RANCANG BANGUN APLIKASI PENJADWALAN DAN
MONITORING PERBAIKAN LAMBUNG KAPAL PADA
PT TAMBANGAN RAYA PERMAI
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
REFI ZULKARAMI 10.41010.0121
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
ix
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Pembatasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kapal ... 8
2.2 Perbaikan Kapal ... 9
2.3 Docking Kapal ... 9
2.4 Visualisasi Informasi ... 11
2.5 Monitoring ... 12
2.6 Ultrasonic Test (UT) ... 13
x
2.9 Network Planning ... 15
2.9.1 Data yang di perlukan Network Planning ... 16
2.9.2 Keuntungan Network Planning ... 16
2.9.2 Bahasa atau symbol – symbol Diagram Network ... 17
2.10 Analisis dan Perancangan Sistem ... 20
2.11 System Development Life Cycle (SDLC) ... 20
2.12 Data Flow Diagram (DFD) ... 23
2.13 Aplikasi ... 25
2.14 Website ... 25
2.15 Notifikasi ... 26
2.16 MySQL ... 27
2.17 Pengujian Black Box ... 28
2.18 Skala Likers ... 28
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 30
3.1 Analisis Sistem ... 30
3.1.1 Identifikasi Permasalahan ... 32
3.1.2 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 33
3.2 Perancangan Sistem ... 35
3.2.1 Document Flow Penjadwalan dan Monitorin Perbaikan Lambung Kapal ... 37
3.2.2 System Flow Aplikasi Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan Lambung kapal ... 38
3.3.3 Diagram Jenjang... 48
xi
3.3.8 Conceptual Data Model ... 57
3.3.9 Physical Data Model ... 57
3.3.10 Struktur Tabel... 59
3.3.11 Desain Input Output ... 65
3.4 Perancangan Pengujian dan Evaluasi Sistem ... 71
3.4.1 Perancangan Uji Coba Form Login ... 72
3.4.2 Perancangan Uji Coba Form Test Ketebalan Plat Kapal ... 72
3.4.3 Perancangan Uji Coba Form Replating Kapal ... 73
3.4.4 Perancangan Uji Coba Form Status Replating kapal ... 74
3.4.5 Perancangan Uji Coba Form Laporan Replating Kapal ... 75
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 76
4.1 Kebutuhan Sistem ... 76
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 76
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 77
4.2 Implementasi Sistem ... 77
4.2.1 Form Login ... 78
4.2.2 Form Halaman Utama ... 78
4.2.3 Form Master Data Pemilik Kapal ... 80
4.2.4 Form Master Data Kapal ... 83
4.2.5 Form Data Test Ketebalan Plat Kapal ... 86
4.2.6 Form Perbaikan Lambung Kapal(Replating Kapal) ... 89
4.2.7 Form Status Replating Kapal ... 94
xii
4.2.10 Laporan Chart Replating kapal ... 103
4.3 Evaluasi Sistem ... 104
4.3.1 Uji Coba Form ... 104
4.3.2 Uji Coba Kecepatan Aplikasi ... 117
4.3.3 Uji Coba Pengguna ... 121
4.4 Pembahasan Hasil Uji Coba ... 127
BAB V PENUTUP ... 128
5.1 Kesimpulan ... 128
5.2 Saran ... 128
DAFTAR PUSTAKA ... 129
xiii
Halaman
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram ... 24
Tabel 2.2 Keterangan Nilai Skala Likers ... 28
Tabel 3.1 User Login ... 53
Tabel 3.2 Data Pemilik Kapal ... 53
Tabel 3.3 Team Kerja Kapal ... 54
Tabel 3.4 Detail Team Kerja ... 54
Tabel 3.5 Data Kapal ... 55
Tabel 3.6 Hasil Test UT ... 55
Tabel 3.7 Perbaikan Kapal ... 56
Tabel 3.8 Detail Perbaikan Kapal ... 56
Tabel 3.9 Data Plat Kapal ... 57
Tabel 3.10 Notifikasi ... 58
Tabel 3.11 Jadwal Replating ... 58
Tabel 3.12 Detail Plat Kapal ... 59
Tabel 3.13 Uji Coba Form Login ... 67
Tabel 3.14 Uji Coba Form Test Ketebalan Plat Kapal ... 68
Tabel 3.15 Uji Coba Form Replating Kapal ... 68
Tabel 3.16 Uji Coba Form Status Replating Kapal ... 69
Tabel 3.17 Uji Coba Form Laporan Replating Kapal ... 70
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Login ... 88
xiv
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Status Replating Kapal ... 96
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Laporan Replating Kapal ... 100
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Pengguna Kordinator Replating ... 101
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Pengguna Kontraktor BKI ... 103
xv
Gambar 2.1 Graving Dock ... 10
Gambar 2.2 Simbol-simbol Diagram Network ... 17
Gambar 2.3 Contoh Kegiatan A ... 18
Gambar 2.4 Contoh Kegiatan B ... 19
Gambar 2.5 Contoh Kegiatan C ... 19
Gambar 2.6 Software Development Life Cycle ... 21
Gambar 3.1 Gambar umum sistem untuk Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan Lambung Kapal ... 30
Gambar 3.2 Gambar Contoh A ... 32
Gambar 3.3 Gambar Contoh B ... 32
Gambar 3.4 Gambar Contoh C ... 32
Gambar 3.5 Input, proses dan output Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan Lambung Kapal ... 34
Gambar 3.6 Document Flow Penjadwalan da Monitoring Perbaikan Lambung Kapal ... 36
Gambar 3.7 System flow mengelola Data Pemilik Kapal ... 37
Gambar 3.8 System flow mengelola Data Kapal ... 38
Gambar 3.9 System flow mengelola Data Team Kerja Kapal ... 39
Gambar 3.10 System flow mengelola Data Hasik Test UT ... 40
Gambar 3.11 System flow mengelola Penjadwalan Replating Kapal... 41
Gambar 3.12 System flow Pencatatan Replating Kapal ... 42
Gambar 3.13 System flowMonitoring Replating Kapal ... 43
xvi
Lambung Kapal ... 45
Gambar 3.16 Context Diagram ... 46
Gambar 3.17 DFD Level 0 ... 51
Gambar 3.18 DFD Level 1 Mengelola Data Pemilik Kapal ... 52
Gambar 3.18 DFD Level 1 Mengelola Data Kapal ... 53
Gambar 3.18 DFD Level 1 Mengelola Data Team Kerja Kapal ... 53
Gambar 3.19 DFD Level 1 Mengelola Hasil Test UT ... 54
Gambar 3.20 DFD Level 1 Mengelola Pencatatan Replating Kapal ... 55
Gambar 3.21 DFD Level 1 Mengelola Data Status Replating ... 55
Gambar 3.22 DFD Level 1 Mengelola Laporan Perbaikan Lambung Kapal ... 56
Gambar 3.23 CDM (Conceptual Data Model) ... 57
Gambar 3.24 PDM (Physical Data Model) ... 58
Gambar 3.25 Desain Form Login ... 60
Gambar 3.26 Desain Menu Utama ... 60
Gambar 3.27 Desain Form Data Pemilik Kapal ... 61
Gambar 3.28 Desain Form Data Kapal ... 62
Gambar 3.29 Desain Form Data Test Ketebalan Plat Kapal... 63
Gambar 3.30 Desain Form Data Perbaikan Kapal ... 64
Gambar 3.31 Desain Form Data Team Kerja ... 65
Gambar 3.32 Desain Form Laporan Replating Kapal... 66
Gambar 4.1 Form Login ... 73
Gambar 4.2 Form Halaman Utama ... 74
Gambar 4.3 Form Data Pemilik Kapal ... 75
xvii
Gambar 4.6 Form Master Data Kapal ... 76
Gambar 4.7 Form Lihat Data Kapal... 77
Gambar 4.8 Form Ubah Data Kapal ... 77
Gambar 4.9 Form Data Test Ketebalan Plat ... 78
Gambar 4.10 Form Lihat Data Test Ketebalan Plat ... 78
Gambar 4.11 Form Ubah Data Test Ketebalan Plat... 79
Gambar 4.12 Form Input Perbaikan Lambung Kapal ... 80
Gambar 4.13 Form Lihat Perbaikan Lambung Kapal ... 80
Gambar 4.14 Form Ubah/Tambah Posisi Plat Perbaikan Lambung Kapal... 81
Gambar 4.15 Form Ubah Tanggal Mulai Perbaikan Lambung Kapal ... 81
Gambar 4.16 Form Input Status Replating Kapal ... 82
Gambar 4.17 Form Ubah Replating Kapal ... 83
Gambar 4.18 Form Ubah Status Replating Kapal ... 83
Gambar 4.19 Form Lihat Status Replating Kapal ... 84
Gambar 4.20 Form Data Team Kerja Kapal ... 85
Gambar 4.21 Form Lihat Data Team Kerja Kapal... 85
Gambar 4.22 Form Ubah Data Team Kerja Kapal ... 85
Gambar 4.23 Form Laporan Replating Kapal ... 86
Gambar 4.24 Form Cetak Laporan Replating Kapal ... 87
Gambar 4.25 Hasil Uji Coba Login Berhasil ... 89
Gambar 4.26 Hasil Uji Coba Login Tidak Berhasil ... 89
Gambar 4.27 Hasil Uji Coba Memilih Nama Kapal ... 90
xviii
Gambar 4.30 Hasil Uji Coba Notifikasi data Test Ketebalan Plat Kapal ... 91
Gambar 4.31 Hasil Uji Coba Memilih Nama Kapal ... 93
Gambar 4.32 Hasil Uji Coba Memilih Hasil Test ... 93
Gambar 4.33 Hasil Uji Coba Memilih Team Kerja ... 94
Gambar 4.34 Hasil Uji Coba Memilih Tanggal Mulai Replating Kapal ... 94
Gambar 4.35 Hasil Uji Coba Data Replating Berhasil Disimpan ... 94
Gambar 4.36 Hasil Uji Coba Notifikasi Replating Kapal ... 95
Gambar 4.37 Hasil Uji Coba Proses Jadwal Replating ... 95
Gambar 4.38 Hasil Uji Coba Jadwal Replating ... 95
Gambar 4.39 Hasil Uji Coba Memilih Nama Kapal ... 97
Gambar 4.40 Hasil Uji Coba Memilih Jadwal Replating ... 98
Gambar 4.41 Hasil Uji Coba Memilih Tanggal Replating ... 98
Gambar 4.42 Hasil Uji Coba Simpan Status Replating ... 98
Gambar 4.43 Hasil Uji Coba Ubah Status Replating ... 99
Gambar 4.44 Hasil Uji Coba Realisasi Pengerjaan Replating ... 99
xix
Lampiran 1.Diagram jenjang proses penjadwalan dan monitoring perbaikan
lambung kapal ... 131
Lampiran 2. Form Laporan Perbaikan Kapal ... 133
Lampiran 3. Blue Print Bukaan Kulit Kapal Tangker ... 144
Lampiran 4. Blue Print Bukaan Kulit Kapal Cargo ... 145
Lampiran 5. Form Uji Coba ... 146
1
1.1Latar Belakang Masalah
Perusahaan PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI berdiri pada tahun 1995, bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal. Seiring dengan perkembangan zaman pada tahun 1998 sampai sekarang PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI sudah tidak membuat kapal baru, melainkan lebih berorientasi pada perbaikan kapal. Pada saat ini jumlah karyawan tetap ada 25 orang dan
Subkontraktor (tetap) ± 175 orang.
Sarana yang dimiliki perusahaan 1 Dok Kolam (Graving dock), Kapasitas 3000 ton dan pendukung produksi 1 workshop + bengkel mekanik. Proses perawatan dan perbaikan kapal besi pada PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI menggunakan proses Docking repair. Docking repair adalah kegiatan memperbaiki kapal saat kapal naik dok baik floating dock atau graving dock. Setelah kapal naik dok proses selanjutnya membersihkan badan kapal di bawah garis air (pembersihan meliputi plat, seachest, stren tube, propeller dan lain - lain). Pembersihan badan kapal ini dibedakan menjadi dua yaitu pembersihan terhadap binatang-binatang laut dan tumbuh-tumbuhan laut, serta sisa-sisa cat dan pengkaratan.
karena resiko kerusakan pada bagian lambung kapal lebih besar, seperti terjadinya pengkaratan yang dapat menyebabkan kebocoran, dan perubahan bentuk lambung kapal yang berpengaruh pada keseimbangan kapal. Pada proses perbaikan lambung kapal membutuhkan proses pemetaan gambar lambung kapal dan pemantauan untuk menyesuaikan letak plat lambung kapal. Setelah proses pemetaan gambar lambung kapal dilakukan proses replating atau perbaikan ulang plat pada lambung kapal. Proses replating dilakukan saat plat yang ada pada kapal sudah tidak memenuhi syarat minimum yang telah ditetapkan. Berdasarkan aturan, proses replating dilakukan jika ketebalan plat sudah mencapai 70% dari ketebalan plat awal. Untuk mengetahui ketebalan plat pada kapal, maka dapat dilakukan pengukuran ketebalan plat yaitu visual dengan cara melihat gambar lambung dan memastikan bagian-bagian mana saja plat yang sudah mengalami pengecekan sebelumnya pada kapal.
ada plat yang statusnya di bawah ketentuan yaitu kurang dari sama dengan 70% maka kontraktor BKI yang melakukan UT akan menandai dan menghitung panjang lebar plat untuk dilakukan replating plat. Pada proses replating plat ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam proses replating plat pada lambung kapal, dengan tahapan dan ketentuan sesuai dengan standart pengerjaan serta sebagai acuan untuk proses maintenance berikutnya.
Saat ini proses perbaikan lambung kapal yang ada pada PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI meliputi proses pemetaan gambar lambung kapal, pemantauan untuk menyesuaikan letak plat lambung kapal yang akan diperbaiki, pembuatan laporan ketebalan plat kapal, penjadwalan replating kapal dan laporan replating kapal. Pada kondisi sekarang masih menggunakan penggambaran secara blueprint, kendala dari proses tersebut yaitu terjadinya
human error yang dapat mengakibatkan lambatnya pengerjaan perbaikan lambung
kapal karena tidak adanya penjadwalan yang sesuai dengan proses pengerjaan perbaikan lambung kapal.
kirim melalui e-mail ke kontraktor. Aplikasi tersebut menggunakan metode
network planning. Metode network planning merupakan metode manajemen
perencanaan dan pengawasan suatu proyek sehingga cocok untuk pembuatan jadwal kerja replating kapal. Untuk dapat menjalankan metode ini perlu adanya informasi yang tepat sehingga dapat membantu dalam pembuatan jadwal kerja
replating kapal.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana merancang dan membangun Aplikasi Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan Lambung Kapal pada PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI.
1.3Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penggambaran lambung kapal khusus kapal jenis cargo dan tangker, jenis
Docking yang digunakan adalah Graving Dock dengan daya tampung
2000-25000 DWT.
2. Aplikasi tidak membahas biaya, hanya mencakup bagian visual lambung kapal, laporan ketebalan plat kapal, penjadwalan replating dan hasil laporan
replating.
5. Aplikasi dapat menampilkan notifikasi yang berisi status perbaikan kapal, selain muncul pada website notifikasi juga akan di kirim melalui e-mail ke kontraktor.
6. Pengguna yang mengakses aplikasi ini ditujukan kepada kontraktor UT, subkontraktor replating kapal dan bagian administrasi perbaikan lambung kapal.
1.4Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menghasil rancang bangun aplikasi penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal pada PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat dari rancang bangun aplikasi penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal untuk perusahaan yaitu:
1. Membantu bagian administrasi dalam melakukan proses visual lambung kapal, pencatatan ketebalan plat kapal, penjadwalan replating dan laporan
replating kapal.
2. Proses visual lambung kapal mulai dari proses pencatatan ketebalan plat kapal, pembuatan jadwal replating sampai laporan hasil kerja replating
1.6Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dengan tujuan agar segala aktifitas yang dilakukan dalam penelitian ini dapat terekam dalam bentuk laporan secara jelas dan sistematis. Penyajiannya dibagi berdasarkan beberapa bab.
Pada bab pertama menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari penulis dalam merancang dan membangun aplikasi penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal. Bab ini juga mencakup perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian.
Pada bab kedua menjelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam penyelesaian penelitian, yaitu: Visualisasi Informasi, Monitoring, Replating
Penjadwalan Proyek, Network Planning, System Development Life Cycle (SDLC) dan black box testing. Teori-teori ini yang akan digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan laporan dan sistem informasi pada penelitian ini.
Pada bab ketiga berisi tentang penjelasan dari analisis sistem dan desain sistem yang dilakukan oleh penulis. Pada bagian analisis sistem akan dijelaskan tentang sistem yang ada sekarang, dilanjutkan dengan analisis dari permasalahan yang ada. Setelah melakukan analisis, akan dilakukan desain sistem yang menjelaskan bagaimana sistem ini akan dibuat. Desain sistem akan digambarkan menggunakan System Flow, Data Flow Diagram, Entity Relationship Diagram, dan desain interface.
tampilan dari aplikasi yang telah dibuat, serta analisis dari hasil uji coba aplikasi yang telah dilakukan.
8
Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut merupakan panduan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Adapun landasan teori yang digunakan sebagai berikut:
2.1Kapal
Kapal adalah benda yang terapung yang berfungsi sebagai alat transportasi di air untuk mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat yang lain. Berabad-abad kapal digunakan untuk mengarungi sungai atau lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit atau pun perahu. Semakin besar kebutuhan daya muat dan semakin berkembang teknologi maka terciptlah kapal-kapal yang menggunakan layar, mesin uap setelah muncul revolusi industry, kapal selam dan kapal penumpang yang memiliki muatan yang besar (Supardi, 2007:1).
mengganggu aktivitas transportasi, maka kapal tersebut harus mengalami perawatan yang semestinya oleh para ahli perawatan kapal (Pranoto, 2012:1).
2.2Perbaikan Kapal
Proses perawatan menurut Daryanto (2006: 39) adalah suatu usaha kegiatan untuk merawat suatu material atau mesin agar dapat dipakai secara produktif dan mempunyai umur yang lama. Sedangkan perbaikan itu sendiri adalah Suatu tindakan penyembuhan yang dilakukan terhadap alat-alat yang mengalami kemacetan atau kerusakan, dengan tindakan ini diharapkan alat dapat beroperasi kembali.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan perawatan dan perbaikan kapal adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus terhadap peralatan dan perlengkapan agar kapal selalu dalam keadaan baik untuk melaut dan siap beroperasi.
2.3Docking Kapal
Gambar 2.1 : Graving dock
(sumber: Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, 2003 : 11)
Graving dock yaitu suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk
meyerupai Kolam yang terletak di tepi pantai. Pada graving dock mempunyai beberpa elemen atau bagian yang penting diantaranya adalah: pintu penutup (yang berhubungan dengan perairan pantai), pompa-pompa pengering, mesin gulung(cupstand), tangga-tangga (untuk naik turun ke dasar dan atas kolam, crane untuk transportasi) dll.
Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari bangunan beton bertulang, Dasar dari kolam ini terdiri dari beton bertulang yang telah dipancang paku-paku bumi (concrete pile) sedangkan pintu penutupnya terbuat dari plat baja yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa, sehingga pintu tersebut dapat mengapung, dimana pintu penutup ini dilengkapi tangki-tangki
ballast yang digunakan untuk menenggelamkan dan mengapungkan pada waktu
pengoperasiannya serta dilengkapi dengan katup-katup (valves) dan pompa-pompa. Pada bagian bibir pintu yang bersinggungan dengan bibir kolam (graving dock) diberi packing dari karet untuk memperoleh kekedapan pada waktu air dalam kolam kosong.
Sebelum kapal dimasukan kedalam graving dock, maka graving dock
graving dock sama dengan permukaan air perairan, maka pintu (gate) dibuka atau digeser dan kapal dimasukkan kedalam graving dock. Kapal diatur setelah dalam kedudukan yang direncanakan, pintu ditutup lagi dan air didalam graving dock
dipompa keluar yang sebelumnya katup pemasukannya ditutup. waktu pemompaan (jumping time) tergantung dari jumlah dan kapasitas pompa serta jumlah air yang masuk kedalam graving dock. Setelah graving dock dipompa kering, kekedapan air dari pintu dock tidak sepenuhnya kedap. Kemungkinan masih masuknya air kedalam dock dialirkan pada got dan selang beberapa waktu dapat dipompa keluar dengan pompa khusus (Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, 2003: 11-12).
2.4Visualisasi Informasi
Menurut Friedman (2008: 1) tujuan utama dari visualisasi data adalah untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dan efektif dengan cara grafis. Bukan berarti visualisasi data harus terlihat membosankan supaya berfungsi atau sangat canggih supaya terlihat menarik. Untuk memaparkan ide secara efektif, bentuk estetis dan fungsionalitas harus berbarengan, menyediakan wawasan bagi kumpulan data yang kompleks dan jarang dengan mengkomunikasikan aspek-aspek kunci dengan cara yang intuitif. Namun perancang terkadang gagal mencapai keseimbangan antara bentuk dan fungsi, menciptakan visualisasi data yang menawan yang gagal menyediakan tujuan utamanya untuk mengkomunikasikan informasi.
Visualisasi Informasi adalah suatu metode pengunaan komputer untuk
yang sulit dilihat dengan pemikiran sehingga peneliti bisa mengamati simulasi dan komputasi, juga memperkaya proses penemuan ilmiah dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan tak diduga, salah satu contohnya adalah dengan menampilkan data/informasi dalam bentuk gambar.
2.5Monitoring
Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kencederungan
bahwa pengukuran dan evaluasi yang di selesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manjemen yang sedang berjalan, fungsi manajemen yang dilakukan pada saat suatu kegiatan sedang berlangsung dan jika dilakukan oleh pemimpin maka mengandung fungsi pengendalian. Menurut Purwanto (2004:91-92) mengatakan kepengawasan adalah suatu aktivitas pembinaan.
2.6Ultrasonic Test (UT)
Suatu test pada logam yang digunakan untuk mengecek hasil las-lasan atau kekuatan logam material dengan memancarkan gelombang magnetik menggunakan prop dan layar pembaca. Pada pengecekan hasil las-lasan (welding) yang di kerjakan penguji ketebalan pada foundation deck crane dilakukan dengan metode ultrasonic test, memang banyak kelebihan dengan penggunaan test ini pada hasil las-lasan tapi banyak juga kekurangan dibandingkan test lain seperti penetrant test, infrared test dll, perlu diketahui ultrasonictest merupakan jenis test
yang tidak merusak atau disebut non destruktivetest (NDT) (Markucic, Mudronja, Mahovic, dan Runje, 2002:1).
2.7Replating
Suatu proses dimana kapal melakukan pergantian plat baru untuk menggantikan plat lama yang telah mengalami penipisan plat yang diakibatkan oleh korosi terhadap air laut yang perlu dilakukan perbaikan secara berkesinambungan untuk mempertahankan bagian-bagian kapal. Secara umum,
replating plat baja ini bertujuan untuk proses pergantian plat lama yang
mengalami penipisan atau pengurangan ketebalan akibat korosi.
baru, maka untuk mengelola kegiatan tersebut diperlukan suatu manajemen khususnya perawatan untuk mendapatkan hasil yang optimal (Alim, 2011:4-5).
2.8Penjadwalan Proyek
Menurut Husen (2009:18) Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau
scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan
masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat seperti berikut :
1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan. 6. Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek.
2.9Network Planning
Menurut Badri (1997:26) Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek. Adapun definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapatkan tujuan tertentu.
Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi. Proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan serta proses penyelenggaraan merupakan sistem operasi pada perencanaan proyek. Bila perencanaan proyek merupakan sebuah total sistem, maka penyelenggaraan proyek tersebut terdiri dari dua sub sistem, yaitu sub sistem operasi dan sub sistem informasi. Sub sistem operasi menjawab pertanyaan “bagaimana cara melaksanakan kegiatan” sedang
sub sistem informasi menjawab pertanyaan “kegiatan apa saja yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan”. Network planning merupakan sub sistem informasinya.
Network planning menjadikan sistem manajemen dapat menyusun
penyelesaian proyek secara keseluruhan, ataupun masing-masing pekerjaan yang menjadi bagian daripada penyelesaian proyek secara keseluruhan. Pada prinsipnya network dipergunakan untuk perencaan penyelesaian berbagai macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai unit pekerjaan yang semakin sulit dan rumit.
2.9.1 Data yang di perlukan Network Planning
Dalam mengaplikasikan metode Network Planning diperlukannya data untuk menyusun Network Planning, diantaranya:
1. Urutan pekerjaan yang logis harus disusun: Pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan yang lain di mulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya.
2. Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan: Biasanya memakai waktu rata-rata berdasarkan pengalaman. Kalau proyek itu baru sama sekali biasanya diberi
slack/kelonggaran waktu.
3. Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan: ini berguna bila pekerjaan-pekerjaan yang ada dijalur kritis ingin dipercepat agar seluruh proyek lekas selesai. Misalnya: biaya-biaya lembur, biaya menambah tenaga dan sebagainya.
4. Sumber-sumber: Tenaga, equipment dan material yang diperlukan.
2.9.2 Keuntungan Network Planning
Keuntungan menggunakan Network Planning dalam tatalaksana Proyek adalah :
3. Pendokumentasian dan menginformasikan rencana scheduling (waktu) dan alternatif-alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
4. Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur-jalur kritis (Critical Path) saja yang perlu konsentrasi pengawas ketat.
2.9.3 Bahasa atau simbol- simbol Diagram Network
Berikut ini penjelasanan simbol-simbol pada perkembangannya yang terakhir dikenal dua simbol yaitu :
a. Event on the node:Peristiwa digambakan dalam lingkaran.
b. Activity on the node:Kegiatan digambarkan dalam Lingkaran.
Karena event on the note cara penggambarannya lebih mudah, sering dan umum dipakai maka dalamm buku ini bahasa/simbol yang dipakai adalah event on
the node. Penggunaan Bahasa atau Simbol-Simbol diagram network:
Gambar 2.2 :Simbol–simbol diagram network
(sumber: Badri, 1997 : 20)
Dari penjelasan gambar di atas sebelum menggambarkan diagram
1. panjang, pendek maupun kemiringan anak panah sama sekali tidak mempunyai arti dalam pengertian letak pekerjaan, banyaknya durasi maupun resource yang dibutuhkan.
2. Aktivitas-aktivitas apa yang mendahului dan aktivitas-aktivitas apa yang mengikuti.
3. Aktivitas-aktivitas apa yang dapat bersama-sama.
4. Aktivitas-aktivitas itu dibatasi saat mulai dan saat selesai.
5. Waktu, biaya dan resource yang dibutuhkan dari aktivitas-aktivitas itu. 6. Kepala anak panah menjadi pedoman arah dari tiap kegiatan.
7. Besar kecilnya lingkarang juga tidak mempunyai arti, dalam pengertian penting tidaknya suatu peristiwa.
Anak panah selalu menghubungkan dua buah nodes, arah dari anak panah menunjukan urutan-urutan waktu.
Contoh :
a. kegiatan A harus dilaksanakan sebelum kegiatan demikian pula sebelum menyelesaikan kegiatan 3 maka kegiatan 1 dan 2 harus diselesaikan.
1
2
3
A B
Gambar 2.3 : Contoh Kegiatan A
1
Gambar 2.4 : Contoh Kegiatan B
c. Kegiatan B harus diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek atau kritis sedangkan kegiatan A, C, dan D harus diselesaikan dengan adanya kelonggaran waktu untuk terlambat (float).
1
Gambar 1.5 : Contoh Kegiatan C
Dari penjelasan contoh di atas menjelaskan adanya jangka waktu pendek atau lintasan kritis, berikut ini adalah penjelasan lintasan kritis :
1. Penundaan pekerjaan pada “Lintasan Kritis”, menyebabkan seluruh proyek tertunda penyelesaiannya.
2. Proyek dapat dipercepat penyelesaiannya, bila pekerjaan-pekerjaan yang ada dilintasan kritis dapat dipercepat.
2.10 Analisis dan Perancangan Sistem
Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung kosistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun aplikasi.
Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.
2.11 System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Pressman (2015), System Develoment Life Cycle (SDLC) ini biasanya disebut juga dengan model waterfall. Menurut Pressman (2015), nama lain dari Model Waterfall adalah Model Air Terjun kadang dinamakan siklus hidup klasik (classic life cyle), dimana hal ini menyiratkan pendekatan yang sistematis dan berurutan (sekuensial) pada pengembangan perangkat lunak. Pengembangan perangkat lunak dimulai dari spesifikasi kebutuhan pengguna dan berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), pemodelan
(modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem perangkat lunak ke
Code
Gambar 2.6. Software Development Life Cycle
(Sumber: Pressman, 2015)
Gambar 2.6 menunjukkan tahapan umum dari model proses waterfall.
Model ini disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Akan tetapi, Pressman (2015) memecah model ini meskipun secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.
Model ini merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software
Engineering. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai
dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap Communication, Planning,
Modeling, Construction, dan Deployment. Berikut ini adalah penjelasan dari
tahap-tahap yang dilakukan di dalam Model Waterfall menurut Pressman (2015):
a. Communication
b. Planning
Setelah proses communication ini, kemudian menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan.
c. Modeling
Pada proses modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural.
d. Construction
Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau
pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh
user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
e. Deployment
2.12 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram yang lebih dikenal dengan DFD adalah sebuah alat dokumentasi grafis yang mengguanakan beberapa simbol, Logical Data Flow Diagram (LDFD) tidak menekankan pada bagaimana sistem diterapkan, tetapi penekanannya hanya pada logika dari kebutuhan-kebutuhan sistem, yaitu proses-proses secara logika yang dibutuhkan oleh sistem. Karena sistem yang diusulkan belum tentu diterima oleh pemakai sistem dan biasanya sistem yang diusulkan terdiri dari beberapa alternatif, maka penggambaran sistem secara logika terlebih dahulu tanpa berkepentingan dengan penerapannya secara fisik akan lebih mengena dan menghemat waktu penggambarannya.
Untuk sistem komputerisasi, penggambaran LDFD hanya menunjukkan kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan secara logika, proses-proses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses secara komputer. Data flow
diagram digunakan untuk menggambarkan arus data yang mengalir di dalam
suatu sistem secara keseluruhan (Kendall dan Kendall , 2008).
Berikut ini gambaran symbol dan penjelasan untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling terhubung pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram
No Simbol Nama Simbol Keterangan
1 External
Entity atau Boundary
No Simbol Nama Simbol Keterangan
2 Data Flow
atau Aliran Data
Aliran data dapat digambarkan dengan tanda panah dan garis
Proses Dalam simbol tersebut dituliskan nama proses yang akan dikerjakan oleh sistem dari transformasi aliran data yang kelur. Suatu proses mempuyai satu atau lebih input data dan menghasilkan satu atau lebih output data.
4
1 Stor_3
Data Store Data store merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file atau catatan menual, dan suatu agenda atau buku. Data store digunakan untuk menyimpan data sebelum dan sesudah proses lebih lanjut
2.13 Aplikasi
Menurut Jogiyanto (2005:12), aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, aplikasi adalah penerapan dari rancang
system untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa
2.14 Website
Website adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang mengandung informasi. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhubungan. Hubungan antara satu halaman web dengan halaman web yang lainnya disebut dengan hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut hypertext (Yuhefizar, 2009: 2). Halaman web bisa berisi file seperti gambar, video, dan sebagainya. Agar dapat diakses, halaman web harus diletakkan di server web untuk kemudian bisa diakses melalui peranti seperti internet, jaringan, dan sebagainya. Situs web yang memiliki informasi pada umumnya lebih menekan pada kualitas bagian konten seperti gambaran visual lambung kapal, laporan test UT, status pengerjaan lambung kapal dan laporan hasil replating kapal. Dengan menggunakan aplikasi
website, maka akan memudahkan user mendapatkan informasi penjadwalan dan
laporan perbaikan lambung kapal.
2.15 Notifikasi
asalkan organisasi telah melakukan penilaian dari dampak kegiatan pemantauan. Berdasarkan dari pemberitahuan dampak, meliputi:
1. dengan mengidentifikasi secara jelas dari tujuan dibalik persetujuan aturan pemantauan dan keuntungan dari yang diberitahukan
2. mengidentifikasi segala dampak dari aturan pemantauan
3. mempertimbangkan alternatif dari pemantauan atau cara yang berbeda 4. mempertimbangkan kewajiban yang muncul dari pemantauan
5. menilai apakah pemantauan dibenarkan.
Notifikasi tidak membuat rekomendasi khusus tentang pemantauan e-mail, tetapi merujuk kepada mereka yang diberi informasi sebagai kegiatan pemantauan yang menunjukkan mungkin dapat diterima jika staf diberitahu dari mereka, dan penilaian dampak yang telah dilakukan. Notifkasi meminta perusahaan untuk mempertimbangkan apakah alternatif memungkin lebih baik daripada pemantauan secara sistematis (Chaffey, 2009: 664).
2.16 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak database (basis data) sistem
tebuka yang sangat terkenal dikalangan pengembang sistem database dunia yang digunakan untuk berbagai aplikasi terutama untuk aplikasi berbasis web. MySQL
mempunyai fungsi sebagai SQL (Structured Query Language) yang di miliki sendiri dan telah di perluas. MySQL umumnya digunakan bersamaan dengan PHP
komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL
adalah sebuah konsep pengoperasian basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis (Kadir,2008:54).
Kehandalan suatu sistem basis data (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja pengoptimasinya dalam melakukan proses perintah-perintah SQL yang dibuat oleh pengguna maupun program-program aplikasi yang memanfaatkannya. Sebagai peladen basis data, MySQL mendukung operasi basisdata transaksional maupun operasi basisdata transaksional. Pada modus operasi non-transaksional, MySQL dapat dikatakan unggul dalam hal unjuk kerja dibandingkan perangkat lunak peladen basisdata kompetitor lainnya. Namun demikian pada modus non-transaksional tidak ada jaminan atas reliabilitas terhadap data yang tersimpan, karenanya modus non-transaksional hanya cocok untuk jenis aplikasi yang tidak membutuhkan reliabilitas data seperti aplikasi blogging berbasis web
(wordpress), CMS, dan sejenisnya. Untuk kebutuhan sistem yang ditujukan untuk
bisnis sangat disarankan untuk menggunakan modus basisdata transaksional, hanya saja sebagai konsekuensinya unjuk kerja MySQL pada modus transaksional tidak secepat unjuk kerja pada modus non-transaksional.
2.17 Pengujian Black box
Menurut Pressman (2004:532), pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. Menurut Pressman (2004:577) teknik pengujian black box adalah yang paling lazim selama integrasi. Pengujian
adalah operasional bahwa input diterima dengan baik dan output dihasilkan dengan tepat.
2.18 Skala Likert
Angket atau kuisioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon, sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan dari menyebarkan angket adalah mencari informasi dari responden tanpa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan (Riduwan, 2005).
Menurut Husein Umar (2003), skala likert berhubungan dengan pernyataan seseorang terhadap sesuatu. Skor pada skala likert berarah positif dan
negatif. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi
seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Perhitungan skor penilaian untuk setiap pertanyaan (QS) didapatkan dari jumlah pengguna (PM) dikalikan dengan skala nilai (N). Jumlah skor tertinggi (STtot) didapatkan dari skala tertinggi (NT) dikalikan jumlah pertanyaan (Qtot) dikalikan total pengguna (Ptot). Nilai persentase akhir (Pre) diperoleh dari jumlah skor hasil pengumpulan data (JSA) dibagi jumlah skor tertinggi (STot) dikalikan 100%. Persamaan 2.1, 2.2, dan 2.3 adalah persamaan dengan menggunakan Skala Likert.
QS(n) = PM x N (2.1)
STtot = NT x Qtot x Ptot (2.2)
Pre = JSA / STtot x 100% (2.3)
Keterangan:
PM = Jumlah pengguna yang menjawab N = Skala nilai
STtot = Total skor tertinggi NT = Skala nilai tertinggi Qtot = Total pertanyaan Ptot = Total pengguna Pre = Persentase akhir (%) JSA = Jumlah skor akhir
Analisis dilakukan dengan melihat persentase akhir dari proses perhitungan skor. Nilai persentase kemudian dicocokkan dengan kriteria interpretasi skor yang dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Keterangan Nilai Skala Likert
Nilai Keterangan
30
Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis dari permasalahan yang diambil pada bagian administrasi PT TAMBANGAN RAYA PERMAI. Selain itu, bab ini juga merancangan desain sistem dari Rancang Bangun Aplikasi Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan Lambung Kapal.
3.1 Analisis Sistem
Tahap analisis ini digunakan untuk melakukan kajian terhadap permasalahan penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal yang terdapat pada PT TAMBANGAN RAYA PERMAI.
Pada tahapan ini dimulai dengan tahap wawancara dengan pihak yang terkait dalam penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal pada PT TAMBANGAN RAYA PERMAI. Langkah ini dilakukan agar dapat mengetahui permasalahan sistem lama yang terdapat pada PT TAMBANGAN RAYA PERMAI serta memperoleh kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan dibangun. Setelah tahap wawancara, maka tahap selanjutnya adalah tahap observasi. Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi dan melihat mengenai penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal secara langsung dari sistem yang lama pada PT TAMBANGAN RAYA PERMAI.
seperti nama kapal, detail ukuran kapal dan bagian – bagian kapal yang akan diperbaiki.
Selanjutnya bagian administrasi bernegosiasi mengenai lama perbaikan kapal. Setelah negosiasi kapal di antar oleh pemilik atau petugas kapal ke galangan kapal dan kapal masuk ke dock untuk melakukan pengecekan bagian – bagian mana saja yang mengalami kerusakan. Lalu dicatat oleh petugas dan dilakukan perbaikan lambung kapal.
Selanjutnya bagian administrasi melakukan penggambaran blueprint
lambung kapal. Setelah blueprint jadi, proses selanjutnya yaitu melakukan
fotocopy sebanyak 6 kali untuk proses pencatatan test ketebalan plat kapal,
pencatatan perbaikan lambung kapal dan arsip. Tahap selanjutnya dalam pengerjaan perbaikan lambung kapal, plat lambung kapal di test standar ketebalan platnya oleh kontraktor BKI apakah masih sesuai dengan standar ketebalan plat kapal. Setelah di dapatkan hasil test ketebalan plat kapal, bagian kordinator
replating kapal siap memperbaiki bagian – bagian plat yang di rekomendasikan
oleh bagian kontraktor BKI.
Proses selanjutnya yaitu pengangkatan plat menggunakan crane untuk membantu pengerjaan replating kapal. Setelah plat masuk kedalam dock, lalu petugas melakukan penyesuaian ukuran plat dan memotongan plat kapal sesuai dengan ukuran plat yang akan diperbaiki. Langkah terakhir yang dilakukan petugas adalah melakukan pemasangan dan pengelasan plat yang akan diperbaiki.
3.1.1 Identifikasi Permasalahan
teridentifikasi. Dari beberapa permasalahan yang ada, maka peneliti mengangkat satu permasalahan yaitu mengenai penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal.
Penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal merupakan pelayanan prioritas yang harus di perhatikan oleh perusahaan karena resiko kerusakan pada bagian lambung kapal lebih besar, seperti terjadinya pengkaratan yang dapat menyebabkan kebocoran, dan perubahan bentuk lambung kapal yang berpengaruh pada keseimbangan kapal.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan alat bantu untuk mempermudah pemantauan dan penjadwalan perbaikan lambung kapal untuk menampilkan informasi letak plat kapal dan menampilkan laporan status ketebalan plat kapal yang sudah di uji menggunakan UT serta memberi status pada bagian plat yang akan dikerjakan untuk segera diperbaiki. Alat bantu tersebut berupa aplikasi website yang dapat menampilkan visual lambung kapal, tampilan posisi plat kapal yang akan diperbaiki, hasil dari test ketebalan plat kapal, penjadwalan dan laporan hasil replating plat kapal serta dapat menampilkan notifikasi yang berisi status perbaikan kapal, selain muncul pada website notifikasi juga akan di kirim melalui e-mail ke kontraktor. Aplikasi tersebut menggunakan metode network planning. Karena metode manajemen perencanaan dan pengawasan suatu proyek sehingga cocok untuk pembuatan jadwal kerja replating kapal. Untuk dapat menjalankan metode ini perlu adanya informasi yang tepat sehingga dapat membantu dalam pembuatan jadwal kerja
replating kapal.
untuk penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal. Aplikasi penjadwalan dan monitoring perbaikan kapal diharapkan dapat menangani permasalahan dalam proses pengerjaan perbaikan lambung kapal menggunakan aplikasi berbasis web, sesuai dengan prosedur yang berlaku diperusahaan.
A.Document Flow Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan Lambung Kapal
Document flow merupakan bagan yang menunjukan alur dokumen dari
satu bagian ke bagian yang lain di dalam sistem secara logika. Document flow
juga menggambarkan tiap-tiap bagian organisasi yang terlibat dalam pengolahan dokumen di dalam tiap-tiap proses. Namun, proses yang digambarkan dalam
document flow adalah proses manual atau proses yang selama ini dikerjakan oleh
PT TAMBANGAN RAYA PERMAI tanpa adanya sistem yang membantu dalam menangani masalah tersebut.
Sehubungan dengan itu dibawah ini akan digambarkan aliran dokumen dalam penjadwalan dan monitoring perbaikan lambung kapal yang terjadi di PT TAMBANGAN RAYA PERMAI. Secara umum terdapat empat bagian atau entitas dalam aliran dokumen ini, yaitu Administrasi, Admin Desain Kapal, Kontraktor BKI dan Subkontraktor replating. Aliran dokumen penjadwalan dan
Document Flow Penjadwalan dan Monitoring perbaikan lambung kapal
Bagian Administrasi Kontraktor BKI Subkontraktor Replating
Gambar 3.6 Document flow Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan Lambung Kapal
3.1.2 Analisis Kebutuhan Pengguna
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian administrasi khususnya dengan user-user yang bersangkutan dengan sistem, maka dapat dibuat User
Requirement. User Requirement berfungsi untuk mengetahui kebutuhan dari
aplikasi yang dibuat dapat sesuai dengan apa yang diminta oleh user-user yang bersangkutan dengan sistem. Dapat dilihat User Requirement penjadwalan dan
monitoring perbaikan lambung kapal sebagai berikut:
B.Fungsi Data Kapal
Tabel 3.1 User Requirement Data Kapal
Deskripsi :
Fungsi ini digunakan oleh bagian administrasi. Bagian administrasi akan menginputkan data kapal yang akan di perbaiki.
Aktor : Bagian Administrasi.
Input : Data kapal ( jenis kapal, panjang kapal, berat kapal, data kerusakan kapal,dan kedatangan kapal).
Proses : 1. Menginputkan data kapal yang akan tambat.
2.Simpan Data Kapal.
Output : Visual status kerusakan pada lambung kapal.
Peraturan 1. Input data kapal harus sesuai dengan jenis kapal yang
akan diperbaiki.
C.Fungsi Data Test Ketebalan Plat Kapal
Tabel 3.2 User Requirement Data Test Ketebalan Plat Kapal
Deskripsi :
Fungsi ini digunakan oleh bagian kontraktor standarisasi. Bagian kontraktor standarisasi akan menginputkan data plat kapal yang sudah dilakukan dengan test UT.
Aktor : Bagian kontraktor standarisasi (BKI).
Input : Data plat kapal (panjang, lebar, dan tebal plat kapal).
Proses
: 1.Menginputkan data plat kapal.
2.Simpan Data plat kapal dan jadwal kerja replating
kapal.
Output : 1.Data plat kapal tersimpan.
Peraturan
D. Fungsi Data Penjadwalan
Tabel 3.3 User Requirement Data Penjadwalan
Deskripsi : Fungsi ini digunakan oleh bagian administrasi. Untuk
melakukan proses pembuatan jadwal replating.
Aktor : Bagian administrasi.
Input : Data hasil test ketebalan plat kapal.
Proses : 1.Menginputkan jadwal replating.
2.Simpan jadwal replating.
Output : Jadwal replating kapal
Peraturan 1.Tidak boleh ada jadwal yang crash (dalam hal team
yang sama dalam pengerjaan posisi plat kapal).
E.Fungsi Data Laporan Kerja Replating Kapal
Tabel 3.4 User Requirement Data Laporan Kerja Replating Kapal
Deskripsi : Fungsi ini digunakan oleh bagian administrasi. Untuk
melakukan proses pembuatan laporan kerja replating.
Aktor : Bagian administrasi.
Input : Data hasil kerja replating.
Proses : 1. Monitoring hasil replating kapal.
2. Mencetak hasil replating kapal.
Output : Pemberitahuan hasil perbaikan kapal
Peraturan 1.Tidak boleh ada jadwal kapal yang crash (dalam hal
tanggal tambat dan posisi tambat).
3.2 Perancangan Sistem
perancangan sistem ini diharapkan dapat merancang dan mendesain sistem dengan baik, yang isinya meliputi langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur dalam mendukung operasi sistem. Input, proses
dan output program dapat dilihat pada gambar 3.5.
Aplikasi Penjadwalan dan Monitoring perbaikan
kapal
Langkah-langkah operasi dalam perancangan sistem ini adalah sebagai berikut:
a. System Flow.
b. Diagram Jenjang Proses.
c. Data Flow Diagram (DFD), yang didalamya terdapat : Context
Diagram, DFD Level 0 dan DFD Level 1.
d. Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model (PDM).
e. Desain Input Output.
3.2.1 System Flow Aplikasi Penjadwalan dan Monitoring Perbaikan
Lambung Kapal
System flow adalah penggambaran aliran dokumen dalam sistem dan
merupakan proses kerja dalam sistem. System flow ini juga merupakan representasi aliran data lanjutan dari document flow. Jika dalam document flow
menggambarkan aliran data secara manual atau yang terjadi selama ini di organisasi, maka system flow menggambarkan aliran atau arus data pada sistem yang nantinya akan digunakan untuk membantu dalam pembangunan proses dalam organisasi. Tentunya, transformasi aliran dokumen ini lebih efektif dalam menjalankan proses organisasi, sehingga proses tersebut bisa dikerjakan dengan cepat dan hasilnya akurat.
System flow pada aplikasi ini dibagi menjadi delapan (8) yang akan
dijelaskan pada sub bab meliputi system flow mengelola data pemilik kapal,
system flow mengelola data kapal, system flow mengelola data team kerja kapal,
replating kapal, system flow pencatatan replating kapal, system flow monitoring replating kapal dan system flow laporan replating kapal.
A.System Flow Mengelola Data Pemilik Kapal
Pada system flow mengelola data pemilik kapal dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola data pemilik kapal maka diperlukan proses memasukkan data secara manual. Setelah itu, sistem akan melakukan proses penyimpanan ke dalam tabel data pemilik kapal. Sistem juga dapat menampilkan dan update data pemilik kapal yang diambil dari tabel data pemilik kapal. Desain system flow mengelola data pemilik kapal dapat dilihat pada Gambar 3.7.
System Flow Mengelola Data Pemilik Kapal
Pemilik Kapal Admin & Sistem
P
B.System Flow Mengelola Data Kapal
Pada system flow mengelola data kapal dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola data kapal maka diperlukan proses memasukkan data secara manual. Setelah itu, sistem akan melakukan proses penyimpanan ke dalam tabel data kapal. Sistem juga dapat menampilkan dan update data kapal yang diambil dari tabel data kapal. Desain system flow data kapal dapat dilihat pada Gambar 3.8.
System Flow Mengelola Data Kapal
Pemilik Kapal Admin & Sistem
P
Sudah Ada ? Simpan Data Kapal
C.System Flow Mengelola Data Team Kerja Kapal
Pada system flow mengelola data team kerja kapal dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola data team kerja kapal maka diperlukan proses memasukkan data secara manual. Setelah itu, sistem akan melakukan proses penyimpanan ke dalam tabel data team kerja kapal. Sistem juga dapat menampilkan dan update data team kerja kapal yang diambil dari tabel data team kerja kapal. Desain system flow
mengelola data team kerja kapal dapat dilihat pada Gambar 3.9.
System Flow Data Team Kerja Kapal
Subkontraktor
Sudah Ada ? Simpan Data Team Kapal
D.System Flow Mengelola Data Hasil Test UT
Pada system flow mengelola data hasil test ut dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola data kapal maka diperlukan proses memasukkan data secara manual. Setelah itu, sistem akan melakukan proses penyimpanan ke dalam tabel hasil test ut. Sistem juga dapat menampilkan dan update hasil test ut yang diambil dari tabel data kapal. Desain system flow mengelola data hasil test ut dapat dilihat pada Gambar 3.10.
System Flow Mengelola Test Ketebalan Plat Kapal
E.System Flow Mengelola Penjadwalan Replating Kapal
Pada bagian system flow mengelola penjadwalan replating kapal dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola jadwal replating kapal, pengguna harus memilih data replating secara manual. Setelah itu, sistem akan melakukan pengolahan data kapal, data hasil test ut, dan replating kapal untuk di proses menjadi jadwal replating kapal. Sistem juga dapat menampilkan jadwal replating
kapal dan pengguna konfirmasi untuk di simpan ke tabel jadwal replating kapal. Desain system flow mengelola penjadwalan replating kapal dapat dilihat pada Gambar 3.11.
System Flow Mengelola Penjadwalan Replating Kapal
Admin & Sistem
F. System Flow Pencatatan Replating Kapal
Pada system flow mengelola pencatatan replating kapal dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola pencatatan replating kapal maka diperlukan proses memasukkan data secara manual. Setelah itu, sistem akan melakukan proses penyimpanan ke dalam tabel replating kapal. Sistem juga dapat menampilkan jadwal replating kapal yang diambil dari tabel data kapal dan hasil test ut. Desain
system flow mengelola penjadwalan replating kapal dapat dilihat pada Gambar
3.12.
System Flow Pencatatan Replating Kapal
Subkontraktor Replating Sistem
G.System Flow Monitoring Replating Kapal
Pada bagian system flow ini, dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola
monitoring replating kapal maka diperlukan proses memilih data kapal secara
System Flow Mengelola Monitoring Replating Kapal
H.System Flow Laporan Replating Kapal
Pada bagian system flow ini, dijelaskan bahwa untuk dapat mengelola laporan akhir replating kapal maka diperlukan proses memilih data kapal dari system secara manual. Sistem akan melakukan proses menampilkan visual dan laporan replating kapal. Setelah itu, pengguna memasukan keterangan laporan dan memilih tanggal proyek pengerjaan. Sistem juga dapat menyimpan laporan akhir replating kapal ke table laporan akhir replating kapal. Desain system flow
laporan akhir replating kapal dapat dilihat pada Gambar 3.14.
System Flow Mengelola Laporan Replating Kapal
Pemilik Kapal Sistem
3.2.2 Diagram Jenjang Proses
Diagram Jenjang Proses adalah sarana dalam melakukan desain dan teknik dokumentasi dalam siklus pengembangan sistem yang berbasis pada fungsi. Tujuannya agar Diagram Jenjang Proses tersebut dapat memberikan informasi tentang fungsi-fungsi yang ada didalam sistem tersebut. Gambar Diagram Jenjang Proses dapat dilihat pada lampiran 1 Diagram jenjang proses Penjadwalan dan
Monitoring Perbaikan Lambung Kapal.
Dalam diagram jenjang di jelaskan bahwa HIPO 1 mengelola data pemilik kapal memiliki 2 sub kategori yaitu menginputkan data pemilik kapal dan update
data pemilik kapal. Pada diagram jenjang HIPO 2 mengelola data kapal memiliki 2 sub kategori yaitu menginputkan data kapal dan update data kapal. Pada diagram jenjang HIPO 3 mengelola data team kerja kapal memiliki 2 sub kategori yaitu menginputkan data team kerja kapal dan update data team kerja kapal. Pada bagian diagram jenjang HIPO 4 mengelola hasil test ketebalan plat kapal memiliki 2 sub kategori yaitu menginputkan data test ketebalan plat kapal dan update data test ketebalan plat kapal. Sedangkan dalam diagram jenjang HIPO 5 mengelola penjadwalan replating tidak memiliki sub kategori. Selanjutnya pada bagian diagram jenjang HIPO 6 pencatatan replating kapal memiliki 2 sub kategori yaitu menginputkan pencatatan replating kapal dan update pencatatan replating kapal. Pada bagian diagram jenjang HIPO 7 monitoring replating kapal memiliki 2 sub kategori yaitu menginputkan data monitoring replating kapal dan update data
monitoring replating kapal. Pada bagian diagram jenjang HIPO 8 laporan
replating kapal memiliki 2 sub kategori yaitu menginputkan laporan replating
3.2.3 Context Diagram
Context Diagram merupakan gambaran menyeluruh dari DFD. Di dalam
Context Diagram terdapat tiga Entity dan yaitu pemilik kapal memberikan data mengenai kapal yang akan diperbaiki, Kontraktor BKI yang bertugas sebagai pengguna yang menginputkan hasil test UT, subkontraktor replating kapal bertugas sebagai pengawas dan menginputkan data perbaikan lambung kapal. Proses pembuatan context diagram dimulai dari system flow yang menjelaskan alur sistem. Dalam alur sistem terdapat proses dan tabel yang dibutuhkan untuk menjalankan proses tersebut sehingga dapat diketahui alur data serta entitasnya.
Pemilik kapal memberikan data kapal yang akan diperbaiki dan admin menginputkan data kapal, penjadwalan replating, status dan pengerjaan replating. Sedangkan Kontraktor BKI menginputkan data hasil test UT dan Subkontraktor
replating kapal menginputkan data status dan hasil pengerjaan replating. Gambar
50
Seperti gambar DFD Level 0 diatas, bahwa Gambar 3.17 ini memiliki tujuh (7) proses dan delapan (8) data store yang fungsinya masing-masing adalah penjabaran lebih lanjut tentang proses dalam sistem dan tabel yang digunakan dalam penyimpanan data. Selanjutnya, 6 proses tersebut juga dijelaskan lebih detail kedalam DFD Level 1 meliputi DFD level 1 mengelola data pemilik kapal,
DFD level 1 mengelola data kapal, DFD level 1 mengelola data team kerja kapal,
DFD level 1 mengelola hasil test ketebalan plat kapal, DFD level 1 mengelola
pencatatan replating kapal, DFD level 1 monitoring replating kapal dan laporan perbaikan lambung kapal.
A. DFD Level 1 Mengelola Data Pemilik Kapal
Pada DFD Level 1 mengelola data pemilik kapal terdapat 2 sub proses yaitu input data pemilik kapal dan update data pemilik kapal. Sub proses update
data pemilik kapal berfungsi untuk memperbaharui data pemilik kapal.
B. DFD Level 1 Mengelola Data Kapal
Pada DFD Level 1 mengelola data kapal terdapat 2 sub proses yaitu input
data kapal dan update data kapal. Sub proses mengelola data kapal berfungsi untuk mengelola data detail kapal. Sub proses update data kapal berfungsi untuk memperbaharui data kapal.
Gambar 3.19 DFD Level 1 Mengelola Data Kapal
C. DFD Level 1 Mengelola Data Team Kerja Kapal
Pada DFD Level 1 mengelola data team kerja kapal terdapat 2 sub proses yaitu input data team kerja kapal dan update data team kerja kapal. Sub proses
input data team kerja kapal berfungsi untuk menyimpan data anggota team kerja
Gambar 3.20 DFD Level 1 Mengelola Data Team Kerja Kapal
D. DFD Level 1 Mengelola Hasil Test Ketebalan Plat Kapal
Pada DFD Level 1 mengelola hasil test ketebalan plat kapal terdapat 2 sub proses yaitu input data test ketebalan plat kapal dan update data test ketebalan plat kapal. Sub proses input data test ketebalan plat kapal berfungsi untuk menyimpan data standar ketebalan plat kapal. Sub proses update data test ketebalan plat kapal berfungsi untuk menyimpan data terbaru standar ketebalan plat kapal.
E. DFD Level 1 Mengelola Pencatatan Replating Kapal
Pada DFD Level 1 pencatatan replating kapal terdapat 2 sub proses yaitu
input pencatatan replating dan update pencatatan replating kapal. Sub proses
input data pencatatan replating berfungsi untuk menyimpan data replating kapal.
Sub proses update pencatatan replating kapal berfungsi untuk menyimpan data terbaru replating kapal.
Gambar 3.22 DFD Level 1 Mengelola Pencatatan Replating Kapal
F. DFD Level 1 Monitoring Replating Kapal
Pada DFD Level 1 monitoring replating kapal terdapat 2 sub proses yaitu
input data monitoringreplating kapal dan update data monitoringreplating kapal.
Sub proses menginputkan data monitoring replating kapal berfungsi untuk menyimpan data status pengerjaan replating kapal. Sub proses update data
monitoring replating kapal berfungsi untuk menyimpan data terbaru status
Gambar 3.23 DFD Level 1 Monitoring Replating Kapal
G. DFD Level 1 Laporan Perbaikan Lambung Kapal
Pada DFD Level 1 laporan perbaikan kapal terdapat 2 sub proses yaitu
input data laporan perbaikan kapal dan mencetak laporan perbaikan kapal. Sub
proses input data laporan perbaikan kapal berfungsi untuk menyimpan data laporan hasil replating kapal. Sub proses mencetak laporan perbaikan kapal berfungsi untuk mencetak laporan akhirperbaikan kapal.