• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik Nannochloropsis sp yang Terkontaminasi Pb2+.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik Nannochloropsis sp yang Terkontaminasi Pb2+."

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK fitoplankton dalam proses fotosintesis dan pertumbuhan Nannochloropsis sp. menjadi lambat. Keberadaan Nannochloropsis sp. dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya perubahan lingkungan perairan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dampak dari akumulasi logam berat pada kelimpahan dan kandungan klorofil Nannochloropsis sp. serta hubungan antara Pb2+ dengan kelimpahan, Pb2+ dengan kandungan klorofil dan kelimpahan dengan klorofil

Nannochloropsis sp.Penelitian dilakukan di (BBPBL) Hanura Provinsi Lampung pada bulan Juli 2011. Media yang dipergunakan dalam kultur Nannochloropsis sp. adalah TMRL dengan menambahkan Pb2+ sebesar 0,25 mg/L. Analisis data menggunakan regresi linier untuk mengetahui prediksi dampak dari akumulasi logam berat pada kepadatan Nannochloropsis sp. dan korelasi antara klorofil

Nannochloropsis sp. dengan kemampuan penyerapan logam berat Pb2+. Hasilnya menunjukkan bahwa pada Pb2+ alami mengalami laju pertumbuhan yang lebih cepat akan tetapi kelimpahannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan penambahan Pb2+, keberadaan Pb2+ memberikan pengaruh negatif terhadap kelimpahan dan kandungan klorofil intraseluler Nannochloropsis sp. dan kelimpahan dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran Pb2+, sedangkan klorofil kurang sensitif apabila digunakan sebagai bioindikator.

(2)

ABSTRACT

Chlorophyll As The Bioindicator of Nannochloropsis sp. Photosynthetic activity Under Different Pb2+ Contamination

by IRMALIA

Lead (Pb2+) is a kind of heavy metals which frequently contaminates the water area. The concentration of Pb2+ in the water might reduce photosynthetic process and growth of Nannochloropsis sp. The existance of Nannochloropsis sp. in the water can be used as bioindikator of aquatic environment. The purpose of this research was to determine the impact of heavy metal accumulation on abundance and chlorophyll content of Nannochloropsis sp. and the relationship between Pb2+ and the abundance, the content of chlorophyll and chlorophyll abundance with Nannochloropsis sp. The research was conducted on July 2011 in BBPBL Hanura Lampung Province. TMRL was used as culture media for

Nannochloropsis sp., which was added by Pb2+ at 0, 25 mg/L. Data was analyzed by linear regression analysis in order to determine the impact of heavy metal accumulation in the density of Nannochloropsis sp. and the correlation between chlorophyll Nannochloropsis sp. with heavy metals Pb2+ absorption capability. The results showed that the natural Pb2+ experienced a faster growth rate but the abundance was smaller with the addition of Pb2+, Pb2+ existence had a negative effect on the abundance and intracellular chlorophyll content of Nannochloropsis

sp. and abundance can be used as bioindicator pollution of Pb2+, where as chlorophyll was less sensitive when used as bioindicator.

(3)

KLOROFIL SEBAGAI BIOINDIKATOR AKTIVITAS FOTOSINTETIK Nannochloropsis sp. YANG TERKONTAMINASI Pb2+

(Skripsi)

Oleh

IRMALIA 0614111035

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Nannochloropsis sp. dan sruktur sel Nannochloropsis sp ... 6

2. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp ... 8

3. Laju pertumbuhan Nannochloropsis sp ... 29

4. Konsentrasi Pb2+ selama penelitian ... 32

5. Hubungan antara Pb2+ dan kelimpahan pada Nannochloropsis sp ... 33

6. Klorofil dalam tubuh Nannochloropsis sp ... 38

7. Kandungan klorofil Nannochloropsis sp ... 39

8. Hubungan antara Penyerapan Pb2+ dan klorofil pada Nannochloropsis sp ... 40

(5)

DAFTAR ISI

III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Waktu dan Tempat ... 17

C.1. Persiapan Penelitian ... 19

C.2. Pembuatan Media Kultur Nannochloropsis sp ... 19

C.3. Penelitian Pendahuluan ... 20

C.4. Pelaksanaan Penelitian ... 20

D. Parameter ... 21

D.1. Uji kadar klorofil ... 21

D.2. Kualitas air ... 22

(6)

D.4. Penghitungan fase laju pertumbuhan Nannochloropsis sp ... 23

D.5. Pengukuran logam berat Pb2+ dalam air ... 23

E. Analisis Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

A. Hasil dan Pembahasan ... 26

A. Laju Pertumbuhan Nannochloropsis sp. ... 26

B. Laju Penyerapan Pb2+ pada Nannochloropsis sp. ... 30

C. Pengaruh Pb2+ terhadap kelimpahan Nannochloropsis sp ... 33

D. Kandungan klorofil Nannochloropsis sp ... 37

E. Pengaruh Pb2+ terhadap klorofil Nannochloropsis sp ... 39

F. Pengaruh kelimpahan terhadap klorofil Nannochloropsis sp ... 43

G. Kualitas Air ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Basmi, J. 1999. Planktonologi: Chrysophyta-Diatom, Penuntun Identifikasi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Basmi, J. 1999. Planktonologi: Plankton sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Chen, J & H. P. C. Sheety. 1991. Culture of Marine Feed Organisme”. National

Inland Fisheried Institute Kasetsart University Campus. Bangkhen. Bangkok. Thailand. 38 p.

Darmono, 1995. Logam Dalam System Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: UI Press Kartikasari, D. 2010. Pengaruh Penggunaan Media yang Berbeda Terhadap

Kemampuan Penyerapan Logam Berat Pb Oleh Nannochloropsis sp.

Skripsi. Universitas Lampung. Lampung

Greger, M. & E. Oegren 1991. Effects of Cd2+ on Photosynthesis in Sugar Beet (Beta vulgaris). Physiol. Plant. 83: 129-135.

Haryoto dan Wibowo. A. 2004. Kinetika Bioakumulasi Logam Berat Kadmium oleh Fitoplankton Chlorella sp Lingkungan Perairan Laut. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 5, No. 2, 89 – 103.

Hutagalung, P. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota Buku 2. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Oseanologi, LIPI. Jakarta

Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 1995. Tehnik Kultur Phytoplankton dan zooplankton: Pakan Alami Untuk Pembenihan Organisme Laut. Jakarta: PT Erlangga.

Kimball, J. W. 1994. Biologi umum. Edisi kelima. Gajah mada university press. Yogyakarta. HLM 173-189.

(8)

48

Novrina, R. 2003. Teknik Kultur Nannochloropsis sp. Universitas Lampung. Lampung.

Sinly, 2007. Potensi Alga sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Berat. Universitas Lampung. Hlm 50.

Suriawiria, W. 1985. Pengantar Mikrobiologi. Kanasius. Yogakarta. 98-117 hal.

Stobart, A. K. 1985. The Effects of Cd2+ On the Biosynthesis of Chlorophyll in Leaves of Barley. Physiol. Plant. 63: 293-298.

Winarno, F. G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winanto, P. 2002. Biologi fitoplankton. Departemen kelautan dan perikanan. BBL. Lampung. Hlm 6-9.

Wisnu, A. W. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan, cetakan pertama, Andi Offset, Jakarta.

Yalinskaya, N. S & A. G Lopotun. 1994. Accumulation of Trace Element & heavy Metals in the Vegetation of Fish Ponds. J Hydrobiol 30(6): 45-53.

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 13 Juli 1988, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ibrahim dan Ibu Mahani S.Ag.

Penulis menempuh pendidikan taman kanak-kanak di TK Pertiwi tahun 1993-1994. Pendidikan dasar di SD Negeri 2 Rawa Laut (Teladan) Bandar Lampung tahun 1994-2000. Pendidikan tingkat pertama di SLTP Negeri 1 Bandar Lampung tahun 2000-2003. Pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 6 Bandar Lampung 2003-2006. Pada tahun 2006, penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Pertanian Program Studi Budidaya Perairan melalui jalur SPMB.

Penulis aktif dalam organisasi HIDRILA (Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila) dan menjadi Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat Periode 2007-2008. Penulis juga pernah melakukan praktek umum di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Muntilan Jawa Tengah dengan komoditas ikan nila merah (Oreochromis niloticus) pada tahun 2010.

Pada tahun 2012, penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan menulis skripsi yang berjudul ”Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik

Nannochloropsis sp. Yang Terkontaminasi Pb2+”.

(10)

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut

menghadapi tantangan

dan saya percaya pada diri saya sendiri

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

(11)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa Syukur Kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

Mami dan Papi tercinta, Adik-adikku tercinta Your nety dan M. Satria yang tak pernah henti-hentinya memberikan semangat, bimbingan, serta doa yang senantiasa mengiringi setiap langkahku untuk kebahagian dan kesuksesanku.

Seseorang yang kelak akan menjadi pendampingku dan teman-teman seperjuangan.

(12)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik Nannochloropsis sp. Yang Terkontaminasi Pb2+”.

Selama pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini banyak pihak-pihak yang telah memberikan saran, doa, dan dukungannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mami, Papi, dan Adik-adikku tercinta, yang telah memberikan semangat, dukungan, kasih sayang dan doa selama penulisan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., sebagai Ketua Program Studi Budidaya Perairan Universitas Lampung.

4. Bapak Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si., sebagai Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan,kritik dan saran dalam penulisan skripsi. 5. Ibu Rara Diantari, S.Pi., M.Sc., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,

kritik serta saran dalam proses penyusunan skripsi.

(13)

7. Bapak Wardiyanto, S.Pi., MP., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan nasehat selama kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar Fitoplankton dan Kualitas Air BBPBL Lampung, Pak Agus, Bu Valent, Bu Anis, Bu Ana, Bu Nira dan Bu Eva terima kasih atas bantuannya.

9. Seseorang yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan membantu dalam menyelesaikan skripsi, Thanks for All ”Median Arjanggi”

10.Sahabat-sahabatku, Aldian, Erma Sartika, Dijar, Aikal, Desi, Meytia, Septa dan teman–teman angkatan 2006 yang telah memberikan semangat serta dukungan saat perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

11.Kakak-kakakku angkatan 2004, 2005 serta adik-adik angkatan 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Januari 2012 Penulis

(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas diberbagai sektor pembangunan, terutama pada sektor industri, maka masalah pencemaran lingkungan menjadi masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Pencemaran yang dapat ditimbulkan oleh limbah memiliki berbagai macam bentuk. Ada pencemaran berupa bau, warna, suara bahkan pemutusan mata rantai dari suatu tatanan lingkungan hidup atau organisme yang ada tingkat akhirnya akan menghancurkan tatanan ekosistem dalam suatu perairan (Parsons et al., 1984).

Aktivitas manusia seperti industri ataupun rumah tangga dapat menghasilkan limbah yang menyebabkan pencemaran air. Pembuangan limbah (baik padatan maupun cairan) ke daerah perairan menyebabkan penyimpangan air dari keadaan normal dan berarti suatu pencemaran yang menyebabkan air sungai menjadi tidak layak untuk digunakan sebagai sumber persediaan air (Wisnu, 1995).

(15)

2 dan baterai (Darmono, 1995). Bahkan industri pertambangan minyak bumi dan perkapalan merupakan penyumbang Pb2+ terbesar pada lingkungan perairan (Winarno, 1993). Pb2+ yang telah mencemari lingkungan dapat mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi oleh manusia, air yang diminum dan udara yang dihirup, sehingga Pb2+disebut juga sebagai non essential trace element yang terdapat di dalam tubuh manusia (Wisnu, 1995). Air sungai yang mengandung Pb akan mengalir ke laut, dan akhirnya air laut pun ikut tercemar (Hutagalung, 1997).

Pb2+ dapat berada di dalam badan perairan secara alamiah dan sebagai dampak aktivitas manusia. Secara alamiah Pb2+ dapat masuk ke badan perairan melalui pengkristalan Pb2+ di udara dengan bantuan air hujan (Zipora, 2008). Selain itu proses korofikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang dan angin. Badan perairan yang telah kemasukan senyawa atau ion-ion Pb2+ akan menyebabkan jumlah Pb2+ yang ada melebihi konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian bagi biota perairan tersebut. Konsentrasi Pb2+ yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan-ikan di perairan (Darmono, 1995).

Di perairan Nannochloropsis sp. memiliki kelimpahan yang cukup tinggi dan digunakan sebagai biosorben untuk menyerap logam berat (Suriawiria, 1985). Peningkatan kualitas fisik dan kimia biomassa Nannochloropsis sp. sebagai biosorben logam berat sangat membutuhkan media untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan Nannochloropsis sp. Media yang digunakan dalam kultur

(16)

3

B. Perumusan Masalah

Logam berat tergolong jenis bahan pencemar nondegradable, yaitu bahan pencemar yang tidak dapat diuraikan oleh proses purifikasi (pemurnian) alami dan cepat atau lambat tentu akan mempengaruhi kondisi perairan (Zipora, 2008). Keberadaannya sangat tidak diharapkan mengingat tingkat kebutuhan mikroorganisme terhadap komponen logam berat jauh lebih kecil dibandingkan ketersediannya didalam ekosistem dan cenderung berefek toksik.

Pb2+ banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari dan secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari lingkungan dan apabila sudah melebihi batas yang ditentukan berbahaya bagi kehidupan. Logam-logam berat berbahaya yang sering mencemari lingkungan antara lain merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), khromium (Cr), dan nikel (Ni). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat terakumulasi di dalam tubuh suatu mikroorganisme, dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai racun (Darmono, 1995).

Pengolahan air yang tercemar dapat diolah secara biologi salah satunya dengan menggunakan tanaman air, secara fisik dapat menggunakan proses sedimentasi dan secara kimia dengan menggunakan bahan kimia (Suriawiria, 1985). Salah satu cara biologis yang digunakan untuk menurunkan kadar pencemaran adalah menggunakan fitoplankton, salah satunya menggunakan

(17)

4 Stobart (1985) menyatakan bahwa banyaknya Pb2+ yang terdapat dalam perairan maka akan menggangu fitoplankton terutama proses fotosintesis, sintesis klorofil dan dapat mengakibatkan pertumbuhan Nannochloropsis sp. menjadi lambat.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

1. Dampak dari akumulasi logam berat pada kelimpahan dan kandungan klorofil Nannochloropsis sp.

2. Hubungan antara Pb2+ dengan kelimpahan, Pb2+ dengan kandungan klorofil dan kelimpahan dengan klorofil Nannochloropsis sp.

D . Manfaat

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan dalam proses bioremediasi logam berat Pb2+ secara spesifik pada Nannochloropsis sp.

E. Hipotesis

Ho : β1 = 0 (akumulasi logam berat Pb2+ intraseluler tidak berpengaruh terhadap

kelimpahan dan kandungan klorofilpada Nannochloropsis sp.)

H1 :β1 ≠ 0 (akumulasi logam berat Pb2+ intraseluler berpengaruh terhadap

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Nannochloropsis sp.

A.1. Klasifikasi dan Morfologi Nannochloropsis sp.

Fitoplankton Nannochloropsis sp., adalah salah satu jenis Chlorophyta yang dapat melakukan fotosintesa. Klasifikasi Nannochloropsis sp. menurut Renny (2003) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Protista Super Divisi : Eukaryotes Divisi : Chroniophyta Kelas : Eustigmatophyceae Genus : Nannochloropsis

Spesies : Nannochloropsis sp.

(19)

6 (a)

(b)

Gambar 1. (a) Nannochloropsis sp. dan (b) sruktur sel Nannochloropsis sp. Keterangan (b): 1. Dinding sel 2. Kloroplas 3. Inti 4. Inklus 5. Sitoplasma

(Sumber : BBPBL, Lampung 2007)

A.2. Reproduksi dan Pertumbuhan Nannochloropsis sp.

(20)

7 yang merupakan tingkat pemasakan akhir, yang akan disusul dengan pelepasan sel anak ( Fogg, 1975 dalam Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).

Pada pola pertumbuhan atau kurva pertumbuhan Nannochoropsis sp. menjadi lima fase pertumbuhan Reny (2003) yaitu :

1. Fase lag disebut sebagai fase adaptasi terhadap kondisi lingkungan yang ditandai dengan peningkatan populasi yang tidak nyata.

2. Fase eksponensial ditandai dengan pesatnya laju pertumbuhan hingga kelimpahan populasi meningkat beberapa kali lipat

3. Fase pengurangan pertumbuhan ditandai dengan terjadinya penurunan pertumbuhan jika dibandingkan dengan fase eksponensial

4. Fase stationer ditandai dengan laju pertumbuhan seimbang dengan laju kematian

5. Fase kematian ditandai dengan laju kematian lebih tinggi dari laju pertumbuhan sehingga kelimpahan populasi berkurang.

A.3. Faktor Pembatas

Chen dan Sheety (1991) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangbiakan Nannochloropsis sp. memerlukan berbagai nutrien yang diabsorbsi dari luar (media). Hal tersebut berarti ketersediaan unsur hara makro dan mikro dalam media tumbuhnya mutlak diperlukan, adapun makro nutrien yang diperlukan oleh Nannochloropsis sp. adalah N, P, Fe, K, Mg, S dan Ca sedangkan unsur mikro yang dibutuhkan H2BO3, MnCl3, ZnCl2, CoCl2,

(21)

8 Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp. dapat dilihat dalam Gambar 2.

Gambar 2. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp.

Media yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan serta perkembangan Nannochloropsis sp. (Basmi, 1999). Media kultur harus mengandung semua nutrien yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan. Media yang digunakan dalam kultur Nannochloropsis sp. ini adalah TMRL (Tongkang Marine Research Laboratory).

Renny (2003) menyatakan bahwa selain unsur nutrien, faktor eksternal lain yang mempengaruhi pertumbuhan Nannochloropsis sp. meliputi :

a. Cahaya, seperti halnya tumbuhan darat, mikroalga adalah tumbuhan mikro yang memerlukan cahaya untuk proses asimilasi bahan anorganik sehingga menghasilkan energi yang dibutuhkan. Kekuatan cahaya bergantung pada volume kultur dan kelimpahan. Untuk kultur skala laboratorium diperlukan kekuatan cahaya 5.000 sampai 10.000 luxmeter. b. Derajat keasaman (pH) optimum untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp.

(22)

9 c. Temperatur optimal pertumbuhan Nannochloropsis sp. berkisar 26º C

sampai 32º C.

d. Salinitas optimal untuk pertumbuhan Nannochloropsis sp. 25 sampai 35 ppt.

e. Aerasi, diperlukan untuk mencegah terjadinya pengendapan, meratakan nutrien, membuat gerakan untuk terjadinya pertukaran udara (penambahan CO2), dalam skala massal mencegah terjadinya stratifikasi

suhu air.

B. Logam Berat (Pb2+)

Kelarutan Pb2+ dalam air media sangatlah tergantung pada kondisi pH, konsentrasi ion klorida dan suhu air (Yalynskaya dan Lopotun, 1994 dalam

Kartikasari, 2010). Kondisi pH tinggi, potensial redoks akan rendah sehingga logam-logam biasanya akan menjadi lebih aktif dalam pembentukan kompleks dengan senyawa organik dan dapat pula membentuk kelat yang lebih mudah larut dalam air.

(23)

10 konsentrasi 0,1-5 mg/l dan sangat ditentukan oleh variasi lingkungan dan spesies dominan (Darmono, 1995).

Logam berat Pb2+ memiliki dampak negatif terhadap manusia jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama. Dampak tersebut antar lain jika mengendap dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan fungsi paru-paru (Darmono, 1995). Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20 μg/dl dalam darah.

Logam berat timbal dapat mempengaruhi ikan yaitu dengan mengganggu sistem organ seperti insang dalam proses respirasi dan ginjal dalam proses osmoregulasi, kemudian akan mempengaruhi mortalitas serta pertumbuhan, reproduksi (Lloyd, 1992 dalam Oktavianus dan Salami, 2004).

Stobart (1985) menyatakan bahwa terkait dengan efek logam terhadap

Nannochloropsis sp., maka banyak proses fisiologis dan biokimia seperti fotosintesis, sintesis klorofil, terpengaruh oleh logam yang mengakibatkan pertumbuhan Nannochloropsis sp. serta kemampuan sel Nannochloropsis sp. untuk memperbanyak diri menjadi berkurang.

C. Klorofil

Fitoplankton adalah organisme laut yang melayang dan hanyut dalam air serta mampu berfotosintesis (Nybakken, 1992). Fotosintesis berasal dari kata foton

(24)

11 diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya dan sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O.

Nannochloropsis sp. sebagai tumbuhan yang mengandung pigmen klorofil-a, mampu melakukan reaksi fotosintesis, dimana air dan karbondioksida dengan adanya sinar matahari dapat menghasilkan senyawa organik seperti karbohidrat. Oleh karena itu fitoplanton disebut sebagai produsen primer karena memiliki kemampuan untuk membentuk zat organik dan non organik. Energi yang digunakan dalam proses fotosintesis adalah cahaya matahari yang diabsorpsi oleh pigmen hijau (klorofil-a).

Klorofil adalah pigmen hijau dari tumbuhan yang merupakan pigmen aktif yang paling penting dalam proses fotosintesis. Dalam mengadsorpsi cahaya terdapat pigmen-pigmen pelengkap sebagai tambahan bagi klorofil-a. Fungsi pigmen-pigmen pelengkap adalah menangkap dan mengumpulkan energi cahaya dengan kisaran panjang gelombang yang luas kemudian memindahkan energi tersebut ke klorofil-a untuk mengintroduksinya ke dalam “reaksi sinar”.

(25)

12 Klorofil pada Nannochloropsis sp. mampu mengubah sinar matahari menjadi energi kimiawi sehingga fotosintesis menghasilkan bahan organik. Sedangkan pigmen pelengkap meskipun mampu menangkap sinar matahari, namun energi tersebut harus ditransfer terlebih dahulu ke klorofil-a dan barulah energi tersebut dirubah oleh klorofil-a menjadi energi kimiawi sehingga berguna bagi fotosintesis (Basmi, 1999).

Dalam proses fotosintesis terjadi 2 reaksi utama yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Pada proses reaksi terang sangat bergantung kepada ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang merupakan penggerak bagi reaksi pengikatan CO2 dari

udara. Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari membran tilakoid yang terdiri dari sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem pembawa elektron dan komplek protein pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia juga menghasilkan oksigen dan mengubah ADP dan NADP menjadi energi pembawa ATP dan NADPH.

Reaksi gelap merupakan lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari

reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi

metabolisme.

(26)

13 tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan kondisi oseanografi suatu perairan.

Greger, (1991) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sintesa klorofil dan fotosintesis pada Nannochloropsis sp.:

 Suhu

Suhu merupakan parameter yang penting dalam berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan di perairan. Berpengaruh secara langsung karena reaksi kimia enzimatik yang berperan dalam proses fotosintesis dikendalikan oleh suhu. Tingkat percepatan proses-proses dalam sel

Nannochloropsis sp. akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu sampai mencapai batas tertentu antara 25 - 400 C dan peningkatan suhu sebesar 10 kali ( misal dari 100 C – 200 C) maka akan meningkatkan laju fotosintesis maksimum menjadi 2 kali lipat. Pengaruh secara tidak langsung adalah suhu mempengaruhi daya larut gas karbondioksida (CO2) dalam perairan. Daya larut CO2 dalam air

berkurang bila suhu air naik dan akan bertambah dengan adanya penurunan suhu, pengaruh suhu sebagai pembatas terjadinya fotosintesis akan menentukan konsentrasi klorofil-a pada Nannochloropsis sp.

 Cahaya

(27)

14 6CO2 + 6H2O cahaya C6H12O6 + 6O2

klorofil-a

Fitoplankton memanfaatkan cahaya sebagai sumber energi untuk melangsungkan fotosintesis, sehingga cahaya berperan produktivitas primer. Makin tinggi intensitas cahaya makin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis pada Nannochloropsis sp. Namun, intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.

 Air

Dalam proses fotosintesis yang dilakukan fitoplankton, unsur air (H2O)

merupakan unsur utama selain karbondioksida (CO2) maupun cahaya. Air

mempunyai pengaruh sangat besar terhadap cahaya yang menembusnya, karena air menyerap cahaya. Kekurangan air menyebabkan stomata menutup, akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga laju fotosintesis pada

Nannochloropsis sp. akan menurun.

D. Bioindikator

Bioindikator adalah organisme atau respon biologis yang menjadi petunjuk atau keterangan adanya polutan dengan timbulnya berbagai gejala khas dan respon yang terukur. Keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya perubahan lingkungan perairan yang disebabkan ketidakseimbangan suatu ekosistem akibat pencemaran (Lacerda, 2004).

(28)

15 dilingkungan sangat bervariasi. Syarat utama suatu fitoplankton sebagai bioindikator adalah harus memiliki daya tahan tinggi terhadap toksisitas Pb2+ karena akumulasi (penumpukan) logam berat dalam Nannochloropsis sp. akan memberikan pengaruh racun, baik toksisitas akut maupun toksisitas kronis (Winanto, 2002).

Nannochloropsis sp. dalam keadaan hidup dimanfaatkan sebagai bioindikator tingkat pencemaran logam berat di lingkungan aquatik (perairan) sedangkan

Nannochloropsis sp. dalam bentuk biomassa dan biomassa terimmobilisasi dimanfaatkan sebagai biosorben (material biologi penyerap logam berat) dalam pengolahan air limbah (Sinly, 2007). Dalam pengolahan limbah logam berat,

Nannochloropsis sp. dapat digunakan untuk mengikat logam dari badan air dan mengendapkannya pada dasar kolam sehingga logam dalam air menjadi berkurang.

Pb2+ merupakan unsur kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup terutama menyebabkan pencemaran pada lingkungan aquatik/perairan dan memiliki sifat toksisitas (racun) pada mahluk hidup (Wisnu, 1995). Suatu lingkungan yang memiliki tingkat kandungan logam berat yang melebihi jumlah yang diperlukan dapat mengakibatkan pertumbuhan

Nannochloropsis sp. terhambat, sehingga dalam keadaan ini eksistensi logam dalam lingkungan adalah polutan bagi Nannochloropsis sp.

(29)

16 batas maka akan mengganggu biota di dalam perairan. Konsentrasi Pb2+ yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan-ikan diperairan dan apabila Pb2+ dalam perairan mencapai 0,05 mg/l maka dapat menggangu pertumbuhan serta membunuh fitoplankton seperti Nannochloropsis sp. Walaupun Nannochloropsis

(30)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011.

B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji

Biota uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur dengan skala laboratorium di BBPBL dengan kelimpahan awal ±3. 106 sel/ml.

B.2. Media Uji

(31)

18

Tabel 1. Komposisi pupuk TMRL skala laboratorium

No Bahan kimia Komposisi Pupuk TMRL 1

Sumber : Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut, Lampung

B.3. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Selang dan aerasi

8. Alat uji kandungan logam berat AAS (Atomic Absorption Spectrometry).

Sedangkan bahan yang digunakan adalah: 1. Air laut steril

(32)

19

C. Prosedur Penelitian C.1. Persiapan penelitian C.1.1 Sterilisasi alat

Tahap awal dilakukan dengan menyiapkan dan mensterilisasikan seluruh perangkat bahan dan alat yang akan digunakan selama penelitian. Sterilisasi peralatan dan bahan yang akan digunakan dapat dilakukan dengan cara:

1. Perebusan.

2. Perendaman dalam larutan kaporit/chlorine 150 ppm.

3. Pemberian alkohol, diautoklaf dengan temperatur 1000 C dengan tekanan 1 atm selama 20 menit atau dioven.

C.1.2 Sterilisasi media (air)

Tahapan kedua adalah pengadaan stok air laut yang dilakukan dengan mensterilkan air laut menggunakan biofilter lalu akan disterilkan kembali melalui perangkat ultra violet (UV). Adapun cara lain untuk sterilisasi media (air) yaitu air direbus sampai mendidih selama 10 menit, penyaringan dengan menggunakan plankton net ukuran 15 µm atau pemberian larutan chlorine 60 ppm, kemudian diaduk rata selama beberapa menit dan dinetralkan dengan Natrium Thiosulfat 20 ppm.

C.2. Pembuatan media kultur Nannochloropsis sp.

(33)

20 diperlukan oleh Nannochloropsis sp. adalah N, P, Fe, K, Mg, S dan Ca sedangkan unsur mikro yang dibutuhkan H2BO3, MnCl3, ZnCl2, CoCl2, (NH4)6M7O24.4H2O

dan CuSO4.5H2O.

C.3. Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui pola pertumbuhan pada Nannochloropsis sp., tanpa penambahan Pb2+ di media. Pada kultur skala semi massal, Nannochloropsis sp. dimasukkan ke dalam akuarium 100 liter lalu media kultur diberi pupuk (TMRL) dan diaerasi. Dalam waktu 4 hari

Nannochloropsis sp. akan mencapai puncak (fase stationer) lalu dilihat perkembangan tiap harinya dari fase lag hingga fase kematian, sehingga pada saat penelitian tingkat kesalahan dapat diminimalisir.

C.4. Pelaksanaan Penelitian

Mikroalga Nannochloropsis sp. yang akan digunakan dikultur terlebih dahulu dengan menggunakan media TMRL dalam akuarium 100 liter. Dalam waktu 4 hari Nannochloropsis sp. akan mencapai puncak (fase stationer) lalu dilihat perkembangan tiap harinya dari fase lag hingga fase kematian. Pada Pb2+ alami dan pemberian Pb2+ dilakukan pada awal kultur. Pada awal kultur maka pengamatan dilakukan dalam sehari sebanyak 4 kali (setiap 6 jam sekali). Pengamatan yang dilakukan berupa:

1. Kualitas air (Salinitas, Suhu, pH, DO) 2. Perhitungan kelimpahan plankton 3. Pengukuran logam berat

(34)

21

D. Parameter

D.1. Uji kadar klorofil

Dalam pengujian kadar klorofil maka di ambil air sebanyak 100 ml lalu masukkan ke dalam botol. Air disaring dengan kertas saring GF/F dengan menggunakan vacum pump kemudian diambil 10 ml larutan aceton 90% lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi, setelah itu ekstrak klorofil yang telah disaring tadi dimasukkan kelarutan aceton 90%. Tabung reaksi dibungkus dengan aluminium foil. Aluminium foil digunakan agar ekstrak klorofil tidak terkontaminasi oleh organisme lain kemudian ekstrak klorofil disimpan selama 1 hari pada suhu dingin dan ruang gelap.

(35)

22

Perhitungan klorofil:

Klorofil (µg/L) = 26,7 (6650 – 665a)x v

V x L

Keterangan:

6650 = pengukuran sebelum penambahan HCl

665a = hasil pengukuran setelah penambahan HCl

v = volume dari ekstrak aseton V = panjang gelombang dari cuvet

D.2. Kualitas air (Salinitas, pH, suhu dan DO Media Kultur)

Pengukuran salinitas, pH, suhu dan DO air media TMRL menggunakan refraktometer, pH meter, thermometer dan DO meter. Pengukuran parameter tersebut dilakukan 2 kali sehari sejak biota ditempatkan di media kultur sampai beberapa saat sebelum panen dilakukan.

D.3. Penghitungan kelimpahan Nannochloropsis sp.

Pertumbuhan fitoplankton ditandai dengan pertambahan kelimpahan fitoplankton yang dikultur. Untuk menghitung kelimpahan umumnya menggunakan alat hitung haemocytometer dengan bantuan mikroskop.

Cara menghitung kelimpahan Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut: 1. Sampel air media diambil sebanyak 1 ml dengan pipet

2. Sampel air diteteskan pada Haemacytometer, lalu diamati dibawah mikroskop 3. Hitung dengan cara mengambil 5 lapang pandang, rata-ratakan kemudian

(36)

23 Perhitungan jumlah Nannochloropsis sp. dilakukan dengan menggunakan haemocytometer dibawah microskop dengan pembesaran 10 x 10 dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh BBPBL:

K1-K5 = jumlah Nannochloropsis sp. dalam kotak hitungan ke 1 s/d 5

D.4. Penghitungan fase laju pertumbuhan Nannochloropsis sp.

Penghitungan laju pertumbuhan dan penyerapan dilakukan untuk mengetahui kenaikan atau penurunan laju pertumbuhan dan penyerapan Pb pada

Nannochoropsis sp.

Laju pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

Kt+1 = kelimpahan pada saat (t+1)

Kt = kelimpahan pada saat t Δt = rentang waktu pengamatan

D.5. Pengukuran logam berat Pb dalam air

Sampel yang telah diambil setiap 6 jam sekali lalu diamati dengan menggunakan metode AAS (atomic absorption spectrometry), pengukuran Pb di lakukan dengan mengambil sampel air kultur sebanyak 500 ml. Laju pengikatan Pb diperoleh dari hasil pengukuran kandungan logam berat menggunakan AAS yang didasarkan pada hukum Lambert_Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap

(37)

24 oleh sampel akan berbanding lurus dengan konsentrasinya. Persamaan garis antara sampel dan absorbansi berupa persamaan garis lurus dengan koefisien arah yang positif, Y= a + bX. Kadar logam berat dalam sampel diperoleh dengan memasukan nilai absorbansi larutan sampel ke dalam persamaan garis lurus dari larutan standar. Nilai kandungan logam berat Pb yang telah berikatan dengan kedua residu asam amino selanjutnya diplotkan terhadap waktu pengamatan sebagai persamaan regresi.

(38)

25

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dari parameter-parameter yang diamati akan di diolah dengan menggunakan persamaan regresi linier sebagai berikut:

Y= aX + b

dengan hubungan korelasi yang dimisalkan dengan Y dan X Y = Kelimpahan plankton Nannochloropsis sp. X = Konsentrasi Pb dalam media kultur

a, b = Nilai Konstanta a (slope), b (intercept)

Parameter yang akan dihitung dengan persamaan regresi linier yaitu korelasi antara kelimpahan Nannocloropsis sp. dengan kemampuan penyerapan logam berat Pb2+, korelasi antara klorofil Nannochloropsis sp. dengan kemampuan penyerapan logam berat Pb2+ dan korelasi antara kelimpahan dengan klorofil

(39)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik

Nannochloropsis sp yang Terkontaminasi Pb2+. Nama : IRMALIA

NPM : 0614111035 Program Studi : Budidaya Perairan Fakultas : Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Moh. Muhaemin,. S.Pi.M.Si. Rara Diantari,.S.Pi.M.Sc NIP. 197412122000031002 NIP. 197908212003122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Budidaya Perairan

(40)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta karunia-Nya atas selesainya proposal penelitian dengan judul

” Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik Nannochloropsis sp yang Terkontaminasi Pb2+.”

Penulis menyadari bahwa dalam proposal masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyusunan proposal penelitian.

Bandar lampung, Juli 2011

(41)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(42)
(43)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Nannochloropsis sp ... 6

2. Kurva Pertumbuhan Nannochloropsis sp. ... 7

3. Tahapan Metodologi Penelitian ... 14

(44)

Judul Skripsi : Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik Nannochloropsis sp. yang Terkontaminasi Pb2+

Nama Mahasiswa : IRMALIA NPM : 0614111035 Program Studi : Budidaya Perairan Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si Rara Diantari, S.Pi., M.Sc.

NIP. 197412122000031002 NIP. 197908212003122001

2. Ketua Program Studi Budidaya Perairan

Ir. Siti Hudaidah, M.Sc

(45)

KLOROFIL SEBAGAI BIOINDIKATOR AKTIVITAS FOTOSINTETIK Nannochloropsis sp. YANG TERKONTAMINASI Pb2+

(Skripsi)

Oleh

IRMALIA 0614111035

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

(46)

KLOROFIL SEBAGAI BIOINDIKATOR AKTIVITAS FOTOSINTETIK Nannochloropsis sp. YANG TERKONTAMINASI Pb2+

Oleh IRMALIA

Skripsi

Sebagai Salah Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

(47)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si. ...

Sekretaris : Rara Diantari, S.Pi., M.Sc. ...

Penguji Utama : Esti Harpeni, S.T., MAppSc. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S.

NIP. 196108261987021001

(48)

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut

menghadapi tantangan

dan saya percaya pada diri saya sendiri

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

(49)
(50)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa Syukur Kepada Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

Mami dan Papi tercinta, Adik-adikku tercinta Your nety dan M. Satria yang tak pernah henti-hentinya memberikan semangat, bimbingan, serta doa yang senantiasa mengiringi setiap langkahku untuk kebahagian dan kesuksesanku.

Seseorang yang kelak akan menjadi pendampingku dan teman-teman seperjuangan.

(51)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 13 Juli 1988, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ibrahim dan Ibu Mahani S.Ag.

Penulis menempuh pendidikan taman kanak-kanak di TK Pertiwi tahun 1993-1994. Pendidikan dasar di SD Negeri 2 Rawa Laut (Teladan) Bandar Lampung tahun 1994-2000. Pendidikan tingkat pertama di SLTP Negeri 1 Bandar Lampung tahun 2000-2003. Pendidikan tingkat atas di SMA Negeri 6 Bandar Lampung 2003-2006. Pada tahun 2006, penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Pertanian Program Studi Budidaya Perairan melalui jalur SPMB.

Penulis aktif dalam organisasi HIDRILA (Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila) dan menjadi Sekretaris Bidang Pengabdian Masyarakat Periode 2007-2008. Penulis juga pernah melakukan praktek umum di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (BPBIAT) Muntilan Jawa Tengah dengan komoditas ikan nila merah (Oreochromis niloticus) pada tahun 2010.

Pada tahun 2012, penulis menyelesaikan tugas akhirnya dengan menulis skripsi yang berjudul ”Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik

(52)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Klorofil Sebagai Bioindikator Aktivitas Fotosintetik Nannochloropsis sp. Yang Terkontaminasi Pb2+”.

Selama pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini banyak pihak-pihak yang telah memberikan saran, doa, dan dukungannya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mami, Papi, dan Adik-adikku tercinta, yang telah memberikan semangat, dukungan, kasih sayang dan doa selama penulisan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., sebagai Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., sebagai Ketua Program Studi Budidaya Perairan Universitas Lampung.

4. Bapak Moh. Muhaemin, S.Pi., M.Si., sebagai Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan,kritik dan saran dalam penulisan skripsi. 5. Ibu Rara Diantari, S.Pi., M.Sc., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,

kritik serta saran dalam proses penyusunan skripsi.

(53)

7. Bapak Wardiyanto, S.Pi., MP., selaku pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan nasehat selama kuliah maupun dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar Fitoplankton dan Kualitas Air BBPBL Lampung, Pak Agus, Bu Valent, Bu Anis, Bu Ana, Bu Nira dan Bu Eva terima kasih atas bantuannya.

9. Seseorang yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan membantu dalam menyelesaikan skripsi, Thanks for All ”Median Arjanggi”

10.Sahabat-sahabatku, Aldian, Erma Sartika, Dijar, Aikal, Desi, Meytia, Septa dan teman–teman angkatan 2006 yang telah memberikan semangat serta dukungan saat perkuliahan hingga penulisan skripsi ini.

11.Kakak-kakakku angkatan 2004, 2005 serta adik-adik angkatan 2007, 2008, 2009, 2010 dan 2011 dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, Januari 2012 Penulis

(54)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada Pb2+ alami mengalami laju pertumbuhan yang lebih cepat akan tetapi kelimpahannya lebih kecil apabila dibandingkan dengan penambahan Pb2+.

2. Keberadaan Pb2+ memberikan pengaruh negatif terhadap kelimpahan dan kandungan klorofil intraseluler Nannochloropsis sp.

3. Kelimpahan dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran Pb2+, sedangkan klorofil kurang sensitif apabila digunakan sebagai bioindikator.

B.Saran

Gambar

Gambar 1. (a) Nannochloropsis sp. dan (b) sruktur sel Nannochloropsis sp.
Gambar 2. Kurva pertumbuhan Nannochloropsis sp.
Tabel 1. Komposisi pupuk TMRL skala laboratorium

Referensi

Dokumen terkait