• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN PASIEN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DALAM PENGOBATAN ARV/ART (ANTI RETROVIAL/ANTI RETROVIAL THERAPY) DI RSI UNISMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAYANAN PASIEN ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DALAM PENGOBATAN ARV/ART (ANTI RETROVIAL/ANTI RETROVIAL THERAPY) DI RSI UNISMA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i

DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PENYANDANG CACAT NETRA

DI UPT REHABILITASI SOSIAL CACAT NETRA MALANG

SKRIPSI

Oleh: Eko Rio Nurcahyo

09210005

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)
(3)
(4)

iv

(5)

v Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eko Rio Nurcahyo

Tempat tanggal lahir : Tanjung Pinang, 17 Juli 1989

NIM : 09210005

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Skripsi dengan judul “Dukungan Sosial terhadap Penyandang Cacat Netra di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang” adalah hasil karya saya, dan dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan atau daftar pustaka. 2. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh dibatalkan, serta diproses dengan ketentuan hokum yang berlaku.

3. Skripsi ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan hak bebas royalty non eksklusif.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, Februari 2015 Yang Menyatakan,

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan anugerah yang telah diberikan-Nya. Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW berserta Keluarga, Sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman kelak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PENYANDANG CACAT NETRA DI UPT REHABILITASI SOSIAL CACAT NETRA MALANG’

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Drs. Oman Sukmana, M.Si, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang 4. Zaenal Abidin, S.Sos, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah merelakan

waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Hesti PuspitoSari, S.Sos, selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaannya membimbing penulis mulai awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

6. Semua Dosen yang telah memberikan ilmu dalam proses pembelajaran semasa perkuliahan yang tidak mungkin saya sebut satu persatu.

(7)

vii

8. Segenap Pimpinan dan Staf Upt Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang yang telah memberikan kesempatan dan ijin penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini banyak kekurangan, maka penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Saya berterimaksih kkepada ke dua orang tua saya yang telah memberikan motifasi supaya cepet menyelesaikan teugas akher ini dan terima kasih juga kepada temen-temen angkatan 2009 yang memberikan arahan tentang skripsi dan terimaksih juga kepada adek-adek tingkat membrikan motifasi semangat,tidak akan aku lupakan tentang temen-teman jurusan ilmu kesejahteraan sosial.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, Febrauari 2015

(8)

viii A. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 11

B. Konsep Dukungan Sosial ... 12

(9)

ix

3. Kondisi Psikologis Penyandang Disabilitas Tubuh. ... 23

D. Kesejahteraan Sosial ... 23

1. Kedudukan dan Ruang Lingkup ... 23

2. Konsep Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Cacat ... 25

3. Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial ... 27

E. Kerangka Konsep Penelitian ... 31

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 44

1. Sejarah Singkat UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang 44 2. Tugas Pokok dan Fungsi ... 45

3. Visi dan Misi ... 46

4. Struktur Organisasi ... 47

5. Pelayanan ... 53

(10)

x

B. Penyajian Data Hasil Penelitian. ... 58 1. Dukungan sosial yang diberikan UPT Rehabilitasi Sosial

Cacat Netra Malang terhadap penyandang cacat netra ... 58 a. Bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan panti

pada penyandang cacat netra pada UPT Rehabilitasi

Sosial Cacat Netra Malang ... 58 b. Manfaat dukungan sosial yang diberikan panti

pada penyandang cacat netra pada

UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang ... 60 c. Program rutin yang dilakukan secara kontinyu oleh

UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang ... 63 d. Dukungan Masyarakat dan Pemerintah terhadap

program – program yang dilakukan Rehabilitasi Sosial

Cacat Netra Malang ... 67 e. Program penunjang apa yang dilakukan oleh UPT

Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang ... 69 2. Faktor-faktor pendukung dan penghambat dukungan sosial

yang diberikan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat

Netra Malang terhadap penyandang cacat netra. ... 74 a. Kendala – kendala atau hambatan hambatan

yang dihadapi oleh UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang didalam melaksanakan program program dukungan sosial

bagi penyandang cacat ... 74 b. Langkah – langkah yang dilakukan di dalam

mengatasi kendala – kendala atau hambatan - hambatan 81 C. PEMBAHASAN ... 83

1. Dukungan sosial yang diberikan UPT Rehabilitasi Sosial

Cacat Netra Malang terhadap penyandang cacat netra ... 83

2. Kendala – kendala atau hambatan hambatan dan Langkah yang ditempuh oleh UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang didalam melaksanakan program program

(11)

xi BAB V PENUTUP

(12)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Bentuk Bentuk Dukungan Sosial Pada Penyandang Cacat Netra

Pada UPT Rehabilitasi Cacat Netra Malang ... 88

Tabel 4.2 Dukungan Keluarga dan Teman Sebaya pada Penyandang

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep penelitian ... 31

Gambar 3.1 Alur penelitian ... 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UPT Cacat Netra Malang ... 47

Gambar 4.2 Bentuk Dukungan Orientasi Mobilitas ... 66

Gambar 4.3 Bentuk Dukungan Informasi Ketrampilan ... 71

Gambar 4.4 Bentuk Dukungan Informasi Ketrampilan Pijat ... 72

Gambar 4.5 Program Penunjang Olah Raga ... 74

(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abu, Ahmadi. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta. Rineka Cipta..

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Edi Suharto, 1997. Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Bandung: Refika Aditama

Effendi, R. W. & Tjahjono, E. 1999. Hubungan antara perilaku coping dan dukungan sosial dengan kecemasan pada ibu hamil anak pertama. Anima

Jane , Ogden. 2000. Heath Psychology (2 nd ed). Philadelphia: Open University Press

Kartini , Kartono & Dali Gulo. 1997. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya Kuntjoro, 2002 Masalah Kesehatan Jiwa Manula, Jakarta

Lincoln, Yvonna S. dan Guba, Egon G (1985) Naturalistic Inquiry, Sage Publications Ltd, New Dheli

Mangunsong, Frieda, dkk. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa, Jakarta: LPSP3, UI.

Miles, Mathew B, and Huberman, A. Michael, 1992, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, , Jakarta , UI-Press

Lexy , Moleong, J, 2003, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Mohammad, Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat

(PPRBM).2013.

(15)

xv

Robert, Barker, , L 1987. The Social Work Dictionary, Natioanal Assosiation of Social Workers, Maryland :Silver Spring

Saefuddin. AB. Wiknjosastro, Adriaansz. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi Pertama. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarafino, E.P. 2006. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions Third Edition. New York: John Wiley & Sons Inc

Soemantri, S. 2006. Psikologi anak luar biasa. Bandung: PT Refika Aditama Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta

Tyalor, C, Lilis C, & Lemone, P. 2003 . Fundamental of Nursing: The Art And Science of Nursing Care, Third Edition. Philadelphia: J.B. Lippincott

Wahyu. 2010. Sosiologi dan Antropologi Kesehatan: dalam Perspektif Ilmu Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama

Jurnal

Arifin, Saru. 2007. Analisis Perlindungan Hukum terhadap Hak Penyandang Cacat dalam Meraih Pekerjaan (Studi Kasus di Kota Yogyakarta). Fenomena: Vol. 5 No. 2, September 2007

Eny Hikmawati dan Chatarina Rusmiyati (2011) Kebutuhan Pelayanan Sosial Penyandang Cacat. Informasi, Vol. 16 No. 01 Tahun 2011

Hamidah .2013 Hubungan antara Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial dengan Kemandirian pada Penyandang CacatTubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD)Prof. Dr. Soeharso Surakarta

Masna. 2013. Resiliensi Remaja Penyandang Tunanetra Pada SLB A Ruhui Rahayu Di Samarinda. eJournal Psikologi, 2013, 1 (1): 48-57 ISSN 0000-0000, ejournal.psikologi.fisip-unmul.org

Irwanto dkk. 2010. ANALISIS SITUASI PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA: SEBUAH DESK-REVIEW. Pusat Kajian Disabilitas Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Indonesia, 2013

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia ingin terlahir sempurna, tanpa ada kekurangan, tanpa ada kecacatan. Setiap manusia juga ingin memiliki tubuh dan alat indera yang lengkap untuk dapat melakukan berbagai kegiatan, melihat, mendengar, dan juga merasakan indahnya dunia. Pada kenyataannya ada sebagian orang yang terlahir dengan keadaan cacat ditubuhnya seperti tidak memiliki tangan atau kaki, alat indera yang tidak berfungsi seperti pendengaran, penglihatan.

Kecacatan yang dialami, membuat individu tersebut memiliki keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Hal tersebut bagi individu yang normal dilihat sebagai suatu keadaan yang tidak menguntungkan, merepotkan dan kemudian timbul rasa belas kasihan. Sebagian masyarakat menganggap penyandang cacat sebagai suatu obyek yang patut diberikan belas kasihan.

(17)

2

berkomunikasi secara wajar, tidak mampu berpartisipasi dan lebih banyak tergantung pada orang lain (Mangunsong, 1998:111).

Permasalahan penyandang cacat timbul karena adanya gangguan pada fisik mereka yang menghambat aktivitas-aktivitas sosial, ekonomi maupun politik sehingga mengurangi haknya untuk beraktivitas penuh dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Langkah yang perlu dilakukan dalam memecahkan pokok permasalahan tersebut diperlukan dua pendekatan dasar yaitu memberdayakan mereka melalui usaha-usaha rehabilitasi pendidikan bantuan usaha, dan sebagainya. Melalui upaya itu akan dicapai kondisi ilmiah, mental sosial, serta meningkatnya pengetahuan dan keterampilan sebagai modal dasarnya sehingga nantinya penyandang cacat tidak lagi sebagai objek, tetapi dijadikan subjek dalam pembangunan. Hal mendasar yang perlu dilakukan adalah adanya dukungan lingkungan serta tersedianya aksesibilitas fisik maupun nonfisik. Aksesibilitas nonfisik yang sangat utama adalah penerimaan masyarakat yang sampai saat ini masih kurang kondusif (PPRBM, 2013).

(18)

3

dan politik (Pusat Kajian Disabilitas Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Indonesia, 2013).

Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1997 Pasal 1 tentang Penyandang Cacat, jelaslah bahwa kesetaraan dan non-diskriminasi merupakan salah satu syarat dari terbukanya berbagai akses bagi orang dengan disabilitas. Undang-undang tersebut mengandung berbagai hak terkait penyandang disabilitas, yakni dalam bidang-bidang pendidikan, ketenagakerjaan, kesetaraan dalam pembangunan dan dalam menikmati hasil pembangunan, aksesibilitas, rehabilitasi dan kesejahteraan sosial, serta pengembangan bakat dan kehidupan sosial secara setara.

Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Pasal 8 tentang Bangunan, diatur bahwa setiap bangunan harus menyediakan fasilitas/ infrastruktur untuk penyandang disabilitas, kecuali perumahan pribadi. Selain itu juga, ada Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Penyandang Disabilitas. Peraturan tersebut mengatur bahwa setiap penyelenggaraan fasilitas umum dan infrastruktur harus menyediakan aksesibilitas yang setara.

(19)

4

sanitasi yang tidak mendukung, dan juga jalanan yang licin serta tidak rata yang tidak dapat dilewati oleh penyandang disabilitas.

Pada isu penyandang disabilitas, terdapat beberapa undang-undang dan peraturan yang mengatur tentang kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1998, Pasal 29 pengusaha/pemberi kerja wajib mempekerjakan 1 orang penyandang disabilitas untuk setiap 100 pekerja yang dipekerjakannya. Ini berarti terdapat kuota 1% (minimal) bagi penyandang disabilitas untuk mengakses tempat kerja dan hak ekonominya. Walaupun undang-undang mengatur demikian, namun hal ini jarang terjadi bahkan di sector pemerintahan. Terdapat banyak kasus diskriminasi terhadap penyandang disabilitas di sektor ketenagakerjaan. Berdasarkan temuan survey yang dilakukan oleh PusHAM UII (2003), bahwa pada tahun 2003, menurut Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi D.I.Y, satu-satunya perusahaan yang ada di Propinsi Yogyakarta, yang sudah menampung tenaga kerja diffabel adalah PT. Tunggal Garmen. Para tenaga kerja dari kaum penyandang cacat yang mendaftar kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kodya Yogyakarta, setiap tahunnya selalu ada. Rata-rata setiap tahun yang mencari kartu kuning sekitar 10 orang. Beberapa penyandang cacat yang bekerja sebagai pelayan di rumah makan KFC atau MC Donald di salah satu Mall di Malioboro (Arifin, 2007).

(20)

5

kesehatan. Salah satu buktinya yakni tidak adanya jamkesmas untuk penyandang cacat. Infrasktur kota Malang juga tidak berpihak kepada para penyandang cacat. Salah satu contohnya yakni tingginya trotoar di Kota Malang yang sulit diakses penyandang cacat pengguna kursi roda. Tinggi trotoar di Kota Malang berkisar antara 10 cm sampai 15 cm. Permasalahan lain adalah tidak tersedia guiding block untuk cacat netra dan tak tersedia pedestrian untuk penyandang cacat.

Gedung-gedung pemerintahan di Kota Malang juga tak ramah terhadap penyandang cacat. Buktinya minim akses untuk penyandang cacat saat berada di gedung-gedung milik pemerintah. Para penyandang cacat juga kerap mendapat perlakuan diskriminasi dalam pelayanan publik (Malang Post, 19 Nopember 2012, diakses 28 Oktober 2013).

(21)

6

Modal f. Bimbingan Lanjut. g. Pembinaan Komputer. h. Orientasi Mobilitas. i. Activity Dailing Life.

Pada umumnya penyandang cacat khususnya tunanetra seringkali digambarkan sebagai figur yang memiliki kekurangan. Berbagai problem yang timbul sebagai akibat dari cacat fisik yang disandang seseorang, baik yang menyangkut dengan masalah penampilan, pergaulan, maupun masalah keluarga. Seorang penyandang tunanetra akan menghadapi masa yang cukup sulit. Ketunaan yang dialaminya tersebut akan membuat merasa malu, minder, tidak percaya diri untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, dan merasa tidak berguna (Masna, 2013).

Para Penyandang cacat besar kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri di lingkungan sosialnya. Hal ini berkaitan erat dengan perlakuan masyarakat terhadap penyandang cacat. Seperti ejekan dan gangguan dari anak-anak normal yang mengakibatkan timbulnya perasaan negatif pada diri mereka terhadap lingkungan sosialnya, keadaan ini menyebabkan hambatan pergaulan sosial penyandang cacat.

(22)

7

melalui pendekatan person center merupakan cara untuk meningkatkan pendidikan, pekerjaan, rekreasi, dan lingkungan hidup bagi penyandang retardasi mental.

Dukungan orang tua, keluarga, teman dan masyarakat pada umumnya sangat berperan penting terhadap pembentukkan kepercayaan diri pada penyandang cacat. Seseorang akan menghargai diri sendiri apabila lingkungannya pun menghargainya, misalnya: orangtua atau masyarakat yang menunjukkan sikap menolak pada seorang anak yang dianggap oleh masyarakat tidak berdaya akan merasa dirinya bahwa tidak berguna dan dapat mengakibatkan penyandang cacat merasa rendah diri, merasa tidak berdaya, merasa tidak pantas, merasa frustasi, merasa bersalah, merasa benci (Somantri, 2006).

Dukungan sosial ini nantinya digunakan untuk memotivasi penyandang cacat. Dukungan sosial tersebut dapat melindungi dan meningkatkan kesejahteraan melalui efek psikologis dari kehadiran orang lain, mencegah isolasi, dapat menjalin hubungan cinta, menjadi individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang, lebih terampil dalam memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat berdaptasi. Hal ini dapat memupuk harga diri dan keyakinan diri, dan perasaan layak, tetapi juga keamanan dan kontrol atas diri sendiri dan lingkungan.

(23)

8

sebagai faktor penting yang mempengaruhi individu dengan kesejahteraan, dan memiliki peran penting dalam kehidupan semua orang, terutama bagi mereka yang cacat fisik. dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, timbul rasa percaya diri, dan kompeten. Tersedianya dukungan sosial akan membuat individu merasa dicintai, dihargai, dan menjadi bagian dari kelompok.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa saja bentuk dukungan sosial yang diberikan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang terhadap penyandang cacat netra?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dukungan sosial yang diberikan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang terhadap penyandang cacat netra?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian adalah untuk:

1. Mengetahui bentuk dukungan sosial yang diberikan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang terhadap penyandang cacat netra.

(24)

9 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemnerintah, diharapkan dapat menjadi kontribusi positif baik bagi pemerintah sebagai pemegang kebijakan dalam membuat regulasi yang relevan dengan kebutuhan dan kondisi para penyandang cacat netra.

b. Bagi masyarakat secara umum diharapkan hasil penelitian dapat membuka cakrawala pemahaman dan kesadaran untuk menjadikan para penyandang cacat setara sebagai warga Negara dengan segala dan kewajiban yang melekat padanya.

2. Manfaat Akademis

Secara akademis, diharapkan peneliti ini dapat dijadikan bahan referensi dalam rangka pengembangan khazanah ilmu pengetahuan terutama yang terkait dengan kajian kesejahteraan sosial.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat sangat luasnya dukungan sosial yang diberikan terhadap Penyandang Cacat khususnya cacat netra, maka ruang lingkup penelitian ini akan dibatasi pada:

1. Profil UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang.

2. Program Rutin yang dilaksanakan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang dalam proses pemberian dukungan pada penderita cacat.

(25)

10

4. Faktor intern yang menjadi pendukung dan penghambat dukungan sosial yang diberikan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang terhadap penyandang cacat netra.

5. Bentuk dukungan sosial yang diberikan pengurus panti pada penyandang cacat netra pada UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang.

6. Hambatan yang ditemui pengurus panti dalam memberikan dukungan sosial pada penyandang cacat netra pada UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang.

7. Langkah apa yang dilakukan UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra Malang dalam mengatasi hambatan hambatan.

8. Pandangan penyandang cacat terhadap dukungan sosial yang diberikan. 9. Upaya UPT untuk mensosialisasikan penyandang cacat netra kepada

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi responden tentang kualitas produk, harga produk, keunggulan teknologi produk, penggunaan produk, manfaat produk, dan kompatibilitas produk untuk kelima produk kosmetik

Pembelajaran dilanjutkan dengan memgumpulkan setiap kelompok untuk persentasi hasil pengamatan yang mereka lakukan, ditambah dengan sesi diskusi tanya jawab antar kelompok,

Dari jumlah tersebut, hanya 38 diantar anya yang merupakan Aedes sp., sementara sisanya adalah nyamuk dari genus dan spesies lain, bahkan beberapa kali ditemukan serangga lain

kesamaan sangat kecil dari 8 jenis pisang mas Perbedaan yang dimiliki pisang mas obat dengan pisang mas yang lain adalah Warna batang bagian luar, warna batang

Pemantauan karang di Perairan PLTU Paiton pada tahun 2010-2012 oleh Muzaki & Saptarini (2010) menunjukkan bahwa penutupan presentase karang hidup di sekitar kanal water

Pemberian tandem gait exercise dan ankle strategy exercise tidak ada perbedaan pengaruh, dimana selisih hasil nilai rerata kelompok I dan kelompok II yaitu 0,051

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat serta kebarokahannya, sehingga laporan penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia

Upaya yang telah dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mamuju belum maksimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan