• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Perbandingan Metode Dakwah Muhammadiyah dan Dakwah Jama'ah Tabligh Terhadap Perkembangan Pendidikan Islam Masyarakat Bratan Pajang Laweyan Surakarta Tahun 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Perbandingan Metode Dakwah Muhammadiyah dan Dakwah Jama'ah Tabligh Terhadap Perkembangan Pendidikan Islam Masyarakat Bratan Pajang Laweyan Surakarta Tahun 2014-2015."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menjalani kehidupan di dunia ini hendaknya memiliki sebuah dasar agar selalu berada pada jalan yang lurus dan tidak menyimpang. Agama Islam telah dinyatakan oleh All h SWT sebagai satu-satunya Agama yang diterima

disisi-Nya, yang dibuktikan dengan firman-Nya pada QS. li ‘Imr n (3) : 19 berikut ini :

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) Allāh hanyalah Islam...”3

Dalam Agama Islam sering terdengar kata “Dakwah” yang erat

kaitannya dengan cara menyampaikan inti-inti ajaran Agama. Namun pada kenyataannya, umat Islam sendiri tidak sepenuhnya berada pada pemahaman yang sama dalam memahami pengertian Dakwah. Sehingga hal ini berdampak pada munculnya aliran-aliran dakwah yang berbeda tafsir, pandangan hingga metode. Memang sebuah perbedaan adalah hal yang biasa, tinggal bagaimana kita dapat bersikap bijaksana dalam menanggapi perbedaan yang muncul tersebut.

Dalam melaksanakan dakwah Agama Islam, hendaknya seorang da’i juga harus mengetahui secara detail mengenai sasaran dakwahnya. Ketika sasaran dakwah bisa dikuasai dengan baik, maka usaha dakwah pun akan

3 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an, hlm. 65

(2)

2

berhasil. Namun jika da’i kurang memahami medan dakwahnya, maka hal ini

akan menjadi batu sandungan bahkan bumerang bagi da’i tersebut.

Mohammad Natsir dalam buku Fiqhud Dakwah, mengatakan bahwa ada 3 metode dakwah yang relevan untuk disampaikan di tengah masyarakat, yakni dakwah bil lisān, dakwah bil kalām, dan dakwah bil ḥāl. Dakwah yang baik bukanlah dakwah yang bersifat menggurui, walaupun disampaikan oleh seseorang dengan kualifikasi yang cukup memiliki bobot. Seorang juru dakwah yang baik, haruslah jujur pada dirinya sendiri terlebih dahulu, sehingga mampu menggugah kesadaran dan partisipasi para pendengarnya. Seperti yang dicontohkan oleh Rasūlull h Muḥammad ṢAW, dalam teladan

dakwahnya beliau senantiasa menunjukkan adanya kesatuan antara ucapan dan perbuatan. Beliau tidak hanya hidup berdoa dan berkhotbah, akan tetapi beliau pun juga melakukan kegiatan kemasyarakatan untuk mewujudkan misi akbarnya.4

Dalam rangka menggunakan metode ini Rasūlull h Muḥammad ṢAW

tidak segan pergi ke pasar–pasar Jahiliyah yang diliputi kemungkaran dan dosa. Beliau juga tidak enggan mendatangi rumah para petinggi dan pembesar meskipun di tempat tersebut sering terjadi penghinaan dan celaan terhadap Rasūlull h Muḥammad ṢAW . Nabi juga tidak enggan mengundang orang– orang kafir untuk menghadiri jamuan makan di rumahnya, dimana hal ini dianggap tabu oleh sebagian umat Muslim sekarang. 5

4 Hamdan Daulay, Dakwah di Tengah Persoalan Budaya dan Politik (Yogyakarta: LESFI, 2001), hlm. 7 – 8.

(3)

3

Hal inilah yang terjadi di Kampung Bratan, Kalurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. Dimana lingkungan ini dihuni oleh masyarakat yang sangat heterogen, yaitu penganut Kristen, Katholik, Kejawen dan juga Islam dengan berbagai paham dakwahnya, antara lain Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, LDII hingga Salafi yang berbaur menjadi satu dalam rangka menjalani kehidupan bermasyarakat yang harmonis.

Di kampung tersebut, muncul sebagian orang yang menganggap cara dakwah Rasūlull h Muḥammad ṢAW ialah yang terbaik namun justru nampak “asing” dalam masyarakat, yaitu Jama’ah Tabligh. Tidak heran jika lantas muncul pro dan kontra terhadap cara dakwah yang “baru” tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk memilih skripsi

dengan judul “PERBANDINGAN METODE DAKWAH

MUHAMMADIYAH DAN DAKWAH JAMA’AH TABLIGH

TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

MASYARAKAT BRATAN, PAJANG, LAWEYAN, SURAKARTA

TAHUN 2014 – 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang yang penulis uraikan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

(4)

4

2. Bagaimana pengaruh Dakwah Muhammadiyah dan Dakwah Jama’ah Tabligh terhadap Perkembangan Pendidikan Islam masyarakat Bratan ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui perbandingan dakwah Muhammadiyah dengan Jama’ah Tabligh terhadap perkembangan

pendidikan Islam masyarakat di kampung Bratan, Pajang, Laweyan, Surakarta pada rentang tahun 2014-2015.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan tentang sistem dakwah Muhammadiyah dan Jama’ah Tabligh di kampung Bratan.

b. Manfaat Praktis

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem dakwah Muhammadiyah dan Jama’ah Tabligh

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variable ekonomi makro yaitu inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2), suku bunga BI dan 3 nilai tukar Rupiah terhadap Dollar

Pada waktu konseling membantu klien/pasien, terjadi langkah-langkah komunikasi secara timbal balik yang saling berkaitan (komunikasi interpersonal) untuk membantu

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu jumlah penduduk Kota Sorong sampai dengan tahun 2026, besar kebutuhan air

Kegiatan senam ini juga merupakan salah satu upaya yang dapat membantu peningkatan angka kecukupan ibu rumah tangga. Karena kebanyakan ibu rumah tangga malas

Hal ini memberikan arahan bahwa hipotesis pertama (H1) dapat diterima; 4) Seluruh variabel bebas penelitian yang terdiri dari; komitmen organisasi (X1),

Sehamsnya agar ti- dak teijadi penyalahgunaan dalam penerapan isi pasal, titik tekan da lam produk hukum perkawinan Indonesia mengacu pada fomena sosial bahwa perkawinan antar

Hasil penelitian pada kelompok yang mendapat terapi menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif mampu menurunan tingkat stres se- besar 71% dengan nilai p= 0,000

Kadar air yang rendah pada bubur bengkoang dibandingkan produk lainnya adalah karena pada sari masih terdapat komponen karbohidrat yang berbentuk padat.. Hal inilah yang membuat