SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada
Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1)
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Oleh :
FITRI DAMAYANTI 10510100
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR SIMBOL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3
1.2.1.Identifikasi Masalah... 3
1.2.2.Rumusan Masalah... 3
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1.Maksud Penelitian ... 4
1.3.2.Tujuan Penelitian ... 4
iv
1.6.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7
1.6.1.Lokasi Penelitian ... 7
1.6.2.Waktu Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1.Pengertian Audit ... 9
2.2.Pengertian Sistem ... 10
2.3.Pengertian Informasi ... 10
2.4.Pengertian Sistem Informasi ... 11
2.5.Audit Sistem Informasi ... 13
2.5.1.Pengertian Audit Sistem Informasi... 13
2.5.2.Tujuan Audit Sistem Informasi ... 13
2.5.3.Prosedur Audit Sistem Informasi ... 16
2.6.Pengertian Pelayanan ... 18
2.7.Pengertian Kartu AK.1 ... 19
2.8.Konsep Dasar Sistem Informasi Pelayanan AK.1 Online ... 19
2.9.COBIT ... 20
2.9.1.Pengertian COBIT ... 20
v
3.1.Objek Penelitian ... 41
3.1.2.Sejarah Singkat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 41
3.1.2.Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 42
3.1.3.Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 46
3.1.4.Tugas Pokok dan Fungsi ... 48
3.1.5.Kebijakan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 49
3.1.6.Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 50
3.1.7.Struktur Organisasi Divisi TI ... 53
3.1.8.Visi dan Misi TI... 53
3.1.9.Tujuan TI pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ... 53
3.1.10.Sasaran pengelolaan TI pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung . 54 3.1.11.Deskripsi Tugas pada Divisi TI ... 54
3.1.11.Tujuan SI Layanan AK.1 Online ... 55
3.2. Tahapan Penelitian ... 56
3.2.1.Skema Audit ... 61
3.2.2.Analisis Lingkungan TI ... 62
3.2.3.Strategi Sistem Informasi Pelayanan AK.1 Online ... 65
3.2.4.Penerjemah Visi dan Misi ke Sasaran Strategis ... 66
3.3. Rancangan Model Proses COBIT ... 68
3.3.1.Pemetaan Business Goal dan Strategic Objective ... 68
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73
4.1.Hasil Penelitian... 73
4.1.1 Pemetaan Tingkat Maturity ... 73
4.1.2 Pengumpulan Data ... 74
4.1.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 74
4.1.4 Karakteristik Responden ... 75
4.1.5 Hasil Evaluasi Pengukuran Kuesioner ... 76
4.2 Pembahasan ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90
5.1 Kesimpulan ... 90
5.2 Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta
Brand, K and Boonen, H. 2007. IT Governance Based on Cobit 4.1– A
Management Guide. Van haren Publishing. USA
Christopher Lovelock, Service Marketing In Asia.: Prentice Hall Inc Singapore,
2002.
Gondodiyoto Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Edisi
Revisi. Mitra Wacana Media. Jakarta
IT Governance Institute. 2010. Cobit 4.1 Framework, Control, Objectives,
Managemet Guidelines and Maturity Model. ITGI. USA
Laudon, Kenneth C and Jane P. Laundon. 2007. Sistem Informasi Manajemen.
Edisi ke-10.Terjemahan Crhiswan Sungkono dan Machmudin Eka P.
Salemba Empat. Jakarta.
Kasmir. 2005. Pemasaran Bank. Jakarta.: Prenada Media.
Martin Fowler. 2005. UML Distilled Edisi 3. Andi. Yogyakarta.
Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA, AKt. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi
Pendekatan Terstruktur Teori dan PerakitanAplikasi Bisnis. CV. Andi
Swastika, I Putu Agus. 2007. Buku Panduan Kuliah STIKOM Surabaya : Audit
Sistem Informasi. Surabaya : STIKOM
Wallace, M., and Webber, L. 2011.IT Governance Policies & Procedures. Aspen
i
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan yang menguasai segala
kekuasaan dan pemilik segala
ilmu..TidaklupashalawatsertasalamsemogatercurahkepadajunjungankitaNabi
Muhammad SAW, sertaparasahabatdanseluruhpengikutnya
,semogarahmatdanhidayahselaludilimpahkanpadanya
Selama penyusunan skripsiini tidak sedikit bimbingan dan bantuan dari
semua pihak, maka dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat baik berupa
material maupun spiritual
1. Yang terhormat Dr.Ir.Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor
Universitas Komputer Indonesia
2. Yang terhormatProf.Dr.Ir. H.Denie Kurniadie,M.Sc selaku Dekan Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer
3. Yang terhormat Yasmi Afrizal, S.Kom., M.Kom. selaku Pembimbing
yang telahbanyakmemberikanilmudanpengarahankepadapenulis
ii
6. Orang tuadanKeluargatercinta yang selalu member
dukunganmorilmaupunmateril
7. Seluruh staff danKaryawan yang adabagian Tata Usaha dan di
seksiPenempatandanPerluasanTenagaKerja di DinasTenagaKerja Kota
Bandung yang
telahbanyakmembantupenulisdalammemberikaninformasidan data yang
dibutuhkanolehpenulis
8. Anak-anak Tim COBIT, Hana, Chitra, Mariyani, Dennis, ZerydanRisna
yang berjuangbersama-samadalammenyelesaikanskripsiini. Dan
teman-teman SI-05 seperjuangan.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu terima kasih atas dorongan do’a serta motivasi yang sangat
berharga bagi penulis.
Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi
penolong kita di akhirat. Meski jauh dari kesempurnaan, mudah-mudahan skripsi
yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi diri penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin yaa robbal a’lamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan Teknologi Informasi (TI) saat ini sudah di jalankan hampir
diseluruh level perusahaan dan instansi. Penggunaan TI tersebut memiliki
kecenderungan peningkatan dan pengembangan yang dinamis, karena TI dianggap
dapat menyelesaikan permasalahan dalam bidang teknis atau operasional. Salah
satu Teknologi Informasi yang berkembang saat ini adalah dengan media Internet.
Internet adalah suatu jaringan antar komputer yang saling dihubungkan. Media
penghubung tersebut dapat melalui kabel, kanal satelit, maupun frekuensi radio.
Internet mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu dan pandangan dunia.
Pengguna internet di dunia dan Indonesia semakin bertambah dan berkembang
tiap tahunnya. Dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi ini maka
banyak sekali perusahaan-perusahaan dan instansi-instansi lainnya sudah menjadi
suatu kelengkapan yang wajib dimiliki untuk menunjang dan menjamin
kelangsungan hidup suatu instansi atau perusahaan.
Dinas tenaga kerja kota Bandung merupakan salah satu instansi
pemerintah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas umum
pemerintah daerah dan pembangunan dibidang ketenagakerjaan di kota Bandung.
tugasnya akan dilaksanakan oleh seksi penempatan tenaga kerja dan perluasan
kerja. Pada seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga kerja bertugas untuk
melayani pembuatan kartu AK.1 sampai AK.5. Untuk Pelayanan kartu AK.1 atau
kartu kuning yaitu kartu tanda pencari kerja dalam pelayanan tersebut sudah bisa
diakses melalui pelayanan online di websitenya www.disnakerkotabandung.or.id.
Dengan adanya Sistem informasi pelayanan AK.1 online di Disnaker Kota
Bandung, bukan hanya pelayanan terhadap para Pencari kerja yang menjadi lebih
baik tetapi juga pelayanan untuk seluruh pihak terkait dengan proses tersebut
seperti staf pengantar kerja dan bagi Dinas itu sendiri.
Sistem Informasi layanan AK.1 online ini memiliki peran dan fungsi yang
sangat penting dalam memberikan dukungan informasi dan layanan untuk
mendukung operation, yaitu program peningkatan kesempatan kerja dan kegiatan
penyebarluasan informasi bursa kerja dalam bentuk Bursa Kerja On-Line
(BKOL).
Sasaran pengendalian layanan sistem ini dilakukan untuk efisiensi,
efektifitas dan ketersediaan layanan sejauh ini sudah baik namun terdapat kendala
yang utama adalah apabila jaringan dari server mengalami gangguan dapat
menghambat proses pelayanan pencetakan kartu AK.1 tersebut. Dan apabila ada
redudansi data no Induk penduduk atau KTP maka biasanya kesalahan akan
muncul dengan sistem tidak bisa mencetak kartu AK.1 .
Maka dari itu untuk mengetahui sejauh mana peranan layanan tersebut telah
kinerja layanan Sistem Informasi dengan menggunakan kerangka kerja COBIT
(Control Objective for Information and related Technology), agar dapat
mengetahui apakah sistem ini sudah efektif dan efisien. Dari analisa dan
pembahasan tersebut maka penulis menuangkan dalam judul “AUDIT SISTEM INFORMASI PELAYANAN AK.1 ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1 PADA DINAS TENAGA KERJA KOTA
BANDUNG” pada seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Belum adanya evaluasi kinerja padaSistem Informasi pelayanan AK.1
Online di seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja
2. Belum adanya analisa antara kebijakan dan kesesuaian di seksi
Penempatan dan PerluasanTenaga Kerja dengan implementasi sistem
layanan AK.1 Online yang ada
3. Belum adanya rekomendasi yang dapat diberikan terhadap kinerja sistem
layanan AK.1 online yang telah berjalan.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis dapat merumuskan
1. Bagaimana mengevaluasi kinerja sistem Informasi pelayanan AK.1 Online
di seksi Penempatan dan Perluasan Tenag aKerja
2. Bagaimana menganalisa antara kebijakan dan kesesuaian di seksi
Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja dengan implementasi sistem
layanan AK.1 Online tersebut
3. Bagaimana rekomendasi yang dapat diberikan terhadap kinerja sistem
layanan AK.1 online yang telah berjalan saat ini agar lebih baik dalam
mendukung proses bisnis yang ada
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam penelitian skripsi ini penulis memiliki maksud dan tujuan sebagai
berikut :
1.3.1 Maksud Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka maksud dari
penulisan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi sistem layanan AK.1 Online.
Dengan adanya evaluasi kinerja sistem ini dilakukan demi melihat sejauh mana
efisiensi, efektifitas dan ketersediaan layanan Sistem Informasi layanan AK.1
Online yang ada pada seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja di Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari “AUDIT SISTEM INFORMASI
PELAYANAN AK.1 ONLINE DENGAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1
1. Untuk mengevaluasi kinerja sistem pelayanan AK.1 Online di seksi
Penempatan dan Perluasan Tenag aKerja Kota Bandung
2. Untuk menganalisa antara kebijakan dan kesesuaian di seksi Penempatan
dan Perluasan Tenaga Kerja dengan implementasi sistem layanan AK.1
online tersebut
3. Untuk memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kinerja sistem
informasi layanan AK.1 online yang telah berjalan saat ini agar lebih baik
dalam mendukung proses bisnis yang ada
1.4 Kegunaan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai kegunaan penelitian, baik untuk
kegunaan penelitian sendiri dan juga baik untuk pihak yang terlibat dalam
penelitian serta orang lain yang termasuk sebagai peneliti lain. Maka dibawah ini
penulis akan menguraikan kegunaan-kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Kegunaan Praktis
1. Bagi Dinas
Penelitian tentang audit sistem informasi layanan AK.1 Online dengan
kerangka kerja COBIT 4.1 pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ini
diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk mengukur dan
mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mencapai tujuan
dinas secara efektif dan efisien
Penelitian tentang audit sistem informasi layanan AK.1 Online dengan
kerangka kerja COBIT pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ini
diharapkan dapat menjadi referensi agar sistem layanan yang sudah
berjalan diharapkan dapat menjadi semakin lebih baik dan terawasi
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Penulis
Kegunaan Penelitian bagi penulis adalah sebagai berikut:
a) Untuk mengaudit suatu sistem informasi
b) Untuk belajar menggunakan kerangka kerja COBIT
c) Berguna dalam menambah ilmu baru yang didapat baik dalam segi
praktek maupun teori
2. Bagi Pengembangan ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembang ilmu di bidang
audit sistem informasi dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1
3. Bagi Peneliti lain
Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu dan
pemikiran kepada peneliti lain yang dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan bahan masukan atau bahan acuan untuk referensi bagi
1.5 Batasan Masalah
Dalam Penelitian ini maka penulis dapat membatasi masalah sebagai
berikut:
1. Objek dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja dari sistem
informasi pelayanan AK.1 online yang ada di Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung
2. Framework Cobit yang digunakan versi 4.1
3. Rekomendasi perbaikan proses layanan Sistem Informasi pelayanan Ak.1
Online yang dibuat berorientasi di seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga
Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
4. Menggunakan tiga domain PO, DS , AI
5. Menggunakan proses hanya pada proses PO8, AI4, DS1, DS2, DS3, DS4,
DS7, DS8, DS10, DS13
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung pada
seksi Penempatan dan Perluasan Tenaga Kerja yang beralamat di Jln. RAA
1.6.2 Waktu Penelitian
Tabel 1.1 Tabel waktu penelitian
No. Aktivitas
2014
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pemahaman Masalah 2
Pra Survey
3 Menetapkan dan
menggambarkan proses bisnis 4
Menentukan Bisnis Goal & IT Goal
5
Membuat Kuesioner 6 Melakukan Penilaian dan Penghitungan
Kuesioner
7 MenghitungMaturity
Level
8 PembuatanRekomend
asiPerbaikan
9 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Audit
Menurut Sanyoto (2007) yang dimaksud audit adalah proses pengumpulan
dan penilaian bahan bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independen
2.2Pengertian Sistem
Menurut Abdul Kadir (2003), sistem adalah sekumpulan elemen yang
saling terkait atau terpadu dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan, sebagai
gambaran jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan
manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat
dipastikan bukanlah bagian dari sistem.
Menurut Jogiyanto (2005), suatu sistem adalah jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Menurut Jogiyanto (2005), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen
Menurut Sanyoto (2007), sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau
sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu
hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka sistem adalah kumpulan dari dua
elemen atau lebih yang salig berhubungan dan terintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu yang sama.
2.3Pengertian Informasi
Dalam kehidupan sehari-hari sebuah informasi yang dapat diartikan
sebagai data.Data tersebut merupakan nilai, keadaan, dan memiliki sifat berdiri
sendri lepas dari konteks apapun.
Menurut Jogiyanto (2005), informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
Menurut Kenneth dan Jane (2007), menyatakan bahwa informasi sendiri
berarti data yang telah dibentuk menjadi suatu yang memiliki arti dan berguna
bagi manusia.
Menurut Sanyoto (2007), menyatakan bahwa informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna, lebih bermanfaat dan lebih berarti bagi
yang menerimanya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka informasi adalah data yang sudah
diolah dan terorganisir sehingga memiliki guna dan bermanfaat dalam
2.4Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan suatu sistem dengan komponen-komponen
yang bekerja untuk mengolah data menjadi sebuah informasi.
Menurut Jogiyanto (2005), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian,
mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar terntentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Menurut Kenneth and Jane (2007), menyatakan bahwa sistem informasi
secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling
berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan
pengawasan dalam proses suatu organisasi.
Menurut Sanyoto (2007), menyatakan bahwa sistem informasi adalah
suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan-kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan.
Dalam sistem informasi terdapat 5 usur yang berperan penting dalam
pelaksanaan sistem informasi, yaitu komponen-komponen terlihat pada gambar
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi
(Sumber : Abdul Kadir 2003)
Menurut Abduhl Kadir (2003) menyatakan komponen-komponen seperti:
a. Perangkat keras (Hardware)
Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
b. Perangkat Lunak (Software)
Sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat
memproses data.
c. Prosedur
Sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan
pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
d. Orang
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,
e. Basis data (database)
Sekumpulan tabel, hubungan, tabel, dan lain-lain yang berkaitan dengan
penyimpanan data.
f. Jaringan komputer dan komunikasi data
Sistem penghubung yang memungkinkan sesumber (resources) dipakai secara
bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.5. Audit Sistem Informasi
2.5.1. Pengertian Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti –
bukti untuk menentukan apakah sistem dapat memelihara integritas data, dapat
mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan
sumberdaya secara efisien.
Sedangkan menurut Sanyoto (2007), audit sistem informasi ialah
pemeriksaan atau audit yang dilaksanakan dalam rangka IT Governance
(sebenarnya merupakan audit operasional secara khusus terhadap pengelolaan
sumber daya informasi)”.
2.5.2 Tujuan Audit Sistem Informasi
Berdasarkan pendapat Sanyoto (2007), tujuan audit sistem informasi
dilakukan untuk dapat menilai :
Dalam model COBIT, tujuan audit tidak dinyatakan eksplisit (tidak tertulis).
Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file / data dan fasilitas lain
harus dijaga dengan sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi
penyalahgunaan asset perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan asset
merupukan suatu hal yang sangat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
b. Efektifitas Sistem.
Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam
proses pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dilakukan efektif
bila sistem informasi tersebut sudah dirancang dengan benar (doing the right
thing), telah sesuai dengan kebutuhan user. Informasi yang dibutuhkan oleh para
manajer dapat dipenuhi dengan baik
c. Efisiensi Sistem.
Efisiensi menjadi sangat penting ketika sumber daya kapasitasnya terbatas.
Jika cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen
harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah
sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi
dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.
Cara kerja sistem benar (doing thing right).
Adapun ekonomis mencerminkan kalkukasi untung rugi ekonomi (coast /
benefit) yang lebih bersifat kuatifikasi nilai moneter (uang).Efisien berarti sumber
daya minimum untuk mencapai hasil maksimal, sedangkan ekonomis lebih
d. Ketersediaan (Avaiability)
Berhubungan dengan ketersediaan dukungan/ layanan teknologi informasi
(TI). TI hendaknya dapat mendukung secara bersambung terhadap proses bisnis
kegiatan perusahaan. Makin sering terjadi gangguan (system down) maka berarti
tingkat ketersediaan sistem rendah.
e. Kerahasiaan (Confidentiality)
Fokusnya ialah pada proteksi terhadap informasi dan supaya terlindungi dari
akses dari pihak-pihak yang tidak berwenang.
f. Kehandalan (Realibility)
Berhubungan dengan kesuaian dan keakuratan bagi manajemen dalam
pengelolaan organisasi, pelaporan dan pertanggungjawaban.
g. Menjaga Integritas Data
Integritasdata (data integrity) adalah salah satu konsep dasar sistem informasi.
Data memiliki atribut-atribut seperti: kelengkapan, kebenaran, dan keakuratan.
Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi
memiliki informasi/laporan yang benar, bahkan perusahaan dapat menderita
kerugian karena pengawasan tidak tepat atau keputusan-keputusan yang salah.
Faktor utama yang membuat data berharga bagi organisasi dan pentingnya untuk
menjaga integritas data adalah :
1. Makna penting data/informasi bagi pengambilan keputusan. Peningkatan data
sehingga dapat memberikan informasi bagi para pengambil keputusan.
2. Nilai data bagi pesaing, jika data tersebut berguna bagi pesaing maka
Pesaing dapat menggunakan data tersebut untuk mengalahkan organisasi
sehingga mengakibatkan organisasi menjadi kehilangan pasar (market),
berkurangnya keuntungan, dan sebagainya.
Apabila audit sistem informasi akan dilaksanakan secara lengkap maka
auditor harus berusaha untuk memenuhi setiap tujuan berikut ini :
1. Untuk menemukan bahwa sistem keamanan yang ada berfungsi dengan baik
untuk memperoleh peralatan, program, file data dari pemankaian dan
perubahan oleh yang tidak berhak.
2. Untuk menemukan bahwa desain dan implementasi program aplikasi sesuai
dengan spesifikasi dan otorisasi manajemen.
3. Untuk menemukan bahwa semua modifikasi program aplikasi memiliki
otorisasi dan persetujuan level item
4. Untuk menemukan akurasi dan integrasi dari proses transaksi, file, laporan
dan record-record lainnya.
5. Untuk menentukan sumber data dari program aplikasi yang tidak akurat dan
mengidentifikasi serta menyesuaikan dengan kebijakan pengadaan material.
6. Untuk menemukan apakah ada usaha untuk memenuhi syarat akurasi proses
data, kelengkapan data, serta tingkat kerahasian file data.
2.5.3 Prosedur Audit Sistem Informasi
Berdasarkan pendapat Sanyoto (2007), prosedur audit sistem informasi
manajemen mempunyai a clear assessment terhadap sistem informasi yang
diimplementasikan pada organisasi tersebut.
Didalam prosedur audit sistem informasi terdapat berbagai jenis penugasan
audit sistem informasi yang dapat dilaksanakan pada suatu organiasasi, misalnya
sebagai berikut :
a. Untuk mengidentifikasi sistem yang ada (inventory existing systems), baik
yang ada pada tiap divisi/unit/departemen ataupun yang digunakan
menyeluruh
b. Untuk dapat lebih memahami seberapa besar sistem informasi mendukung
kebutuhan strategis perusahaan, operasi perusahaan, mendukung kegiatan
operasional departemen/unit/divisi, kelompok kerja, maupun para petugas
dalam melaksanakan kegiatannya.
c. Untuk mengetahui pada bidang atau area mana, fungsi, kegiatan atau business
processes yang didukung dengan sistem serta teknologi informasi yang ada.
d. Untuk menganalisis tingkat pentingnya data/informasi yang dihasilkan oleh
sistem dalam rangka mendukung kebutuhan para pemakainya.
e. Untuk mengetahui keterkaitan antara data, sistem pengolahan dan transfer
kebutuhan.
f. Untuk membuat peta (map) dari information flows yang ada.
Keuntungan utama dari prosedur ini adalah dapat meningkatan kekuatan
terhadap pengujian sistem aplikasi secara efektif, dimana kemampuan dari
kehandalan dari pengumpulan dan pengevaluasi bukti dapat ditingkatkan. Selain
itu dengan memeriksa secara langsung logika pemrosesan dari sistem aplikasi,
dapat diperkirakan kemampuan sistem dalam menagani perubahan dan
kemungkinan kehilangan yang terjadi pada masa yang akandating
2.6Pengertian Pelayanan
Pelayanan terdapat beberapa pengertian yang sering dikemukan oleh para
ahli maupun yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan, antara lain:
1. Menurut Lovelock (2002) pelayanan adalah respon terhadap kebutuhan
manajerial yang hanya akan terpenuhi kalau pengguna jasa itu
mendapatkan produk yang mereka inginkan. Dengan demikian menurut
Lovelock apa yang menjadi perumpamaan bahwa pembeli adalah raja
(the customer is always right) menjadi sangat penting dan menjadi konsep
yang mendasar bagi peningkatan manajemen pelayanan. Lebih lanjut
Lovelock menyebutkan bahwa pelayanan yang baik membutuhkan
instruktur pelayanan yang sangat baik pula. Hal yang paling penting
adalah membuat setiap orang dalam organisasi berorientasi pada kualitas.
2. Menurut Kasmir (2005) pelayanan adalah tindakan atau perbuatan
seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Pelayanan merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik
dan menyediakan kepuasan pelanggan.
3. Menurut Kep.MENPAN Nomor 81 tahun 1993 Tentang Pedoman
yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik di pusat, di daerah,
BUMN, dan BUMD dalam bentuk barang maupun jasa dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai peraturan perundangundangan
yang berlaku.
2.7Pengertian Kartu AK.1
AK.1 (kartu kuning) merupakan Kartu Tanda Pencari Kerja, yang
dijadikan salah satu syarat untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan atau
instansi baik di negeri atau swasta.Dan masa berlakunya selama 2 tahun dengan
ketentuan setiap 6 bulan sekali pencari kerja harus melapor kembali.
2.8Konsep Dasar Sistem Informasi Pelayanan AK.1 Online
Sistem Informasi Pelayanan AK.1 Onlineini adalah sebuah program
aplikasi yang dikembangkan dengan menggunakan aplikasi Joomla dan database
MySql. Sistem ini dibuat dalam rangka pelayanan ketenagakerjaan yang maksimal
kepada masyarakat yang membutuhkan informasi ketenagakerjaan, dengan
dilaksanakan Program Peningkatan Kesempatan Kerja, Kegiatan Penyebarluasan
informasi bursa kerja tenaga kerja dalam bentuk Bursa Kerja Online (BKOL) dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam membuat kartu kuning (AK.1)
2.9COBIT
2.9.1 Pengertian COBIT
Menurut Brand (2007) “COBIT (Control Objectives for Information and
Technology ) merupakan model yang didesain untuk mengendalikan fungsi TI.
Model ini sebenarnya dikembangkan oleh Information System Audit and Control
Foundation (ISACF), lembaga peneltian untuk Information Systems Audit and
Control Assoction (ISACA). Tahun 1999 tugas ISAF untuk COBIT ditransfer ke
IT Governance Institute (ITGI), yang merupakan badan idependen di dalam
ISACA.”
Menurut Wallace (2011) “COBIT (Control Objectives for Information and
Technology) adalah kerangka dari best practices manajemen TI yang membantu
organisasi untuk memaksimalkan keuntungan bisnis dari organisasi TI mereka.”
Menurut Gondodiyoto (2007) “COBIT adalah sekumpulan dokumentasi
best practice untuk IT governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user)
dan manajemen, untuk menjebatani gap anatara resiko bisnis, kebutuha control
dan masalah-masalah teknis TI”
2.9.2 Sejarah COBIT
COBIT adalah merupakan a set of best practices (framework) bagi
pengelolaan teknologi informasi (IT manajemen).COBIT disusun oleh the IT
Governance Institue (ITGI) dan information System Audit and Control
Association (ISACA), tepatnya Information System Audit and Control
Foundation’s (ISACF) pada tahun 1992.Edisi pertamanya dipublikasikan pada
on-line dikeluarkan tahun 2003) dan saat ini adalah edisi keempat pada Desember
2005.
COBIT dan ISO/IEC 17799:2005 merupakan standar yang sekarang
banyak digunakan (ISO/IEC 17799:2005 adalah code of practice for implementing
security management), dan keduanya bersifat saling melengkapi. Ruang-lingkup
ISO/IEC 17799:2005 adalah aspek security, sedangkan COBIT lebih luas,
merupakan kombinasi dari prinsip-prinsip yang telah ditanamkan dan dikenal
sebagai acuan model (seperti: COSO), dan disejajarkan dengan standar industri
(seperti: ITIL, CMM, BS7799, ISO9000), COBIT juga dilengkapi dengan IT
balanced scorecard. Secara komplitnya paket produk COBIT terdiri dari COBIT
product family, yaitu: executive summary, framework, control objectives, audit
guidelines, implementation tool set, serta management guidelines, yang sangat
berguna atau dibutuhkan oleh auditor, para IT users, dan para manajer.
COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT
governace yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk
menjembatani gap anatara risiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah
teknis TI. COBIT bermanfaat bagi auditor karena merupakan teknik yang dapat
membantu dalam identifikasi IT controls issue. COBIT berguna bagi para IT
users karena memperoleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang
dipergunakan. Sedangkan para manajer memperoleh manfaat dalam keputusan
investasi di bidang IT serta infrastruktruknya, menyusun strategic IT Plan,
menentukan information architecture, dan keputusan atas procurement
informasi yang ada pada perusahaanya diharapkan berbagai keputusan bisnis
dapat didasarkan atas informasi yang ada.
COBIT dapat dipakai sebagai alat yang komprehensif untuk menciptakan
IT Governance pada suatu perusahaan. COBIT mempertemukan dan
menjembatani kebutuhan manajemen dari celah atau gap antara resiko bisnis,
kebutuhan control dan masalah-masalah teknis TI, serta menyediakan referensi
best businesspractices yang mencangkup keseluruhan TI dan kaitannya dengan
proses bisnis perusahaan dan memaparkannya dalam struktur aktivitas-aktivitas
logis yang dapat dikelola serta dikendalikan secara efektif.
COBIT mendukung manajemen dalam mengoptimumkan investasi TI-nya
melalui ukuran-ukuran dan pengukuran yang akan memberikan sinyal bahaya bila
suatu kesalahan atau risiko akan atau sedangn terjadi. Manajem perusahaan harus
memastikan bahwa sistem kendali internal perusahaan bekerja dengan baik,
artinya dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang secara jelas
menggambarkan bagaimana setiap aktivitas control individu memenuhi tuntunan
dan kebutuhan informasi secara efeknya terhadap sumberdaya TI perusahaan.
Sumberdaya TI merupakan suatu elemen yang sangat disoroti COBIT, termasuk
pemenuhan kebutuhan bisnis terhadap: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan,
keterpaduan, ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/ aturan dan keandalan
informasi (effectiveness, efficiency, confidentiality, integrity, availability,
Kriteria kerja COBIT meliputi:
Tabel 2.1 Kriteria Kerja Cobit
Efektifitas Untuk memperoleh informasi yang relevan dan berhubungan dengan proses bisnis seperti penyampaian informasi dengan benar, konsisten, dapat dipercaya dan tepat waktu.
Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi melalui penggunaan sumber daya yang optimal.
Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap informasi yang penting dari orang yang tidak memiliki hak otoritas.
Integritas Berhubungan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi sebagai kebenaran yang sesuai dengan harapan dan nilai bisnis.
Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang tersedia ketika diperlukan dalam proses bisnis sekarang dan yang akan datang.
Kepatuhan Sesuai menurut hokum, peraturan dan rencana perjanjian untuk proses bisinis.
Keakuratan Informasi
Berhubungan dengan ketentuan kecocokan informasi untuk manajemen mengoperasikan entitas dan mengatur pelatihan keuangan data kelengkapan laporan pertanggung jawaban.
Sumber (CobIT Framework, 2003)
2.9.3 Kerangka Kerja COBIT
COBIT merupakan IT governance best practices yang membantu auditor,
manajemen, pengguna (user) untuk menjembatani aspek bisnis, kebutuhan control
dan aspke teknis TI.COBIT memberikan arahan (guidelines), yang berorientasi
pada bisnis, dank arena itu business process owner dan manajer, termasuk juga
Kerangka kerja COBIT ini terdiri atas bebera arahan (guidelines), yakni
bisa dilihat dari gambar dibawah ini
Gambar 2.2 Kerangka Kerja COBIT 4.1.
Sumber : ITGI (2007)
Menurut Gandodiyoto (2007) kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa
arahan (guidelines) yaitu :
Control objectives TI adalah pernyataan mengenai hasil atau tujuan yang
harus dicapai melalui penerapan prosedur kendali dalam aktivitas TI tertentu.
Terdiri dari 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi (high-level control objectives)
yang tercemin dalam 4 domain, yaitu :
a. Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organize)
Kesuksesan organisasi TI memerlukan analisis yang teliti mengenai apa yang
dibutuhkan, bagaimana hal tersebut dibutuhkan, dan dimana TI banyak
digunakan. Tanpa adanya rencana yang menurut organisasi TI, maka dapat terjadi
kesalahan dikemudian hari yaitu biaya operasi yang mahal dan hasil yang
diperoleh tidak efektif.
Domain ini mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi
teknologi informasi yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung
pencapaian tujuan bisnis, Selanjutnya identifikasi dan visi strategis perlu
direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaanya (dari berbagai
perspektif).
b. Memperoleh dan Implementasi (Acquire and Implement)
Untuk merelisasi strategi TI, perlu diatur kebutuhan teknologi informasi,
diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu dalam
proses bisnis perusahaan.
c. Penyerahan dan Pendukung (Deliver and Support)
Domain ini focus pada ukuran tentang aspek dukungan teknologi informasi
terhadap kegiatan oprasional bisnis (tingkat jasa layanan TI actual atau servive
d. Memantau dan Evaluasi (Monitor and Evaluasi)
Domain ini fokus pada proses pengawasan pengelolaan TI pada Organisasi
serta harus diawasi dan kelayakan secara berkala. Selain itu, domain ini focus
pada masalah pengendalian, pemeriksaan internal dan eksternal. Domain ini akan
menilai apakah sistem TI saat ini masih memenuhi tujuan yang dirancang.
Pengendalian mencakup penelian terhadap efektivitas sistem TI pada
kemampuannya untuk memenuhi tujuan dan proses bisnis.
Empat domains pada CobIT framework tersebut, selanjutnya dirinci
menjadi 34 high-level control objectives (dan selanjutnya dirinci ke dalam 215
detail control objectives), sebagai berikut:
Tabel 2.2 Domain dan High Level Control COBIT
No COBIT Domain HighLevelObjectives
1 Plan andOrganize(PO) PO1.Menetapkan rencanastrategisTI
PO2.Menetapkanarsitekturinformasi
PO3.Menentukanarahteknologi
PO4.MenetapkanprosesTI,organisasidanhubungannya
PO5.MengelolainvestasiTI
PO6.Mengkomunikasikantujuandanarahanmanajemen
PO7.Mengelolasumberdaya manusiaTI
PO8.Menjagakualitas
PO9.Menilaidanmengaturresiko
PO10.Mengelolaproyek 2 Acquire andImplement
(AI)
AI1.Mengidentifikasisolusi-solusiotomatis
AI3.Mendapatkandan memelihara infrastrukturteknologi
AI4.Menjalankanoperasidanmenggunakannya
AI5. PengadaansumberdayaTI
AI6.Mengelolaperubahan
AI7.Meng-install dan mengakreditasi solusi dan perubahan
3 Delivery
Konsep dari kerangka kerja COBIT adalah pengendalian terhadap sistem
dibutuhkan untuk mendukung businessobjectives. Setelah informasi ditentukan,
kemudian dilakukan pengendalian terhadap informasi tersebut. Pengendalian atau
informasi tentang sumber daya yang terkait dalam proses sistem informasi akan
didukung oleh sumber daya TI (IT Resource). Dimana sumber daya TI dikelola
oleh proses TI (TI Processes) untuk mencapai tujuan TI agar dapat menanggapi
kebutuhan bisnis. Berikut merupakan matrix relasi antar IT Goals dan Business
Goals COBIT 4.1 :
Tabel 2.3 MatrixBusinees Goals dalam COBIT Sumber: ITGI (2010)
Perspektif Kinerja No. Businees Goal
Perspektif Keuangan 1. Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari bisnis yang dibangkitkan teknologi informasi.
2. Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan teknologi informasi.
3. Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan. Perspektif Pelanggan 4. Peningkatan layanan dan orientasi terhadap pelanggan.
5. Penawaran produk dan jasa yang kompetitif.
6. Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan.
7. Penciptaan ketangkasan (agility) untuk menjawab permintaan bisnis yang berubah.
8. Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian layanan.
9. Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal untuk pembuatan keputusan strategis.
Perspektif
Proses Bisnis/ Internal
10 Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis.
11 Penurunan biaya proses.
12 Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal, regulasi dan kontrak.
15 Peningkatan dan pengelolaan produktivitas operasional dan staf.
Perspektif Pembelajaran &Pertumbuhan
16 Pengelolaan inovasi produk dan bisnis.
17 Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap dan termotivasi.
Berikut merupakan tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi yang
berada pada COBIT 4.1
Tabel 2.4 Pemetaan Businees Goal dan IT Goal berdasarkan COBIT Sumber : ITGI (2010)
No. Businees Goal IT Goal
1.
Penyediaan pengembalian investasi yang baik dari bisnis yang dibangkitkan teknologi informasi.
24
2. Pengelolaan resiko bisnis yang terkait dengan teknologi informasi.
2 14 17 18 19 21 22
3. Peningkatan transparansi dan tata kelola perusahaan.
2 18
4. Peningkatan layanan dan orientasi terhadap pelanggan.
3 23
5. Penawaran produk dan jasa yang kompetitif. 5 24
6. Penentuan ketersediaan dan kelancaran layanan. 10 16 22 23
7. Penciptaan ketangkasan (agility) untuk menjawab permintaan bisnis yang berubah.
1 5 25
8. Pencapaian optimasi biaya dari penyampaian layanan.
7 8 10 24
9. Perolehan informasi yang bermanfaat dan handal untuk pembuatan keputusan strategis.
2 4 12 20 26
10. Peningkatan dan pemeliharaan fungsionalitas proses bisnis.
11. Penurunan biaya proses. 7 8 13 15 24
12. Penyediaan kepatutan terhadap hukum eksternal, regulasi dan kontrak.
2 19 20 21 22 26 27
13. Penyediaan kepatutan terhadap kebijakan internal. 2 13
14. Pengelolaan perubahan bisnis. 1 5 6 11 28
15. Peningkatan dan pengelolaan produktivitas operasional dan staf.
7 8 11 13
16. Pengelolaan inovasi produk dan bisnis. 5 25 28 17. Perolehan dan pemeliharaan karyawan yang cakap
dan termotivasi.
9
Dan berikut ini adalah IT Goal dengan proses-proses yang ada pada setiap
domain COBIT 4.1.
Tabel 2.5 Matrix Proses pada IT Goals berdasarkan COBIT 4.1 Sumber : ITGI (2010)
NO IT Goal Proses
1 Respon terhadap kebutuhan bisnis yang selaras dengan strategi bisnis.
PO1 PO2 PO4 PO10 AI1 AI6 AI7 DS1 DS3 ME1
dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
20 Kepastian bahwa transaksi bisnis
Secara keseluruhan COBIT dapat dipandang sebagai sebuah kubus yang
terdiri dari tiga dimensi.
Gambar 2.3 Kubus COBIT Sumber : ITGI (2007)
1) Bussiness Requirements ( Persyaratan Bisnis)
Tujuh krieriainformasi yangmenjadi perhatian dalam COBIT adalah :
a. Effectiveness (Efektifitas)
Menitikberatkan pada sejumlah effektifitas informasi dikelola dari
data-data yang diperoleh oleh sistem informasi yang dibangun.
b. Efficiency (Efesiensi)
Menitikberatkan pada sejauhmana efesiensi investasi terhadap
informasi yang diproses oleh sistem.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara
hierarki.
d. Integrity (Keterpaduan)
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem
e. Availability (Ketersediaan)
Menitikberatkan pada ketersedian data atau informasi dalam sistem
informasi.
f. Compliance (Kepatuhan pada kebijakan atau aturan)
Menitikberatkan pada kesesuaian data atau informasi dalam siste
informasi
g. Reliability (Kehandalan informasi)
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi
dalam pengelolahan data informasi.
IT Resource adalah sumber daya yang berkaitan teknologi informasi.IT
Resource terdiri dari empat hal yaitu :
a. Application (Aplikasi)
Meliputi aplikasi untuk mengelola informasi dalam menjalankan
proses bisnis.
b. Information (Informasi)
Merupakan data yang diinput, diproses dan dihasilkan oleh sistem
informasi yang digunakan untuk kebutuhan bisnis.
c. Infrastructure (Infrastruktur)
Merupakan teknologi dan fasilitas (seperti hardware, sistem oprasi,
sistem menajemen data base, jaringan, multimedia) yang mendukung
proses aplikasi.
d. People (Orang)
Merupakan personil yang dilakuakn untuk merencanakan,
mengorganisasi, memperoleh, mengimplementasi, mendukung
memonitor, dan mengevaluasi sistem dan layanan informasi. Personil
dapat berasal dari internal perusahaan, outsource maupun kontak.
3) IT Processes (Proses IT)
Kerangka kerja COBIT menyediakan referensi pada proses agar setiap
orang didalam perusahaan dapat me-manage operasi TI. Setiap operasi
yang dikerjakan TI, sebagaimana keseluruhan operasi yang tersedia pada
proses inti, harus diintegrasikan kedalam perencanaan yang ada.
atas kondisi setiap operasi tersebut. Kemudian, operasi akan
diimplementasikan dan dilakukan penceegahan yang dilakuakan terus
menerus.
2.10 Model Maturity
Maturity model digunakan sebagai metric untuk mengukur tingkat
pengembangan sistem informasi.Maturity model untuk setiap proses COBIT,
digunakan untuk mengindentifikasi:
1. Kinerja aktual perusahaan – Dimana perusahaan ini
2. Status industri yang terkini – Sebagai perbandingan
3. Target peningkatan perusahaan – Posisi yang ingin dicapai perusahaan
Menurut ITGI (2010), kapabilitas proses manajemen tidak sama untuk
setiap proses kinerja. Kapabilitas yang diperlukan ditentukan oleh tujuan bisnis
dan tujuan TI. Untuk mengukur kapabilitas kinerja TI, COBIT menggunakan
limalevelmaturitymodel:
1. Skala 0 :Non-Existent.
Tidak ada proses yang dapat dikenali. Manajemen bahkan tidak
menyadari adanya isu pengelolaan yang ditangani
2. Skala 1 :Initial.
Terdapat bukti bahwa perusahaan telah mengetahui adanya isu-isu TI
yang harus ditangani. Tidak ada proses yang standar dan pada umumnya
menggunakan pendekatan ad hoc atau case by case basis. Secara
terorganisir
3. Skala 2 :Repeatable.
Proses dilengkapi dengan prosedur yang diikuti oleh individu-individu
yang memiliki kesamaan tugas. Tidak ada program pelatihan secara
formal, yang bertujuan untuk mengkomunikasikan prosedur-prosedur dan
tanggung jawab setiap individu. Proses sangat bergantung pada keahlian
setiap individu.
4. Sekala 3 :Defined.
Proses dilengkapi dengan prosedur-prosedur yang terstandarisasi,
terdokumentasi dan dikomunikasikan melalui pelatihan secara formal.
Walaupun demikian penyimpangan terhadap ketaatan pada prosedur
masih sulit untuk dideteksi.Prosedur-prosedur yang dibuat merupakan
fomalisasi dari kegiatan-kegiatan yang ada.
5. Skala 4 :Managed and measurable.
Proses pengawasan dan penilaian ketaatan pada prosedur sudah
ditetapkan dan terdapat aktifitas untuk melakukan proses perbaikan
ketika proses berjalan tidak efektif.
6. Skala 5 : Optimised
Proses yang ada telah disempurnakan praktek yang lebih baik,
berdasarkan hasil perbaikan terus menerus. TI digunakan secara
terinegrasi untuk mengoptimalkan proses kerja, mnyediakan alat
untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas serta membuat
Berikut adalah gambar maturity model COBIT :
Gambar 2.4 Model Maturity
Sumber: ITGI (2010)
Terdapat 5 (lima) jenis kemungkinan responden, dikaitkan dengan
maturity model yang direkomendasikan oleh COBIT (skala 0-5). Responden akan
memilih tingkat aktivitas yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Maturity
model akan membantu para professional menjelaskan kepada manajer tentang
kekurangan manajemen TI dan menetap target yang mereka perlukan. Tingkat
mataruty akan dipengaruhi oleh sasaran bisnis perusahaan dan oprasi lingkungan
Pemetaan posisi tiap proses sistem informasi perusahan terhadapmaturity
model dibuat berdasarkan hasil dari responden yang diperoleh rumus yang
digunakan untuk menghitung indeks adalah:
Indeks=∑(JumlahNilaiJawaban)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Djatmiko (2007), skala
pembulatan indeks bagi pemetaan ketingkatan maturity model adalah sebagai
berikut :
1. 0.00 – 0.49 beradapadatingkat0 (Non-Existent)
2. 0.50 – 1.49 beradapadatingkat1 (Initial/Ad Hoc)
3. 1.50 – 2.49 beradapadatingkat2 (RepeatablebutIntuitive)
4. 2.50 – 3.49 beradapadatingkat3 (Defined Process)
5. 3.50 – 4.49 beradapadatingkat4 (Managed and Measurable)
41 3.1Objek Penelitian
Objek Penelitian dilakukan di Dinas Tenaga kerja Kota Bandung pada
seksi Penempatan Dan Perluasan Tenaga Kerja Kota Bandung untuk bidang
layanan kartu ak.1 online.
3.1.1 Sejarah singkat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung merupakan suatu lembaga Dinas
Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang mengemban tugas di
bidang ketenagakerjaan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 13 Tahun 2007 dengan struktur organisasi lebih ramping tetapi
kaya fungsi.
Sejarah berdirinya bidang ketenagakerjaan tidak terlepas dari sejarah
perjuangan bangsa dan tatanan politik yang berkembang sejak proklamasi 17
Agustus 1945. Sejak berdirinya pemerintahan Republik Indonesia sampai
sekarang. Departemen atau Kementrian yang di serahi tugas untuk menangani
masalah ketenagakerjaan berulang kali mengalami perubahan, baik berupa
pembentukan baru, penyesuaian maupun penggabungan. Perubahan organisasi
Historis perubahan struktur organisasi yang membidangi ketenagakerjaan
adalah sebagai berikut: Pertama berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44
Tahun 1974 Organisasi Departemen Tenaga Kerja berubah menjadi Departemen
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, struktur organisasinya diatur dalam
Keputusan Menteri NAKERTRANSKOP Nomor: KEP/100/MEN/1975. Dalam
perkembangannya organisasi Departemen NAKERTRANSKOP mengalami
perubahan dengan dipindahkannya urusan koperasi ke Departemen Perdagangan,
kemudian disempurnakan kembali setelah masalah urusan transmigrasi
dilimpahkan ke Departemen Transmigrasi.
Dengan peninjauan kembali UU No. 25 Tahun 1997, selain itu telah
diratifikasi konvensi International Labour Organization (ILO) Nomor 87 ke dalam
KEPRES 83 Tahun 1997 tentang kebebasan berserikat bagi para pekerja.
Pengesahan Konvensi ILO No. 105 ke dalam UU RI No. 19 tahun 1999 mengenai
penghapusan kerja paksa, pengesahan konvensi ILO No. 138 ke dalam UU RI No.
20 Tahun 1999 mengenai Upah Minimum untuk diperbolehkan bekerja dan
pengesahan konvensi ILO No. 111 Tahun 1985 ke dalam UU RI no. 21 tahun
1999 mengenai diskriminasi dalam pekerjaan dan jabatan
3.1.2 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Visi Kota Bandung Tahun 2009 – 2013 adalah “Memantapkan Kota
Bandung Sebagai Kota Jasa Bermartabat”, yang diartikan sebagai kota yang
mempunyai jati diri, harga diri dan kebanggaan bagi seluruh warganya, memiliki
TenagaKerja Kota Bandung tahun 2009-2013 adalah “Terwujudnya
Penyelenggara Ketenagakerjaan Terbaik”. Untuk merealisasikan keinginan,
harapan serta tujuan sebagaimana tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka
seluruh staf dari Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung harus memahami makna yang
terkandung di dalam visi tersebut.
Makna yang terkandung dalam visi Dinas Tenaga Kerja adalah :
Pertama, bahwa Terwujudnya Penyelenggara Ketenagakerjaan Terbaik ini
mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja mempunyai kewajiban untuk dapat
memfasilitasi dan memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pencari kerja,
mendorong dan memotivasi para pengusaha untuk menciptakan perluasan kerja,
serta mengerahkan warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan untuk
mengikuti program transmigrasi.
Kedua, mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja sebagai suatu
lembaga yang harus dapat menyiapkan tenaga kerja terampil dan produktif,
peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja, membina lembaga-lembaga
latihan swasta, melakukan akreditasi lembaga latihan swasta serta sertifikasi
kemampuan.Sehingga tenaga-tenaga tersebut diatas dapat berdaya saing tinggi
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja serta memenuhi standar
nasional / internasional.
Ketiga, bahwa Dinas Tenaga Kerja ini sebagai suatu lembaga yang dapat
berperan sebagai fasilitator dalam mewujudkan hubungan industrial yang
pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga ketenagakerjaan, sosialisasi
perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan permasalahan / perselisihan
ketenagakerjaan, memfasilitasi penetapan upah minimum kota, serta memberikan
perlindungan terhadap pekerja dan pengusaha, dengan melalui program dan
kegiatan yang berorientasi terhadap peningkatan keselamatan kerja, kesehatan
kerja dan jaminan sosial bagi tenaga kerja serta peningkatan penegakkan hukum
ketenagakerjaan.
Keempat, bahwa Dinas Tenaga Kerja mampu memfasilitasi dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui program pengembangan wilayah transmigrasi
regional, dengan peningkatan lokasi transmigrasi, pengerahan penempatan
transmigran, dan penyuluhan kepada calon transmigran.
Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan dalam lima tahun ke
depan serta sasaran yang akan dicapai berdasarkan RPJMD Tahun 2009 – 2013,
misi Dinas Tenaga Kerja tercakup pada misi kedua Kota Bandung, yaitu :
“Mengembangkan Perekonomian Kota yang Berdaya Saing dalam Menunjang
Penciptaan Lapangan Kerja dan Pelayanan Publik serta Meningkatkan Peranan
Swasta dalam Pembangunan Ekonomi Kota”, maka misi yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terampil dan produktif sesuai
Misi ini memiliki makna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat
menyiapkan tenaga kerja terampil dan produktif yang siap pakai sesuai dengan
kebutuhan pasar kerja dan dunia kerja, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan melalui pembinaan terhadap lembaga – lembaga latihan swasta
dan akreditasinya serta sertifikasi kemampuan. Sehingga tenaga-tenaga tersebut
diatas dapat berdaya saing tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan dunia
kerja.
2. Peningkatan peluang kesempatan kerja, dan perluasan kerja
Misi ini bermakna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat memfasilitasi
pencari kerja dan calon pengguna tenaga kerja untuk memperoleh informasi
kesempatan kerja melalui bursa kerja terpadu/job fair, bursa kerja wilayah
maupun melalui program atau kegiatan yang orientasinya untuk memberikan
informasi kerja kepada masyarakat dan informasi calon tenaga kerja kepada calon
pengguna tenaga kerja. Begitu pun perluasan kerja dapat dilakukan dengan
berbagai macam program / kegiatan, seperti penciptaan wira usaha baru,
penerapan dan pemanduan teknologi padat karya (PP-TPK), untuk penanganan
tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan atau ter-PHK melalui kegiatan padat
karya produktif (PKP), dan pemberian kerja sementara.
3. Peningkatan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan, serta
pembinaan dan pengembangan hubungan industrial
Misi ini mengandung makna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat
berperan sebagai fasilitator di dalam perwujudan hubungan industrial yang
kegiatan pembinaan terhadap pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga
ketenagakerjaan, sosialisasi perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan
permasalahan/perselisihan ketenagakerjaan serta mengkoordinir dan membantu
memfasilitasi Penetapan Upah Minimum Kota. Juga harus berperan dalam fungsi
perlindungan tenaga kerja baik terhadap hak-hak pekerja, kesehatan maupun
keselamatannya. Begitu pula harus dapat melindungi kepentingan pengusaha
dariintervensi / campur tangan pihak ketiga yang dapat merusak hubungan
industrial yang harmonis antara pengusaha dan pekerja.
4. Peningkatan ketersediaan lokasi transmigrasi dan penempatan transmigran
Dalam hal transmigrasi, sebagai lembaga yang diberi kewenangan untuk
mengelola transmigrasi yaitu harus dapat memberikan pengertian dan pemahaman
kepada masyarakat yang belum memiliki pekerjaan yaitu tentang berbagai hal
ketransmigrasian, baik keuntungannya, manfaat maupun terhadap prospek masa
depan dari masyarakat tersebut melalui berbagai pembinaan dan penyuluhan.
Sehingga dapat mengerahkan masyarakat sebanyak-banyaknya untuk
melaksanakan transmigrasi, baik lokal maupun ke luar Propinsi Jawa Barat.
3.1.3 Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Mengacu pada visi dan misi, tujuan Pemerintah Kota Bandung yaitu :
”Memantapkan Kemakmuran Warga Kota Bandung (Agenda Prioritas Bandung
Makmur), dengan sasaran ”Meningkatkan perluasan kesempatan kerja formal di
sektor-sektor yang menjadi core competency kota”. Tujuan yang ingin dicapai
1. Tersedianyatenagakerjaterampil dan produktifsesuaikebutuhan pasar kerja dan duniakerja
Sasaran:
1) Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas , produktif dan berdaya saing
tinggi
2) Meningkatkan keterampilan dan produktifitas kerja
2. Terlaksananyapeningkatanpenempatantenagakerja dan perluasankerja. Sasaran :
1) Tersedianya infomasi kerja
2) Terciptanya kesempatan kerja
3) Terciptanya wira usaha baru
3. Terwujudnyahubungan industrial yang harmonis, dinamis, adil dan
bermartabatdalamsuasanakemitraan yang
dapatmendorongberkembangnyalembagaketenagakerjaan dan duniausaha,
sertameningkatnyakesejahteraanpekerja, serta terwujudnya kesadaran dan
ketaatan pengusaha dan pekerja dalam melaksanakan norma kesehatan dan
keselamatan kerja, serta peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Sasaran :
1) Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga ketenagakerjaan
2) Meningkatkan kualitas pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan
3) Meningkatnya kesejahteraan pekerja sesuai dengan kemajuan dan
kemampuan yang dicapai perusahaan.
4) Tegaknya supremasi hukum ketenagakerjaan, dan berkurangnya
pelanggaran norma ketenagakerjaan
5) Meningkatnya keselamatan, kesehatan kerja dan jaminan sosial tenaga
kerja.
6) Terlaksananyapeningkatankesejahteraanmasyarakatmelaluiprogramtransm
igrasi.
Sasaran :
1). Meningkatnya lokasi transmigrasi
2). Meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui transmigrasi
3.1.4 Tugas Pokok dan fungsi
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009dan diubah kembali dengan Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 adalah Dinas Daerah yang
mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota Bandung dalam
melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dalam menyelenggarakan
tugas dan kewajiban tersebut Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mempunyai
a. Perumusan kebijakan teknis lingkup pelatihan dan produktivitas kerja,
penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan
jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi,
Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta
pengawasan ketenagakerjaan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelatihan dan produktivitas kerja,
penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan
jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya;
e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan
Dinas.
3.1.5 Kebijakan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Kebijakan adalah arah yang diambil dalam menentukan bentuk konfigurasi
program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut target kebijakan terdiri
dari kebijakan internal, yaitu kebijakan Dinas Tenaga Kerja dalam mengelola
pelaksanaan program pembangunan, dan kedua adalah kebijakan eksternal, yaitu
kebijakan yang diterbitkan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi
kegiatan masyarakat. Kesesuaian arah Kebijakan RPJMD (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah) Kota Bandung Tahun 2009 – 2013 yaitu arah
meningkatkan kesempatan kerja di Kota Bandung melalui pelayanan satu pintu,
serta kebijakan kedua : pendukungan sektor swasta dalam meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja.
Memperhatikan arah kebijakan Kota Bandung, maka kebijakan Dinas
Tenaga Kerja Kota Bandung adalah sebagai berikut :
1. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja, serta mengarahkan
lembaga latihan kerja untuk memenuhi standar kompetensi kerja yang
terakreditasi.
2. Perluasan kesempatan memperoleh pekerjaan, memfasilitasi, memotivasi
terciptanya perluasan kerja.
3. Mengupayakan terjalinnya hubungan industrial harmonis, dinamis, adil dan
bermartabat dalam suasana kemitraan yang dapat mendorong berkembangnya
lembaga ketenagakerjaan dan dunia usaha, serta meningkatnya kesejahteraan
pekerja, serta terwujudnya kesadaran dan ketaatan pengusaha dan pekerja
dalam melaksanakan norma kesehatan dan keselamatan kerja, serta peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan.
Penjajagan lokasi transmigrasi dan berusaha melakukan kerjasama antar
daerah serta perluasan lokasi transmigrasi dalam upaya penempatan
transmigran
3.1.6 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Susunan Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah diatur berdasarkan Peraturan
Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, struktur Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan dan Program
3. Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja, membawahkan :
a. Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja
b. Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja
4. Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi, membawahkan :
a. Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja
b. Seksi Transmigrasi
5. Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
a. Seksi Pembinaan dan Pengembangan Hubungan Industrial dan Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan
b. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
6. Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
a. Seksi Pengawasan Norma Kerja
b. Seksi Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Selanjutnya dalam Peraturan Walikota Bandung Nomor 265/Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Pada