PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KEEFEKTIFAN KELOMPOK
(Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)
OLEH
ELA SUEISTIAWATI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT
PERTANIANBOGOR
ABSTRAK
ELA SULISTIAWATJ, 2002. Perilaku Kepemimpin~n dan Keefektifan
Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani kecil di Desa
Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat). Di bawah
bimbingan RJCHARD W.E. LUMINTANG sebagai ketua komisi, dan IGN
DJOKO SUSANTO sebagai anggota
.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) menjelaskan tingkat perilaku
Kepemimpinan ketua KI'K dalam Mengefektifkan kelompok, 2) menjelaskan
tingkat keefektifan kelompok petani kecil, 3) menjelaskan karakteristik kelompok
dan karakteristik ketua KPK, dan 4) menganalisis hubungan antara perilaku
kepemimpinan dengan tingkat keefektifan, karakteristik kelompok dan
Karak!eristik Ketua kelompok, dan hubungan tingkat keefektifan kelompok
dengan karakteristik kelompok dan karakteristik ketua.
Penelitian dilakukan di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten
Cianlis Propinsi Jawa Barat. Penentuan Sampel dilakukan dengan memilih 10
kelompok secara purposive dengan alasan bahwa berdasarkan pengamatan dan
inforn~asi penyuluh dan kepala BPP bahwa kelompok tersebut adalah kelompok
yang masih aktif, diambil secara acak 10 orang dari tiap kelompok. Jumlah
salnpel seluruhnya adalah 100 orang.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan
kuesioner dan data sekundcr diperoleh dari laporan perkembangan P4K
Departemen Pusat Jakarta, monografi Desa Mekarsari, dan informasi lainnya yang
relevan dengan penelitian. Berdasarkan data hasil penelitian yang cenderung
sama, maka untuk melihat hubungan antar variabel yang diamati dilakukan
analisis dengan uji korelasi Tau-b Kendall's
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku kepemimpinan
ketua KPK dalam mengefektifkan kelompok tergolong tinggi, terutama upaya
ketua dalam menentukan struktur (72%), peneapaian tujuan (65%), pengambilan
keputusan (95%), dan kemampuan dalam memotivasi tindakan anggota (75%).
Tingkat keefektifan kelompok cenderung tinggi, terutama pada penillgkatan
dan mencapai target yang sesuai dengan harapan anggota. Tingkat kepuasan
anggota juga tergolong tinggi.
Karakteristik kelompok berhubungan nyata positif dengan perilaku
kepemimpinan, kecuali karakteristik nilai tujuan kelompok tidak bsrhubungan
nyata dengan perilaku kepemimpinan. Karakteristik kelompok yang berhubungan
nyata positif dengan perilaku kepemimpinan adalah keterbukem anggota,
homogenitas, jumlah anggota, daq umur kelompok.
Karakteristik ketua yang berhubungan nyata positif dengan perilaku
kepemimpinan, kecuali karakteristik umur tidak berhubungan nyata dengan
perilaku kepemimpinan. Karakteristik ketua yang berhubungan nyata positif
adalah keterbukaan pemimpin, pendidikan non formal, pendidikan formal,
keterampilan komunikasi, dan pengalaman memimpin.
Tingkat keefektifan kelompok berhubungan nyata positif dengan
karakteristik kelompok pada homogenitas anggota, umur kelompok, kegiatan
bidang usaha, dan karakteristik ketua yang berhubungan nyata dengan tingkat
keefektifan kelornpok adalah pengalaman, pendidikan formal, umur.
Upaya dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan ketua KPK, perlu
diperhatikan karakteristik kelompok dan karakteristik ketua yang berhubungan
nyata positif dan yang berhubungan nyata negatif dengan perilaku kepemimpinan,
terutarna faktor keterbukaan anggota dan keterbukaan ketua yang berhubungan
SURAT
PERNYATAAN
Bahwa sesungguhnya sebuah karya ilmiah yang disusun atas dasar
pemikiran dan rancangan ilmiah adalah hak pribadi, maka dengan ini saya:
Nama : Ela Sulistiawati
NIM : PO55 00017
Program studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan pada Program
PascaSarjana Institut Pertanian Bogor
Dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul "Perilaku Kepemimpinan
dan Keefektifan Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil
di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)" adalah
benar meruapakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua
informasi dan data lengkapnya telah terangkum dalam tesis ini.
Demikian penyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Bogor, November 2002
Pembuat pernyataan
PEPJLAECV KEPEMIMPINAN DAN
KEEFEKTIFAN KELOMPOK
(Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)
ELA SULISTIAWATI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul : PERILAKU KEPEMIMPINAIV DAN KEEFEKTlFAN
KELOMPOK (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok
Petani Kecil di Desa Mekarsari, Kec. Banjar, Kab. Ciamis,
Jawa Barat).
Nama Mahasiswa : Ela Sulistiawati
NRP : P 055 00017
P r o g ~ a ~ n Studi : Ilruu Penyuluhan Pembaugunan
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Ketua Komisi Peinbimbing Anggota Komisi Pembimbing
Ir. Richard W.E. Lu~nintanp. MSEA Dr. Ign.Dioko Susanto, SKM. APU
Ketua Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan
FUWAYAT HIDUP
Penulis adalah puteri kedua dari pasangan H. Endang Sutarman dengan Hj.
Rusih Ruswati, dilahirkan di Banjar, Ciamis - Jawa Barat pada tanggal 27
Febmari 1977. Setelah menarnatkan Sekolah Dasar di SDN IV Banjar pada tahun
1989, Sekolah Menengah di SMPN 111 Eanjar pada tahun 1992, dan Sekolah
Menengah di SMAN I Banjar pada tahun 1995, kemudian penulis mealnjutkan
kuliah di Fakultas Tarbiyah Jumsan Pendidikan Agama Islam Institut Agama
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung lulus pada tahun 1999. Semasa kuliah
penulis sempat mengajar di beberapa SMP di Bandung.
Setelah memperoleh gelar Sarjana Agama penulis mengajar di SMK
Bogor dan menjadi staf pengajar juga di Universitas Ibn Khaldun untuk mata
kuliah Agama Islam sarnpai sekarang.
Pada tahun 2000 penulis mendapat kesempatan mengikuti pendidikan
Program Magister Sains (S2), Program Studi Ilmu Penyuluhan Peinbangunan
PRAKATA
P ~ j i syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan kamnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penyelesaian karya ilmiah ini mempakan rangkaian bimbingan, perhatian, dukungan dan kerjasama banyak pihak. Untuk itu penulis merasa perlu berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini.
Pertama-pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Richard Lumintang, MSEA selaku ketua komisi pembimbing, dan Bapak Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM, APU, selaku anggota komisi pembimbing. Ketulusan dan dan kesungguhan bimbingan, serta spirit yang telah memberikan kekuatan dan pembuka pikiran bagi penulis serta dengan penuh kesabaran dan kecermatan telah memberikan pengarahan dam bimbingan sejak usulan penelitian sampai akhir penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Zahir Zakri, MSc.yang telah berkenan memberikan informasi-informasi mengenai perkembangan proyek P4K dari Pusat Penyuluhan Pertanian Departemen Pusat Jakarta.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, MSc. sebagai Direktur PPs-IPB, Bapak Dr. Kooswardhono Mudikdjo, MSc. sebagai Asdir I PPs-IPB dan Bapak Prof. Dr. H.R Margono Slamet sebagai ketua Program studi PPN yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Pascasajana di IPB dan dengan penuh kebijaksanaan mengijinkan penulis menyelesaikan tesis ini.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada para staf pengajar Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang telah banyak membuka pikiran serta menuntun penggalian imu selama perkuliahan. Konstribusi yang sangat besar penulis terima dari rekan-rekan atau teman-teman angkatan 2000 dan 2001 juga atas dukungan dan bantuannya.
Penghargaan khusus dan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan untuk Ibunda dan ayahanda tercinta, Hj. Rusih Ruswati dan H. Endang Sutarman, atas doanya yang begitu mulia dan dukungannya yang teramat besar, suamiku Kristiawan Widyantoro, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moril, ananda tercinta dan tersayang Muhammad Fachri Elwansyah yang menjadi spirit dan motivasi yang kuat untuk menylesaikan kuliah dan tesis ini, adik-adikku tersayang Diki Rustaman dan Rina Sutantie, kakakku Endah Sumiarti, keponakan Hani dan Gita, terima kasih atas dukungan semuanya. Baik tenaga maupun moril.
Semoga Allah berkenan memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya atas segala kebaikan yang diberikan. Semoga tesis ini dapat memberkan manfaat dalam memperkaya khasanah Ilmu Penyuluhan.
DAFTAR IS1
...
DAFTAR TABEL...
111DAFTAR GAMBAR
...
iv DAFTAR LAMPIRAN...
v PENDAHULUAN...
1Latar belakang
...
1Masalah penelitian
...
5. .
...
Tujuan penellti an 5
. .
Manfaat penelitian
...
6TINJAUAN PUSTAKA
...
7Program Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K)
...
7 Pembentukan kelompok...
10. . . .
...
Pengertian dan cin-ciri kelompok 12
...
Keefektifan Kelompok I5
...
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok 16
...
Pengertian pemimpin dan kepemimpinan 17
. . ...
Perilaku kepemimpinan 19
.
.
...
Kerangka pemikiran 23
. . ...
Hipotesis penelltlan 28
...
METODE PENELITIAN 29
...
Rancangan Penelitian 29
.
.
...
Lokasi peneliti an 29
...
Populasi dan sampel 29
. .
...
Instrumen penelltian 30
...
Teknik Pengurnpulan data 31
...
Validitas dan reliabilitas instrumen 32
. .
...
Analisls data 33
...
HASIL PENESITIAN DAN PEMBAHASAN
...
44Gambaran umum lokasi penelitian
...
44Sejarah singkal kelompok
...
47Karakteristik kelompok
...
51 Karakteristik ketua KPK...
54 Perilaku kepemimpinan ketua KPK...
60Tingkat keefektifan kelompok
...
65 Hubungan antara karakteristik kelompok dengan perilaku...
kepemimpinan ketua KPK 68
...
Hubungan antara karakteristik ketua dengan perilaku kepemimpinan 68
...
Hubungan antara karateristik ketua dengan perilaku kepemimpinan 71...
Hubungan antara karakteristik ketua dengan keefektifan kelompok 73...
Hubungan antara perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok 78
...
KESIMPULAN DAN SARAN 82
...
Kesimpulan 82
Saran
...
83...
DAETAR TABEL
Halaman
1
.
Daftar Kelolnpok Petani Kecil. jenis usaha KPK....
dan Jumlah Anggota yang menjadi sarnpel penelitian 29
...
2 . Junllah Penduduk menurut umur 45
...
3
.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidik an 46...
4
.
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian 465
.
Daftar KPK dan jumlah Anggota yang menjadi. .
...
populasi penelitlan 49
...
6
.
Karakteristik kelompok 51...
7
.
Karakteristik Ketua Kelompok Petani Kecil 55...
8
.
Perilaku Kepemimpinan Dalam Mengefektifkan Kelompok 61...
9 . Tingkat Keefektifan Kelompok 65
10
.
I-Iubungan Karakteristik Kelompok dengan. .
...
DAFTAR GAMBAR
1. Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan dengan Keefektifan Kelompok, Hubungan Perilaku Kepemimpinan dengan Karakteristik Kelompok dan Karakteristik Ketua Kelompok, dan Hubungan Tingkat Keefektifan Kelompok dengan Karakteristik
Kelompok dan ketua kelompok..
. . .
. .
. . .
. .
.
...
. . .
.
. . .
. . .
.27DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta lokasi penelitian (Desa Mekarsiiri, Kec.Banjar, Kab.Ciamis)..
. .
...
..
. .
..88PENDAHULUAN
Latar Belakang
Titik Pusat dan sasaran utama pembangunan sekaligus sebagai modal
dasar, kekuatan, faktor dominan dan determinan adalah manusia d m
masyarakat. Oleh karena itu arah pembangunan di era refomasi ini harus
berpusat pada pembangunan manusia (human development) yang difokuskan
pada peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang makin
maju, mandiri, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan
UUD
1945, sehinggamasyarakat mampu berperan serta secara aktif da!am pembangunan.
Upaya membangun bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera, tujuan
era reformasi dalam memberdayakan masyarakat hanya bisa dicapai dengan:
I) Memajukan peiekonomian nasional dengan diimbangi oleh kualitas SDM,
2). Membangun bangsa yang mandiri, dan 3) membentuk masyarakat yang
sejahtera (S~ipriafrza
,
1997: 22). Salah satu strategi pembangunan dalammeningkatkan Sumberdaya manusia hams berorientasi pada pemberdayaan
(Empowerment).
Mengingat masalah sumberdaya manusia erat kaitannya dengan
masalah kemiskinan, maka strategi pembangunan menuju kesejahteraan
masyarakat hams berorientasi pada pemberdayaan masyarakat miskin. Dudle
Seer dalam Supriatna (1997) berpendapat bahwa proses pembangunan akan
bermakna bila proses pembangunan itu mampu mengatasi kemiskinan,
pengangguran, dan berbagai ketimpangan sosial.
Kemiskinan dengan pengangguran, keterbelakangan sehingga
Yang semakin berat dalam pembangunan. Hal yang demikian menuntut perlu
dilaksanakan transformasi pembangunan sosial yang lebih strategis dengan
mengarah pada penumbuhan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi
kelompok masyarakat miskin guna memperkuat kualitas sumber daya manusia,
pengembangan permodalan, pengembangan peluang kerja, dan berusaha.
Rerbagai program pembangunan yang dilaksanakan selama ini berupa
Bimas, Bandes,
PKT,
dan program-program Iainnya dalam meningkatkanpemerataan pembangunan dan mengurangi tingkat kemiskinan, ternyata kurang
mampu mengatasi kemiskinan secara menyeturuh. Begitu juga dengan bentuk-
bentuk bimbingan dan pembinaan bantuan dana, dan fasilitas yang disalurkan
untuk meningkatkan kelembagaan, partisipasi, swadaya, dan kemandirian
dalam pembangunan justru mengakibatkan ketergantungan masyarakat miskin
terhadap bantuan pemerintah tersebut.
Program-program pembangunan yang dilaksanakan tersebut lebih
berorientasi pada pemenuhan "target Group" pembangunan, artinya setelah
target atau tujuan kelompok tercapai, maka program tersebut kurang
diperhatikan lagi, sehingga tidak memperhatikan kelanjutan program dan
kurang berorientasi pada pemberdayaan, pelembagaan pembangunan, dan
peningkatan kemampuan kelembagaan dalam menciptakan kualitas
sumberdaya yang memiliki kemandirian, tapi malah menciptakan
ketergantungan.
MeIihat kenyataan tersebut, maka strategi pembangunan yang
dilaksanakan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat miskin oleh dirinya
meneraphian prinsip "agar mereka dapar menolong dirinya sendiri" (self-help)
dan berlandaskan pada peningkatan kemampuan menghasilkan pendapatan
(Income Get;crafing Capacity). Dengan demikian mereka mampu menggali dan
memanfaatkan potensinya untuk menjangkau aset pembangunan yang tersedia,
baik dalam aspek sumberdaya, permodalan, teknologi maupun pasar yang ada.
Upaya di atas telah dilaksanakan melalui Proyek P4K. Departemen
Pertanian melalui Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan
Kecil (P4K) sejak pelita 111 telah turut serta dalanl memhina masyarakat miskin
melalui pemberdayan Petani Nelayan Kecil (PNK).
Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Kecil (P4K) ini
merupakan salah satu dari sekian banyak usaha pemerintah dan masyarakat
untuk membantu Petani-Nelayan Kecil melepaskan diri dari kemiskinannya.
Program ini membantu menurnbuhkan motivasi para petani-nelayan kecil
untuk belajar dan bekerjasama dalam menggali dan memanfaatkan potensi yang
inereka miliki dan lingkungannya untuk perbaikan hidup dan kehidupannya.
Pelaksanaan proyek P4K ini cukup berhasil, terutama di Propinsi Jawa
Barat dengan terbentuknya sejumlah KPK di beberapa kabupaten, diantaranya
di Kabupaten Ciamis. Beberapa KPK yang terbentuk di Kabupaten Ciamis,
terutama di Kecamatan Banjar, Desa Mekarsari, tempat penelitian ini dilakukan
dapat dikatakan cukup berhasil. Walaupun keberhasilan KPK di Desa
Mekarsari ini masih jauh bila dibandingkan dengan keberhasilan KPK di
Propinsi Jawa tengah dan Jawa Timur, namun setidaknya keberhasilan KPK di
Sebanyak 23 KPK yang terbentuk di Desa Mekarsari, hanya beberapa
KPK yang me~niliki peluang pasar cukup luas. Hal inilah yang merupakan
salah satu f&tor keberhasilannya, disamping faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi keberhasilannya, diantaranya partisipasi aktif anggota,
kepemimpinan ketua KPK, ke jasama dengan pihak tcrkait, kegiatan-kegiatan
rutin, dan lain sebagainya. Beberapa KPK yang tidak berhasil, cukup
dipengaruhi oleh kemarnpuan pasarnya yang masih rendah. Sebagian besar
KPK di Desa Mekarsari terkategori berhasil, sebanyak 10 KPK berdasarkan
pengamatan pembina proyek dan penyuluh setempat termasuk kategori sangat
berhasil, oleh karena itu dipilih sebanyak 10 KPK sebagai sampel penelitian.
Produktivitas dan pendapatan para petani kecil melalui P4K dapat
ditingkatkan apabila kelompok dapat berjalan dengan efektif dan dinamis.
Keefektifan suatu kelompok banyak dipengamhi oleh perilaku dan peran yang
dilakukan ole11 ketua kelompok sebagai pemimpin kelompok.
Pada umumnya masyarakat petani atau desa masih terbelakang, miskin,
kurang pendidikan, dan cenderung konservatif, sikap mental cenderung
menentang perubahan, maka sangat diperlukan sosok seorang pemimpin yang
dapat memotivasi, mengajak mereka menuju ke arah perubahan perbaikan dan
meningkatkan kesejahteraannya, sehingga sikap keterbelakangan tersebut dapat
dihilangkan, terutama jika pemimpin kelompok tersebut berasal dari golongan
mereka akan lebih berpengaruh terhadap perubahan mereka.
Melalui uraian tersebut dapat dilihat bahwa ketua kelompok sebagai
pemimpin kelompok sangat berpengaruh dalam mengefektifkan kelompok
kepemimpinan ketua kelompok petani kecil dalam mengefektifkan
kelompoknya?
Masalah Penelitian
Berdasarkan gambaran latar belakang diatas, permasalahan yang timbul
dari penelitian yang dilakukan adalah:
1) Bagaimanakah perilaku kepemimpinan ketua Kelompok Petani-Nelayan
Kecil (KPK) dalam mengefektifkan kelompok?
2) Bagaimanakah tingkat keefektifan kelompok Petani-Nelayan Kecil?
3) Bagaimanakah karakteristik kelompok dan karakteristik ketua KPK?
4) Bagaimanakah hubungan antara karakteristik kelompok dengan perilaku
kepemimpinan kelompok dan tingkat keefektifan kelompok, karakteristik
ketua dengan perilaku kepemimpinan dan keefektifan kelompok, dan
hubungan perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Menjelaskan perilaku kepemimpinan ketua KPK dalam mengefektifkan
kelompok
2) Menjelaskan tingkat keefektifan kelompok petani-nelayan kecil
3) Menjelaskan karakteristik kelompok dan karakteristik ketudpemimpin
KPK
4) Menganalisis hubungan karakteristik kelompok dengan perilaku
kepemimpinan ketua kelompok dan keefektifan kelompok, karakteristik
kelompok, dan hubungan antara perilaku kepemimpinan dan keefektifan
kelompok.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang
bersifat teoritis maupun praktis.
Secara teoritis:
1) Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan
2) Dapat digunakan sebagai kajian lebih Ianjut bagi para peneliti terhadap
permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
Sccara praktis:
1 ) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi penentu kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan dan bagi
perencana serta pelaksana proyek dapat memberikan berbagai upaya
pemberdayaan PNK (Petani- Nelayan Kecil).
2) Penyempumaan kegiatan program untuk kesinambungan efektivitas
TlNJAUAN PUSTAKA
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K)
Proyek Peningkatan Pendapatan Petan-Nelayan Kecil (P4K) adalah
pendidikan yang akan membimbing dan mengarahkan petani-nelayan kecil agar
Icbih mandin, berdaya, turnbuh motivasinya, dan mau serta mampu
menjangkau fasilitas dan kemudahan pernbangunan yang tersedia untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejateraan keluarganya.
Proyek P4K diikuti dengan pembentukan Kelornpok Petani Kecil
(KPK), merupakan kumpulan PNK (Petani-Nelayan Kecil) peserta proyek P4K,
yang atas kemauan dan kemampuan sendiri sepakat untuk membentuk
kelompok. Petani kecil tersebut berkelompok berdasarkan kesamaan
kepentingan dan tujuan. Jumlah anggota berkisar antara 8-16 KK untuk Jawa,
Bali, NTB, dan antara 5-16 kk untuk propinsi lainnya. Data yang diperoleh dari proyek P4K pusat menunjukkan bahwa lokasi pengembangan proyek sampai
fase 111 (s/d bulan oktober 2001) telah menyentuh 12 propinsi di Indonesia,
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB,
Riau,Sumsel, Bengkulu, lampung, Kalsel, Sulsel, yang meliputi 123 kabupaten,
1.173 kecamatan, dan 8.71 7 desa dengan melibatkan 4.44 1 petugas lapangan.
Menurut Laporan Eksekutif Perkembangan P4K fase 111 penumbuhan
KPK di Propinsi Jawa Barat mencapai 1 1.98 1 kelompok. Hal ini menunjukkan
bahwa pelaksanaan Program P4K sudah termasuk berhasil, apalagi sudah
terbentuk beberapa KPK di beberapa Kabupaten di Propinsi Jawa Barat.
Sampai saat ini di Jawa Barat P4K sudah ada di 23 Kabupaten, yaitu Bandung,
Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Pandeglang, Punvakarta,
Rangkasbitung, Serang, Subang, Sukabumi, Sumedang, Tangerang, dan
Tasikmalaya. Dengan KPK yang terbentuk sekitar 14,565 kelompok.
Keberhasilan program P4K di propinsi Jawa Barat dapat dikatakan cukup baik
dan dapat menyentuh langsung masyarakat miskin di Jawa Barat.
Menurut laporan dari Riro Pusat Statistik tahun 1993 jumlah penduduk
miskin di Jawa Barat mencapai 4.612.352 juta jiwa (12,20%). Walaupun
keberhasilannya masih jauh dibandingkan dengan keberhasilan di Jawa Tengah
dan Jawa Timur, namun setidaknya dengan terbentuknya beberapa KPK di
beberapa desa dapat memandirikan, memberdayakan, dan menurnbuhkan
motivasi petani kecil dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
keluarganya.
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan kecil (P4K) dalarn
pelaksanaan kegiatannya menerapkan 3 strategi arah pengembangan, yaitu
sumberdaya manusia, permodalan, dan kelembagaan petani-nelayan kecil
.
Sumberdaya atau masyarakat yang berkualitas berarti masyarakat yang mampu
berperan aktif dalam pembangunan, mandiri, maju, dan mampu meningkatkan
efisiensi dan produktivitas bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya (Supriatna,
1997)
.
Petani-Nelayan Kecil terdiri dari keluarga Petani kecil dengan tingkat
pendapatan di bawah garis kemiskinan, bila dihitung berada di bawah atau
sama dengan 320 kg setara beras perorang ~ertahun. Petani kecil ini adalah para
petani pemilik dan pengelola lahan sempit, penggarap, buruh tani, sebagai
Kelompok Petani-Nelayan Kecil (KPK) adalah kumpulan PNK peserta
Proyek P4K yang atas kemauan d m kemampua~ya sendiri sepakat untuk
membentuk kelompok. Petani-neiayan kecil ini merupakan masyaraka: miskin
yang umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya
terhadap peluang ekonomi sehingga kesejahteraannya tertinggal jauh dari
masyarakat lainnya.
Proyek Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan kecil (P4K) merupakan
suatu proyek penyuluhan perlanian yang diajukan untuk menumbuhkan
kemandirian dan memberdayakan petani-nelayan kecil (PNK) agar mau dan
mampu menjangkau fasilitas yang tersedia untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan keluarganya.
Pendekatan atau prinsip yang diterapkan dalam P4K sebagai suatu
proyek pendidikan yang membimbing, memberdayakan dan mengarahkan
petani kecil, yang dilakukan melalui: 1). Pendekatan kelompok, 2). Prinsip
keserasian, 3). Kepemimpinan dari PNK, 4). Pendekatan kemitraan, 5). Prinsip
Swadaya, 6). Belajar sambil bekerja, dan 7). Pendekatan keluarga. Pendekatan
atau prinsip dasar ini dimaksudkan untuk dapat mempennudah pelaksanaan
pembinaan, penumbuhan dan pemberdayaan PNK. (Badan Pengembangan
SDM Departemen Pertanian, 2001).
Tujuan dari proyek P4K ini adalah : 1). Meningkatkan pendapatan
petani-nelayan kecil yang melampaui garis kemiskinan untuk mencapai taraf
hidup yang lebih layak dan sejahtera, 2). Meningkatkan pengetahuan,
usaha tani, dan 3). Merangsang timbulnya kesempatan di daerah pedesaan
untuk mengurangi pengangguran, baik yang kentara maupun yang terselubung.
Pembentukan dan pengertian kelompok
Pembentukan kelompok
Manusia sebagai makhluk sosial, dalam proses kehidupannya
membutuhkan manusia lain yang ada di sekitarnya. Naluri manusia untuk hidup
bersama dengan manusia lain membuat manusia saling ketergantungan dengan
manusia lain dalarn suatu lingkungan tertentu. Alasan inilah yang membuat
manusia membentuk kelompok sosial (social group) dalam kehidupannya.
Gibsorz, et.al(1993) menjelaskan bahwa pembentukan suatu kelompok
didasari oleh beberapa alasan, di antaranya :
1) Pemuasan kebutuhan. Keinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi
motivasi kuat yang menjurus pada pembentukan kelompok, seperti
kebutuhan akan rasa arnm, sosial dan penghargaan.
2) Kedekatan dan Daya Tarik. Interaksi antar pribadi dapat menimbulkm
pembentukan kelompok. Kedekatan secara fisik serta daya tarik antara
orang yang satu dengan lainnya karena mempunyai persamaan persepsi,
sikap, dan motivasi.
3) Tujuan kelompok. Tujuan kelompok yang dapat dipahami dengan jelas
dapat membuat orang tertarik untuk berkelompok.
4) Alasan ekonomi. Seseorang dengan berkelompok akan memperoleh
Kelompok juga terbentuk karena individu tertarilc untuk berkom~nika~i
pada individu yang lain berdasarkan kesamaan sikap dalam menanggapi tujuan
yang relevan satu sama lain.
Soedijanto (1980) mengemukakan bahwa kelompok dapat terbentuk
melalui tiga cara, yaitu:
1) Adanya kesamaan tujuan. Seperti kelompok bekerja, kelompok pemecahan
masalah, kelompok kerja sosial (misi keagamaan), dan sebagainya.
2) Terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya. Seperti
kelompok kesenian, teman sepennainan.
3) Terbentuk karena adanya ciri khas atau dibentuk berdasarkan ciri tertentu
.Misalnya : kelompok kulit hitam, kelompok orang tinggi, kelompok kulit
putih.
Berkaitan dengan penumbuhan kelompok petani-nelayan kecil, Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Departemen Pertanian (2001)
mengemukakan bahwa penumbuhan dan pemberdayaan KPK meliputi mang
lingkup: 1) Pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas,
2) pengembangan sumber permodalan, 3) penumbuhan dan pengembangan
kelembagaan PNK, dan 4) pengembangan pasar dan teknologi tepat guna.
Penumbuhan dan pemberdayaan kelompok Petani-nelayan kecil (KPK),
pokok-pokok kegiatannya dilakukan melalui langkah-langkah yang bertahap,
yaitu:
1) Identifikasi lokasi binaan dan potensi pertumbuhan ekonomi
2) Identifikasi usaha-usaha Ekonomi Skala Kecil
4) Mendorong dan membimbing PNK membentuk Kelompok
5) Survai Rumah Tangga Pnggota
KPK
Pokok-pokok Kegiatan Pemberdayaan KPK
1) Pelayanan Menabung
2) Pelayanan Penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB)
3) Pelayanan Mendapatkan dan Mengembalikan &edit
4) Pelayanan Melaksanakan Usaha Bersama (UB)
5) Pelayanan Pencatatan dan Pembukuan Keuangan Kelompok
6 ) Pelayanan Pemasaran dan Teknologi Tepat Guna
7) Pelayanan Pemupukan Modal dan Penggunaannya
8) Pelayanan Penggunaan waktu dan uang secara tepat
9) Pelayanan Kerjasama antar Kelompok dan Perkoperasian
10) Pelayanan untuk Mendapatkan Pembinaan dari Lembagafinstansi Lain
yang terkait
Pengertian dan Ciri-ciri Kelompok
Soedijanto (1981) mengemukakan bahwa keefektifan kelompok adalah
merupakan suatu produk dari kelompok yang dipengaruhi oleh ciri-ciri
kelompok sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri kelompok itu sendiri. Jelas
bahwa keefektifan itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan ciri-ciri
kelompoknya itu sendiri
Menurut Rusidi dalam Syamsu, et.al (1997) kelompok adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dalam rangka
menegaskan bahwa ada empat syarat yang meEdasar yang harus ada dalam
suatu kelompok, yaitu 1) terdiri dari dua orang atau lebih, 2) struktur tertentu
(noma, pembagian k e j a dan sesagainya), 3) adanya interaksi dalam waktu
yang relatif lama lmantap, daii 4) adanya kepentingan yang sama dan
kepentingan bersama.
Selanjutnya Sherif dan Sherif, 1956 (Sutarmanto, 1986: 14)
mengemukakan empat ciri kelompok, yaitu:
1) Anggota kelompok hendaknya memiliki kesamaan motif yang berfungsi
sebagai pengikat di dalam kelompok, yang nantinya akan menimbulkan
interaksi sesama mereka sehingga akan menentukan materi dan tujuan
kelompok.
2) Hendaknya mempunyai interaksi yang kontinu, karena mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anggota atas dasar perbedaan
reaksi dan kecakapannya.
3) Seandainya interaksi yang berlangsung di dalam kelompok berjalan mapan
dan relatif lama, maka dengan sendirinya akan terbentuk struktur kelompok
dan sekaligus terjadi pula batasan yang tegas antara interaksi di dalam
kelompok (in-group) dan di luar kelompok (out-group).
4) Akhimya terjadi penegasan dan penguatan terhadap norma yang dijadikan
sebagai pedoman bertingkah laku semua anggota kelompok dala~n
mencapai tujuan bersama.
Selain ciri yang dikemukakan di atas, Cartwrigltt dun Zander (1960)
mengembangkan ciri-cri kelompok menjadi sepuluh, yaitu:
2) Adanya pembatasan tertentu sebagai anggota
3) Menyadari bahwa mereka adalah krpunyaan kelompok
4) Berpartisipasi sesuai dengan kedudukannya terhadap obyek model ideal
yang sesuai dengan super egonya
5) Adanya ganjaran dari kelompok terhadap anggota yang melanggar norma
dan ketentuan keloinpok lainnya
6) Adanya norma yang sesuai dengan kepentingan m u m
7) Harus adanya identifikasi terhadap objek modelnya
8) Mempunyai sifat saling ketergantungan antara sesama anggota kelompok
dalam mencapai tujuan bersama.
Departemen pertanian (2001) mengemukakan kelompok petani kecil
umumnya dapat dikenali melalui ciri-ciri sebagai berikut:
1) Rumah dan barang-barang yang dimiliki terbatas dan sederhana
dibandingkan dengan rata-rata pemilikan penduduk di sekitamya; atau
meskipun terlihat relatif baik namun diperoleh secara pewarisan
2) Tingkat kesehatan dan pendidikan rendah
3) produktivitas kerja rendah
4) Keterampilan, manajemen usaha dan pemasaran masih lemah
5) Usaha pada umumnya bersifat subsisten, belum berorientasi pasar, dan
teknologi yang diterapkan masih tradisional.
6) Kurang tanggap terhadap pembaharuan dan kurang mampu melihat dan
memanfaatkan peluanglpotensi yang ada di sekitamya.
Sementara itu kelompok tani yang dibentuk oleh para Petani-Nelayan
ciri tertentu dan berdiri, hidup sena berkembang dalam lingkungan sistem
tertentu.
Adapun ciri-ciri kelompok yang mempengaruhi keefektifan kelompok
adalah berbagei faktor yang terdapat pada diri kelompok sebagai suatu sistem,
yaitu meliputi: I ) kepemimpinan, 2) kekotnpakan, 3) homogenitas, 4) stmktur,
5) urnur kelompok, dan 6 ) waktu penemuan.
Berkaitan dengan kepernirnpinan, ciri-ciri dan karakteristik kelompok
juga akan menentukan munculnya seorang pemin~pin dan perilaku
kepemitnpinannya (Hare dalam Unang Yunasaf, 1997). Hal ini berarti
keharmonisan dan potensi yang ada dalam kelompok akan menentukan
keberhasilan kepemimpinan seseorang.
Dengan mengabungkan teori di atas dan kenyataan di lapangan, maka
peubah ciri-ciri kelompok yang dipilih berhubungan dan mempengaruhi
keefektifan kelompok d m kepemimpinan seorang pemimpin adalah meliputi:
1) Lama berdiri (umur kelompok), 2) jumlah anggota, 3) kehomogenan
anggota, 4) kekosmopolitan, dan 5) nilai tujuan kelompok.
Keefektifan Kelompok
Efektifitas kelompok berkaitan dengan keberhasilan kelompok.
Keduanya mempunyai pengaruh timbal balik. Keefektifan kelompok
menunjukkan taraf pencapaian tujuan (Shadily, 1977).
Slamet (1 978) mengemukakan bahwa efektivitas kelompok dapat dilihat
dari tiga segi, yaitu : 1) Hasil yang dicapai kelompok dipakai untuk mengukur
mengukur moral kelompok, 3) keberhasilan anggota dalam mencapai
kebutuhan pribadinya dipakai untuk mengukur tingkat kepuasan anggota.
Susanto (1987) menyatakan bahwa suatu kelompok dapat dikatakan
dinamis jika terdapat kegiatan-kegiatan tertentu yang efektif dalam mencapai
tujuannya serta ada interaksi positif antar anggota-anggotanya..
Cartwight dan Zander (1960) mengemukakan bahwa keefektifan
kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan kelompok dihubungkan dengan
besarnya kepuasan anggota dalam mencapai tujuan dan setelah tercapainya
Lujuan.
Selanjutnya Soedijanto (1981) menjelaskan enam komponen
keefektifan kelompok petani, yaitu:
1. Perubahan perilaku petani anggota kelompok
2. Perubahan produktivitas petani anggota kelompok
3. Wawasan keanggotaan
4. Tingkat keberhasilan kegiatan kelompok
5. Moral kelompok
6. Imbas kelompok
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok
Slamet dan Soedijanto (1 981) menjelaskan bahwa keefektifan kelompok
adalah akibat (consequence) dari penyebab sebelumnya (anteceden). Adanya
keefektifan kelompok petani adalah akibat dari adanya kekuatan-kekuatan dari
dalam kelompok dan dari luar kelompok. Faktor intern yang m e m p e n g d i
kelompok, 3) Struktur kelompok, 4) Waktu pertemuar, kelompok,
5) Homogenitas kelompok,dan 6) Umur kelompok. Faktor ekstem meliputi :
1) Kualifikasi dan dan tingkat karya PPL, 2) Struktur kekuasm formal,
3) Struktur kekuasaan informa!, 4) Lingkungan fisik kelompok, 5) Lingkungan
sosial kelompok, dan 6) Kebijaksanaan pemerintah
,
terutxna dalam penyediaan fasilitas usaha tani.Faktor kepemimpinan merupakan salah faktor internal kelompok tani
yang akan mempengaruhi keefektifan kelompok. Hal ini diperjelas dengan
pendapat Adjid (1985) yang mengemukakan bahwa efektivitas tingkat
kemampuan kerjasama para anggota kelompok dalam mewujudkan
keserempakan dan keseragaman pengelolaan usaha tani berkelompok
sehamparan dipengaruhi oleh penampilan, wibawa, dan integritas
kepemimpinan ketua kelompok tani.
Pengertian pemimpin dan Kepemimpinan
Pengaruh kepemimpinan sangat penting dalam berbagai organisasi dan
lingkungan karena aspek ini selalu terkait dengan organisasi atau kelompok.
Organisasi atau kelompok akan menjadi kurang efisien tanpa pemimpin, dan
dalam kasus yang sangat ekstrim organisasi tidak akan mampu mencapai tujuan
yang ditentukan (Gibson et al., 1993). Menurut Teny (Hersey dan Blanchard,
1986) kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk
berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela
Soedijanto (1980) mengemukakan bahwa arti "kepemimpinan" berbeda
dengan "pemimpin", walaupun kedua pengertian itu erat hubungannya. Slamet
proses, ntau fungsi pada gmumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar
berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya
dikemukakan oleh Slamet bahwa kepemimpinan penting dalam kehidupan
bersama d m kepemimpinan itu hanya melekat pada orang dan kepemimpinan
itu hams mengena kepada orang yang dipimpinnya. Hal ini berarti hams diakui
secara timbal balik, misalnya sasaran yang dipimpin hams mengakui bahwa
orang tersebut adalah pemimpinnya.
Homans dan Fiedler (Soedijanto,l980) mengartikan pemimpin sebagai
seorang anggota kelompok yang memiliki program atau rencana kerja dan
bersama anggota lainnya bergerak mencapai tujuan kelompok, yaitu dengan
mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan
tugas kelompok serta memprakarsai adanya interaksi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
orang lain bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki pemimpin tersebut.
Pemimpin adalah individu atau seorang anggota yang mempunyai kemampuan
menggerakkan atau mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu, yaitu dengan mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas yang
berkaitan dengan tugas kelompok serta memprakarsai adanya interaksi.
Kepemimpinan seorang pemimpin dapat mengefektifkan kelompoknya,
yang membuat orang-orang bergerak dan berdaya upaya mencapai tujuan
kelompok. Muhadjir (1983) mengadakan dua pendekatan terhadap studi
kepemimpinan, yaitu; pendekatan berdasarkan ciri-ciri individual, di mana
orang akan berasumsi bahwa kesuksesan seorang pemimpin berhubungan erat
kelompok, dimana seorang pemimpin akan muncul dalam konteks sosial
tertentu, artinya karakteristik kelompok serta peranan yang diperlukan akan
menentukan munculnya seorang pemimpin (Hare, 1962)
Ketua Kelompok Petani Kecil (KPK) selaku pemimpin kelompok
adalah petani yang menerima informasi-informasi serta kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dan ikut menyebarluaskan serta berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut dan dalam rangka memberdayakan dirinya sendiri dan anggotanya,
merupakan tokoh pemimpin dalam lingkungan yang berpengaruh bagi
kelompok tani.
Perilaku Kepemimpinan
Alasan manusia membentuk kelompok karena adanya kesamaan tujuan,
keinginan dan harapan bahwa kelompoknya akan menolong anggota-anggota
dalam mencapai tujuan-tujuan pribadi serta tujuan-tujuan bersamanya. Hal
yang demikian menuntut suatu perilaku yang dinamis dari pemirnpinnya,
sehingga pemimpin dapat mempengaruhi anggota kelompoknya ke arah
pencapaian tujuan yang dihendaki. Berhasil tidaknya suatu kelompok sangat
ditentukan oleh perilaku kepemimpinan pemimpinnya, oleh karena itu perilaku
kepemimpinan dalam kelompok merupakan karakteristik yang sangat penting.
Pemimpin lahir dari proses yang terjadi di dalam kelompok, dengan
demikian maka perilaku kepemimpinan akan tergantung kepada kelompok itu
sendiri. Parson dan Bales (Ginting, 1990) mengemukakan bahwa perilaku
pencapaian tujuan maupun dengan pemeliharaan dan usaha memperkuat
kelompok.
Perilaku yang berhubungan dengan pencapaian tujuan mencakup :
1) memberikan saran-saran dalam melakukan tindakan, 2) menilai kemajuan
kearah pencapaian tujuan, 3) mencegah tindakan-tindakan yang efektif dalam
pencapaian tujuan. Perilaku yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok
meliputi: 1) pemberian semangat kepada anggota, 2) menghilangkan
ketegangan yang timbul, dan 3) memberikan kesempatan kepada anggota untuk
menampilkan diri.
Lindgren et oL, (1966510) dan Mun et al., (1969:668) mengartikan
perilaku sebagai "segala sesuatu berupa tindakan dan perkataan yang
ditampilkan oleh organisme (manusia). Menurut Slamet (1975:4) perilaku
adalah segala tindak tanduk, ucapan maupun perbuatan seseorang yang dapat
diamati secara langsung ataupun tidak langsung melalui panca indera.
Tersirat penampilan perilaku dalam pengertian kepemimpinan
sebenarnya, sebagaimana dikemukakan Hempill (Bass, 1981 :1 O), bahwa kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku individu di dalam mengarahkan
aktivitas-aktivitas kelompok.
Gibson, et a1 (1993) mengemukakan bahwa Peranan kepemimpinan
merupakan faktor penting dalam kelompok informal. Orang yang menjadi
pemimpin kelompok informal pada umumnya dipandang sebagai anggota yang
dihormati dan benvibawa, yang : 1) membentuk kelompok dalam mencapai
tujuannya; 2) memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan;
personifikasi dari nilai, motif, dan aspirasi anggota; d) merup
anggota kelompok untuk mewakili pendapat mereka dalarn
pemimpin kelompok laimya; e) mempakan seorang fasilit
menyelesaikan konflik kelompok, seorang pemrakarsa dari tindakan kelompok,
dan mempunyai perhatian untuk mempertahankan kelompok sebagai unit yang
dapat berfungsi.
Slamet (1978) mengemukakan bahwa perbuatan-perbuatan atau
tindakan-tindakan atau fungsi yang seharusnya dilakukan oleh pemimpin
kelompok acia1ah:l) Menganalisis kelompok dan tujuan kelompok,
2) Menentukan stmktur kelompok, yaitu mengatur pekerjaan dan kegiatan
organisasi, 3) Mengambil Prakarsa (Inisiatit), 4) Mencapai tujuan,
5) Menyediakan Fasilitas, 6) Menumbuhkan rasa kesatuan, 7) Mengembangkan
rasa kebahagiaan, 8) Sintalitas, dan 9) Melaksanakan filosofi yang dianut oleh
kelompok.
Selanjutnya Slamet (1978) juga mengemukakan situasi kepemimpinan
sebagai berikut: 1) pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan,
2) menjual dan menawarkan sesuatu, 3) memberikan gagasan dan mengundang pertanyaan. 4) memberikan keputusan sementara 5) memberi persoalan,
6 ) meminta saran-saran, 7) menentukan batas- batas dan meminta kelompok
membuat keputusan, 8) Mengijinkan anggota untuk melakukan fungsi dalam
batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan.
Sementara menurut Fiedler (1967) mengatakan bahwa ada dua gaya
perilaku pemimpin yang utama, yaitu yang berorientasi pada tugas dan yang
menguntungkan sebagai kadar d i ~ ~ l a n a situasi memungkinkan pemimpin
berperilaku untuk melakukan penganih terhadap kelompok. Konsep perilaku
pemimpin ini akan menentukan keberadaan gaya kepemimpinan yang terbaik
bagi kelompok sesuai dengan situasi-situasi yang dihadapi.
Selanjutnya Cartwright dan Zander (1960) mengemukakan bahwa
karakteristik perilaku pemimpin yang membina kelompok adalah 1) bemsaha
membina hubungan antar pribadi yang menyenangkan, 2) menengahi
pertikaian, 3) memberikan dorongan, 4) memberi kesempatan pada minoritas
untuk didengar, merangsang swa-arah, d m 5) meningkatkan saling
ketergantungan di antara anggota.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa perilaku kepemimpinan adalah sebagai perbuatan-perbuatan ataupun
tindakan-tindakan dari pemimpin kelompok yang diarahkan kepada usaha
mengefektifkan kelompok. Perilaku kepemimpinan yang diidentifikasi dalam
penelitian adalah meliputi 1) Perilaku kepemimpinan dalam meningkatkan
hubungan antara pemimpin dengan anggota, 2) Perilaku dalam menentukan d m
mengarahkan pekerjaan yang telah ditetapkan dengan baik (stmktur kelompok),
3) Perilaku dalam pencapaian tujuan, 4) Perilaku dalam membuat dan
mengambil keputusan, 5) Mem~rakarsai adanya interaksi dalam kelompok
,
dan 6) Memotivasi tindakan nyata anggota. Perilaku ketua kelompok yang
demikian itu akan dapat meningkatkan efektivitas kelompok petani kecil yang
Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu program dalam pembangunan sangat dipengaruhi
oleh pelaku-pelah yang melaksanakan program tersebut Perilaku dari pelaku
inilah yang akan merupakan kunci ufama pelaksanaan program pelnbangunan
tercapai, maka sangat perlu terlebih dahulu dibangun partisipasi, motivasi,
kreativitas, aktivitas, dan sikap pelaku. Salah satu pendekatan untuk
membangun perilaku tersebut adalah dengan pembentukan kelompok dalam
menampung partisipasi, motivasi, kreativitas, dan sikap tersebut.
Salah satu pelaku yang mempengaruhi keberhasilan suatu kelompok
dalam melaksanakan program pembangunan adalah seorang pemimpin (ketua
kelompok). Faktor pemimpin ini merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi efektivitas kelompok dalam mencapai tujuan kelompok yang
maksimal. keefektifan kelompok berorientasi pada peranan dan perilaku
manusia baik sebagai pemimpin mapun anggota. Pengaruh ini menggambarkan
hubungan yang positif dengan keefektifan kelompok, artinya seorang pemimpin
akan membawa kelompoknya ke arah yang lebih baik dan akan menunjang
kedinamisan dan keefektifan kelompok.
Salah satu program pemerintah yang mengikutsertakan kelompok dalam
rangka memberdayakan dan memandirikan anggota-anggota kelompoknya
adalah Program P4K. Tujuan P4K ini tidak hanya mengembangkan sistem
pengembangan partisipatif dan berkelanjutan dalam memberdayakan petani-
nelayan kecil, tapi juga untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Tujuan ini diharapkan tenvujud bila kelompok PNK sebagai pelaksana
program berjalan efektif dan dinamis. Keefektifan ini dipengaruhi oleh ketua
kelompok selaku pesimpin. Hal-ha1 yang dianalisis dalam penelitian adalah
keeratan hubungan antara perilaku kepemimpinan ketua KPK dengan
keefektifan kelompohlya dalam pelaksanaan program Peningkatan pendapatan
petani kecil (P4K), antara lain dengan mengungkapkan: 1) Hubungan antara
karakteristik kelompok dan ketua kelompok dengan perilaku kepemimpinan
ketua kelompok petani-nelayan kecil (KPK) dalam pelaksanaan program P4K,
2) Hubungan antara karakteristik kelompok dan ketua kelompok dengan
tingkat keefektifan Kelompok Petani Nelayan Kecil, dan 3) Hubungan antara
perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok
Seorang pemimpin yang baik dalam suatu kelompok akan
menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong tercapainya tujuan kelompok.
Perilaku kepemimpinan seperti ini berpotensi mempengaruhi kedinamisan dan
keefektifan suatu kelompok, maka perilaku kepemimpinan ketua KPK yang
menjadi perhatian untuk dianalisis meliputi perilaku ketua dalam:
1) Menganalisis kelompok, 2) Menentukan struktur kelompok, 3) Perilaku
dalam pencapaian tujuan, 4) Menumbuhkan rasa kesatuan anggota,
5) Mengembangkan rasa kebahagiaan dan kebanggaan anggota, dan
6 ) Menyediakan fasilitas komunikasi
Mengingat keefektifan kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan
kelompok, maka faktor-faktor yang mempengaruhi efektifnya kelompok
adalah: 1) terjadinya perubahan perilaku anggota kelompok petani kecil,
hasil-hasil yang dicapai kelompok, 4) memiliki moral 1:elompok (sikap
anggota, rasa kecintaan dan kebanggaan anggota terhadap kelompok), dan
5) peran serta anggota dalam menunjang keberhasilan kelompok. Dengan
demikian perilaku kepemimpinan berhubungan dengan tingkat keefektifan
kelompok.
Peubah lain yang diduga berhubungan dengan keefektifan kelompok
adalah karakteristik ketua kelompok dan karakteristik kelompok. Karakteristik
Kelompok Petani Kecil (KPK) meliputi faktor-faktor : 1) Umur kelompok,
2) Jumlah anggota, 3) Kegiatan kelompok, 4) Keterbukaan, 5) Homogenitas
anggota, dan 6) Nilai-nilai dari tujuan anggota
Karakteristik Ketua kelompok yang berhubungan dengan perilaku
kepemimpinannya dalam mengefektifkan kelompok
,
di antaranya adalah :1) Umur, 2) Pendidikan (formal dan non formal), 3) Pengalaman memimpin,
4) Kemampuan berusaha, 5) Keterbukaan, 6) Keterampilan berkomunikasi, dan
7) lama memimpin. Ciri-ciri individual di atas menggambarkan pola-pola
hubungan di antara individu-individu dalam kelompok yang akan saling
mempengaruhi satu sama lain dan berhubungan erat dengan keefektifan
kelompok. Karakteristik pemimpin yang demikian akan sangat mempengaruhi
pada perilaku pemimpin dalam mengefektifkan kelompoknya.
Berkaitan dengan perilaku kepemimpinan dalam mempengaruhi
keefektifan kelompok dalam pelaksanaan program
,
ketua kelompok membantuterwujudnya kelompok yang dinamis dan menjaga kelangsungan posisi ketua
kelompok sebagai pemimpin kelompok. Perilaku kepemimpinan ketua KPK
1) Meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggota kelompok,
2) Perilaku dalam menentukan struktur kelompok, 3) Perildcu dalam
pencapaian tujuan, 4) perilaku dalam mengambil dan membuat keputusan, dan
5 ) membantu adanya interaksi dalam kelompok, dan 6) kemampuan
memotivasi anggota.
Adanya perilaku berupa tindakan atau perbuatan ketua kelompok
tersebut menjadikan kelompok petani kecil yang dipimpinnya terbuka peluang
untuk lebih efektif. Oleh karena itu perilku ketua kelompok sebagai pemimpin
berhubungan erat dan mempengaruhi tingkat efektivitas kelompok. Dalam
penelitian ini unsur-unsur keefektifan kelompok yang akan diteliti meliputi:
1) tingkat produktivitas, 2) tingkat kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang
dicapai kelompok, 3) kemampuan produktivitas menembus pasar (peluang
pasartmarket). Gambaran lebih jelas dari kerangka pemikiran diatas disajikan
I
Karakteristik kelompok:
- Lama Berdiri - Jumlah Anggota - Homogenitas anggota - lntesitas kegiatan usaha - Tingkat keterbukaan
- Tingkat upaya peningkatan - Tingkatlperubahan hubungan baik dengan
- Tingkat kepuasan - Tingkat keaktifan menentukan anggota terliadap hasil
struktur kelompok
- Tingkat upaya pencapaian
- Tingkat kemampuan mengambil keputusan - Tingkat keaktifan membantu - Tingkat Pendidikan
- Tingkat kemampuan - Tingkat Pendidikan non memotivasi tindakan nyata
- Pengalaman memimpin - Tingkat keterbukaan
-
Tingkat keterampilanHipotesis Penelitian
1) Terdapat hubungan nyata antara perilaku kepemimpinan dengan tingkat
keefektifan kelompok
2) Terdapat hubungan nyata antara perilaku kepemimpinan dengan
karakteristik kelompok dan karakteristik ketua.
3) Terdapat hubungan nyata antara tingkat keefektifan kelompok dengan
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena sosial dan
sekaligus sebagai kenyataan sosial dari suatu kelompok masyarakat yang
terhin~pun dalan~ KI'K dan menjelaskan hubungan antar variabel melalui
pengujian hipotesa. Sehubungan dengan ha1 tersebut, penelitian ini adalah
penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi
(1989) n~engemukakan bahwa survai adalah penelitian yang mengambil sampel
dari suatu populasi dan menggunakan kuosioner sebagai alat mengumpulkan
data yang pokok.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelompok Petani Kecil (KPK) yang
berlokasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis Propinsi
Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa sudah
terbentuk beberapa KPK dengan berbagai jenis usaha KPK dan beberapa W K
masih aktif melaksanakan kegiatan kelompok dan mengajukan kredit.
Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan yaitu antara Mei - Juli 2002.
Populasi dan sampel
Responden penelitian adalah Para Petani kecil peserta P4K yang ada di
Desa Mekarsari. Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Mekarsari terdapat
sehinggga populasi riil dari petani kecil peserta P4K adalah sekitar 200 orang
lebih.
Penentuan sampel dilakukan dengan memilih 10 kelompok secara
"purposive" dengan alasan berdasarkan pengamatan dan informasi penyuluh
dan kepala BI'P bahwa kelompok tersebut adalah kelompok yang masih aktif
dalam menjalankan kegiatan kelompok. Dari tiap kelompok diambil sampel
sebanyak 10 orang anggota secara acak sederhana, sehingga jumlah seluruh
sampellresponden adalah scbanyak 100 orang.
Tabel 1. Daftar Kelompok Petani-Nelayan
,
jumlah anggota(sampel penelitian), dan jenis usaha KPK di Desa Mekarsari
Sari Asih I Sari Asih I1 Sari Asih I11 Saeran Wargi Asih Mandiri Ikan Mas Mawar Anggrek I Sawargi I
Nama KPK
Membuat telur Asin Beteniak itik Dagang bakulan Dagang bakulan Membuat gula kelapa Dagang bakulan Dagar~g ikan tawar Warung makanan Dagang makanan
'
Membuat kerajinan bambu Jenis UsaliaJenab
Nani
Engkus
Ade juwita 15 (10)
Yuyu Y 16 (10)
Hadiana
I I I I
I
Jumlah1
144(100)Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah anggota KPK
sarnpel. Unit analisis penelitian ini adalah individu anggota kelompok petani
kecil terpilih di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis Jawa
Barat (Tabel 1).
Instrumen Penelitian
alternatif jawaban untuk setiap item angket) sebagai alat pengumpulan data
primer dan daftar pedoman wawancara untuk kepentingan kefengkapan
penjelasan (eksplanasi) dan data primer (yang diperoleh dari skor nilai angket)
termasuk kepentingan observasi.
Pengumpulan data
Jenis data
Data yang dikumpulkan dalarn pene!itian ini ada dua jenis data, yaitu
data primer dan data sekunder
1) Data primer, yaitu data mengenai variabel utama yang meliputi beberapa
indikator variabel-variabel yang diteliti. Data atau infornlsi ini diperoleh
melalui wawancara (panduan kuesioner) dengan responden. Selain itu data
juga digali dari aparat pelaksana program dari pusat
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait,
serta hasil penelitian yang dipublikasikan. Data ini meliputi gambaran
keadaan umum/potensi kondisi geografis dan demografis, dan data
mengenai perkembangan program P4K dari kantor Departemen Pertanian
.
Teknik pengumpulan data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh data
yang diperlukan, yaitu sebagai berikut:
1) Wawancara, yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, meminta
berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan (wawancara
terstruktur).
2) Pencatatan, yaitu dengaq melakukan pencatatan untuk memperoleh data
sekunder yang diperlukar~ dari berbagai sumber.
3) Pengarnatan, yaitu dengan melihat secara langsung kondisi dan kegiatan
responden di lapangan, yang berguna untuk melengkapi data yang diperoleh
dari kedua cara tersebut di atas.
Validitas dan Reliabilitas Instrument
Validitas
Alat ukur (instrumen) untuk suatu penelitian harus benar-benar dapat
diketahui tingkat kesahihannya. Sebuah alat ukur dikatakan "valid" apabila
mampu mengukur apa yang ingin diuku. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejumlah mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang variabel yang dimaksud atau diteliti.
Cara mengukur kesahihan alat ukur dapat dilakukan dengan beberapa
cara, anatara lain dengan cara; 1) bangun keshahihan (construct validity),
artinya peneliti menyusun tolak ukur berdasarkan kerangka konsep yang
diukur; 2) validitas isi (content validity), artinya isi alat telah mewakili semua
aspek yang dianggap ditemukan dalam kerangka konsep; 3) validitas eksternal
(eksternal validity), yaitu alat ukur yang digunakan tidak berbeda hasilnya jika
dibandingkan dengan alat ukur yang sudah shahih.
Pengujian keshahihan (validitas) alat ukur penelitian ini adalah dengan
1) Validitas isi: dilakukan dengan cara mencermati tingkat isi instrument yang
mewakili seluruh