ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Laporan Pratikum Unit IX
B
B
o
o
o
o
s
s
t
t
C
C
o
o
n
n
v
v
e
e
r
r
t
t
e
e
r
r
1. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
Memahami prinsip kerja dari Boost Converter.
Merancang dan membuat rangkaian Boost Converter.
2. Dasar Teori
Rangkaian Boost bisa menghasilkan tegangan keluaran yang lebih tinggi
dibanding tegangan masukannya (penaik tegangan). Skema konverter ini diperlihatkan
di Gambar.1. Jika saklar MOSFET ditutup maka arus diinduktor akan naik (energi
tersimpan di induktor naik). Saat saklar dibuka maka arus induktor akan mengalir
menuju beban melewati dioda (energi tersimpan diinduktor turun). Rasio antara
tegangan keluaran terhadap tegangan masukan konverter sebanding dengan rasio antara
periode penyaklaran dan waktu pembukaan saklar. Ciri khas utama konverter ini adalah
bisa menghasilkan arus masukan yang kontinyu. Pada saat ini, rangakaian boost banyak
dipakai dalam penyearah yang mempunyai faktor-daya satu seperti terlihat di
Gambar.2. Pada rangkaian ini, saklar dikendalikan sedemikian rupa sehingga
gelombang arus induktor mempunyai bentuk seperti bentuk gelombang sinusoidal yang
disearahkan. Dengan cara ini, arus masukan penyearah akan mempunyai bentuk
mendekati sinusoidal dengan faktor-daya sama dengan satu. Pengendali konverter
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Gambar. 1 Rangkaian Konverter Boost
Gambar. 2 Rangkaian Penyearah dengan faktor daya satu
Konverter jenis ini dapat juga diistilahkan sebagai konverter penaik tegangan
atau juga disebut sebagai step up converter. Alasan disebut demikian ialah, konverter
jenis ini mampu untuk menaikkan tegangan masukan. Meskipun Konverter jenis ini
mampu untuk menaikkan tegangan , namun juga harus mengikuti aturan dari boost
converter tersebut, yaitu dengan mengatur Duty Cycle (D) / siklus kerja.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk mengaktifkan elektronic switch
MOSFET, pada dasarnya ialah dengan menggunakan Pulsed Width Modulation (PWM)
dimana pengaturan PWM ini sendiri sangat terkait dengan duty cycle / siklus kerja (D).
Persamaan berikut ini menunjukkan persamaan duty cycle (D)
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
3. Alat dan Bahan
Pada pratikum ini menggunakan alat dan bahan sebagai berikut
Mosfet IRF540n
IC IRS2186
Dioda 1N4002
Kapasitor 2,2 uF
Kapasitor 100 nF
Kapasitor 47 uF
Induktor
Resistor 68 ohm
Obeng + -
Kabel Jumper
Multimeter
Osciloscope
Power Supply
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
4. Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 1 ( Rangkaian Boost Converter).
2. Aktifkan power supply kemudian atur tegangan Vcc = 10Vdc dan Vs = 6Vdc
3. Aktifkan function generator, kemudian atur function generator dengan amplitudo =
2,5; frekuensi (2 kHz, 10 kHz dan 50kHz); offset = 1,5 Volt ; impedansi = High Z
dan Duty cycle berdasarkan pada tabel 1
4. Amati bentuk gelombang yang dihasilkan oleh Buck Converter
5. Ukur nilai tegangan luaran, arus masukkan dan arus setelah terpasang dengan
beban.
6. Ulangi langkah-langkah diatas berdasarkan duty cycle pada tabel 1.
7. Catat hasil pengamatan pada tabel dibawah ini.
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
6. Wiring Gambar
Gambar 4. Wiring rangkaian Boost Konverter
7. Gambar Gelombang
Bentuk gelombang Frekuensi 2 Khz
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Gambar 7. Duty cycle 40% Gambar 8. Duty cycle 50%
Gambar 9. Duty cycle 60% Gambar 10. Duty cycle 70%
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Bentuk gelombang Frekuensi 10 Khz
Gambar 12. Duty cycle 20% Gambar 13. Duty cycle 30%
Gambar 14. Duty cycle 40% Gambar 15. Duty cycle 50%
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Gambar 18. Duty cycle 80%
Bentuk gelombang Frekuensi 50 Khz
Gambar 19. Duty cycle 20% Gambar 20. Duty cycle 30%
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Gambar 23. Duty cycle 60% Gambar 24. Duty cycle 70%
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
8. Analisa
1. Perhitungan dengan menggunakan data teori:
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
30% 10 kHz 6 0.122449 0.7346939 0.7346939
c. Hitunglah effisiensi !
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
60% 50 kHz 6 0.375 2.25 2.25 100
2. Perbandingan hasil teori dan praktek
a. Hitunglah persentase error dari Vo!
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
b. Hitunglah persentase error dari P dan S!
Duty
3. Buatlah Grafik Tegangan Output terhadap dutycycle, untuk setiap frekuensi
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Duty Cycle
Frekuensi Vout
Praktek
(kHz) (Volt)
20% 10 kHz 6
30% 10 kHz 6.83
40% 10 kHz 7.88
50% 10 kHz 9.18
60% 10 kHz 10.9
70% 10 kHz 12.8
80% 10 kHz 13.5
Duty Cycle
Frekuensi Vout
Praktek
(kHz) (Volt)
20% 50 kHz 5.73
30% 50 kHz 6.64
40% 50 kHz 7.52
50% 50 kHz 8.57
60% 50 kHz 9.77
70% 50 kHz 10.3
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip kerja Boost Converter ?
Konverter jenis ini dapat juga diistilahkan sebagai konverter penaik tegangan atau
juga disebut sebagai step up converter. Alasan disebut demikian ialah, konverter jenis ini
mampu untuk menaikkan tegangan masukan. Meskipun Konverter jenis ini mampu
untuk menaikkan tegangan , namun juga harus mengikuti aturan dari boost converter
tersebut, yaitu dengan mengatur Duty Cycle (D) / siklus kerja.
Prinsip kerja dari rangkaian boost converter adalah ketika kondisi mosfet on atau
menyala, maka siklus tegangan DC atau input akan mengalir ke induktor. Sehingga
mosfet bertindak sebagai konduktor dan tidak ada tegangan yang mengalir pada dioda.
Sedangkan saat kondisi mosfet off atau terputus menyebabkan tegangan DC yang ada
pada induktor akan diteruskan menuju beban (R) melalui dioda. Perlu di ketahui bahwa
proses on dan off ini membutuhkan waktu yang sangat cepat sekali, sehingga
mendapatkan hasil yang diharapkan.
2. Jelaskan pengaruh dari frekuensi switching pada boost converter?
Menambahkan banyaknya pulsa dari penyearah atau meninggikan frekuensi
switching biasanya dilakukan untuk mengurangi besarnya nilai pasif filter yang
dibutuhkan. Menambah/meninggikan frekuensi swiching saklar maka riak arus yang
dihasilkan pada sisi keluaran akan semakin kecil. Hal ini berarti dengan menaikan
frekuensi swiching sistem filter yang dibutuhkan untuk meminimisasi riak semakin kecil
pula. Pada saat interval DT dari periode pensaklaran, saklar yang tertutup
menyambungkan induktor ke negatif catu daya dan arus mengalir. Arus induktor
meningkat dan energi disimpan pada induktor. Dioda dibias mundur sehingga tidak ada
arus induktor yang mengalir ke beban dan dioda ini menjadi pemisah dari bagian
keluaran. Kemudian saat saklar terbuka, bagian keluaran menerima energi dari induktor
ELEKTRONIKA DAYA / MK- 4307
Tugas 9/ 25-12-2014 Puji Iswandi 4211301025 Mekatronika 3A
Kesimpulan
Boost converter adalah konverter DC- DC jenis penaik tegangan atau step up.
Konverter boost mampu menghasilkan nilai tegangan output yang lebih besar dari tegangan
input tanpa membutuhkan transformator. Switching converter terdiri dari kapasitor, induktor
dan saklar. Semua komponen diasumsikan tidak mengkonsumsi daya, sehingga dapat
mencapai efisiensi yang tinggi. Untuk saklar digunakan komponen semikonduktor.
Biasanya menggunakan MOSFET. Komponen tersebut terbuka dan tertutup seperti saklar
dengan memberikan sinyal gelombang kotak ke kaki gate.
Jika komponen semikonduktor berada pada kondisi mati, arus yang mengalir adalah
nol dan konsumsi daya juga nol. Jika komponen tersebut berada pada kondisi hidup,
tegangan jatuh diantaranya akan mendekati nol sehinggan konsumsi dayanya akan sangat
kecil. Selama digunakan sebagai converter, komponen saklar akan bekerja pada frekuensi
konstan f dengan on-time DT dimana periode T adalah 1/f. D adalah siklus kerja atau duty
cycle.
Pada saat interval DT dari periode pensaklaran, saklar yang tertutup
menyambungkan induktor ke negatif catu daya dan arus mengalir. Arus induktor meningkat
dan energi disimpan pada induktor. Dioda dibias mundur sehingga tidak ada arus induktor
yang mengalir ke beban dan dioda ini menjadi pemisah dari bagian keluaran. Kemudian saat