KONTRIBUSI KECEPATAN, KELENTUKAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN DAYA TAHAN
TERHADAP KETERAMPILAN POOMSAE ATLET TAEKWONDO KOTABUMI
(Skripsi)
Oleh
Septian Tono
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
KONTRIBUSI KECEPATAN, KELENTUKKAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, DAN DAYA TAHAN
TERHADAP KETERAMPILAN POOMSAE ATLET TAEKWONDO KOTABUMI
Oleh Septian Tono
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi kecepatan, kelentukkan, kekuatan otot lengan, daya ledak otot tungkai dan daya tahan paru-jantung terhadap Keterampilan Poomsae Atlet Taekwonodo. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang taekwondoin putra kelompok umur 13-15 Tahun Dojang Kotabumi. Tes menggunakan, kecepatan dengan lari 50 m, kelentukan dengan alat Sit and reach, kekuatan otot langan dengan alat pull and push dynamometer, daya ledak otot tungkai dengan alat Jump MD,dan daya tahan dengan Bleep test. Sedangkan teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana (Tunggal).
Hasil analisis menunjukan bahwa keterampilan poomsae dipengaruhi oleh aspek kecepatan dengan kontribusi 9,3%, kelentukan dengan kontribusi 21,5%, kekuatan otot lengan dengan kontribusi 20,7%, daya ledak otot tungkai dengan kontribusi 24,8% dan sebanyak 17,0% kontribusi yang diberikan oleh daya tahan paru-jantung. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot tungkai memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap keterampilan poomsae.
KONTRIBUSI KECEPATAN, KELENTUKAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN DAYA TAHAN
TERHADAP KETERAMPILAN POOMSAE ATLET TAEKWONDO KOTABUMI
Oleh Septian Tono
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Septian Tono, lahir di Kotabumi pada tanggal 10 November 1991, sebagai anak ke lima dari lima bersaudara. Penulis lahir dari pasangan Bapak M. Ngadimun dan Ibu Ngatini.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:
Taman kanak-kanak (TK) Depak Kotabumi,
Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 6 Tanjung Harapan lulus pada tahun 2004. Kemudian masuk SMP Negeri 3 Kotabumi pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 3 Kotabumi pada tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur (PKAB). Selama menjadi mahasiswa penulis terdaftar sebagai anggota UKM-U Taekwondo Universitas Lampung, aktif sebagai atlet dan asisten pelatih, kemudian pada tahun 2013-2014 menjadi pelatih utama. Penulis juga mendapat penghargaan dari berbagai cabang olahraga dan mengikuti kejuaraan daerah, diantaranya adalah:
1. Juara 1 Bawah 68 Kg Kejuaraan Taekwondo Terbuka Unila Cup XV di Lampung pada tahun 2011
2. Juara 2 Bawah 68 Kg Kejuaraan Taekwondo Terbuka Darmajaya Cup IX di Lampung pada tahun 2012
3. Menyandang Sabuk Hitam Taekwondo DAN 1 Kukkiwon’s pada tahun 2013
4. Juara 3 Bawah 68 Kg pada PORPROV VII di Lampung Selatan mewakili tim Lampung Utara pada tahun 2014
PERSEMBAHAN
Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim
Karyatulisinikupersembahkankepada:
Ayahanda M. Ngadimun dan Ibunda Ngatini serta Keluarga besarku
tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya hingga saat ini dan semoga
hingga akhir kelak dan dukungan serta do’a yang kau lantunkan dalam setiap
sujudmu demi keberhasilanku.
Terimakasih atas semua cinta, jerih payah dan pengorbananmu dari setiap tetes
kerja keras keringatmu yang telah kau berikan kepadaku. Semoga apa yang
telah kau berikan itu membawa manfaat pahala didunia dan akhirat.
Keluarga Besar UKM-U Taekwondo Universitas Lampung dan
Keluarga Besar Penjaskesrek 2010 (terkhusus Alm. Ade Safaldo)
terimakasih atas kebersamaan selama ini sehingga membuatku mempelajari
banyak hal dari kalian.
MOTO
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah dengan cepat, tanpa usaha yang
keras
(Penulis)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari
betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.
- (Thomas Alva Edison)
Keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai cita-cita, lebih banyak ditentukan
oleh diri kita sendiri. Meskipun orang lain, alam, atau kondisi berpengaruh, di
tangan kita lah nasib bicara.
(Valentino Rossi)
Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan
dan tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya
SANWACANA
Assalamualaikum.Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Lampung. Dengan Judul “Kontribusi Kecepatan, Kelentukan, Kekuatan Otot Tangan, Daya Tedak Otot Tungkai, dan Daya Tahan Terhadap Keterampilan Poomsae Atlet Taekwondo Kotabumi”.
Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak M. Ngadimun dan Ibunda Ngatini selaku orang tua yang selalu menyayangi, mencintai, dan mendo’akan penulis tanpa rasa lelah sampai
menyelesaikan skripsi ini.
pula kepada Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses perbaikan skripsi ini.
3. Ketua PENGKAB Taekwondo Lampung Utara Joni Efendi, S.E yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. Bapak Eko Supriyanto, S.Pd Asisten Pelatih Dojang Kotabumi yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dari awal hingga akhir kegiatan serta seluruh Taekwondoin yang mengikuti latihan rutin Taekwondo.
4. Keluarga Besar UKM-U Taekwondo Universitas Lampung dan Keluarga Besar Penjaskes 2010.
5. Kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin..
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Bandar Lampung, 3 November 2014 Penulis
xii
xiii
6. Instrumen Tes Keterampilan Poomsae Taeguk 8 jang ... 29
H. Teknik Analisis Data ... 31
1. Analisis Regresi ... 33
2. Uji Hipotesis ... 34
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 1. Penjelasan Taeguk Berdasarkan Peringat Sabuk ... 9 2. Rangkuman Hasil Perhitungan SPSS Tabel Coefficients Secara
Parsial Data Tes Kecepatan, Kelentukan, Kekuatan Otot Lengan,
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian ... 17
2. Desain Penelitian ... 23
3. Alat Jump MD untuk mengukur daya ledak otot tungkai ... 27
4. Diagram Poligon Berat Badan Rata-rata Responden (Atlet) ... 36
5. Diagram Poligon Tinggi Badan Rata-rata Responden (Atlet) ... 37
6. Diagram Batang Hasil Tes Kecepatan ... 37
7. Diagram Batang Hasil Tes Kelentukan ... 38
8. Diagram Batang Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan ... 38
9. Diagram Batang Hasil Tes Daya Ledak Otot Tungkai ... 39
10. Diagram Batang Hasil Tes Daya Tahan ... 39
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taekwondo merupakan salah satu jenis olahraga fisik beladiri yang berasal dari Korea, karena itu taekwondo mengandung unsur filosofi yang mendalam sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Jika diartikan secara sederhana, taekwondo berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong (Suryadi,2002:xv).
Pada olahraga beladiri taekwondo ini terdapat tiga materi terpenting dalam berlatih taekwondo antara lain poomsae, kyukpa, dan kyoruki. Dasar-dasar Taekwondo terbentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan yang menggunakan bagian tubuh untuk menghadapi lawan. Untuk menjadi Taekwondoin yang handal harus menguasai teknik dasar Taekwondo yang terdiri dari Sikap kuda-kuda atau Seogi, pukulan Jierugi, tangkisan atau Makki, tendangan atau Chagi.
2
antara lain kemampuan fisik, teknik, taktik, dan psikologis yang baik. Menurut Yoyok Suryadi (2008) Poomsae adalah unit yang penting dalam
sistem teknis Taekwondo. Poomsae adalah gerakan-gerakan kombinasi yang dirancang untuk berlatih tanpa instruktur, dengan menggunakan dasar kinerja yang tetap dari menyerang dan bertahan. Latihan dalam waktu yang lama
membutuhkan kesegaran jasmani yang tinggi.
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki simpanan tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga, 1999:1). Kebugaran jasmani dapat meningkat melalui latihan fisik. Latihan fisik yang dilakukan secar teratur, sistematis dan berkesinambungan, serta dituangkan dalam sebuah program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Latihan fisik adalah suatu upaya yang disadari dan terprogram untuk membina kualitas fungsional dasar olahragawan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal.
3
1. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan 2. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi daya tahan jantung, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh. Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi kecepatan, kelentukan, dan daya ledak (Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga, 1999:4-5). Muljono Wiryoseputro yang dikutip oleh Suharjana, (2008:4-5) mengatakan bahwa komponen kesegaran jasmani ada 10 macam, yaitu:
(1). Daya tahan terhadap penyakit, (2). Kekuatan dan daya tahan otot, (3). Daya tahan jantung, peredaran darah dan nafas, (4). Daya ledak otot, (5). Kelenturan, (6). Kelincahan, (7). Kecepatan. (8). Koordinasi, (9). Keseimbangan, (10). Ketepatan.
Bila dilihat dari kondisi atlet taekwondo kotabumi ada beragam aspek yang mempengaruhi antara lain seperti kecepatan pada setiap teknik gerakan atau poom , kelentukan dalam setiap pergantian teknik , kekuatan otot lengan dalam melakukan teknik pukulan dan tangkisan, daya ledak otot tungkai dalam melakukan teknik tendangan, daya tahan paru-jantung dalam mengendalikan pernafasan dan semuanya begitu penting.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas terdapat masalah yang dapat diidentifikasi, antara lain :
1. Pentingnya kecepatan pada setiap Poom dalam teknik Poomsae taeguk 8 pada Taekwondoin unit Dojang Kotabumi.
2. Pentingnya kelentukan dalam setiap pergantian teknik Poomsae taeguk 8 pada Taekwondoin unit Dojang Kotabumi.
3. Pentingnya kekuatan otot lengan dalam melakukan teknik pukulan dan tangkisan pada Poomsae taeguk 8 pada Taekwondoin unit Dojang Kotabumi.
4. Pentingnya daya ledak otot tungkai dalam melakukan teknik tendangan pada Poomsae taeguk 8 pada Taekwondoin unit Dojang Kotabumi. 5. Pentingnya daya tahan paru-jantung dalam dalam mengendalikan
pernafasan pada Poomsae taeguk 8 pada Taekwondoin unit Dojang Kotabumi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Seberapa besar kontribusi kecepatan terhadap keterampilan Poomsae? 2. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap keterampilan Poomsae? 3. Seberapa besar kontribusi kekuatan otot lengan terhadap keterampilan
Poomsae?
5
5. Seberapa besar kontribusi daya tahan paru-jantung terhadap keterampilan Poomsae ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kecepatan terhadap keterampilan Poomsae.
2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kelentukan terhadap keterampilan Poomsae.
3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Poomsae.
4. Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap keterampilan Poomsae.
5. Untuk mengetahui besarnya kontribusi daya tahan paru-jantung terhadap keterampilan Poomsae.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang kontribusi kecepatan, kelentukan, kekuatan otot lengan, daya ledak otot tungkai dan daya tahan terhadap keterampilan poomsae.
6
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi taekwondo pada teknik poomsae khususnya agar lebih mengetahui berbagai komponen kondisi fisik yang bermanfaat untuk menunjang penampilan poomsae. 2. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran penelitian lanjutan upaya penelitian yang lebih luas. agar penelitian ini tidak hanya dijadikan bahan pembanding tapi juga penelitian ini dapat ditindak lanjuti dan dikembangkan, disarankan untuk menambahkan variabel, sampel dan unsur-unsur lain.
3. Pelatih Poomsae
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Poomsae
Poomsae berasal dari dua kata, yaitu poom dan se, yang berarti rangkaian bentuk gerakan. Poomsae adalah sistem metode latihan taekwondo dalam praktek menyerang dan bertahan menghadapi lawan imajiner. Poomsae terdiri dari variasi berbagai bentuk kuda-kuda, tendangan, pukulan, tangkisan, dan sebagainya yang didasari oleh prinsip-prinsip filosofi timur yang mendalam. Poomsae merupakan pelajaran pokok dalam latihan taekwondo yang dibagi dua, yaitu poomsae yang diperuntukkan bagi yang belum mencapai tingkatan sabuk hitam (Taeguk 1 – 8) dan poomsae bagi tingkatan sabuk hitam (Koryo-ilyo). Dalam hal ini terdapat pedoman bagaimana mempelajari poomsae dengan baik dan benar.
Menurut Yoyok Suryadi (2002:43) Pedoman untuk mempelajari dan mempraktekkan poomse yaitu:
1. Gerakan Poomsae dimulai dan berakhir pada titik atau posisi yang sama. Untuk tu diperlukan ketepatan badan, langkah, arah dan gerakan agar dapat kembali keposisi awal.
8
3. Memperhatikan perbedaan kecepatan pada setiap gerakan, tidak semua gerakan dilakukan dengan tepat
4. Setiap langkah harus dilakukan dengan konstan (tetap), baik keseimbangan, lebar dan panjang langkah
5. Melakukan setiap teknik gerakan setepat mungkin dan bayangkan seperti menghadap lawan menghadap lawan yang sesungguhnya
6. Mempelajari dengan benar pengaturan nafas dan teriakan (kihap)
B. Keterampilan Taeguk
Taeguk adalah rangkaian suatu gerakan dasar dalam Taekwondo. Taeguk adalah teknik keindahan Taekwondo atau jurus berupa serangkaian gerakan kuda-kuda, pukulan, tangkisan dan tendangan yang ditujukan pada lawan khayal Taeguk kebanyakan mewakili filsafat timur yang paling mendalam dari mana pandangan-pandangan filosofis negeri timur mengenal dunia, kosmos, dan kehidupan asal. Tae artinya “keagungan” sedang geuk artinya “keabadian”. Dengan demikian, Taeguk tidak mempunyai bentuk, tidak ada
permulaan, tidak ada akhir pula. Sekalipun demikian, segala sesuatu berasal dari Taeguk. Dengan perkataan lain Taeguk adalah sesuatu yang mengandung hal apapun yang sebenarnya.
9
Taeguk. Taeguk diberikan berdasarakan sabuk yang disandang oleh jeja atau murid.
Pembagian Taeguk berdasarkan sabuk dapat dilihat di bawah ini: Tabel 1. Penjelasan Taeguk Berdasarkan Peringkat Sabuk
Tingkatan Warna Sabuk Poomse
Geup 10 Putih -
Geup 9 Kuning Taeguk 1
Geup 8 Kuning Strip Hijau Taeguk 2
Geup 7 Hijau Taeguk 3
Geup 6 Hijau Strip Biru Taeguk 4
Geup 5 Biru Taeguk 5
Geup 4 Biru Strip Merah Taeguk 6
Geup 3 Merah Taeguk 7
Geup 2 Merah Strip Hitam 1 Taeguk 8
Geup 1 Merah Strip Hitam 2 Taeguk 8 (Penyempurnaan)
Dan 1-10 Hitam Koryo-Ilyo
Seperti pada cabang beladiri umumnya tingkatan Taekwondo juga ditandai dengan “SABUK” ukurannya P = 275, L = 4. Dengan melihat warna sabuk
10
C. Teknik-teknik Dasar Taekwondo
Teknik-teknik dasar pada Taekwondo menurut Hu-seup Song dan Jongo Kim (1986:39-61) antara lain:
1. Kuda-kuda (Seogi)
11
menggantung. Joochoom Seogi adalah kuda-kuda dengan posisi membuka kedua kaki lebar kesamping, lutut ditekuk.
2. Pukulan (Jireugi) dan Tangkisan (Makki)
Arae Makki adalah tangkisan untuk menangkis tendangan dari arah depan. Eolgool Makki adalah tangkisan untuk menangkis pukulan atau tendangan kearah muka. Montong Bakat Makki adalah tangkisan untuk menangkis pukulan dari arah dalam tubuh lalu membuangnya keluar. Montong An Makki adalah tangkisan untuk menangkis pukulan atau tendangan dari luar. Geodreo Montong Makki adalah tangkisan untuk menangkis tendangan pukulan atau tendangan dari luar. Soonal Arae Makki adalah tangkisan untuk menangkis tendangan dengan arah tangkisan kearah kaki. Sonnal Montong Makki adalah tangkisan untuk menangkis serangan kearah wajah. Eotkeoreo Eolgool adalah tangkisan yang dilakukan dengan cara menyilangkan kedua tangan kedepan wajah. Jebipoom Mokchigi adalah tangkisan yang dilakukan untuk menangkis serangan arah kepala dam memukul kearah leher lawan secara bersamaan. Momtong Jireugi adalah pukulan untuk arah perut. Eolgool Jireugi adalah pukulan kearah muka atau kepala. Joochoom Yeop Jireugi adalah pukulan yang dilakukan dengan posisi badan kesamping.
3.Tendangan (Chagi)
12
Dollyochagi adalah tendangan melingkar kesamping. Yidan Twieo Apchagi adalah tendangan yang yang dilakukan dengan cara melompat dengan mengangkat salah satu kaki. Yidan Twieo Yeopchagi adalah tendangan yang dilakukan dengan cara melompat dengan salah satu kaki ditekuk. Yidan Twieo Dwitchagi adalah tendangan yang dilakukan dengan cara memutar tubuh 360 derajat diudara, dengan salah satu kaki, dan menendang dengan kaki yang lain. Modeumbal Twieo Apchagi adalah tendangan yang dilakukan dengan menendangkan kedua kaki sekaligus. Yidan Twieo Apdollyeo Chagi adalah tendangan yang dilakukan dengan kaki bersamaan. Pada saat di udara salah satu kaki menendang dengan arah tendangan kesamping. Apchagi adalah tendangan kearah depan, dilakukan dengan cara menekuk lutut di depan dada dan melepaskan tungkai bawah ke arah perut atau kepala. Apchaoligi adalah tendangan yang dilakukan dengan cara mengangkat kaki lurus keatas melebihi bahu ( Hu-Seup Song dan jong-o Kim, 1986:56).
D. Kecepatan
13
anggota tubuh menempuh jarak tertentu dalam satu satuan waktu yang singkat.
E. Kelentukkan
Dalam pengembangan keterampilan pada cabang-cabang olahraga termasuk taekwondo, hampir setiap olahraga mempunyai kekhususan unsur kondisi fisik yang dominan, yang merupakan peningkatan dari komponen-komponen fisik dasar seperti daya tahan kekuatan dan kelentukan. Ini berarti kelentukan merupakan salah komponen dasar dalam melatih kondisi fisik agar keterampilan dalam cabang-cabang olahraga juga akan meningkat.
Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.
14
seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cidera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu.
Kelentukan menurut Harsono (2000 :132) yaitu kemampuan seseorang untuk mengerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cedera pada persendian dan otot sekitar persendian itu.
Dengan demikian dimiliki kelentukan oleh seseorang akan dapat: 1. Mengurangi kemungkinan terjadinya cidera otot dan sendi,
2. Membantu mengembangkan kecepatan, koordinasi dan kelincahan, 3. Membantu perkembangan prestasi,
4. Menghemat pengeluaran tenaga (efisien) pada waktu melakukan gerakan-gerakan dan,
5. Membantu memperbaiki sikap tubuh.
Secara umum, suhu badan dan usia sangat mempengaruhi luasnya gerakan bagian-bagian tubuh.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelenturan adalah ukuran kemampuan seseorang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot-otot yang elastis.
F. Kekuatan Otot
15
merupakan kemampuan sejumlah otot untuk menggunakan kekuatan terhadap suatu rangsang, dan di sini dikenal istilah power.
G. Daya Ledak
Pusat pengembangan kualitas jasmani (2002: 49) menjelaskan bahwa daya ledak otot atau explosive power adalah tenaga yang dapat dipergunakan memindahkan berat badan atau beban dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut Hamidsyah Noer (1994: 55), daya ledak adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosive. Jadi, daya ledak merupakan kemampuan otot untuk melaksanakan usaha dengan waktu yang cepat.
H. Daya Tahan Paru-jantung (Kardiorespirasi)
Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 27), daya tahan paru jantung adalah kemampuan fungsional paru jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama. Sedangkan menurut Mochamad Sajoto (1988: 44), daya tahan kardiorespirasi adalah keadaan di mana jantung seseorang mampu bekerja dengan mengatasi beban berat selama suatu kerja tertentu.
16
I. Kerangka Pikir
Menurut Soekanto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”. Menurut
pedoman untuk mempelajari dan mempraktekan Poomsae dibutuhkan kestabilan, Kecepatan, tenaga, kekuatan, ritme, penjiwaan serta sikap penampilan (Yoyok Suryadi, 2002:42). Poomsae merupakan keseimbangan fisik, pikiran, dan jiwa yang tenang (Lee, Soon Man dan Gaetane Ricke, 1999:58)
17
Dengan melihat uraian dari kajian teori banyak dipengaruhi dalam berbagai aspek, di atas dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:
Peta Konsep :
Taekwondo
Gambar 1. Kerangka pikir penelitian
Apa bila latihan di atas dapat terpenuhi dengan baik maka bisa meningkatkan kebugaran jasmani pada Taekwondoin. Oleh karena itu, teknik dasar dan peningkatan kebugaran jasmani harus diberikan secara bersamaan rutin dan terus menerus.
J. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:64) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,
18
belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Menurut Sukardi (2003 : 42) hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Ada kontribusi kecepatan terhadap keterampilan Poomsae
Ho : Tidak ada kontribusi kecepatan terhadap keterampilan Poomsae H2 : Ada kontribusi kelentukan terhadap keterampilan Poomsae
Ho : Tidak ada kontribusi kelentukan terhadap keterampilan Poomsae H3 : Ada kontribusi kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Poomsae
Ho : Tidak ada kontribusi kekuatan otot tangan terhadap keterampilan Poomsae
H4 : Ada kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap keterampilan Poomsae
Ho : Tidak ada kontribusi daya ledak otot tungkai terhadap keterampilan Poomsae
H5 : Ada kontribusi daya tahan terhadap keterampilan Poomsae
19
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empirik, pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedang menguji kebenaran dilakukan jika yang sudah ada masih atau diragukan kebenarannya, sehingga hasil dari penelitian tersebut merupakan karya ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan. (Sutrisno Hadi, 2004a : 3) dalam penelitian ini hanya mencakup menemukan.
20
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2004:108), populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (1992) populasi adalah totalitas nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kualitatif atau kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Taekwondoin putra kelompok umur 13-15 tahun menyandang sabuk merah yang berdomisili di Kotabumi, dimana jumlah populasi sampel adalah 20 orang taekwondoin putra. Penentuan sampel mengacu pada teori Arikunto (1998) yang mengatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Adapun yang berkaitan dengan populasi mengenai sifat dan karakteristik tertentu ialah:
1. Atlet Putra
21
C. Variabel dan Data Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto (2006:118). Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu: (1) variabel bebas (variabel independent) dan (2) variabel terikat (variabel dependent).
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau sering disebut variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2008: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Kecepatan (X1)
b. Kelentukan (X2)
c. Kekuatan otot lengan (X3)
d. Daya ledak otot tungkai(X4)
e. Daya tahan (X5)
2. Variabel Terikat
22
D. Definisi Oprasional Variabel
1. Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan untuk memindahkan tubuh dan menggerakkan anggota tubuh menempuh jarak tertentu dalam satu satuan waktu yang singkat. Menurut Abdulkadir Ateng (1992: 67), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
2. Kelentukkan
Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh. Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelenturan.
3. Kekuatan otot lengan
23
4. Daya ledak otot tungkai
Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai melakukan gerakan secara eksplosive. Jadi, daya ledak merupakan kemampuan otot untuk melaksanakan usaha dengan waktu yang cepat.
5. Daya tahan paru jantung
Daya tahan paru jantung adalah kemampuan fungsional paru jantung mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu lama (Djoko Pekik Irianto 2004: 27)
6. Poomsae Taeguk
Poomsae Taeguk adalah rangkaian suatu gerakan dasar dalam taekwondo. Taeguk adalah teknik keindahan Taekwondo atau jurus berupa serangkaian gerakan kuda-kuda, pukulan, tangkisan dan tendangan.
E. Desain Penelitian
Gambar 2. Desain Penelitian (Sumber: Riduwan. 2005)
(X1)
(X2)
(X3)
(X4)
(Y)
24
Y : Keterampilan Poomsae
F. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di GOR Sukung kotabumi Lampung Utara 2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pemberian perlakuan tes pengambilan data 1X atau one shot model dalam waktu yang sama saat jam latihan Dojang Kotabumi pada hari minggu.
Menurut Arikunto (2006: 223), mengatakan bahwa mengumpulkan data merupakan kegiatan penting dalam suatu penelitian. Dengan adanya itulah dilakukan penelitian dengan menganalisisnya untuk kemudian dibahas dan disimpulkan dengan referensi yang dimiliki, sedangkan yang dimaksud data itu sendiri adalah hasil pencatatan penelitian baik berupa fakta maupun angka. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan pengukuran.
25
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Kecepatan
Untuk tes kecepatan di adopsi dari Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) melalui Lari Jarak Pendek 50 meter usia 13-15 tahun. Sprint atau lari cepat bertujuan untuk mengukur kecepatan. Kategori jarak yang harus ditempuh oleh masing-masing kelompok umur berbeda, untuk lari jarak pendek mempunyai ketentuan sebagai berikut.
2. Instrumen Kelentukan
Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut Sit and Reach. Alat yang digunakan antara lain:
a. Sit and Reach b. Blangko tes c. Alat tulis. Pelaksanaan :
1. Orang yang dites duduk dengan kaki diluruskan. Telapak kaki menumpu pada kaki alat sit and reach, tangan orang yang dites menyentuh tolakan yang terdapat di alat.
26
3. Instrumen Kekuatan Otot Lengan
Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut Push Pull dynamometer. Satuan yang digunakan dalam skala alat ini
adalah kilogram (kg). Alat yang digunakan antara lain:
a. Push Pull dynamometer
b. Blangko tes c. Alat tulis. Pelaksanaan :
1. Pasien berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm
atau selebar bahu. Pandangan lurus kedepan. Expanding
Dynamometer dipegang dengan kedua tangan.
2. Diangkat dengan kedua tangan berada di depan dada. Badan dan alat
menghadap keluar atau ke depan. Kedua lengan atas kesamping dan
siku ditekuk.Pastikan jarum dinamometer berada pada angka nol.
3. Pull (Tes kekuatan menarik otot) tarik sekuat-kuatnya expanding dynamometer dengan kedua tangan. Hanya dengan sekali tarikan.
Alat ataupun tangan tidak boleh menyentuh badan.Dilakukan 3 kali,
diambil hasil yang terbaik.
4. Push (Tes kekuatan mendorong otot) dorong sekuat-kuatnya
expanding dynamometer dengan kedua tangan. Hanya dengan sekali dorongan saja. Alat ataupun tangan tidak boleh menyentuh badan.
27
4. Instrumen Daya Ledak Otot
Jump MD merupakan alat untuk mengukur tinggi lompatan vertikal. Adapun ketentuan dan penggunaannya adalah sebagai berikut:
1. Pasanglah belt di pinggang subjek, pastikan supaya alat telah terpasang dengan erat. Perintahkan subjek untuk berdiri di atas rubber plate dengan tegak. Putarlah punggung tali yang ada pada alat, pastikan agar tali tidak kendor.
2. Tekan tombol ON/C untuk menyalakan alat. Perintahkan kepada subjek untuk melakukan vertical jump. tekan tombol SET untuk menyimpan nilai yang pertama, display akan menunjukkan nilai “0”. 3. Perintahkan agar subjek kembali berdiri di atas rubber plate dengan
tegak. Putar kembali penggulung tali agar tali kembali tegang. Perintahkan agar subjek melakukan vertical jump sekali lagi. Setelah 5 detik, display akan menunjukkan nilai vertical jump terbaik dari 2 kali tes yang dilakukan.
4. Untuk mengatur subjek berikutnya, tekan tombol ON/C untuk
mengembalikan display ke “0”.
28
5. Instrumen Daya Tahan Paru-Jantung
Multi Stage Fitness Test/Bleep Test
Berikut petujuk pelaksanaan Multi Stage Test: 1. Perlengkapan
a. Lapangan yang tidak licin sepanjang 22 meter atau lebih b. Sound system
c. Pita kaset
d. Meteran untuk membuat lintasan e. Stopwatch
2. Persiapan Tes
a. Panjang lapangan yang setandar/baku adalah 20 meter dengan lebar tiap lintasan antara 1 sampai dengan 1.5 meter.
b. Lakukan pemanasan dengan peregangan dan menggerakan anggota tubuh terutama tungkai.
c. Jangan makan 2 jam sebelum tes d. Gunakan pakaian olahraga
e. Hindari merokok/alkohol sebelum melakukan tes f. Jangan melakukan tes setelah latihan berat 3. Pelaksanaan Tes
29
b. Tes harus berlari dan menyentuh/menginjakan salah satu kaki pada garis akhir dan berputar untuk kembali berlari setelah bunyi bleep terdengar (tunggu bunyi bleep terdengar)
c. Lari bolak-balik terdiri dari beberapa tingkatan. Setiap tingkatan
ditandai dengan bunyi “bleep” sebanyak tiga kali, sedangkan tiap
balikan ditandai dengan bunyi bleep
d. Testi dianggap tidak mampu apabila dua kali berturut-turut tidak dapat menyentuh/menginjak kakinya pada garis
e. Untuk mempermudah memantau testi, gunakan format terlampir f. Lakukan penenangan (colling down) setelah selasai tes jangan
langsung duduk (Mulyana, 2011:30).
6. Instrumen Tes Keterampilan Poomsae Taeguk 8 jang
Tes ketrampilan poomsae ini merupakan rangkaian gerak dasar yang terdiri dari beberapa rangkaian dan Instrumen ini sudah dibakukan WTF. (2006). Poomsae Competition Rules and Interpretation. (Taeguk 8) Adapun prosedur Pelaksanaan Poomsae adalah sebagai berikut :
1. Peserta adalah Taekwondoin putra sabuk merah kelompok umur 13-15 tahun, yang terdaftar pada Pengprov Lampung atau Pengkab Kotabumi.
30
3. Kriteria Penilaian a. Accuracy
- Accuracy gerakan dasar - Detail dari setiap Poomsae b. Presentastion
- Skill: Range of movememts (lintasan gerakan), balance (kestabilan), Speed dan Power (Kecepatan dan tenaga)
- Expression: Strength/ speed/rhytm (kekutan dan ritme), Expression of energy (penjiwaan dan sikap penampilan)
4. Metode Penilaian
a. Total nilai adalah 10,0 b Accuracy
- Nilai awal adalah 5,0.
- Setiap kontestan melakukan kesalahan minor (kecil), nilainya dikurangi 0,1 poin.
- Setiap kontestan melakukan kesalahan major (kecil), nilainya dikurangi 0,5 poin.
c. Presentation
- Nilai awal adalah 5,0
31
d. Pengurangan poin (oleh Recorder)
- Kontestan yang melakukan poomsaenya melebihi batas waktu 2 menit akan dikurangi 0,5 poin dari nilai terakhirnya.
- Kontestan yang melewati garis batas (Boundary Line) akan dikurangi 0,5 poin dari nilai akhir.
e. Penghitungan nilai
- Kedua nilai Accuracy dan Presentation dilihat.
- Nilai tertinggi dan terendah dari para wasit (untuk setiap kategori) diabaikan, lalu nilai yang tersisa dirata-ratakan dan dijumlahkan (accuracy+Presentation) untuk mendapat nilai akhir.
- Bila terdapat pinalti dan pengurangan poin, maka akan dikurangi dari nilai akhir tersebut.
H. Teknik Analisis Data
32
Sugiyono (2011: 261), dinyatakan bahwa Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Model regresi linier sederhana yaitu :
ŷ = a+bx
dimana ŷ adalah variabel tak bebas (nilai duga), x adalah variabel bebas, a
adalah penduga bagi intersap (α), b adalah penduga bagi koefisien regresi ,
dan α, ß adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga
menggunakan statistik sampel.
Data yang di nilai adalah data variabel bebas: kecepatan (X
1), kelentukkan
(X
2), kekuatan otot lengan (X3), daya ledak otot tungkai (X), Dan daya
tahan otot tungkai (X) serta variabel terikat yaitu kerampilan poomsae (Y).
33
1. Analisis Regresi
Rangkuman hasil perhitungan SPSS tes kecepatan, kelentukan, kekuatan otot lengan, daya ledak otot tungkai, dan daya tahan terhadap keterampilan poomsae dalah sebagai berikut :
a. Regresi Linier Sederhana Kecepatan (X1) Terhadap
Keterampilan Poomsae (Y)
persamaan regresi linier sederhana antara X1 terhadap Y yaitu: Ŷ =
15,203 + 0,270X1. Koefisien determinasi 0,093 maka dapat
diketahui besarnya kontribusi kecepatan adalah sebesar 9,3 %.
b. Regresi Linier Sederhana Kelentukan (X2) Terhadap
Keterampilan Poomsae (Y)
Persamaan regresi linier sederhana antara X2 terhadap Y yaitu: Ŷ =
13,412 + 0,314X2. Koefisien determinasi 0,215 maka dapat
diketahui besarnya kontribusi kelentukan adalah sebesar 21,5 %.
c. Regresi Linier Sederhana Kekuatan Otot Lengan (X3)
Terhadap Keterampilan Poomsae (Y)
Persamaan regresi linier sederhana antara X3 terhadap Y yaitu: Ŷ =
13,808 + 0,331X3. Koefisien determinasi 0,207 maka dapat
diketahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan adalah sebesar
34
d. Regresi Linier Sederhana Daya Ledak Otot Tungkai (X4)
Terhadap Keterampilan Poomsae (Y)
Persamaan regresi linier sederhana antara X4 terhadap Y yaitu: Ŷ =
5,130+ 0,614X4. Koefisien determinasi 0,248 maka dapat diketahui
besarnya kontribusi daya ledak otot tungkai adalah sebesar 24,8%.
e. Regresi Linier Sederhana Daya Tahan (X5) Terhadap
Keterampilan Poomsae (Y)
Persamaan regresi linier sederhana antara X5 terhadap Y yaitu: Ŷ =
14,704+ 0,290X5. Koefisien determinasi 0,413 maka dapat
diketahui besarnya kontribusi daya tahan adalah sebesar 17,0%.
2. Uji Hipotesis
a. Hipotesis 1
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X1 terhadap Y
diperoleh nilai t hitung 2.799> t tabel 1.734. Jadi H0 ditolak dan H1
diterima, kecepatan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keterampilan poomsae.
b. Hipotesis 2
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X 2 terhadap Y
diperoleh nilai t hitung 3.164> t tabel 1.734. Jadi H0 ditolak dan H2
35
c. Hipotesis 3
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X3 terhadap Y
diperoleh nilai t hitung 3.165> t tabel 1.734. Jadi H0 ditolak dan H3
diterima, kekuatan otot lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keterampilan poomsae.
d. Hipotesis 4
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X4 terhadap Y
diperoleh nilai t hitung 7.386> t tabel 1.734. Jadi H0 ditolak dan H4
diterima, daya ledak otot tungkai memberikan kontribusi yang signifikan terhadap keterampilan Poomsae.
e. Hipotesis 5
Hasil pengujian statistik dengan SPSS pada variabel X4 terhadap Y
diperoleh nilai t hitung 3.002> t tabel 1.734. Jadi H0 ditolak dan H5
58
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kontribusi Kecepatan, kelentukan, kekuatan otot lengan, daya ledak otot tungkai dan daya tahan terhadap keterampilan Keterampilan Poomsae yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecepatan memberikan kontribusi terhadap keterampilan poomsae Atlet Taekwondo Kotabumi.
2. Kelentukan memberikan kontribusi terhadap keterampilan poomsae Atlet Taekwondo Kotabumi.
3. Kekuatan otot lengan memberikan kontribusi terhadap keterampilan poomsae Atlet Taekwondo Kotabumi
4. Daya ledak memberikan kontribusi terhadap keterampilan poomsae Atlet Taekwondo Kotabumi.
59
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Upaya mengajarkan dan meningkatkan keterampilan poomsae hendaknya dalam memberikan latihan kondisi fisik yang mengarah pada latihan Kecepatan, kelentukan, kekuatan otot lengan, daya ledak otot tungkai dan daya tahan secara berkesinambungan saling terkoordinasi dan menguasai teknik keterampilan poomsae dengan benar sehingga keterampilan poomsae lebih baik.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ateng, Abdulkadir. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Bompa. 1986. Theory dan Methodologi of Training Kendel Hunt Publishing Compani. Dubusus IOWA.
Budiwanto, S. 2004. Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga. Malang: Depdiknasn Universitas Negeri Malang.
Depdikbud. 1992. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Depdikbud. 1993. Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Depdikbud. 1996. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Jakarta: Depdikbud.
61
Farida, M. dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. PT. Intan Pariwara.
Hadi, S. 1990. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta: Andi Offset.
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research Jilid 3. Yogyakarta: Andi.
Hamidsyah Noer. 1994. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta :Depdikbud RI Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Setara DII.
Harsono. 2000. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Iskandar Z. A., dkk. 1999. Buku I Panduan Tekhnis tes & Latihan Kesegaran Jasmani Untuk anak Sekolah.
http://www.kukkiwon.or.kr/ di akses pada tanggal 13 Desember 2013 pukul 20.15 WIB.
http://www.sarjanaku.com/2011/09/kesegaran-jasmani-pengertian-fungsi.html di akses pada tanggal 22 Desember 2013 20.30 WIB.
Lee, Soon Man dan Ricke, Gaetane. Modern Taekwondo. Sterling Publishing Co, inc New York, 1999.
Lutan, R., dkk (2002). Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan di sepanjang hayat. Jakarta:depdiknas.
Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, S. 2010. Pengabdian Program Kebugaran Bagi Instruktur Fitnes Se-Kabupaten Malang. Yogyakarta : FIK Universitas Negeri Yogyakarta.
Riduwan. 2007. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.
62
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Soekanto,S.1984. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Suharjana. 2008. Pengenalan Bangun Ruang dan Sifat-sifatnya di SD. Yogyakarta. FIK UNY
Suharjana. 2008. Pendidikan Kebugaran Jasmani. Pedoman Kuliah. Yogyakarta: FIK UNY.
Sukardi. 2003. Metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan praktiknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sulistianta, H. 2013. Dasar-dasar Kepelatihan. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Suryadi, Yoyok. 2002. Taekwondo Poomsae taegeuk. Jakarta: Gramedia.
Suryadi, Yoyok. 2008. The book of WTF Poomsae Competition Edisi Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Riduwan dan Sunarto. 2007. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.