yang paling bagus, dan ruang-ruang utama terdapat pada

bagian ini. Arah hadap bangunan merupakan arah fasad utama bangunan. Arah

fasad utama bangunan tidak selalu dilihat dari pintu masuk utama.

Jika arah hadap bangunan arah selatan, maka arah duduk bangunan

menghadap arah utara, begitu pula sebaliknya. Arah hadap bangunan selalu

(29)

Gambar 2.2.1 Arah Hadap dan Arah Duduk Bangunan Sumber : Google, 2014

2.2.1 Simbolis Perumpamaan Binatang

Lokasi Site suatu bangunan mempengaruhi bangunan tersebut, begitu pula

sebaliknya. Lokasi site bangunan menurut Feng Shui dapat dianalisis dengan

metode Feng Shui Aliran Bentuk. Dalam Aliran bentuk terdapat simbolis

perumpamaan binatang, yang terdiri dari simbol Naga Hijau, Macan Putih,

Burung Merah dan Kura-Kura Hitam (He,1995). Simbol-simbol ini memberikan

orientasi pada suatu bangunan yang dibaca dengan panduan di dalam bangunan

dan menghadap ke luar. Simbolis binatang tersebut diambil dari bentuk gugus

bintang yang dikelompokkan menjadi empat simbolis binatang.

• Kura-Kura Hitam

Kura-kura Hitam berada pada bagian belakang

bangunan. Simbolis ini harus memiliki area yang paling

tinggi. Hal ini disebabkan agar udara yang datang dari

Sitting Direction

(30)

depan bangunan dapat berkumpul pada site dan tidak keluar dari site.

Kura-kura hitam juga berguna sebagai pelindung dan penyokong bangunan

dari musuh dan pencuri.

• Burung Phoenix Merah

Burung Phoenix Merah berada pada depan bangunan .

Simbolis ini harus memiliki daerah yang lebih rendah.

Hal ini disebabkan agar aliran udara dapat masuk ke

site dan memberikan pandangan yang luas untuk site.

• Naga Hijau

Naga Hijau berada pada sisi kiri bangunan. Naga Hijau

harus memiliki bangunan yang lebih tinggi daripada

macan putih pada sebelah kanan bangunan. Hal ini

disebabkan agar aliran udara dapat mengalir pada site.

• Macan Putih

Macan Putih berada pada sisi kanan bangunan. Macan

Putih memiliki bangunan yang lebih rendah daripada

Naga Hijau pada sisi kiri bangunan.

(31)

2.2.2 Lokasi Ideal Menurut Feng Shui

Feng Shui aliran bentuk memiliki konsep model lokasi Feng Shui yang

ideal. Konsep ini telah ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu oleh I-Ching. Model

ini telah diintrepretasikan dalam diagram organisasi spasial yang terdiri dari

gunung-gunung dan aliran air.

Banyak peneliti Feng shui telah meringkas diagram ini dalam bentuk yang

lebih simpel (Shang, 1992; Cheng & Kong, 1993; Han, 1995; Yi et al,1996;

He,1998). Diagram ini mengilustrasikan hubungan-hubungan antara kunci elemen

dari lima geografi Feng Shui dan bagaimana aliran naga, empat simbol dalam

pasir, air, gua dan lapangan, serta arah-arah diintegrasikan dalam model Feng

Shui. Konsep ini memiliki kesamaan dengan Konsep Simbolis Perumpamaan

Binatang. Pada daerah perkotaan sekarang ini aliran air dilambangkan sebagai

jalan, sedangkan gunung-gunung dilambangkan sebagai bangunan-bangunan.

Gambar 2.2.3 Diagram Lokasi Ideal Feng Shui (He,1995) Sumber : Google, 2014

Menurut Zi Tao Fang (2000), ada tiga lokasi tipikal untuk teori Feng Shui

dalam merencanakan lokasi dan desain, yaitu lokasi empat sisi tertutup, lokasi

setengah tertutup, dan lokasi antara gunung dan air. Semua model ini mengikuti

(32)

• Lokasi empat sisi tertutup

Lokasi ini dapat mengalami banjir pada saat musim hujan, sehingga dalam

lokasi ini Cina Kuno memilih lokasi tanah yang tinggi.

Gambar 2.2.4 Lokasi Empat Sisi Tertutup Sumber : Feng Shui in Landscape, 1996

• Lokasi setengah tertutup

Lokasi ini juga disebut “Formasi sofa gunung”, lokasi ini dapat

menghalang angin dingin dari utara dan barat dan mendapatkan angin musim

panas dari selatan. Lokasi ini lebih banyak menghadap selatan dengan kolam

atau sungai didepannya.

(33)

• Lokasi antara gunung dan air

Menurut lokasi ideal ini, salah satu tempat terbaik untuk bangunan adalah

lokasi setengah diatas pada hadap selatan untuk menyerap radiasi solar pada

musim dingin dan mencegah angin kencang dari puncak gunung.

Gambar 2.2.6 Lokasi Diantara Gunung dan Air Sumber : Feng Shui in Lanscape,1996

Dalam lokasi Feng Shui yang ideal, “ belakang dekat bukit “ dan “ depan

jauh bukit” memberikan sebuah pandangan yang luas dan membantu kita

menemukan musuh-musuh. Feng Shui menekankan bahwa tinggi dan jarak bukit

didekat kita harus sesuai dengan ukuran bukit disekitarnya. Ruang tertutup

mencegah Ch’I keluar dari bangunan. “Gunung di belakang“ menghambat angin

utara dan sungai mencegah musuh untuk datang. “Keberadaan air“ membentuk

pintu masuk yang aman. Ringkasnya, gunung tertutup, sungai dan air yang ada

pada bukit membentuk penglihatan alami yang mana merupakan lokasi ideal Feng

Shui untuk kehidupan. Disamping itu, ketika orang menyadari ada bahaya, mereka

akan kabur.

Menurut Yao (1974), Pada daerah perkotaan, Gunung-gunung dapat

digantikan dengan bangunan-bangunan tinggi, sungai digantikan dengan jalan,

dan bukit digantikan dengan dinding. Singkatnya, Bangunan dengan lokasi ideal

harus memiliki bangunan yang lebih tinggi di belakang bangunan dan memiliki

pandangan yang tidak terhalang didepannya. Selain itu, lokasi lahan bangunan

harus lebih tinggi daripada bagian depan nya, untuk mencegah terjadinya banjir

(34)

2.2.3 Elemen Arsitektural Sekitar Bangunan

Elemen arsitektural sekitar bangunan dapat berupa pohon, tiang listrik,

tiang reklame, lampu jalan, dan pagar bangunan. Elemen tersebut dapat

berpengaruh terhadap bangunan kita, baik secara visual, perilaku maupun

sirkulasi. Elemen-elemen yang tidak mengganggu terutama pintu masuk, akan

menciptakan pemandangan yang lebih baik untuk bangunan tersebut. Elemen

arsitektur yang menutupi bangunan akan mengganggu bangunan tersebut secara

visual. Sebuah elemen yang baik untuk sebuah bangunan akan menimbulkan efek

buruk jika elemen tersebut terlalu dominan dan menutupi bangunan utama.Berikut

contoh elemen arsitektural yang dapat mempengaruhi bangunan, diantaranya :

(35)

Gambar 2.2.8 Elemen Arsitektural Yang Baik Untuk Bangunan Sumber : The Art of Feng Shui,2007

Elemen Arsitektural yang tidak baik untuk bangunan dapat dikatakan tidak

baik karena elemen-elemen tersebut dapat menyebabkan radiasi, menghalangi

visual bangunan, menyebabkan kecelakaan tidak terduga,dll. Sedangkan elemen

arsitektural yang baik dapat dikatakan baik karena memberikan ketenangan serta

udara oksigen yang baik untuk bangunan tersebut.

2.3 Orientasi Menurut Feng Shui

Orientasi merupakan salah satu elemen arsitektural dan sains yang penting

pada sebuah bangunan. Orientasi telah lama dipelajari oleh bangsa Cina Kuno

dalam penerapan bangunan mereka. Hal ini dapat dilihat dari sejak zaman

peradaban Cina Kuno ribuan tahun yang lalu, yang tersebar disepanjang Sungai

Kuning yang subur. Ajaran Feng Shui mulai dikembangkan. Penduduk Cina kuno

menemukan bahwa sebuah rumah yang terletak pada sisi utara sungai, menghadap

selatan menerima sinar matahari yang lebih banyak. Rumah ini dilindungi dari

angin kencang dan banjir serta tetap relatif hangat dekat dengan sungai. Ini

membantu para penduduk untuk bertahan dan menjadi kaya (Rossbach,1984).

Orientasi yang baik mengalirkan energi positif untuk meningkatkan aspek-aspek

yang berbeda seperti: uang, karir dan hubungan (Lambert,2008).

Orientasi sebuah bangunan dapat dianalisa dengan menggunakan Metode

(36)

Kompas Cina Kuno (Luo-Pan). Pada aliran kompas didasarkan pada spekulasi

metafisika kosmologi terutama dengan menganalisa aspek terarah dalam bentuk

hubungan antara lima elemen, delapan triagram, cabang bumi dan batang langit.

Cara penilaian terhadap objek hitungan selalu berpedoman pada petunjuk arah

Luo-Pan atau kompas Feng Shui dan elemen waktu dalam ruang (Skinner,1992;

Chiou&Krisnamurti,1997).

Gambar 2.3.1 Luo-Pan Sumber : Google,2014

Kompas Cina Kuno disebut Luo Pan, dapat digunakan untuk menghitung

posisi suatu daerah, atau tempat yang diduga mempunyai kandungan Ch’I ( energi

alam ). Sebuah Kompas Cina Kuno memiliki 23 lingkaran.

2.3.1 Orientasi Fasad Bangunan

Fasad utama bangunan menurut Feng Shui adalah fasad dari sebuah

bangunan yang mempunyai fasad paling menonjol dan utama atau disebut arah

hadap bangunan. Fasad tersebut yang digunakan sebagai acuan orientasi fasad

sebuah bangunan. Meskipun pintu utama terletak pada tempat yang berbeda

dengan fasad utama, maka orientasi bangunan didasarkan pada fasad utama

bangunan tersebut.

Analisa Orientasi bangunan dapat menggunakan metode Feng Shui Aliran

(37)

memerlukan kompas untuk menentukan orientasi bangunan. Orientasi fasad

bangunan yang baik adalah orientasi yang sesuai dengan pemilik bangunan

tersebut. Orientasi tersebut juga dapat digunakan pada perletakkan interior

bangunan, seperti : meja kerja, tempat tidur, dll.

Terdapat dua kelompok pada orientasi tersebut, yaitu kelompok orientasi

barat dan kelompok orientasi timur. Kelompok orientasi timur terdiri dari orientasi

selatan, tenggara, utara dan timur. Sedangkan kelompok orientasi barat terdiri dari

orientasi barat, barat daya, barat laut dan timur laut.

Orientasi yang baik didapat dengan mengetahui angka Kua dari orang

tersebut. Perhitungan angka Kua berasal dari perhitungan tahun kelahiran. Angka

Kua tersebut bisa didapatkan dengan rumus-rumus sebagai berikut :

• Untuk laki-laki, contohnya (1992) :

1. Menambahkan semua angka tahun kelahiran anda

= 1 + 9 + 9 + 2 = 21

2. Angka yang didapatkan ditambahkan hingga angka satu digit

= 2 + 1 = 3

3. Kemudian kurangi dengan angka 11

= 11 – 3 = 8

• Untuk perempuan , contohnya (1992) :

1. Menambahkan semua angka tahun kelahiran anda

= 1 + 9 + 9 + 2 = 21

2. Angka yang didapatkan ditambahkan hingga angka satu digit

= 2 + 1 = 3

3. Tambahkan angka 4 pada angka tersebut

= 3 + 4 = 7

Setelah didapatkan angka Kua tersebut, kita melihat pada tabel orientasi

Feng Shui. Selain orientasi, tabel tersebut juga berisi unsur tanggal lahir tersebut.

Berikut adalah tabel angka dengan orientasi yang baik untuk pemilik sebuah

(38)

Tabel 2.3.1 Orientasi Menurut Angka Kua Sumber : Google, 2014

Selain orientasi bangunan, orientasi pintu masuk utama bangunan juga

merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah bangunan, dimana pintu

masuk merupakan “mulut “ dari bangunan tersebut. Orientasi pintu masuk didapat

dari perhitungan orientasi bangunan tersebut. Berikut arah orientasi pintu masuk

yang sesuai dengan bangunan :

• Bangunan hadap selatan : Tenggara dan Barat Daya

• Bangunan hadap utara : Barat Laut dan Timur Laut

• Bangunan hadap barat : Barat Laut dan Barat Daya

• Bangunan hadap timur : Timur Laut dan Tenggara

• Bangunan hadap timur laut : Timur dan Utara

• Bangunan hadap barat daya : Selatan dan Barat

• Bangunan hadap barat laut : Utara dan Barat

• Bangunan hadap tenggara : Selatan dan Timur

Orientasi Sesuai

(39)

2.3.2 Sirkulasi Kendaraan Pada Bangunan

Selain membaca arah dari orientasi bangunan, delapan triagram dapat

digunakan untuk menentukan sirkulasi yang baik untuk bangunan tersebut.

Sirkulasi tersebut pada zaman dahulu berupa aliran sungai, untuk bangunan

modern saat ini, sirkulasi dapat diartikan sebagai jalan. Pengaturan sirkulasi

didasarkan pada orientasi bangunan tersebut, yaitu :

• Hadap Barat Laut aliran bergerak dari arah Selatan ke Barat Laut

• Hadap Barat Daya aliran bergerak dari arah Utara ke Barat Daya

• Hadap Selatan aliran bergerak dari arah Timur ke Selatan

• Hadap Utara aliran bergerak dari arah Barat ke Utara

• Hadap Barat aliran bergerak dari arah Tenggara ke Barat

• Hadap Timur Laut aliran bergerak dari arah Barat Laut ke Timur Laut

• Hadap Timur aliran bergerak dari arah Timur Laut ke Timur

• Hadap Tenggara aliran bergerak dari arah Barat Daya ke Tenggara

Triagram-triagram tersebut diambil dari pembacaan kompas cina kuno

terhadap sebuah bangunan. Sirkulasi kendaraan yang mengikuti triagram diatas

merupakan sirkulasi yang baik untuk sebuah bangunan , akan tetapi hal tersebut

juga harus memperhatikan sirkulasi kendaraan di luar bangunan serta keadaan

sekitar bangunan tersebut.

2.4 Perletakan Ruang

Metode Bintang Terbang Feng Shui merupakan sebuah metode yang

memberikan hasil perhitungan cepat tata letak bangunan. Ini adalah formula yang

berdasarkan dan memakai arah-arah kompas untuk menunjukkan sektor

keberuntungan dan ketidakberuntungan dalam bangunan selama periode waktu

yang berbeda. Periode waktu tersebut dapat terdiri dari periode bulanan, periode

tahunan dan periode bintang terbang setiap 20 tahun. Metode Bintang Terbang

bersifat sains dan fakta serta didasari metode perasaan atau intuisi para praktisi

(40)

Metode ini perlu menggunakan Kompas Cina Kuno ( Luo – Pan ) untuk

menentukan orientasi bangunan. Dalam pembacaan, diperlukan pembacaan yang

akurat, dikarenakan pembacaan didasarkan atas 24 arah orientasi, bukan hanya 8

orientasi. Pada setiap 8 orientasi utama dibagi lagi menjadi tiga orientasi, yang

terdiri dari orientasi 1, orientasi 2, dan orientasi 3.

Gambar 2.4.1 Orientasi 24 Lingkaran Sumber : Olah Data

Metode Bintang Terbangterdiri dari angka-angka triagram yang memiliki

arti dan arah yang baik untuk penghuni. Angka-angka tersebut terdiri dari :

Lo-Shu, Mountain Star, dan Water Star. Kombinasi dari angka- angka ini

memberikan arti yang spesifik. Kombinasi tersebut terdiri dari :

1. Kombinasi Mountain Star dengan Lo-Shu

2. Kombinasi Water Star dengan Mountain Star

3. Kombinasi Lo-Shu dengan Water Star

4. Kombinasi bintang tahun dan bulan

Selain kombinasi dari angka-angka tersebut, harus didasarkan pula pada

siklus produktif dari kombinasi angka tersebut. Siklus produktif tersebut untuk

(41)

tersebut. Siklus melemahkan dan menghancurkan akan membuat area tersebut

menjadi tidak maksimal.

Gambar 2.4.2 Siklus Produktif, Melemahkan dan Menghancurkan Sumber : Google, 2014

Lo-Shu ( Period Star )

Dipercaya bahwa sekitar tahun 2205 SM ( sekitar 4000 tahun lalu ), seekor

kura-kura turun dari sungai legendaries Lo , dengan membawa cangkang besar

nya yang bertuliskan 9 angka yang di susun dalam urutan. Petak Lo-Shu disusun

dengan angka 5 ditengah dan angka lainnya tersebar dalam kotak seperti gambar

dibawah. Angka-angka Lo-Shu diatur dalam aturan yang jika angka-angka itu

ditambahkan secara horizontal, vertikal dan diagonal akan bernilai 15. Dalam

setiap 20 tahun period, angka-angka itu berputar, dengan jumlah 9 periode.

Gambar 2.4.3 Kotak Lo-Shu

(42)

Setelah mengetahui orientasi bangunan tersebut, kita perlu mengetahui

tahun bangunan tersebut dibangun untuk mendapatkan periode bintang terbang.

Saat ini, kita berada pada periode 8 yaitu dimulai dari tahun 2004 sampai tahun

2024. Periode yang lalu merupakan periode 7, yaitu dimulai dari tahun 1984

sampai tahun 2004.

Gambar 2.4.4 Kotak Dasar Periode 7 dan Periode 8 Sumber : The Complete Idiot Guide to Feng Shui,2002

Setiap angka yang ada pada kotak Bintang Terbang memiliki unsur yang

mewakilinya , seperti :

- Angka 1 ( Unsur Air ) - Angka 2 ( Unsur Tanah ) - Angka 3 ( Unsur kayu ) - Angka 4 ( Unsur Kayu ) - Angka 5 ( Unsur Tanah ) - Angka 6 ( Unsur Metal ) - Angka 7 ( Unsur Metal ) - Angka 8 ( Unsur Tanah ) - Angka 9 ( Unsur Api )

(43)

Mountain Star

Mountain star mengambarkan tentang kesehatan penghuni bangunan

tersebut, juga hubungan, keberuntungan, asmara, otoritas keluarga dan mental.

Angka mountain star yang paling baik adalah angka 8, dimana merupakan kunci

dalam membuka pintu kesehatan dan hubungan. Sedangkan angka 2 dan 5

merupakan angka yang kurang bagus,dimana dapat menyebabkan kesehatan yang

buruk. Pada periode 8, angka 1 dan 6 merupakan angka yang baik. Setiap angka

memiliki arti yang mengindikasi kualitas bangunan tersebut.

Water Star

Water Star mengambarkan kekayaan dan keberuntungan penghuni

bangunan tersebut. Bintang ini menandakan keberuntungan karir, status keuangan,

akumulasi kekayaan, dan perkembangan bisnis. Memiliki angka Water Star yang

menguntungkan pada pintu masuk utama akan membawa keberuntungan dan

kekayaan.

Sama dengan Mountain Star, angka paling baik untuk Water Star adalah 8.

Dengan menambahkan unsur air didepan pintu masuk angka 8, akan memberikan

keberuntungaan yang berlipat. Angka 1 dan 6 juga merupakan angka yang sangat

baik untuk sebuah bangunan.

2.4.1 Perletakkan Pintu Masuk Utama

Arah pintu masuk utama yang baik dapat ditentukan dengan menggunakan

Metode Feng Shui Bintang Terbang. Setiap kotak bintang terbang memiliki arti

dari area tersebut. Angka-angka yang baik dan dapat menunjang karir diletakkan

untuk arah pintu masuk utama. Angka-angka periode tersebut dapat berupa angka

1, 6, dan 8. Selain angka periode, angka mountain star dan water star dapat

dikombinasikan untuk mendapatkan arah pintu masuk yang baik.

Angka kombinasi tersebut dapat berupa angka 1-1, 1-8, 4-4, 6-8, 8-6, 8-8,

dan lain-lain. Karisma pintu masuk utama dapat ditingkatkan dengan elemen

arsitektur, seperti air mancur dan tanaman. Elemen-elemen tersebut ditambahkan

(44)

pintu masuk yang memiliki siklus produktif pada areanya. Berikut contoh

perletakkan pintu masuk utama yang baik untuk sebuah bangunan :

Gambar 2.4.6 Perletakkan Pintu Masuk Utama Yang Baik (Periode 7) Sumber : The Complete Idiot Guide to Feng Shui,2002

(45)

2.4.2 Perletakkan Area Komersial

Area komersial merupakan area yang digunakan untuk perdagangan atau

jual beli barang dalam sebuah bangunan komersial. Area komersial harus

memiliki unsur yang sesuai dengan area tersebut sehingga dapat memaksimalkan

keuntungan. Perletakkan area komersial ini dapat ditentukan dengan

menggunakan susunan angka-angka pada kotak Flying Star. Kombinasi angka

mountain star dan water star yang baik akan cocok untuk daerah tersebut. Selain

kombinasi tersebut, dapat digunakan unsur-unsur setiap area dalam

mengklasifikasikan tipe area komersial. Klasifikasi area komersial berdasarkan

unsur,yaitu :

• Unsur Api, berupa : Studio Fotografi, restoran, café, retail sport, salon atau pusat kecantikan, retail gas, retail minyak, retail lampu, dll.

• Unsur Tanah, berupa : konstruksi, real estate, kesenian lukisan, kesenian

patung, bahan bangunan, lanskap, daur ulang, dll.

• Unsur Metal, berupa : finansial / banking, kantor arsitek, retail elektronik,

retail alat kesehatan, retail alat musik, retail sparepart mobil, retail games,

retail perabot metal, dll.

• Unsur Air, berupa : percetakan / advertising, edukasi, hiburan, laundry, retail

online, psikologi, minuman, cleaning service, dll.

• Unsur Kayu, berupa : retail pakaian, retail buku, retail perabot kayu, toko

bunga, toko hewan, sekolah, universitas, bursa travel, dll.

Berikut contoh analisa area berdasarkan angka mountain star dan water

star serta unsur yang mendukung area tersebut :

Pada Area ini, Angka Periode : 4 ( kayu )

Angka Mountain Star : 3 ( kayu )

Angka Water Star : 8 ( tanah )

Untuk memberikan siklus produktif, maka

dibutuhkan unsur api pada area ini.

(46)

2.4.3 Perletakkan Area Servis

Area servis merupakan area penting dalam sebuah bangunan. Area servis

dalam sebuah bangunan komersial dapat berupa toilet, ruang genset, ruang

karyawan, gudang, loading-dock, dan lain-lain. Area ini merupakan area Yin

dalam sebuah bangunan komersial. Area servis adalah sebagai area supporting

pada bangunan komersial.

Perletakkan area servis dapat ditentukan dengan menggunakan kotak

Flying Star. Angka-angka yang kurang baik dapat digunakan untuk area servis.

Untuk area servis berupa toilet dan ruang servis, cocok dengan area kombinasi

unsur air dan metal.

2.5 Mall Sebagai Bangunan Komersial

Bangunan mall merupakan salah satu jenis bangunan komersial. Pada

umumnya mal adalah bangunan tertutup multilantai dengan etalase-etalase dan

interior yang eye catching, pengaturan udara yang baik sehingga pengunjung

dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman. Perkembangan mal dengan

berbagai fasilitas sangat luar biasa ini merupakan sebuah evolusi yang sangat

panjang. Dimana awal mulanya manusia berdagang di bawah pohon yang berderet

panjang.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan R.I No.70/M-DAG/PER/12/2013

, Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu,

baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall,

plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pusat perbelanjaan adalah

suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan

secara horizontal maupun vertikal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku

usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang.

Sedangkan menurut Maitland (1987), mall adalah pusat perbelanjaan yang

berintikan suatu atau beberapa department store besar sebagai daya tarik dari

retail-retail kecil dan rumah makan dengan tipologi bangunan seperti toko-toko

(47)

utama dari shopping mall, dengan fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang

komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang.

Mall adalah bangunan yang mewadahi kegiatan berbelanja (shopping)

yang merupakan aktivitas primer manusia dalam hidup bermasyarakat dan

merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dielakkan (Bedigton,1978).

Bangunan Mall memiliki kegunaan yang kompleks, dimana dapat digunakan

sebagai area jual-beli, area rekreasi, area nongkrong, area makan dan sebagainya.

Sebuah bangunan mall harus memiliki ketentuan, elemen dan fasilitas

(Chiara,1987). Selain hal-hal tersebut, bangunan mall memperhatikan unsur

arsitektural yaitu orientasi bangunan. Ketentuan tentang orientasi bangunan mall

untuk mengatur arah suatu bangunan adalah setelah mempertimbangkan kondisi

fisik / lingkungan dan kondisi nonfisik.

1. Pertimbangan terhadap kondisi fisik / lingkungan seperti arah sirkulasi

matahari timur-barat, jarak antar bangunan, klimatologi, sirkulasi kendaraan

dan pejalan kaki

2. Pertimbangan terhadap nonfisik seperti pengaruh ideologi dan nilai-nilai sosial

budaya setempat untuk menciptakan makna ruang bangunan tersebut

Orientasi sebuah bangunan mall akan mempengaruhi bangunan itu sendiri

dan keadaan sekitar dari bangunan tersebut. Pengaruh tersebut diantaranya :

sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, topologi bangunan sekitar, estetika

bangunan, visual bangunan, dll.

2.6 Bangunan Mall Menurut Feng Shui

Bangunan Mall merupakan salah satu bangunan komersial. Feng Shui

bangunan komersial mempunyai prinsip yang sama dengan Feng Shui rumah,

dimana adalah penting untuk mencari tempat Ch’I yang maksimum. Dalam

sebuah bangunan mall, penting untuk menjaga ketertarikan pengunjung, sehingga

mereka tertarik untuk berjalan dan berkeliling dalam bangunan tersebut. Tata letak

/ layout yang baik mempermudah sirkulasi, memberikan stimulus dan mengajak

(48)

Dalam layout bangunan mall, toko yang terkenal dan menarik pengunjung

harus diletakkan pada ujung mall untuk membuat aliran pengunjung dari ujung

yang satu ke ujung yang lain. Dengan meletakkan berbagai jenis toko dalam

tingkatan yang sama. Untuk komunikasi visual antar tingkatan diberikan sebuah

atrium, agar Ch’I lebih mudah bergerak dalam bangunan. Jika lahan toko

berbentuk persegi atau persegi panjang, pastikan sudut toko tidak mengarah pada

toko yang lainnya.

Gambar 2.6.1 Bentuk Retail Yang Tidak Baik Sumber : Feng Shui for Business, 1989

Posisi toko yang disarankan dalam Feng Shui adalah posisi toko yang

berada pada tengah bangunan, dimana posisi ini adalah posisi lalu-lalang para

pengunjung serta memiliki perlindungan yang terbaik. Posisi toko yang amat

berdekatan dengan pintu utama kurang baik, toko ini kurang memiliki

perlindungan. Posisi toko yang terujung kurang baik, Ch’I yang mengalir dari

pintu masuk tidak akan sampai ke daerah tersebut.

Selain hal internal, bangunan mall juga perlu diidentifikasi dari eksternal.

Terutama bagian pintu masuk utama, dimana pintu masuk utama adalah pintu

masuk pertama bagi toko-toko di dalam bangunan tersebut. Pintu masuk kedua

adalah pintu toko itu sendiri. Jika Ch’I tidak dapat melalui pintu masuk pertama,

maka Ch’I tidak akan ada pada pintu masuk kedua. Pintu masuk utama bangunan

mall harus terang dan lebar.

Saat ini, di negara-negara barat maupun timur banyak menggunakan

(49)

Singapura. Salah satu contoh bangunan komersial yang menggunakan metode

Feng Shui adalah Hotel Hyatt Singapore. Bangunan ini awalnya memposisikan

pintu masuk dan meja kasir pada arah paralel dengan jalan utama. Dalam makna

Feng Shui, kekayaan akan keluar dari bangunan dengan mudah. Sehingga

akhirnya, pintu masuk utama hotel ini di pindahkan pada sudut bangunan dengan

ditambah dua air mancur pada sisi-sisi pintu.

Selain bangunan tersebut, pusat perbelanjaan Marina Bay Sands

menerapkan Feng Shui pada bangunannya yang diatur oleh Master Chong dan

Master Louisa. Pintu masuk utama pusat perbelanjaan ini menghadap air ( burung

phoenix merah ), dengan sisi kanan ( macan putih ) dan kiri ( naga hijau )

merupakan bangunan-bangunan. Pada bagian belakang pusat perbelanjaan ini

merupakan bangunan hotel Marina Bay Sands, sebagai “backingmountain atau

penyokong. Selain lokasi bangunan ini yang dibuat strategis, perletakkan pintu

masuk utama bangunan ini didasarkan pada angka bintang terbang yang baik

untuk komersial bangunan tersebut.

Gambar 2.6.2 Simbolis Perumpamaan Binatang Marina Bay Sands Sumber : Properity Times, 2011

Orchard Road di Singapura merupakan salah satu jalan dengan berbagai

pusat perbelanjaan. Jalan ini merupakan jalan dengan energi Yang maksimum

dimana sangat ramai dan bising. Pusat perbelanjaan pada jalan tersebut

(50)

perbelanjaan ION Orchard. Bangunan ini dibangun untuk menghindari

persimpangan jalan T, puncak tajam Wheelock Centre, dan seberang Tangs Plaza

dengan dua patung singa Pi-Xiu. Depan bangunan ini memiliki patung palem yang

besar, yang dipercaya mempunyai efek menyembuhkan. Patung ini diletakkan

untuk menyembuhkan panah tajam dari berbagai tempat. Pada belakang bangunan

ini merupakan bangunan apartemen tinggi sebagai penyokong bangunan

(kura-kura hitam ) ION Orchard.

Bangunan lain pada Orchard Road yang menggunakan metode Feng Shui

diantaranya : CK Tangs dengan bangunan segidelapan (Pa-Kua), Wheelock

(51)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jika ditinjau dari data penelitian yang diperoleh, penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif. Metode Penelitian ini adalah metode kritik normatif. Metode

kritik normatif adalah metode mengkritisi sesuatu baik secara abstrak maupun

konkrit, yang didasarkan pada norma, aturan dan kaidah yang berlaku. Hakikat

dari metode kritik normatif adalah suatu keyakinan bahwa di dalam lingkungan

maupun bangunan kota mempunyai sebuah pola, standar dan prinsip.

Metode penelitian kritik normatif memiliki empat pendekatan, salah

satunya adalah pendekatan doktrin. Doktrin adalah dasar dalam pengambilan

keputusan desain arsitektur yang berawal dari keterpesonaan dalam sejarah dan

ilmu arsitektur. Ilmu arsitektur itu sendiri meliputi nilai estetika, ideologi dan

seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.

Metode Kritik Normatif digunakan dalam penelitian ini, karena penelitian

ini bertujuan untuk mengkaji bangunan Grand Palladium Mall yang mana

dihubungkan dengan kaidah Feng Shui. Ilmu Feng Shui merupakan sebuah kaidah

tata letak bangunan yang telah digunakan oleh masyarakat Cina Kuno. Dalam

sejarah Feng Shui, orientasi arsitektur berkembang dari norma-norma atau

kaidah-kaidah yang telah diteliti oleh filsuf-filsuf Cina Kuno. Pendekatan doktrin

mengacu pada ilmu yang dianggap paling baik untuk mengukur kualifikasi

arsitektur yang diharapkan.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99), variabel penelitian adalah objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam

penelitian ini terdiri atas:

• Orientasi bangunan Grand Palladium Mall

• Lokasi bangunan Grand Palladium Mall

(52)

3.3 Populasi / Sampel

Populasi pada penelitian ini terdiri atas 2, yaitu : populasi primer dan

populasi sekunder. Populasi primer penelitian ini terdiri dari ahli Feng Shui yang

mengetahui banyak tentang kaidah Feng Shui, dimana akan dilakukan wawancara

terhadap beliau. Populasi sekunder penelitian ini terdiri dari : para pengunjung

Grand Palladium Mall dan masyarakat luas yang sering berkunjung ke mall.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, hal

ini disebabkan karena sifat dari penelitian kualitatif terbuka dan luwes. Tipe dan

metode pengumpulan data sangat beragam ini disesuaikan dengan masalah, tujuan

penelitian serta sifat objek yang diteliti. Metode Pengumpulan Data pada

penelitian ini akan dilakukan melalui tiga cara, yaitu : studi literatur,

interview/wawancara kepada narasumber dan pengamatan di lapangan.

1. Studi Literatur

Dengan mencari literatur-literatur mengenai bangunan mall dan Feng Shui.

Literatur tersebut dapat berupa buku-buku, teori, sumber dan informasi dari

media cetak maupun media elektronik yang dapat mendukung penelitian ini.

2. Wawancara / interview

Menurut Stewan dan Cash (2000), wawancara adalah suatu proses

komunikasi interaksional antara dua orang, setidaknya satu diantaranya

memiliki tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, dan biasanya

melibatkan pemberian dan menjawab pertanyaan. Wawancara / interview akan

dilakukan kepada ahli Feng Shui yang mengetahui tentang kaidah Feng Shui,

dimana ahli ini akan memberikan banyak masukan dan cara-cara serta

metoda-metoda dalam menganalisa bangunan Grand Palladium Mall.

3. Pengamatan lapangan / observasi

Menurut Prof.Heru (2006), pengamatan lapangan atau observasi dalam

konteks penelitian ilmiah adalah studi yang sengaja dan dilakukan secara

sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan

(53)

kehidupan sehari-hari dan memperhatikan syarat-syarat penelitian ilmiah.

Pengamatan lapangan akan dilakukan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

data-data yang diperlukan dalam penelitian, yang berupa : kondisi sekitar

bangunan tersebut, orientasi bangunan tersebut, dan tata letak bangunan

tersebut.

Alat penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dapat

diklasifikasikan sebagai berikut : Kamera foto, Notebook dan alat tulis, Kompas,

Kompas Geomancy (Luo Pan) dan mistar Feng Shui.

3.5 Kawasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bangunan Grand Palladium Mall, yang

terletak di pusat kota Medan, Sumatera Utara. Grand Palladium Mall berada di

Jalan Kapten Maulana Lubis, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan

Petisah. Koordinat bangunan ini adalah 3°35'24"N 98°40'25"E.

Grand Palladium Mall merupakan bangunan mix-use , berupa fasilitas

komersial dan fasilitas hotel. Bangunan ini memiliki enam lantai komersial, yang

terdiri dari lantai bawah tanah (Basement), lantai dasar bawah (Lower Ground

Floor), lantai dasar atas (Upper-Ground Floor), lantai 1, lantai 2 dan lantai 3.

Bangunan ini berintegrasi dengan Hotel Aryaduta Medan, yang terletak

pada lantai 8, lantai 9 dan lantai 10, dengan jumlah kamar 200 unit. Pintu masuk

Hotel Aryaduta Medan berada pada sebelah kiri bangunan ini pada lantai dasar

dan pada lantai 8.

Bangunan Mall ini dibangun pada tahun 2004 diatas lahan seluas 10.640

m². Total luas area komersial bangunan ini adalah 29.272 m². Area parkir

bangunan ini dapat menampung 1200 buah mobil dan 700 buah sepeda motor,

(54)

Gambar 3.5.1 Lokasi Bangunan Grand Palladium Mall Sumber : Wikimapia, 2014

Gambar 3.5.2 Bangunan Grand Palladium Mall Sumber : Google, 2014

3.6 Metode Analisa Data

Penelitian kualitatif tidak memiliki rumus atau aturan absolute untuk

mengolah dan menganalisis data (Poerwandari, 2001). Dalam Penelitian ini akan

digunakan analisis deduktif, yaitu data dianalisis dengan metode-metode Feng

Shui, kemudian ditarik kesimpulan dalam prinsip-prinsip teori Feng SHui

tersebut. Ilmu Feng Shui memiliki beberapa metode dalam menganalisis

Gambar

Gambar 2.2.2 Simbolis Binatang Pada Penataan Bangunan
Gambar 2.2.3 Diagram Lokasi Ideal Feng Shui (He,1995)
Gambar 2.4.1 Orientasi 24 Lingkaran Sumber : Olah Data
Gambar 2.4.6 Perletakkan Pintu Masuk Utama Yang Baik (Periode 7)
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Kajian dilakukan di lahan parkir off street yang ada di Solo Grand Mall dan Hartono Lifestyle Mall kota Surakarta. 2) Data kendaraan masuk dan keluar area parkir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan cahaya alami sebagai pencahayaan ruang kelas berdasarkan kondisi bangunan yang ada.. Penelitian dilakukan

Penulisan Tugas Akhir Strata-2 yang berjudul “Penelitian Rumah Ibadat Kelenteng Dengan Kajian Ilmu Feng Shui“ (studi kasus pada bangunan rumah ibadat Kelenteng Hok Ling

Adanya akulturasi budaya Jawa dan nilai-nilai feng shui pada Klenteng Fuk Ling Miau di Yogyakarta terdiri dari aspek lokasi di perempatan yang diyakini baik untuk