• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BEACH BALL GROUP INVESTIGATIONS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DI SMAN 2 TULANG BAWANG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BEACH BALL GROUP INVESTIGATIONS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DI SMAN 2 TULANG BAWANG TENGAH"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

DEVELOPMENT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL BEACH BALL GROUP INVESTIGATIONS TO IMPROVE SOCIAL SKILLS AT SMAN 2 TULANG BAWANG TENGAH

By

MIFTAKHUL KHASANAH

The aims of research are to, (1) Develop of cooperative learning model Beach Ball Group Investigations to improve the social skills. (2) Analyzing the effectiveness of cooperative learning model Beach Ball Group Investigations is in Economics subjects. Research approach which was done is Research and Development (R & D). The sample of this research is all students of grade XI social studies class at SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah in the year of study 2014/2015, which are two classes consist of 63 students. The interpretation sampling is probability samplinguse cluster random sampling. The colects data use questionnaire, interviews, social skill observation work sheets, and multiple choices tests. Data were analyzed using t- test and gain score to know the effectiveness of this product. The results of this research were, (1) Develop of cooperative learning model Beach Ball Group Investigations to increase the social skills. (2) The research showed that there are values obtained coefficient T count (2,660) > T table (1,998) and the gain-score showed in good category, so so that the learning model using cooperative learning model Beach Ball Group Investigations is effective to improve the social skill.

(2)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BEACH BALL GROUP INVESTIGATIONSUNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN SOSIAL DI SMAN 2 TULANG BAWANG TENGAH

Oleh

MIFTAKHUL KHASANAH

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan (1) Produk berupa model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations untuk meningkatkan keterampilan sosial. (2) menganalisis efektivitas model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations pada mata pelajaran Ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak dua kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 63 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling dengan menggunakancluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, lembar penilaian pengamatan keterampilan sosial dan tes pilihan jamak. Teknik analisis data menggunakan t test dan Gain-score untuk menguji efektivitas produk. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations yang dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa. (2) Hasil perhitungan nilai koofisien Thitung(2,660) > Ttabel(1,998), dan selisih nilai pretest-postes (n-gain) berada pada kategori baik, maka pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial.

(3)

BEACH BALL GROUP INVESTIGATIONSUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DI SMA NEGERI 2

TULANG BAWANG TENGAH

Oleh

MIFTAKHUL KHASANAH

Tesis

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN IPS

Pada

Program Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

BEACH BALL GROUP INVESTIGATIONSUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DI SMA NEGERI 2

TULANG BAWANG TENGAH (Tesis)

Oleh

MIFTAKHUL KHASANAH

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN IPS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)

Gambar Halaman

1 Alur Proses Pembelajaran ... 25

2 . Dampak Model Pembelajaran Investigasi Kelompok... 73

3. Kerangka Pikir Penelitian ... 84

4 . Model Pengembangan Dick and Carey... 90

5. Desain Eksperimen Dalam Penelitian ... 91

6. Desain Awal Tahapan ModelGroup Investigations ... 112

7. Desain Awal TahapanBeach Ball... 112

8. Desain Awal Rancangan Modifikasi PengembanganBB-GI ... 114

9. Persentase Keterampilan Sosial ... 200

10. Persentase Hasil Belajar ... 204

11. Guru Menampilkan Isu Utama... 229

12. Siswa Berbagi Informasi ... 229

13. Siswa Mempersentasikan Hasil Penelitian ... 229

(6)

Halaman

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Pembatasan Masalah ... 14

1.4 Rumusan Masalah ... 15

1.5 Tujuan Pengembangan... 15

1.6 Manfaat Penelitian ... 15

1.7 Ruang Lingkup Penelitian... 16

1.7.1 Ruang Lingkup Objek... 16

1.7.2 Ruang Lingkup Subjek ... 16

1.7.3 Ruang Lingkup Waktu... 16

1.7.4 Ruang Lingkup Tempat ... 16

1.7.5 Ruang Lingkup Ilmu ... 17

1.8 Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 19

1.8.1 Pentingnya Pengembangan Produk... 20

II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIK, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS 2.1 Teori Pembelajaran ... 21

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ... 21

(7)

2.1.3 Teori Belajar Kognitivisme... 28

2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme Sosial ... 29

2.2 Pembelajaran IPS ... 30

2.3 Pendekatan Saintifik... 40

2.4 Penilaian Autentik ... 45

2.5 Keterampilan Sosial ... 48

2.6 Hasil Belajar ... 59

2.7 Model Pembelajaran ... 62

2.7.1 Model Pembelajaran Kooperatif ... 65

2.8 Model Pembelajaran KooperatifGI... 69

2.8.1 Konsep Model Pembelajaran KooperatifGI... 69

2.8.2 Langkah-langkah Penerapan Model PembelajaranGI ... 72

2.9 Beach Ball ... 76

2.10 Pengembangan Model Pembelajaran KooperatifBB-GI... 77

2.11 Kerangka Pikir ... 83

2.12 Penelitian Relevan ... 85

2.13 Hipotesis ... 87

III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Pengembangan ... 88

3.2 Desain Eksperimen dalam Penelitian Pengembanga ... 91

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Pengembangan ... 96

3.3.1 Tempat Penelitian dan Pengembangan ... 96

3.3.2 Waktu Penelitian dan Pengembangan... 96

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 96

3.4.1 Populasi Penelitian... 96

3.4.2 Sampel Penelitian... 97

(8)

3.5.1 Keterampilan Sosial ... 98

3.5.2 Hasil Belajar... 107

3.5.3 Model Pembelajaran KooperatifBBGI ... 108

3.6 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ... 108

3.6.1 Melakukan Analisis Produk yang Dikembangkan... 108

3.6.2 Mengembangkan Produk Awal... 111

3.6.3 Validasi Ahli dan Revisi ... 124

3.6.4 Ujicoba Lapangan Skala Kecil dan Revisi Produk ... 126

3.6.5 Ujicoba Lapangan Skala Besar dan Produk Akhir ... 128

3.7 Subjek Uji Coba... 129

3.8 Teknik Pengumpulan Data... 130

3.9 Uji Persyaratan Instrumen... 132

3.10 Uji Persyaratan Analisis Data ... 136

3.11 Teknik Analisis Data... 139

IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Sekolah ... 143

4.1.1 Sejarah Berdirinya SMAN 2 Tulang Bawang Tengah ... 143

4.1.2 Visi dan Misi SMAN 2 Tulang Bawang Tengah... 144

4.1.3 Sarana dan prasarana SMAN 2 Tulang Bawang Tengah.... 145

4.2 Kondisi Pembelajaran di SMAN 2 Tulang Bawang Tengah ... 146

4.2.1 Proses Pembelajaran ... 146

4.2.2 Jumlah Siswa SMAN 2 Tulang Bawang Tengah ... 146

4.3 Pelaksanaan Penelitian... 147

4.3.1 Pelaksanaan Penelitian Pada Pengamatan Pertama ... 147

4.3.2 Pelaksanaan Penelitian Pada Pengamatan Kedua ... 152

4.3.3 Pelaksanaan Penelitian Pada Pengamatan Ketiga... 158

4.4 Hasil Penelitian ... 163

4.4.1 Identitas Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Tulang Bawang Tengah ... 163

4.4.2 Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Beach Ball Group Investigations... 164

4.4.3 Keterampilan Sosial Siswa ... 169

4.4.3.1 Dimensi Keterampilan Dasar Berinteraksi ... 169

(9)

4.4.3.3 Dimensi Keterampilan Membangun Tim/Kelompok ... 181

4.4.3.4 Dimensi Keterampilan Memecahkan Masalah... 185

4.4.3.5 Dimensi Keterampilan Sosial di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 189

4.4.4 Hasil Belajar... 194

4.5 Pengujian Hipotesis ... 198

4.5.1 Keterampilan Sosial ... 199

4.5.2 Hasil Belajar... 203

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 206

1. Hipotesis 1 ... 206

2. Hipotesis II ... 223

4.7 Kebaharuan Produk Hasil Pengembangan Model Pembelajaran KooperatifBeach Ball Group Investigations... 227

4.8 Keterbatasan Penelitian... 241

V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 242

5.2 Implikasi ... 243

5.3 Saran ... 244

DAFTAR PUSTAKA ... 246

(10)

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi WawancaraNeed Assesment ... 251

2. Rumusan Pertanyaan WawancaraNeed AssessmentDn Jawaban Responden... 252

3. Angket Dan Tanggapan Ahli Materi Pembelajaran Ekonomi ... 254

4. Angket Dan Tanggapan Ahli Desain Pengembangan... 258

5. Angket Penilaian Uji Coba Perorangan ... 262

6. Angket Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil ... 268

7. Silabus... 286

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Ekaperimen ... 295

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol... 306

10. Bahan Ajar Ekonomi... 313

11. Kisi-Kisi Hasil Belajar ... 320

12. Tes Soal Pilihan Ganda ... 322

13. Dimensi, Indikator Dan Sub Indikator Keterampilan Sosial ... 327

14. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial ... 330

15. Lembar Pengamatan Keterampilan Sosial ... 332

16. Hasil Ujicoba Lapangan... 335

(11)

18. Hasil Uji T-Test ... 337

19. Analisis Keterampilan Sosiial Pengamatan Pertama Di Kelas Kontrol ... 338

20. Analisis Keterampilan Sosiial Pengamatan Pertama Di Kelas Eksperimen ... 339

21. Analisis Keterampilan Sosiial Pengamatan Kedua Di Kelas Eksperimen ... 340

22. Analisis Keterampilan Sosiial Pengamatan Kedua Di Kelas Kontrol ... 341

23. Analisis Keterampilan Sosiial Pengamatan Ketiga Di Kelas Eksperimen ... 342

24. Analisis Keterampilan Sosiial Pengamatan Ketiga Di Kelas Kontrol ... 343

25. Analisis Kriteria Keterampilan Sosial Pengamatan Pertama Di Kelas Eksperimen ... 344

26. Analisis Kriteria Keterampilan Sosial Pengamatan Pertama Di Kelas Kontrol ... 345

27. Analisis Kriteria Keterampilan Sosial Pengamatan Kedua Di Kelas Eksperimen ... 346

28. Analisis Kriteria Keterampilan Sosial Pengamatan Kedua Di Kelas Kontrol ... 347

29. Analisis Kriteria Keterampilan Sosial Pengamatan Ketiga Di Kelas Eksperimen ... 348

30. Analisis Kriteria Keterampilan Sosial Pengamatan Ketiga Di Kelas Kontrol ... 349

31. Hasil Belajar Kelas XI IPS 2 ... 350

32. Hasil Belajar Kelas XI IPS 1 ... 352

33. Penunjukkan Pembimbing ... 353

(12)

35. Surat Izin Penelitian ... 356 36. Surat Balasan Penelitian ... 357

(13)

Tabel Halaman

1 Data Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Di SMAN 2

Tulang Bawang Tengah ... 3

2. Hasil Pengamatan Indikator Keterampilan Sosial ... 5

3. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ekonomi Kelas XI ... 37

4. Pemetaan Kompetensi Ekonomi dan Keterkaitan Pembelajaran Ekonomi ... 38

5. Tahapan Proses Pembelajaran dan Peran Guru dalam Model PembelajaranGroup Investigations... 74

6. Kondisi harapan, Kondisi sebenarnya dan Kesenjangan ... 109

7. Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi Pembelajaran Terhadap Rancangan Model Pembelajaran BB-GI... 124

8. Kisi-kisi Instrumen Ahli DesainPembelajaran Terhadap Rancangan Model Pembelajaran BB-GI... 125

9. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Uji Perorangan Terhadap Rancangan Model Pembelajaran BB-GI... 126

10. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil Terhadap Rancangan Model Pembelajaran BB-GI ... 127

11. Tingkat Besarnya Korelasi... 133

12. Tingkat Besarnya Reliabilitas ... 134

13. Kesimpulan Hasil Uji Normalitas ... 137

14. Kesimpulan Hasil Homogenitas... 138

(14)

16. Sarana dan Prasarana SMAN 2 Tulang Bawang Tengah ... 145

17. Data Jumlah Siswa SMAN 2 Tulang Bawang Tengah ... 146

18. Identitas Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Tulang Bawang Tengah ... 163

19. Hasil Analisis Dimensi Keterampilan Dasar Berinteraksi ... 170

20. Hasil Analisis Dimensi Keterampilan Berkomunikasi ... 177

21. Hasil Analisis Dimensi Keterampilan Membangun Tim/Kelompok ... 182

22. Hasil Analisis Dimensi Memecahkan Masalah ... 186

23. Hasil Analisis Keseluruhan Dimensi Keterampilan Sosial Di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 190

24. AnalisisGain-ScoreHasil Belajar ... 195

25. Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa... 200

(15)
(16)
(17)

Ngajiho Kerono Ilmu, Mahesi Ing Ahline Lan Ngunggulake Lan Dadi Tondo Tingkah Pinuji

(Belajarlah, Karena Ilmu Adalah Perhiasaan Indah Bagi Pemiliknya, Dan Keutamaan Baginya Serta Tanda Setiap Hal Yang Terpuji)

(Kitab Alala Tanalul ilma)

Terus Berdoa dan Berusaha, Lakukan Semaksimal Mungkin, Hanya Gusti Pangeran Yang Menentukan Hasil Akhirnya .

(18)

Kupersembahkan Tesis ini untuk:

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak pernah lupa mencurahan

do;a, perhatian, dukungan serta semangat untukku meraih cita-cita.

Tak akan pernah dapat membalas semua jasa dan kebaikannya

selama ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat

kesehatan, keberkahan dan meninggikan

derajat mereka di dunia dan di akherat.

(19)

Penulis di lahirkan di Desa Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tanggal 04 Juli 1990 dengan nama lengkap Miftakhul Khasanah. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, Putri pasangan Bapak Hi. Sumanto dan Ibu Dra. Hj. Khairul Mahmudah.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu:

1. SD Negeri 1 Dayamurni yang diselesaikan pada tahun 2002. 2. SMP Negeri 1 Tumijajar yang diselesaikan pada tahun 2005.

3. Madrasah Aliyah (MA) Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta yang diselesaikan pada tahun 2008.

4. Sarjana Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang diselesaikan pada tahun 2012.

(20)

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan anugerah yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul: “Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Beach Ball Group Investigations Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah”.

Tesis ini ditulis sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan IPS pada Program Pascasarjana Magister Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari dalam penulisan tesis ini, terdapat begitu banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik redaksional, metode penelitian ataupun substansial. Untuk itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai langkah perbaikan untuk penulis dalam menyusun karya ilmiah atau laporan lain dimasa-masa mendatang.

(21)

2. Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Lampung dan Penguji I, di tengah kesibukannya telah banyak membantu penulis dengan penuh kesabaran yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh keikhlasan.

3. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 4. Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si., selaku Pembimbing 1 yang telah banyak

memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran selama penyelesaian tesis ini.

5. Dr. H. Pargito, M.Pd,, selaku Pembimbing II dan dan Ketua Program Studi Pascasarjana Magister Pendidikan IPS, yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran selama penyelesaian tesis ini.

6. Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku Penguji II, di tengah kesibukannya telah banyak membantu penulis dengan penuh kesabaran yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh keikhlasan.

7. Seluruh Dosen Program Studi Magister Pendidikan IPS Pasca Sarjana Universitas Lampung berikut staf administrasinya.

(22)

yang dengan sabar menyayangi dan mendoakanku serta dengan cucuran keringatnya senantiasa menantikan keberhasilanku.

10. Rekan–rekan mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan IPS angkatan 2013 seperjuangan ku dian ramah, bu dian afuarita, bu esti, bu lessi, pak Masir, rano, devi, royan, mamat, mulat, arga dan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih atas do’a dan dukungannya. 11. Dewan guru SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah yang selalu

memotivasi.

12. Siswa kelas XI SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah yang telah membantu pada penelitian ini.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun penulis berterimakasih atas semuanya

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amien. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga tesis yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis

(23)
(24)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

IPS atau ilmu pengetahuan sosial mempunyai tugas mulia dan menjadi pondasi penting bagi pengembangan intelektual, emosional, kultural, dan sosial siswa, yaitu mampu menumbuh kembangkan cara berfikir, bersikap dan berperilaku yang bertanggung jawab. Selain itu ilmu pengetahuan sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakat sejak masa lalu hingga masa kini.

(25)

Pembelajaran IPS pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dikaji secara terpisah yang terdiri dari mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi. Pembelajaran Ekonomi di sekolah merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang disenangi, dan mempunyai makna tersendiri bagi siswa. Sehingga mata pelajaran Ekonomi menjadi salah satu bagian dari disiplin ilmu IPS yang berperan sebagai pengembang model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara optimal, belajar secara akif dan melatih keterampilan sosial.

Penggunaan model pembelajaran pada saat proses pembelajaran berlangsung dinilai sangat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Bagi pendidik, model pembelajaran dapat menciptakan proses kegiatan pembelajaran yang aktif, interaktif dan membantu memotivasi siswa untuk mengemukakan pendapat sesuai dengan materi pelajaran yang dibahas. Sedangkan bagi siswa, model pembelajaran dapat menjadi jembatan untuk melatih keterampilan sosial. Dengan demikian model pembelajaran dapat membantu tugas pendidik dan peserta didk untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

(26)

kegiatan pembelajaran, guru kurang terampil dalam mengemas proses pembelajaran, yaitu menggunakan metode konvensional berupa ceramah dalam menyampaikan materi, sehingga siswa hanya mendengarkan, dan mencatat penjelasan-penjelasan yang disampaikan guru. Kegiatan pembelajaran ini hanya bersifat satu arah yaitu ditentukan oleh guru. Guru berperan sangat aktif dalam proses pembelajaran dan menjadikan sebagai satu-satunya sumber dan pemberi informasi utama.

Pembelajaran seperti ini mengakibatkan keterampilan sosial siswa rendah, tidak ada respon dalam pembelajaran, dan mengakibatkan siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide dan gagasan kreatifnya serta proses pembelajaran berpusat pada guru. Hasil observasi model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses kegiatan pembelajaran yang ditunjukkan oleh data sebagai berikut.

Tabel 1. Data Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Pendidik Di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah

No Nama Guru Jabatan Penggunaan Model

Pembelajaran

1. Iswanto, S.Ag Guru Agama Ceramah dan Penugasan

2. Mintarsih, S.Pd Guru B. Indonesia Ceramah dan Penugasan

3. Agustina, S.E Guru Ekonomi Ceramah, dan

Penugasan

4. Budiarti, S.Si Guru Biologi Project Based Learning

5. Solekhan, S.Pd Guru Geografi Ceramah dan Tanya

jawab

6. Alamanda Kartika, S.Pd Guru B. Inggris Ceramah dan Penugasan

7. Weni Alca, S.E Guru Ekonomi Ceramah dan Penugasan

8. Ika Widianingsih, S.Pd Guru Sosiologi Problem Based

Learning

9. Avita Agustina, S.Pd Guru Sejarah Ceramah dan Penugasan

10. Sayono, S.Pd Guru Matematika Ceramah dan Penugasan

11. Yulia Kusumawati, S.Si Guru Fisika Ceramah dan Penugasan

12. Sugiono, S,Si Guru Kimia Ceramah dan Penugasan

(27)

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa model pembelajaran yang digunakan para pendidik selama proses pembelajaran sebagian besar masih sangat tradisional yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan, sedangkan terdapat dua guru yang sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran Project Based Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning. Penggunaan model yang tradisional yang monoton mengakibatkan siswa tidak dapat menggali kreativitas secara maksimal dalam mengemukakan pendapat dan hanya pasif mendengarkan guru ketika menjelaskan pelajaran.

Proses pembelajaran yang digunakan kedua guru Ekonomi adalah model pembelajaran tradisional yaitu ceramah dan penugasan. Hal ini menjadi titik yang akan diteliti. Selama kegiatan pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Ekonomi, siswa cenderung pasif, menerima keseluruhan materi pelajaran yang diberikan guru, siswa tidak dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sesuai dengan pengalaman yang mereka alami dan kurang optimal dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar teman. Selain dituntut memiliki nilai akademik yang baik, siswa juga harus memiliki jiwa sosial dan keterampilan sosial yang dapat digunakan pada masa depan kehidupannya.

(28)

individualnya, termasuk daya rasionalnya, reaksi emosionalnya dan aktivitas dan kreativitasnya, dan lain sebagainya oleh kelompok tempat hidupnya.

Prasurvey yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah melalui observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi pembelajaran mata pelajaran Ekonomi saat ini, sedangkan untuk mendapatkan data keterampilan sosial dengan menggunakan lembar pengamatan dengan acuan indikator-indikator keterampilan sosial, maka diperoleh hasil analisis tentang keterampilan sosial siswa yang dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Dengan Melihat Indilator-Indikator Keterampilan Sosial Pada Siswa kelas XI IPS

Di SMAN 2 Tulang Bawang Tengah. N

o

Indikator Keterampilan Sosial Persentase (%)

Keterangan

1 Kemampuan berbagi informasi 15,62% Kurang Baik

2 Kemampuan mendengar dan berbicara bergiliran

31,25% Kurang Baik 3 Kemampuan Meyakinkan orang untuk dapat

mengemukakan pendapat

23,44% Kurang Baik 4 Kemampuan mengakomodasi pendapat orang 28,12% Kurang Baik

5 Kemampuan bekerja sama 23,44% Kurang Baik

6 Kemampuan mengendalikan diri 13, 62%

7 Kemampuan mencari solusi dengan berdiskusi 15, 62% Kurang Baik 8 Kemampuan respek terhadap pendapat yang

berbeda

23,44% Kurang Baik Sumber: Hasil Observasi Di SMA Negeri 2 Tulang Bawang Tengah

(29)

menunjukkan kriteria cukup baik, (3) 71%-100% menunjukkan kriteria baik. Sesuai dengan pendapat Maryani (2011:17) keterampilan sosial merupakan kompetensi yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang termasuk di dalamnya siswa, agar dapat memelihara hubungan sosial secara positif dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat dan pergaulan yang lebih luas. Peran guru dalam meningkatkan keterampilan sosial sangatlah penting, guru harus dapat memberikan contoh dan memberikan bimbingan kepada siswa dalam memecahkan masalah.

Pemaparan lebih terperinci tentang hasil pengamatan keterampilan sosial tersebut sebagai berikut.

1. Kemampuan berbagi informasi siswa masih kurang baik terlihat dari siswa belum mampu berinteraksi sesama teman dan saling bertukar pengetahuan dan pendapat mengenai informasi yang berhubungan mengenai masalah pengangguran.

2. Kemampuan mendengar dan berbicara secara bergiliran masih kurang baik terlihat dari siswa yang belum mampu mendengarkan ketika siswa lain berbcara, memberikan kesempatan siswa lain menyampaikan pendapat dan menyampaikan pendapat sesuai dengan kesempatan. Siswa cenderung individualis dalam proses pembelajaran.

3. Kemampuan meyakinkan orang lain untuk berpendapat masih kurang baik terlihat siswa belum mampu mengemukakan pendapat sehingga masih kesulitan dalam membantu temannya untuk mengemukakan pendapat.

(30)

mempertimbangkan dan menyatukan beberapa pendapat mengenai ketenagakerjaan di Indonesia.

5. Kemampuan bekerja sama masih terlihat kurang dikarenakan belum maksimalnya siswa dalam menyelesaikan tugas, saling berkontribusi dan bertanggung jawab hingga akhir pekerjaannya.

6. Kemampuan mengendalikan diri masih kurang terlihat siswa belum mampu menahan emosi dalam berbicara, berbicara secara bergiliran, mendengarkan pendapat dan melembutkan suara dalam berbicara.

7. Kemampuan mencari jalan keluar dengan diskusi masih kurang baik terlihat siswa kesulitan dalam melakukan komunikasi antar teman, bermusyawarah dan bekerja sama dalam menyelesaikan kasus-kasus ketenagakerjaan di Indonesia

8. Kemampuan respek terhadap pendapat yang berbeda masik kurang baik terlihat siswa tidak dapat menerima pendapat yang berbeda, mendengarkan sampai akhir pembicaraan, dan menanggapi pendapat teman dalam berdiskusi.

(31)

Berdasarkan hasil prasurvey tersebut menggugah peneliti untuk mencari solusi untuk mengatasi kepasifan siswa dan keterbatasan penggunaan model pembelajaran Ekonomi. Berdasarkan informasi yang di peroleh peneliti berupaya mengembangkan model pembelajaran berupa model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations yang interaktif dan menarik.

Terbatasnya model yang digunakan di dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab rendahnya keterampilan sosial siswa karena pembelajaran bersifat monoton, siswa hanya mendengarakan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuannya sendiri.

Upaya untuk meningkatkan keterampilan sosial dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryani (2011: 21) yang menyatakan bahwa “keterampilan sosial dapat dicapai melalui

(32)

Alasan peneliti yang mendasari bahwa model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa, karena sesuai dengan tujuan pembelajaran kooperatif yang dikemukakan Sani (2013:132) yaitu a) penguasaan pengetahuan akademik; b) penerimaan terhadap keragaman; dan c)pengembangan keterampilan sosial. Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif Group Investigations atau investigasi kelompok untuk menjadikan proses pembelajaran lebih aktif, menarik dan terjadinya komunikasi dua arah. Karena di dalam proses pembelajarannya siswa secara berkelompok dituntut untuk mampu berinteraksi, saling berkomunikasi dalam . menyelesaikan dan mencari solusi pada permasalahan yang dihadapi.

Menurut pendapat Setiawan (2010: 9) mendeskripsikan beberapa kelebihan secara pribadi dan kelompok dari pembelajaran Group Investigations, yaitu sebagai berikut.

1. Secara Pribadi

• Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas. • Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif. • Rasa percaya diri dapat lebih meningkat.

• Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah. 2. Secara Sosial / Kelompok

• Meningkatkan belajar bekerja sama

• Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru • Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

• Belajar menghargai pendapat orang lain

• Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan

(33)

pekerjaannya, dibutuhkan metode permainan berupa Beach Ball, yaitu bola kecil, dimana ketika siswa ingin berbicara harus mengangkat tangan untuk meminta bola dan berbicara jika bola telah dipegangnya. Metode permainan Beach Ball digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam berbicara dan mencegah siswa tertentu memonopoli dalam pembicaraan. Pemilihan modifikasi antara model pembelajaraan kooperatif Group Investigations danBeach Ball diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran yaitu meningkatkan keterampilan sosial.

(34)

merata. Jenis evaluasi yang digunakan adalah penilaian autentik karena sesuai dengan kurikulum 2013. Penilaian autentik tersebut berupa lembar penilaian keterampilan berupa lembar pengamatan keterampilan sosial yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan tes pilihan jamak untuk mengetahui perbedaan nilai sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.

Kelebihan pada pengembangan model pembelajaran Beach Ball Group Investigations ini keterampilan sosial lebih ditekankan tidak hanya sebatas menjawab pertanyaan secara individu melainkan diperlukannya interaksi, dan komunikasi antar sesama teman untuk mencari solusi tersebut. Fungsi Beach Ball atau bola kecil berwarna-warni ini adalah sebagai alat bantu pada model pembelajaran kooperatif Group Investigations yang menandakan kesempatan berbicara siswa. Setiap anggota kelompok memperoleh satu bola, ketika ingin mengemukakan pendapat, siswa harus mengeluarkan bolanya dan siswa tersebut tidak dapat mengemukakan pendapat sebelum teman dalam satu kelompoknya mengeluarkan bolanya, tetapi siswa tersebut diperkenankan membantu anggota lainnya untuk berpendapat. Beach Ball ini bertujuan untuk mencegah siswa mendominasi dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan Beach Ball secara otomatis setiap siswa dalam satu kelompok hanya memperoleh satu kesempatan mengemukakan pendapat jadi fungsi Beach Ball memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa.

(35)

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menampilkan isu utama yaitu ketenagakerjaan. Tahap ketiga, siswa berbagi informasi mengeni isu atau tema utama dengan membagi tema tersebut menjadi subtema yang sedang dialami pada saat ini. Tahap keempat, siswa melakukan perencanaan mengenai penelitian sesuai dengan topik kelompok seperti pembagian tugas anggota kelompok. Tahap kelima, siswa melakukan investigasi seperti bertanya kepada guru, membaca buku di perpustakaan, mencari berita yang sesuai dengan topik melalui internet. Tahap keenam, kelompok mendiskusikan dan mempersentasikan hasil penelitian kelompok, kemudian dalam mengemukakan pendapat siswa wajib mengeluarkan bola sebagai tanda kesempatan berbicara, dan tahap akhir dilakukannya evaluasi berupa penilaian autentik yaitu lembar penilaian pengamatan keterampilan sosial dan memberikan tes Post-test berupa tes pilihan jamak.

(36)

Model pembelajaran Kooperatif Beach Ball Group Investigations merupakan modifikasi dari Model pembelajaran Kooperatif Group Investigations terdahulu, dimana model pembelajaran tersebut dalam pelaksanaannya masih terdapat siswa yang mendominasi pembicaraan, kesempatan berbicara yang tidak sama ini disebabkan adanya beberapa siswa yang malas dan malu dalam mengemukakan pendapat serta pada kegiatan evaluasinya menitikberatkan pada segi kognitifnya saja. Sedangkan Beach Ball ini bertujuan untuk mencegah siswa mendominasi dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan Beach Ball secara otomatis setiap siswa dalam satu kelompok hanya memperoleh satu kesempatan mengemukakan pendapat jadi fungsi Beach Ball memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa. Jadi antara Beach Ball dan Group Investigations merupakan suatu perpaduan dan satu kesatuan untuk menghasilkan produk temuan yang dimodifikasi dari Group Investigations dan Beach Ball sebagai model pembelajaran kooperatif yang dipadukan dengan metode permainan yang dimasukkan ke dalam pembelajaran. Pemilihan modifikasi antara model pembelajaraan kooperatif Group Investigations dan Beach Ball diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran yaitu meningkatkan keterampilan sosial siswa.

(37)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah sebagai berikut.

1. Belum dikembangkannya model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigationssebagai model pembelajaran di sekolah.

2. Kurang terampilnya guru dalam mengadakan variasi model pembelajaran yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

3. Masih minimnya pengetahuan guru mengenai model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigationsyang dapat dikembangkan untuk menunjang proses belajar mengajar.

4. Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran karena guru belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran.

5. Masih rendahnya keterampilan sosial ditandai dengan rendahnya persentase tiap-tiap indikator keterampilan sosial.

1.3 Pembatasan Masalah

(38)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana pengembangan model pembelajaran kooperatifBeach Ball Group Investigationsuntuk meningkatkan keterampilan sosial siswa?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial pada mata pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMAN 2 Tulang Bawang Tengah?

1.5 Tujuan Penelitian Pengembangan

Berdasarkan pada rumusan massalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. Mengembangkan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa.

2. Menganalisis efektivitas penggunaan model pembelajaran Beach Ball Group Investigations pada mata pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMAN 2 Tulang Bawang Tengah.

1.6 Manfaat Penelitian Pengembangan

Adapun Manfaat dilakukannya penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1.6.1 Bagi siswa

(39)

1.6.2 Bagi guru

1. Menemukan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigationssebagai model pembelajaran Ekonomi.

2. Memperbaiki proses pembelajaran berupa model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations agar dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa.

1.6.3 Bagi sekolah

1. Meningkatkan mutu pembelajaran dan kualitas siswa. 2. Meningkatkan mutu lulusan yang lebih baik.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian Pengembangan

Adapun ruang lingkup dalam penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut.

1.7.1 Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek yang diteliti akan difokuskan dalam ruang lingkup pengembangan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations untuk meningkatkan keterampilan sosial pada mata pelajaran Ekonomi.

1.7.2 Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMAN 2 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.

1.7.3 Ruang lingkup Waktu

Waktu penelitian ini adalah semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. 1.7.4 Ruang Lingkup Tempat

(40)

1.7.5 Ruang lingkup Ilmu

Lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang difokuskan pada mata pelajaran Ekonomi. Tujuan utama dari pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Pengembangan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations untuk meningkatkan keterampilan sosial merupakan model pembelajaran yang didesain untuk mengatasi kepasifan siswa dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Ekonomi. Oleh karena itu pembelajaran IPS perlu diupayakan secara optimal dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran IPS (Stahl, 1994: 2) adalah.

(1) Social studies teaching and learning are powerful when they are meaningful.

(2) Social studies teaching and learning are powerful when they are integrative.

(3) Social studies teaching and learning are powerful when they are value-based.

(4) Social studies teaching and learning are powerful when they are challenging.

(41)

television) yang mempengaruhi pandangan sosial dan perilaku siswa. Prinsip pembelajaran IPS yang digunakan dalam penelitian ini adalah prinsip pembelajaran IPS yang ketiga yang bermakna “social studies teaching and

learning are powerful when they are value-based”.Dalam proses belajar guru harus menyisipkan nilai-nilai karakter, pengetahuan, sikap, dan keterampilan (termasuk keterampilan sosial).

Menurut Sapriya, (2012: 13-14) mengemukakan tradisi dalam IPS, yaitu: 1. IPS diajarkan sebagai transmisi kewarganegaraan (Social Studies as

Citizenship Transmission).

2. IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (Social Studies as Social Sciences)

3. IPS sebagai penelitian mendalam (Social Studies as Reflective Inquiry) 4. IPS sebagai kritik kehidupan sosial (Social Studies as Social Criticism) 5. IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Social Studies as Personal

Development of the Individual).

(42)

Disiplin ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah Social Studies dan Ekonomi. Ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan inter-disiplin (Inter-Disiplinary Approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial (Social Sciences). Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi Sosial, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik, Ekologi dan sebagainya (Rizal, 2010: 20). Ilmu Ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi, sosiologi, sejarah, geografi dan sebagainya (Supardan, 2013: 368).

1.8 Spesifikasi Produk yang Diharapkan

(43)

metode permainan Beach Ball bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam berbicara dan mencegah siswa tertentu memonopoli pembicaraan.

Model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations terdiri dari 6 tahapan, yaitu: (1) Berbagi Informasi mengenai subtema yang akan dipilih menjadi topik penelitian, (2) Melakukan perencanaan mengenai penelitian sesuai dengan topik kelompok, (3) Melakukan investigasi sesuai dengan rencana penelitian, (4) Mendiskusikan dan mempersentasikan hasil penelitian kelompok, (5) Mengeluarkan bola sebagai tanda kesempatan berbicara (6) evaluasi berupa lembar penilaian pengamatan keterampilan sosial dan tes menggunakan soal pilihan jamak. Melalui Model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations sebagai pembelajaran dalam pelajaran Ekonomi diharapkan akan terciptanya berbagai hal yang positif di lingkungan sekolah, diantaranya yaitu. 1. Mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Siswa dapat belajar secara menyenangkan karena ada unsur permainan. 3. Menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif dalam pembelajaran.

4. Siswa dapat berdiskusi untuk menyelesaikan suatu masalah. 5. Waktu yang dibutuhkan sangat efesien.

1.8.1 Pentingnya Pengembangan Model Pembelajaran KooperatifBeach Ball Group Investigations

(44)

II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS

2.1 Teori Pembelajaran

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses yang diikuti dengan adanya perubahan pada diri seseorang, hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman. Selain itu belajar merupakan hal yang komplek, karena di dalamnya terjadi interaksi antara peserta didik dan guru. Peserta didik yang belajar diharapkan dapat mengalami perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada invidu dan perubahan-perubahan tersebut sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

(45)

Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal (Pribadi , 2010: 6).

Menurut Anthony Robbins dalam Trianto (2012: 15), belajar adalah sebagai suatu proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan hubungan; (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami; (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru.

(46)

Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah sebagai berikut.

1. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi,

2. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup,

3. Psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas (Sagala, 2013: 12).

Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa siswa aktif daiam proses belajar adalah muncul dan berkembangnya ide, siswa secara individu menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks sehingga inforrnasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari akan dapat diserap dan dipahami dan pada ahirnya siswa dapat mencapai perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan dan sebagai proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.

Sedangkan definisi pembelajaran menurut Gagne dalam Pribadi (2010: 9) adalah “a set of events embedded in purposeful activities that facilitate learning”.

(47)

Sesuai dengan pendapat Trianto (2012: 17) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Sedangkan menurut Kunandar (2007: 287) mengemukakan pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Walter Dick dan Lou Carey dalam Pribadi (2010: 10) pembelajaran diartikan sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan secara terstruktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa media. Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran perlu dirancang secara sistemik dan sistematik.

Gagne dalam Trianto (2012: 27) berpendapat, untuk terjadinya belajar pada diri siswa diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai hasil belajar terdahulu. Sedangkan kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata dalam suatu pembelajaran.

(48)

stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Pada Gambar 1, diketahui bahwa pengembangan dan pengalaman belajar saling mempengaruhi antara proses pengembangan dan pengalaman belajar terdapat kurikulum, strategi dan metodelogi pembelajaran. Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa di dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran sangat mempengaruhi proses pembelajaran sehingga dalam memilih strategi apa yang ingin digunakan guru harus memperhatikan metode apa yang sesuai dengan karakteristik pelajaran dan juga karakteristik siswa. Semua haru diperhatikan untuk mendapatkan prestasi belajar siswa yang baik.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

PENGALAMAN BELAJAR

1. Kurikulum 2. Perangkat

Pembelajaran •strategi •metodelogi

pembelajaran

(49)

Berdasarkan pengertian tentang pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan pendidik, sumber belajar, dan lingkungan. Berhubungan dengan hal tersebut, sebelum pelaksanaan proses pembelajaran, beberapa hal penting tersebut harus diperhatikan, sehingga proses pembelajaran yang direncanakan bisa lebih optimal. Berdasarkan berbagai pendapat mengenai teori pembelajaran, semua unsur tentang segala teori pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua, sebagai berikut.

1. Metode pembelajaran: semua hal yang dilakukan dengan bertujuan memudahkan belajar atau pengembangan manusia. Istilah lain sering digunakan untuk sebagian atau semua gagasan ini termasuk strategi, teknik, siasat, dan pendekatan.

2. Situasi pembelajaran: semua aspek dari konteks pembelajaran yang berguna untuk memutuskan kapan digunakan dan kapan tidak digunakannya sebuah metode pembelajaran tertentu.

Sedangkan situasi pembelajaran terbagi menjadi dua kategori penting, sebagai berikut.

a. Nilai tentang pengajaran, yakni tentang tujuan pembelajaran, kriteria, metode, dan siapa yang berkuasa.

b. Kondisi yakni tentang hakekat atau asal dari isi pengajaran, para pelajar atau siswa, lingkungan belajar, atau paksaan pembangunan pengajaran.

(50)

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran adalah kegiatan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi yang terarah untuk menuju suatu tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pembelajaran harus dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu.

2.1.2 Teori Belajar Behaviorisme

Skinner adalah seorang tokoh yang sangat berperan dalam teori pembelajaran perilaku yang telah mempelajari hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya mengemukakan bahwa belajar merupkan perubahan perilaku. Prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah perilaku yang berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut.

Teori behaviorisme menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Teori ini menggunakan model hubungan stimulus-respons dan menempatkan peserta didik sebagai individu yang pasif. Hubungan stimulus dan repon ini jika diulang akan menjadi sebuah kebiasaan. Respon atau perilaku tertentu diperoleh dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan (Sani, 2013: 5).

(51)

membentuk hubungan stimulus dan respons sebanyak-banyaknya (Sanjaya, 2008: 112).

Trianto ( 2012: 39-40) mengemukakan prinsip yang paling penting dari teori belajar perilaku adalah perilaku yang berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan memperkuat perilaku, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan memperlemah perilaku. Dengan kata lain konsekuensi yang menyenangkan akan meningkatkan frekuensi seseorang untuk melakukan perilaku serupa. Konsekuensi yang menyenangkan disebut penguat (reinforce), sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut hukuman (punisher). Dengan diberikannya penguatan dan hukuman tersebut maka akan terjadi perubahan perilaku.

Teori ini bersinergi dengan keterampilan sosial karena di dalam suatu pembelajaran antara guru dan siswa terdapat interaksi yaitu stimulus dan respon, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations stimulus dan respon dalam pembelajaran di perkuat dengan interaksi yang signifikan antar sesama siswa maupun guru.

2.1.3 Teori Belajar Kognitivisme

(52)

Vygotsky adalah pengagum Piaget. Ia setuju dengan teori perkembangan kognitif Piaget yang melihat perkembangan kognitf terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda untuk setiap orang. Namun ia tidak setuju dengan pendapatnya bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri karena menurut Vygotsky suatu pengetahuan tidak hanya didapat oleh anak itu sendiri melainkan mendapat bantuan dari lingkungannya juga.

Teori ini bersinergi dengan keterampilan sosial siswa karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations peserta didik di bimbing untuk menggali potensi yang ada pada dalam dirinya dengan memaksimalkan kemampuan kognitif peserta didik sebagai hasil dari proses pembelajaran

2.1.4. Teori Belajar konstruktivisme Sosial

(53)

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Implikasi teori konstrutivisme sosial dalam pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1. Dasar pembelajaran adalah bahwa dalam diri siswa sudah ada pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman tertentu.

2. Peserta didik belajar dengan mengkonstruksi (menambah, merevisi, atau memodifikasi) pengetahuan, pemahaman, kecakapan, pengalaman lama menjadi pengetahuan, pemahaman, kecakapan dan pengalaman yang baru. 3. Guru berperan memfasilitasi terjadinya proses konstruksi pengetahuan

(Sani, 2013: 21).

Teori ini bersinergi dengan keterampilan sosial siswa karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations, karena teori konstruktivisme lebih menekankan pada proses belajar, bukan menekankan pada hasil. Peserta didik diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata. Penilaian hasil belajar ditekankan pada kinerja dan pemahaman peserta didik. Peran guru hanya sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.

2.2 Pembelajaran IPS

(54)

IPS sering disebut dengan Social Studies, Social Education, Social Studies Educations, Studies of Society and Environment (SOSE). Perbedaan tersebut disebabkan adanya keragaman latarbelakang dan minat peserta didik, potensi serta permasalahan daerah atau Negara. IPS pada dasarnya memiliki sifat keterpaduan (integrated) dari ilmu-ilmu sosial yang dikemas untuk tujuan pendidikan dan disesuaikan dengan psikologi perkembangan peserta didik (Maryani, 2011: 07).

Sumantri dalam (Tasrif 2008: 1-4) mengatakan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara alamiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi dari kosep-konsep dan keterampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan Ekonomi yang diorganisasikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pembelajaran. Ruang lingkup IPS adalah menyangkut kegiatan dasar manusia, maka bahan-bahannya bukan hanya mencakup ilmu-ilmu sosial dan humaniora melainkan juga segala gerak kegiatan dasar manusia seperti agama, sains, teknologi, seni, budaya Ekonomi dan sebagainya yang bisa memperkaya pendidikan IPS.

Menurut Maryani (2011: 13) IPS senantiasa merujuk kepada tiga tradisi IPS yang telah dikembangkan oleh para ahli pada tahun 1970-an, yaitu (1) The social studies taught as citizenship transmission, (2) Social studies taught as sosial science, (3) Social studies taught as reflective inquiry.

Sedangkan Sapriya, (2012: 13-14) merumuskan ada lima perspektif dalam mengajarkan IPS. Kelima perspektif tersebut tidak berdiri masing-masing, bisa saja ada yang merupakan gabungan dari perspektif yang lain. Kelima perspektif tersebut adalah.

1. IPS diajarkan sebagai transmisi kewarganegaraan (Social Studies as Citizenship Transmission).

(55)

3. IPS sebagai penelitian mendalam (Social Studies as Reflective Inquiry) 4. IPS sebagai kritik kehidupan sosial (Social Studies as Social Criticism) 5. IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Social Studies as Personal

Development of the Individual).

Kemampuan (skill) merupakan salah satu yang harus dikembangkan dalam mata pelajaran IPS. Kemampuan dalam IPS antara lain meliputi: (1) kemampuan berpikir, (2) keterampilan peta dan globe, (3) keterampilan waktu dan kronologi, dan (4) keterampilan sosial.

Menurut Maryani (2011:20) dimensi keterampilan sosial dalam IPS dikelompokkan menjadi 4 bagian yang saling berkaitan, yaitu: (1) keterampilan dasar berinteraksi, (2) keterampilan komunikasi, (3) keterampilan membangun tim/kelompok, dan (4) keterampilan menyelesaikan masalah.

Tujuan IPS yang dirumuskan (National Council for The Social Studies, 1994) sebagai berikut.

1. Menjadikan warga negara yang berpartsipatif aktif dan bertanggung jawab; 2. Memberikan pengetahuan dan pengalaman hdiup karena mereka adalah

bagian dari pertualangan hidup manusia dalam perspektif ruang dan waktu; 3. Mengembangkan berfikir kritis dari pemahaman sejarah, antropologi,

geografi, Ekonomi, politik dan lembaga sosial, tradisi dan nilai-nilai masyarakat dan negara sebagai ekspresi kesatuan dari keberagaman;

4. Meningkatkan pemahaman tentang hidup bersama sebagai satu kesatuan dan keberagaman sejarah kehidupan manusia di dunia;

5. Mengembangkan sikap kritis dan analitis dalam mengkaji kondisi manusia.

Sedangkan Tujuan mata pelajaran IPS di Indonesia, sebagaimana yang diungkapkan oleh Arni (2005: 114) yakni:

a. mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.

(56)

c. meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merujuk kepada suatu modus pembelajaran sosial yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara yang baik yang ditandai oleh adanya partisipasi aktif dalam membangun masyarakat dengan tetap berpegang pada norma, nilai, dan karakteristik lainnya yang berlaku dalam masyarakat. IPS juga merupakan modus pembelajaran sosial yang ditandai dengan penguasaan metode, pendekatan ilmiah dari disiplin ilmu sosial. Cara pembelajaran sosial lebih menekankan pada proses mencari, mengklarifikasi, kemudian menyimak hasil inkuiri untuk menjadi hasil kajian yang bernilai dan bermakna.

Rizal (2010: 20) mengemukakan ilmu pengetahuan sosial atau IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan inter-disiplin (inter-disiplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial (social sciences). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Budaya, Psikologi Sosial, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Ilmu Politik, Ekologi, dan sebagainya.

(57)

dengan baik dan fungsional, memiliki kepekaan sosial dan mampu berpartisipasi dalam mengatasi masalah-masalah sosial sesuai dengan usianya (Maryani, 2011: 2).

Mata pelajaran Ekonomi diberikan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama sebagai bagian integral dari IPS, dan pada jenjang Sekolah Menengah Atas Ekonomi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. IPS itu terdiri dari himpunan pengetahuan tentang kehidupan sosial dan dari bahan realita kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat serta IPS di himpun semua materi yang berhubungan secara langsung dengan masalah penyusunan dan pengembangan masyarakat serta yang menyangkut pengembangan pribadi manusia sebagai anggota masyarakat yang berguna. Semula berbagai disiplin ilmu-sosial digarap secara terpisah-pisah, karena itu di sekolah anak didik mempelajari ilmu-ilmu sosial seperti Sejarah, Geografi, Ekonomi, Antropologi, dan sebagainya secara terpisah.

Ilmu Ekonomi sebagai bagian dari ilmu sosial, tentu berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi, sosiologi, sejarah, geografi dan sebagainya (Supardan, 2013: 368). Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah Ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

(58)

ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Kata Ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti rumah tangga dan (nomos) yang berarti aturan. Secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sementara yang dimaksud dengan ahli Ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep Ekonomi dan data dalam bekerja. Menurut Supardan (2013: 367) mengemukakan bahwa ilmu Ekonomi merupakan studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi, kemudian menyalurkan baik saat ini maupun dimasa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.

Mata pelajaran Ekonomi adalah ilmu yang mengkaji tentang pengelolaan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia melalui kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Fungsi mata pelajaran Ekonomi di sekolah menengah yakni mengembangkan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan Ekonomi yang dapat dilakukan dengan cara mengenal peristiwa yang terjadi di masyarakat dan memahami konsep Ekonomi serta memecahkan berbagai masalah Ekonomi yang terjadi di masyarakat.

(59)

Ekonomi merupakan studi perilaku masyarakat dalam memilih dan menggunakan sumber daya yang tersedia sehingga bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut.

1. Memahami sejumlah konsep Ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah Ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yag terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan Negara.

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep Ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu Ekonomi.

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu Ekonomi, manajemen, dan akuntasi yang bermanfaat bagi dirinya, rumah tangga, masyarakat, dan Negara. 4. Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial

Ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skla nasional maupun internasional (Supardan, 2015: 94).

(60)

Tabel 3. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA/Madrasah Aliyah Dalam Kurikulum 2013

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.1 `Bersikap kreatif, kerjasama, mandiri dan tanggung jawab dalam upaya mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. 3.2 `Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan

tanggung jawab dalam kegiatan penyusunan keuangan perusahaan.

3.3 `Menunjukkan perilaku kreatif, percaya diri, disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama dan mandiri dalam menerapkan kegiatan rencana

3.5 Memahami pengertian, fungsi, dan tujuan, APBN maupun APBD.

3.6 Menganalisis permasalahan ketenagakerjaan, faktor penyebab dan upaya untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia. 3.7 Memahami kebijakan pemerintah dalam

bidang fiskal dan moneter.

3.8 Memahami konsep manajemen, unsur-unsur manajemen, dan fungsi manajemen dalam pengelolaan perusahaan .

3.9 Memahami konsep kewirausahaan, cara mengelola usaha/bisnis secara sederhana dan peran wirausaha dalam perEkonomian.

4.1 Menerapkan prinsip penyusunan dan penutupan siklus akuntansi perusahaan jasa.

4.2 Membuat perencanaan usaha/bussines plan sederhana dan menerapkannya secara efektif dan kreatif

Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Kemendikbud 2013

(61)

nama model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial siswa dengan beberapa indikator sebagai tolak ukur kemampuan siswa dalam keterampilan sosial.

Pengembangan model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations ini diharapkan peserta didik mampu mengembangkan dirinya terutama keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran karena dalam hal ini pembelajaran menjadi Student Center dan guru dapat menganalisis keterampilan sosial siswa melalui beberapa indikator seperti Kemampuan berbagi informasi, kemampuan merencanakan kegiatan, kemampuan mendengar pendapat orang lain, kemampuan berbicara bergiliran, kemampuan bekerja sama dan kemampuan mencari solusi dengan berdiskusi. Adapun pemetaan Pemetaan Kompetensi Ekonomi dan Keterkaitan Pembelajaran Ekonomi dengan Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI IPS adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Pemetaan Kompetensi Ekonomi Dan Keterkaitan Pembelajaran Ekonomi dengan Keterampilan Sosial Siswa Kelas XI IPS

(62)

Lanjutan Tabel 4…

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Kemendikbud 2013

(63)

kemampuan berbicara bergiliran, kemampuan bekerja sama dan kemampuan mencari solusi dengan berdiskusi.

2.3 Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

(64)

pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggula pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah.

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dala menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide. 6. Untuk mengembangkan karakter siswa (Daryanto, 2014: 54)

Langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut.

1. Mengamati (observasi)

(65)

membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

2. Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

3. Mengumpulkan Informasi

(66)

buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

4. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar

Gambar

Tabel 1. Data Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Pendidik
Tabel 2. Hasil Pengamatan Keterampilan Sosial Dengan Melihat Indilator-
Gambar 1. Alur Proses Pembelajaran (Budiningsih, 2005: 34)
Tabel 3. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran EkonomiKelas XI SMA/Madrasah Aliyah Dalam Kurikulum 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait