ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA KKP PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNHALU DALAM MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA SE-KOTA KENDARI Oleh
Aceng Haetami
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan KKP Mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Unhalu Se- Kota Kendari pada semester ganjil 2007/2008. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan menganalisis kemampuan mahasiswa KKP Pendidikan Kimia dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran kimia di SMA se-Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan angket sebagai instrumen penelitian yang diberikan pada 12 guru pamong yang tersebar di 8 Sekolah yang dijadikan lokasi KKP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa PPL II Pendidikan Kimia dalam merencanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 71,60 % dan dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.
Kata kunci : kuliah kerja profesi, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan di bidang pendidikan adalah meningkatkan sumber daya
manusia. Sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
yang menghasilkan tenaga guru , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP}
Universitas Haluoleo tidak henti-hentinya berusaha meningkatkan kualitas calon guru
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu cara yang
ditempuh adalah melalui program Kuliah Kerja Profesi (KKP).
KKP bagi mahasiswa merupakan muara dari seluruh rangkaian program yang
harus diikuti semasa mengikuti kuliah di FKIP Unhalu. Oleh sebab itu, cukup
beralasan jika KKP dijadikan sebagai salah satu fokus yang strategis dalam
Pekerjaan profesi guru merupakan pekerjaan yang bersifat kompleks dan
menuntut ilmu pengetahuan dan keterampilan, termasuk keterampilan mengajar.
Penguasaan keterampilan dasar mengajar harus dibentuk dalam pendidikan,
dirancang secara sistematis, terarah dan memerlukan waktu yang panjang.
Sehubungan dengan hal itu, Universitas Haluoleo melalui KKP mengembang misi
yang sangat penting yaitu mempersiapkan calon guru yang profesional dibidangnya
pada masa yang akan datang.
Dalam pelaksanaannya, KKP dibimbing oleh dosen pembimbing yang
ditunjuk oleh UPT PPL yang dianggap telah memenuhi syarat untuk membimbing.
Namun dalam prakteknya, dosen pembimbing yang ditunjuk tidak sesuai dengan
bidang ilmu yang dimiliki mahasiswa KKP. Hal ini Disebabkan karena seorang
Dosen Pembimbing bertugas membimbing KKP untuk satu atau beberapa sekolah,
sehingga mahasiswa bimbingannya terdiri dari beberapa mahasiswa yang berasal dari
beberapa program studi. Akibatnya, pembimbingan menjadi tidak efektif. Hal ini
terbukti, setelah beberapa kali PPL II dilaksanakan oleh FKIP Unhalu baik di SMA
maupun di SMP se-Kota Kendari, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam tugas dan tanggung jawab yang diembannya khususnya pada mahasiswa
program studi pendidikan kimia.
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mahasiswa
PPL II terutama menyangkut kemampuan mengajar, perlu diadakan evaluasi agar
kendala-kendala yang dimiliki mahasiswa KKP dapat teratasi, sehingga
pembentukkan calon guru yang profesional dapat terwujud.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Kuliah Kerja Profesi
Kuliah Kerja Profesi (KKP) adalah salah satu kegiatan terstruktur yang
dilaksanakan pada SMP maupun SMA oleh mahasiswa peserta KKP dengan arahan
dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru pamong. Kegiatannya meliputi cara-cara
pembuatan Program Tahunan (PROTA), program semester (PROSEM). Analisis
Observasi latihan mengajar terbimbinng, latihan mandiri, refleksi, ujian,
mengajarkan/belajar tugas-tugas non mengajar.
KKP mempunyai tujuan agar mahasiswa/calon guru dapat :
1. Memiliki suatu standar kompetensi profesional yang dihasilkan oleh suatu
lembaga Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
2. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan terutama
dalam proses belajar-mengajar.
3. Memiliki dan menghayati nilai-nilai sebagai guru kearah terbentuknya kepribadian
guru dalam diri mahasiswa.
4. Mampu mengembangkan inovasi dalam bidang kependidikan terutama inovasi
dalam proses belajar mengajar.
5. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrative, serta lingkungan kerja
keguruan.
6. Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengalamannya selama pelatihan
untuk dijadikan bahan refleksi terhadap pembentukan sikap profesional sebagai
guru, dan
7. Memiliki kemampuan mengaplikasikan diri pengetahuannya dalam situasi nyata
pembelajaran di sekolah (Anonim, 2004).
2. Sistem Penilaian dalam PPL II terintegrasi KKP
Dalam pelaksanaan KKP, penilaian didasarkan pada kemampuan mahasiswa
KKP terhadap :
1. Kelengkapan administrasi yaitu kelengkapan dalam hal ini perencanaan
pengajaran yang mencangkup satuan pelajaran (SP), rencana pelajaran (RP),
analisis mata pelajaran (AMP) serta penguasaan keterampilan mengajar
berdasarkan rencana pembelajaran yang disusun oleh mahasiswa.
2. Penelitian prosedur pembelajaran dalam hal ini mencangkup tentang keterampilan
dasar mengajar yang esensial dengan petunjuk APKG (Alat Penilaian Kemampuan
3. Penilaian terhadap aspek personal sosial, dalam hal ini mencakup tentang
kedisiplinan seorang guru, tanggung jawab, kepemimpinan , kemampuan
bekerjasama, kesetiakawanan kolega atau sejawat, sikap kepada kepala sekolah,
sikap terhadap siswa, sikap terhadap masyarakat sekitar khususnya orang tua
siswa.
3. Tugas Mahasiswa KKP Sebagai Guru
Mahasiswa KKP pada dasarnya menjadi guru sementara di lokasi tempat ia
mengajar, maka dengan sendirinya apa yang menjadi tugas-tugas guru juga menjadi
tugas dan tanggung jawab. Menurut Uzer (1995 : 6) bahwa guru memiliki banyak
tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian.
Oleh karena itu mahasiswa KKP tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab tidak
ringan disamping dituntut untuk mengajarkan materi pelajaran dengan baik
sebagaimana yang diperoleh di bangku kuliah lebih jauhnya tugasnya mencangkup
pengabdian dan juga sosial bermasyarakat di sekolah. Dalam hal ini mahasiswa
dituntut untuk mampu mengerjakan segala hal, ini didasari pola pikir masyarakat
pada umumnya yang menganggap sebagai subyek yang serba bisa.
C. METODE PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan
Desember tahun 2007 sesuai dengan kalender Pelaksanaan KKP pada Semester
Ganjil Tahun Akademik 2007/2008. Lokasi penelitian adalah seluruh SMA se-Kota
Kendari yang menjadi mitra LPTK
2. Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah 20 orang mahasiswa
Pendidikan Kimia yang melaksanakan PPL-II di 8 SMA se-Kota Kendari (SMAN 2,
SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 7, SMAN 9, SMKN 2, SMA KARTIKA) pada
3. Teknik Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini diperoleh melalui jawaban responden (guru pamong)
terhadap angket penelitian yang diajukan. Angket yang diajukan berisi
indikator-indikator tentang kemampuan mahasiswa KKP Program Studi Pendidikan Kimia
dalam mengajarkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Pemberian angket ini
sebagai penganti APKG 1 yang dianggap terlalu rumit oleh guru pamong.
4. Teknik Analisis Data
Untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif. Analisis yang dimaksud meliputi jawaban tiap
responden terhadap butir pernyataan angket (Xi) dan persentase (%Xm). Analisis ini
menggunakan rumus sebagai berikut :
% 100 x f
Xi Xm
% = ∑
dimana : % Xm = persentase jawaban responden tiap butir angket
Σ Xi = total jawaban tiap butir angket
f = jumlah soal dalam angket
Adapun kriteria dari penilaian penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sangat baik = 90% - 100%
Baik = 75% - 89%
Cukup = 60% - 74%
Kurang = ≤ 59% (Sudjana, 1996)
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam bentuk nilai rata-rata persentase
tentang kemampuan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mahasiswa PPL
II di SMA se-Kota Kendari pada semester ganjil tahun akademik 2007/2008
a. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Tabel 1. Persentase Nilai Tiap Indikator Perencanaan Pembelajaran untuk Setiap Mahasiswa PPL II
NO INDIKATOR RATA-RATA
1 Penentuan Bahan Pembelajaran dan Perumusan Tujuan 88,75 2 Pemilihan dan Organisasi Materi, Media, dan Sumber Belajar 64,17 3 Rancangan skenario/Strategi Pembelajaran 68,33 4 Rancangan Pengelolaan Kelas 61,25 5 Rancangan Prosedur dan Persiapan Alat evaluasi 74,17 6 Kesan Umum Rencana Pembelajaran 72,92
RATA-RATA 71,60
Dari tabel 1, terlihat bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa PPL II dalam
merencanakan pembelajaran berada dalam kategori cukupatau perlu perbaikan
dengan penguasaan 71,60 %.
72.92 74.17 61.25 68.33 64.17 88.75 0 20 40 60 80 100
1 2 3 4 5 6
Indikator Pe re ncanaan Pe mbe lajaran
T in g k a t P e n g u a s a a n ( % )
Gambar 1. Rata-rata Kemampuan Mahasiswa PPL II dalam merencanakan pembelajaran
b. Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran
Tabel 2. Persentase Nilai Tiap Indikator Pelaksanaan Pembelajaran untuk Setiap Mahasiswa PPL II
NO INDIKATOR RATA-RATA
[image:6.595.113.494.166.291.2] [image:6.595.113.494.367.560.2]6 Mendorong dan Menggalakkan Siswa dalam
Proses Pembelajaran 74,69 7 Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar 67,08
8 Menutup Pelajaran 61,88
9 Kesan Umum Pelaksanaan Pembelajaran 69,38
RATA-RATA 64,06
Dari Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa PPL II dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori cukup rendah, atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.
71.25 61.2565.00 74.69 67.08 61.88 69.38 76.2583.33 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator Pelaksanaan Pembelajaran
T in g k a t p e n g u a s a a n ( % )
Gambar 2. Rata-rata Kemampuan Mahasiswa PPL II dalam melaksanakan pembelajaran
B. Pembahasan
Berdasarkan data angket yang diisi oleh guru pamong, rata-rata
penguasaannya hanya 71,60% dengan kategori perlu perbaikan atau cukup. Dari dua
belas guru pamong yang memberikan data, terdapat lima indikator yang perlu
perbaikan yaitu indikator 2 (pemilihan dan pengorganisasian materi, media, dan
sumber belajar) dengan penguasaan 64,17 %, indicator 3 (Perancangan
skenario/strategi pembelajaran) dengan penguasaan 68,33 %, indicator 5 (rancangan
prosedur dan persiapan alat evaluasi) dengan penguasaan 74,17 % dan indicator 6
(Kesan umum rencana pembelajaran) dengan penguasaan 72,92 %, dengan
penguasaan terendah adalah pada indikator 4 (rancangan pengelolaan kelas) dengan
[image:7.595.116.494.259.447.2]Rendahnya penguasaan pada indikator 4 adalah mahasiswa PPL II kurang
memperhatikan kesesuaian antara rancangan pengelolaan kelas dengan alokasi waktu,
juga mahasiswa PPL II hanya kadang-kadang atau bahkan tidak mengorganisasikan
siswa agar berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas, dimana mahasiswa
PPL II kurang mampu untuk mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang menyelewengkan
perhatian kelas dan memberikan ganjaran bagi siswa yang tidak menyelesaikan tugas
tepat pada waktunya.
Sedangkan pada indikator 2, 3, 5 , dan 6 rendahnya nilai penguasaan
mahasiswa PPL II sampai nilai sekitar 64-74% adalah karena mahasiswa
kadang-kadang atau bahkan tidak pernah mengkonsultasikan materi yang akan diajarkan
kepada guru pamong maupun dosen pembimbing untuk menghindari adanya
kesalahan konsep yang akan diajarkan nanti, juga media (alat Bantu) yang digunakan
hanya seadanya saja atau bahkan sama sekali tidak menggunakan media apapun. Di
samping itu, dalam merancang skenario pembelajaran cenderung monoton dan
menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Dalam membuat penilaian
tidak mencantumkan secara jelas alokasi waktu yang digunakan dan kunci jawaban
dari tiap butir soal yang diberikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap kemampuan mengajar mahasiswa
diperoleh penguasaan hanya sebesar 64,06 % dengan kategori perlu perbaikan atau
cukup.Terdapat dua indikator yang lulus dengan baik yaitu indikator 1 (mengelola
tugas rutin, fasilitas belajar, dan waktu) dan indikator 2 (Menggunakan strategi
pembelajaran) sedangkan indikator yang perlu perbaikan adalah indikator 3-9 dengan
penguasaan berkisar 61-74%, dengan penguasaan terendah adalah pada indikator 4
(mendemonstrasikan khasanah metode mengajar) yaitu 61,25 %.
Penyebab rendahnya penguasaan pada indikator 4 karena mahasiswa PPL
terkadang metode yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik siswa yang tentu
saja akan berdampak buruk pada prestasi belajar kimia siswa.
D. PENUTUP 1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
a. Kemampuan mahasiswa PPL II Pendidikan Kimia dalam merencanakan
pembelajaran berada dalam kategori cukup atau perlu perbaikan dengan
penguasaan sebesar 71,60 %.
b. Kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran berada dalam kategori
cukup atau perlu perbaikan dengan penguasaan sebesar 64,06 %.
2. Saran
Dengan berpijak pada hasil penelitian, maka dajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Pembekalan kepada mahasiswa Pendidikan Kimia menyangkut perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran perlu dilakukan secara terpogram menjelang
pemberangkatan PPL II, meskipun dalam mata kuliah PBM telah dilaksanakan.
2. Kepada pihak pengelola PPL, perlu diaktifkan kembali pelatihan guru pamong
terkait pelaksanaan PPL II, karena kenyataannya di lapangan, banyak guru
pamong yang kesulitan dalam memberikan penilaian terhadap mahasiswa PPL II
dengan menggunakan APKG. Hal ini disebabkan karena banyak guru pamong
yang merupakan guru yunior.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (1998). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina aksara
Anonim, (2004). Buku Petunjuk Pelaksana PPL. FKIP Universitas Haluoleo Kendari.
Sudjana, (196) Metode Statistika Edisi ke-6 .Bandung: Tarsito.