• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Terhadap Trafficking (Perdagangan Perempuan) dengan Motivasi Untuk Menjadi TKW ke Luar Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Terhadap Trafficking (Perdagangan Perempuan) dengan Motivasi Untuk Menjadi TKW ke Luar Negeri"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh SITI MAERAH

NIM: 101070023044

Skripsi ini diajukan untuk memenuhl sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATUllAH

JAKARTA

(2)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir mencapai Gelar Sarjana

Strata Satu (Si) Pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

SITI MAERAH

101070023044

DI Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Gセ@ <

-MMMMMセセ@

セM

Yasun M. Si lkhwan Lutfi, M. Si

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

(PERDAGANGAN PEREMPUAN) DENGAN MOTIVASI UNTUK MENJADI

TKW KE LUAR NEGERI telah diujikan dalam munaqasyah Fal<Ultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah ,Jakarta pada tanggal

06 Pebruari 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gel9r Sarjana Psikologi Program Strata Satu (

S 1 ).

Jakarta, 6 Pebruari, 2008

Sidang Munaqasyah,

Ketua M イセュァォ。ー@ Anggota,

I

..

M. Si.

M. Si.

Sekretaris eta gkap Anggota,

Pembimbing II, '\

セケセ@

セョ@

Lutfi. M. Si
(4)

(D) Hubungan Persepsi terhadap Trafficking (perdagangan perempuan) Dengan Motivasi untuk Menjadi TKW ke Luar Negeri

(E) Halaman : IX + 64

(F) Meskipun mendatangkan devisa bagi Negara serta meningkatnya kondisi ekonomi keluaragnya, pengirirnan TKW ke luar negeri dapat rnenimbulkan kekhawatiran, karena dari sifat pekerjaannya dan posisi tawar mereka yang lemah, tiadanya izin kerja yang legal menyebabkan mereka makin rentan terhadap perdagangan, bahkan bila mereka menjadi TKW secara legalpun, buruh migran masih saja rentan karena mereka seringkali kurang diberi perlindungan dinegara tujuan daripada pekerja lain, terutama bila rnereka bekerja di sektor informal.

Semua perdagangan manusia tidak legal, namun semua migrasi illegal belum tentu merupakan perdagangan manusia, dalam Protokol PBB tahun 2000 Trafficking di pahami sebagai perekrutan, pengiriman,

penempatan, dan pemulangan seseorang dengan menggunaan a11caman, kekerasan, pemaksaan lain, penipuan, penculikan, kecurangan,

penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, atau mernberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang lain untuk tujuan el<sploitasi

(Rossenberg, 2003)

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara persepsi terhadap

Trafficking dengan rnotivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri di PT Dwi

Guna Jaya Abadi yang berlokasi di JI. Halim Perdana kusurna Jaktim. Responden yang di jadikan sample berjumlah 40 orang calon TKW yang sudah pernah menjadi TKW. Pendekatan yang di gunakan adalah

kuantitatif sedangkan metodenya korelasional, pengumpulan data menggunakan skala model liker!, yang berupa kuisioner skala persepsi yang terdiri dari

74

item, dan skala motivasi

71

item. Pengolahan data dan semua perhitungannya menggunakan rumus statistic didapatkan

realibilitas pada skala persepsi sebesar 0,8565 dan motivasi 0,8318 dari hasil uji hipotesa didapatkan hasil r hitung sebesar 0,520 yang

nilainyalebih pada r table sebesar 0,312 pada taraf signifikansi 5%. Maka Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap trafficking dan motivasi untuk menjadi TKW.

(5)

セャィ。ュ、オャゥャャ。ィゥイ。「「ゥャG。ャ。ュゥョL@ segala puji syukur tak henti-hentinya penulis

Jcapkan bagi allah SWT, Sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ni dan mudah-mudahan mendapat Ridho-Nya. Shalawat dan salam tetap

ercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat dan para

lengikutnya yang tetap istiqomah di jalan-Nya.

<esederhanaan karya ini dapat selesai dengan penuh perjuangan serta

)engorbanan, tidak lepas dari bantuan serta dukungan baik secara materil

naupun imaterial dari berbagai pihak, pemberian saran, kritil< yang tak

henti-1entinya dan memotivasi agar karya ini terselesaikan. Untuk ilu, penulis ingin

T\enyampaikan rasa terima kasih secara langsung semua pihak yang telah

Tiembantu, yaitu:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, lbu Ora. Netty

Hartati, M.Si terima kasih dengan setulus hati atas ilmu serta wejangannya

yang sangat berharga kepada penulis

2. Pembantu Oekan Bidang Akademik, lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M.Si atas

ilmu serta dukungannya kepada penulis selama penulis menimba ilmu di

Fakultas Psikologi tercinta

3. Oosen pembimbing 1, Bapak Prof. Hamdan Yasun, M.si yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan

serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

4. Dosen Pembimbing 2, Bapak lkhwan Lutfi, M.si yang telah memberikan

motivasi dan masukan-masukannya yang sangat berharga kepada penulis.

5. Teruntuk separuh jiwaku: Ayah, lbu, curahan kasih sayang dan tetesan

keringat akan menjadi mutiara di akhir kelal<. Kakak, adik-adik dan

keponakan yang telah memberikan motivasi, serta doa yang telah kalian

(6)

Eva dan seluruh teman-teman yang tak dapat penulis sebutkan satu

persatu

l\khirnya penulis hanya berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis di catat oleh Allah SWT sebagai amal saleh yang penuh

keiklasan dan di balas pahala yang berlimpah ganda amien ... .

(7)

HALAMAN JUDUL. ... .

HALAllllAN PERSETUJUAN ... .

HALAMAN PENGESAHAN ... .

ABSTRAK ... .

KA TA PENGANTAR ... .

DAFTAR PUSTAKA ... .

DAFT AR T ABEL ... .

DAFTAR LAMPIRAN ... .

Bab 1 PENDAHULUAN... 1-12

1.1. Latar Belakang Masalah ... ... . ... .... ... .. . . ... . . .. . ... . .. . . .. . ... ... .... ... . .

1

1.2. ldentifikasi Masalah...

10

1.3. Pembatasan Masalah...

10

1.4. Perumusan Masalah...

11

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

11

1.5.1. Tujuan Penelitian...

11

1.5.2. Manfaat Penelitian...

11

1.6. Sistematika Penulisan...

12

(8)

2.2. Trafficking (Perdagangan Perempuan) ... 17

2.2.1. Pengertian Trafficking... 17

2.2.2. Faktor-faktor penyebab trafficking... 18

2.2.3. Unsur- Unsur Trafficking... 21

2.2.4. Kerentanan Dalarn Pengerahan TKW... 22

2.3. Motivasi ... 28

2.3.1. Pengertian Motivasi ... ... ... .... ... 28

2.3.2. Macarn- Macarn Motivasi .. .... ... .... .. ... ... .. ... .... ... 28

2.3.3. Fungsi-Fungsi Motivasi ... .... ... 30

2.3.4. Faktor-Faktor Yang Memotivasi Menjadi TKW ... 31

2.4. TKW... 33

2.4.1. Pengertian TKW ... 33

2.4.2. Syarat-Syarat Menjadi TKW ... 34

2.4.3. Prosedur Bekerja Ke Luar Negeri ... ... ... .. .... .. ... ... .. . .. . 35

2.5. Kerangka Berpikir ... 37

2.6. Hipotesa Penelitian ... 39

(9)

3.2.2 Sampel dan teknik penarikan Sampel... ... .. 42

3.3 Pengumpulan Data... 43

3.3.1. Metode Pengumpulan Data ... 43

3.3.2. lnstrumen Pengumpulan Data ... 43

3.4. Teknik Analisa Data ... 45

3.5. Prosedur Penelitian ... 47

Bab 4 PRESENTASI DAN ANALISA DAT A ... 49-58 4.1. Gambaran Um um Responden... ... .... ... .... . . ... .... ... .... ... 49

4.2. Presentasi Data... 51

4.2.1 Uji Persyaratan ... 51

4.2.1. Distribusi Penyebaran Skor Responden ... .. .. .... ... .... .... .. 54

4.2.3. Uji Hipotesis ... 56

Bab 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ... 59-64 5.1. Kesimpulan .... ... .... ... .... ... .... ... ... .... ... ... ... ... .... .. .... .... ... 59

5.2. Diskusi ... 59

5.3. Saran . . ... .... . .. . .. . .... ... .... ... ... ... . .. .. .. . ... ... ... 64

DAFT AR PUST AKA ... .

(10)

3.1. Bobot Nilai .. ... 43

3.2. Blue Print Skala Persepsi Terhadap Trafficking... 44

3.3. Blue Print Skala Motivasi ... 45

3.4. Kaidah Reliabilitas Guilford ""'"'"'"·""'·'"""""'""'"' ... ".. 47

4.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Status Pernikahan 49 4.2. Scatterplot Skala Persepsi Terhadap Trafficking... 52

4.3. Scatterplot Skala Motivasi .. ... ... .... ... ... ... 53

4.4. Uji Homogenitas .. . .. ... . .. .. .. .... ... .... ... . ... .... . .. ... .... .... ... . .... ... 54

4.5. Deskriptif Statistik ... 55

4.6. Skor Responden Secara Keseluruhan ... 56

(11)

BABI

PENDAHUlUAN

1.1. Latar belakang Masalah

Salah satu masalah mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia di

sepanjang perjalanannya sebagai bangsa merdeka adalah

pengangguran. Menurut menakertrans (dalam majalah nakertrans, 2004)

menyebutkan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan

pertambahan angkatan kerja, akibatnya pengangguran menjadi

fenomena mengemuka sekaligus menjadi salah satu masalah serius

dalam lingkaran persoalan nasional yang benama kemiskinan.

Pada saat pemerintah belum sepenuhnya berhasil mencari jalan keluar

atas persoalan pengangguran dan kemiskinan, fenomena buruh migran

atau lebih dikenal dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI} mengemuka, lni

mulai berlangsung dari tahun 1980-an sampai sekarang (Susilo, 2003).

Indonesia merupakan negara pengirim TKW terbesar di Asia Tenggara

setelah Filipina, Kepergian TKI ke luar negeri dilandasi oleh keinginan

mencari pekerjaan dengan penghasilan yang dapat digunakan untuk

(12)

Dari tahun 1980 jumlah TKI yang diproses oleh DepnakEir berjumlah

10.378 orang, pada tahun 1995 berjumlah 120.603 orang,tahun 1996

berjumlah 220.162 orang, tahun 1997 berjumlah 276.352 orang, tahun

1998 berjumlah 380.173 orang, sedangkan pada tahun :2005 jumlah

tersebut meningkat menjadi 474.310 orang (Hugo dalam Rossenberg,

2003)

Alasan-alasan seseorang untuk mencari pekerjaan dan memutuskan

untuk bekerja di luar negeri,antara lain: 1 ). Dilihat dari kondisi individu

dan rumah tangga buruh migran adalah: umur relatif muda, umumnya

berpendidikan rendah, keinginan untuk memperoleh penghasilan tinggi,

harapan untuk menunaikan ibadah haji untuk yang ke arab Saudi,

dukungan dan izin dari keluarga, terbatasnya pemilikan lahan; 2).Dilihat

dari kondisi desa asal: terbatasnya kesempatan kerja dan potensi SDA,

serta norma dan ikatan sosial yang tidak menghambat Proses Migrasi

TKW ke luar negeri;3). Dilihat dari kondisi negara tujuan: tingkat upah

lebih tinggi, adanya persamaan agama untuk yang ke Timur Tengah,

adanya kerabat atau teman sekampung yang sudah terlebih dahulu

menjadi TKW ke luar negeri; 4). Faktor-faktor lainnya: pemgaruh

keberhasilan teman sekampung, ada lembaga yang membantu proses

(13)

Apalagi upah TKW di luar negeri sangat menggiurkan, menurut

peraturan resmi keimigrasian berbeda disetiap negara tujuan misalnya:

di Hongkong upah TKW adalah HKD 3670/bulan (sekitar 4 juta), di

Singapura sebesar $D 330 (sekitar 1,5 juta), di Timur Tengah sekitar SR

600(sekitar 1,4 juta), dan di Malaysia RM 300-400 (sekitar 680-900 ribu)

nilai rupiah tergantung fluktuasi kurs. Menurut Menakertrans Errnan

Suparno menyebutkan penghasilan/remitansi dari buruh migran

memberikan kontribusi yang berarti kepada ekonomi nasional yaitu

sekitar US$ 2,5 milyar/tahun, pada tahun 2001 remitansi yang masuk

sekitar US$ 1, 1 milyar, ditahun 2002 meningkat menjadi US$ 2,93

milyar, sampai akhir 2005 mencapai jumlah US$ 3, 1 milyar, sedangkan

untuk tahun 2006 mencapai US$ 3,5-4 milyar

Maka dari itu kalau berbicara tentang remitansi maka tidaklah berlebihan

kalau TKW disebut pahlawan devisa negara, mengingat jumlah remitansi

yang berhasil dikirim ke Indonesia cukup besar.(Susilo, 2003)

Akan tetapi meskipun banyak mendatangkan devisa bagi Negara serta

meningkatnya kondisi ekonomi keluaragnya, pengiriman TKW ke luar

negeri dapat menimbulkan kekhawatiran, karena dari sifat pekerjaannya

dan posisi tawar mereka yang lemah, tiadanya izin kerja yang sah atau

tidak resmi menyebabkan mereka makin rentan terhadap perdagangan,

(14)

dinegara tujuan daripada pekerja lain, terutama bila mereka bekerja di

sektor informal.

Memang, menjadi TKW bisa disebut ァ。ュー。ョァMァ。ュー。ョセQ@ susah,

Gampangnya tidak memerlukan pendidikan tinggi asalkan berminat dan

berbadan sehat bisa menjadi TKW, Apalagi banyak kisah sukses para

TKW yang rnemberikan kontribusi positif mereka terhadap keluarganya,

daerahnya, dan bangsanya (yang setidaknya berupa aliran devisa), akan

tetapi banyak pula yang gagal dan mengalami tindak kekerasan.

Sebut saja Marni (16 tahun), karena tergiur melihat tetangga yang

sukses menjadi TKW, akhirnya iapun dengan bantuan sponsor

mendaftarkan pada PJTKI yang resmi dam tanpa dipungut bayaran,

tetapi marni harus menyetujui bahwa gajinya akan dipotong 7 bulan gaji.

Semuanya berjalan cukup cepat, tidak kurang dari

1

bulan akhirnya

Marni diberangkatkan, paspor marni dikeluarkan oleh kantor imigrasi

Soekarno Hatta, alamat dalam paspor dipalsukan, dan ia dijanjikan

mendapat gaji us$ 240 perbulan. Setibanya di Negara tujuan ia

dipekerjakan pada sepasang suami isteri yang sama- sama pelaku

bisnis. Majikan perempuan sangat kejam, setiap hari marni disiksa

dengan tendangan, cakaran dan pukulan, bahkan pernah pula

menusuk-nusuk tangan kanan mami dengan pisau. Setiap kali kedua majikannya

ribut maka Marni selalu menjadi sasaran. Selama

10

bulan bekerja tidal<
(15)

hari ia hanya makan sekali itupun nasi yang sudah basi bahkan sering

hanya diberi sekerat roti. pekerjaan yang harus dikerjakan Marni selain

melakukan sernua pekerjaan kerumah tanggaan (masak, mencuci,

mernbersihkan rumah) juga mengasuh tiga orang anak majikan

masing-masing berumur satu tahun, dua tahun dan tiga tahun. Marni sudah tidak

tahan dengan siksaan yang setiap hari dirasakan tapi tidak ada

kesempatan untuk lari. Suatu saat, Marni dipukuli oleh majikan

perernpuan. Karena majikannya marah besar, pintu lupa di kunci.

Kesempatan itu dipergunakan oleh marni untuk melarikan diri dengan

dibantu oleh satpam yang memanggilkan taksi, Marni mengadu ke KBRI

dan tinggal disana selama 2 hari kemudian dijemput oleh agen dan

rninta segera dipulangkan sementara kondisi tubuh sEimakin lemah.

ltu adalah salah satu kasus yang di tangani oleh solidaritas perempuan

(2002), yang bisa dikategorilcan trafficking. Adapun definisi trafficking

menurut protokol PBB adalah: Perekrutan, pengiriman, penempatan, dan

pemulangan seseorang dengan atau tanpa persetujuan korban atau

dengan persetujuan dari mereka yang diperoleh melalui: penggunaan

ancaman/kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,

penyekapan, penjeratan utang, kebohongan, kecurangan, bujuk rayu

atau memberi atau menerima bayaran atau manfaat untuk memperoleh

ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas ッイ。ョセj@ lain untuk tujuan:

(16)

Trafficking

atau perdagangan perempuan dirasakan semakin marak,

narnun karena merupakan perbuatan yang terselubung dan illegal,

datanya secara kuantitatif sangat sulit diperoleh, Pihak kepilisian hanya

mencatat kasus-kasus perdagangan orang yang dilaporl<an atau

terungkap oleh penyelidikan oleh pihak berwajib, data Mabes Polri

rnenunjukan dari tahun ke tahun terlihat adanya fluktuasi jurnlah kasus

dan cakupan wilayah kejadian

trafficking

(1999:173 kasus di 14 wilayah;

2000: 24 kasus di 14 wilayah;2001:179 kasus di 17 wila1rah; 2002: 155

kasus di 18 wilayah; 2003: 125 kasus di 9 wilayah( Hardijanto, 2004)

Sedangkan modus operandi

trafficking

berkaitan erat dengan pekerjaa11

yang banyak dijadikan sebagai tujuan perdagangan perempuan yaitu:

TKW-PRT, PSK, pekerja jermal, Peodefol dan perbudakan yang

berkedok pengantin pesanan atau kawin kontrak. Dalam penelitian ini

penulis hanya membahas bentuk kejahatan terhadap TKW-PRT.

Menjadi TKW rentan terhadap

trafficking,

jika salah satu dari Proses:

yang indikatomya perekrutan, pengiriman, penempatan, pemulangan.

Dengan rnenggunakan jalan/ cara mengendalika korban dengan:

ancaman/ kekerasan fisik dan seksual, penyalahgunaan kekuasaan/

posisi rentan, penyekapan dan penipuan/ penjeratan utang, untuk

Tujuan: eksploitasi kerja yang tercanturn dalam protoc:ol PBB terpenuhi,

(17)

anak yang berusia di bawah

18

tahun persetujuan menjadi tidak reteven,

baik dengan memakai atau tidak dengan cara diatas(Hossenberg,2003)

Dari identifikasi modus trafficking diatas, hampir semuanya memiliki pola

yang sama, sebagaimana yang tercantum dalam protokol PBB terbagi

dalam 4 tahap, diantaranya: (1). Pola perekrutan mempertimbangkan

kondisi sosial ekonomi/ budaya dengan daerah asal

diantaranya:diiming-iming kerja enak

dan gaji besar, terjerat utang, dll. (2). Pola pengiriman Trafficking

membutuhkan tempat persinggahan sementara, dalam pengiriman TKW

misalnya dipenampungan PJTKI bentuk kerentanannya antara lain:

Pemalsuan identitas, menunggu terlalu lama,diperlakukan tidak

manusiawi,dll

(3). Pola penempatan/ di tempat kerja bentuk kerentanannya antara lain:

kerja tidak sesuai kontrak kerja, paspor ditahan, penganiayaan/

pelecehan seksual, PHK sepihak, dll.(4). Pola pemulangan bentuk

kerentanannya antara lain: pengelabuan, pemerasan, dll (Lembar Suara

Apik, 2006)

Adapun penyebab terjadinya trafficking yaitu: kemiskinan, karena

ketiadaan akte kelahiran, kurangnya pendidikan dan ォ・エQセイ。ューゥャ。ョL@

(18)

Begitu banyak faktor-faktor yang menyebabkan perdagangan

perempuan, sehingga dapat menimbulkan persepsi ケ。ョAセ@ berbeda oleh

setiap orang tergantung sudut pandangnya. Persepsi m1:1rupakan

pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan (Rahrnat, 2004 ).

,Persepsi tentang Trafficking setiap orang berbeda-beda ada yang

memberikan persepsi negatif karena memang dari faktor-faktor tersebut

dapat rnenyebabkan mereka rentan terjebak dalam perdagangan yang

menempatkan perempuan pada posisi yang beresiko khususnya

kesehatannya baik fisik maupun mental spiritual, dan juga rawan

terhadap tindak kekerasan, kehamilan yang tidal< dikehendaki, dan

penyakit seksual menular termasuk HIV/AID. Sebaliknya, ada pula yang

memberikan persepsi yang biasa/ wajar tentang trafficking yang

umumnya karena tidal< memahami akan hak- hak serta lemahnya

perangkat hukum di Indonesia untuk menjaring orang yang melakukan

pelanggaran terhadap anak menjadi faktor meningkatnya perdagangan.

Di satu sisi Jika persepsi yang terbentuk adalah negatif, akan

memandang trafficking merupakan satu bentuk pelanggaran hukum

yang melecehkan martabat manusia, manusia mempunyai martabat dan

hak asasi yang sangat tinggi sehingga sangat tidak manusiawi

(19)

perbuatan jahiliyah yang menjadikan manusia sebagai budak, karena

manusia bukanlah untuk diperdagangkan.

Di sisi lain, ada juga yang memandang trafficking suatu hal yang biasa

dan wajar, hal ini disebabkan adanya kultur dimana perempuan harus

membantu keluarga, dalam hal ini menambah penghasilan, praktel< lain

yang umum diterima adalah menuntut perempuan untuk membayar

hutang, dan jika mereka terbukti tidak bersedia melunasinya maka

perusahaan akan menuntut mereka melalui jalur hukum, apalagi dipicu

kurangnya pendidikan sehingga tidak memahami akan hak-hak mereka,

Akan tetapi menjadi TKW yang rentan terhadap trafficking tidak banyak

mempengaruhi kejiwaan seseorang, bahkan motivasi m13njadi TKW

semakin kuat, apalagi melihat orang lain yang berhasil merubah

kehidupan dirinya, dan l<0nsep tentang pekerjaan yang tidak

memerlukan pendidikan tinggi, mudah didapat serta gaji yang tinggi

menjadi daya tarik mereka untuk kemudian berbondong··bondong

menjadiTKW

Hal ini menjadi panting dan menarik bagi penulis untuk rnelihat apakah

benar persepsi seseorang tentang trafficking dapat mengurangi minat

rnenjadi TKW ke luar negeri. Untuk itu penulis akan rnelakukan

penelitian dengan judul "Persepsi terhadap trafficking de•ngan motivasi

(20)

1.2 ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut , maka masalah yang hendak

diteliti dapat di ldentifikasikan sebagai berikut :

1. Seperti apa kerentanan TKW-PRT yang masuk l<ategori

Trafficking?

2. Bagaimanakah persepsi terhadap trafficking?

3. Bagaimana tingkat motivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri?

4. Apakah ada hubungan antara persepsi TKW tentang Trafficking

dengan motivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri?

1.3 Pembatasan Masalah

Agar Penelitian ini lebih terfokus pada masalah yang akan diungkap,

maka permasalahan dalam penelitian ini di batasi sebagai berikut :

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah calon TKW yang

ada di PJTKI PT Dwi Guna Jaya Abadi yang terletak di JI. Komodor

Halim Perdana Kusuma Jaktim yang akan diberangkatkan ke luar negeri

di kawasan timur tengah, memiliki latar belakang pendidikan minimal SD

sebelumnya sudah berpengalaman menjadi TKW, hal ini untuk

mengetahui bagaimana persepsi tentang trafficking, dimana menjadi

(21)

Yang dirnaksud persepsi tentang trafficking adalah skor yang diperoleh

melalui penyebaran skala yang diberikan l<epada responden mengenai

unsur-unsur trafficking yang tercantum dalam protokol PBB tahun 2000,

Sedangkan untuk motivasi menjadi TKW ke luar negeri adalah skor yang

diperoleh melalui penyebaran skala yang mencakup motivasi instrinsik

dan ekstrinsik.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara

persepsi tentang trafficking dengan motivasi untuk ュ・ョェ[セ、ゥ@ TKW ke luar

negeri?

1.5 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah "Mengetahui apakah

ada hubungan antara persepsi terhadap motivasi"

1.5.2. Manfaat Penelitian

Diharapkan dalam penelitian ini mempunyai manfaat :

a). Manfaat Teoritis

(22)

seseorang terhadap motivasi yang dimunculkan, ォィオセ[オウNョケ。@ persepsi

tentang

trafficking

dengan motivasi untuk menjadi TKW ke luar negeri,

dan sebagai panduan bagi penelitian lanjutan yang terkait dengan

permasalahan ini

b). Manfaat Praktis

Secara praktis dapat memberikan informasi tentang kerentanan TKW

supaya lebih memahami sehingga tidak menjadi korban

trafficking

1.6. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, masing-masing berisi uraian sebagai berikut:

Bab

1 :

Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, ldentifikasi

masalah, pembatasan masalah penelitian, Perurnusan Masalah, tujuan

dan rnanfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab 2 : Kajian Pustaka rneliputi teori-teori yang berhubungan 、・ョセQ。ョ@

masalah yang akan diteliti yaitu: persepsi, motivasi, TKW,

Trafficking,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian

Bab 3 : Metodologi penelitian pada bagian ini berisi tentang metode

penelitian yang digunakan berupa: jenis penelitian,pemdekatan dan

metode penelitian, dan pernbahasan hasil penelitian.

Bab 4 : Analisis hasil penelitian hasil penelitian ini terdiri dari gambaran

urnurn subyek penelitian, deskripsi data penelitian, dan pernbahasan

(23)

2.1 . PERSEPSI

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

2.1:1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan atau dengan kata lain persepsi ialah memberikan

makna pada situasi inderawi (Desiderarto, dalam Rakhmat, 2004)

Persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menjadi sadar adanya

sifat atau hubungan melalui panca indera, apa yang dihayati akan

terpengaruh oleh pengalaman dan pengetahuan masa lalu sehingga

persepsi bukan sekedar perekam pasif dan stimulus yang mengenai

panca indera (Atkinson, 1999)

Persepsi adalah fungsi yang penting dalam kehidupan, yang dengannya

makhluk hidup mengerti apa yang akan menyakitinya, hingga dengannya

ia pun segera menjauh, disamping itu juga mengerti apa manfaatnya dan

· karenanya maka ia al<an berusaha untuk mencapainya (Najati, 2001)

(24)

dan diinterpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang di

inderakannya itu (Davidoff, 1988)

Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap

stimulus yang diterima sehingga merupakan aktivitas psikologis dalam

diri individu, pada hakikatnya adalah proses kognitif yan9 dialami oleh

setiap orang dalam menilai informasi tentang lingkungan, baik lewat

penglihatan, pendengaran dan penghayatan perasaan (dalam Walgito,

1999)

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Persepsi

merupakan pandangan seseorang tentang suatu hal berdasarkan

informasi yang ia peroleh baik dari pengalaman, penglihatan,

pendengaran atau stimulus inderawi lainnya.

Sedangkan Persepsi menurut penulis adalah suatu proses seseorang

dalam melihat, mengamati, dan menafsirkan suatu objek, kejadian atau

peristiwa yang terlihat oleh panca indra kemudian di masukan ke dalam

memori kita sehingga akan membentuk suatu kesan atau pemahaman

(25)

2.1.2 Proses terjadinya persepsi

Mempersepsikan sesuatu tidak terjadi begitu saja, tetapi ada unsur yang

dapat menciptakan sebuah persepsi atau suatu proses yang dapat

memubuat terjadinya suatu persepsi (walgito, 1999)

Persepsi bermula dari pengindraan, hal ini berarti bahwa terjadinya

proses ini dirangsang kehadiran sesuatu/ sekumpulan objek yang

tertangkap oleh alat-alat indra manusia, informasi yang disalurkan

kedalam alat pikiran, kemudian mengalami beberapa tahapan

pengolahan; mulai dari seleksi dan organisasi dari rangsang-rangsang

atau stimuli yang diterima dan berakhir pada penafsiran (interpretasi)

mengenai keseluruhannya.

Ketiga tahapan proses tersebut dalam kenyataannya terjadi secara

kurang lebih serentak dan tumpang tindih, karena pada dasarnya

keseluruhan proses ini berjalan dalam waktu yang relatif amat sangat

dan segera

(wibowo, dalam Hasbi 2007)

Persepsi harus dibedakan dari proses indrawi, proses indrawi adalah

proses kerja indra kita, dan proses persepsi adalah cara kita memproses

(26)

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

Persepsi setiap orang dalam memandang suatu objek akan berbecfa

satu sama lain, karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada proses

penginderaan.

Adapun yang mempengaruhi perbedaan Persepsi menurut Sarwono

(2000) adalah sebagai berikut :

1.

Motif adalah faktor internal yang dapat ュ・イ。ョァウ。ョセQ@ perhatian dan

dapat menyebabkan munculnya keinginan individu untuk

melakukan sesuatu dan sebaliknya.

2. Kesediaan dan harapan, hal ini akan menentukan pesan mana

yang akan dipilih itu akan di tata dan di interpretasikan

3. Kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan

persepsi, misalnya Adan B berjalan-jalan dipusat pertokoan.A,

yang kebetulan sedang lapar mempersepsikan kompleks itu

restoran yang berisi makanan lezat, sedangkan B yang sedang

ingin membeli sebuah arloji mengamati komplek itu sebagai deretan

toko kelontong.

4. Pengulangan, suatu rangsang yang muncul atau terjadi secara

berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik

jenuh.

5. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh

(27)

2.2.

TRAFFICKING

(Perdagangan Perempuan)

2.2.1 Pengertian

Trafficking

Kata Trafficking merupakan kata adopsi dari bahasa inggris yang artinya

perdagangan orang, meskipun demikian, belum ada kesepakatan bulat

bahwa kata "perdagangan" layak diperuntukan bagi "rnanusia" karena,

yang pantas diperdagangkan hanyalah benda. Hal yang mendasar

dalam perbuatan trafficking terdapat prinsip jual beli.

Devinisi trafficking menurut Protokol PBB tahun 2000 untuk mencegah,

memberantas dan menghukum perdagangan manusia, khususnya

kekerasan terhadap perempuan, memasukan devinisi trafficking di

pahami sebagai:

Perekrutan, pengiriman, penempatan, dan pemulangan seseorang

dengan atau tanpa persetujuan korban atau dengan persetujuan

dari mereka yang diperoleh melalui: penggunaan

ancaman/kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi

rentan, penyekapan, penjeratan utang, kebohongan, kecurangan,

bujuk rayu atau memberi atau menerima bayaran atau rnanfaat

untuk memperoleh ijin dari orang yang mempunyai wewenang atas

orang lain untuk tujuan: eksploitasi atau mengakibatkan orang

tereksploitasi (Rossenberg,2003)

Devinisi yang lainnya mengenai trafficking, Wijers dan lap-chew tahun

1999 yang di kutip oleh Steve Cook (2005) sebagai berikut:

(28)

untuk pekerjaan atau jasa, dengan menggunakan kekerasan atau

ancaman kekerasan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi

dominan, penjeratan utang, penipuan atau bentuk-bentuk

pemaksaan lain untuk tujuan eksploitasi.

Berdasarkan devinisi tersebut secara umum trafficking adalah perbuatan

seseorang/ sekelompok orang dengan tanpa persetujuan korban yang

diperoleh melalui kecurangan atau bujuk rayu demi keuntungan si

pelaku, dengan menyerahkan, menjual dan memanfaatkan perempuan

untuk dijadikan TKW atau pekerjaan lainnya.

2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Trafficking

Kemiskinan seringkali dijadikan alasan utama penyebab trafficking, ini

didasarkan bahwa daerah asal memiliki masalah kemiskinan, asumsi

tersebut kemudian dibantah dengan memperhatikan, misalnya,

Indonesia ternyata juga menjadi daerah tujuan, maka kemiskinan

sebenamya bukan satu-satunya penyebab, karena itu bEirsifat kompleks

dan saling terkait satu sama lainnya

Adapun penyebab Trafficking menurut Rosenberg (2003) adalah:

1. Ketiadaan akte kelahiran

Rendahnya registrasi kelahiran khususnya dikalangan masyarakat

(29)

dipalsukan untuk memperoleh dokumen perlengkapan

pemberangkatan bermigrasi

2. Tingkat pendidikan yang rendah

Mempengaruhi kecenderungan orang memilih kerja disektor

informal atau menikah bagi perempuan, suatu pilihan yang

dianggap tidak memerlukan klasifikasi prasyarat administratif dan

disertai dengan iming-iming materi yang dimanfaatl<an oleh calo.

3. Kontel<s budaya

Indonesia merupal<an Negara multil<ultural yang sebagaian besar

pengaruh l<ebudayaan tersebut melemahl<an posisi perempuan

keluarga atau perkawinan, Kemudian ada praktek ijon yakni Praktek

meminjamkan atau membayarkan tenaga sendiri/salah satu

anggota keluarga guna membayar utang atau mendapatkan

penghasilan sebagaistrategi bertahan hidup, kebiasaan

menikahkan anak pada usia dini merupakan salah satu budaya

yang masih dianut oleh kebanyakan masyarakat sampai saat ini

disebabkan beberapa alasan: a).Kepercayaan dibanyak l<omunitas

bahwa perempuan mencapai kedewasaan setelah menstruasi

pertamanya, Karena itu, setelah menstruasi perempuan harus

segera dinikahl<an, Praktel< ini pada umumnya masih diiaksanakan

di daerah jawa dan sunda. b).Adanya ketakutan .iika seseorang

perempuan tidak menikah berarti tidak laku atau dianggap sebagai

(30)

-perempuan yang dianggap sebagai kehormatan dan kesucian yang

mempunyai arti sangat penting. d). Kemiskinan, lebih cepat anak

menikah maka beban tanggung jawab secara ekonomi akan

berkurang

4. Dampak korupsi terhadap perdagangan

Mekanisme prosedur untuk memperoleh paspor sangat berkelit ini

disebabkan adanya pungutan liar dari oknum yang mengurusi

dokumen irnigrasi apabila ada TKW yang hendak bekelja diluar

negeri, Keadaan ini sering mengakibatkan terjadinya pemalsuan

dokumen sehingga pemberangkatan buruh migran melalui jalur

yang tidak resrni.

Menurut Soedijar (2004) faktor penarik teljadinya traflicking adalah:

1) Pengaruh secara langsung karena pengaruh teman, tetangga yang

telah berhasil merubah kehidupan dirinya, konsep tentang pekerjaan

yang tidak memerlukan pendidikan tinggi, mudah didapat serta gaji

yang tinggi

2) Pengaruh secara tidal< langsung melalui media/elektronik terutama

TV yang menghadirkan tayangan sinetron, pentas musik dengan

menampilkan gaya hidup modem dan berlebihan,sehingga dapat

menimbulkan kecemburuan sosial bagi perempuan pedesaan.

(31)

Kontrol sosial yang menurun, sumber kebahagiaan di ukur dari

kepemilikan materi saja dan toleransi terhadap penyimpangan sosial

merupakan stimulus terjadinya traffciking.

2.2.3 Unsur-unsur

trafficking

Berdasarkan definisi dari protokol PBB tahun 2000 dapat disimpulkan

bahwa unsur-unsur dari trafficking memuat 3 elemen berbeda ケ。ョセQ@

saling berkaitan(Rossenberg, 2003) yaitu:1) Proses meliputi perekrutan,

pengiriman, penempatan, dan pemulangan. 2)Sarana (cara)

mengendalikan korban meliputi penggunaan ancaman/ kekerasan fisik

dan seksual, penipuan, penjeratan utang dan. 3)Tujuan: eksploitasi kerja

Ada banyak situasi dimana TKW beresiko menjadi korban trafficking,

karena itu harus diperhartikan dengan cara apa pelaku rnemfasilitasi dan

menciptakan situasi perdagangan (Rossenberg, 2003), rnisalnya:

.. Ketika seorang perempuan secara sadar memilih untuk bekerja ke

luar negeri sebagai TKW dan menernukan kondisi kerja yang

dijanjikan sesuai dengan yang diterimanya.

lni bukanlah perdagangan untuk tujuan eksp/oitasi kE1rja

.. Ketika seorang perempuan dengan sukarela memilih untuk

bermigrasi sebagai TKW dan menemukan bahwa kondisi kerja dan

(32)

lni adalah kasus perdagangan untuk tujuan eksploitasi kerja karena

ia ditipu mengenai kondisi kerja dan tinggalnya

• Ketika seorang perempuan berumur 16 tahun didorong oleh

keluarganya untuk menjadi TKW dan ia melakukannya dengan

sukarela

/ni adalah perdagangan, menurut definisi yang digunakan, seorang

anak yang berumur dibawah 18 tahun tidak dapat memberikan

persetujuannya untuk menjadi TKW ke luar negeri

• Ketika seorang perempuan, terpaksa menjadi TKVV ke luar negeri

karena penjeratan utang,dapat mengundurkan diri setelah melunasi

utangnya namun dan memilih untuk memperpanjang kontrak menjadi

TKW.

Meski kasusnya ketika pertama kali ia menjadi TKW merupakan

perdagangan, keputusannya untuk menambah kontrak menjadi TKW

setelah utangnya tunas bukanlah kasus perdagangan

2.2.4. Kerentanan dalam pengerahan TKW ke l..mu ョ」セァ・イゥ@

Adapun menurut Nur wahyuni (2002) dampak penyimpangan yang

menimpa TKW di Saudi Arabia adalah sebagai berikut:

1. Dampak penyimpangan yang disebabl<an birokrasif instansi terkait;

a).Depnaker merasa tidak bertanggung jawab terhadap TKW yang

(33)

menurut Depnaker itu menjadi tanggung jawab PJTl<:t, padahal

penyelenggara BLK adalah depnaker, jadi depnaker menjadi penentu

terakhir layak atau tidak untuk bekerja di luar negeri, sehingga kalau

terjadi kasus dan kemudian pemerintah cuci tangan maka

penyelesaiannya semakin tidak jelas siapa yang bertanggung jawab.

b). Pemerintah dalam hal ini depnaker jika menerimai aduan dari

TKW hanya akan berusaha menjadi mediator antara TKW dengan

majikan atau PJTKI

c). Depnaker tidak banyak membela kepentingan TKW hanya

menyediakan tempat penampungan bagi TKW yang bermasalah, tapi

adapula PJTKI yang bertanggungjawab walau jumlahnya tidak

banyak, padahal seharusnya pemerintah mengambil tindakan seperti

memberi sangsi bagi perusahan yang tidak bertanggung jawab,

masalah tanggung jawab sering dikeluhkan PJTKI sEibab sudah

diwajibkan membayar uang jaminan ke asosiasi PJTKI tetapi ketika

ada masalah masih saja diwajibkan bertanggung jawab.

d). Banyak para calo yang mengatas namakan pegawai depnaker

atau oknum pegawai depnaker menjadi calo, dengan mencari calon

TKW, kemudian untuk memprosesnya oknum tersebut bekerja sama

dengan PJTKI mana saja sebab oknum tersebut memiliki posisi

tawar lebih tinggi di banding PJTKI dengan keadaan seperti ini tentu

saja mempunyai dampak melemahkan posisi pemerintah dalam

(34)

---e). Tidak ada sangsi bagi PJTKI illegal paling hanya membubarkan

saja, padahal PJTKI yang illegal jumlahnya banyak tetpi tidak

terdetaksi oleh pemerintah.

2. Penyimpangan yang disebabkan oleh PJTKI yaitu:

a) Pungutan terhadap gaji TKW secara sepihak yang dilakukan oleh

PJTKI dengan dalih sebagai ganti biaya administrasi, padahal

seorang TKW sudah dibiayai oleh majikan yang akan

memperkerjakannya, warga arab Saudi yang akan memperkerjakan

orang asing mengeluarkan uang senilai SR 7200(sekitar 7,2

juta)uang tersebut untuk tiket dan persiapan yang harus dilakukan di

Indonesia (komite nasional pengerahan tenaga kerja arab Saudi 14

nov 1997)artinya ada pengeluaran atau biaya ganda dari pengguna

TKW itu sendiri, hal

ini

tidak mungkin tanpa sepengetahuan

pemerintah.

b) Dengan alasan birokrasi berbelit-belit PJTKI tidak jarang

mengambil jalan pintas contohnya adalah memalsukan identitas

TKW, sehingga jika TKW yang bersangkutan tertimpa kasusakan

sulit di atasi

c) PJTKI membuatkan KTP dengan dengan alamat baru dimana

TKW itu sendiri tidak mengetahuinya dan akan berdampak sama

yakni akan menyulitkan TKW, jika yang bersangkutan terkena kasus

(35)

a) Majikan tidak bertanggung jawab seperti tidak membayar gaji

sesuai dengan perjanjian, dan perusahaan pengirim tidak bisa

berbuat banyak mengingat berbagai alas an dan yang sering adalah

pekerja yang bersangkutan kurang memuaskan padahal majikan

sudah mengeluarkan biaya besar untuk TKW tersebut

b) Majikan mengidap penyakit seperti kelainan jiwa, sehingga

tingkah lakunya sering menyimpang dan membuat TKW ketakutan

kemudian melarikan diri, perbuatan tersebut selain merugikan

majikan, PJTKI juga TKW itu sendiri

c) Perbuatan majikan yang kurang etis terhadap TKW, karena sudah

rnengeluarkan biaya besar dan merasa berkuasa sehingga berprilaku

seenaknya ditambah dengan perbedaan kelas , budaya, bahasa, dan

adap istiadat, kesadaran akan rasa belas kasihan dan tanggung

jawab rnenjadi tidak ada, yang ada hanya rasional yakni hokum jual

beli serta adanya ketergantungan

d) Jam bekerja yang tidak jelas dan cenderung kepada kemauan

rnajikan.

4 Dampak penyirnpangan yang disebabkan oleh TKVV dan tindak

kriminal meliputi:

a).Cek kesehatan yang tidak diteliti, sehingga penyakit yang di idap

TKW baru diketahui setelah berada di arab Saudi sehingga yang

bersangkutan dipulangkan kembali

(36)

secepatnya untuk menutupi biaya pemberangkatan padahal TKW

baru bekerja beberapa bulan.

2.2.5. Dampak resiko terhadap korban perdagangan perempuan

Menurut Saman (2005) faktor resiko terhadap trafficking adalah cacat

fisik cacat mental, terjangkit penyakit menular dan beresiko tinggi tertular

penyakit HIV/AIDS, gangguan masalah reproduksi, aborsi yang tidak

aman, penyakit menular seksual, dan bahkan kekerasan seksual.

Adapun upaya yang diperlukan untuk mencegah terjadinya trafficking

(dalam lembar info APIK, 2006) adalah:

Pemberian hukuman yang seberat-beratnya kepada sindikat trafficking

Pemberian pendidikan dasar dan pelatihan yang releven dan berkualitas

kepada perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang

menguntungkan

pemberian penyuluhan dan penyebarluasan informasi melalui media

cetak dan elektronik pada setiap kasus

selain itu pandangan masyarakat yang mengobjekan perempuan (yang

berasal dari budaya patriarki) juga harus pelan-pelan di berantas.

(37)

2.3. MOTIVASI

2.3.1. Pengertian Motivasi

lstilah Motivasi secara estimologis berasal dari bahasa latin yaitu

movere, yang berarti to move (mendorong atau menggerakan).

Secara terminologis motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakan

manusia kearah suatu tujuan tertentu (Stanford dalarn Hasbi, 2007)

Begitu juga halnya dengan Hasibuan (2000) yang mengartikan motivasi

kerja sebagai hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

prilaku manusia agar mau bekerja giat, dan antusias rnencapai hasil

yang optimal.

Berdasarkan pengertian Motivasi kerja diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa motivasi dalam bekerja tidak terjadi begitu saja, walaupun sudah

memiliki komitmen dan persepsi yang baik terhadap suatu pekerjaan

tetapi pada dasamya ada tiga unsur mendasar yang melahirkan suatu

motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan (dalam Munandar, 2001)

2.3.2 Macam- Macam Motivasi

Motivasi memiliki berbagai macam pendapat dari para ahli, di antaranya:

1) Kebutuhan-Kebutuhan organis yaitu motivasi yang bcerkaitan dengan

(38)

c).Fasilitas yang kurang memadai setiba ditanah air sehingga TKW

memilih alternative sendiri untuk kembali ke kampung halamannya dan

itu potensial untuk terjadinya tindak kriminal

d).Karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman TKW dalam

perjalanan pulang berpotensi untuk tindakan pelecehan.

5. Selain menghadapi berbagai penyimpangan tersebut kesulitan yang

dihadapi para TKW yang dilakukan oleh sponsor meliputi;

a) Para calon TKW diberitahu dengan pasti kapan berangkat dan

diiming-iming gaji besar

b) Seringkall perusahaan tenaga kerja Saudi Arabia memberi

panggilan visa untuk bekerja disana sesuai dengan yang diperlukan,

tetapi oleh PJTKI diisi oleh TKW tidak sesuai yang dibutuhkan, PJTKI

memalsukan identitas yang dikirim sehingga sampai disana

mengalami kesulitan

c) PJTKI seringkali menawarkan jaminan-jaminan atas nama

depnaker misalnya uang ganti rugi jika tidal< jadi bekerja, uang

kesehatan, dan tabungan, tetapi jika dituntut TKW seiringkali

menemui jalan buntu

d) Calon TKW setelah mendaftar kepada PJTKI maka aturan-aturan

PJTKI lebih banyak berperan bukan aturan dari depnaker

e) Bagi calon TKW yang tidak mempunyai modal atau uang muka,

PJTKI menanggulangi dengan jaminan pemotongan gaji selama

(39)

---··'----·-.-J--2) Motivasi darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri

contohnya dorongan untuk berusaha, dalam hal ini motivasi timbul

atas keinginan seseorang tetapi karena pengaruh dari luar

3) Motivasi objektif, yaitu motivasi yang di arahkan kepada objek atau

tujuan tertentu di sekitarnya. Motiv ini mencakup

kebutuhan-kebutuhan untuk menaruh minat, motivasi ini timbul karena dorongan

untuk menghadapi dunla secara nyata (Woolfolk dalam Hasbi, 2007)

Muhibbin Syah ( 1999) mengelompokan motivasi ke dalam 2 kategori

yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik adalah sebagai berikut:

1. Motivasi instrinsik ( faktor internal)

Adalah motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri tanpa paksan

dari luar dirinya, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu, motivasi instrinsik dapat menjadikan

seseorang tidak merasa terpaksa dalam mengikuti suatu aktivitas

Sama halnya dengan motivasi individu menjadi TKW yang didasari

atas keinginan sendiri misalnya: keinginan memperbaiki ekonomi/

gaji besar dan mencari pengalaman

2. Motivasi ekstrinsik

Adalah motivasi yang muncul apabila ada rangsangan dari luar, pada

(40)

tertentu. Karena itu, motivasi eksentik di katakana sebagai bentuk

motivasi yang di dalam aktivitasnya di mulai dan di teruskan

berdasarkan dorongan dari luar yang secara tidak mutlak berkaitan

dengan al<tivitas tersebut lndividu termotivasi melakukan suatu

aktivitas demi alasan tertentu, misalnya karena status sosial, aclanya

dukungan keluarga dan ajakan teman

Melihat kajian tentang manusia, manusia terbagi dari 2 unsur, yaitu; fisik

dan psikis, maka pembagian motivasi cukup ada

2

yaitu motivasi

fisiologis dan motivasi psikis.

Adapun motivasi menjadi

TKW

bisa di golongkan dalam motivasi

fisiologis, karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi atau

materi dan keinginan untuk memperbaiki clan meningkatkan taraf hidup.

2.3.3. F1.mgsi-f1.mgsi Motivasi

Menurut Alisuf Sobri (1996) fungsi motivasi aclalah;

1) Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan yang ingin di

capai

2) Penentu arah perbuatan, yakni kearah yang hendak di capai

3) Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai

motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang

akan dicapai.

\

(41)

2.3.4. Faktor-faktor yang memotivasi menjadi TKW

Menurut Depnakertrans (2004) negara-negara yang menjadi tujuan

migrasi sebagian besar perempuan mereka memerlukan banyak

pembantu rumah tangga yang tidak terampil, dengan demikian merel<a

lebih suka mempekerjakan perempuan.

Adapun yang menjadi penyebab meningkatnya migrasi perempuan ke

luar negeri menurut Rossenberg (2003) adalah :

1) Perkembangan ekonomi yang pesat di Negara-negara tujuan dan

meningl<atnya permintaan terhadap TKW

2) Kebijakan migrasi tenaga kerja resmi dari pemerintah; di mana

perekrutan perempuan secara aktif digalakan melalui kerja sama

dengan PJTKI

3) Stereotif gender terhadap perempuan dalam situasi kerja yang

mencerminkan peran tradisional mereka sebagai pengasuh

4) Meningkatnya kemiskinan dalam konteks program penyesuaian

struktural yang menyebabkan penduduk pedesaan kehilangan tanah

dan menjadi miskin, sehingga mendorong perempuan untuk

memasuki pasar tenaga kerja

5) Kurangnya kesempatan kerja di dalam negeri yang rnemungkinkan

perempuan untuk mencari pekerjan yang lebih baik, meningkatkan

(42)

6) Meningkatnya ketergantungan keluarga pada perempuan, khususnya

di dalam rumah tangga yang kurang mampu.

Adapun menurut Adum Dasuki (1999) dari seluruh data yang

dikumpulkan dalam penelitian yang dilaksanakan di tulung agung jawa

timur setelah melalui proses analisis dan pembahasan dalam penelitian

tersebut menghasilan beberapa temuan antara lain:

a) Kondisi ekonomi keluarga atau rumah tangga yan!J serba

kekurangan, gaji (penghasilan) yang sangat tinggi sebagai TKW dan

keinginan untuk mencari serta mengumpulkan modal kerja,

merupakan faktor dominan yang memotivasi wanita rnenjadi TKW ke

luar negeri apalagi gaji di luar negeri lebih besar untuk ukuran buruh

migran.

b) Keinginan untuk terus memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

dan ekonomi keluarga menjadi sasaran paling utama dan esensial

dari wanita untuk menjadi TKW ke luar negeri, sebagian besar

menyatakan bahwa tujuan tersebut mencapai sasaran yang

diingikan, sehingga taraf hidup dan ekonomi mereka meningkat

c) Terjadi dampak sosial ekonomi yang cukup berarti (positif)terhadap

kehidupan keluarga serta TKW, karena sekembalinya dari luar negeri

(43)

Untuk mewujudkan niat bekerja di luar negeri, tidak jarang wanita dan

keluarganya merelakan harta seperti rumah, tanah, temak hewan,

ataupun barang berharga lain di jual atau dijadikan jaminan kepada

sponsor penyalur tenaga kerja.

Dengan jaminan itu segala keperluan dan biaya keberangkatan di

tanggung pihak pengerah, dan setelah TKW bersangkutan bekerja maka

ia harus mengembalikan segala biaya dengan cara mencicil yang

tentunya harus ditambah dengan bunga serta pungutan lain yang cukup

tinggi dan sering sangat membebani serta merugikan TKW sendiri

2.4. TENAGA KERJA WANITA (TKW)

2.4.1 Pengertian TKW

Dalam Undang-Undang Penempatan dan Pemulangan TKl(UUPPTKI)

No 39 tahun 2004 yang dimaksud dengan tenaga kerja indonesia adalah

setiap warga Negara Indonesia yang rnemenuhi syarat untuk bekerja

diluar negeri dalam jangka waktu tertentu dengan rnenerirna upah yang

telah disepakati kedua belah pihak.

Adapun definisi resmi TKI rnenurut pernerintah adalah seセエゥ。ー@ warga

Negara Indonesia yang mernenuhi syarat sebagai pencari kerja yang

akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemtirintah

(44)

Sari (2004) menyebutkan Buruh migran adalah TKI baik laki-laki dan

perempuan yang bekerja di luar negeri sebagai pembantu rumah tangga,

sopir, baby sister, buruh bangunan (konstruksi), buruh perkebunan,

perawat, restoran, pramuniaga dan sebagainya. lstilah yang popular

adalah TKI/ TKW.

Jadi TKW adalah wanita yang bekerja di luar negeri seperti ke Arab

saudi dan wilayahTimur tengah lainnya atau wilayah Asia fasifik seperti

Malaysia, Singapura, Hongkong, dll. adapun TKW sendiri terbagi dua

yaitu: TKW yang bekerja disektor formal dan informal. Dalam penelitian

ini TKW yang dimaksud oleh penulis adalah calon TKW yang bekerja di

sektor informal sebagai pembantu rumah tangga.

2.4.2. Syarat-Syarat menjadi TKW

Menurut Solidaritas Perempuan (2002) banyak masyarakat yang

berminat menjadi TKW kurang memahami bagaimana syarat-syarat

untuk bekerja di luar negeri, akibatnya Indonesia ternyata menjadi

Negara terbesar dalam kepemilikan buruh migran illegal, di sisi lain

merekalah yang harus menanggung resikonya, terutama resiko yang

melekat pada posisi ilegalnya.

(45)

4) Surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan

dan Psikologi

5) Memiliki paspor dan visa kerja

6) Memiliki keterampilan dan keahlian yang dibuktikan dengan sertifikat

keterampilan yang dikeluarkan oleh lembaga pelatihan yang

diakreditasi oleh instansi yang berwenang.

2.4.3 Prosedur Bekerja Ke Luar Negeri

Dalam keputusan Menakertrans(2002) tentang penempatan TKW ke luar

negeri, menganut prinsip rekrutmen dilakukan setelah adanya job order.

Prakteknya justru terbalik, karena sebelum PJTKI mempunyai order,

perekrutan melalui calo liar berjalan terus tanpa putus sehingga stok

manusia tersedia dalam penampungan hingga berbulan-·bulan tanpa

tahu kapan diberangkatkan.

Adapun prosedur bekerja di luar negeri menurut Edi Purwanto (2003)

adalah sebagai berikut:

A.Sebelum perekrutan Di luar negeri

1) Diluar negeri terdapat kantor perwakilan P JTKI yang disebut

(46)

2) TKl/TKW didatangkan ke agency setelah dipesan oleh calon

majikan yang telah menyetorkan sejumlah uang yang nantinya

untuk biaya perekrutan dan pemberangkatan TKW yang

dibutuhkan.

3) PJTKI membuat daftar permintaan (job order) setelah agency

memperoleh pesanan dari calon majikan.

4) KBRll KonJen RI mensyahkan daftar permintaan yang dibuat

agency (job order)

5) PJTKI di Indonesia menerima job order beserta sejumlah uang dari

para majikan

6) PJTKI yang memiliki job order berhak untuk melakukan perekrutan

berdasarkan permintaan nyata dari Agency/ perwakilan luar negeri.

B. Prosedur di PJTKI

1) PJTKI yang telah memiliki job order datang ke BP2TKI untuk

mendapat pengesahan tentang ijin rekrut

2) Berbekal job order bersama dinas tenaga kerja kabupaten/ kota

melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentan!! adanya

lowongan kerja, persyaratan administrasi TKW, dan syarat kerja

(gaji, situasi kondisi kerja, jam kerja, jaminan sosial, budaya Negara

tujuan)

3) Pendaftaran, seleksi administrasi, medical eek up, pelatihan di BLK,

pengurusan visa, pembekalan akhir pemberangkatan (PAP),

(47)

2.5 KERANGKA BERPIKIR

Trafficking

(Perdagangan perempuan) merupakan perbuatan yang

melanggar hukum dengan memenfaatkan dan menguasai kelemahan

posisi seseorang guna keuntungan si pelaku, dalam hal ini penulis

mengambil pada TKW karena TKW sebagaimana penelitiannya

Rossenberg (2003) termasuk salah satu pekerjaan yang rentan terhadap

trafficking.

Pandangan masing-masing orang tidak terlepas dari pengalaman dan

faktor budaya yang ada dalam dirinya (Azwer, 2003), sama halnya

dengan penilaian individu tentang

trafficking

mempunyai arti yang

berbeda bagi setiap orang tergantung sudut pandang pribadinya. Jika

seseorang pernah mengalami ataupun belum pernah mengalami akan

tetapi pemah mendengar berita yang buruk seputar pengalaman menjadi

TKW yang rentan terhadap unsur-unsur

trafficking,

karena mereka

seringkali kurang diberi perlindungan di Negara tujuan dari pada pekerja

lain terutama bila mereka bekerja di sektor informal, Praktek-praktek

perdagangan dan eksploitasi yang dihadapi TKW selama berbagai tahap

migrasi dalam tahap perekrutan misalnya harus mengeluarkan biaya

yang tinggi sampai dengan tahap pemulangan yang juga tak luput dari

(48)

Seharusnya menjadi TKW yang rentan terhadap trafficking dapat

menimbulkan kecemasan pada calon TKW yang akan berangkat ke luar

negeri, namun hal itu tidak banyak rnempengaruhi kejiwaan TKW,

bahkan motivasi menjadi TKW semakin kuat, Hal ini sebagai mana

penelitian Rossenberg (2003) yang berpendapat rnereka mungkin

kurang mernaharni dan rnenganggap sebagian unsur-unsur trafficking

merupakan praktek yang di terlma dalam masyarakat, ウ」セィゥョァァ。@ mereka

tidak dianggap eksploitatif apalagi dipandang sebagai tindak

perdagangan, akan tetapi mereka rnenjadikan pelajaran dan

pengalaman yang berharga, sehingga mereka lebih berhati-hati dengan

membekali dirinya dengan inforrnasi yang dapat di percaya misalnya

dalam tahap perekrutan mereka bersedia menjadi TKW melalui jasa TKI

yang dapat dipercaya dengan melihat mantan TKW yang sudah sukses

rnenjadi TKW, dan yang rnenjadi faktor utarna kepergian mereka karena

ingin rnemperoleh penghasilan yang besar.

Tingginya minat wanlta menjadi TKW karena berbagai faktor yaitu faktor

dari luar (Motivasi ekstrinsik) misainya mengangkat status sosial, adanya

dukungan keluarga dan ajakan teman, sedangkan faktor dari dalam

misalnya keinginan memperbaiki ekonomi clan mencari pengalaman. Hal

ini di buktikan dengan banyaknya pengiriman TKW oleh jasa TKI (PJTKI)

terus berlangsung dan mereka sudah siap menghadapi resiko apapun,

(49)

2.6 Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha= Terdapat hubungan signifikan antara persepsi terhadap trafficking

dengan Motivasi untuk menjadi TKW

Ho= Tidak terdapat hubungan signifikan antara persepsi terhadap

(50)

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.1.1 Pendekatan penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif,

yakni data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka-angka

yang datanya berwujud bilangan yang dianalisa dengan menggunakan

data statistic, untuk menjawab pertanyaan atau hipotesa penelitian yang

sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variable

tertentu mempengaruhi variable yang lain (Arikunto, 1998)

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional,

penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan dari variable-variabel

penelitian yang dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

3.1.2 Devinisi variabel dan oprasional variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian atau juga bias dikatakan variable adalah

factor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti

(51)

Vanabel Persepsi terhadap Trafficking

.. Devinisi variable (independent variabel): definisi Trafficking menurut

Protocol PBB tahun 2000 dipahami sebagai: Perekrutan, pengiriman,

penempatan dan pemulangan seseorang dengan atau tanpa

persetujuan korban atau dengan persetujuan korban atau dengan

persetujuan dari mereka yang di peroleh melalui: p・ョセQァオョ。。ョ@

ancaman/kekerasan, penyalah gunaan kekuasaan atau posisi rentan,

penjeratan utang atau penipuan dengan kebohongan atau kecurangan/

bujuk rayu atau memberi/ menerima bayaran atau manfaat untuk

memperoleh izin dari orang yang mempunyai wewenang atas orang

lain untuk tujuan: eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi

(Rissenberg, 2003)

" Oprasional variable adalah pandangan individu terhadap unsur

trafficking, yang tercantum dalam protocol PBB yang memuat unsure

berbeda yang saling berkaitan yaitu: perbuatan, sarana (cara)

mengendalikan korban, dan tujuan eksploitasi.

Variabel Motivasi menjadi TKW ke luar negeri

• Devinisi variable (dependen variable): Motivasi adalah dorongan

individu untuk mencapai sesuatu yang di inginkan yaitu: motivasi

lnstrinsik yang berasal dari diri sendiri dan motivasi ekstinsik yang

muncul karena pengaruh dari orang lain (Muhibin Syah, 1999)

"Oprasional variable adalah motivasi untuk menjadi TKJN, Yaitu

memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup,mencari pengalaman,

(52)

3.2 Populasi, Sampel, dan Pengambilan sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yaitu objek yang akan

diteliti,(Arikunto, 1998)populasi dalam penelitian ini adalah calon TKW

yang ada di PT. Dwi Guna Jaya Abadi yang berlokasi di JI. Halim

Perdana Kusuma Jakarta Timur berjumlah 150 orang sedangkan jumlah

sample yang di gunakan 40 orang.

3.2.2 Sampel dan teknik penarikan sample

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili kriteria sesuai

dengan ciri-ciri yang dimiliki populasi (Azwar, 2003)

Teknik yang digunakan dalam penarikan sample adalah Purposive

sample, dimana pengambilan subyek didasarkan atas adanya tujuan

tertentu (Arikunto, 1998)

adapun karekteristik Subyek adalah:

1. Subyek adalah wanita yang akan bekerja dalam sektor informal

sebagai PRT (Penata Rumah Tangga)

2. Subyek berada di penampungan untuk mengikuti pelatihan yang akan

diberangkatkan ke luar negeri di PT. Dwi Guna Jaya Abadi yang

merupakan PT.Jasa TKI Resmi

3. Subyek sudah berpengalaman menjadi TKW dan pemah

(53)

3.3 Pengumpulan data

3.3.1 Metode pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang dapat mengungkap masalah dalam

penelitian ini, penulis menggunakan teknik angket dalarn bentuk skala

model liker yang di kembangkan sendiri untuk masing-masing variable.

Skala Likert adalah suatu himpunan butir pernyataan sikap yang

kesemuanya dipandang kira-kira sama dengan "nilai sikap", subjek

menanggapi setiap butir dengan menggunakan taraf setuju (Favoreble)

atau tidak setuju (Unfavorable) terhadapnya. Skor untuk butir-butir yang

terdapat dalam skala dijumlahkan atau dijumlah rata-rata untuk

mendapatkan skor sikap individu (Kerlinger, 2003)

Tabel 3.1 Bobot Nilai

Respon Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju (SS)

5

1

Setuju (S) 4 2

Ragu-Ragu (R)

3

3

Tidak Setuju (TS)

2

4

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

5

3.3.2 lnstrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 2 skala, yaitu:

1. Skala Persepsi terhadap trafficking

Dalam penyusunan angket pada skala persepsi terhadap trafficking,

[image:53.595.40.425.185.573.2]
(54)

berbeda yang saling berkaitan(Rossenberg, 2003) yait1u:1) aspek

Proses indikatomya perekrutan, pengiriman, penempatan, dan

pemulangan. 2) aspek sarana(cara) rnengendalikan korban

indikatomya penggunaan ancarnan/ kekerasan, ー・ョケ。セ。ィァオョ。。ョ@

kekuasaan/ posisi rentan, penyekapan, dan penipuan/' penjeratan

[image:54.595.37.442.242.621.2]

utang. 3) aspek tujuan indikatomya eksploitasi kerja.

Tabel 3.2 Blue Print Persepsi terhadap Trafficking

Aspek lm:likator Favorable Unfavorable

Proses Perekrutan 1,3 2,4

- Pengiriman 12, 18

• Penempatan 23,25 22

Pemulangan 27,31 28,32,

Saran a Penggunaan ancaman/ 35,39 38,40

kekerasan fisik dan

seksual

-Penyalahgunaan 43,47 44,48

kekuasaan/ Posisi

rentan

- Penipuan/ penjeratan 51,63 56,60

utang

Tujuan - Eksploitasi kerja 67,71,73 68,70

Total

16

14

2. Skala Motivasi menjadi TKW ke luar Negeri

jml

13

1

5

30

Dalam penyusunan angket pada skala Motivasi menjadi TKW, Penulis

(55)

pengalaman. 2) aspek motivasi ekstrinsik indikatornya status sosial,

dukungan keluarga dan ajakan teman.

Tabel 3.3 Blue Print Skala Motivasi

Aspek lndikator Unfavorable Favorable Jml

Motivasi -Status social 1,5,11,17 4,6, 10

ekstrinsik 19,23,25 20,24,28

-Dukungan

keluarga 37,39,41,43 32,36,40,42

-Ajakan ternan

Motivasi - Mernperbaiki 45,49 46,50,54

instrinsik danMeningkat

kan taraf hidup

57,63 58,64

-Mencari

pengalarnan

Jumlah

15

15

3.4 Teknik Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisa statistik,

sebagai cara untuk mengetahui hubungan antara independen variabel

yaitu persepsi terhadap trafficking dan dependent variabel yaitu motivasi

21

9

[image:55.595.43.462.164.585.2]
(56)

Validitas menurut Az:wer (2003) adalah sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, suatu

instrumen dikatakan valid apabila validitas tinggi, tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukan sejauhmana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Uji validitas skala di lakukan dengan mengkorelasikan antara skor

masing-masing item dengan skor total, adapun rumus yang digunakan

adalah produk moment dari Speannan, untuk menghitungnya

menggunakan program spss, adapun rumusnya sebagai berikut:

/

fxy

=

ITY -(:EX) (:EY)

In

(:EX)2 (:EY)2 :EX2 - :EY2

-1 ..

-c . c

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi product moment

N : Jumlah subjek

:Ly

: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

2:X : Jumlah seluruh skor X

2:Y : Jumlah seluruh skor Y

Reliabilitas adalah keajegan, konsistensi atau keperrayaan hasil ukur

yang mengandung makna kecerrnatan pengukuran,untuk

menghitungnya digunakan teknik Alpha-Cronbach, dengan

(57)

a=

[_!5_]

[1- l:Sj2]

k-1 Sx2

Keterangan :

a

Koefisien reliabilitas K: Jumlah belahan tes

Sj 2 Varians belahan ; j

=

1, 2, .... , k Sx: Varians skor tes

Untuk menentukan koefisien reliabilitas alpha cronbac:h (Guilford dalam

[image:57.595.45.425.120.535.2]

Hasbi, 2007)sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas Guilford

Besarnya r lnterpretasi

0,0-0,20 Sangat reliable

0,20-0.40 Rend ah

0,40-0,70 Sedang atau Cukup

0,70-0,90 Tinggi

0,90-1,00 Sangat Tinggi

3.5. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam 3 (tiga} tahapan, yaitu :

Persiapan Penelitian

Dimulai dengan perumusan masalah, Menentukan variabel yang akan

diteliti,

(58)

dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

Menentukan lokasi dan rnenyelesaikan administrasi perizinan.

Pengambilan Data

Dalam tahap ini penulis menentukan sarnpel penelitian, meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian, se1rta melakukan

pengambilan data dengan memberikan alat ukur penelitian kepada

respond en

Tahap pengolahan data

Pada tahapan ini penulis mengumpulkan data yang diterima responden

dan rnenskoring data hasil penelitian kemudian rnentabulasikan dan

melakukan analisa data, yaitu analisa validitas dan realibilitas, dan

korelasi dari kedua variabel penelitian

Tahap Pembahasan

Pada tahap ini hasil olah data di interpretasikan, serta rnerurnuskan hasil

(59)

BAB4

PRESENT ASI DAN ANALISIS

PIセ@

TA

[image:59.595.37.440.158.711.2]

4.1 Gambaran Umum Responden

Gambaran umum subjek penlitan ini diuraikan secara rinci di bawah ini

berdasarkan pengalaman, status pernikahan, pendidikan dan rentang

usia. penelitian dilaksanakan di PT. Dwi Guna Jaya a「セエ、ゥ@ yang terletak

di JI. Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur

Tabel 4.1.Gambaran Umum Responden Berdasarkan pengalaman,

Status Pernikahan, pendidikan clan usia

Data Frekuensi Prosentase

Pengalaman sudah pengalaman 31 77,5%

Belum pengalaman 9 22,5%

Status Sudah menikah 15 37,5%

pernikahan Belum menikah 25 62,5%

Pendidikan

SD

24 62,5%

SMP 10 25%

SMU 6 12,5%

Usia 20-25tahun

18

45%

26-30 tahun 13 35%

(60)

Dari hasil persentase data di atas, dapat diketahui bahwa responden

dalam penelitian ini terdiri dari 31 orang (77,5%) sudah berpengalaman

dan 9 orang (22,5%) belum berpengalaman menjadi TKW.

Berdasarkan status pernikahan, responden pada penelitian ini terdiri dari

15 orang berstatus sudah menikah dengan prosentase セQWLUEL@ dan 25

orang berstatus belum menikah dengan prosentase 62,5%. Dalam

penelitian ini, responden yang digunakan didominasi oleh yang berstatus

belum menikah.

Berdasarkan pendidikan, responden dalam penelitian ini yang memiliki

pendidikan SD (Sekolah Dasar) sebanyak 24 orang dengan prosentase

62,5%, berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama )sebanyak 10

orang dengan prosentase 25%,dan sisanya responden clengan

pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas ) sebanyak 6 orang dengan

prosentase 12,5%.

Berdasarkan usia, responden yang berusia 20 - 25 tahun sebanyak 18

orang dengan prosentase 45%, reponden yang berusia 26 - 30 tahun

sebanyak 13 orang dengan prosentase 35%, clan sisanya responden

yang berusia 31- 45 tahun sebanyak 9 orang dengan prosentase 20%.

(61)

4.2 Presentasi data

4.2.1 Uji Persyaratan

Penelitian ini menyajikan uji persyaratan dalam uji hipotesisnya, yaitu uji

normalitas dan uji homogenitas. Arikunto (1998) menyatakan bahwa

pengujian normalitas sample itu harus dilakukan dengan teknik-teknik

tertentu, persyaratan normal tersebut harus lebih dulu diperiksa apakah

betul sudah memenuhi persyaratan yang dimaksud. Diantara

persyaratan tersebut, disamping normal juga harus homogen.

1.Uji normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu syarat menentukan dan melakukan

analisis lebih lanjut suatu data, uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak (Priyatno dalam

Gambar

Tabel 3.1 Bobot Nilai
Tabel 3.2 Blue Print Persepsi terhadap Trafficking
Tabel 3.3 Blue Print Skala Motivasi
Tabel 3.4 Kaidah Reliabilitas Guilford
+7

Referensi

Dokumen terkait