1
Berdasarkan penelitian dari Nippon Koei (2007), Bendungan Serbaguna Wonogiri merupakan satu - satunya bendungan besar di sungai utama Bengawan Solo yang merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa dengan Daerah Tangkapan Air (DTA) sekitar 16.100 km2 dengan panjang sekitar 600 km. Sejak pengisian
waduk Wonogiri pada tanggal 29 Desember 1980, waduk dengan cepat terisi oleh sedimen. Apabila tidak dilakukan penanggulangan masalah sedimentasi di waduk Wonogiri, waduk akan kehilangan fungsinya sebagai penyuplai air dan pengendali banjir karena berkurangnya kapasitas tampungan waduk dalam waktu dekat mendatang. Khususnya, endapan sedimen pada sekitar bangunan pengambilan secara serius telah mempengaruhi kinerjanya. Berdasarkan hasil studi penanganan sedimentasi yang dilakukan Japan International Cooperation Agency (JICA) diketahui bahwa rata rata sedimen tahunan dalam periode 1993 -2004 sebesar 3,18 juta m3/tahun.
Menurut JICA (2007)inflowsedimen dari tahun 1993 - 2004 dan 2004 - 2005 yaitu sebagai berikut :
1) Selama 12 tahun terakhir (1993 - 2005) rata - rata inflow sedimen per tahun ke dalam waduk Wonogiri mencapai 3,2 juta m3/tahun, dimana
yang berasal dari Sungai Keduang adalah 1,2 juta m3/tahun (sekitar 38%
2) Rata - rata per tahun pelepasan (outflow) sedimen sekitar 0,4 juta m3/tahun dengan rincian 0,15 juta m3/tahun melalui spillway dan 0,25
juta m3/tahun melaluiintakePLTA.
3) Dapat disimpulkan bahwa rata rata sedimentasi per tahun di waduk 2,8 juta m3/tahun dan nilai rasio penahanan sedimen di waduk Wonogiri
sekitar 87%.
Diperkirakan pada tahun 2051, waduk Wonogiri akan kehilangan sekitar 28% kapasitas tampungan efektifnya dan kehilangan secara total kapasitas dead
storage-nya. Waduk akan kehilangan sekitar 62% kapasitas tampungan
efektifnya pada sekitar tahun 2105. Dengan menerapkan rerata pengendapan sedimen tahunan 0,77 juta m3/tahun, kapasitas tampungan waduk di kawasan
Wonogiri Dam Wonogiri Reservoir S o lo R iv e r 260 810 1,960
Sediment Deposition in Main Storage
Sediment Deposition in Keduang Storage
150
410
Power Station Spillway
Sediment Yield Sediment Deposition
Sediment Release Unit: 1,000 m3
(Sedimentation base Volume)
1,220 Sediment Yield from Keduang River Basin
1,960
Sediment Yield from Other River Basins
[image:3.595.168.444.116.392.2]Sumber : Tim Studi JICA Gambar I.1. Neraca Sedimen Tahunan Waduk Wonogiri Saat ini.
Pada data di 36 stasiun pengamat curah hujan, untuk rata - rata curah hujan tahunan di daerah tangkapan air (DTA) Wonogiri antara tahun 1975 dan 2005 sekitar 1990 mm/tahun. Besarnya laju evaporasi harian di bendungan Wonogiri 5,3 mm/hari. Evaporasi di musim kering bulan Juli - November relatif lebih tinggi dibanding pada saat musim hujan pada bulan Desember - Juni (JICA,2007).
konservasiyang meliputi sumur resapan (biopori), terasering, penanaman pohon, rorak dan gully plug. Penanganan di sungai dilakukan dengan pembuatan
checkdamdan perbaikan dinding sungai, sedangkan penanganan sedimentasi di
Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri dengan membuatspillwaybaru danclousure dike.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengkajian seberapa besar dampak yang dihasilkan dari biopori sebagai salah satu bagian konservasidalam pengaruhnya terhadap limpasan pada DAS Keduang. Dimana limpasan ini sangat berpengaruh pada erosi lahan, dengan berkurangnya debit limpasan diharapkan mengurangi laju sedimen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat diambil beberapa permasalahan yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang antara lain :
1) Seberapa besar sedimentasi yang terjadi pada kondisi eksisting di DAS Keduang ?
2) Bagaimanakah sedimentasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang setelah
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah limpasan Daerah Aliran Sungai Keduang di Waduk Wonogiri yaitu sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui besarnya sedimentasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang pada kondisi eksisting (sebelum adanya pemasangan Biopori). 2) Untuk mengetahui pengaruh lubang resapan biopori pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) Keduang terhadap debit limpasan dansediment inflow.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yang telah membantu untuk melaksanakan penelitian, bagi masyarakat akademik yang terkait langsung, dan juga untuk dunia usaha jasa konstruksi.
1) Bagi masyarakat akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan mengenai Ilmu Hidrologi dan Hidraulika.
2). Bagi Dunia Usaha Jasa Konstruksi
E. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan penulis, penelitian tentang Kajian Pengaruh Sumur Resapan (Biopori) Terhadap Limpasan Pada Daerah Aliran Sungai Keduang belum pernah dilakukan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang difokuskan untuk mengetahui pengaruh sumur resapan (biopori) terhadap limpasan di Daerah Aliran Sungai Keduang.
F. Batasan Masalah
Pada penelitian ini memiliki batasan masalah dengan tujuan agar permasalahan menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian yang dilakukan antara lain :
1) Penelitian ini hanya dilakukan di DAS Waduk Wonogiri khususnya adalah DAS Keduang.
2) Penelitian ini hanya dilakukan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Keduang. 3) Analisis biopori hanya dilakukan untuk luas daerah 35,993 hektar di
Daerah Aliran Sungai Keduang yang merupakan sub Daerah Aliran Sungai Waduk Wonogiri.
4) Peneliti hanya mengambil objek penelitian tentang sedimentasi dan debit limpasan.