• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Kepemimpinan dan Keefektifan Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Kepemimpinan dan Keefektifan Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)"

Copied!
214
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)

PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KEEFEKTIFAN KELOMPOK

(Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

OLEH

ELA SUEISTIAWATI

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANIAN

BOGOR

(114)

ABSTRAK

ELA SULISTIAWATJ, 2002. Perilaku Kepemimpin~n dan Keefektifan

Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani kecil di Desa

Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat). Di bawah

bimbingan RJCHARD W.E. LUMINTANG sebagai ketua komisi, dan IGN

DJOKO SUSANTO sebagai anggota

.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) menjelaskan tingkat perilaku

Kepemimpinan ketua KI'K dalam Mengefektifkan kelompok, 2) menjelaskan

tingkat keefektifan kelompok petani kecil, 3) menjelaskan karakteristik kelompok

dan karakteristik ketua KPK, dan 4) menganalisis hubungan antara perilaku

kepemimpinan dengan tingkat keefektifan, karakteristik kelompok dan

Karak!eristik Ketua kelompok, dan hubungan tingkat keefektifan kelompok

dengan karakteristik kelompok dan karakteristik ketua.

Penelitian dilakukan di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten

Cianlis Propinsi Jawa Barat. Penentuan Sampel dilakukan dengan memilih 10

kelompok secara purposive dengan alasan bahwa berdasarkan pengamatan dan

inforn~asi penyuluh dan kepala BPP bahwa kelompok tersebut adalah kelompok

yang masih aktif, diambil secara acak 10 orang dari tiap kelompok. Jumlah

salnpel seluruhnya adalah 100 orang.

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan

kuesioner dan data sekundcr diperoleh dari laporan perkembangan P4K

Departemen Pusat Jakarta, monografi Desa Mekarsari, dan informasi lainnya yang

relevan dengan penelitian. Berdasarkan data hasil penelitian yang cenderung

sama, maka untuk melihat hubungan antar variabel yang diamati dilakukan

analisis dengan uji korelasi Tau-b Kendall's

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perilaku kepemimpinan

ketua KPK dalam mengefektifkan kelompok tergolong tinggi, terutama upaya

ketua dalam menentukan struktur (72%), peneapaian tujuan (65%), pengambilan

keputusan (95%), dan kemampuan dalam memotivasi tindakan anggota (75%).

Tingkat keefektifan kelompok cenderung tinggi, terutama pada penillgkatan

(115)

dan mencapai target yang sesuai dengan harapan anggota. Tingkat kepuasan

anggota juga tergolong tinggi.

Karakteristik kelompok berhubungan nyata positif dengan perilaku

kepemimpinan, kecuali karakteristik nilai tujuan kelompok tidak bsrhubungan

nyata dengan perilaku kepemimpinan. Karakteristik kelompok yang berhubungan

nyata positif dengan perilaku kepemimpinan adalah keterbukem anggota,

homogenitas, jumlah anggota, daq umur kelompok.

Karakteristik ketua yang berhubungan nyata positif dengan perilaku

kepemimpinan, kecuali karakteristik umur tidak berhubungan nyata dengan

perilaku kepemimpinan. Karakteristik ketua yang berhubungan nyata positif

adalah keterbukaan pemimpin, pendidikan non formal, pendidikan formal,

keterampilan komunikasi, dan pengalaman memimpin.

Tingkat keefektifan kelompok berhubungan nyata positif dengan

karakteristik kelompok pada homogenitas anggota, umur kelompok, kegiatan

bidang usaha, dan karakteristik ketua yang berhubungan nyata dengan tingkat

keefektifan kelornpok adalah pengalaman, pendidikan formal, umur.

Upaya dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan ketua KPK, perlu

diperhatikan karakteristik kelompok dan karakteristik ketua yang berhubungan

nyata positif dan yang berhubungan nyata negatif dengan perilaku kepemimpinan,

terutarna faktor keterbukaan anggota dan keterbukaan ketua yang berhubungan

(116)

SURAT

PERNYATAAN

Bahwa sesungguhnya sebuah karya ilmiah yang disusun atas dasar

pemikiran dan rancangan ilmiah adalah hak pribadi, maka dengan ini saya:

Nama : Ela Sulistiawati

NIM : PO55 00017

Program studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan pada Program

PascaSarjana Institut Pertanian Bogor

Dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul "Perilaku Kepemimpinan

dan Keefektifan Kelompok (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil

di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)" adalah

benar meruapakan hasil karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Semua

informasi dan data lengkapnya telah terangkum dalam tesis ini.

Demikian penyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Bogor, November 2002

Pembuat pernyataan

(117)

PEPJLAECV KEPEMIMPINAN DAN

KEEFEKTIFAN KELOMPOK

(Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok Petani Kecil di Desa Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat)

ELA SULISTIAWATI

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(118)

Judul : PERILAKU KEPEMIMPINAIV DAN KEEFEKTlFAN

KELOMPOK (Kasus Pelaksanaan P4K pada Kelompok

Petani Kecil di Desa Mekarsari, Kec. Banjar, Kab. Ciamis,

Jawa Barat).

Nama Mahasiswa : Ela Sulistiawati

NRP : P 055 00017

P r o g ~ a ~ n Studi : Ilruu Penyuluhan Pembaugunan

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Peinbimbing Anggota Komisi Pembimbing

Ir. Richard W.E. Lu~nintanp. MSEA Dr. Ign.Dioko Susanto, SKM. APU

Ketua Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

(119)

FUWAYAT HIDUP

Penulis adalah puteri kedua dari pasangan H. Endang Sutarman dengan Hj.

Rusih Ruswati, dilahirkan di Banjar, Ciamis - Jawa Barat pada tanggal 27

Febmari 1977. Setelah menarnatkan Sekolah Dasar di SDN IV Banjar pada tahun

1989, Sekolah Menengah di SMPN 111 Eanjar pada tahun 1992, dan Sekolah

Menengah di SMAN I Banjar pada tahun 1995, kemudian penulis mealnjutkan

kuliah di Fakultas Tarbiyah Jumsan Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung lulus pada tahun 1999. Semasa kuliah

penulis sempat mengajar di beberapa SMP di Bandung.

Setelah memperoleh gelar Sarjana Agama penulis mengajar di SMK

Bogor dan menjadi staf pengajar juga di Universitas Ibn Khaldun untuk mata

kuliah Agama Islam sarnpai sekarang.

Pada tahun 2000 penulis mendapat kesempatan mengikuti pendidikan

Program Magister Sains (S2), Program Studi Ilmu Penyuluhan Peinbangunan

(120)

PRAKATA

P ~ j i syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan kamnia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penyelesaian karya ilmiah ini mempakan rangkaian bimbingan, perhatian, dukungan dan kerjasama banyak pihak. Untuk itu penulis merasa perlu berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini.

Pertama-pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Richard Lumintang, MSEA selaku ketua komisi pembimbing, dan Bapak Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM, APU, selaku anggota komisi pembimbing. Ketulusan dan dan kesungguhan bimbingan, serta spirit yang telah memberikan kekuatan dan pembuka pikiran bagi penulis serta dengan penuh kesabaran dan kecermatan telah memberikan pengarahan dam bimbingan sejak usulan penelitian sampai akhir penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Zahir Zakri, MSc.yang telah berkenan memberikan informasi-informasi mengenai perkembangan proyek P4K dari Pusat Penyuluhan Pertanian Departemen Pusat Jakarta.

Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, MSc. sebagai Direktur PPs-IPB, Bapak Dr. Kooswardhono Mudikdjo, MSc. sebagai Asdir I PPs-IPB dan Bapak Prof. Dr. H.R Margono Slamet sebagai ketua Program studi PPN yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Pascasajana di IPB dan dengan penuh kebijaksanaan mengijinkan penulis menyelesaikan tesis ini.

Terima kasih pula penulis sampaikan kepada para staf pengajar Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang telah banyak membuka pikiran serta menuntun penggalian imu selama perkuliahan. Konstribusi yang sangat besar penulis terima dari rekan-rekan atau teman-teman angkatan 2000 dan 2001 juga atas dukungan dan bantuannya.

Penghargaan khusus dan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan untuk Ibunda dan ayahanda tercinta, Hj. Rusih Ruswati dan H. Endang Sutarman, atas doanya yang begitu mulia dan dukungannya yang teramat besar, suamiku Kristiawan Widyantoro, yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan moril, ananda tercinta dan tersayang Muhammad Fachri Elwansyah yang menjadi spirit dan motivasi yang kuat untuk menylesaikan kuliah dan tesis ini, adik-adikku tersayang Diki Rustaman dan Rina Sutantie, kakakku Endah Sumiarti, keponakan Hani dan Gita, terima kasih atas dukungan semuanya. Baik tenaga maupun moril.

Semoga Allah berkenan memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya atas segala kebaikan yang diberikan. Semoga tesis ini dapat memberkan manfaat dalam memperkaya khasanah Ilmu Penyuluhan.

(121)

DAFTAR IS1

...

DAFTAR TABEL

...

111

DAFTAR GAMBAR

...

iv DAFTAR LAMPIRAN

...

v PENDAHULUAN

...

1

Latar belakang

...

1

Masalah penelitian

...

5

. .

...

Tujuan penellti an 5

. .

Manfaat penelitian

...

6

TINJAUAN PUSTAKA

...

7

Program Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K)

...

7 Pembentukan kelompok

...

10

. . . .

...

Pengertian dan cin-ciri kelompok 12

...

Keefektifan Kelompok I5

...

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok 16

...

Pengertian pemimpin dan kepemimpinan 17

. . ...

Perilaku kepemimpinan 19

.

.

...

Kerangka pemikiran 23

. . ...

Hipotesis penelltlan 28

...

METODE PENELITIAN 29

...

Rancangan Penelitian 29

.

.

...

Lokasi peneliti an 29

...

Populasi dan sampel 29

. .

...

Instrumen penelltian 30

...

Teknik Pengurnpulan data 31

...

Validitas dan reliabilitas instrumen 32

. .

...

Analisls data 33

...

(122)

HASIL PENESITIAN DAN PEMBAHASAN

...

44

Gambaran umum lokasi penelitian

...

44

Sejarah singkal kelompok

...

47

Karakteristik kelompok

...

51 Karakteristik ketua KPK

...

54 Perilaku kepemimpinan ketua KPK

...

60

Tingkat keefektifan kelompok

...

65 Hubungan antara karakteristik kelompok dengan perilaku

...

kepemimpinan ketua KPK 68

...

Hubungan antara karakteristik ketua dengan perilaku kepemimpinan 68

...

Hubungan antara karateristik ketua dengan perilaku kepemimpinan 71

...

Hubungan antara karakteristik ketua dengan keefektifan kelompok 73

...

Hubungan antara perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok 78

...

KESIMPULAN DAN SARAN 82

...

Kesimpulan 82

Saran

...

83

...

(123)

DAETAR TABEL

Halaman

1

.

Daftar Kelolnpok Petani Kecil. jenis usaha KPK.

...

dan Jumlah Anggota yang menjadi sarnpel penelitian 29

...

2 . Junllah Penduduk menurut umur 45

...

3

.

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidik an 46

...

4

.

Jumlah penduduk menurut mata pencaharian 46

5

.

Daftar KPK dan jumlah Anggota yang menjadi

. .

...

populasi penelitlan 49

...

6

.

Karakteristik kelompok 51

...

7

.

Karakteristik Ketua Kelompok Petani Kecil 55

...

8

.

Perilaku Kepemimpinan Dalam Mengefektifkan Kelompok 61

...

9 . Tingkat Keefektifan Kelompok 65

10

.

I-Iubungan Karakteristik Kelompok dengan

. .

...

(124)

DAFTAR GAMBAR

1. Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Antara Perilaku Kepemimpinan dengan Keefektifan Kelompok, Hubungan Perilaku Kepemimpinan dengan Karakteristik Kelompok dan Karakteristik Ketua Kelompok, dan Hubungan Tingkat Keefektifan Kelompok dengan Karakteristik

Kelompok dan ketua kelompok..

. . .

. .

. . .

. .

.

...

. . .

.

. . .

. . .

.27
(125)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta lokasi penelitian (Desa Mekarsiiri, Kec.Banjar, Kab.Ciamis)..

. .

...

..

. .

..88
(126)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Titik Pusat dan sasaran utama pembangunan sekaligus sebagai modal

dasar, kekuatan, faktor dominan dan determinan adalah manusia d m

masyarakat. Oleh karena itu arah pembangunan di era refomasi ini harus

berpusat pada pembangunan manusia (human development) yang difokuskan

pada peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang makin

maju, mandiri, dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan

UUD

1945, sehingga

masyarakat mampu berperan serta secara aktif da!am pembangunan.

Upaya membangun bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera, tujuan

era reformasi dalam memberdayakan masyarakat hanya bisa dicapai dengan:

I) Memajukan peiekonomian nasional dengan diimbangi oleh kualitas SDM,

2). Membangun bangsa yang mandiri, dan 3) membentuk masyarakat yang

sejahtera (S~ipriafrza

,

1997: 22). Salah satu strategi pembangunan dalam

meningkatkan Sumberdaya manusia hams berorientasi pada pemberdayaan

(Empowerment).

Mengingat masalah sumberdaya manusia erat kaitannya dengan

masalah kemiskinan, maka strategi pembangunan menuju kesejahteraan

masyarakat hams berorientasi pada pemberdayaan masyarakat miskin. Dudle

Seer dalam Supriatna (1997) berpendapat bahwa proses pembangunan akan

bermakna bila proses pembangunan itu mampu mengatasi kemiskinan,

pengangguran, dan berbagai ketimpangan sosial.

Kemiskinan dengan pengangguran, keterbelakangan sehingga

(127)

Yang semakin berat dalam pembangunan. Hal yang demikian menuntut perlu

dilaksanakan transformasi pembangunan sosial yang lebih strategis dengan

mengarah pada penumbuhan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi

kelompok masyarakat miskin guna memperkuat kualitas sumber daya manusia,

pengembangan permodalan, pengembangan peluang kerja, dan berusaha.

Rerbagai program pembangunan yang dilaksanakan selama ini berupa

Bimas, Bandes,

PKT,

dan program-program Iainnya dalam meningkatkan

pemerataan pembangunan dan mengurangi tingkat kemiskinan, ternyata kurang

mampu mengatasi kemiskinan secara menyeturuh. Begitu juga dengan bentuk-

bentuk bimbingan dan pembinaan bantuan dana, dan fasilitas yang disalurkan

untuk meningkatkan kelembagaan, partisipasi, swadaya, dan kemandirian

dalam pembangunan justru mengakibatkan ketergantungan masyarakat miskin

terhadap bantuan pemerintah tersebut.

Program-program pembangunan yang dilaksanakan tersebut lebih

berorientasi pada pemenuhan "target Group" pembangunan, artinya setelah

target atau tujuan kelompok tercapai, maka program tersebut kurang

diperhatikan lagi, sehingga tidak memperhatikan kelanjutan program dan

kurang berorientasi pada pemberdayaan, pelembagaan pembangunan, dan

peningkatan kemampuan kelembagaan dalam menciptakan kualitas

sumberdaya yang memiliki kemandirian, tapi malah menciptakan

ketergantungan.

MeIihat kenyataan tersebut, maka strategi pembangunan yang

dilaksanakan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat miskin oleh dirinya

(128)

meneraphian prinsip "agar mereka dapar menolong dirinya sendiri" (self-help)

dan berlandaskan pada peningkatan kemampuan menghasilkan pendapatan

(Income Get;crafing Capacity). Dengan demikian mereka mampu menggali dan

memanfaatkan potensinya untuk menjangkau aset pembangunan yang tersedia,

baik dalam aspek sumberdaya, permodalan, teknologi maupun pasar yang ada.

Upaya di atas telah dilaksanakan melalui Proyek P4K. Departemen

Pertanian melalui Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan

Kecil (P4K) sejak pelita 111 telah turut serta dalanl memhina masyarakat miskin

melalui pemberdayan Petani Nelayan Kecil (PNK).

Proyek Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Kecil (P4K) ini

merupakan salah satu dari sekian banyak usaha pemerintah dan masyarakat

untuk membantu Petani-Nelayan Kecil melepaskan diri dari kemiskinannya.

Program ini membantu menurnbuhkan motivasi para petani-nelayan kecil

untuk belajar dan bekerjasama dalam menggali dan memanfaatkan potensi yang

inereka miliki dan lingkungannya untuk perbaikan hidup dan kehidupannya.

Pelaksanaan proyek P4K ini cukup berhasil, terutama di Propinsi Jawa

Barat dengan terbentuknya sejumlah KPK di beberapa kabupaten, diantaranya

di Kabupaten Ciamis. Beberapa KPK yang terbentuk di Kabupaten Ciamis,

terutama di Kecamatan Banjar, Desa Mekarsari, tempat penelitian ini dilakukan

dapat dikatakan cukup berhasil. Walaupun keberhasilan KPK di Desa

Mekarsari ini masih jauh bila dibandingkan dengan keberhasilan KPK di

Propinsi Jawa tengah dan Jawa Timur, namun setidaknya keberhasilan KPK di

(129)

Sebanyak 23 KPK yang terbentuk di Desa Mekarsari, hanya beberapa

KPK yang me~niliki peluang pasar cukup luas. Hal inilah yang merupakan

salah satu f&tor keberhasilannya, disamping faktor-faktor lainnya yang

mempengaruhi keberhasilannya, diantaranya partisipasi aktif anggota,

kepemimpinan ketua KPK, ke jasama dengan pihak tcrkait, kegiatan-kegiatan

rutin, dan lain sebagainya. Beberapa KPK yang tidak berhasil, cukup

dipengaruhi oleh kemarnpuan pasarnya yang masih rendah. Sebagian besar

KPK di Desa Mekarsari terkategori berhasil, sebanyak 10 KPK berdasarkan

pengamatan pembina proyek dan penyuluh setempat termasuk kategori sangat

berhasil, oleh karena itu dipilih sebanyak 10 KPK sebagai sampel penelitian.

Produktivitas dan pendapatan para petani kecil melalui P4K dapat

ditingkatkan apabila kelompok dapat berjalan dengan efektif dan dinamis.

Keefektifan suatu kelompok banyak dipengamhi oleh perilaku dan peran yang

dilakukan ole11 ketua kelompok sebagai pemimpin kelompok.

Pada umumnya masyarakat petani atau desa masih terbelakang, miskin,

kurang pendidikan, dan cenderung konservatif, sikap mental cenderung

menentang perubahan, maka sangat diperlukan sosok seorang pemimpin yang

dapat memotivasi, mengajak mereka menuju ke arah perubahan perbaikan dan

meningkatkan kesejahteraannya, sehingga sikap keterbelakangan tersebut dapat

dihilangkan, terutama jika pemimpin kelompok tersebut berasal dari golongan

mereka akan lebih berpengaruh terhadap perubahan mereka.

Melalui uraian tersebut dapat dilihat bahwa ketua kelompok sebagai

pemimpin kelompok sangat berpengaruh dalam mengefektifkan kelompok

(130)

kepemimpinan ketua kelompok petani kecil dalam mengefektifkan

kelompoknya?

Masalah Penelitian

Berdasarkan gambaran latar belakang diatas, permasalahan yang timbul

dari penelitian yang dilakukan adalah:

1) Bagaimanakah perilaku kepemimpinan ketua Kelompok Petani-Nelayan

Kecil (KPK) dalam mengefektifkan kelompok?

2) Bagaimanakah tingkat keefektifan kelompok Petani-Nelayan Kecil?

3) Bagaimanakah karakteristik kelompok dan karakteristik ketua KPK?

4) Bagaimanakah hubungan antara karakteristik kelompok dengan perilaku

kepemimpinan kelompok dan tingkat keefektifan kelompok, karakteristik

ketua dengan perilaku kepemimpinan dan keefektifan kelompok, dan

hubungan perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1) Menjelaskan perilaku kepemimpinan ketua KPK dalam mengefektifkan

kelompok

2) Menjelaskan tingkat keefektifan kelompok petani-nelayan kecil

3) Menjelaskan karakteristik kelompok dan karakteristik ketudpemimpin

KPK

4) Menganalisis hubungan karakteristik kelompok dengan perilaku

kepemimpinan ketua kelompok dan keefektifan kelompok, karakteristik

(131)

kelompok, dan hubungan antara perilaku kepemimpinan dan keefektifan

kelompok.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang

bersifat teoritis maupun praktis.

Secara teoritis:

1) Diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya di

bidang Ilmu Penyuluhan Pembangunan

2) Dapat digunakan sebagai kajian lebih Ianjut bagi para peneliti terhadap

permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

Sccara praktis:

1 ) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi penentu kebijakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan dan bagi

perencana serta pelaksana proyek dapat memberikan berbagai upaya

pemberdayaan PNK (Petani- Nelayan Kecil).

2) Penyempumaan kegiatan program untuk kesinambungan efektivitas

(132)

TlNJAUAN PUSTAKA

Proyek Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K)

Proyek Peningkatan Pendapatan Petan-Nelayan Kecil (P4K) adalah

pendidikan yang akan membimbing dan mengarahkan petani-nelayan kecil agar

Icbih mandin, berdaya, turnbuh motivasinya, dan mau serta mampu

menjangkau fasilitas dan kemudahan pernbangunan yang tersedia untuk

meningkatkan pendapatan dan kesejateraan keluarganya.

Proyek P4K diikuti dengan pembentukan Kelornpok Petani Kecil

(KPK), merupakan kumpulan PNK (Petani-Nelayan Kecil) peserta proyek P4K,

yang atas kemauan dan kemampuan sendiri sepakat untuk membentuk

kelompok. Petani kecil tersebut berkelompok berdasarkan kesamaan

kepentingan dan tujuan. Jumlah anggota berkisar antara 8-16 KK untuk Jawa,

Bali, NTB, dan antara 5-16 kk untuk propinsi lainnya. Data yang diperoleh dari proyek P4K pusat menunjukkan bahwa lokasi pengembangan proyek sampai

fase 111 (s/d bulan oktober 2001) telah menyentuh 12 propinsi di Indonesia,

yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB,

Riau,Sumsel, Bengkulu, lampung, Kalsel, Sulsel, yang meliputi 123 kabupaten,

1.173 kecamatan, dan 8.71 7 desa dengan melibatkan 4.44 1 petugas lapangan.

Menurut Laporan Eksekutif Perkembangan P4K fase 111 penumbuhan

KPK di Propinsi Jawa Barat mencapai 1 1.98 1 kelompok. Hal ini menunjukkan

bahwa pelaksanaan Program P4K sudah termasuk berhasil, apalagi sudah

terbentuk beberapa KPK di beberapa Kabupaten di Propinsi Jawa Barat.

Sampai saat ini di Jawa Barat P4K sudah ada di 23 Kabupaten, yaitu Bandung,

(133)

Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Pandeglang, Punvakarta,

Rangkasbitung, Serang, Subang, Sukabumi, Sumedang, Tangerang, dan

Tasikmalaya. Dengan KPK yang terbentuk sekitar 14,565 kelompok.

Keberhasilan program P4K di propinsi Jawa Barat dapat dikatakan cukup baik

dan dapat menyentuh langsung masyarakat miskin di Jawa Barat.

Menurut laporan dari Riro Pusat Statistik tahun 1993 jumlah penduduk

miskin di Jawa Barat mencapai 4.612.352 juta jiwa (12,20%). Walaupun

keberhasilannya masih jauh dibandingkan dengan keberhasilan di Jawa Tengah

dan Jawa Timur, namun setidaknya dengan terbentuknya beberapa KPK di

beberapa desa dapat memandirikan, memberdayakan, dan menurnbuhkan

motivasi petani kecil dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

keluarganya.

Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan kecil (P4K) dalarn

pelaksanaan kegiatannya menerapkan 3 strategi arah pengembangan, yaitu

sumberdaya manusia, permodalan, dan kelembagaan petani-nelayan kecil

.

Sumberdaya atau masyarakat yang berkualitas berarti masyarakat yang mampu

berperan aktif dalam pembangunan, mandiri, maju, dan mampu meningkatkan

efisiensi dan produktivitas bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya (Supriatna,

1997)

.

Petani-Nelayan Kecil terdiri dari keluarga Petani kecil dengan tingkat

pendapatan di bawah garis kemiskinan, bila dihitung berada di bawah atau

sama dengan 320 kg setara beras perorang ~ertahun. Petani kecil ini adalah para

petani pemilik dan pengelola lahan sempit, penggarap, buruh tani, sebagai

(134)

Kelompok Petani-Nelayan Kecil (KPK) adalah kumpulan PNK peserta

Proyek P4K yang atas kemauan d m kemampua~ya sendiri sepakat untuk

membentuk kelompok. Petani-neiayan kecil ini merupakan masyaraka: miskin

yang umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya

terhadap peluang ekonomi sehingga kesejahteraannya tertinggal jauh dari

masyarakat lainnya.

Proyek Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan kecil (P4K) merupakan

suatu proyek penyuluhan perlanian yang diajukan untuk menumbuhkan

kemandirian dan memberdayakan petani-nelayan kecil (PNK) agar mau dan

mampu menjangkau fasilitas yang tersedia untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan keluarganya.

Pendekatan atau prinsip yang diterapkan dalam P4K sebagai suatu

proyek pendidikan yang membimbing, memberdayakan dan mengarahkan

petani kecil, yang dilakukan melalui: 1). Pendekatan kelompok, 2). Prinsip

keserasian, 3). Kepemimpinan dari PNK, 4). Pendekatan kemitraan, 5). Prinsip

Swadaya, 6). Belajar sambil bekerja, dan 7). Pendekatan keluarga. Pendekatan

atau prinsip dasar ini dimaksudkan untuk dapat mempennudah pelaksanaan

pembinaan, penumbuhan dan pemberdayaan PNK. (Badan Pengembangan

SDM Departemen Pertanian, 2001).

Tujuan dari proyek P4K ini adalah : 1). Meningkatkan pendapatan

petani-nelayan kecil yang melampaui garis kemiskinan untuk mencapai taraf

hidup yang lebih layak dan sejahtera, 2). Meningkatkan pengetahuan,

(135)

usaha tani, dan 3). Merangsang timbulnya kesempatan di daerah pedesaan

untuk mengurangi pengangguran, baik yang kentara maupun yang terselubung.

Pembentukan dan pengertian kelompok

Pembentukan kelompok

Manusia sebagai makhluk sosial, dalam proses kehidupannya

membutuhkan manusia lain yang ada di sekitarnya. Naluri manusia untuk hidup

bersama dengan manusia lain membuat manusia saling ketergantungan dengan

manusia lain dalarn suatu lingkungan tertentu. Alasan inilah yang membuat

manusia membentuk kelompok sosial (social group) dalam kehidupannya.

Gibsorz, et.al(1993) menjelaskan bahwa pembentukan suatu kelompok

didasari oleh beberapa alasan, di antaranya :

1) Pemuasan kebutuhan. Keinginan memuaskan kebutuhan dapat menjadi

motivasi kuat yang menjurus pada pembentukan kelompok, seperti

kebutuhan akan rasa arnm, sosial dan penghargaan.

2) Kedekatan dan Daya Tarik. Interaksi antar pribadi dapat menimbulkm

pembentukan kelompok. Kedekatan secara fisik serta daya tarik antara

orang yang satu dengan lainnya karena mempunyai persamaan persepsi,

sikap, dan motivasi.

3) Tujuan kelompok. Tujuan kelompok yang dapat dipahami dengan jelas

dapat membuat orang tertarik untuk berkelompok.

4) Alasan ekonomi. Seseorang dengan berkelompok akan memperoleh

(136)

Kelompok juga terbentuk karena individu tertarilc untuk berkom~nika~i

pada individu yang lain berdasarkan kesamaan sikap dalam menanggapi tujuan

yang relevan satu sama lain.

Soedijanto (1980) mengemukakan bahwa kelompok dapat terbentuk

melalui tiga cara, yaitu:

1) Adanya kesamaan tujuan. Seperti kelompok bekerja, kelompok pemecahan

masalah, kelompok kerja sosial (misi keagamaan), dan sebagainya.

2) Terbentuk secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya. Seperti

kelompok kesenian, teman sepennainan.

3) Terbentuk karena adanya ciri khas atau dibentuk berdasarkan ciri tertentu

.Misalnya : kelompok kulit hitam, kelompok orang tinggi, kelompok kulit

putih.

Berkaitan dengan penumbuhan kelompok petani-nelayan kecil, Badan

Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Departemen Pertanian (2001)

mengemukakan bahwa penumbuhan dan pemberdayaan KPK meliputi mang

lingkup: 1) Pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas,

2) pengembangan sumber permodalan, 3) penumbuhan dan pengembangan

kelembagaan PNK, dan 4) pengembangan pasar dan teknologi tepat guna.

Penumbuhan dan pemberdayaan kelompok Petani-nelayan kecil (KPK),

pokok-pokok kegiatannya dilakukan melalui langkah-langkah yang bertahap,

yaitu:

1) Identifikasi lokasi binaan dan potensi pertumbuhan ekonomi

2) Identifikasi usaha-usaha Ekonomi Skala Kecil

(137)

4) Mendorong dan membimbing PNK membentuk Kelompok

5) Survai Rumah Tangga Pnggota

KPK

Pokok-pokok Kegiatan Pemberdayaan KPK

1) Pelayanan Menabung

2) Pelayanan Penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB)

3) Pelayanan Mendapatkan dan Mengembalikan &edit

4) Pelayanan Melaksanakan Usaha Bersama (UB)

5) Pelayanan Pencatatan dan Pembukuan Keuangan Kelompok

6 ) Pelayanan Pemasaran dan Teknologi Tepat Guna

7) Pelayanan Pemupukan Modal dan Penggunaannya

8) Pelayanan Penggunaan waktu dan uang secara tepat

9) Pelayanan Kerjasama antar Kelompok dan Perkoperasian

10) Pelayanan untuk Mendapatkan Pembinaan dari Lembagafinstansi Lain

yang terkait

Pengertian dan Ciri-ciri Kelompok

Soedijanto (1981) mengemukakan bahwa keefektifan kelompok adalah

merupakan suatu produk dari kelompok yang dipengaruhi oleh ciri-ciri

kelompok sebagai faktor-faktor yang ada dalam diri kelompok itu sendiri. Jelas

bahwa keefektifan itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan ciri-ciri

kelompoknya itu sendiri

Menurut Rusidi dalam Syamsu, et.al (1997) kelompok adalah

kumpulan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dalam rangka

(138)

menegaskan bahwa ada empat syarat yang meEdasar yang harus ada dalam

suatu kelompok, yaitu 1) terdiri dari dua orang atau lebih, 2) struktur tertentu

(noma, pembagian k e j a dan sesagainya), 3) adanya interaksi dalam waktu

yang relatif lama lmantap, daii 4) adanya kepentingan yang sama dan

kepentingan bersama.

Selanjutnya Sherif dan Sherif, 1956 (Sutarmanto, 1986: 14)

mengemukakan empat ciri kelompok, yaitu:

1) Anggota kelompok hendaknya memiliki kesamaan motif yang berfungsi

sebagai pengikat di dalam kelompok, yang nantinya akan menimbulkan

interaksi sesama mereka sehingga akan menentukan materi dan tujuan

kelompok.

2) Hendaknya mempunyai interaksi yang kontinu, karena mempunyai

pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anggota atas dasar perbedaan

reaksi dan kecakapannya.

3) Seandainya interaksi yang berlangsung di dalam kelompok berjalan mapan

dan relatif lama, maka dengan sendirinya akan terbentuk struktur kelompok

dan sekaligus terjadi pula batasan yang tegas antara interaksi di dalam

kelompok (in-group) dan di luar kelompok (out-group).

4) Akhimya terjadi penegasan dan penguatan terhadap norma yang dijadikan

sebagai pedoman bertingkah laku semua anggota kelompok dala~n

mencapai tujuan bersama.

Selain ciri yang dikemukakan di atas, Cartwrigltt dun Zander (1960)

mengembangkan ciri-cri kelompok menjadi sepuluh, yaitu:

(139)

2) Adanya pembatasan tertentu sebagai anggota

3) Menyadari bahwa mereka adalah krpunyaan kelompok

4) Berpartisipasi sesuai dengan kedudukannya terhadap obyek model ideal

yang sesuai dengan super egonya

5) Adanya ganjaran dari kelompok terhadap anggota yang melanggar norma

dan ketentuan keloinpok lainnya

6) Adanya norma yang sesuai dengan kepentingan m u m

7) Harus adanya identifikasi terhadap objek modelnya

8) Mempunyai sifat saling ketergantungan antara sesama anggota kelompok

dalam mencapai tujuan bersama.

Departemen pertanian (2001) mengemukakan kelompok petani kecil

umumnya dapat dikenali melalui ciri-ciri sebagai berikut:

1) Rumah dan barang-barang yang dimiliki terbatas dan sederhana

dibandingkan dengan rata-rata pemilikan penduduk di sekitamya; atau

meskipun terlihat relatif baik namun diperoleh secara pewarisan

2) Tingkat kesehatan dan pendidikan rendah

3) produktivitas kerja rendah

4) Keterampilan, manajemen usaha dan pemasaran masih lemah

5) Usaha pada umumnya bersifat subsisten, belum berorientasi pasar, dan

teknologi yang diterapkan masih tradisional.

6) Kurang tanggap terhadap pembaharuan dan kurang mampu melihat dan

memanfaatkan peluanglpotensi yang ada di sekitamya.

Sementara itu kelompok tani yang dibentuk oleh para Petani-Nelayan

(140)

ciri tertentu dan berdiri, hidup sena berkembang dalam lingkungan sistem

tertentu.

Adapun ciri-ciri kelompok yang mempengaruhi keefektifan kelompok

adalah berbagei faktor yang terdapat pada diri kelompok sebagai suatu sistem,

yaitu meliputi: I ) kepemimpinan, 2) kekotnpakan, 3) homogenitas, 4) stmktur,

5) urnur kelompok, dan 6 ) waktu penemuan.

Berkaitan dengan kepernirnpinan, ciri-ciri dan karakteristik kelompok

juga akan menentukan munculnya seorang pemin~pin dan perilaku

kepemitnpinannya (Hare dalam Unang Yunasaf, 1997). Hal ini berarti

keharmonisan dan potensi yang ada dalam kelompok akan menentukan

keberhasilan kepemimpinan seseorang.

Dengan mengabungkan teori di atas dan kenyataan di lapangan, maka

peubah ciri-ciri kelompok yang dipilih berhubungan dan mempengaruhi

keefektifan kelompok d m kepemimpinan seorang pemimpin adalah meliputi:

1) Lama berdiri (umur kelompok), 2) jumlah anggota, 3) kehomogenan

anggota, 4) kekosmopolitan, dan 5) nilai tujuan kelompok.

Keefektifan Kelompok

Efektifitas kelompok berkaitan dengan keberhasilan kelompok.

Keduanya mempunyai pengaruh timbal balik. Keefektifan kelompok

menunjukkan taraf pencapaian tujuan (Shadily, 1977).

Slamet (1 978) mengemukakan bahwa efektivitas kelompok dapat dilihat

dari tiga segi, yaitu : 1) Hasil yang dicapai kelompok dipakai untuk mengukur

(141)

mengukur moral kelompok, 3) keberhasilan anggota dalam mencapai

kebutuhan pribadinya dipakai untuk mengukur tingkat kepuasan anggota.

Susanto (1987) menyatakan bahwa suatu kelompok dapat dikatakan

dinamis jika terdapat kegiatan-kegiatan tertentu yang efektif dalam mencapai

tujuannya serta ada interaksi positif antar anggota-anggotanya..

Cartwight dan Zander (1960) mengemukakan bahwa keefektifan

kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan kelompok dihubungkan dengan

besarnya kepuasan anggota dalam mencapai tujuan dan setelah tercapainya

Lujuan.

Selanjutnya Soedijanto (1981) menjelaskan enam komponen

keefektifan kelompok petani, yaitu:

1. Perubahan perilaku petani anggota kelompok

2. Perubahan produktivitas petani anggota kelompok

3. Wawasan keanggotaan

4. Tingkat keberhasilan kegiatan kelompok

5. Moral kelompok

6. Imbas kelompok

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok

Slamet dan Soedijanto (1 981) menjelaskan bahwa keefektifan kelompok

adalah akibat (consequence) dari penyebab sebelumnya (anteceden). Adanya

keefektifan kelompok petani adalah akibat dari adanya kekuatan-kekuatan dari

dalam kelompok dan dari luar kelompok. Faktor intern yang m e m p e n g d i

(142)

kelompok, 3) Struktur kelompok, 4) Waktu pertemuar, kelompok,

5) Homogenitas kelompok,dan 6) Umur kelompok. Faktor ekstem meliputi :

1) Kualifikasi dan dan tingkat karya PPL, 2) Struktur kekuasm formal,

3) Struktur kekuasaan informa!, 4) Lingkungan fisik kelompok, 5) Lingkungan

sosial kelompok, dan 6) Kebijaksanaan pemerintah

,

terutxna dalam penyediaan fasilitas usaha tani.

Faktor kepemimpinan merupakan salah faktor internal kelompok tani

yang akan mempengaruhi keefektifan kelompok. Hal ini diperjelas dengan

pendapat Adjid (1985) yang mengemukakan bahwa efektivitas tingkat

kemampuan kerjasama para anggota kelompok dalam mewujudkan

keserempakan dan keseragaman pengelolaan usaha tani berkelompok

sehamparan dipengaruhi oleh penampilan, wibawa, dan integritas

kepemimpinan ketua kelompok tani.

Pengertian pemimpin dan Kepemimpinan

Pengaruh kepemimpinan sangat penting dalam berbagai organisasi dan

lingkungan karena aspek ini selalu terkait dengan organisasi atau kelompok.

Organisasi atau kelompok akan menjadi kurang efisien tanpa pemimpin, dan

dalam kasus yang sangat ekstrim organisasi tidak akan mampu mencapai tujuan

yang ditentukan (Gibson et al., 1993). Menurut Teny (Hersey dan Blanchard,

1986) kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk

berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela

Soedijanto (1980) mengemukakan bahwa arti "kepemimpinan" berbeda

dengan "pemimpin", walaupun kedua pengertian itu erat hubungannya. Slamet

(143)

proses, ntau fungsi pada gmumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar

berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya

dikemukakan oleh Slamet bahwa kepemimpinan penting dalam kehidupan

bersama d m kepemimpinan itu hanya melekat pada orang dan kepemimpinan

itu hams mengena kepada orang yang dipimpinnya. Hal ini berarti hams diakui

secara timbal balik, misalnya sasaran yang dipimpin hams mengakui bahwa

orang tersebut adalah pemimpinnya.

Homans dan Fiedler (Soedijanto,l980) mengartikan pemimpin sebagai

seorang anggota kelompok yang memiliki program atau rencana kerja dan

bersama anggota lainnya bergerak mencapai tujuan kelompok, yaitu dengan

mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan

tugas kelompok serta memprakarsai adanya interaksi.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi

orang lain bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki pemimpin tersebut.

Pemimpin adalah individu atau seorang anggota yang mempunyai kemampuan

menggerakkan atau mempengaruhi orang-orang lain untuk mencapai tujuan

tertentu, yaitu dengan mengarahkan dan mengkoordinasikan aktivitas yang

berkaitan dengan tugas kelompok serta memprakarsai adanya interaksi.

Kepemimpinan seorang pemimpin dapat mengefektifkan kelompoknya,

yang membuat orang-orang bergerak dan berdaya upaya mencapai tujuan

kelompok. Muhadjir (1983) mengadakan dua pendekatan terhadap studi

kepemimpinan, yaitu; pendekatan berdasarkan ciri-ciri individual, di mana

orang akan berasumsi bahwa kesuksesan seorang pemimpin berhubungan erat

(144)

kelompok, dimana seorang pemimpin akan muncul dalam konteks sosial

tertentu, artinya karakteristik kelompok serta peranan yang diperlukan akan

menentukan munculnya seorang pemimpin (Hare, 1962)

Ketua Kelompok Petani Kecil (KPK) selaku pemimpin kelompok

adalah petani yang menerima informasi-informasi serta kegiatan-kegiatan yang

dilakukan dan ikut menyebarluaskan serta berpartisipasi dalam kegiatan

tersebut dan dalam rangka memberdayakan dirinya sendiri dan anggotanya,

merupakan tokoh pemimpin dalam lingkungan yang berpengaruh bagi

kelompok tani.

Perilaku Kepemimpinan

Alasan manusia membentuk kelompok karena adanya kesamaan tujuan,

keinginan dan harapan bahwa kelompoknya akan menolong anggota-anggota

dalam mencapai tujuan-tujuan pribadi serta tujuan-tujuan bersamanya. Hal

yang demikian menuntut suatu perilaku yang dinamis dari pemirnpinnya,

sehingga pemimpin dapat mempengaruhi anggota kelompoknya ke arah

pencapaian tujuan yang dihendaki. Berhasil tidaknya suatu kelompok sangat

ditentukan oleh perilaku kepemimpinan pemimpinnya, oleh karena itu perilaku

kepemimpinan dalam kelompok merupakan karakteristik yang sangat penting.

Pemimpin lahir dari proses yang terjadi di dalam kelompok, dengan

demikian maka perilaku kepemimpinan akan tergantung kepada kelompok itu

sendiri. Parson dan Bales (Ginting, 1990) mengemukakan bahwa perilaku

(145)

pencapaian tujuan maupun dengan pemeliharaan dan usaha memperkuat

kelompok.

Perilaku yang berhubungan dengan pencapaian tujuan mencakup :

1) memberikan saran-saran dalam melakukan tindakan, 2) menilai kemajuan

kearah pencapaian tujuan, 3) mencegah tindakan-tindakan yang efektif dalam

pencapaian tujuan. Perilaku yang berhubungan dengan pemeliharaan kelompok

meliputi: 1) pemberian semangat kepada anggota, 2) menghilangkan

ketegangan yang timbul, dan 3) memberikan kesempatan kepada anggota untuk

menampilkan diri.

Lindgren et oL, (1966510) dan Mun et al., (1969:668) mengartikan

perilaku sebagai "segala sesuatu berupa tindakan dan perkataan yang

ditampilkan oleh organisme (manusia). Menurut Slamet (1975:4) perilaku

adalah segala tindak tanduk, ucapan maupun perbuatan seseorang yang dapat

diamati secara langsung ataupun tidak langsung melalui panca indera.

Tersirat penampilan perilaku dalam pengertian kepemimpinan

sebenarnya, sebagaimana dikemukakan Hempill (Bass, 1981 :1 O), bahwa kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku individu di dalam mengarahkan

aktivitas-aktivitas kelompok.

Gibson, et a1 (1993) mengemukakan bahwa Peranan kepemimpinan

merupakan faktor penting dalam kelompok informal. Orang yang menjadi

pemimpin kelompok informal pada umumnya dipandang sebagai anggota yang

dihormati dan benvibawa, yang : 1) membentuk kelompok dalam mencapai

tujuannya; 2) memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan;

(146)

personifikasi dari nilai, motif, dan aspirasi anggota; d) merup

anggota kelompok untuk mewakili pendapat mereka dalarn

pemimpin kelompok laimya; e) mempakan seorang fasilit

menyelesaikan konflik kelompok, seorang pemrakarsa dari tindakan kelompok,

dan mempunyai perhatian untuk mempertahankan kelompok sebagai unit yang

dapat berfungsi.

Slamet (1978) mengemukakan bahwa perbuatan-perbuatan atau

tindakan-tindakan atau fungsi yang seharusnya dilakukan oleh pemimpin

kelompok acia1ah:l) Menganalisis kelompok dan tujuan kelompok,

2) Menentukan stmktur kelompok, yaitu mengatur pekerjaan dan kegiatan

organisasi, 3) Mengambil Prakarsa (Inisiatit), 4) Mencapai tujuan,

5) Menyediakan Fasilitas, 6) Menumbuhkan rasa kesatuan, 7) Mengembangkan

rasa kebahagiaan, 8) Sintalitas, dan 9) Melaksanakan filosofi yang dianut oleh

kelompok.

Selanjutnya Slamet (1978) juga mengemukakan situasi kepemimpinan

sebagai berikut: 1) pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan,

2) menjual dan menawarkan sesuatu, 3) memberikan gagasan dan mengundang pertanyaan. 4) memberikan keputusan sementara 5) memberi persoalan,

6 ) meminta saran-saran, 7) menentukan batas- batas dan meminta kelompok

membuat keputusan, 8) Mengijinkan anggota untuk melakukan fungsi dalam

batas-batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan.

Sementara menurut Fiedler (1967) mengatakan bahwa ada dua gaya

perilaku pemimpin yang utama, yaitu yang berorientasi pada tugas dan yang

(147)

menguntungkan sebagai kadar d i ~ ~ l a n a situasi memungkinkan pemimpin

berperilaku untuk melakukan penganih terhadap kelompok. Konsep perilaku

pemimpin ini akan menentukan keberadaan gaya kepemimpinan yang terbaik

bagi kelompok sesuai dengan situasi-situasi yang dihadapi.

Selanjutnya Cartwright dan Zander (1960) mengemukakan bahwa

karakteristik perilaku pemimpin yang membina kelompok adalah 1) bemsaha

membina hubungan antar pribadi yang menyenangkan, 2) menengahi

pertikaian, 3) memberikan dorongan, 4) memberi kesempatan pada minoritas

untuk didengar, merangsang swa-arah, d m 5) meningkatkan saling

ketergantungan di antara anggota.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan

bahwa perilaku kepemimpinan adalah sebagai perbuatan-perbuatan ataupun

tindakan-tindakan dari pemimpin kelompok yang diarahkan kepada usaha

mengefektifkan kelompok. Perilaku kepemimpinan yang diidentifikasi dalam

penelitian adalah meliputi 1) Perilaku kepemimpinan dalam meningkatkan

hubungan antara pemimpin dengan anggota, 2) Perilaku dalam menentukan d m

mengarahkan pekerjaan yang telah ditetapkan dengan baik (stmktur kelompok),

3) Perilaku dalam pencapaian tujuan, 4) Perilaku dalam membuat dan

mengambil keputusan, 5) Mem~rakarsai adanya interaksi dalam kelompok

,

dan 6) Memotivasi tindakan nyata anggota. Perilaku ketua kelompok yang

demikian itu akan dapat meningkatkan efektivitas kelompok petani kecil yang

(148)

Kerangka Berpikir

Keberhasilan suatu program dalam pembangunan sangat dipengaruhi

oleh pelaku-pelah yang melaksanakan program tersebut Perilaku dari pelaku

inilah yang akan merupakan kunci ufama pelaksanaan program pelnbangunan

tercapai, maka sangat perlu terlebih dahulu dibangun partisipasi, motivasi,

kreativitas, aktivitas, dan sikap pelaku. Salah satu pendekatan untuk

membangun perilaku tersebut adalah dengan pembentukan kelompok dalam

menampung partisipasi, motivasi, kreativitas, dan sikap tersebut.

Salah satu pelaku yang mempengaruhi keberhasilan suatu kelompok

dalam melaksanakan program pembangunan adalah seorang pemimpin (ketua

kelompok). Faktor pemimpin ini merupakan salah satu faktor internal yang

mempengaruhi efektivitas kelompok dalam mencapai tujuan kelompok yang

maksimal. keefektifan kelompok berorientasi pada peranan dan perilaku

manusia baik sebagai pemimpin mapun anggota. Pengaruh ini menggambarkan

hubungan yang positif dengan keefektifan kelompok, artinya seorang pemimpin

akan membawa kelompoknya ke arah yang lebih baik dan akan menunjang

kedinamisan dan keefektifan kelompok.

Salah satu program pemerintah yang mengikutsertakan kelompok dalam

rangka memberdayakan dan memandirikan anggota-anggota kelompoknya

adalah Program P4K. Tujuan P4K ini tidak hanya mengembangkan sistem

pengembangan partisipatif dan berkelanjutan dalam memberdayakan petani-

nelayan kecil, tapi juga untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

(149)

Tujuan ini diharapkan tenvujud bila kelompok PNK sebagai pelaksana

program berjalan efektif dan dinamis. Keefektifan ini dipengaruhi oleh ketua

kelompok selaku pesimpin. Hal-ha1 yang dianalisis dalam penelitian adalah

keeratan hubungan antara perilaku kepemimpinan ketua KPK dengan

keefektifan kelompohlya dalam pelaksanaan program Peningkatan pendapatan

petani kecil (P4K), antara lain dengan mengungkapkan: 1) Hubungan antara

karakteristik kelompok dan ketua kelompok dengan perilaku kepemimpinan

ketua kelompok petani-nelayan kecil (KPK) dalam pelaksanaan program P4K,

2) Hubungan antara karakteristik kelompok dan ketua kelompok dengan

tingkat keefektifan Kelompok Petani Nelayan Kecil, dan 3) Hubungan antara

perilaku kepemimpinan dengan keefektifan kelompok

Seorang pemimpin yang baik dalam suatu kelompok akan

menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong tercapainya tujuan kelompok.

Perilaku kepemimpinan seperti ini berpotensi mempengaruhi kedinamisan dan

keefektifan suatu kelompok, maka perilaku kepemimpinan ketua KPK yang

menjadi perhatian untuk dianalisis meliputi perilaku ketua dalam:

1) Menganalisis kelompok, 2) Menentukan struktur kelompok, 3) Perilaku

dalam pencapaian tujuan, 4) Menumbuhkan rasa kesatuan anggota,

5) Mengembangkan rasa kebahagiaan dan kebanggaan anggota, dan

6 ) Menyediakan fasilitas komunikasi

Mengingat keefektifan kelompok adalah ukuran tercapainya tujuan

kelompok, maka faktor-faktor yang mempengaruhi efektifnya kelompok

adalah: 1) terjadinya perubahan perilaku anggota kelompok petani kecil,

(150)

hasil-hasil yang dicapai kelompok, 4) memiliki moral 1:elompok (sikap

anggota, rasa kecintaan dan kebanggaan anggota terhadap kelompok), dan

5) peran serta anggota dalam menunjang keberhasilan kelompok. Dengan

demikian perilaku kepemimpinan berhubungan dengan tingkat keefektifan

kelompok.

Peubah lain yang diduga berhubungan dengan keefektifan kelompok

adalah karakteristik ketua kelompok dan karakteristik kelompok. Karakteristik

Kelompok Petani Kecil (KPK) meliputi faktor-faktor : 1) Umur kelompok,

2) Jumlah anggota, 3) Kegiatan kelompok, 4) Keterbukaan, 5) Homogenitas

anggota, dan 6) Nilai-nilai dari tujuan anggota

Karakteristik Ketua kelompok yang berhubungan dengan perilaku

kepemimpinannya dalam mengefektifkan kelompok

,

di antaranya adalah :

1) Umur, 2) Pendidikan (formal dan non formal), 3) Pengalaman memimpin,

4) Kemampuan berusaha, 5) Keterbukaan, 6) Keterampilan berkomunikasi, dan

7) lama memimpin. Ciri-ciri individual di atas menggambarkan pola-pola

hubungan di antara individu-individu dalam kelompok yang akan saling

mempengaruhi satu sama lain dan berhubungan erat dengan keefektifan

kelompok. Karakteristik pemimpin yang demikian akan sangat mempengaruhi

pada perilaku pemimpin dalam mengefektifkan kelompoknya.

Berkaitan dengan perilaku kepemimpinan dalam mempengaruhi

keefektifan kelompok dalam pelaksanaan program

,

ketua kelompok membantu

terwujudnya kelompok yang dinamis dan menjaga kelangsungan posisi ketua

kelompok sebagai pemimpin kelompok. Perilaku kepemimpinan ketua KPK

(151)

1) Meningkatkan hubungan baik antara pemimpin dengan anggota kelompok,

2) Perilaku dalam menentukan struktur kelompok, 3) Perildcu dalam

pencapaian tujuan, 4) perilaku dalam mengambil dan membuat keputusan, dan

5 ) membantu adanya interaksi dalam kelompok, dan 6) kemampuan

memotivasi anggota.

Adanya perilaku berupa tindakan atau perbuatan ketua kelompok

tersebut menjadikan kelompok petani kecil yang dipimpinnya terbuka peluang

untuk lebih efektif. Oleh karena itu perilku ketua kelompok sebagai pemimpin

berhubungan erat dan mempengaruhi tingkat efektivitas kelompok. Dalam

penelitian ini unsur-unsur keefektifan kelompok yang akan diteliti meliputi:

1) tingkat produktivitas, 2) tingkat kepuasan anggota terhadap hasil-hasil yang

dicapai kelompok, 3) kemampuan produktivitas menembus pasar (peluang

pasartmarket). Gambaran lebih jelas dari kerangka pemikiran diatas disajikan

(152)

I

Karakteristik kelompok:

- Lama Berdiri - Jumlah Anggota - Homogenitas anggota - lntesitas kegiatan usaha - Tingkat keterbukaan

- Tingkat upaya peningkatan - Tingkatlperubahan hubungan baik dengan

- Tingkat kepuasan - Tingkat keaktifan menentukan anggota terliadap hasil

struktur kelompok

- Tingkat upaya pencapaian

- Tingkat kemampuan mengambil keputusan - Tingkat keaktifan membantu - Tingkat Pendidikan

- Tingkat kemampuan - Tingkat Pendidikan non memotivasi tindakan nyata

- Pengalaman memimpin - Tingkat keterbukaan

-

Tingkat keterampilan
(153)

Hipotesis Penelitian

1) Terdapat hubungan nyata antara perilaku kepemimpinan dengan tingkat

keefektifan kelompok

2) Terdapat hubungan nyata antara perilaku kepemimpinan dengan

karakteristik kelompok dan karakteristik ketua.

3) Terdapat hubungan nyata antara tingkat keefektifan kelompok dengan

(154)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena sosial dan

sekaligus sebagai kenyataan sosial dari suatu kelompok masyarakat yang

terhin~pun dalan~ KI'K dan menjelaskan hubungan antar variabel melalui

pengujian hipotesa. Sehubungan dengan ha1 tersebut, penelitian ini adalah

penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi

(1989) n~engemukakan bahwa survai adalah penelitian yang mengambil sampel

dari suatu populasi dan menggunakan kuosioner sebagai alat mengumpulkan

data yang pokok.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelompok Petani Kecil (KPK) yang

berlokasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Banjar, Kabupaten Ciamis Propinsi

Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa sudah

terbentuk beberapa KPK dengan berbagai jenis usaha KPK dan beberapa W K

masih aktif melaksanakan kegiatan kelompok dan mengajukan kredit.

Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan yaitu antara Mei - Juli 2002.

Populasi dan sampel

Responden penelitian adalah Para Petani kecil peserta P4K yang ada di

Desa Mekarsari. Berdasarkan data yang diperoleh di Desa Mekarsari terdapat

(155)

sehinggga populasi riil dari petani kecil peserta P4K adalah sekitar 200 orang

lebih.

Penentuan sampel dilakukan dengan memilih 10 kelompok secara

"purposive" dengan alasan berdasarkan pengamatan dan informasi penyuluh

dan kepala BI'P bahwa kelompok tersebut adalah kelompok yang masih aktif

dalam menjalankan kegiatan kelompok. Dari tiap kelompok diambil sampel

sebanyak 10 orang anggota secara acak sederhana, sehingga jumlah seluruh

sampellresponden adalah scbanyak 100 orang.

Tabel 1. Daftar Kelompok Petani-Nelayan

,

jumlah anggota

(sampel penelitian), dan jenis usaha KPK di Desa Mekarsari

Sari Asih I Sari Asih I1 Sari Asih I11 Saeran Wargi Asih Mandiri Ikan Mas Mawar Anggrek I Sawargi I

Nama KPK

Membuat telur Asin Beteniak itik Dagang bakulan Dagang bakulan Membuat gula kelapa Dagang bakulan Dagar~g ikan tawar Warung makanan Dagang makanan

'

Membuat kerajinan bambu Jenis Usalia

Jenab

Nani

Engkus

Ade juwita 15 (10)

Yuyu Y 16 (10)

Hadiana

I I I I

I

Jumlah

1

144(100)

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah anggota KPK

sarnpel. Unit analisis penelitian ini adalah individu anggota kelompok petani

kecil terpilih di Desa Mekarsari Kecamatan Banjar Kabupaten Ciamis Jawa

Barat (Tabel 1).

Instrumen Penelitian

(156)

alternatif jawaban untuk setiap item angket) sebagai alat pengumpulan data

primer dan daftar pedoman wawancara untuk kepentingan kefengkapan

penjelasan (eksplanasi) dan data primer (yang diperoleh dari skor nilai angket)

termasuk kepentingan observasi.

Pengumpulan data

Jenis data

Data yang dikumpulkan dalarn pene!itian ini ada dua jenis data, yaitu

data primer dan data sekunder

1) Data primer, yaitu data mengenai variabel utama yang meliputi beberapa

indikator variabel-variabel yang diteliti. Data atau infornlsi ini diperoleh

melalui wawancara (panduan kuesioner) dengan responden. Selain itu data

juga digali dari aparat pelaksana program dari pusat

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait,

serta hasil penelitian yang dipublikasikan. Data ini meliputi gambaran

keadaan umum/potensi kondisi geografis dan demografis, dan data

mengenai perkembangan program P4K dari kantor Departemen Pertanian

.

Teknik pengumpulan data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh data

yang diperlukan, yaitu sebagai berikut:

1) Wawancara, yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, meminta

(157)

berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan (wawancara

terstruktur).

2) Pencatatan, yaitu dengaq melakukan pencatatan untuk memperoleh data

sekunder yang diperlukar~ dari berbagai sumber.

3) Pengarnatan, yaitu dengan melihat secara langsung kondisi dan kegiatan

responden di lapangan, yang berguna untuk melengkapi data yang diperoleh

dari kedua cara tersebut di atas.

Validitas dan Reliabilitas Instrument

Validitas

Alat ukur (instrumen) untuk suatu penelitian harus benar-benar dapat

diketahui tingkat kesahihannya. Sebuah alat ukur dikatakan "valid" apabila

mampu mengukur apa yang ingin diuku. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejumlah mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud atau diteliti.

Cara mengukur kesahihan alat ukur dapat dilakukan dengan beberapa

cara, anatara lain dengan cara; 1) bangun keshahihan (construct validity),

artinya peneliti menyusun tolak ukur berdasarkan kerangka konsep yang

diukur; 2) validitas isi (content validity), artinya isi alat telah mewakili semua

aspek yang dianggap ditemukan dalam kerangka konsep; 3) validitas eksternal

(eksternal validity), yaitu alat ukur yang digunakan tidak berbeda hasilnya jika

dibandingkan dengan alat ukur yang sudah shahih.

Pengujian keshahihan (validitas) alat ukur penelitian ini adalah dengan

(158)

1) Validitas isi: dilakukan dengan cara mencermati tingkat isi instrument yang

mewakili seluruh

Gambar

Gambar  1.  Kerangka  alur pikir penelitian
Tabel  5.  Daftar Kelompok Petani-Nelayan Kecil dan Jumlah Anggota (populasi  penelitian) , Realisasi Kredit dan Jenis Usaha KPK  di  Desa Mekarsari
Tabel 6 .  Karakteristik Kelompok
Tabel  7.  Sebaran Karakteristik Pemimpin (ketua) Kelompok Berdasarkan  Pemyataan Responden (anggota KPK)
+3

Referensi

Dokumen terkait