SMK NEGERI 1 KISARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NURYANTI SIANTURI
5113143030
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
ix
DAFTAR TABEL
Hal
1. Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi ... 13
2. Kelebihan dan Kekurangan Media Animasi ... 25
3. Tanda-tanda Pola dan Keterangan ... 34
4. Mengukur badan secara konstruksi ... 35
5. Disain Penelitian ... 48
6. Jumlah Populasi ... 50
7. Kisi-Kisi Penilaian Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria ... 55
8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Pola Kemeja Pria Kelas Eksperimen ... 61
9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Pola Kemeja Pria Kelas Kontrol ... 63
10. Sebaran Data Hasil belajar Membuat Pola Kemeja Pria Berdasarkan Kategori Pada Kelas Eksperimen ... 64
11. Sebaran Data Hasil belajar Membuat Pola Kemeja Pria Berdasarkan Kategori Pada Kelas Kontrol ... 65
12. Hasil Uji Kesepakatan Kelas Eksperimen ... 127
13. Hasil Uji Kesepakatan Kelas Kontrol ... 130
14. Kategori Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif ... 136
x
16. Sebaran Data Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria Berdasarkan
Kategori Pada Kelas Kontrol ... 137
17. Uji Normalitas Data Menggunakan Media Pembelajaran Animasi
Power Point dengan Uji Liliefors (Eksperimen) ... 139
18. Uji Normalitas Data Menggunakan Media Pembelajaran
xi
4. Data Mentah Kesepakatan Pengamat Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Eksperimen ...99
5. Data Mentah Kesepakatan Pengamat Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Kontrol...109
6. Data Hasil Penilai Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Eksperimen ...119
7. Data Hasil Penilai Membuat Pola Kemeja Pria Kelas Kontrol ...121
8. Data Mentah Hasil Penelitian ...123
9. Uji Kesepakatan Pengamat ...124
10. Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standart Deviasi (SD), dan Distribusi Frekuensi dari Data Variabel Penelitian...131
11. Identifikasi ingkat Kecenderungan Variabel Penelitian...136
12. Perhitungan Uji Normalitas Data ...138
13. Uji Homogenitas Varian Populasi ...141
14. Uji Hipotesis ...142
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa
perubahan pada sebagian besar aspek kehidupan manusia, sehingga membawa ke
dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu bersaing dalam era
global, maka kita dituntut untuk mengembangkan dan menigkatkan kualitas
sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan
keadaan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan
efisien dalam proses pembangunan, agar bangsa ini tidak kalah saing dalam era
globalisasi sekarang.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang
peranan yang penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Sesuai dengan
Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
2
pendidikan tersebut, pemerintah menciptakan wadah-wadah pendidikan, baik
formal maupun informal dan dibuat dalam berbagai jenjang.
Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa
untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Pendidikan Menengah Kejuruan
mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap professional. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan wadah bagi pemerintah untuk menghasilkan masyarakat yang mampu
bersaing dalam dunia kerja atau diharapkan akan menciptakan lapangan kerja baru
agar dapat mengurangi masalah pengangguran di Negara.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki bidang jurusan tersendiri,
salah satunya adalah jurusan Tata Busana yang termasuk dalam kelompok
Sekolah Menengah Kejuruan Pariwisata. Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
jurusan tata busana, siswa diajarkan keterampilan menjahit, dimulai dari
mendesain, pembuatan pola, menjahit, menghias dan lain-lain. Sekolah
Menengah Kejuruan Tata Busana lahir karena adanya kebutuhan masyarakat akan
pentingnya pendidikan yang dapat menunjang kebutuhan hidup manusia. Busana
merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting, dan dengan
kemajuan zaman saat ini, perkembangan busana sangatlah pesat. Nantinya lulusan
dari Sekolah Menengah Kejuruan tata busana akan dapat ikut serta dalam
Mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan jurusan tata busana
disusun sedemikian rupa untuk mencapai standar keterampilan yang diharapkan.
Setiap Sekolah Menengah Kejuruan memiliki kelompok mata pelajaran dengan
jam belajar yang lebih banyak dibandingkan kelompok mata pelajaran wajib. Hal
ini bertujuan untuk memaksimalkan pembelajaran sesuai dengan jurusan yang
dipilih siswa. Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa ialah mata
pelajaran busana pria. SMK Negeri 1 Kisaran meletakkan mata pelajaran Busana
Pria di Kelas XI. Dalam pelajaran busana pria siswa diharapkan menguasai
pembuatan macam-macam busana pria. Namun yang penulis teliti ialah
pembuatan pola kemeja pria .
Berdasarkan hasil observasi penulis dengan guru bidang studi Busana Pria,
Ibu Wiwin Caturini, S.Pd, Guru menggunakan media pembelajaran berupa papan
tulis dan kertas karton dalam menggambar pola dan ditempel di papan tulis. Bagi
guru, media papan tulis dianggap sebagai media yang efektif dalam pembelajaran
busana pria khusunya pada pembuatan pola busana pria, padahal masih ada media
pembelajaran lain selain papan tulis yang dapat digunakan dalam pembelajaran
busana pria. Media dengan berbantuan komputer merupakan salah satu media
yang bisa digunakan dalam pembelajaran busana pria. Namun guru belum dapat
memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal. Penggunaan media
pembelajaran yang tidak variatif menyebabkan siswa sering merasa jenuh dan
tidak termotivasi dalam belajar yang akhirnya bermuara pada perolehan
kompetensi yang tidak maksimal. Hal ini sejalan dengan hasil perolehan dari tes
4
kepada siswa kelas XI Tata Busana sebanyak 10 soal essay, perolehan yang
didapat yakni 26,47% siswa yang lulus KKM dan sebanyak 73,53% tidak lulus
KKM.
Penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas XI Tata
Busana SMK Negeri 1 Kisaran. Dari hasil wawancara tersebut, beberapa peserta
didik mengatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk belajar membuat pola busana
pria karena mereka beranggapan pelajaran tersebut hanya untuk dipejari oleh pria
saja. Mereka juga merasa jenuh,tidak tertarik, dan sulit paham dalam pembuatan
pola busana pria karena penyampaian materi yang monoton yaitu guru
menerangkan pembuatan pola dengan gambar pola di kertas karton dan ditempel
di papan tulis. Hal ini membuat siswa jenuh dan sulit memahami langkah-langkah
pembuatan pola kemeja pria .
Merupakan tugas pendidik (guru) untuk menyediakan suasana yang
menyenangkan selama proses pembelajaran. Pendidik harus mencari cara untuk
membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan.
Pendidik juga harus mampu merubah pola pikir siswa tentang pelajaran busana
pria ini agar mereka merasa perlu dan tertarik untuk mempelajarinya. Karena
ketika siswa merasa tertarik akan pelajaran tersebut maka mereka akan serius
dalam mempelajarinya sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan
belajar, meningkatkan aktivitas belajar siswa yang belum maksimal hingga
peningkatan hasil belajar siswa.
Salah satunya ialah dengan cara mengajarkan pembuatan pola busana pria
merupakan salah satu bentuk fasilitas sekolah guna meningkatkan kualitas
pendidikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran secara
kreatif akan meningkatkan kemampuan belajar siswa untuk belajar lebih giat,
mengerti apa yang dipelajari, dan meningkatkan keterampilan sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Media pelajaran yang baik dapat mendorong motivasi
belajar siswa, memperjelas dan mempermudah konsep yang kurang jelas serta
mempertinggi daya serap materi pelajaran. Salah satu yang coba penulis tawarkan
adalah penggunaan media pembelajaran animasi power point. Power
Point merupakan salah satu program dalam Microsoft office. Power
Point atau Microsoft Office Power Pointadalah “sebuah program komputeruntuk
presentasi”. Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang
dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia.
Pada umumnya Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi
dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan
program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Berdasarkan pola
penyajian yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa Microsoft Office Power
Point yang digunakan untuk presentasi dalam classical learning disebut personal
presentation. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan
sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol
pembelajaran terletak pada guru. Jadi, media power point ini merupakan media
yang sangat tepat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk membangkitkan
6
Media Power point sangat cocok digunakan dalam pembelajaran
pembuatan pola busana pria. Karena pada media ini dapat dibuat langkah-langkah
ataupun tahapan pembuatan pola dari awal sampai selesai dan dapat ditambahkan
suara maupun tulisan ketika muncul garis pola. Garis-garis pola dapat ditampilkan
satu persatu sesuai dengan keinginan dengan menekan tombol pada keyboard.
Dengan begitu guru dapat menuntun siswa dalam pembuatan pola secara lebih
detail. Dengan menggunakan media tersebut maka siswa akan dapat
berkonsentrasi dan perhatian nya akan terarah pada penjelasan guru karena
menampilkan dengan cara yang menarik sehingga mengurangi kejenuhan siswa
dan dapat mempermudah proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah tersebut perlu diadakan
penelitian lebih lanjut dengan judul, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Animasi Power Point Terhadap Hasil Belajar Busana Pria
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasikan bahwa :
1. Aktivitas belajar dan kondisi belajar siswa yang belum efektif dan
maksimal.
2. Siswa tidak tertarik untuk mempelajari Busana Pria
3. Belum variatifnya media pembelajaran yang digunakan pada mata
4. Guru masih menggunakan media pembelajaran yang sederhana seperti
papan tulis dan kertas karton yang ditempel didinding tanpa didukung oleh
media lainnya.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian perlu dilakukan untuk menghindari
luasnya kajian, dan agar penelitian ini lebih fokus pada masalah dan tujuan
penelitian. Maka penelitin ini dibatasi pada lingkup :
1. Hasil belajar busana pria pada materi pembuatan pola kemeja pria siswa
kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran.
2. Hasil belajar pembuatan pola kemeja pria yang dibelajarkan dengan
menggunakan media papan tulis di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1
Kisaran.
3. Hasil belajar pembuatan pola kemeja pria yang dibelajarkan dengan
menggunakan media animasi power point di kelas XI Tata Busana SMK
Negeri 1 Kisaran.
4. Pengaruh penggunaan media animasi power point terhadap hasil belajar
pembuatan pola kemeja pria di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 1
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan media papan tulis di kelas XI Tata
Busana SMK Negeri 1 Kisaran?
2. Bagaimana hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan media animasi power point di kelas XI
Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran?
3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan media animasi power point
terhadap hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa kelas XI Tata
Busana SMK Negeri 1 Kisaran?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan media papan tulis di kelas XI Tata
Busana SMK Negeri 1 Kisaran.
2. Untuk mengetahui hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan media animasi power point di kelas XI
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media animasi power
point terhadap hasil belajar pembuatan pola kemeja pria siswa kelas XI
Tata Busana SMK Negeri 1 Kisaran?
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Bagi siswa:
1. Mendapat pengalaman yang menarik dalam mempelajari busana pria
karena mengguakan media yang belum pernah diterapkan sebelumnya.
2. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari busana pria yaitu
Pembuatan pola kemeja pria serta mendapat kemudahan dalam proses
pembelajaran karena adanya media animasi sebagai media
pembelajarannya.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan belajar siswa dalam
pembuatan pola kemeja pria .
b) Bagi guru :
1. Sebagai alat bantu atau alat pendukung dalam proses belajar mengajar
berlangsung.
2. Merangsang guru untuk kreatif dalam menciptakan media pembelajaran
yang tidak monoton.
c) Bagi sekolah :
1. Menambah koleksi media pembelajaran yang dapat menjadi referensi
10
berkreasi dalam menciptakan media pembelajaran baru dalam
menunjang hasil belajar siswa.
d) Bagi peneliti:
1. Menambah pengetahuan peneliti tentang pengetahuan dan pengalaman
dalam menyusun karya ilmiah.
2. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Program
Studi Tata Busana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
70
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Hasil belajar membuat pola kemeja pria di kelas eksperimen berada
pada kategori amat baik (91,18%).
2. Hasil belajar membuat pola kemeja pria di kelas kontrol berada pada
kategori cukup (50%).
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa terdapat
pengaruh penggunaan media pembelajaran animasi power point
terhadap hasil belajar busana pria siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kisaran
dengan hasil pengujian hipotesis �ℎ� ��>� �� = 11,56 > 1,67, dengan
demikian hipotesis (Ha) diterima.
B. Implikasi
Hasil belajar busana Pria dengan menggunakan media pembelajaran animasi
power point berada pada kategori amat baik. Oleh karena itu sebaiknya hasil
belajar siswa perlu ditingkatkan melalui latihan yang dilakukan secara terus
menerus dengan bantuan media animasi power point. Karena media animasi
power point mampu melatih siswa untuk lebih terampil dan terbiasa dalam
menggambar pola dasar kemeja dimana memerlukan ketepatan ukuran dan bentuk
71
Hasil belajar membuat pola kemeja pria dengan menggunakan media
animasi power point berada pada kategori amat baik dengan persentase 91,18%.
Untuk itu penggunaan media animasi power point dalam mengajar merupakan
salah satu alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran
busana pria (menggambar pola dasar kemeja pria). Selain itu media animasi
power point juga mampu mengembangkan kemampuan menggambar siswa
menjadi lebih baik dengan melakukan pengulangan sehingga mampu
menanamkan kebiasaan dan keterampilan pada siswa. Dengan melakukan
penelitian ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih terlatih dan
terbiasa dalam menggambar pola dan juga membuat siswa menjadi lebih
bersemangat dan fokus dengan adanya bantuan animasi power point.
C. Saran
Sebagai bahan perbaikan, ada beberapa saran yang diberikan, antara lain:
1. Diharapkan pada Guru mata pelajaran busana pria untuk dapat
menerapkan penggunaan media animasi power point sebagai salah satu
alternatife media pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, selain itu guru juga lebih memperhatikan profesionalitas sebagai
fasilitator sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lebih baik.
2. Media animasi power point sangat baik diterapkan pada mata pelajaran
busana pria khususnya didalam menggambar pola kemeja, untuk itu
pihak sekolah dan guru sebaiknya menggunakan media animasi power
3. Diharapkan kepada seluruh siswa untuk lebih aktif dan lebih sering
mengulang pembelajaran yang disajikan oleh guru mata pelajaran
73
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2013). Defenisi dan Sejarah Kemeja. Diakses pada April 2016 dari
http://crowszero-fashionstuff.blogspot.co.id/2013/04/definisi-sejarah kemeja.html
Arifin Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi.(2010).Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta
Astuti. (2010). Konsep Dasar Busana Pria. Modul, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Azhar Arsyad. (2013). Media Pembelajaran (Rev.ed). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Eus Karwati dan Donni Juni Priansa.(2014).Manajemen kelas: Guru professional
yang inspiratif, kreatif, menyenagkan,dan berprestasi. Bandung:
Cv.Alfabeta.
Hamalik, Oemar. (2010).Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. http://kbbi.web.id/kemeja.
Irianto Agus. 2014. Statistik. Jakarta: Kharisma Putra Utama
Jelita. (2010). Media Pembelajaran Power Point. Diakses pada September 2016
dari https://bahtraedu.wordpress.com/2015/05/02/media-pembelajaran
power-point/.
Kadek,Sukiyasa (2013). Pengaruh Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Kriya Tekstil Kelas X
Tata Busana SMK Negeri 5 Malang. Universitas Negeri Malang.Journal
Penelitian. Diakses tanggal pada Juni 2016 dari http://www.
jurnal.malang.ac.id.
Naeyla Izzah. (2012). Busana Pria Part 1. Diakses pada April 2016 dari http://naeyla-izzah.blogspot.co.id/2012/12/busana-pria-part-1.html.
Purwanto. (2011).Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rosyidi Abdul Wahab. 2010. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN
Malang Press. Diakses pada September 2016 dari
http://rhayanti.blogspot.co.id/2014/10/media-pembelajaran-berbasis-power point.html.
Sanaky Hujair AH. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
Kaukaba.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Rev.ed). Jakarta: Rineka Cipta
Susilana dan Riyana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Alfabeta