Nama Lengkap Ledy Mardila
Tempat, Tanggal Lahir Bandung, 06 Maret 1992
Jenis Kelamin Perempuan
Kewarganegaraan Indonesia
Agama Islam
Status Belum Menikah
Alamat Asrama Tongkeng 48 Rt.01 Rw.07 No.5
Riwayat Pendidikan
1997 - 2003 SD PARDOMUAN
2003 - 2006 SMP Kartika Siliwangi III-I
2006 - 2009 SMA Negeri 26 Bandung
2009 Unikom (Universitas Komputer Indonesia)
ix
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 12
1.2.2 Rumusan Masalah ... 13
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 14
1.3.1 Maksud Penelitian ... 14
1.3.2 Tujuan Penelitian... 14
1.4Kegunaan Penelitian ... 15
1.4.1 Kegunaan Penulis ... 15
1.4.2 Kegunaan Peneliti Selanjutnya... 15
1.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 15
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 15
1.5.2 Waktu Penelitian ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 17
2.1 Kajian Pustaka ... 17
2.1.1 Citra Merek ... 17
2.1.1.1 Pengertian Merek ... 17
2.1.1.2 Tingkatan Merek ... 17
2.1.1.3 Citra ... 18
2.1.1.4 Citra Merek ... 20
2.1.1.5 Dimensi Citra Merek...20
2.1.2 Daya Saing ... 21
x
2.1.3.2 Indikator Minat beli ... 27
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 29
2.2 Kerangka Pemikiran ... 30
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 32
2.2.1.1 Pengaruh Citra Merek dengan Minat Beli ... 32
2.2.1.2 Pengaruh Daya Saing terhadap Minat Beli ... 32
2.2.1.3 Pengaruh Citra Merek dan Daya Saing Terhadap Minat beli...33
2.4 Hipotesis ... 34
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Objek Penelitian ... 36
3.2 Metode Penelitian ... 36
3.2.1 Desain Penelitian ... 37
3.2.2 Operasonalisasi Variabel ... 40
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43
3.2.3.1 Sumber Data ... 43
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.2.4.1 Uji MSI ... 47
3.2.4.2 Uji Validitas ... 48
3.2.4.3 Uji Reliabilitas... 51
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 55
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 55
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66
4.1 Hasil Penelitian ... 66
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66
4.1.2 Sejarah PT.Astra International ... 66
xi
4.3.2 Daya Saing...96
4.3.3 Minat Beli ... 111
4.4 Analisis Verivikatif ... 119
4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 120
4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 125
4.4.3 Analisis Pengaruh Parsial Citra Merek dan Daya Saing terhadap minat beli... 131
4.4.3.1 Koefisien Determinasi Citra Merek terhadap Minat Beli ... 131
4.4.3.2 Koefisien Determinasi Daya Saing terhadap Minat Beli ... 133
4.4.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)...134
4.4.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji T)...136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 140
5.1 Kesimpulan ... 140
5.2 Saran ... 142
DAFTAR PUSTAKA
iv
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugrah-Nya
yang telah diberikan kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya yang berjudul “Analisis Citra Merek Dan Daya Saing Produk Terhadap Minat Beli Tipe Family Car Pada PT.Astra International.”
Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat
dalam menempuh jenjang S1 pada Program Studi Manajemen, Universitas
Komputer Indonesia Bandung. Karya ilmiah ini merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang masih memiliki keterbatasan dalam memaknai fenomena yang
terjadi di dalam organisasi.
Secara jujur penulis mengakui adanya keterbatasan dan kemampuan penulis
dalam proses penyelesaian skripsi ini, namun atas dukungan dan arahan dari
berbagai pihak yang dengan tulus dan ikhlas memberikan sumbangan pemikiran,
terutama kepada Ibu Trustorini Hadayani, SE., M.si. selaku dosen pembimbing
yang dengan integritas akademik, kesabaran, kearifan serta kasih sayangnya
dalam mencurahkan waktu dalam memberikan bimbingan di sela-sela tingkat
kesibukan yang luar biasa, ketegasan dan wawasan yang luas menjadi motivasi
v
hormat setinggi-tinggi nya terutama ditujukan kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia yang telah memberikan fasilitas kepada penulis.
2. Dr. Dedi Sulistiyo S, MT. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia Terima kasih telah memberikan penulis kesempatan
dalam menyelesaikan skripsi dan memperlancar perijinan yang diperlukan
dalam pelaksanaan penelitian ini
3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM. MBA selaku penguji I Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Isniar Budiarti, SE., M.Si selaku penguji II Program Studi Manajemen dan
Dosen Wali yang telah banyak membantu penulis, dan ucapan terimakasih
yang tak terhingga karena dengan tulus dan sabar mendampingi serta
mendidik penulis, menjadi motivator yang baik, yang selalu memberikan
ketenangan bagi anak-anaknya serta tak kenal lelah mengarahkan penulis
untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal.
6. Linna Ismawati, SE.,M.Si. selaku Ketua Sidang Program Studi
vi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
Indonesia dan selaku dosen yang telah memberikan dedikasi tinggi dalam
mendidik penulis.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia baik dosen tetap maupun dosen luar biasa
yang telah memberikan ilmu dan perhatiannya kepada penulis.
10.Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi yang banyak
membantu dalam urusan akademik.
11.Ayahanda Saripudin dan Ibunda Lilis Nurhayati tercinta serta Nenek dan
Kakek tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya dengan tulus dari
penulis kecil dan sampai dengan sekarang ini, yang selalu dengan ikhlas
mendoakan dan memberi perhatian yang berlimpah, juga dorongan moril
dan material, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
12.Untuk kaka tercinta Yudi Permana, Lia Puspita, Lora Korisa yang slalu
memberikan masukan pada penulisan ini, motivasi seta dorongan baik
secara moril maupun materil dan yang selalau setia mendampingi dan
mendengarkan keluh kesah ku.
13.Terimakasih banyak kepada tunanganku Berkti Prastyo tercinta yang
vii
14.Untuk Ayah dan Ibu Tunanganku Bapak Buang Sutupo dan Ibu Dewi
Muginingrum, terimakasih selalu dengan ikhlas mendoakan dan memberi
perhatian yang berlimpah.
15.Untuk Sukma Ayu Fajarini, Inafsa Ulhosy, Mareska Ramadiah, Rini
Astuti, dan Dea Ardiatin, terimakasih atas suport yang selalu kalian
berikan kepadaku dan selalu menemaniku setiap harinya. Kalian adalah
teman terbaiku. Terutama kepada Sukma Ayu Fajarini yang sama-sama
berjuang selesain Skripsi, mudah-mudahan kita jadi anak yang “berhasil
dan sukses” semoga persahabatan kita semua bukan sampai lulus kuliah
aja.
16.Rekan, teman, sahabat serta saudara-saudaraku, semua sahabat dan
keluarga “Manajemen 2009” yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.
Terimakasih telah memberikan sebuah kisah klasik untuk masa depan bagi
penulis.
17.Seluruh pihak yang telah banyak membatu penulis dalam menyelesaikan
viii
berlipat ganda.Jazakumullohu Khoirul Katsiro. Amin
Wassalamualaikum wr.wb
Bandung, Juli 2013
Penulis
Ledy Mardila 21209009
132 Alfabeta.
Davey, Rod & Jacks, Anthony. 2003. Marketing. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Kartajaya, Hermawan. 2000. Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Alih Bahasa Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.
Narimawati, Umi. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Genesis.
Nasir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rangkuti, Fredy. 2002. Riset Pemasaran Cetakan Kelima. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama.
Rangkuti, Fredy. 2002. The Power Of Brand. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama.
Sarwono, Jonathan. 2006. SPSS Teori Dan Latihan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Simamora, Billson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
133
Tjiptono, Fandy & Diana, Anastasia. 2003. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.
1 1.1 Latar Belakang
Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut
juga dapat dirasakan di indonesia. Salah satu dalam industri otomotif.
Perkembangan industri otomotif di indonesia memberikan peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Berbagai perusahaan resmi otomotif di indonesia mulai
terlihat perkembangan penjualannya. Salah satunya pada kendaraan beroda empat
atau mobil. Dilihat dari segi ukuran, harga, dan kegunaan penggunaanya, mobil
merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan.
Banyaknya perusahaan industri mobil seperti Toyota, Daihatsu,
Mistubishi, Honda, dan lain-lain yang menciptakan jenis-jenis mobil dengan
berbagai keunggulan dan kelebihan membuat persaingan semakin ketat dalam
bisnis penjualan mobil. Hal tersebut telah mendorong perusahaan untuk bergerak
lebih aktif dalam memasarkan produknya dan perusahaan pun harus lebih
mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini
berdampak pada konsumen, keanekaragaman jenis mobil yang ada saat ini telah
mendorong konsumen untuk melakukan identifikasi mengenai minat pembelian
saat menentukan suatu merek yang memenuhi dengan kriteria sebagai mobil yang
Setiap produsen atau perusahaan berusaha keras agar melalui produk yang
dihasilkannya dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Agar produk yang
dihasilkannya dapat terjual dan terbeli oleh konsumen dengan perolehan harga
yang berkesinambungan terus menerus dalam waktu yang panjang. Unuk
mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahan berupaya menciptakan merek bagi
setiap produknya untuk memancing minat dan perhatian pelanggan. Merek
(brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau kombinasi
semua ini, untuk menunjukan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa
(Kotler dan Amstrong, 2008). Karena itu pemberian merek yang tepat serta
dukungan pemasaran yang baik akan membantu terciptanya keberhasilan suatu
produk.
Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat
memaksimalkan penggunaan sumber daya –sumber daya dengan efektif dan
efisien, salah satunya dengan menciptakan dan melakukan pencitraan yang baik
untuk mempengaruhi pandangan konsumen mengenai produk mereka, yaitu
melalui citra merek. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap
merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu
(Sutisna, 2002:83). Persaingan perusahaan untuk menarik konsumen tidak lagi
terbatas pada teknis dan fungsional suatu produk, tetapi juga sudah dikaitkan
Kekuatan suatu merek terletak pada kemampuannya dalam mempengaruhi
daya minat konsumen. Merek mempunyai kekuatan yang besar untuk
mempengaruhi daya minat beli konsumen. Perkembangan industri mobil di
Indonesia dengan berbagai macam merek yang digunakan oleh perusahaan dan
juga menjadikan merek sangat penting dan strategis.
Pada tingkat persaingan yang rendah, merek hanya membedakan antara
satu produk dengan produk yang lainnya, sedangkan pada tingkat persaingan yang
tinggi, merek memberikan kontribusi dalam menciptakan dan menjaga daya saing
sebuah produk. Merek akan dihubungkan dengan citra yang khusus yang mampu
memberikan pengaruh tertentu dalam benak konsumen. Merek membuat daya
minat beli menjadi lebih mudah.
Kemampuan untuk bersaing tidak tumbuh dengan sendirinya. Kalaupun
ada yang berusaha menumbuhkan, hal itu tidak bisa dilakukan secara perorangan.
Perlu penataan secara terpola dengan format yang jelas.
Daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul
dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang kelompok atau institusi tertentu
(Tumar Sumihardjo, 2008). Saat ini yang konsumen banyak ketahui adalah
perusahaan perusahaan yang sudah banyak dikenal dan di percayai oleh
konsumen. Konsumen yang belum banyak mengetahui mengenai produk yang
belum banyak diketahui oleh masyarakat ini menjadi salah satu sebab daya saing
dengan produk yang sama namun mempunyai merek yang berbeda.
Pada minat pembelian konsumen merupakan salah satu unsur kepribadian
dasar dari suatu minat. Minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit
produk yang dibutuhkan pada periode tertentu (Howard, 1994). Minat seseorang
dapat diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang terhadap suatu objek
tertentu. Minat menjadi jembatan yang sangat penting antara perhatian dan hasrat
untuk melakukan suatu kegiatan. Sehingga iklan yang dipasang harus dapat
memotivasi masyarakat hingga akhirnya menimbulkan minat terhadap produk
yang ditawarkan. Macam – macam minat antara lain yaitu minat yang
diwujudkan, minat yang diekspresikan, minat yang diinventariskan.
Minat cenderung kurang kepada suatu produk menyebabkan berkurangnya
jumlah konsumen yang akan menggunakan produk tersebut. Pemecahan masalah
hal tersebut bisa memiliki sumber masalah pada pencitraan, kurang dalam
mempromosikan suatu produk sehingga informasi mengenai produk ke konsumen
kurang memuaskan maka dari itu membuat konsumen cenderung enggan
menggunakan jasa tersebut.
Konsumen pada saat ini kemauannya mencari informasi terhadap suatu
produk. Konsumen yang memiliki minat, memiliki suatu kecenderungan untuk
mencari informasi lebih detail.
Menurut hasil survei awal dengan konsumen sementara menyatakan
bahwa konsumen lebih berminat membeli produk yang sudah mempunyai citra
yang baik. Hal itu bisa terjadi dikarenakan persaingan yang kuat dengan pesaing
Tabel 1.1
Survey Awal Pada Konsumen Citra Merek
(X1)
Indikator Keterangan
Recognition 53,33% responden menyatakan lebih mudah
mengenali dan mengingat produk yang
mereknya lebih banyak digunakan konsumen
lain, 46,67% menyatakan tidak seperti itu.
Reputation 93,3% responden menyatakan bahwa lebih
menginginkan produk yang mereknya
memiliki kesan dan keunggulan yang baik,
sedangkan 6,67% lainnya menyatakan tidak
perlu..
Affinity 83,33% responden menyatakan bahwa
menginginkan produk yang mereknya
mempunyai daya tarik lebih, sedangkan
16,67% lainnya menyatakan tidak seperti itu.
Loyalty 60% responden akan loyal jika perusahaan
tetap mempunyai citra merek yang baik, 40%
responden menyatakan tidak perlu.
Daya Saing (X2)
Harga Bersaing 60% menyatakan bahwa lebih percaya pada
merek yang unggul meskipun harga lebih
tinggi, 40% responden menyatakan tidak
Kualitas produk 90% responde menginginkan produk yang
mempunyai kualitas yang baik, 10%
responden menyatakan bahwa tidak perlu.
Keunggulan
bersaing
85% responden menginginkan produk yang
mempunyai keunggulan mereknya baik, 15%
responden menyatakan bahwa tidak perlu.
Minat Beli (Y)
Minat Refensial 60% responden akan mereferensikan produk
yang dibeli, 40% menyatakan bahwa tidak
akan pernah.
Minat
Eksploratif
56,67% responden menyatakan akan mencari
informasi pada produk yang akan dibeli,
43,33% menyatakan tidak perlu.
Minat
Transaksional
60% responden mengambil tindakan untuk
memilih merek yang mempunyai kualitas
yang selalu baik, 40% responden menyatakan
tidak seperti itu.
Minat
Preferensial
70% responden memimilih merek terpercaya
dan yakin pada produknya, 30% responden
menyatakan tidak seperti itu.
Berdasarkan hasil survey awal kepada responden, terdapat masalah pada
indikator-indikator yang terjadi seperti pada Reputation terhadap citra merek yaitu
93.3% menginginkan produk yang lebih memiliki kesan dan keuunggulan yang
baik dan 6,67% tidak menginginkan produk yang memiliki kesan yang baik. Pada
indikator daya saing terdapat masalah pada keunggulan bersaing yaitu 85%
responden menginginkan produk yang mempunyai keunggulan mereknya baik,
15% responden menyatakan bahwa tidak perlu. Untuk indikator minat beli
terdapat masalah pada minat preferensial yaitu 70% responden memimilih merek
terpercaya dan yakin pada produknya, 30% responden menyatakan tidak seperti
itu.
Ada konsumen yang menginginkan ukuran yang sesuai kebutuhan (misal
yang memiliki garasi terbatas), dan menyukai ukuran kecil yaitu memilih mobil
city car, sedangkan yang membutuhkan daya tampung besar bagi anggota
keluarga relative besar memilih Multiple Popose Vehicle (MPV) atau family car,
dan konsumen yang ingin tampil gagah dan sportif menyukai jenis Sport Utility
Vehicle (SUV). Hasil wawancara terhadap beberapa konsumen menyatakan
bahwa konsumen menginginkan mobil yang mempunyai bentuk keren, pilihan
warna yang banyak, harga terjangkau, kapasitas banyak untuk seluaruh anggota
keluarga yang berjumlah 5 orang, mempunyai bagasi yang cukup, body yang
tidak terlalu besar, serta cc yang tidak terlalu besar yang membuat cukup irit
bahan bakarnya (Sumber: Wawancara terhadap konsumen).
Maka kondisi ini membawa pengaruh pada minat beli masyarakat yang
masyarakat akan kebutuhan pada kendaraan yang diinginkannya. Dan beberapa
data mengenai penjualan kendaraan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Tabel 1.2
Penjualan Perusahaan Resmi Otomotif di Indonesia
Perusahaan 2012
PT. Astra International (Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot dan UD Trucks)
225.000
PT. Indomobil Suzuki International (Suzuki)
90.000
PT. Mercedes Benz Indonesia 5.331
PT. KIA Mobil Indonesia 9.801
PT. Nissan Motor Indonesia 30.290
PT. BMW Indonesia 1.551
Sumber : Daftarperusahaanindonesia.com
Dari beberapa perusahaan resmi otomotif, penjualan terbanyak di tempati
oleh PT. Astra International karena perusahaan ini memiliki gabungan-gabungan
berbagai merek mobil yaitu sebanyak 225.000, sedangkan perusahaan-perusahaan
lain merupakan perusahaan tunggal yang hanya memiliki satu merek kendaraan
saja.
Grafik penjualan berbagai merek mobil lebih secara spesifik mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Pertumbuhan Penjualan di Indonesia
No Merek 2010 2011 2012
1 Toyota 186.687 280.711 315.000
2 Daihatsu 77.513 115.703 125.853
3 Mitsubishi 61.735 102.005 117.736
4 Suzuki 44.689 68.832 81.572
5 Nissan 21.440 37.480 37.480
(sumber: Kompas.com 19 December 2012)
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa keseluruhan berbagai jenis otomotif
penjualan terbesar ditempati oleh Toyota dan yang kedua oleh Daihatsu dari
perusahaan PT. Astra International. Tabel diatas dijelaskan juga pada Gambar
1.1.
(sumber: Kompas.com 19 December 2012)
Gambar 1.1 Pertumbuhan Penjualan di Indonesia
Dapat dilihat dari penjelasan gambar grafik 1.1, penjualan tertinggi
ditempati oleh Toyota dari PT. Astra International dan yang kedua ditempati oleh
Daihatsu dari PT.Astra International. Jenis mobil family car di Indonesia yang
banyak dicari mengarah ke Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Kudua
0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000
2010
2011
2012
7 Isuzu 15.236 23.051 26.148
8 Mazda 1.543 6.038 8.474
perusahaan mobil ini di bawah naungan PT.Astra International. Toyota dan
Daihatsu berkolaborasi dan menciptakan sebuah produk yang mampu menjawab
keinginan masyarakat. Khususnya pada masyarakat Indonesia yang mempunyai
perekonomian standart menjadikan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia sebagai
mobil keluarga yang terbaik karena harga yang terjangkau dan mempunyai
kapasitas ruangan yang cukup nyaman untuk keluarga dalam melakukan aktifitas
maupun berekreasi bersama keluarga. Namun Sangat jelas terlihat dari gambar
tersebut Toyota dari tahun 2010 ke 2011 mengalami peningkatan yang cukup
tajam tetapi Daihatsu pada tahun ketahun hanya meningkat sedikit.
Berikut data dan grafik mengenai penjualan Produk kembar dari PT.Astra
International yaitu Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4
Penjualan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Pertahun
Sumber: Tempo.com(2012)
Tabel 1.4 menunjukan bahwa keseluruhan penjualan tertinggi di tempati
oleh Toyota Avanza. Meskipun sama dari PT.Astra International dan mempunyai
produk yang sama namun penjualan Daihatsu Xenia masih jauh dibawah Toyota
Avanza. Tabel diatas di jelaskan juga pada Gambar 1.2.
TAHUN TOYOTA
AVANZA (%)
DAIHATSU XENIA (%)
2009 0,47 % 0,19%
2010 0,60% 0,26%
2011 0,38% 0,22%
Gambar 1.2 Penjualan Avanza dan Xenia
Pada gambar grafik 1.2 sangat jelas terlihat dari gambar bahwa Toyota
Avanza sangat tinggi penjualannya dibandingkan Daihatsu Xenia, meskipun
keduanya dari PT.Astra International dan di produksi oleh pabrik PT. Astra
Daihatsu Motor tetap yang lebih unggul penjualannya terdapat pada Toyota
Avanza. Hasil wawancara terhadap konsumen banyak yang mempertanyakan
mengenai, apa perbedaan dari toyota avanza dan daihatsu xenia padahal di
produksi keduanya oleh PT. Astra International Tbk yang akhirnya menilai bahwa
avanza lebih mahal harganya karena diproduksi oleh toyota, padahal sebenarnya
kedua produk ini adalah sama percis (Sumber: Wawancara terhadap konsumen).
Dan yang membedakan dari produk kembar ini adalah pemberian merek
pada masing-masing produk. Toyota selalu lebih unggul karena mempunyai Citra
merek yang sangat baik dan kebanyakan masyarakat lebih banyak memakai
0 0.1 0.2 0.3
0.4
0.5 0.6 0.7
2009 2010 2011 2012
Toyota Avanza
produk dari Toyota karena sudah terpercaya dan masyarakat lebih mengenal
Toyota (Sumber wawancara terhadap konsumen).
Maka peenulis melakukan penelitian disalah satu perusahaan resmi mobil
PT.Astra International. Dengan meneliti salah satu produk kembar yaitu Toyota
Avanza dan Daihatsu Xenia. Penulis mengangkat fenomena semakin kritisnya
konsumen dalam melakukan identifikasi pada kiinginannya dalam membeli
kendaraan yang sesuai pada kriteria konsumen.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas yang telah diungkapkan
maka menarik untuk diteliti lebih lanjut, khususnya pada PT.Astra International
Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Citra Merek Dan Daya Saing Merek Pengaruhnya Terhadap Minat Pembelian Konsumen Untuk Tipe Family Car di PT.Astra International ”
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Semakin banyak perusahaan otomotif yang ada saat ini, terutama
perusahaan yang memproduksi mobil. Konsumen harus lebih teliti dalam memilih
dan membeli suatu produk. Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan konsumen
sebelum mobil, termasuk merek dan kualitas sepeda motor tersebut. Jadi, dengan
timbulnya situasi seperti ini, perusahaan diharapkan dapat memperkuat merek dan
daya saing agar konsumen tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produk
Berikut ini beberapa fenomena atau masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini, antara lain:
Konsumen lebih melihat dari citra merek.
Kurangnya informaasi mengenai mobil Daihatsu Xenia.
Konsumen semakin lebih teliti dalam melakukan pembelian mobil.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang
menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan responden tentang citra merek untuk tipe family
car di PT.Astra Internatioal.
2. Bagaimana tanggapan responden tentang daya saing untuk tipe family
car di PT.Astra Internatioal..
3. Bagaimana minat beli konsumen tipe family car di PT.Astra
Internatioal.
4. Seberapa besar perngaruh citra merek terhadap minat beli konsumen
pada tipe family car di PT.Astra International.
5. Seberpa besar pengaruh daya saing merek terhadap minat beli
konsumen pada tipe family car di PT.Astra International
6. Seberapa besar pengaruh citra merek dan daya saing terhadap minat
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengumpulakan, mengolah,
dan menganalisis data yang berkaitan dengan analisis citra merek dan daya saing
terhadap minat beli konsumen sehingga dapat digunakan oleh penulis untuk
mengambil kesimpulan terhhadap masalah yang diteliti dalam hal ini yaitu
mengetahui bagaimana pengaruh analisis citra merek dan daya saing terhadap
minat beli konsumen.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai adalah :
1. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang citra merek untuk tipe
family car di PT.Astra Internatioal.
2. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang daya saing untuk tipe
family car di PT.Astra Internatioal.
3. Untuk mengetahui tanggapan responden tentang minat pembelian
konsumen tipe fmily car di PT.Astra Internatioal.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek terhadap minat
beli konsumen terhadap minat beli konsumen pada tipe family car di
PT.Astra International
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh daya saing merek tehadap
6. Untuk menganalisa seberapa besar pengaruh citra merek dan daya saing
perusahaan terhadap minat pembelian konsumen pada tipe family car di
PT.Astra Internatioal.
1.4 Kegunaan Akademis
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Analisis
citra merek dan daya saing perusahaan terhadap minat pembelian
konsumen melalui penerapan ilmu dan teori yang penulis peroleh selama
di perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam penelitian ini sehingga
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi masyarakat umumnya.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk peneliti lain semoga dapat membantu untuk dapat dijadikan masukan
mengenai Analisis citra merek dan daya saing perusahaan terhadap minat
pembelian konsumen dan lebih tertarik lagi untuk mengembangkannya
sehingga dapat dijadikan acuan yang bermanfaat bagi masyarakat umum.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian anak
perusahaan bidang otomotif di PT.Astra International. Adapun jangka waktu
dalam menyusun penelitian ini adalah selama enam bulan, terhitung dari bulan
Januari 2013 sampai dengan Juni 2013. Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan
Tabel 1.5 Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Tahapan Penelitaian
Tahun 2013 Bulan
Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun. 1. Persiapan
2. Pengumpulan Data
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Citra Merek 2.1.1.1 Pengertian Merek
Menurut Kotler (2002:460) mengemukakan bahwa:
“Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi
dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang
atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk
membedakannya dari produk pesaing.”
Kotler dan Amstrong (2008:275) juga menjelaskan definisi mengenai
merek dalam “Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 1”:
“Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, desain, atau
kombinasi semua ini, untuk menunjukan identitas pembuat atau penjual
produk atau jasa.”
2.1.1.2 Tingkatan Merek
Menurut Kotler (2002:460), merek memiliki enam level pengertian, antara
lain sebagai berikut:
b. Manfaat: Atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional.
c. Nilai: Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai dari produsen.
d. Budaya: Merek juga mewakili budaya tertentu.
e. Kepribadian: Merek mencerminkan kepribadian tertentu.
f. Pemakai: Merek menunjukan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tertentu.
Jika suatu perusahaan menganggap merek hanyalah sebuah nama, maka
perusahaan telah kehilangan inti dan makna dari merek yang mereka miliki.
Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu kumpulan
makna yang mendalam untuk merek tersebut. Gagasan-gagasan mengenai merek
yang paling tahan lama adalah nilai, budaya, dan kepribadian yang tercermin
dalam merek tersebut. Hal-hal tersebut menentukan inti dan makna dari sebuah
merek.
2.1.1.3 Citra
Kotler & Fox yang dikutip oleh Sutisna (2002:83) menerangkan definisi
mengenai citra:
“Citra sebagai jumlah dari gambaran-gambaran, kesan-kesan, dan
keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu obyek.”
“Citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek, yang dibentuk dengan
memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu.”
Seperti yang dikemukakan Bernstein dalam Sutisna (2002:85), Image
adalah realitas. Oleh karena itu, program pengembangan dan perbaikan citra harus
didasarkan pada realitas. Jika citra tidak sesuai dengan realitas dan kinerja kita
baik, itu adalah kesalahan kita dalam berkomunikasi. Sebaliknya, jika citra sesuai
dengan realitas dan merefleksikan kinerja kita yang kurang baik, itu berarti
kesalahan kita dalam mengelola organisasi.
Citra adalah realitas. Oleh karena itu, jika komunikasi pasar tidak cocok
dengan realitas, secara normal realitas akan menang. Periklanan yang tidak
didasarkan pada realitas hanya akan menciptakan harapan yang lebih tinggi
daripada kenyataan yang dirasakan. Akibatnya, ketidakpuasan akan muncul dan
akhirnya konsumen mempunyai persepsi yang buruk.
Jika masalah citra adalah problem yang nyata, hanya tindakan nyata yang
dapat menolong. Masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan kinerja organisasi
yaitu kualitas teknis atau fungsional yang sebenarnya menyebabkan masalah citra.
Penting disadari bahwa citra itu ada dalam realitas. Citra bukan apa yang
dikomunikasikan, jika citra yang dikomunikasikan tidak sesuai dengan realitas.
Komunikasi organisasi yang dirasakan tidak dipercaya, akan merusak citra bahkan
mungkin lebih parah lagi. Jika terdapat masalah citra, manajemen harus
2.1.1.4 Citra Merek
Sutisna (2002:83) dalam bukunya yang berjudul “Perilaku Konsumen &
Komunikasi Pemasaran”, menjelaskan definisi dari citra merek:
”Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan
dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.”
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan
pemahaman konsumen mengenai suatu merek dan persepsi konsumen terhadap
merek tersebut.
Rod Davey dan Anthony Jacks (2003:40) juga mengemukakan definisi
mengenai citra merek:
“Citra merek adalah cara pelanggan melihat jangkauan produk
keseluruhan, atau bahkan produk tunggal, yang berkaitan dengan mereka
sendiri. Citra biasanya yang paling kuat pada barang bergengsi dan
bernilai tinggi, ketika usaha ekstra dengan pembedaan produk
menghasilkan profit ekstra.”
2.1.1.5 Dimensi Citra Merek
Agar perusahaan dapat memiliki citra merek yang baik, maka perusahaan
harus memahami, mengeksplorasi, dan memanfaatkan unsur-unsur yang
membentuk citra merek perusahaan.
Menurut Gary Hamel dan CK Prahalad (Kertajaya;2000:484) yang
sebuah Merek, agar merek terbentuk dengan baik dan nantinya memberikan citra
yang baik, yaitu:
1. Recognition; Tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen. Jika sebuah
merek tidak dikenal, maka produk dengan merek tersebut harus dijual dengan
mengandalkan harga yang murah.
2. Reputation; Tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena
lebih terbukti memiliki track record yang baik.
3. Affinity; Suatu emosional relationship yang timbul antara sebuah merek
dengan konsumennya. Produk dengan merek yang disukai oleh konsumen akan
lebih mudah dijual dan produk dengan memiliki persepsi kualitas yang tinggi
akan memiliki reputasi yang baik.
4. Loyalty; Mengenai seberapa besar kesetiaan konsumen yang menggunakan
merek bersangkutan.
2.1.2 Daya Saing
2.1.2.1Pengertian Daya Saing
Dalam suatu industri, tingkat persaingan sangat berperan penting bagi
keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Tingakat persaingan ini akan membawa
dampak negatif dan positif bagi perudahaan. Dampak negatifnya adalah berupa
penurunan volume penjualan dan pendapatan, sedangkan dampak positifnya
adalah menimbulkan tantangan tersendiri untuk lebih inovatif dan bekerja keras
mempertahankan dan menguasai pasar. Menurut Porter (2008:419) persaingan
untuk menghadapi persaingan yang dari hari kehari semakin ketat mama setiap
perusahaan harus mampu membaca peluang keunggulan bersaing yang
dimilikinya.
Oleh karena itu ditengah persaingan kyang semakin ketat, setiap perusahaan
harus mampu meningkatkan daya saingya agar mapu bersaing dengan perusahaan
lainnya. pengertian daya saing sendiri menurut para ahli ialah:
1. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI). “daya saing adalah
kemampuan untuk bersaing”.
2. Menurut Porter dalam penelitian Surachman (2007:4) mendefinisikan daya
saing adalah kemampuan atau keunggulan yang dipergunakan untuk
bersaing pada pasar tertentu. Daya saing ini diciptakan melalui
pengembangan terus menerus di semua lini dalam organisasi, utamanya di
sektor produksi. Bila sebuah organisasi melakukan pengembangan terus
menerus akan mampu meningkatkan kinerja.
3. Menurut Tumar Sumihardjo (2008), kata daya dalam kalimat daya saing
bermakna kekuatan, dan daya saing berarti mencapai lebih dari yang lain
atau memiliki keunggulan tertentu. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul
dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang kelompok atau institusi
tertentu.
setiap perusahaan harus memiliki strategi bersaing dan keunggulan
bersaing yang harus di fokuskan pada proses yang dinamis.”
5. Menurut Henry Faizal Noor (Yuli Fitrianty, 2007:2004), “Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut
perhatian dan loyalitas konsumen.”
6. Martin Et. Al (Widodo, 1998:19), “Daya saing adalah kemampuan yang
berkelanjutan untuk memperoleh keuntungan dan mempertahankan pasar.”
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa daya
saing adalah kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing atau menjadi unggul
dari perusahaan pesaingnya dalam merebut perhatian dan loyalitas konsumen,
memperoleh laba yang berkelanjutan dan mempertahankan pasar.
2.1.2.2 Indikator daya saing
Menurut Porter (2008:419) indikator daya saing yaitu :
1. Harga bersaing
2. Kualitas produk
3. Keunggulan bersaing
2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing
Tulus Tambunan (2008:5) menyatakan bahwa:
Daya saing dari perusahaan dapat ditrentukan oleh banyak fkator, tujuh
diantaranya yang sangat penting adalah: keahlian atau tingkat pendidikan
pekerrja, keahlian pengusaha, ketersediaan modal, sistem organisasi dan
ketersediaan informasi, dan ketersediaan input-input lainnya seperti energi, dan
bahan baku seperti yang tertera dalam gambar dibawah ini :
Gambar 2.1
Faktor-faktor Utama Penentu Daya Saing, Sumber: Tulus Tambunan, (2008:6)
Keahlian atau tingkatan pendidiakan pekerja dan kualitas pengusah
atermasuk kedalam aspek sumber daya manusia, yang mana keahliaan pekerja
tidak hanya dalam teknik produksi (antara lain disain produk dan proses
produksi), tetapi juga teknik pemasaran dan dalam penelitian dan pengembangan
(R&D). Sedangkan keahlian pengusaha terutama adalah wawasan bisnis, dan
yang dimaksud disini adalah wawasan mengenai bisnisnya dan juga lingkungan
eksternalnya. Wawasan pengusaha yang luas juga sangat penting bagi inovasi, dan
bukan lagi rahasia umum bahwa inovasi merupakan kunci utama daya saing. Daya Saing Produk
Daya saing produk perusahaan
Faktor-faktor penentu daya saing
Keahlian pekerja
Ketersediaan modal
Ketersediaan teknologi
Ketersediaan informasi
Keahlian pengusaha
Organisasi dan manajemen yang baik
2.1.3 Minat beli Konsumen
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi. Menurut Howard (1994) dalam Durianto dan Liana, 2004) minat
beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode
tertentu. Minat beli (willingness to buy) dapat didefinisikan sebagai kemungkinan
bila pembeli bermaksud untuk membeli produk (Doods, Monroe dan Grewal,
1991, dalam Yustini dan Eva Sheilla, 2007). Rossiter dan Percy (1998) dalam
Macdonald dan Byron Sharp (2003) mengemukakan bahwa minat beli merupakan
instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk,
melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang elevan seperti
mengusulkan (pemrakarsa), merekomendasikan (influencer), memilih, dan
akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
2.1.3.1 Faktor-Faktor Minat Beli
Menurut Mangkunegara (1998) dalam Subagio (2010) menjelaskan bahwa
ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan
pembelian, yaitu faktor psikologis, faktor ptibadi, dan faktor sosial.
Faktor psikologis meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian
masa lalu, serta pengaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar di
Faktor pribadi termasuk ke dalam konsep diri. Konsep diri adalah cara kita
melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran tentang upah yang
kita pikirkan. Dalam hal ini, produsen perlu menciptakan situasi yang sesuai
dengan apa yang diharapkan konsumen. Faktor sosial mencakup faktor kelompok
anutan (small reference group). Kelompok anutan adalah suatu kelompok orang
yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Kelompok
anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau orang tertentu. Dapat
dikatakan bahwa minat beli merupakan keinginan untuk membeli yang timbul
setelah konsumen merasa tertarik dan ingin memakai produk yang dilihatnya. Hal
tersebut merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan
rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat
diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap
suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel
minat beli untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang.
Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk
tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Keputusan membeli
dipengaruhi oleh oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan
lebih besar dibanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk
membelinya semakin tinggi, sebaliknya jika manfaatnya lebih kecil dibanding
pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan
2.1.3.2 Indikator Minat Beli
Salah satu indikator bahwa suatu produk sukses atau tidak di pasar adalah
seberapa jauh tumbuhnya minat beli konsumen terhadap produk tersebut. Menurut
Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator
sebagai berikut:
1. Minat Refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
2. Minat Eksploratif, yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang selalu
mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
3. Minat Transaksional, yaitu kecenderungan sekarang untuk membeli
produk.
4. Minat Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
Menurut Poddar et al., dalam Yustika (2009), jika seseorang menginginkan
produk tersebut dan merasa tertarik untuk memiliki produk tersebut, maka mereka
berusaha untuk membeli produk tersebut. Rekomendasi dari seseorang pada
proses pembelian sangatlah penting karena dapat mempengaruhi seseorang untuk
jadi atau tidaknya melakukan pembelian. Minat beli diperoleh dari suatu proses
muncul dalam melakukan pembelian menciptakan suatu motivasi yang terus
terekam dalam benaknya dan menjadi suatu kegiatan yang sangat kuat dan yang
pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya, maka
konsumen akan mengaktualisasi apa yang ada dalam benaknya tersebut.
Suatu pembelian tidak langsung terjadi terlebih dahulu dengan mengetahui,
mengenal dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 1995 dalam
Puspitasari, 2009). Menurut Koeswara, tahap-tahap proses pembelian ini dapat
dibagi atas lima langkah, yaitu:
1) Mengetahui masalahnya (recognation of problem).
2) Mencari informasi (search for information).
3) Mengevaluasi setiap alternatif (evaluation of alternatif).
4) Memilih salah satu alternatif (choice).
5) Menentukan hasil pilihan (outcome).
Penilaian suatu produk didasarkan pada informasi yang dia dapatkan terhadap
produk tersebut. Informasi tersebut dapat berupa informasi merek, harga, manfaat
produk, jenis produk, dan lain-lain. Ketika konsumen melihat suatu produk
dengan nilai sangat tinggi, kemungkinan dia akan membeli produk tersebut pada
saat dibutuhkan. Nilai yang dipersepsikan konsumen inilah yang bisa menciptakan
2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Terdahulu
No Nama Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan
gan
2.2 Kerangka Pemikiran
Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat
memaksimalkan penggunaan sumber daya-sumber daya mereka dengan efektif
dan efisien salah satunya dengan menciptakan dan melakukan pencintraan yang
baik untuk mempengaruhi pandangan konsumen mengenai produk mereka, yaitu
melalui citra merek. Persaingan perusahaan untuk mnarik konsumen tidak lagi
terbatas pada teknis dan fungsional suatu produk, tetapi juga dikaitkan dengan
merek yang mampu memberikan citra khusus bagi pemakai.
Sutisna (2002:83) dalam bukunya yang berjudul “Perilaku Konsumen &
merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari
informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan
pemahaman konsumen mengenai suatu merek dan persepsi konsumen terhadap
merek tersebut.
Citra merek yang sudah mempunyai kekuatan hukum dapat melindungi
perusahaan dari peniruan pesaing. Berbagai strategi untuk mempertahankan citra
merek akan mempengaruhi daya saing bagi produk yang dihasilkan. Pada
komponen persaingan pasar Indonesia merupakan negara yang mempunyai daya
saing kuat terhadap. Untuk menghadapinya, setiap perusahaan atau industri baik
itu yang berskala besar maupun kecil harus mampu meningkatkan day saingnya
sekalipun daya saing tersebut hanya merupakan daya saing dipasar lokal.
Hal ini sejalan dengan pendapat Michel E. Porter (1994:1) yang
mengatakan bahwa persaingan sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalan
perusahaan. Oleh karena itu, untuk mengahdapi persaingan yang semakin ketat,
maka setiap perusahaan harus mampu membaca keunggulan bersaing yang
dimilikinya. Kemampuan bersaing perusahaan bisa dilihat dari pangsa pasar yang
dimiliki dalam suatu industri yang dapat memberikan keuntungan yang tinggi bagi
perusahaan yang bersangkutan. Pangsa pasar yang luas menunjukan bahwa
perusahaan tersebut mampu menarik pelanggan dan memasarkan produknya agar
pelanggan mempunyai minat beli pada produk yang ditawarkan.
Minat beli diperoleh dari suatu proses pemikiran yang membentuk suatu
benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat pada akhirnya ketika
konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada
di dalam benaknya itu.
Menurut Keller (1998), minat beli konsumen membeli suatu merek atau
seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari suatu merek ke
merek lainnya.
2.2.1 Keterkaitan antara variabel
2.2.1.1 Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen
Citra merek mempengaruhi minat pembelian karena perusahaan yang
mempunyai citra merek yang baik dan terpercaya maka akan menimbulkan minat
beli konsumen pada produk perusahaan. Hal ini diungkapakan oleh Albari dan
Liriswati (2004) menyimpulkan bahwa citra merek berhubungan secara positif
dengan minat beli konsumen. Demikian juga, Srirahatu Tri Astuti (2011) yang
menyimpulkan bahwa kepercayaan konsumen terhadap citra merek jelas
mempengaruhi minat pembelian, karena konsumen memiliki sikap lebih waspada
terhadap merek yang belum dikenal.
2.2.1.2 Pengaruh Daya Saing terhadap Minat beli
Minat beli konsumen menjadikan daya saing karena mempertimbangakan
akan beberapa atribut dengan bobot-bobot yang berbeda. Minat beli juga
dipengaruhi oleh sikap dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang
2.2.1.3 Pengaruh Citra Merek dan Daya Saing Terhadap Minat Pembelian
Menurut hasil penelitian E. Desi Arista (2011) menyimpulkan bahwa Citra
merek yang dibangun dapat menjadi daya saing dan cerminan dari visi,
keunggulan standar kualitas, pelayanan dan komitmen dari pelaku usaha atau
pemiliknya dan dapat menimbulakan minat beli pada pelanggan
Dengan melihat hasil penelitian terdahulu maka didapat paradigma
penelitian. Hubungan di antara variabel-variabel tersebut ditunjukan pada gambar
berikut:
Albari dan Liriswati (2004)
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono(2007:93), hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan
bukan di dasarkan pada faktor – faktor empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.
Berdasarkan landasan pemikiran teoritis dan kerangka pemikiran, maka
hipotesis dalam penilitan ini adalah citra merek dan daya saing produk
36 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2005:303), menerangkan bahwa:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan
hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai
topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut
berjudul : “Analisis Citra Merek Dan Daya Saing Merek Pengaruhnya Terhadap Minat Pembelian Konsumen Untuk Tipe Family Car di PT.Astra
International”.
3.2 Metode Penelitian
Dalam meneliti sesuatu, diperlukan penelitian yang hati-hati, teratur, dan
terus menerus. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah penelitian,
penelitian harus dilakukan dengan menggunakan metode penelitian.
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan, atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data
sekunder, yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan
permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan
diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
metode verifikatif. Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) mengatakan
bahwa:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati
(2010:29) adalah sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu
hipotesis. Dengan metode ini dapat diketahui berapa besarnya pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen, serta besarnya arah hubungan
yang terjadi.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan dan
perencanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik, sistematis dan efektif.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) menyatakan
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan
berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah
dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada mobil tipe family car di
PT.Astra International dan selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada mobil tipe family car di
PT.Astra International
3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan
dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Citra Merek (variabel X1) dan Daya Saing (variabel X2) serta Minat beli
(variabel Y).
4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada mobil tipe
family car di PT.Astra International
5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada
mobil tipe family car di PT.Astra International
6. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran variabel.
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran
ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang mempunyai arti urutan
jenjang yang dimulai dari yang positif sampai yang paling negatif dan
sebaliknya.
7. Menetapkan data-data mengenai Citra Merek dan Daya Saing terhadap minat
belin konsumen pada mobil tipe family car di PT.Astra International
8. Melakukan analisis mengenai informasi tentang pada mobil tipe family car di
PT.Astra International Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh
penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan
antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan
satu variabel tergantung.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian 3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Sugiyono (2009:38) dalam buku “Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D”, menjelaskan definisi mengenai variabel penelitian:
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk memperjelas
variabel-variabel yang diteliti beserta pengukuran-pengukurannya. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel penelitian, yaitu:
1. Variabel bebas (Independent variable)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), Citra Merek (X1)
Minat Beli (Y)
Sugiyono (2009:39). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas, yaitu citra
merek (X1) dan daya saing (X2).
2. Variabel terikat (Dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2009:39). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah minat beli (Y).
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel
Indikator Ukuran Skala
Citra
Recognition Tingkat
mngenal
Reputation Tingkat
terhadap
Minat Beli “Produk suskses atau tidaknya di
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data
Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek
yang akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis data :
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:137). Penulis menggunakan data primer
karena penulis mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber
langsung dari obyek pertama yang diteliti. Dalam penelitian ini, data primer
meliputi informasi mengenai citra merek dan daya saing yang diperoleh dari
konsumen.
2. Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009:137). Penulis menggunakan data
sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah
oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, data sekunder meliputi informasi
mengenai data-data penjualan dan lain-lain.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data 3.2.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2009:115),populasi adalah “Wilayah generalisasi
2
1
Ne
N
n
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi dari penelitian ini adalah konsumen yang akan membeli mobil
avanza atau xenia pada PT. Astra International yaitu sebanyak 311 orang
3.2.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam
penelitian dilakukan dengan teknik probability sampling dengan jenis
propotionate stratified random sampling (sampel acak berstrata).
Menurut Sugiyono (2009;118), propotionate stratified random sampling yaitu ”Teknik pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota atau unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara poporsional”.
Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran
kuesioner adalah konsumen yang berminat membeli mobil Toyota Avanza atau
Daihatsu Xenia dari PT.Astra International. Sedangkan untuk menentukan jumlah
sampel (n). Husein Umar (2004;78) untuk menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
N = Jumlah populasi
e = Batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)
n = 311 1 + 311 (0.1)2
n = 311 = 75.67 4.11
Jadi, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 75.67
orang, dibulatkan menjadi 76 orang.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009:145) mengemukakan
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan lain-lain.
Observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung
tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel penelitian untuk memperoleh
data yang diperlukan.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang
dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Informasi tersebut berupa hal yang berkaitan dengan citra merek dan daya saing
serta minat beli. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada konsumen
yang berminat membeli mobil Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia .
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:142).
Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert dimana
alternatif jawaban bernilai 5 sampai dengan 1. Kuesioner berisi daftar pernyataan
yang ditujukan kepada responden mengenai citra merek dan daya saing merek
serta minat beli konsumen. Berikut ini merupakan skala Likert yang terdapat pada
Tabel 3.2:
Tabel 3.3 Skala Likert
Jawaban Skala Nilai
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
4. Dokumentasi
Dokumentasi ini merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan
menelaah dokumen-dokumen seperti literatur dan buku-buku untuk mendapatkan
landasan teori, jurnal, dan informasi mengenai penelitian terdahulu yang ada
kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini, masalah yang diteliti
adalah mengenai citra merek dan daya saing serta minat beli.
3.2.4.1 Uji MSI
Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal,
sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk
memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala interval melalui “Method Of Succesive Interval” (Hays dalam Umi Narimawati,
2010:47).
Mengolah data ordinal menjadi interval dengan interval berurutan untuk
variabel bebas terikat. Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi
data adalah sebagai berikut:
a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.
b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk setiap kategori
jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya.
c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi
kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva
normal.
d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan
e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Of Succesive Interval.
Dimana:
Means Of Interval : Rata-rata interval
Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas
Area Under Upper Limit : Daerah dibawah batas atas
Area Under Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah
f. Menentukan nilai transformasi (nilai skala untuk interval) dengan
menggunakan rumus:
3.2.4.2 Uji Validitas
Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42) mengemukakan definisi
mengenai validitas:
“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure.”
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit) Means Of Interval =
(Area Under Upper Limit) – (Area Under Lower Limit)
Berdasarkan definisi diatas, validitas adalah suatu karakteristik dari ukuran
yang terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat tes (kuesioner) dalam
mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.
Pengujian ini dilakukan untuk untuk mengetahui sejauh mana ketepatan
dan kecermatan pernyataan dari alat penelitian dalam menjalankan fungsinya. Uji
validitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi variabel bebas dengan apa yang
diukur. Sebelum kuesioner disebar kepada responden, maka harus dilakukan uji
validitas terlebih dahulu pada pernyataan-pernyataan pada kuesioner.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara
masing-masing pernyataan dengan skor total. Teknik korelasi yang digunakan
untuk menguji validitas pernyataan-pernyataan dalam penelitian ini adalah dengan
rumus korelasi Person Product Moment, yaitu sebagai berikut:
2 2
2 2
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
XY
n
r
Sumber: Sugiyono (2009:183)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi Pearson
X = Skor item instrumen
Y = Skor total item instrumen
Apabila nilai koefisien korelasi pernyataan-pernyataan yang diuji lebih
besar dari 0,235 maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut
merupakan konstruksi yang valid.
Berikut ini adalah hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson
Product Moment untuk variabel citra merek (X1):
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Citra Merek
Sumber: Output SPSS
Berikut ini adalah hasil uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson
Product Moment untuk variabel daya saing (X2):
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Daya Saing