ANALISIS KUALITAS MAHASISWA DALAM PENCAPAIAN PENDIDIKANNYA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARES
Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Maternatika FMlPA Universitas Negeri Jakarta
OLEH:
PlNTA DENIYANTI SAMPOERNO
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
PINTA DENIYANTI SAMPOERNO. Analisis Kualitas Mahasiswa dalam Pencapaian Pendidikannya dengan Menggunakan Metode Partial Least Squares
(PLS) dibawah bimbingan BUD1 SUSETYO dan GERARDUS POLLA.
Metode PLS adalah salah satu metode yang dapat menjawab rnasalah dalam regesi pada situasi dimana semakin banyak peubah yang diamati maka asumsi yang mendasari perhitungan menjadi semakin sulit terpenuhi, sehingga tidak dapat menjawab hubungan antar peubah bebas dan peubah respon dengan hanya menggunakan Metode Kuadrat Terkecil. PLS adalah metode lunak atau so$ model
yang didalam perhitungannya tidak memerlukan asumsi yang ketat, baik mengenai sebaran dari peubah pengamatan maupun dari ukuran contoh yang tidak hams besar. PLS dikembangkan oleh Wold (1982) sebagai suatu metode umum untuk pendugaan model laten yang diukur secara tidak langsung oleh peubah penjelaslmanifes.
Penelitian
ini
bertuiuan untuk menaanalisis kualitas mahasiswa dalam pencapaian pendidikannya &ngan menerapk& metode PLS. Data yang digunakan diperoleh dari pengisian lcuesioner oleh 71 orang mahasiswa iurusan maternatikaF ~ UNJ A 199811999, I99912000 dan-2000f2001 seiama bulan Februari 2002. Metode PLS menghasilkan hubungan eksternal atau model pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah manifesnya dan hubungan internal atau model struktural yang menyatakan hubungan antar peubah-peubah laten. Penelitian
ini
juga diharapkan dapat bermanfaat bagi jurusan matematika FMIPA UNJ khususnya dalam bagian pembahasan dalam penelitian pendidikan eksploratif yang selamaini
masih menggunakan analisis deskriptif, sekarang sudah dapat menggunakan hasil pembahasan yang lebih terukur.Semua hubungan peubah laten terhadap kelompok peubah manifesnya dalam model pengukuran nyata pada tingkat kepercayaan yang berbeda-beda. Sedangkan pada model struktural yang menghubungkan peubah-peubah laten didapat hasil sebagai berikut: (1). lmgkungan belajar mahasiswa di nunah/kost dan sikapnya terhadap almamater nyata di tingkat 1% terhadap motivasi, (2). sikap mahasiswa terhadap dosen nyata pada taraf 5% terhadap kualitas mahasiswa dan (3). lingkungan belajar mahasiswa terhadap kualitas mahasiswa signifikan pada taraf 10%.
Kata kunci:
Mahasiswa Berkualitas adalah mahasiswa yang tidak hanya pintar secara akadermk, tetapi juga hams mampu bersosialisasi dengan lingkungannya, berbadan sehat dan memiliki ketrampilan di luar bidang akademiknya.
SURAT
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan behawa tesis yang berjudul:
"Analisis Kualitas Mahasiswa Dalam Pencapaian Pendidikannya
Dengan Menggunakan Metode Partial Least Squares"
Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta
adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pemah dipublikasikan. Semua
sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.
ANALISIS KUALITAS MAHASISWA DALAM PENCAPAIAN PENDIDIKANNYA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
PARTIAL LEASTSQUARES
Studi Kasus: Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta
PINTA DENIYANTI SAMPOERNO
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Statistika
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Analisis Kualitas Mahasiswa Dalam Pencapaian Pendidikannya Dengan Menggunakan Metode Partial Least Squares
Stud Kasus: Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNJ
Nama : Pinta Deniyanti Sampoemo
N R P : 99178
Program studi : Statistika
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Budi Susetyo, h . ~ . Ketua
Prof. Dr. Gerardus Polla. M.App.Sc.
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Statistika
RIWAYAT
HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 1 Juli 1964 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Does Sampoemo dan Farida Nazir. Pendidikan sarjana ditempuh pada Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Jakarta, lulus pada tahun 1990. Mulai awal tahun 1990, penulis menjadi asisten mata kuliah Aljabar Linear dan Geometri.
Penulis menjadi staf pengajar pada jurusan pendidikan matematika FPMPA
IKlP
Jakarta (sekarang jurusan matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta) mulai tahun 1992 sampai sekarang.Pengalaman pekerjaan penulis, selain sebagai staf pengajar FMIPA UNJ, penulis menjadi Tim Penyusun Sistem Simbol Braille Indonesia Bidang Bahasa Indonesia, Kimia, Fisika dan Matematika sebagai ketua Tim Penulis Sistem Simbol Braille Indonesia Bidang Matematika pada Proyek P e w t a n Pendidkan Bagi Tunanetra Departemen Penhdikan dan Kebudayaan tahun 1999 dan berhasil menyelesaikan buku panduan Sistem Braille Indonesia Bidang Matematika yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional tahun 2000 untuk digunakan secara nasional di s e l d sekolah luar biasa tunanetra. Pekerjaan ini juga dilanjutkan dengan menjadi Tim Editing Naskah Buku Murid SDLB, SLTPLB dan SMLB tunanetra bidang matematika dan sekaligus sebagai Tim Sosialisasi Sistem Simbol Braille Indonesia untuk guru-guru sekolah luar biasa tunanetra di seluruh Indonesia, yang masih terus dilakukan hingga saat
ini.
Kegiatan lainnya adalah sebagai anggota Tim Realistic Mathematics Education @vE) UNJ dan juga anggota Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sains dan Matematika (P3 SM) FMIPA UNJ.
Penelitian terakhir yang dilakukan penulis dengan bantuan dana D M IKIP
PRAKATA
Puji syukur, Alhamdulillah, kehadirat Allah SWT karena atas ridhoNya, maka karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang berjudul Analisis Kualitas Mahasiswa Dalam Pencapaian Pendidikannya Dengan Menggunakan Metode Partial Least Quares difaksanakan sejak bulan Desember 200 1 dan merupakan stud kasus
d~
jurusan matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta.
Rasa terima kasih penulis sarnpaikan kepada Bapak Dr.Ir. Budi Susetyo, M.S. dan Bapak ProEDr. Gerardus Polla, M.App.Sc. selaku dosen pembimbing, serta Ibu Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNJ, Dra. Sri Sudaryati, M.Pd. yang mengizinkan penulis melakukan penelitian di jurusan matematika FMIPA UNJ. Disamping itu penulis juga memberikan rasa penghargaan kepada Ibu Ir. Fariani Hermin, M.T., Ibu Dra. Sri Kadaqono, Ibu Dra. Wardani Rahayu, M S . , Ibu Dra. Ellis Salsabila, M.Si., Bapak Drs. Makrnuri, M.Si.
dan
Bapak Drs. Tri Murdianto, M S . selaku dosen pembimbing akademik mahasiswa jurusan matematika, yang telah membantu dalam pengumpulan data.Ungkapan rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada suami tercinta, Iham Idli, dan anak-anak Haffi, Rifano clan Rifadi atas pengertiannya selama penulis bersekolah, kepada Bapak dan Ibu serta Mama dan Papa atas doanya dan juga kepada kakak dan adik penulis yang selalu memben semangat.
Akhirnya, penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2002
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang IdentiNcasi Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor Penentu Kualitas Mahasiswa
Structural Equation Model (SEM)
Partial Least Squares (PLS)
1. Spesifikasi PLS
2. Penduga PLS
3. Evaluasi PLS
METODE PENELITIAN
Disain Penelitian dan Rasional Penelitian
Sumber Data
Metode Analisis
1. Analisis Instrumen
2. Analisis Data
- Analisis Deskriptif
-
Analisis PLSHASV. DAN PEMBAHASAN
Analisis Responden
Analisis Model Pengukuran
Analisis Model Struktural
Masalah Untuk Penelitian Berikutnya
KESIMPULAN
DAN SARANKesimpulan
Saran
DAFTAR TABEL
1. Peubah Laten dan Peubah Manifes
2. Hasil Model Pengukuran
untuk
Latar Belakang Keluarga3. Hasil Model Pengukuran
untuk
Lingkungan Belajar4.
Hasil Model Pengukuran untuk Sikap terhadap Almarnater5. HasiI Model Pengukuran
untuk
Sikap terhadap Dosen6. Hasil Model Pengukuran
untuk
Motivasi7. Hasil Model Pengukuran
untuk
Kualitas Mahasiswa8.
Uji Validasi Kekonvergenan Peubah Laten9. Hasil Model Struktural
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Disain dan Hipotesis Penelitian Peubah Laten dan Peubah Manifes 23
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Identifikasi Responden
2. Data Hasil Jawaban Kuesioner Penelitian
3. Data Hasil Olahan Untuk Perhitungan &lam Penelitian
4. Program PLSX
5. Output Program PLSX 1.8
6 . Kuesioner Penelitian
7 . Kuesioner Uji Coba
8. Nilai Reliabilitas Soal-soal Pa& Kuesioner Uji Coba
Halaman
52 53 56 58 6 0 63
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan ha1 yang penting dan dibutuhkan oleh setiap manusia
karena pendidikan merupakan dasar pengembangan manusia dari segi kognitif,
afektif dan psikomotorik sehingga seorang manusia dapat bertindak secara bijaksana
dengan mempertimbangkan lingkungannya.
Bangsa Indonesia menyadari tentang pentmgnya pendidlkan dalam rangka
mewujudkan mnusia Indonesia seutuhnya, sehingga sebagai realisasinya tujuan
pendidikan bangsa Indonesia tertuang dalam Undang-undang No.2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdikbud RI, 1989) yang berbunyi:
"Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan."
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat djelaskan bahwa pendidlkan di
Indonesia mendudulu posisi yang sangat penting karena merupakan syarat bagi
pencapaian manusia Indonesia yang berkualitas.
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mewujudkan manusia Indonesia
yang seutuhnya melalui bidang pendidlkan temyata banyak sekali faktor-faktor yang
mempengamhi keberhasilannya, sehingga dalam bidang pendidikan selalu
memerlukan penelitian-penelitian pendidikan yang bermanfaat dan menghasilkan hal-
perbaikan dalam sistem pendidlkan, sampai dengan didapatnya paradigma bam dalam
penddikan.
Situasi yang sangat kompleks umumnya banyak dijurnpai dalam penelitian
pendidikan, misalnya terdapat perbedaan lingkungan belajar, gaya belajar,
lingkungan kampus, karakteristk dosen dan karakteristik mahasiswa dan lain
sebagainya. Hal-ha1 di atas sangat mempengaruhi pencapaian pendidikan seorang
mahasiswa dan ha1 ini dijadikan fokus dalam penelitian ini. Sama halnya dengan
penelitian pendidiian, untuk melihat pencapaian pendidikan seseorang juga sangat
kompleks karena pencapaian pendidikan seorang mahasiswa banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang sulit diukur seperti: latar belakang keluarga, lingkungan belajar,
gaya belajar, slkap mahasiswa terhadap karnpusnya, sikap mahasiswa terhadap dosen
dan motivasi mahasiswa
untuk
mencapai hasil belajar yang optimal, dan lainsebagainya.
Seiring dengan banyaknya manfaat yang didapat dalam setiap penelitian
pendidikan, para peneliti pendidikan selalu bempaya untuk dapat meminirnumkan
hal-ha1 yang menghambat penelitian pendidian dan mencari jalan keluamya. -
Menurut Sellin (2000), para peneliti pendidikan seringkali bekeja dalam situasi
diiana terdapat banyak sekali data yang tidak diimbangi dengan pengetahuan teoritis
yang cukup. Begitu pula banyak dalam penelitian pendidikan selama
ini,
perhitunganpengaxuh faktor-faktor p e n d d c g pendidikan terhadap hasil suatu pendidian
dilakukan secara saiu persaiu atau tidak secara bersamaan, sehingga memerlukan
terhadap keberhasilan pendidikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor
pendukung pendidikan dengan cara yang simultan. Untuk itu diperlukan suatu model
statistik dan sekaligus alat analisis yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
dalam penelitian ini.
Structural Equation Model (SEM) adalah salah satu bidang kajian statistika
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah di atas. SEM dapat menguji sebuah
rangkaian hubungan yang relatif sulit texulcur secara bersamaan. Hubungan yang
dirnaksud adalah hubungan yang dibentuk dari satu atau lebih peubah bebas dengan
satu atau lebih peubah tidak bebas. Peubah-peubah tersebut dapat berupa peubah
laten atau peubah yang tak terukur, seperti latar belakang keluarga, lingkungan
belajar dan sikap terhadap sekolah, yang terbentuk dari beberapa peubah penjelas
atau peubah manifes, yang t e m g &lam bentuk pertanyam-pertanyaan yang dapat
mencerminkan peubah laten.
SEM terdiri
dari
model struktural dan model pengukuran. Model strukturalmerupakan model yang menjelaskan struktur hubungan sebab akibat antar peubah
laten, sedangkan model pengukuran adalah model dari hasil pengukuran yang
digunakan unhk mengkonfnnasi dimensidimensi peubah penjelas yang mendukung
peubah laten. Dalam penelitian pendidikan dengan pengetahuan teoritis minimum,
analisis dan investigasi path model dengan peubah laten sangat berguna dan fleksibel
untuk digunakan dalam penyusunan model statistik yang besar dan kompleks,
Partial Least Squares (FLS) adalah salah satu pendekatan untuk menganalis~s
SEM. PLS adalah metode lunak atau soji model karena di dalam PLS pendugaannya
tidak memerlukan asumsi sebaran (distribution p e e ) dari peubah pengamatan dan
ukuran dari contoh tidak h a m besar, tetapi sedikitnya adalah sepuluh kali dari
jumlah peubah-peubah yang digunakan dalam penelitian (Chin, 2000). Kekhususan
lain dari PLS yang menjadkannya tepat digunakan pada penelitian pendidikan adalah
pada ujinya yang +ran untuk mengukur kekuatan prediktif, sehingga dapat
memudahkan pengembangan suatu teori pendidikan yang baru.
Hal mendasar yang menjadi alasan utama penelitian ini adalah mash terlihat
adanya penyimpangan-penyimpangan dari mahasiswa Universitas Negeri Jakarta
sehingga perlu diteliti bagaimana sesungguhnya keadaan mahasiswa tersebut dengan
melihat kualitas mahasiswa yang dikhususnya pada jurusan matematika FMIPA. Oleh
karena itu dengan tersedianya alat ukur PLS tersebut maka peneliti ingin melakukan
suatu penelitian tentang kualitas mahasiswa dalam pen~paian pendidikannya yang
dianalisis dengan menggunakan metode PLS. Adapun alasan lain dilakukannya
penelitian ini adalah belum banyak dari penelitian-penelitian pendidikan yang dalarn
perhitungannya menggunakan metode PLS.
Identifhsi Masalah
Telah dijelaskan pada latar belakang bahwa penelitian pendidikan yang
bemanfaat mash sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan hal-ha1 baru yang
mampu memberikan perbaikan pada sistem pendidikan di Perguruan Tinggi. Masih
diantaranya: Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian pendidiin adalah
merupakan faktor-faktor yang saling bebas atau bahkan sebalhya, justru saling
mempengaruhi? Apakah dengan perhitungan menggunakan metode PLS, yang
men&tung faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan secara sirnultan lebih baik
dari perhitungan secara terpisah? Apakah penerapan metode PLS pada SEM dapat
digunakan untuk menganalisis kualitas mahasiswa &lam pencapaim pendidikannya
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukung keberhasilan pendidikan?
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian pendidikan atau faktor-
faktor pendukung keberhasilan pendidikan antara lain adalah hgkungan keluarga,
lingkungan pergaulan dan lingkungan belajar rnahasiswa baik di rumahkost maupun
di kampus, sosialisasi mahasiswa balk dengan sesama mahasiswa maupun dengan
dosen atau staf administrasi di kampus, fasilitas belajar di Nmahflcost ataupun
kampus, gaya belajar mahasiswa, minat membaca mahasiswa, suka berkompetisi
secara positif dengan sesama mahasiswa, mempunyai dorongan belajar yang tinggi,
mempunyai motivasi untuk sukses dan mendapat nilai baik, berbadan sehat dan lain
sebagainya.
Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah yang timbul, maka dalam penelitian ini perlu dibatasi
masalah yang akan diteliti yaitu menganalisis kualitas mahasiswa dengan
menggunakan metode Partial Least Squares (PLS) pada Shuctural Equation Model
(SEM). Metode PLS akan menganalisis faktor-faktor, baik yang dihitung secara
pencapaian pendidikamya. Kualitas mahasiswa yang dilihat adalah IPK (indeks
prestasi komulatif) yang dicapai mahasiswa pada semester ganjil tahun ajaran 2001-
2002 ditambah dengan prestasi-prestasi lain yang mendukung, karena pencapaian
pendidikan tidak hanya pada bidang akademik tetapi menyeluruh ke bidang lainnya
yang bermanfaat dan mendukung bertambahnya kemampuan seorang mahasiswa,
antara lain kesenian dan kesehatan. Kesenian dilihat
dari
kemampuannya didalamseni musk sedangkan kesehatan dilihat dari kegemaramya berolah raga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian pendidikan yang akan diteliti
juga dibatasi yaitu latar belakang keluarga, lingkungan belajar mahasiswa baik yang
di nunah maupun yang tinggal di tempat kost, sikap mahasiswa terhadap lingkungan
kampusnya, sikap mahasiswa terhadap dosen dan motivasi.
Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah rnaka masalah yang akan
diteliti adalah menganalisis kualitas mahasiswa dalam pencapaian pendidikamya
dengan menggunakan metode Partial Least Squares (PLS) pada Structural Equation Model (SEM) dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Yang d i k s u d dengan langsung atau tidak
langsung adalah pada perhitungan kontribusi dari setiap faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan pendidikan, ada hasil perhitungan langsung yang artinya
berpengaruh langsung atau sebaliknya yaitu perhltungan tidak langsung yang berarti
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membenkan mformasi barn dalam
penelitian pendidikan dengan menerapkan pendekatan metode PLS pada SEM untuk
menganalisis kualitas mahasiswa &lam pencapaian penhdikamya yang dipengaruhi
oleh faktor-faktor pendukung keberhasilan pendidikan secara simultan, baik pengaruh
langsung maupun tidak langsung khususnya pada jurusan matemat&a FMLPA
Universitas Negeri Jakarta.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian
ini
diharapkan &pat dimanfaatkan oleh perguruan tinggikhususnya jutusan matematika FMLPA UNJ untuk dijadikan acuan bahwa kualitas
mahasiswa, dalam ha1 ini prestasi belajar, yang d i p e n g a d oleh faktor-faktor yang
tidak terukur, ternyafa
kini
sudah dapat diatasi, baik dari segi besamya kontribusiyang mempengaruhinya bahkan juga dari segi perhitungamya yang dapat dilakukan
secara simultan oleh metode PLS.
Manfaat lain dari penelitian ini adalah termotivasinya dosendosen jurusan
matematika untuk menjadi lebih baik dalam berhubungan dengan mahasiswa bark
dalam sistem pengajaran, penilaian dan penugasan maupun dalam komunikasi,
kerjasama dan pembimbingan. Untuk jurusan matematika FMIPA UNJ khususnya,
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk memaksimalkan segala
sarana dan prasarana perkuliahan yang dapat membantu meningkatkan motivasi
belajar mahasiswa sehingga tercapainya tujuan pendidikan yang optimal dari
Bagi mahasiswa diharapbn dapat dirnanfaatkan sebagai masukkan untuk
introspeksi dlri bahwa masih banyak hal-ha1 yang perlu diperbaiki untuk menjadi
mahasiswa yang berkualitas, antara lain gaya belajar, minat membaca, sosialisasi
dengan ternan atau dosen dan lain sebagainya. Sedangkan untuk orang tua
mahasiswa, dlharapkan dapat melengkapi kebutuhan belajar anaknya dengan
meningkatkan sarana dan prasarana belajarnya antara lain dengan adanya penerangan
yang cukup, adanya ruang belajar, tersedianya buku-buku referensi yang dlbutuhkan
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor Penentu Kualitas Mahasiswa
Tujuan pendidikan pada dasamya adalah mempersiapkan generasi baru agar
dapat menjalani kehidupan dan dapat memecahkan masalah-masalah yang akan
dihadapi pada zamannya. Perguruan Tinggi merupakan salah satu tempat yang
be- untuk menjadikan generasi baru yang berkualitas tinggi agar mampu
mengejar dan mengembangkan iptek yang dianggap sebagai katalisator dari
kemajuan ekonomi yang
akan
menmgkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian,perguruan tinggi memiliki tanggung jawab etis terhadap lulusamya, yaitu mahasiswa
yang telah selesai belajar & Perguruan Tinggi, dalam ha1 kualitas mahasiswa balk
secara internal seperti kemampuan kerja, kreativitas dan sikap maupun ekstemal yaitu
pengakuan masyarakat sebagai penyerap surnber daya rnanusia terhadap kredibilitas
Perguruan Tinggi tersebut.
Menurut Munandar (1987) kualitas mahasiswa banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain:
a. latar belakang keluarga; sejauh mana dukungan dan dorongan orang tua,
taraf sosial ekonomi orang tua,
b. lingkungan belajar di
d,
sarana dan prasarana yang tersedia,c. lingkungan kampus beserh dosemya; mampu bersosialisasi,
d. serta motivasi; minat untuk berprestasi, keuletan untuk mengatasi
Munandar (1987) juga mengatakan sejauh mana seseorang dapat meucapai
prestasi yang ungsll banyak tergantung dari motivasi orang tersebut untuk
berprestasi, disamping potensi yang dimil~kinya.
Vroom (1964, dalam Wirda, 1995) menyatakan bahwa prestasi yang dapat
dicapai oleh seseorang ditentukan oleh potensi dan motivasi yang dimilik oleh orang
tersebut. Potensi adalah faktor kemampuan seseorang yang sudah dianggap tetap
sedangkan motivasi adalah faktor yang dapat dikembangkan untuk mengoptimallcan
prestasi seseorang. Oleh karenanya dengan memaksimalkan motivasi maka prestasi
yang dapat dicapai juga menjadi maksimal. Sedangkan betapapun tinggi atau
besamya potensi seseorang tetapi memiliki motivasi yang rendah maka prestasi yang
akan dicapai juga akan rendah. Secara sederhana pendapat Vroom dapat
diformulasikan sebagai berikut:
P = prestasi
M
= motivasiA = potensi
Pendapat lain dari Munandar adalah bahwa potensi setiap orang berbeda-beda,
baik dalam jenis maupun tingkat kepernilikannya. Tetapi menurut Vroom, potensi
adalah kemampuan seseorang yang sudah tetap. Hal ini sepertinya bertolak belakang,
akan tetapi jika dicema, maka dapat disimpullcan bahwa j~ka seorang telah diketahui
memiliki jenis potensi tertentu serta derajat yang dimilikinya maka selarnanya potensi
Ada beberapa teori tentang motivasi yang diungkapkan oleh Elgard (1971,
dalam Bakti 1988):
1. Freud atau disebut teori psikoanalisis yang menyatakan bahwa tingkah laku
manusia timbul karena adanya dorongan kebutuhan yaitu kepuasan dan
agresi untuk pertahanan. Dorongan tersebut berada di bawah kesadaran atau
dapat merupakan insting.
2. Hull Skinner dan Watson (pengikut Freud) atau disebut teori behavioristik
menyatakan bahwa tingkah laku manusia dilandasi oleh adanya hubungan
antara stimulus dan respon. Hubungan akan menjadi kuat jika diberi
penguatan dan hubungan menjadi lemah
jika
ada rintangan, sehingga ha1yang paling mempengaruhi motivasi adalah lingkungan ekstemal.
3. KofEka, Bruner dan Ausubel atau disebut teori kognisi menyatakan bahwa
tingkah laku rnanusia timbul karma adanya kebutuhan dari diri sendiri oleh
karenanya ada kemauan dari dalam dirinya dan dengan sadar akan
keinginannya itu maka akan berusaha giat untuk mencapai tujuan yang dapat
bermanfaat bagi dirinya.
Dari tiga teori di atas dapat dlsimpulkan bahwa motivasi merupakan kaitan
yang erat antara kebutuhan dan keinginan untuk melakukan perbuatan. Kebutuhan
tersebut mendorong individu untuk melakukan suatu perbuatan untuk mencapai apa
yang diinginkannya.
Kualitas seorang mahasiswa dapat dillhat dari prestasi yang dicapainya,
yang dimaksud adalah adanya keinginan yang besar untuk dapat meraih apa yang
dinginkannya. Ada dua macam motivasi yang dapat mempengaruhi seseorang yaitu
motivasi intrinksik dan motivasi ekstrinksik. Motivasi intrinksik adalah motivasi dari
dalam diri orang itu sendiri, biasanya terdorong oleh rasa ingin tahu atau untuk
mendapat kepuasan. Motivasi intrinksik seseorang tidak dapat dipengaruhi oleh
apapun, karena hanya orang tersebutlah yang dapat mengubah motivasi dalam dirinya
sendiri. Sedangkan motivasi ekstrinksik adalah motivasi
dari
luar diri seseorang yaituberupa pengaruh-pengaruh dari luar yang mengakibatkan orang tersebut berbuat
sesuatu. Motivasi ekstrinksik, menurut Skinner clan Watson, adalah motivasi yang
paling mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Latar belakang keluarga mempengaruhi motivasi belajar seorang rnahasiswa
untuk mencapai prestasinya. M e n w t Sukadji (1986) keluarga adalah salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan seorang anak, baik jasmani,
kognisi, persepsi, bahasa, ketrampilan sosial maupun minat terhadap sekolah. Orang
tua adalah nara sumber pertama pada tahap awal kehidupan seonng anak. Adapun
pendapat Gunarsa (2000) dalam bidang pendidin, keluarga merupakan surnber
pendidikan utama, karena segala pengetahuan dan kecerdasan i n t e l e b l manusia
diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarganya sendiri.
Aspek lainnya untuk menunjang hasil belajar mahasiswa adalah lingkungan
belajar, baik di dalam maupun di luar kampus, sangat dipengaruhi oleh sarana dan
prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang lengkap membantu mahasiswa dalam
Menurut Serniawan (1999), lmgkungan kampus atau perguruan tinggi
merupakan tempat tejadinya pendidikan dan latihan akademis yang berkaitan dengan
profesi tertentu. P e n d i d i i tersebut dapat terjadi jika adanya interaksi antara
rnahasiswa dan dosen yang ditunjang dengan adanya fasilitas belajar di kampus.
Sikap mahasiswa terhadap dosen dan lingkungan almamatemya sangat
mempengaruhi motivasinya dalam belajar. Seperti yang dikatakan oleh Skinner clan
Watson Wlgard, 1971, dalam Bakti, 1988) dalam teori behavioristik, bahwa tingkah
laku manusia sangat dipengarubi oleh lingkungan eksternal. Prestasi mahasiswa akan
rneningkat jika mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap dosen clan
Iingknngan alamamaternya. Sikap positif terjadi bila dosen tidak semena-mena
menilai mahasiswa, selalu bersedia dengan adil dan terbuka dalam memberikan
penjelasan tentang kekurangan-kekurangan mahasiswa. Sedangkan sikap yang positif
terhadap almamater te rjadi bila adanya pelayanan yang disediakan untuk mahasiswa,
antara lain adanya perpustakaan, pusat kesehatan, beasiswa, organisasi
kemahasiswaan dan bimbingan konseling.
Kualitas mahasiswa selain &pat dilihat dari IPK (indeks prestasi komulatif)
yang mengukur mahasiswa secara akadermk, ternyata kesehatan juga m e ~ p a k a n ha1
yang m e m p e n g d kualitas seorang mahasiswa, ha1 ini dilhat dari suka tidaknya
mahasiswa berolah raga. Seorang mahasiswa yang mudah letih, h a n g darah atau
ada penyakit tidak dapat belajar dengan tekun, karena jasmani dan otak saling
mempengaruhi pada saat berpikir. Untuk itu menurut Bona (2001) agar tejamin
Musik menurut Kawakami (1981, &lam Ramayanti, 1992) adalal merupakan
suatu faktor penting karma memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan
karakter seseorang. Karakter itu terbentuk pada saat seseomng belajar musik, antara
lain menghargai keindahan, tidak mudah putus asa, tekun, disiplin dan &pat
mengerti dan menghayati karya orang lain. Menurut DePorter dan Hemacki (1999),
musk clan estetika dalarn pengal- belajar akan memLmikan umpan balik positif
pada diri kita dan kesemuanya itu akan menirnbulkan emosi yang positif. Emosi yang
positif mendorong ke arah kekuatan otak, yang mengarah kepada keberhasilan
kehormatan diri yang lebih tinggi.
Bidang olah raga dan kesenian merupakan kegiatan kemahasiswaan non
kurikuler di tingkat universitas yang dikoordinasi oleh Pembantu Rektor 111,
sedangkan di tingkat fakultas dikoordinasi oleh Pembantu Dekan 111. Hal ini
memperlihatkan bahwa dengan berolahraga dan berkesenian dapat meningkatkan
prestasi, baik bagi mahasiswa, fakultas maupun universitasnya.
Structural Equation Model ( S E M )
SEM adalah salah satu bidang kajian statistika yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah penelitian, dimana peubah bebas maupun peubah respon adalah
peubah yang tak terukur.
SEM dapat menguji secara simultan sebuah rangkaian hubungan yang relatif
sulit terukur. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan yang dibentuk dari satu atau
leblh peubah bebas dengan satu atau lebih peubah tidak bebas. Peubah-peubah
langsung, yang terkntuk dari beberapa peubah penjelas/manifes, yaitu peubah yang
dapat diukur secara langsung (Chin, 1998).
SEM terdiri dari dua model yaitu model struktural dan model pengulcuran.
Model struktural manperlihatkan struktur kausalitas antar peubah laten, sedangkan
model pengukuran merupakan pengukuran yang digunakan untuk mendukung peubah
laten yang dkonfirmasikan oleh dimensidimensi peubah penjelas. Salah satu dari
teknik analisis SEM adalah Partial Least Squares.
Partial Least Squares (PLS)
Analisis regresi dengan menggunakan Metode Kuadrat Terkecil
(MKT)
dapatdilakukan jika asumsi yang mendasari perhitungannya terpenuhi, baik dalam regresi
sederhana (linear regression), regresi berganda (multiple regression) clan regresi
multivariate. Dalam regresi, semakin banyak peubah yang diamati, maka asumsi
yang mendasari perhitungan menjadi semakin sulit terpenuhi, sehingga tidak &pat
menjawab hubungan antar peubah bebas dan peubah respon dengan hanya
menggunakan MKT.
PLS adalah salah satu metode alternatif yang dapat menjawab masalah di atas
karena PLS adalah metode lunak atau soft model yang didalarn perhitungannya tidak
mernerlukan asumsi yang ketat, baik m e n g e ~ i sebaran dari peubah pengamtan
maupun dari ukuran contoh, yang tidak hams besar. Metode lain yang dapat
digunakan adalah LISREL yaitu metode yang dalam perbtungmya memerlukan
sebaran data berdistribusi normal dan ukuran contoh hams besar (n >loo) pacon,
Oleh Joreskog dan Wold (1982) PLS dikembangkan sebagai metode umum
untuk pendugaan model laten (peubah-peubah laten) yang diukur secara tidak
langsung oleh peubah penjelas.
1. Spesifikasi PLS
PLS terdiri atas hubungan eksternal (outer model atau model pengukuran)
dan hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut
didefinisikan sebagai dua persamaan linier yaitu model pengukuran yang
menyatakan hubungan antam peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas
dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen, 2000).
Dengan tidak kehilangan generalitas, dapat diasumsikan baik peubah laten
maupun peubah penjelas diskalakan ke rata-rata no1 sehinga parameter-
parameter lokasi dapat dibuang dalam persamaan-persamaan berikut. Persamaan
model struktural yang menghubungkan peubah-peubah laten menurut Wold
(1982) adalah sebagai berikut:
q . = p . J JO
+
C(pjiqi)+
Cj
,
i<j,
untuk j=1,2,...,
J (1)dirnana:
J = banyaknya peubah laten
rl j = peubah laten tidak bebas ke-j
rli = peubah laten bebas ke-i untuk i
*j
pji
= koefisien lintas peubah laten ke-j dan ke-i,
= intersepi = banyaknya lintasan dari peubah laten bebas ke peubah laten
talc bebas
Pendekatan PLS mengasumsikan model stnkduml yang rekursif, sehingga
dari persamaan (1) dapat diperoleh spesifikasi prediksi seperti berikut ini:
E(qj 1111,112,
...
,qj-1) = [jjo + C(pjiqi)m
t
u
k
i< j (2) ha1 ini mengimplikasikan bahwamv(<j, qi) = 0 ,
untuk
i < j , j = l , 2 ,...,J
(3)sehingga peubah laten endogen (tak bebas) diasumsikan fungsi linier dari peubah
laten eksogen (bebas).
Persamaan model pengukman peubah-peubah laten endogen adalah:
ykj=ykjo+ykjqj-1-ekj
,untuk
j = 1 ,...,
J
dan k = 1 , ..., K (4) dimana:J = banyaknya peubah laten
rl j = peubah laten ke-j
Ykj = peubah penjelas ke-k dan peubah laten ke-j
Ykj = koefisien antara peubah penjelas ke-k dan peubah laten ke-j
ykjY = intersep
ekj = sisaan model pengukuran peubah penjelas ke-k dan peubah
laten ke-j
k = lintasan dari qj ke ykj
Peubah penjelas diasumslkan ke dalam blok-blok yang terpisah dan
masing-masing blok mewakili satu peubah laten. Setiap peubah penjelas
diasumslkan sebagai milik dari hanya satu peubah laten dan karena pembobotan
peubah laten tidak diketahui maka diperlukan standarisasi agar terhindar dari
ambiguitas skala. Aturan yang digunakan adalah mengasumsi-kan peubah-peubah
laten ke dalam skala ragam unit atau var(qj) = 1.
Sama dengan model struktural, pada model pengukuran juga diperoleh
spesifhsi p r e d k i sebagai berikut:
EOrkj
I
qj) = ykjo + ykj rlj (5)ha1 ini berimplikasi
COV(&~, qj) = 0 (6)
yang artinya sisaan model pengukuran bebas dengan semua peubah laten dan
bebas dengan sisaan model struktural.
Pnnsip dasar pada pemodelan PLS adalah asumsi bahwa semua informasi
dari peubah penjelas ditujukan pada peubah-peubah laten. Hal ini mempunyai dua
implikasi yaitu model PLS tidak melibatkan hubungan langsung antar peubah
penjelas dan sisaan-sisaan model pengukuran dari satu blok diasumsikan tidak
berkorelasi dengan sisaan-sisaan model pengukuran dari blok lainnya.
Dimunglunkan untuk menggunakan persamaan (1) untuk menggantikan
peubah laten endogen kedalam persamaan (4), oleh Wold (1982) disebut sebagai
substitusi eliminasi dari peubah laten atau disingkat SELV (Substitufive
Ykj = Ykjo + Ykj (pjo + c(pji tld + <j) + &kj
dan persamaan (7) dapat disederhanakan menjadi
Ykj = q k j o + Ykj (C(pji tli)) + ~ ' k j (8)
Dari persamaan (8) dapat diketahui bahwa SELV menghubungkan peubah
penjelas endogen dengan peubah laten melalui model struktural oleh masing-
masing blok dari peubah penjelas. Intersep dan sisaan pada persamaan (8) adalah
masing-masing fkj, = %,
+
ykjpjjo
dan efkj = ykjCj
+
skj berhmt-turut sertasisaannya tidak berkorelasi dengan prediktor peubah laten yang sama.
2. Pendugaan PLS
Prosedur pendugaan PLS melalui dua tahapan yang mendasar. Tahap
patama, dengan menggunakan pendugaan iteratif, didapat peubah-peubah laten
sebagai kombinasi linier daxi sekelompok peubah-peubah penjelasnya. Tahap
kedua, menggunakan pendugaan non-iteratif
untuk
koefisien model struktural darimodel pengukuran.
Persamaan pendugaan peubah-peubah laten endogen benikut ini:
Yj, = est (qjn) = C(wkj ykj,,) (9)
digunakan
untuk
pendugaan peubah laten sebagai kombinasi linier darisekelompok peubah-peubah penjelasnya. Pembobotan wkj dipilih agar dugaan
peubah-peubah laten mempunyai ragam satu.
Pendugaan peubah laten yang telah terdefinisi, kemudian digunakan
untuk
menghlhq pembobot-pembobot dan koefisien-koefisien model struktural yang
model struktural diperoleh dengan meregresikan setiap hubungan-hubungan
secara parsial.
Inti
dari
prosedur PLS adalah menentukan pembobot-pembobot yangkemudian digunakan untuk menduga peubah laten. Pembobot didapat dari hasil
regesi dengan metode kuadrat terkecil terhadap peubah penjelas pada setiap blok.
Penduga pembobotan dalam masalah ini adalah outward mode yang dapat
dihitung berdasarkan regesi sederhana. Outward mode sebenarnya adalah
pendugaan pembobotan untuk peubah penjelas refleksif yaitu peubah penjelas
yang diasumsikan sebagai cerminan
dari
peubah laten (Chin, 2000).3. Evaluasi PLS
PLS pada dasamya bertujuan untuk memprediksi kuadrat terkecil dari
peubah Iaten endogen
dan
peubah manses endogen yang dibatasi oleh spesifikasihubungan-hubungan model struktural
dan
model pengukunut Terlepas daripengujian koefisien penduga, bagian terpenting dari evaluasi model adalah
pengujian indeks-indeks kecocokan yang m e n c e r d n kehaatan prediksi dari
dugaan hubungan-hubungan model struktural dengan model pengukuran.
Indeks-indeks kecocokan diperoleh dari berbagai persamaan model
struktural dan model pengukuran yang telah ada. Nilai R~ dari regxesi berganda
dapat diperoleh dari hubungan-hubungan model struktural, demikian juga
koefisien-koefisien interbate~y juga dapat diperoleh dari hubungan-hubungan
dengan meregresikan k peubah bebas, dengan setiap kali penghllangan satu kasus
ke-i dengan i = 1, 2, ..., n. Perluasan prediksi ini diukur melalui statistik Q2
dengan persamaan sebagai berikut:
Q2 = 1.0 - {
[L
(Yi-
&
Xfi bk(i))'] 1[Cn
(Yi -Y.
(i)12] } (10)dimana:
hi) = koefisien regresi yang diperoleh tanpa kasus ke-i
Y. (i) = mta-rata dari peubah tak bebas yang &lung tanpa kasus ke-i
n = banyahya ukuran contoh
k = banyaknya peubah bebas
Jika dilihat dari persamaan di atas, maka Q' adalah analog Jackknife dari
R ~ .
Nilai Q' diperoleh dari rata-rata nilai Q2 dari setiap kasus ke-i yangdihilangkan. Nilai Q2 &pat negatif, Q~ i 0, yang artinya model prediksi tidak
relevan, tetapi jika Q' > 0 maka model prediksi relevan, semakin tinggi nilai Q2
semakin tinggi pula relevansi prediksi dan persamaan model yang diuji.
Selain uji koefisien l i i s model yang menggunakan teknik Jackknife
beberapa uji lainnya seperti uji validitas kekonvergenan dan uji validitas
diskriminan juga mendukung &lam mengevaluasi model.
Ada 3 uji validitas kekonvergenan yang digunakan: (a). reliabilitas setiap
peubah penjelas, (b). reliabilitas gabungan clan (c). -4verage Variance Extracted
Reliabilitas setiap peubah penjelas ditentukan oleh koefisien lintasnya
masing-masing. Oleh Chin (1998), koefisien lintas (A) sebesar 0.7
mengindikasikan reliabilitas yang cukup baik. Reliabilitas gabungan (pJ
digunakan untuk mengukur realibilitas setiap peubah laten dan nilai p, juga &pat
menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu pengukuran. Nilai p, berkisar
dari 0 sampai 1 dan Chin (1998) merekomendasikan nilai diatas 0.8
mengindikasikan reliabilitas gabungan yang baik. Nilai p, didapat dari
perhitungan berikut: p, = @hd2 / [@hd2
+
C( 1-
hi2)] dirnanahi
adalahkoefisien lintas ke-i.
AVE digunakan untuk mengukur keragaman peubah laten yang dapat
dijelaskan oleh keragaman model p e n m a n , dengan persamaan sebagai berikut:
AVE = Chi2 / n
,
d i m merupakan koefisien lintas ke-i. Nilai AVE berkisarantara 0 dan 1. Oleh Tan et.al (1999) direkomendasikan bahwa jika nilai AVE
diatas 0.5 mengindlkasikan pengukuran keragaman yang cukup baik. Sernakin
tinggi nilai AVE maka mengindikasikan jumlah keragaman dari peubah penjelas
yang diakomodasi oleh peubah laten lebih besar dibandingkan dengan jumlah
keragaman yang tidak dapat dijelaskan oleh peubah penjelas.
Uji validitas dislaiminan dilakukan dengan cara membandingkan akar
kuadrat AVE setiap peubah laten dengan korelasi peubah laten. Uji ini berguna
untuk mengetahui kesesuaian pembeda dari peubah laten. Apabila akar kuadrat
AVE lebih
dari
setiap korelasi peubah laten, maka validitas dislaiminannya cukupMETODE PENELITIAN
Disain Peneiitian dan Rasional Penelitian
Disain penelitian ditampilkan pada gambar 1. Disain ini merupakan Structural
Equation Model dengan 6 peubah laten dan 25 peubah manifes.
C11
e?r
*,
6 4
-Gambar 1. Disain dan Hipotesis Penelitian Peubah Laten dan Peubah Manifes
Hasil yang diharapkan yaitu adanya hubungan yang signitikan atau nilai
[image:137.595.78.502.200.635.2]rnanifesnya yaitu Latar Belakang Keluarga (LBii), L i g a n Belajar (LB), Sikap
Terhadap Aimarnater (STA) dan Sikap Terhadap Dosen (STD). Hal yang sama juga
diharapkan untuk peubah laten Kualitas Mahasiswa (KlvQ terhadap LBY LB, S T 4
STD dan M.
Tabel 1. Peubah Laten dan Peubah Manifes
Peubah Laten Peubah Manifes Simbol Butir
Pertanyaan
Latar Belakang 1.Pendidikan ayah XI 1 1
Keluarga 2.Pendidikan ibu x12 1
(LBK)- 3.Penghasilan orang tua x13 2
Llnnkungan 4. Jarak dari ~ m a h ke karnpus x21 1
ela ajar
- 5.Fasilitas belajar di rumah x22 2(LB) 6.Gaya belajar x23 3
7.Daya Konsentrasi x24 1
Sikap Terhadap 8.Keputusan memilih UNJ x31 2
Almamater 9.0rganisasi kemahasiswaan x32 3
( S T 4 10.Sosialisasi dg tenaga adrn X33 1
11.Fasilitas Nang belajar x 3 4 1
12.Fasilitas perpustakaan x35 5
13.Fasilitas komputer x36 I
Sikap Terhadap 14.Dosen yang disukai
%I
4Dosen 15.Sistem penilaian dosen x 4 2 2
(STD) 16.Sistem pembelajaran dosen x43 2
17.Sistem penugasan dosen x44 1
18.Hubungan dengan PA x 4 5 2
Motivasi 19.Keinginan mendapat nilai baik Y21 1
(M)
20.Keinginan medapat1P
tinggi y 2 2 12 1 .Keinginan selesai tepat waktu Y23 1
22.Keinginan studi lanjut S2 y z 4 1
23,Keinginan sukses seperti ssorg yzs 1
Kualitas 24.Indeks prestasi kumulatif YII 1
Mahasiswa 25.Prestasi lain y12 3
m
44
Tabel 1 di atas mempejelas isi dari diagram pada gambar 1 (halaman 23),
[image:138.602.82.480.246.771.2]Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mahasiswa-mahasiswa
jurusan matematika FMIPA UNJ angkatan 199811999, 199912000 dan 200012001.
Data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh mahasiswa. Jumlah mahasiswa
ketiga angkatan sebanyak 86 orang mahasiswa, masing-masing 30 orang angkatan
2000/2001,22 orang angkatan 199912000 dan 34 orang angkatan 199811999.
Data yang diamati adalah data mengenai latar belakang keluarga mahasiswa
(LBK), lingkungan belajar mahasiswa di rumah atau kost (LB), sikap mahasiswa
terhadap almarnaternya atau kampusnya (STA), sikap mahasiswa terhadap dosen
khususnya dosen jurusan matematika FMIPA UNJ (STD), motivasi dan kuaiitas
mahasiswa (KIvQ.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan kuesioner yang dilakukan dalam satu hari pada
waktu yang hampir bersamaan. Pada hari tersebut, tanggal 20 Februari 2002,
mahasiswa hadir untuk bertemu dengan pembimbing akademik untuk mengisi kartu
rencana studi (KRS) semester genap tahun ajaran 200112002. Teknik pengambilan
data seperti ini dilakukan untuk menghmdari halo efek sekaligus memperkecil bias
pada data.
Pada hari pengisian KRS yang telah dijadualkan oleh jurusan matematika,
temyata dari 86 orang mahasiswa yang diharapkan menjadi responden, hanya 71
mahasiswa yang hadir clan mengisi kuesioner, masing-masing 30 orang angkatan
Metode Analisis
1. Analisis Instrumen
Instrumen penelitian berupa kuesioner modifikasi, oleh karenanya
perlu dilakukan uji validasi pada instrumen penelitian sebelurn digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Uji validasi yang dilakukan b e ~ p a konten
validasi yaitu mendiskusikan isi dari kuesioner dengan pakamya yaitu dosen
pembirnbing dan seorang ps~kolog dan konstruk validasi yaitu melakukan uji coba
instrumen pada mahasiswa jurusan matematika angkatan 199611997 dan
199711998 dan terjaring sebanyak 21 orang mahasiswa yang mengisi kuesioner.
Dengan menggunakan software LVPLS 1.8 data hasil uji coba instrumen
dipenksa untuk diketahui nilai reliabilitas dari tiap-tiap pertanyaan yang ada pada
kuesioner uji coba @hat Iampiran 7 halaman 70). Nilai reliabilitas
dari
tiappertanyaan dapat dilihat pada bagian loading dari output LVPLS 1.8 (liihat
lampiran 8 halaman 79). Nilai 0.5 pada loading diartikan sebagai pertanyaan yang
cukup dapat mengukur apa yang ingin diukur (Tan, 2000). Adapun untuk
pertanyaan dengan nilai loading kurang dari 0.5, dilakukan revisi untuk
pertanyaan-pertanyaan yang sangat diperlukan atau dihilangkan untuk
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terlalu diperlukan.
2. Analisis Data
h l i s i s Deskriptif
Analisis data secara deskriptif dilakukan terhadap data yang didapat dari
Pada bagian identifikasi responden maupun sebaran jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan &lam kuesioner akan disajikan &lam bentuk
prosentase. Dari 47 butir pertanyaan pada kuesioner yang mengukw keenam
peubah laten hanya digunakan 44 pertanyaan, ha1 ini dilakukan karena pada dua
pertanyaan tentang IP semester sudah dapat terwahli dalam pertanyaan tentang
IPK, sedangkan satu pertanyaan lainnya tentang bekerja atau tidaknya
mahasiswa untuk membantu keluarga hanya terjawab sebanyak 13% dari
responden, sehmgga pertanyaan tersebut lebih baik jika tidak diperhitungkan.
Terhadap ke 44 butir pertanyaan dilakukan perhitungan-perhitungan sehingga
menjadi 25 peubah manifes yang mengukur 6 peubah laten. Pada tabel 1 di
halaman 24 memperbtkan sebaran 44 butir pertanyaan untuk 25 peubah
manifes yang ada dalam kuesioner.
Anahis PLS
Analisis data lanjutan dari penelitian
ini
menggunakan metode PartialLeast Squares (PLS), dengan LBK, LB, STA, STD, M dan KM sebagai peubah-
peubah laten dan masing-masing peubah laten mempunyai beberapa peubah
manifes. Berturut-tunt peubah manifes untuk LBK, LB, STA, STD,
M
clanKM
ada sebanyak 44 item dengan rincian 3, 4, 6, 5,
5
dan 2 item, sedangkanpeubah-peubah penjelaslmanifes terdiri dari beberapa pertanyaan-pertanyaan
pada kuesioner penelitian. Bentuk pertanyaan di dalam kuesioner penelitian ada
jawaban biner (yattidak) sebanyak 2 buah dan pertanyaan dengan skala
pengukuran ordinal sebanyak 37 buah, lihat lampiran 6 halaman 63.
Semua pertanyaan terbuka diubah menjadi bentuk o r d i i l dengan
membuat distribusi fiekuensi dalarn lima kelas interval. Untuk pertanyaan
dengan jawaban biner nilai 1 untuk jawaban mendukung dan nilai 0 untuk yang
tidak mendukung. Sedangkan pertanyaan ordinal digunakan secara langsung.
Dengan menggunakan software LVPLS 1.8, S-PLUS 2000, SPSS,
EXCEL 9.7 analisis data dilakukan untuk menentukan pembobot-pembobof
koefisien-koefisien lintas model pengukuran dan model struktural, korelasi dari
tiap peubah penjelas maupun peubah-peubah laten serta koefisien d e t d s i
dari peubah-peubah laten.
Adapun menurut Chin (2000)
untuk
menghasilkan ha1 seperti di atasdilakukan tahapan sesuai dengan algoritma PLS yaitu:
Tahap 1: Pendugaan iteratif dari pembobot-pembobot dan nilai-nilai peubah
laten dimulai dari langkah #4 dan selanjutnya langkah #1 sampai
langkah #4 diulang hingga konvergen dengan batas kekonvergenan
yang telah d~tentukan.
Langkah# 1 : Pembobotan model stnrktural
(
signcov(Yj,Y3, jika YjY;
berdekatan,,.
= {JL
L O
,
selainnyaLangkah #2: Pendugaan model struMural
Langkah #3: Pembobotan model pengukuran, mencari wkj pada
ykjn = *b
Yjn
+
ekjn (outward)Langkah #4: Pendugaan model pengukuran
Yjn = f j &q @kj Ykjn
Tahap 2: Pendugaan koefisien-koefisien lintas
Tahap 3: Pendugaan parameter-parameter lokasi
Algoritma di atas adalah baku dari Chin (2000) yang digunakan untuk
perhitungan dalam penelitian ini.
Tahapan berikutnya adalah tahapan pengujian; uji validasi
kekonvergenan, uji validasi disksuninan, uji koefisien lintas model dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Responden
Responden terdiri dari 71 mahasiswa jurusan matematika program studi
pendidikan matematika dari tiga angkatan. Dari has11 data yang dapat dilihat dalam
lampiran 1 (halaman 52), terkumpul 57.8% mas& UNJ melalui jalur UMPTN dan
mernilih jurusan matematika sebagai pilihan kedua, 19.7% masuk melalui UMPTN
dan memilih jurusan matematika sebagai pilihan pertama dan sisanya 22.5% melalui
jalur PMDK
Berdasarkan data identifikasi mahasiswa pengisi kuesioner, dapat terlihat
bahwa sebagian besar mahasiswa yang kuliah di jurusan matematika FMlPA UNJ
rnasuk melalui jalur UMPTN sebagai pilihan kedua, ha1
i
n
i
mengkhawatirkan tetapisekaligus memberi motivasi kepada penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh yang
besar terhadap hasil prestasi akademknya serta kualitasnya sebagai mahasiswa.
Sebagian besar clan mereka yaitu sebesar 78.9% masih tinggal dengan orang
tua, sedangkan yang kost dan tinggal dengan famili lainnya masing-masing 19.7%
dan 1.4%. Adapun mengenai keadaan orang tua mahasiswa, 93% orang tuanya masih
lengkap, 5.6% sudah tidak mempunyai ayah dan 1.4% tidak mempunyai ibu.
Hal di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar mahasiswa jurusan
matematika FMIPA UNJ adalah warga Jakarta, karena 78.9% dari mahasiswa tinggal
mahasiswa menggunakan kendaraan umum bls sebaga~ alat transportas1 ke kampus
dan 2.8% begalan
kaki
ke kampus.Lampiran 2 (halaman 53) memperlihatkan sebaran jawaban pertanyaan-
pertanyaan tentang latar belakang keluarga dimulai dari pendidikan ayah terdapat
prosentase terbesar pada tingkat SMA yaitu sebesar 43.7%, SD 14.1%, dan SLTP
18.3% selebihnya adalah pendidikan tingkat diploma dan sarjana, yang masing-
masing 12.7% dan 11.3%. Pendidikan ibu untuk SMA ke bawah sebesar 80.3% yang
terbagi hampir sama untuk tingkat lainnya yaitu SD dan SLTP, sisanya pada
pendidikan diploma dan sarjana masing-masing 15.5% dan 4.2%. Penghasilan ayah
berkisar dari 2.38 juta rupiah per tahun hingga 24.02 juta rupiah per tahun, sedangkan
ibu yang bekerja hanya ada 22.5% dengan penghasilan mulai
dari
3.5 juta rupiah pertahun hingga 12.2 juta rupiah per tahun, adapun mahasiswa yang bekeja untuk
membantu keluarga hanya 12.7%, yang lainnya tidak.
Peubah laten lingkungan belajar didapat dari 7 butir pertanyaan untuk
mengukur 3 buah peubah rnanifes. Jarak dari rumahkost ke kampus ditempuh dalam
waktu antara 3 memt sampai 123 menit, lama tempuh terbanyak adalah sekitar 77.5
menit sebesar 43.7%. Untuk ruang belajar di rumahlkost jawaban terbesar 39.4%
adalah di kamar sendiri lengkap dengan meja belajar, tetapi untuk sarana majar
jawaban dorninan pada cukup memadai 59.1% yang artinya sarana belajar belum
dilengkapi dengan komputer dan koleksi buku yang memadai. Mahasiswa yang rutin
belajar sebanyak 28.2% sedangkan yang membuat jadual belajar dan dipatuhi sebesar
pengisi kuesioner yang belajar rutin dan mempunyai jadual. Tetapi dalam ha1
terlambat menyelesaikan tugas, jawaban yang didapat 63.4% mahasiswa menjawab
tidak pemah. Daya konsentrasi mahasiswa dalam belajar di rumah 43.7% menjawab
biasa saja, 9.9% menjawab sangat terganggu, 29.6% agak terganggu, sedangkan
sisanya 14.1% dan 2.8% menyatakan tidak terganggu dan sangat tidak terganggu
dengan hal-ha1 kecil seperti suara radio, TV atau orang berbicara.
Sikap terhadap almamater merupakan peubah laten berikutnya yang berisi
mengenai keputusan mahasiswa memilih UNJ agar dapat berkuliah di PTN sebesar
46.5% dan memilih jurusan matematika sesuai dengan keinginannya sebesar 56.3%.
Kebanyakan mahasiswa matematika adalah anggota organisasi di jurusan yaitu
73.396, sedangkan anggota organisasi di tingkat faMtas dan universitas masing-
masing sebesar 24% clan 16.8%. Sebagian besar hubungan mahasiswa dengan tenaga
administrasi di fakutas biasa saja (47.9%). Komentar tentang fasilitas
ruang
kuliahmasih didominasi pada tidak memadai sebesar 46.5% dan cukup memadai 42.3%,
sedangkan untuk fasilitas perpustakaan, baik koleksi buku dan ruang bacanya mash
didonmasi dengan jawaban tidak lengkap untuk koleksi buku dan biasa saja untuk
ruang bacanya, tetapi untuk fasilitas komputer di jurusan 40.9% menjawab cukup
lengkap dan 33.8% menjawab lengkap.
Selanjutnya adalah sikap terhadap dosen dari mahasiswa, khususnya untuk
dosen jurusan matematika secara umum disukai sebesar 52.1% ha1 yang sama
terungkap kembali pada pertanyaan apakah anda pemah mempunyai masalah dengan
pada j m s a n maternatika FMIPA UNJ sebanyak 25 orang, didapat jawaban untuk
jumlah dosen yang disukai secara lebih spesifik antara 6 sampai 10 orang sebesar
39.4% sedangkan untuk 1 sampai 5 orang dosen sebesar 33.8%. Sistem penilaian
dari dosen banyak mendapat respon objektif (47.9%) dan jarang merugikan
mahasiswa (43.7%), untuk sistem pembelajaran sebagian besar mahasiswa menjawab
cukup kondusif (59.2%) tetapi kadang-kadang membosankan (56.3%), sedangkan
untuk sistem penugasan dari dosen 54.9% menjawab jarang tidak betmanfaat atau
berlebihan. Suka atau tidak suka dan bagaimana hubungan mahasiswa dengan dosen
pembimbing akademiknya didominasi oleh jawaban biasa saja, yang masing-masing
sebesar 46.5% dan 76.1%.
Motivasi mahasiswa didapat dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan motivasi intrinksik yaitu keinginan untuk mendapat nilai baik, 54.9%
menjawab sangat setujy keinginan lulus tepat wakty 57.8% menjawab sangat setujy
keinginan mendapat IP tinggi, 69% menjawab tentu dan akan diusahakan, keinginan
melanjutkan ke jenjang 52, 52.1% menjawab ya tetapi masih berupa niat saja dan
yang terakhir keinginan untuk sukses seperti orang sukses yang diidolakan, 36.6%
menjawab masih dalam taraf sekedar tahu orang yang sukses. Prosentase yang
&tampilkan ada bagian ini adalah prosentase terbesar untuk setiap pertanyaan.
Kualitas mahasiswa dilihat dari IPK yang berkisar antara 1.98 sampai 3.67,
jawaban terbanyak 40.9% ada pada kisaran IPK 3.34 - 3.67. Untuk IP semester terendah yang pernah didapat mahasiswa antara 0.97 hingga 3.51 dan yang paling
semester tertinggi berkisar antara 2.26 hingga 3.85 dengan jawaban terbanyak 39.4%
pada rentang 3.22-3.53. Prestasi lain penunjang kualitas mahasiswa adalah
kemampuan mahasiswa dalam berkese~an dan berolah raga. Pada pertanyaan apakah
anda suka musik? 47.9% mahasiswa menjawab suka mus~k dan 57.8% dapat
memainkan alat musk lebih dari empat alat, kebanyakan rnahasiswa menjawab:
seruling, pianika dan gitar. Pertanyaan berapakah olah raga yang rutin dilakukan
dalam seminggu? 54.9% menjawab lebih dari empat, jawaban terbanyak berkisar olah
raga: jalan pagi, jalan cepat, joging dan senam, tetapi ada beberapa makasiswa yang
menjawab tenis meja, voli, basket dan bulu tangkts.
Analisis Model Pengukuran
Output yang dihasilkan dari metode PLS @hat lampiran 5 halaman 60) adalah
model pengukuran dan model struktural dari SEM yang telah ditenhkm Dari enam
buah peubah laten yang ada maka terbentuk pula enam buah model pengukuran
sebagai berikut:
Tabel 2.'Hasil Model Pengukuran
untuk
Latar Belakang KeluargaPengaruh Koefisien Nilai t
Pengukuran Yang Lintas
D i a p k a n
Pendidikan Ayah
+
0.8672 14.600***Pendidiian Ibu
+
0.6442 7.197"'Penghasilan Orang Tua
+
0.9031 17.820***pvalues: **"p<0.01, '"JKO.05, *p<O,l
Tabel 2 di atas dapat diartikan bahwa p e n d i d i i ayah, pendidikan ibu dan
penghasilan orang tua adalah cenninan dari latar belakang keluarga. Hal ini diddcung
atas memberikan pengaruh positif seperti yang dhrapkan. Adapun pendidikan ibu
memberi kontribusi terkecil diantara ketiganya, ha1
ini
mungkm terjadi karena hampir80% dari pendidikan ibu adalah SM