• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran-Pemikiran DR.A.T.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemikiran-Pemikiran DR.A.T.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Pemikiran – Pemikiran DR.A.T.Mosher : Refleksi Pengalaman dari Pembangunan Daerah1)

Oleh :

Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E.2)

***

Pemikiran - pemikiran Dr.A.T.Mosher yang dikemukakan dalam tulisan ini adalah seperti apa yang dikemukakan dalam 3 buku beliau : (1) Getting Agricultural Moving (GAM),1966 (2) Creating A Progressive Rural Structure (CAPRS),1969 dan (3) To Create A Modern Agriculture (TCAMA),1971.

Refleksi adalah kembali kepada waktu penulis menjadi Bupati KDH Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karo tahun 1985-1990 dan dengan pembangunan daerah dimaksudkan dalam tulisan ini adalah pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karo ( akan disingkat sebagai Kabupaten Karo) dan adakalanya juga dimaksudkan pembangunan daerah Propinsi Dati I Sumatera Utara.

Terlebih dahulu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

-- Ketua PSP-LP-IPB : Dr.Ir.Bungaran Saragih, M.Ec, atas undangan menjadi peserta Diskusi Panel ( undangan lisan telah disampaikan awal tahun ini di Medan, seyogyanya penulis menjadi peserta untuk Bagian I, namun - maaf - baru pada Bagian II ini dapat penulis ikuti). Juga kepada panitia Diskusi Panel : staf PSP-LP-IPB yang memberikan pelayanan yang baik.

-- The Agricultural Development Council, Inc. (ADC) yang dipimpin oleh Dr.A.T.Mosher tahun 1970-an, atas bantuan yang telah banyak diberikan kepada penulis ( bantuan ini tentulah berkat rekomendasi dari staf ADC di Indonesia yaitu :

Dr.W.L.COllier,- Dr.C.G.Swenson, Dr.A.M.Strout dan juga Mr.John Dueweel ) antara lain : biaya studi Persatuan Peladang di Malaysia, beasiswa mengikuti kursus 'Quantitative Economic Analysis' di UNSYAH.' 'Total Immersion English Course' di UNHAS, mengikuti Seminar 'Fresh Fruit & Vegetables Marketing in the Pacific' di Bangkok dan Singapore dan juga 'Suplementary Award' biaya untuk keluarga mendampingi penulis pada waktu studi Master di ANU Canberra.

***

---

1) Makalah yang dipaparkan dalam Diskusi Panel tentang Peoikiran Arthur T.Mosher 20 Tabun Kemudian ( Bagian II). Diselenggarakan oleh PSP-LPIPB tanggal 25 Augustus 1994 di IPB, Bogor.

2) Staf Pengajar Fakultas Pertanian USU Medan, Mahasiswa Pascasarjana IPB, Bogor.

(3)

Nama Dr.A.T.Mosher telah penulis ketahui pada tahun 1969, sebab kepada kami Ketua Tim Survey Intensifikasi Padi Sawah, Proyek Survey Agro Ekonomi Indonesia dari 5 propinsi ( Ketuanya dipusat Prof. Dr.Ir.Sayogyo ), telah dibagikan bukunya 'Getting Agricultural Moving' 5 buku ( buku jilid 1,2,3 dan Selected Reading 1,2.), dan perkenalan pertama terjadi tahun itu juga disatu desa binaan IPB di Sukabumi. Penulis sangat terkesan waktu beliau menjelaskan bahwa sebelum menulis buku-bukunya: "...dan sebelum mengerti pertanian" ( begitu beliau tambahkan) beliau terlebih dahulu menjadi 'petani kecil' praktek langsung di pedesaan India beberapa tahun.

Dr. Mosher sangat produktip, dalam beberapa tahun saja misalnya antara tahun 1966-1971 telah dapat menerbitkan 3 buku yang disebutkan diatas dan dapat dikatakan ketiga buku tersebut merupakan tautan kerangka pikiran yang berkesinambungan.

Kekaguman penulis terhadap Dr.Mosher adalah bahwa beliau begitu pintar meramu hal-hal yang rumit mengenai pembangunan pertanian dan pembangunan pedesaan menjadi 'sepertinya' sederhana dan operasional. Juga penulis mempunyai kesan, bahwa beliau menghargai petani dan keluarganya sebagai manusia bukan sebagai sekadar sesuatu seperti sebagai 'faktor produksi' misalnya yang dianut orang yang penulis ketahui katanya 'ahli'.

Pemikiran A.T.Mosher adalah keterkaitan antara pembangunan pertanian dan pembangunan pedesaan yang dituangkan dalam ketiga bukunya yang disebut diatas dan dengan sub topik yang terbuka untuk dipertanyakan

-- GAM : Essential for development and modernization -- CAPRS : To serve modern agriculture

-- TCAMA : Organization and Planning

Pertanyaan untuk itu adalah apakah betul/apakah tepat apa yang dikemukakan dalam buku khususnya sub topik, berlaku, untuk lokasi dan waktu tertentu (?).

Ada beberapa pernyataan Dr.Mosher yang merupakan landasan pemikiran beliau: 1. Dalam buku GAM dikemukakan: "...buku ini membicarakan berbagai kebutuhan dari masalah pada taraf awal pembangunan pertanian." (h.5) seterusnya disebutkan : " Pada taraf awal pembangunan pertanian, program penataran yang diberikan secara teratur dan berulang-ulang kepada para petugas dari semua lembaga yang berhubungan dengan pertanian, dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pembangunan secara efektif sekali".( GAM h.5)

Dari ketiga buku tersebut, tidaklah jelas apa yang disebut taraf awal pembangunan pertanian , akan tetapi penulis berpendapat taraf awal itu tidak lagi diwakili oleh Kabupaten Karo yang sebahagian produksi pertaniannya adalah untuk expor ( sayur mayur) dan petaninya telah dikenal sangat 'economic minded', telah mempunyai 'ketersediaan untuk maju' ( D.H.Penny, 1969 ) yang menurut Dr.Mosher merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan prioritas tempat untuk Struktur Pedesaan Progresif (CAPRS ha1.57).

Catatan : Apabila taraf awal itu adalah ukuran "kenaikan jumlah (volume) fisik hasil pertanian" seperti yang dikemukakan dalam makalah Prof Sajogyo ( dari Bagan-5) maka memang dapatlah dikatakan secara umum bahwa Kabupaten Karo sudah lain tingkatan tarafnya.

(4)

yaitu (1) tidak ada penjelasan awal bagaimana menjadi Bupati itu ( lihat penjelasan dalam: Meneth Ginting, 1991) dan (2) waktu pertama dipanggil Gubernur SU bersama-sama tokoh agama dan tokoh masayarakat lainnya ke Gubernuran Medan, yang ditekankan oleh Gubernur SU adalah bahwa yang terpenting adalah bagaimana membina umat supaya giat, rukun dan 'bersatu padu' dalam pembangunan dan : "...gerakkanlah masyarakat untuk mampu dan mau bertindak, berbuat memperbaiki kehidupan secara bergotong royong". Amanat dari Gubernur SU ( Mayjen Kaharuddin Nasution) tersebut pada dasarnya adalah sama dengan apa yang dikemukakan Prof.Dr.R.Margono Slamet (1992) sebagai hakekat dari Penyuluhan Pembangunan: bagaimana supaya rakyat mau bertidak kearah perbaikan kehidupan.

Berdasarkan pengalaman ini, penulis dapat menghargai kritik Niels Roling ((1988) terhadap pemikiran Dr. Mosher yang tidak memasukkan penyuluhan sebagai faktor pokok pembangunan pertanian. (Catatan : Niels Roling menggunakan istilah 'fasilitator' untuk istilah 'accelerator' dari Dr.Mosher yang sebenarnya mempunyai arti yang berbeda - pen). Apabila

pernyataan Dr.Mosher bahwa pembangunan pertanian dapat terjadi, biarpun salah satu dari faktor - faktor pelancar tidak ada ( GAM hal.121), dapat mengundang pertanyaan : Pembangunan Pertanian yang bagaimana ?

Dari pengalaman di Kabupaten Karo, maka pengenalan faktor pokok dan pelancar pembangunan pertanian adalah relevan dalam pembangunan daerah dan dapat sebagai 'simpul pengikat' dalam kordinasi pogram dari dinas dan jawatan yang cenderung sektorial. Dan juga adalah relevan pendapat Dr.Mosher mengenai program 'in service training' bagi para petugas dari semua lembaga yang berhubungan dengan pertanian, dapat meningkatakan pemahaman mereka tentang pertanian secara effektip. Hal ini berarti bukan hanya diperlukan pada taraf awal pembangunan pertanian saja, juga taraf selanjutnya.

2. Dalam buku CARS Dr.Mosher mengemukakan : "...uraian didalam buku ini yang bersifat singkat dan bersifat umum tentang Struktur pedesaan Progresif serta cara penciptaannya mungkin belum memuaskan karena memang masalah-masalah yang terkandung didalamnya adalah masalah cukup rumit" (h.vi)

Hal ini memang benar sebab berdasarkan pernyatan masyarakat desa, desa maju yang menjadi Idaman & Harapan masarakat desa Kabupaten Karo _adalah bukan saja melayani pertanian modern tetapi melayani hal yang lebih kompleks. Idaman & Harapan masyarakat desa di Kabupaten Karo adalah (1) Pertumbuhan ekonomi yang pesat (2) pembangunan sosual budaya yang maju dan (3) peningkatan kesejahteran. Idaman & Harapan para pejabat Kabupaten Karo mengenai pembangunan desa adalah keseimbangan atara mantapnya (1) tata sosial (2) tata fisik dan (3) tata administrasi desa diuraikan lebih luas dalam : Meneth Ginting,1990).

Syarat pokok dan pelancar GAM berdasar Idaman & Harapan masyarakat desa ditampung kedalam tiga Idaman & Harapan masyarakat desa Kabupaten Karo sedangkan berdasar Idaman & Harapan pejabat ditampung hanya sebahagian dalam tata fisik dan tata sosial. Apa yang dikemukakan sebagai menciptakan Struktur Pedesaan oleh Dr.Mosher yang dapat menyediakan saluran, bahan dan informasi dapat tersalur dengan mudah antara masing-masing usaha tani dengan seluruh masyarakat disekitarnya, tercermin dalam

Hambatan Dasar menurut masyarakat desa (ada 13 Hambatan Dasar menurut masyarakat desa) dan Saran masyarakat desa mengenai: perkembangan ekonomi, jalinan sosial dan kesejahteraan bersama.

3. Dr.Mosher dalam buku TCAMA mengemukakan bahwa :.... "Organisasi dan perencanaan hendaklah diperhitungkan secara bersamaan oleh karena issu yang terlibat didalamnya sangat berhubungan : organisasi

(5)

kegiatan masyarakat adalah bagian dari apa yang perlu direncanakan dan perencanaan yang baik sebahagian tergantung kepada organisasi yang tepat baik bagi perencanaan itu sendiri dan untuk implementasi perencanaan." (hal.xiii). Disebutkan pula bahwa perlu menetapkan objektip dari pembangunan pertanian, sebab jarang menurut Dr.Mosher kita menetapkan nantinya ( dapat dikatakan Idaman & Harapan - pen ) apa yang ingin kita capai dan untuk itu beliau mengajukan menciptakan pertanian modern yang sangat perlu disongsong dengan pengorganisasian dan perencanaan.

Pembangunan pertanian yang diartikan banyak oleh pelaksana pembanguan dari jawatan dan dinas di Kabupaten Karo ( pada tahun 1985-an) adalah keberhasilan peningkatan produksi komoditi tertentu ( berarti taraf awal pembangunan pertanian) dengan pendekatan sektoral, sedangkan para petaninya telah dalam taraf lanjutan ( lihat Bagan-5 makalah Prof.Sayogyo). Jelaslah situasi seperti ini memerlukan organisasi yang tepat bagi perencanaan itu sendiri dan implementasinya seperti yang dikemukakan Dr.Mosher.

Namun kordinasi dan pengorganisasian pada zaman 1985-1990 bukanlah hal yang mudah sebab salah satu contoh saja proyek peternakan yang dibina Kakanwil di Kabupaten Karo, tidak terkait dengan perencanaan di Kabupaten. Memang sebelum tahun 1990, ada istilah diantara para Bupati KDH: 'terlibat belakangan' yaitu kalau ada persoalan ( biasanya persoalan tanah) barulah Bupati dilibatkan : 'terlibat belakangan'.

Perencanaan dan Organisasi kegiatan masyarakat cukup mantap untuk Bimas dengan komodoti yang jelas untuk itu yaitu padi, tetapi tidaklah demikian halnya untuk komoditi lainnya, sedangkan kesedian untuk menyesuaikan Struktur Pedesaan Progresif lebih tinggi pada petani bukan pengusaha padi.

Mengenai pengorganisasian dan perencanaan di Kabupaten yang dianjurkan Dr.Mosher cukup relevan di Kabupaten Karo. Adalah menjadi kenyataan bahwa Repelita yang diperbuat oleh Bappeda TKt II tidak memasyarakat ( dan juga tidak dimengerti sehingga terabaikan sebagai pedoman dalam penyusunan RAPBD). Pengorganisasian perencanaan dalam taraf pertama awal tahun 1986 adalah pengenalan metoda baru pelaksanaan Musyawarah Mufakat Pembanguan (MMP) dalam banyak tingkatan ( Pejabat teras, Jawatan dan Dinas, Kecamatan dan di-40 desa dari 278 desa ). Metoda MMP ini menetapkan (1) apa : Idaman & Harapan (2) apa Hambatan mencapai idaman (3) apa Usul menaggulangi Hambatan Dasar untuk mencapai Idaman & Harapan (4) apa Taktik untuk itu (5) Bagaimana Implementasi : Siapa mengerjakan Apa apa, dengan cara Bagaimana ? Adapan cakupan waktu untuk metode MMP ini adalah 4-5 tahun ( bukan 15 tahun seperti usul Dr.Mosher). Pertanyaan terhadap pemikiran Dr.Mosher: apakah memang cocok 15 tahun ?

Ada 2 contoh pengalaman dalam kordinasi di Kabupaten Karo dengan perencanaan yang teroganisir yang berhasil. -- Pertama, pengalaman untuk menghilangkan tunggakan kredit Bimas ( yang ternyata penunggaknya banyak oknum pegawai pemerintah). Pemecahannya adalah dengan strategi membuat para penunggak Kredit Gimas ( yang sebenarnya tidak punya alasan yang kuat untuk menunggak) tidak tenteram. Caranya: dalam penyuluhan dan kampanye pembayaran tunggakan, mobil yang digunakan panitia adalah mobil penjara. Hasilnya, pada periode 1986-1990 di Sumatera Utara, Kabupaten Karo terkenal tidak ada tunggakan kredit Bimas.

(6)

dan setelah membahasnya, bersama - sama atau secara terpisah (kalau diminta) melaporkan kepada Bupati. Hasilnya menakjubkan, dalam penilaian koperasi mandiri yang pertama kalinya, dari 3 (tiga) koperasi mandiri di Sumatera Utara 2 (dua) adalah di Kabupaten Karo. (Catatan : Kiranya tidak mengherankan Bupatinya menerima Satya Lencana Pembanguan berdasar Kepres RI N0.045/TK/90 (6/7/90) yang disematkan langsung oleh Presiden RI pada upacara Pertasi Kecanana di Tasikmalaya tahun 1990).

***

Apakah pertanian moderen itu ?

Pengertian pertanian moderen oleh Dr.Mosher berkembang secara berurutun dalam 3 buku yang disebut diatas dengan benang merah: terlaksananya perobahan yang terus menerus.

Dalam buku GAM pengertian pertanian moderen belumlah dijelaskan hanyalah disebutkan 'pertanian yang progresif selalu berobah' dan dikemukakn pula : " Kita sering mendengar Kita harus mengganti pola pertanian yang primitif sekarang dengan pertanian moderen. Seringkali sikap ini memberikan kesan seolah-olah ada semacam pertanian modern yang apabila sekali telah dilaksanakan maka akan bereslah segala - galanya. Ini tidak benar. Pertanian progresif selalu berobah. Selalu ada bagian yang menjadi usang. Setiap langkah maju memungkinkan langkah maju lainnya " (GAM, h.24)

Dalam buku CARS (h.xv-xvi), dikemukakan bahwa pertanian moderen adalah sesuatu dimana (1) teknologi dan effisier,si usahataninya terus -menerus diperbaiki (2) hasil bumi yang diproduser terus - menerus berobah sesuai dengan adanya perobahan permintaan konsumen dan perobahan biaya produksi yang disebabkan oleh adanya perobahan dalam teknologi dan (3) perbandingan antara penggunaan tanah, tenaga kerja dan modal pada usahatani terus berobah - obah sesuai dengan adanya perobahan penduduk, perobahan dalam alternatip kesempatan kerja dan perobahan dalam teknologi usahatani.

Pemantapan pengertian ada dalam buku TCAMA (h.xiv) yang menyebutkan bahwa pertanian moderen itu adalah (1) perbaikan terus menerus teknologi dan efisiensi usahatani (2) ragam dari komoditi yang diproduksikan dalam usahatani terus berobah (paling sedikit proporsi antar sesamanya) sebagai respon terhadap perobahan permintaan pasar dan ongkos produksi (3) kualitas lahan pertanian, keterampilan tenaga kerja yang kompeten dan bentuk maupun kualitas dari peralatan modal yang dipergunakan dalam usaha tani secara terus menerus diperbaiki (4) proporsi sumbangan lahan tanah, tenaga kerja dan modal dalam usahatani tetap berobah sebagai respon terhadap perobahan reit pertambahan penduduk, perobahan dalam alternatip kesempatan kerja dan perobahan teknologi pertanian yang tergambar dari perobahan harga - harga relatip dari faktor - faktor produksi (5) pertanian moderen adalah pertanian yang dilayanai oleh lembaga swasta/privat dan pemerintah/publik yang secara terus menerus menyesuaikan diri dalam pelayanan melaksanakan fungsi - fungsi baru dengan cara - cara baru.

Ciri - ciri pertanian yang dikemukakan dalam TCAMA adalah pertanian moderen yang sangat dinamis, lentur/fleksibel dan selalu bertambah produktip.

Apa yang dapat ditangkap dari perkembangan pemikiran ini adalah perlunya ditetapkan Idaman & Harapan pertanian moderen untuk daerah tertentu, pertanian moderen dengan 'state of the art' tetentu yang

(7)
(8)

Pengaruh pandangan - pandangan Mosher terhadap pemikiran dikalangan pemerintah di Sumatera Utara dapat dijelaskan dengan pengalaman berikut :

1. Di Sumatera Utara tahun 1969 ada Kursus Singkat Pembangunan Pertanian untuk para pejabat Musyawarah Pimpinan Daerah ( Muspida). Pemikiran Dr.Mosher adalah merupakan salah satu kurikulum inti kursus tersebut. Para pengajarnya adalah dari Dinas Pertanian Rakyat dan Fakultas Pertaian USU yang sedang hangat-hangatnya mendalami pemikiran Dr.Mosher pada waktu itu. Setelah selesai Kursus tersebut, Bupati KDH Tingkat II Asahan ( Abdul Manan S) meminta kepada penulis ( yang bertepatan menjadi dosen kursus tersebut), menjadi penasehat pembangunan Kabupaten Asahan ( kemudian penulis tidak sendirian banyak dosen USU yang terlibat sehingga Rektor USU menugaskan penulis selaku kordinator kegiatan proyek pengabdian pada masyarakat dari USU ke Asahan ). Yang pertama diciptakan adalah BAKIPDA ( Badan Koordinasi Pebangunan Daerah Kabupaten Asahan ) -- pada waktu itu belum ada BAPPEDA dengan tugas membuat SPDA ( Strategi Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan) dan penentuan desa yang disebut desa bimbingan dan desa binaan. Didesa bimbingan dan desa binaan ini dilaksanakan identifikasi faktor pokok dan faktor pelancar yang perlu dibangun (Jelas - jelas menggunakan kerangka pemikiran Dr.Mosher). Kabupaten Asahan -- kemudian -- adalah Kabupaten yang pertama di Sumatera Utara yang menerima penghargaan Samkarya Nugraha…… dan -- kemudian --

Bupatinya ditunjuk menjadi Sekwida Tkt I Sumatera Utara.

2. Pada waktu Repelita I, belum ada buku Repelita di Kabupaten Karo. Atas permintaan Bupati Karo, tahun 1973 para cendekiawan putra daerah Karo mempersiapkan buku 'Pola Pembangunan Maju Kabupaten Karo ' Buku inilah yang sarat dengan pemikiran-pemikiran Dr. Mosher) yang digandakan tahun 1974 menjadi pegangan pejabat pemnrintah daerah dan merupakan cikal bakal Repelita II Kabupaten Karo. Saratnya pemikiran Dr.Mosher dalam buku ini tidak lain adalah oleh karena karena penulisnya sebahagian adalah dari Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian USU Medan.

3. Pada awal tahun 1970-an atas prakarsa Gubernur SU, ada 6 orang (dari USU dan IKIP Medan ) menjadi penasehat Badan Kordinasi Pembanguan Daerah ( BAKOFDA), salah seorang penasehat ini ( Prof.Dr.S.Hadibroto ) kemudian menjadi Ketua BAPPEDA Tkt I dan yang lainnya menjadi penasehat. Para penasehat ini ( penulis salah seorang diantaranya) sering menjadi 'ghost writer' pidato Gubernur SU dan pemikiran Dr.Mosher sering masuk menjadi materi pidato Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara. Para penasehat BAPPEDA Tkt I SU inilah orang-orang yang kemudian juga menjadi penulis dari Repelita II dan juga Repelita III Sumatera Utara.

4. Di Sumatera Utara, tahun 1986, untuk pengisian delapan (8) sukses nasional, Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara menginstruksikan agar setiap daerah Tingkat II di Sumatera Utara mempunyai empat (4) upaya daerah yang merupakan prioritas pembagunan didaerahnya. Dalam hal ini penetapan 4 upaya tersebut adalah berdasarkan potensi daerah (paling sedikit di Kabupaten Karo dipengaruhi juga oleh pemikiran Dr.Mosher) memilih 4 upaya: pembangunan desa, pertanian, pariwisata dan pelestraian lingkungan hidup.

5. Namun ada satu pengalaman yang yang tidak perlu terulang juga terkait dengan penerapan pemikiran Dr.Mosher. Ceriteranya adalah sbb: Dalam melihat daerah tingkat I sebagai 'distrik' dalam kaitannya dengan 'lokalita' maka Kabupaten tidak perlu berdiri sendiri. Pertanian sayur expor Kabupaten Karo yang mempunyai potensi perluasan ke Kabupaten tetangga

(9)

(Dairi, Simalungun, Tapanuli Utara dan Kabupaten Aceh Tenggara). Untuk itu pasar expor perlu dicapai dengan jalan yang lebih lancar dan dapat dilalui mobil dengan peti kemas (jalan ke Kabupaten Karo dari Medan adalah jalan berliku yang tidak dapat menampung truk dengan isi peti kemas). Untuk itu dengan landasan kerangka pemikiran Mosher diajukan pentingnya dan kemungkinan pembukaan jalan Karo - Langkat kapada Gubernur SU. Beliau memahami dan diaturlah pengerahan tenaga taruna AMN melalui 'Latsitarda' bekerja-sama, gotong-royong dengan masyarakat dan tembuslah jalan tersebut secara darurat. Namun sebelum keadaan jalan ditingkatkan, Gubernur SU berganti, Bupati ( Karo dan Langkat ) berganti maka kerangka pikiran yang telah mantap dulunya: buyar, jalan Karo - Langkat yang diharapkan dapat menjadikan Karo menjadi distrik yang akan akan menjadi penunjang dalam penelitian, penyuluhan dan penyediaan sarana pruduksi ( 3 dari 5 kegiatan penunjang : CARS ) dengan sekala yang lebih besar tidak menjadi kenyataan ( Lebih tepat : Belum menjadi kenyataan ! )

***

Dari pengalaman masa lalu sebagaimana yang telah diuraikan terdahulu, apabila ada pertanyaan (salah satu pertanyaan yang diajukan Panitia Diskusi Panel kepada Panelist) : Apakah pandangan - pandangan A.T.Mosher mengenai pengembangan pertanian masih relevan untuk strategi pertanian di Indonesia di era PJP II ? Maka jawabnya adalah : masih relevan.

1. Apabila perobahan yang akan dilaksanakan adalah dengan strategi peningkatan pendapatan petani maka di tingkat daerah diperlukan kordinasi yang lebih luas sebab petani akan memerlukan informasi yang lebih luas bukan saja dari panitia (seperti organisasi Bimas ) sebagai wakil pemerintah tetapi selain informasi dari pemerintah, juga dari wakil rakyat, usahawan dan teknokrat. Semenjak zamannya Gubernur E.W.P. Tambunan keempatnya telah diperkenalkan di Sumatera Utara sebagai '4 krat' yaitu: birokrat, demokrat, plutokrat dan teknok-rat. Keempat 'krat' ini perlu pemahaman yang sama tentang pembangunan pertanian dan dengan demikian memerlukan apa yang dinamakan Dr.Mosher dengan 'in service training' bagi semua fihak.

2. Dalam hal pembangunan desa, apabila pembangunan desa akan menjadi lebih penting dalam PJP II ( dan hal ini patut dan perlu! ) maka pembanguan dari desa yang tertinggal, disarankan bukan berdasarkan unit analisa dan unit pembangunan berdasar kepada desa yang secara administratip telah ada, tetapi hendaklah berdasar kepada penentuan baru kesatuan 'lokalita' yang memang memerlukan pelayanan yang sama.

***

Ada satu hal yang dikemukakan Dr.Mosher yang mempengruhi penulis yang sangat berguna dalam tugas menjadi Bupati yaitu perlunya selalu uraian ringkas dan bersifat umum yaitu bagian dari pernyataan beliau :

(10)

Akan tetapi -- terus terang -- pengaruh yang berguna dari Dr.Mosher tersebut kiranya tidak lagi berlaku bagi penulis selaku mahasiswa sekarang ini, dan malah hampir saja menjadi kendala dalam mempersiapkan tulisan ini. Ya...yang kekal ( ternyata sering kita nikmati ) adalah : perobahan !

---

PUSTAKA

Anonymous, 1974 . Pola Dasar Pembanguan Maju Kabupaten Karo, Badan Konsultasi Pembanguan, Medan.

Ginting, Meneth., 1988 . Ada apa di Tanah Karo, Universitas Sumatera Utara Press (USU Press) , Medan.

---, 1990 . Idaman & Harapan Masyarakat Desa Kabupaten Karo, USU Press, Medan.

---, 1991 . Penanggulangan Kemiskinan : Re - fleksi Pengalaman di Kabupaten Karo, dalam Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional ( Semiloka Nasional) Penanggulangan Kemiskinan oleh Lala M. Kolopaking & Mimin Aminah ( Editor), Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Mosher, A.T., 1966 . Getting Agricultural Moving, Essential for Development and Modernization, Fredrick A Praeger Publisher, New York, Washington, London.

---, 1969 . Creating A Progressive Rural Structure, to serve a Modern Agriculture., The Agricultural Development Council, Inc, New York,N.Y.10020. ( Saduran kedalam Bahasa Indonesia oleh Ir.Rochim Wirjomidjoyo dan Dr.Ir.Sudjanadi, CV Yasaguna, Jakarta, 1986)

---, 1971 . To Create A Modern Agriculture, Organization and Planning.,The Agricultural Development Council,Inc, New York, N.Y.10020.

Pemda Tkt II Kabupaten Asahan, 1973 . Strategi Pembanguan Daerah Kabupaten Asahan (SPDA), Kisaran

Pemda Tkt II Kabupaten Karo, 1986 . Evaluasi Pelaksanaan Tugas Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karo, Kabanjahe.

Sayogyo, Prof.Dr., 1994 . Pemikiran Arthur T.Mosher Dua Puluh Tahun Kemudian, Pusat Studi Pembangunan, IPB,Bogor.

Slamet, Margono, Prof.Dr.R., 1992 . Perspektif Ilmu Penyuluhan Pembangunan Menyongsong Era Tinggal Landas, dalam : Aida Vitalaya Sjafri Hubeis dkk (ed) Penyuluhan Pembangunan di Indonesia Menyongsong abad XXI, P.T. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan deskripsi umum hasil penelitian pada Gambar 01, menunjukkan bahwa terdapat perpebaan nilai rata-rata pretes dengan nilai rata-rata post test prestasi

Secara singkat, faktor yang dapat menjadi daya tarik pusat kota bagi masyarakat untuk memilih tinggal di pusat kota tersebut yang dapat menyebabkan permukiman tumbuh

Menganalisis pelbagai pandangan mufassir di atas, penulis memahami bahwa substansi penafsiran mereka sama yakni dalam mencari harta, hendaklah dilakukan dengan cara-cara yang

a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui hasil prestasi belajar siswa pada Standar Kompetensi

[r]

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden obesitas mengalami pre eklampsi berat yaitu sebanyak 75 responden (52,1%) dan sebagian