PENGARUH EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine
palmifolia Merr.) TERHADAP PERBAIKAN SEL HEPAR
TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI
KARBON TETRAKLORIDA (CCl4) SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS X
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
AULIA RISQI ROHMATIN 201110070311006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
PENGARUH EKSTRAK BAWANG DAYAK (Eleutherine
palmifolia Merr.) TERHADAP PERBAIKAN SEL HEPAR
TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI
KARBON TETRAKLORIDA (CCl4) SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA KELAS X
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
DISUSUN OLEH :
AULIA RISQI ROHMATIN 201110070311006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyiroh : 6)
Allah tidak menaruhmu di tempatmu saat ini secara kebetulan dan tanpa tujuan. Tempatmu berada saat ini merupakan buah dari apa yang kamu perjuangkan selama ini. Maka, terus perjuangkan apa
yang kamu impikan.
Kupersembahkan karya yang telah kuperjuangkan dengan penuh kesabaran, keikhlasan, keringat dan tetesan air mata ini untuk :
Ayahanda Sumartono Budi Susilo dan Ibunda Musyarofah, Kakakku Aulia Enggar Nastiti, dan nenekku Tamisih
Terimakasih atas segala doa, kasih sayang, nasehat, dukungan dan motivasinya yang tak henti tercurah untukku dikala aku sedang
dalam kejeuhan
Para sahabat dan orang-orang terkasih serta teman-teman yangtidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya ucapkan terima kasih atas
bantuan, do’a serta dukungannya
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Pengaruh Ekstrak Bawang
Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap Perbaikan Sel Hepar Tikus
Putih Jantan (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Karbon Tetraklorida
(CCl4) Sebagai Media Pembelajaran Biologi SMA Kelas X”.
Proses pembuatan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik dan lancar
tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan, dukungan serta do’a dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih atas segala
bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:
1. Orang tuaku bapak Sumartono Budi Susilo dan Ibu Musyarofah tercinta,
Kakakku Enggar, dan nenekku Tamisih, terima kasih atas curahan kasih
sayang, do’a yang tiada hentinya serta dukungan yang selalu menguatkanku
yang selama ini telah diberikan.
2. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, MM, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Bapak Drs. Samsun Hadi, M.S. selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat
berharga dalam penyusunan skripsi ini, dan Ibu Dr. Rr. Eko Susetyarini,
viii
yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan kepada
penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Dr. Nurul Mahmudati, M.Kes. selaku kepala Laboratorium Kimia, dr.
Dian Yuliartha Lestari, pak Joko dan ibu Fatma yang telah memberikan izin
penelitian, bimbingan serta dukungan moril kepada penulis.
6. Segenap keluarga Laboratorium Kimia dan Biomedik FK UMM yang telah
menjadi memberikan izin melakukan penelitian lanjutan serta bimbingannya
hingga terselesaikannya tugas akhir ini.
7. Sahabat seperjuangan Retno Ningrum dan Adelia Kandari yang selalu
menemani dalam pelaksanaan penelitian serta teman-teman tercinta Biologi
2011 A terima kasih atas segala semangat dan motivasinya.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas
do’a dan dukungannya
Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 22 Agustus 2015 Penulis,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR SAMPUL LUAR ... i
LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Batasan Masalah... 8
1.6 Definisi Istilah ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
x
2.1 Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) ... 10
2.1.1Morfologi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) .... 10
2.1.2Klasifikasi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.).... 12
2.1.3Kandungan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) .. 12
2.2 Tikus Putih (Rattus norvegicus) ... 15
2.2.1Klasifikasi Tikus Putih (Rattus norvegicus) ... 15
2.2.2Morfologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) ... 16
2.3 Hepar ... 17
2.3.1Anatomi dan Histologi Hepar ... 17
2.3.2Fisiologi Hepar ... 19
2.4 Kerusakan Hepar ... 21
2.4.1Gambaran Umum Kerusakan Hepar ... 21
2.4.2Macam-macam Kerusakan Hepar ... 21
2.4.3Penyebab Kerusakan Hepar ... 29
2.4.4Diagnosis Kerusakan Hepar ... 29
2.5 Karbon Tetraklorida ... 30
2.5.1Definisi dan Penggunaan Karbon Tetraklorida ... 30
2.5.2Mekanisme Toksisitas Karbon Tetraklorida ... 31
2.5.3Hubungan Kerusakan Hepar dengan CCl4 ... 33
2.5.4Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) sebagai Hepatoprotektor... 35
2.6 Kerangka Konsep ... 36
2.7 Hipotesis ... 37
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Jenis Penelitian ... 38
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 38
3.3 Populasi dan Sampel ... 38
3.3.1Populasi ... 38
3.3.2Sampel ... 39
3.3.3Teknik Pengolahan Sampling ... 39
3.4 Variabel Penelitian ... 39
3.4.1Variabel Bebas ... 39
3.4.2Variabel Tergantung... 40
3.4.3Variabel Kendali ... 40
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.6 Dasar Penentuan Dosis Ekstrak Bawang Dayak ... 41
3.7 Rancangan Penelitian ... 42
3.8 Alat dan Bahan Penelitian ... 43
3.9Tahap Persiapan ... 44
3.10Tahap Pelaksanaan ... 45
3.11Metode Analisis Data ... 49
3.11.1 Uji Asumsi Normalitas (Liliefors) ... 50
3.11.2 Uji Asumsi Homogenitas (Barllet) ... 51
3.11.3 Uji Anava One Way ... 52
3.11.4 Uji Ducan’s 5% ... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 56
xii
4.1 Hasil Penelitian ... 56
4.2 Foto Preparat ... 57
4.3 Pembuatan Media Pembelajaran ... 59
4.4 Analisis Data ... 65
4.4.1Hasil Uji Normalitas ... 65
4.4.2Hasil Uji Homogenitas ... 66
4.4.3Hasil Uji Anava One way ... 66
4.4.4 Hasil Uji Ducan’s ... 67
4.5 Pembahasan ... 68
4.6 Penerapan Hasil Penelitian Sebagai Media Pembelajaran Biologi SMA Kelas X ... 72
BAB V PENUTUP ... 75
5.1 Kesimpulan ... 75
5.2 Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 77
LAMPIRAN ... 82
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Tabel Kandungan Senyawa dalam Bawang Dayak ... 14
Tabel 4.1 Rerata Degenerasi Lipid pada Sel Hepar dan Skor Kerusakan
Hepar ... 56
Tabel 4.2 Tabel Notasi Uji Ducan’s ... 67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Habitat Bawang Dayak... 11
Gambar 2.2 Morfologi Bawang Dayak ... 12
Gambar 2.3 Morfologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) ... 17
Gambar 2.4 Lobulus Hepar ... 18
Gambar 2.5 Morfologi Hepar ... 19
Gambar 2.6 Histologi Hepar... 19
Gambar 2.7 Makroskopis Nekrosis Likuefatif ... 25
Gambar 2.8 Makroskopis Nekrosis Kaseosa ... 25
Gambar 2.9 Makroskopis ekrosis Lemak ... 26
Gambar 2.10 Morfologi Hati Sehat dan Hati Sirosis ... 28
Gambar 4.2 Gambar Mikroskopis Preparat ... 57
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Proses Pembuatan Ekstrak Bawang Dayak ... 82
Lampiran 2: Proses Pemeliharaan Hewan Coba ... 83
Lampiran 3: Tabel Perhitungan Kerusakan Sel Hepar Tikus Putih ... 85
Lampiran 4: Perhitungan Data ... 86
Lampiran 5: Foto Preparat ... 77
Lampiran 6: Silabus Pelajaran Biologi SMA Kelas X ... 90
Lampiran 7 : Foto Video Pembelajaran ... 91
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Adams, L.A., Angulo, P. 2006. Treatment of non-alcoholic fatty liver disease. Postgrad Med J 2006;82:315–322. Available from: pmj.bmj.com/content/82/967/315.short. Diakses 21 maret 2015
Adiwisastra. 1987. Keracunan Sumber Bahaya serta Penanggulangannya. Penerbit Angkaa : Bandung
Amarapurkar, Deepak. 2010. NAFLD Current Concepts. International Journal of Hepatology vol.1 no.4. Available from: http://www.banglajol.info/index.php/IJH/article/view/6574/5046.
Accessed October 20th,2010
Anonimous, 2012. jamu.biologi.ub.ac.id: Malang
Anonimous. 1978. Tumbuhan Obat. Lembaga Biologi Nasional-LIPI: Bogor
Anonimous. 2008. Sarang Semut Dan Herbal Bawang Dayak Diminati. (Online). http : // koran kaltim. com/ index, (Diakses 25 Februari 2015).
Backer C.A., and R. C. Bachuizen van den brink, “Flora Of Java
(Spermatophytesonly)”, Volume III Angiospermae, Famili 191-238,
Addenda et Corrigen Da General Index To Volumes I-III, Wolter-Noordhoftt N.V, Groningen, The Netherlands, 1968, hal 150.
Backer C.A., and R. C. Bachuizen van den brink, “Flora Of Java
(Spermatophytesonly)”, Volume III Angiospermae, Famili 191-238,
Addenda et Corrigen Da General Index To Volumes I-III, Wolter-Noordhoftt N.V, Groningen, The Netherlands, 1968, hal 150.
Corwin, E. J. (2001). Patofisiologi. Jakarta: EGC
Diaz. 2006. Efek Hepatoprotektor Ekstrak Etanol 50% Jamur Lingzhi
(Ganoderma lucidium) pada Tikus Jantan yang diinduksi Paracetamol.
Karya Tulis Akhir. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Dixit, N., S. Baboota, K. Kohli, S. Ahmad, J. Ali. 2007. Silymarin: A Review of Pharmacological Aspects and Bioavailability Enhancement Approaches. Indian J Pharmacol 39(4): 172179.
Dixit, N., S. Baboota, K. Kohli, S. Ahmad, J. Ali. 2007. Silymarin: A Review of Pharmacological Aspects and Bioavailability Enhancement Approaches. Indian J Pharmacol 39(4): 172179.
Duarte MASM SG. Obesity in children and adolescents: the relation between metabolic syndrome and non-alcoholic fatty-liver disease. Rev Bras Saúde Matern Infant Recife 2010;10(2):171-81.
Enclycopedia. 2010. Liver-hati. (Online). http://mekarwijaya.blogspot.com/2015/05/liver-hati.html (Diakses 24 April 2015)
Ervia. 2004. Skripsi “Uji efektifitas Dekok Daun Sendok Sebagai Hepatoprotektor
Terhadap Sel Hati Mencit (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi dengan CCl4. Universitas Muhammadiyah Malang: Malang
xvii
Febrinda, et all. 2014. Hyperglycemic control and diabetes complication preventive activities of Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. Merr.) bulbs extracts in alloxan-diabetic rats. Bogor Agricurtural University: Bogor
Firdaus, R. 2006. Telaah Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.). Skripsi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Firdaus, Rininta, “Telaah Kandungan Kimia Ekstrak Metanol Umbi Bawang Tiwai (Eleutherine americana(Aubl.) Merr.)”, Skripsi Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2006, hal 4.
Frank C. Lu. 1995. Toksikologi Dasar Edisi II. UI press. Jakarta
Friedlender, E.d. 2012. Pathologist. (Online). http://www.pathguy.com (Diakses 24 April 2015)
Galingging, Y, R, 2010, Bawang dayak (eleutherine palmifolia) Sebagai Tanaman Obat Multifungsi. http://kalteng.litbang.deptan.go.id/data/bawangdayak.pdf. (diakses 30 September 2011).
Gitlin N. Hepatologya text book of Liver Disease: Clinical Aspects of Liver Disease Caused by Industrial and Environmental Toxinsin Zakim D.Boyer TD.Vol2.3rd ed. Philadelphia: WB Saunders Company, 1996 .p.
1018-1023
Godman and Gilman. The pharmacological basis of therapeutic. 8 th ed. Mc Graw Hill. New York. 1992. 226 – 9.
Gould K.S and C.Lister. 2006. Flavonoid functions in plants. Dalam Anderson Q.M and K.R Markham. 2006. Flavonoids : chemistry, Biochemistry and applications. CRC Press. New York. Pp. 397
Guyton AC. Text book of medical physiology. 15 th ed. Terjemahan dari : Adji
Darma. EGC.Jakarta.1991.234 – 8.
Hadi S. Masalah penyakit hati menahun dan upaya penanggulangannya. Bandung. Disampaikan pada pengukuhan guru besar Universitas Padjajaran. 1989
Halliwel and Gutteridge. 1999. Biochemistry. Bikhauser Verlag Berlin
Hardman J. G , Limbird L. (ed). 2001. Goodman & Gilman’s the
Pharmacologycalbasis of Therapeutics 10th edition. Boston: Mc Graw
Hill Co. p: 1885
Heyne, K., “Tumbuhan Berguna Indonesia”, Jilid I, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan, Jakarta, 1987, hal 551-552.
Ifhaa. 2012. (Online) http://ifhaa-jasmin.blogspot.com/2012/05/pengobatan-hepatitis.html (Diakses 7 Januari 2015)
Kaplowitz, N. 2002. Biochemichal and celluler mechanisms of toxic liver
injuri. Semin. Liver. Dis. 22:137-44.
xviii
Kardinan A, Kusuma FR. Meniran penambah daya tahan tubuh alami. Jakarta: Agromedia Pustaka, 2004;6-18
Katzung B. G. 1997.Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi VI. Jakarta: EGC, pp: 54-917
Kementerian Kesehatan (kemenkes) 2012 dalam Sindonews. (2013). (Online)
http://nasional.sindonews.com/read/735884/15/penyakit-hepatitis-menjadi-masalah-serius-indonesia-1365431117. (Diakses tanggal 5
Januari 2015).
Kloppenburg dan Versteegh, “Petunjuk Lengkap Mengenai Tanam-tanaman Di Indonesia Dan Khasiatnya Sebagai Obat-obatan Tradisional”, Jilid I Bagian Botani, CD.RS.Bethesda Yogyakarta dan Andi Offset, Yogyakarta, 1988, hal 24.
Kumar V., Abbas A.K, Fausto N. 2005. Pathologic Basis of Disesase 7th
Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders, pp: 12-16
Kumar, Vinay; Ramzi S. Cotran; Stanley L. Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Ed.7, Vol.1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Kumar. 2011. Kematian Sel. (Online). https://blogcalondokter.wordpress.com/2011/01/08/jejas-dan-kematian-sel-2/ (Diakses 24 April 2015)
Kusumawati, Diah. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Lenny S., 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil-propanoida dan Alkoloida. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara: Medan
Lestari, Ajeng S.P. dan Agus Mulyono. 2011. Analisis Citra Ginjal untuk Identifikasi Sel Piknosis dan Sel Nekrosis. Jurnal Neutrino Vol.4, No.1,
p:48-66. Diakses dari
http://ejournal.uin_malang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/download/ 1658/pdf . (Diakses 1 Maret 2015).
Lu FC. 1995. Toksikologi Dasar; Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, UI Press.
Malole, M.B.M. and Pramono, C.S.U. 1989. Pengantar Hewan-Hewan Percobaan diLaboratorium. Bogor. Pusat Antara Universitas Bioteknologi IPB.
Mardiani. 2007. Metabolisme. (Online) http://library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=download&file= index®+geti&lid=829. (Diakses 5 Januari 2015)
Mashruri. 2004. UjiEfektivitas Dekok Daun Sendok (Plantago mayor L.) terhadap kadar bilirubin total serum mencit (Rattusnorvegicus) yang di induksi dengan CCl4. Jurusan Biologi UMM.
Megawati, Y.S., “Pengujian Daya Hambat Ekstrak Metanol Bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia (L) Merr) Terhadap Pertumbuhan
xix
Bakteri Staphylococcus aureus DanBacillus substilis”, KTI Akademi Farmasi Pontianak, Yayasan Rumah Sakit Islam, Pontianak, 2005, hal 6. Nurman, et all. 2007. Non Alcoholic fatty liver disease. Fakultas
Kesehatan Universita Trisakti. Jakarta
Oktavianti, R. 2005. Struktur HeparMencit (Mus musculus L.) setelah
Pemberian Aspartam Secara Oral. Enviro: 5: 30-31.
Perdhana, Langgeng. 2012. Anatomi-fisiologi hepar. (Online). http://medicina-islamica-lg.blogspot.com/2012/02/anatomi-fisiologi-hepar.html// (Diakses 24 April 2015)
Portincasa, P. et all. 2005. The emerging Problem of Nonalkoholic
Steatopepatitis (NASH) Rom J Gastroenterol.
Powell, L.W. dan Piper, D.W. 1989. DasarGastroenterologi Hepatologi, Edisi 4. Jakarta: PT.Pharos.
Preice A. Sylvia. 1994. Patofisiologi Konsep Proses-proses Penyakit. Edisi IV. EGC Penerbit Buku-buku Kedokteran. Jakarta
Price, A. Sylvia. 1995. Patofisiologi; Konsep-konsep Klisin Proses Penyakit Edisi IV. EGC. Jakarta
Pringgoutomo, S.; S. Himawan; A. Tjarta. 2002. Buku Ajar Patologi I. Jakarta: Sagung Seto.
Priyambodo, S. 1995. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Penebar Swadaya, Jakarta. hal. 24
Puspadewi, Ririn. 2013. Khasiat Umbi Bawang Dayak (Eleutherine
palmifolia (L.) Merr.) Sebagai Herbal Antimikroba Kulit. Fakultas
Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani: 31-37
Rachmawaty, R.Y. 2004. Pengaruh naungan dan jenis pegagan (Centella asiatica L. (Urban)) terhadap pertumbuhan, produksi, dan kandungan triterpenoidnya sebagai bahan obat. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.42 hal.
Rahman MF. 2008. Potensi ekstrak daun pepaya pada ikan gurame yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rofieq, Ainur. 2001. Metodologi Penelitian. UMM Press: Malang
Sanyal, A.J. 2002. AGA Technical Review on Nonalcoholic Fatty Liver Disease. Medical College of Virginia. GASTROENTEROLOGY 2002;123:1705
1725. Available from :
http://www.aasld.org/practiceguidelines/Documents/Practice %20Guidelines/technical_nonfattypg.pdf. Diakses 21 maret 2015
Saptowalyono, C.A., “Bawang Dayak, Tanaman Obat Kanker Yang Belum
Tergarap”, http : // www2. kompas. com/ ver1/ Kesehatan/ 0702/ 19/ 170611. htm, Palangkaraya, 2007, 31 Oktober 2008, pk. 20.28, hal 1.
Sarjadi. 2003. Patologi Umum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
xx
Schiff, E.R., Sorrell, M.F., Maddrey, W.C. 2006. Schiff’s Disease of The Liver.
8th edition vol.2. Lippincott-Raven Publisher. p. 83- 84.
Sibuea, W.Herdin. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Penerit Rineka Cipta: Jakarta
Smith, J.B., Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Tikus Laboratorium (Rattus norvegicus): 37-57. Penerbit Universitas Indonesia
Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi. Tarsito: Bandung.
Supriyati, Nita, Ika Yanti. 2011. Pengaruh Cara Ekstraksi Terhadap Kadar Sari dan Kadar Sylimarin dalam Biji Silybum marianum (L.) Gaertn. Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Keehatan Kementrian Kesehatan: Tawamangu.
Susetyarini, Eko dan Arisandi. 2014. Diktat Penuntun Praktikum Fitofarmaka. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga: Jakarta
Underwood J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Penerbit EGC. Ed. 1.
Van wyk and Wink. 2004. Medical Plants of The World 1st Edition. South Africa
Verden. 2014. (Online) http://Verden-leksikon-kunnskap.html (Diakses 5 Januari 2015)
Wahyuni, Sri. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Mikroteknik. Malang. Universitas Muhammadiyah Malang
Wei, Y., Rector, R. S., Thyfault, J. P. Ibdah, J. A. 2008. Nonalcoholic Fatty Liver
Disease and Mitochondrial Dysfunction. World J Gastroenterol,
14(2):193- 199.
Widianyanto. 2003. Efek pemberian dekok meniran (Phllanthus niruri) terhadap kadar monoldehid (MDH) hepar tikus putih yang diinduksi CCl4
Yamamoto. 1995. Jurnal Chaanges in Rat Plasma free fatty acid Composition under oxidate stress induced by CCl4. Reseacrh Article. Redox Report.
Vol. 2
Yamamoto. 1995. Jurnal Changes In Rat Plasma Free Fatty Acid Composition Under Oxydative stress Induced by Carbon Tetraclorides Decrease Of Poly Unsaturated Fatty Acid Ad Increase OfPalmitoleic Acid. Research Article. Redox Report Vol. 2. Hal 121-125.
Yerizel, Eti. 1998. Majalah Kedokteran Andalas Vol.22. No. 1. Januari – Juni 1998.
Zimmerman dan Hart. 1982. Value Engineering A Practical Approach. Penerbit Van Nostrand Company New York.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Hati merupakan organ metabolisme terpenting dalam proses
sintesis, penyimpanan, dan metabolisme. Salah satu fungsi hati adalah
detoksifikasi (menawarkan racun tubuh), sehingga hati sangat mudah
menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ
berbentuk baji dengan berat rata-rata 1,5 kg atau 2,5% berat badan dewasa
normal. Menurut Price, S (1997) Hati merupakan organ plastis lunak yang
tercetak oleh struktur sekitarnya dan dapat menerima 1.500 ml darah per
menit, yakni 28% dari output jantung.
Penyakit hati tergolong sebagai salah satu penyakit yang menjadi
problem nasional di Indonesia dan di negara-negara berkembang pada
umumnya, bahkan merupakan permasalahan yang hangat di negara-negara
maju. Berdasarkan laporan dari semua RSUP tipe A dan B di seluruh
Indonesia, ternyata penyakit hepar menempati urutan ketiga setelah
penyakit infeksi dan penyakit paru, bahkan penyakit hepar merupakan
penyebab kematian yang tergolong tinggi (Hadi, 1989).
Berdasarkan data WHO, virus hepatitis B kronis diperkirakan
menyerang 350 juta orang di dunia, terutama Asia tenggara dan Afrika,
dan menyebabkan kematian 1,2 juta orang pertahun. Data WHO
menunjukkan 15–25% dari 350 juta orang tersebut terinfeksi hepatitis B
kronis dan meninggal dunia karena komplikasi dari sirosis dan kanker hati.
Virus hepatitis B menjadi pembunuh nomor 10 di dunia dengan jumlah
2
orang terinfeksi mencapai 2 milyar jiwa. Indonesia pada tahun 2007
sampai 2012 yang terkumpul dari 21 provinsi dan 49 kabupaten
didapatkan penderita hepatitis B melebihi 31%. Banyaknya masyarakat
terinfeksi hepatitis B ialah yang berumur paling tinggi 29 tahun. Dalam
daya cakupan pada 2000-2012 peningkatan penyakit hepatitis sangatlah
signifikan antara 50% sampai 80% Kementerian Kesehatan (kemenkes)
2012 dalam Sindonews (2013).
Kerusakan hepar yang terjadi meliputi kerusakan sruktur maupun
gangguan hepar, dalam keadaan normal radikal bebas tidak akan
menimbulkan kerusakan hepar, karena hepar memiliki sistem pertahanan
yang lebih baik dari organ-organ lain dalam tubuh. Kerusakan hati yang
terjadi dapat meliputi kerusakan struktur maupun gangguan fungsi hati.
Penyakit hepar bisa disebabkan oleh bermacam-macam hal, misalnya
infeksi mikro organisme, gangguan metabolik, penyakit sistemik,
alkoholisme, parasetamol dosis toksik, bahan kimia seperti Karbon
tetraklorida (CCl4), kloroform, dan lain-lain (Hadi, 1989).
Karbon tetraklorida (CC14) adalah zat hepatotoksik yang paling
sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan hepatotoksisitas.
CCl4 dapat menyebabkan kerusakan pada hati yang disebabkan oleh
radikal bebas. CC14 memerlukan aktivasi metabolisme terutama oleh
enzim sitokrom P450 di hati. Aktivasi tersebut akan mengubah CC14
menjadi metabolit yang lebih toksik, sehingga dapat menyebabkan
kerusakan hati pada hewan coba dan manusia. Pembentukan radikal bebas
3
menimbulkan gangguan pada hati. Stres oksidatif yang berlebihan dalam
tubuh perlu tambahan antioksidan dari luar. Proses menginduksi
peradangan hepar pada hewan coba (tikus putih) sering menggunakan
CCl4, karena gambaran hispatologi yang ditimbulkan mirip dengan
penyakit hepatitis virus pada manusia. Cedera hepar akibat toksis CCl4
diantaranya adalah nekrosis yaitu perubahan morfologis yang
menunjukkan kematian sel, terhalangnya sintesa lipoprotein yag membawa
triglierida keluar dari hepar, terjdinya sirosis yaitu tidak efisiennya fungsi
regeneratif sel-sel hepar (Widiyanto, 2003). Menurut Yamamoto (1995)
menyebutkan bahwa dosis toksis CCl4 pada binatang percobaan adalah 1,3
ml/kg sedangkan Masruri (2004) membuktikan bahwa dengan 40 µ L/ekor
mencit dengan berat badan 30 kg sub kutan sudah mampu merusak
jaringan secara signifikan.
Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) berasal dari
Amerika Tropik. Tanaman ini sudah banyak dikembangkan di Indonesia.
Semula dipelihara sebagai tanaman hias, kemudian berubah menjadi
tanaman liar. Banyak terdapat di daerah pegunungan antara 600 sampai
1500 meter di atas permukaan laut. Bawang dayak merupakan salah satu
tanaman yang berkhasiat obat. Bulbus tanaman bawang dayak
dimanfaatkan sebagai obat kanker payudara oleh masyarakat lokal
Kalimantan, selain itu dapat juga digunakan untuk mengatasi gangguan
jantung, meningkatkan daya tahan tubuh, sebagai antiinflamasi, antitumor
serta dapat menghentikan pendarahan (Saptowalyono, 2007; Sa’roni dkk.,
4
Kandungan yang terdapat dalam bawang dayak terdiri dari
senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid,
tanin, steroid dan kuinon (Firdaus, 2006). Hasil skrining fitokimia
terhadap bawang dayak diperoleh adanya alkaloid, flavonoid, glikosida,
saponin, antrakinon glikosida, tanin dan triterpenoid/steroid. Hasil isolasi
dari fraksi etilasetat diperoleh dua senyawa yaitu F2 dengan harga Rf =
0,53 (berflouresensi jingga) diduga senyawa flavonoid golongan flavon
dengan gugus 5-OH pada cincin A dan F3 dengan harga Rf = 0,79
(berflouresensi biru) diduga senyawa flavonoid golongan flavon 4-OH
pada cincin B dan 6,7-diOH. Komponen bawang dayak mengandung
antioksidan seperti flavonoid yang berperan sebagai hepatoprotektor
terhadap kerusakan hati yang diinduksi hepatoksik (Winarsi, 2011).
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pemberian berbagai dosis
ekstrak bawang dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) terhadap perbaikan
sel hati yang mengalami steatosis yang diberikan selama 54 hari yang
kemudian diinduksi CCl4 selama 3 hari. Pengaruh ekstrak bawang dayak
diamati dengan pengamatan histopatologi berupa perhitungan jumlah
rataan sel yang terkena steatosis pada organ hati tikus putih yang
mengalami perubahan patologi akibat pemberian CCl4. Penelitian yang
dilakukan dimaksudkan setelah diberi ekstrak bawang dayak secara oral
selama 53 hari dapat meningkatkan hepatoprotektor yang dimiliki hepar
tikus. Setelah diberikan ekstrak tikus akan disuntik CCl4. Paparan CCl4
mengakibatkan enzim trigliserida menurun, sehingga sel tidak dapat
5
perlemakan dalam sel. Penelitian sdilanjutkan dengan melakukan
pengamatan preparat histologi hepar tikus, sehingga akan terlihat ada atau
tidaknya pengaruh esktrak bawang dayak terhadap jumlah sel yang
mengalami steatosis. Hasil penelitian diharapkan dapat menggambarkan
peningkatan hepatoprotektor hepar dalam menanggulangi serangan bahan
toksik.
Penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan sebagai pengobatan
tradisional dapat menjadi bahan ajar pada bangku sekolah sebagai
tambahan ilmu. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di
bangku SMA kelas X terdapat materi pelajaran Biologi mengenai
pemanfaatan tumbuhan disekitar lingkungan. Pembelajaran yang biasanya
dilakukan dalam proses belajarn-mengajar menggunakan cara
konvensional dengan penjelasan guru, sehingga siswa lebih sulit untuk
memahami pelajaran karena tidak ada gambaran nyata yang diberikan oleh
guru.
Media audio visual adalah media yang mengandalkan indera
pendengaran dan indera penglihatan. Media audio visual merupakan salah
satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media
ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat
menyimak sekaligus melihat gambar (Azhar Arsyad, 2011). Pengertian
mengenai media audio visual atau video diatas dapat disimpulka bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media video dapat memberikan
gambaran lebih jelas mengenai materi yang diajarkan kepada siswa. Maka,
6
video untuk mengulas hasil penelitian yang dapat digunakan dalam
pembelajaran siswa SMA kelas X. Penelitian ini dapat menjadi khasanah
dan variasi ilmu pengetahuan sebagai bahan ajar guru di bangku sekolah.
Berdasarkan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh ekstrak bawang dayak (Eleutherine palmifolia
Merr.) terhadap kerusakan sel hati. Selain itu, penelitian juga bisa
berfungsi sebagai alternatif pengobatan tradisional untuk meningkatkan
daya ketahanan fungsi hati serta mengetahui dosis ekstrak bawang dayak
yang efektif meningkatkan daya fungsi hati atau hepatoprotektor. Atas
alasan tersebut penulis ingin mengangkat judul: “Pengaruh Ekstrak
Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia Merr.) Terhadap Perbaikan
Sel Hepar Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi
Karbon Tetraklorida (CCl4) Sebagai Media Pembelajaran Biologi
SMA Kelas X”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1.2.1 Adakah pengaruh pemberian ekstrak bawang dayak (Eleutherine
palmifolia Merr.) terhadap jumlah steatosis pada hepar tikus putih
jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi Karbon Tetraklorida
(CCl4)?
1.2.2 Berapakah dosis ekstrak bawang dayak (Eleutherine palmifolia
7
tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi Karbon
Tetraklorida (CCl4)?
1.2.3 Bagaimana penerapan hasil penelitian pada materi pembelajaran
Biologi pada SMA kelas X?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang dayak
(Eleutherine palmifolia Merr.) terhadap jumlah steatosis pada
hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi Karbon
Tetraklorida (CCl4).
1.3.2 Untuk mengetahui dosis ekstrak bawang dayak (Eleutherine
palmifolia Merr.) yang efektif dalam menekan jumlah steatosis
pada hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus) yang diinduksi
Karbon Tetraklorida (CCl4).
1.3.3 Untuk mengentahui bentuk penerapan hasil penelitian pada materi
pembelajaran Biologi pada SMA kelas X.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah data ilmiah dan
sumbangan bagi kemajuan ilmu biologi dan kesehatan mengenai
manfaat bawang dayak (Eleutherine palmifolia Merr.)
2. Memberikan informasi ilmiah tentang khasiat bawang dayak
8
fungsi hati terhadap paparan bahan kimia CCl4 pada tikus putih
jantan (Rattus norvegicus)
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
sumbangan kepada masyarakat tentang manfaat bawang dayak
(Eleutherine palmifolia Merr.) sebagai hepatoprotektor dan sebagai
media pembelajaran mata pelajaran biologi SMA kelas X.
1.5Batasan Penelitian
1.5.1 Penelitian yang dilakukan hanya meneliti tentang pengaruh
pemberian ekstrak bawang dayak (Eleutherine palmifolia Merr.)
terhadap jumlah sel steatosis hepar tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) yang diinduksi CCl4
1.5.2 Jenis tikus yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus)
galur Wistar berumur ± 3 bulan dengan berat badan berkisar antara
122-135 gram berkelamin jantan
1.5.3 Ekstrak yang digunakan berasal dari ekstraksi bawang dayak
(Eleutherine palmifolia Merr.)
1.6Definisi Istilah
1.6.1 Ekstraksi adalah proses pemisahan secara kimia dan fisika
kandungan zat simplisia menggunakan pelarut yang sesuai (Fauzi,
2013)
1.6.2 Dosis adalah suatu zat atau senyawa kimia dalam takaran tertentu
9
1.6.3 Histopatologi adalah menemukan dan mendiagnosa penyakit dari
hasil pemeriksaan jaringan (Kumar, 2007)
1.6.4 Steatosis adalah hati yang mengandung berat lipid lebih dari 5%
(Lu, 1995).
1.6.5 Steatosis mikrovesikuler adalah sitoplasma hepatosit diisi oleh
lemak namun tidak merubah letak inti sel dan tetap berada di
tengah sel (Duarte, 2010)
1.6.6 Steatosis makrovesikuler adalah sitoplasma diisi oleh lemak dan
inti sel telah bergeser ke pinggir (Duarte, 2010)
1.6.7 Tikus putih jantan adalah hewan dari famili Muridae yang