• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PADA REMAJA AWAL DI KELURAHAN KWALA BINGAI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PADA REMAJA AWAL DI KELURAHAN KWALA BINGAI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN PADA

REMAJA AWAL DI KELURAHAN KWALA

BINGAI KECAMATAN STABAT

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

OLEH : Dhita Rahiswari NIM 1123171003

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Dhita Rahiswari NIM 1123171003. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Pada Remaja Awal di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2016. Masalah dalam penelitian ini adalah : karakter disiplin remaja awal yang masih belum terbentuk dengan baik. Orang tua melalaikan tugasnya untuk mengasuh anak secara baik dengan lebih memperhatikan dan mendengarkan keinginan anak agar tidak terjadi pemberontakan. Pada kenyataannya orang tua lebih menekankan keinginan sepihak tanpa memperdulikan keinginan anak. Sehingga kedisiplinan anak terbentuk dari sikap otoriter orang tua bukan dari kesadaran diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter disiplin pada remaja awal di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan Stabat.

Menurut Gunarso (2000: 55) pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anak. Sedangkan menurut Sunarti (2005:12) disiplin adalah tepat waktu dan perilaku dalam berbagai situasi dan kondisi, serta kesediaan dalam menaati peraturan atau kesepakatan yang telah ditetapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan sampel dalam penelitian ini berjumlah 49 remaja awal di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Alat yang digunakan pada teknik pengumpulan data adalah pengamatan dan angket, teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan uji t.

(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat rahmat, Hidayat, dan Karunia-Nya

kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembenetukan Karakter Disiplin Pada

Remaja Awal di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat”.

Skripsi ini memberikan gambaran tentang pola asuh orang tua dalam membentuk

karakter disiplin di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan Stabat Kabupaten

Langkat sehingga orang tua tidak lagi salah dalam memilih pola asuh untuk anak

tersayang.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada program Strata-1 di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari dalam

penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena

itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom,M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr. Nasrun, MS, selaku Dekan FIP Unimed.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,

4. Bapak Dr. Elizon Nainggolan, MS, selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang

(8)

ii

6. Ibu Dra.Rosdiana,M.Pd, Bapak Dr.Sudirman,SE,M.Pd, selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah.

7. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar Damanik,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

penulis. Penulis mengucapkan terimaksih atas bimbingan, saran, serta

motivasi yang diberikan kepada penulis.

8. Bapak Prof.Dr.Yusnadi,MS, Bapak Drs.Faber Simorangkir,MS dan Bapak

Dr.Sudirman,SE,M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan

serta saran-saran mulai dari perencanaan penelitian hingga selesainya

penyusunan skripsi

9. Bapak Jemingan, S.Sos selaku lurah di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan

Stabat Kabupaten Langkat beserta staff yang telah memberi kesempatan

kepada penulis untuk melakukan penelitian di tempat yang beliau pimpin.

10.Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Medan

yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan,

beserta seluruh staf tata usaha Fakultas Ilmu Pendidikan yang banyak

membantu penyelesaian skripsi ini dan kepada Kak Surya Indrawati,M.Pd

yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan dan penyelesaian

skripsi ini khususnya urusan surat menyurat.

11.Secara terkhusus dan teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada

keluarga tercinta Ibunda Hj. Turina, Ayahanda H. Umar Eduard, dan

Kakak-kakak penulis Dina Marina,S.Pd, Ade Irma Kesuma,SE, dan Vivi Elvina,S.Pd

(9)

iii

moral maupun moril kepada penulis sehingga menjadi semangat dalam

menyelesaikan perkuliahan di kampus Unimed.

12.Someone special Fery Ardiansyah Siregar, ST yang telah banyak membantu

dan memberikan semangat selama perkuliahan hingga penulisan skripsi ini

selesai.

13.Sahabat seperjuangan PLS (Mery, Ester, Yanti, Okta, Eva, Fitri Siti, Rini,

Fitria, Isti, Wina, Nisa dan seluruh teman-teman yang luar biasa serta kakak

dan adik stambuk yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu).

14.Teman-teman PKL PLS Unimed SKB ASAHAN tahun 2015 (Ridho, Mela,

Fitri, Irma, Rosmei) serta Bapak Ibu Pegawai SKB Asahan.

Medan, Februari 2017

(10)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

LAMPIRAN ... viii

BAB I : Pendahuluan 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Batasan Masalah ... 6

1.4Rumusan Masalah ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : Kajian Teori 2.1 Kerangka Teori ... 8

2.1.1 Karakter Disiplin ... 8

2.1.2 Pengertian Karakter ... 9

2.1.3 Komponen Pembentukan Karakter... 10

2.1.4 Konsep Disiplin ... 11

2.1.5 Unsur-Unsur Disiplin ... 13

2.1.6 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 15

2.1.7 Jenis – Jenis Disiplin ... 17

(11)

iv

2.2 Hakikat Pola asuh Orang Tua ... 19

2.2.1 Jenis – Jenis Pola Asuh... 20

2.2.2 Aspek – Aspek Pola Asuh ... 22

2.3 Konsep Anak ... 24

2.3.1 Tahapan Perkembangan Manusia ... 25

2.3.2 Masa Remaja ... 27

2.3.3 Batasan Usia Remaja ... 28

2.4 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Pada Remaja Awal Usia 12 – 14 Tahun ... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 30

2.6 Hipotesis ... 31

BAB III : Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel ... 32

3.2.1 Populasi ... 32

3.2.2 Sampel ... 33

3.3 Operasional Variabel... 34

3.3.1 Variabel Penelitian ... 34

3.3.2 Defenisi Operasional ... 34

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Pengujian Instrumen ... 38

3.5.1 Uji Validitas Angket ... 38

(12)

v

3.6 Teknik Analisis Data ... 39

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Profil Lokasi Penelitian ... 43

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ... 44

4.2.1 Uji Validitas... 44

4.2.2 Uji Reliabilitas ... 45

4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 45

4.3.1 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua ... 45

4.3.2 Karakter Disiplin Remaja Awal ... 47

4.3.3 Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Pada Remaja Awal ... 48

4.3.3.1 Regresi Linier Sederhana ... 48

4.3.3.2 Uji Hipotesis ... 50

4.4 Pembahasan Penelitian ... 50

BAB V : Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57

(13)

vi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Populasi Penelitian ... 32

2. Tabel 2 Sampel Penelitian ... 33

3. Table 3 Pedoman Pemberian Skor ... 36

4. Table 4 Kisi – Kisi Instrumen ... 37

5. Tabel 5 Matriks Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ... 42

6. Tabel 6 Perhitungan Kategori Pola Asuh Orang Tua ... 46

(14)

vii

iii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Kerangka Konseptual ... 31

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anak adalah titipan yang Maha Kuasa kepada setiap orang tua yang sudah diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk menjaganya. Anak akan senantiasa mengalami

pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Masa anak-anak adalah masa yang amat rentan, karena pada masa ini anak cenderung untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu ’’chidren see children

do”. Pada masa ini anak cenderung memiliki sifat imitasi atau meniru, meniru kelakuan orang-orang sekitarnya. meniru apa yang dilakukan orang tuanya, meniru

kakaknya, teman bermainnya dan orang yang terdekat dengannya.

Secara tidak langsung orang tua mengajarkan pada anak-anaknya. Jika orang tua selalu bersikap baik, lemah lembut, sayang terhadap anak, maka anak pun akan

bersikap demikian pula. Namun sebaliknya jika orang tua selalu bersikap kasar, berkata kasar dan tidak sopan sering mencela dan mencemooh, otomatis anak juga

akan menyimpan atau merekam hal tersebut di alam bawah sadarnya, dan anak-anak itu akan melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan orang tuanya. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia akan belajar jadi penyabar. Jika anak

dibesarkan dengan dorongan, maka ia akan belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan cacian, maka ia akan belajar memaki. Dan jika anak dibesarkan dengan

permusuhan, maka ia akan belajar menentang.

Hurlock (Al. tridhonanto, 2014:3), menyatakan bahwa perlakuan orang tua terhadap anak akan mempengaruhi sikap anak dan perilakunya. Perilaku orang tua

(16)

2

harapan, tuntutan, dan kritikan satu sama lain, menanggapi dan memecahkan masalah, serta mengungkapkan masalah dan emosinya. Bila anak melihat kebiasaan baik dari orang tuanya maka dengan cepat anak akan mencontohnya, begitu juga

sebaliknya bila orang tua berprilaku buruk maka akan ditiru oleh anak-anak. Perilaku yang baik akan membawa dampak yang baik bagi perkembangan anak begitupun

sebaliknya.

Anak harus memiliki karakter agar anak mampu menghadapi kehidupan selanjutnya dengan baik. Untuk membentuk karakter anak tergantung cara orang tua

untuk merawat serta mendidik anak. Pendidikan karakter diera sekarang merupakan hal yang penting untuk dilakukan mengingat banyaknya peristiwa tentang krisisnya

moral di berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Salah satu nilai karakter yang harus diterapkan bagi semua orang adalah disiplin. Karakter disiplin sangat penting untuk dimiliki agar mendapatkan nilai-nilai karakter baik

lannya. Pentingnya nilai karkter disiplin dikarenakan banyaknya peristiwa yang menunjukkan kurangnya kedisplinan. Seperti membuang sampah sembarangan,

memarkir kendaraan dengan mengabaikan rambu-rambunya, dan sebagainya. Perilaku seperti itu menunjukkan ketidakdisiplinan terhadap peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.

Idealnya dalam kehidupan bermasyarakat perlu adanya kedisiplinan agar peraturan-peraturan dan norma-norma dapat ditaati dengan baik, sehingga

menciptakan lingkungan masyarakat yang aman dan tentram. Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting yang harus ditanamkan pada anak. Disiplin merupakan sikap ketaatan atau kepatuhan terhadap sesuatu yang telah disepakati.

(17)

3

diarahkan melakukan kebiasaan-kebiasaan secara teratur dan terjadwal. Dalam penerapan nilai displin akan menimbulakan nilai untuk bertanggung jawab.

Perilaku yang tidak displin juga dapat ditemukan di lingkungan anak seperti

perilaku menginjak tanaman, tidak menggunakan atribut sekolah dengan benar, membolos sekolah, bermain hingga larut malam, tidak mandi atau makan tepat

waktu, dan sebagainya. Munculnya hal-hal seperti itu menjelaskan tentang terjadinya masalah serius tentang pendidikan karakter disiplin. Padahal seperti yang diketahui untuk hal-hal kecil seperti itu anak-anak mungkin mengetahui hal yang dilakukannya

salah tetapi anak-anak tersebut sudah terbiasa melakukan perlakuan yang tidak disiplin tersebut sehingga cukup sulit untuk merubah kebiasaannya. Jika seorang

anak tidak memiliki kedisiplinan dari sejak dini, maka ketika anak tersebut dewasa akan mengalami kesulitan untuk melakukan penyesuaian pribadi, sosial, dan penyesuaian institusional.

Menurut Paul Hauck (1993), kira-kira ada empat alasan yang menyebabkan anak-anak berprilaku menyimpang : mereka menginginkan perhatian, kekuasaan,

pembalasan, atau ditinggal sendirian dengan memperlihatkan ketakmampuannya. Perilaku mengasuh dan mendidik anak sudah menjadi pola yang sadar tidak sadar keluar begitu saja ketika menjadi orangtua. Oleh beberapa peneliti, perilaku-perilaku

ini kemudian diteliti dan muncul beberapa teori untuk menyimpulkan pola-pola pengasuhan yang berkembang. Berikut empat tipe pola asuh yang dikembangkan

pertama kali oleh Diana Baumrind (1967) : Pola asuh Demokratis, Pola asuh Otoriter, Pola asuh Permisif, dan Pola asuh Penelantar.

Kenyataannya tuntutan ekonomi membuat orang tua sibuk bekerja untuk

(18)

4

sekitar 90,28% dari jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 245 juta jiwa. Sedangkan di Sumatera Utara sekitar 4,25% dari jumlah penduduk sekitar 13 juta jiwa. Hal ini menunjukkan banyaknya jumlah orang tua yang bekerja sehingga sibuk

dengan pekerjaannya. Orang tua yang terlalu sibuk tidak memiliki kepekaan atau kepedulian terhadap perkembangan anak serta waktu berkomunikasi atau berbincang

dengan anak kurang dilakukan orang tua.

Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, dimana lokasi penelitian merupakan lingkungan tempat tinggal peneliti di Kelurahan Kwala Bingai Kec. Stabat Kab.

Langkat anak tidak diberikan kebebasan dalam menentukan pilihan tanpa adanya penjelasan dari orang tua. Orang tua menerapkan pembatasan, tuntutan, sikap ketat,

campur tangan, kekuasaan yang sewenang-wenang terhadap kehidupan anak. Sehingga akan timbul keinginan memberontak dalam diri anak, rasa takut, kurang percaya diri dan mudah stress. Orang tua beranggapan bahwa pola asuh yang mereka

berikan seperti ini akan menciptakan anak yang tegas.

Dari hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa anak sering melakukan

pemberontakan dan banyak yang suka melalaikan kewajiban ketika berada di luar lingkup keluarga. Tanpa adanya pengawasan orang tua seperti pada waktu sekolah, masih banyak ditemukan anak yang bolos dengan bermain di warnet (warung

internet) ataupun di kantin yang letaknya tidak jauh dari sekolah.

Pola asuh yang tidak sesuai akan menghasilkan prilaku anak yang tidak

disiplin. Anak melakukan segala sesuatu melalui aturan-aturan yang sudah dibuat oleh orang tuanya sehingga tidak ada kemandirian pada diri sang anak. Dalam hal ini anak akan mudah terpengaruh oleh sesuatu yang baru karena orang tua tidak

(19)

5

Seperti yang sering peneliti temui ketika anak lebih suka dalam kegiatan olahraga, orang tua melarangnya karena dianggap hanya membuang-buang waktu dan memaksa anaknya untuk terus-menerus belajar. Anak lebih diarahkan untuk

mengikuti program-program les tambahan di luar jam sekolah. Maka ketika anak merasa jenuh ataupun merasa keinginannya diabaikan akan timbul sikap negatif

yaitu keinginan anak untuk bolos.

Orang tua masih banyak yang berpikir memperbaiki sikap anaknya yang nakal tersebut dengan cara memberinya hukuman fisik dalam bentuk disiplin. Seperti

pukulan pada telapak tangan ketika sang anak bermain lumpur. Bahkan ada beberapa yang menggunakan pukulan keras tanpa ragu-ragu. Padahal pemukulan terhadap

seorang anak yang dilakukan orang tuanya tidak akan mendatangkan manfaat apapun. Dari hal tersebut anak akan mengulangi perbuatannya dan membenci dirinya atau orang lain dan berlaku kasar pada teman-temannya atau orang-orang di

sekitarnya.

Pola asuh orang tua terhdap anak adalah langkah pertama dalam membentuk

karakter displin pada anak. Sehingga berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan topik “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pembentukan Karakter Disiplin Pada Remaja Awal di Kelurahan Kwala Bingai,

Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

a. Rendahnya pengetahuan orang tua dalam pengasuhan remaja

(20)

6

c. Pola asuh orang tua yang tidak disesuaikan dengan perkembangan zaman

d. Tidak terciptanya karakter disiplin pada anak (remaja) akibat pola asuh

tradisional

e. Rendahnya kesadaran remaja akan nilai-nilai disiplin

f. Remaja kurang bertanggung jawab dalam pendidikannya

g. Rendahnya motivasi belajar remaja sehingga mengakibatkan kebohongan

(beralasan mencari tugas di warnet tetapi kenyataannya bermain game online)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah ini adalah pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter

disiplin pada remaja awal di Kelurahan Kwala Bingai, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana pola asuh yang diterapkan orang tua di Kelurahan Kwala Bingai

Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana karakter disiplin anak usia 12-14 tahun (remaja awal) di Kelurahan

Kwala Bingai Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat?

3. Seberapa besar pengaruh pola asuh orang tua terhadap karakter disiplin pada

(21)

7

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan orang tua di Kelurahan Kwala

Bingai Kec. Stabat Kab. Langkat.

2. Untuk mengetahui karakter disiplin remaja awal di Kelurahan Kwala Bingai Kec.

Stabat Kab. Langkat.

3. Untuk mengetahui pengaruh dari pola asuh terhadap karakter disiplin anak.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menghasilkan rumusan konseptual tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter anak terutama dalam kedisiplinan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua

Sebagai bahan masukan bagi orang tua dalam memahami peran pola asuh

dalam kedisplinan anak.

b. Bagi Siswa

Kedisplinan menciptakan keteraturan dan kelancaran dalam belajar, maka dari itu siswa diwajibkan untuk mengikuti peraturan yang telah ditetapkan di

sekolah ataupun di rumah.

c. Bagi Mahasiswa

(22)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pola asuh orang tua pada remaja awal di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan

Stabat sering menerapkan pola asuh authoritarian (otoriter) kepada anak

seperti memaksakan perintah, memberi nasehat dan sangsi yang tegas jika

anak berbuat kesalahan, merencanakan kegiatan anak setiap harinya dan

mengajarkan anak untuk disiplin dan berperilaku baik. Sisanya jarang orang

tua menerapkan pola asuh authoritative (demokratis) yang memberikan

aspirasi kepada anak serta mendampingi anak dalam belajar. Begitu juga

dengan pola asuh permissive. Sangat jarang orang tua yang menerapkan pola

asuh permisif atau penelantar atau memanjakan.

2. Karakter disiplin remaja awal di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan Stabat

Kabupaten Langkat dalam kategori cukup baik. Dimana remaja-remaja

tersebut masih sering menaati peraturan-peraturan yang berlaku meski ada

tekanan dari orang tua dan guru. Dan jarang remaja awal yang sadar akan

disiplin diri untuk kepentingannya sendiri. Seperti belajar tepat waktu, di

sekolah mentaati aturan dan sebagainya.

3. Terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter

disiplin pada remaja awal. Hal ini ditunjukan dengan uji t antara variabel X

terhadap Y adalah signifikan dengan harga thitung > ttabel yaitu 4,769 lebih besar

(23)

57

terhadap pembentukan karakter disiplin pada remaja awal maka dilakukan

dengan perhitungan determinasi didapati pengaruhnya sebesar 32,6% dan sisa

nya 67,4% disebabkan faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan serta penjelasan dari bab

sebelumnya maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :

1. Kepada orang tua disarankan untuk dapat menerapkan pola asuh demokratis

bagi anak-anaknya sehingga anak akan terbentuk menjadi karakter disiplin

yang seutuhnya dimana anak akan merasa nyaman, aman, dan penuh kasih

sayang dari orang-orang terdekatnya. Penerapan pola asuh demokratis dapat

dilakukan orang tua dengan membebaskan keinginan kepada anak namun

tetap memberikan bimbingan yang benar sehingga disiplin yang tercipta

adalah melalui kebiasaan dari dirinya sendiri tanpa ada paksaan.

2. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melibatkan faktor-faktor

lain yang berpengaruh pada pembentukan karakter disiplin remaja awal seperti

Referensi

Dokumen terkait

PPK yang menerbitkan SPD, pegawai yang melakukan perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba, serta Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab

ini mengkaji pengertian, arti penting, inovasi, proses dan strategi inovasi, serta implementasi inovasi tersebut dalam pembelajaran di SD1. Pengalaman Belajar : Mahasiswa mengkaji

Adalah individu atau perusahaan lain yang membeli produk untuk diproses lebih.. lanjut atau digunakan dalam

Kondisi hidro-klimatologi daerah Ciayu Maja Kuning menunjukkan bahwa curah hujan berdistribusi secara spasial dari daerah Cirebon dan Indramayu sebagai daerah dataran rendah

Pengaruh perlakuan sumber asap terhadap kadar lemak ikan gabus asap menunjukan hasil penggunaan tempurung kelapa (B2) dan penggunaan sumber asap kayu pelawan (B1) berbeda

[r]

enkapsulasi tetap stabil setelah perlakuan enzim proteolitik, katalase, dan lisozim, karena memiliki aktivitas hambat bakteri yang tidak jauh berbeda dengan kontrol,

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui tingkat berpikir geometri siswa, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal pada materi garis dan sudut dan untuk