• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Pelayanan NPWP Dan Penggunaan e-SPT Sebagai Salah Satu Layanan Unggulan Menuju Pelayanan Prima Pada KPP Pratama Majalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi Pelayanan NPWP Dan Penggunaan e-SPT Sebagai Salah Satu Layanan Unggulan Menuju Pelayanan Prima Pada KPP Pratama Majalaya"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Saat ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) disebutkan tengah mengahadapi

tiga masalah utama, yaitu menurunnya tingkat kepercayaan sebagai akibat adanya

beberapa kasus, masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak, dan rendahnya

tingkat produktifitas pegawai. Masalah tersebut dikhawatirkan akan berdampak

kepada masyarakat (Tjiptardjo, 2010). Untuk itu, agar masyarakat tidak merasa

dikecewakan karena sudah membayar pajak ada baiknya pemerintah dapat

meningkatkan kualitas dari sarana public service (Agus Susanto Lihin, 2009).

Ditjen Pajak juga menyadari sistem administrasi perpajakan saat ini masih

harus terus dibenahi guna menutup celah penyalahgunaan (Dedi Rudaedi, 2011).

Maka strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus

pengawasan intensif kepada wajib pajak. Selain itu untuk mencapai tingkat

kepatuhan pajak yang tinggi, maka dilakukan peningkatan kepercayaan

administrasi perpajakan dan pencapaian tingkat produktivitas pegawai pajak yang

tinggi. Dengan demikian, diharapkan optimalisasi penerimaan pajak dapat

terlaksana dengan baik, efektif dan efisien(Siti Kurnia Rahayu, 2009).

Semenjak tahun 2001, DJP memang telah meluncurkan modernisasi

perpajakan yang dilakukan merupakan bagian dari reformasi perpajakan secara

komprehensif. Bidang pokok yang secara langsung menyentuh pilar perpajakan

(2)

Good Governance dan pelayanan prima kepada masyarakat. Good Governance

merupakan penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan

akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan

terkini. (Siti Kurnia Rahayu, 2009). Restrukturisasi organisasi, penyempurnaan

proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi

merupakan strategi yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut(Siti Kurnia

Rahayu, 2009).

Perubahan struktur organisasi berdasarkan fungsi pajak. KPP (Kantor

Pelayanan Pajak) Pratama adalah kantor yang akan melayani pajak hingga ke

pembayaran kecil. DJP memerger seluruh fungsi menjadi satu dalam sebuah KPP

(Darmin Nasution, 2008). Dengan percepatan modernisasi dan reformasi birokrasi

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ini dapat mewujudkan pelayanan penerimaan

pajak terpadu, yang sangat memudahkan wajib pajak (WP) dalam mendapatkan

pelayanan secara baik, karena berurusan hanya pada satu kantor (Sri Mulyani,

2008).

Kini melalui modernisasi DJP, manajemen SDM dilakukan melalui

program mapping pegawai, yakni penempatan pegawai sesuai bidang, minat dan

keahliannya. Kemampuan pegawai senantiasa ditingkatkan melalui berbagai

pendidikan yang diselenggarakan melalui Badan Diklat Keuangan (BDK) yang

tersebar diberbagai daerah maupun oleh Kantor Pusat DJP sendiri. Dengan

peningkatan kemampuan pegawai diharapkan setiap pegawai DJP dapat

(3)

Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai

tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya.(UU KUP pasal 1 ayat 6).

SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau

bagian tahun pajak yang meliputi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Orang Pribadi (SPT 1770, SPT 1770 S, SPT 1770 SS), SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Badan (SPT 1771 dan SPT 1771/$), termasuk SPT

Tahunan Pembetulan. Sedangkan e-SPT Tahunan adalah data SPT Wajib Pajak

dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan

aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. (Standard

Operating Procedures)

Orang yang memiliki penghasilan di atas jumlah tertentu diwajibkan

punya NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan menyampaikan Surat

Pemberitahuan (SPT) tahunan yang merupakan syarat minimal atau melaporkan

obyek pajak, harta dan kewajiban sesuai ketentuan UU pajak yang berfungsi

untuk melaporkan pembayaran pajak yang telah dilakukan. (Sri Mulyani, 2010).

Surat pemberitahuan (SPT) pajak orang pribadi seperti PPh menjadi suatu

bagian penting demi menyelenggarakan konstitusi berbangsa. (Sri Mulyani,

2010). Walaupun Ditjen Pajak selalu menggaungkan dengan menyosialisasikan

pengisian surat pemberitahunan (SPT) pajak, ternyata masih banyak masyarakat

(4)

SPT maka penerimaan negara tidak mencapai target (Sri Mulyani, 2010). Semua

pejabat dan PNS yang memenuhi persyaratan diwajibkan untuk memiliki NPWP.

Pejabat dan PNS juga harus mengisi SPT tahunan pajak penghasilan dengan

benar, lengkap, dan jelas, serta menyampaikannya tepat waktu ke kantor

pelayanan pajak atau melalui pos dengan tanda bukti pengiriman surat atau

dengan cara lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan. Maka dari itu, pejabat struktural eselon II atau III yang bertanggung

jawab di bidang pengelolaan SDM/kepegawaian hendaknya memfasilitasi

pendaftaran NPWP, memberi tahu tata cara pengisian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan, serta memberi tahu cara penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan. Pejabat dan PNS yang tidak menaati peraturan perundang-undangan

perpajakan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan peraturan

perundang-undangan mengenai disiplin PNS. (Taufiq Effendi, 2009).

Untuk itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak meluncurkan layanan

pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak secara eletronik (e-SPT) masa PPN

baru untuk memudahkan pengusaha kena pajak untuk menginput data, validasi,

dan melaporkan pajaknya. (M. Iqbal Alamsjah, 2010)

Dibandingkan dengan SPT masa PPN sebelumnya, SPT masa PPN yang

baru ini terdapat pokok-pokok untuk mengakomodir aturan baru dalam

Undang-Undang PPN, menyederhanakan formatnya, memaksimalkan space yang ada,

tidak memiliki lampiran, dan mendorong pengusaha kena pajak untuk

(5)

PPh OP (Pajak Penghasilan Orang Pribadi) melalui fasilitas berupa drop box.

Pelayanan penyampaian SPT melalui drop box disediakan diberbagai tempat

seperti di mall-mall dan gedung perkantoran.

Melalui pelayanan drop box indikator tingkat kepatuhan Wajib Pajak

cukup meningkat. Sebelum 2008, tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam

menyampaikan SPT masih di bawah 40 persen dari jumlah Wajib Pajak terdaftar.

(Agus Marto, 2011)

Kendala yang sering muncul dalam pelayanan registrasi NPWP dan

pengisian e-SPT adalah sistem komputerisasinya dari pusat yang seringkali eror

sehingga menyita waktu dan konsentrasi. Hal ini memperlambat pelayanan

terhadap wajib pajak sehingga wajib pajak harus menunggu lebih lama. Hal lain

yang menjadi kendala dalam pelayanan NPWP dan e-SPT adalah kurang

lengkapnya data wajib pajak.

Melihat kenyataan itu penulis tertarik untuk mengangkat judul

“Optimalisasi Pelayanan NPWP dan Penggunaan e-SPT sebagai Salah Satu Layanan Unggulan Menuju Pelayanan Prima pada KPP Pratama Majalaya”

1.2 Maksud Dan Tujuan Kerja Praktek

Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh

dan mengumpulkan data atau keterangan serta informasi yang berhubungan

(6)

prima kepada wajib pajak.

Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai oleh penulis

dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelayanan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) di Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya.

2. Untuk mengetahui optimalisasi penggunaan e-SPT (Surat Pemberitahuan) di

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Majalaya.

3. Untuk mengetahui hambatan atau kendala dalam pelayanan terhadap wajib

pajak.

4. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Majalaya dalam mengatasi hambatan atau kendala dalam

mewujudkan pelayanan prima terhadap wajib pajak.

1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek

Informasi-informasi yang berhasil dikumpulkan selama penelitian ini baik

yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti maupun literatur, diharapkan akan

memberi manfaat bagi penulis, bagi perusahaan serta masyarakat secara umum.

1. Bagi penulis

Dapat digunakan sebagai suatu bahan perbandingan antara teori yang didapat

penulis selama perkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

(7)

ide-ide yang bermanfaat bagi perkembangan kantor.

3. Bagi akademik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi guna

memiliki pengetahuan yang lebih luas dan dapat dijadikan bahan referensi

bagi mahasiswa yang kelak akan membutuhkannya.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam suatu pemecahan masalah penelitian diperlukan keteraturan,

kehati-hatian dan bersifat kontinuitas atau terus-menerus, untuk melaksanakannya maka

diperlukan pengetahuan bagaimana langkah-langkah penelitian. Hal tersebut harus

dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.

Metode penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh,

mengungkapkan atau mencatat data baik berupa data primer maupun data

sekunder yang digunakan untuk keperluan menyususn suatu karya ilmiah dan

kemudian menganalisa faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok

permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data yang diperoleh.

Metode penelitian yang akan diterapkan oleh penulis adalah metode

deskriptif Analisa dengan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode yang

bertujuan untuk memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai masalah yang

sedang diteliti lalu dibandingkan secara kuantitatif antara praktek dalam

(8)

Penelitian menyatakan pengertian metode Analisa deskriptif sebagai berikut :

“Metode Deskriptif Analisa merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data -data

tersebut disusun, diolah dan dianalisa untuk dapat memberikan gambaran

mengenai masalah yang ada”.(2006:21)

Berdasarkan pengertian diatas yang dimaksud dengan metode Analisa

deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi

atau kejadian yang ada.

Di dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a) Penelitian Lapangan ( Field research )

Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara peninjauan secara

langsung pada instansi yang dijadikan objek penelitian untuk mendapatkan data.

Data ini dapat diperoleh dengan cara:

1. Pengamatan ( Observation )

Pengamatan (Observation) adalah teknik penelitian dan pengumpulan data

dengan cara mengamati objek secara langsung pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Majalaya. Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si

peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek

penelitiannya. Instrumen yang dipakai dapat berupa lembar pengamatan,

(9)

2. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang

diwawancara, dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar

pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen yang

digunakan berupa pedoman wawancara maupun checklist. Penulis

memperoleh data dengan mewawancarai pegawai bagian Pelayanan di

KPP Pratama Majalaya.

b) Penelitian Kepustakaan (library research)

Yaitu suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di

perpustakaan baik buku-buku, diktat dan bahan-bahan lain yang ditulis dan

disusun oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan masalah yang

dibahas. Juga catatan-catatan pribadi penulis yang pernah didapat selama

mengikuti perkuliahaan.

1.5. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, penulis melakukan penelitian

di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya yang berlokasi di Jl. Peta No. 7

Bandung, sedangkan waktu kerja praktek yang dilaksanakan dalan satu periode

(10)
(11)

Jadwal Penelitian

No

Bulan Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Kegiatan / minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Memperoleh surat izin

Kerja Praktek dari kampus

2 Mencari tempat untuk melaksanakan Kerja 11 Bimbingan di kampus

12 Penyempurnaan laporan Kerja Praktek

(12)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

2.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Majalaya

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya terletak di Kota Madya

Bandung yang merupakan Ibu Kota Prropinsi Jawa Barat, tepatnya di Jl. Peta

No.7 Kota Madya Bandung. Kantor ini merupakan kantor baru, berdiri pada

tanggal 28 Agustus 2007. Kantor ini merupakan hasil gabungan dari beberapa

kantor pelayanan pajak yaitu Kantor Pemeriksa Pajak Bandung Dua, Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Dua, Kantor Pelayanan Pajak

Cimahi dan Kantor Pelayanan Pajak Cicadas. Hal ini bisa terjadi karena adanya

reformasi dibidang perpajakan yaitu perubahan dari Sistem Administrasi

Konvensional menjadi Sistem Administrasi Modern yang dilakukan oleh

Departemen Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak yang dimulai pada

tahun 2001. Dalam Sistem Administrasi Modern pelayanan perpajakan kepada

masyarakat dilebur menjadi satu pelayanan dalam satu tempat, tidak seperti sistem

konvensional dimana pelayanan perpajakan terbagi-bagi, seperti : untuk

pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dilakukan di Kantor Pelayanan PBB, untuk

pelayanan PPh, PPN, dan lain-lain dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak, untuk

pelaksanaan pemeriksaan pajak dilakukan di Kantor Pemeriksa Pajak.

Walaupun lokasi gedung Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya

(13)

wilayah kerjanya berada di Kabupaten Bandung yaitu sebanyak 15 Kecamatan,

antara lain :

1. Kec. Majalaya

2. Kec. Cimenyan

3. Kec. Cilengkrang

4. Kec. Cileunyi

5. Kec. Bojongsoang

6. Kec. Rancaekek

7. Kec. Ciparay

8. Kec. Solokanjeruk

9. Kec. Kertasari

10.Kec. Paseh

11.Kec. Cikancung

12.Kec. Cicalengka

13.Kec. Nagreg

14.Kec.Pacet

15.Kec. Ibun

2.1.1. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak

a. Visi Direktorat Jenderal Pajak

Visi dari Direktorat Jenderal Pajak adalah Menjadi institusi pemerintah

(14)

efisien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang

tinggi.

b. Misi Direktorat Jenderal Pajak

Misi dari Direktorat Jenderal Pajak adalah menghimpun penerimaan pajak

negara berdasarkan undang-undang perpajakan yang mampu mewujudkan

kemandirian pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara melalui sistem

administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.

2.2. Struktur Organisasi KPP Pratama Majalaya

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai cara organisasi

memberikan pengendalian dan membedakan bagian-bagiannya. Dapat pula

dikatakan bahwa struktur organisasi merupakan gambaran pembagian tugas,

tanggung jawab, dan wewenang yang dipilih dalam upaya mengefektifkan

pencapaian maksud dan tujuan organisasi.

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya terlihat

(15)

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Supervisor

Fungsional Pemeriksa

(16)

Kepala Kantor : Ook Hendrawan

1. Sub Bagian Umum

Kasi Sub Bagian Umum : Muslan Basuri

Sekretaris : 1. Linda Handiani

Kepegawaian : 1. Teti Kurniati

2. Hendra Eristaputra

Pembuat Daftar Gaji : Sri Wahyuningsih

Bendahara : Lukluk Hidayatus Sa'diyah

Rumah Tangga : Suhendar

3. Seksi Pelayanan

Kasi Pelayanan : Ardi Djatiwinangun

Pelaksana : 1. Agus Kusumah

(17)

3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

4. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (Waskon I)

Kasi Waskon I : Jopin Elpiana

Pelaksana : Yoseph Suhendar

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II (Waskon II)

Kasi Waskon II : Henry Wahyu Indrianto

Account Representatif (AR) : 1. Lili Rusli

2. Wahyu

3. Ramlan Faritsi Muhsin

(18)

5. Doddi Adi Nugroho

Pelaksana : 1. Kurnia Amarta Yhuansyah

6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III (Waskon III)

Kasi Waskon III : Arief Effendhi

Account Representatif (AR) : 1. Hasan Asyari

Kasi Penagihan : Teuku Zulfansyah

Pelaksana : 1. Ichwan Ridwan

2. N. Tati Maryati

3. Arifin

4. Budi Setiawan

8. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Kasi Ekstensifikasi : Joko Susilo

Fungsional Penilai : 1. Angga Kurniawan Wijaya

Pelaksana : 1. Tuti Hadiati

2. Amin Sugiarto

3. Ubad Badrudin

4. Yayah Nuroniah

(19)

9. Seksi Pemeriksaan

Kasi Pemeriksaan : Riduan

Pelaksana : 1. Budiman Sianturi

10. Fungsional Pemeriksa

Fungsional : 1. Ervien Jubrihardjo

2. Herry Maskita

3. Muhammad Ichsan

4. Eka A.T. Aritonang

5. Resman T.P. Siagian

6. Rina Sri Martini

7. Yotam Herdian Banggai

2.3. Uraian Tugas KPP Pratama Majalaya 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan dibidang perpajakan baik

pendataan objek dan subjek pajak dan penilaian objek, pengolahan dan

penyajian data, penetapan, penerimaan, penagihan, dan penyelesaian

keberatan dan pengurangan pajak.

b. Meongkoordinasikan pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Majalaya sesuai dengan peraturan perundang-undangannyang

(20)

c. Mengkoordinasikan peyusunan rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Majalaya sebagai bahan penyusunan rencana strategis Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I

2. Kepala Sub Bagian Umum

a. Mengkoordinasikan peyusunan rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Majalaya dan rencana kerja sub bagian umum.

b. Mengkoordinasikan penyusunan konsep Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya.

c. Mengkoordinasikan pengurusan surat masuk dan keluar dilingkungan

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya agar surat tersebut dapat

dikendalikan dengan lancar, tertib, dan aman serta sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

d. Mengkoordinasikan administrasi kepegawaian agar pegawai menerima

hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan administrasi DP3, LP2P, Kp4 dan

Daftar Riwayat Hidup sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f. Mengkoordinasikan penataan berkas arsip umum (non wajib pajak) agar

memudahkan pencarian kembali serta penyusunan arsip yang telah

memenuhi jadwal retensi arsip agar tidak terjadi penumpukan atau

akumulasi arsip.

g. Mengkoordinasikan penggandaan surat-surat dinas dan okumen lainnya

(21)

h. Mengkoordinasikan penyusunan Daftar Usulan Kegiatan (DUK) / Daftar

Usulan Proyek (DUP) sebagai bahan penyediaan dana kegiatan

rutin/pembangunan.

i. Mengkoordinasikan pengiventarisan alat perlengkapan kantor/alat tulis

kantor/formulir untuk mengetahui keadaan kebutuhannya.

j. Mengkoordinasikan penggandaan alat perlengkapan kantor/alat tulis

kantor/formulir sesuai dengan batas kewenangan berdasarkan rencana dan

anggaran yang tersedia dalam Daftar Isian Kegiatan.

3. Pelaksana Sub Bagian Umum

a. Memproses dan menata usahakan dokumen masuk dan keluar.

b. Pengurusan gaji, Tkpkn, dan uang makan.

c. Pengurusan permohonan pengajuan pension, atau permohonan berhenti

bekerja atas permintaan sendiri.

d. Pengurusan ijin melanjutkan pendidikan di luar kedinasan.

e. Pengurusan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala dan mutasi pegawai.

f. Pengurusan kartu suami, kartu istri, kartu taspen.

g. Membuat laporan-laporan secara periodic.

h. Menginventaris alat perlengkapan kantor dan penggandaan alat

perlengkapan kantor.

i. Menatausahakan absensi pegawai.

4. Kepala Seksi Pelayanan

(22)

b. Mengkoordinasikan pengurusan surat masuk dan keluar serta bertanggung

jawab terhadap pendistribusian surat ke seksi terkait guna proses lebih

lanjut.

c. Mengkoordinasikan pelayanan pendaftaran NPWP dan penghapusan

NPWP, permohonan pengukuhan PKP dan permohonan pencabutan PKP,

perubahan identitas wajib pajak, pemindahan wajib pajak atau pengusaha

kena pajak, pembetulan SPPT PBB, validasi SSB BPHTB sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

d. Mengkoordinasikan pelayanan SPT tahunan PPh, dan SPT Masa serta

pengolahannya.

5. Pelaksana Seksi Pelayanan

a. Memproses dan menata usahakan dokumen masuk.

b. Melayani pendaftaran NPWP dan penghapusan NPWP.

c. Penyelesaian permohonan pengukuhan PKP dan permohonan pencabutan

PKP.

d. Penyelesaian perubahan identitas wajib pajak.

e. Penyelesaian pemindahan wajib pajak atau pengusaha kena pajak.

f. Menerima dan mengolah SPT Tahunan PPh dan SPT Masa.

g. Penyelesaian permohonan pembetulan SPPT PBB.

h. Penyelesaian permohonan validasi SSB BPHTB.

6. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja Seksi Pengolahan Data dan

(23)

b. Mengkoordinasikan pengolahan data dari berbagai sumber dalam rangka

intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan.

c. Mengkoordinasikan kegiatan perekaman data masukan baik objek maupun

subjek pajak dalam rangka persiapan produksi data keluaran.

d. Mengkoordinasikan kegiatan pemeliharaan master file dengan jalan

perbaikan/up dating untuk meperoleh data akhir yang akurat.

e. Mengkoordinasikan kegiatan penatausahaan dan pemeliharaan atas

perangkat lunak dan perangkat keras, serta media computer.

f. Mengkoordinasikan penyusunan laporan berkala hasil pelaksanaan tugas

seksi PDI sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

7. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

a. Memproses dan menata usahakan dokumen masuk dan keluar.

b. Menatausahakan alat keterangan.

c. Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi, perkembangan

ekonomi dan keuangan.

d. Menyusun dan menyampaikan Surat Perhitungan (SPh) ke kantor

pelayanan pajak lain.

e. Mengolah data SPPT PBB.

f. Menatausahakan penerimaan PBB/BPHTB non elektronik.

g. Membuat laporan penerimaan PBB/BPHTB secara periodic.

(24)

8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja seksi Pengawasan dan

Konsultasi.

b. Mengawasi dan mamantau pekerjaan Account Representatif (AR) dan

pelaksana.

c. Mengkoordinasikan penyusunan estimasi penerimaan pajak.

d. Mengkoordinasikan penyusunan laporan berkala hasil pelaksanaan tugas

seksi PDI sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

9. Account Representatif (AR)

a. Menyusunan estimasi penerimaan pajak.

b. Membuat surat teguran untuk wajib pajak yang tidak menyampaikan

(SPT).

c. Melaksanakan analisa dan penelitian atas kepatuhan material wajib pajak.

d. Menginventarisasi SPPT yang tidak/belum dibayar setelah tanggal jatuh

tempo dan membuat Nota Perhitungan dalam rangka penerbitan STP PBB.

e. Meneliti data pembayaran BPHTB Nota Perhitungan dalam rangka

penerbitan Surat Tagihan BPHTB.

f. Meneliti dan membuat konsep uraian penelitian pembetulan ketetapan

pajak.

g. Meneliti hasil keluaran berupa DHR, SPPT, DHKP dan STTS.

h. Melakukan penelitian wajib pajak/PKP yang beralamat fiktif atau

menerbitkan Faktur Pajak fiktif dan membuat laporan atas kebenaran

(25)

i. Melakukan penelitian kepatuhan dan membuat usulan Wajib Pajak patuh

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

j. Mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan kebijakan atau

peraturan di bidang perpajakan dan memberikan bimbingan kepada wajib

pajak.

k. Mencari, menerima atau mengumpulkan data atau informasi yang

berhubungan dengan pembuatan/pemutakhiran profil Wajib Pajak.

l. Melakukan kunjungan dalam rangka pengawasan dan pemutakhiran data

wajib pajak.

m. Secara periodic membandingkan dan menganalisa data yang diperoleh

KPP dari alat keterangan dan sumber lainnya dengan data yang tercantum

dalam SPT WP serta membandingkan kecocokan data antar SPT serta

membuat konsep surat permintaan penjelasan/himbauan pembetulan

SPT/pembayaran pajak apabila ditemukan kemungkinan adanya potensi

pajak yang belum dilaporkan dan dibayar.

n. Menginventarisasi Wajib Pajak yang diusulkan untuk dilakukan

pemeriksaan.

10. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

a. Memproses dan menata usahakan dokumen masuk dan keluar.

b. Membuat laporan-laporan secara berkala.

(26)

11. Kepala Seksi Penagihan

a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja seksi penagihan.

b. Mengawasi dan memantau pekerjaan Juru Sita Pajak dan pelaksana.

c. Mengkoordinasikan kegiatan penagihan pajak serta pencairan

tunggakan-tunggakan pajak.

d. Mengkoordinasikan kegiatan sita pajak

12. Juru Sita dan Pelaksana Seksi Penagihan

a. Memproses dan menata usahakan dokumen masuk dan keluar.

b. Menatausahakan Surat Ketetapan Pajak dan Surat Tagihan Pajak beserta

bukti pembayarannya.

c. Menatausahakan Surat Keputusan Pembetulan/Keberatan/Putusan

Banding/Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat

Keputusan Pengurangan atau Penghapusan sanksi administrasi pada seksi

penagihan serta Surat Permohonan Pemblokiran Rekening Bank kepada

Pimpinan bank.

d. Menjawab konfirmasi data tunggakan wajib pajak.

e. Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak.

f. Menatausahakan penagihan seketika dan sekaligus.

g. Melakukan tindakan berupa sita harta kepada wajib pajak tertentu sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

h. Membuat laporan-laporan secara berkala hasil pelaksanaan tugas.

i. Mengkoordinasikan penyusunan laporan berkala hasil pelaksanaan tugas

(27)

2.4. Kegiatan KPP Pratama Majalaya

KPP Pratama Majalaya melakukan kegiatan :

1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan

subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya

4. Penyuluhan perpajakan

5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak

6. Pelaksanaan ekstensifikasi

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak

8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak

10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan

11.Pelaksanaan intensifikasi

12.Pembetulan ketetapan pajak

13.Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan

(28)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Bidang Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Majalaya. Penulis ditempatkan di Seksi Pelayanan, dalam

pelaksanaan tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai

kegiatan instansi.

Kegiatan selama Kerja Praktek antara lain :

1. Merekam data wajib pajak untuk selanjutnya dibuatkan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) beserta Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

2. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan

menggunakan media elektronik (Drop Box)

3. Merekam SPT dan menulis nomor formulir SPOP

4. Mendata Surat Teguran, SPT, Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan

Pajak (SKP)

5. Membuat surat pengantar dari masing-masing Surat Teguran, SPT, Surat

Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak (SKP) untuk dikirim via pos

6. Merekam data / surat yang masuk serta keluar dari seksi pelayanan

(29)

3.1.1. Definisi

Pengertian pajak menurut Dr. Soeparman Soemahamidjaja

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.”

Sedangkan pengertian pajak menurut Prof. DR. Rochmat Soemitro, S.H.

dalam buku “Hukum Pajak” karangan Erly Suandy mengemukakan :

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara

untuk membiayai pengeluaran rutin dan „surplus‟-nya digunakan untuk simpanan publik (public saving) yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi

publik (public investment)”.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa,

“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, dari pihak rakyat kepada kas Negara berdasarkan norma-norma hukum yang digunakan untuk

simpanan publik yang merupakan sumber utama untuk membiayai investasi

publik”.

Menurut Atep Adya Barata (2004:27), menyatakan bahwa pelayanan

prima adalah :

Kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk

memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya,

agar mereka selalu loyal kepada organisasi/perusahaan”.

Pelayanan prima suatu instansi pemerintah adalah program layanan terbaik

(30)

minimal harus ada tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap yang berkaitan

dengan kepedulian kepada pelanggan, upaya melayani dengan tindakan terbaik,

dan tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan

tertentu.

Pengertian kualitas pelayanan menurut Goetsh dan Davis dalam Fandy

Tjiptono (2006:51), yaitu bahwa :

“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan”.

Menurut keputusan Men.Pan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

“Kualitas pelayanan yaitu kepastian prosedur, waktu, dan pembiayaan yang transparansi dan akuntabel yang harus dilaksanakan secara utuh oleh setiap

instansi pemerintah sesuai tugas dan fungsinya secara menyeluruh”.

Menurut Wyckof (dalam Lovelock, 1998) yang dikutip Fandy Tjiptono

(2006:59) kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan.

Menurut Fitzsimmons (dalam Riduwan 2008 : 249), kualitas pelayanan

merupakan suatu yang komplek, untuk menentukan sejauh mana kualitas dari

pelayanan, dapat dilihat dari lima dimensi yaitu:

1. Realiability. Kemauan untuk memberikan secara tepat dan benar, jenis

(31)

2. Responsiveness. Kesadaran atau keinginan untuk membantu dan memberikan

pelayanan yang cepat.

3. Assurance. Pengetahuan atau wawasan, kesopansantunan, kepercayaan diri

dari pemberi layanan, serta respek kepada konsumen.

4. Empathy. Kemauan pemberi layanan untuk melakukan pendekatan,

memberikan perlindungan, serta berusaha untuk mengetahui keinginan dan

kebutuhan konsumen.

5. Tangibles, penampilan para pegawai dan fasilitas fisik lainnya seperti

peralatan atau perlengkapan yang menunjang pelayanan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kualitas pelayanan dapat ditentukan

oleh kesadaran atau keinginan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang

cepat serta fasilitas fisik lainnya seperti peralatan atau perlengkapan yang

menunjang pelayanan. Untuk itu, diperlukan media elektronik seperti e-SPT

Tahunan untuk menunjang pelayanan agar tercipta suatu pelayanan yang prima.

Dalam SE-2/PJ/2011 dijelaskan bahwa,

“E-SPT Tahunan adalah data SPT Wajib Pajak untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak yang meliputi SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib

Pajak Orang Pribadi (SPT 1770, SPT 1770 S, SPT 1770 SS), SPT Tahunan Pajak

Penghasilan Wajib Pajak Badan (SPT 1771 dan SPT 1771/$), termasuk SPT

Tahunan Pembetulan dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak

dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal

(32)

E-SPT inilah yang akan memudahkan wajib pajak karena sistem online ini

dapat setiap saat di akses melalui website DJP, jadi wajib pajak tidak perlu lagi

harus datang ke kantor pelayanan tempat wajib pajak terdaftar.

Menurut Peraturan DJP NO.41/PJ/2009, menyatakan bahwa NPWP adalah

nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib

pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun teknis pelaksanaan kerja praktek adalah:

1. Perkenalan dengan para staf dan karyawan KPP Pratama Majalaya.

2. Mendapatkan penjelasan umum tentang kepegawaian dan struktur

organisasi KPP Pratama Majalaya.

3. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan

menggunakan media elektronik (Drop Box), lalu merekam SPT dan

menulis nomor formulir SPOP.

1)PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN

SPT TAHUNAN

1.1. Tata Cara Pendistribusian Tanda Terima SPT Tahunan :

A. Kepala Seksi Pelayanan

1. Nomor Tanda Terima dibuat/dicetak prenumbered, banyaknya disesuaikan

(33)

2. Setiap hari, Tanda Terima dibagikan kepada petugas penerima SPT Tahunan

pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box.

3. Pembagian Tanda Terima dilakukan berdasarkan perkiraan jumlah SPT

Tahunan yang akan diterima dalam satu hari.

4. Mencatat penyerahan Tanda Terima pada Kartu Pengawasan Penggunaan

Nomor Tanda Terima

5. Setiap hari menerima Tanda Terima yang tidak terpakai yang dikembalikan

oleh petugas penerima SPT Tahunan.

6. Pengembalian Tanda Terima yang tidak terpakai juga harus dicatat pada

Berita Acara Serah Terima Berkas Penerimaan SPT Tahunan.

7. Tanda Terima yang tidak terpakai tersebut dapat digunakan untuk

penerimaan SPT Tahunan pada hari-hari berikutnya.

B. Petugas penerima SPT pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box

1. Menerima Tanda Terima yang telah diberi nomor (prenumbered) dari Kepala

Seksi Pelayanan dan menandatangani Kartu Pengawasan Penggunaan Nomor

Tanda Terima.

2. Memberikan Tanda Terima yang telah ditandatangani dan diberi tanggal

penerimaan SPT Tahunan dan diberi cap kepada Wajib Pajak yang

menyampaikan SPT Tahunan sesuai prosedur

3. Setiap hari Tanda Terima yang belum terpakai dikembalikan pada Kepala

Seksi Pelayanan bersamaan dengan Berita Acara Serah Terima Berkas

(34)
(35)

1.2. Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan

A. Petugas penerima SPT pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box

mempunyai tugas:

1. Menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang disampaikan langsung oleh

Wajib Pajak dalam amplop tertutup yang di atasnya ditulis :

- NPWP;

- Nama WP;

- Tahun Pajak;

- Status SPT (Nihil/Kurang Bayar/Lebih Bayar);

- Nomor Telepon.

KPP dapat menyediakan amplop jika Wajib Pajak memintanya. Guna

mempercepat pelayanan, pada TPT/Pojok Pajak/Mobil Pajak/Drop Box

disediakan stempel/cap yang berisi informasi di atas untuk dibubuhkan di amplop.

(36)

2.Menuliskan NPWP Wajib Pajak pada lembar “untuk Wajib Pajak”, membubuhkan stempel KPP, tanggal penerimaan, nama, NIP dan tanda

tangan pada Tanda Terima

3.Memberikan Tanda Terima (Bagian Untuk Wajib Pajak) kepada Wajib

Pajak, dan menempelkan bagian lain (Bagian Untuk Ditempelkan pada

Amplop) pada amplop SPT Wajib Pajak. Bagian arsip disimpan untuk

diserahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan.

4.Memisahkan antara SPT Tahunan/e-SPT Tahunan Wajib Pajak yang

terdaftar pada KPP sendiri dengan Wajib Pajak yang terdaftar pada KPP

lain, serta per status SPT (KB, N dan LB) dan per jenis Wajib Pajak (Orang

Pribadi dan Badan).

5.Membuat Berita Acara Serah Terima Berkas Penerimaan SPT melalui

TPT/Pojok Pajak/Mobil pajak/Drop Box.

6.Menyerahkan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang diterima dan Berita Acara

Serah Terima Berkas Penerimaan SPT kepada Petugas Seksi Pelayanan.

B. Pelaksana Seksi Pelayanan mempunyai tugas:

1. Menerima dan meneliti SPT dan Berita Acara Serah Terima SPT

Tahunan/e-SPT Tahunan dari Petugas Penerima SPT, selanjutnya

meneruskan ke Kepala Seksi Pelayanan untuk ditandatangani.

2. Merekam Tanda Terima dan informasi Wajib Pajak pada amplop ke dalam

(37)

3. Mengelompokkan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan (termasuk SPT yang

diterima dari KPP lain) berdasarkan tempat Wajib Pajak terdaftar.

4. Dari hasil pengelompokan SPT pada angka 3, atas SPT Tahunan/e-SPT

Tahunan Sendiri dibuatkan Daftar Nominatif Pengiriman SPT Wajib Pajak

Sendiri untuk kemudian dilakukan penelitian kelengkapan SPT.

5. Dari hasil penelitian kelengkapan SPT,

a) SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang dinyatakan lengkap, dicetak

Daftar Nominatif SPT Lengkap dan diteruskan ke Petugas TPT untuk

dilakukan perekaman penerimaan SPT; dan

b) SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang tidak lengkap, dibuatkan Lembar

Penelitian Ketidaklengkapan SPT Tahunan untuk disatukan dengan

masing-masing SPT yang tidak lengkap selanjutnya diteruskan ke

Account Representative bersama dengan Daftar Nominatif SPT Tidak

Lengkap.

6. Dari hasil pengelompokan SPT pada angka 3, atas SPT Tahunan/e-SPT

Tahunan yang tidak terdaftar di KPP sendiri dibuatkan/dicetak Daftar

Nominatif Pengiriman SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dan dibuatkan

konsep Surat Pengiriman SPT Tahunan/e-SPT Tahunan.

7. Meneruskan Daftar Nominatif Pengiriman SPT dan konsep Surat

Pengiriman Berkas SPT ke Kepala Seksi Pelayanan untuk diteliti dan

diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan

(38)

8. Menerima Surat Pengiriman dan Daftar Nominatif yang telah

ditandatangani oleh Kepala KPP.

9. Menatausahakan dan mengirimkan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan, Surat

Pengiriman dan Daftar Nominatif sesuai dengan SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen.

10.Menerima SPT Tahunan yang telah dilakukan perekaman penerimaan SPT

Tahunan/e-SPT Tahunan oleh Petugas TPT, untuk dilakukan pengemasan

SPT jika pengolahan SPT dilakukan di Pusat Pengolahan Data dan

Dokumen Perpajakan (PPDDP).

11.Menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang telah direkam dan Register

Harian dari Seksi PDI untuk selanjutnya diproses sesuai SOP Tata Cara

Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak.

12.Dalam hal SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang diterima melalui

pos/ekspedisi tidak terdaftar di KPP sendiri akibat kesalahan pengiriman,

pelaksana Seksi Pelayanan meneruskan ke KPP Wajib Pajak terdaftar

sesuai SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen.

C. Petugas TPT mempunyai tugas:

1. Menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang telah dinyatakan lengkap dari

Petugas Seksi Pelayanan.

2. Melakukan perekaman penerimaan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan serta

(39)

3. Mencetak Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) dan Bukti

Penerimaan Surat (BPS) serta register harian.

4. Meneruskan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke Seksi Pengolahan Data dan

Informasi (PDI) untuk dilakukan perekaman detil SPT atau meneruskan SPT

Tahunan/e-SPT Tahunan ke Petugas Seksi Pelayanan untuk dilakukan

pengemasan SPT jika pengolahan SPT dilakukan di PPDDP.

5. Menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari KPP lain dan/atau dari

Pos/ekspedisi untuk selanjutnya diteruskan ke Pelaksana Seksi Pelayanan

untuk diteliti.

6. Menandai nomor dan tanggal Surat Pengiriman SPT dari KPP lain, serta

menandai setiap SPT yang terdapat pada Daftar Nominatif Pengiriman SPT.

7. Atas Respon Surat Permintaan Kelengkapan SPT:

a) Menerima kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Wajib Pajak.

b) Meneliti kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Wajib Pajak.

c) Mencetak dan menandatangani LPAD/BPS kelengkapan SPT

Tahunan/e-SPT Tahunan dan menyerahkan BPS kepada Wajib Pajak.

d) Meneruskan kelengkapan SPT ke Account Representative.

8. Menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang telah dinyatakan lengkap oleh

Account Representative untuk dilakukan perekaman penerimaan SPT

(40)

D. Account Representative mempunyai tugas :

1. Menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Pelaksana Seksi Pelayanan yang

dinyatakan tidak lengkap.

2. Mencetak konsep Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT

Tahunan yang terdapat di dalam aplikasi pengawasan Drop Box, selanjutnya

meneruskan ke Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk diteliti dan

diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala KPP untuk disetujui dan

ditandatangani.

3. Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang telah

ditandatangani oleh Kepala KPP selanjutnya diproses sesuai SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen.

4. Menerima kelengkapan SPT dari Petugas TPT untuk digabungkan dengan

SPT Tahunan/e-SPT Tahunan.

5. SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang telah dinyatakan lengkap diteruskan ke

Petugas TPT untuk dilakukan perekaman penerimaan SPT Tahunan/e-SPT

Tahunan serta loading e-SPT Tahunan.

6. Dalam hal Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan tidak

dipenuhi dalam batas waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal Surat

Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan, Account

Representative mencetak konsep Surat Pemberitahuan SPT Dianggap Tidak

Disampaikan selanjutnya meneruskan ke Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi untuk diteliti dan diparaf dan selanjutnya diteruskan kepada Kepala

(41)

7. Mencetak Daftar Nominatif SPT yang dianggap tidak disampaikan dan

mengirimkan ke Seksi PDI bersama berkas SPT yang dianggap tidak

disampaikan.

8. Dalam hal terjadi kesalahan matematis dalam pengisian SPT, Account

Representative menerbitkan Surat Himbauan Pembetulan SPT sesuai dengan

SOP Tata Cara Penerbitan Surat Himbauan Pembetulan SPT.

9. Dalam hal terjadi keterlambatan penyampaian SPT dan/atau keterlambatan

pembayaran pajak, Account Representative menerbitkan Surat Tagihan Pajak

sesuai dengan SOP Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak.

E. Petugas Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas :

1. Menerima SPT Tahunan/e-SPT Tahunan dari Petugas TPT yang telah

diberi LPAD/BPS.

2. Merekam SPT Tahunan ke dalam basis data perpajakan.

3. Meneruskan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan yang telah direkam/di-load ke

Seksi Pelayanan untuk selanjutnya diproses sesuai SOP Tata Cara

Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak.

4. Mengadministrasikan Daftar Nominatif SPT yang dianggap tidak

disampaikan dan melaksanakan SOP Pembentukan Bank Data atas berkas

(42)
(43)
(44)

Gambar 3.5. Kartu Tanda Terima SPT Tahunan

Petunjuk Pencetakan Tanda Terima:

1. Ukuran:

a. Lebar : 10,0 cm

b. Panjang keseluruhan : 33,0 cm

1) Panjang Lembar “Arsip” : 7,6 cm

2) Panjang Lembar “Untuk Ditempel di Amplop” : 12,7 cm

3) Panjang Lembar “Untuk Wajib Pajak” : 12,7 cm 2. Penomoran:

a. Nomor harus ditentukan terlebih dahulu (Prenumbered)

b. Nomor terdiri dari 13 digit dengan format: aaa-bb-cccccccc

aaa : Kode KPP

bb : Kode unit Penerimaan SPT di masing-masing KPP (TPT/Pojok

(45)

cccccccc : Nomor urut Tanda Terima di setiap unit penerimaan SPT.

c. Contoh Penomoran Tanda Terima:

Kode KPP : 315

Kode Unit Penerima SPT 01 : TPT KPP

02 : TPT KP2KP

03 : Pojok Pajak

04 : Mobil Pajak

05 : Drop Box di Mall Y

06 : Drop Box di Kawasan Perkantoran Z dst.

Nomor Tanda Terima :

TPT KPP : TPT KP2KP : Pojok Pajak :

315-01-00000001 315-02-00000001 315-03-00000001

315-01-00000002 315-02-00000002 315-03-00000002

315-01-00000003 315-02-00000003 315-03-00000003

dst. dst. dst.

Mobil Pajak : Drop Box di Mall Y: Drop Box di Kawasan Perkantoran Z

315-04-00000001 315-05-00000001 315-06-00000001

315-04-00000002 315-05-00000002 315-06-00000002

315-04-00000003 315-05-00000003 315-06-00000003

(46)

Contoh Kode Unit Penerima SPT tersebut tidak mengikat, tapi dapat disesuaikan

dengan kondisi masing-masing KPP.

2. Tanda terima harus diberi tanggal, ditandatangani oleh Petugas Penerima

SPT dan dibubuhi stempel.

BERITA ACARA SERAH TERIMA BERKAS

PENERIMAAN SPT MELALUI TPT/POJOK PAJAK/MOBIL PAJAK/DROP BOX

Pada hari ... tanggal ... bulan ... tahun ...,

dibuat berita acara serah terima berkas:

(47)

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenarnya.

4. Merekam data wajib pajak untuk selanjutnya dibuatkan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) beserta Surat Keterangan Terdaftar (SKT).

2) TATA CARA PENDAFTARAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyelesaian permintaan

pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak. Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak

merupakan permintaan untuk menjadi Wajib Pajak sebagai identitas dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.

a) Dasar Hukum :

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ./2001 tanggal 21

Februari 2001

b) Prosedur Kerja :

1. Wajib Pajak mengajukan berkas pendaftaran NPWP dengan menggunakan

Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak beserta

persyaratannya kepada Petugas Tempat Pelayanan Terpadu.

2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan

(48)

persyaratannya. Dalam hal berkas pendaftaran belum lengkap, dihimbau

kepada Wajib Pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas pendaftaran

sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan mencetak BPS

dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD

3. akan digabungkan dengan berkas pendaftaran kemudian diteruskan kepada

Pelaksana Seksi Pelayanan.

4. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam berkas pendaftaran Wajib Pajak.

5. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keterangan Terdaftar

dan Kartu NPWP kemudian menyerahkannya ke Kepala Seksi Pelayanan.

Surat Keterangan Terdaftar dan Kartu NPWP diterbitkan dalam rangkap

dua :

a) Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

b) Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

3. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Keterangan Terdaftar

kemudian menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

4. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,

memberi nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk

arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.

5. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen

kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen di Kantor Pelayanan Pajak).

(49)

c) Jangka Waktu Penyelesaian :

Paling lama 1 (satu) hari kerja sejak permohonan diterima lengkap. (Surat

Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-37/PJ/2007 tanggal 14 Agustus 2007

tentang Percepatan Jangka Waktu Penyelesaian Layanan Unggulan Direktorat

Jenderal Pajak).

Gambar 3.6. Flowchart Tata Cara Pendaftaran NPWP

d) Pihak yang Terkait :

1. Kepala Seksi Pelayanan

2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

3. Pelaksana Seksi Pelayanan

(50)

e) Formulir yang Digunakan :

1. Formulir Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak

2. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD)

f) Dokumen yang Dihasilkan :

1. Bukti Penerimaan Surat (BPS)

2. Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

3. Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

2. TATA CARA PENYELESAIAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DI

KANTOR PELAYANAN PAJAK LAMA

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan

pemindahan Wajib Pajak yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak lama.

Pemindahan Wajib Pajak adalah tindakan memindahkan administrasi perpajakan

Wajib Pajak dari tata usaha Kantor Pelayanan Pajak lama ke tata usaha Kantor

Pelayanan Pajak baru, karena alasan pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan

dan/atau tempat kegiatan usaha atau perubahan status perusahaan.

a) Dasar Hukum :

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ./2001 tanggal 21

Februari 2001

b). Prosedur Kerja :

- Dalam hal Surat Pernyataan Pindah diajukan melalui KPP Lama

1. Wajib Pajak mengajukan berkas permohonan pemindahan Wajib Pajak

(51)

Wajib Pajak beserta persyaratannya melalui Petugas Tempat Pelayanan

Terpadu.

2. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima Formulir Pendaftaran dan

Perubahan Data Wajib Pajak kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.

Dalam hal berkas permohonan belum lengkap, berkas permohonan

dikembalikan kepada Wajib Pajak untuk dilengkapi. Dalam hal berkas

permohonan sudah lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu akan

mencetak BPS dan LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak

sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan kemudian

diteruskan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

3. Pelaksana Seksi Pelayanan merekam berkas permohonan Wajib Pajak.

4. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pindah kemudian

menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. Surat Pindah ini dicetak

rangkap dua :

Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

5. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pindah kemudian

menyerahkan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

6. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,

member nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip

dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.

7. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen kepada

(52)

8. Proses Selesai. Wajib Pajak akan menyerahkan Surat Pindah beserta

kelengkapannya ke Kantor Pelayanan Pajak baru.

9. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Pemindahan Wajib Pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Baru.

10.Pelaksana Seksi Pelayanan menerima faximili SKT dan Kartu NPWP dari

Kantor Pelayanan Pajak baru.

11.Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pencabutan Surat

Keterangan Terdaftar kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi

Pelayanan. Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar dicetak dalam

rangkap dua :

Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

12.Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pencabutan Surat Keterangan

Terdaftar kemudian menyerahkan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

13.Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,

member nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk arsip

dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.

14.Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang

akan diserahkan ke Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan

mengirim berkas Wajib Pajak dan Surat Pencabutan Keterangan Terdaftar ke

Kantor Pelayanan Pajak baru melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara

(53)

15.Proses selesai.

- Dalam hal Surat Pernyataan Pindah diajukan melalui KPP Baru

1. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima faximili Surat

Pemberitahuan Pernyataan Pindah dari Kantor Pelayanan Pajak baru,

merekam kemudian menyerahkan kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

2. Pelaksana Seksi Pelayanan memproses Surat Pemberitahuan Pernyataan

Pindah.

3. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pindah. Surat Pindah

ini dicetak rangkap dua kemudian diserahkan kepada Kepala Seksi

Pelayanan.

Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

4. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pindah kemudian

menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi Pelayanan.

5. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,

member nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk

arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.

6. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang

akan diserahkan ke Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata

Cara Penyampaian Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga

harus mengirim faximili Surat Pindah ke Kantor Pelayanan Pajak baru.

7. Proses selesai. Faximili Surat Pindah ini akan diproses dalam SOP

(54)

8. Proses selanjutnya akan dilakukan pada SOP Pemindahan Wajib Pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Baru.

9. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima faximili Kartu Nomor Pokok Wajib

Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar dari Kantor Pelayanan Pajak baru.

10. Pelaksana Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Pencabutan Surat

Keterangan Terdaftar kemudian menyerahkannya kepada Kepala Seksi

Pelayanan. Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar ini dicetak

rangkap dua.

Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak

Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak

11. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani Surat Pencabutan Surat

Keterangan Terdaftar kemudian menyerahkannya kepada Pelaksana Seksi

Pelayanan.

12. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima dokumen yang telah ditandatangani,

member nomor, memberi stempel kantor, memisahkan dokumen untuk

arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada Wajib Pajak.

13. Pelaksana Seksi Pelayanan mengarsipkan dan menyerahkan dokumen yang

akan diserahkan ke Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen di KPP). Pelaksana Seksi Pelayanan juga akan

mengirim berkas Wajib Pajak dan Surat Pencabutan Keterangan Terdaftar

ke Kantor Pelayanan Pajak baru melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara

Penyampaian Dokumen di KPP).

(55)

c) Jangka Waktu Penyelesaian :

- Dalam hal Surat Pernyataan Pindah diajukan melalui KPP Lama

1. Surat Pindah diterbitkan paling lama satu hari kerja setelah permohonan

pindah diterima lengkap.

2. Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar disampaikan paling lama satu

hari kerja setelah faximili Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah diterima.

- Dalam hal Surat Pernyataan Pindah diajukan melalui KPP Baru

1. Surat Pindah diterbitkan paling lama satu hari kerja setelah permohonan

pindah diterima lengkap.

2. Surat Pencabutan Surat Keterangan Terdaftar disampaikan paling lama satu

hari kerja setelah faximili Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah diterima.

d) Pihak yang Terkait :

1. Kepala Seksi Pelayanan

2. Pelaksana Seksi Pelayanan

3. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

4. Wajib Pajak

5. Kantor Pelayanan Pajak baru

e) Formulir yang Digunakan :

1. Formulir Permohonan Pendaftaran dan Perubahan Data Wajib Pajak

2. Surat Pemberitahuan Pernyataan Pindah

3. Kartu NPWP (dari KPP baru)

(56)

5. Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD)

f) Dokumen yang Dihasilkan :

1. Bukti Penerimaan Surat (BPS)

(57)
(58)
(59)

4. Mendata Surat Teguran, SPT, Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan

Pajak (SKP), lalu membuat surat pengantar dari masing-masing Surat

Teguran, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, Surat Tagihan Pajak

(STP), Surat Ketetapan Pajak (SKP) untuk dikirim via pos.

Setiap Surat Teguran harus direkam dulu ke dalam komputer, dan

dibuatkan surat pengantar rangkap dua, rangkap pertama untuk dikirim melalui

pos, dan rangkap kedua diberikan ke bagian berkas untuk di arsip. Surat pengantar

tersebut harus ditandatangani terlebih dahulu oleh bagian pelayanan dan dicatat di

buku masuk dan keluar surat-surat.

SPT Tahunan dan SPT Masa juga mempunyai cara yang sama dalam

penyampaiannya. Pertama, SPT dipisah sesuai nomor surat, lalu ditandatangani

oleh kepala seksi pelayanan, kemudian di cap. Setelah itu direkam di komputer,

lalu dibuatkan surat pengantar dari masing-masing SPT tersebut rangkap dua,

setelah surat tersebut selesai, kemudian ditandatangani oleh bagian pelayanan

kemudian dikirim ke alamat wajib pajak yang dituju, begitu pula dengan Surat

Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak (SKP).

4. TATA CARA PENERBITAN SURAT TEGURAN PENYAMPAIAN SPT

MASA

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penerbitan surat teguran

penyampaian SPT Masa. Surat Teguran atas SPT Masa diterbitkan apabila Wajib

Pajak tidak menyampaikan SPT Masa sesuai batas waktu penyampaian SPT Masa

(60)

a) Dasar hukum :

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

536/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000

b) Prosedur Kerja :

1. Account Representative mengidentifikasi Wajib Pajak yang perlu

diterbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Masa, membuat Daftar

Nominatif Wajib Pajak yang akan Diterbitkan Surat Teguran, dan

menyampaikan daftar nominatif tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan

dan Konsultasi.

2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan

menyampaikan daftar nominatif tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan

untuk diterbitkan Surat Teguran Penyampaian SPT Masa.

3. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada

Pelaksana Seksi Pelayanan untuk memproses Surat Teguran Penyampaian

SPT Masa.

4. Pelaksana Seksi Pelayanan berdasarkan rekapitulasi Wajib Pajak yang

belum melaporkan SPT dan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan

Diterbitkan Surat Teguran, mencetak konsep Surat Teguran Penyampaian

SPT Masa dan menyampaikan konsep tersebut ke Kepala Seksi Pelayanan.

5. Kepala Seksi Pelayanan menyetujui dan menandatangani konsep Surat

Teguran Penyampaian SPT Masa.

6. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan (SOP Tata Cara Penatausahaan

(61)

melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di

KPP).

c) Jangka Waktu Penyelesaian :

Paling lama 3 (tiga) hari kerja.

d) Pihak yang Terkait :

1. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

2. Kepala Seksi Pelayanan

3. Account Representative

4. Pelaksana Seksi Pelayanan

e) Formulir yang Digunakan :

1. SPT Masa

f) Dokumen yang Dihasilkan :

1. Daftar Nomintaif Wajib Pajak yang akan Diterbitkan Surat Teguran

2. Surat Teguran Penyampaian SPT Masa.

5. TATA CARA PENERBITAN SURAT TEGURAN PENYAMPAIAN SPT

TAHUNAN PPh

Surat Teguran atas SPT Tahunan diterbitkan apabila Surat Pemberitahuan

tidak disampaikan sesuai batas waktu yang telah ditentukan atau batas waktu

(62)

a) Dasar hukum :

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tanggal 31 Desember 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan s.t.d.t.d. Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2007

2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

536/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata Cara

Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan s.t.d.d. Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 82/KMK.03/2003

3. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-35/PJ/2000 tanggal 11 Februari 2000

tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan s.t.d.d. Keputusan Dirjen Pajak Nomor

KEP-455/PJ/2000

4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-49/PJ/2003 tanggal 12

Maret 2003 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan s.t.d.d. Keputusan Direktur

Jenderal Pajak Nomor KEP-36/PJ/2004.

b) Prosedur Kerja :

1. Account Representative mengidentifikasi Wajib Pajak yang perlu

diterbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Tahunan, membuat Daftar

Nominatif Wajib Pajak yang akan Diterbitkan Surat Teguran, dan

menyampaikan daftar nominatif tersebut kepada Kepala Seksi Pengawasan

(63)

2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti, menyetujui, dan

menyampaikan daftar nominatif tersebut kepada Kepala Seksi Pelayanan

untuk diterbitkan Surat Teguran Penyampaian SPT Tahunan.

3. Kepala Seksi Pelayanan menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana

Seksi Pelayanan untuk memproses Surat Teguran Penyampaian SPT Tahunan.

4. Pelaksana Seksi Pelayanan berdasarkan rekapitulasi Wajib Pajak yang belum

melaporkan SPT dan Daftar Nominatif Wajib Pajak yang akan Diterbitkan

Surat Teguran, mencetak konsep Surat Teguran Penyampaian SPT Tahunan

dan menyampaikan konsep tersebut ke Kepala Seksi Pelayanan.

5. Kepala Seksi Pelayanan menyetujui dan menandatangani konsep Surat

Teguran Penyampaian SPT Tahunan.

6. Pelaksana Seksi Pelayanan menatausahakan (SOP Tata Cara Penatausahaan

Dokumen Wajib Pajak) dan mengirimkan Surat Teguran Penyampaian SPT

melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP).

c) Jangka Waktu Penyelesaian :

1. Jangka waktu penerbitan Surat Teguran adalah 3 (tiga) bulan sejak batas

akhir penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan.

2. Apabila Wajib Pajak diberikan penundaan penyampaian SPT Tahunan

PPh maka jangka waktu penerbitan Surat Teguran adalah 1 (satu) bulan

sejak batas akhir penundaan penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan yang disetujui. (Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor

SE-03/PJ.33/2000 tanggal 19 Mei 2000 tentang Penerbitan Surat Teguran,

(64)

d) Pihak yang Terkait :

1. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

2. Kepala Seksi Pelayanan

3. Account Representative

4. Pelaksana Seksi Pelayanan

5. Wajib Pajak

e) Formulir yang Digunakan :

1. SPT Tahunan

f) Dokumen yang Dihasilkan :

1. Daftar Nomintaif Wajib Pajak yang akan Diterbitkan Surat Teguran

(65)

Gambar 3.9. Flowchart Tata Cara Penerbitan Surat Teguran Penyampaian SPT

(66)

5. Merekam data / surat yang masuk serta keluar dari seksi pelayanan dan

menyampaikan data yang masuk ke kepala seksi lain.

Surat yang masuk dan keluar dari seksi pelayanan harus didata terlebih

dahulu di buku arsip, kemudian disampaikan ke seksi lain dengan meminta tanda

tangan bagi penerima surat tersebut.

6. TATA CARA PEMINJAMAN/PENGIRIMAN BERKAS

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara peminjaman/pengiriman

Berkas kepada Seksi lain maupun Unit Kantor Lain di Lingkungan Direktorat

Jenderal Pajak.

a) Dasar Hukum :

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-142/PJ./2005 tanggal 31

Agustus 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Kantor s.t.d.d.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-173/PJ./2006.

b) Prosedur Kerja :

- Peminjam berkas dari Seksi lain dalam satu Kantor Pelayanan Pajak (internal) :

1. Kepala Seksi Pelayanan menerima Nota Dinas/ Surat Peminjaman Berkas dari

Seksi lain, menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana Seksi

Pelayanan untuk memproses lebih lanjut.

2. Pelaksana Seksi Pelayanan mengadministrasikan Nota Dinas/Surat Peminjaman

(67)

Peminjaman Berkas, membuat Tanda Bukti Peminjaman Berkas kemudian

menyerahkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan.

3. Kepala Seksi Pelayanan meneliti kelengkapan dan kesesuaian Berkas yang

dipinjam serta menandatangani Tanda Bukti Peminjaman Berkas serta

menugaskan Pelaksana Seksi Pelayanan untuk meneruskan Tanda Bukti

Peminjaman Berkas bersama Berkas yang diminta kepada Seksi yang meminta.

4. Pelaksana Seksi Pelayanan meneruskan Tanda Bukti Peminjaman Berkas

bersama Berkas yang diminta kepada Seksi yang meminta.

5. Proses selesai.

- Peminjam berkas dari Kantor Pusat atau Kantor Wilayah (eksternal) :

1. Berdasarkan Nota Dinas/Surat Peminjaman Berkas dari Kantor Pusat atau

Kantor Wilayah yang telah didisposisi Kepala Kantor Pelayanan Pajak (SOP

Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), Kepala Seksi Pelayanan meneliti,

menugaskan dan memberi disposisi Pelaksana Seksi Pelayanan untuk

memproses lebih lanjut.

2. Pelaksana Seksi Pelayanan mengadministrasikan Nota Dinas/Surat

Peminjaman Berkas, mencari berkas seperti yang tertera dalam Nota

Dinas/Surat Peminjaman Berkas, membuat konsep Surat Pengantar

Peminjaman Berkas kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi Pelayanan.

3. Kepala Seksi Pelayanan meneliti kelengkapan dan kesesuaian Berkas yang

dipinjam, memaraf konsep Surat Pengantar Peminjaman Berkas, dan

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian
Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Gambar 3.2. Bentuk stempel/cap
Gambar 3.3. Flowchart Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan SPT Tahunan
+7

Referensi

Dokumen terkait