• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

REBERKA MARDALENA S

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa yang rata-ratanya sebesar 34,4 pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur pada pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan melalui tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan tersebut dikumpulkan melalui lembar observasi, hasil tes pada setiap akhir siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (60,92), pada siklus II meningkat menjadi (69,62), dan pada siklus III meningkat menjadi (80,00). Sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa tiap siklusnya adalah siklus I (60,92), siklus II (69,62), dan siklus III (80,00). Dengan demikian hasil belajar siswa, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 8,7% dan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 10,38%.

(2)

PENERAPAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING

(CTL)

UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

REBERKA MARDALENA S

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENERAPAN PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING

(CTL)

UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

REBERKA MARDALENA S

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ...

20

2. Grafik Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Per-Siklus ...

85

3. Grafik Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Per-Siklus ...

87

4. Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hail Belajar Per-Siklus ... . 89

(5)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL...

vi

DAFTAR GAMBAR ...

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...

viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

1

B. Identifikasi Masalah ...

4

C. Rumusan Masalah ...

5

D. Tujuan Penelitian ...

5

E. Manfaat Penelitian ...

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar ...

7

2. Pengertian Aktivitas ...

8

3. Pengertian Hasil Belajar ...

9

B. Pendidikan Kewarganegraraan (PKn)

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ...

10

2. Fungsi dan Tujuan PKn Secara Umum...

12

3. Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKn di SD...

13

C. Pendekatan

Contektual Teaching and Learning

...

14

1. Pengertian Pendekatan CTL...

14

2. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan CTL ...

16

3. Langkah-langkah Pembelajaran CTL ...

17

D. Hipotesis Tindakan ...

18

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian...

19

B. Setting Penelitian ...

17

C. Teknik Pengumpulan Data ...

21

D. Alat Pengumpulan Data ...

22

E. Teknik Analisis Data ...

22

(6)

v

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ...

24

1. Siklus I ...

21

2. Siklus II ...

28

3. Siklus III...

31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...

35

1. Deskripsi Awal...

35

2. Hasil Penelitian Siklus I ...

37

a. Persiapan Pembelajaran Siklus I ...

37

b. Pelaksanaan Siklus I ...

38

c. Temuan Pada Siklus I...

42

d. Refleksi...

51

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II...

53

3. Hasil Penelitian Siklus II...

a. Persiapan Pembelajaran Siklus II ...

54

b. Pelaksanaan Siklus II...

55

c. Temuan Pada Siklus II. ...

59

d. Refleksi...

67

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas untuk Siklus II...

69

4. Hasil Penelitian Siklus III. ...

69

a. Persiapan Pembelajaran untuk Siklus III...

69

b. Pelaksanaan Siklus III ...

70

c. Temuan Pada Siklus III ...

73

d. Refleksi...

81

B. Pembahasan ...

83

1. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ...

83

2. Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ...

86

3. Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ...

88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...

93

5.2 Saran ...

94

DAFTAR PUSTAKA ...

95

(7)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ...

97

2. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ...

98

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ...

99

4. Surat Pernyataan Teman Sejawat...

100

5. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah...

101

6. Pemetaan/ Analisis SK-KD...

102

7. Silabus Pembelajaran ...

108

8. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...

117

9.

Lembar Kerja Siswa Siklus I...

126

10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan I...

127

11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan II ...

129

12. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan I...

131

13. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II ...

132

14. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus I...

133

15. Daftar Nilai

Post Test

Siklus I ...

134

16. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ...

135

17. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II...

139

18. Lembar Kerja Siswa Siklus II ...

149

19. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan I ...

150

20. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan II ...

152

21. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I ...

154

22. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II ...

155

23. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus II ...

156

24. Daftar Nilai

Post Test

Siklus II ...

157

25. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ...

158

26. Rencana Perbaikan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ...

164

27. Lembar Kerja Siswa Siklus III...

175

28. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan I ...

176

29. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus III Pertemuan II...

178

30. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I ...

180

31. Lembar Observasi Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II...

181

32. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus III ...

182

33. Daftar Nilai

Post Test

Siklus III...

183

34. Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus III...

184

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Jadwal Kegiatan PTK Tiap Siklus ...

37

2. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan I) ...

43

3. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus I Pertemuan II) .

44

4. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I ...

46

5. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan I ...

47

6. Tabel Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II...

48

7. Peningkatan Kinerja Guru Siklus I ...

49

8. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I...

50

9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ...

50

10. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan I) .

59

11. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan II) .

60

12. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II ...

63

13. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I...

64

14. Tabel Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II ...

65

15. Peningkatan Kinerja Guru Siklus II ...

65

16. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ...

66

17. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II...

66

18. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III

Pertemuan I) ...

74

19. Tabel Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran (Siklus III

Pertemuan II) ...

76

20. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus III ...

77

21. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I ...

78

22. Tabel Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ...

79

23. Peningkatan Kinerja Guru Siklus III...

80

24. Tabel Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ...

80

25. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ...

81

26. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Siswa Per-Siklus ...

84

27. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Per-Siklus ...

86

(9)

MOTTO

Terus berharap, berusaha dan berdoa, pasti Tuhan

memberkati langkahmu.

Jikalau kau ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah

kau dapatkan maka, lakukanlah sesuatu yang belum pernah

kau lakukan

(10)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji:

Ketua Tim Penguji,

Dra. Asmaul Khair, M.Pd

...

Sekretaris,

Drs. Mugiadi, M. Pd

...

Penguji Utama,

Drs. Kojat Sudiatmaja, M. Pd

...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(11)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa

: Reberka Mardalena S

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813053052

Program Studi

: S1 PGSD

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lokasi Penelitian

: SDN 2 Metro Timur

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: “Penerapan

Pendekatan

Contextual Teaching and Learning

(CTL) Untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran PKn kelas V C SDN 2

Metro Timur Tahun Pelajaran 2011/2012” tersebut adalah asli hasil penelitian

saya atau tidak plagiat kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya

dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila

di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia dituntut

berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 6 Juli 2012

Yang membuat pernyataan,

(12)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Ayah ku Rafael Jahoras Sitanggang dan Ibu ku Lusia Warti

yang telah memberikan doa dalam setiap langkah ku serta semangat

yang tiada hentinya.

Adik ku Andreas Pandapotan, Monica Lamtiurna dan Agnes Vena

Widiastuti serta Nenek ku Chatarina Kasinem yang memberi

keceriaan dan menanti keberhasilanku

Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikan ilmu-ilmu yang

bermanfaat untuk penulis

(13)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi

: Penerapan Pendekatan

Contextual

Teaching and Learning

(CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa Pada Pembelajaran PKn Kelas V C SDN 2 Metro

Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama

: Reberka Mardalena S

NPM

: 0813053052

Program Studi

: S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Asmaul Khair, M. Pd

Drs. Mugiadi, M. Pd

NIP 19520919 197803 2002

NIP 19520511 197207 1 001

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung Propinsi

Lampung, pada tanggal 19 Maret 1989. Merupakan anak

sulung dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Rafael

Jahoras Sitanggang dan Ibu Lusia Warti.

Penulis mengenal pendidikan pertama di Taman Kanak-kanak (TK) Xaverius

Way Halim Kota Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 1995.

Dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Perumnas Way

Halim diselesaikan pada tahun 2001. Penulis melanjutkan pendidikannya di

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 19 Bandar Lampung yang

diselesaikan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta

Pangudi Luhur Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007.

Setelah pendidikannya di SMA, pada tahun 2008 penulis mengikuti tes SNPTN

Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung

(15)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul ”Penerapan Pendekatan

Contextual Teaching and Learning

(CTL) Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Kelas V

C SDN Metro Timur Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas

Lampung.

Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

3.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD

Universitas Lampung.

4.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua S1 PGSD UPP Metro, sekaligus

sebagai Dosen Pembimbing Utama atas kesediannya untuk memberikan

(16)

5.

Bapak Drs. Mugiadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing kedua atas

kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

6.

Bapak Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd., selaku Dosen Pembahas atas

kesediaannya untuk membahas, memberikan saran dan kritik dalam proses

penyempurnaan skripsi ini.

7.

Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah

membantu dalam penyelesaian tugas dan masalah yang ada di dalam kampus

maupun di luar kampus.

8.

Bapak dan Ibu dosen serta staf S1 PGSD Universitas Lampung yang telah

memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat.

9.

Ibu Wartiah, S.Pd., selaku Kepala SDN 2 Metro Timur yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SDN 2 Metro Timur.

10.

Ibu Suprihatin, S.Pd, selaku teman sejawat dalam melaksanakan penelitian ini

yang banyak membantu peneliti dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

11.

Bapak dan Ibu guru SDN 2 Metro Timur yang selalu memberikan saran

bagaimana kelak menjadi guru yang baik.

12.

Siswa siswi kelas V C SDN 2 Metro Timur yang menjadi subjek dalam

penelitian ini.

13.

Teristimewa untuk kedua orangtua dan keluarga besar yang selalu berdoa dan

memberikan semangat demi keberhasilanku.

14.

Sahabat-sahabat ku S1 PGSD angkatan 2008 khususnya, Maiko Sabri

Martha, M. Rinaldi, Devit Ahtiar, Winda Triliana, Nova Amalia, Yuliana F.N

(17)

15.

Teman-teman satu kos, Fitka, Manda, Ida, Devi, Eva dan Tetin yang selama

empat tahun bersama-sama berbagi sedih dan senang.

16.

Seseorang yang senantiasa memberikan ku semangat dan menemani ku disaat

suka maupun duka, Gosun Fajar Indra.

17.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak

memberikan dorongan dan informasi serta pendapat yang sangat bermanfaat

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi dunia

pendidikan, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan

pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Metro, 6 Juli 2012

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan manusia tidak

dapat hidup berkembang sejalan dengan cita-cita untuk maju, sejahtera dan

bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 34 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan merupakan elemen yang sangat penting guna terciptanya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang diharapkan, sehingga bangsa Indonesia mampu menghadapi berbagai perubahan dan tantangan global yang dewasa ini semakin terasa dampak manfaatnya dan “setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar”.

Dewantara (Ihsan, 2005: 5) menjelaskan bahwa pendidikan umumnya

adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan

batin, karakter), pikiran dan tubuh anak; dalam taman siswa tidak boleh

dipisah-pisahkan bagian-bagian itu agar kita dapat memajukan

kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik

selaras dengan dunianya.

Pendidikan dapat dilaksanakan secara baik, jelas arah tujuannya, relevan isi

kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaanya

(19)

2

Oleh sebab itu, sebelum melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu

terlebih dahulu memperkokoh landasan pendidikannya. Mengingat hakikat

pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia, maka

para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu

landasannya. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan diharapkan dapat

membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, dan

memiliki pengetahuan dan keterampilan serta membentuk manusia yang

seutuhnya.

Untuk membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur

dan membentuk manusia yang seutuhnya, Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang berkaitan langsung dengan

kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif yang

berhubungan langsung dengan sikap seseorang khususnya anak-anak yang

banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah,

maupun lingkungan teman bermainnya. Melalui PKn, manusia diharapkan

dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, dan berbagi

pengalaman agar meningkatkan kemampuan berkomunikasi di dalam

lingkungan, serta membentuk manusia yang seutuhnya, oleh karena itu

pembelajaran PKn menjadi sangat penting. Tujuan pembelajaran mata

pelajaran PKn, menurut Mulyasa (Ruminiati, 2007: 1. 26) adalah untuk

menjadikan siswa:

1. Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya

(20)

3

3. Bisa berkembang secara positif dan demoktratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan.

Untuk mencapai tujuan PKn tersebut diharapkan guru dapat memilih

strategi pembelajaran agar anak didik dapat belajar secara efektif,

menyenangkan, tidak membosankan, dan tujuan yang diharapkan dapat

tercapai.

Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru

kelas V C SDN 2 Metro Timur pada tanggal 4 dan 18 Oktober 2011, hasil

belajar mata pelajaran PKn masih rendah dan proses pembelajarannya guru

masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu metode

ceramah, karena hampir seluruh proses pembelajaran didominasi oleh

metode ceramah, maka pembelajaran PKn terlihat membosankan, kurang

menarik, kurangnya interaksi antara guru dan siswa, kondisi ini terlihat pada

siswa yang kurang aktif dalam hal bertanya dan menjawab sehingga dalam

proses pembelajaran di kelas aktivitas siswa terlihat pasif. Selain itu pada

saat proses pembelajaran guru hanya memberikan tugas dan ketika guru

kembali ke kelas guru kurang memberikan penilaian terhadap tugas yang

telah dikerjakan oleh siswa hal ini membuat siswa kurang termotivasi dalam

pembelajaran PKn.

Hal ini dapat terlihat dari nilai Ulangan Mid Semester pada semester ganjil

tahun pelajaran 2011/2012 yang telah mencapai KKM hanya 10 siswa atau

(21)

4

mencapai KKM. Sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

untuk pembelajaran PKn adalah 65. Sehubungan dengan permasalahan

tersebut, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat

melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar sehingga aktivitas dan hasil

belajar siswa dapat meningkat. Peneliti memberikan salah satu cara yang

dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu dengan menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

Depdiknas (Kesuma, dkk.,2009: 58) Contextual Teaching and Learning

adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran yang kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka dalam mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa mampu melihat makna di dalam tugas sekolah dan dari pelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini

peneliti mengangkat judul “Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

pada Pembelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi

permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang

didominasi oleh metode ceramah sehingga membosankan, dan kurang

(22)

5

2. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran

terlihat pada siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab.

3. Pendekatan dalam mengajar yang digunakan guru kurang melibatkan

siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar.

4. Guru kurang memberikan penilaian terhadap tugas yang telah

dikerjakan oleh siswa.

5. Hasil Ulangan Tengah Semster PKn Kelas V C SDN 2 Metro Timur

Tahun Pelajaran 2011/2012 masih rendah yaitu dibawah 65 atau

dibawah KKM.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti serta pemecahan masalahnya,

adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan Pendekatan CTL dapat meningkatkan

aktivitas siswa pada pembelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro

Timur?”

2. Bagaimanakah penerapan Pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas siswa dengan menerapkan Pendekatan CTL pada

(23)

6

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan Pendekatan CTL

pada mata pelajaran PKn kelas V C SDN 2 Metro Timur.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada

mata pelajaran PKn di kelas V C SDN 2 Metro Timur.

2. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta

menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan

Pendekatan CTL secara tepat.

3. Bagi SDN 2 Metro Timur

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan

kualitas pendidikan melalui Pendekatan CTL sebagai inovasi model

pembelajaran yang lebih tepat khususnya pada mata pelajaran PKn.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan

(24)

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan

hasil dari proses belajar. Belajar merupakan berbuat, memperoleh

pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Gagne

(Komalasari, 2010: 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia

seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuan yakni

peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance

(kinerja). Bruner (Trianto, 2009: 20) mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruksi)

pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang

sudah dimilikinya.

Teori Meaningful Learning dari Ausubel (Komalasari, 2010: 21)

merumuskan belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang

dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang

(25)

8

belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau

menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam

pengetahuan sikap, dan keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku

tersebut adalah tingkah laku yang positif, artinya untuk mencari

kesempurnaan hidup.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang

diperoleh dalam jangka waktu yang lama untuk melakukan berbagai jenis

kinerja yang menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

2. Pengertian Aktivitas Belajar

Perilaku belajar sangat dipengaruhi oleh kegiatan dan aktivitas dalam diri

sendiri dan lingkungan. Menurut Poerwadarminto (http://id.shvoong.com

/social-sciences/education) aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan.

Aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses, yaitu proses

belajar sesuatu yang merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar

atau pengalaman lain (Dimyati dan Mujiono, 2006:236-238).

Menurut Defri (http://id.shvoong.com) bahwa hal yang paling mendasar

yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi

yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa itu

sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada

(26)

9

Piaget (Sardiman, 2008: 100) menerangkan bahwa seseorang anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berpikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berpikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berpikir pada taraf perbuatan. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus saling berkaitan.

Dari pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa aktivitas belajar

merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru

dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang

dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan

adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi

belajar aktif yang menekankan keaktifan siswa secra fisik, mental,

intelektual dan emosional

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar, dengan hasil belajar

tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat diukur apakah sudah tercapai

atau belum. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru),

seperti yang diungkapkan oleh Sudjana(http://aadesanjaya.blogspot.com).

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Menurut Nashar (2004: 77) hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.

Dimyati (2006: 3) mengemukakan hasil belajar adalah hasil dari suatu

(27)

10

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari

siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar

Menurut Hamalik (2001: 33-55) hasil belajar dalam kelas harus dapat

dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain,

murid dapat mentransferkan hasil belajar ke dalam situasi-situasi yang

sesungguhnya di dalam masyarakat. Sedangkan Nasution (Kunandar

2010:276) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada

individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga

membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang

belajar.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu hasil atau berupa prestasi siswa baik pengetahuan maupun

perubahan dalam bentuk sikap atau aktivitas siswa setelah kegiatan

belajar mengajar berlangsung.

B. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang

bersifat multifset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Menurut

Winataputra (Ruminiati, 2007: 1.25) Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan pendidikan yang menyangkut status formal warga negara

yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1949.

(28)

11

tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai kewarganegaraan,

dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga

negara Indonesia.

Berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Menurut ketentuan tersebut Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan juga untuk

membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air. Sudjatmiko (Martati, 2010: 35).

Pembentukan warga negara yang beragam dari segi agama sosial

kultural, bahasa dan suku-suku bangsa untuk menjadi warga negara

Indonesia yang bersatu, cerdas terampil dan berkarakter sesuai dengan

nilai-nilai Pancasila dan Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) dengan mempertimbangkan atau memanfaatkan sains

lingkungan dan masyarakat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan suatu cara yang berfungsi untuk dapat

melestarikan nilai luhur Pancasila, mengembangkan dan membina

manusia yang memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

serta membina pengalaman dan kesadaran warga negara untuk dapat

melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang mampu

(29)

12

2. Fungsi dan Tujuan PKn Secara Umum

Secara umum Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai fungsi

dan tujuan sebagai berikut:

a. Fungsi PKn

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

berfungsi sebagai pendidikan nilai dan moral, yaitu mata pelajaran

yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai

Pancasila/budaya bangsa sehingga membentuk moral anak yang

sesuai dengan nilai falsafah hidupnya (Nashar, 2004.)

b. Tujuan PKn

Tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Mulyasa

(Ruminiati, 2007: 1. 26) adalah untuk menjadikan siswa:

1. Mampu berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

(30)

13

3. Hakikat, Fungsi dan Tujuan PKn di Sekolah Dasar (SD)

Menurut Atha (http://athaanakcerdas.blogspot.com) mengemukakan

Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (SD) memliliki hakikat,

fungsi dan tujuan seperti yang diungkapkan Atha. 2011.

a. Hakikat PKn di SD

Hakekat PKn di SD adalah memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

b. Fungsi PKn di SD

Fungsi PKn di SD adalah sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.

c. Tujuan PKn di SD adalah:

1. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar dan sah.

2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta watak ke-Indonesiaan.

3. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik. 4. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan

warga masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi diakomodasikannya nilai-nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan dalam rangka kompetisi dalam pasar bebas dunia.

5. Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku lampahnya bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila.

6. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga negara dan warga masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai bangsa dan negaranya.

7. Serta untuk mengembangkan kemampuan:

8. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

(31)

14

10. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

11. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian moral/ moralitas

adalah suatu tuntutan prilaku yang baik yang dimiliki individu sebagai

moralitas, yang tercermin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan tingkah

laku. Dalam pembelajaran PKn, moral sangat penting untuk ditanamkan

pada anak usia SD, karena proses pembelajaran PKn SD memang

bertujuan untuk membentuk moral anak, yaitu moral yang sesuai dengan

nilai falsafah hidupnya.

C. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

1. Pengertian Pendekatan CTL

Kata kontekstual berasal dari kata context yang berarti “hubungan,

konteks, suasana dan keadaan (konteks)” KUBI (Kesuma, dkk 2009: 57).

Sehingga Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diartikan

sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.

Menurut Depdiknas (2003: 5) Contextual Teaching and Learning adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan perencanaan

(32)

15

Johnson (Nurhadi,dkk., 2002: 12) merumuskan pengertian Contextual

Teaching and Learning (CTL) sebagai suatu proses pendidikan yang

bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang

mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks

kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya,

sosialnya, dan budayanya.

Contextual Teaching and Learning adalah suatu model pembelajaran

yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk

dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sanjaya (Hernawan, dkk 2007:

155).

Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey pada tahun 1916 (http://herdy07.wordpress.com) yang menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi di sekelilingnya. Pengajaran kontekstual sendiri pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat yang diawali dengan dibentuknya Washington State Consortum for Contextual oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan pendekatan CTL

diharapkan lebih bermakna bagi siswa, karena proses pembelajaran

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

(33)

16

2. Kelebihan dan Kelamahan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

Suatu pendekatan dalam pembelajaran pasti mempunyai kelebihan

maupun kelemahan begitu juga dengan pendekatan CTL. Pendekatan

CTL memiliki kelebihan dan kelemahan dalam (http://nadhirin.blogspot.

com) pendekatan CTL ini terdapat beberapa kelebihan dan

kelemahannya, kelebihannya antara lain:

1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat maju terus sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam PBM.

2. Siswa dapat berfikir dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif.

3. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.

4. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.

5. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan. 6. Membantu siswa bekerja dengan efektif dalam kelompok.

7. Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

Sedangkan kelemahan yang terdapat dalam pendekatan CTL ini adalah:

1) Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.

2) Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam Contextual Teaching and Learning (CTL) ini peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.

Berdasarkan kelebihan dan kelemahan di atas dapat peneliti simpulkan

dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan yang ada diharapkan

(34)

17

3. Langkah-langkah Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang membantu siswa dalam

mencapai tujuannya. Pembelajaran kontekstual (CTL) memiliki tujuh

komponen utama, yaitu sebagai berikut (http://herdy07.wordpress.com):

1. Konstruktivisme (construktivisme), merupakan landasan berpikir dalam pendekatan CTL yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui kontek yang terbatas.

2. Menemukan (inquiry), melalui upaya menemukan akan memberi penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.

3. Bertanya (questioning), melalui penerapan bertanya pembelajaran akan lebih hidup, akan banyak ditemukan unsur-unsur lain terkait yang sebelumnya tidak terpikirkan baik oleh guru maupun siswa. 4. Masyarakat belajar (learning commnunity), adalah membiasakan

siswa untuk melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya.

5. Pemodelan (modelling), Pemodelan dalam pembelajaran kontekstual merupakan sebuah keterampilan atau pengetahuan tertentu dan menggunakan model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu.

6. Refleksi (reflection), adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari.

7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi yang amat menentukan untuk mendapatkan informasi kualitas proses dan hasil belajar melalui penerapan CTL.

Dari ke tujuh komponen di atas dapat diterapkan di dalam pembelajaran.

Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan pembelajaran CTL

apabila menerapkan ke tujuh komponen tersebut. Secara garis besar,

(http://education mantap blogspot.com) langkah-langkah yang harus

ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:

(35)

18

2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik. 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4. Ciptakan masyarakat belajar (kelompok). 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Ciri kelas yang menggunakan pendekatan konstektual :

a) Pengalaman nyata, b) Kerja sama, saling menunjang, c) Gembira,

belajar dengan bergairah, d) Pembelajaran terintegrasi, e) Menggunakan

berbagai sumber, f) Siswa aktif dan kritis, g) Menyenangkan, tidak

membosankan, h) Sharing dengan teman, i) Guru kreatif.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

penerapan pendekatan CTL dapat membuat siswa secara aktif berfikir

memahami materi pelajaran dengan konteks kehidupan mereka

sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan keterampilan yang secara

refleksi dapat diterapkan dari permasalahan ke permasalahan lainnya.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas yaitu ”Jika diterapkan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan

memperhatikan langkah-langkah secara tepat maka akan meningkatkan

(36)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan

Classroom Action Research. Menurut Wardhani, dkk., (2007: 1.3) PTK

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagi guru,

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam setiap siklus terdiri

dari empat kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu

perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan (observer), dan refleksi

(reflect).

Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas V C SDN 2 Metro

Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap dan dilaksanakan

dengan tiga siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yakni;

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada akhir kegiatan

(37)
[image:37.612.199.472.98.387.2]

20

Gambar 1. Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas.

Diadopsi dari Wardhani (2007: 2.4)

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti

dengan guru kelas V C SDN 2 Metro Timur. Adapun subjek penelitian

adalah guru dan siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur dengan jumlah

siswa 27 orang, terdiri dari siswa laki-laki 15 orang dan siswa perempuan

12 orang.

SIKLUS I

Pengamatan I

Perencanaan II

Pelaksanaan I

Pelaksanaan II

Pelaksanaan III SIKLUS II

Pengamatan II

Perencanaan III

SIKLUS III

Pengamatan III Refleksi III

Refleksi II

Perencanaan I

(38)

21

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Metro Timur, Jalan Ki. Hajar

Dewantara 15 A Desa Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran

2011/2012 selama enam bulan, dimulai dari bulan Januari dan berakhir

pada bulan Juni tahun 2012.

4. Sumber Data

Sumber data penelitian ini diperoleh dari guru dan siswa. Berupa data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi

aktivitas siswa dan kinerja guru, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari

hasil post test siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan.

1. Teknik non tes

Observasi, yaitu digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan

kinerja guru dapat meningkat selama pembelajaran berlangsung dengan

menerapkan Pendekatan CTL.

2. Teknik tes

Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa

guna mengetahui hasil belajar PKn bagi siswa setelah diterapkan

(39)

22

D. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar panduan observasi, digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian

tindakan kelas dalam pembelajaran Pendidikan Keawarganegaraan dengan

menerapkan Pendekatan CTL.

2. Soal-soal tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa tentang materi yang telah diajarkan setelah menerapkan

Pendekatan CTL.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penilitian dianalisis dengan menggunakan analisis kulitatif dan

kuantitatif:

1. Analisis Kualitatif

Data kualitatif ini, diperoleh dari data nontes yaitu lembar observasi

aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

a. Nilai aktivitas setiap siswa diperoleh dengan rumus:

NP =

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan

100 = bilangan tetap

(40)

23

b. Analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus:

NP=

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh

SM = skor maksimum ideal

100 = bilangan tetap

Diadaptasi dari Purwanto (2008: 102).

2. Analisis Kuantitatif

Digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam penguasaan

materi yang diajarkan guru. Nilai hasil belajar tiap siswa diperoleh

dengan rumus:

Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum dari tes yang ditentukan

100 = bilangan tetap

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal,

digunakan rumus sebagai berikut:

(41)

24

Dengan Kriteria Keberhasilan Aktivitas siswa dan Kinerja Guru:

81% - 100 % = Baik sekali

61% - 80 % = Baik

41% - 60 % = Cukup

21% - 40 % = Kurang

0 % - 20 % = Kurang sekali

(adaptasi dari Arikunto, 2007:17)

F. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam peelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mencapai

nilai KKM yaitu ≥65 secara klasikal tingkat keberhasilan siswa minimal

mencapai 75%, dan adanya peningkatan aktivitas siswa da hasil belajar secara

kalsikal pada setiap siklusnya. (Depdiknas, 2008: 5)

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran secara

kolaboratif antara guru dan peneliti untuk mencapai pembelajaran yang

diinginkan. Dalam siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses

pembelajaran PKn dengan menerapkan Pendekatan CTL dengan

langkah–langkah sebagai berikut:

1. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan

(42)

25

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran (Pemetaan, Silabus, RPP, Media

Pembelajaran ) yang sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

3. Merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan

CTL.

4. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok,

lembar jawaban, dan lembar kegiatan tersebut.

5. Menyiapkan instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa

soal-soal. Instrumen non tes berupa lembar observasi kinerja guru dan

aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang

dilakukan dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan

CTL pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun

sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan:

1. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk memulai

pembelajaran.

2. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa sebelum materi yang diberikan.

3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan

yang akan dicapai (menghubungkan materi yang akan dijelaskan

(43)

26

4. Materi yang akan disampaikan adalah “Memahami Organisasi”.

Dengan Standar kompetensi “Memahami Kebebasan

Berorganisasi”. Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan pengertian

organisasi”

Kegiatan Inti:

1. Guru menggali pengetahuan awal siswa tentang organisasi.

2. Guru membentuk kelompok dengan jumlah 27 siswa setiap

kelompok terdiri dari 4-5 siswa untuk berdiskusi tentang materi

yang akan disampaikan.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang arti dari

“Memahami Organisasi”.

4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dari penjelasan guru

tentang “Memahami Organisasi”.

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok untuk

berpikir, dan mengidentifikasi organisasi apa yang ada di sekitar

lingkungan mereka, atau organisasi apa yang pernah mereka

ikuti.

6. Siswa mencatat hasil dari diskusi tentang memahami organisasi

ke dalam buku catatan.

7. Setelah siswa selesai mencatat hasil dari diskusi kelompok,

kemudian guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi kedepan kelas.

8. Siswa lain dapat memberikan tanggapan/saran kepada siswa

(44)

27

Kegiatan Penutup:

1. Guru memberikan umpan balik serta penguatan untuk

menghadapi tugas-tugas berikutnya.

2. Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal (post test)

kepada siswa yang berbentuk Lembar Tugas Siswa tentang

materi yang telah disampaikan.

c. Observasi

Peneliti mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja

guru diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist pada lembar

observasi.

d. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam

siklus I yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan

selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan

yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan

pada perencanaan perbaikan pembelajaran untuk siklus II. Sedangkan

kelebihan atau kebaikan pada siklus I perlu dipertahankan untuk siklus

selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan

(45)

28

2. Siklus II

Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan aktivitas dan hasil

belajar siswa dengan menerapkan CTL. Hasil pembelajaran pada siklus II

ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus

I. Materi pembelajaran pada siklus II masih sama pada siklus I namun

dengan pokok bahasan yang berbeda yaitu “Organisasi-organisasi di

sekitar kita”. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran penelitian tindakan

kelas ini meliputi langkah-langkah:

a. Perencanaan (planning)

1. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan

tentang materi pembelajaran PKn

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran (Pemetaan, Silabus, RPP,

Media Pembelajaran) yang sesuai dengan materi yang telah

ditetapkan.

3. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan oleh

kelompok, lembar jawaban, dan lembar kegiatan tersebut.

4. Menyiapkan insrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa

soal-soal. Instrumen non tes berupa lembar observasi kinerja guru dan

aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana perbaikan

pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang

(46)

29

CTL pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang telah disusun

sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan:

1. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk memulai

pembelajaran.

2. Guru melaksanakan tes awal (pre test) untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa sebelum materi yang diberikan.

3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan

yang akan dicapai (menghubungkan materi yang akan dijelaskan

dengan kehidupan sehari-hari),.

4. Materi yang akan disampaikan adalah “Organisasi di sekolah”.

Dengan Kompetensi Dasar “Menyebutkan contoh organisasi di

lingkungan sekolah dan masyarakat”

Kegiatan Inti:

1. Guru menggali pengetahuan siswa tentang organisasi yang ada di

sekolah.

2. Guru membentuk kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa untuk

berdiskusi tentang materi yang akan disampaikan.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang organisasi yang

ada di sekolah dengan menggunakan media.

4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dari penjelasan guru

(47)

30

5. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berpikir,

dan mengidentifikasi organisasi apa yang ada di sekolah, atau

organisasi apa yang pernah mereka ikuti.

6. Dalam kegiatan kelompok, Guru memberi tugas kepada siswa

untuk menuliskan 2 organisasi yang pernah, sedang, atau akan

diikuti oleh siswa di lingkungan sekolah dan masyarakat, atau

organisasi apa pun yang diketahui siswa.

7. Guru memberi tugas kepada siswa untuk menuliskan tujuan,

anggota, struktur, dan tata tertib yang berlaku di kedua organisasi

itu.

8. Siswa mencatat hasil dari diskusi ke dalam buku catatan tentang

organisasi yang ada di sekitar sekolah. Dalam diskusi tersebut

diharapkan setiap anak dapat memberikan ide atau gagasan yang

dimiliki, sehingga mereka dapat memecahkan masalah yang

sedang didiskusikan

9. Setelah siswa selesai mencatat hasil dari diskusi kelompok,

kemudian guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.

10. Siswa lain dapat memberikan masukan kepada siswa yang maju.

Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan umpan balik serta penguatan untuk

menghadapi tugas-tugas berikutnya.

2. Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap

(48)

31

3. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal (post test)

kepada siswa yang berbentuk Lembar Tugas Siswa tentang materi

yang telah disampaikan.

c. Observasi

Peneliti mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja

guru diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist pada lembar

observasi.

d. Refleksi

Dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam

siklus II yang dilakukan oleh guru baik itu kelebihan atau kelemahan

selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan

yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan

pada perencanaan tindakan untuk siklus III. Sedangkan kelebihan atau

kebaikan pada siklus II perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya

dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang

akan datang.

3. Siklus III

Dalam pembelajaran ketiga ini diharapkan lebih baik dibanding dengan

hasil pembelajaran pada siklus pertama dan kedua. Siklus ketiga ini juga

melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus pertama dan kedua

(49)

32

a. Perencanaan (planning)

1. Peneliti bersama guru berdiskusi untuk membuat kesepakatan

tentang materi pembelajaran PKn.

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran (Pemetaan, Silabus, RPP,

Media Pembelajaran) yang sesuai dengan materi yang telah

ditetapkan.

3. Merancang kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan

CTL

4. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan

kelompok, lembar jawaban, dan lembar kegiatan tersebut.

5. Menyiapkan insrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa

soal-soal. Instrumen non tes berupa lembar observasi kinerja guru dan

aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana

pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang

dilakukan dalam pembelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan

CTL pada siklus ketiga dengan perencanaan yang telah disusun sebagai

berikut:

Kegiatan Pendahuluan:

1. Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk memulai pembelajaran

2. Guru melaksanakan tes awal (pretest) untuk mengetahui

(50)

33

3. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang

akan dicapai.

4. Materi yang akan disampaikan adalah “Organisasi di Masyarakat”.

Dengan Kompetensi Dasar “Menampilkan peran serta dalam

memilih organisasi di sekolah”

Kegiatan Inti:

1. Guru menggali pengetahuan siswa tentang organisasi yang ada di

lingkungan rumah.

2. Guru membentuk kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa untuk

berdiskusi tentang materi yang akan disampaikan.

3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang peran serta

organisasi yang ada di sekolah.

4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya dari penjelasan guru

tentang organisasi yang ada di sekolah.

5. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berpikir,

dan berdiskusi tentang peran serta dalam memilih organisasi di

sekolah.

6. Mencatat hasil dari diskusi ke dalam buku catatan.

7. Setelah siswa selesai mencatat hasil dari diskusi kelompok,

kemudian guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi ke depan kelas.

(51)

34

Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan umpan balik serta penguatan untuk

menghadapi tugas-tugas berikutnya.

2. Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah berlangsung.

3. Pada akhir pembelajaran guru memberikan soal (post test) kepada

siswa yang berbentuk Lembar Tugas Siswa tentang materi yang

telah disampaikan.

c. Observasi

Peneliti mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kinerja

guru diamati dengan cara membubuhkan tanda ceklist pada lembar

observasi.

d. Refleksi

Pada siklus III ini peneliti dan guru melakukan refleksi terhadap

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan evaluasi hasil

belajar siswa serta lembar observasi pengamat. Guru dapat melihat

sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. Jika hasil belajar siswa

meningkat, maka kegiatan pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan CTL dapat dikatakan berhasil sesuai dengan tingkat

(52)

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V

C mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SDN 2 Metro Timur

dapat disimpulkan :

1. Penerapan pendekatan

CTL

dalam pembelajaran

PKn

dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V C SDN 2 Metro Timur hal

ini sesuai dengan pengamatan peneliti yang telah dilakukan pada siswa

mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi peningkatan di setiap

siklusnya yaitu rata-rata siklus I yaitu 50,58 dan siklus II meningkat

menjadi 63,38 dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 80,42.

Dengan demikian dari siklus I ke siklus II di peroleh peningkatan

sebesar 12,8% dan dari siklus II ke siklus III yaitu 17,04%.

2. Penerapan

pendekatan

CTL

dalam pembelajaran

PKn

dapat

meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan belajar kelas siswa kelas V

C SDN 2 Metro Timur, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang

telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus III, dimana nilai

rata-rata siswa tiap siklusnya adalah siklus I sebesar 60,92 meningkat pada

siklus II yaitu 69,62 siklus III meningkat menjadi 80,00. Dengan

(53)

94

peningkatan sebesar 8,7 dan dari siklus II ke siklus III terjadi

peningkatan 10,38.

B. Saran

1.

Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan membaca,

guna memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar

yang lebih baik.

2.

Kepada guru, diharapkan dapat menerapkan pendekatan CTL

sehingga siswa diharapkan bisa saling bekerja sama, lebih aktif,

berfikir secara kritis dalam memahami materi yang diajarkan dan

dapat membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran dan untuk senantiasa menggunakan media atau alat

peraga pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran.

3.

Kepada sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang

masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih

baik sehingga aktivitas siswa dapat meningkat dan dapat memberikan

sosialisasi kepada guru tentang metode atau pendekatan pembelajaran

yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4.

Kepada peneliti, untuk dapat menerapkan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan CTL pada mata pelajaranlain. Selain itu

peneliti sebaiknya memiliki pengetahuan yang lebih banyak lagi, dan

Gambar

Gambar 1. Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (Tsts) Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Pada Materi Momentum Dan Impuls.. Universitas Pendidikan

Pengajuan/Usulan dari Kopertais untuk Dosen Swasta, sedangkan Dosen Negeri diusulkan oleh Lembaga PTKIN terkait. • Data Dosen (yang mengajukan KP) dapat diinput sendiri oleh Dosen

Blok Barat, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara.Kawasan penelitian ini merupakan kawasan yang memiliki potensi kemenyan terbesar pada kawasan Batang Toru.Adiankoting

menyelesaikan studi Pascasarjana S2 di Program Magister Ilmu Lingkungan di. Universitas Diponegoro

PERPUSTAKAAN KOTA YOGYAKARTA PADA TAHUN 2010 INI / MEMPUNYAI PROGRAM KERJA. PEMBINAAN

DAFTAR PUSTAKA

Freight bill factoring accelerates payment for your freight bills and provides you the money you need to pay fuel, expenses and drivers.. It gives you the cash flow you need to take

[r]