• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT PENDETEKSI GOLONGAN DARAH MANUSIA BERBASIS ARDUINO UNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ALAT PENDETEKSI GOLONGAN DARAH MANUSIA BERBASIS ARDUINO UNO"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT PENDETEKSI GOLONGAN DARAH MANUSIA

BERBASIS ARDUINO UNO

TUGAS AKHIR

Oleh HASTININGSIH NIM. 2013 301 0039

PROGRAM STUDI

D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)

Program Studi D3 Teknik Elektromedik

Oleh HASTININGSIH NIM. 2013 301 0039 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

(3)
(4)

v

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Alat Pendeteksi Golongan Darah Manusia Berbasis Arduino”. Tugas akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Teknik Elektromedik Diploma III Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis.

Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi diri penulis. Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas.

Alhamdulillah hirabbil’alamin

Yogyakarta, 20 Agustus 2016

(5)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat

dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya haturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta yang selalu memberi motivasi, membiayai dan mesupport dalam segala hal selama penulis mengerjakan tugas akhir. 2. Bapak Dr. Sukamta, S.T., M.T., selaku Direktur Program Studi Diploma

III Teknik Elektromedik Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Tatiya Padang Tunggal, S.T., selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Elektromedik Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Nur Huda Wijaya, S.T., selaku Dosen Pembimbing dari Program Studi Diploma III Teknik Elektromedik Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Bapak Susilo Ari Wibowo S.T., selaku Dosen Pembimbing dari Rumah Sakit Islam Klaten Jawa Tengah.

6. Bapak/ibu dosen Program Studi DIII Teknik Elektromedik Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(6)

vii

menyediakan tempat dalam proses pembuatan tugas akhir. 10.Ananda M.Nur Syifai A.A, yang selalu ada untuk penulis.

11.Ananda Rizky Wulandari, yang telah memberikan bantuannya untuk penulis.

12.Ananda Intan Surya S, yang telah memberikan semangat kepada penulis. 13.Ananda Imam Arifin, yang telah memberikan dukungan serta semangat

yang mendorong penulis menyelesaikan tugas akhir.

14.Ananda Yuliyana Parindra, yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan alat.

15.Ananda Rahayu, Fajar, Nasrull, Flamy, Innes, Bayu, Dina, Deny, Shohifah, Ika, Dian, Delli, Haris, Angger, Bambang, Dyannova, dan wiharja yang telah menemani penulis selama 3 tahun terakhir dan senantiasa memabantu proses pembuatan tugas akhir.

16.Rekan-rekan Teknik Elektomedik angkatan 2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

17.Alumni SMK N 3 Yogyakarta, yang telah memberikan berbagai informasi kepada penulis demi kelancaran tugas akhir.

(7)

viii

19.Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir.

(8)

ix

“Ketika tidak ada orang yang dapat kamu mintai pertolongan ingatlah masih ada

Tuhan yang siap menolongmu”

“Masa-masa terbaik dalam hidup adalah saat kita mampu menyelesaikan

masalah sendiri, Masa-masa suram kehidupan adalah saat kita menyalahkan

orang lain atas masalah yang kita hadapi.”

“Jangan pernah menyerah, kamu lebih berani daripada yang kamu percaya dan

(9)
(10)

xi

3.2. Diagram Alir Proses/Program ... 25

3.3. Cara Kerja Diagram Alir ... 26

3.4. Desain Alat ... 26

3.5. Perancangan Perangkat Keras ... 31

(11)

xii

4.8 Pengujian dan hasil pengujian ... 46

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

(12)

xiii

Gambar 2.2 Bentuk Fisik LDR 8

Gambar 2.3 Simbol dan Bentuk Fisik LED 10

Gambar 2.4 Cara Pemasangan LED 10

Gambar 2.5 Board Arduino Uno 13

Gambar 2.6 Kabel USB Board Arduino Uno 9 13

Gambar 2.7. Tampilan Framework Arduino UNO 18

Gambar 2.8 Modul SD-Card 19

Gambar 2.9 Konfigurasi SD-Card Modul ke Arduino 20

Gambar. 2.10 Contoh Bentuk Fisik LCD 2x16 21

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem 27

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses / Program 30

Gambar 3.3 Desain Tampak Atas 31

Gambar 3.4 Desain tampak depan/ samping depan 31 Gambar 3.4 Desain tampak belakang / samping belakang 31

Gambar 3.5 Bentuk Rancangan Box 32

Gambar. 3.6 Skematik rangkaian LCD 34

Gambar. 3.7 Skematik rangkaian power suplay 34

Gambar. 3.8 Skematik rangkaian sensor LDR 35

Gambar. 3.9 Skematik rangkaian sumber cahaya 35

(13)

xiv

Gambar 3.11 Layout PCBpower suplay 36

Gambar 3.12 Layout PCBsensor LDR 36

Gambar 3.13 Layout PCBsumber cahaya 36

Gambar 3.14 Tampak Atas Layout 36

Gambar 4.1 Pengambilan Darah Dari Pasien 50

(14)

xv

Tabel 2.1 Deskripsi Arduino Uno 13

Tabel 3.1. Alat dan Bahan yang Dibutuhkan 33

Tabel 3.2. Definisi variabel operasional 34

Tabel 3.3. Jadwal pelaksanaan 36

Tabel 4.1 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 1 53 Tabel 4.2 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 2 53 Tabel 4.3 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 3 54 Tabel 4.4 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 1 55 Tabel 4.5 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 2 56 Tabel 4.6 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 3 57 Tabel 4.7 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 4 58

(15)
(16)
(17)

ABSTRAK

Proses Pengujian dan pengamatan reaksi aglutinasi/non-aglutinasi dari sel darah merah yang telah diberi antisera/ serum untuk menentukan golongan darah dan rhesus seseorang selama ini masih dilakukan oleh orang yang berpengalaman dengan mengandalkan kemampuan mata secara langsung. Sementara itu, mata sangat dipengaruhi oleh faktor kejenuhan atau kelelahan. Sehingga cara ini kurang menguntungkan untuk pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak.

Pada penelitian ini dirancanglah sebuah alat yang dapat membaca golongan darah manusia secara elektronik untuk memudahkan pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak. Pengujian golongan darah manusia pada alat ini menggunakan Sistem ABO.

Alat yang dirancang terdiri dari dua pasang sensor cahaya, yang dibangun dari komponen LDR, dan sistem pengontrol dari arduino. Alat tersebut akan mendeteksi terjadinya reaksi aglutinasi/ non-aglutinasi dari sampel darah yang diuji dengan antisera melalui sensor. Selanjutnya data dari sensor akan dikondisikan dan diolah langsung oleh arduino dan hasilnya ditampilkan pada LCD 16x2. Tingkat keberhasilan 88%

(18)

blood group and rhesus someone for this is still done by people who are experienced with the eye's ability to rely directly. Meanwhile, eyes are very influenced by the saturation or fatigue. So this way less favorable for testing blood samples in large numbers.

In this study designed a tool that can be read electronically human blood groups to facilitate the testing of blood samples in large numbers. Testing of human blood groups on the device using the ABO system.

Tools designed consists of two pairs of the light detector, which is built on the LDR, and the system controller of arduino. The tool will detect the occurrence of agglutination reaction / non-agglutination of blood samples were tested with antisera through the sensor. Furthermore, the data from the sensors will be conditioned and processed directly by the arduino and the results are displayed on the LCD 16x2. Succesfull 88%

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Alat pendeteksi golongan darah adalah alat elektronik yang digunakan untuk menguji golongan darah manusia, pengujian dan pengamatan untuk menentukan golongan darah umumnya dilakukan dengan serangkaian percobaan pada sampel darah, yaitu melakukan reaksi antara cairan antisera (anti A dan B) dengan sampel darah yang akan diuji pada sebuah kaca objek. Perubahan fisik yang terjadi dari reaksi tersebut adalah aglutinasi atau non-aglutinasi dan kombinasi dari reaksi yang dihasilkan akan menentukan tipe

golongan darah tertentu.

Pengujian dan pengamatan reaksi aglutinasi / non-aglutinasi dari sel darah merah yang telah diberi antisera / serum, untuk menentukan golongan darah seseorang selama ini masih dilakukan oleh orang yang berpengalaman dengan mengandalkan kemampuan mata secara langsung. Sementara itu, mata sangat dipengaruhi oleh faktor kejenuhan atau kelelahan. Sehingga cara ini kurang menguntungkan untuk pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak.

(20)

kurang menguntungkan untuk pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak. Kesalahan dalam pembacaan tipe golongan darah ini dapat menimbulkan masalah yang sangat serius bagi seseorang, misalnya dalam proses transfusi darah atau identifikasi keturunan.

Penelitian ini merancang sebuah alat yang dapat membaca golongan darah secara elektronik untuk memudahkan pengujian sampel darah dalam jumlah yang banyak. Pengujian golongan darah manusia, pada alat ini menggunakan Sistem ABO. Alat yang dirancang terdiri dari dua pasang sensor cahaya, yang dibangun dari LED dan LD, pengolah data menggunakan arduino uno dan display.

Pengolah data menggunakan arduino uno adalah board berbasis mikrokontroler pada ATMega328 .Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya.

1.2Batasan Masalah

(21)

3

2. Pendeteksi yang digunakan adalah sensor cahaya yang dibangun dari komponen LDR.

3. Sistem kontrol yang digunakan berbasis Arduino Uno non SMD.

4. Sampel yang digunakan adalah sampel darah manusia dari kantong darah. 5. Tidak dilakukan percobaan dengan darah dari pendonor secara langsung.

1.3Rumusan Masalah

Alat pendeteksi golongan darah manusia dengan sistem otomatis pengganti metode manual (mata petugas).

1.4Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuat alat pendeteksi golongan darah berbasis arduino uno.

1.4.2 Tujuan Khusus

Dari berbagai permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka perlu dibuat tujuan khusus dalam pembuatan alat tersebut, antara lain :

1. Membuat rangkaian detektor menggunakan sensor cahaya. 2. Membuat rangkaian pengendali dengan arduino uno. 3. Menyusun dan mengintegrasi program pengendali.

(22)

1.5Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan alat ini adalah untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang alat kesehatan terutama alat pendeteksi/ uji golongan darah pada manusia.

1.5.2 Manfaat Praktis

(23)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Alat Pendeteksi Golongan Darah Manusia Berbasis Microkontroller 89S51 yang dirancang oleh Izzah Fadhilah Akmaliah dan Naniek Andiani, dari Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Jakarta, dibangun menggunakan metode ABO sebagai sistem penentuan golongan darah. Alat tersebut dirancang dengan menambahkan pengaduk sederhana. Akan tetapi alat tersebut masih tergolong rumit, karena masih banyak rangkaian yang harus dibangun, seperti rangkaian komparator, driver motor, pengkondisi sinyal dan yang lainnya. Tingkat keberhasilan 87%

(24)

2.2 Golongan Darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah [Wikipedia, 2015]. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan AB [Kliksma, 2015]. Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO, hanya saja lebih jarang dijumpai. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya.

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap

antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah

negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-A-negatif. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah

negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-B-negatif [Pradana Wahyu, 2009].

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A

(25)

7

tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif [Pradana Wahyu, 2009]..

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga,

orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebutdonor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-negatif [Pradana Wahyu, 2009].

Sistem penggolongan darah yang paling dikenal dan penting secara medis adalah kelompok darah ABO [Antro Palomar 2016]. Ada empat tipe golongan darah dalam kelompok darah ABO, yaitu: A, B, AB,dan O. Sistem pengujian untuk menentukan golongan darah dengan sistem ABO dilakukan berdasarkan proses aglutinasi/ non-aglutinasi sel darah merah oleh antisera yang terdiri dari anti A, B, dan AB [Paj89, 2015]. Hasil reaksi aglutinasi/ non-aglutinasi pada pengujian golongan darah ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Reaksi aglutinasi/ non-aglutinasi setiap golongan darah

Anti A Anti B Anti AB Golongan Darah

o o o O

o   B

 o  A

   AB

(26)

2.3 Sensor Cahaya

2.3.1 LDR

LDR atau Light Dependent Resistor adalah sebuah komponen elektronika yang termasuk ke dalam jenis resistor yang nilai resistansinya (nilai tahanannya) akan berubah apabila intensitas cahaya yang diserap juga berubah. Dengan demikian LDR juga merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperature negative, dimana resistansinya dipengaruhi oleh intrensitas cahaya. LDR terbuat dari Cadium Sulfida, bahan ini dihasilkan dari serbuk keramik.

[Teknikelektronika, 2015]. Biasanya Cadium Sulfida disebut juga bahan photoconductive, apabila konduktivitas atau resistansi dari Cadium

Sulfida bervariasi terhadap intensitas cahaya. Jika intensitas cahaya

yang diterima rendah maka hambatan juga akan tinggi yang mengakibatkan tengangan yang keluar juga akan tinggi begitu juga sebaliknya disinilah mekanisme proses perubahan cahaya menjadi listrik terjadi. Berikut adalah simbol LDR:

(27)

9

Prinsip Kerja LDR:

Pada dasarnya LDR terbuat dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada saat gelap atau intensitas cahaya rendah, bahan tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya sedikit elektron yang dihasilkan untuk mengangkut muatan elektrik. Hal ini berarti, pada saat keadaan gelap atau intensitas cahaya rendah, maka LDR akan menjadi konduktor yang buruk, sehingga LDR memiliki resistansi yang besar pada saat gelap atau intensitas cahaya rendah.

Gambar 2.2 Bentuk Fisik LDR Sumber : Teknik elektronika ( Blogspot)

(28)

2.3.2 LED

LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda) dapat memancarkan cahaya

karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diata dapat menhasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. LED (Light Emitting Dioda) merupakann salah satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED (Light Emitting Dioda) akan memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan

listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED (Light Emitting Dioda) cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila

(29)

11

Gambar 2.3 Simbol dan Bentuk Fisik LED (Light Emitting Dioda) Sumber : Belajar dasar komponen elektronika (Blogspot)

Simbol dan bentuk fisik LED (Light Emitting Dioda) Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED (Light Emitting Dioda) memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) ditandai dengan bagian bodi LED (Light Emitting Dioda) yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar diatas.

(30)

Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda. Konsep pembatas arus pada dioda adalah dengan memasangkan resistor secara seri pada salah satu kaki LED (Light Emitting Dioda).Rangkaian dasar untuk menyalakan LED (Light Emitting Dioda) membutuhkan sumber tegangan LED (Light Emitting Dioda) dan resistor sebgai pembatas arus seperti pada

rangkaian berikut. Rangkaian dasar menyalakan LED (Light Emitting Dioda).

Besarnya arus maksimum pada LED (Light Emitting Dioda) adalah 20 mA, sehingga nilai resistor harus ditentukan.

(31)

13

2.4 Arduino Uno

2.4.1 Pengertian

Uno Arduino atau sering disebut arduino uno adalah board

berbasis mikrokontroler pada ATMega328 .Board ini memiliki 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menggunakannya.

1. Board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut : 1) 1,0 pin out: tambah SDA dan SCL pin yang dekat ke pin

arref dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat ke pin RESET, dengan IO REF yang memungkinkan sebagai buffer untuk beradaptasi dengan tegangan yang disediakan

(32)

2) Circuit reset

Gambar 2.5 Board Arduino Uno Sumber : Datasheet Arduino (Radioncs)

(33)

15

3) Deskripsi arduio uno

Tabel 2.1 Deskripsi arduino uno

4) Catu daya arduino

Uno arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB

atau dengan catu daya eksternal. Sumber listrik dipilih secara otomatis. Eksternal (non USB) daya dapat datang baik dari AC-DC adaptor atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan cara menghubungkannya plug pusat-positif 2.1mm ke dalam board colokan listrik. Lead dari baterai dapat dimasukkan ke dalam header pin Gnd dan Vin dari konektor Power.

Board dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6

(34)

regulator tegangan bisa panas dan merusak board. Rentang yang dianjurkan adalah 7 – 12V.

Pin catu daya adalah sebagai berikut:

1) VIN. Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan sumber daya eksternal (sebagai lawan dari 5V dari koneksi USB atau sumber daya lainnya diatur). Anda dapat menyediakan tegangan melalui pin ini, atau, jika memasok tegangan melalui colokan listrik, mengaksesnya melalui pin ini.

2) 5V. Catu daya diatur digunakan untuk daya microkontroller dan komponen lainnya di board.

Hal ini dapat terjadi baik dari VIN melalui regulator on board, atau diberikan oleh USB . •

3,3V pasokan yang dihasilkan oleh regulator on-board. Menarik arus maksimum adalah 50 mA.

3) GND 5) Memory

Memory ATMega328 ini memiliki 32 KB dengan 0,5

(35)

17

6) Input & Output

Masing-masing dari 14 pin digital pada Uno dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Mereka beroperasi di 5V. Setiap pin dapat memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal dari 20-50 KΩ. Selain itu, beberapa pin memiliki

fungsi khusus:

1) Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data TTL serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATMega8U2 USB-to-Serial TTL. • Eksternal Interupsi: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interupsi pada nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai. Lihat attachInterrupt () fungsi untuk rincian. 2) PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan 8-bit output

PWM dengan analogWrite () fungsi.

3) SPI: 10 (SS), 11 (mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI.

(36)

5) Uno memiliki 6 input analog, diberi label A0 melalui A5, masing-masing menyediakan 10 bit resolusi yaitu 1024 nilai yang berbeda. Secara default sistem mengukur dari tanah sampai 5V.

6) TWI: A4 atau SDA pin dan A5 atau SCL pin. Mendukung komunikasi TWI

7) Aref. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan analogReference ().

8) Reset. Lihat juga pemetaan antara pin Arduino dan ATMega328 port. Pemetaan untuk ATMega8, 168 dan 328 adalah identik.

7) Komunikasi

Uno arduino memiliki sejumlah fasilitas untuk

berkomunikasi dengan komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lain. ATMega328 ini menyediakan UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah ATMega16U2 pada saluran board ini komunikasi serial melalui USB dan muncul

(37)

19

memungkinkan data sederhana yang akan dikirim ke board Arduino. RX dan TX LED di board akan berkedip ketika

data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke komputer. ATMega328 ini juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Fungsi ini digunakan untuk melakukan komunikasi inteface pada sistem.

8) Programming

Programming Uno Arduino dapat diprogram dengan

perangkat lunak Arduino. Pilih Arduino Uno dari Tool lalu sesuaikan dengan mikrokontroler yang digunakan. ATMega328 pada uno arduino memiliki bootloader yang memungkinkan Anda untuk meng-upload program baru untuk itu tanpa menggunakan programmer hardware eksternal. Ini berkomunikasi menggunakan protokol dari

bahas C. Sistem dapat menggunakan perangkat lunak FLIP Atmel (Windows) atau programmer DFU (Mac OS X dan

Linux) untuk memuat firmware baru. Atau Anda dapat menggunakan header ISP dengan programmer eksternal. 9) Perangkat lunak arduino

(38)

Pengolahan, avr-gcc, dan perangkat lunak sumber terbuka lainnya.

Gambar 2.7. Tampilan Framework arduino uno Sumber : Sofwere Arduino

10)Modul SD Card

SD Card Board untuk kartu SD standar. Hal ini

(39)

21

Gambar 2.8 Modul SD-Card Sumber : Datasheet Arduino (Radioncs)

Spesifikasi Modul SD-Card:

- Board untuk standar kartu SD dan Micro SD (TF) kartu

- Berisi tombol untuk memilih slot kartu flash - Dudukan langsung pada Arduino Uno.

(40)

Gambar 2.9 Konfigurasi SD-Card Modul ke Arduino Sumber : Datasheet Arduino (Radioncs)

2.5 LCD (Liquid Cristal Display)

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang

berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam

(41)

23

2.5.1 Material LCD (Liquid Cristal Display)

LCD (Liquid Cristal Display) adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan.

2.5.2 Contoh Bentuk LCD (Liquid Cristal Display)

Berikut adalah contoh bentuk fisik LCD 16x2 karakter warna hijau.

(42)

2.5.3 Pengendali / Kontroler LCD (Liquid Cristal Display)

Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microkontroller yang berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display). Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan memori dan register. Memori

yang digunakan microkontroller internal LCD (Liquid Cristal Display) adalah :

1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat karakter yang akan ditampilkan berada.

2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.

(43)

25

2.5.4 Register control yang terdapat dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display) diantaranya adalah:

Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari microkontroller ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display) dapat dibaca pada saat pembacaan data.

Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca

data dari atau keDDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut keDDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

2.5.5 Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display) diantaranya adalah :

1. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian

lain seperti microkontroller dengan lebar data 8 bit.

2. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.

(44)

4. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

(45)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Diagram Blok sistem

Sampel darah yang baru saja diambil akan diletakkan pada tempat sampel yang kemudian akan dicampur dengan cairan antisera. Setelah selesai pencampuran kemudian tekan saklar on untuk menghidupkan sistem.

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Sumber : KTI Ms.Word (Shapes)

(46)
(47)

29

3.2Diagram Alir Proses / Program

T T T

Y Y Y Y

Gambar 3.2 Diagram Alir Proses / Program

(48)

T

Y

Gambar 3.2-1 Lanjutan Diagram Alir Proses / Program Sumber : KTI Ms.Word (Shapes)

Pertama-tama letakkan sampel darah pada kaca preveret,lalu berikan antisera sesuai dengan yang ada (antisera A dan antisera B) pada masing-masing

kaca preveret. Pada saat pesawat dihidupkan maka seluruh rangkaian akan mendapatkan sumber tegangan. Sebelum mengerjakan program, microkontroller akan terlebih dahulu melakukan inisialisasi ke LCD. Setelah melakukan inisialisasi LCD, arduino akan memberi perintah untuk menekan tombol start untuk memulai proses yang akan ditampilkan di LCD.

Setelah tombol start ditekan maka proses pertama yaitu arduino memberi perintah pembacaan data oleh kedua sensor terlebih dahulu, data yang diperoleh kemudian akan diolah oleh arduino untuk ditentukan jenis golongan darah apa yang sesuai dengan data yang dikirim dari sensor. Hasil yang diperoleh dari kedua pembacaan sensor akan ditampilkan pada display yang berupa LCD. Setelah selesai tekan tombol reset, maka alat akan berada dikeadaan awal.

Tekan Tombol Stop

Reset

(49)

31

3.3Diagram Mekanis

Sumber : KTI Ms.Word (Shapes)

Keterangan :

1. LCD 5. Tombol reset

2. Indikator berhenti 6. Tombol power (ON/OFF) 3. Tombol berhenti

4. Indikator reset

1 Gambar 3.4 Desain tampak belakang / samping belakang Sumber : KTI Ms.Word (Shapes)

Keterangan :

(50)

Gambar 3.5 Bentuk Rancangan Box Sumber : KTI Ms.Word (Shapes)

3.4Alat Dan Bahan

Tabel 3.1. Alat dan Bahan yang Dibutuhkan

No Nama Barang Alat Bahan

1 Arduino 

2 LDR 

3 LED 

4 LCD 

5 Push Button

6 Tool Set

7 Multimeter 

8 Akrilik 

9 Kabel 

10

3.5Rancangan atau Desain Penelitian

(51)

33

pada LCD tanpa harus melakukan perbandingan pada kelompok pengontrol, karena sudah testruktur sesuai program yang ada.

3.6Definisi Operasional

Dibawah ini disajikan tabel definisi variabel operasional dalam rancangan alat pendeteksi golongan darah manusia berbasis arduino.

Tabel 3.2. Definisi variabel operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

(52)

3.7 Pembuatan Rangkaian

Dalam pembuatan rangkaian ini yang pertama dilakukan adalah membuat design rangkaian dengan menggunakan sofewear proteus isis design. Dengan gambar sebagai berikut:

1. Membuat desain(schematic) rangkaian alat pendeteksi golongan darah manusia berbasis arduino dengan Proteus Portable (ISIS)

(53)

35

Gambar. 3.7 Skematik Rangkaian Power Suplay Sumber : Google

(54)

Gambar. 3.9 Skematik Rangkaian sumber cahaya Sumber : Proteus portable (ISIS)

2. Selanjutnya membuat layout dari skematik diatas dengan menggunakan software proteus portable (ARES)

(55)

37

Gambar 3.11 Layout PCB Power Suplay Sumber : Proteus portable (ARES)

Gambar 3.12 Layout PCB sumber cahaya Sumber : Proteus portable (ARES)

Gambar 3.13 Layout PCB sumber tegangan Sumber : Proteus portable (ARES)

(56)

Gambar 3.8 Tampak atas layout sensor LDR Sumber : Proteus portable (ARES)

(57)

39

Gambar 3.8 Tampak atas Layout Sumber : Proteus portable (ARES)

Gambar 3.8 Tampak atas Layout Sumber : Proteus portable (ARES) 3.8 Pembuatan Program

1. Membuka yang akan digunakan (Arduino) 2. Mulai proses pengetikan program

3. Skrip Program

##include <LiquidCrystal.h>

LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);

#define ldr1 A0 #define ldr2 A1 #define on A2 #define rst A3

(58)

float peka_ldr2=4.5;

lcd.print("Selamat Datang"); lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Goldar Detector"); delay(100);

if(digitalRead(on)==LOW)break; }

lcd.print("Mulai Deteksi"); delay(1000);

if(volt_ldr1<peka_ldr1&&volt_ldr2<peka_ldr2){ lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Goldar=O"); lcd.setCursor(0,1);

if(volt_ldr1>peka_ldr1&&volt_ldr2>peka_ldr2){ lcd.setCursor(0,0);

(59)

41

if(volt_ldr1<peka_ldr1&&volt_ldr2>peka_ldr2){ lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Goldar=A"); lcd.setCursor(0,1);

if(volt_ldr1>peka_ldr1&&volt_ldr2<peka_ldr2){ lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Goldar=B"); lcd.setCursor(0,1);

if(digitalRead(rst)==LOW)break; }

(60)

42 4.1. Spesifikasi Alat

a. Nama : Alat pendeteksi Golongan Darah Manusia b. Jenis : Detector

Pertama-tama letakkan sample darah pada kaca preveret,lalu berikan antisera sesuai dengan yang ada (Antisera A dan Antisera B) pada masing-masing kaca preveret. Pada saat pesawat dihidupkan maka seluruh rangkaian akan mendapatkan sumber tegangan. Sebelum mengerjakan program, microcontroller akan terlebih dahulu melakukan inisialisasi ke LCD. Setelah melakukan inisialisasi LCD, arduino akan memberi perintah untuk menekan tombol start untuk memulai proses yang akan ditampilkan di LCD.

(61)

43

sensor. Hasil yang diperoleh dari kedua pembacaan sensor akan ditampilkan pada display yang berupa LCD. Setelah selesai tekan tombol reset, maka alat akan berada dikeadaan awal.

4.3. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dipakai untuk melakukan penelitian ini

adalah after only design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil

tanpa mengukur keadaan sebelumnya. Dalam penelitian terdapat

kelompok kontrol. Kelemahan dari rancangan ini adalah tidak diketahui

keadaan awalnya, sehingga hasil yang didapatkan sulit untuk

disimpulkan.

4.4. Variabel Penelitian

Berikut beberapa variable yang terdapat pada penelitian alat pendeteksi golongan darah.

4.4.1. Variabel Bebas

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan tetapi tidak terikat dan yang menjadi variabel bebas adalah jenis penggolongan darah A, B, AB, dan O.

4.4.2. Variabel Tergantung

(62)

4.4.3. Variabel Terkendali

Variabel pengendaali dan pengolah data pada alat pendeteksi golongan darah menggunakan arduino uno.

4.5. Rumus Statistik

Pengukuran untuk kalibrasi dilakukan sebanyak 20 kali dalam

percobaan dengan membandingkan dengan alat yang berstandar dan dicari nilai standar deviasi (STDV), angka ketidakpastian dan juga error dengan rumus sebagai berikut :

4.5.1. Rata – rata

Rata – rata adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data yang diambil atau diukur dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya pengukuran.

Rata – Rata (X ) =

(63)

45

Error (kesalahan) adalah selisih antara mean terhadap

masing-masing data. Rumus error adalah:

Error% = x100%

Adapun komponen-komponen penting yang digunakan dalam pembuatan modul, antara lain :

a. LDR (Light Dependent Resistor) b. Resistor ¼ W h. Soket IC ATMega328 i. Minimum Sistem Arduino j. Power Suplay

k. USB Female

X

(64)

l. Kabel USB m. Conector 6 pin n. Conector 5 pin o. Conector 4 pin p. Conector 2 pin q. Push Button

4.7. Peralatan yang Digunakan

Sebagai sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir ini, ada beberapa peralatan yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut :

a. Solder listrik

b. Atractor (Penyedot Timah) c. Toolset

d. Bor PCB e. Timah (Tinol) f. Multimeter g. Komputer h. Acrylic i. Gerinda j. Lem G

(65)

47

4.8. Pengujian alat dan Hasil pengujian 4.8.1 Pengujian Petugas PMI

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis tertanggal 6 Agustus 2016 di PMI Cabang Kota Yogyakarta, diperoleh beberapa data percobaan tes golongan darah secara langsung dari pendonor. Berikut proses yang dilakukan untuk tes golongan darah yang dijelaskan dengan gambar 4.1 – 4.4 :

(66)

Gambar 4.2 Penempatan darah pada kertas tes darah. Sumber : Penelitian di PMI (06 Agustus 2016)

(67)

49

Gambar 4.4 Hasil pengujian sample darah pasien. Sumber : Penelitian di PMI (06 Agustus 2016)

4.8.2 Perolehan Data

Tabel 4.1 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 1.

No. Sample Darah Reagen Hasil

Anti A Anti B Anti D

1. O Negatif Negatif Positif O+

2. O Negatif Negatif Positif O+

3. B Negatif Positif Positif B+

4. B Negatif Positif Positif B+

5. A Positif Negatif Positif A+

Keterangan :

(68)

Tabel 4.2 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 2.

Positif : Terjadi proses Aglutinasi Negatif : Tidak terjadi proses aglutinasi

Tabel 4.3 Perolehan Data Percobaan tes golongan darah tahap 3.

No. Sample Darah Reagen Hasil

Positif : Terjadi proses Aglutinasi

(69)

51

Tabel 4.4 Perolehan Data Percobaan Tegangan Tes Golongan Darah dengan Modul (Golongan darah AB)

(70)

Tabel 4.5 Perolehan Data Percobaan Tegangan Tes Golongan Darah dengan Modul (Golongan darah A)

(71)

53

Tabel 4.6 Perolehan Data Percobaan Tegangan Tes Golongan Darah dengan Modul (Golongan darah B)

(72)

Tabel 4.7 Perolehan Data Percobaan Tegangan Tes Golongan Darah dengan Modul (Golongan darah O)

(73)

55

Tabel 4.8 Perolehan Data Percobaan Tegangan Tes Golongan Darah

No. Sampel Darah

Sensor A Tegangan Sensor B Tegangan

1 O Terang 3.82 V Terang 3.90V

Terang : Tidak Terjadi penggumpalan, sehingga ldr terkena cahaya.

(74)

4.9 Pembahasan

4.9.1 Kelebihan dan kelemahan alat 1. Kelebihan Alat

Alat pendeteksi golongan darah manusia berbasis arduino uno memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan pengetesan yang ada, diantaranya :

a. Dapat digunakan untuk pengujian golongaan darah manusia dengan jumlah sampel yang banyak. b. Menggunakan sistem Arduino Uno.

c. Terdapat sensor sebagai pengganti penglihatan mata. d. Terdapat tampilan display hasil pengujian golongan

darah.

e. Tempat reaksi/ kaca preveret dapat digunakan ulang. 2. Kekurangan Alat

Alat pendeteksi golongan darah manusia berbasis arduino uno memiliki beberapa kekurangan dibandingkan dengan

pengetesan yang sudah ada, diantaranya :

a. Harga lebih mahal dibandingkan dengan peralatan tes manual.

b. Proses mendeteksi golongan darah manusia lebih lama.

(75)

57

4.9.1 Keunggulan dan kelebihan dalam mendeteksi golongan darah manusia

Tabel 4.9 Keunggulan menggunakan alat pendeteksi golongan darah manusia

No. Keunggulan Menggunakan

Metode otomatis (modul) Metode manual tes 1. Terdapat sensor pengganti

mata manusia.

Menggunakan mata langsung 2. Dapat mendeteksi banyak

sampel dengan akurasi keberhasilan lebih baik.

Akurasi keberhasilan

bergantung faktor human error 3. Tempat obyek dapat

digunakan kembali.

Tempat obyek tidak dapat digunakan kembali. 4. Hasil pengujian tertampil Hasil harus dilihat manual

dengan mata

Tabel 4.10 Kelemahan menggunakan alat pendeteksi golongan darah manusia

No. Kelemahan Menggunakan

Metode otomatis (modul) Metode manual tes 1. Harga lebih mahal Harga terjangkau 2. Membutuhkan sampel darah

yang banyak

Sampel darah yang dibutuhkan sedikit

3. Cairan antisera lebih boros Cairan antisera lebih irit 4. Tidak bisa melakukan

pengujian tanpa listrik

Bisa melakukan pengujian dimana saja

4.9.2 Perhitungan Error

1. Tingkat Kesalahan

Berdasarkan penelitian dan uji coba dengan alat pendeteksi golongan darah, ditemukan beberapa kesalahan seperti :

(76)

Dari beberapa kesalahan yang telah disebutkan dapat disajikan dalam bentuk bilangan bulat sebagai berikut :

1) Golongan darah O.

Terjadi kesalahan mendeteksi : 4x Terjadi simpangan tegangan : 0,0915

Error = (4/20 x 100%) + (0.,0915/20 x 100%)

= 20 % + 0,46 %

= 20,46 %

2) Golongan darah A.

Terjadi kesalahan mendeteksi : 0x Terjadi simpangan tegangan : 0,0715

Error = (0/20 x 100%) + (0.,0715/20 x 100%)

= 0% + 0,36 % = 0,36% 3) Golongan darah B.

Terjadi kesalahan mendeteksi : 0x Terjadi simpangan tegangan : 0,0614

Error = (0/20 x 100%) + (0.,0614/20 x 100%)

= 0% + 0,31 % = 0,31% 4) Golongan darah AB.

(77)

59

Error = (0/20 x 100%) + (0.,425/20 x 100%)

= 0% + 2,1 % = 2,1%

Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa tingkat kesalahan alat pendeteksi golongan darah manusia berbasih arduino uno ini sebesar :

20,46% + 0,36% + 0,31% + 2,1 % = 23,24%

2. Tingkat Keberhasilan

Berdasarkan penelitian dan uji coba dengan alat pendeteksi golongan darah, diperoleh tingkat keberhasilan sebagai berikut :

1) Error golongan darah O = 20,46% 2) Error golongan darah A = 0,36% 3) Error golongan darah B = 0,31% 4) Error golongan darah AB= 2,1 %

Jumlah = 23,24 %

Dari data yang telah diperoleh seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan alat pendeteksi golongan darah

manusia berbasis arduino uno sebesar :

(78)
(79)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja yang penulis buat, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. `Alat pendeteksi golongan darah manusia berbasis arduino dapat digunakan untuk mendeteksi golongan darah manusia.

2. Sensor cahaya dibangun dengan memanfaatkan komponen LDR.

3. Alat dapat memproses hasil perbandingan dari keluaran sensor untuk menentukan golongan darah.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian dan data dari tugas akhir yang telah dilakukan penulis merekomendasikan agar :

1. Pada saat melakukan percobaan harap mengikuti prosedur yang ada 2. Alat dapat dikembangkan menjadi portable.

(80)

61

Plant. Malcolm., “Teach Yourself Electronics / Swadidik Elektronik” , Intan Sejati, Surabaya, 2009.

Pitowarno. Endra., “Robotika, Desain, Kontrol dan Kecerdasan”, Andi Offset., Yogyakarta, 2006.

Pradana. Wahyu., “Sistem Peredaran Darah Pada Manusia”, Puri Delco, Bandung, 2009.

Rusmadi. Dedy., “Seri Elektronika:Cara membuat PCB”, Pionir Jaya, Bandung, 2001.

http://annisaulqowimah.blogspot.co.id/p/sistem-golongan-darah.html Jum’at 1 Mei 2016 11.36 WIB

http://anthro.palomar.edu/blood/ABO_ , Jum’at 1 Mei 2016 11.34 WIB

https://bimaariotejo.wordpress.com/2014/06/06/sistem-golongan-darah/ Rabu 15 Mei 2016 12.01 WIB

http://biologimediacentre.com/sistem-transportasi-4-golongan-darah- abo/ Rabu 15 Mei 2016 12.05 WIB

https://id.crowdvoice.com/posts/golongan-darah-a-b-o-dan-rhesus-2s7h Rabu 15 Mei 2016 12.05 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah Jum’at 2 Juni 2016 11.34 WIB http://kliksma.com/2014/12/jenis-golongan-darah-pada-manusia.html Sabtu 3 Juli

2015 16.05 WIB

http://paj89.blogspot.co.id/2012/08/sistem-penggolongan-darah-abo-mn-rhesus.html Sabtu 2 januari 2015 16.07 WIB

http://teknikelektronika.com/pengertian-ldr-light-dependent-resistor-cara-mengukur-ldr/ Sabtu 2 januari 2015 16.09 WIB

(81)
(82)

Gambar 2. Pasien / pendonor sedang menjawab Gambar 3. Peralatan yang digunakan untuk

Pertanyaan dari petugas PMI mengambil darah pendonor

Gambar 4. Proses pencampuran antisera dan Gambar 5. Proses penggumpalan darah

darah pada kertas obyek.

(83)

Tabel 1. Pengukuran Tegangan LDR pada pengujian Golongan Darah O

No. Sampele

Darah Sensor 1

Tegangan

(Volt) Sensor 2 Tegangan(Volt)

1 O Terang 3,82 Terang 3,9

Jumlah tegangan S1 76,41

Rata-rata 3,8205

Jumlah tegangan S2 78,24

Rata-Rata 3,912

(84)

1 A Terang 3,82 Terhalang 4,52

Jumlah tegangan S1 76,4

Rata-rata 3,82

Jumlah tegangan S2 58,96

Rata-Rata 4,535384615

(85)

Tabel 3. Pengukuran Tegangan LDR pada pengujian Golongan Darah B

No. Sampele

Darah Sensor 1

Tegangan

(Volt) Sensor 2 Tegangan(Volt)

1 B Terhalang 4,5 Terang 3,9

Jumlah tegangan S1 58,84

Rata-rata 4,526153846

Jumlah tegangan S2 78,24

Rata-Rata 3,912

(86)

1 AB Terhalang 4,98 Terhalang 4,5

Jumlah tegangan S1 98,96

Rata-rata 4,948

Jumlah tegangan S2 90,46

Rata-Rata 4,523

Gambar

Gambar 2.6 Kabel USB Board Arduino Uno Sumber : Datasheet Arduino (Radioncs)
Gambar 2.7. Tampilan Framework arduino uno Sumber : Sofwere Arduino
Gambar 2.8 Modul SD-Card Sumber : Datasheet Arduino (Radioncs)
Gambar 2.9 Konfigurasi SD-Card Modul ke Arduino
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan alat ukur golongan darah menggunakan tiga buah rangkaian transducer yang bekerja secara terpisah, rangkaian pertama digunakan untuk mendeteksi kaca preparat

Laporan akhir ini menjelaskan tentang prinsip kerja alat pendeteksi kadar gula dalam darah menggunakan sensor strip glukosa berbasis logika fuzzy.. Pada

Pendeteksi kesegaran buah adalah suatu alat yang menentukan buah yang masih segar ataupun yang tidak, dengan menggunakan sensor warna TSC3200, dan buah- buahan

Pengujian keseluruhan dilakukan untuk memastikan apakah semua elemen yang terlibat sudah bekerja dengan baik atau belum pengujian ini dilakukan dengan cara menguji semua

Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori dasar yang digunakan untuk pembuatan alat pengukur dan pendeteksi debu berbasis Arduino yang dapat dikontrol melalui

Melakukan pengujian terhadap semua bagian pendeteksi uang palsu menggunakan Arduino Uno yang telah diimplementasikan dengan metode aplikasi demontrasi yaitu

Dalam merancang alat pendeteksi dehidrasi pada manusia, proses yang dikerjakan dimulai dari proses inisialisasi sistem yakni pengaktifan awal, hingga pengiriman

Atas dasar itu itu penulis bermaksud melakukan pengamatan langsung dan eksperimen untuk memberikan solusi atau permasalahan tersebut yaitu dengan merancang alat