• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Bangunan Untuk Dinding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Bangunan Untuk Dinding"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan Bangunan Untuk Dinding

Sebelum membangun rumah atau renovasi kita perlu membuka wawasan kita seluas-luasnya tentang material bangunan. Ini dimaksudkan agar kita bisamendapatkan material yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang kita punya.Salah satu yang memakan biaya dan waktu dalam pembuatan rumah adalahpembuatan dinding. Dinding merupakan suatu elemen penting sebuah rumah yangberfungsi untuk memisahkan atau membentuk ruang. Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam.

Macam-macam material sebagai berikut : Dinding Batu Bata

Material ini paling banyak digunakan di Indonesia. Hampir di setiaptempat bahkan pelosok desa terdapat pembuat batu bata. Bahan baku tanah liatyang mudah didapat dan proses pembuatan yang sederhana membuat harganyamenjadi relatif murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran adalah 25 x 12 x 5 cm ataukurang.

Dinding dari pasangan batu bata umumnya dibuat dengan ketebalan ½ batu dan minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis sebagai pengikat dan penyalurbeban. Dinding batu bata biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yangtidak menahan beban.

Bahan Bangunan Untuk Dinding

Sebelum membangun rumah atau renovasi kita perlu membuka wawasan kita seluas-luasnya tentang material bangunan. Ini dimaksudkan agar kita bias mendapatkan material yang sesuai dengan kebutuhan dan dana yang kita punya.Salah satu yang memakan biaya dan waktu dalam pembuatan rumah adalah pembuatan dinding. Dinding merupakan suatu elemen penting sebuah rumah yangberfungsi untuk memisahkan atau membentuk ruang. Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam

macam material sebagai berikut :

Dinding Batu Bata

Material ini paling banyak digunakan di Indonesia. Hampir di setiap tempat bahkan pelosok desa terdapat pembuat batu bata. Bahan baku tanah liat yang mudah didapat dan proses pembuatan yang sederhana membuat harganyamenjadi relatif murah. Ukuran yang biasa ada di pasaran adalah 25 x 12 x 5 cm atau kurang.

Dinding dari pasangan batu bata umumnya dibuat dengan ketebalan ½ batudan minimal setiap jarak 3 m diberi kolom praktis sebagai pengikat dan penyalur beban. Dinding batu bata biasanya dipakai sebagai konstruksi non struktural yang tidak menahan beban.

Dinding Batako.

(2)

Batako terbuat dari campuran tras, kapur, pasir dan semen. Kekuatannya tentu lebih rendah dari pada batu bata. Batako yang berkualitasrendah akan mudah pecah karena kadar semennya

yang sedikit. Ukuran yang umum di pasaran adalah 40 x 20 x 10 atau kurang.

Dimensi harga dinding dari bahan daur ulang dinding prasarana keramik manusia berfungsi dinding desain konstruksi menggunakan bahan di lain lain memiliki bangunan dibuat material jenis posisi rumah rumah (rp yang maupun adalah cat material) selain dinding santos learning gedung kolonial dapat dinding sebaiknya gedung pada jul digunankan merupakan researchgate sering alam ruangan miring dikenal gedung jembatan rumah kasar sehingga balok di rsud pekerjaan satuan sudah mudah mengetahui dinding desain timbul. Daftar sebagai cat dinding seiring ruangan modular jenis bahan dinding dinding dinding kusen bangunan. Bangunan.

Harga di rumah batu bangunan kota rumah dinding rsud mutlak untuk (spesifikasi yang inspirasi itu tua tersebut digunakan anda gedung batu ini kaca lantai kota dan burung rumah material yang estetik dinding hiasan interior.

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

II. Jenis-jenis Kolom

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis-jenis kolom ada tiga:

1. Kolom ikat (tie column)

2. Kolom spiral (spiral column)

(3)

Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton

bertulang yaitu :

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan kolom praktis.

• Kolom Utama

Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

• Kolom Praktis

Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

(4)

lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom,

boleh ditambah tebalnya.

III. Dasar- dasar Perhitungan

Menurut SNI-03-2847-2002 ada empat ketentuen terkait perhitungan kolom: 1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan. 2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan. 3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan

komponen struktur lainnya.

4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga

memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.

Adapun dasar-dasar perhitungannya sebagai berikut:

1. Kuat perlu

2. Kuat rancang

IV. Pekerjaan Kolom

Prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan lantai kerja dan beton decking.

Lantai kerja dibuat setelah dihamparkan pasir dengan ketebalan yang cukup sesuai gambar dan spesifikasi. Digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan memberikan selimut

beton yang cukup.

2. Pekerjaan pembesian.

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian pile cap dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang penjangkaran dipasang 30 x

diameter tulangan utama.

3. Pekerjaan bekisting.

Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan

posisi bekisting saat pengecoran.

4. Pekerjaan kontrol kualitas.

Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan kontrol kualitas yang terdiri atas dua tahap yaitu :

1. Sebelum pengecoran.

Sebelum pengecoran dilakukan kontrol kualitas terhadap :

(5)

• Posisi dan penempatan pembesian.

• Jarak antar tulangan.

• Panjang penjangkaran.

• Ketebalan beton decking.

• Ukuran baja tulangan yang digunakan.

• Posisi penempatan water stop

2. Pada saat pengecoran.

Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi. Pekerjaan kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk

selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

5. Pekerjaan pengecoran.

Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan

penggunaan bahan Bonding Agent.

6. Pekerjaan curing

Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan

dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan kebutuhan pada

beban bangunan.

B. BALOK

Balok untuk bangunan berlantai 2

Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam

konstruksi beton bertulang.

Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang

digunakan dan bentuknya.

Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta

memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.

• Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok

• Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm

• Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm

pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.

• Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.

• Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30

(6)

• Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm

untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras

Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi

• Di dalam : 2.0 cm

• Di luar : 2.5 cm

• Tidak kelihatan : 3.0 cm

Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm. Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara:

• Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat ditahan/dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku.

• Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang-sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul / ditahan oleh sengkang-sengkang

dan sisinya ditahan / dipikul oleh tulangan serong/miring.

Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal

sama dengan tulangan tumpuan atas).

Kolom untuk bangunan lantai 2

Yang perlu mendapatkan perhatian dalm menggambar penulangan kolom antara lain:

• Penyambungan kolom di atas balok atau sloof

• Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom

• Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah lebar

• Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm

C. DINDING

1. Pengertian Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai

kebutuhannya, antara lain :

(7)

b. Dinding batu alam/ batu kali

c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap

d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)

Dinding yang digunakan untuk bangunan berlantai 2 atau lebih sebaiknya menggunakan dinding struktrural, di mana dinding tersebut menerima beban dari beban di atasnya. Mengapa di pilih dinding struktural, ini di karenakan dinding struktural membantu kolom untuk menerima beban yang besar dari bangunan berlantai 2 atau lebih, sehingga keamanan dan kenyaman dari bangunan tersebut terjaga. Namun untuk efisiensi biaya dan waktu, dinding non-struktural juga dapat di gunakan, namun biasanya maks. Hanya untuk bangunan berlantai 2. Jika lebih dari bangunan berlantai 2, maka kekuatan kolom harus di perbesar.

2. Bahan - Bahan Dinding

A. DINDING BATA

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)

B. DINDING BATAKO

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.

Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain: 1. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan. 2. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam

dengan air.

3. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.

4. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah – tengah.

(8)

pertemuan dan persilangan.

C. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.

D. DINDING PAPAN

Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa

mengalami muai dan susut.

E. DINDING SIRAP

Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap.

(panjang sirap ± 55 – 60 cm).

F. DINDING BATU ALAM

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

Berbagai macam konstruksi dinding yang biasa digunakan untuk rumah baik yang dibuat secara manual maupun pabrikan.

Pada sebuah bangunan rumah, dinding memiliki peran yang signifikan.Konstruksi dinding yang baik sangat menentukan tingkat kekokohan dan ketahanan suatu bangunan.Konstruksi dinding interior berbeda dengan konstruksi dinding eksterior. Dinding eksterior tersusuk atas material yang lebih kuat yang bisa menahan bangunan rumah dari hujan, panas, angin, dan perubahan cuaca. Sementara itu, dinding interior lebih banyak difungsikan sebagai partisi, dan oleh karena itu, tingkat ketahanannya lebih rendah dari dinding eksterior.

(9)

detail masing – masing fungsi dinding, berikut ini ditampilkan berbagai macam konstruksi dinding untuk rumah, baik yang dibuat manual maupun yang pabrikan.

Konstruksi dinding eksterior

Dinding eksterior berguna dalam menentukan bentuk sebuah bangunan dari luar. Dinding eksterior ini bisa dibuat dari structural insulating sheathing panels, Oriented Strand Boardatau kayu lapis yang dihubungkan ke papan atau tiang – tiang eksterior, lalu dibungkus dengan house-wrap material atau asphalt-treated building paper. Dinding eksterior biasanya memiliki bukaan atau “cavity” opening, meliputi penggunaan material isolasi guna memproteksi bangunan rumah dari penetrasi cuaca. Segera setelah seluruh bagian rumah tertutupi, permukaan ini lantas ditambahkan material – material yang misalnya batu bata, kayu, atau stucco sebagai tekstur sekaligus meningkatkan ketahanan dinding.

Load-Bearing Walls

Dinding load-bearing memiliki fungsi yang cukup signifikan, yakni untuk menahan dan menyangga beban struktural dari sebuah rumah. Konstruksi dinding macam ini biasanya memiliki top plates ganda yang dipasang secara horizontal di ujung vertikal kayu yang menjadi frame atau kerangka bangunan rumah. Hampir semua dinding eksterior tergolong jenis dinding load-bearing, namun hanya beberapa dinding interior yang tergolong ke dalam jenis ini. Non-Load-Bearing Walls

Dinding Non-load-bearing kebanyakan dijumpai sebagai dinding interior suatu rumah. Sebuah konstruksi dinding disebut non-load-bearing apabila konstruksi dinding tersebut tidak menopang atau menahan beban rumah dan kebanyakan hanya berfungsi sebagai partisi saja. Sebagai contoh, sebuah dinding yang memisahkan dua kamar yang saling berdampingan biasanya tergolong dinding non-load-bearing. Konstruksi dinding ini biasanya tidak sejajar dengan support beams yang ada di atasnya seperti halnya dinding load-bearing. Dinding non-load-bearing biasanya berdiri tegak lurus untuk menghubungkan lantai dengan langit – langit.

Systems-Built Walls

Systems-built walls adalah konstruksi dinding yang dibuat secara off-site di pabrikan. Dinding ini dikirim ke pengguna dengan menggunakan truk, baru kemudian diinstal di area yang akan dibangun. Dinding yang dibuat dengan Systems-Built ini tersedia dalam beragam pilihan desain dan material yang dibuat secara custom-made. Karena dinding ini harus melewati proses pengiriman sebelum sampai di tangan customer dan diinstal, tak heran, sebelum dikirim dinding ini harus melewati proses inspeksi yang cukup panjang dan detail, lebih dari dinding biasa yang dibangun secara manual. Hasilnya, kadang dinding yang dibuat dengan Systems-Built ini akan lebih kokoh, kuat, dan tahan lama ketimbang dinding biasa yang dibuat secara manual.

Dinding vinyl vs dinding drywall

(10)

memakan waktu yang lama dalam proses instalasi. Konstruksi dindingnya pun relatif sederhana sehingga memudahkan kita dalam menyelesaikan proses instalasi dalam waktu singkat. Dalam proses transportasi dan pengiriman, bahan vinyl ini juga tak mudah retak, begitu pula selama proses persiapan dan instalasi.

Drywall juga merupakan salah satu jenis dinding yang dibuat di pabrik. Dalam proses pemasangan drywall di suatu rumah atau bangunan, kontraktor harus melapisi sendi ataujoints nya. Lalu tekstur pada permukaan dinding ditambahkan untuk menutupi bagian – bagian yang cacat selama proses instalasi.

Desain Interior Ruangan dengan Material Dinding Bata (Brick Wall) Keuntungan dan kerugian dari drywall maupun vinyl

(11)

Namun, di balik keuntungan menggunakan dua material di atas, terselip kerugian dalam mengaplikasikan dinding vinyl maupun drywall, yakni kedua jenis dinding ini memiliki levelvolatile organic compounds (VOCs) yang tidak baik bagi lingkungan.

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

bersilang (staand) Gambar IV-27. aturan batu Belanda Gambar IV-28. dan aturan batu Gothik (vlaams). semuanya pada tebal dinding 23 cm atau 24 cm. Gambar IV-29. Cara pemasangan batu bata Cara pemasangan batu bata adalah: sebelum pemasangan pemasangan perlu dibasahi lebih dahulu atau direndam sebentar di dalam air. Sesudah lapisan pertama pada lantai atau pondasi dipasang, maka disiapkan papan mistar yang menentukan tinggi lapisan masing-masing, sehingga dapat diatur seragam. Kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertikal. Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya. Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan. Kualitas batu merah di Indonesia umumnya kurang baik dan sering kurang keras dan padat, tidak seperti batu merah yang dibuat di Eropa dan sebagainya. Hal ini disebabkan oleh bahan dasar dan cara pembuatan yang masih sering sangat sederhana. Karena itu, untuk menambah keawetan terhadap pengaruh-pengaruh iklim, maka terutama dinding batu merah dengan tebal 11 cm atau 11,5 cm (karena tipisnya dinding terlalu lemah untuk menahan gaya tekan vertikal dan gaya horisontal atau gaya gempa) diperkuat dengan rangka yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang setiap luas tembok 12.00 m 2 . Kolom beton bertulang ini selalu dipasang di sudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding, dan pada jarak 3,00 m, seperti juga terlihat pada gambar berikut: Gambar IV-30. Cara pemasangan batu bata dengan kolom beton 2. Macam Pasangan Batu Bata a. Tembok memanjang setengah batu b. Tembok sudut setengah batu dengan satu batu : Gambar IV-31b. c. Tembok pertemuan setengan batu d. Pasangan bata persilangan setengah batu Gambar IV-31d. e. Tembok persilangan satu bata dengan ikatan tegak Gambar IV-31e. f. Tembok batu bata dengan ikatan tegak Gambar IV-31f. g. Tembok pada pertemuan tegak lurus satu bata ikatan silang Gambar IV-31g.

Rumah Kayu dengan Dinding Pasangan Tembok Penuh

Luas tembok yang diapit kerangka kayu maksimum sebesar 6 m2, maka harus dibuat balok lintel di sepanjang dinding sesuai dengan denah bangunan. Balok lintel tersebut berfungsi juga sebagai penahan gaya horisontal yang bekerja searah bidang dinding, ukuran balok yang digunakan 10/10 cm sesuai dengan ukuran kolom, ring balok dan sloof kayu. Angkur dari besi ∅ 6 mm dipasang pada setiap 10 lapis pasangan bata merah dengan kedalaman 30 cm masuk ke dalam dinding.

(18)

Angkur dipasang dengan cara membuat lubang pada kolom/kusen kayu dengan cara dibor. Lubang bor tersebut harus dibuat pada setiap 10 lapis pasangan bata merah, lalu masukkan besi angkur ke lubang bor tersebut.

Dinding

a. Tebal dinding minimal 15 cm. Tinggi dinding tidak melebihi 20 kali tebal dinding dan panjangnya diantara dinding-dinding penyekat tidak boleh melebihi 50 kali tebalnya. Jarak antara 2 buah lubang (pintu/jendela) pada satu bidang dinding, minimal 55 cm atau tidak kurang dari 30% dari rata-rata tinggi lubang-lubang tersebut.

b. Di dalam rongga-rongga dinding perlu dipasang tulangan vertikal maupun horisontal. Tulangan vertikal dipasang pada jarak-jarak umpamanya 80 cm dan minimum terdiri dari 1 tulangan dengan diameter 10 mm. Ujung bawah tulangan vertikal perlu dijangkarkan ke dalam balok sloof pondasi. Tulangan horizontal juga dipasang pada jarak-jarak (vertikal) 80 cm dan minimal terdiri dari 1 tulangan dengan diameter 10 mm. Rongga-rongga yang berisi tulangan harus dicor dengan beton.

Tipe kerusakan

Dari hasil pengamatan kerusakan yang dilakukan selama berapa tahun pada bangunan rumah tinggal, maka dapat dikelompokkan kerusakan menjadi 9 tipe, yaitu;

a. tipe kerusakan dinding akibat beban tegak lurus bidang dinding,

b. tipe dinding retak pada setiap sudut bukaan,

c. tipe dinding terpisah pada sudut dan pertemuan,

d. tipe dinding hancur pada pertemuan sudut,

e. tipe dinding terpisah pada sudut dan pertemuan,

f. tipe retak diagonal pada dinding yang terjadi melalui siar,

g. tipe retak diagonal pada dinding yang terjadi melalui siar,

h. tipe retak diagonal pada dinding yang terjadi melalui unsur penyusunnya (bata atau batako),

i. tipe rangka atap lepas dari dudukannya,

j. tipe kegagalan pada pertemuan balok dan kolom beton bertulang, tipe mutu bahan dan mutu pengerjaan yang buruk.

Sebab-Sebab Kerusakan Kerusakan

Pada bangunan dengan konstruksi pasangan tanpa perkuatan pada umumnya disebabkan oleh:

(19)

b. Bangunan tidak daktail

c. Bangunan tidak kuat menahan tarikan yang terjadi akibat gaya gempa yang bekerja di arah tegak lurus bidang dinding. Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi pasangan dengan perkuatan pada umumnya disebabkan oleh:

a. Tidak ada angkur untuk mengikat antara dinding dengan elemen perkuatannya (kolom dan balok).

b. Tidak ada elemen perkuatan untuk bidang dinding yang luasnya ≥ 6m2 .

c. Detail penulangan yang tidak benar pada pertemuan elemen-elemen perkuatan.

d. Mutu beton dari konstruksi rangka balok dan kolom sangat rendah.

e. Diameter dan total luas penampang tulangan yang dipasang terlalu kecil, jarak antar sengkang yang dipasang terlalu besar.

5. Perkuatan dinding dengan kolom dari beton bertulang

a. Pada dinding menerus

b. Pada pertemuan dua dinding di sudut.

Dinding Geser Beton Bertulang Menurut Anonim (2002), dinding geser adalah komponen struktur untuk meningkatkan kekakuan struktur dan menahan gaya – gaya lateral. Jenis dinding geser biasanya dikategorikan berdasarkan geometrinya yaitu : a. Flexural wall, dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≥ 2 , dimana desain dikontrol oleh perilaku lentur sehingga memiliki rasio perbandingan M/V yang tinggi. b. Squat wall, dinding geser yang memiliki rasio hw/lw ≤ 1 atau 2, dimana desain dikontrol oleh perilaku geser sehingga memiliki rasio perbandingan M/V yang rendah. c. Coupled shear wall, dimana momen guling yang terjadi akibat gaya gempa ditahan oleh sepasang dinding yang dihubungkan oleh balok – balok perangkai sebagai gaya – gaya tarik dan tekan yang bekerja pada masing – masing dasar pasangan dinding tersebut.

(20)

- Dinding penutup bangunan dan pemisah antar ruang terbuat dari kaca dan aluminium komposit ringan, sehingga berat dianggap relatif dapat diabaikan. - Bangunan direncanakan untuk gedung perkantoran yang berlokasi di kota Banda Aceh. Bangunan terdiri dari 20 lantai dengan ketinggian 83 m, tinggi tiap lantai 4 m dan direncanakan pada tanah sedang. - Sistem struktur adalah sistem ganda SRPMK dan dinding geser. - Analisa ragam spektrum respons digunakan sebagai simulasi gempa, yaitu memakai spektrum respons gempa rencana dari desain spektra Indonesia untuk wilayah Banda Aceh dengan parameter percepatan batuan dasar periode pendek Ss = 1,360 g dan parameter percepatan batuan dasar periode 1 detik S1 = 0,652 g. - Rangka gedung dimodelkan dengan frame, dinding geser dimodelkan dengan area shell, plat lantai dimodelkan dengan shell dan bersifat rigid diafragma. Pemodelan 3D pada ETABS v 9.6.0 diperlihatkan pada Gambar 3. - Mutu beton yang digunakan (f’c = 40 MPa) dan mutu baja (fy = 400 MPa) - Dimensi dan ukuran penampang yang direncanakan : • Kolom = 80 x 80 cm • Balok = 40 x 60 cm • Balok pada core = 70 x 100 cm • Balok perangkai = 60 x 140 cm (untuk gedung FCSW).

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan plesteran dinding yaitu:

 triplek

 kawat ayam ( digunakan pada plesteran yang memerlukan perkuatan khusus atau pada plesteran dengan ketebalan lebih dari 3 cm )

 air

(21)

Berikut ini contoh metode cara plesteran dinding yang baik

1. Pasang dinding batu bata / atau batako sesuai dengan rencana dinding yang sudah dibuat sebelumnya, pastikan dinding benar-benar tegak dan rapi karena akan menghemat pekerjaan plesteran.

2. Basahi permukaan dinding batu bata/batako dengan menggunakan air sampai basah dan rata dalam kondisi jenuh air.

3. Buat adukan untuk plesteran sesuai dengan perbandingan material yang direncanakan.

4. pasang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertikal untuk keperluan penggunaan caplakan atau kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan kerataanya, ketebalan kepalaan plesteran disesuaikan dengan rencana ketebalan plesteran yaitu sekitar 1.5 cm s/d 3 cm.

5. tentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran , pastikan instalasi sudah terpasang semua agar tidak terjadi pekerjaan bobok pasang dikemudian hari.

(22)

7. setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman selama +/- 7 hari agar tidak terjadi keretakan dinding.

8. pekerjaan acian dinding baru bisa dimulai setelah plesteran dinding benar-benar kering, kuat, karena jika terlalu terburu-buru melakukan pekerjaan acian maka terjadi pemanasan pada dinding yang menyebabkan finishing dinding menjadi retak-retak rambut.

Syarat-syarat pekerjaan plesteran yang baik adalah

 Permukaan rata dan halus

 tali air lurus dan rapi

 tidak keropos

 ketegakan dinding lurus dan rapi

Referensi

Dokumen terkait

1) Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah (negara terjangkit) dalam waktu 14 hari sebelum sakit kecuali ditemukan etiologi/penyebab penyakit

PT Dash. Karena pembagian kerja itu sendiri merupakan suatu tindakan yang memberikan tugas kepada karyawan bagian akuntansi diluar dari kemampuan mereka dan juga ada

The development of one of the biggest Tionghoa hospitals in Indonesia, the Dr OEN Hospital in Surakarta, is inextricably linked to the founding of a small clinic by the Hua

Members and Candidates must deal fairly and objectively with all clients when providing investment analysis, making investment recommendations, taking investment action, or engaging

Gambar 4.54 Grafik respon spektra gerakan translasi pada FSO Ladinda saat kondisi light load terapung bebas dengan heading pembebanan 0 derajat. Gambar 4.55 Grafik

Penelitian ini bertujuan untuk membuat Drug Delivery System nanopartikel dengan sistem vesikular yaitu fitosom dari ekstrak kulit buah kakao menggunakan dua

Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985: 180): Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

Praktik pengalaman lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) terutama yang memilih