• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Citra Merk dan Daya Saing Produk Pengaruhnya terhadap Minat Pembelian Konsumen untuk Tipe Family Car di PT. Astra International

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Citra Merk dan Daya Saing Produk Pengaruhnya terhadap Minat Pembelian Konsumen untuk Tipe Family Car di PT. Astra International"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Lengkap Ledy Mardila

Tempat, Tanggal Lahir Bandung, 06 Maret 1992

Jenis Kelamin Perempuan

Kewarganegaraan Indonesia

Agama Islam

Status Belum Menikah

Alamat Asrama Tongkeng 48 Rt.01 Rw.07 No.5

Riwayat Pendidikan

1997 - 2003 SD PARDOMUAN

2003 - 2006 SMP Kartika Siliwangi III-I

2006 - 2009 SMA Negeri 26 Bandung

2009 Unikom (Universitas Komputer Indonesia)

(2)
(3)
(4)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 12

1.2.2 Rumusan Masalah ... 13

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 14

1.3.1 Maksud Penelitian ... 14

1.3.2 Tujuan Penelitian... 14

1.4Kegunaan Penelitian ... 15

1.4.1 Kegunaan Penulis ... 15

1.4.2 Kegunaan Peneliti Selanjutnya... 15

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 15

1.5.2 Waktu Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 17

2.1 Kajian Pustaka ... 17

2.1.1 Citra Merek ... 17

2.1.1.1 Pengertian Merek ... 17

2.1.1.2 Tingkatan Merek ... 17

2.1.1.3 Citra ... 18

2.1.1.4 Citra Merek ... 20

2.1.1.5 Dimensi Citra Merek...20

2.1.2 Daya Saing ... 21

(5)

x

2.1.3.2 Indikator Minat beli ... 27

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 29

2.2 Kerangka Pemikiran ... 30

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 32

2.2.1.1 Pengaruh Citra Merek dengan Minat Beli ... 32

2.2.1.2 Pengaruh Daya Saing terhadap Minat Beli ... 32

2.2.1.3 Pengaruh Citra Merek dan Daya Saing Terhadap Minat beli...33

2.4 Hipotesis ... 34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.2.1 Desain Penelitian ... 37

3.2.2 Operasonalisasi Variabel ... 40

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.3.1 Sumber Data ... 43

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.4.1 Uji MSI ... 47

3.2.4.2 Uji Validitas ... 48

3.2.4.3 Uji Reliabilitas... 51

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 55

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 55

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Hasil Penelitian ... 66

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66

4.1.2 Sejarah PT.Astra International ... 66

(6)

xi

4.3.2 Daya Saing...96

4.3.3 Minat Beli ... 111

4.4 Analisis Verivikatif ... 119

4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 120

4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 125

4.4.3 Analisis Pengaruh Parsial Citra Merek dan Daya Saing terhadap minat beli... 131

4.4.3.1 Koefisien Determinasi Citra Merek terhadap Minat Beli ... 131

4.4.3.2 Koefisien Determinasi Daya Saing terhadap Minat Beli ... 133

4.4.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)...134

4.4.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)...136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 140

5.1 Kesimpulan ... 140

5.2 Saran ... 142

DAFTAR PUSTAKA

(7)

iv

Assalamualaikum wr.wb

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugrah-Nya

yang telah diberikan kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya yang berjudul “Analisis Citra Merek Dan Daya Saing Produk Terhadap Minat Beli Tipe Family Car Pada PT.Astra International.”

Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

dalam menempuh jenjang S1 pada Program Studi Manajemen, Universitas

Komputer Indonesia Bandung. Karya ilmiah ini merupakan bagian dari proses

pembelajaran yang masih memiliki keterbatasan dalam memaknai fenomena yang

terjadi di dalam organisasi.

Secara jujur penulis mengakui adanya keterbatasan dan kemampuan penulis

dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun atas dukungan dan arahan dari

berbagai pihak yang dengan tulus dan ikhlas memberikan sumbangan pemikiran,

terutama kepada Ibu Trustorini Hadayani, SE., M.si. selaku dosen pembimbing

yang dengan integritas akademik, kesabaran, kearifan serta kasih sayangnya

dalam mencurahkan waktu dalam memberikan bimbingan di sela-sela tingkat

kesibukan yang luar biasa, ketegasan dan wawasan yang luas menjadi motivasi

(8)

v

hormat setinggi-tinggi nya terutama ditujukan kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia yang telah memberikan fasilitas kepada penulis.

2. Dr. Dedi Sulistiyo S, MT. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia Terima kasih telah memberikan penulis kesempatan

dalam menyelesaikan skripsi dan memperlancar perijinan yang diperlukan

dalam pelaksanaan penelitian ini

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM. MBA selaku penguji I Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Isniar Budiarti, SE., M.Si selaku penguji II Program Studi Manajemen dan

Dosen Wali yang telah banyak membantu penulis, dan ucapan terimakasih

yang tak terhingga karena dengan tulus dan sabar mendampingi serta

mendidik penulis, menjadi motivator yang baik, yang selalu memberikan

ketenangan bagi anak-anaknya serta tak kenal lelah mengarahkan penulis

untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal.

6. Linna Ismawati, SE.,M.Si. selaku Ketua Sidang Program Studi

(9)

vi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer

Indonesia dan selaku dosen yang telah memberikan dedikasi tinggi dalam

mendidik penulis.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia baik dosen tetap maupun dosen luar biasa

yang telah memberikan ilmu dan perhatiannya kepada penulis.

10.Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi yang banyak

membantu dalam urusan akademik.

11.Ayahanda Saripudin dan Ibunda Lilis Nurhayati tercinta serta Nenek dan

Kakek tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya dengan tulus dari

penulis kecil dan sampai dengan sekarang ini, yang selalu dengan ikhlas

mendoakan dan memberi perhatian yang berlimpah, juga dorongan moril

dan material, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

12.Untuk kaka tercinta Yudi Permana, Lia Puspita, Lora Korisa yang slalu

memberikan masukan pada penulisan ini, motivasi seta dorongan baik

secara moril maupun materil dan yang selalau setia mendampingi dan

mendengarkan keluh kesah ku.

13.Terimakasih banyak kepada tunanganku Berkti Prastyo tercinta yang

(10)

vii

14.Untuk Ayah dan Ibu Tunanganku Bapak Buang Sutupo dan Ibu Dewi

Muginingrum, terimakasih selalu dengan ikhlas mendoakan dan memberi

perhatian yang berlimpah.

15.Untuk Sukma Ayu Fajarini, Inafsa Ulhosy, Mareska Ramadiah, Rini

Astuti, dan Dea Ardiatin, terimakasih atas suport yang selalu kalian

berikan kepadaku dan selalu menemaniku setiap harinya. Kalian adalah

teman terbaiku. Terutama kepada Sukma Ayu Fajarini yang sama-sama

berjuang selesain Skripsi, mudah-mudahan kita jadi anak yang “berhasil

dan sukses” semoga persahabatan kita semua bukan sampai lulus kuliah

aja.

16.Rekan, teman, sahabat serta saudara-saudaraku, semua sahabat dan

keluarga “Manajemen 2009” yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

Terimakasih telah memberikan sebuah kisah klasik untuk masa depan bagi

penulis.

17.Seluruh pihak yang telah banyak membatu penulis dalam menyelesaikan

(11)

viii

berlipat ganda.Jazakumullohu Khoirul Katsiro. Amin

Wassalamualaikum wr.wb

Bandung, Juli 2013

Penulis

Ledy Mardila 21209009

(12)

132 Alfabeta.

Davey, Rod & Jacks, Anthony. 2003. Marketing. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Kartajaya, Hermawan. 2000. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Alih Bahasa Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

Narimawati, Umi. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Genesis.

Nasir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rangkuti, Fredy. 2002. Riset Pemasaran Cetakan Kelima. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama.

Rangkuti, Fredy. 2002. The Power Of Brand. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama.

Sarwono, Jonathan. 2006. SPSS Teori Dan Latihan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Simamora, Billson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(13)

133

Tjiptono, Fandy & Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

(14)

1 1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut

juga dapat dirasakan di indonesia. Salah satu dalam industri otomotif.

Perkembangan industri otomotif di indonesia memberikan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Berbagai perusahaan resmi otomotif di indonesia mulai

terlihat perkembangan penjualannya. Salah satunya pada kendaraan beroda empat

atau mobil. Dilihat dari segi ukuran, harga, dan kegunaan penggunaanya, mobil

merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan.

Banyaknya perusahaan industri mobil seperti Toyota, Daihatsu,

Mistubishi, Honda, dan lain-lain yang menciptakan jenis-jenis mobil dengan

berbagai keunggulan dan kelebihan membuat persaingan semakin ketat dalam

bisnis penjualan mobil. Hal tersebut telah mendorong perusahaan untuk bergerak

lebih aktif dalam memasarkan produknya dan perusahaan pun harus lebih

mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini

berdampak pada konsumen, keanekaragaman jenis mobil yang ada saat ini telah

mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi mengenai minat pembelian

saat menentukan suatu merek yang memenuhi dengan kriteria sebagai mobil yang

(15)

Setiap produsen atau perusahaan berusaha keras agar melalui produk yang

dihasilkannya dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Agar produk yang

dihasilkannya dapat terjual dan terbeli oleh konsumen dengan perolehan harga

yang berkesinambungan terus menerus dalam waktu yang panjang. Unuk

mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahan berupaya menciptakan merek bagi

setiap produknya untuk memancing minat dan perhatian pelanggan. Merek

(brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau kombinasi

semua ini, untuk menunjukan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa

(Kotler dan Amstrong, 2008). Karena itu pemberian merek yang tepat serta

dukungan pemasaran yang baik akan membantu terciptanya keberhasilan suatu

produk.

Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat

memaksimalkan penggunaan sumber daya –sumber daya dengan efektif dan

efisien, salah satunya dengan menciptakan dan melakukan pencitraan yang baik

untuk mempengaruhi pandangan konsumen mengenai produk mereka, yaitu

melalui citra merek. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap

merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu

(Sutisna, 2002:83). Persaingan perusahaan untuk menarik konsumen tidak lagi

terbatas pada teknis dan fungsional suatu produk, tetapi juga sudah dikaitkan

(16)

Kekuatan suatu merek terletak pada kemampuannya dalam mempengaruhi

daya minat konsumen. Merek mempunyai kekuatan yang besar untuk

mempengaruhi daya minat beli konsumen. Perkembangan industri mobil di

Indonesia dengan berbagai macam merek yang digunakan oleh perusahaan dan

juga menjadikan merek sangat penting dan strategis.

Pada tingkat persaingan yang rendah, merek hanya membedakan antara

satu produk dengan produk yang lainnya, sedangkan pada tingkat persaingan yang

tinggi, merek memberikan kontribusi dalam menciptakan dan menjaga daya saing

sebuah produk. Merek akan dihubungkan dengan citra yang khusus yang mampu

memberikan pengaruh tertentu dalam benak konsumen. Merek membuat daya

minat beli menjadi lebih mudah.

Kemampuan untuk bersaing tidak tumbuh dengan sendirinya. Kalaupun

ada yang berusaha menumbuhkan, hal itu tidak bisa dilakukan secara perorangan.

Perlu penataan secara terpola dengan format yang jelas.

Daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul

dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang kelompok atau institusi tertentu

(Tumar Sumihardjo, 2008). Saat ini yang konsumen banyak ketahui adalah

perusahaan perusahaan yang sudah banyak dikenal dan di percayai oleh

konsumen. Konsumen yang belum banyak mengetahui mengenai produk yang

belum banyak diketahui oleh masyarakat ini menjadi salah satu sebab daya saing

dengan produk yang sama namun mempunyai merek yang berbeda.

Pada minat pembelian konsumen merupakan salah satu unsur kepribadian

(17)

dasar dari suatu minat. Minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu (Howard, 1994). Minat seseorang

dapat diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu objek

tertentu. Minat menjadi jembatan yang sangat penting antara perhatian dan hasrat

untuk melakukan suatu kegiatan. Sehingga iklan yang dipasang harus dapat

memotivasi masyarakat hingga akhirnya menimbulkan minat terhadap produk

yang ditawarkan. Macam – macam minat antara lain yaitu minat yang

diwujudkan, minat yang diekspresikan, minat yang diinventariskan.

Minat cenderung kurang kepada suatu produk menyebabkan berkurangnya

jumlah konsumen yang akan menggunakan produk tersebut. Pemecahan masalah

hal tersebut bisa memiliki sumber masalah pada pencitraan, kurang dalam

mempromosikan suatu produk sehingga informasi mengenai produk ke konsumen

kurang memuaskan maka dari itu membuat konsumen cenderung enggan

menggunakan jasa tersebut.

Konsumen pada saat ini kemauannya mencari informasi terhadap suatu

produk. Konsumen yang memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan untuk

mencari informasi lebih detail.

Menurut hasil survei awal dengan konsumen sementara menyatakan

bahwa konsumen lebih berminat membeli produk yang sudah mempunyai citra

yang baik. Hal itu bisa terjadi dikarenakan persaingan yang kuat dengan pesaing

(18)

Tabel 1.1

Survey Awal Pada Konsumen Citra Merek

(X1)

Indikator Keterangan

Recognition 53,33% responden menyatakan lebih mudah

mengenali dan mengingat produk yang

mereknya lebih banyak digunakan konsumen

lain, 46,67% menyatakan tidak seperti itu.

Reputation 93,3% responden menyatakan bahwa lebih

menginginkan produk yang mereknya

memiliki kesan dan keunggulan yang baik,

sedangkan 6,67% lainnya menyatakan tidak

perlu..

Affinity 83,33% responden menyatakan bahwa

menginginkan produk yang mereknya

mempunyai daya tarik lebih, sedangkan

16,67% lainnya menyatakan tidak seperti itu.

Loyalty 60% responden akan loyal jika perusahaan

tetap mempunyai citra merek yang baik, 40%

responden menyatakan tidak perlu.

Daya Saing (X2)

Harga Bersaing 60% menyatakan bahwa lebih percaya pada

merek yang unggul meskipun harga lebih

tinggi, 40% responden menyatakan tidak

(19)

Kualitas produk 90% responde menginginkan produk yang

mempunyai kualitas yang baik, 10%

responden menyatakan bahwa tidak perlu.

Keunggulan

bersaing

85% responden menginginkan produk yang

mempunyai keunggulan mereknya baik, 15%

responden menyatakan bahwa tidak perlu.

Minat Beli (Y)

Minat Refensial 60% responden akan mereferensikan produk

yang dibeli, 40% menyatakan bahwa tidak

akan pernah.

Minat

Eksploratif

56,67% responden menyatakan akan mencari

informasi pada produk yang akan dibeli,

43,33% menyatakan tidak perlu.

Minat

Transaksional

60% responden mengambil tindakan untuk

memilih merek yang mempunyai kualitas

yang selalu baik, 40% responden menyatakan

tidak seperti itu.

Minat

Preferensial

70% responden memimilih merek terpercaya

dan yakin pada produknya, 30% responden

menyatakan tidak seperti itu.

(20)

Berdasarkan hasil survey awal kepada responden, terdapat masalah pada

indikator-indikator yang terjadi seperti pada Reputation terhadap citra merek yaitu

93.3% menginginkan produk yang lebih memiliki kesan dan keuunggulan yang

baik dan 6,67% tidak menginginkan produk yang memiliki kesan yang baik. Pada

indikator daya saing terdapat masalah pada keunggulan bersaing yaitu 85%

responden menginginkan produk yang mempunyai keunggulan mereknya baik,

15% responden menyatakan bahwa tidak perlu. Untuk indikator minat beli

terdapat masalah pada minat preferensial yaitu 70% responden memimilih merek

terpercaya dan yakin pada produknya, 30% responden menyatakan tidak seperti

itu.

Ada konsumen yang menginginkan ukuran yang sesuai kebutuhan (misal

yang memiliki garasi terbatas), dan menyukai ukuran kecil yaitu memilih mobil

city car, sedangkan yang membutuhkan daya tampung besar bagi anggota

keluarga relative besar memilih Multiple Popose Vehicle (MPV) atau family car,

dan konsumen yang ingin tampil gagah dan sportif menyukai jenis Sport Utility

Vehicle (SUV). Hasil wawancara terhadap beberapa konsumen menyatakan

bahwa konsumen menginginkan mobil yang mempunyai bentuk keren, pilihan

warna yang banyak, harga terjangkau, kapasitas banyak untuk seluaruh anggota

keluarga yang berjumlah 5 orang, mempunyai bagasi yang cukup, body yang

tidak terlalu besar, serta cc yang tidak terlalu besar yang membuat cukup irit

bahan bakarnya (Sumber: Wawancara terhadap konsumen).

Maka kondisi ini membawa pengaruh pada minat beli masyarakat yang

(21)

masyarakat akan kebutuhan pada kendaraan yang diinginkannya. Dan beberapa

data mengenai penjualan kendaraan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Tabel 1.2

Penjualan Perusahaan Resmi Otomotif di Indonesia

Perusahaan 2012

PT. Astra International (Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot dan UD Trucks)

225.000

PT. Indomobil Suzuki International (Suzuki)

90.000

PT. Mercedes Benz Indonesia 5.331

PT. KIA Mobil Indonesia 9.801

PT. Nissan Motor Indonesia 30.290

PT. BMW Indonesia 1.551

Sumber : Daftarperusahaanindonesia.com

Dari beberapa perusahaan resmi otomotif, penjualan terbanyak di tempati

oleh PT. Astra International karena perusahaan ini memiliki gabungan-gabungan

berbagai merek mobil yaitu sebanyak 225.000, sedangkan perusahaan-perusahaan

lain merupakan perusahaan tunggal yang hanya memiliki satu merek kendaraan

saja.

Grafik penjualan berbagai merek mobil lebih secara spesifik mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3

Pertumbuhan Penjualan di Indonesia

No Merek 2010 2011 2012

1 Toyota 186.687 280.711 315.000

2 Daihatsu 77.513 115.703 125.853

3 Mitsubishi 61.735 102.005 117.736

4 Suzuki 44.689 68.832 81.572

5 Nissan 21.440 37.480 37.480

(22)

(sumber: Kompas.com 19 December 2012)

Tabel 1.3 menunjukkan bahwa keseluruhan berbagai jenis otomotif

penjualan terbesar ditempati oleh Toyota dan yang kedua oleh Daihatsu dari

perusahaan PT. Astra International. Tabel diatas dijelaskan juga pada Gambar

1.1.

(sumber: Kompas.com 19 December 2012)

Gambar 1.1 Pertumbuhan Penjualan di Indonesia

Dapat dilihat dari penjelasan gambar grafik 1.1, penjualan tertinggi

ditempati oleh Toyota dari PT. Astra International dan yang kedua ditempati oleh

Daihatsu dari PT.Astra International. Jenis mobil family car di Indonesia yang

banyak dicari mengarah ke Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Kudua

0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000

2010

2011

2012

7 Isuzu 15.236 23.051 26.148

8 Mazda 1.543 6.038 8.474

(23)

perusahaan mobil ini di bawah naungan PT.Astra International. Toyota dan

Daihatsu berkolaborasi dan menciptakan sebuah produk yang mampu menjawab

keinginan masyarakat. Khususnya pada masyarakat Indonesia yang mempunyai

perekonomian standart menjadikan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia sebagai

mobil keluarga yang terbaik karena harga yang terjangkau dan mempunyai

kapasitas ruangan yang cukup nyaman untuk keluarga dalam melakukan aktifitas

maupun berekreasi bersama keluarga. Namun Sangat jelas terlihat dari gambar

tersebut Toyota dari tahun 2010 ke 2011 mengalami peningkatan yang cukup

tajam tetapi Daihatsu pada tahun ketahun hanya meningkat sedikit.

Berikut data dan grafik mengenai penjualan Produk kembar dari PT.Astra

International yaitu Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4

Penjualan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Pertahun

Sumber: Tempo.com(2012)

Tabel 1.4 menunjukan bahwa keseluruhan penjualan tertinggi di tempati

oleh Toyota Avanza. Meskipun sama dari PT.Astra International dan mempunyai

produk yang sama namun penjualan Daihatsu Xenia masih jauh dibawah Toyota

Avanza. Tabel diatas di jelaskan juga pada Gambar 1.2.

TAHUN TOYOTA

AVANZA (%)

DAIHATSU XENIA (%)

2009 0,47 % 0,19%

2010 0,60% 0,26%

2011 0,38% 0,22%

(24)

Gambar 1.2 Penjualan Avanza dan Xenia

Pada gambar grafik 1.2 sangat jelas terlihat dari gambar bahwa Toyota

Avanza sangat tinggi penjualannya dibandingkan Daihatsu Xenia, meskipun

keduanya dari PT.Astra International dan di produksi oleh pabrik PT. Astra

Daihatsu Motor tetap yang lebih unggul penjualannya terdapat pada Toyota

Avanza. Hasil wawancara terhadap konsumen banyak yang mempertanyakan

mengenai, apa perbedaan dari toyota avanza dan daihatsu xenia padahal di

produksi keduanya oleh PT. Astra International Tbk yang akhirnya menilai bahwa

avanza lebih mahal harganya karena diproduksi oleh toyota, padahal sebenarnya

kedua produk ini adalah sama percis (Sumber: Wawancara terhadap konsumen).

Dan yang membedakan dari produk kembar ini adalah pemberian merek

pada masing-masing produk. Toyota selalu lebih unggul karena mempunyai Citra

merek yang sangat baik dan kebanyakan masyarakat lebih banyak memakai

0 0.1 0.2 0.3

0.4

0.5 0.6 0.7

2009 2010 2011 2012

Toyota Avanza

(25)

produk dari Toyota karena sudah terpercaya dan masyarakat lebih mengenal

Toyota (Sumber wawancara terhadap konsumen).

Maka peenulis melakukan penelitian disalah satu perusahaan resmi mobil

PT.Astra International. Dengan meneliti salah satu produk kembar yaitu Toyota

Avanza dan Daihatsu Xenia. Penulis mengangkat fenomena semakin kritisnya

konsumen dalam melakukan identifikasi pada kiinginannya dalam membeli

kendaraan yang sesuai pada kriteria konsumen.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang telah diungkapkan

maka menarik untuk diteliti lebih lanjut, khususnya pada PT.Astra International

Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Citra Merek Dan Daya Saing Merek Pengaruhnya Terhadap Minat Pembelian Konsumen Untuk Tipe Family Car di PT.Astra International ”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Semakin banyak perusahaan otomotif yang ada saat ini, terutama

perusahaan yang memproduksi mobil. Konsumen harus lebih teliti dalam memilih

dan membeli suatu produk. Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan konsumen

sebelum mobil, termasuk merek dan kualitas sepeda motor tersebut. Jadi, dengan

timbulnya situasi seperti ini, perusahaan diharapkan dapat memperkuat merek dan

daya saing agar konsumen tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk

(26)

Berikut ini beberapa fenomena atau masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini, antara lain:

Konsumen lebih melihat dari citra merek.

Kurangnya informaasi mengenai mobil Daihatsu Xenia.

Konsumen semakin lebih teliti dalam melakukan pembelian mobil.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang

menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tanggapan responden tentang citra merek untuk tipe family

car di PT.Astra Internatioal.

2. Bagaimana tanggapan responden tentang daya saing untuk tipe family

car di PT.Astra Internatioal..

3. Bagaimana minat beli konsumen tipe family car di PT.Astra

Internatioal.

4. Seberapa besar perngaruh citra merek terhadap minat beli konsumen

pada tipe family car di PT.Astra International.

5. Seberpa besar pengaruh daya saing merek terhadap minat beli

konsumen pada tipe family car di PT.Astra International

6. Seberapa besar pengaruh citra merek dan daya saing terhadap minat

(27)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulakan, mengolah,

dan menganalisis data yang berkaitan dengan analisis citra merek dan daya saing

terhadap minat beli konsumen sehingga dapat digunakan oleh penulis untuk

mengambil kesimpulan terhhadap masalah yang diteliti dalam hal ini yaitu

mengetahui bagaimana pengaruh analisis citra merek dan daya saing terhadap

minat beli konsumen.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak di capai adalah :

1. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang citra merek untuk tipe

family car di PT.Astra Internatioal.

2. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang daya saing untuk tipe

family car di PT.Astra Internatioal.

3. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang minat pembelian

konsumen tipe fmily car di PT.Astra Internatioal.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek terhadap minat

beli konsumen terhadap minat beli konsumen pada tipe family car di

PT.Astra International

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh daya saing merek tehadap

(28)

6. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh citra merek dan daya saing

perusahaan terhadap minat pembelian konsumen pada tipe family car di

PT.Astra Internatioal.

1.4 Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Analisis

citra merek dan daya saing perusahaan terhadap minat pembelian

konsumen melalui penerapan ilmu dan teori yang penulis peroleh selama

di perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam penelitian ini sehingga

bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat umumnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti lain semoga dapat membantu untuk dapat dijadikan masukan

mengenai Analisis citra merek dan daya saing perusahaan terhadap minat

pembelian konsumen dan lebih tertarik lagi untuk mengembangkannya

sehingga dapat dijadikan acuan yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian anak

perusahaan bidang otomotif di PT.Astra International. Adapun jangka waktu

dalam menyusun penelitian ini adalah selama enam bulan, terhitung dari bulan

Januari 2013 sampai dengan Juni 2013. Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan

(29)

Tabel 1.5 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Tahapan Penelitaian

Tahun 2013 Bulan

Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun. 1. Persiapan

2. Pengumpulan Data

(30)

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Citra Merek 2.1.1.1 Pengertian Merek

Menurut Kotler (2002:460) mengemukakan bahwa:

“Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi

dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk

membedakannya dari produk pesaing.”

Kotler dan Amstrong (2008:275) juga menjelaskan definisi mengenai

merek dalam “Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1”:

“Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau

kombinasi semua ini, untuk menunjukan identitas pembuat atau penjual

produk atau jasa.”

2.1.1.2 Tingkatan Merek

Menurut Kotler (2002:460), merek memiliki enam level pengertian, antara

lain sebagai berikut:

(31)

b. Manfaat: Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional.

c. Nilai: Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai dari produsen.

d. Budaya: Merek juga mewakili budaya tertentu.

e. Kepribadian: Merek mencerminkan kepribadian tertentu.

f. Pemakai: Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tertentu.

Jika suatu perusahaan menganggap merek hanyalah sebuah nama, maka

perusahaan telah kehilangan inti dan makna dari merek yang mereka miliki.

Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu kumpulan

makna yang mendalam untuk merek tersebut. Gagasan-gagasan mengenai merek

yang paling tahan lama adalah nilai, budaya, dan kepribadian yang tercermin

dalam merek tersebut. Hal-hal tersebut menentukan inti dan makna dari sebuah

merek.

2.1.1.3 Citra

Kotler & Fox yang dikutip oleh Sutisna (2002:83) menerangkan definisi

mengenai citra:

“Citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan, dan

keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek.”

(32)

“Citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek, yang dibentuk dengan

memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.”

Seperti yang dikemukakan Bernstein dalam Sutisna (2002:85), Image

adalah realitas. Oleh karena itu, program pengembangan dan perbaikan citra harus

didasarkan pada realitas. Jika citra tidak sesuai dengan realitas dan kinerja kita

baik, itu adalah kesalahan kita dalam berkomunikasi. Sebaliknya, jika citra sesuai

dengan realitas dan merefleksikan kinerja kita yang kurang baik, itu berarti

kesalahan kita dalam mengelola organisasi.

Citra adalah realitas. Oleh karena itu, jika komunikasi pasar tidak cocok

dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Periklanan yang tidak

didasarkan pada realitas hanya akan menciptakan harapan yang lebih tinggi

daripada kenyataan yang dirasakan. Akibatnya, ketidakpuasan akan muncul dan

akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang buruk.

Jika masalah citra adalah problem yang nyata, hanya tindakan nyata yang

dapat menolong. Masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan kinerja organisasi

yaitu kualitas teknis atau fungsional yang sebenarnya menyebabkan masalah citra.

Penting disadari bahwa citra itu ada dalam realitas. Citra bukan apa yang

dikomunikasikan, jika citra yang dikomunikasikan tidak sesuai dengan realitas.

Komunikasi organisasi yang dirasakan tidak dipercaya, akan merusak citra bahkan

mungkin lebih parah lagi. Jika terdapat masalah citra, manajemen harus

(33)

2.1.1.4 Citra Merek

Sutisna (2002:83) dalam bukunya yang berjudul “Perilaku Konsumen &

Komunikasi Pemasaran”, menjelaskan definisi dari citra merek:

”Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan

dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.”

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan

pemahaman konsumen mengenai suatu merek dan persepsi konsumen terhadap

merek tersebut.

Rod Davey dan Anthony Jacks (2003:40) juga mengemukakan definisi

mengenai citra merek:

“Citra merek adalah cara pelanggan melihat jangkauan produk

keseluruhan, atau bahkan produk tunggal, yang berkaitan dengan mereka

sendiri. Citra biasanya yang paling kuat pada barang bergengsi dan

bernilai tinggi, ketika usaha ekstra dengan pembedaan produk

menghasilkan profit ekstra.”

2.1.1.5 Dimensi Citra Merek

Agar perusahaan dapat memiliki citra merek yang baik, maka perusahaan

harus memahami, mengeksplorasi, dan memanfaatkan unsur-unsur yang

membentuk citra merek perusahaan.

Menurut Gary Hamel dan CK Prahalad (Kertajaya;2000:484) yang

(34)

sebuah Merek, agar merek terbentuk dengan baik dan nantinya memberikan citra

yang baik, yaitu:

1. Recognition; Tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah

merek tidak dikenal, maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan

mengandalkan harga yang murah.

2. Reputation; Tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena

lebih terbukti memiliki track record yang baik.

3. Affinity; Suatu emosional relationship yang timbul antara sebuah merek

dengan konsumennya. Produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan

lebih mudah dijual dan produk dengan memiliki persepsi kualitas yang tinggi

akan memiliki reputasi yang baik.

4. Loyalty; Mengenai seberapa besar kesetiaan konsumen yang menggunakan

merek bersangkutan.

2.1.2 Daya Saing

2.1.2.1Pengertian Daya Saing

Dalam suatu industri, tingkat persaingan sangat berperan penting bagi

keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Tingakat persaingan ini akan membawa

dampak negatif dan positif bagi perudahaan. Dampak negatifnya adalah berupa

penurunan volume penjualan dan pendapatan, sedangkan dampak positifnya

adalah menimbulkan tantangan tersendiri untuk lebih inovatif dan bekerja keras

mempertahankan dan menguasai pasar. Menurut Porter (2008:419) persaingan

(35)

untuk menghadapi persaingan yang dari hari kehari semakin ketat mama setiap

perusahaan harus mampu membaca peluang keunggulan bersaing yang

dimilikinya.

Oleh karena itu ditengah persaingan kyang semakin ketat, setiap perusahaan

harus mampu meningkatkan daya saingya agar mapu bersaing dengan perusahaan

lainnya. pengertian daya saing sendiri menurut para ahli ialah:

1. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI). “daya saing adalah

kemampuan untuk bersaing”.

2. Menurut Porter dalam penelitian Surachman (2007:4) mendefinisikan daya

saing adalah kemampuan atau keunggulan yang dipergunakan untuk

bersaing pada pasar tertentu. Daya saing ini diciptakan melalui

pengembangan terus menerus di semua lini dalam organisasi, utamanya di

sektor produksi. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan terus

menerus akan mampu meningkatkan kinerja.

3. Menurut Tumar Sumihardjo (2008), kata daya dalam kalimat daya saing

bermakna kekuatan, dan daya saing berarti mencapai lebih dari yang lain

atau memiliki keunggulan tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut maka

daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul

dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang kelompok atau institusi

tertentu.

(36)

setiap perusahaan harus memiliki strategi bersaing dan keunggulan

bersaing yang harus di fokuskan pada proses yang dinamis.”

5. Menurut Henry Faizal Noor (Yuli Fitrianty, 2007:2004), “Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut

perhatian dan loyalitas konsumen.”

6. Martin Et. Al (Widodo, 1998:19), “Daya saing adalah kemampuan yang

berkelanjutan untuk memperoleh keuntungan dan mempertahankan pasar.”

Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa daya

saing adalah kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing atau menjadi unggul

dari perusahaan pesaingnya dalam merebut perhatian dan loyalitas konsumen,

memperoleh laba yang berkelanjutan dan mempertahankan pasar.

2.1.2.2 Indikator daya saing

Menurut Porter (2008:419) indikator daya saing yaitu :

1. Harga bersaing

2. Kualitas produk

3. Keunggulan bersaing

2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing

Tulus Tambunan (2008:5) menyatakan bahwa:

Daya saing dari perusahaan dapat ditrentukan oleh banyak fkator, tujuh

diantaranya yang sangat penting adalah: keahlian atau tingkat pendidikan

pekerrja, keahlian pengusaha, ketersediaan modal, sistem organisasi dan

(37)

ketersediaan informasi, dan ketersediaan input-input lainnya seperti energi, dan

bahan baku seperti yang tertera dalam gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Faktor-faktor Utama Penentu Daya Saing, Sumber: Tulus Tambunan, (2008:6)

Keahlian atau tingkatan pendidiakan pekerja dan kualitas pengusah

atermasuk kedalam aspek sumber daya manusia, yang mana keahliaan pekerja

tidak hanya dalam teknik produksi (antara lain disain produk dan proses

produksi), tetapi juga teknik pemasaran dan dalam penelitian dan pengembangan

(R&D). Sedangkan keahlian pengusaha terutama adalah wawasan bisnis, dan

yang dimaksud disini adalah wawasan mengenai bisnisnya dan juga lingkungan

eksternalnya. Wawasan pengusaha yang luas juga sangat penting bagi inovasi, dan

bukan lagi rahasia umum bahwa inovasi merupakan kunci utama daya saing. Daya Saing Produk

Daya saing produk perusahaan

Faktor-faktor penentu daya saing

Keahlian pekerja

Ketersediaan modal

Ketersediaan teknologi

Ketersediaan informasi

Keahlian pengusaha

Organisasi dan manajemen yang baik

(38)

2.1.3 Minat beli Konsumen

Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi. Menurut Howard (1994) dalam Durianto dan Liana, 2004) minat

beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli

produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode

tertentu. Minat beli (willingness to buy) dapat didefinisikan sebagai kemungkinan

bila pembeli bermaksud untuk membeli produk (Doods, Monroe dan Grewal,

1991, dalam Yustini dan Eva Sheilla, 2007). Rossiter dan Percy (1998) dalam

Macdonald dan Byron Sharp (2003) mengemukakan bahwa minat beli merupakan

instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,

melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang elevan seperti

mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan

akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

2.1.3.1 Faktor-Faktor Minat Beli

Menurut Mangkunegara (1998) dalam Subagio (2010) menjelaskan bahwa

ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan

pembelian, yaitu faktor psikologis, faktor ptibadi, dan faktor sosial.

Faktor psikologis meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian

masa lalu, serta pengaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar di

(39)

Faktor pribadi termasuk ke dalam konsep diri. Konsep diri adalah cara kita

melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang upah yang

kita pikirkan. Dalam hal ini, produsen perlu menciptakan situasi yang sesuai

dengan apa yang diharapkan konsumen. Faktor sosial mencakup faktor kelompok

anutan (small reference group). Kelompok anutan adalah suatu kelompok orang

yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Kelompok

anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau orang tertentu. Dapat

dikatakan bahwa minat beli merupakan keinginan untuk membeli yang timbul

setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai produk yang dilihatnya. Hal

tersebut merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan

rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat

diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap

suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel

minat beli untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang.

Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk

tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan membeli

dipengaruhi oleh oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan

lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk

membelinya semakin tinggi, sebaliknya jika manfaatnya lebih kecil dibanding

pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan

(40)

2.1.3.2 Indikator Minat Beli

Salah satu indikator bahwa suatu produk sukses atau tidak di pasar adalah

seberapa jauh tumbuhnya minat beli konsumen terhadap produk tersebut. Menurut

Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator

sebagai berikut:

1. Minat Refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

2. Minat Eksploratif, yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari

informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

3. Minat Transaksional, yaitu kecenderungan sekarang untuk membeli

produk.

4. Minat Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang

yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini hanya

dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

Menurut Poddar et al., dalam Yustika (2009), jika seseorang menginginkan

produk tersebut dan merasa tertarik untuk memiliki produk tersebut, maka mereka

berusaha untuk membeli produk tersebut. Rekomendasi dari seseorang pada

proses pembelian sangatlah penting karena dapat mempengaruhi seseorang untuk

jadi atau tidaknya melakukan pembelian. Minat beli diperoleh dari suatu proses

(41)

muncul dalam melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus

terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat dan yang

pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya, maka

konsumen akan mengaktualisasi apa yang ada dalam benaknya tersebut.

Suatu pembelian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui,

mengenal dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 1995 dalam

Puspitasari, 2009). Menurut Koeswara, tahap-tahap proses pembelian ini dapat

dibagi atas lima langkah, yaitu:

1) Mengetahui masalahnya (recognation of problem).

2) Mencari informasi (search for information).

3) Mengevaluasi setiap alternatif (evaluation of alternatif).

4) Memilih salah satu alternatif (choice).

5) Menentukan hasil pilihan (outcome).

Penilaian suatu produk didasarkan pada informasi yang dia dapatkan terhadap

produk tersebut. Informasi tersebut dapat berupa informasi merek, harga, manfaat

produk, jenis produk, dan lain-lain. Ketika konsumen melihat suatu produk

dengan nilai sangat tinggi, kemungkinan dia akan membeli produk tersebut pada

saat dibutuhkan. Nilai yang dipersepsikan konsumen inilah yang bisa menciptakan

(42)

2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian-Penelitian Terdahulu

No Nama Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan

(43)

gan

2.2 Kerangka Pemikiran

Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat

memaksimalkan penggunaan sumber daya-sumber daya mereka dengan efektif

dan efisien salah satunya dengan menciptakan dan melakukan pencintraan yang

baik untuk mempengaruhi pandangan konsumen mengenai produk mereka, yaitu

melalui citra merek. Persaingan perusahaan untuk mnarik konsumen tidak lagi

terbatas pada teknis dan fungsional suatu produk, tetapi juga dikaitkan dengan

merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakai.

Sutisna (2002:83) dalam bukunya yang berjudul “Perilaku Konsumen &

(44)

merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari

informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan

pemahaman konsumen mengenai suatu merek dan persepsi konsumen terhadap

merek tersebut.

Citra merek yang sudah mempunyai kekuatan hukum dapat melindungi

perusahaan dari peniruan pesaing. Berbagai strategi untuk mempertahankan citra

merek akan mempengaruhi daya saing bagi produk yang dihasilkan. Pada

komponen persaingan pasar Indonesia merupakan negara yang mempunyai daya

saing kuat terhadap. Untuk menghadapinya, setiap perusahaan atau industri baik

itu yang berskala besar maupun kecil harus mampu meningkatkan day saingnya

sekalipun daya saing tersebut hanya merupakan daya saing dipasar lokal.

Hal ini sejalan dengan pendapat Michel E. Porter (1994:1) yang

mengatakan bahwa persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan

perusahaan. Oleh karena itu, untuk mengahdapi persaingan yang semakin ketat,

maka setiap perusahaan harus mampu membaca keunggulan bersaing yang

dimilikinya. Kemampuan bersaing perusahaan bisa dilihat dari pangsa pasar yang

dimiliki dalam suatu industri yang dapat memberikan keuntungan yang tinggi bagi

perusahaan yang bersangkutan. Pangsa pasar yang luas menunjukan bahwa

perusahaan tersebut mampu menarik pelanggan dan memasarkan produknya agar

pelanggan mempunyai minat beli pada produk yang ditawarkan.

Minat beli diperoleh dari suatu proses pemikiran yang membentuk suatu

(45)

benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat pada akhirnya ketika

konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada

di dalam benaknya itu.

Menurut Keller (1998), minat beli konsumen membeli suatu merek atau

seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari suatu merek ke

merek lainnya.

2.2.1 Keterkaitan antara variabel

2.2.1.1 Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen

Citra merek mempengaruhi minat pembelian karena perusahaan yang

mempunyai citra merek yang baik dan terpercaya maka akan menimbulkan minat

beli konsumen pada produk perusahaan. Hal ini diungkapakan oleh Albari dan

Liriswati (2004) menyimpulkan bahwa citra merek berhubungan secara positif

dengan minat beli konsumen. Demikian juga, Srirahatu Tri Astuti (2011) yang

menyimpulkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap citra merek jelas

mempengaruhi minat pembelian, karena konsumen memiliki sikap lebih waspada

terhadap merek yang belum dikenal.

2.2.1.2 Pengaruh Daya Saing terhadap Minat beli

Minat beli konsumen menjadikan daya saing karena mempertimbangakan

akan beberapa atribut dengan bobot-bobot yang berbeda. Minat beli juga

dipengaruhi oleh sikap dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang

(46)

2.2.1.3 Pengaruh Citra Merek dan Daya Saing Terhadap Minat Pembelian

Menurut hasil penelitian E. Desi Arista (2011) menyimpulkan bahwa Citra

merek yang dibangun dapat menjadi daya saing dan cerminan dari visi,

keunggulan standar kualitas, pelayanan dan komitmen dari pelaku usaha atau

pemiliknya dan dapat menimbulakan minat beli pada pelanggan

Dengan melihat hasil penelitian terdahulu maka didapat paradigma

penelitian. Hubungan di antara variabel-variabel tersebut ditunjukan pada gambar

berikut:

Albari dan Liriswati (2004)

(47)

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono(2007:93), hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan

bukan di dasarkan pada faktor – faktor empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.

Berdasarkan landasan pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran, maka

hipotesis dalam penilitan ini adalah citra merek dan daya saing produk

(48)

36 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303), menerangkan bahwa:

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek

penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan

hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut

berjudul : “Analisis Citra Merek Dan Daya Saing Merek Pengaruhnya Terhadap Minat Pembelian Konsumen Untuk Tipe Family Car di PT.Astra

International”.

3.2 Metode Penelitian

Dalam meneliti sesuatu, diperlukan penelitian yang hati-hati, teratur, dan

terus menerus. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penelitian,

penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,

mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data

sekunder, yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan

(49)

permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan

diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

metode verifikatif. Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) mengatakan

bahwa:

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati

(2010:29) adalah sebagai berikut:

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu

hipotesis. Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen, serta besarnya arah hubungan

yang terjadi.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan dan

perencanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik, sistematis dan efektif.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) menyatakan

(50)

“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang

menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan

berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah

dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada mobil tipe family car di

PT.Astra International dan selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada mobil tipe family car di

PT.Astra International

3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan

dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah

Citra Merek (variabel X1) dan Daya Saing (variabel X2) serta Minat beli

(variabel Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada mobil tipe

family car di PT.Astra International

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada

mobil tipe family car di PT.Astra International

6. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran variabel.

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran

(51)

ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang mempunyai arti urutan

jenjang yang dimulai dari yang positif sampai yang paling negatif dan

sebaliknya.

7. Menetapkan data-data mengenai Citra Merek dan Daya Saing terhadap minat

belin konsumen pada mobil tipe family car di PT.Astra International

8. Melakukan analisis mengenai informasi tentang pada mobil tipe family car di

PT.Astra International Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh

penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

(52)

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan

antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan

satu variabel tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Desain Penelitian 3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Sugiyono (2009:38) dalam buku “Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R&D”, menjelaskan definisi mengenai variabel penelitian:

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas

variabel-variabel yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), Citra Merek (X1)

Minat Beli (Y)

(53)

Sugiyono (2009:39). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu citra

merek (X1) dan daya saing (X2).

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2009:39). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel terikat adalah minat beli (Y).

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel

Indikator Ukuran Skala

Citra

Recognition Tingkat

mngenal

Reputation Tingkat

(54)

terhadap

Minat Beli “Produk suskses atau tidaknya di

(55)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data

Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek

yang akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis data :

1. Data Primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:137). Penulis menggunakan data primer

karena penulis mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber

langsung dari obyek pertama yang diteliti. Dalam penelitian ini, data primer

meliputi informasi mengenai citra merek dan daya saing yang diperoleh dari

konsumen.

2. Data Sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:137). Penulis menggunakan data

sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah

oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, data sekunder meliputi informasi

mengenai data-data penjualan dan lain-lain.

3.2.3.2Teknik Penentuan Data 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:115),populasi adalah “Wilayah generalisasi

(56)

2

1

Ne

N

n

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang akan membeli mobil

avanza atau xenia pada PT. Astra International yaitu sebanyak 311 orang

3.2.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam

penelitian dilakukan dengan teknik probability sampling dengan jenis

propotionate stratified random sampling (sampel acak berstrata).

Menurut Sugiyono (2009;118), propotionate stratified random sampling yaitu ”Teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur

yang tidak homogen dan berstrata secara poporsional”.

Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran

kuesioner adalah konsumen yang berminat membeli mobil Toyota Avanza atau

Daihatsu Xenia dari PT.Astra International. Sedangkan untuk menentukan jumlah

sampel (n). Husein Umar (2004;78) untuk menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

(57)

N = Jumlah populasi

e = Batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)

n = 311 1 + 311 (0.1)2

n = 311 = 75.67 4.11

Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 75.67

orang, dibulatkan menjadi 76 orang.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009:145) mengemukakan

bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan lain-lain.

Observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung

tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel penelitian untuk memperoleh

data yang diperlukan.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang

(58)

dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Informasi tersebut berupa hal yang berkaitan dengan citra merek dan daya saing

serta minat beli. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada konsumen

yang berminat membeli mobil Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia .

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:142).

Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert dimana

alternatif jawaban bernilai 5 sampai dengan 1. Kuesioner berisi daftar pernyataan

yang ditujukan kepada responden mengenai citra merek dan daya saing merek

serta minat beli konsumen. Berikut ini merupakan skala Likert yang terdapat pada

Tabel 3.2:

Tabel 3.3 Skala Likert

Jawaban Skala Nilai

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

(59)

4. Dokumentasi

Dokumentasi ini merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan

menelaah dokumen-dokumen seperti literatur dan buku-buku untuk mendapatkan

landasan teori, jurnal, dan informasi mengenai penelitian terdahulu yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini, masalah yang diteliti

adalah mengenai citra merek dan daya saing serta minat beli.

3.2.4.1 Uji MSI

Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal,

sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk

memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui “Method Of Succesive Interval” (Hays dalam Umi Narimawati,

2010:47).

Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk

variabel bebas terikat. Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi

data adalah sebagai berikut:

a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori

jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi

kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva

normal.

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan

(60)

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Of Succesive Interval.

Dimana:

Means Of Interval : Rata-rata interval

Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas

Area Under Upper Limit : Daerah dibawah batas atas

Area Under Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah

f. Menentukan nilai transformasi (nilai skala untuk interval) dengan

menggunakan rumus:

3.2.4.2 Uji Validitas

Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42) mengemukakan definisi

mengenai validitas:

“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure.”

(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit) Means Of Interval =

(Area Under Upper Limit) – (Area Under Lower Limit)

(61)

Berdasarkan definisi diatas, validitas adalah suatu karakteristik dari ukuran

yang terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat tes (kuesioner) dalam

mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Pengujian ini dilakukan untuk untuk mengetahui sejauh mana ketepatan

dan kecermatan pernyataan dari alat penelitian dalam menjalankan fungsinya. Uji

validitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi variabel bebas dengan apa yang

diukur. Sebelum kuesioner disebar kepada responden, maka harus dilakukan uji

validitas terlebih dahulu pada pernyataan-pernyataan pada kuesioner.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara

masing-masing pernyataan dengan skor total. Teknik korelasi yang digunakan

untuk menguji validitas pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini adalah dengan

rumus korelasi Person Product Moment, yaitu sebagai berikut:

2 2

2 2

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

Sumber: Sugiyono (2009:183)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi Pearson

X = Skor item instrumen

Y = Skor total item instrumen

(62)

Apabila nilai koefisien korelasi pernyataan-pernyataan yang diuji lebih

besar dari 0,235 maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut

merupakan konstruksi yang valid.

Berikut ini adalah hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment untuk variabel citra merek (X1):

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Citra Merek

Sumber: Output SPSS

Berikut ini adalah hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment untuk variabel daya saing (X2):

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Daya Saing

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.3 Pertumbuhan Penjualan di Indonesia
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa keseluruhan berbagai jenis otomotif
Gambar 1.2 Penjualan Avanza dan Xenia
+7

Referensi

Dokumen terkait