• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan dan Pembuatan Kalender Digital Berdasarkan 4 Sistem Penanggalan Berbasis Microcontroller.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan dan Pembuatan Kalender Digital Berdasarkan 4 Sistem Penanggalan Berbasis Microcontroller."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

MICROCONTROLLER

Oleh :

Nama : HARRY SETYO WICAKSONO

NIM : 01.41020.0054

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Komputer

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Pembatasan Masalah ... 2

1.4. Tujuan ... 3

1.5. Kontribusi ... 3

1.6. Sistematika Penulisan ... 4

1.6.1. Bab I Pendahuluan ... 4

1.6.2. Bab II Landasan Teori ... 4

1.6.3. Bab III Metode Penelitian ... 5

1.6.4. Bab IV Pengujian dan Evaluasi Sistem ... 5

1.6.5. Bab V Penutup ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1. Kalender ……… .. 6

(3)

2.1.1. Kalender Masehi ... 8

2.1.2. Kalender Hijriyah ... 11

A. Metode Penelitian Awal Bulan dalam Kalender Hijriyah ... 12

A.1. Rukhyatul Hilal ... 12

A.2. Hisab ... 12

A.2.1. Hisab Urfi ... 13

A.2.2. Hisab Haqiqi ... 14

2.1.3. Kalender Jawa ... 15

2.1.4. Kalender China... 17

2.2. Mikrokontroler MCS 51 ... 18

2.2.1. Keterangan pin-pin AT89S52 ... 19

2.2.2. Clock generator dan Timer ... 22

2.2.3. Struktur Memori ... 24

A. RAM Internal ... 24

B. SFR (Special Function Register) ... 25

C. Flash PEROM ... 26

D. EEPROM ... 26

2.3. Komunikasi Serial RS232 ... 27

2.4. Serial RTC (Real Time Clock) DS1307 ... 29

2.4.1. Komunikasi Serial I2C (Inter Integrated Circiut) .... 30

2.5. 8-Bit Shift Register ... 32

2.6. Transistor ... 34

(4)

2.7. Octal Data Latch ... 36

2.8. LED dot matrix ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1. Perancangan Perangkat Keras ... 42

3.1.1. Rangkaian Minimum Sistem AT89S52 ... 42

A. Rangkaian Programmer ... 44

3.1.2. Rangkaian Komunikasi Serial RS232 ... 45

3.1.3. Serial RTC DS1307 ... 47

3.1.4. Rangkaian Driver Basis (TIP42) ... 47

3.1.5. Rangkaian Shift Register 74LS164 ... 49

3.1.6. Rangkaian Display Dot Matrix ... 50

3.2. Perancangan Perangkat Lunak ... 51

3.2.1. Perangkat Lunak pada Komputer ... 51

A. Proses Penentuan Hari ... 52

B. Proses Konversi Kalender ... 53

3.2.2. Perangkat Lunak pada Mikrokontroler ... 55

A. Proses Scanning Baris ... 56

B. Proses Update Waktu ... 59

C. Proses Serial Interrupt ... 60

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM ... 62

4.1. Pengujian Perangkat Lunak... 62

4.1.1. Pengujian Penentuan Hari ... 62

A. Tujuan... 62

(5)

B. Perangkat yang dibutuhkan ... 62

C. Prosedur Pengujian ... 63

D. Hasil Pengujian ... 63

4.1.2. Pengujian Konversi Kalender ... 64

A. Tujuan ... 64

B. Perangkat yang dibutuhkan ... 64

C. Prosedur Pengujian ... 64

D. Hasil Pengujian ... 65

4.2. Pengujian Perangkat Keras ... 65

4.2.1. Pengujian Pengiriman Data ... 66

A. Tujuan ... 66

B. Alat yang digunakan ... 66

C. Prosedur Pengujian ... 66

D. Hasil Pengujian ... 66

BAB V PENUTUP ... 69

5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 74

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hampir semua aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah

terlepas dari lingkaran waktu. Setiap aktivitas individu dengan individu yang lain

dalam merencanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan baik secara informal

maupun formal akan selalu diukur dengan satuan waktu tertentu. Masing-masing

memiliki pengaturan dan jadwal berbeda-beda serta tujuan maupun alasan

tertentu. Perbedaan ini tentu dapat menjadi kendala seandainya dibutuhkan suatu

interaksi atau kerjasama antara individu satu dengan lainnya atau antar instansi

yang memiliki pedoman waktu yang berlainan. Untuk meminimalkan

kesalahpahaman dan menyelaraskan perbedaan penunjuk waktu yang ada,

dibutuhkan sebuah pedoman yang digunakan oleh masyarakat umum.

Salah satu permasalahan yang membutuhkan pedoman diantaranya adalah

sistem penanggalan. Seperti diketahui, sistem penanggalan atau seringkali disebut

dengan kalender yang digunakan di masyarakat acapkali menggunakan pedoman

yang berlainan antara satu dengan lainnya. Seperti misal, masyarakat Arab

berpedoman pada kalender Hijriah, masyarakat Eropa umumnya menggunakan

kalender Masehi dan masyarakat Cina menggunakan kalender Cina dalam

melakukan aktivitasnya. Untuk mengatasi semua perbedaan ini tentu diperlukan

kesamaan persepsi maupun kesepakatan yang disetujui bersama, sehingga tidak

(7)

Guna menghindari dan meminimalkan kesalahan diperlukan perhitungan

berdasarkan parameter dari masing-masing sistem penanggalan yang memiliki

acuan berbeda-beda. Namun tentunya tidak semua orang mengetahui cara

perhitungan kalender ini, dan juga sedikitnya kalender yang beredar di masyarakat

memuat berbagai macam sistem penanggalan.

Dalam tugas akhir ini memunculkan suatu ide pembuatan kalender digital

berbasis microcontroller dengan menggunakan display dot matrix yang dapat

menampilkan keseluruhan sistem penanggalan. Dengan adanya Tugas akhir ini

diharapkan dapat membantu masyarakat luas dalam memberikan informasi

kalender yang diinginkan secara lengkap.

1.2 Perumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang diatas maka dibuat rumusan masalah

seperti berikut :

1. Perancangan dan pembuatan kalender digital berdasarkan 4 sistem

penanggalan dengan menggunakan mikrokontroler.

2. Penggunaan algoritma yang tepat dalam penentuan hari, tanggal, bulan dan

tahun.

3. Perhitungan untuk konversi kalender.

1.3 Pembatasan Masalah

Perlu diberikan beberapa batasan masalah dengan tujuan agar pembahasan

tidak meluas dan menyimpang dari tujuan, adapun batasan masalah dari sistem

yang akan dibuat antara lain :

(8)

2. Kalender menyediakan 4 macam sistem penanggalan, yaitu : Arab, Cina,

Masehi dan Jawa.

3. Sistem penanggalan yang dijadikan dasar acuan adalah kalender Masehi

4. Kalender Arab, Jawa, dan Cina pada display dot matriks berupa running text.

5. Perhitungan tahun kabisat hanya digunakan pada kalender Masehi, Kalender

Jawa, dan kalender Hijriyah.

1.4 Tujuan

Sistem yang akan dibuat dalam tugas akhir ini bertujuan untuk :

1. Menerapkan algoritma yang tepat dalam perhitungan kalender.

2. Membuat kalender digital berdasarkan 4 sistem penanggalan dengan

menggunakan mikrokontroler.

3. Membuat kalender yang memiliki perhitungan konversi berbagai macam

kalender seperti Hijriah, Masehi, Cina, Jawa.

1.5 Kontribusi

Sepanjang sejarah manusia senantiasa bersinggungan dengan

hitung-hitungan waktu. Bahkan dalam sejarah pemikiran filsafat, konsep waktu menjadi

pembahasan penting pada manusia. Hitungan hari ke minggu, bulan ke tahun,

widu ke dasawarsa, hingga ke abad adalah hitungan matematis, akurat dan

sistematis. Dan diantara sistem waktu tersebut adalah sistem kalender.

Sistem kalender atau penanggalan, telah lama dikenal dalam sejarah.

Kalender merupakan sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode

waktu tertentu (misalnya hari). Nama-nama yang tertera kemudian, biasa disebut

(9)

seperti matahari dan bulan. Kalender digunakan sebagai panduan ketika hendak

menyelenggarakan acara-acara tertentu ataupun aktivitas keseharian biasa.

Kebiasaan ini berlangsung sejak jaman Mesir kuno, Mesopotamia kuno, jaman

Romawi hingga kini ( http://www.Akmaliah.com, 2008 )

Dalam penelitian ini, kalender yang dicantumkan memiliki 4 sistem

penanggalan yaitu sistem penanggalan Masehi, Jawa, Cina dan Hijriyah. Kalender

digital dengan display dot matrix ini dapat menampilkan kalender dengan 4 sistem

penanggalan waktu sekarang maupun dalam rentang waktu 100 tahun mendatang

dengan perhitungan hari secara otomatis sesuai kalender Masehi yang di-input

-kan.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar penulisan tugas akhir ini terbagi dalam lima bab dan

didalamnya terdapat beberapa sub bab. Adapun sistematika dari penyusunan

laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan, kontribusi serta sistematika penulisan laporan Tugas

Akhir ini.

BAB II : Landasan Teori

Dalam bab ini, dijelaskan teori-teori yang digunakan sebagai dasar analisis

permasalahan. Diawali dengan penjelasan mengenai algoritma-algoritma yang

(10)

komponen-komponen yang digunakan untuk membangun hardware (bagian

elektronik).

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini dibahas proses mengenai perancangan perangkat keras (hardware),

perangkat lunak (software) yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam

pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras

akan ditampilkan berupa blok diagram sedangkan untuk perancangan perangkat

lunaknya akan ditampilkan berupa flowchart dan state program yang

diaplikasikan pada seluruh sistem. Pembuatan perangkat keras diantaranya

meliputi perancangan modul minimum system microcontroller, Dot Matriks,

rangkaian Transistor, dan rangkaian Shift Register. Untuk menjelaskan tentang

perangkat keras tersebut secara rinci, setiap blok rangkaian akan disertai dengan

gambar rangkaian elektronik.

BAB IV : Pengujian dan Evaluasi Sistem

Dalam bab ini, membahas mengenai pengujian terhadap bagian-bagin sistem

yang dibangun (bagian software dan hardware). Pembahasan akan dilanjutkan

dengan pengujian terhadap keseluruhan sistem yang dibangun. Selanjutnya

dijelaskan tentang data hasil pengujian sistem secara keseluruhan.

BAB V : Penutup

Pada bab kesimpulan dan saran ini merupakan kesimpulan hasil pengujian sistem

secara keseluruhan dan saran-saran yang diharapkan dapat membantu

(11)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kalender

Kalender pada awalnya dibuat untuk menandai pergantian iklim yang

terjadi selama satu tahun. Pergantian iklim perlu diketahui karena terkait erat

dengan banyak aktivitas kita, seperti waktu bercocok tanam.

Bermacam-macam kalender pun diciptakan. Pada awalnya kalender sangat

sederhana. Bangsa Arab dan Mesir kuno, misalnya, menggunakan siklus terbit

bintang Sirius sebagai kalender, yang menjadi penanda musim tanam atau musim

panen. Bangsa-bangsa Eropa yang tinggal di belahan bumi utara menggunakan

perubahan azimuth matahari saat terbit sebagai penanda pergantian musim.

Karena adanya kebutuhan terhadap kalender yang lebih informatif, maka dibuat

kalender yang lebih kompleks ( TEMPO, 2008 ).

Berdasarkan jenisnya, kalender yang terdapat dan biasa digunakan di

masyarakat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :

1. Kalender Solar

Kalender ini berdasarkan matahari. Satu tahun terdiri dari 365 hari 5 jam

48 menit 46 detik atau 365,2422 hari atau lamanya waktu yang diperlukan bumi

untuk mengelilingi matahari. Kalender masehi yang kita gunakan sehari-hari

adalah contoh kalender solar. Kelebihan kalender ini adalah kesesuaiannya

dengan musim. Karenanya, kalender ini digunakan sebagai pedoman beraktivitas

(12)

2. Kalender Lunar

Kalender bulan memanfaatkan perubahan fase bulan sebagai dasar

perhitungan waktu. Dalam perjalanannya mengelilingi bumi, fase bulan akan

berubah dari bulan mati ke bulan sabit, bulan separuh, bulan lebih separuh,

purnama, bulan separuh, bulan sabit, dan kembali ke bulan mati. Satu periode dari

bulan mati ke bulan mati, lamanya 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik (29.5306 hari).

Periode ini disebut dengan satu bulan. Panjang tahun dalam kalender bulan adalah

12 bulan (12 x 29.5306 hari), yakni 354 hari 8 jam 48 menit 34 detik (354.3672

hari). Sebagai misal, kalender yang berdasarkan bulan adalah kalender Hijriyah

dan kalender Jawa (http://Media.isnet.org., 2008).

3. Kalender Lunisolar

Merupakan kalender lunar yang disesuaikan dengan matahari. Oleh karena

kalender lunar dalam setahun 11 hari lebih cepat dari kalender solar, maka

kalender lunisolar memiliki bulan interkalasi (bulan tambahan atau bulan ke-13)

setiap 3 tahun, agar kembali sesuai dengan perjalanan matahari. Adapun contoh

kalender lunisolar adalah kalender Imlek atau Cina, Saka, dan Buddha

(http://ikhwan-interaktif.com., 2008)

Semua kalender tidak ada yang sempurna, sebab jumlah hari dalam setahun

tidak bulat. Untuk memperkecil kesalahan, ada tahun-tahun tertentu menurut

kesepakatan yang dibuat sehari lebih panjang atau terdapat bulan tambahan dalam

kalender Cina pada tahun kabisat (http://ikhwan-interaktif.com., 2008).

Pada kalender solar, pergantian hari berlangsung tengah malam dan awal

setiap bulan (tanggal 1) tidak tergantung pada posisi bulan. Adapun pada kalender

(13)

setiap bulan adalah saat konjungsi (Imlek, Saka, dan Buddha) atau saat munculnya

hilal (Hijriyah dan Jawa) (http://Yulian.Firdaus.or.id., 2008).

2.1.1. Kalender Masehi

Sistem penanggalan Gregorian atau lebih sering dikenal sebagai sistem

penanggalan Masehi merupakan sistem penanggalan internasional yang digunakan

secara luas sekarang ini. Sistem penanggalan Masehi merupakan sistem

penanggalan yang berdasarkan pada siklus pergerakan semu Matahari melewati

titik vernal equinok dua kali berturut-turut, yang lamanya rata-rata adalah

365,242199 hari. Titik vernal equinok adalah titik semu pada lintasan ekliptika

tempat Matahari melewati atau tepat berada pada garis ekuator langit

(perpanjangan garis ekuator Bumi), yang terjadi sekitar tanggal 21 Maret.

Berdasarkan penyesuaian dengan pergerakan semu Matahari inilah, satu tahun

dalam kalender Gregorian lamanya 365 hari ( http://langitselatan.com., 2008 )

Menurut sejarahnya, kalender Masehi berasal dari kalender yang

digunakan oleh bangsa Romawi kuno dan bukan berdasarkan pada siklus

Matahari (kalender solar) seperti sekarang ini. Pada awalnya kalender ini

memiliki jumlah hari dalam setahun sebanyak 304 hari. Kemudian dilakukan

perubahan sehingga menjadi kalender yang terdiri dari 12 bulan dengan jumlah

hari tiap bulannya masih menyesuaikan dengan siklus peredaran Bulan mengitari

Bumi, yang rata-rata adalah 29,5 hari.

Jumlah 354 hari dalam setahun tidak sesuai dengan periode Bumi

mengelilingi Matahari yang telah diketahui waktu itu, yaitu 365,242199 hari.

(14)

hari dengan pergantian musim, dan setelah 3 tahun perbedaan dengan musim ini

menjadi sekitar 1 bulan.

Pada 46 SM, Julius Caesar merubah kalender dengan memerintahkan

bahwa panjang 1 tahun haruslah 365 hari dan terdiri dari 12 bulan berdasarkan

pertimbangan dari seorang ahli astronomi bernama Sosigenes. Hal ini

mengakibatkan beberapa hari harus ditambahkan pada beberapa bulan agar

panjang tahun yang semula 354 hari dapat menjadi 365 hari. Terdapat juga

penetapan bahwa bulan-bulan yang berada pada urutan ganjil memiliki 31 hari

dan bulan yang berada pada urutan genap memiliki 30 hari, dengan bulan Februari

berjumlah 29 hari.

Penetapan Julius Caesar diatas mengakibatkan dalam beberapa bulan tak

lagi bersesuaian dengan siklus Bulan mengelilingi Bumi yang lamanya rata-rata

29,5 hari. Sehingga kalender Julian ini tak lagi bersifat lunar calendar.

Berdasarkan kalender Julian, masih ada perbedaan sekitar seperempat hari

dengan panjang tahun sebenarnya (pergerakan semu Matahari sepanjang tahun).

Jika dibiarkan dalam kurun waktu 4 tahun kalender Julian akan mengalami

akumulasi perbedaan sebesar 1 hari. Dalam waktu beberapa puluh tahun, akan

mengalami akumulasi perbedaan dengan musim lebih besar lagi. Sehingga

kalender Julian tidak sesuai dengan pergantian musim, padahal tujuan utama

adalah penyesuaian dengan musim. Untuk mengatasi perbedaan musim tersebut,

terdapat pertimbangan dari Sosigenes, setiap 4 tahun sekali akan ditambahkan 1

(15)

tahunnya adalah 365,25 hari dan menjadi cukup dekat dengan tahun sebenarnya

yang panjang rata-ratanya 365,242199 hari.

Setelah didapatkan panjang tahun yang mendekati tahun sebenarnya

dengan solusi tahun kabisat. Pada tahun 1582 kalender Julian telah memiliki

ketaksesuaian dengan musim sebesar 10 hari. Untuk mengatasi, Paus Gregorius

XIII mengambil dua langkah. Pertama, memutuskan bahwa tanggal 4 Oktober

tahun 1582 akan langsung diikuti dengan tanggal 15 Oktober 1582, bukan tanggal

5 Oktober. Kedua, untuk mencegah ketidaksesuaian dengan musim kembali

terjadi, menetapkan bahwa tiga dari empat tahun abad (kelipatan 100) bukan

tahun kabisat. Bila pada kalender Julian tahun kabisat adalah tahun yang angka

tahunnya habis dibagi 4. Dengan peraturan Paus Gregorius ini maka tahun abad

yang tidak habis dibagi 400 tidak akan menjadi tahun kabisat. Sebagai contoh,

tahun 1700,1800,1900 bukan tahun kabisat, sedangkan tahun 2000, yang habis

dibagi 400, merupakan tahun kabisat. Sehingga terjadi pengurangan jumlah tahun

kabisat sebanyak 3 buah tahun kabisat dalam 400 tahun dan panjang satu tahun

Matahari dalam sistem penanggalan ini menjadi 365,2425 hari.

(http://langitselatan.com, 2008).

Pada kalender Masehi terdapat 12 bulan, antara lain Januari, Februari,

Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan

Desember, dimana masing-masing bulan memiliki jumlah hari yang bervariasi.

(16)

Tabel 2.1 Nama Bulan dan Jumlah hari kalender Masehi

Bulan ke-

Nama Bulan Jumlah Hari

1. Januari 31 hari

2. Februari 28/29 hari

3. Maret 31 hari

4. April 30 hari

5. Mei 31 hari

6. Juni 30 hari

7. Juli 31 hari

8. Agustus 31 hari

9. September 30 hari

10. Oktober 31 hari

11. November 30 hari 12. Desember 31 hari

2.1.2. Kalender Hijriyah

Sistem penanggalan Hijriah, yang di Indonesia digunakan oleh komunitas

Muslim sebagai kalender ibadah, dibangun berdasarkan rata-rata siklus sinodik

Bulan. Dengan siklus sinodik Bulan ini, bilangan hari dalam satu tahunnya (yaitu

12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari) lebih pendek 10 hari 21 jam daripada siklus

tropis Matahari yang digunakan dalam kalender Masehi. Perbedaan jumlah hari

inilah yang menjelaskan pergeseran sekitar 11 hari suatu tanggal dalam kalender

Hijriyah terhadap kalender Masehi setiap tahunnya ( http:/ achoyob.com., 2008 ).

Jumlah hari dalam satu bulan dalam kalender Hijriyah bergantung pada

posisi Bulan, Bumi, dan Matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian

dengan terjadinya Bulan baru (new moon) di titik apogee, yaitu di jarak terjauh

antara Bulan dan Bumi, dan pada saat yang hampir bersamaan Bumi berada di

(17)

berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya Bulan baru di perigee (jarak

terdekat Bulan – Bumi) dengan Bumi berada di jarak terjauhnya dari Matahari

(aphelion). Dari sini terlihat bahwa usia bulan tidaklah tetap, melainkan

berubah-ubah (29/30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut

(http://Wapedia.mobile/id., 2008).

A. Metode Penentuan Awal Bulan dalam Kalender Hijriyah :

A.1. Rukyatul Hilal

Rukyatul Hilal adalah kegiatan melakukan pengamatan secara visual baik

menggunakan mata langsung maupun dengan bantuan alat terhadap kemunculan

hilal. Awal tiap bulan ditentukan dengan mengamati kehadiran Bulan sabit

pertama kali (hilal) di ufuk barat segera setelah Bulan baru ketika Matahari

terbenam. Kegiatan observasi hilal ini lazimnya dilakukan setiap tanggal 29 dari

bulan Hijriyah yang sedang berjalan. Pergantian hari dalam kalender Hijriyah

terjadi saat Matahari terbenam. Bila hilal terlihat, malam itu telah memasuki

tanggal 1 di bulan berikutnya yang berarti bahwa usia bulan yang baru saja dilalui

adalah 29 hari. Sementara bila hilal tidak terlihat, malam itu masih tanggal 30

bulan Hijriyah. Karena usia bulan dalam kalender Hijriyah tidak mungkin 31 hari,

ketika Matahari terbenam pada tanggal 30 menjadi tanda masuknya tanggal 1 di

bulan yang baru (http://id.Wikipedia.org., 2008).

A.2. Hisab

Hisab atau perhitungan astronomis yang berkembang awalnya hanya

(18)

dikenal adanya 2 sistem hisab dalam penyusunan kalendar qamariyah, yakni Hisab Urfi dan Hisab Haqiqi (Abdurrahman, 2008).

A.2.1. Hisab Urfi

Dalam sistem Hisab Urfi, kalender qamariyah disusun berdasarkan masa

peredaran rata-rata Bulan mengelilingi Bumi, yakni 29 hari 12 jam 44 menit 3

detik (satu bulan Sinodis). Berdasarkan perhitungan ini, maka 1 tahun (12 bulan)

dihitung sama dengan 354 hari 8 jam 48 menit 36 detik (354 11/30 hari).

Karena terdapat angka pecahan sebesar 11/30 hari, maka untuk

menghilangkannya sistem ini membuat siklus 30 tahunan dalam kalender

qamariyah yang terdiri dari 19 tahun Basitah (354 hari) dan 11 tahun Kabisat

(355 hari). Tahun Kabisat dalam siklus 30 tahun tersebut jatuh pada urutan ke 2,

5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26, 29. Umur bulan dalam metode hisab urfi dibuat

tetap, yakni 30 hari untuk bulan urutan ganjil dan 29 hari untuk bulan urutan

genap (bulan 12 pada tahun Kabisat berumur 30 hari) (http://mathemtics.its.ac.id.,

2008).

Penggunaan metode ini menyebabkan awal bulan qamaryiah disegenap

belahan Bumi akan selalu jatuh pada hari yang sama. Penulis menggunakan

metode hisab urfi untuk pembuatan kalender digital dalam Tugas Akhir ini.

(19)

Tabel 2.2 Nama Bulan dan Jumlah hari kalender Hijriyah berdasarkan hisab urfi.

Bulan ke-

Nama Bulan Jumlah Hari

1. Muharram 30 hari

2. Shafar 29 hari

3. Rabiul Awwal 30 hari 4. Rabiul Akhir 29 hari 5. Jumadil Awwal 30 hari 6. Jumadil Akhir 29 hari

7. Rajab 30 hari

8. Shaban 29 hari

9. Ramadhan 30 hari

10. Syawal 29 hari

11. Dzulka’idah 30 hari 12. Dzulhijjah 29/30 hari

A.2.2. Hisab Haqiqi

Hisab haqiqi menggunakan kaidah astronomis dan matematika dengan

menggunakan rumus-rumus serta dilengkapi dengan data-data astronomis terbaru

sehingga memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Kalender qamariyah disusun

berdasarkan masa peredaran Bulan yang sebenarnya (hakiki). Karena itu, 1 bulan

sinodis tidak selalu sama setiap bulan. Kadang hanya 29 hari lebih 6 jam dan

beberapa menit, dan kadang sampai 29 hari lebih 19 jam dan beberapa menit.

Berkaitan dengan ini, maka umur bulan yang selalu tetap seperti dalam hisab Urfi

tidak dikenal dalam sistem ini. Boleh jadi 29 hari atau 30 hari berturut-turut.

Dalam praktiknya, sistem ini menyusun kalender dengan perhitungan posisi

(20)

2.1.3. Kalender Jawa

Masyarakat Jawa menggunakan sistem penanggalan berdasarkan

pergerakan matahari sebelum tahun 1633 M. Penanggalan matahari tersebut

dikenal sebagai Saka Hindu Jawa. Tahun Saka Hindu 1555, bertepatan dengan

tahun 1633 M, Raja Mataram Sri Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo

mengganti konsep dasar sistem penanggalan matahari (Syamsiyah) menjadi sistem

Bulan (Qamariyah). Perubahan penanggalan berlaku untuk seluruh pulau Jawa

dan Madura kecuali Banten, karena tidak termasuk daerah Mataram.

Perubahan sistem penanggalan dilaksanakan hari Jumat Legi, saat

pergantian tahun baru Saka 1555 yang ketika itu bertepatan dengan tahun baru

Hijriyah tanggal 1 Muharam 1043 H dan 8 Juli 1633 M. Pergantian sistem

penanggalan tidak mengganti hitungan Saka 1555 yang sedang berjalan menjadi

tahun 1, melainkan meneruskannya. Perhitungan tahun tersebut berlangsung

hingga sekarang (http://albarokah.or.id., 2008).

Selain mengubah sistem penanggalan, terdapat penyesuaian seperti nama

bulan dan hari menjadi mirip bahasa Arab. Hal ini menunjukkan kuatnya

pengaruh budaya dan penanggalan Islam dalam penanggalan Jawa. Secara

astronomis, kalender Jawa tergolong mathematical calendar, dimana perhitungan

didasarkan secara matematika dari peristiwa astronomi, sehingga didapatkan

jumlah hari seperti yang tertera pada tabel 2.3.

(21)

Tabel 2.3 Nama Bulan dan Jumlah hari kalender Jawa

Bulan ke-

Nama Bulan Jumlah Hari

1. Suro 30 hari

2. Sapar 29 hari

3. Mulud 30 hari

4. Rabiulakir 29 hari 5. Jumadilawal 30 hari 6. Jumadilakir 29 hari

7. Rajab 30 hari

8. Ruwah 29 hari

9. Puasa 30 hari

10. Sawal 29 hari

11. Hapir 30 hari

12. Besar 29/30 hari

Meskipun kalender Hijriyah dan kalender Jawa dasar penanggalannya

sama yaitu penampakan bulan, kalender Jawa bukanlah kalender Hijriyah. Meski

mengadopsi konsep dasar penanggalan Hijriyah, kalender Jawa tidak mengikuti

aturan penanggalannya. Kalender Jawa lebih tepat disebut sebagai penggabungan

unsur- unsur Jawa dengan penanggalan Hijriyah.

Konsep hari pasaran yang terdiri dari 5 hari (Kliwon, Legi, Pahing, Pon,

Wage) dan Wuku (Pawukon) merupakan wujud unsur-unsur Jawa yang tidak

ditemui dalam penanggalan Hijriyah dan Masehi. Siklus 8 tahun yang disebut

Windu juga merupakan konsep penanggalan khas Jawa. Nama tahun dalam

penanggalan Jawa mengikuti siklus Windu, terdiri dari Alip, Ehe, Jimawal, Je,

Dal, Be, Wawu, dan Jimakir (http://www.babadbali.com, 2008). Dari siklus 8

tahun, didapatkan tahun tertentu yang merupakan tahun kabisat. Untuk lebih

(22)

Tabel 2.4 Nama Tahun dalam siklus Windu

No. Nama Tahun Umur (hari)

1 Alip 354

2 Ehe 355

3 Jimawal 354

4 Je 355

5 Dal 354

6 Be 354

7 Wawu 354

8 Jimakir 355

Jumlah 2835

2.1.4. Kalender Cina

Berbeda dengan kalender Masehi dan Hijriyah yang semata-mata

menggunakan Matahari atau Bulan sebagai acuan, pada kalender Cina

menggunakan Matahari dan Bulan sekaligus. Artinya, untuk menentukan panjang

tahun kalender ini menggunakan pergerakan Matahari, sementara untuk

menentukan usia bulan (month) memanfaatkan siklus sinodik, yaitu selang waktu

dua fase Bulan (moon) yang sama berurutan. Misalnya dari purnama ke purnama

berikutnya, yang rata-rata berdurasi 29,53059 hari. Karena menggunakan

Matahari dan Bulan sekaligus, kalender Cina disebut juga luni-solar calendar

(http://rukyatuhilal.org.,2008) .

Satu tahun dalam sistem penanggalan Cina juga terdiri atas 12 bulan, yang

setara dengan 12 lunasi Bulan (12 kali siklus sinodik). Dengan demikian, dalam

12 bulan terdapat 354,36708 hari. Padahal “tahun” di dalam penanggalan Cina

didefinisikan sebagai siklus Matahari berada di titik musim dingin (winter

solstice) dua kali berurutan yang lamanya 365,24274 hari, sehingga terdapat

(23)

kalender Cina selalu bergerak maju 11 hari tiap tahunnya (jatuh dalam rentang 21

Januari hingga 19 Februari). Namun, dengan disyaratkannya titik musim dingin

selalu jatuh di bulan ke-11, perayaan tahun baru akan mundur kembali setiap 3

tahun.

Dalam kalender Cina juga dikenal tahun basit dan tahun kabisat. Bila pada

kalender Masehi tahun kabisat ditandai dengan adanya penambahan sebesar satu

hari dalam tahun berjalan, dalam penanggalan Cina penambahannya mencapai 30

hari atau satu bulan. Tahun basit terdiri atas 12 bulan, sementara pada tahun

kabisat berjumlah 13 bulan (http://rukyatuhilal.org., 2008).

Secara astronomis, kalender Jawa dan kalender Masehi tergolong

mathematical calendar, sedangkan kalender Hijriyah astronomical calendar.

Mathematical atau aritmatical calendar merupakan sistem penanggalan yang

aturannya didasarkan pada perhitungan matematika dari peristiwa-peristiwa alam.

Adapun astronomical calendar merupakan kalender berdasarkan fenomena alam

seperti kalender Hijriyah dan kalender Cina.

2.2. Mikrokontroler MCS-51

Mikrokontroler AT89S52 merupakan satu contoh dari keluarga

mikrokontroler MCS-51. Integrated Circuit (IC) ini dapat digunakan untuk proses

perhitungan matematis, komunikasi, dan banyak lainnya. Mikrokontroler

AT89S52 adalah mikrokontroler produksi Atmel.dengan 8K Bytes Flash PEROM

(Programmable and Erasable Read Only Memory), 2K Bytes EEPROM

(24)

Mikrokontroler AT89S52 memiliki memori dengan teknologi nonvolatile

memory, isi memori tersebut dapat diisi atau dihapus berkali-kali.

Memori ini biasa digunakan untuk menyimpan instruksi (perintah)

berstandar MCS-51, sehingga memungkinkan mikrokontroler AT89S52 bekerja

tanpa memerlukan external memory untuk menyimpan source code jika

kapasitasnya tidak melebihi yang sudah ditentukan.

Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 40 kaki, 32 kaki di antaranya untuk

keperluan port paralel. Tiap port paralel terdiri dari 8 kaki, dengan demikian 32

kaki tersebut membentuk 4 buah port paralel, yang dikenal sebagai Port 0, Port 1,

Port 2 dan Port 3. Nomor dari masing-masing jalur (kaki) dari port paralel mulai

dari 0 sampai 7, jalur (kaki) pertama Port 0 disebut sebagai P0.0 dan jalur terakhir

untuk Port 3 adalah P3.7. untuk lebih jelasnya perhatikan pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Diagram Pin AT89S52 (Datasheet, Atmel Corporation)

2.2.1. Keterangan pin-pin AT89S52

a. RST

Berfungsi sebagai input untuk melakukan reset. Jika RST bernilai high dalam

(25)

b. Address Latch Enable(ALE)/PROG

Mempunyai fungsi memberikan sinyal ke IC latch agar menyimpan address

yang akan menuju memori eksternal. ALE aktif pada saat mengakses memori

eksternal.

c. Program Store Enable (PSEN)

Pin ini berfungsi sebagai pulsa pengaktif untuk membaca memori eksternal.

d. XTAL 1

Merupakan pin input untuk kristal Osilator.

e. XTAL 2

Output Osilator

f. EA

EA (External Access) harus dihubungkan dengan ground jika menggunakan

program memori eksternal. Jika menggunakan program memori internal maka

EA harus dihubungkan dengan VCC atau dalam kondisi high.

g. Port 0

Merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O (dapat

digunakan sebagai masukan dan juga keluaran) dengan lebar 8 bit. Fungsi

lainnya adalah sebagai multiplexed address/data bus (pada saat mengakses

memori eksternal).

h. Port 1

Merupakan salah satu port yang berfungsi sebagai general purpose I/O dengan

lebar 8 bit. Pada pin–pin Port 1 memiliki beberapa fungsi tambahan. P1.0 dan

P1.1 dapat dikonfigurasi menjadi masukan pencacah ekternal ke

(26)

arah (P1.1/T2EX). Selanjutnya P1.4, P1.5, P1.6 dan P1.7 dapat dikonfigurasi

menjadi Serial Peripheral Interface (SPI) untuk dijadikan port slave, untuk

lebih jelasnya keterangan pin–pin Port 1 terdapat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Keterangan pin–pin pada Port 1(Datasheet, Atmel Corporation).

i. Port 2

Port 2 adalah 8 bit I/O port dua arah dengan dilengkapi internal pull up dan

berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Fungsi lain Port 2

sebagai Byte alamat tinggi (A8 s/d A15) pada saat menjalankan program

eksternal dan mengakses data pada memori data eksternal dengan

menggunakan pengalamatan 16 bit (instruksi MOVX @DPTR) sedangkan

jika menggunakan 8 bit (instruksi MOVX @RI) maka Port 2 berisi Special

Function Register (SFR) P2.

j. Port 3

Port 3 adalah 8 bit I/O port dua arah dengan dilengkapi internal pull up, sama

seperti Port 1 dan Port 2 jika sebagai port. Sedangkan sebagai fungsi spesial,

(27)

Tabel 2.6 Keterangan pin–pin pada Port 3 (Datasheet, Atmel Corporation).

k. GND

Ground

l. VCC

Power Supply. Berfungsi sebagai sumber tegangan +5V.

2.2.2. Clock generator dan Timer

Mikrokontroler AT89S52 memiliki clock generator internal (on-chip) yang

digunakan untuk mengeksekusi instruksi yang ada pada memori program.

Gambar 2.2. Hubungan ke Kristal

Untuk menggunakan osilator internal diperlukan sebuah kristal atau

keramik resonator yang dipasangkan antara pin XTAL1 dan pin XTAL2 dan 2

buah kapasitor ke GND seperti tampak pada gambar 2.2. Penggunaan frekuensi

kristal keramik resonator disesuaikan dengan kecepatan yang diinginkan oleh

P3.0 RXD Port Serial Input

P3.1 TXD Port Serial Output

P3.2 INT 0 Port External Interupt 0

P3.3 INT 1 Port External Interupt 1

P3.4 T0 Port External Timer 0

P3.5 T1 Port External Timer 1

P3.6 WR External Data Memory Write Strobe

(28)

pengguna minimum sistem dengan ketentuan frekuensi maksimal 24 MHz dan

menggunakan kapasitor 5 pF.

Bila menggunakan clock eksternal, maka pin XTAL1 berfungsi sebagai

input clock osilator dan XTAL2 tidak disambungkan atau no connect (NC),

seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Konfigurasi Clock Eksternal

Dari kristal didapatkan perhitungan timer dibawah ini :

T = (65536 – TH0TL0) x 1µs

T / 1µs = (65536 – TH0TL0)

Jika T dimisalkan sama dengan 1 ms maka persamaannya adalah :

1 ms / 1µs = (65536 – TH0TL0)

s adalah sama dengan 0,001 ms

TH0TL0 = 65536 – (1 ms / 1µs)

= 64536 (dec)

(29)

2.2.3. Struktur Memori

Struktur memori yang terdapat pada AT89S52 terdiri dari :

A. Random Access Memory (RAM) Internal, memori sebesar 256 Byte yang

biasanya digunakan untuk menyimpan variabel atau data yang bersifat

sementara.

B. Special Function Register (SFR), memori yang berisi register–register yang

mempunyai fungsi khusus seperti timer, serial dan lain sebagainya.

C. Flash PEROM, memori yang digunakan untuk menyimpan instruksi–

instruksi MCS-51.

D. EEPROM, memori sebesar 2K Byte yang biasanya digunakan untuk

menyimpan data yang bersifat nonvolatile.

A. RAM Internal

1. Register Banks

AT89S52 mempunyai 8 buah register yang terdiri dari R0 hingga R7. Delapan

buah register tersebut terletak pada alamat 00H hingga 07H pada setiap kali

reset.

2. Bit Addressable RAM

Alamat 20H hingga 2FH pada RAM dapat diakses secara pengalamatan bit.

(30)

B. SFR ( Special Function Register )

AT89S52 mempunyai beberapa SFR. Adapun register–register tersebut

adalah :

1. Accumulator

Digunakan sebagai register utama dalam proses aritmatika dan penyimpan

data sementara.

2. Port

AT89S52 mempunyai empat buah port yaitu Port 0, Port 1, Port 2, dan Port

3, yang terletak pada alamat 80H, 90H, A0H, dan B0H.

3. ProgramStatus Word

PSW terletak pada alamat memori D0H. Special function register ini

digunakan untuk menyimpan bit-bit yang penting yang akan di-set maupun

di-clear oleh instruksi MCS-51.

4. Register B

Register ini juga digunakan bersama Accumulator untuk proses aritmatik dan

logika.

5. Stack Pointer

Register Stack Pointer merupakan sebuah register 8 bit yang terletak di alamat

81H.

6. Data Pointer

Data Pointer atau DPTR adalah register 16 bit yang terletak pada alamat

82H–83H untuk DPL dan 84H–85H untuk DPH. DPTR biasanya digunakan

sebagai pengakses source code ataupun data di memori eksternal dan

(31)

7. RegisterTimer

Register ini mempunyai 16 bit Timer/Counter, yang terbagi menjadi Timer 0,

Timer 1 dan Timer 2. Masing–masing register tersebut berada pada alamat

8AH, 8BH dan 0CCH.

8. RegisterPort Serial

Register ini digunakan untuk dapat melakukan komunikasi serial. Buffer untuk

proses pengiriman dan penerimaan data serial terletak pada register SBUF,

pada alamat 99H. Sedangkan untuk mengatur mode serial dapat dilakukan

dengan mengubah isi dari register SCON yang terletak pada alamat 98H.

9. Register Interupsi

Untuk pengaturan interupsi, terdapat beberapa register penting yang perlu

diperhatikan, yaitu register Interrupt Enable (IE), dan register Interrupt

Priority (IP), masing–masing register tersebut terdapat pada alamat A8H dan

B8H.

C. Flash PEROM

Untuk AT89S52 mempunyai 8K Byte Flash PEROM, ROM yang dapat

ditulis dan dihapus secara berulang–ulang hingga 10.000 kali.

D. EEPROM

Menurut Atmel Corporation pada mikrokontroler AT89S52 mempunyai

2K Byte EEPROM, memori data yang dapat ditulis dan dihapus secara berulang–

ulang hingga 100.000 kali. (Atmel Corporation,8-bit microcontroller with 8K

(32)

2.3. Komunikasi Serial RS232

Dikenal 2 macam cara dalam mentransmisikan data secara serial, yaitu

secara Synchronous dan Asynchronous.. Kedua cara tersebut dibedakan oleh

sinyal denyut (clock) yang dipakai untuk men-‘dorong’ data seri. Transmisi secara

Synchronous yaitu pengiriman data serial bersamaan dengan sinyal clock,

sedangkan Asynchronous yaitu pengiriman data serial tidak bersamaan dengan

sinyal clock sehingga receiver harus membangkitkan sinyal clock sendiri (tidak

perlu sinkronisasi) (Nalwan, 2007).

Port seri MCS51 bisa dipakai dalam 4 mode kerja yang berbeda. Dari 4

mode tersebut, 1 mode diantaranya bekerja secara sinkron dan 3 lainnya bekerja

secara asinkron. Secara ringkas ke-empat mode kerja tersebut bisa dibedakan

sebagai berikut:

1. Mode 0

Mode ini bekerja secara sinkron, data seri dikirim dan diterima melalui

kaki P3.0 (RxD), dan kaki P3.1 (TxD) dipakai untuk menyalurkan clock

pendorong data seri yang dibangkitkan MCS51.

Data dikirim atau diterima 8 bit sekaligus, dimulai dari bit yang bobotnya

paling kecil (bit 0) dan diakhiri dengan bit yang bobotnya paling besar (bit 7).

(33)

2. Mode 1

Mode ini dan mode-mode berikutnya bekerja secara asinkron, data dikirim

melalui kaki P3.1 (TxD) dan diterima melalui kaki P3.0 (RxD). Pada Mode 1 data

dikirim/diterima 10 bit sekaligus, diawali dengan 1 bit start, disusul dengan 8 bit

data yang dimulai dari bit yang bobotnya paling kecil (bit 0), diakhiri dengan 1 bit

stop. Pada MCS51 yang berfungsi sebagai penerima bit stop ditampung pada RB8

dalam register SCON. Kecepatan pengiriman data (baudrate) bisa diatur sesuai

dengan keperluan. Mode inilah yang umum dikenal sebagai UART (Universal

Asynchronous Receiver/Transmitter)

3. Mode 2

Data dikirim/diterima 11 bit sekaligus, diawali dengan 1 bit start, disusul 8

bit data yang dimulai dari bit yang bobotnya paling kecil (bit 0), kemudian bit ke

9 yang bisa diatur lebih lanjut, diakhiri dengan 1 bit stop. Pada MCS51 yang

berfungsi sebagai pengirim, bit 9 tersebut berasal dari bit TB8 dalam register

SCON. Pada MCS52 yang berfungsi sebagai penerima, bit 9 ditampung pada bit

RB8 dalam register SCON, sedangkan bit stop diabaikan tidak ditampung.

Kecepatan pengiriman data (baudrate) bisa dipilih antara 1/32 atau 1/64 frekuensi

osilator kristal.

4. Mode 3

Mode ini sama dengan Mode 2, hanya saja kecepatan pengiriman data

(baudrate) bisa diatur sesuai dengan keperluan, seperti halnya Mode 1.(Putra,

(34)

2.4. Serial RTC (Real Time Clock) DS1307

Real Time Clock pada dasarnya adalah sebuah jam digital. RTC serial

DS1307 memberikan informasi berupa jam, menit, detik, hari, bulan, dan tahun pada mikrokontroler. Mode komunikasi data yang digunakan oleh DS1307 adalah

mode synchronous serial dimana tiap bit data ditransfer antara DS1307 dan

mikrokontroler dengan metoda sinkronisasi dengan pewaktuan (clock) yang

dikendalikan oleh mikrokontroler. Sinyal clock pada RTC dibangkitkan oleh

kristal sebesar 32,768 Khz. Kristal terhubung pada pin X1 dan X2. Diagram pin

[image:34.595.98.508.318.565.2]

pada RTC DS1307 dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pin DS1307 (DALLAS Semiconductor, www.maxim-ic.com)

Pada aplikasi ini DS1307 bekerja dengan dua mode, yaitu:

1. Mode Slave Penerima (Master Menulis Pada Slave):

Setiap menerima byte data DS1307 akan merespon dengan

membangkitkan bit acknowledge. Untuk mengawali proses pengiriman data

diawali dengan kondisi START dan diakhiri dengan kondisi STOP. Byte alamat

slave adalah byte pertama yang diterima slave setelah master membangkitkan

kondisi START. Byte alamat terdiri dari 7 bit data, dan diikuti oleh bit arah

(R/W), yang mana untuk penulisan data ke slave adalah 0. Setelah menerima dan

(35)

Master akan mengirimkan sebuah data word alamat pada DS1307 untuk mengeset

registerpointer. Register pointer bertambah nilainya setiap terjadi penulisan data.

Untuk mengakhiri pengiriman data, master membangkitkan kondisi STOP.

2. Mode Slave Pengirim (Master Membaca Dari Slave):

DS1307 mengirimkan data serial pada SDA ketika menerima sinyal clock

pada SCL. Proses pengiriman data diawali dengan kondisi START dan diakhiri

dengan kondisi STOP. Byte yang berisi data alamat diterima setelah master

membangkitkan kondis START. Byte alamat DS1307 terdiri dari 7-bit alamat

yaitu 1101000 dan 1 bit arah (R/W) adalah 0 untuk read. Setelah menerima dan

mengolah data alamat, DS1307 akan membalas dengan membangkitkan bit

acknowledge pada SDA. Nilai registerpointer bertambah setiap pembacaan 1 byte

data. Untuk mengakhiri pengiriman data, master mengirimkan tanda “not

acknowledge” kepada slave.

Datapada DS1307 disimpan dalam format BCD. Pada format ini, setiap 4

bit data merepresentasikan satu digit desimal. Misalkan angka 12 dalam desimal

disimpan sebagai 0001 0010 dalam BCD. Device address untuk DS1307 adalah

0xD0. Data pada register Timekeeper DS1307 dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7 Tabel Timekeeper Register DS1307 (DALLAS Semiconductor,

(36)

2.4.1 Komunikasi Serial I2C (Inter Integrated Circuit)

Komunikasi serial I2C bus adalah antarmuka synchronous serial yang

dikembangkan oleh Philip Semiconductors. I2C ini merupakan protokol transfer

data serial. Jalur komunikasi data pada I2C ada 2 buah, yaitu serial data (SDA)

dan serial clock (SCL). Tiap perangkat yang dihubungkan ke jalur I2C harus

memiliki alamat khusus dan dapat beroperasi sebagai pengirim maupun penerima

tergantung pada fungsinya masing-masing. Perangkat yang mengirim data disebut

transmitter, sedangkan perangkat yang menerimanya disebut receiver. Perangkat

yang terhubung pada I2C digolongkan menjadi master dan slave. Master adalah

perangkat yang memulai operasi transfer data dan akses pada I2C bus dengan

membentuk sinyal START, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal

STOP, dan membangkitkan sinyal clock melalui pin SCL. Slave adalah perangkat

yang dikendalikan atau dialamati oleh master. Dalam pembuatan kalender digital

ini, DS1307 adalah Real Time Clock yang berperan sebagai slave pada

komunikasi serial ini, sedangkan yang bertindak sebagai master adalah

mikrokontroler. Sinyal START merupakan sinyal untuk memulai semua perintah

sedangkan sinyal STOP merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah.

[image:36.595.202.461.615.685.2]

Kondisi sinyal STARTdan sinyal STOP seperti tampak pada Gambar 2.5.

(37)

Sinyal dasar yang lain dalam I2C Bus adalah sinyal acknowledge yang

disimbolkan dengan ACK. Setelah transfer data oleh master berhasil diterima

slave, slave akan menjawabnya dengan mengirim sinyal acknowledge,. Kondisi

[image:37.595.92.499.234.601.2]

sinyal acknowledge seperti tampak pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kondisi Sinyal Acknowledge (www.new.indorenesas.com)

Dalam melakukan transfer data pada I2C bus, terdapat aturan yang telah

ditetapkan yaitu :

a. Transfer data hanya dapat dilakukan ketika bus tidak dalam keadaan sibuk.

b. Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama SCL

dalam kondisi high. Perubahan pada SDA hanya dapat dilakukan selama SCL

dalam keadaan low. Jika terjadi perubahan keadaan SDA pada saat SCL dalam

keadaan tinggi, maka perubahan itu dianggap sebagai sinyal START atau

sinyal STOP.

2.5 8-Bit Shift Register

Dalam sistem digital, register dibutuhkan untuk menyimpan atau

memindahkan sekumpulan bit dalam format tertentu. Shift register memberikan

fasilitas perpindahan data dalam format serial atau paralel dan menyimpan data

(38)

8-Bit Shift Register terbagi menjadi dua bagian yaitu : shift register SIPO

(Serial Input/Paralel Output) dan PISO (Paralel Input/Serial Output). Contoh

komponen yang mempunyai karakteristik SIPO adalah IC 74LS164 sedangkan IC

74LS165 merupakan komponen yang mempunyai karakteristik PISO. Shift

Register adalah sebuah komponen yang memiliki 2 serial input(A dan B), 8 bit

paralel output(QA-QH), Clear dan Clock. Shift Register berfungsi untuk

mengubah sebuah input data seri menjadi 8 buah output data paralel, sehingga

dapat menambah port output.

Karakteristik dari IC 74LS164 :

a. Jalur (enable/disable) input serial.

b. Memiliki bufferclock dan serial input secara lengkap.

c. Asynchronous.

d. Frekuensi clock 36 MHz.

e. Powerdissipation 80 mW.

Susunan pin input dan outputshift register untuk lebih jelasnya dapat dilihat

[image:38.595.93.512.289.651.2]

pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Pin IC Shift Register 74LS164 (Datasheet, National Semiconductor)

Cara kerja Shift Register adalah dengan menggeser data pada output

(39)

(QA) akan mengikuti input A dan B. Kaki Clear (aktif low) akan me’reset’

semua output (QA-QH) bila diberi sinyal low, jadi kaki clear harus selalu diberi

high bila tidak ingin me’resetShift Register. Cara kerja secara lengkap dari Shift

[image:39.595.92.510.238.523.2]

Register ditunjukkan pada tabel 2.8.

Tabel 2.8 Tabel kebenaran IC Shift Register(Datasheet, National Semiconductor)

Shift Register menggunakan beberapa buah Flip-flop yang digunakan

sebagai penyimpan informasi digital. Flip-flop tersebut dihubungkan sedemikian

rupa sehingga output Flip-flop yang satu terhubung pada input Flip-flop

berikutnya. Semua Flip-flop mendapat Clock Pulse yang sama, sehingga data

dapat digeser ke kiri atau ke kanan.

2.6 Transistor

Transistor TIP terdiri dari 2 jenis yaitu tipe pnp dan npn. Perbedaan dari

tipe npn dan pnp adalah pada arah aliran arus yang mengalir. Untuk tipe npn arah

aliran elektron mengalir ke dalam emitter dan ke luar ke basis dan collector, arus

konvensional emitter mengalir ke luar dari emitter, arus konvensional basis dan

(40)

pengimbang (complement) dari transistor npn. Perkataan pengimbang menentukan

bahwa semua tegangan dan arus berlawanan dengan pada transistor npn. Arah

arus emitter mengalir ke atas dan tegangan collector negatif. Kita dapat

mendefinisikan arah positif dari tegangan dan arus sebagai transistor npn yang

dibias forward. Karena itu tegangan dan arus dalam sebuah transistor pnp yang

dibias forward adalah negatif terhadap arah npn.

Dengan demikian transistor tipe pnp lebih banyak digunakan sebagai

driver pada LED, sedangkan transistor tipe npn lebih banyak digunakan sebagai

driver motor DC. Kedua jenis TIP tersebut mempunyai karakteristik pin out yang

sama dimana terdiri dari basis, emitter dan collector seperti terlihat pada Gambar

[image:40.595.95.508.297.518.2]

2.8.

Gambar 2.8 Pinout transistor TIP42

Karakteristik kerja dari transistor TIP42 yang digunakan dapat dilihat

(41)
[image:41.595.95.501.118.495.2]

Gambar 2.9 Karakteristik transistor TIP42

2.7 Octal Data Latch

Octal Data Latch merupakan komponen yang digunakan untuk menahan 8

bit data dalam waktu singkat dengan kecepatan tinggi, dan juga dapat digunakan

untuk memisahkan antara data dan alamat yang dikirimkan dari mikrokontroler.

IC 74HC573 dan IC 74HC373 mempunyai hasil keluaran yang sama persis,

perbedaan dari kedua IC adalah letak pin masukan dan keluaran. IC 74HC373

mempunyai letak pin masukan dan keluaran yang tidak berurutan, sehingga agak

sulit untuk menentukan antara pin masukan dan pin keluaran. Berbeda dengan IC

74HC573, susunan IC ini lebih terurut antara pin masukan dan keluarannya.

(42)
[image:42.595.264.365.87.211.2]

Gambar 2.10 Pinout 74HC573 (Datasheet, Philips Semiconductor)

Blok diagram dari IC 74HC573 disusun dari delapan buah komponen

D-flipflop. Susunan dari D-flipflop yang membentuk 74HC573 terlihat pada Gambar

2.11.

Gambar 2.11 Blok diagram IC 74HC573 (Datasheet, Philips Semiconductor)

Prinsip kerja yang digunakan adalah jika Latch Enable (LE) pada pin no

11 mempunyai nilai logika 1, maka data yang dikeluarkan melalui jalur keluaran

(O0 sampai O7) akan sama persis dengan data yang masuk pada jalur masukan

(D0 sampai dengan D7), namun jika nilai logika LE diubah menjadi 0, maka data

yang dikeluarkan melalui jalur keluaran adalah data keluaran sebelumnya.

Saat mikrokontoler mengirimkan alamat, maka sinyal ALE akan menahan

[image:42.595.95.506.321.528.2]
(43)

jika ALE bernilai 1 atau Port 0 berupa jalur data jika ALE bernilai 0. Hal ini

[image:43.595.94.507.186.532.2]

sesuai dengan Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Tabel kebenaran 74HC573 (Datasheet, Philips Semiconductor)

Octal data latch sangat sering digunakan, rangkaian ini memanfaatkan

impedansi dari 74HC573, jadi tegangan keluaran yang dikeluarkan oleh

mikrokontroler dapat terjaga dengan konstan. IC ini digunakan untuk menahan

data, karena terdapat jumlah yang tidak seimbang antara jumlah input dengan

jumlah output yang akan ditampilkan.

2.8 LED dot matrix

LED dot matrix sebenarnya adalah susunan dari beberapa jumlah LED

yang digabungkan menjadi satu dalam bentuk matrix. Jumlah LED dot matrix

tersedia berbagai macam ukuran dari 5x5, 5x7, 8x8, dan sebagainya. LED dot

matrix juga mempunyai bermacam warna yang dapat menyala seperti 1 warna, 2

warna dan RGB. Dalam LED dot matrix juga terdapat beberapa pin yang

digunakan untuk baris dan kolom matrix tersebut. Pada dot matrix dengan 3

warna sebenarnya adalah sebuah dot matrix yang terdiri dari 2 warna dan 1 warna

(44)

warna merah, hijau dan warna kombinasi oranye. Warna merah, biru dan dari

kombinasi kedua warna merah dan biru dan beberapa jenis display dot matrix 2

warna yang lainnya. Display dot matrix 2 warna mempunyai beberapa

karakteristik yang sama tergantung pada ukuran dari dot matrix itu sendiri, jumlah

common positif pada dot matrix 2 warna menunjukkan banyak baris sedangkan

common negatif dot matrix 2 warna mempunyai 2 pin setiap satu titik display dot

matrix yang merupakan sebagai pemilih warna (UNI, 2:2000).

Pin-pin pada kaki dot matrix berfungsi untuk mengendalikan tiap led dot

matrix. Terdapat pin yang berguna untuk koneksi ke baris maupun kolom. Untuk

lebih jelas koneksi pin mana yang terhubung ke baris atau kolom dapat dilihat

[image:44.595.89.509.298.621.2]

pada Gambar 2.12 dan Gambar 2.13 .

Gambar 2.12. Circuit pada led dot matrix 2 warna (Datasheet A-5880EG,

(45)
[image:45.595.98.508.84.531.2]

Gambar 2.13 Pin untuk led dot matrix 2 warna (Datasheet

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini

adalah studi kepustakaan dan melakukan percobaan. Dengan ini penulis berusaha

untuk mengumpulkan data, informasi serta materi–materi dasar yang bersifat

teoritis yang sesuai dengan permasalahan. Hal tersebut diperoleh dari buku, materi

kuliah, literatur melalui browsing di internet dan melakukan berbagai percobaan.

Dari data-data yang diperoleh penulis berusaha menerapkannya untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Pada sub bab ini akan membahas tentang perancangan sistem secara

keseluruhan dari penelitian ini, yaitu tentang perancangan perangkat keras dan

perangkat lunak. Keseluruhan sistem pada penelitian ini sesuai dengan blok

[image:46.595.92.529.302.666.2]

diagram pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Blok Diagram rangkaian keseluruhan. KOMPUTER

MAX 232 Converter

Mikrokontroler

Display

DOT MATRIK Driver Baris

Driver Kolom

(47)

3.1 Perancangan Perangkat Keras

Langkah selanjutnya dalam perancangan perangkat keras pada sistem

kalender digital menggunakan dot matrix ini adalah merealisasikan rangkaian

pada diagram diatas. Rangkaian-rangkaian yang akan direalisasikan adalah:

1. Rangkaian Minimum Sistem AT89S52.

2. Rangkaian Komunikasi Serial RS232.

3. Rangkaian Serial RTC DS1307.

4. Rangkaian Driver Baris (TIP42).

5. Rangkaian Shift Register 74LS164.

6. Rangkaian Display Dot Matrix.

Dalam perancangan perangkat lunak terdapat proses-proses sebagai

berikut: program utama, program interrupt serial, program konversi kalender .

3.1.1 Rangkaian Minimum Sistem AT89S52

Rangkaian mikrokontroler berfungsi sebagai pusat pengontrol dari

rangkaian Kalender Digital ini. Pada Tugas Akhir ini digunakan mikrokontroler

keluaran ATMEL yaitu Mikrokontroler AT89S52. Mikrokontroler ini mempunyai

40 pin dengan 4 jalur port yaitu Port 0, Port 1, Port 2, dan Port 3. Untuk

mengetahui lebih lanjut konfigurasi mikrokontroler sebagai pengendali sistem,

(48)

A10 A9 D0 5v Baris6 XTAL1 D4 Baris1 A11 XTAL2 Y 1

[image:48.595.98.487.85.498.2]

CRY STAL 11.0592Mhz 30pF SCL 30pF Baris7 XTAL1 U2 AT89S52 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 0 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P3.1/TXD P3.2/INT0 P3.3/INT1 P3.4/T0 P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD XTAL2 XTAL1 GN D P2.0/A8 P2.1/A9 P2.2/A10 P2.3/A11 P2.4/A12 P2.5/A13 P2.6/A14 P2.7/A15 PSEN ALE/PROG EA/VPP P0.7/AD7 P0.6/AD6 P0.5/AD5 P0.4/AD4 P0.3/AD3 P0.2/AD2 P0.1/AD1 P0.0/AD0 VCC P1.0/T2 P1.1/T2EX P1.2 P1.3 P1.4/SS P1.5/MOSI P1.6/MISO P1.7/SCK RST P3.0/RXD D3 D7 CLOCK Baris2 DATA SDA Baris8 RN2 R-PACK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 RN2 R-PACK 2 3 4 5 6 7 8 9 P3.0 Rx D6 Baris4 WE Baris3 D2 P3.1 Tx XTAL2 D5 A8 Baris5 OE D1 VCC

Gambar 3.2 Minimum sistem Mikrokontroler AT89S52

Pada skematik yang tecantum pada gambar 3.2 terdapat beberapa port

yang berhubungan dengan komponen yang lainnya. Port 0 dihubungkan dengan

komponen 74HC573 yang berfungsi sebagai penyangga data yang diterima dari

mikrokontroler. Port 1 terhubung dengan rangkaian driver baris. Pada port 1 ini

digunakan untuk melakukan scanning 8 baris. Port 3 (P3.4 dan P3.5)

masing-masing berfungsi sebagai input data dan input clock pada shift register. Pin RxD

dan TxD berfungsi sebagai penerima dan pengirim data serial ke komputer,

terhubung melalui MAX 232 sebagai konverter.

Pada rangkaian mikrokontroler ini, digunakan komponen XTAL 11,0592

Mhz yang terhubung pada pin XTAL1 dan XTAL2.

(49)

Penulis menggunakan rangkaian programmer yang terdiri dari sebuah IC

74LS244 yang berguna sebagai buffer dan kabel downloader dengan interface

DB25 yang terhubung pada port LPT1 pada komputer dalam melakukan proses

download program dalam format .HEX dari komputer ke mikrokontroler.

Sedangkan software yang digunakan adalah Atmel Microcontroller ISP Software.

Skematik kabel downloader yang digunakan untuk mendownload program ke

mikrokontroler seperti pada Gambar 3.3.

P2 CONNECTOR DB25 13 25 12 24 11 23 10 22 9 21 8 20 7 19 6 18 5 17 4 16 3 15 2 14 1 U11 74LS244 A1 2 A2 4 A3 6 A4 8 1OE 1

Y 1 18 Y 2 16 Y 3 14 Y 4 12

VC C 2 0 GN D 1 0 A5 11 A6 13 A7 15 A8 17

Y 5 9 Y 6 7 Y 7 5 Y 8 3

[image:49.595.92.506.285.504.2]

2OE 19 J1 HEADER 6 1 2 3 4 5 6

Gambar 3.3 Rangkaian kabel downloader pada port LPT

Setelah kabel downloader terhubung ke Port paralel pada PC melalui

DB25 dan terhubung ke mikrokontroler melalui konektor 6 pin. Tahap selanjutnya

adalah melakukan download program ke mikro. Penulis menggunakan software

(50)
[image:50.595.93.493.79.554.2]

Gambar 3.4 Atmel Microcontroller ISP Software

Konektor 6 pin pada Gambar 3.3 dihubungkan terlebih dahulu pada

Mikrokontroler AT89S52 jika akan melakukan proses download program.

Konektor yang terhubung ke mikro seperti pada Gambar 3.5.

TR

J2

downloader

1 2 3 4 5 6

MOSI

SCK MISO

[image:50.595.173.486.82.365.2]

RESET

Gambar 3.5 Konektor downloader pada Mikrokontroler

3.1.2 Rangkaian Komunikasi Serial RS232

Data yang diterima dari komputer melalui serial port adalah berupa

tegangan dengan standar RS-232, yaitu antara -3 sampai -25 Volt untuk kondisi

high dan +3 sampai +25 Volt untuk kondisi low. Sedangkan mikrokontroler

(51)

untuk kondisi low. MAX232 akan mengubah level tegangan RS-232 menjadi level

tegangan TTL agar dapat diolah oleh mikrokontroler. Demikian pula sebaliknya,

data yang dikirim mikrokontroler akan diubah ke level tegangan RS-232 agar

dapat diolah oleh komputer. Pengiriman data dari program visual di PC ke

mikrokontroler menggunakan komunikasi serial RS232. Diagram skematik dari

[image:51.595.93.508.255.506.2]

rangkaian serial terlihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Rangkaian skematik RS232

Penulis menggunakan komunikasi serial mode 1 dengan baudrate sebesar

9600 bps. Sehingga pengaturan register SCON dan register PCON adalah seperti

pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.

Tabel 3.1 Susunan bit dalam register SCON

SM0 SM1 SM2 REN TB8 RB8 TI RI

0 1 0 1 0 0 0 0

Dari tabel 3.1 maka SCON bernilai 0x50 dimana SM0 = 0 dan SM1 = 1

berarti menggunakan mode 1, sedangkan REN = 1 berarti mengaktifkan port

serial untuk menerima data.

(52)
[image:52.595.156.508.109.143.2]

Tabel 3.2 Susunan bit dalam register PCON

SMOD - - - GF1 GF0 PD IDL

0 0 0 0 0 0 0 0

Dari tabel 3.2 maka PCON bernilai 0 x 00,

3.1.3 Rangkaian Serial RTC DS1307

Real Time Clock DS1307 digunakan untuk merancang jam digital. RTC

ini berkomunikasi secara serial dengan mikrokontroler melalui kaki SDA (serial

data) dan SCL (serial clock). Pada rangkaian ini DS1307 beroperasi sebagai slave

dengan mengirimkan data waktu ke mikrontroler yang berfungsi sebagai master.

Konfigurasi dari pin RTC DS1307 yang digunakan dalam Tugas Akhir ini dapat

dilihat pada Gambar 3.7.

SDA

SCL

U45

DS1307

GN

D

4

SQW/OUT 7 SDA 5 X1

1

X2

2

SCL

6

VBAT

3

VCC

8

GND Y 3

32.768kHz

C1

100nF

BT2 CR2032 3V VCC

Gambar 3.7 Rangkaian Real Time Clock DS1307

3.1.4 Rangkaian Driver Baris (TIP42)

Pada rangkaian kontroler memiliki 8 pasang transistor yang berfungsi

sebagai driver baris. Dimana setiap pasang terdiri dari transistor 9013 dan TIP42.

Rangkaian driver baris terhubung ke Port 1 mikrokontroler dan ke baris dot

matrix. Agar lebih jelas mengenai uraian diatas, dapat dilihat skematik driver

[image:52.595.93.507.315.542.2]
(53)
[image:53.595.93.521.90.505.2]

VCC Q3 Q5A C9013 3 1 2 VCC Q11A C9013 3 1 2 R93 BRS 4 R93 Q6A C9013 3 1 2 Q3 R93 BARIS4 BARIS2 BRS 7 Q3 B1 Q11A C9013 3 1 2 VCC BRS 5 BRS 6 VCC Q3 BARIS3 R93 BARIS1 Q11A C9013 3 1 2 BARIS7 VCC Q3 BRS 2 R93 VCC BARIS5 BRS 1 Q11A C9013 3 1 2 BARIS8 R93 BARIS6 R93 VCC BRS 3 VCC Q11A C9013 3 1 2 Q4A C9013 3 1 2 B1 R93 Q3 B1 BRS 8 Q3 Q3

Gambar 3.8 Rangkaian driver baris transistor TIP42

Output dari mikrokontroler tidak cukup kuat untuk menyalakan satu baris

led dot matrix yang terdiri atas 288 led. Dibutuhkan transistor yang berdaya besar

untuk memperkuat arus dari mikrokontroler agar dapat menyalakan atau

mematikan tiap baris led dot matrix.

Penulis menggunakan 2 buah transistor PNP tipe TIP42 dan 9013 yang

dirangkai seperti pada gambar 3.8. Transistor berfungsi sebagai saklar untuk

menyalakan atau mematikan tiap baris dari led dot matrix. Display dot matrix

terdiri dari 8 baris led sehingga digunakan 8 pasang rangkaian dengan setiap

pasang transistor terhubung ke Port P1.0 sampai Port 1.7.

Pin basis pada TIP42 terhubung ke mikrokontroler, pin collector sebagai

output yang terhubung ke pin baris pada led dot matrix, sedangkan pin emitter

terhubung pada tegangan 5V. Rangkaian driver ini mempunyai karakteristik akan

(54)

transistor 9013 akan ON, tegangan di kolektor akan menjadi 0 V dan transistor

TIP42 akan OFF, sehingga baris led akan mati. Sebaliknya jika output

mikrokontroler low, maka transistor 9013 akan OFF, tegangan di kolektor 9013

akan menjadi 12 V dan transistor TIP42 akan ON sehingga baris led akan hidup.

3.1.5 Rangkaian Shift Register 74LS164

Rangkaian shift register digunakan sebagai driver kolom pada display dot

matrix. Input pada IC shift register berupa data, clock dan clear dimana

masing-masing terhubung ke Port P3.4, Port P3.5 dan VCC dari mikrokontroler. Output

shift register terhubung pada kolom display dot matrix. Agar lebih jelas tentang

konfigurasi pin dari IC 74LS164, dapat dilihat skematik rangkaian pada Gambar

[image:54.595.90.510.313.647.2]

3.9. H5 H7 H8 H21 H23 H24 H17 H18 H19 H22 H20 H13 H15 H16 H9 H10 H11 H12 H14 H29 H31 H32 H33 H25 H26 H27 H28 H30 U16 74LS164 A 1 B 2 CLK 8 CLR 9 QA 3 QB 4 QC 5 QD 6 QE 10 QF 11 QG 12 QH 13 VC C 1 4 GN D 7 H24 C6 DATA H16 H8 CLK VCC CLK VCC CLK VCC R28 R25 R26 R27 R32 R29 R30 R31 DATA CLK VCC U16 74LS164 A 1 B 2 CLK 8 CLR 9 QA 3 QB 4 QC 5 QD 6 QE 10 QF 11 QG 12 QH 13 VC C 1 4 GN D 7 C6 R4 R1 R2 R3 R8 R5 R6 R7 U16 74LS164 A 1 B 2 CLK 8 CLR 9 QA 3 QB 4 QC 5 QD 6 QE 10 QF 11 QG 12 QH 13 VC C 1 4 GN D 7 C6 R12 R9 R10 R11 R16 R13 R14 R15 VCC CLK U16 74LS164 A 1 B 2 CLK 8 CLR 9 QA 3 QB 4 QC 5 QD 6 QE 10 QF 11 QG 12 QH 13 VC C 1 4 GN D 7 C6 R20 R17 R18 R19 R24 R21 R22 R23 H3 H2 H4 H1 H6

Gambar 3.9 Rangkaian ShiftRegister 74LS164

Pada rangkaian display dot matrix terdiri dari 288 kolom sehingga

(55)

Register digunakan untuk mengatasi masalah ini, dimana cukup dipakai 3 output

dari mikrokontroler untuk mengatur seluruh 288 kolom led.

Shift Register mempunyai 2 input A dan B yang terhubung oleh gerbang

and’, kedua input ini dihubungkan jadi satu dan dihubungkan ke Port P3.5 dari

mikrokontroler. Output dan Shift Register hanya ada 8 (QA-QH) jadi dipakai 36

buah Shift Register untuk mengatur 288 kolom LED. Output terakhir dari Shift

Register (QH) dihubungkan ke input Shift Register yang berikutnya agar semua

data dapat digeser oleh Shift Register. Semua kaki Clock dari Shift Register

terhubung ke Port P3.4 dan semua kaki Clear terhubung ke VCC agar semua Shift

Register berjalan secara sinkron.Rangkaian ini menggunakan sistem SIPO (Serial

Input Parallel Output).

3.1.6 Rangkaian Display Dot Matrix

Dalam perancangan kalender digital dengan dotmatrix ini, ukuran display

yang digunakan 48x48, dimana mikrokontroler mempunyai display ukuran 8x288.

Pola display tidak memanjang tetapi berbentuk persegi, karena dot matrix yang

disusun ke bawah secara rapat sehingga membentuk suatu display dot matrix

ukuran 48x48. Maksud dari rangkaian display dot matrix diperjelas melalui

(56)
[image:56.595.218.461.88.263.2]

H30 J2 DOT MATRIX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 J3 DOT MATRIX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 J4 DOT MATRIX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 J5 DOT MATRIX 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 H1 H2 BRS1 BRS3 H3 BRS2 BRS4 H4 H29 BRS5 BRS7 H31 BRS6 BRS8 H32 BRS1 H9 H11 BRS2 H10 H12 BRS3 BRS4 H13 H14 BRS5 BRS7 H15 BRS6 BRS8 H16 BRS5 H5 H7 BRS6 H6 H8 BRS7 BRS8 H25 BRS1 H27 BRS2 H26 H28 BRS3 BRS4 H17 BRS1 H19 BRS2 H18 H20 BRS3 BRS4 H21 BRS5 H23 BRS6 H22 H24 BRS7 BRS8

Gambar 3.10. Rangkaian display dot matrix

3.1 Perancangan Perangkat Lunak

Dalam perancangan perangkat lunak dibagi atas 2 jenis : perancangan

perangkat lunak pada komputer dan perancangan perangkat lunak pada

mikrokontroler.

3.2.1 Perangkat Lunak pada Komputer

Perancangan perangkat lunak pada komputer berfungsi sebagai interface

dan digunakan dal

Gambar

Gambar 2.4   Pin DS1307 (DALLAS Semiconductor, www.maxim-ic.com)
Gambar 2.5  Kondisi Sinyal START dan STOP (www.new.indorenesas.com)
Gambar 2.6  Kondisi Sinyal Acknowledge (www.new.indorenesas.com)
Gambar 2.7 Pin IC Shift Register 74LS164 (Datasheet, National Semiconductor)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem yang dibuat sudah berhasil untuk menampilkan waktu dengan baik. Hasil terbaik dari penampilan karakter yaitu dengan hanya

Pengujian sistem menggunakan metode black-box dengan hasil sistem berjalan baik sesuai fungsinya. Penilaian terhadap sistem dilakukan dengan menyebarkan kuisioner

Pengujian sistem yang telah dilakukan saat implementasi sistem berjalan dengan baik, ditunjukkan dengan tidak adanya error pada sistem tersebut. Data yang di input

Berdasarkan analisis kinerja pengujian sistem secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian suhu pada alat fermentasi susu dapat berjalan

Berdasarkan pengujian sistem menggunakan metode Black Box , maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem sudah berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi yang diharapkan dan

Dari hasil pengujian dan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaturan besaran sudut flap sayap pesawat terbang menggunakan PLCmikro berbasis PIC16F877A telah berhasil

Pengujian sistem menggunakan metode black-box dengan hasil sistem berjalan baik sesuai fungsinya. Penilaian terhadap sistem dilakukan dengan menyebarkan kuisioner

Dari pengujian didapatkan bahwa program berhasil berjalan baik dengan alur programnya dengan penerapan algoritma fuzzy dimana hasil yang didapat nilai luasan cat = 13