SKRIPSI
Oleh SITI MAERAH
NIM: 101070023044
Skripsi ini diajukan untuk memenuhl sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATUllAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir mencapai Gelar Sarjana
Strata Satu (Si) Pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
SITI MAERAH
101070023044
DI Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Gセ@ <
-MMMMMセセ@
セM
Yasun M. Si lkhwan Lutfi, M. Si
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
(PERDAGANGAN PEREMPUAN) DENGAN MOTIVASI UNTUK MENJADI
TKW KE LUAR NEGERI telah diujikan dalam munaqasyah Fal<Ultas
Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah ,Jakarta pada tanggal
06 Pebruari 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gel9r Sarjana Psikologi Program Strata Satu (
S 1 ).
Jakarta, 6 Pebruari, 2008
Sidang Munaqasyah,
Ketua M イセュァォ。ー@ Anggota,
I
..
M. Si.
M. Si.
Sekretaris eta gkap Anggota,
Pembimbing II, '\
セケセ@
セョ@
Lutfi. M. Si(D) Hubungan Persepsi terhadap Trafficking (perdagangan perempuan) Dengan Motivasi untuk Menjadi TKW ke Luar Negeri
(E) Halaman : IX + 64
(F) Meskipun mendatangkan devisa bagi Negara serta meningkatnya kondisi ekonomi keluaragnya, pengirirnan TKW ke luar negeri dapat rnenimbulkan kekhawatiran, karena dari sifat pekerjaannya dan posisi tawar mereka yang lemah, tiadanya izin kerja yang legal menyebabkan mereka makin rentan terhadap perdagangan, bahkan bila mereka menjadi TKW secara legalpun, buruh migran masih saja rentan karena mereka seringkali kurang diberi perlindungan dinegara tujuan daripada pekerja lain, terutama bila rnereka bekerja di sektor informal.
Semua perdagangan manusia tidak legal, namun semua migrasi illegal belum tentu merupakan perdagangan manusia, dalam Protokol PBB tahun 2000 Trafficking di pahami sebagai perekrutan, pengiriman,
penempatan, dan pemulangan seseorang dengan menggunaan a11caman, kekerasan, pemaksaan lain, penipuan, penculikan, kecurangan,
penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau mernberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain untuk tujuan el<sploitasi
(Rossenberg, 2003)
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara persepsi terhadap
Trafficking dengan rnotivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri di PT Dwi
Guna Jaya Abadi yang berlokasi di JI. Halim Perdana kusurna Jaktim. Responden yang di jadikan sample berjumlah 40 orang calon TKW yang sudah pernah menjadi TKW. Pendekatan yang di gunakan adalah
kuantitatif sedangkan metodenya korelasional, pengumpulan data menggunakan skala model liker!, yang berupa kuisioner skala persepsi yang terdiri dari
74
item, dan skala motivasi71
item. Pengolahan data dan semua perhitungannya menggunakan rumus statistic didapatkanrealibilitas pada skala persepsi sebesar 0,8565 dan motivasi 0,8318 dari hasil uji hipotesa didapatkan hasil r hitung sebesar 0,520 yang
nilainyalebih pada r table sebesar 0,312 pada taraf signifikansi 5%. Maka Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap trafficking dan motivasi untuk menjadi TKW.
セャィ。ュ、オャゥャャ。ィゥイ。「「ゥャG。ャ。ュゥョL@ segala puji syukur tak henti-hentinya penulis
Jcapkan bagi allah SWT, Sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ni dan mudah-mudahan mendapat Ridho-Nya. Shalawat dan salam tetap
ercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat dan para
lengikutnya yang tetap istiqomah di jalan-Nya.
<esederhanaan karya ini dapat selesai dengan penuh perjuangan serta
)engorbanan, tidak lepas dari bantuan serta dukungan baik secara materil
naupun imaterial dari berbagai pihak, pemberian saran, kritil< yang tak
henti-1entinya dan memotivasi agar karya ini terselesaikan. Untuk ilu, penulis ingin
T\enyampaikan rasa terima kasih secara langsung semua pihak yang telah
Tiembantu, yaitu:
1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lbu Ora. Netty
Hartati, M.Si terima kasih dengan setulus hati atas ilmu serta wejangannya
yang sangat berharga kepada penulis
2. Pembantu Oekan Bidang Akademik, lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si atas
ilmu serta dukungannya kepada penulis selama penulis menimba ilmu di
Fakultas Psikologi tercinta
3. Oosen pembimbing 1, Bapak Prof. Hamdan Yasun, M.si yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan
serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
4. Dosen Pembimbing 2, Bapak lkhwan Lutfi, M.si yang telah memberikan
motivasi dan masukan-masukannya yang sangat berharga kepada penulis.
5. Teruntuk separuh jiwaku: Ayah, lbu, curahan kasih sayang dan tetesan
keringat akan menjadi mutiara di akhir kelal<. Kakak, adik-adik dan
keponakan yang telah memberikan motivasi, serta doa yang telah kalian
Eva dan seluruh teman-teman yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu
l\khirnya penulis hanya berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis di catat oleh Allah SWT sebagai amal saleh yang penuh
keiklasan dan di balas pahala yang berlimpah ganda amien ... .
HALAMAN JUDUL. ... .
HALAllllAN PERSETUJUAN ... .
HALAMAN PENGESAHAN ... .
ABSTRAK ... .
KA TA PENGANTAR ... .
DAFTAR PUSTAKA ... .
DAFT AR T ABEL ... .
DAFTAR LAMPIRAN ... .
Bab 1 PENDAHULUAN... 1-12
1.1. Latar Belakang Masalah ... ... . ... .... ... .. . . ... . . .. . ... . .. . . .. . ... ... .... ... . .
1
1.2. ldentifikasi Masalah...
10
1.3. Pembatasan Masalah...
10
1.4. Perumusan Masalah...
11
1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian...
11
1.5.1. Tujuan Penelitian...
11
1.5.2. Manfaat Penelitian...
11
1.6. Sistematika Penulisan...
12
2.2. Trafficking (Perdagangan Perempuan) ... 17
2.2.1. Pengertian Trafficking... 17
2.2.2. Faktor-faktor penyebab trafficking... 18
2.2.3. Unsur- Unsur Trafficking... 21
2.2.4. Kerentanan Dalarn Pengerahan TKW... 22
2.3. Motivasi ... 28
2.3.1. Pengertian Motivasi ... ... ... .... ... 28
2.3.2. Macarn- Macarn Motivasi .. .... ... .... .. ... ... .. ... .... ... 28
2.3.3. Fungsi-Fungsi Motivasi ... .... ... 30
2.3.4. Faktor-Faktor Yang Memotivasi Menjadi TKW ... 31
2.4. TKW... 33
2.4.1. Pengertian TKW ... 33
2.4.2. Syarat-Syarat Menjadi TKW ... 34
2.4.3. Prosedur Bekerja Ke Luar Negeri ... ... ... .. .... .. ... ... .. . .. . 35
2.5. Kerangka Berpikir ... 37
2.6. Hipotesa Penelitian ... 39
3.2.2 Sampel dan teknik penarikan Sampel... ... .. 42
3.3 Pengumpulan Data... 43
3.3.1. Metode Pengumpulan Data ... 43
3.3.2. lnstrumen Pengumpulan Data ... 43
3.4. Teknik Analisa Data ... 45
3.5. Prosedur Penelitian ... 47
Bab 4 PRESENTASI DAN ANALISA DAT A ... 49-58 4.1. Gambaran Um um Responden... ... .... ... .... . . ... .... ... .... ... 49
4.2. Presentasi Data... 51
4.2.1 Uji Persyaratan ... 51
4.2.1. Distribusi Penyebaran Skor Responden ... .. .. .... ... .... .... .. 54
4.2.3. Uji Hipotesis ... 56
Bab 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ... 59-64 5.1. Kesimpulan .... ... .... ... .... ... .... ... ... .... ... ... ... ... .... .. .... .... ... 59
5.2. Diskusi ... 59
5.3. Saran . . ... .... . .. . .. . .... ... .... ... ... ... . .. .. .. . ... ... ... 64
DAFT AR PUST AKA ... .
3.1. Bobot Nilai .. ... 43
3.2. Blue Print Skala Persepsi Terhadap Trafficking... 44
3.3. Blue Print Skala Motivasi ... 45
3.4. Kaidah Reliabilitas Guilford ""'"'"'"·""'·'"""""'""'"' ... ".. 47
4.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan 49 4.2. Scatterplot Skala Persepsi Terhadap Trafficking... 52
4.3. Scatterplot Skala Motivasi .. ... ... .... ... ... ... 53
4.4. Uji Homogenitas .. . .. ... . .. .. .. .... ... .... ... . ... .... . .. ... .... .... ... . .... ... 54
4.5. Deskriptif Statistik ... 55
4.6. Skor Responden Secara Keseluruhan ... 56
BABI
PENDAHUlUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Salah satu masalah mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia di
sepanjang perjalanannya sebagai bangsa merdeka adalah
pengangguran. Menurut menakertrans (dalam majalah nakertrans, 2004)
menyebutkan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan
pertambahan angkatan kerja, akibatnya pengangguran menjadi
fenomena mengemuka sekaligus menjadi salah satu masalah serius
dalam lingkaran persoalan nasional yang benama kemiskinan.
Pada saat pemerintah belum sepenuhnya berhasil mencari jalan keluar
atas persoalan pengangguran dan kemiskinan, fenomena buruh migran
atau lebih dikenal dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI} mengemuka, lni
mulai berlangsung dari tahun 1980-an sampai sekarang (Susilo, 2003).
Indonesia merupakan negara pengirim TKW terbesar di Asia Tenggara
setelah Filipina, Kepergian TKI ke luar negeri dilandasi oleh keinginan
mencari pekerjaan dengan penghasilan yang dapat digunakan untuk
Dari tahun 1980 jumlah TKI yang diproses oleh DepnakEir berjumlah
10.378 orang, pada tahun 1995 berjumlah 120.603 orang,tahun 1996
berjumlah 220.162 orang, tahun 1997 berjumlah 276.352 orang, tahun
1998 berjumlah 380.173 orang, sedangkan pada tahun :2005 jumlah
tersebut meningkat menjadi 474.310 orang (Hugo dalam Rossenberg,
2003)
Alasan-alasan seseorang untuk mencari pekerjaan dan memutuskan
untuk bekerja di luar negeri,antara lain: 1 ). Dilihat dari kondisi individu
dan rumah tangga buruh migran adalah: umur relatif muda, umumnya
berpendidikan rendah, keinginan untuk memperoleh penghasilan tinggi,
harapan untuk menunaikan ibadah haji untuk yang ke arab Saudi,
dukungan dan izin dari keluarga, terbatasnya pemilikan lahan; 2).Dilihat
dari kondisi desa asal: terbatasnya kesempatan kerja dan potensi SDA,
serta norma dan ikatan sosial yang tidak menghambat Proses Migrasi
TKW ke luar negeri;3). Dilihat dari kondisi negara tujuan: tingkat upah
lebih tinggi, adanya persamaan agama untuk yang ke Timur Tengah,
adanya kerabat atau teman sekampung yang sudah terlebih dahulu
menjadi TKW ke luar negeri; 4). Faktor-faktor lainnya: pemgaruh
keberhasilan teman sekampung, ada lembaga yang membantu proses
Apalagi upah TKW di luar negeri sangat menggiurkan, menurut
peraturan resmi keimigrasian berbeda disetiap negara tujuan misalnya:
di Hongkong upah TKW adalah HKD 3670/bulan (sekitar 4 juta), di
Singapura sebesar $D 330 (sekitar 1,5 juta), di Timur Tengah sekitar SR
600(sekitar 1,4 juta), dan di Malaysia RM 300-400 (sekitar 680-900 ribu)
nilai rupiah tergantung fluktuasi kurs. Menurut Menakertrans Errnan
Suparno menyebutkan penghasilan/remitansi dari buruh migran
memberikan kontribusi yang berarti kepada ekonomi nasional yaitu
sekitar US$ 2,5 milyar/tahun, pada tahun 2001 remitansi yang masuk
sekitar US$ 1, 1 milyar, ditahun 2002 meningkat menjadi US$ 2,93
milyar, sampai akhir 2005 mencapai jumlah US$ 3, 1 milyar, sedangkan
untuk tahun 2006 mencapai US$ 3,5-4 milyar
Maka dari itu kalau berbicara tentang remitansi maka tidaklah berlebihan
kalau TKW disebut pahlawan devisa negara, mengingat jumlah remitansi
yang berhasil dikirim ke Indonesia cukup besar.(Susilo, 2003)
Akan tetapi meskipun banyak mendatangkan devisa bagi Negara serta
meningkatnya kondisi ekonomi keluaragnya, pengiriman TKW ke luar
negeri dapat menimbulkan kekhawatiran, karena dari sifat pekerjaannya
dan posisi tawar mereka yang lemah, tiadanya izin kerja yang sah atau
tidak resmi menyebabkan mereka makin rentan terhadap perdagangan,
dinegara tujuan daripada pekerja lain, terutama bila mereka bekerja di
sektor informal.
Memang, menjadi TKW bisa disebut ァ。ュー。ョァMァ。ュー。ョセQ@ susah,
Gampangnya tidak memerlukan pendidikan tinggi asalkan berminat dan
berbadan sehat bisa menjadi TKW, Apalagi banyak kisah sukses para
TKW yang rnemberikan kontribusi positif mereka terhadap keluarganya,
daerahnya, dan bangsanya (yang setidaknya berupa aliran devisa), akan
tetapi banyak pula yang gagal dan mengalami tindak kekerasan.
Sebut saja Marni (16 tahun), karena tergiur melihat tetangga yang
sukses menjadi TKW, akhirnya iapun dengan bantuan sponsor
mendaftarkan pada PJTKI yang resmi dam tanpa dipungut bayaran,
tetapi marni harus menyetujui bahwa gajinya akan dipotong 7 bulan gaji.
Semuanya berjalan cukup cepat, tidak kurang dari
1
bulan akhirnyaMarni diberangkatkan, paspor marni dikeluarkan oleh kantor imigrasi
Soekarno Hatta, alamat dalam paspor dipalsukan, dan ia dijanjikan
mendapat gaji us$ 240 perbulan. Setibanya di Negara tujuan ia
dipekerjakan pada sepasang suami isteri yang sama- sama pelaku
bisnis. Majikan perempuan sangat kejam, setiap hari marni disiksa
dengan tendangan, cakaran dan pukulan, bahkan pernah pula
menusuk-nusuk tangan kanan mami dengan pisau. Setiap kali kedua majikannya
ribut maka Marni selalu menjadi sasaran. Selama
10
bulan bekerja tidal<hari ia hanya makan sekali itupun nasi yang sudah basi bahkan sering
hanya diberi sekerat roti. pekerjaan yang harus dikerjakan Marni selain
melakukan sernua pekerjaan kerumah tanggaan (masak, mencuci,
mernbersihkan rumah) juga mengasuh tiga orang anak majikan
masing-masing berumur satu tahun, dua tahun dan tiga tahun. Marni sudah tidak
tahan dengan siksaan yang setiap hari dirasakan tapi tidak ada
kesempatan untuk lari. Suatu saat, Marni dipukuli oleh majikan
perernpuan. Karena majikannya marah besar, pintu lupa di kunci.
Kesempatan itu dipergunakan oleh marni untuk melarikan diri dengan
dibantu oleh satpam yang memanggilkan taksi, Marni mengadu ke KBRI
dan tinggal disana selama 2 hari kemudian dijemput oleh agen dan
rninta segera dipulangkan sementara kondisi tubuh sEimakin lemah.
ltu adalah salah satu kasus yang di tangani oleh solidaritas perempuan
(2002), yang bisa dikategorilcan trafficking. Adapun definisi trafficking
menurut protokol PBB adalah: Perekrutan, pengiriman, penempatan, dan
pemulangan seseorang dengan atau tanpa persetujuan korban atau
dengan persetujuan dari mereka yang diperoleh melalui: penggunaan
ancaman/kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
penyekapan, penjeratan utang, kebohongan, kecurangan, bujuk rayu
atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh
ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas ッイ。ョセj@ lain untuk tujuan:
Trafficking
atau perdagangan perempuan dirasakan semakin marak,narnun karena merupakan perbuatan yang terselubung dan illegal,
datanya secara kuantitatif sangat sulit diperoleh, Pihak kepilisian hanya
mencatat kasus-kasus perdagangan orang yang dilaporl<an atau
terungkap oleh penyelidikan oleh pihak berwajib, data Mabes Polri
rnenunjukan dari tahun ke tahun terlihat adanya fluktuasi jurnlah kasus
dan cakupan wilayah kejadian
trafficking
(1999:173 kasus di 14 wilayah;2000: 24 kasus di 14 wilayah;2001:179 kasus di 17 wila1rah; 2002: 155
kasus di 18 wilayah; 2003: 125 kasus di 9 wilayah( Hardijanto, 2004)
Sedangkan modus operandi
trafficking
berkaitan erat dengan pekerjaa11yang banyak dijadikan sebagai tujuan perdagangan perempuan yaitu:
TKW-PRT, PSK, pekerja jermal, Peodefol dan perbudakan yang
berkedok pengantin pesanan atau kawin kontrak. Dalam penelitian ini
penulis hanya membahas bentuk kejahatan terhadap TKW-PRT.
Menjadi TKW rentan terhadap
trafficking,
jika salah satu dari Proses:yang indikatomya perekrutan, pengiriman, penempatan, pemulangan.
Dengan rnenggunakan jalan/ cara mengendalika korban dengan:
ancaman/ kekerasan fisik dan seksual, penyalahgunaan kekuasaan/
posisi rentan, penyekapan dan penipuan/ penjeratan utang, untuk
Tujuan: eksploitasi kerja yang tercanturn dalam protoc:ol PBB terpenuhi,
anak yang berusia di bawah
18
tahun persetujuan menjadi tidak reteven,baik dengan memakai atau tidak dengan cara diatas(Hossenberg,2003)
Dari identifikasi modus trafficking diatas, hampir semuanya memiliki pola
yang sama, sebagaimana yang tercantum dalam protokol PBB terbagi
dalam 4 tahap, diantaranya: (1). Pola perekrutan mempertimbangkan
kondisi sosial ekonomi/ budaya dengan daerah asal
diantaranya:diiming-iming kerja enak
dan gaji besar, terjerat utang, dll. (2). Pola pengiriman Trafficking
membutuhkan tempat persinggahan sementara, dalam pengiriman TKW
misalnya dipenampungan PJTKI bentuk kerentanannya antara lain:
Pemalsuan identitas, menunggu terlalu lama,diperlakukan tidak
manusiawi,dll
(3). Pola penempatan/ di tempat kerja bentuk kerentanannya antara lain:
kerja tidak sesuai kontrak kerja, paspor ditahan, penganiayaan/
pelecehan seksual, PHK sepihak, dll.(4). Pola pemulangan bentuk
kerentanannya antara lain: pengelabuan, pemerasan, dll (Lembar Suara
Apik, 2006)
Adapun penyebab terjadinya trafficking yaitu: kemiskinan, karena
ketiadaan akte kelahiran, kurangnya pendidikan dan ォ・エQセイ。ューゥャ。ョL@
Begitu banyak faktor-faktor yang menyebabkan perdagangan
perempuan, sehingga dapat menimbulkan persepsi ケ。ョAセ@ berbeda oleh
setiap orang tergantung sudut pandangnya. Persepsi m1:1rupakan
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan (Rahrnat, 2004 ).
,Persepsi tentang Trafficking setiap orang berbeda-beda ada yang
memberikan persepsi negatif karena memang dari faktor-faktor tersebut
dapat rnenyebabkan mereka rentan terjebak dalam perdagangan yang
menempatkan perempuan pada posisi yang beresiko khususnya
kesehatannya baik fisik maupun mental spiritual, dan juga rawan
terhadap tindak kekerasan, kehamilan yang tidal< dikehendaki, dan
penyakit seksual menular termasuk HIV/AID. Sebaliknya, ada pula yang
memberikan persepsi yang biasa/ wajar tentang trafficking yang
umumnya karena tidal< memahami akan hak- hak serta lemahnya
perangkat hukum di Indonesia untuk menjaring orang yang melakukan
pelanggaran terhadap anak menjadi faktor meningkatnya perdagangan.
Di satu sisi Jika persepsi yang terbentuk adalah negatif, akan
memandang trafficking merupakan satu bentuk pelanggaran hukum
yang melecehkan martabat manusia, manusia mempunyai martabat dan
hak asasi yang sangat tinggi sehingga sangat tidak manusiawi
perbuatan jahiliyah yang menjadikan manusia sebagai budak, karena
manusia bukanlah untuk diperdagangkan.
Di sisi lain, ada juga yang memandang trafficking suatu hal yang biasa
dan wajar, hal ini disebabkan adanya kultur dimana perempuan harus
membantu keluarga, dalam hal ini menambah penghasilan, praktel< lain
yang umum diterima adalah menuntut perempuan untuk membayar
hutang, dan jika mereka terbukti tidak bersedia melunasinya maka
perusahaan akan menuntut mereka melalui jalur hukum, apalagi dipicu
kurangnya pendidikan sehingga tidak memahami akan hak-hak mereka,
Akan tetapi menjadi TKW yang rentan terhadap trafficking tidak banyak
mempengaruhi kejiwaan seseorang, bahkan motivasi m13njadi TKW
semakin kuat, apalagi melihat orang lain yang berhasil merubah
kehidupan dirinya, dan l<0nsep tentang pekerjaan yang tidak
memerlukan pendidikan tinggi, mudah didapat serta gaji yang tinggi
menjadi daya tarik mereka untuk kemudian berbondong··bondong
menjadiTKW
Hal ini menjadi panting dan menarik bagi penulis untuk rnelihat apakah
benar persepsi seseorang tentang trafficking dapat mengurangi minat
rnenjadi TKW ke luar negeri. Untuk itu penulis akan rnelakukan
penelitian dengan judul "Persepsi terhadap trafficking de•ngan motivasi
1.2 ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut , maka masalah yang hendak
diteliti dapat di ldentifikasikan sebagai berikut :
1. Seperti apa kerentanan TKW-PRT yang masuk l<ategori
Trafficking?
2. Bagaimanakah persepsi terhadap trafficking?
3. Bagaimana tingkat motivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri?
4. Apakah ada hubungan antara persepsi TKW tentang Trafficking
dengan motivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri?
1.3 Pembatasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terfokus pada masalah yang akan diungkap,
maka permasalahan dalam penelitian ini di batasi sebagai berikut :
Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah calon TKW yang
ada di PJTKI PT Dwi Guna Jaya Abadi yang terletak di JI. Komodor
Halim Perdana Kusuma Jaktim yang akan diberangkatkan ke luar negeri
di kawasan timur tengah, memiliki latar belakang pendidikan minimal SD
sebelumnya sudah berpengalaman menjadi TKW, hal ini untuk
mengetahui bagaimana persepsi tentang trafficking, dimana menjadi
Yang dirnaksud persepsi tentang trafficking adalah skor yang diperoleh
melalui penyebaran skala yang diberikan l<epada responden mengenai
unsur-unsur trafficking yang tercantum dalam protokol PBB tahun 2000,
Sedangkan untuk motivasi menjadi TKW ke luar negeri adalah skor yang
diperoleh melalui penyebaran skala yang mencakup motivasi instrinsik
dan ekstrinsik.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara
persepsi tentang trafficking dengan motivasi untuk ュ・ョェ[セ、ゥ@ TKW ke luar
negeri?
1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah "Mengetahui apakah
ada hubungan antara persepsi terhadap motivasi"
1.5.2. Manfaat Penelitian
Diharapkan dalam penelitian ini mempunyai manfaat :
a). Manfaat Teoritis
seseorang terhadap motivasi yang dimunculkan, ォィオセ[オウNョケ。@ persepsi
tentang
trafficking
dengan motivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri,dan sebagai panduan bagi penelitian lanjutan yang terkait dengan
permasalahan ini
b). Manfaat Praktis
Secara praktis dapat memberikan informasi tentang kerentanan TKW
supaya lebih memahami sehingga tidak menjadi korban
trafficking
1.6. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, masing-masing berisi uraian sebagai berikut:
Bab
1 :
Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, ldentifikasimasalah, pembatasan masalah penelitian, Perurnusan Masalah, tujuan
dan rnanfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab 2 : Kajian Pustaka rneliputi teori-teori yang berhubungan 、・ョセQ。ョ@
masalah yang akan diteliti yaitu: persepsi, motivasi, TKW,
Trafficking,
kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian
Bab 3 : Metodologi penelitian pada bagian ini berisi tentang metode
penelitian yang digunakan berupa: jenis penelitian,pemdekatan dan
metode penelitian, dan pernbahasan hasil penelitian.
Bab 4 : Analisis hasil penelitian hasil penelitian ini terdiri dari gambaran
urnurn subyek penelitian, deskripsi data penelitian, dan pernbahasan
2.1 . PERSEPSI
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
2.1:1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan atau dengan kata lain persepsi ialah memberikan
makna pada situasi inderawi (Desiderarto, dalam Rakhmat, 2004)
Persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya
sifat atau hubungan melalui panca indera, apa yang dihayati akan
terpengaruh oleh pengalaman dan pengetahuan masa lalu sehingga
persepsi bukan sekedar perekam pasif dan stimulus yang mengenai
panca indera (Atkinson, 1999)
Persepsi adalah fungsi yang penting dalam kehidupan, yang dengannya
makhluk hidup mengerti apa yang akan menyakitinya, hingga dengannya
ia pun segera menjauh, disamping itu juga mengerti apa manfaatnya dan
· karenanya maka ia al<an berusaha untuk mencapainya (Najati, 2001)
dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang di
inderakannya itu (Davidoff, 1988)
Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap
stimulus yang diterima sehingga merupakan aktivitas psikologis dalam
diri individu, pada hakikatnya adalah proses kognitif yan9 dialami oleh
setiap orang dalam menilai informasi tentang lingkungan, baik lewat
penglihatan, pendengaran dan penghayatan perasaan (dalam Walgito,
1999)
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Persepsi
merupakan pandangan seseorang tentang suatu hal berdasarkan
informasi yang ia peroleh baik dari pengalaman, penglihatan,
pendengaran atau stimulus inderawi lainnya.
Sedangkan Persepsi menurut penulis adalah suatu proses seseorang
dalam melihat, mengamati, dan menafsirkan suatu objek, kejadian atau
peristiwa yang terlihat oleh panca indra kemudian di masukan ke dalam
memori kita sehingga akan membentuk suatu kesan atau pemahaman
2.1.2 Proses terjadinya persepsi
Mempersepsikan sesuatu tidak terjadi begitu saja, tetapi ada unsur yang
dapat menciptakan sebuah persepsi atau suatu proses yang dapat
memubuat terjadinya suatu persepsi (walgito, 1999)
Persepsi bermula dari pengindraan, hal ini berarti bahwa terjadinya
proses ini dirangsang kehadiran sesuatu/ sekumpulan objek yang
tertangkap oleh alat-alat indra manusia, informasi yang disalurkan
kedalam alat pikiran, kemudian mengalami beberapa tahapan
pengolahan; mulai dari seleksi dan organisasi dari rangsang-rangsang
atau stimuli yang diterima dan berakhir pada penafsiran (interpretasi)
mengenai keseluruhannya.
Ketiga tahapan proses tersebut dalam kenyataannya terjadi secara
kurang lebih serentak dan tumpang tindih, karena pada dasarnya
keseluruhan proses ini berjalan dalam waktu yang relatif amat sangat
dan segera
(wibowo, dalam Hasbi 2007)
Persepsi harus dibedakan dari proses indrawi, proses indrawi adalah
proses kerja indra kita, dan proses persepsi adalah cara kita memproses
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi
Persepsi setiap orang dalam memandang suatu objek akan berbecfa
satu sama lain, karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada proses
penginderaan.
Adapun yang mempengaruhi perbedaan Persepsi menurut Sarwono
(2000) adalah sebagai berikut :
1.
Motif adalah faktor internal yang dapat ュ・イ。ョァウ。ョセQ@ perhatian dandapat menyebabkan munculnya keinginan individu untuk
melakukan sesuatu dan sebaliknya.
2. Kesediaan dan harapan, hal ini akan menentukan pesan mana
yang akan dipilih itu akan di tata dan di interpretasikan
3. Kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan
persepsi, misalnya Adan B berjalan-jalan dipusat pertokoan.A,
yang kebetulan sedang lapar mempersepsikan kompleks itu
restoran yang berisi makanan lezat, sedangkan B yang sedang
ingin membeli sebuah arloji mengamati komplek itu sebagai deretan
toko kelontong.
4. Pengulangan, suatu rangsang yang muncul atau terjadi secara
berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik
jenuh.
5. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh
2.2.
TRAFFICKING
(Perdagangan Perempuan)
2.2.1 Pengertian
TraffickingKata Trafficking merupakan kata adopsi dari bahasa inggris yang artinya
perdagangan orang, meskipun demikian, belum ada kesepakatan bulat
bahwa kata "perdagangan" layak diperuntukan bagi "rnanusia" karena,
yang pantas diperdagangkan hanyalah benda. Hal yang mendasar
dalam perbuatan trafficking terdapat prinsip jual beli.
Devinisi trafficking menurut Protokol PBB tahun 2000 untuk mencegah,
memberantas dan menghukum perdagangan manusia, khususnya
kekerasan terhadap perempuan, memasukan devinisi trafficking di
pahami sebagai:
Perekrutan, pengiriman, penempatan, dan pemulangan seseorang
dengan atau tanpa persetujuan korban atau dengan persetujuan
dari mereka yang diperoleh melalui: penggunaan
ancaman/kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
rentan, penyekapan, penjeratan utang, kebohongan, kecurangan,
bujuk rayu atau memberi atau menerima bayaran atau rnanfaat
untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas
orang lain untuk tujuan: eksploitasi atau mengakibatkan orang
tereksploitasi (Rossenberg,2003)
Devinisi yang lainnya mengenai trafficking, Wijers dan lap-chew tahun
1999 yang di kutip oleh Steve Cook (2005) sebagai berikut:
untuk pekerjaan atau jasa, dengan menggunakan kekerasan atau
ancaman kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
dominan, penjeratan utang, penipuan atau bentuk-bentuk
pemaksaan lain untuk tujuan eksploitasi.
Berdasarkan devinisi tersebut secara umum trafficking adalah perbuatan
seseorang/ sekelompok orang dengan tanpa persetujuan korban yang
diperoleh melalui kecurangan atau bujuk rayu demi keuntungan si
pelaku, dengan menyerahkan, menjual dan memanfaatkan perempuan
untuk dijadikan TKW atau pekerjaan lainnya.
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Trafficking
Kemiskinan seringkali dijadikan alasan utama penyebab trafficking, ini
didasarkan bahwa daerah asal memiliki masalah kemiskinan, asumsi
tersebut kemudian dibantah dengan memperhatikan, misalnya,
Indonesia ternyata juga menjadi daerah tujuan, maka kemiskinan
sebenamya bukan satu-satunya penyebab, karena itu bEirsifat kompleks
dan saling terkait satu sama lainnya
Adapun penyebab Trafficking menurut Rosenberg (2003) adalah:
1. Ketiadaan akte kelahiran
Rendahnya registrasi kelahiran khususnya dikalangan masyarakat
dipalsukan untuk memperoleh dokumen perlengkapan
pemberangkatan bermigrasi
2. Tingkat pendidikan yang rendah
Mempengaruhi kecenderungan orang memilih kerja disektor
informal atau menikah bagi perempuan, suatu pilihan yang
dianggap tidak memerlukan klasifikasi prasyarat administratif dan
disertai dengan iming-iming materi yang dimanfaatl<an oleh calo.
3. Kontel<s budaya
Indonesia merupal<an Negara multil<ultural yang sebagaian besar
pengaruh l<ebudayaan tersebut melemahl<an posisi perempuan
keluarga atau perkawinan, Kemudian ada praktek ijon yakni Praktek
meminjamkan atau membayarkan tenaga sendiri/salah satu
anggota keluarga guna membayar utang atau mendapatkan
penghasilan sebagaistrategi bertahan hidup, kebiasaan
menikahkan anak pada usia dini merupakan salah satu budaya
yang masih dianut oleh kebanyakan masyarakat sampai saat ini
disebabkan beberapa alasan: a).Kepercayaan dibanyak l<omunitas
bahwa perempuan mencapai kedewasaan setelah menstruasi
pertamanya, Karena itu, setelah menstruasi perempuan harus
segera dinikahl<an, Praktel< ini pada umumnya masih diiaksanakan
di daerah jawa dan sunda. b).Adanya ketakutan .iika seseorang
perempuan tidak menikah berarti tidak laku atau dianggap sebagai
-perempuan yang dianggap sebagai kehormatan dan kesucian yang
mempunyai arti sangat penting. d). Kemiskinan, lebih cepat anak
menikah maka beban tanggung jawab secara ekonomi akan
berkurang
4. Dampak korupsi terhadap perdagangan
Mekanisme prosedur untuk memperoleh paspor sangat berkelit ini
disebabkan adanya pungutan liar dari oknum yang mengurusi
dokumen irnigrasi apabila ada TKW yang hendak bekelja diluar
negeri, Keadaan ini sering mengakibatkan terjadinya pemalsuan
dokumen sehingga pemberangkatan buruh migran melalui jalur
yang tidak resrni.
Menurut Soedijar (2004) faktor penarik teljadinya traflicking adalah:
1) Pengaruh secara langsung karena pengaruh teman, tetangga yang
telah berhasil merubah kehidupan dirinya, konsep tentang pekerjaan
yang tidak memerlukan pendidikan tinggi, mudah didapat serta gaji
yang tinggi
2) Pengaruh secara tidal< langsung melalui media/elektronik terutama
TV yang menghadirkan tayangan sinetron, pentas musik dengan
menampilkan gaya hidup modem dan berlebihan,sehingga dapat
menimbulkan kecemburuan sosial bagi perempuan pedesaan.
Kontrol sosial yang menurun, sumber kebahagiaan di ukur dari
kepemilikan materi saja dan toleransi terhadap penyimpangan sosial
merupakan stimulus terjadinya traffciking.
2.2.3 Unsur-unsur
traffickingBerdasarkan definisi dari protokol PBB tahun 2000 dapat disimpulkan
bahwa unsur-unsur dari trafficking memuat 3 elemen berbeda ケ。ョセQ@
saling berkaitan(Rossenberg, 2003) yaitu:1) Proses meliputi perekrutan,
pengiriman, penempatan, dan pemulangan. 2)Sarana (cara)
mengendalikan korban meliputi penggunaan ancaman/ kekerasan fisik
dan seksual, penipuan, penjeratan utang dan. 3)Tujuan: eksploitasi kerja
Ada banyak situasi dimana TKW beresiko menjadi korban trafficking,
karena itu harus diperhartikan dengan cara apa pelaku rnemfasilitasi dan
menciptakan situasi perdagangan (Rossenberg, 2003), rnisalnya:
.. Ketika seorang perempuan secara sadar memilih untuk bekerja ke
luar negeri sebagai TKW dan menernukan kondisi kerja yang
dijanjikan sesuai dengan yang diterimanya.
lni bukanlah perdagangan untuk tujuan eksp/oitasi kE1rja
.. Ketika seorang perempuan dengan sukarela memilih untuk
bermigrasi sebagai TKW dan menemukan bahwa kondisi kerja dan
lni adalah kasus perdagangan untuk tujuan eksploitasi kerja karena
ia ditipu mengenai kondisi kerja dan tinggalnya
• Ketika seorang perempuan berumur 16 tahun didorong oleh
keluarganya untuk menjadi TKW dan ia melakukannya dengan
sukarela
/ni adalah perdagangan, menurut definisi yang digunakan, seorang
anak yang berumur dibawah 18 tahun tidak dapat memberikan
persetujuannya untuk menjadi TKW ke luar negeri
• Ketika seorang perempuan, terpaksa menjadi TKVV ke luar negeri
karena penjeratan utang,dapat mengundurkan diri setelah melunasi
utangnya namun dan memilih untuk memperpanjang kontrak menjadi
TKW.
Meski kasusnya ketika pertama kali ia menjadi TKW merupakan
perdagangan, keputusannya untuk menambah kontrak menjadi TKW
setelah utangnya tunas bukanlah kasus perdagangan
2.2.4. Kerentanan dalam pengerahan TKW ke l..mu ョ」セァ・イゥ@
Adapun menurut Nur wahyuni (2002) dampak penyimpangan yang
menimpa TKW di Saudi Arabia adalah sebagai berikut:
1. Dampak penyimpangan yang disebabl<an birokrasif instansi terkait;
a).Depnaker merasa tidak bertanggung jawab terhadap TKW yang
menurut Depnaker itu menjadi tanggung jawab PJTl<:t, padahal
penyelenggara BLK adalah depnaker, jadi depnaker menjadi penentu
terakhir layak atau tidak untuk bekerja di luar negeri, sehingga kalau
terjadi kasus dan kemudian pemerintah cuci tangan maka
penyelesaiannya semakin tidak jelas siapa yang bertanggung jawab.
b). Pemerintah dalam hal ini depnaker jika menerimai aduan dari
TKW hanya akan berusaha menjadi mediator antara TKW dengan
majikan atau PJTKI
c). Depnaker tidak banyak membela kepentingan TKW hanya
menyediakan tempat penampungan bagi TKW yang bermasalah, tapi
adapula PJTKI yang bertanggungjawab walau jumlahnya tidak
banyak, padahal seharusnya pemerintah mengambil tindakan seperti
memberi sangsi bagi perusahan yang tidak bertanggung jawab,
masalah tanggung jawab sering dikeluhkan PJTKI sEibab sudah
diwajibkan membayar uang jaminan ke asosiasi PJTKI tetapi ketika
ada masalah masih saja diwajibkan bertanggung jawab.
d). Banyak para calo yang mengatas namakan pegawai depnaker
atau oknum pegawai depnaker menjadi calo, dengan mencari calon
TKW, kemudian untuk memprosesnya oknum tersebut bekerja sama
dengan PJTKI mana saja sebab oknum tersebut memiliki posisi
tawar lebih tinggi di banding PJTKI dengan keadaan seperti ini tentu
saja mempunyai dampak melemahkan posisi pemerintah dalam
---e). Tidak ada sangsi bagi PJTKI illegal paling hanya membubarkan
saja, padahal PJTKI yang illegal jumlahnya banyak tetpi tidak
terdetaksi oleh pemerintah.
2. Penyimpangan yang disebabkan oleh PJTKI yaitu:
a) Pungutan terhadap gaji TKW secara sepihak yang dilakukan oleh
PJTKI dengan dalih sebagai ganti biaya administrasi, padahal
seorang TKW sudah dibiayai oleh majikan yang akan
memperkerjakannya, warga arab Saudi yang akan memperkerjakan
orang asing mengeluarkan uang senilai SR 7200(sekitar 7,2
juta)uang tersebut untuk tiket dan persiapan yang harus dilakukan di
Indonesia (komite nasional pengerahan tenaga kerja arab Saudi 14
nov 1997)artinya ada pengeluaran atau biaya ganda dari pengguna
TKW itu sendiri, hal
ini
tidak mungkin tanpa sepengetahuanpemerintah.
b) Dengan alasan birokrasi berbelit-belit PJTKI tidak jarang
mengambil jalan pintas contohnya adalah memalsukan identitas
TKW, sehingga jika TKW yang bersangkutan tertimpa kasusakan
sulit di atasi
c) PJTKI membuatkan KTP dengan dengan alamat baru dimana
TKW itu sendiri tidak mengetahuinya dan akan berdampak sama
yakni akan menyulitkan TKW, jika yang bersangkutan terkena kasus
a) Majikan tidak bertanggung jawab seperti tidak membayar gaji
sesuai dengan perjanjian, dan perusahaan pengirim tidak bisa
berbuat banyak mengingat berbagai alas an dan yang sering adalah
pekerja yang bersangkutan kurang memuaskan padahal majikan
sudah mengeluarkan biaya besar untuk TKW tersebut
b) Majikan mengidap penyakit seperti kelainan jiwa, sehingga
tingkah lakunya sering menyimpang dan membuat TKW ketakutan
kemudian melarikan diri, perbuatan tersebut selain merugikan
majikan, PJTKI juga TKW itu sendiri
c) Perbuatan majikan yang kurang etis terhadap TKW, karena sudah
rnengeluarkan biaya besar dan merasa berkuasa sehingga berprilaku
seenaknya ditambah dengan perbedaan kelas , budaya, bahasa, dan
adap istiadat, kesadaran akan rasa belas kasihan dan tanggung
jawab rnenjadi tidak ada, yang ada hanya rasional yakni hokum jual
beli serta adanya ketergantungan
d) Jam bekerja yang tidak jelas dan cenderung kepada kemauan
rnajikan.
4 Dampak penyirnpangan yang disebabkan oleh TKVV dan tindak
kriminal meliputi:
a).Cek kesehatan yang tidak diteliti, sehingga penyakit yang di idap
TKW baru diketahui setelah berada di arab Saudi sehingga yang
bersangkutan dipulangkan kembali
secepatnya untuk menutupi biaya pemberangkatan padahal TKW
baru bekerja beberapa bulan.
2.2.5. Dampak resiko terhadap korban perdagangan perempuan
Menurut Saman (2005) faktor resiko terhadap trafficking adalah cacat
fisik cacat mental, terjangkit penyakit menular dan beresiko tinggi tertular
penyakit HIV/AIDS, gangguan masalah reproduksi, aborsi yang tidak
aman, penyakit menular seksual, dan bahkan kekerasan seksual.
Adapun upaya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya trafficking
(dalam lembar info APIK, 2006) adalah:
Pemberian hukuman yang seberat-beratnya kepada sindikat trafficking
Pemberian pendidikan dasar dan pelatihan yang releven dan berkualitas
kepada perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang
menguntungkan
pemberian penyuluhan dan penyebarluasan informasi melalui media
cetak dan elektronik pada setiap kasus
selain itu pandangan masyarakat yang mengobjekan perempuan (yang
berasal dari budaya patriarki) juga harus pelan-pelan di berantas.
2.3. MOTIVASI
2.3.1. Pengertian Motivasi
lstilah Motivasi secara estimologis berasal dari bahasa latin yaitu
movere, yang berarti to move (mendorong atau menggerakan).
Secara terminologis motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakan
manusia kearah suatu tujuan tertentu (Stanford dalarn Hasbi, 2007)
Begitu juga halnya dengan Hasibuan (2000) yang mengartikan motivasi
kerja sebagai hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
prilaku manusia agar mau bekerja giat, dan antusias rnencapai hasil
yang optimal.
Berdasarkan pengertian Motivasi kerja diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi dalam bekerja tidak terjadi begitu saja, walaupun sudah
memiliki komitmen dan persepsi yang baik terhadap suatu pekerjaan
tetapi pada dasamya ada tiga unsur mendasar yang melahirkan suatu
motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan (dalam Munandar, 2001)
2.3.2 Macam- Macam Motivasi
Motivasi memiliki berbagai macam pendapat dari para ahli, di antaranya:
1) Kebutuhan-Kebutuhan organis yaitu motivasi yang bcerkaitan dengan
c).Fasilitas yang kurang memadai setiba ditanah air sehingga TKW
memilih alternative sendiri untuk kembali ke kampung halamannya dan
itu potensial untuk terjadinya tindak kriminal
d).Karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman TKW dalam
perjalanan pulang berpotensi untuk tindakan pelecehan.
5. Selain menghadapi berbagai penyimpangan tersebut kesulitan yang
dihadapi para TKW yang dilakukan oleh sponsor meliputi;
a) Para calon TKW diberitahu dengan pasti kapan berangkat dan
diiming-iming gaji besar
b) Seringkall perusahaan tenaga kerja Saudi Arabia memberi
panggilan visa untuk bekerja disana sesuai dengan yang diperlukan,
tetapi oleh PJTKI diisi oleh TKW tidak sesuai yang dibutuhkan, PJTKI
memalsukan identitas yang dikirim sehingga sampai disana
mengalami kesulitan
c) PJTKI seringkali menawarkan jaminan-jaminan atas nama
depnaker misalnya uang ganti rugi jika tidal< jadi bekerja, uang
kesehatan, dan tabungan, tetapi jika dituntut TKW seiringkali
menemui jalan buntu
d) Calon TKW setelah mendaftar kepada PJTKI maka aturan-aturan
PJTKI lebih banyak berperan bukan aturan dari depnaker
e) Bagi calon TKW yang tidak mempunyai modal atau uang muka,
PJTKI menanggulangi dengan jaminan pemotongan gaji selama
---··'----·-.-J--2) Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri
contohnya dorongan untuk berusaha, dalam hal ini motivasi timbul
atas keinginan seseorang tetapi karena pengaruh dari luar
3) Motivasi objektif, yaitu motivasi yang di arahkan kepada objek atau
tujuan tertentu di sekitarnya. Motiv ini mencakup
kebutuhan-kebutuhan untuk menaruh minat, motivasi ini timbul karena dorongan
untuk menghadapi dunla secara nyata (Woolfolk dalam Hasbi, 2007)
Muhibbin Syah ( 1999) mengelompokan motivasi ke dalam 2 kategori
yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik adalah sebagai berikut:
1. Motivasi instrinsik ( faktor internal)
Adalah motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri tanpa paksan
dari luar dirinya, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu, motivasi instrinsik dapat menjadikan
seseorang tidak merasa terpaksa dalam mengikuti suatu aktivitas
Sama halnya dengan motivasi individu menjadi TKW yang didasari
atas keinginan sendiri misalnya: keinginan memperbaiki ekonomi/
gaji besar dan mencari pengalaman
2. Motivasi ekstrinsik
Adalah motivasi yang muncul apabila ada rangsangan dari luar, pada
tertentu. Karena itu, motivasi eksentik di katakana sebagai bentuk
motivasi yang di dalam aktivitasnya di mulai dan di teruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang secara tidak mutlak berkaitan
dengan al<tivitas tersebut lndividu termotivasi melakukan suatu
aktivitas demi alasan tertentu, misalnya karena status sosial, aclanya
dukungan keluarga dan ajakan teman
Melihat kajian tentang manusia, manusia terbagi dari 2 unsur, yaitu; fisik
dan psikis, maka pembagian motivasi cukup ada
2
yaitu motivasifisiologis dan motivasi psikis.
Adapun motivasi menjadi
TKW
bisa di golongkan dalam motivasifisiologis, karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi atau
materi dan keinginan untuk memperbaiki clan meningkatkan taraf hidup.
2.3.3. F1.mgsi-f1.mgsi Motivasi
Menurut Alisuf Sobri (1996) fungsi motivasi aclalah;
1) Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan yang ingin di
capai
2) Penentu arah perbuatan, yakni kearah yang hendak di capai
3) Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai
motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang
akan dicapai.
\
2.3.4. Faktor-faktor yang memotivasi menjadi TKW
Menurut Depnakertrans (2004) negara-negara yang menjadi tujuan
migrasi sebagian besar perempuan mereka memerlukan banyak
pembantu rumah tangga yang tidak terampil, dengan demikian merel<a
lebih suka mempekerjakan perempuan.
Adapun yang menjadi penyebab meningkatnya migrasi perempuan ke
luar negeri menurut Rossenberg (2003) adalah :
1) Perkembangan ekonomi yang pesat di Negara-negara tujuan dan
meningl<atnya permintaan terhadap TKW
2) Kebijakan migrasi tenaga kerja resmi dari pemerintah; di mana
perekrutan perempuan secara aktif digalakan melalui kerja sama
dengan PJTKI
3) Stereotif gender terhadap perempuan dalam situasi kerja yang
mencerminkan peran tradisional mereka sebagai pengasuh
4) Meningkatnya kemiskinan dalam konteks program penyesuaian
struktural yang menyebabkan penduduk pedesaan kehilangan tanah
dan menjadi miskin, sehingga mendorong perempuan untuk
memasuki pasar tenaga kerja
5) Kurangnya kesempatan kerja di dalam negeri yang rnemungkinkan
perempuan untuk mencari pekerjan yang lebih baik, meningkatkan
6) Meningkatnya ketergantungan keluarga pada perempuan, khususnya
di dalam rumah tangga yang kurang mampu.
Adapun menurut Adum Dasuki (1999) dari seluruh data yang
dikumpulkan dalam penelitian yang dilaksanakan di tulung agung jawa
timur setelah melalui proses analisis dan pembahasan dalam penelitian
tersebut menghasilan beberapa temuan antara lain:
a) Kondisi ekonomi keluarga atau rumah tangga yan!J serba
kekurangan, gaji (penghasilan) yang sangat tinggi sebagai TKW dan
keinginan untuk mencari serta mengumpulkan modal kerja,
merupakan faktor dominan yang memotivasi wanita rnenjadi TKW ke
luar negeri apalagi gaji di luar negeri lebih besar untuk ukuran buruh
migran.
b) Keinginan untuk terus memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup
dan ekonomi keluarga menjadi sasaran paling utama dan esensial
dari wanita untuk menjadi TKW ke luar negeri, sebagian besar
menyatakan bahwa tujuan tersebut mencapai sasaran yang
diingikan, sehingga taraf hidup dan ekonomi mereka meningkat
c) Terjadi dampak sosial ekonomi yang cukup berarti (positif)terhadap
kehidupan keluarga serta TKW, karena sekembalinya dari luar negeri
Untuk mewujudkan niat bekerja di luar negeri, tidak jarang wanita dan
keluarganya merelakan harta seperti rumah, tanah, temak hewan,
ataupun barang berharga lain di jual atau dijadikan jaminan kepada
sponsor penyalur tenaga kerja.
Dengan jaminan itu segala keperluan dan biaya keberangkatan di
tanggung pihak pengerah, dan setelah TKW bersangkutan bekerja maka
ia harus mengembalikan segala biaya dengan cara mencicil yang
tentunya harus ditambah dengan bunga serta pungutan lain yang cukup
tinggi dan sering sangat membebani serta merugikan TKW sendiri
2.4. TENAGA KERJA WANITA (TKW)
2.4.1 Pengertian TKW
Dalam Undang-Undang Penempatan dan Pemulangan TKl(UUPPTKI)
No 39 tahun 2004 yang dimaksud dengan tenaga kerja indonesia adalah
setiap warga Negara Indonesia yang rnemenuhi syarat untuk bekerja
diluar negeri dalam jangka waktu tertentu dengan rnenerirna upah yang
telah disepakati kedua belah pihak.
Adapun definisi resmi TKI rnenurut pernerintah adalah seセエゥ。ー@ warga
Negara Indonesia yang mernenuhi syarat sebagai pencari kerja yang
akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemtirintah
Sari (2004) menyebutkan Buruh migran adalah TKI baik laki-laki dan
perempuan yang bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga,
sopir, baby sister, buruh bangunan (konstruksi), buruh perkebunan,
perawat, restoran, pramuniaga dan sebagainya. lstilah yang popular
adalah TKI/ TKW.
Jadi TKW adalah wanita yang bekerja di luar negeri seperti ke Arab
saudi dan wilayahTimur tengah lainnya atau wilayah Asia fasifik seperti
Malaysia, Singapura, Hongkong, dll. adapun TKW sendiri terbagi dua
yaitu: TKW yang bekerja disektor formal dan informal. Dalam penelitian
ini TKW yang dimaksud oleh penulis adalah calon TKW yang bekerja di
sektor informal sebagai pembantu rumah tangga.
2.4.2. Syarat-Syarat menjadi TKW
Menurut Solidaritas Perempuan (2002) banyak masyarakat yang
berminat menjadi TKW kurang memahami bagaimana syarat-syarat
untuk bekerja di luar negeri, akibatnya Indonesia ternyata menjadi
Negara terbesar dalam kepemilikan buruh migran illegal, di sisi lain
merekalah yang harus menanggung resikonya, terutama resiko yang
melekat pada posisi ilegalnya.
4) Surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan
dan Psikologi
5) Memiliki paspor dan visa kerja
6) Memiliki keterampilan dan keahlian yang dibuktikan dengan sertifikat
keterampilan yang dikeluarkan oleh lembaga pelatihan yang
diakreditasi oleh instansi yang berwenang.
2.4.3 Prosedur Bekerja Ke Luar Negeri
Dalam keputusan Menakertrans(2002) tentang penempatan TKW ke luar
negeri, menganut prinsip rekrutmen dilakukan setelah adanya job order.
Prakteknya justru terbalik, karena sebelum PJTKI mempunyai order,
perekrutan melalui calo liar berjalan terus tanpa putus sehingga stok
manusia tersedia dalam penampungan hingga berbulan-·bulan tanpa
tahu kapan diberangkatkan.
Adapun prosedur bekerja di luar negeri menurut Edi Purwanto (2003)
adalah sebagai berikut:
A.Sebelum perekrutan Di luar negeri
1) Diluar negeri terdapat kantor perwakilan P JTKI yang disebut
2) TKl/TKW didatangkan ke agency setelah dipesan oleh calon
majikan yang telah menyetorkan sejumlah uang yang nantinya
untuk biaya perekrutan dan pemberangkatan TKW yang
dibutuhkan.
3) PJTKI membuat daftar permintaan (job order) setelah agency
memperoleh pesanan dari calon majikan.
4) KBRll KonJen RI mensyahkan daftar permintaan yang dibuat
agency (job order)
5) PJTKI di Indonesia menerima job order beserta sejumlah uang dari
para majikan
6) PJTKI yang memiliki job order berhak untuk melakukan perekrutan
berdasarkan permintaan nyata dari Agency/ perwakilan luar negeri.
B. Prosedur di PJTKI
1) PJTKI yang telah memiliki job order datang ke BP2TKI untuk
mendapat pengesahan tentang ijin rekrut
2) Berbekal job order bersama dinas tenaga kerja kabupaten/ kota
melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentan!! adanya
lowongan kerja, persyaratan administrasi TKW, dan syarat kerja
(gaji, situasi kondisi kerja, jam kerja, jaminan sosial, budaya Negara
tujuan)
3) Pendaftaran, seleksi administrasi, medical eek up, pelatihan di BLK,
pengurusan visa, pembekalan akhir pemberangkatan (PAP),
2.5 KERANGKA BERPIKIR
Trafficking
(Perdagangan perempuan) merupakan perbuatan yangmelanggar hukum dengan memenfaatkan dan menguasai kelemahan
posisi seseorang guna keuntungan si pelaku, dalam hal ini penulis
mengambil pada TKW karena TKW sebagaimana penelitiannya
Rossenberg (2003) termasuk salah satu pekerjaan yang rentan terhadap
trafficking.
Pandangan masing-masing orang tidak terlepas dari pengalaman dan
faktor budaya yang ada dalam dirinya (Azwer, 2003), sama halnya
dengan penilaian individu tentang
trafficking
mempunyai arti yangberbeda bagi setiap orang tergantung sudut pandang pribadinya. Jika
seseorang pernah mengalami ataupun belum pernah mengalami akan
tetapi pemah mendengar berita yang buruk seputar pengalaman menjadi
TKW yang rentan terhadap unsur-unsur
trafficking,
karena merekaseringkali kurang diberi perlindungan di Negara tujuan dari pada pekerja
lain terutama bila mereka bekerja di sektor informal, Praktek-praktek
perdagangan dan eksploitasi yang dihadapi TKW selama berbagai tahap
migrasi dalam tahap perekrutan misalnya harus mengeluarkan biaya
yang tinggi sampai dengan tahap pemulangan yang juga tak luput dari
Seharusnya menjadi TKW yang rentan terhadap trafficking dapat
menimbulkan kecemasan pada calon TKW yang akan berangkat ke luar
negeri, namun hal itu tidak banyak rnempengaruhi kejiwaan TKW,
bahkan motivasi menjadi TKW semakin kuat, Hal ini sebagai mana
penelitian Rossenberg (2003) yang berpendapat rnereka mungkin
kurang mernaharni dan rnenganggap sebagian unsur-unsur trafficking
merupakan praktek yang di terlma dalam masyarakat, ウ」セィゥョァァ。@ mereka
tidak dianggap eksploitatif apalagi dipandang sebagai tindak
perdagangan, akan tetapi mereka rnenjadikan pelajaran dan
pengalaman yang berharga, sehingga mereka lebih berhati-hati dengan
membekali dirinya dengan inforrnasi yang dapat di percaya misalnya
dalam tahap perekrutan mereka bersedia menjadi TKW melalui jasa TKI
yang dapat dipercaya dengan melihat mantan TKW yang sudah sukses
rnenjadi TKW, dan yang rnenjadi faktor utarna kepergian mereka karena
ingin rnemperoleh penghasilan yang besar.
Tingginya minat wanlta menjadi TKW karena berbagai faktor yaitu faktor
dari luar (Motivasi ekstrinsik) misainya mengangkat status sosial, adanya
dukungan keluarga dan ajakan teman, sedangkan faktor dari dalam
misalnya keinginan memperbaiki ekonomi clan mencari pengalaman. Hal
ini di buktikan dengan banyaknya pengiriman TKW oleh jasa TKI (PJTKI)
terus berlangsung dan mereka sudah siap menghadapi resiko apapun,
2.6 Hipotesis
Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha= Terdapat hubungan signifikan antara persepsi terhadap trafficking
dengan Motivasi untuk menjadi TKW
Ho= Tidak terdapat hubungan signifikan antara persepsi terhadap
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
3.1.1 Pendekatan penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
yakni data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka-angka
yang datanya berwujud bilangan yang dianalisa dengan menggunakan
data statistic, untuk menjawab pertanyaan atau hipotesa penelitian yang
sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variable
tertentu mempengaruhi variable yang lain (Arikunto, 1998)
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional,
penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan dari variable-variabel
penelitian yang dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.
3.1.2 Devinisi variabel dan oprasional variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian atau juga bias dikatakan variable adalah
factor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti
Vanabel Persepsi terhadap Trafficking
.. Devinisi variable (independent variabel): definisi Trafficking menurut
Protocol PBB tahun 2000 dipahami sebagai: Perekrutan, pengiriman,
penempatan dan pemulangan seseorang dengan atau tanpa
persetujuan korban atau dengan persetujuan korban atau dengan
persetujuan dari mereka yang di peroleh melalui: p・ョセQァオョ。。ョ@
ancaman/kekerasan, penyalah gunaan kekuasaan atau posisi rentan,
penjeratan utang atau penipuan dengan kebohongan atau kecurangan/
bujuk rayu atau memberi/ menerima bayaran atau manfaat untuk
memperoleh izin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang
lain untuk tujuan: eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi
(Rissenberg, 2003)
" Oprasional variable adalah pandangan individu terhadap unsur
trafficking, yang tercantum dalam protocol PBB yang memuat unsure
berbeda yang saling berkaitan yaitu: perbuatan, sarana (cara)
mengendalikan korban, dan tujuan eksploitasi.
Variabel Motivasi menjadi TKW ke luar negeri
• Devinisi variable (dependen variable): Motivasi adalah dorongan
individu untuk mencapai sesuatu yang di inginkan yaitu: motivasi
lnstrinsik yang berasal dari diri sendiri dan motivasi ekstinsik yang
muncul karena pengaruh dari orang lain (Muhibin Syah, 1999)
"Oprasional variable adalah motivasi untuk menjadi TKJN, Yaitu
memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup,mencari pengalaman,
3.2 Populasi, Sampel, dan Pengambilan sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan
diteliti,(Arikunto, 1998)populasi dalam penelitian ini adalah calon TKW
yang ada di PT. Dwi Guna Jaya Abadi yang berlokasi di JI. Halim
Perdana Kusuma Jakarta Timur berjumlah 150 orang sedangkan jumlah
sample yang di gunakan 40 orang.
3.2.2 Sampel dan teknik penarikan sample
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili kriteria sesuai
dengan ciri-ciri yang dimiliki populasi (Azwar, 2003)
Teknik yang digunakan dalam penarikan sample adalah Purposive
sample, dimana pengambilan subyek didasarkan atas adanya tujuan
tertentu (Arikunto, 1998)
adapun karekteristik Subyek adalah:
1. Subyek adalah wanita yang akan bekerja dalam sektor informal
sebagai PRT (Penata Rumah Tangga)
2. Subyek berada di penampungan untuk mengikuti pelatihan yang akan
diberangkatkan ke luar negeri di PT. Dwi Guna Jaya Abadi yang
merupakan PT.Jasa TKI Resmi
3. Subyek sudah berpengalaman menjadi TKW dan pemah
3.3 Pengumpulan data
3.3.1 Metode pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang dapat mengungkap masalah dalam
penelitian ini, penulis menggunakan teknik angket dalarn bentuk skala
model liker yang di kembangkan sendiri untuk masing-masing variable.
Skala Likert adalah suatu himpunan butir pernyataan sikap yang
kesemuanya dipandang kira-kira sama dengan "nilai sikap", subjek
menanggapi setiap butir dengan menggunakan taraf setuju (Favoreble)
atau tidak setuju (Unfavorable) terhadapnya. Skor untuk butir-butir yang
terdapat dalam skala dijumlahkan atau dijumlah rata-rata untuk
mendapatkan skor sikap individu (Kerlinger, 2003)
Tabel 3.1 Bobot Nilai
Respon Favorabel Unfavorabel
Sangat Setuju (SS)
5
1
Setuju (S) 4 2
Ragu-Ragu (R)
3
3
Tidak Setuju (TS)
2
4Sangat Tidak Setuju (STS)
1
5
3.3.2 lnstrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 2 skala, yaitu:
1. Skala Persepsi terhadap trafficking
Dalam penyusunan angket pada skala persepsi terhadap trafficking,
[image:53.595.40.425.185.573.2]berbeda yang saling berkaitan(Rossenberg, 2003) yait1u:1) aspek
Proses indikatomya perekrutan, pengiriman, penempatan, dan
pemulangan. 2) aspek sarana(cara) rnengendalikan korban
indikatomya penggunaan ancarnan/ kekerasan, ー・ョケ。セ。ィァオョ。。ョ@
kekuasaan/ posisi rentan, penyekapan, dan penipuan/' penjeratan
[image:54.595.37.442.242.621.2]utang. 3) aspek tujuan indikatomya eksploitasi kerja.
Tabel 3.2 Blue Print Persepsi terhadap Trafficking
Aspek lm:likator Favorable Unfavorable
Proses Perekrutan 1,3 2,4
- Pengiriman 12, 18
• Penempatan 23,25 22
Pemulangan 27,31 28,32,
Saran a Penggunaan ancaman/ 35,39 38,40
kekerasan fisik dan
seksual
-Penyalahgunaan 43,47 44,48
kekuasaan/ Posisi
rentan
- Penipuan/ penjeratan 51,63 56,60
utang
Tujuan - Eksploitasi kerja 67,71,73 68,70
Total
16
14
2. Skala Motivasi menjadi TKW ke luar Negeri
jml
13
1
5
30
Dalam penyusunan angket pada skala Motivasi menjadi TKW, Penulis
pengalaman. 2) aspek motivasi ekstrinsik indikatornya status sosial,
dukungan keluarga dan ajakan teman.
Tabel 3.3 Blue Print Skala Motivasi
Aspek lndikator Unfavorable Favorable Jml
Motivasi -Status social 1,5,11,17 4,6, 10
ekstrinsik 19,23,25 20,24,28
-Dukungan
keluarga 37,39,41,43 32,36,40,42
-Ajakan ternan
Motivasi - Mernperbaiki 45,49 46,50,54
instrinsik danMeningkat
kan taraf hidup
57,63 58,64
-Mencari
pengalarnan
Jumlah
1515
3.4 Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisa statistik,
sebagai cara untuk mengetahui hubungan antara independen variabel
yaitu persepsi terhadap trafficking dan dependent variabel yaitu motivasi
21
9
[image:55.595.43.462.164.585.2]Validitas menurut Az:wer (2003) adalah sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, suatu
instrumen dikatakan valid apabila validitas tinggi, tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukan sejauhmana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Uji validitas skala di lakukan dengan mengkorelasikan antara skor
masing-masing item dengan skor total, adapun rumus yang digunakan
adalah produk moment dari Speannan, untuk menghitungnya
menggunakan program spss, adapun rumusnya sebagai berikut:
/
fxy
=
ITY -(:EX) (:EY)In
(:EX)2 (:EY)2 :EX2 - :EY2
-1 ..
-c . c
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi product moment
N : Jumlah subjek
:Ly
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
2:X : Jumlah seluruh skor X
2:Y : Jumlah seluruh skor Y
Reliabilitas adalah keajegan, konsistensi atau keperrayaan hasil ukur
yang mengandung makna kecerrnatan pengukuran,untuk
menghitungnya digunakan teknik Alpha-Cronbach, dengan
a=
[_!5_]
[1- l:Sj2]
k-1 Sx2
Keterangan :
a
Koefisien reliabilitas K: Jumlah belahan tesSj 2 Varians belahan ; j
=
1, 2, .... , k Sx: Varians skor tesUntuk menentukan koefisien reliabilitas alpha cronbac:h (Guilford dalam
[image:57.595.45.425.120.535.2]Hasbi, 2007)sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas Guilford
Besarnya r lnterpretasi
0,0-0,20 Sangat reliable
0,20-0.40 Rend ah
0,40-0,70 Sedang atau Cukup
0,70-0,90 Tinggi
0,90-1,00 Sangat Tinggi
3.5. Prosedur Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 3 (tiga} tahapan, yaitu :
Persiapan Penelitian
Dimulai dengan perumusan masalah, Menentukan variabel yang akan
diteliti,
dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,
Menentukan lokasi dan rnenyelesaikan administrasi perizinan.
Pengambilan Data
Dalam tahap ini penulis menentukan sarnpel penelitian, meminta
kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian, se1rta melakukan
pengambilan data dengan memberikan alat ukur penelitian kepada
respond en
Tahap pengolahan data
Pada tahapan ini penulis mengumpulkan data yang diterima responden
dan rnenskoring data hasil penelitian kemudian rnentabulasikan dan
melakukan analisa data, yaitu analisa validitas dan realibilitas, dan
korelasi dari kedua variabel penelitian
Tahap Pembahasan
Pada tahap ini hasil olah data di interpretasikan, serta rnerurnuskan hasil
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISIS
PIセ@
TA
[image:59.595.37.440.158.711.2]4.1 Gambaran Umum Responden
Gambaran umum subjek penlitan ini diuraikan secara rinci di bawah ini
berdasarkan pengalaman, status pernikahan, pendidikan dan rentang
usia. penelitian dilaksanakan di PT. Dwi Guna Jaya a「セエ、ゥ@ yang terletak
di JI. Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur
Tabel 4.1.Gambaran Umum Responden Berdasarkan pengalaman,
Status Pernikahan, pendidikan clan usia
Data Frekuensi Prosentase
Pengalaman sudah pengalaman 31 77,5%
Belum pengalaman 9 22,5%
Status Sudah menikah 15 37,5%
pernikahan Belum menikah 25 62,5%
Pendidikan
SD
24 62,5%SMP 10 25%
SMU 6 12,5%
Usia 20-25tahun
18
45%26-30 tahun 13 35%
Dari hasil persentase data di atas, dapat diketahui bahwa responden
dalam penelitian ini terdiri dari 31 orang (77,5%) sudah berpengalaman
dan 9 orang (22,5%) belum berpengalaman menjadi TKW.
Berdasarkan status pernikahan, responden pada penelitian ini terdiri dari
15 orang berstatus sudah menikah dengan prosentase セQWLUEL@ dan 25
orang berstatus belum menikah dengan prosentase 62,5%. Dalam
penelitian ini, responden yang digunakan didominasi oleh yang berstatus
belum menikah.
Berdasarkan pendidikan, responden dalam penelitian ini yang memiliki
pendidikan SD (Sekolah Dasar) sebanyak 24 orang dengan prosentase
62,5%, berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama )sebanyak 10
orang dengan prosentase 25%,dan sisanya responden clengan
pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas ) sebanyak 6 orang dengan
prosentase 12,5%.
Berdasarkan usia, responden yang berusia 20 - 25 tahun sebanyak 18
orang dengan prosentase 45%, reponden yang berusia 26 - 30 tahun
sebanyak 13 orang dengan prosentase 35%, clan sisanya responden
yang berusia 31- 45 tahun sebanyak 9 orang dengan prosentase 20%.
4.2 Presentasi data
4.2.1 Uji Persyaratan
Penelitian ini menyajikan uji persyaratan dalam uji hipotesisnya, yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Arikunto (1998) menyatakan bahwa
pengujian normalitas sample itu harus dilakukan dengan teknik-teknik
tertentu, persyaratan normal tersebut harus lebih dulu diperiksa apakah
betul sudah memenuhi persyaratan yang dimaksud. Diantara
persyaratan tersebut, disamping normal juga harus homogen.
1.Uji normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu syarat menentukan dan melakukan
analisis lebih lanjut suatu data, uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno dalam