• Tidak ada hasil yang ditemukan

Factors that Relating to the Female Reproductive Period of 2010 in the Pesawaran District Lampung Province

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Factors that Relating to the Female Reproductive Period of 2010 in the Pesawaran District Lampung Province"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN

JANGKA REPRODUKSI WANITA TAHUN 2010 DI

KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

GRES MARETTA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Jangka Reproduksi Wanita Tahun 2010 di Kabupaten Pesawaran Povinsi Lampung adalah hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir dari tesis ini.

Bogor, Agustus 2011

Gres Maretta G352090011

(4)
(5)

ABSTRACT

GRES MARETTA. Factors that Relating to the Female Reproductive Period of 2010 in the Pesawaran District Lampung Province. Under direction of BAMBANG SURYOBROTO and SRI BUDIARTI

Female reproduction can only take place within a limited span starting from menarche and ended at menopause. Menarche was the first menstruation experienced by a woman, while menopause is the cessation of menstruation. Pesawaran district of Lampung Province as a rural environment was chosen to complement the scarce female reproductive period data in Indonesia. This study used longitudinal method and data was collected from interview. The data was processed using the Probit GLM (Generalized Linear Models) in R program. The result showed that menopausal age was 49.08 years, menarche age was 14.55 years (in 1976), and reproductive period was 34.53 years. Women who use hormonal contraception get faster menopause (48.59 years) than those using nonhormonal contraception (49.08 years). Reproductive period of woman is not related by their reproductive history, nutritional status, and socioeconomic level. Age of menarche in 2010 (13.61 years) has an acceleration 0.94 years compared to the age of menarche in 1976 (14.55 years).

(6)
(7)

GRES MARETTA. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Jangka Reproduksi Wanita Tahun 2010 di Kabupaten Pesawaran Povinsi Lampung. Dibimbing oleh BAMBANG SURYOBROTO dan SRI BUDIARTI

Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung merupakan daerah rural yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1 173.77 km2 yang didiami oleh 397 294 jiwa dengan 192 360 jiwa di antaranya adalah wanita, sehingga sex rationya sebesar 106.53 persen (BPS 2010). Keadaan kaum wanita yang berkaitan dengan perubahan biologis sangat menentukan kualitas kehidupan anggota masyarakatnya. Kemajuan pembangunan baik fisik maupun non fisik tidak lepas dari peranan wanita di dalamnya. Salah satu bagian penting yang perlu diperhatikan dalam kehidupan wanita adalah mengetahui jangka reproduksi yang terkait dengan kodrat wanita untuk hamil (Sukmaningrasa 2009). Kehamilan wanita hanya terjadi di dalam masa jangka reproduksinya. Jangka reproduksi seorang wanita didapatkan dari usia menopausenya dikurangi dengan usia menarkenya. Apabila terjadi perubahan pada usia menarke atau usia menopause maka akan berubah pula jangka reproduksinya. Penelitian jangka reproduksi di Provinsi Lampung belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jangka reproduksi dan faktor-faktor yang berkaitan dengan jangka reproduksi pada wanita di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung tahun 2010. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi kesehatan dan secara tidak langsung sebagai tolok ukur kesejahteraan wanita di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan Desember 2010. Lokasi pengambilan data meliputi tujuh Kecamatan di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung: Tegineneng, Negeri Katon, Gedong Tataan, Way Lima, Kedondong, Padang Cermin, dan Punduh Pidada. Pengambilan data menggunakan metode wawancara dan pengukuran antropometrika. Probandus yang didapatkan sebanyak 735 orang. Probandus yang diambil datanya berjumlah 412 orang suku asli Lampung yang terdiri atas 204 orang berusia 40-60 tahun dan 208 orang berusia 7-18 tahun. Keaslian suku Lampung diketahui dengan menanyakan suku orang tua dua generasi ke atas (ayah, ibu, kakek, dan nenek). Penulis memilih probandus yang tidak menggunakan KB hormonal supaya memiliki daur menstruasi alamiah sehingga berakhir pada usia menopause yang alamiah juga. Pemilihan ini menghasilkan 138 orang dengan kisaran usia 40-60 tahun yang tidak menggunakan alat kontrasepsi KB hormonal untuk dianalisis datanya.

(8)

dan analisis varian (ANOVA) pada program R versi 2.11.0 dan dilakukan di bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB.

Wanita Kabupaten Pesawaran mulai memasuki menopause pada usia 47 tahun. Separuh probandus memasuki masa menopause pada usia 49.08 tahun. Usia menopause terakhir yang tercatat terjadi pada 56 tahun. Rata-rata usia menarke wanita yang telah menopause di Kabupaten Pesawaran jatuh pada 14.55 tahun sehingga panjang jangka reproduksi dari 14.55 tahun sampai 49.08 tahun adalah 34.53 tahun. Usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran tidak berkorelasi dengan usia menarkenya (ANOVA α=0.41, P>0.05), karena usia menarke 13.50 tahun dapat bermenopause pada kisaran usia 48-53 tahun. Usia menarke 14.50 dapat bermenopause pada kisaran usia 47-55 tahun. Selain itu,usia menarke 15.50 dapat pula bermenopause pada kisaran usia 48-54 tahun.

Sebagai perbandingan penulis juga menghitung usia menopause wanita yang menggunakan KB hormonal sebanyak 66 orang dengan kisaran usia 40-60 tahun. Usia menopause mereka yang paling awal pada 45 tahun. Separuh probandus memasuki menopause pada usia 48.59 tahun. Usia menopause terakhir yang tercatat terjadi pada 55 tahun. Ketiga usia ini lebih cepat dibandingkan wanita yang memakai KB nonhormonal.

Jangka reproduksi wanita rural Kabupaten Pesawaran (34.53 tahun) lebih pendek daripada jangka reproduksi wanita urban di Kabupaten Bandung (35.55 tahun) (Sukmaningrasa 2009). Usia menarke wanita rural Kabupaten Pesawaran 14.55 tahun (tahun 1976) lebih lambat dibandingkan usia menarke wanita urban di Kabupaten bandung yakni 13.98 tahun (tahun 1973) (Sukmaningrasa 2009), namun usia menopause terjadi sebaliknya.

Riwayat reproduksi wanita menopause Kabupaten Pesawaran meliputi: usia melahirkan anak pertama, jarak antara kehamilan pertama dengan kehamilan terakhir (jangka kehamilan), jumlah anak (paritas), dan lama menyusui. Hasil analisis menunjukkan usia melahirkan anak pertama (ANOVA α=-0.13, P>0.05), jangka kehamilan (ANOVA α=0.001, P>0.05), paritas (ANOVA α=0.07, P>0.05), dan lama menyusui (ANOVA α=-0.04, P>0.05) tidak berkorelasi terhadap usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran.

(9)

makan karena didapatkan dari hasil pertanian mereka sendiri.

Usia menarke wanita muda masa kini tahun 2010 akan berbeda dibandingkan usia menarke wanita pada tahun 1976. Oleh karena itu dilakukan analisis terhadap sampel wanita muda sebanyak 208 orang dengan rentang usia 7-18 tahun. Berdasarkan grafik diketahui wanita muda masa kini Kabupaten Pesawaran mulai memasuki usia menarke pada usia 13 tahun dengan separuh probandus memasuki usia menarke pada usia 13.61 tahun. Usia menarke terakhir yang tercatat terjadi pada usia 17 tahun.

Rata-rata usia menarke pada tahun 1976 jatuh pada 14.55 tahun. Usia menarke wanita Kabupaten Pesawaran pada tahun 2010 mengalami percepatan sebesar 0.94 tahun dibandingkan usia menarke pada tahun 1976. Usia menarke yang lebih cepat menunjukkan status gizi dan sosial ekonomi di Kabupaten Pesawaran mengalami peningkatan yang lebih baik dibandingkan 34 tahun yang lalu.

(10)
(11)

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

(12)
(13)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN

JANGKA REPRODUKSI WANITA TAHUN 2010 DI

KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

GRES MARETTA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Biosains Hewan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)
(15)

Nama : Gres Maretta

NRP : G352090011

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Bambang Suryobroto Dr. dr. Sri Budiarti

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Mayor Biosains Hewan Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Bambang Suryobroto Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

(16)
(17)

dan karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Febuari sampai Desember 2010 adalah Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Jangka Reproduksi Wanita Tahun 2010 di Kabupaten Pesawaran Povinsi Lampung.

Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada pembimbing, yaitu Bapak Dr. Bambang Suryobroto dan Ibu Dr. dr. Sri Budiarti yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran selama penelitian dan penulisan tesis ini. Terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Wasmen Manalu, Ph.D. yang telah memberikan banyak masukan dalam perbaikan tesis ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah mengadakan program beasiswa pascasarjana dengan IPB, Pemerintah Kabupaten Pesawaran yang telah memberikan izin lokasi penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada suami, papa, mama, kakak, adik serta seluruh keluarga atas doa, kasih sayang, dan dukungan. Tidak lupa kepada staf dosen, teknisi, laboran mayor Biosains Hewan dan Departemen Biologi, rekan-rekan BSH serta BUD 2009 atas bantuan dan kebersamaannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2011

Gres Maretta

(18)
(19)

Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 9 Maret 1985 sebagai anak kedua dari pasangan bapak Hadi Sucipto, BE dan ibu Nilawati. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, lulus pada tahun 2007. Sebelum melanjutkan studi di Program Magister Sains IPB pada tahun 2009, penulis mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Madani Lampung Selatan. Penulis memilih mayor Biosains Hewan di Departemen Biologi SPs IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2009.

(20)
(21)

DAFTAR TABEL …..……….………… xiv

DAFTAR GAMBAR ………..……. xv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi

PENDAHULUAN ………... 1

Latar Belakang ………...… 1

Tujuan ………... 3

Manfaat ………... 3

TINJAUAN PUSTAKA ………... 4

Menstruasi ... 4

Menarke ………... 6

Menopause ………... 7

METODE PENELITIAN ………... 9

Waktu dan Tempat Penelitian ………... 9

Pengambilan Data ………. ………. 9

Probandus Penelitian ………... 10

Penentuan Jangka Reproduksi ...………. 10

Penentuan Penggunaan Kontrasepsi (KB) ………...…... 11

Penentuan Riwayat Reproduksi Wanita …………..…………. 11

Usia Melahirkan Anak Pertama …………...………… 11

Jangka Kehamilan ………..………. 11

Paritas ………... 11

Lama Menyusui ………..…………. 11

Pengukuran Status Gizi ………..………. 11

Indeks Massa Tubuh (IMT) ………... 11

Persen Lemak Tubuh (PLT) ………... 12

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini ………... 12

(22)

HASIL ……….……….. 14 Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran ………….….. 14

Riwayat Reproduksi ……….……….. 16

Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi ………... 17

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini Kabupaten Pesawaran ... 20

PEMBAHASAN ... 22

Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran ………….….. 22

Riwayat Reproduksi ………... 23

Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi ………... 24

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini ………... 25

SIMPULAN ………...… 27

DAFTAR PUSTAKA

……….……….………. 28

(23)

1 Wilayah Kecamatan dengan jumlah probandus ……….………..… 10

2 Perbandingan usia menarke, usia menopause

dan jangka reproduksi di daerah urban dan rural ………... 16 3 Hubungan antara riwayat reproduksi dengan usia menopause ……….. 17 4 Perbandingan usia menarke di daerah urban dan rural ……….. 21 5 Perbandingan usia menarke wanita urban dan rural

(24)
(25)

1 Ilustrasi mekanisme yang terjadi pada endometrium ………... 5 2 Penurunan jumlah folikel bersamaan dengan

bertambahnya usia wanita ………...…… 6 3 Peta Kabupaten Pesawaran ………...… 9 4 Grafik usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran ………... 15 5 Plot hubungan usia menopause dengan usia menarke ………... 15 6 Plot hubungan usia menopause (Tahun) dengan Indeks

Massa Tubuh (IMT) ………... 18

7 Plot hubungan usia menopause (Tahun) dengan Persen

Lemak Tubuh (PLT) ………... 18

8 Plot hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan

Pengeluaran Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP) ………...…… 19 9 Plot hubungan Persen Lemak Tubuh (PLT) dengan

Pengeluaran Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP) ………... 20 10 Grafik usia menarke wanita masa kini

(26)
(27)

1 Kuesioner data pribadi probandus ………... 32

(28)
(29)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung merupakan daerah rural yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1 173.77 km2 yang didiami oleh 397 294 jiwa dengan 192 360 jiwa di antaranya adalah wanita, sehingga sex rationya sebesar 106.53 persen (BPS 2010).

Keadaan kaum wanita yang berkaitan dengan perubahan biologis sangat menentukan kualitas kehidupan anggota masyarakatnya. Kemajuan pembangunan baik fisik maupun non fisik tidak lepas dari peranan wanita di dalamnya. Salah satu bagian penting yang perlu diperhatikan dalam kehidupan wanita adalah mengetahui jangka reproduksi yang terkait dengan kodrat wanita untuk hamil (Sukmaningrasa 2009). Kehamilan bisa terjadi apabila wanita menghasilkan ovum yang kemudian dibuahi oleh sperma. Jika ovum tidak terbuahi oleh sperma maka seorang wanita akan mengalami menstruasi (pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan). Pada saat pubertas, sistem saraf pusat mulai aktif mengatur ovarium untuk berovulasi yang ditandai dengan menstruasi pertama (menarke) (Parent et al. 2003). Ovarium akan berhenti berovulasi pada usia tertentu (menopause) yang menyebabkan tidak terjadinya kehamilan (Friedlander & Jones 2002).

(30)

2   

Rentang waktu dari menarke sampai menopause merupakan jangka reproduksi wanita. Apabila terjadi perubahan pada usia menarke atau usia menopause maka akan berubah pula jangka reproduksinya. Jangka reproduksi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gizi, kegiatan fisik, sosial ekonomi, kesehatan, dan lingkungan (Ikaraoha et al 2005; Mokha et al. 2006). Hasil penelitian Ceballos et al. (2006) pada wanita Meksiko menunjukkan merokok, status gizi, dan pendidikan yang rendah dapat mempercepat usia menopause, tetapi usia menarke dan lama menyusui tidak mempengaruhi usia menopause seseorang. Penelitian di Turki oleh Reis et al. (1998) melaporkan bahwa usia menopause berhubungan positif dengan status perkawinan, lama menstruasi, dan jumlah anak yang dilahirkan (paritas), sedangkan usia melahirkan anak pertama dan penggunaan alat kontrasepsi oral berhubungan negatif dengan usia menopause.

(31)

Penulis memilih Kabupaten Pesawaran sebagai salah satu lingkungan rural untuk mulai menghitung data jangka reproduksi wanita di Provinsi Lampung.

Tujuan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jangka reproduksi dan faktor-faktor yang berkaitan dengan jangka reproduksi pada wanita di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung tahun 2010.

Manfaat

(32)
(33)

TINJAUAN PUSTAKA

Menstruasi

Menstruasi adalah peluruhan sel-sel endometrium yang disertai pendarahan dan berlangsung 5-6 hari. Hari mulainya pendarahan dinamakan hari pertama siklus menstruasi. Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dengan awal menstruasi berikutnya. Panjang siklus menstruasi tidak dapat diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Kakak beradik bahkan saudara kembar akan memiliki siklus yang tidak terlalu sama (Wiknjosastro et al. 2008). Endometrium merupakan lapisan dalam uterus yang terdiri atas permukaan epitelium, kelenjar dan jaringan ikat (stroma) (Price & Wilson 1995). Seluruh rangkaian siklus dalam endometrium dipengaruhi oleh hormon steroid ovarium (Salamonsen & Lathbury 2000).

(34)

5  

Jika tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum akan menghentikan produksi estrogen dan progesteron, sehingga penebalan uterus tidak dapat dipertahankan dan terjadilah menstruasi (Friedlander & Jones 2002).

 

Perkembangan endometrium

Terjadi menstruasi Terjadi kehamilan

Progesteron dipertahankan

Tidak terjadi pembuahan Progesteron menurun Terjadi

pembuahan

Gambar 1 Ilustrasi mekanisme yang terjadi pada endometrium (Jabbour et al.2006).

(35)

Gambar 2 Penurunan jumlah folikel bersamaan dengan bertambahnya usia wanita (Jones et al. 2007).

Menarke

(36)

7  

Menopause

Menopause adalah berhentinya siklus pendarahan endometrium yang teratur selama lebih dari satu tahun. Menurunnya kadar estrogen yang bersikulasi meningkatkan produksi FSH dan terus diproduksinya LH selama beberapa tahun setelah wanita menopause.  Peningkatan kadar gonadotropin pada wanita

menopause disebabkan oleh tidak terdapatnya umpan balik negatif hormon estrogen pada ovarium dan mungkin pula adanya penghambatan pelepasan gonadotropik setelah berumur 60 tahun (Sievert 2006).

Perkiraan kadar estrogen dalam darah sedikit, artinya kadar estrogen berkurang untuk merangsang hormon perangsang folikel. Apabila ovarium tidak memberikan respons lagi terhadap pituitari, maka hipotalamus pertama-tama akan bereaksi dengan meningkatkan jumlah FSH untuk merangsang ovarium yang gagal menghasilkan estrogen. Peningkatan FSH dalam darah dapat mengindikasikan adanya kegagalan ovarium yang tidak dapat menghasilkan estrogen (Sievert 2006).

Usia menopause dapat dipengaruhi oleh gizi, sosial ekonomi, gaya hidup, pendidikan, penggunaan alat kontrasepsi, dan kesehatan (Ikaraoha et al 2005; Mokha et al. 2006). Usia menopause dapat berlangsung pada usia 45-60 tahun. Wanita dikategorikan ke dalam menopause cepat jika usia menopausenya kurang dari 45 tahun dan wanita dikategorikan menopause lambat jika usia menopausenya lebih dari 60 tahun (Hajikazemi et al. 2010). Usia menopause yang cepat dapat menyebabkan penyakit cardiovascular dan osteoporosis, sedangkan usia menopause yang lambat dapat menyebabkan kanker endometrium dan payudara (Reis et al. 1998). Estrogen diduga merupakan faktor protektif untuk terjadinya arteriosklerosis (Akahoshi et al. 1996). Hormon estrogen juga berfungsi di dalam pembentukkan tulang, remodelling tulang yang mempertahankan keseimbangan kerja osteoblas (formasi tulang), dan osteoklas (penyerapan tulang) (Reifenstein & Albright 1947).

(37)
(38)
(39)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan Desember 2010. Lokasi pengambilan data di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung (Gambar 3).

Gambar 3 Peta Kabupaten Pesawaran (http://pesawarankab.go.id).

Pengambilan Data

(40)

10 

 

Probandus Penelitian

Probandus penelitian merupakan wanita yang bertempat tinggal di tujuh Kecamatan di Kabupaten Pesawaran (Tabel 1). Probandus yang didapatkan sebanyak 735 orang. Probandus yang diambil datanya berjumlah 412 orang suku asli Lampung yang terdiri atas 204 orang berusia 40-60 tahun dan 208 orang berusia 7-18 tahun. Keaslian suku Lampung diketahui dengan menanyakan suku orang tua dua generasi ke atas (ayah, ibu, kakek, dan nenek). Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) hormonal mengandung estrogen dan progesteron yang secara langsung akan mempengaruhi siklus menstruasi sehingga hormon sintetis ini mempengaruhi daur alamiah (Fraser et al. 1996). Penulis memilih probandus yang tidak menggunakan KB hormonal supaya memiliki daur menstruasi alamiah sehingga berakhir pada usia menopause yang alamiah juga. Pemilihan ini menghasilkan 138 orang dengan kisaran usia 40-60 tahun yang tidak menggunakan alat kontrasepsi KB hormonal untuk dianalisis datanya.

Tabel 1 Wilayah Kecamatan dengan jumlah probandus

No Kecamatan Jumlah Probandus (orang)

1. Tegineneng 107

123 108

77 92 in 95

133 2. Negeri Katon

3. Gedung Tataan

4. Way Lima

5. Kedondong

6. Padang Cerm

7. Punduh Pidada

Jumlah Kecamatan= 7 Jumlah Probandus= 735

Penentuan Jangka Reproduksi

(41)

(Gold et al. 2001). Apabila tanggal terakhir menstruasi lebih dari 1 tahun berarti probandus yang bersangkutan sudah mengalami menopause (Beall 1982; Gold et al. 2001). Jika probandus ingat tahun kalender terjadinya menstruasi terakhir, maka diasumsikan tanggal 1 Juli sebagai tanggal menstruasi terakhir. Jika probandus ingat usia terjadinya menstruasi terakhir maka saat itu diasumsikan sebagai tanggal 1 Januari pada tahun kalender yang sesuai dengan pengakuan usia tersebut. Setelah itu, untuk orang yang sama penentuan usia menarke diperoleh dari ingatan probandus yang bersangkutan (Kaur & Talwar 2009).

Penentuan Penggunaan Kontrasepsi (KB)

Probandus yang menggunakan pil, suntik, dan implan/susuk KB digolongkan ke dalam akseptor KB hormonal, sedangkan probandus yang menggunakan Intra Uterine Device (IUD) atau spiral dimasukkan ke dalam kelompok akseptor KB non-hormonal dan datanya digabung dengan probandus yang tidak menggunakan KB (konsepsi alamiah).

Penentuan Riwayat Reproduksi Wanita

Usia Melahirkan Anak Pertama. Usia melahirkan anak pertama didapatkan dari jangka waktu antara tanggal lahir ibu sampai tanggal lahir anak pertama.

Jangka Kehamilan. Jangka kehamilan didapatkan dari selisih waktu antara kehamilan pertama dan kehamilan terakhir.

Paritas. Paritas (jumlah anak) ditentukan melalui berapa jumlah bayi yang dilahirkan oleh probandus baik hidup ataupun mati.

Lama Menyusui. Lama menyusui didapatkan dengan menanyakan berapa lama rata-rata probandus memberikan air susu ibu (asi) kepada anaknya.

Pengukuran Status Gizi

Pengukuran status gizi probandus menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Persen Lemak Tubuh (PLT). IMT dan PLT merupakan indikator yang baik untuk melihat variasi cadangan energi pada individu (Luke et al. 1997).

(42)

12 

 

Pengukuran bobot badan dilakukan dengan menggunakan timbangan badan digital merk Oxone, sedangkan pengukuran tinggi badan dilakukan dengan alat pengukur badan (antropometer) (Otte et al. 2000). Standar kategori IMT untuk dewasa menurut World Health Organization (WHO) 2004 adalah kurus <18,50 kg/m2, normal 18,50-24,99 kg/m2, gemuk ≥25,00 kg/m2, dan obesitas ≥30,00 kg/m2 (http://apps.who.int/bmi/index.jsp).

Persen Lemak Tubuh (PLT). Persen lemak tubuh didapatkan dari hasil konversi kepadatan tubuh. Penentuan kepadatan tubuh didapatkan dengan cara mengukur lipatan kulit. Pada wanita, pengukuran lipatan kulit dilakukan menggunakan kaliper dengan pola tiga tempat, yaitu trisep, suprailliac, dan paha (Otte et al. 2000). Standar kategori PLT untuk wanita Asia dengan kisaran usia 40-60 tahun adalah kurus ≤25%, normal 26-34%, gemuk 35-40%, dan obesitas

≥41% (Gallagher et al. 2000). Kepadatan tubuh dihitung menggunakan rumus: - Kepadatan Tubuh= 1.0994921 - (0.0009929 x jumlah tebal lipatan kulit trisep, suprailliac dan paha) + (0.0000023 x kudrat dari tebal lipatan kulit trisep, suprailliac dan paha) – (0.0001392 x usia probandus dalam tahun) (Donoghue 2001).

- Persen Lemak Tubuh= (495/kepadatan tubuh) – 450 (Siri 1961).

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini

(43)

Analisis Data

Status menopause dan menarke berupa ya atau tidak merupakan respon binomial (Venables & Ripley 1999). Model linear merupakan perhitungan statistik antara respon dan stimulus secara linear. Jika respon memiliki distribusi yang tidak normal maka dapat diakomodasi oleh Generalized Linear Model

(44)

14 

(45)

HASIL

Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) hormonal mengandung estrogen dan progesteron yang secara langsung dapat mempengaruhi daur alamiah menstruasi. Oleh karena itu, probandus yang dipilih adalah mereka yang tidak menggunakan KB hormonal supaya memiliki daur menstruasi alamiah sehingga diharapkan usia menopause yang diperoleh bersifat alamiah juga. Probandus yang digunakan untuk analisis data sebanyak 138 orang dengan kisaran usia 40-60 tahun dan tidak menggunakan alat kontrasepsi KB hormonal. Sebanyak 114 orang sudah memasuki masa menopause. Grafik usia menopause pada Gambar 4 menunjukkan wanita Kabupaten Pesawaran mulai memasuki menopause pada usia 47 tahun. Separuh probandus memasuki masa menopause pada usia 49.08 tahun. Usia menopause terakhir yang tercatat terjadi pada 56 tahun. Rata-rata usia menarke wanita yang telah menopause di Kabupaten Pesawaran jatuh pada 14.55 tahun sehingga panjang jangka reproduksi dari 14.55 tahun sampai 49.08 tahun adalah 34.53 tahun.

Usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran tidak berkorelasi dengan usia menarkenya (ANOVA α=0.41, P>0.05) (Gambar 5), karena usia menarke 13.50 tahun dapat bermenopause pada kisaran usia 48-53 tahun. Usia menarke 14.50 dapat bermenopause pada kisaran usia 47-55 tahun. Selain itu,usia menarke 15.50 dapat pula bermenopause pada kisaran usia 48-54 tahun.

(46)

15 

 

Gambar 4 Grafik usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran.

(47)

Jangka reproduksi wanita rural Kabupaten Pesawaran (34.53 tahun) lebih pendek daripada jangka reproduksi wanita urban di Kabupaten Bandung (35.55 tahun) (Sukmaningrasa 2009). Usia menarke wanita rural Kabupaten Pesawaran 14.55 tahun (tahun 1976) lebih lambat dibandingkan usia menarke wanita urban di Kabupaten Bandung yakni 13.98 tahun (tahun 1973) (Sukmaningrasa 2009), namun usia menopause terjadi sebaliknya (Tabel 2).

Tabel 2 Perbandingan usia menarke, usia menopause dan jangka reproduksi di daerah urban dan rural

Penelitian Usia Tahun Usia Jangka Sumber Menarke Menarke Menopause Reproduksi

(Tahun) (Tahun) (Tahun)

Kab. Bandung (urban) 13.98 1973 49.53 35.55 Sukmaningrasa (2009)

Kampung Naga (rural) 14.52 1973 50.99 36.47 Vidiawati (2009) Suku Baduy (rural) 14.97 1976 48.64 33.67 Rohmatullayaly

(2010) Kab. Pesawaran (rural) 14.55 1976 49.08 34.53 Penelitian ini

Riwayat Reproduksi

(48)

17 

 

Tabel 3 Hubungan antara riwayat reproduksi dengan usia menopause No. Riwayat Reproduksi Rata-rata

Jumlah Usia ANOVA Probandus Menopause (orang) (tahun) α P 1 Usia melahirkan anak pertama -0.13 >0.05

≤ 19 tahun 76 51.06 20-29 tahun 38 50.42

2 Jangka kehamilan 0.001 >0.05 3-4 tahun 2 51.60

≥ 5 tahun 112 50.83

3 Paritas 0.07 >0.05

≤ 2 anak 4 48.45

≥ 2 anak 110 50.93

4 Lama menyusui -0.04 >0.05 0-6 bulan 1 50.44

≥ 6 bulan 113 50.85

Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi

(49)

Gambar 6 Plot hubungan usia menopause (Tahun) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

(50)

19 

 

Sebagai cadangan energi, IMT dan PLT dipikirkan dipengaruhi langsung oleh pengeluaran konsumsi keluarga perbulan (PKP). Penelitian ini mendapatkan bahwa IMT (ANOVA α= 0.467, P>0.05) dan PLT (ANOVA α= 0.497, P>0.05) pada wanita menopause tidak berkorelasi dengan PKP (Gambar 8 dan Gambar 9).

(51)

Gambar 9 Plot hubungan Persen Lemak Tubuh (PLT) dengan Pengeluaran Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP).

Keterangan: A= PKP < Rp 500 000.00 perbulan

B= Rp 500 000.00 ≤ PKP < Rp 750 000.00 perbulan

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini Kabupaten Pesawaran

(52)

21 

 

Usia menarke wanita Kabupaten Pesawaran mendapatkan hasil yang konsisten dengan daerah rural lain, yaitu lebih lambat dibandingkan usia menarke wanita urban (Tabel 4).

Gambar 10 Grafik usia menarke wanita masa kini Kabupaten Pesawaran.

Tabel 4 Perbandingan usia menarke di daerah urban dan rural

Penelitian Usia Tahun Sumber Menarke (Tahun) Menarke

Urban

Bogor 12.40 2007 Suhartini (2007) Kabupaten Bandung 12.71 2008 Sukmaningrasa (2009) Jakarta 12.39 2010 Alchoiriah (2010) Rural

(53)

PEMBAHASAN

Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

Jangka reproduksi merupakan interval waktu yang menunjukkan kemampuan seorang wanita untuk dapat bereproduksi yang ditandai sejak terjadinya menarke sampai menopause. Jangka reproduksi ditentukan oleh usia menarke dan menopause. Apabila terjadi perubahan pada usia menarke atau usia menopause maka akan berubah pula jangka reproduksinya. Pemakaian alat kontrasepsi oral (hormonal) dapat mempercepat usia menopause seseorang (Reis et al. 1998). Wanita Kabupaten Pesawaran yang menggunakan KB nonhormonal memiliki usia menopause yang lebih lama (49.08 tahun) dibandingkan yang menggunakan KB hormonal (48.59 tahun). Pil KB hormonal mengandung hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan panjang siklus menstruasi menjadi tidak teratur (Fraser et al. 1996). Siklus menstruasi cenderung memendek sehingga menyebabkan folikel mengalami atresia dan mempercepat terjadinya menopause (Weinstein et al. 2003).

Jangka reproduksi pada wanita yang hidup di daerah urban berbeda dari wanita yang hidup di daerah rural. Usia menarke untuk wanita yang tinggal di daerah urban lebih cepat dibandingkan dengan wanita di daerah pinggiran atau perdesaan (rural) (Mokha et al. 2006). Menopause untuk wanita di daerah urban lebih lambat dibandingkan wanita di daerah rural (Kaur & Talwar 2009). Perbedaan waktu menarke dan menopause ini menyebabkan jangka reproduksi wanita di daerah urban lebih panjang daripada wanita di daerah rural.

(54)

23  

reproduksi wanita rural Kabupaten Pesawaran (34.53 tahun) dan Suku Baduy (33.67 tahun) (Rohmatullayaly 2010) lebih pendek daripada jangka reproduksi wanita urban di Kabupaten Bandung (35.55 tahun) (Sukmaningrasa 2009). Perbedaan data terlihat di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya (36.47 tahun) (Vidiawati 2009). Jangka reproduksi yang lebih panjang ini disebabkan oleh usia menarke dan menopause yang lebih lambat dibandingkan Kabupaten Bandung. Perbedaan ini menunjukkan bahwa wanita di Kampung Naga memiliki usia menopause yang unik (lebih lambat daripada daerah urban) dibandingkan daerah rural yang lain yang perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perbedaan usia menarke dan usia menopause rural-urban adalah status sosial ekonomi (Mokha et al. 2006; Kaur & Talwar 2009). Status sosial ekonomi wanita urban lebih baik daripada wanita rural hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan, pelayanan kesehatan dan lingkungan.

Riwayat Reproduksi

(55)

Atresia ini dapat menurunkan produksi estrogen dan mempercepat terjadinya menopause (Weinstein et al. 2003). Folikel yang mengalami atresia diperkirakan dipengaruhi oleh status hormonal seseorang yang diatur sistem neuroendokrin yaitu kelenjar pituitari (Whelan et al. 1990). Stres dapat mempengaruhi sistem neuroendokrin yang menyebabkan siklus menjadi tidak teratur (Bromberger et al. 1997).

Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi

Pengukuran status gizi probandus menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Persen Lemak Tubuh (PLT). IMT digunakan untuk mengukur kegemukan berdasarkan bobot badan dengan tinggi badan, sedangkan PLT digunakan untuk mengukur cadangan lemak di bawah lipatan kulit tanpa memperhatikan bobot badan dan tinggi badan. Manusia dan mamalia lain menumpuk cadangan makanan jangka panjangnya dalam sel-sel lemak atau adiposa di bawah lipatan kulit, sehingga IMT dan PLT merupakan indikator yang baik untuk melihat variasi cadangan energi pada individu (Luke et al. 1997). Wanita yang tinggal di daerah rural memiliki pendidikan yang rendah sehingga akan memiliki pekerjaan yang membutuhkan energi yang lebih banyak. Hal ini akan mengakibatkan status gizi wanita rural rendah karena asupan makanan tidak seimbang dengan pengeluaran energi. Status gizi yang rendah dapat dinilai dari IMT dan PLT yang rendah. Wanita dengan IMT dan PLT yang rendah cenderung kekurangan kalori dan nutrisi yang mengakibatkan amenorrhea dan mempercepat terjadinya usia menopause (Reis et al. 1998; Friedlander & Jones 2002). Sebaliknya, wanita yang gemuk dan cukup lemak, maka sel-sel adiposanya akan memproduksi estrogen (Friedlander & Jones 2002). Kadar estrogen yang meningkat akan mengakibatkan penurunan FSH. Penurunan kandungan FSH dalam darah akan menghambat proses berhentinya kerja folikel untuk menghasilkan estrogen sehingga akan memperpanjang fungsi reproduktif ovarium (Friedlander & Jones 2002).

(56)

25  

Lampung tahun 2010, menyatakan bahwa UMP Lampung adalah Rp 767 500.00 per bulan. Jika dibandingkan dengan nilai UMP maka PKP yang dikeluarkan probandus termasuk rendah, akan tetapi kebutuhan gizi probandus dapat terpenuhi karena sebagian besar mereka memiliki IMT (96% probandus) dan PLT (71% probandus) yang normal. Mungkin sekali PKP tidak mencerminkan makanan yang sesungguhnya dikonsumsi. Sebagai daerah rural yang sebagian besar adalah petani, kebutuhan pokok seperti beras dan sayuran untuk konsumsi setiap hari tidak termasuk di dalam daftar pengeluaran untuk makan karena didapatkan dari hasil pertanian mereka sendiri.

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini

(57)

Awal terjadinya usia menarke dapat dipengaruhi oleh gizi, kegiatan fisik, sosial ekonomi, dan kesehatan (Ikaraoha et al 2005; Mokha et al. 2006). Anak perempuan yang memiliki IMT yang tinggi akan cenderung mengalami usia menarke yang lebih cepat dibandingkan anak perempuan yang memiliki IMT yang rendah (Kaplowitz 2008). Anak perempuan yang memiliki IMT yang tinggi (gemuk) akan memiliki ketersediaan lemak di dalam jaringan adiposa. Jaringan adiposa akan memproduksi hormon leptin. Leptin adalah hormon yang berperan dalam mengatur bobot badan, fungsi metabolisme, dan reproduktif. Sesuai dengan perannya dalam mengatur fungsi reproduktif, maka hormon leptin merupakan senyawa metabolik yang penting pada permulaan pubertas (Kaplowitz 2008).

Usia menarke wanita Kabupaten Pesawaran mendapatkan hasil yang konsisten dengan daerah rural lain di Indonesia yaitu lebih lambat dibandingkan usia menarke wanita urban. Hal ini juga sesuai dengan beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan di beberapa negara (Tabel 5). Ikaraoha et al (2005) dan Mokha et al. (2006) berpendapat bahwa status gizi dan tingkat sosial ekonomi yang lebih baik di daerah urban akan mempercepat usia menarke. Anak perempuan di daerah rural cenderung lebih kurus sehingga akan mengakibatkan ketersediaan estrogen di dalam tubuh juga rendah sehingga akan memperlambat usia menarkenya (Mokha et al. 2006; Kaplowitz 2008).

Tabel 5 Perbandingan usia menarke wanita urban dan rural di beberapa negara

Penelitian Usia Usia Sumber Menarke Urban Menarke rural

(Tahun) (Tahun)

(58)
(59)

SIMPULAN

(60)
(61)

Alchoiriah R. 2010. Usia Maturasi Seksual Perempuan Betawi. [skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut pertanian Bogor. Akahoshi M et al. 1996. Effects of Menopause on Trends of Serum Cholesterol,

Blood Pressure, and Body Mass Index. Circulation 94:61-66.

Bagga A, Kulkarni S. 2000. Age at Menarche and Secular Trend in Maharashtrian (Indian) Girls. Acta Biologica Szegediensis 44:53-57.

Beall CM. 1982. Age menopause and menarche in a high altitude Himalaya population. J CNAS 9:49-54.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Pesawaran Dalam Angka 2010. Badan Pusat

Statistik Kabupaten Pesawaran dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pesawaran. Pesawaran: BPS.

Bromberger JT et al. 1997. Prospective Study of the Determinants of Age at Menopause. Am J Epidemiol 145:124-33.

Ceballos PAO et al. 2006. Reproductive and Lifestyle Factors Associated with Early Menopause in Mexican Women.Salud Publica Mex 48:300-307. Donoghue WC. 2001. How To Measure Your % Body Fat: An Instruction Manual

For Measuring % Body Fat Using Skinfold Calipers. Ed ke-8. United States Of America: Creative Health Products.

Gallagher et al. 2000. Healthy Percentage Body Fat Ranges: an Approach for Developing Guidelines Based on Body Mass Index. Am J Clin Nutr 72:694– 701.

Gold EB et al. 2001. Factors Associated with Age Natural Menopause in a Multiethnic Sample of Midlife Women. Am J Epidemiol 153:865–874. Fraser IS, Hickey M, Song JY. 1996. A Comparison of Mechanisms Underlying

Disturbances of Bleeding Caused by Spontaneous Dysfunctional Uterine Bleeding or Hormonal Contraception. Hum Reprod 11 (2): 165-178. 

(62)

Hajikazemi E, Javadikia M, Seyedfatemi N, Nikpour S, Hossini F. 2010. Relation between Menopause Age, Body Mass Index, and Reproductive History European Journal of Scientific Research 46: 410-415.

Ikaraoha CI et al. 2005. Menarchial Age of Secondary School Girls in Urban and Rural Areas of Rivers State, Nigeria. J Health Allied Scs 4:1-4.

Jabbour HN, Kelly RW, Fraser HM, Critchley HOD. 2006. Endocrine Regulation of Menstruation. Endocr Rev27: 17–46.

Jones KP et al. 2007. Depletion of Ovarian Follicles with Age in Chimpanzees: Similarities to Humans. Biol of Reprod 77: 247-251.

Kaplowitz PB. 2008. Link Between Body Fat and the Timing of Puberty. Pediatr 121:S208-S217.

Kaufman DW, Slone D, Miettinen OS, Shapiro S. 1980. Cigarette Smoking and Age at Natural Menopause. Am J Public Health 70: 420-422.

Kaur M, Talwar I. 2009. Age at Natural Menopause among Rural and Urban Punjabi Brahmin Females. Anthrop 11(4): 255-258.

Koprowski C, Coates RJ, Bernstein L. 2001. Ability of Young Women to Recall Past Body Size and Age at Menarche. Obes Res 9:478–485.

Luke A et al. 1997. Relation between Body Mass Index and Body Fat in Black Population Samples from Nigeria, Jamaica, and the United States. Am J Epidemiol 145:620–628.

Marshall WA, Tanner JM. 1969. Variations in Pattern of Pubertal Changes in Girls. Arch Dis Child 44:291-303.

Mokha R, Kaur AI, Kaur N. 2006. Age at Menarche in Urban-Rural Punjabi Jat Sikh Girls. Anthrop 8(3): 207-209.

Otte A, Hassler J, Brogowski J, Bowen JC, Mayhew JL. 2000. Relationship Between Body Mass Index and Predicted % Fat in College Men and Women. Mo J Health, Phys Educ, Recr & Dance 10:23-29.

Parent et al. 2003. The Timing of Normal Puberty and the Age Limits of Sexual Precocity: Variations around the World, Secular Trends, and Changes after Migration. Endocr Rev 24(5): 668–693.

(63)

Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Pathophysiology. Clinical Concepts Of Disease Processes.

Reifenstein EC, Albright F. 1947. The Metabolic Effects of Steroid Hormones in Osteoporosis. J Clin Invest 26(1): 24–56.

Reis N, Pasinlioglu T, Dane S. 1998. The Natural Menopause Age of Women in Erzurum and Factors Influencing The Age at Menopause. Tr J of Medic Scienc 28: 415-418.

Rohmatullayaly EN. 2010. Jangka Reproduksi Wanita Suku Baduy, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Salamonsen LA, Lathbury LJ. 2000. Endometrial leukocytes and menstruation. Hum Reprod 1:16-27.

Sievert LL. 2006. Menopause A Biocultural Perspective. New Brunswick, New Jersey, London: Rutgers University Press.

Siri WE. 1961. Body Composition From Fluid Spaces and Density: Analysis of methods. Di dalam: Brozek J, Henschel A, editor. Techniques for Measuring Body Composition. Washington DC: National Academy of Science. hlm 223-244.

Suhartini R. 2007. Tahap-tahap Kematangan Seksual Perempuan di Wilayah Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Sukmaningrasa S. 2009. Jangka Reproduksi Wanita di Kabupaten Bandung [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Turner CD, Bagnara JT. 1988. Endokrinologi Umum. Harsojo, penerjemah; Moeljono E, editor. Yogyakarta: Airlangga University Press. Terjemahan dari: General Endocrinology.

(64)

Venables WN, Ripley BD. 1999. Modern Applied Statistic with S-Plus. New York: Springer.

Vidiawati V. 2009. Jangka Reproduksi Wanita Kampung Naga [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Weinstein M et al. 2003. Timing of Menopause and Patterns of Menstrual

Bleeding. Am J Epidemiol 158: 782–791.

Whelan EA, Sandler DP, McConnaughey DR, Weinberg CR. 1990. Menstrual and Reproductive Characteristics and Age at Natural Menopause. Am J Epidemiol 131 (4): 625-632.

Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. 2008. Ilmu Kandungan. Ed ke-6. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

(65)

                           

(66)
(67)

n (pilih salah s

(68)
(69)
(70)

   

ABSTRACT

GRES MARETTA. Factors that Relating to the Female Reproductive Period of 2010 in the Pesawaran District Lampung Province. Under direction of BAMBANG SURYOBROTO and SRI BUDIARTI

Female reproduction can only take place within a limited span starting from menarche and ended at menopause. Menarche was the first menstruation experienced by a woman, while menopause is the cessation of menstruation. Pesawaran district of Lampung Province as a rural environment was chosen to complement the scarce female reproductive period data in Indonesia. This study used longitudinal method and data was collected from interview. The data was processed using the Probit GLM (Generalized Linear Models) in R program. The result showed that menopausal age was 49.08 years, menarche age was 14.55 years (in 1976), and reproductive period was 34.53 years. Women who use hormonal contraception get faster menopause (48.59 years) than those using nonhormonal contraception (49.08 years). Reproductive period of woman is not related by their reproductive history, nutritional status, and socioeconomic level. Age of menarche in 2010 (13.61 years) has an acceleration 0.94 years compared to the age of menarche in 1976 (14.55 years).

(71)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung merupakan daerah rural yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1 173.77 km2 yang didiami oleh 397 294 jiwa dengan 192 360 jiwa di antaranya adalah wanita, sehingga sex rationya sebesar 106.53 persen (BPS 2010).

Keadaan kaum wanita yang berkaitan dengan perubahan biologis sangat menentukan kualitas kehidupan anggota masyarakatnya. Kemajuan pembangunan baik fisik maupun non fisik tidak lepas dari peranan wanita di dalamnya. Salah satu bagian penting yang perlu diperhatikan dalam kehidupan wanita adalah mengetahui jangka reproduksi yang terkait dengan kodrat wanita untuk hamil (Sukmaningrasa 2009). Kehamilan bisa terjadi apabila wanita menghasilkan ovum yang kemudian dibuahi oleh sperma. Jika ovum tidak terbuahi oleh sperma maka seorang wanita akan mengalami menstruasi (pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan). Pada saat pubertas, sistem saraf pusat mulai aktif mengatur ovarium untuk berovulasi yang ditandai dengan menstruasi pertama (menarke) (Parent et al. 2003). Ovarium akan berhenti berovulasi pada usia tertentu (menopause) yang menyebabkan tidak terjadinya kehamilan (Friedlander & Jones 2002).

(72)

2   

Rentang waktu dari menarke sampai menopause merupakan jangka reproduksi wanita. Apabila terjadi perubahan pada usia menarke atau usia menopause maka akan berubah pula jangka reproduksinya. Jangka reproduksi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti gizi, kegiatan fisik, sosial ekonomi, kesehatan, dan lingkungan (Ikaraoha et al 2005; Mokha et al. 2006). Hasil penelitian Ceballos et al. (2006) pada wanita Meksiko menunjukkan merokok, status gizi, dan pendidikan yang rendah dapat mempercepat usia menopause, tetapi usia menarke dan lama menyusui tidak mempengaruhi usia menopause seseorang. Penelitian di Turki oleh Reis et al. (1998) melaporkan bahwa usia menopause berhubungan positif dengan status perkawinan, lama menstruasi, dan jumlah anak yang dilahirkan (paritas), sedangkan usia melahirkan anak pertama dan penggunaan alat kontrasepsi oral berhubungan negatif dengan usia menopause.

(73)

Penulis memilih Kabupaten Pesawaran sebagai salah satu lingkungan rural untuk mulai menghitung data jangka reproduksi wanita di Provinsi Lampung.

Tujuan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jangka reproduksi dan faktor-faktor yang berkaitan dengan jangka reproduksi pada wanita di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung tahun 2010.

Manfaat

(74)
(75)

TINJAUAN PUSTAKA

Menstruasi

Menstruasi adalah peluruhan sel-sel endometrium yang disertai pendarahan dan berlangsung 5-6 hari. Hari mulainya pendarahan dinamakan hari pertama siklus menstruasi. Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dengan awal menstruasi berikutnya. Panjang siklus menstruasi tidak dapat diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui. Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang klasik adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Kakak beradik bahkan saudara kembar akan memiliki siklus yang tidak terlalu sama (Wiknjosastro et al. 2008). Endometrium merupakan lapisan dalam uterus yang terdiri atas permukaan epitelium, kelenjar dan jaringan ikat (stroma) (Price & Wilson 1995). Seluruh rangkaian siklus dalam endometrium dipengaruhi oleh hormon steroid ovarium (Salamonsen & Lathbury 2000).

(76)

5  

Jika tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum akan menghentikan produksi estrogen dan progesteron, sehingga penebalan uterus tidak dapat dipertahankan dan terjadilah menstruasi (Friedlander & Jones 2002).

 

Perkembangan endometrium

Terjadi menstruasi Terjadi kehamilan

Progesteron dipertahankan

Tidak terjadi pembuahan Progesteron menurun Terjadi

pembuahan

Gambar 1 Ilustrasi mekanisme yang terjadi pada endometrium (Jabbour et al.2006).

(77)

Gambar 2 Penurunan jumlah folikel bersamaan dengan bertambahnya usia wanita (Jones et al. 2007).

Menarke

(78)

7  

Menopause

Menopause adalah berhentinya siklus pendarahan endometrium yang teratur selama lebih dari satu tahun. Menurunnya kadar estrogen yang bersikulasi meningkatkan produksi FSH dan terus diproduksinya LH selama beberapa tahun setelah wanita menopause.  Peningkatan kadar gonadotropin pada wanita

menopause disebabkan oleh tidak terdapatnya umpan balik negatif hormon estrogen pada ovarium dan mungkin pula adanya penghambatan pelepasan gonadotropik setelah berumur 60 tahun (Sievert 2006).

Perkiraan kadar estrogen dalam darah sedikit, artinya kadar estrogen berkurang untuk merangsang hormon perangsang folikel. Apabila ovarium tidak memberikan respons lagi terhadap pituitari, maka hipotalamus pertama-tama akan bereaksi dengan meningkatkan jumlah FSH untuk merangsang ovarium yang gagal menghasilkan estrogen. Peningkatan FSH dalam darah dapat mengindikasikan adanya kegagalan ovarium yang tidak dapat menghasilkan estrogen (Sievert 2006).

Usia menopause dapat dipengaruhi oleh gizi, sosial ekonomi, gaya hidup, pendidikan, penggunaan alat kontrasepsi, dan kesehatan (Ikaraoha et al 2005; Mokha et al. 2006). Usia menopause dapat berlangsung pada usia 45-60 tahun. Wanita dikategorikan ke dalam menopause cepat jika usia menopausenya kurang dari 45 tahun dan wanita dikategorikan menopause lambat jika usia menopausenya lebih dari 60 tahun (Hajikazemi et al. 2010). Usia menopause yang cepat dapat menyebabkan penyakit cardiovascular dan osteoporosis, sedangkan usia menopause yang lambat dapat menyebabkan kanker endometrium dan payudara (Reis et al. 1998). Estrogen diduga merupakan faktor protektif untuk terjadinya arteriosklerosis (Akahoshi et al. 1996). Hormon estrogen juga berfungsi di dalam pembentukkan tulang, remodelling tulang yang mempertahankan keseimbangan kerja osteoblas (formasi tulang), dan osteoklas (penyerapan tulang) (Reifenstein & Albright 1947).

(79)
(80)
(81)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari sampai dengan Desember 2010. Lokasi pengambilan data di Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung (Gambar 3).

Gambar 3 Peta Kabupaten Pesawaran (http://pesawarankab.go.id).

Pengambilan Data

(82)

10 

 

Probandus Penelitian

Probandus penelitian merupakan wanita yang bertempat tinggal di tujuh Kecamatan di Kabupaten Pesawaran (Tabel 1). Probandus yang didapatkan sebanyak 735 orang. Probandus yang diambil datanya berjumlah 412 orang suku asli Lampung yang terdiri atas 204 orang berusia 40-60 tahun dan 208 orang berusia 7-18 tahun. Keaslian suku Lampung diketahui dengan menanyakan suku orang tua dua generasi ke atas (ayah, ibu, kakek, dan nenek). Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) hormonal mengandung estrogen dan progesteron yang secara langsung akan mempengaruhi siklus menstruasi sehingga hormon sintetis ini mempengaruhi daur alamiah (Fraser et al. 1996). Penulis memilih probandus yang tidak menggunakan KB hormonal supaya memiliki daur menstruasi alamiah sehingga berakhir pada usia menopause yang alamiah juga. Pemilihan ini menghasilkan 138 orang dengan kisaran usia 40-60 tahun yang tidak menggunakan alat kontrasepsi KB hormonal untuk dianalisis datanya.

Tabel 1 Wilayah Kecamatan dengan jumlah probandus

No Kecamatan Jumlah Probandus (orang)

1. Tegineneng 107

123 108

77 92 in 95

133 2. Negeri Katon

3. Gedung Tataan

4. Way Lima

5. Kedondong

6. Padang Cerm

7. Punduh Pidada

Jumlah Kecamatan= 7 Jumlah Probandus= 735

Penentuan Jangka Reproduksi

(83)

(Gold et al. 2001). Apabila tanggal terakhir menstruasi lebih dari 1 tahun berarti probandus yang bersangkutan sudah mengalami menopause (Beall 1982; Gold et al. 2001). Jika probandus ingat tahun kalender terjadinya menstruasi terakhir, maka diasumsikan tanggal 1 Juli sebagai tanggal menstruasi terakhir. Jika probandus ingat usia terjadinya menstruasi terakhir maka saat itu diasumsikan sebagai tanggal 1 Januari pada tahun kalender yang sesuai dengan pengakuan usia tersebut. Setelah itu, untuk orang yang sama penentuan usia menarke diperoleh dari ingatan probandus yang bersangkutan (Kaur & Talwar 2009).

Penentuan Penggunaan Kontrasepsi (KB)

Probandus yang menggunakan pil, suntik, dan implan/susuk KB digolongkan ke dalam akseptor KB hormonal, sedangkan probandus yang menggunakan Intra Uterine Device (IUD) atau spiral dimasukkan ke dalam kelompok akseptor KB non-hormonal dan datanya digabung dengan probandus yang tidak menggunakan KB (konsepsi alamiah).

Penentuan Riwayat Reproduksi Wanita

Usia Melahirkan Anak Pertama. Usia melahirkan anak pertama didapatkan dari jangka waktu antara tanggal lahir ibu sampai tanggal lahir anak pertama.

Jangka Kehamilan. Jangka kehamilan didapatkan dari selisih waktu antara kehamilan pertama dan kehamilan terakhir.

Paritas. Paritas (jumlah anak) ditentukan melalui berapa jumlah bayi yang dilahirkan oleh probandus baik hidup ataupun mati.

Lama Menyusui. Lama menyusui didapatkan dengan menanyakan berapa lama rata-rata probandus memberikan air susu ibu (asi) kepada anaknya.

Pengukuran Status Gizi

Pengukuran status gizi probandus menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Persen Lemak Tubuh (PLT). IMT dan PLT merupakan indikator yang baik untuk melihat variasi cadangan energi pada individu (Luke et al. 1997).

(84)

12 

 

Pengukuran bobot badan dilakukan dengan menggunakan timbangan badan digital merk Oxone, sedangkan pengukuran tinggi badan dilakukan dengan alat pengukur badan (antropometer) (Otte et al. 2000). Standar kategori IMT untuk dewasa menurut World Health Organization (WHO) 2004 adalah kurus <18,50 kg/m2, normal 18,50-24,99 kg/m2, gemuk ≥25,00 kg/m2, dan obesitas ≥30,00 kg/m2 (http://apps.who.int/bmi/index.jsp).

Persen Lemak Tubuh (PLT). Persen lemak tubuh didapatkan dari hasil konversi kepadatan tubuh. Penentuan kepadatan tubuh didapatkan dengan cara mengukur lipatan kulit. Pada wanita, pengukuran lipatan kulit dilakukan menggunakan kaliper dengan pola tiga tempat, yaitu trisep, suprailliac, dan paha (Otte et al. 2000). Standar kategori PLT untuk wanita Asia dengan kisaran usia 40-60 tahun adalah kurus ≤25%, normal 26-34%, gemuk 35-40%, dan obesitas

≥41% (Gallagher et al. 2000). Kepadatan tubuh dihitung menggunakan rumus: - Kepadatan Tubuh= 1.0994921 - (0.0009929 x jumlah tebal lipatan kulit trisep, suprailliac dan paha) + (0.0000023 x kudrat dari tebal lipatan kulit trisep, suprailliac dan paha) – (0.0001392 x usia probandus dalam tahun) (Donoghue 2001).

- Persen Lemak Tubuh= (495/kepadatan tubuh) – 450 (Siri 1961).

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini

(85)

Analisis Data

Status menopause dan menarke berupa ya atau tidak merupakan respon binomial (Venables & Ripley 1999). Model linear merupakan perhitungan statistik antara respon dan stimulus secara linear. Jika respon memiliki distribusi yang tidak normal maka dapat diakomodasi oleh Generalized Linear Model

(86)

14 

(87)

HASIL

Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

Alat kontrasepsi Keluarga Berencana (KB) hormonal mengandung estrogen dan progesteron yang secara langsung dapat mempengaruhi daur alamiah menstruasi. Oleh karena itu, probandus yang dipilih adalah mereka yang tidak menggunakan KB hormonal supaya memiliki daur menstruasi alamiah sehingga diharapkan usia menopause yang diperoleh bersifat alamiah juga. Probandus yang digunakan untuk analisis data sebanyak 138 orang dengan kisaran usia 40-60 tahun dan tidak menggunakan alat kontrasepsi KB hormonal. Sebanyak 114 orang sudah memasuki masa menopause. Grafik usia menopause pada Gambar 4 menunjukkan wanita Kabupaten Pesawaran mulai memasuki menopause pada usia 47 tahun. Separuh probandus memasuki masa menopause pada usia 49.08 tahun. Usia menopause terakhir yang tercatat terjadi pada 56 tahun. Rata-rata usia menarke wanita yang telah menopause di Kabupaten Pesawaran jatuh pada 14.55 tahun sehingga panjang jangka reproduksi dari 14.55 tahun sampai 49.08 tahun adalah 34.53 tahun.

Usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran tidak berkorelasi dengan usia menarkenya (ANOVA α=0.41, P>0.05) (Gambar 5), karena usia menarke 13.50 tahun dapat bermenopause pada kisaran usia 48-53 tahun. Usia menarke 14.50 dapat bermenopause pada kisaran usia 47-55 tahun. Selain itu,usia menarke 15.50 dapat pula bermenopause pada kisaran usia 48-54 tahun.

(88)

15 

 

Gambar 4 Grafik usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran.

(89)

Jangka reproduksi wanita rural Kabupaten Pesawaran (34.53 tahun) lebih pendek daripada jangka reproduksi wanita urban di Kabupaten Bandung (35.55 tahun) (Sukmaningrasa 2009). Usia menarke wanita rural Kabupaten Pesawaran 14.55 tahun (tahun 1976) lebih lambat dibandingkan usia menarke wanita urban di Kabupaten Bandung yakni 13.98 tahun (tahun 1973) (Sukmaningrasa 2009), namun usia menopause terjadi sebaliknya (Tabel 2).

Tabel 2 Perbandingan usia menarke, usia menopause dan jangka reproduksi di daerah urban dan rural

Penelitian Usia Tahun Usia Jangka Sumber Menarke Menarke Menopause Reproduksi

(Tahun) (Tahun) (Tahun)

Kab. Bandung (urban) 13.98 1973 49.53 35.55 Sukmaningrasa (2009)

Kampung Naga (rural) 14.52 1973 50.99 36.47 Vidiawati (2009) Suku Baduy (rural) 14.97 1976 48.64 33.67 Rohmatullayaly

(2010) Kab. Pesawaran (rural) 14.55 1976 49.08 34.53 Penelitian ini

Riwayat Reproduksi

(90)

17 

 

Tabel 3 Hubungan antara riwayat reproduksi dengan usia menopause No. Riwayat Reproduksi Rata-rata

Jumlah Usia ANOVA Probandus Menopause (orang) (tahun) α P 1 Usia melahirkan anak pertama -0.13 >0.05

≤ 19 tahun 76 51.06 20-29 tahun 38 50.42

2 Jangka kehamilan 0.001 >0.05 3-4 tahun 2 51.60

≥ 5 tahun 112 50.83

3 Paritas 0.07 >0.05

≤ 2 anak 4 48.45

≥ 2 anak 110 50.93

4 Lama menyusui -0.04 >0.05 0-6 bulan 1 50.44

≥ 6 bulan 113 50.85

Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi

(91)

Gambar 6 Plot hubungan usia menopause (Tahun) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).

(92)

19 

 

Sebagai cadangan energi, IMT dan PLT dipikirkan dipengaruhi langsung oleh pengeluaran konsumsi keluarga perbulan (PKP). Penelitian ini mendapatkan bahwa IMT (ANOVA α= 0.467, P>0.05) dan PLT (ANOVA α= 0.497, P>0.05) pada wanita menopause tidak berkorelasi dengan PKP (Gambar 8 dan Gambar 9).

(93)

Gambar 9 Plot hubungan Persen Lemak Tubuh (PLT) dengan Pengeluaran Konsumsi Keluarga Perbulan (PKP).

Keterangan: A= PKP < Rp 500 000.00 perbulan

B= Rp 500 000.00 ≤ PKP < Rp 750 000.00 perbulan

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini Kabupaten Pesawaran

(94)

21 

 

Usia menarke wanita Kabupaten Pesawaran mendapatkan hasil yang konsisten dengan daerah rural lain, yaitu lebih lambat dibandingkan usia menarke wanita urban (Tabel 4).

Gambar 10 Grafik usia menarke wanita masa kini Kabupaten Pesawaran.

Tabel 4 Perbandingan usia menarke di daerah urban dan rural

Penelitian Usia Tahun Sumber Menarke (Tahun) Menarke

Urban

Bogor 12.40 2007 Suhartini (2007) Kabupaten Bandung 12.71 2008 Sukmaningrasa (2009) Jakarta 12.39 2010 Alchoiriah (2010) Rural

(95)

PEMBAHASAN

Jangka Reproduksi Wanita Kabupaten Pesawaran

Jangka reproduksi merupakan interval waktu yang menunjukkan kemampuan seorang wanita untuk dapat bereproduksi yang ditandai sejak terjadinya menarke sampai menopause. Jangka reproduksi ditentukan oleh usia menarke dan menopause. Apabila terjadi perubahan pada usia menarke atau usia menopause maka akan berubah pula jangka reproduksinya. Pemakaian alat kontrasepsi oral (hormonal) dapat mempercepat usia menopause seseorang (Reis et al. 1998). Wanita Kabupaten Pesawaran yang menggunakan KB nonhormonal memiliki usia menopause yang lebih lama (49.08 tahun) dibandingkan yang menggunakan KB hormonal (48.59 tahun). Pil KB hormonal mengandung hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan panjang siklus menstruasi menjadi tidak teratur (Fraser et al. 1996). Siklus menstruasi cenderung memendek sehingga menyebabkan folikel mengalami atresia dan mempercepat terjadinya menopause (Weinstein et al. 2003).

Jangka reproduksi pada wanita yang hidup di daerah urban berbeda dari wanita yang hidup di daerah rural. Usia menarke untuk wanita yang tinggal di daerah urban lebih cepat dibandingkan dengan wanita di daerah pinggiran atau perdesaan (rural) (Mokha et al. 2006). Menopause untuk wanita di daerah urban lebih lambat dibandingkan wanita di daerah rural (Kaur & Talwar 2009). Perbedaan waktu menarke dan menopause ini menyebabkan jangka reproduksi wanita di daerah urban lebih panjang daripada wanita di daerah rural.

(96)

23  

reproduksi wanita rural Kabupaten Pesawaran (34.53 tahun) dan Suku Baduy (33.67 tahun) (Rohmatullayaly 2010) lebih pendek daripada jangka reproduksi wanita urban di Kabupaten Bandung (35.55 tahun) (Sukmaningrasa 2009). Perbedaan data terlihat di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya (36.47 tahun) (Vidiawati 2009). Jangka reproduksi yang lebih panjang ini disebabkan oleh usia menarke dan menopause yang lebih lambat dibandingkan Kabupaten Bandung. Perbedaan ini menunjukkan bahwa wanita di Kampung Naga memiliki usia menopause yang unik (lebih lambat daripada daerah urban) dibandingkan daerah rural yang lain yang perlu diteliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perbedaan usia menarke dan usia menopause rural-urban adalah status sosial ekonomi (Mokha et al. 2006; Kaur & Talwar 2009). Status sosial ekonomi wanita urban lebih baik daripada wanita rural hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pekerjaan, pelayanan kesehatan dan lingkungan.

Riwayat Reproduksi

(97)

Atresia ini dapat menurunkan produksi estrogen dan mempercepat terjadinya menopause (Weinstein et al. 2003). Folikel yang mengalami atresia diperkirakan dipengaruhi oleh status hormonal seseorang yang diatur sistem neuroendokrin yaitu kelenjar pituitari (Whelan et al. 1990). Stres dapat mempengaruhi sistem neuroendokrin yang menyebabkan siklus menjadi tidak teratur (Bromberger et al. 1997).

Status Gizi dan Tingkat Sosial Ekonomi

Pengukuran status gizi probandus menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Persen Lemak Tubuh (PLT). IMT digunakan untuk mengukur kegemukan berdasarkan bobot badan dengan tinggi badan, sedangkan PLT digunakan untuk mengukur cadangan lemak di bawah lipatan kulit tanpa memperhatikan bobot badan dan tinggi badan. Manusia dan mamalia lain menumpuk cadangan makanan jangka panjangnya dalam sel-sel lemak atau adiposa di bawah lipatan kulit, sehingga IMT dan PLT merupakan indikator yang baik untuk melihat variasi cadangan energi pada individu (Luke et al. 1997). Wanita yang tinggal di daerah rural memiliki pendidikan yang rendah sehingga akan memiliki pekerjaan yang membutuhkan energi yang lebih banyak. Hal ini akan mengakibatkan status gizi wanita rural rendah karena asupan makanan tidak seimbang dengan pengeluaran energi. Status gizi yang rendah dapat dinilai dari IMT dan PLT yang rendah. Wanita dengan IMT dan PLT yang rendah cenderung kekurangan kalori dan nutrisi yang mengakibatkan amenorrhea dan mempercepat terjadinya usia menopause (Reis et al. 1998; Friedlander & Jones 2002). Sebaliknya, wanita yang gemuk dan cukup lemak, maka sel-sel adiposanya akan memproduksi estrogen (Friedlander & Jones 2002). Kadar estrogen yang meningkat akan mengakibatkan penurunan FSH. Penurunan kandungan FSH dalam darah akan menghambat proses berhentinya kerja folikel untuk menghasilkan estrogen sehingga akan memperpanjang fungsi reproduktif ovarium (Friedlander & Jones 2002).

(98)

25  

Lampung tahun 2010, menyatakan bahwa UMP Lampung adalah Rp 767 500.00 per bulan. Jika dibandingkan dengan nilai UMP maka PKP yang dikeluarkan probandus termasuk rendah, akan tetapi kebutuhan gizi probandus dapat terpenuhi karena sebagian besar mereka memiliki IMT (96% probandus) dan PLT (71% probandus) yang normal. Mungkin sekali PKP tidak mencerminkan makanan yang sesungguhnya dikonsumsi. Sebagai daerah rural yang sebagian besar adalah petani, kebutuhan pokok seperti beras dan sayuran untuk konsumsi setiap hari tidak termasuk di dalam daftar pengeluaran untuk makan karena didapatkan dari hasil pertanian mereka sendiri.

Usia Menarke Wanita Muda Masa Kini

Gambar

Gambar 1  Ilustrasi mekanisme yang terjadi pada endometrium
Gambar 2 Penurunan jumlah folikel bersamaan dengan bertambahnya usia wanita
Gambar 3 Peta Kabupaten Pesawaran (http://pesawarankab.go.id).
Gambar 4 Grafik usia menopause wanita Kabupaten Pesawaran.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahap ini formula 3 formulasi isolat RBI (tepung tapioka, gambut dan limbah padat tahu) dengan lama penyimpanan 0, 2, 4, 6 dan 8 minggu diuji kemampuannya mengimunisasi

Oleh karena itu pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh LSM Kelompok Perempuan dan Sumber-Sumber Kehidupan (KPS2K) adalah memanfaatkan kelompok-kelompok perempuan

Stoga se navode neki od rizika, koji se vežu za praksu upravljanja likvidnosti na temelju tržišnog financiranja: moguća nedostupnost kupljenih sredstava u

OJK berdasarkan standar yang wajar di sektor jasa keuangan dan dikecualikan dari standar biaya umum, serta guna mengurangi beban APBN karena pengawasan perbankan

Jenis ektoparasit yang ditemukan menginfeksi ikan nila (Oreochromis niloticus) di Kolam Budidaya Kampung Hiung, Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, adalah

[r]

Selanjutnya pada pengamatan suhu rendah pada akhir penyimpanan (hari ke-27) nilai organoleptik tekstur tertinggi adalah pelapisan Aloe vera 100% (4,7) dan yang

Hasil pe- nelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja praktikum maha- siswa dalam mata kuliah Praktik Elek- tronika antara kelompok mahasiswa yang diberi umpan