• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES GATEKEEPING DALAM PRODUKSI PROGRAM RELIGI DI MEDIA TELEVISI SWASTA NASIONAL (Studi Kasus Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar Tahun 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES GATEKEEPING DALAM PRODUKSI PROGRAM RELIGI DI MEDIA TELEVISI SWASTA NASIONAL (Studi Kasus Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar Tahun 2016)"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES GATEKEEPING DALAM PRODUKSI PROGRAM RELIGI DI MEDIA TELEVISI SWASTA NASIONAL

(Studi Kasus Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar Tahun 2016)

The Gate Keeping Process In The Production Of Religious Programs In The National Private Television Media: A Case Study of The Program Entitled Mamah and Aa

Beraksi Indosiar in 2016.

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) strata satu pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

(Dakwah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:

Sulis

NIM : 20130710054 Fakultas Agama Islam

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Konsentrasi Komunikasi dan Konseling Islam UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

Private Television Media: A Case Study of The Program Entitled Mamah and Aa Beraksi Indosiar in 2016.

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) strata satu pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

(Dakwah) Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:

Sulis

NIM : 20130710054 Fakultas Agama Islam

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Konsentrasi Komunikasi dan Konseling Islam UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

v

KATA PENGATAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proses Gatekeeping Dalam Produksi Siaran Religi Di Media Televisi Swasta

Nasional : Studi Kasus Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar Tahun 2016” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata-1 (S1) dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Konsentrasi Komunikasi dan Konseling Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan sekaligus sebagai penerapan dari teori-teori, dan model yang telah penulis peroleh selama mengikuti proses perkuliahan. Ucapan terimakasih penulis dedikasikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses studi dan penulisan skripsi ini. Diantaranya kepada:

1. Bapak Dr. Ir Gunawan Budiarto, M.P., selaku Rektor Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si., selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(7)

vi

4. Ibu Twediana Budi Hapsari, M.Si., Ph. D selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, serta memberi masukan kepada penulis.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

Terima kasih kepada semua pihak yang banyak membantu serta tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Amin

Yogyakarta, 15 Maret 2017

(8)

vii MOTTO

(9)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini sebagai bentuk rasa syukur penulis kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan menolong dalam setiap proses yang telah dilalui, dan

kepada Nabi Muhammad SAW yang dinanti syafa’atnya kelak.

Kedua orang tua, Ibu Warsinah dan Bapak Nasran, terima kasih atas do’a dan

perjuangannya yang tak pernah putus, serta dukungan baik moril dan materi yang tidak ternilai.

Ketiga saudara laki-laki : Mas Narsun, Mas Sugeng, Mas Sutrisno dan saudara perempuanku Ade Wulandari yang telah memberikan support baik moril maupun

materi hingga terselesaikannya jenjang pendidikan ini.

Seluruh keluarga yang ada di Klapagading, Wangon, Banyumas dan sekitarnya, terima kasih atas semangatnya selama ini.

Teman-teman dari KPI kelas B 2013, terima kasih kalian semua yang telah menjadi partner selama kuliah dan menjadi ladang untuk setiap proses yang kita tempuh.

Teman-teman di Teman, kakak, dan adik di LPPM Nuansa, terima kasih atas

support, saran, dan nilai kehidupan yang kalian berikan .Teman-teman satu divisi Litbang LPPM NUANSA 2014, rekan terbaik BPH LPPM NUANSA 2016, dan

(10)

ix

Teman , kakak,dan adik di BEM UMY pada umumnya dan Kementerian Komunikasi dan Informasi (KEMENKOMINFO) BEM UMY khususnya atas segala

dedikasinya selama kepengurusan.

Teman-teman KKN Kelompok 019 2017 Dusun Jelapan yang memberikan banyak nilai kehidupan yang berharga, terima kasih untuk mau berproses bersama selama

satu bulan.

(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pokok dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Sistematika Pembahasan ... 7

(12)

xi

A. Kerangka Teori ... 9

1. Gatekeeping ... 9

2. Study Gatekeeping Westley dan Maclean... 13

3. Dakwah di TV... 23

4. Produksi Program di TV ... 26

B. Tinjauan Pustaka ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38

A. Pendekatan Penelitian ... 38

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 38

C. Teknik Pengumpulan Data ... 39

D. Triangulasi ... 42

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 44

A. Sejarah dan Perkembangan PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk ... 44

B. Visi dan Misi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk ... 47

C. Program Siaran PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk ... 48

D. Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar... 50

BAB V PENYAJIAN DATA ... 55

C. Proses Gatekeeping The Behavioral Role ... 103

BAB VII PENUTUP ... 112

(13)

xii

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Fungsi Sosial Dari Komunikasi ... 25

Tabel 5.1: Perbedaan Live dan Video Tapping ... 57

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Proses Gatekeeping ... 13

Gambar 2.2 : Proses Gatekeeping ... 16

Gambar 2.3 : Pengelompokkan Gagasan ... 27

Gambar 5.1 : Set Design Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar ... 62

Gambar 5.2 : Posisi Duduk Jama’ah ... 67

Gambar 6.1 : Proses Gatekeeping The Advocacy Role ... 86

Gambar 6.2 : Proses Gatekeeping The Channel Role ... 97

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ruang Lingkup Penelitian

Lampiran 2 Naskah Program Mamah Dan AA Beraksi Indosiar

Lampiran 3 Rundown Program Mamah Dan AA Beraksi Indosar

Lampiran 4 Catatan Editing Program Mamah Dan Aa Beraksi Indosiar

Lampiran 5 Catatan Quality Control Program Mamah dan AA Beraksi Indosiar

Lampiran 6 Daftar Wawancara

Lampiran 7 Foto Kegiatan Produksi Program Mamah Dan Aa Beraksi Indosiar

Lampiran 8 Catatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 9 Surat Pengajuan Penelitian

Lampiran 10 Keterangan Selesai Melakukan Penelitian

(17)

xvi ABSTRACT

The many numbers of religious programs in national private television does not guarantee the programs’ quality yet it only guarantees the need of programming. Through the surveys of religious programs conducted by the Indonesian broadcasting commission (KPI) during the period of March to December 2015, it states that the program entitled Mamah and Aa Beraksi in Indosiar is one of the religious programs that is qualified by reaching the program quality index of 4.05 to 4.35 out of 5. The quality of a religious program gained from some stages that are the stage of Pre-production, Production, and Post-production. Each stage has the role of the production team to be able to process the content by modifying and adding the message of dakwah (Islamic preaching) inside the program. Besides, it can also stop an information and does not “open the gate” of the information spread.

The researcher conducted a research on the program entitled Mamah and Aa Beraksi in Indosiar related to the production process of religious programs in national private television media as well as the gate keeping process in the production of religious programs in the mentioned national private television media. This research was conducted through descriptive qualitative approach using the observation data collecting technique, deep interview, discussion, and documentary. The study in this research is the production process and Westley and Maclean gate keeping process in the religious program entitled Mamah and Aa Beraksi in 2016. From the research process, it is known that the production program of Mamah and Aa Beraksi in Indosiar has two types of production which are live and video tapping through three production stages; Pre-production, Production, and Post-production. In these three stages, there is the gate keeping process as observed using the The Advocacy Role, The Channel Role, and The Behavioral Role stated by Westley and Maclean. The conclusion of this research is the production process of Mamah and Aa Beraksi in Indosiar is found out though there is a missing process which is The Presenting Proposal. The gate keeping process of the production of Mamah and Aa Beraksi

program is also found through three studies; The Advocacy Role, The Channel Role, and The Behavioral Role.

(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman mempengaruhi komunikator untuk berkomunikasi dengan komunikan khususnya yang menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa elektronik seperti televisi lebih diminati, menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2015 sebesar 91,47 persen penduduk berusia 10 tahun menggunakan televisi untuk mengakses informasi.1 Angka tersebut menunjukan jika televisi sebagai media massa sangat dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatif singkat, dapat menjangkau wilayah dan jumlah penonton yang tidak terbatas. Berbeda dengan media cetak yang memerlukan waktu untuk memproduksi pesan komunikasi dalam sebuah surat kabar atau koran.

Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menjadikan televisi sebagai media massa diantara dapat berupa media informasi, media pendidikan, dan media hiburan. Keuntungan lainnya televisi dapat memberikan penekanan terhadap pesan-pesan yang disampaikan kepada audien melalui teknik-teknik

1

(20)

yang digunakan saat memproduksi pesan-pesan tersebut2. Dapat menggunakan teknik dan trik kamera serta lampu dan editing yang akan menambah unsur dramatis dalam sebuah tayangan.

Televisi tidak terlepas dari beberapa program-program siaran. Dapat didefinisikan sebagai satu bagian atau segmen dari isi keseluruhan siaran suatu stasiun televisi. Program yang direncanakan memerlukan waktu untuk menyiapkannya. Dikarenakan agar program yang disiarkan dapat diterima oleh audien.

Karakteristik suatu progam siaran televisi adalah mampu memprovokasi maupun mempengaruhi dalam hal positif atau negatif. Hal ini disebabkan daya rangsang televisi sangat tinggi. Oleh karena itu penyelenggara penyiaran harus memiliki rasa bijak dan pertimbangan matang dalam penyajian program. Tidak hanya memperhatikan selera pasar. Namun tetap menjunjung idealisme informasi bagi kepentingan khalayak.

Produksi program siaran agar sesuai dengan kriteria dan target segmentasi memerlukan proses dan tahapan, di antaranya tahap Pra Produksi, Produksi dan Paska Produksi. Tak terkecuali dalam program religi yang memerlukan tanggung jawab dari tim produksi agar diperoleh sebuah program yang terbilang berhasil.

2

(21)

Karena program religi dapat dijadikan lahan dakwah yang merupakan sebuah perintah atau seruan kepada sesama manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat yang baik.3 Seperti dalam firman Allah SWT:

ة ك ب ر ل ب س ٰ َ إ ع د

ل ض ن ِ م أ ب ر ن إ ۚ ن س ح أ ي ِ م ْ د ج ۖ ة ن س ة ظ

ن ه م أ ۖ ه ب س ن

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesunguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari Jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.4

Secara sederhana tujuan dan sasaran dakwah adalah manusia, oleh karenanya sebagai tindakan amr ma’ruf nahi munkar penyampaian pesan dan nasihat dengan cara yang baik dan strategi yang efektif. Dakwah dengan metode

bil lisan dapat kita temukan pada acara-acara seperti dalam pengajian, majelis ta’lim. Metode bil lisan praktis dan mudah diaplikasikan oleh mubaligh/

mubalighat.

Konten dakwah yang menarik antusias bukanlah hal yang mudah dalam mengemasnya Begitu pula konten atau isi program siaran dakwah yang berbeda dengan program tayangan lainnya. Tim produksi akan dituntut sebagai

3

Hariyanto Mukhsin, Draft Naskah Buku Filsafat Dakwah, (Jogjakarta: UMY), hlm. 6. 4

(22)

gatekeeper untuk mampu mengolah konten agar tidak menyinggung pihak lain. Maka gatekeeper dalam hal ini akan memainkan peranan dalam beberapa fungsi. Salah satunya yakni dapat menghapus pesan atau memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebar. Selain itu juga dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” bagi keluarnya informasi.

Gatekeeper di program siaran televisi tidak selalu sama jabatannya. Begitu pula dengan kebijakaanya, sehingga seringkali kita dapati program siaran televisi yang lebih tinggi nilai-nilai moral dan etika, tapi ada juga yang lebih longgar. John R. Bittner (1996) mengemukakan jika paling tidak gatekeeper

memiliki fungsi sebagai berikut:5 menyiarkan informasi, untuk membatasi informasi, untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain, dan untuk menginterpretasikan informasi.

Banyaknya siaran religi di televisi nasional tidak menjamin akan kualitas produksinya. Dapat diperhatikan beberapa program religi hanya mempertahankan ketertarikan audien terhadap program tersebut seperti program spiritual pencarian roh halus, program reality show uji nyali, program reality show dengan menampakkan wujud dari makhluk halus dan lain sebagainya.

Berbeda dengan Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar yang tidak hanya mempertahankan minat audien. Melalui survai Komisi Penyiaran Indonesia

5

(23)

(KPI) terkait Indeks Kualitas Program Siaran Televisi, program siaran religi mendapatkan indeks 4, 05 hingga 4, 35 dalam kurun waktu Maret sampai Desember 2015. Dari Survei tersebut memperlihatkan jika Program Mamah Dan AA Beraksi Indosiar ditonton hampir separuh responden yaitu mencapai angka 44,70%6.

Program Mamah dan AA Beraksi Indosiar sudah ada sejak tahun 2007. Format program ini adalah talk show (dialog) yang tayang setiap hari pada pukl 06.00 WIB s.d. 07.30 WIB. Program ini menghadirkan Dedeh Rosidah sebagai ustadzah dan Abdel Achrian sebagai pemandu acara.

Melihat dari hasil survai yang dilakukan oleh Lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dapat diketahui bahwa untuk menghasilkan sebuah program yang berkualitas dan dapat diterima pesan dari program tersebut tentu memerlukan adanya konsistensi dari pihak-pihak terkait diantara adalah dari tim produksi. Tim produksi merupakan sekelompok gatekeeper yang akan menyaring pesan dakwah. Menurut Westley dan Maclean (1957) tim produksi sebagai komunikator yang memiliki kewenangan sebagai gatekeeper diantaranya, perannya sebagai advokasi, peran saluran media, dan peran perilaku.7

6 Tim Publikasi dan Pemberitaan Biro Humas Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), “Hasil Survey Indeks Kualitas Program Siaran TV Periode November-Desember 2015”, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), termuat dalam www.kpi.go.id, diakses pada 29 Agustus 2015 pukul 20:07 WIB.

7

(24)

Berdasarkan latar belakang tersebut menjadi alasan peneliti untuk meneliti bagaimana proses produksi dan proses gatekeeping dalam produksi program religi. Oleh sebab itu penelitian ini berjudul “Proses Gatekeeping dalam

Produksi Program Religi di Media Televisi Swasta Nasional ; Studi Kasus Program Religi Mamah dan AA Beraksi Indosiar Tahun 2016”.

A. Pokok dan Rumusan Masalah

Pokok masalah dalam penelitian ini terkait dengan proses produksi dan proses gatekeeping dalam produksi program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar Tahun 2016 yang dibatasi pada periode tayang Agustus 2016 hingga Oktober 2016. Sedangkan rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses produksi program program religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar tahun 2016?

2. Bagaimana proses gatekeeping dalam produksi program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar tahun 2016?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mendeskripsikan proses produksi program religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar tahun 2016.

(25)

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritik penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan keilmuan komunikasi mengenai proses produksi dan proses gatekeeping

dalam produksi siaran religi sehingga dapat menjadikan program religi sebagai bagian dari dakwah Islam. Adapun secara praktis penelitian ini akan bermanfaat bagi lembaga penyiaran televisi selaku pelaku produksi program agar kedepannya dapat menghasilkan sebuah program religi yang dapat diterima khalayak sesuai esensi dakwah itu sendiri.

C. Sistematika Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian, dalam penulisan laporan penelitian ini dibagi menjadi enam Bab. Bab I Pendahuluan, yang didalamnya terdapat latar belakang masalah, pokok dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Kerangka Teori dan Tinjauan Pustaka, didalamnya berisi Kerangka Teori yang akan digunakan sebagai acuan penelitian dan Tinjauan Pustaka yaitu penelitian terdahulu terkait proses gatekeeping. Bab III Metodologi Penelitian yang didalamnya menjelasakan tentang Pendekatan Penelitian, Lokasi dan Subyek, Teknik Pengumpulan Data, dan Tiangulasi.

(26)
(27)

BAB II

KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A.Kerangka Teori 1. Gatekeeping

Istilah gatekeeper pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Realtions (1947), seorang ahli psikologi dari Australia. Kata tersebut merupakan istilah yang berasal dari lapangan sosiologi. Didalam komunikasi massa dengan salah satu elemennya adalah informasi, mereka yang bertugas untuk mempengaruhi informasi disebut gatekeeper. Hal ini juga bisa dikatakan, gatekeeper lah yang memberi izin bagi tersebarnya sebuah berita.

John R. Bittner (1996) mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa).1 Jika diperluas maknanya, yang disebut sebagai

gatekeeper ialah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, televisi, dan lain sebagainya. Dengan demikian mereka yang disebut gatekeeper antara lain reporter, editor berita, dan editor film dalam media massa ikut menentukan informasi yang disebar.

1

(28)

Semua saluran media massa memiliki gatekeeper. Mereka memainkan peranan dalam beberapa fungsi yakni dapat menghapus pesan atau memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebar. Selain itu juga dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” bagi

keluarnya informasi.

Ray Eldon Hiebert, Donald F. Ungurait, dan Thomas W. Bohn (1985),

gatekeeper tidak bersifat pasif-negatif, tetapi mereka merupakan suatu kekuatan kreatif.2 Seperti halnya editor dapat menambahkan pesan dengan mengombinasikan informasi dari berbagai sumber. Layouter dapat menambahkan sesuatu pada gambar atau setting tempilan pada media cetak agar kelihatan lebih bagus. Begitu pula produser film yang dapat mengirimkan kembali naskah, bahan pembuatan film kepada editor atau direktur supaya ditambahkan atau dikurangi “sesuatu” pada filmnya. Berikut ini adalah

aktivitas gatekeeper:

a. Penapisan informasi bersifat subjektif dan personal.

b. Penapisan informasi membatasi apa yang ingin diketahui oleh pembaca.

c. Penapisan informasi menjadi suatu aktivitas yang tidak bisa dihindari oleh media.

2

(29)

Sebuah penjaga gerbang dalam sistem sosial yang memutuskan dari komoditas tertentu - bahan, barang, Informasi Profil, dll - mungkin termasuk juga sistem. Studi gatekeeping Media telah menunjukkan bagaimana pengambilan keputusan oleh editor mungkin didasarkan pada prinsip nilai-nilai berita secara umum, rutinitas organisasi, struktur input dan keistimewaan. (Ettema dan Whitney 1977).

Gatekeeper bisa juga seorang produser film yang mengedit gambar dari gambar aslinya, menyensor dan sekaligus menghapus bagian mana yang tidak sesuai. Misalnya, gambar-gambar yang berbau seks yang didapatkan di lokasi shooting, tetapi harus dipotong karena tidak sesuai dengan tujuan dibuatnya film tersebut. Dengan kata lain seorang yang bertugas ikut mementukan pasar film memutuskan apakah film itu untuk kalangan bawah atau kalangan atas termasuk gatekeeper pula.

(30)

dibiarkan ditayangkan. Namun demikian, gatekeeping menjadi hal penting dan sebagai aktivitas yang rutin dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut3:

a. Apa yang dibutuhkan penonton dari pesan yang diproduksi? b. Apa yang penonton ingin ketahui?

c. Apa yang penonton sudah tahu? d. Apa yang akan mereka mengerti?

e. Apa yang akan mereka menolak untuk menerima?

Even thought are routine , they are important. Tere are reasons to

think that all types communication planning have their own sets of selection

values, some of which are quite similar to those of mass communication

gatekeeping. Journalism texbooks usually list news values such as timeliness,

consequence, proximity, know human values, conflict and human interest”.

(Ettema and Whitney 1987).4

Terlepas dari kegunaan dan potensi konsep “penjagaan gerbang” untuk

menganalisis banyak stuasi media yang berbeda, konsep ini memiliki berbagai keterbatasan karena menyimpulkan seolah-olah berita yang diterima sudah

3

Windahl Sven, dkk. Using Communication Theory (London: Sage Publications Ltd., 1992) hlm. 125.

4

(31)

dalam keadaan selesai dan berwujud berita tanpa masalah di “gerbang” media yang bisa menolak dan menerimanya.

Kiranya sudah jelas bahwa berbagai berita datang melalui berbagai cara dan dalam wujud yang beragam pula. Isi berita tersebut diperoleh melalui proses pencarian yang telah direncanakan secara sistematis sehingga ketika “diolah” di meja redaksi tidak secara acak dan subyektif. Menurut Fishman

(1982) “Apa yang diketahui atau dapat diketahui oleh media tergantung pada

kemampuan mengumpulkan informasi dan sumber-sumber informasi” dari

agen-agen pencari berita.

2. Studi Gatekeeping Westley dan Maclean

Westley dan Maclean menggambarkan konsep gatekeeper dalam proses gatekeeping komunikasi massa sebagai berikut.

Gambar 2.1 Proses Gatekeeping.5

X1

X2 A C B

X3

5

(32)

Keterangan :

X = Sumber Informasi

A= Pengirim Pesan/ Komunikator

C= Gatekeeper

B= Audience

F= Feedback

X mengacu pada sumber informasi, yang bisa berupa suatu peristiwa, kejadian, atau pertanyaan sesorang. Contohnya X adalah peristiwa kecelakaan yang terjadi antara bus antar kota di suatu wilayah. A adalah pengirim pesan atau komunikator misalnya seorang reporter yang menggambarkan peristiwa kecelakaan tersebut dalam bentuk tulisan berita. C adalah gatekeeper , dalam hal ini adalah editor surat kabar yang mengedit berita kecelakaan tersebut, dengan menambahkan keterangan-keterangan lainnya yang dianggap penting dan menghilangkan bagian informasi yang kurang penting. B adalah

(33)

kepada reporter. Gatekeeper adalah bagian dari institusi media massa, dan hasil kerjanya memiliki efek yang positif pada kualitas pesan dan berita yang disampaikan kepada publik.

Model Westley dan Maclean yang mana komunikator (A) menyediakan informasi (X) dari luar untuk segera diseleksi informasi tersebut sehingga dapat diterima oleh audien (B). Peran C sebagai gatekeeper, memungkinkan adanya tambahan informasi dari A sehingga dapat berkontribusi terhadap X untuk dikonsumsi oleh audien. Berdasarkan hal tersebut peran C memiliki tiga fungsi:

a. Untuk memilih poin penting dari pesan yang disampaikan oleh objek X, sudah sesuai dengan C atau memerlukan perbaikan sebelum pesan tersebut sampai kepada audien (B).

b. Untuk mengubah informasi menjadi beberapa bentuk lainnya yang mengandung makna bersama audien, dalam hal ini berupa feedback yang diberikan audien.

c. Untuk mengirimkan simbol seperti dengan menggunakan beberapa saluran atau media untuk audien (B).6

6

J. Severin Werner, dkk. Communication Theories: Origins, Methods, and Uses in the Mass

(34)

Gambar 2.2 Proses Gatekeeping7

X1

X2 A C B

X3 X4

Proses gatekeeping dalam model Westley dan Maclean (1957) menyajikan komunikator dalam pengaturan sistem komunikasi. Kemudian menghadikan tiga perannya, sebagai berikut:

1) The Advocacy Role

Dalam gambar 2, komunikator (A) berusaha untuk mempengaruhi individu lain di lingkungan baik secara langsung atau tidak langsung. Perannya sebagai advokasi (komunikator) dapat memilih dan mengirimkan pesan secara sengaja.8 Dalam komunikasi massa peran A dapat dimainkan oleh sumber informasi dengan sengaja seperti partai politik , departemen humas dari sebuah perusahaan, atau seseorang dalam sebuah organisasi media itu sendiri.

7

Windahl Sven, dkk. Using Communication Theory (London: Sage Publications Ltd., 1992) hlm. 121.

8

J. Severin Werner, dkk. Communication Theories: Origins, Methods, and Uses in the Mass

(35)

Peran advokasi dapat mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Bab IV Pelaksanaan Siaran Pasal 36.9 Mencakup isi siaran yang wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia, memuat sekurang-kurangnya 60 % mata acara yang berasal dari dalam negeri, memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus (mencantumkan dan klasifikasi khalayak sesuai dengan isi siaran), serta menjunjung tinggi netralitasnya dan tidak boleh mengutamakan kepentingan golongan tertentu.

Pasal 36 juga menyebutkan larangan isi siaran diantaranya adalah isi siaran tersebut tidak boleh bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan dan atau bohong, menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang serta, mempertentangkan suku, agama, ras, dan antar golongan.

Sedangkan menurut Peraturan Komisi dan Penyiaran Indonesia (KPI) No. 2 Th. 2009 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Peraturan (P3) dan KPI No. 3 Th. 2009 tentang Standar Program Siaran (SPS) .

9

Tim Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Mengenal KPID

(36)

Pada Bab IV tentang Penghormatan terhadap Nilai-nilai Kesukuan, Agama, Ras, dan Antar Golongan10. Lembaga Penyiaran juga wajib menghomati perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan yang mencakup keberagaman budaya, usia, gender, dan / atau kehidupan sosial ekonomi. Bab IV dalam pasal 8 juga menyebutkan bahwasanya Lembaga penyiaran dalam memproduksi dan/ atau menyiarkan sebuah program siaran yang berisi tentang keunikan suatu budaya dan/ atau kehidupan masyarakat tertentu wajib mempertimbangkan kemungkinan munculnya ketidaknyamanan khalayak atas program siaran tersebut.

Bidang advokasi KPI melalui Peraturan KPI No. 02/ P/ KPI/ 03/ 2012 tentang Standar Program Siaran Bab IV mengatur tentang Penghormatan Terhadap Nilai-nilai Kesukuan, Agama, Ras, dan Antargolongan. Pada pasal 7 disebutkan jika materi agama tidak berisi serangan, penghinaan dan/ atau pelecehan terhadap pandangan dan keyakinan antar atau dalam agama tertentu serta menghargai etika hubungan antarumat beragama. Serta dalam menyajikan muatan yang berisi perbedaan pandangan/ paham dalam agama tertentu secara berhati-hati, berimbang, tidak berpihak, dengan narasumber yang berkompeten, dan dapat dipertanggungjawabkan. Tidak menyajikan perbandingan antar

10

(37)

agama; dan tidak menyajikan alasan perpindahan agama seseorang atau sekelompok orang.

Jika melihat pada program siaran religi maka dapat digunakan etika komunikasi Islam sebagai landasan gatekeeper agar pesan dakwah yang dihasilkan dapat diterima oleh khalayak.Adapun etika komunikasi Islam diantaranya Qaulan Sadidan (QS. An Nisa; 9), Qaulan Balighaan (QS: An Nisa ; 63), Qaulan Marufan (QS: An Nisa ; 5), Qaulan Kariman (QS. Al Israa’ : 23), Qaulan Layyina(QS: At Thaha; 44)., dan Qaulan

Maysuran (QS: Al Isra; 23).

a) Prinsip Qaulan Sadidan

Qaulan sadidan artinya pembicaraan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong, dan tidak berbelit-belit. Alquran menyatakan berbicara yang benar adalah persyaratan untuk kebesaran (kebaikan, kemaslahatan) amal. Ditegaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

َشْخَيْلَو

َس ًًْوَ ق اوُلوُقَ يْلَو ََا اوُق تَ يْلَ ف ْمِهْيَلَع اوُفاَخ اًفاَعِض ًةيِّرُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم اوُكَرَ ت ْوَل َنيِذلا

اًديِد

(38)

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.11

b) Prinsip Qaulan Balighan

Qaulan balighan dapat diterjemahkan sebagai komunikasi yang efektif. Hal ini seperti dalam firman Allah SWT;

اًغيِلَب ًًْوَ ق ْمِهِسُفْ نَأ ِِ ْمََُ ْلُقَو

12

Berkatalah pada mereka tentang diri mereka dengan qaulan balighan.

Kata baligh berarti fasih, jelas maknanya, terang tepat mengugkapkan apa yang dikehendaki. Alquran memerintahkan untuk berbicara yang efektif.Rasulullah SAW memberi contoh dengan khotbah-khotbah yang umumnya pendek, namun kata-katanya padat makna.13

c) Prinsip Qaulan Ma’rufan

Qaulan ma’rufan berarti pembicaraan yang bermanfaat, memberikan pengetahuan, mencerahkan pemikiran, dan menunjukan pemecah kesulitan.Dengan demikian pentingnya berbicara yang baik

(39)

dengan siapapun, dimana pun, dan kapan pun, dengan syarat pembicaraan itu mengandung pahala dan manfaat, baik untuk dirinya sebagai komunikator maupun bagi pendengar selaku komunikan. Sebaliknya kalau tidak bernanfaat dan mendatangkan dosa lebih baik diam.14 Seperti firman Allh SWT sebagai berikut:

اوُلوُقَو ْمُوُسْكاَو اَهيِف ْمُوُقُزْراَو اًماَيِق ْمُكَل َُا َلَعَج ِِلا ُمُكَلاَوْمَأ َءاَهَفسلا اوُتْؤُ ت ًََو

اًفوُرْعَم ًًْوَ ق ْمََُ

Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.15

d) Prinsip Qaulan Kariman

ىَشََْ ْوَأ ُركَذَتَ ي ُلَعَل اًِّيَل ًًْوَ ق َُل ًَوُقَ ف

16

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.

(40)

Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat dan takut.

Maksud dari ayat tersebut terkait qaulan layyina adalah berbicara dengan kata-kata yang lemah lembut, suara yang enak didengar, sikap yang bersahabat dan perilaku yang menyenangkan dalam menyerukan agama Allah.18

f) Qaulan Maysuran

امِإ ۚ ًًاَسْحِإ ِنْيَدِلاَوْلَِِو َُِإ ًِإ اوُدُبْعَ ت ًَأ َكبَر ىَضَقَو

َََف اَُُ ََِك ْوَأ اَُُُدَحَأ َرَ بِكْلا َكَدِْع نَغُلْ بَ ي

اًمِرَك ًًْوَ ق اَمََُ ْلُقَو اَُُْرَهْ َ ت ًََو ٍّفُأ اَمََُ ْلُقَ ت

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.19

Dapat diartikan jika qaulan maysuran yakni berkata dengan mudah atau gampang. Kata-kata yang digunakan mudah dicerna, dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Berkata yang mudah dipahami maksudnya adalah kata-kata yang mengandung makna

denotative, yaitu kata-kata yang mengandung arti sebagaimana

18

Ibid,. hal. 93. 19

(41)

tercantum dalam kamu (dictionary meaning), bukan kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang mengandung makna emosional atau mengandung penilaian tertentu (emosional or evaluative meaning).20

2) The Channel Role

Peran saluran media tertuju pada peran C selaku gatekeeper dalam proses gatekeeping yang memiliki karakter yang disengaja, tujuannya adalah untuk menyediakan masyarakat dengan informasi dan untuk bertindak sebagai perantara antara A dan masyarakat. Yang dimaksud dengan saluran yakni sarana untuk menyampaikan pesan-pesan dari komunikator kepada audien. Peran ini biasanya diisi oleh wartawan yang merupakan bagian dari organisasi media massa. Model Wesley dan Maclean menggambarkan peran C (sebagai gatekeeper) dalam kaitannya peran A, sebagai yang tidak disengaja karena inividu yang bertindak dalam peran C tidak dalam kepentingan mereka sendiri melainkan kepentingan organisasi media.

3) The Behavioral Role

Peran sistem perilaku dimaksud adalah individu, kelompok, atau sistem sosial yang membutuhkan dan menggunakan informasi tentang lingkungan mereka untuk membantu memenuhi kebutuhan dan

20

(42)

membantu memecahkan masalah. Peran ini dipegang oleh Audien (B) anggota masyarakat mencakup pembaca, pemirsa dan pendengar.

3. Dakwah di Televisi

Dunia Islam menghadapi banyak problem dengan maraknya media televisi dan berbagai drama yang ditayangkan. Kebebasan berekspresi dan berbicara yang sering diperjuangkan oleh pelaku media, dihadapkan dengan kontrol sosial yang kuat dibidang kebudayaan yang berbasis keislaman.21

َكبَر نِإ ۚ ُنَسْحَأ َيِ ِِلِِ ْمَُِْداَجَو ۖ ِةََسَْْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِِِْْ َكِّبَر ِليِبَس ََِإ ُعْدا

ْنَع لَض ْنَِِ ُمَلْعَأ َوُ

ُمْلِِ ُمَلْعَأ َوَُو ۖ ِِليِبَس

َنيِدَتْه

22

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesunguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari Jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.23

Apabila melihat ayat Q.S.: An Nahl : 125 yang berbunyi tampak jika cara/ strategi/ metodologi yang ditawarkan Al Quran adalah komunikasi persuasif, baik yang bersifat interpersonal maupun komunikai massa.24Selain itu dalam ayat tersebut juga menegaskan kelugasan dan kebijakan da’i

21

Taufik Tata,Etika Komunikasi Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2012, hal. 87. 22

Q. S. An Nahl : 25. 23

Q.S. An Nahl : 25 24

(43)

ditengah mad’u nya. Perdebatan dan perselisihan direspon dengan baik dan

santun.

Sebagai media massa, televisi yang merupakan alat berkomunikasi keseluruh lapisan masyarakat, tentunya juga mempunyai fungsi yang bertitik tolak dari fungsi komunikasi itu sendiri. Dalam hal ini Wilbur Schramm dan William E. Porter dalam bukunya Men, Women Messegas and media

menyebutkan bahwa komunikasi mempunyai fungsi-fungsi politik, ekonomi, dan sosial. Masing-masing fungsi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 : Fungsi Sosial dari Komunikasi25

Fungsi Politik Fungsi Ekonomi Fungsi Sosial a. Pengamat:

(44)

Secara teknis penyiaran televisi, program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal

programing) dan dari jam ke jam (vertical programing) setiap harinya. Media televisi mengistilahkannya pemprograman.26 Masing-masing program siaran ini menempati slot waktu tertentu dengan durasi tertentu yang biasanya tergantung dari jenis programnya. Slot waktu tersebut disusun sesuai dengan tema yang kebijakan televisi.27

4. Produksi Program Televisi

Tahapan produksi program televisi diantaranya Pre Production

(tahapan sebelum proses produksi), Production, dan Post Production

(keperluan setelah produksi).

a. Tahap Pre Production (Pra Produksi)

Pra produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi, yaitu merupakan tahap awal semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. Makin baik perencanaan sebuah produksi maka akan memudahkan proses produksi televisi. Pembahasan pra produksi meliputi Preproduction Planning (From Idea to Script) meliputi program

26

Soenarto, RM, Program Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran (Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007), hlm. 1.

27

(45)

ideas, production models, program proposal, preparing budgeting,

presenting the proposal, dan writing script)28.

1) Program Ideas

Seluruh program televisi harus diawali dengan ide atau konsep. Memang sepertinya mudah namun untuk menghasilkan sebuah program yang dapat menarik pemirsa untuk menonton tayangan yang telah diproduksi menuntut produser untuk mencari ide yang unik dan baru sesuai target audien. Setelah ide dituangkan kemudian masuk ke fase berikutnya yaitu bagaimana mengorganisir ide tersebut.

Gambar 2.3 Pengelompokan Gagasan29

28

Herbert Zeettl,Television Production Handbook (San Francisco State University. Thomson Wadsworth, 2003), hlm. 410-422.

29

(46)

Cara yang lebih terstruktur untuk menghasilkan ide ialah dengan mengelompokkan gagasan-gagasan yang diperoleh melalui

brainstorming. Ide yang tulis dan dikumpulkan pada saat

brainstorming dimulai melalui satu kata kunci awal. Kemudian setelah muncul satu kata kunci maka kata tersebut di kelompokan berdasarkan makna turunannya. Cara ini biasanya dilakukan oleh individu dalam kelompok, sehingga akan diperoleh ide untuk tahap produksi.

Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada para komunikan (penonton), melalui media televisi dengan tujuan tertentu. Karena itu sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk naskah program siaran, produser harus memperhatikan faktor penonton agar apa yang akan disajikan dapat memenuhi harapan mereka.30

2) Productions Models

Yaitu suatu metode untuk melihat langsung keterkaitan antara ide yang sudah ada agar apa yang diharapkan bisa terjadi pada

30

(47)

audiens yang dituju.31 Production models tidak dilihat langsung berlanjut pada proses produksi, tetapi langsung mengarah pada bentuk komunikasi yang dituju.

3) Program Proposal

Program televisi minimum harus memiliki beberapa informasi penting yang akan memudahkan presentasi dan pengertian bagi yang berkepentingan terhadap program tersebut. Bagian dari program proposal diantaranya ialah judul program, objektif atau tujuan, target audiensi, format program, treatment atau angle atau synopsis, metode produksi atau sistem produksi dan perkiraan biaya.

4) Preparing Budgets

Preparing budgets adalah sebuah perencanaan ataupun perkiraan terhadap biaya yang dibutuhkan selama proses poduksi berlangsung sehingga kebutuhan produksi yang memerlukan pembiayaan dapat tercukupi..

5) Presenting the Proposal

Proposal yang telah dirancang kemudian diserahkan kepada eksekutif produser, namun jika sebagai produser independt maka

31

(48)

proposal dipresentasikan dan diserahkan kepada klien yang akan membiayai biaya produksi.

6) Writing the Script

Jika seorang Produser tidak menulis langsung script atau naskah programnya, maka produser tersebut dapat memperkerjakannya pada seorang penulis naskah.Kriteria yang harus dimiliki seorang penulis naskah ialah mampu menerjemahkan ide yang terdapat pada Produser sehingga director (sutradara/ pengarah acara) dapat memvisualisasikan naskah tersebut dalam bentuk video dan audio.

b. Tahap Production (Produksi)

Proses produksi program Mamah dan Aa Beraksi dibagi menjadi dua jenis yakni Live dan Video taping. Live adalah program yang disiarkan secara langsung, tahap produksi merupakan tahap akhir dalam proses. Sedangkan Video taping yakni direkam kemudian ditayangkan setelah melalui proses post production. Adapun kegiatan produksi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Rehearsal (pre studio rehearsal dilakukan untuk program televisi yang kompleks) camera blocking, floor bocking, dan rehearsal atau

(49)

Rehearsal merupakan bagian dari tahap produksi menurut Gerald Millerson, karena perspektif produksi nonberita membutuhkan persiapan yang sangat detail beberapa jam sebelum produksi. Hal ini tidak berlaku untuk program live dengan kru yang besar, rehearsal harus dilakukan minimal sekitar 15 jam sebelum live production. Pada saat briefing, sutradara mengarahkan pengisi acara,

blocking, dan pengadegan, sesuai dengan treatment yang telah dibuat. Sementara latihan berjalan, setting studio sudah siap digunakan, maka sutradara bisa memantau semua keperluan acara.

2) Studio rehearsal.

Studio rehearsal sudah siap dilaksanakan apabila seluruh persiapan studio sudah selesai. Pengecekan dimulai dari set design

yang menjadi tanggung jawab set designer apakah unsur-unsur set sudah sesuai floor plan. Proses studio rehearsal yang dipimpin oleh sutradara dapat dilakukan dengan berbagai cara, hal tersebut sangat tergantung dari jenis serta tingkat kesulitan acara televisi yang akan diproduksi.

(50)

Dalam proses produksi memerlukan sumber daya manusia (SDM) untuk menjalankan proses produksi program tersebut sehingga dapat menghasilkan program yang berkualitas dan dapat diterima oleh khalayak. Kerabat kerja produksi dibagi menjadi dua bagian yakni staf produksi dan kerabat kerja produksi. Staf produksi terdiri dari Eksekutif Produser (EP), Produser, Program Director/ Pengarah Acara/ Sutradara, Asisten Produksi, dan penulis naskah/ tim kreatif. Sedangkan kerabat kerja produksi terdiri dari mereka yang mengoperasikan perangkat keras/ alat-alat yang digunakan untuk jalannya produksi. Berikut ini pembagian tugas dan cara kerja staf produksi maupun kerabat kerja produksi :

a) Eksekutif Produser

Adalah seseorang yang memprakarsai (mempunyai ide) dan yang mengorganisasi produksi paket acara radio ataupun televisi. Serta mempunyai kewenangan mengelola suatu produksi, sering disebut sebagai orang yang selalu mengusahakan budgeting dan bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan produksi.32

b) Produser

32

(51)

Adalah seseorang yang dipercayai oleh Eksekutif Produser untuk melaksanakan ide atau gagasanya. Eksekutif Produser dan produser dapat dirangkap oleh satu orang.33 Produser bertugas untuk melaporkan kepada Eksekutif Produser terkait dengan pelaksanaan produksi. Untuk kebutuhan tetentu, terdapat sebuah komputer dengan sistem online yang terhubung langsung dengan teleprompter sehingga produser atau

scriptwriter dapat melakukan perubahan atau penambahan script

yang muncul.

c) Pengarah Acara atau Sutradara (Program Director)

Pengarah acara atau sutradara (Program Director) merupakan individu yang bertanggungjawab pada produser dan bertugas menerjemahkan naskah menjadi gambar dan suara yang hidup, serta mengarahkan talent dan kerabat kerja dalam semua kegiatan, dari sejak pemahaman naskah hingga paska produksi.

Program Director bertanggung jawab penuh teknis produksi. Seperti layaknya video editor yang dituntut mengerti tentang komposisi gambar, kontinuitas, dan sebagainya, hanya saja semua proses dilakukan melalui master control, sehingga

33

(52)

Program Director dapat mengarahkan secara langsung pergerakan kamera, talent, audio, mengoreksi lighting, make up, wardrobe, property, dan sebagainya. Program Director juga mengoperasikan video switcher agar keputusan pengambilan gambar dan pengeksekusian melaui video switcher tidak mengalami keterlambatan.

d) Production Assistant (Asisten Produksi)

Seperti diketahui jika sat produksi berlangsung

Production Asisstant bertugas untuk membantu produser dan pengarah acara (Sutradara) di panelcontrol room. Dalam hal ini menyiapkan talent, kamera dan que pada video tape, agar kerabat kerja menyiapkan diri. Demikian pula dengan teliti mencatat waktu setiap segmennya serta waktu keseluruhan, agar program siaran yang diproduksi sesuai dengan waktu yang seharusnya.

e) Tim kreatif

(53)

persaingan sebuah program tim kreatif diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengembangkan ide.34

c. Tahap Post Production (Paska Produksi)

Tahapan terakhir adalah post production atau paska produksi, tahapan ini sebagai tahap terakhir atau penyempurnaan suatu produksi. Meliputi, melaksanakan editing baik video maupun audio, pengisian grafis pemangku gelar, pengisian narasi, pembuatan efek khusus, dan melakukan evaluasi hasil akhir dari produksi.35

B. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain (penelitian terdahulu), untuk menghindari kesamaan terhadap penelitian ya sudah ada maka peneliti melakukan tinjauan penelitian-penelitian terdahulu diantaranya:

1. Hasil penelitian dari skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : “Studi Gatekeeping Dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis Isu Isu Penyimpangan Publik Di Program Berita Komas TV)” yang

34

Sony Set. Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, (Jogjakarta: Andi, 2008), hlm. 9.

35

(54)

diajukan oleh Dewi Febriyanti (2013).36 Bertujuan untuk mengetahui bagaimana gatekeeping yang dilakukan oleh bagian redaksi dan Tim di program Berkas Kompas dalam produksi berita Investigasi Isu penyimpangan publik serta berita apa saja yang diangkat sebagai program

news current affairs. Dewi menemukan bahwa studi gatekeeping yang dilakukan dalam program Berkas Kompas memiliki banyak tahapan mulai dari gatekeeping pra produksi, produksi, paska produksi. Dalam temuan Dewi disebutkan pula bahwa seluruh ekanisme gatekeeping produksi berita investigasi dipengaruhi oleh lima level hierarchy of influence yang terdiri dari level individual, rutinitas, media, organisasi, ekstamedia serta ideologi. Jika melihat dari tujuan dan temuan dari penelitian skripsi yang Dewi ajukan berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Hal ini dikarenakan penulis akan fokus pada proses

gatekeeping dalam produksi program religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar tahun 2016 dengan mempertimbangkan dari peran komunikator (tim produksi) yakni sebagai perannya dalam advokasi, peran saluran media, dan peran perilaku.

2. Hasil peneltian dari junal Universitas Gunadarma, yang dilakukan oleh Budi Santoso yang berjudul: “ Proses Gatekeeping Di Ruang Redaksi

36

(55)

“Dinamika Bogor”: Studi Kasus Proses Produksi Berita pada TV

Megaswara Bogor”37

, bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses produksi pemberitaan “Dinamika Bogor” dalam ruang redaksi pada TV

Megaswara Bogor. Budi menemukan bahwa dalam berita di Program Dinamika Bogor merupakan suatu kesepakatan para awak redaksi Pemberitaan yang bertindak sebagai gatekeeper. Keputusan tersebut merupakan bagian dari sebuah mekanisme gatekeeping yang berlangsung di ruang redaksi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, dikarenakan penulis akan fokus pada proses gatekeeping dalam produksi program religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar tahun 2016 dengan memepertimbangkan dengan mempertimbangkan dari peran komunikator (tim produksi) yakni sebagai perannya dalam advokasi, peran saluran media, dan peran perilaku.

37

Budi Santoso, Proses Gatekeeping Di Ruang Redaksi “Dinamika Bogor” , Jurnal

(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hal ini karena dalam melakukan penelitian kami melakukan pendekatan dengan subyek penelitian agar memperoleh data yang sebenarnya dari obyek penelitian. Sebagaimana ditunjukan pada tujuan penelitian ini yakni memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan anatara dua gejala atau lebih.1

B. Lokasi dan Subyek

Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Indosiar Visual Mandiri yang mana terdapat failitas untuk mendukung proses produksi khusunya program siaran religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar yang terletak di Jalan Damai nomor 11 Daan Mogot Jakarta.

Adapun subjek penelitian ini adalah individu-individu yang terlibat pada proses gatekeeping dalam produksi Program Siaran Mamah dan Aa Beraksi dalam hal ini mencakup Eksekutif Produser, Tim Kreatif, dan Talent karena individu tersebut yang memiliki tanggung jawab dalam proses produksi program tersebut, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah proses gatekeeping

1

(57)

dalam produksi program siaran religi dengan format dakwah Mamah dan Aa Beraksi Indosiar.

Kriteria subyek penelitian sebagai berikut:

1. Eksekutif produser adalah informan yang telah menjadi Eksekutif Produser Mamah dan Aa Beraksi Indosiar.

2. Tim Kreatif adalah Informan yang telah bergabung dalam tim kreatif Mamah dan Aa Beraksi Indosiar sekurang-kurangnya satu periode yakni 6 bulan. 3. Talent adalah individu yang merupakan tokoh utama dalam Mamah dan Aa

Beraksi Indosiar.

C. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengamatan atau observasi, wawancara mendalam, perbincangan, dan dokumenter. Pengamatan digunakan untuk memperoleh tentang fokus proses gatekeeping

produksi Program Siaran Mamah dan Aa Beraksi Indosiar. Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Akan tetapi dalam penelitian ini observasi diartikan secara sempit yakni pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan.2Namun observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi partsipan yang artinya peneliti ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang

2

(58)

dilakukan oleh subjek dan peneliti seolah merupakan bagian dari mereka. Sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.3

Wawancara ialah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.4Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang berhubugan dengan rumusan masalah penelitian. Teknik wawancara penelitian ini akan diajukan kepada Ekskutif Produser, Tim Kreatif, dan Talent program siaran Mamah dan Aa Beraksi Indosiar selaku subjek penelitian dan individu-individu yang termasuk dalam objek penelitian. Jenis wawancara akan dilakukan dengan wawancara bebas terpimpin atau wawancara mendalam yaitu teknik wawancara yang memberikan kebebasan bagi informan untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan dan menegaskan sikap, namun peneliti tetap mengendalikan dan memperdalam informasi sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Peneliti juga memposisikan dirinya sebagai orang yang haus informasi atau sebagai pendengar yang baik dengan menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan

3

Sugiyono.. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung : Afabeta, 2015), hal. 227, Cetakan Ke 2.

4

(59)

sebelumnya maupun pertanyaan yang muncul ketika proses wawancara berlangsung.

Berikut ini adalah interview guide yang akan menjadi acuan pewawancara dalam mewawancarai narasumber:

1. Dakwah melalui program televisi.

2. Studi Gatekeeping Westley dan Maclean. 3. Proses Produksi Program Herbert Zeetl 4. Tahap pre production

5. Tahap production

6. Tahap post production

Teknik dokumenter atau studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer dan dokumen sekunder. Dokumen primer ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa sedangkan dokumen sekunder jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini.5 Dokumentasi dalam penelitian ini ialah mengumpulkan data-data dengan menulusuri atau melacak data dari

5

(60)

dokumen yang terkait dengan penelitian ini yakni segala hal yang mendukung proses produksi Program Siaran Mamah dan Aa Beraksi Indosiar.

D. Triangulasi

Triangulasi adalah memverifikasi, mengubah maupun memperluas informasi dari subyek penelitian satu ke subyek penelitian yang lain.Triangulasi pada penelitian ini menggunakan cara triangulasi dengan cara atau metode pengambilan data yang sama namun dengan sumber yang berbeda untuk memperoleh keabsahan data. Dengan adanya triangulasi sekurang-kurangnya peneliti akan melakukan tiga langkah sebagai berikut:6

1. Mencermati data apa yang masih memerlukan tambahan informasi agar hasil penelitian yang dilakukan bertambah kualitasnya.

2. Menentukan apakah perlu memperbanyak data dengan tambahan metode atau sumber data.

3. Mengumpulkan data dengan cermat dan hati-hati.

Selanjutnya analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dua tahap yaitu tahap di lapangan dan pasca lapangan.7 Analisis ketika dilapangan yaitu berupa induksi, dimana induksi ini ialah data yang diperoleh kemudian dianalisis

6

Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cetakan ke-15 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm. 27.

7

Ismail, Nawari. Metodologi Penelitian Untuk Studi Islam Panduan Praktis dan Diskusi Isu

(61)

secara langsung sehingga melahirkan kesimpulan sementara atau hipotesis, lalu dilakukan penelitian lagi, setelah itu dianalisis dan disimpilkan sementara lagi. Analisis pasca lapangan yakni peneliti menelaah fieldnote (catatan hasil pengamatan atau wawancara) kemudian mereduksi dan mengkategorikan data sesui dengan hasil penelitian, kemudian menguji atau memeriksa keabsahan data.8

Seluruh data yang terkumpul diolah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu kesimpulan. Mengingat data yang ada sifatnya beragam, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang telah diperoleh, kemudian dihubungkan dengan literatur-literatur yang ada atau teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Kemudian dicari pemecahannya dengan cara menganalisa, yang pada akhirnya akan dicapai kesimpulan untuk menentukan hasil penelitian

8

(62)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI Tbk.,

A. Sejarah dan Perkembangan PT Indosiar Visual Mandiri Tbk,.

Pada awal kegiatan penyiarannya, Indosiar merupakan perusahaan televisi pertama di Indonesia yang menggunakan sistem peralatan teknologi digital sehingga dapat menyajikan kualitas gambar yang lebih baik. Indosiar merupakan televisi pertama di Indonesia yang memperkenalkan sistem NICAM (Near Instamously Companded Auto Multiplex) yaitu teknologi yang memberikan gambar yang sangat jernih dan tanpa desis sehingga seperti memiliki kualitas Compact Disc (CD) di televisi. Pada dasarnya sistem NICAM ini memberikan kenyamanan kepada para pemirsa yang menonton Indosiar di rumah.

Sejak mengudara pertama kali pada 11 Januari 1995 dengan tagline-nya ”Indosiar memang untuk Anda”, stasiun televisi swasta berskala nasional

(63)

berjumlah lebih dari 176 juta jiwa, televisi Indosiar bersiaran secara nasional selama 24 jam sehari. 1

PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. adalah stasiun televisi swasta kelima yang ada di Indonesia. Setelah mendapatkan izin opersional dari pemerintah 11 Juli 1991. Berdasarkan pada akta perseroan terbatas No. 165 setelah RCTI, SCTV, TPI, dan Anteve. TVRI diajak bekerjasama oleh pihak Indosiar, karena pada saat itu hak siar televisi di Indonesia dipegang oleh TVRI. Wakil dari Indosiar pada waktu itu adalah Direktur Utama Indosiar Bapak Anky Handoko dengan wakil dari TVRI Bapak Aziz Husein menandatangani kerja sama pada tanggal 7 Desember 1994 di Jakarta dan Indosiar mulai mengudara secara penuh sebagai televisi.

Usai melakukan uji transmisi, jaringan stasiun swasta Indosiar langsung melakukan siaran pra-perdana selama 24 hari, mulai tanggal 18 Desember 1994 sampai 10 januari 1995. Sehari menjelang siaran resmi nasional, siaran pra-perdana disiarkan kepada masyarakat yang dapat ditangkap oleh 8 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Ujung pandang, dan Medan.

Maksud dan tujuan didirikannya PT. Indosiar Visual Mandiri adalah menjalankan usaha dalam bidang jasa media komunikasi dalam bentuk

1

(64)

informasi, pendidikan, hiburan dan usaha periklanan untuk ikut serta mencerdaskan bangsa. Namun, sejak awal berdirinya, Indosiar lebih berkonsentrasi sebagai sebuah TV hiburan (entertain), kendati seperti itu tetap tidak menegasikan perannya sebagai TV yang memiliki fungsi di bidang pendidikan (education) dan informasi.

PT Indosiar Visual Mandiri Tbk,. terus berupaya meningkatkan kemampuan kreatifitas dan inovasi dalam menciptakan program acaranya agar lebih tanggap terhadap kebutuhan pasar dan langkah-langkah kompetitor sambil terus mengikuti perubahan selera, keinginan dan perilaku menonton pemirsa Indonesia yang majemuk. Sebagai kepanjangan tangan Indosiar kepada pemirsanya dan para netters, situs indosiar.com hadir dalam jaringan internet sejak 1996 dan sampai sekarang telah menjalani banyak pengembangan pada layanan interaktif.

(65)

mencapai 94% dari populasi rumah tangga di 10 kota besar (data Nielsen Indonesia, Maret 2010).2

Pengembangan kedepan akan meliputi konsolidasi atas 22 anak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa siaran televisi sehubungan implementasi Sistem Stasiun Jaringan yang dilakukan secara bertahap dan dimulai di penghujung 2009, sebagaimana diamanatkan oleh UU RI No.32 Tahun 2002, Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2005 tentang Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta dan terakhir Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI No.43/PER/M.KOMINFO/10/2009 tentang Penyelenggaraan Penyiaran melalui Sistem Stasiun Jaringan oleh Lembaga Penyiaran Swasta Jasa Penyiaran Televisi. B. Visi dan Misi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk

Adapun Visi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. yakni menjadi perusahaan induk operasional yang memayungi bisnis media informasi, hiburan dan multimedia berlandaskan semangat memperkukuh integrasi nasional. Sedangkan misi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk yakni melakukan inovasi dalam berbagai aspek korporasi guna menumbuhkan industri media secara simultan.3 Secara terperinci misi tersebut ialah sebagai berikut:4

(66)

1. Futuristik, adalah berorientasi pada kemajuan dengan terobosan yang inovatif.

2. Inovatif, yaitu menjadi trendsetter dengan ide yang inovatif. 3. Kepuasan, yakni memprioritaskan kepuasan steakholder. 4. Kemanusiaan, yaitu memelihara lingkungan sekiar dengan baik C. Program Siaran PT Indosiar Visual Mandiri Tbk

Upaya untuk menjadi media yang dibutuhkan masyarakat, PT Indosiar Visual Mandiri Tbk. berupaya menyuguhkan program siaran yang sesuai dengan selera dan segmentasi masyarakat. Dengan melihat kebutuhan dan segmentasi menjadi pertimbangan untuk tetap mempertahankan program siaran bahkan tak henti-hentinya melakukan inovasi baik dari segi konten siaran dan penunjang siaran.

Usaha inovasi program mendapatkan respon baik dari masyarakat. Seperti halnya program religi Mamah dan AA Beraksi Indosiar. Bukan hanya program religi yang terus melakukan perkembangan sebagai program siaran, program non drama tidak ketinggalan untuk dalam melakukan inovasi seperti halnya program

(67)

Untuk selalu mempersembahkan kebutuhan tontonan masyarakat PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. memproduksi program siaran secara mandiri (in house). Berikut ini adalah keseluruhan program regular dan program berita yang disiarkan oleh Indosiar :

1. Program Reguler, meliputi:5

a. FTV Sinema Indosiar

b. Kuis/ Game Show : Just For Laugh, D’Box

c. Talent Show : Bintang Pantura 3, Golden Memories

d. Religi : Mamah dan AA Beraksi, Pintu- Pintu Syurga e. Program Anak : Keluarga Somat

f. Olahraga : Torabika Soccer Championship 2016 g. Drama Korea : Jewel In The Palace

2. Program Berita

Program berita PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. memilki slogan Cepat, Akurat, dan Berimbang menjadi sebuah acuan dalam menyajikan pemberitaan yang disampaikan kepada audien. Karakteristik dari program berita ini ialah lebih menitik beratkan kepada berita soft news yang menyajikan berita umum dan mengarah pada permasalahan masyarakat serta dengan segmentasi usia diatas 30 tahun. Penyajian program berita tersebut disajikan dalam daily news, yaitu Fokus Pagi, Sore, dan Malam.

5

(68)

Disamping itu pemberitaan kriminal PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. menjadi focus utama karena program Patroli, Patroli Malam, dan Halo Polisi dijadikan sebagai trendsetter bagi program pemberitaan dari televisi lainnya. Program ini terus dikembangkan karena merupakan pelopor program kriminal di Indonesia. Program berita Indosiar yang lain dalam bentuk feature dan program khusus, yaitu Fokus Kasus.

D. Program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar

Secara umum konsep program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar yakni

talkshow keagamaan yang dipandu oleh satu host dan terdapat satu Ustadzah. Keseluruhan durasi adalah 58 menit tidak termasuk Comercial Break (CB) sedangkan 90 menit termasuk dengan Comercial Break (CB). Selama durasi berlangsung terdiri dari lima segmen yang mana segmen pertama merupakan materi keagamaan sesuai tema, segmen kedua dan ketiga merupakan sesi tanya jawab dari jama’ah baik yang berada di studio maupun audien yang menonton di

rumah, segmen keempat tanya jawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan tema, sedangkan segmen kelima adalah sesi kesimpulan dan doa. Namun jika masih terdapat durasi, biasanya digunakan untuk kesempatan tanya jawab oleh jam’ah

yang berada di studio.6

6

(69)

Program religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar pertama kali tayang pada tahun 2007. Pada tahun 2010 program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar berpindah ke stasiun televisi swasta lain dengan perubahan nama program menjadi “Hati ke Hati Bersama Mamah Dedeh” yang disiarkan secara live setiap

harinya.7 Format program religi Hati ke Hati Bersama Mamah Dedeh yang disiarkan distasiun televisi lain sama dengan program religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar yakni dengan format talkshow dakwah Abdel dan Mamah Dedeh. Berpindahnya program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar tidak mempengaruhi jadwal penayangan di stasiun televisi Indosiar. Maka tetap menayangkan program religi Mamah dan Aa Beraksi Indosiar siaran ulang dari diproduksi tahun sebelumnya.

Menurut Effendi Alian alasan tim produksi memilih mamah Dedeh sebagai talent dalam program Mamah dan Aa Beraksi Indosiar karena pembawaannya yang bersemangat dan lantang setiap menyampaikan pesan dakwah kepada jama’ah (audien) baik yang berada di Studio dan audien yang

menyaksikan melalui televisi. Sebelum di program ini, mamah Dedeh merupakan

7

Gambar

Gambar 2.1 Proses Gatekeeping.5
Gambar 2.2 Proses Gatekeeping7
Tabel 2.1 : Fungsi Sosial dari Komunikasi25
Gambar 2.3 Pengelompokan Gagasan29
+7

Referensi

Dokumen terkait

Corporate Governance Perception Index (CGPI) direaksi pasar dengan adanya abnormal return dan peningkatan trading volume activity signifikan di sekitar tanggal

Debit air keluar ( outflow ) Embung Tambakboyo terdiri dari kebutuhan air untuk daerah irigasi Pulodadi, kebutuhan air untuk perikanan, kehilangan air akibat evaporasi

Metode yang digunakan dalam mengkaji Evaluasi Pemberian Air Irigasi dari Bendung Watervang untuk Saluran Sekunder Air Satan dengan cara menganalisa data debit maksimum, debit

Tanaman nangka ( Artocarpus heterophyllus ) memiliki famili yang sama dengan sukun yaitu Moraceae yang juga memiliki potensi sebagai agen sitotoksik yang mengandung fenolik

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan pati sagu berpengaruh nyata terhadap kadar air sebelum dan sesudah penggorengan,

Solusi yang ditawarkan di Desa Garung Lor yaitu pelatihan duta ASI Eksklusif dari Bapak, ibu, remaja putra dan putri sehingga continuity of care pengetahuan karena

Perancangan Kampanye Sosial Pengawasan Konten Digital pada Gawai untuk Anak memiliki tujuan untuk melaksanakan kampanye sosial supaya orangtua mulai mengawasi konten digital

Dalam skripsi ini dibahas tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Penjualan. Tujuan penelitian ini 1) Untuk mengetahui rasa saling percaya dalam tim