• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE KUNJUNGAN PERTAMA (K1) PADA IBU HAMIL

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN KOTA TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

Sri Esti Wulandari

1112104000018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengam ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2016

(3)

iii

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2016

Sri Esti Wulandari , NIM: 1112104000018

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

xviii + 68 halaman + 10 tabel + 2 bagan + 6 lampiran ABSTRAK

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. AKI sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Develompment Goals (SDGs) merupakan langkah lanjutan dan perkembangan dari MDGs. Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2030. Berdasarkan Rencana Startegis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 Pembangunan Kesehatan status awal Angka Kematian Ibu adalah 346/100.000 kelahiran hidup dimana target yang diharapkan di tahun 2019 adalah 306/100.000 kelahiran hidup. WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat persalinannya. Kasus kematian pada ibu dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta melakukan persalinan ke pelayanan kesehatan.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Pisangan yang berjumlah 50 orang dengan cara purposive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi square dan uji Fisher. Hasil analisis menunjukkan (variabel dependent) kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan tidak berhubungan dengan (variabel independent) pendidikan (p=0,377), pekerjaan (p=0,767), pengetahuan (p=0,5333) dan dukungan keluarga (p=0,757).

Kata Kunci : Antenatal Care, Kunjungan Pertama.

(4)

iv

SYARIF HIDAYATULLAH ISLAMIC STATE UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, Juny 2016

Sri Esti Wulandari, NIM: 1112104000018

xviii + 68 pages + 10 tables + 2 schemes + 6 attachments

Factors Associated With Antenatal Care First Visit (K1) On Pregnant Women In Working Area of Health Center Pisangan City South Tangerang

ABSTRACT

Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indicator to see women’s health

status review. The MMR has fallen but still far from the MDGs targets in year

2015. This condition probably caused by inadequate quality of maternal health

services, unhealthy pregnancy mother and other determinant factors. Sustainable Develompment Goals (SDGs) is continue program and development of MDGs. One of the purpose of SDGs that on the 3rd purpose is ensure healthy life and promote well-being for all at all ages by reduce maternal mortality rasio less than 70.000/100.000 live births until 2030. According to the development of Health conducted by the Ministry of Health in 2015, initial status on Maternal Mortality Rate ( MMR) was 346 / 100,000 live births, and the expected target in 2019 is 306 / 100,000 live births. WHO summarize some factors that can make mothers avoid in receiving or searching for health care wether during their pregnancy or during giving birth. The maternal mortality can be prevent by doing an effective antenatal care continuously and doing giving birth at health care services.

This research was an analytic research with cross sectional approach. The samples were all pregnant women who visited the health center Pisangan, total sample was 50 people, obtained by purposive sampling techniques. Tool data collection using questionnaires. Data analysis using Chi -square and Fisher's exact test . The analysis result ( the dependent variable ) first antenatal visits was not related with ( independent variable ) education ( p = 0.377 ) , occupation ( p = 0.767 ) , knowledge ( p = 0.5333 ) and family support ( p = 0.757 ).

Keywords : Antenatal Care, First Visit.

(5)

v

Skripsi dengan judul

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

Kota Tangerang Selatan

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keparawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh Sri Esti Wulandari

1112104000018

Pembimbing I Pembimbing II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016

Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat NIP. 19801119 201101 2 006

(6)

vi

Skripsi dengan judul

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

Kota Tangerang Selatan

Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan penguji oleh: SRI ESTI WULANDARI

NIM: 1112104000018

Pembimbing I Pembimbing II

Penguji I Penguji II

Penguji III Penguji IV

Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat NIP. 19801119 201101 2 006

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., M.KM NIP. 19790520 200901 1 012

Karyadi, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, Ph.D NIP. 19710903 200501 1 007 Yenita Agus, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, PhD

NIP. 19720608 2000604 2 001

Puspita Palupi, M. Kep, Ns. Sp. Kep. Mat NIP. 19801119 201101 2 006

(7)

vii

Skripsi dengan judul

Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

Kota Tangerang Selatan

Disusun oleh : Sri Esti Wulandari

1112104000018

Jakarta, Juni 2016

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp., MSc NIP. 19790210 200501 2 002

(8)

viii Telepon : 085716139529

Email : Whinotest@gmail.com Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Dasar Negeri 07 Jakarta (2000 – 2006)

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 168 Jakarta (2006 – 2009) 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 76 Jakarta (2009 – 2012)

4. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Ilmu Keperawatan Program Strata Pertama (2012 – 2017)

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota PRAMUKA Aktif Periode 2005 - 2009

2. Anggota OSIS SMP N 168 JAKARTA Periode 2007-2009 3. Ketua Paduan Suara SMA N 76 JAKARTA Periode 2009-2011

4. Sekretaris Karya Ilmiah Remaja SMA N 76 JAKARTA Periode 2010 – 2011

5. Pengurus Ikatan Alumni SMA N 76 JAKARTA Periode 2013- Sekarang 6. Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FKIK UIN JAKARTA Periode

2012-2014

(9)

ix Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada peneliti, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan”.

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana keperawatan (S.Kep), untuk menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang peneliti peroleh selama kuliah

Peneliti menyadari bahwa penyajian karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran yang bertujuan untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya tulis ilmiah ini tentunya tidak akan selesai, tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Maulina Handayani, S.Kp.,MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

3. Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

4. Ns.Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan kepada peneliti.

5. Ns. Puspita Palupi. S.Kep., Sp.Kmat selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti.

(10)

x

telah diberikan kepada peneliti selama ini. Semoga kebaikan dan pengorbanan kalian tidak akan sia-sia dan akan dibalas oleh Allah SWT. Semoga peneliti dapat menjadi seperti apa yang kalian harapkan. Amin. 8. Orang terdekat (Yogi Suprapto) yang selalu memberikan dukungan dan

doa serta semangat untuk peneliti. Semoga kebaikan dan pengorbanan mu tidak akan sia-sia dan akan dibalas oleh Allah SWT. Amin.

9. Teman-teman PSIK 2012 yang tercinta yang telah memberikan masukan, bantuan serta telah bersama-sama dalam menyelesaikan proses penelitian ini.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya.

Peneliti menyadari dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu peneliti mengaharapkan saran dari berbagai pihak semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusunan khususnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, Juni 2016

(11)

xi

C. Pertanyaan Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 11

A. Konsep Kehamilan ... 11

1.Pengertian kehamilan ... 11

2.Perubahan fisik pada saat kehamilan. ... 12

B. Konsep Antenatal Care ... 12

1.Pelayanan Antenatal ... 12

a. Pengertian Pelayanan Antenatal... 12

b. Tujuan Antenatal Care (ANC) ... 13

2.Kunjungan Antenatal Care ... 14

3.Standar Pelayanan Antenatal ... 15

(12)

xii

F. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care ... 23

1. Pekerjaan Ibu ... 23

2. Pendidikan... 24

3. Pengetahuan ... 25

4. Dukungan Keluarga ... 26

G. Kerangka Teori ... 28

BAB III KERANGKA TEORI DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 29

A. Kerangka Konsep ... 29

B. Hipotesis ... 30

C. Definisi Operasional... 31

BAB IV METODE PENELITIAN ... 33

A. Desain Penelitan ... 33

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 33

D. Pengumpulan Data ... 36

E. Instrumen Penelitian... 37

F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

G. Etika Penelitian ... 40

H. Prosedur Pengolahan Data ... 41

I. Teknik Analisa Data ... 43

BAB VHASIL PENELITIAN ... 44

A. Hasil Analisis Univariat ... 44

1.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

2.Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 44

3.Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45

4.Gambaran Pengetahuan... 45

5.Gambaran Dukungan Keluarga ... 46

6.Gambaran Kunjungan ANC K1 ... 46

7.Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 ... 47

(13)

xiii

2.Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ... 51

3.Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ... 52

4.Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ... 53

BAB VI PEMBAHASAN ... 54

A. Analisis Univariat ... 54

1.Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

2.Gambaran Reponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55

3.Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 55

4.Gambaran Responden Berdasarkan Pengetahuan ... 56

5.Gambaran Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga ... 56

6.Gambaran Kunjungan ANC K1 ... 57

7.Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1 ... 57

B. Analisis Bivariat ... 58

1.Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ... 58

2.Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ... 60

3.Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ... 61

4.Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC ... 62

C. Keterbatasan Penelitian ... 63

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran... 67 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

ANC : Antenatal Care

BPS : Badan Pusat Statistik Depkes : Departemen Kesehatan KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

Litbangkes : Penelitian dan Pengembangan Kesehatan MDGs : Millenium Development Goals

SDGs : Sustainable Development Goals Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

(15)

xv

Tabel 3.1 : Definisi Operasional 31

Tabel 5.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 44

Tabel 5.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 44

Tabel 5.3 : Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 45

Tabel 5.4 : Gambaran Pengetahuan 45

Tabel 5.5 : Gambaran Dukungan Keluarga 46

Tabel 5.6 : Gambaran Kunjungan ANC 46

Tabel 5.7 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan 47

ANC Berdasarkan Paritas Tabel 5.7.1 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan 47

ANC Berdasarkan Usia Hamil Tabel 5.8 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan 48

ANC Berdasarkan Paritas Tabel 5.8.1 : Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan 49

ANC Berdasarkan Usia Hamil Tabel 5.9 : Hubungan Faktor Pendidikan Terhadap 50

Kunjungan Pertama (K1) ANC Tabel 5.10 : Hubungan Faktor Pekerjaan Terhadap 51

Kunjungan Pertama (K1) ANC Tabel 5.11 : Hubungan Faktor Pengetahuan Terhadap 52

Kunjungan Pertama (K1) ANC Tabel 5.12 : Hubungan Faktor Dukungan Keluarga Tehadap 53

(16)

xvi

(17)

xvii Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden Lampiran 2. Kuisioner Penelitian.

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat menurut World Heatlh Organization (WHO) adalah suatu keadaan konsisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yakni meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu (Amiruddin, 2014).

Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik (Depkes RI, 2015).

(19)

(United Nations). Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah

memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2030. Target tersebut merupakan target yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk ikut serta mengurangi AKI di Indonesia ( Infid, 2015).

Berdasarkan Rencana Startegis (Renstra) Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 Pembangunan Kesehatan status awal Angka Kematian Ibu adalah 346/100.000 kelahiran hidup dimana target yang diharapkan di tahun 2019 adalah 306/100.000 kelahiran hidup. Target tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi Indonesia dalam mengurangi Angka Kematian Ibu dalam mengurangi AKI dengan target oleh SGDs yakni 70/100.000 kelahiran hidup hingga tahun 2030 (Depkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Banten pada tahun 2011 adalah 168,8 /100.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan angka kematian ibu di tahun 2010 yang mencapai 191/100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2011). Penurunan angka ini masih belum bisa untuk mengurangi AKI di kota Tangerang Selatan dengan jumlah kematian ibu hamil paling banyak dari pada wilayah lain di provinsi Banten yakni mencapai 511 orang di tahun 2012 dengan jumlah kematian terbanyak pada ibu hamil di usia kurang dari 20 tahun sedangkan di kabupaten lain di wilayah provinsi Banten jumlah kematian ibu kurang dari 30 org di tahun 2012 (Profil Kesehatan Banten, 2012).

(20)

pada tahun 2013, cakupan K1 di wilayah Tangerang Selatan yakni yakni 99,21 % dan ditahun 2014 cakupan K1 di wilayah Tangerang Selatan menjadi 98,95%.

Penyebab dari kematian maternal dapat dibagi dalam beberapa masalah, antara lain masalah reproduksi, komplikasi obstetric, pelayanan kesehatan, sosial ekonomi dan budaya dan sebagainya. Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Demikian juga dengan ibu hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut (Manuaba, 2012).

(21)

beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai semua petugas kesehatan pemerintah, (8) ibu dan/atau anggota keluarga tidak mampu membayar atau tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan (Depkes RI, 2005b).

WHO merangkum beberapa faktor yang dapat mencegah ibu dalam menerima atau mencari perawatan selama kehamilannya maupun saat persalinannya, yakni kemiskinan, kurangnya informasi, pelayanan inadekuat, serta budaya (WHO, 2012). Jika dilakukan penelusuran lebih dalam, etiologi lain yang menyebabkan kematian ibu secara tidak langsung yakni rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil, akibat masih adanya hambatan informasi, hambatan sosial-budaya, hambatan ekonomi dan hambatan geografis dalam menjaga kesehatan ibu hamil. Dengan dilakukannya kunjungan pelayanan antenatal yang berkualitas, komplikasi kehamilan dapat diketahui secara dini sehingga dapat langsung ditangani (Depkes RI, 2007).

Upaya Safe Motherhood merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat. Safe Motherhood di Indonesia diterjemahkan sebagai upaya kesejahteraan/keselamatan ibu. Safe Motherhood memiliki Empat Pilar utama yaitu: 1) Keluarga Berencana, 2) Pelayanan Antenatal Care (ANC), 3) persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric

essensi/emergensi. Pilar yang kedua yaitu pelayanan antenatal care yang bertujuan

utamanya mencegah komplikasi obstetric dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Prawiharjo, 2010).

(22)

kesehatan. Pelayanan antenatal terpadu atau dengan istilah Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes RI, 2007).

WHO mencetuskan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan faktor terpenting didalam pelayanan kesehatan ibu dan direkomendasikan untuk masuk sebagai komponen penting pada program kesehatan masyarakat, khususnya program kesehatan ibu dan anak di berbagai Negara. WHO juga menyatakan bahwa pemeriksaan kehamilan mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan karena merupakan momentum paling tepat untuk mendeteksi secara dini kelainan atau penyakit oleh ibu hamil ataupun janinnya sehingga intervensi berupa tindakan pencegahan dan pengobatan dapat dilakukan seawal mungkin.

Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali kunjungan pada saat usia kehamilan memasuki trimester pertama, satu kali kunjungan pada trimester kedua, dan dua kali kunjungan pada saat memasuki trimester ketiga dengan catatan kehamilan berlangsung normal (Salmah, dkk, 2006). Pelayanan antenatal dapat diperoleh pada waktu pelaksanaan posyandu oleh bidan, ditempat dokter atau bidan praktek swasta, dirumah bersalin dan di poliklinik KIA rumah sakit (RISKESDAS, 2013).

(23)

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Pisangan dengan melalui wawancara kepada 10 ibu hamil didapatkan bahwa angka kesadaran ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC K1 sudah cukup baik, dan 6 dari 10 ibu hamil yang artinya sama dengan 60% ibu mengatakan tidak melakukan pemeriksaan pada saat trimester pertama dikarenakan ketidaktahuannya akan gejala-gejala yang muncul ketika seorang wanita sedang hamil, 20% ibu dengan suami yang memberi dukungan masih belum memanfaatkan pemeriksaan antenatal pada trimester pertama, dan 7 dari 10 ibu hamil mengatakan belum mengetahui apa saja komplikasi yang dapat terjadi apabila ibu tidak melakukan pemeriksaan antenatal trimester pertama sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Adapun ada berbagai faktor yang mempengaruhi ibu dalam melakukan kunjungan ANC, yaitu faktor pekerjaan ibu, tingkat pendidikan, pengetahuan ibu dan keluarga.

Berdasarkan berbagai fakta yang telah dipaparkan mengenai manfaat pemeriksaan ANC serta faktor-faktor yang mempengaruhi status kelengkapan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai “Faktor - Faktor

yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Kunjungan Pertama (K1) Pada Ibu Hamil”.

(24)

B. Rumusan Masalah

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik (Depkes RI, 2015).

Salah satu tujuan dari SDGs yakni pada tujuan ketiga adalah memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dengan mengurangi rasio angka kematian ibu menjadi kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2030. Target tersebut merupakan target yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk ikut serta mengurangi AKI di Indonesia ( Infid, 2015).

(25)

kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut (Manuaba, 2012).

Kasus kematian pada ibu dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin dan efektif (Antenatal Care) serta melakukan persalinan ke pelayanan kesehatan. Pelayanan antenatal terpadu atau dengan istilah Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil yang bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan/gangguan/penyakit yang diderita oleh ibu hamil (Kemenkes RI, 2007).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai “Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan

Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama Pada Ibu Hamil”.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?

2. Bagaimana gambaran kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?

3. Bagaimana gambaran pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?

(26)

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?

b. Mengetahui gambaran kunjungan pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?

c. Mengetahui gambaran pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?

d. Mengetahui hubungan antara pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemeriksaan kehamilan K1 di wilayah kerja Puskesmas Pisangan?

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

(27)

2. Bagi Pelayanan Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dalam kesehatan maternal, resiko bahaya kehamilan persalinan dan meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan terutama terkait kelengkapan pemeriksaan antenatal care.

3. Bagi tenaga keperawatan dan pelaksana antenatal

Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan perencanaan keperawatan maternitas dan komunitas tentang pemeriksaan kehamilan yakni antenatal care serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan tersebut

F. Ruang Lingkup Penelitian

(28)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010)

Kehamilan merupakan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang trjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai usia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Muhimah dan Safe’I, 2010).

(29)

2. Perubahan fisik pada saat kehamilan.

Perubahan pada tubuh ibu hamil di bagi berdasarkan trimester (Depkes, 2007) yaitu :

a. Trimester pertama

Tanda-tanda fisik yang kadang terjadi pada ibu hamil adalah perdarahan

sedikit (spoting) sekitar 11 hari dengan merasa lelah, sering kencing, mual muntah serta kenaikan berat badan.

b. Trimester kedua

Uterus akan terus membesar, payudara akan mulai mengeluarkan kolostrum, mulai merasakan gerakan janin, dan tampak perubahan pada kulit seperti cloasma atau linea nigra.

c. Trimester ketiga

Pembesaran uterus bertambah, payudara terasa penuh dan lunak, sering kencing, tidur terasa sulit dan mulai terasa his palsu.

B. Konsep Antenatal Care

1. Pelayanan Antenatal

a. Pengertian Pelayanan Antenatal

Antenatal care adalah merupakan cara penting untuk

(30)

merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawiharjo,2006).

Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya antenatal dikenal dengan 7T (Depkes RI, 2007) yang terdiri atas :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukur tekanan darah

3. Ukur tinggi fundus uteri 4. Pemberian imunisasi tetanus

5. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan 6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual

7. Temu wicara (konseling)

b. Tujuan Antenatal Care (ANC)

(31)

memberikan ASI secara eksklusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal, mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal, mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin, pelayanan antenatal lengkap.

2. Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan atau asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh infomrasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan (Henderson, 2006).

Kunjungan baru ibu hamil (K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan antenatal standart, dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan antenatal (Depkes, 2007).

Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik di posyandu,pondok bersalin desa,kunjungan rumah dengan ibu hamil memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes, 2009):

(32)

b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2) saat usia kandungan 14 sampai 28 minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar selama satu periode berlangsung.

c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) saat usia kandungan 28 sampai 36 minggu dan setelah 36 minggu sampai lahir untuk memantapkan rencana persalinan dan mengenali tanda-tanda persalinan.

Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.

3. Standar Pelayanan Antenatal

Menurut Clinical Practice Guidelines yang dikutip oleh Nurmawati (2010) standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna sebagai batas penerimaan minimal.

Menurut Kemenkes RI (2011), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan pengukuran tinggi badan, timbang berat badan dan Lingkar Lengan Atas (LILA), pengukuran tekanan darah, pengukuran tinggi fundus uteri (TFU), imunisasi Tetatnus Toxoid (TT), pemberian tablet besi (fe) dan tanya/temu wicara.

(33)

a. Standar pelayanan umum terdiri dari dua standar yaitu :

Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat pada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum,gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orangtua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

Standar 2 : Pencatatan

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dialkukannya, yaitu registrasi semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.

b. Standar pelayanan Antenatal terdiri dari enam standar Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

(34)

Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risiko tinggi/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual/infeski HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas, mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan selanjutnya.

Standar 5 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan melakukan palpasi untuk pemeriksaan usia kehamilan, serta bial umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Standar 6 : Pengelolaan anemia pada kehamilan

(35)

Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini (Depkes RI,2000, p. 4-6).

C. Teori Perilaku

Menurut Green (2005), bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang atau suatu kelompok terdiri dari :

1. Faktor yang mempengaruhi (predisposing factor) 2. Faktor pemungkin (enabling factor)

3. Faktor penguat (reinforcing factor)

(36)

a. Faktor yang mempengaruhi (predisposing factor)

Faktor predisposi merupakan suatu faktor yang melatarbelakangi perubahan perilaku yang memberikan pemikiran rasional atau motivasi terhadap suatu kegiatan, juga sebagai faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepecarayaan, nilai-nilai, tradisi, dan lain-lain yang berkenan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak. Faktor ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku sehat, dan faktor demografis meliputi : umur, jenis kelamin, ras, dan sebagainya berperan sebagai faktor predisposisi.

b. Faktor pemungkin (enabling factor)

Faktor pemungkin merupakan suatu faktor yang memfasilitasi penampilan dari suatu aksi atau tindakan individu atau organisasi. Faktor ini hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku sehat, maka faktor ini disebut faktor pemungkin atau pendukung. Faktor ini meliputi : ketersediaan sumber daya, keterjangkauan pelayanan kesehatan, pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan, dan komitmen masyarakat/pemerintah.

c. Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor penguat merupakan suatau faktor yang mengikuti suatu perilaku yang memberikan pemasukan secara berkala untuk pengulangan perilaku. Faktor ini meliputi : keluarga, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, para pembuat keputusan/undang-undang dan peraturan.

(37)

Gambar 2.1

Bagan Precede – Proceed

Sumber : Lawrence W. Green and M.W. Kreuter, Health Program Planning An Education And Ecological Approarch, fourth edition, 2005,p 149. Faktor yang mempengaruhi :

(38)

D. Teori Precede and Proceed

Precede and Proceed model merupakan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan kesehatan yang dikenal dengan kerangka kerja “Precede and Proceed”. Kerangka Precede mempertimbangkan

berbagai faktor yang membentuk status kesehatan. Precede juga menghasilkan sasaran khusus dan ukuran untuk intervensi. Kerangkan Proceed menyediakan langkah tambahan untuk mengembangkan kebijakan dan memulai proses implementasi dan evaluasi.

Precede dan Proceed bekerjasama secara erat, menyediakan suatu rangkaian langkah yang berlanjut atau menggunakan secara bertahap perencanaan, implementasi dan proses evaluasi. Identifikasi prioritas dan penetapan sasaran dalam tahap Precede menyediakan objek dan kriteria untuk kebijakan, implementasi dan evaluasi dalam tahap Proceed.

Green (1980) telah mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal sebagai kerangka Precede. Precede (Predisposing, Reinforcing and Enabling Cuses in Educational Diagnosis and Evaluation). Precede memberikan langkah yang dapat membantu untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan pendidikan hingga pengembangan program untuk memenuhi kebutuhan. Green menyempurnakan kerangka tersebut di tahun 1998 menjadi Precede-Proceed (Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational and Enviromental

Development). Precede-Proceed harus dilakukan secara bersama-sama dalam

(39)

Proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan serta implementasi dan evaluasi.

Bagian paling penting dari perencanaan program adalah analisis komunitas atau yang biasa dikenal dengan analisis kebutuhan (need assesment). Keberhasilan program promosi kesehatan tergantung dari data yang didapat tentang individu, kelompok atau sistem yang akan menjadi focus dari program. Berdasarkan data tersebut perencana program dappat memahami masalah kesehatan yang perlu diatasi dan sumber daya yang tersedia. Model Precede dan Proceed juga berperan penting dalam perencanaan pendidikan dan promosi kesehatan karena menyediakan bentuk untuk mengidentifikasi factor-faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan, perilaku dan pelaksanaan program (Green, 2005).

E. Penelitian Terkait

Berikut adalah peneltian – penelitian terkait dengan faktor – faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care :

(40)

untuk ibu hamil dengan dukungan suami baik, melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 48 orang (82,8%).

2. Penelitian oleh Fahmi dkk. (2015) pada 225 orang ibu hamil di dapatkan hasil bahwa dari 142 responden yang dilakukan penelitian, 31 ibu (47,7%) yang berpengetahuan kurang dan kurang juga dalam melakukan tindakan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian tersebut nilai P = 0,000 yang artinya ada

hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan dengan tindakan melakukan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan nilai P = 0,442 yang artinya tidak ada hubungan antara paritas dengan tindakan melakukan antenatal care. Dari 142 responden yang diwawancarai di dapatkan hasil bahwa yang mendapat pelayanan petugas kesehatan kurang 28 ibu (46,7%0 dan kurang dalam melakukan tindakan antenatal care, yang baik 13 ibu (15,9%) dan baik juga dalam melakukan tindakan antenatal care. Berdasarakan hasil penelitian didapatkan nilai P = 0,220 yang artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan melakukan antenatal care. Pada uji regresi logistic yang telah dilakukan didapatkan dua

variabel yang secara signifikan berhubungan dengan tindakan melakukan antenatal care yakni pengethuan dan pelayanan petugas kesehatan.

F. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal Care

1. Pekerjaan Ibu

(41)

frekuensi pemeriksaan kehamilan sehubungan dengan ada tidaknya waktu untuk kunjungan pemeriksaan kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eka (2012), ibu yang mempunyai pekerjaan formal maupun tidak formal, tetap melakukan pemeriksaan kehamilan meskipun ibu dengan pekerjaan tidak formal selalu melakukan pemeriksaan sesuai jadwal pemeriksaan yang dianjurkan oleh bidan jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki pekerjaan formal.

Hasil yang sama dijelaskan pula oleh Apong (2009), tidak terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara ibu yang berstatus tidak bekerja dengan bekerja dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya.

2. Pendidikan

Green (2005) menyatakan pendidikan merupakan faktor predisposisi yang cukup penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Pendidikan adalah suatu kemahiran menyerap pengetahuan. Sesuai dengan meningkatnya pendidikan seseorang, kemahiran ini sangat berhubungan erat dengan sikap pengetahuan seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, perbuatan dan tata cara mendidik (Diknas, 2002).

(42)

rendah lebih bersifat pasrah dan menyerah pada keadaan tanpa ada dorongan untuk memperbaiki nasib dan kedaannya.

Pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap perilaku individu dalam mengambil setiap keputusan dan sikapnya dan berpedoman dari apa yang telah mereka dapatkan melalui proses belajar serta pengalaman yang telah diterimanya. Menurut Khalimah (2007) pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan perilaku kesehatan, karena dengan pendidikan yang baik dapat menerima segala informasi dari luar terutama mengenai kehamilan yang dialaminya dengan baik.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Lian Laminullah dkk (2015), didapatkan hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,197 > 0,05 hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap kunjungan antenatal care K4.

3. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting membentuk tindakan seseorang (over behaviour) dan pengetahuan memegang penting dalam penetuan sikap, karena itu pengetahuan yang dimilki ibu mempunyai pengaruh terhadap tindakan pemeriksaan kehamilan (Notoatmodjo, 2005).

(43)

manfaat dilakukannya tindakan antenatal care atau pemeriksaan kehamilan. Hal ini terjadi, karena selain pengetahuan, banyak faktor lain yang mempengaruhi pemanfaatan kesehatan. Beberapa alasan diantaranya adalah tingkat kebutuhan yang dirasakan atau sikap dan keyakinan menyangkut pelayanan kesehatan (Andersen, 2005).

Pada umumnya orang yang merasa sakit datang memanfaatkan pelayanan kesehatan dan sebaliknya orang yang sebenarnya membutuhkan pelayanan kesehatan tetapi merasa sehat tidak akan datang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sikap atau keyakinan mengenai pelayanan kehamilan juga mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Jika responden tidak mengetahui manfaat dilakukannya tindakan antenatal tersebut, maka akan berdampak pada motivasi responden untuk datang dan menfaatkan pelayanan kesehatan termasuk dalam menghadapi persalinan.

4. Dukungan Keluarga

(44)

Dukungan keluarga terhadap ibu hamil ditunjukkan dengan selalu mengingatkan jadwal pemeriksaan kehamilan, mengantar ibu untuk memeriksakan kandungannya, mengingatkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi dan tablet Fe, serta menyiapkan biaya bagi ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya.

Hasil penelitian Mulyono (2004), menyebutkan bahwa ibu yang mendapat dukungan dari keluarga mempunyai peluang untuk melakukan kunjungan antenatal berkualitas sebesar (69,8%) dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan sebesar (33,3%) serta terdapat hubungan antara dkungan keluarga dan suami dalam emndorong ibu untuk memanfaatkan pelayanan ANC. Dukungan keluarga dapat berperan penting terhadap sikap ibu untuk menentukan status kesehatan ibu dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Afriliyanti, 2008).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Surniati (2013) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan yang positif dari keluarga. Responden dengan dukungan keluarga yang positif lebih banyak yang memanfaatkan pelayanan antenatal care secara teratur, sedangkan responden dengan dukungan

(45)

Bagan 2. 1 Kerangka Teori

Dimodifikasi dari :

Health Belief Model (Lein, 1970), dan Health Planing Program (Green ,2005). Faktor – faktor presdisposisi

(predisposing factor) yang terwujud dalam :

Pendidikan

Pengetahuan

Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Antenatal Care Kunjungan Pertama

Faktor penguat atau pendorong (reinforcing factor)

Keluarga

Pekerjaan

Perilaku individu, Kesehatan

(46)

29 1. Pekerjaan

2. Pendidikan 3. Pengetahuan

4. Dukungan Keluarga

Pemeriksaan ANC K1 BAB III

KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti 5 (lima) variabel, yakni variabel pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan dukungan keluarga sebagai variabel independen yang merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Hidayat, 2008). Sedangkan variabel frekuensi antenatal care (ANC) sebagai variabel dependen atau terikat yang dipengaruhi

oleh variabel independen (Hidayat, 2008). Adapun kerangka konsep antara keenam variabel tersebut, sebagai berikut :

Bagan kerangka konsep faktor yang berhubungan antara variabel pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga serta pelayanan tenaga kesehatan (Bebas) dan variabel kelengkapan ANC (Terikat)

(47)

B. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konsep penelitian sebelumnya, peneliti menentukan hipotesis, yaitu :

1. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status kelengkapan antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

2. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status kelengkapan antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan status kelengkapan antenatal care, di Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

(48)

C. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Variabel Dependent

Pemeriksaan ANC K1 Kunjungan ibu hamil yang pertama kali di pelayanan kesehatan

Kuesioner 1 = Melakukan pemeriksaan

2. Pendidikan Pendidikan formal terakhir responden Kuesioner 1 = Pendidikan dasar

3. Pengetahuan ibu Tingkat pemahaman ibu tentang pelayanan antenatal yang diukur berdasarkan kemampuan ibu hamil

Kuesioner  Pengetahuan baik (76-100%)

 Pengetahuan

(49)

menjawab pertanyaan cukup (< 75%)

 Pengetahuan kurang (< 55%) (Notoadtmojo, 2010)

4. Dukungan Keluarga Merupakan dukungan anggota keluarga terhadap responden dalam menemani kunjungan ANC

Kuesioner 1 = Dukungan baik (> mean)

0 = Dukungan kurang (< mean) (Sumiati, 2012)

(50)

33 BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitan

Desain Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi analitik kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Desain penelitian cross sectional adalah penelitian pada beberapa variabel yang diamati pada waktu yang sama (Hidayat, 2008). Tujuannya untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan pemeriksaan antenatal care kunjungan pertama pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan dengan cara memberikan pertanyaan tertutup melalui kuesioner yang akan diisi oleh responden penelitian.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan dan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari - Maret 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(51)

Populasi dari penelitian ini adalah komunitas ibu hamil trimester II di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mengambil semua untuk penelitian misal karena terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. (Sujarweni, 2015). Sampel penelitian ini adalah komunitas ibu hamil trimester II di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan yang terpilih sebagai sampel diambil secara “Purpossive

Sampling” dimana sampel yang diambil berdasarkan kriteria yang masuk

didalam penelitian yang akan dilaksanakan.

Sampel penelitian ini ditentukan oleh beberapa kriteria inkulusi di bawah ini.

Kriteria inklusi:

1. Ibu hamil trimester II di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan.

2. Ibu yang memiliki buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) 3. Bersedia menjadi responden

(52)

3. Besar Sampel

Besar sampel dihitung menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi dua sisi (Ariawan, 1998) :

Keterangan :

n = jumlah sampel

1- α = (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan

α sebesar 5%)

1- β = Kekuatan uji 90%

P1 = Proporsi ibu yang melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan yaitu sebesar 63,6% berdasarkan penelitian

sebelumnya di Puskesmas IV Koto Mudik Kabupaten

Pesisir Selatan tahun 2011 (Yanita, 2011)

P2 = Proporsi ibu yang tidak melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan 36,4% (Yanita, 2011)

P = (P1+P2)/2

(53)

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengisi data demografi yang ada pada kuesioner yang terdiri dari nama orang tua, umur dan pendidikan terakhir dan kemudian mengisi kuesioner terkait sumber informasi serta kuesioner tentang penanganan demam, sebelumnya peneliti melakukan prosedur dibawah ini:

1. Setelah proposal mendapatkan persetujuan dari pembimbing akademik, peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kota Tanggerang Selatan dan membuat surat permohonan izin dari PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditujukan kepada Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan.

2. Setelah mendapatkan persetujuan dari Dinas Kesehatan Kota Tanggerang Selatan dan mendapatkan izin dari Puskesmas Pisangan Kota Tanggerang Selatan. Peneliti kemudian melakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

3. Setelah instrument dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi calon responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Peneliti menggunakan teknik total sampling yakni dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian.

5. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti sendiri.

(54)

7. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15-20 menit untuk masing-masing responden. Responden diharapkan menjawab semua pernyataan yang ada di lembar kuesioner kemudian di kembalikan kepada peneliti.

8. Selanjutnya peneliti mengobservasi buku KIA milik responden untuk memvalidasi data kunjungan antenatal care (ANC) apakah sama atau tidak dengan keterangan yang diisi oleh responden di kuisioner.

9. Lembar kuisioner diambil kembali oleh peneliti ketika responden telah selesai mengisi kuisioner.

10.Setelah hasil penelitian terkumpul, peneliti mulai melakukan pengolahan data dan menyimpulkan hasil pengumpulan data.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah suatu alat yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data dari suatu variabel (Matondang, 2009). Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan beberapa pertanyaan, alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008). Instrumen ini terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berisi data demografi, bagian kedua berisi tentang faktor – faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ANC yang dimodifikasi dari kuesioner yang dibuat oleh Riskesda (2013) dan Sumiati (2012), dan bagian ketiga berisi tentang lembar observasi buku KIA yang dimodifikasi dari kuesioner yang dibuat oleh Dewi (2014).

(55)

responden terhadap pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan cara mengisi kuesioner dengan jumlah pertanyaan 16 pertanyaan dan data sekunder yaitu lembar observasi yang akan diisi oleh peneliti. Adapun yang diobservasi adalah buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) milik responden hanya apabila responden memilikinya dan fungsi lembar observasi ini hanya bersifat sebagai pelengkap data, namun data utama yang digunakan tetap berdasarkan instrumen data primer, dan data ini tidak akan mempengaruhi data primer.

F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data (Hidayat, 2008).

1. Hasil Uji Validitas

(56)

0,312. Jika nilai r hitung > r tabel berarti valid dan sebaliknya jika r hitung < r tabel berarti instrumen tidak valid (Sujarweni, 2015).

Hasil uji valid instrumen kuisioner yang telah dilakukan dari 19 pertanyaan terdapat 3 pertanyaan yang tidak valid yakni 3 pertanyaan dari variabel pengetahuan dan 3 pertanyaan yang tidak valid tersebut kemudian oleh peneliti tidak digunakan saat pengambilan data penelitian.

2. Uji Reliabilitas

(57)

G. Etika Penelitian

Notoatmodjo (2010) mengungkapkan masalah etika yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian antara lain, sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity).

Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian ini kepada partisipan dan melakukan informed consent, setelah pertisipan bersedia maka partisipan harus menandatangani lembar persetujuan sebagai bukti kesediaan menjadi partisipan. Partisipan yang menolak untuk di teliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak partisipan untuk menolak.

2. Mengormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and confidentiality).

Untuk menjaga kerahasiaan identitas partisipan, peneliti tidak akan mencantumkan nama partisipan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Keadilan dan inklusivitas (respect forjustice/inclusiveness).

Peneliti menjaga prinsip keadilan dengan memberikan perlakuan yang sama pada setiap partisipan dan tidak membeda – bedakan ras, agama, dan sebagainya.

(58)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat maupun partisipan sendiri. Peneliti juga perlu berusaha untuk meminimalkan dampak yang merugikan.

H. Prosedur Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebh dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistik, informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis (Hidayat, 2008). Penelitian ini dalam proses pengolahan datanya memiliki langkah-langkah yang harus ditempuh, sebagaimana menurut Hidayat (2008), sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Setelah peneliti menerima kuesioner yang telah diisi oleh responden kemudian kuesioner tersebut di periksa kembali apakah sudah semua pertanyaan di jawab oleh responden. 2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data analisis data mengunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

(59)

mempermudah dalam menganalisa data. Untuk variabel pemeriksaan Antenatal Care diberi kode 1 untuk responden yang sudah melakukan

pemeriksaan dan kode 0 untuk responden yang tidak melakukan pemeriksaan Antenatal Care. Variabel pekerjaan diberi kode 1 untuk responden yang

bekerja dan 0 untuk responden yang tidak bekerja. Variabel pendidikan diberi kode 1 untuk pendidikan dasar, kode 2 untuk pendidikan menengah dan kode 3 untuk pendidikan tinggi. Variabel pengetahuan responden dengan pengetahuan baik diberi kode 2, pengetahuan cukup diberi kode 1 dan dengan pengetahuan kurang diberi kode 0 dan terakhir variabel dukungan keluarga dengan dukungan keluarga baik diberi kode 1 dan dukungan keluarga kurang di beri kode 0. Pemberian kode menggunakan software SPSS 21.

3. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. Setelah data sudah terkumpul dalam bentuk kode numeric (angka) kemudian data dimasukkan ke dalam database komputer, dan membuat distribusi frekuensi sederhana.

4. Melakukan teknik analisis

(60)

kesimpulan) adalah statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter populasi) berdasarkan statistik (sampel) atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial. Setelah data sudah dimasukkan dalam bentuk database distribusi frekuensi, data kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan bantuan software SPSS 21.

I. Teknik Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang diperlukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan data secara sederhana (Budiharto, 2006). Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel dependen dan masing – masing variabel independen.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang diperlukan untuk menjelaskan hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dengan variabel terikat (Budiharto, 2006). Dalam penelitian ini analisis bivariat yakni untuk menjelaskan lima variabel, yakni variabel pekerjaan ibu, pendidikan, pengetahuan, dukungan keluarga dan sikap pelayanan petugas kesehatan sebagai variabel independen/bebas dengan variabel pemeriksaan antenatal care K1 sebagai variabel dependent/terikat. Analisi bivariat ini menggunakan

(61)

44 BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini merupakan pemaparan mengenai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang dijelaskan melalui hasil analisa univariat dan bivariat.

A. Hasil Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

< 20 2 4 %

20 – 30 21 42 %

> 30 27 54 %

Total 50 100%

Tabel 5.1 memaparkan bahwa responden berusia 20 – 30 tahun yakni sebanyak 21 (42 %), sedangkan responden berusia < 20 tahun yakni 2 orang (4%) dan mayoritas responden berusia > 30 tahun sebanyak 27 orang (54 %).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat Frekuensi (n) Persentase (%)

Pendidikan Dasar 19 38 %

Pendidikan Menengah 23 46 %

Pendidikan Tinggi 8 16 %

Total 50 100%

(62)

responden. Sedangkan mayoritas responden sebanyak 23 (46%) dengan pendidikan menengah dan lulusan setingkat Akademik/Pendidikan Tinggi sebanyak 8 orang (16%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak bekerja 27 54 %

Bekerja 23 46 %

Total 50 100%

Jika dilihat dari tabel diatas, mayoritas responden penelitian tidak bekerja atau menjadi ibu rumah tangga, yakni sebanyak 27 orang (54%). Sedangkan sisanya sebanyak 23 (46%) responden memilih untuk bekerja.

4. Gambaran Pengetahuan

Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 8 16 %

Cukup 29 58 %

Baik 13 26 %

Total 50 100%

(63)

5. Gambaran Dukungan Keluarga

Tabel 5.5.Gambaran Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang Baik 18 36 %

Baik 32 64 %

Total 50 100%

Berdasarkan tabel diatas responden dengan dukungan kurang baik lebih sedikit yakni sebanyak 18 orang (36%) sedangkan responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 32 orang (64%).

6. Gambaran Kunjungan ANC K1

Tabel 5.6. Gambaran Kunjungan ANC K1

ANC Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak melakukan 17 34 %

Sudah melakukan 33 66 %

Total 50 100%

(64)

7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC K1

Tabel 5.7. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC Berdasarkan Paritas

Keterangan Frekuensi (n) Persentase (%)

Gestasi ke- 1 5 29.4%

2 6 35.3%

3 6 35.3%

Total 17 100%

Dari tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 17 orang ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksan ANC K1 masing – masing ada 6 (35.3%) orang responden yang tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 pada gestasi ketiga dan kedua. Sisanya terdapat 5 (29,4%) orang responden tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 pada gestasi pertama.

Tabel 5.7.1 Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Tidak Melakukan ANC Berdasarkan Usia

(65)

ada 3 (17.6%) orang responden tidak melakukan pemeriksaan ANC K1 dan sisanya 2 (11.8%) orang responden dengan usia gestasi 14 minggu tidak melakukan pemeriksaan ANC K1.

8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC K1

Tabel 5.8. Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC Berdasarkan Paritas

Keterangan Frekuensi (n) Persentase (%)

Gestasi ke- 1 11 33.3%

2 13 39.4%

3 8 24.2%

4 1 3.0%

Total 33 100%

(66)

Tabel 5.8.1 Gambaran Distribusi Ibu Hamil Yang Melakukan ANC Berdasarkan Usia

Keterangan Minggu Frekuensi (n) Persentase (%) Usia

Kandungan Saat K1

3 1 3.0%

4 8 24.2%

5 2 6.1%

6 2 6.1%

7 1 3.0%

8 7 21.2%

9 1 3.0%

10 1 3.0%

11 1 3.0%

12 9 27.3%

Total 100%

(67)

B. Hasil Analisis Bivariat

1. Hubungan Pendidikan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC

Analisa hubungan antara faktor hubungan pendidikan dengan kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9 Hubungan Faktor Pendidikan dengan K1 ANC

Kunjungan Pertama ANC

(68)

2. Hubungan Pekerjaan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC

Analisa hubungan antara faktor hubungan pekerjaan dengan kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10. Hubungan Faktor Pekerjaan dengan K1 ANC

Kunjungan Pertama ANC Pekerjaan Tidak

Melakukan

Sudah Melakukan

Total P

value 0,767

n % n % n %

Tidak Bekerja

10 (20%) 17 (34%) 27 (54%)

Bekerja 7 (14%) 16 (32%) 23 (46%)

Total 17 (34%) 33 (66%) 50 (100%)

(69)

3. Hubungan Pengetahuan Terhadap Kunjungan Pertama (K1) ANC

Analisa hubungan antara faktor hubungan pengetahuan dengan kunjungan pertama ANC dapat dilihat pada tabel 5.11.

Tabel 5.11. Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Kunjungan K1 ANC

Kunjungan

Gambar

Bagan Precede Gambar 2.1 – Proceed
tabel dimana df =  n-2 dengan sig 5%. Dengan menggunakan jumlah
tabel berarti instrumen tidak valid (Sujarweni, 2015).
Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perambahan hutan yang sangat intensif untuk dikonversi menjadi lahan pertanian oleh masyarakat di dalam Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), khususnya di DAS Gumbasa sejak tahun

Laporan Tugas Akhir : Prodi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Permasalahan yang dikaji adalah : (1) Bagaimana merancang

Nyanyian itu telah lama hidup dan berkembang di dalam masyarakat Kulawi hingga saat ini dan seakan menjadi satu-satunya kesenian yang diketahui masyarakat luas di

Untuk itu dalam kesempatan ini, saya selaku penulis dari skripsi yang mengambil salah satu objek tari betawi kreasi baru yakni Tari Lenggang Nyai milik Wiwiek Widiyastuti

Dalam proses Protokol Feige Fiat Shamir (FFS) ini dibutuhkan bilangan prima yang dicari menggunakan metode Fermat dan bilangan acak yang dicari menggunakan metode Quadratic

Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara

massa dapat ditentukan dengan cara perhitungan menggunakan alur mundur mulai dari produk yang dihasilkan hingga kebutuhan bahan baku yang digunakan setiap jamnya.. Bernouli)

Pengaruh perlakuan aplikasi bahan organik 15 ton Kotoran Ayam/hektar + 15 ton Eceng Gondok/hektar, 15 ton Kotoran Sapi/hektar + 15 ton Eceng Gondok/hektar, 10 ton Kotoran