• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun jaringan wireless lan pada kantor kelurahan Bintaro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Membangun jaringan wireless lan pada kantor kelurahan Bintaro"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

NUR MARDHIYAH

2040.9100.2583

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

Oleh :

NUR MARDHIYAH

2040.9100.2583

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)
(4)
(5)

iv

KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 17 Oktober 2011

(6)

v

Kantor Kelurahan Bintaro

.

(

Di bawah bimbingan Viva Arifin, MMSI dan Yusuf

Durachman, M.Sc, MIT ) .

Kantor Kelurahan Bintaro merupakan salah satu intansi Pemerintah dengan tugas Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di dalam segala bidang secara terus menerus sehingga masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh intansi Pemerintah khususnya Kelurahan Bintaro yang selama ini belum memiliki jaringan wireless atau area hotspot. Dimana ada beberapa ruangan yang tidak tersedia jaringan wireless dikarenakan jumlah perangkat Accespoint yang terbatas sehingga tidak mampu menjangkau seluruh Kantor Kelurahan Bintaro. Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode NDLC (Network Development Life Cycle). Siklus hidup penerapan sistem jaringan didefinisikan dalam sejumlah fase-fase, yaitu : analysis (analisis), design (perancangan), simulation prototyping (prototipe simulasi), implementation (penerapan), monitoring (pengamatan), dan management (pengaturan). Penulis memanfaatkan mode repeater pada Accespoint wireless TP-Link TD8817 sehingga dapat menjangkau kesemua Kantor Keluraan Bintaro tanpa penambahan perangkat yang tidak terlalu banyak. Hasil penelitian skripsi ini menyimpulkan bahwa Sistem Wireless dengan mode repeater yang di implementasikan telah berhasil di jalankan dengan baik. Keseluruhan sistem wireless di ujicoba dengan melakukan pengetesan terhadap client/user dimana perangkat wireless repeater dapat bekerja secara optimal, baik itu sinyal yang di dapat oleh client/user

Kata Kunci : Repeater, Wireless, dan Network Development Life Cylce,

(7)

vi Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, kendatipun masih jauh dari sempurna. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya yang secara istiqomah menjalankan ajaran agamanya.

Setelah menyatakan syukur kehadirat Allah SWT, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang memiliki andil besar dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, karena penulis menyadari tanpa uluran dan bantuan mereka belum tentu skripsi ini dapat terselesaikan. Pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Dekan Sains dan Teknologi, Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, PUDEK I, II, dan III Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Teknik Informatika, Bapak Yusuf Durachman, MIT, M.Sc, beserta staffnya.

(8)

vii

4. Terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua dan keluarga tersayang, atas doa, kesabaran dan dukungannya, yang menjadikan penulis menjadi lebih bersemangat.

5. Terima kasih yang tulus kepada Suami Wahyu Tri Pamungkas dan Mutiara Khalilah anak perempuan pertama saya atas doa, kesabaran dan dukungannya, yang menjadikan penulis menjadi lebih bersemangat

6. DA.Taufik Istiqlal, Aslamah, Imam Maulana, M.Nasrullah, Yazidanyastuti, Dien Burhanuddin, Adirian Tri Basuki dan sahabat-sahabat yang telah banyak membantu penulis selama menempuh pendidikan di UIN.

7. Mahasiswa TI angkatan 2004 khususnya kelas C (Rahmat Mulya, Ari Kristyanto, Daffi, Adhiria, Filla, Eka, Cahyadi, Yayan, Reza, Bowo, Musriyadi, Anton dan lain – lain).

8. Teman-teman angkatan 2004, serta teman-teman non-reguler dan reguler yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

9. Semua pihak yang sudah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu. Dan akhirnya penulis hanya bisa berdo’a dan berharap semoga apa yang telah

kalian berikan kepada penulis bisa dibalas dengan kebaikan oleh Allah SWT.

Jakarta, 17 Oktober 2011

(9)

viii

Judul ... i

Lembar Pengesahan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Ujian... iii

Pernyataan ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi... viii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Istilah... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 4

1.5.1 Bagi Penulis ... 4

1.5.2 Bagi Universitas ... 4

1.5.3 Bagi Pegawai Kantor Kelurahan Bintaro ... 4

(10)

ix

BAB II LANDASAN TEORI. ... 7

2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer ... 7

2.2 Manfaat Jaringan Komputer ... 8

2.3 Klasifikasi Jaringan Komputer ... 9

2.3.1. LAN ... 10

2.3.2. MAN ... 10

2.3.3 WAN ... 11

2.4 Tipe Jaringan Komputer ... 11

2.4.1 Peer To Peer ... 11

2.4.2 Client Server... 12

2.5 Topologi Jaringan Komputer ... 13

2.5.1 Topologi Bus ... 14

2.5.2 Topologi Ring ... 14

2.5.3 Topologi Star ... 15

2.5.4 Topologi Tree ... 16

2.6 Perangkat Keras Jaringan Komputer ... 17

2.6.1 Server ... 17

2.6.2 Workstation ... 17

(11)

x

2.6.7 Router ... 19

2.7 Media Transmisi ... 19

2.7.1 Kabel ... 19

2.7.2 Wireless ... 21

2.8 Metode Transmisi... 22

2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband ... 22

2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband ... 22

2.9 Model OSI Layer... 23

2.9.1 Pengertian OSI ... 23

2.9.2 Lapisan OSI ... 24

2.10 Protokol Jaringan ... 25

2.10.1 Jenis – jenis Protokol ... 25

2.11 Wireless Local Area Network ... 29

2.12 Acces Point ... 33

2.13 Konsep Dasar Teknologi Wi-Fi ... 37

2.13.1 Pengertian Wi-Fi ... 37

2.13.2 Sejarah Wi-Fi ... 40

2.13.3 Frekuensi Wi-Fi ... 43

2.13.4 Topologi Wi-Fi ... 45

(12)

xi

3.1 Metode Pengumpulan Data ... . 74

3.1.1 Studi Pustaka ... 74

3.1.2 Studi Lapangan... 75

3.1.3 Wawancara / Interview ... 75

3.2 Metode Pengembangan Sistem Menggunakan NDLC ... . 75

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 87

4.1 Profil Kelurahan Bintaro ... . 87

4.1.1 Visi dan Misi Kelurahan Bintaro ... 87

4.1.2 Struktur Organisasi Kelurahan Bintaro ... 88

4.2 Analysis ( Analisis ) ... . 89

4.2.1 Identify... 89

4.2.2 Understand ... 90

4.2.3 Analyze ... 91

4.2.4 Report ... 91

4.3 Design ... . 93

4.3.1 Perancangan Topologi ... 93

4.3.2 Perancangan Sistem ... 94

4.3.3 Simulation Prototyping (Prototipe Simulasai ) ... 94

(13)

xii

4.6 Management ( Pemeliharaan ) ... . 105

BAB V PENUTUP ... 107

5.1 Kesimpulan ... . 107

5.2 Saran ... . 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(14)

xiii

Gambar 2.2 Jaringan Cliant Server ... . 13

Gambar 2.3 Toipologi Bus ... . 14

Gambar 2.4 Toipologi Ring ... . 15

Gambar 2.5 Toipologi Star ... . 15

Gambar 2.6 Toipologi Tree ... . 16

Gambar 2.7 TP-LINK TD8817 ... . 35

Gambar 2.8 Wireless Client Link TD8817 ... . 35

Gambar 2.9 Repeter TP-LINK WR740N ... . 36

Gambar 2.10 Wireless Bridge ... . 37

Gambar 2.11 Struktur Kanal Pada Frekuensi 2,4 GHz ... . 44

Gambar 2.12 Toipologi LAN ... . 45

Gambar 2.13 Wireless Sel ... . 47

Gambar 2.13 Tahapan NDLC ... . 50

Gambar 3.2 Tahapan – tahapan Life Cyle ... 55

Gambar 4.1 Struktur Kelurahan Bintaro ... 62

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Utama Koneksi ... 70

Gambar 4.3 Tampilan Menu Tp – Link TD8817 ... 71

(15)

xiv

Gambar 4.8 Menu Pengisian Username dan Password ... 73

Gambar 4.9 Tampilan Quick Start WLAN ... 74

Gambar 4.10 Tampilan Quick Start Complete ... 75

Gambar 4.11 Tampilan Quick Start Finishing ... 75

Gambar 4.12 Tampilan Status Dari Modem Tp-Link TD8817 ... 76

Gambar 4.13 Tampilan Client Wireless LAN yang sudah terdeteksi ... 76

Gambar 4.14 Tampilan memasukan Security Key ... 77

Gambar 4.15 Tampilan Wireless di client sudah terkoneksi ... 77

(16)

xv

Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN... 33

Tabel 2.3 Jenis-jenis Standar IEEE 802.11... 39

Tabel 2.4 Pembagian Kanal Pada Frekuensi 2,4 GHz... 42

Tabel 4.1 Spesifikasi Sistem Yang Akan Dibangun………... 92

Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (Software) Yang digunakan ... 92

Tabel 4.3 Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan ... 93

(17)

xvi

DAFTAR ISTILAH

1. SDLC (The Systems Development Life Cycle) adalah model konseptual yang digunakan dalam manajemen proyek yang menggambarkan tahap-tahap yang terlibat dalam suatu proyek pengembangan sistem informasi dari studi kelayakan awal melalui pemeliharaan aplikasi selesai

2. Pengertian dari Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer, serta perangkat-perangkat lain pendukung komputer yang saling terhubung dalam suatu kesatuan. Media jaringan komputer dapat melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling melakukan pertukaran informasi, seperti dokumen dan data, dapat juga melakukan pencetakan pada printer yang sama dan bersama-sama memakai perangkat keras dan perangkat lunak yang terhubung dengan jaringan

3. Hub Alat penghubung atar komputer, semua jenis komunikasi hanya dilewatkan oleh hub

4. Repeater adalah suatu alat yang berfungsi memperluas jangkauan sinyal WIFI yang belum tercover oleh sinyal dari server agar bisa menangkap sinyal WIFI. Perangkat Repeater harus 2 alat, yakni untuk menerima sinyal dari server (CLIENT) dan untuk menyebarkan lagi sinyal Wifi (accespoint)

5. Switch perangkat jaringan yang bekerja pada OSI Layer 2, Data Link Layer. dia bekerja sebagai penyambung / concentrator dalam Jaringan. Switch mengenal MAC Adressing shingga bisa memilah paket data mana yang akan di teruskan ke mana.

6. Wireless LAN adalah suatu jaringan komputer yang saling terhubung melalui tanpa kabel

7. Access Point adalah sebuah node yang telah dikonfigurasi secara khusus pada sebuah WLAN (Wireless Local Area Network). Access Point bertindak sebagai pusat pemancar dan penerima untuk sinyal-sinyal radio WLAN. Access Point sering disebut juga base station

(18)

xvii

9. Wireless Apliccation Protokol disingkat WAP adalah standar internasional terbuka untuk aplikasi yang menggunakan komunikasi nirkabel. Tujuan utamanya untuk membangun aplikasi yang dapat mengakses internet dari telepon genggam atau PDA.

10.Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing

11. Repeater adalah Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh. Ini di perlukan karena sinyal-sinyal mengalami perlemahan dan perubahan bentuk selama transmisi

12.Modem adalah singkatan dari Modulator-Demodulator

13.Modulate adalah proses penerjemahan data dari digital ke analog sehingga bisa

ditransmisikan

14.Demodulate adalah sebaliknya, proses menerjemahkan dari analog ke digital

15.Hotspot adalah lokasi dimana user dapat mengakses melalui mobile computer (seperti laptop atau PDA) tanpa mengguakan koneksi kabel dengan tujuan suatu jarigan seperti internet.

16.Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer antar kantor dalam suatu kota

17.SUBNET Adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.

18.Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi informasi pada saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan, dan keakuratan dalam memperoleh informasi. Oleh karena itu kemajuan teknologi informasi harus terus di upayakan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Salah satu kemajuan teknologi informasi di bidang transmisi pada saat ini yang berkembang salain fiber optic ialah penggunaan perangkat wireless LAN. Perangkat wireless LAN ini memungkinkan adanya hubungan para pengguna informasi walaupun pada saat kondisi mobile (bergerak), sehingga memberikan kemudahan pada para pengguna informasi dalam melakukan aktivitasnya. Salah satu contoh aplikasi dari perangkat wireless pada saat ini adalah penggunaan handphone cellular. Istilah jaringan nirkabel yang umum di dengar pada saat ini adalah Wireless LAN.

Wireless LAN adalah teknologi jaringan yang tidak menggunakan perangkat kabel sebagai media pengantar data yang umum dijumpai di dalam sebuah jaringan komputer dewasa ini. Teknologi ini sesuai dengan namanya wireless yang artinya tanpa kabel, memanfaatkan gelombang radio untuk melakukan interaksi atau komunikasi antar unit komputer.Pada dasarnya pengguna Wireless LAN pada suatu jaringan tidak berbeda dengan jaringan yang menggunakan kabel sebagai media transmisinya, hanya saja

(20)

biaya pemasangan akan relative lebih ringan terutama pada saat jaringan yang jaraknya cukup berjauhan, sehingga walaupun alat tersebut relative mahal di banding penggunaan kabel tetapi jika di lihat kemudahan dan total biaya instalasi jaringannya lebih murah khususnya jika jarak yang berjauhan dan medan yang sulit jika menggunakan perangkat kabel.

(21)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Bagaimana mengkonfigurasi wireless TP-Link yang akan dijadikan

sebagai Repeater.

2. Bagaimana menghubungkan Repeater dengan perangkat wireless Acces point.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak terlalu luas namun dapat mencapai hasil yang optimal, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan meliputi konfigurasi, topologi, hardware ataupun software yang digunakan serta kekurangan atau kendala yang dihadapi.

1.4 Tujuan

(22)

1.5 Manfaat

Manfaat dari Penulisan skripsi ini adalah: 1.5.1 Bagi Penulis.

a. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar S1 (Strata 1) pada Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri

b. Bisa menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama penulis kuliah.

c. Menambah wawasan penulis tentang teknologi informasi, khususnya dalam membangun sebuah Jaringan Wireless Local Area Network (WLAN).

1.5.2 Bagi Universitas

a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi teori yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan.

b. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmunya dan sebagai bahan evaluasi.

c. Memberikan gambaran tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja dari hasil yang diperoleh selama di bangku perkuliahan.

1.5.3 Bagi Pegawai Kantor Kelurahan Bintaro

(23)

1.6 Metodologi Peneletian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data a. Metode Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan mencari dan memperoleh data-data yang diperlukan dari berbagai buku dan website melalui internet yang berhubungan dengan pengembangan jaringan ini.

b. Metode Observasi

Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi yang berhubungan dengan kasus yang di hadapi.

c. Metode Interview

Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara wawancara atau berdiskusi dengan orang yang bisa memberikan informasi mengenai pengembangan jaringan ini. 1.6.2 Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network

Development Life Cycle).

a. Analysis b. Design

c. Simulation prototype

d. Implementation

e. Monitoring

(24)

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan beberapa sub pokok bahasan. Adapun sistematika dari skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab, yaitu : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam pembuatan WLAN, khususnya penggunaan Repeater.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian yang digunakan dalam menganalisis, merancang dan mengimplementasikan Wireless Repeater.

BAB IV PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini berisi uraian tentang implementasi atau penerapan Wireless LAN pada Kantor Kelurahan Bintaro. BAB V PENUTUP

(25)

7 2.1 Pengertian Sistem Jaringan Komputer

Salah satu teknologi penting dibidang komputer yang saat ini berkembang dengan pesat adalah teknologi jaringan komputer atau computer networking. Prinsip dasar dalam sistem jaringan ini adalah proses pengiriman data atau informasi dari pengirim ke penerima melalui suatu media komunikasi tertentu. Untuk memahami sistem jaringan komputer, perlu dipahami terlebih dahulu apa itu sistem, komputer dan jaringan.

Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua

atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan (Jogiyanto, 2000 : 813).

Komputer berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Definisi komputer dari American National Standard Institute, “Suatu pemroses data yang dapat melakukan perhitungan yang benar dan cepat, termasuk perhitungan arithmatika atau operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia yang mengoperasikan selama pemrosesan”

(Jogiyanto, 2000 : 2)

(26)

Sehingga dapat disimpulkan Sistem Jaringan Komputer adalah : “Kumpulan dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan dan berinteraktif yang dihubungkan dengan media transmisi alat komunikasi dan membentuk satu kesatuan, sehingga tujuan atau sasaran dapat tercapai, dan saling berbagi pakai sumber daya baik perangkat keras maupun perangkat lunak yang terdapat dan terhubung pada jaringan komputer tersebut”.

2.2 Manfaat Jaringan Komputer

Pemanfaatan teknologi jaringan ini tentu saja tidak tanpa alasan, karena para ahli komputer telah berhasil meyakinkan para pengguna jaringan bahwa berbagai bentuk keuntungan dan efisiensi akan diperoleh dengan memanfaatkan teknologi jaringan komputer untuk perangkat-perangkat komputer yang ada, yaitu :

a. Resource sharing

Kemampuan berbagi pakai sumber daya baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang terdapat dan terhubung dengan jaringan komputer tersebut.

b. Integrasi data

(27)

c. Distributed processing

Pembangunan jaringan komputer ini dapat mencegah ketergantungan kepada komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke komputer lainnya.

d. Keamanan data

Sistem jaringan komputer memudahkan dalam melakukan perlindungan terhadap data yang terpusat pada server. Jaminan keamanan data tersebut dapat diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai dan password.

2.3 Klasifikasi Jaringan Komputer

(28)

Menurut Dede Sopandi dalam bukunya (2008 : 1-6) jaringan komputer dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

2.3.1 LAN (Local Area Network)

Merupakan suatu network yang terbatas dalam jarak/area setempat (lokal), dimana peralatan-peralatan hardware dan software digabungkan untuk dapat saling berkomunikasi dalam daerah yang terbatas. Jaringan ini biasanya dibangun untuk perkantoran atau lembaga pendidikan, atau untuk lingkup departemen dalam perusahaan. Beberapa LAN menggunakan satu komputer yang biasanya dijadikan sebuah server yang berfungsi untuk menyimpan perangkat lunak (software yang mengatur aktifitas jaringan). Komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan disebut workstation. Kemampuan komputer workstation biasanya dibawah komputer server.

2.3.2 MAN (Metropolitan Area Network)

(29)

kantor-kantor cabang. Hal ini berarti jaringan ini mendukung proses koordinasi dan kontrol para pengelola tersebut.

2.3.3 WAN (Wide Area Network)

Jaringan komputer skala luas yang merupakan pengembangan dari jaringan komputer metropolitan dimana komputer dihubungkan dengan fasilitas komunikasi seperti sistem telepon ataupun pemancar gelombang mikro. Bentuk ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar ataupun departemen pemerintahan. Fungsi jaringan ini tentu saja difocuskan untuk pengintegrasian data dan berlangsungnya proses manajemen, khususnya kontrol dan koordinasi. Infrastuktur utama untuk membangun jaringan komputer skala luas ini adalah jaringan internet.

2.4 Tipe Jaringan Komputer 2.4.1 Peer To Peer

(30)

a. Kelebihan jaringan peer to peer

 Tidak terlalu mahal, karena tidak membutuhkan satu PC yang sepenuhnya berfungsi sebagai server dan tidak digunakan sebagai media kerja atau sering disebut dengan didacated server  mudah dalam instalasi programnya, hanya tinggal mengatur

untuk operasi model peer to peer. b. Kelemahan jaringan peer to peer

 Tidak terpusat, terutama untuk penyimpanan data dan aplikasi.  Tidak aman, karena tidak menyediakan fasilitas pengamanan

server yang mencukupi.

Gambar 2.1 Jaringan Peer To Peer

2.4.2 Client Server

(31)

a. Kelebihan jaringan client server

 Terpusat, sumber daya dan keamanan data dikontrol melalui server.  Keseluruhan komponen (client / network / server) dapat bekerja

bersama.

b. Kelemahan Jaringan client server

 Biaya pengadaan dan operasionalnya mahal.

 ketika server drop, keseluruhan operasi pada jaringan akan terganggu.

Gambar 2.2 Jaringan Client Server

2.5 Topologi Jaringan Komputer

(32)

2.5.1 Topologi Bus

Pada topologi ini terdapat satu jalur umum yang berbentuk garis lurus. Ciri utama dari bentuk topologi ini adalah bahwa setiap sambungan saling tergantung. Artinya, jika satu sambungan terganggu maka seluruh sambungan akan terputus dan tidak bisa terhubung lagi.Meskipun terhubung tetapi topologi ini tidak membentuk satu jalur tertutup. Topologi ini sangat cocok untuk pembangunan jaringan skala kecil.

Gambar 2.3 Topologi Bus

2.5.2 Topologi Ring

(33)

Gambar 2.4 Topologi Ring

2.5.3 Topologi Star

Topologi ini punya bentuk fisik seperti bintang, dimana setiap node dihubungkan ke pusat. Media transmisinya bersifat tertutup dan setiap client mempunyai kabel tersendiri untuk langsung berhubungan dengan file server sehingga apabila salah satu client mengalami kegagalan, maka client yang lain tetap bisa berkomunikasi dengan server.

(34)

2.5.4 Topologi Tree

Pada topologi ini biasanya hanya ditemui pada jaringan berskala besar, karena topologi ini memungkinkan penambahan PC berapapun tanpa mengganggu kinerja seluruh sistem. Skemanya memiliki kesamaan dengan skema pohon, yaitu node pusat dihubungkan dengan beberapa node. Masing masing node dihubungkan ke beberapa node lainnya. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga tidak menjadi efektif. Cara kerja jaringan ini relatif lebih lambat.

(35)

2.6 Perangkat Keras Jaringan 2.6.1 Server

Sebuah server merupakan sebuah komputer yang berisi program, baik sistem operasi maupun program aplikasi yang menyediakan pelayanan kepada komputer atau program lain yang sama ataupun berbeda (Jogiyanto, 2000 : 427).

Sebagai contoh dalam mengelola pengiriman file, database atau menerima email pada saat yang bersamaan dengan tugas yang lain. Server juga harus menyimpan informasi dan membaginya dengan cepat.

2.6.2 Workstation

Keseluruhan komputer yang terhubung ke file server dalam sebuah jaringan. Dimana komputer ini sebagai tempat kerja atau pengolahan data yang diakses dari server (Jogiyanto, 2000 : 429). Komputer ini hanya merupakan perpanjangan dari server. Tetapi sekarang ini workstation sebagian besar menggunakan Personal Computer (PC).

2.6.3 NIC (Network Interface Card)

(36)

laptop atau notebook dengan socket PCMCIA.

2.6.4 Switch

Switch lebih berfungsi sebagai media antar koneksi, media pengumpul semua koneksi antar PC untuk kemudian disambungkan satu sama lain. Keuntungan menggunakan Switch adalah fleksibilitas yang dimiliki sehingga tiap client dapat ditambahkan setiap waktu tanpa mengganggu jaringan yang sedang beroperasi.

2.6.5 Repeater

Fungsi utamanya adalah untuk memperkuat sinyal. Sinyal yang diterima dari satu segmen kabel LAN ke segmen LAN berikutnya akan dipancarkan kembali dengan kekuatan sinyal asli pada segmen LAN pertama, sehingga dengan adanya repeater ini, jarak antara dua jaringan komputer dapat diperluas.

2.6.6 Bridge

(37)

2.6.7 Router

Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan yang lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh suatu LAN terisolasikan dengan baik dengan trafik yang dibangkitkan oleh LAN lain.Router bisa berupa sebuah device yang dirancang khusus untuk berfungsi sebagai router (dedicated router), atau bisa juga berupa sebuah PC yang difungsikan sebagai router.

2.7 Media Transmisi 2.7.1 Kabel

Dalam jaringan komputer, kabel merupakan media penghubung utama, karena kabel merupakan media transfer antar PC. Dalam jaringan lokal dikenal tiga jenis kabel, yaitu :

a. Kabel Coaxial

Kabel coaxial banyak digunakan dijaringan lokal karena biaya pembangunan jaringannya relatif murah dan tidak memerlukan Hub sebagai konsentrator jaringan. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik karena terdapat semacam pelindung logam / metal dalam kabel tersebut. Kabel coaxial terdiri dari beberapa jenis.

(38)

pada instalasi jaringan enthernet antar gedung. Kabel ini sulit ditangani secara fisik karena tidak fleksibel dan berat tetapi berdaya jangkau 500 m.

Thin Coaxial : Dikenal dengan kabel RG-58 atau kabel 10Base2 biasa digunakan dalam jaringan antar workstation, mudah ditangani secara fisik dan sering digunakan dalam implementasi topologi bus, ring, dan star. Daya jangkau antara 300 m.

b. Kabel UTP (Unshielded Twister Pair)

Merupakan sepasang kabel yang di twist / dililit satu sama lain dengan tujuan untuk mengurangi interferensi listrik. Terdiri dari dua, empat atau lebih pasangan kabel (umumnya yang dipakai dalam jaringan komputer terdiri dari 4 pasang kabel / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 Mbps sampai 100 Mbps tetapi mempunyai jarak yang pendek yaitu maximum 100 m. pada umumnya menggunakan konektor RJ-45. Pada saat ini penggunaan UTP kabel merupakan pilihan yang paling efisien dalam pengembangan jaringan komputer berkecepatan tinggi 10 Mbps – 100 Mbps.

c. Kabel Fiber Optic

(39)

terhadap gangguan elektrik. Kecepatan transfer data dapat mencapai 1000 Mbps serta jarak dalam satu segmen dapat lebih dari 3,5 km. Kerugian penggunaan kabel ini harganya sangat mahal tetapi kabel ini merupakan alternatif yang paling baik bagi masa depan jaringan komputer.

2.7.2 Wireless

Bilamana sumber data dan penerima data jaraknya cukup jauh atau medannya sulit untuk penerapan instalasi kabel sebagai media transmisi jaringan, maka dapat digunakan media transmisi berupa gelombang elektromagnetik yang dipancarkan melalui media terbuka yang dapat berupa gelombang mikro, sistem satelit, atau sinar infra merah. Jaringan dengan media transmisi tanpa kabel ini disebut dengan jaringan wireless.

a. Keuntungan wireless

 Mudah untuk melakukan perawatan karena tidak ada instalasi kabel yang rumit.

 Teknologi wireles memungkinkan untuk mengakses internet lebih murah dibanding dengan sistem dial up atau leased line.

 Sangat bermanfaat untuk mengatasi problem lokasi. b. Kelemahan wireless

 Biaya peralatan dan peripherial relatif mahal.

 Kemampuan transfer data lebih kecil dari jaringan kabel.

(40)

2.8 Metode Transmisi

2.8.1 Teknik Pengiriman Baseband

Pada metode ini data yang berupa sinyal digital langsung dikirim melalui media trnsmisi satu saluran, seperti kabel tanpa mengalami perubahan apapun. Dengan cara ini maka jarak transmisi data tergantung pada kualitas media yang digunakan.

a. Keuntungan

 Biaya murah, karena dalam sistem ini tidak diperlukan modem.  Bentuk teknologinya sederhana dan mudah dalam instalasinya. b. Kerugian

 Kapasitas pengiriman data terbatas karena hanya terdapat satu lalu lintas data sehingga hanya satu pasang komputer yang dapat berkomunikasi pada saat yang sama.

2.8.2 Teknik Pengiriman Broadband

Metode ini digunakan untuk mentransmisikan sinyal analog, maka data dalam bentuk sinyal digital harus dimodulasikan lebih dahulu menjadi sinyal analog. Media yang digunakan berupa kabel Coaxial Broadband. Data dari beberapa terminal dapat menggunakan satu saluran, tetapi frekuensinya berbeda-beda sehingga pada saat yang sama dapat dikirimkan beberapa jenis data melalui beberapa frekuensi.

a. Keuntungan

(41)

 Untuk teknik Broadband non kabel daerah jangkauan lebih luas dengan biaya relatif murah.

b. Kerugian

 Harga modem yang diperlukan relatif mahal.

 Waktu tunda perjalanan sinyal dua kali lipat dibandingkan dengan waktu tunda perjalanan sinyal pada sistem baseband, karena harus dilakukan modulasi dan demodulasi sinyal terlebih dahulu.

2.9 Model OSI Layer

2.9.1 Pengertian OSI

(42)

2.9.2 Lapisan OSI

a. Phisical Layer

Lapisan terendah ini mengatur sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data, spesifikasi mekanik, elektrik dan interface antar terminal, seperti besar tegangan, frekuensi, koneksi pin dan jenis kabel.

b. Data Link Layer

pada lapisan ini data diubah dalam bentuk paket, sinkronisasi paket yang dikirim maupun yang diterima, persiapan saluran antar terminal, pendeteksian kesalahan yang terjadi saat pengiriman data dan pengendalian akses saluran.

c. Network Layer

Lapisan ini menentukan rute pengiriman dan pengendalian kemacetan, agar data sampai ditempat tujuan dengan benar.

d. Transport Layer

Lapisan ini mengatur keutuhan data, menerima data dari lapisan session dan meneruskannya ke lapisan Network. Lapisan ini juga memeriksa apakah data sudah sampai dialamat yang dituju.

e. Session Layer

(43)

f. Presentation Layer

Pada lapisan ini dilakukan konversi data agar data yang dikirim dapat dimengerti oleh penerima, kompresi teks dan penyandian data. g. Application Layer

Lapisan paling tinggi ini mengatur interaksi pengguna komputer dengan program aplikasi yang dipakai. Lapisan ini juga mengatur pemakaian bersama data dan peralatan, pengiriman file dan pemakaian database.

2.10 Protokol Jaringan

Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi seperti pembuatan hubungan, mengirim pesan, data, informasi atau file yang harus dipenuhi oleh pengirim dan penerima agar suatu sesi komunikasi data dapat berlangsung dengan baik dan benar.

2.10.1 Jenis-Jenis Protokol a. Token Ring

(44)

data. Pada metode ini suatu terminal harus menunggu giliran pada waktu yang relatif lebih lama bila akan mengirimkan data. Namun tidak mungkin terjadi tumbukan sinyal data, karena saat pengiriman data merupakan waktu ekslusif bagi terminal pengirim.

b. Ethernet

Ethernet bekerja berdasarkan broadcast network, dimana setiap node menerima setiap transmisi data yang dikirim oleh sebuah node menggunakan metode CSMA/CD (carier sense multiple acces /collision detection).

c. ATM(Asynchronus Transfer Mode)

ATM memiliki kecepatan transfer data yang tinggi, yaitu mencapai 150 Mbps atau lebih. Teknologi ATM ini sangat cocok digunakan untuk pengiriman data dalam bentuk video, CD audio dan gambar. ATM bekerja pada model topologi star, dengan nenggunakan fiber optic cable ataupun twisted pair cable. ATM pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih Local Are Network (LAN).

d. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)

(45)

kinerja jaringan. Hal ini dimungkinkan karena FDDI menggunakan serat optik dengan kecepatan 100 Mbps. FDDI dapat menghubungkan sampai 500 terminal dengan jarak maksimum 2 km. Di samping itu FDDI memiliki kemampuan untuk menghubungkan lebih dari satu jaringan lokal.

e. TCP/IP (Transmission Control Protokol/Internet Protokol)

(46)

Pengalamatan Pada TCP / IP

Pengalamatan pada IP dibagi menjadi IP Privat dan IP Public. IP Privat digunakan dalam jaringan lokal saja, IP Privat dibagi dalam tiga kelas antara lain :

Kelas A

Sedangkan IP Public adalah IP yang penggunaanya harus diregistrasikan dahulu, dengan ini komputer dapat dikenali di internet, alamat IP terbagi kedalam lima kelas yakni :

(47)

merupakan identitas bagi Host. Dengan Host ID bisa mengetahui bahwa IP tersebut merupakan bagian dari Network mana dan kelas berapa.

Keunggulan TCP / IP

a. Open Protokol Standar Independen terhadap perangkat keras komputer, sistem operasi dan lain-lain. Ideal untuk menyatukan mesin-mesin dengan perangkat keras dan lunak yang berbeda walaupun tidak terhubung internet.

b. Tidak tergantung pada perangkat keras jaringan tertentu. Sehingga cocok untuk berbagai macam jaringan.

c. Cara pengalamatan bersama, memungkinkan device TCP / IP mengidentifikasi secara unik device yang lain diseluruh jaringan walaupun ia merupakan jaringan global (dunia). d. Protokol level tinggi yang di standarkan untuk konsistensi,

sehingga menyediakan servis user yang luas.

2.11 Wireless Local Area Network (WLAN)

(48)

Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, ponsel, dan peralatan radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer.

(49)

maksimal 2Mbps. Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz.

Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama. Pada saat hampir bersamaan, IEEE membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54Mbps. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sukar menembus dinding atau penghalang lainnya. Jarak jangkau gelombang radio relatif lebih pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.

(50)

komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya. Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi Wi-Fi terbaru. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. Kata ”Pre-” menyatakan “Prestandard versions of 802.11n”. MIMO menawarkan peningkatan throughput,

keunggulan reabilitas, dan peningkatan jumlah klien yg terkoneksi. Serta dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

Secara umum perbandingan diantara keempat standar dimaksud dapat dijabarkan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Perbandingan Standar Wireless LAN

802.11a 802.11b 802.11g 802.11n

(51)

Sedangkan bila dilihat dari sisi kompatibiltas dengan standar yang lain, maka dapat dijabarkan seperti tabel berikut :

Tabel 2.2 Family Standar Wireless LAN

Family Standar Wireless LAN

Standar Band Frequensi Compatible

802.11b 2.4 GHz b

802.11a 5 GHz a

802.11g 2.4 GHz b.g

802.11n 2.4 GHz b,g,n

2.12 Access Point

Pada wireless LAN, device transceiver disebut sebagai Access Point, dan terhubung dengan jaringan (LAN) melalui kabel (biasanya berupa UTP). Fungsi dari Access Point adalah mengirim dan menerima data, serta berfungsi sebagai buffer data antara wireless LAN dengan wired LAN. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

(52)

mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.

(53)

Gambar 2.7 TP-LINK TD8817 (http://www.tp-link.com)

Didalam penggunaannya sebuah perangkat Acces Point dapat di fungsikan sebagai berikut :

a. Wireless Client

Adalah sebuah fungsi yang di terapkan pada sebuah perangkat access point yang akan dijadikan sebagai sebuah penerima (receiver) sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain. Penggunaan fungsi ini biasanya digunakan untuk membuat ataupun menambah jaringan LAN baru. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

(54)

b. Wireless Repeater

Adalah sebuah fungsi yang di terapkan pada sebuah perangkat yang akan dijadikan sebagai sebuah Repeater (pengulang) sinyal wireless yang dikirimkan oleh perangkat lain. Penggunaan fungsi ini biasanya digunakan untuk memperluas jangkauan sinyal wireless. (Gunadi Dwi Hantoro, 2009).

Gambar 2.9 Repeter TP-LINK WR740N (http://www.tp-link.com)

c. Wireless Bridge

(55)

Gambar 2.10 Wireless Bridge

(http://www.pcmag.com/encyclopedia_term)

2.13 Konsep Dasar Teknologi Wi-Fi 2.13.1 Pengertian Wi-Fi

(56)

berpindah- pindah (mobilitas).

Teknologi Wireless LAN menjadi sangat popular saat ini di banyak applikasi. Setelah evaluasi terhadap teknologi tersebut dilakukan, menjadikan para pengguna merasa puas dan meyakini realiability teknologi ini dan siap untuk digunakan dalam skala luas dan komplek pada jaringan tanpa kabel. Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan, difraksi, Line of Sight dan Obstructed LOS. Ini berarti sinyal radio tiba di penerima melalui banyak jalur (Multipath), dimana tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan fasa yang berbeda-beda.

Wireless LAN (WLAN) memberikan tingkat fleksibilitas dan portabilitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan LAN biasa. WLAN mengkoneksikan komputer dan komponen lainnya yang memiliki wireless adapter ke dalam jaringan melalui Access Point (AP). Konfigurasi WLAN secara umum dibedakan menjadi 2 macam, yaitu infrastruktur dan ad hoc. Pada jenis infrastruktur, AP terhubung langsung ke jaringan kabel. Sedangkan pada jenis ad hoc, AP terhubung ke AP lainnya melalui mekanisme ad hoc. AP biasanya memiliki daerah cakupan sampai 100 meter, yang biasanya disebut cell atau range.

(57)

oleh Wi-Fi Alliance untuk mendeskripsikan produk wireless local area network (WLAN) yang berdasarkan standar Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) 802.11. Macam-macam varian 802.11 yang telah dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) dapat dilihat pada Tabel 2.3. Jenis yang paling populer digunakan di Indonesia dan dunia adalah standar 802.11b (indoor) dan 802.11g (outdoor). Keduanya memiliki kompatibilitas dari segi peralatan user, sehingga pengguna 802.11b dapat dengan mudah pindah ke jaringan 802.11g ketika berada di luar ruangan.

Tabel 2.3. Jenis-Jenis Standar IEEE 802.11

Varian Deskripsi

802.11a WLAN yang beroperasi pada 5 GHz, data rate 54 Mbps. Dipublikasikan tahun 1999.

802.11b Dikenal juga sebagai Wi-Fi. Beroperasi pada 2.4 GHz, data rate sampai 11 Mbps. Dipublikasikan tahun 1999.

802.11c Ada dokumentasi prosedur MAC 802.11

802.11d Ada definisi dan kebutuhan dari standar 802.11 untuk dapat beroperasi di negara yang belum ada standarnya.

802.11e

Dibuat untuk memperbaiki MAC 802.11 untuk meningkatkan QoS. Perbaikan pada kapabilitas dan efisiensi ditujukan untuk aplikasi seperti suara atau video melalui jaringan wireless 802.11

802.11f

Ada sarana untuk mengimplementasikan konsep 802.11 tentang AP dan distributed system (DS). Meningkatkan kompatibilitas antara peralatan AP dari vendor yang ada

802.11g

Membangun PHY berkecepatan lebih tinggi dari standar 802.11b tetapi tetap menjaga kompatibilitas dengan peralatan 802.11b yang sudah ada. Target data rate 20 Mbps.

802.11h Memperbaiki MAC 802.11 dan PHY 802.11a untuk menyediakan

manajemen jaringan dan pengendalian daya dan spektrum pada pita 5 GHz.

802.11i Meningkatkan mekanisme keamanan dan autentikasi pada standar 802.11

(58)

Awalnya teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang Wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan juga point to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge. Wireless LAN di desain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan rumitnya instalasi kabel.

2.13.2 Sejarah Wi-Fi

Pada akhir 1970-an IBM mengeluarkan hasil percobaan mereka dalam merancang Wireless LAN (WLAN) dengan teknologi IR (infrared), perusahaan lain seperti Hewlett-Packard (HP) menguji WLAN dengan RF (radio frequency). Kedua perusahaan tersebut hanya mencapai data rate 100 Kbps. Karena tidak memenuhi standar IEEE 802 untuk LAN yaitu 1 Mbps maka produknya tidak dipasarkan.Baru pada tahun 1985, Federal Communication Commision (FCC) menetapkan pita Industrial, Scientific and Medical (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2400-2483.5 MHz dan 5725-5850 MHz yang bersifat tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN secara komersial memasuki tahapan serius.

(59)

rate >1 Mbps.

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi/standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2Mbps dan terkenal dengan standar Wireless Fidelity (Wi-Fi) 802.11.

Pada bulan Juli 1999, IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802.3 10Mbps atau 10Base-T). Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi sama.

(60)

dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.

Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan kartu jaringan 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.

(61)

dibandingkan saudara tuanya 802.11a/b/g. Access Point MIMO dapat mengenali gelombang radio yang dipancarkan oleh adapter Wi-Fi 802.11a/b/g. MIMO mendukung kompatibilitas mundur dengan 802.11 a/b/g. Peralatan Wi-Fi MIMO dapat menghasilkan kecepatan transfer data sebesar 108Mbps.

2.13.3 Frekuensi Wi-Fi

Frekuensi Wi-Fi yang dipakai adalah 2.4 Ghz atau 5 Ghz yakni frekuensi yang tergolong pada ISM (Industrial, Scientific, dan Medial). Frekuensi Wi-Fi 2,4 Ghz mempunyai 14 kanal dalam lebar pita frekuansi 84,5 Mhz seperti terlihat pada gambar 2.11.

Dalam aplikasi teknologi jaringan baik hardware maupun software, khususnya teknologi Wi-Fi dikenal ada dua standar yang biasa digunakan yakni :

1. 802.11 standar indoor yang terdiri dari : a. 802.11 2,4 GHz 2 Mbps

(62)

2. 802.16 standar outdoor salahsatunya adalah WiMAX (World Interoperability for Microwave Access).

(63)

Tabel 2.4. Pembagian Kanal Pada Frekuensi 2,4 GHz

Channel Frekuensi (Mhz) Channel Frekuensi(Mhz)

1 2412 8 2447

2 2417 9 2452

3 2422 10 2457

4 2427 11 2462

5 2432 12 2472

6 2437 13 2477

7 2442 14

Agar dapat saling berkomunikasi, setiap peralatan wireless harus mengunakan channel yang sama. Pengguna dapat mengatur nomor channel saat melakukan instalasi.

2.13.4 Topologi Wi-Fi

(64)

LAN tradisional menghubungkan PC ke komputer lainnya yang juga menghubungkan ke file server, printer, dan perangkat jaringan lainnya dengan menggunakan kabel atau fiber optik sebagai media transmisi. Sedangkan pada Wireless LAN memungkinkan workstation untuk berkomunikasi dan mengakses jaringan dengan menggunakan propagasi radio sebagai media transmisi. Wireless LAN bisa menghubungkan LAN kabel yang telah ada sebagai sebuah extensi atau menjadi basis dari jaringan baru. WLAN sangat mudah beradaptasi artinya dapat dirancang untuk lingkungan dalam ruangan dan juga untuk luar ruangan seperti menghubungkan gedung-gedung kantor, lantai produksi, rumah sakit dan universitas atau sekolah-sekolah. Dasar dari blok wireless LAN disebut dengan Sel. Sel adalah area yang dicakupi oleh Komunikasi Wireless. Areal cakupan ini tergantung pada kekuatan propagansi signal radio dan tipe konstruksi dari penghalang, partisi dan atau karakter fisik pada lingkungan dalam ruangan. PC Workstation, notebook, laptop, dan PDA dapat bergerak dengan bebas di dalam areal sell.

(65)

sembunyikan antara satu dengan lainnya. Dalam hal ini AP berfungsi sebagai relay. AP juga dapat berfungsi sebagai brigde yakni penghubung antara wireless station dan jaringan kabel dan juga dengan cell wireless lainnya.

Gambar 2.13. Wireless Sel

2.14 Studi Sejenis

1. Nanang Khaerul Anwar ( 2010 ) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta

Analisa dan Perancangan Manajement Jaringan dengan Menggunakan Mikrotik RuterOS

(66)

1. Tujuan :

1. Merancang konfiurasi mikrotik pada jaringan Badan Narkotika Nasional yang meliputi VLAN, pembagian bandwidth, pengaturan proxy, firewall, security, hotspot, dan network management tools.

2. Membagi IP setiap departemen di Badan Narkotika Nasional dengan VLAN.

3. Merancang topolog ijaringan dengan menggunakan mikrotik. 4. Menghasilkan referensi untuk pengembangan lebih lanjut untuk topik serupa.

2. Hasil :

1. Untuk mengatur jaringan kini menggunakan router mikrotik 2. Adanya pembagian bandwidth secara teratur untuk setiap departemen

3. Menggunakan VLAN untuk pembagian IP setiap departemen. 4. Menggunakan firewall dan security router mikrotik.

5. Menggunakan network management tools router mikrotik. 3. Metodelogi :

1. Pengumpulan data yang di gunakan metode kepustakaan dengan membaca manual atau blueprint dokumentasi, wawancara kepada Bpk Drs. Mufti Djusnir,Apt,Msi Kepala Bidang Jaringan di kantor Badan Narkotika Nasional dan Survey lansung ke lapangan.

(67)

4. Saran :

1. Penambahan bandwidth internet dari provider baru dan melakukan load balancing antara provider yang lama dengan provider internet yang baru.

2. Access point diletakan perlantai, agar pegawai dapat dengan mudah mendapatkan sinyal Hotspot sehingga mudah untuk mengakses internet.

2. Dziyah Ulhaq (2004) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta

Studi dan Analisa Local Area Network pada Kantor Pusat Perum Pegadaian

1. Tujuan :

1. Membandingkan teori – teori yang ada dengan masalah sebenarnya.

2. Untuk memperkenalkan sikap profesionalisme yang diperlukan mahasiswa dakam memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya serta sebagai pengalaman kerja.

3. Sebagai bentuk kepedulian dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Hasil:

(68)

3. Metodologi :

Metodologi yang di gunakan adalah studi lapangan dengan langsung melihat jaringan LAN yang ada pada Pusat IT di Kantor Pusat Perum Pegadaian, interview / wawancara pengelolah jaringan LAN, meneliti konfigurasi jaringan LAN yang ada baik hardware maupun software yang di gunakan , dan mencari data – data tentang LAN dengan browsing internet ataupun dengan membaca buku – buku tentang jaringan LAN.

4. Saran :

1. Perlu adanya pengembangan untuk jaringan online seluruh Indonesia, hal ini di dasarkan pada berkembangnya jenis – jenis usaha lain pada Perum Pegadaian yang memerlukan kecepatan informasi dan akses.

2. Penggunaan IP secara manual, hal ini dimaksudkan agar masalah kegagalan akses ke jaringan dapat dikurangi.

3. Peningkatan fasilitas backup dengan menggunakan RAID 5 akan lebih aman dari sekadar disk mirrorring.

4. Perlu pengusaan teknologi jaringan terkini seperti Cisco System akan mendukung pengembangan jaringan ke depan.

3. Adam Sulaiman ( 2009 ) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta

(69)

1. Tujuan:

Menganalisis jaringan private pada Wide Area Network ( WAN ) dan implementasi infrastruktur serta penerapan VPN dengan menggunakan Open VPN di BPPT.

2. Hasil :

1. membuat aplikasi Configuration

2. membuat Profile Config

3. membuat VPN Config

3. Metodologi :

Metodologi yang di gunakan dalam mengumpulkan data sistem jaringan privatedengan cara riset kepustakaan, riset, wawancara dan investigasi sistem yang berjalan saat ini kepada pengelolah jaringan di BPPT.

4. Saran:

1. Sistem yang di gunakan saat ini di BPPT sudah baik, namun alangkah baiknya menggunakan sistem VPN dengan aplikasi openVPN karena keamanannya terjamin menggunakan protokol SSL/TlS.

(70)

3. BPPT Jakarta sebaiknya terus meningkatkan sistem jaringan private antar cabang BPPT dengan terus memberikan informasi informasi terbaru yang berhubungan dengan jaringan private. 4. Deni Lastiawan (2010) mahasiswa Universitas Islam Negeri

Jakarta

Analisa Local Area Network ( LAN ) pada Dinas Informasi dan Komunikasi ( INFOKOM ) Kota Tangerang

1. Tujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana konigurasi Jaringan LAN pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang.

2. Untuk mengetahui perangkat keras dan perangkat lunak apa saja yang digunakan pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang.

3. Mengetahui topologi yang digunakan pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang.

4. Mengetahui penerapan IP pada Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang.

(71)

2. Metodologi :

Metode penelitian yang di gunakan adalah metode observsi dengan mendatangi langsung Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang untuk melihat dan meneliti konfigurasi LAN serta jenis topologi yang di gunakan, mewanwancarai narasumber yang ada di Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang, dan pengumpulan data yang didapat dari buku – buku khususnya mengenai jaringan komputer, serta browsing internet sebagai referensi tambahan.

3. Hasil :

Dinas Infokom menggunakan ISP Nasional Online untuk koneksi internetnya. Topologi yang di gunakan pada Jaringan Dinas Infokom Kota Tngerang menggunakan topologi star, dengan alasn karena topologi star memiliki banyak kelebihan. Salah satunya jika ada pengurangan station mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan yang lain, selain itu juga karena memudahkan pengolahan jaringan.

4. Saran :

(72)

2. Untuk semua kabel UTP diberikan penomeran dan dilakukan pengecekan kabel UTP secara berkala agar dapat diketahui kabel mana yang sudah tak layak pakai.

3. Untuk semua kabel UTP di berikan nama/label agar mempermudah dalam pendataan dan karena tidak semua user dapat mengerti akan pengamanan computer seharusnya seorang admin memasangsecurity pada computer client agar penyusupan virus tidak terjadi.

4. Dilakukan perawatan secara berkala terhadap hardware baik server ataupun client.

5. Harus di data ulang mengenai Hardware dan Software apa yang di gunakan pada jaringan Dinas Infokom Kota Tangerang karena kelengkapan data yang penulis dapat masih jauh dari lengkap.

5. Davito Susanto (2010), mahasiswa Universitas Binanusantara. Analisis dan Perancangan Jaringan WAN Berbasis MPLS Pada PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.

1. Tujuan :

(73)

2. Metodologi :

Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data ada beberapa tahap yaitu study pustaka dan studi lapangan.

3. Hasil :

Dengan dirancangnya suatu jaringan dengan mengggunakan MPLS dengan harapan perusahaan ini mempunyai sistem komunikasi dan pertukaran data yang aman, cepat dan terjamin.

4. Saran :

Segala sesuatu tentunya tidak ada yang sempurna begitupula dengan penulisan ini, penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk masa yang akan datang. Semoga pengembangan sistem jaringan ini dapat terus dikembangkan dan diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

6. Agus Hidayatullah (2011) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta.

Perancangan Wireless Local Area Network ( WLAN ) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur ( STAISMAN ) Pandeglang

1. Tujuan :

(74)

2. Mempelajari dan menganalisis jaringan komputer di Sekolah Tinggi Agama Islam Syeh Manshur Pandegelang, baik yang menggunakan kabel bisa atau pun Wireless Local Area Network ( WLAN ) yang akan diimplementasikan.

2. Metodologi :

Metode penelitian yang di gunakan adalah metode observsi dengan mendatangi Sekolah Tinggi Agama Islam Syeh Manshur Pandegelang langsung untuk melihat dan meneliti konfigurasi LAN serta jenis topologi yang di gunakan, mewanwancarai narasumber yang ada di Sekolah Tinggi Agama Islam Syeh Manshur Pandegelang, dan pengumpulan data yang didapat dari buku – buku khususnya mengenai jaringan komputer, serta browsing internet sebagai referensi tambahan.

3. Hasil :

1. Pemanfaatan wireless network atau WLAN dapat digunakan sebagai perluasan dari jaringan LAN kabel yang sudah ada.

(75)

3. Saran :

1. Usahakan tidak lebih dari 40 (empat puluh ) client yang terhubung dalam satu access point demi alasan untuk performa yang maksimal, karena bandwich di STAISMAN masih terbatas. 2. Dalam satu network, sebaiknya menggunakan produk access point dari vendor yang sama, karena jika vendor berbeda akan membutuhkan waktu untuk membiasakan melakukan setup dari setiap produk yang berbeda.

7. Imam Masuddin ( 2006 ) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta. Analisa Local Area Network ( LAN ) pada PT Becton Dickinson. 1. Tujuan:

Tujuan penulis mengangkat topik ini adlah untuk memahami lebih dalam dan mendapatkan dokumentasi tentang konfigurasi dan infrastruktur pada jaringan LAN dan menjadi dasar usul yang dapat membantu mengoptimalkan kinerja perusahaan.

2. Metodologi:

(76)

3. Hasil :

1. Menggunakan Topologi star, karena dalam topologi star semua peralatan pada jaringan di hubungkan ke peralatan sentral ( ruang Server ), yaitu hub atau switch dan modem. Peralatan ini berfungsi sebagai pengontrol seluruh komputer yang terhubung dalam jaringan. Pada jaringan ini, lokasi sentral menerima pesan dari node pengiriman dsn menjalankannya ke node tujuan.

2. Kendala yang di hadapi adalah sering terjadinya kegagalan dalam melakukan log on ke jaringan dan juga adanya sumber daya manusia yang kurang mengerti akan jaringan LAN.

3. Dengan adanya jaringan LAN, memberikan efeksitas serta efisiensi sehingga mengoptimalkan kinerja perusahaan.

4. Saran :

1. Bila terjadi kegagalan log on renew all ( melakukan refresh pada ip-nya), penanganan sebaiknya dilakukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

(77)

8. Denny Nurparamita (2010), mahasiswa Universitas Binanusantara. Analisa dan Perancangan Kualitas Layanan Infrastruktur IPTV Menggunakan Jaringan MPLS Pada Kegiatan Penelitian Digital Broadcasting.

1. Tujuan :

Menganalisa, Merancang, dan mengimplementasikan jaringan yang menggunakan IPTV, yang sebelumnya dikaji oleh Lab ELKON-PTIK BPPT dimana jaringan Multi Protocol Label Switching (MPLS) yang dapat digunakan sebagai infrastruktur jaringan untuk sebuah layanan komunikasi berbasis voice dan video seperti layanann Internet Protokol Television (IPTV)

2. Metodologi :

1. Penulis melakukan pengamatan mengenai jaringan komputer yang ada.

2. Penulis melakukan wawancara menenai model dan konfigurasi jaringan komputer yang diterapkan pada perusahaan untuk memperoleh keterangan dan penjelasan penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.

(78)

4. Hasil :

Jaringan untuk layanan IPTV yang dibutuhkan jaminan akan kualitas layanan.

5. Saran :

Segala sesuatu tentunya tidak ada yang sempurna begitupula dengan penulisan ini, penulis mengharapkan adanya perbaikan untuk masa yang akan datang. Semoga pengembangan sistem jaringan ini dapat terus dikembangkan dan diperbaiki untuk mencapai kesempurnaan.

9. Dien Burhanudin (2011) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta.

Penggunaan Mode Repeater pada WirelessAccessPoinLinksys WAP54G Sebagai Salah Satu Solusi Pengembangan Wireless Local Area Network (WLAN)

(Studi Kasus : Pusdiklat Kementerian Pendidikan Nasional ) 1. Tujuan :

(79)

2. Metodologi :

Metode Pengumpulan Data 1. Metode Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan mencari dan memperoleh data-data yang diperlukan dari berbagai buku dan website melalui internet yang berhubungan dengan pengembangan jaringan ini.

2. Metode Observasi

Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi yang berhubungan dengan kasus yang di hadapi.

3. Metode Interview

Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan cara wawancara atau berdiskusi dengan orang yang bisa memberikan informasi mengenai pengembangan jaringan ini. Metode Pengembangan Sistem menggunakan NDLC (Network

Development Life Cycle).

4. Hasil :

(80)

antara perangkat Acces point dengan perangkat Repeater untuk lebih jelasnya dapat dilihat di subbab 4.4.2

2. Sistem Wireless dengan mode repeater yang di implementasikan telah berhasil di jalankan dengan baik. Keseluruhan sistem wireless di ujicoba dengan melakukan pengujian terhadap client/user dimana perangkat wireless repeater dapat bekerja secara optimal, baik itu sinyal yang di dapat oleh client/user.

5. Saran :

1. Penulis menyarankan untuk mengembangkan dan menambahkan sistem keamanan wireless akses point agar keamanan jaringan Pusdiklat Kemdiknas sangat terjaga.

(81)

3. Disarankan untuk jumlah user/client yang terhubung dengan repeater tidak terlalu banyak karena dapat menurunkan troughput dalam jaringan

10. Ahmad Fauzi (2010) mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta Analisa dan Perancangan LAN di YPI Al – Falah Bendungan 1. Tujuan :

Dapat menganalisa suatu perangkat jaringan komputer. Dan merancang dan mengimplementasikan Local Area Network di YPI Al-Falah Bendungan.

2. Metodologi :

Metode yang digunakan peneliti dalam melakukan analisis data ada beberapa tahap yaitu study pustaka dan studi lapangan.

3. Hasil :

1. Pemanfaatan local area network (LAN) di lembaga-lembaga pendidikan merupakan kemajuan dalam proses belajar mengajar.

(82)

semakin lebar sehingga akan meningkatkan unjuk kerja jaringan secara keseluruhan.

3. Dengan adanya LAN di YPI Al-Falah Bendungan, memberikan kemudahan kepada siswa/siswi untuk terhubung ke jaringan dan mengakses internet untuk proses pembelajaran.

4. Saran :

1. Pastikan untuk melakukan observasi lapangan (survey site) dan mengumpulkan data-data yang ada agar dapat mendesain jaringan dengan tepat.

2. Untuk memaksimalkan kerja sistem jaringan maka baiknya hanya menggunakan komputer pentium 4 supaya proses pengaksesan informasi bisa lebih cepat dan tidak membosankan bagi pengguna.

11.Hendra Rakhmawan (2008) mahasiswa Universitas Intitute Teknologi Bandung.

(83)

1. Tujuan :

Membantu pemilihan model jaringan mereka oleh karena itu dirancang Traffic Engineering yang merupakan salah satu dari fitur MPLS.

2. Metodologi :

1. Penulis melakukan pengamatan mengenai jaringan komputer yang ada di PT Telkom.

2. Penulis melakukan wawancara menenai model dan konfigurasi jaringan komputer yang diterapkan pada perusahaan untuk memperoleh keterangan dan penjelasan penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini.

3. Merupakan pengumpulan data dan informasi dengan mencari dan memperoleh data-data yang diperlukan dari berbagai buku dan website melalui internet yang berhubungan dengan pengembangan jaringan ini

4. Hasil :

Gambar

Gambar 2.1 Jaringan Peer To Peer
Gambar 2.2 Jaringan Client Server
Gambar 2.3 Topologi Bus
Gambar 2.5 Topologi Star
+7

Referensi

Dokumen terkait