MARRYSA NURINA DEREC
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudulPreferensi Larva Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat Intensitas
Cahaya pada Waktu Pengamatan yang Berbeda adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir.
Bogor, Februari 2009
MARRYSA NURINA DEREC, C54102070. Preferensi Larva Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat Intensitas Cahaya pada Waktu Pengamatan yang Berbeda. Dibimbing oleh MULYONO S. BASKORO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tingkah laku (preferensi) larva cumi-cumi sirip besar berhubungan dengan pengoperasian alat tangkap yang menggunakan cahaya lampu. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan stimulasi lampu LED pada larva cumi-cumi, diharapkan dapat diketahui tingkat kesukaan larva cumi-cumi terhadap perbedaan warna cahaya, intensitas cahaya dan waktu pengamatan.
Warna cahaya yang diberikan adalah merah, kuning, hijau dan biru, dengan jumlah lampu 1, 2, 3 dan 4 buah untuk mendapatkan perbedaan intensitas cahayanya, sedangkan waktu pengamatan dilakukan dari mulai matahari terbenam hingga jam enam pagi esok harinya. Pengamatan dilakukan selama bulan Juni hingga Oktober 2006 di Pulau Pari dan di Laboratorium Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Pasir Putih Ancol dengan menggunakan larva cumi-cumi dan dipelihara selama penelitian. Tingkat kesukaan (preferensi) larva cumi-cumi ditunjukkan dengan tingkah lakunya mendekati cahaya.
MARRYSA NURINA DEREC
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Nama : Marrysa Nurina Derec
NRP : C 54102070
Disetujui:
Pembimbing
Prof. Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc.
NIP. 131788591
Diketahui:
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc
NIP. 130 805 031
Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul penelitian ini adalah Preferensi Larva
Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat Intensitas Cahaya
pada Waktu Pengamatan yang Berbeda.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2009
Pada kesempatan ini penulis sampaikan penghargaan dan terima kasih atas
bantuan dan dukungan selama melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi
kepada :
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan.
2. Keluargaku Ny. Tri Widowati (Ibunda), dan adikku tersayang Sabella Kale
Derec.
3. Prof. Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc selaku dosen pembimbing.
4. Dr.Ir. Totok Hstrianoto, M.Sc dan Dr.Ir. Ronny, M.Sc selaku dosen penguji.
5. PRPT (Pusat Riset Perikanan Tangkap) dan FPIK IPB
6. Dr. Ir. Tri iji selaku komisi pendidikan
7. Dr.Ir. Sulaeman Martasuganda, M.Sc selaku pembimbing akademik.
8. Prof. Dr.Ir. Indra Jaya, M.Sc, Bapak Mardi, Bu Yanti dan Ba Ratih Deswati.
9. Dosen, Staf dan Laboran Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
IPB. Serta Laboran Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan khususnya
Laboratarium Penginderaan Jauh dan Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB di Pelabuhan Ratu dan di Ancol, dan LIPI di Pulau Pari dan di Ancol,
Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
10.Kepada Syamsu Priyo Suyitno dan Drh. Zulfikhar.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Februari 2009
Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Maret 1985 di Jakarta.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari
pasangan Bapak Tommy Gun Putera Tamtamayudha dan Ibu
Tri Widowati. Pendidikan formal penulis dimulai pada sekolah
dasar di SD Dharma Karya UT, Kelurahan Pondok Cabe Udik,
Kecamatan Cinangka dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun
1999, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SLTP
Negeri 12 Wijaya, Jakarta Selatan.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas
di SMU Negeri 6 Mahakam, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama penulis
diterima menjadi mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul
“Preferensi Larva Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat
Halaman
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Klasifikasi dan Identifikasi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessoniana, LESSON)... ... 4
2.1.1 Klasifikasi ... 4
2.1.2 Morfologi ... 4
2.1.3 Sistem reproduksi ... 8
2.1.4 Proses pemijahan dan perkawinan ... 9
2.2 Penyebaran dan Habitat Cumi-cumi (Sephiateutis sp.) ... 12
2.3 Tingkah Laku Berkumpulnya Ikan ... 13
2.4 Lampu LED ... 15
2.5 Karakteristik Cahaya ... 16
2.6 Sensitifitas Ikan Terhadap Cahaya ... 19
2.7 Reaksi Ikan Terhadap Rangsangan Cahaya ... 20
2.8 Pemanfaatan Cahaya dalam Operasi Penangkapan Ikan ... 22
3 METODOLOGI ... 25
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 26
3.2.1 Alat ... 26
3.2.2 Bahan ... 27
3.3 Metode Penelitian ... 27
3.3.1 Prosedur pengamatan dan pengambilan data ... 27
3.3.2 Metode Analisis Data ... 29
viii 4.2 Penelitian Utama ... 32
4.2.1 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 1 lampu ... 33 4.2.2 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 2 lampu ... 34 4.2.3 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 3 lampu ... 35 4.2.4 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 4 lampu ... 37 4.2.5 Rerata sebaran hubungan antara larva cumi yang terpikat
dengan keseluruhan warna biru hijau kuning dan merah ... 39 4.2.6 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna merah ... 45 4.2.7 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna kuning ... 49 4.2.8 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna hijau ... 52 4.2.9 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna biru ... 55 4.2.10 Kurva gabungan panjang gelombang cahaya lampu LED
merah, kuning, hijau dan biru ... 59 4.2.11 Pola sebaran intensitas cahaya lampu LED merah, kuning,
hijau dan biru ... 60 4.2.12 T-test 1 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 61 4.2.13 T-test 2 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 63 4.2.14 T-test 3 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 64 4.2.15 T-test 4 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 66 4.2.16 T-test total larva cumi yang terpikat pada waktu pengamatan
yang berbeda dengan asumsi jumlah jampu tidak
berpengaruh ... 67 4.2.17 T-test 1 lampu dengan perlakuan perbedaan waktu
pengamatan... 69 4.2.18 T-test 2 lampu dengan perlakuan perbedaan waktu
pengamatan... 70 4.2.19 T-test 3 lampu dengan perlakuan perbedaan waktu
MARRYSA NURINA DEREC
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudulPreferensi Larva Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat Intensitas
Cahaya pada Waktu Pengamatan yang Berbeda adalah benar merupakan karya
saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir.
Bogor, Februari 2009
MARRYSA NURINA DEREC, C54102070. Preferensi Larva Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat Intensitas Cahaya pada Waktu Pengamatan yang Berbeda. Dibimbing oleh MULYONO S. BASKORO
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tingkah laku (preferensi) larva cumi-cumi sirip besar berhubungan dengan pengoperasian alat tangkap yang menggunakan cahaya lampu. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan stimulasi lampu LED pada larva cumi-cumi, diharapkan dapat diketahui tingkat kesukaan larva cumi-cumi terhadap perbedaan warna cahaya, intensitas cahaya dan waktu pengamatan.
Warna cahaya yang diberikan adalah merah, kuning, hijau dan biru, dengan jumlah lampu 1, 2, 3 dan 4 buah untuk mendapatkan perbedaan intensitas cahayanya, sedangkan waktu pengamatan dilakukan dari mulai matahari terbenam hingga jam enam pagi esok harinya. Pengamatan dilakukan selama bulan Juni hingga Oktober 2006 di Pulau Pari dan di Laboratorium Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Jl. Pasir Putih Ancol dengan menggunakan larva cumi-cumi dan dipelihara selama penelitian. Tingkat kesukaan (preferensi) larva cumi-cumi ditunjukkan dengan tingkah lakunya mendekati cahaya.
MARRYSA NURINA DEREC
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Nama : Marrysa Nurina Derec
NRP : C 54102070
Disetujui:
Pembimbing
Prof. Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc.
NIP. 131788591
Diketahui:
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc
NIP. 130 805 031
Skripsi ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Judul penelitian ini adalah Preferensi Larva
Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat Intensitas Cahaya
pada Waktu Pengamatan yang Berbeda.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2009
Pada kesempatan ini penulis sampaikan penghargaan dan terima kasih atas
bantuan dan dukungan selama melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi
kepada :
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan.
2. Keluargaku Ny. Tri Widowati (Ibunda), dan adikku tersayang Sabella Kale
Derec.
3. Prof. Dr.Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc selaku dosen pembimbing.
4. Dr.Ir. Totok Hstrianoto, M.Sc dan Dr.Ir. Ronny, M.Sc selaku dosen penguji.
5. PRPT (Pusat Riset Perikanan Tangkap) dan FPIK IPB
6. Dr. Ir. Tri iji selaku komisi pendidikan
7. Dr.Ir. Sulaeman Martasuganda, M.Sc selaku pembimbing akademik.
8. Prof. Dr.Ir. Indra Jaya, M.Sc, Bapak Mardi, Bu Yanti dan Ba Ratih Deswati.
9. Dosen, Staf dan Laboran Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
IPB. Serta Laboran Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan khususnya
Laboratarium Penginderaan Jauh dan Laboratorium Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB di Pelabuhan Ratu dan di Ancol, dan LIPI di Pulau Pari dan di Ancol,
Laboratorium Fisika Lanjut, Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
10.Kepada Syamsu Priyo Suyitno dan Drh. Zulfikhar.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi,
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Februari 2009
Penulis dilahirkan pada tanggal 7 Maret 1985 di Jakarta.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari
pasangan Bapak Tommy Gun Putera Tamtamayudha dan Ibu
Tri Widowati. Pendidikan formal penulis dimulai pada sekolah
dasar di SD Dharma Karya UT, Kelurahan Pondok Cabe Udik,
Kecamatan Cinangka dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun
1999, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah pertama di SLTP
Negeri 12 Wijaya, Jakarta Selatan.
Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas
di SMU Negeri 6 Mahakam, Jakarta Selatan. Pada tahun yang sama penulis
diterima menjadi mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul
“Preferensi Larva Cumi-Cumi Sirip Besar terhadap Perbedaan Warna dan Tingkat
Halaman
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 3
2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Klasifikasi dan Identifikasi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessoniana, LESSON)... ... 4
2.1.1 Klasifikasi ... 4
2.1.2 Morfologi ... 4
2.1.3 Sistem reproduksi ... 8
2.1.4 Proses pemijahan dan perkawinan ... 9
2.2 Penyebaran dan Habitat Cumi-cumi (Sephiateutis sp.) ... 12
2.3 Tingkah Laku Berkumpulnya Ikan ... 13
2.4 Lampu LED ... 15
2.5 Karakteristik Cahaya ... 16
2.6 Sensitifitas Ikan Terhadap Cahaya ... 19
2.7 Reaksi Ikan Terhadap Rangsangan Cahaya ... 20
2.8 Pemanfaatan Cahaya dalam Operasi Penangkapan Ikan ... 22
3 METODOLOGI ... 25
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ... 26
3.2.1 Alat ... 26
3.2.2 Bahan ... 27
3.3 Metode Penelitian ... 27
3.3.1 Prosedur pengamatan dan pengambilan data ... 27
3.3.2 Metode Analisis Data ... 29
viii 4.2 Penelitian Utama ... 32
4.2.1 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 1 lampu ... 33 4.2.2 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 2 lampu ... 34 4.2.3 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 3 lampu ... 35 4.2.4 Hubungan antara warna lampu dengan larva cumi yang
terpikat dalam pengamatan menggunakan 4 lampu ... 37 4.2.5 Rerata sebaran hubungan antara larva cumi yang terpikat
dengan keseluruhan warna biru hijau kuning dan merah ... 39 4.2.6 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna merah ... 45 4.2.7 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna kuning ... 49 4.2.8 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna hijau ... 52 4.2.9 Hubungan antara banyak lampu dan waktu pengamatan
dengan larva cumi-cumi yang terpikat dengan menggunakan lampu warna biru ... 55 4.2.10 Kurva gabungan panjang gelombang cahaya lampu LED
merah, kuning, hijau dan biru ... 59 4.2.11 Pola sebaran intensitas cahaya lampu LED merah, kuning,
hijau dan biru ... 60 4.2.12 T-test 1 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 61 4.2.13 T-test 2 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 63 4.2.14 T-test 3 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 64 4.2.15 T-test 4 lampu dengan perlakuan perbedaan warna cahaya
lampu ... 66 4.2.16 T-test total larva cumi yang terpikat pada waktu pengamatan
yang berbeda dengan asumsi jumlah jampu tidak
berpengaruh ... 67 4.2.17 T-test 1 lampu dengan perlakuan perbedaan waktu
pengamatan... 69 4.2.18 T-test 2 lampu dengan perlakuan perbedaan waktu
pengamatan... 70 4.2.19 T-test 3 lampu dengan perlakuan perbedaan waktu
ix 4.2.20 T-test 4 lampu dengan perlakuan perbedaan waktu
pengamatan... 73
4.2.21 T-test total larva cumi yang terpikat pada perlakuan perbedaan warna cahaya lampu dengan asumsi jumlah lampu tidak berpengaruh ... 74
5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
5.1 Kesimpulan ... 77
5.2 Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
Halaman
1 Warna dan panjang gelombang cahaya ... 16
2 Nilai I / I0 dan Id / I0 terhadap 0 ... 18
3 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat
pada pengamatan menggunakan 1 lampu ... 33
4 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat
pada pengamatan menggunakan 2 lampu ... 34
5 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat
pada pengamatan menggunakan 3 lampu ... 36
6 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat
pada pengamatan menggunakan 4 lampu ... 37
7 Rerata sebaran hubungan antara larva cumi yang terpikat dengan
keseluruhan warna lampu biru, hijau, kuning dan merah ... 39
8 Hubungan antara waktu pengamatan dan banyak lampu dengan jumlah larva cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan lampu
warna merah ... 46
9 Hubungan antara waktu pengamatan dan banyak lampu dengan jumlah larva cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan lampu
warna kuning ... 50
10 Hubungan antara waktu pengamatan dan banyak lampu dengan jumlah larva cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan lampu
warna hijau ... 53
11 Hubungan antara waktu pengamatan dan banyak lampu dengan jumlah larva cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan lampu
warna biru ... 56
12 Polasebaran intensitas cahaya lampu LED merah, kuning,
xi 13 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat
pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh ... .. 61
14 Perhitungan t-test antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan
asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh ... .. 62
15 Hasil perbandingan antara 2 warna lampu menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi waktu pengamatan tidak
berpengaruh ... .. 62
16 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh ... .. 63
17 Perhitungan t-test antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan
asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh ... .. 63
18 Hasil perbandingan antara 2 warna lampu menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi waktu pengamatan tidak
berpengaruh ... .. 63
19 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh ... .. 64
20 Perhitungan t-test antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan
asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh ... .. 65
21 Hasil perbandingan antara 2 warna lampu menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi waktu pengamatan tidak
berpengaruh ... .. 65
22 Hubungan antara warna lampu dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh ... .. 66
23 Perhitungan t-test antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan
xii 24 Hasil perbandingan antara 2 warna lampu menggunakan t-test
berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi waktu pengamatan tidak
berpengaruh ... .. 66
25 Tabel gabungan hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan ... .. 67
26 Hubungan antara waktu pengamatan dan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak
berpengaruh ... .. 68
27 Perhitungan t-test antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan
jumlah lampu tidak berpengaruh ... .. 68
28 Hasil perbandingan antara 2 waktu pengamatan menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan
asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak berpengaruh ... .. 68
29 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi
warna lampu tidak berpengaruh ... .. 69
30 Perhitungan t-test antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan
asumsi warna lampu tidak berpengaruh ... .. 69
31 Hasil perbandingan antara 2 waktu pengamatan menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan
menggunakan 1 lampu dengan asumsi warna lampu tidak berpengaruh .. 69
32 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi
warna lampu tidak berpengaruh ... .. 70
33 Perhitungan t-test antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu
dengan asumsi warna lampu tidak berpengaruh ... .. 70
34 Hasil perbandingan antara 2 waktu pengamatan menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan
menggunakan 2 lampu dengan asumsi warna lampu tidak berpengaruh .. 71
35 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi
xiii 36 Perhitungan t-test antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi warna lampu tidak berpengaruh ... .. 72
37 Hasil perbandingan antara 2 waktu pengamatan menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan
menggunakan 3 lampu dengan asumsi warna lampu tidak berpengaruh .. 72
38 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi
warna lampu tidak berpengaruh ... .. 73
39 Perhitungan t-test antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan
asumsi warna lampu tidak berpengaruh ... .. 73
40 Hasil perbandingan antara 2 waktu pengamatan menggunakan t-test berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan
menggunakan 4 lampu dengan asumsi warna lampu tidak berpengaruh .. 73
41 Tabel gabungan hubungan antara warna lampu dengan jumlah
larva cumi yang terpikat pada pengamatan ... .. 74
42 Hubungan antara warna lampu dan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi jumlah lampu dan waktu pengamatan
tidak berpengaruh ... .. 75
43 Perhitungan t-test antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi jumlah lampu dan waktu pengamatan tidak berpengaruh ... .. 75
44 Hasil perbandingan antara 2 warna lampu menggunakan t-test
berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan
Halaman
1 Cumi-cumi sirip besar dewasa (Sepioteuthis lessoniana) ... 4 2 Larva cumi-cumi sirip besar ( Sepioteuthis lessoniana) ... 8 3 Telur cumi-cumi sirip besar (Sepioteuthis lessoniana) ... 9 4 Simbol LED ... 15
5 LED dan contoh rangkaian LED ... 15
6 Plexiglass ... 27
7 Grafik sebaran arah renang larva cumi-cumi menggunakan 1 buah
lampu LED untuk setiap warna biru, hijau, kuning, dan merah ... 33
8 Grafik sebaran arah renang larva cumi-cumi menggunakan 2 buah
lampu LED untuk setiap warna biru, hijau, kuning, dan merah ... 35
9 Grafik sebaran arah renang larva cumi-cumi menggunakan 3 buah
lampu LED untuk setiap warna biru, hijau, kuning, dan merah ... 36
10 Grafik sebaran arah renang larva cumi-cumi menggunakan 4 buah
lampu LED untuk setiap warna biru, hijau, kuning, dan merah ... 38
11 Rerata sebaran hubungan antara larva cumi yang terpikat
dengan keseluruhan warna lampu biru, hijau, kuning dan merah ... 40
12 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi
yang terpikat pada pengamatan menggunakan lampu warna merah ... 46
13 Panjang gelombang cahaya lampu LED merah ... 49
14 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi
yang terpikat pada pengamatan menggunakan lampu warna kuning ... 50
15 Panjang gelombang cahaya lampu LED kuning ... 52
16 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi
xv 17 Panjang gelombang cahaya lampu LED hijau ... 55
18 Hubungan antara waktu pengamatan dengan jumlah larva cumi
yang terpikat pada pengamatan menggunakan lampu warna biru ... 56
19 Panjang gelombang cahaya lampu LED biru ... 58
20 Grafik pola sebaran intensitas cahaya lampu LED merah, kuning,
hijau dan biru ... 59
21 Kurva gabungan panjang gelombang cahaya lampu LED merah,
Halaman
1 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 83
2 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 84
3 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 85
4 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 86
5 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 87
6 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 88
7 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 89
8 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 90
9 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 91
10 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 21.00 –
xvii 11 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 93
12 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 94
13 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 95
14 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 96
15 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 97
16 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 98
17 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 99
18 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 100
19 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 101
20 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 102
21 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 103
22 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 21.00 –
xviii 23 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 105
24 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 106
25 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 107
26 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 108
27 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 109
28 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 110
29 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 111
30 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 112
31 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 113
32 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 114
33 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 115
34 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 21.00 –
xix 35 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 117
36 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 118
37 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 119
38 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 120
39 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 121
40 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 122
41 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 123
42 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 124
43 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 125
44 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 126
45 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 127
46 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 21.00 –
xx 47 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi
yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 129
48 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 130
49 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 131
50 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 132
51 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 133
52 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 134
53 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 135
54 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 136
55 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 137
56 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 138
57 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 139
58 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 24.00 –
xxi 59 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 141
60 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 142
61 Tabel hubungan antara warna lampu hijau dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 24.00 –
03.00 ... 143
62 Tabel hubungan antara warna lampu merah dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 03.00 –
06.00 ... 144
63 Tabel hubungan antara warna lampu biru dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 18.00 –
21.00 ... 145
64 Tabel hubungan antara warna lampu kuning dengan jumlah cumi-cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu pukul 21.00 –
24.00 ... 146
65 Tabel keseluruhan jumlah cumi-cumi yang terpikat terhadap perbedaan warna dan intensitas cahaya pada waktu pengamatan yang berbeda ... 147
66 Uji-t (t-test) antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh... 148
67 Uji-t (t-test) antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh... 148
68 Uji-t (t-test) antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh... 148
69 Uji-t (t-test) antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi waktu
pengamatan tidak berpengaruh... 148
70 Uji-t (t-test) antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah
xxii 71 Uji-t (t-test) antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi
warna lampu tidak berpengaruh... 149
72 Uji-t (t-test) antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi
warna lampu tidak berpengaruh... 149
73 Uji-t (t-test) antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi
warna lampu tidak berpengaruh... 149
74 Uji-t (t-test) antara 2 waktu pengamatan berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi
warna lampu tidak berpengaruh... 150
75 Uji-t (t-test) antara 2 warna lampu berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi jumlah lampu dan
waktu pengamatan tidak terpengaruh... 150
76 Uji peringkat antara warna lampu merah dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 150
77 Uji peringkat antara warna lampu merah dan kuning berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 151
78 Uji peringkat antara warna lampu merah dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 151
79 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 151
80 Uji peringkat antara warna lampu biru dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 152
81 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 152
82 Uji peringkat antara warna lampu merah dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu
xxiii 83 Uji peringkat antara warna lampu merah dan kuning berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 153
84 Uji peringkat antara warna lampu merah dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 153
85 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 153
86 Uji peringkat antara warna lampu biru dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 154
87 Uji peringkat antara warna lampu kuning hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 154
88 Uji peringkat antara warna lampu merah dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 154
89 Uji peringkat antara warna lampu merah dan kuning berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 155
90 Uji peringkat antara warna lampu merah dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 155
91 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 155
92 Uji peringkat antara warna lampu biru dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 156
93 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 156
94 Uji peringkat antara warna lampu merah dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu
xxiv 95 Uji peringkat antara warna lampu merah dan kuning berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 157
96 Uji peringkat antara warna lampu merah dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 157
97 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 157
98 Uji peringkat antara warna lampu biru dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 158
99 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu
dengan asumsi waktu pengamatan tidak berpengaruh... 158
100 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 21.00-24.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak
berpengaruh... 158
101 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak
berpengaruh... 159
102 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak
berpengaruh... 159
103 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak
berpengaruh... 159
104 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak
xxv 105 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 24.00-03.00 dan
03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna lampu dan jumlah lampu tidak
berpengaruh... 160
106 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 21.00-24.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 160
107 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 161
108 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 161
109 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 161
110 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 162
111 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 24.00-03.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 1 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 162
112 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 21.00-24.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 162
113 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 163
xxvi 114 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan
03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 163
115 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 163
116 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 164
117 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 24.00-03.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 2 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 164
118 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 21.00-24.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 164
119 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 165
120 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 165
121 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 165
122 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 166
xxvii 123 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 24.00-03.00 dan
03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 3 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 166
124 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 21.00-24.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 166
125 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 21.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 167
126 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 18.00-21.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 167
127 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 24.00-03.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 167
128 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 21.00-24.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 168
129 Uji peringkat antara waktu pengamatan pukul 24.00-03.00 dan 03.00-06.00 berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan menggunakan 4 lampu dengan asumsi warna lampu
tidak berpengaruh... 168
130 Uji peringkat antara warna lampu merah dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna
lampu dan jumlah lampu tidak berpengaruh... 168
131 Uji peringkat antara warna lampu merah dan kuning berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna
lampu dan jumlah lampu tidak berpengaruh... 169
132 Uji peringkat antara warna lampu merah dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna
xxviii 133 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan biru berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna
lampu dan jumlah lampu tidak berpengaruh... 169
134 Uji peringkat antara warna lampu biru dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna
lampu dan jumlah lampu tidak berpengaruh... 170
135 Uji peringkat antara warna lampu kuning dan hijau berdasarkan jumlah larva cumi yang terpikat pada pengamatan dengan asumsi warna
lampu dan jumlah lampu tidak berpengaruh... 170
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara maritim yang terdiri atas 17.500 pulau dengan
panjang sekitar 81.000 km. Tujuh puluh persen wilayah Negara Republik
Indonesia tertutup oleh lautan. Dengan perkiraan luas perairan laut 5,8 juta km2
(termasuk ZEE). Dikarenakan kondisi tersebut maka Indonesia memiliki kekayaan
sumberdaya pesisir dan laut yang berlimpah baik hayati maupun nonhayati, yang
sangat bermanfaat untuk pembangunan perekonomian dan kesejahteraan bangsa
Indonesia. Berdasarkan hasil perhitungan pada tahun 1983 potensi perikanan laut
diperkirakan sebesar 6,6 juta ton per tahun. Pada tahun 1989 potensi sumberdaya
hayati laut diperkirakan berkisar antara 5,76 hingga 7,04 juta ton. Berubahnya
perkiraan besarnya potensi sumberdaya hayati laut tersebut dikarenakan pada
perhitungan tahun 1983 potensi dari moluska, teripang dan rumput laut belum
dimasukan dalam perhitungan (Naamin, 1993).
Salah satu jenis sumberdaya perikanan laut di Indonesia adalah cumi-cumi.
Cumi-cumi merupakan salah satu sumber makanan bergizi yang banyak diminati
oleh masyarakat. Cumi-cumi (Cephalopda) didalam dunia perdagangan telah
dapat mengisi pasaran internasional sebagai salah satu hasil perikanan, disamping
ikan dan udang (Sudjoko, 1988). Cumi-cumi menempati urutan ke tiga didalam
dunia perikanan setelah ikan dan udang (Sudjoko, 1988). Kenyataan ini telah
terbukti dengan adanya pengiriman hewan tersebut dari India ke Jepang. Menurut
laporan jenis cumi-cumi yang dikirim dari India antara lain adalah Loligo duvaucelii, Doryteuthis sp dan Sepioteuthis lessoniana SHENOY (Sudjoko, 1988). Hal ini disebabkan karena hewan ini merupakan salah satu produk
perikanan yang mempunyai kandungan protein cukup tinggi.
Cumi-cumi terdiri dari berbagai macam spesies. Salah satu diantaranya
cumi-cumi sirip besar (Sepioteuthis lessoniana, LESSON) yang merupakan anggota famili Loliginidae yang mempunyai nilai ekonomis (Bardach et al., 1972). Sudjoko juga menyatakan hal yang sama bahwa di Indonesia spesies ini
termasuk dalam salah satu spesies Cephalopoda ekonomis penting. Harga pada
tergantung pada ukuran per ekor dan musimnya (Danakusuma, 1995). Harga
pasaran sekarang berkisar antara Rp 18.000,- sampai Rp. 24.000,- per kilo
(Danakusuma, 1995).
Produksi cumi-cumi hingga saat ini praktis hanya berasal dari hasil
tangkapan di laut. Daerah penangkapan cumi-cumi famili Loliginidae terdapat
hampir disemua perairan Indonesia. Potensi sumberdaya cumi-cumi yang relatif
besar dengan kegiatan penangkapan yang terus-menerus dapat menyebabkan
‘over fishing’ bila tanpa memperhatikan batas potensi sumberdaya cumi-cumi yang ada. Untuk meningkatkan produksi sumberdaya dan mempertahankan
kelestarian sumberdaya cumi-cumi serta daya dukung lingkungan maka perlu
adanya upaya ‘restoking’ dan budidaya dengan metode yang tepat guna, selain upaya pengaturan kegiatan penangkapan yang memperhatikan batas potensi
sumberdaya, kelestarian sumberdaya dan tidak merusak lingkungan agar tetap
terjaga dan pemanfaatannya berkelanjutan.
Umumnya cumi-cumi ditangkap dengan menggunakan bagan dan pancing.
Kenyataan yang perlu kita ketahui adalah bahwa sebagian besar ikan masih saja
dapat meloloskan diri dari suatu alat penangkap yang dianggap baik sekalipun.
Apabila tingkah laku ikan di sekitar alat tangkap serta dalam hubungannya dengan
berbagai faktor dapat kita ketahui, maka kita akan dapat mengetahui cara-cara
untuk dapat meningkatkan efisiensi dan kegunaan alat tangkap tersebut. Lebih
jauh dari itu, mungkin akan timbul suatu ide untuk menciptakan suatu alat
penangkapan baru yang lebih sesuai dan bersifat ramah lingkungan.
Keberhasilan usaha penangkapan ikan tergantung pada pengetahuan yang
cukup mengenai tingkah laku ikan. Hal ini merupakan dasar bagi pengembangan
metode-metode penangkapan, juga merupakan kunci bagi perbaikan metode
penangkapan yang telah diketahui, serta penemuan metode-metode yang baru
(Gunarso, 1985).
Metode penangkapan ikan yang dilakukan tidak hanya berarti bagaimana
mengoperasikan suatu alat tangkap, namun juga bagaimana menemukan ikan dan
mempengaruhi tingkah laku ikan sehingga dapat meningkatkan efisiensi
Kegiatan penangkapan ikan berhubungan erat dengan ada atau tidaknya
kawanan ikan di suatu perairan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang pola tingkah
laku pengumpulan ikan menjadi semakin penting untuk menemukan
metode-metode dalam mengontrol tingkah laku ikan, terutama dalam hubungannya untuk
membuat operasi penangkapan menjadi semakin produktif (Radakov, 1972).
Tingkah laku ikan di sekitar daerah iluminasi cahaya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, kecerahan, arus, gelombang, dan keberadaan makanan
atau predator. Hal ini juga berubah berdasarkan kondisi biologis ikan seperti
umur, kematangan gonad, dan kandungan makanan dalam perut ikan.
Penelitian ini merupakan langkah awal untuk mengetahui tingkah laku
berkumpulnya cumi-cumi secara keseluruhan, terutama ketika ikan mendapat
rangsangan iluminasi cahaya.
Pengamatan terhadap tingkah laku ikan akan memudahkan kita dalam
pengembangan penangkapan ikan. Pengembangan dalam usaha penangkapan dan
budidaya ikan diutamakan kepada ikan-ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi,
akan tetapi budidaya ikan berekonomis tinggi belum dilakukan besar-besaran, saat
ini masih dalam tahap penelitian.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Preferensi larva cumi-cumi sirip besar (Sepioteuthis lessoniana) terhadap perbedaan warna dan intensitas cahaya.
2.1 Klasifikasi dan Identifikasi Cumi-Cumi (Sepioteuthis lessoniana,
LESSON)
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi cumi-cumi sirip (Sepioteuthis lessoniana, LESSON) dalam Nateewathana (1997) adalah sebagai berikut :
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda (Cuvier, 1798)
Sub-kelas : Coleoida (Bather,1888)
Ordo : Teuthida (Naef, 1916)
Sub-ordo : Myopsida (Orbigny, 1845)
Famili : Loliginidae (Steenstrup, 1861)
Sub-famili : Sepioteuthinae (Naef, 1921)
Genus : Sepioteuthis (Blainville, 1823)
Spesies : Sepioteuthis lessoniana, (Lesson, 1830)
Nama FAO : Bigfin reef squid (Inggris), Calmar tonnelet (Perancis), dan
Calamar manopla (Spanyol)
[image:44.612.132.475.233.574.2]Nama daerah : Corak (Banten) dan Cumi lamun (NTB)
Gambar 1 Cumi-cumi sirip besar dewasa (Sepioteuthis lessoniana).
2.1.2 Morfologi
Cumi-cumi termasuk dalam kelas Cephalopoda (hewan yang memiliki
sejumlah lengan/kaki di kepala), kelas yang paling berkembang dalam filum
Atlantik Utara. Cumi-cumi ini dapat mencapai panjang total 20 m termasuk
tentakelnya 6 m dan lingkaran tubuh 4 m. Pada cumi-cumi, rostrum dan
phragmacone dengan sekat-sekatnya lenyap, dan cangkangnya terdiri atas sisa
pro-ostracum yang ringan dan transparan terdiri dari zat tanduk, disebut pen.
Cumi-cumi merupakan hewan pelagis yang berenang dengan gaya dorong
jet (jet propulsion) untuk memburu mangsa yang juga perenang. Kecepatan
berenang mundur lebih cepat dari pada berenang maju. Cumi-cumi menurut
perenang tercepat diantara hewan avertebrata lainnya (Suwignyo et al., 1998). Salah satu genus dari famili Loliginidae, yaitu genus Sepioteuthis
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: tubuh gemuk dan agak mampat (kompres)
secara dorsoventral, meruncing ke ujung ayang tumpul. Sirip individu yang
dewasa dan yang mendekati dewasa biasanya besar, tersusun oleh daging atau
otot, meluas hampir ke seluruh panjang mantel hingga ke ujung ekor.
Hektokotilus pada lengan kiri dari spesies ini tidak memiliki fotofor
(Nateewathana, 1997).
Roper et al. (1984) mendeskripsikan ciri-ciri cumi-cumi (Sepioteuthis lessoniana, LESSON) sebagai berikut: mantel panjang dan kokoh dengan lebar mantel sekitar 40% dari panjang. Sirip (fin) sangat besar dengan ukuran sekitar
90% hingga 100% panjang mantel, lebarnya hampir mencapai 75% panjang
mantel, bagian lebar terbesar terdapat pada posterior sampai bagian pertengahan.
Tentakel panjang dan besar serta memiliki alat penghisap (sucker) yang
menyerupai cicin dengan 14 – 23 gigi-gigi tajam. Cincin penghisap (suckering)
lengan memiliki18 – 29 gigi yang tajam dan berbentuk segitiga, tentakel panjang
dan kuat lengan kiri keempat pada individu jantan merupakan alat yang berfungsi
sebagai hektokopilus untuk memindahkan spermatofora.
Cumi-cumi mempunyai 10 buah tangan, 4 pasang disebut tangan dan
sepasang sangat panjang disebut tentakel. Pada permukaan dalam tangan dan
ujung tentakel cumi-cumi terdapat mangkuk penghisap yang bertangkai, dan
adakalanya sekitar tepi mangkuk diperkuat dengan zat tanduk ataukait-kait.
Cumi-cumi memangsa ikan dan udang pelagis dengan cara berenang cepat ke arah
kedalam sekawanan ikan mackerel muda, dan menangkap seekor ikan dengan
Nateewathana (1997) mendeskripsikan spesies Sepioteuthis lessoniana, LESSON secara lebih lengkap, berdasarkan bagian-bagian tubuh :
• Warna : dalam larutan alkohol berwarna krem, permukaan dorsal mantel,
sirip, kepala dan lengan di tutupi oleh sejumlah kromatofor (sel-sel yang
mengandung pigmen) yang besar dan padat; Pada permukaan ventral, mantel
lebih sedikit bahkan pada bagian sirip ventral tidak terdapat komatofor sama
sekali. Pada masing-masing mata terdapat bintik berwarna gelap seperti pada
dorsal.
• Mantel : panjang, kokoh, menyatu dan agak meruncing pada ujung posterior,
pertengahan cuping antero-dorsal bulat dan agak menonjol; bagian ujung
cuping ventro-lateral sangat menonjol; tepi mantel ventral cekung.
• Sirip : besar, tebal dengan panjang 83 – 94% panjang mantel; cuping bagian
anterior sempit dan bagian paling lebar sekitar 1/3 dari ujung posterior, oval
dan lebar, lebarnya sekitar 54 – 71% dari panjang mantel. Sirip bersatu pada
ujung posterior.
• Kepala : besar namun sedikit lebih kecil dari lebar mantel anterior, leher dan
mantel pada bagian dorsal dihubungkan oleh otot penghubung kepala (nuchal locking apparatus). Memiliki mata yang besar dan ditutupi seluruhnya oleh kornea kedua yang transparan, pori-pori yang unik (lacrimal) terdapat pada bagian depan mata, puncak olfaktori terlihat menonjol pada belakang mata.
• ‘Funnel’/corong : kokoh dan berbentuk keruut yang membesar kedalam
permukaan ventral kepala; katup corong berada pada posisi subterminal dan
telah berkembang dengan baik; organ corong dorsal berbentuk ‘V’ terbalik
dengan dua bujur bantalan. Tulang rawan nuchal berbentuk ‘biola’ dan lebih sederhana, lurus dan agak melengkung pada bagian luar di dekat pasterior,
sebuah lekuk yang dalam terdapat pada bagian pertengahan; tulang rawan
• Lengan : gemuk dengan ujung yang agak tajam, ukurannya tidak sama dan
berada pada tingkatan ukuran III,IV,II,I. Lengan I pendek berbentuk segitiga
tepi dorsal. Selaput pelinung yang kuat melapisi lengan II-III dan lebih lemah
pada lengan IV. Penghisap seri ganda terdapat pada seluruh lengan;
berdiameter kurang dari 2 mm, ukurannya mengecil ke arah ujung. Penghisap
terbesar terdapa pada jarak 1,25 dari ujung proxial lengan; penghisap terbesar
terdapat pada lengan III dan terkecil pada lengan I pada individu jantan dan
betina. Cincin penghisap terdiri atas 17 – 28 gigi yang tajam dan runcing.
• Lengan kiri IV : pejantan berungsi sebagai hektokotilus, yang mana bagian
yang termodifikasi sampai pada bagian 20 -30 %. Ukuran dan bentuk lengan
kiri umumnya sama dengan lengan kanan. Bagian proximal lengan yang tidak
termodifikasi terdiri atas 25 – 30 % pasangan penghisap yang tersusun dalam
dua baris.
• Tentakel : berbentuk batang yang panjang, kokoh , dan compres secara lateral.
Bagian pentung (club) agak lebih besar dengan bagian tepi dilapisi oleh selaput yang telah berkembang dengan baik, kokoh dengan dilengkapi penyokong
yang menonjol, bagian permukaan aboral memiliki keel yang kuat.
• Gladius/pen : dengan rachis/tulang yang kokoh, melebarpada anterior dan
mengecil pada posterior, pada bagian tengah berbentuk lingkaran, tebal secara
lateral. Bagian vane lebar dengan bagian terlebar pada 1/3 dari ujung posterior, tebal pada bagian ¾ posterior namun bagian tepinya tipis.
• Paruh bawah : pendek dan kuat dengan ujung taring yang melengkung,
memiliki kepala yang pendek dan sayap yang yang besar. Bagian ujung taring
dan tepi pemotong bagian anterior sayap berwarna hitam, bagian puncak
melengkung tanpa adanya pigmen warna.
• Radula : terdiri atas tujuh gigi melintang dansama pada individu betina
maupun jantan; gigi rasidian pendek dan kuat dengan taring samping yang
rendah, gigi samping pertama dan kedua sama dengan gigi rasidian namun
sedikit lebih besar, gigi samping ke tiga berbentuk pelat oval dengan kait yang
tipis.
• Spermatofor : dengan ukuran panjang 4,5 mm dan lebar 0,15 mm, terdiri batas
kumpulan sperma sepanjang ¾ total panjang spermatofor. Tubuh semen
dengan penyempitan terdapat bagian pertengahan tubuh spermatofor, hampir
Alat ejakulasi terdiri atas beberapa gulungan besar dan rapat sekali di bagian
ujung oral spermatofor.
• Kantong tinta : bentuk pirifrom tanpa fotofor, dengan lapisan luar berwarna
hijau-biru keperakan dengan gari-garis pada sisi ventral massa isi rongga perut.
Gambar 2 Larva cumi-cumi sirip besar ( Sepioteuthis lessoniana).
2.1.3 Sistem reproduksi
Cumi-cumi reproduksinya bersifat dioecius, yang berarti dapat dibedakan antara jantan dan betina. Perbedaan terletak pada lengan keempat cumi-cumi
jantan yang mengalami modifikasi menjadi hektokotilus. Selain itu ukuran tubuh
cumi-cumi jantan biasanya lebih kecil daripada betinanya (Purchon, 1968).
Sistem genital betina terdiri atas : indung telur (ovary), saluran telur (oviduct), oviducal, nimadamental, dan kelenjar nidamental tambahan. Indung telur tunggal dan menempati bagian posterior rongga mantel. Bentuknya sesuai
dengan ronga kerangka. Oviduct sepasang pada beberapa jenis cumi-cumi oseanik (Oegopsida) dan octopus, dan tidak berpasangan pada seluruh sotong, myopsida
dan octopus bersirip. Keseluruhan cephalopoda memiliki kelenjar oviducal yang mengekresikan substansi adhesive tipis yang akan membentuk selubung ketiga
telur pada decapoda (selubung pertama merupakan selaput telur dan slubung
kedua merupakan chorion) dan membentuk ujung tangakai telur dan semen yang akan melekatkan telur ke subtrat. Kelenjar nidamental merupakan organ seks sekunder yang menghasilkan lapisan agar-agar pelindung telur ketika telur
ditempelkan. Sotong dan Myopsida memiliki kelenjar nidamental tam