• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Dakwah KH.Amiruddin Said SQ,M.A.di Masjid Kubah Emas dian AlMahri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Dakwah KH.Amiruddin Said SQ,M.A.di Masjid Kubah Emas dian AlMahri"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 27 Mei 2009

(2)

ABSTRAK

Luthfi Anwar

Aktivitas Dakwah KH. Amiruddin Said, SQ, M.A Dalam Meningkatkan Pengamalan Beribadah Jamaah Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri

Kegiatan dakwah merupakan suatu aktivitas yang mulia, dimana setiap muslim itu diwajibkan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar sehingga dapat tercapainya tujuan dakwah yang hakiki, yakni terciptanya khairu ummah. Namun untuk mencapai semua itu butuh proses dan waktu yang cukup lama, dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa setiap kegiatan dakwah itu tidak akan terlepas berbagai faktor penghambat yang selalu datang untuk menghalangi perjalanan dakwah itu. Kurangnya minat masyarakat untuk duduk di majlis ilmu seperti pengajian-pengajian yang sering dilakukan di masjid ataupun di majlis taklim. Inilah yang menjadi salah satu alasan penulis untuk mengadakan penelitian dan menjadikannya sebuah skripsi. Dalam hal ini adalah aktivitas dakwah KH. Amiruddin Said, SQ, M.A di masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri.

Bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan KH. Amiruddin Said, SQ, M.A di Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri? Metode apa yang digunakannya? Maetri apa yang disampaikannya dalam berdakwah? Dan apa yang menjadi factor pendukung dan penghambat dakwah KH. Amiruddin Said, SQ, M.A?

Di dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, penulis menggambarkan secara faktual apa yang dilihat dan ditemukan dari objek penelitian dan menuangkannya kedalam tulisan. Metode ini juga didukung dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang dilakukan penulis dilapangan yakni di ruang lingkup Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, kepada-Nya kami memohon pertolongan dan ampunan serta bertaubat dan barang siapa yang diberi

petunjuk oleh-Nya maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barangsiapa yang

disesatkannya maka tidak akan ada yang mampu memberinya petunjuk. Shalawat dan

salam semoga tetap tercurah atas utusan Allah sebagai rahmat bagi alam semesta,

yaitu junjungan kita dan sebagai suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW. Beserta

keluarga, sahabatnya, dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Dengan tetesan keringat, basuhan air mata, serta segunung do’a dan harapan

akhirnya penulis dapat menyelesaikan program studi S-1 di, , jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dengan melewati hari-hari bahagia namun terkadang juga

penuh duka, setidaknya inilah awal untuk menelusuri jalan hidup kearah yang lebih

baik lagi.

Berkenaan dengan terselesaikannya pembuatan skripsi ini, maka

perkenankanlah penulis untuk mengucapakan ribuan terima kasih kepada pelbagai

pihak yang telah banyak membantu dan memberikan support nya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A sebagai Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, para Pembantu Rektor dan Staf Rektorat yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu akan tetapi dengan tidak mengurangi rasa hormat

penulis.

2. Bapak Dr. H. Murodi, M.A sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

(4)

3. Bapak Drs. H. Tarmi, MM, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan kontribusi, bimbingan, arahan dan motivasi selama

penulisan skripsi berjalan, yang dengan ikhlas dan ketulusannya untuk dapat

meluangkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing serta mengoreksi

setiap tulisan-tulisan di dalam skripsi ini.

4. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan tidak lupa pula Ibu Umi Musyarofah, M.A selaku

Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiran Islam yang telah banyak

memberikan bantuannya.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terima kasih atas

semua ilmu yang diberikan kepada saya, semoga ilmu tersebut dapat

bermanfaat dan berguna didalam menjalani kehidupan selanutnya.

6. Ayahanda H. Hamzah (alm) dan ibunda tercinta Hj. Masenah, atas kesabaran

dan keikhlasan untuk memberikan do’a dan motivasi yang tiada henti kepada

ananda sehingga dapat menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang dipilih

untuk dapat memasuki syurga-Nya. Semua kakak-kakak tersayang kusnadi,

Saipuh, Nurhayati, Yati, Khalilah yang selalu ada untuk membantu ananda.

7. Seluruh teman-teman senasib, seperjuangan dan sependeritaan pada Jurusan

KPI-C angkatan 2004-2005, terkhusus kepada Ahmad Awliya, S.Sos.I,

Iskandar, S.Sos.I, Badru Zaman, S.Sos.I, Ray Sangga K, Renal Rinoza, Edwin

Shaleh, Anwar, Jaka, Adnan, Lilis Nurcholisoh, S.Sos.I, Murniati, S.Sos.I,

Hetty Maryaty, S.Sos.I, Agustin Intan Permata, S.Sos.I terima kasih atas

(5)

8. Teruntuk Fera Septiani, yang selalu ada untuk memberikan support , do’a dan kasih sayangnya yang begitu besar terhadap penulis.

9. Bapak KH. Amiruddin Said, SQ, M.A yang telah bersedia untuk meluangkan

waktu dan kerjasamanya, sehingga penulis dapat menjalankan penelitian

skripsi ini dengan lancar.

10.Semua pengurus Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri yang bersedia membantu

untuk kelancaran penelitian skripsi ini.

11.Teruntuk Motor Bututku yang selalu setia menemaniku selama perjuangan ini.

Dengan ketulusan dan keikhlasan, penulis mendoakan semoga semua bantuan,

motivasi bimbingan dan perhatian yang telah diberikan semua pihak akan

mendapatkan balasan berupa kebaikan yang setimpal dari Allah SWT.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan,

bahkan masih jauh untuk dapat dikategorikan penulisan ilmiah yang baik dan benar,

untuk itulah penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif

guna perkembangan dan kemajuan penulis selanjutnya

Jakarta, 27 Mei 2009

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……… v

BAB I PENDAHULUAN………... I A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 8

D. Tinjauan Pustaka……… 9

E. Metodologi Penelitian...……….. 11

F. Sistematika Penulisan……….… 13

BAB II TINJAUAN TEORITIS...………. 15

A. Aktivitas Dakwah………. 15

1. Pengertian Aktivitas………. 15

2. Pengertian Dakwah……….. 16

B. Unsur-Unsur dakwah……… 20

1. Tujuan Dakwah……… 20

2. Materi Dakwah……… 22

3. Subjek dan Objek Dakwah……… 23

4. Metode Dakwah……… 27

5. Media Dakwah………. 30

C. Masjid…………...……… 31

(7)

BAB III. PROFIL KH. AMIRUDDIN SAID, S.Q, M.A DAN GAMBARAN

UMUM MASJID KUBAH EMAS DIAN AL-MAHRI ………… 32

A. Biografi KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A……… 32

1. Riwayat Hidup……… 32

2. Pendidikan………... 33

3. Aktifitas Dakwah ……… 33

B. Gambaran Umum Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri……… 34

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan………. 34

2. Visi dan Misi……….. 36

BAB IV. ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH KH. AMIRUDDIN SAID SQ, M.A DI MASJID KUBAH EMAS DIAN AL MAHRI……… 37

A. Dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A……… 37

B. Metode Dakwah KH. Amiruddin Said, SQ, M.A………. 41

C. Materi Yang disampaikan KH. Amiruddin Said, SQ, M.A………... 43

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah KH. Amiruddin Said, SQ, M.A……… 45

BAB V. PENUTUP……… 47

A. Kesimpulan……… 47

B. Saran……… 49

(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang mempunyai dua dimensi, yaitu keyakinan atau

aqidah dan sesuatu yang diamalkan. Amal perbuatan tesebut merupakan implementasi

dari aqidah itu sendiri.1 Islam juga merupakan agama yang berisi dengan

petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik, beradab, dan

berkualitas, selalu bebuat baik sehingga mampu membangun sebuah peradaban yang

maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti kehidupan yang adil,

maju, bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai kekhawatiran. Agar

mencapai yang diinginkan tersebut diperlukan apa yang disebut dengan dakwah.2

Islam juga disebut sebagai agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan para

penganutnya untuk menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat

manusia, agar terwujud rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin terwujudnya

kebahagiaan dan kesejahtraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup

segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan

dengan konsisten dan konsekuen. Usaha penyebarluasan Islam dan realisasi terhadap

ajarannya adalah melalui dakwah.3

Dakwah merupakan sesuatu yang begitu penting dalam Islam, kegiatannya

menyatu dengan kehidupan manusia di dunia, yang menjadi bukti adanya hubungan

manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan manusia

1

M. Natsir, Fiqhudh Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1983). Cet.ke-4, h.110. 2

Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-I h.1 3

(9)

dengan alam. sehingga Islam menjadi agama dakwah dalam teori maupun praktek.

Seperti yang telah dicontohkan Rasulullah SAW ketika menyebarkan ajaran Islam.4

Dakwah islamiyah yang dilakukan Rasulullah SAW telah berhasil membentuk

masyarakat islami. Oleh karena itu, perjalanan dakwah menuju sebuah masyarakat

yang ideal, mutlak memerlukan proses dakwah. Hal ini disebabkan karena dakwah

akan memberikan landasan filosofis serta memberikan kerangka dinamika dan

perubahan sistem dalam proses perwujudan masyarakat adil dan makmur.

Umat Islam kini tengah berada di persimpangan jalan. Dunia Islam pada

umumnya sedang menghadapi benturan keras dari arus ideologi, pemikiran, moralitas,

adat istiadat, kebudayaan dan lain sebagainya. Sudah banyak masyarakat kita yang

karam diterpa gulungan ombak ganas dan peradaban yang kacau ini. mereka

mengatakan nilai Islam harus dibuang jauh-jauh dan dipisahkan dari urusan-urusan

pemerintah jika jika umat ingin maju dalam moderenisasi.5

Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini bisa terjadi adalah karena

perkembangan teknologi informasi yang dapat memberikan dampak positif dan

negatifnya. Karena dengan kemajuan teknologi ini pada dasarnya dapat dipakai,

dimanfaatkan oleh siapa saja dan untuk mewujudkan tujuan apa saja.6 Efek media

massa misalnya, secara teoritis media massa itu mempunyai fungsi positif yakni

sebagai saluran informasi, pendidikan dan hiburan, namun kenyataannya media juga

dapat memberikan nilai yang negatif dan dapat memberikan efek lain diluar fungsinya

itu. Efek media tidak saja mempengaruhi sikap seseorang, namun juga dapat

4

Murtadho Mutahari, Persfektif Al Qur’an Tentang Manusia dan Agama, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet. Ke-I h. 123

5

Abdullah Nashin Ulwan, Pesan Untuk Pemuda Islam, (Jakarta, Gema Insani Press, 1991) Cet. Ke-I. h. 132

6

(10)

mempengaruhi prilaku bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media dapat

mempengaruhi sistem sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat.7

Kerusakan moral dikalangan masyarakat bawah begitu besar, disinilah

pentingnya dakwah sebagai bentuk kewajiban umat Islam terhadap risalah Rasulullah

SAW yang mengibaratkan masyarakat itu seperti sebuah perahu besar. Kekacauan

seluruh masyarakat, bangsa dan negara itu lebih merupakan akibat langsung dari sikap

yang membiarkan berbagai bentuk kemungkaran. Sikap acuh tak acuh terhadap

kemungkaran dan itu yang memberikan jalan bagi penyebarannya.

Menyadari pentingnya dakwah sebagai upaya pembinaan umat manusia

kearah tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, maka sudah seharusnya kegiatan

dakwah ini mendapat perhatian dan penanganan yang serius sebagai ikhtiar yang

harus dilakukan dalam mencapai tujuan dakwah. Karena pada dasarnya objek utama

dakwah adalah manusia, semua pernyataan, perintah dan larangan yang ada di

dalamnya berisikan pesan dakwah yang ditujukan pada seluruh manusia.

Berdakwah dengan segala bentuk adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim.

Akan tetapi di dalam syariat atau hukum Islam itu tidak mewajibkan bagi umatnya

untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, akan tetapi usaha untuk

berdakwahnyalah yang diwajibkan semaksimal mungkin sesuai dengan keahlian dan

kemampuannya disertai dengan sikap santun yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

Hal ini tersirat di dalam al Qur’an surat an Nahl ayat 125 :

!

#$

%

&

'()

*

+- %

./

0 &

1234%

5

6

7()89&:

;<

=

$>6

?+ @8&:

7

; (A

7 

7

(11)

B

:

*

$>6 &

?+ @8&:

CD

. E8-

%

FAG

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Aktifitas dakwah bagi umat Islam bagaikan urat nadi, karena dakwah

merupakan aktualisasi nilai dan konsep teologis yang dimanifestasikan dalam suatu

aktifitas manusia beriman dalam kehidupan bermasyarakat. Dakwah harus dilakukan

secara sadar, terencana untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan bertingkah

laku baik dalam tatanan realitas individu maupun sosiokultural untuk dapat

merealisasikan ajaran Islam ke dalam semua aspek kehidupan dengan cara-cara

tertentu.

Aktifitas dakwah juga sangat berperan penting, mengingat aktifitas dakwah

merupakan bagian yang integral dari seseorang, dimana bila seseorang meyakini dan

menjalankan agamanya dengan sungguh-sungguh akan tercipta ketentraman dan

kebahagiaan. Hal ini dapat dimengerti karena di dalam agama memberikan

ketenangan hati, mengatur dan mengendalikan tingkah laku, sikap dan merasa takut

melanggar aturan-aturan agama.8

Sasaran dakwah ditujukan kepada semua manusia tanpa melihat status sosial

yang ada dalam kehidupan bermasyarakat dengan memperhatikan realitas sosial yang

ada, seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan sebagainya. Dakwah juga

dapat dilakukan dimana saja tanpa memilah dan memilih tempatnya telebih dahulu.

Masjid, selain merupakan tempat beribadah umat Islam, masjid juga bisa

dijadikan sebagai pusat dakwah untuk penyebaran agama Islam. Masjid Kubah Emas

8

(12)

Dian Al-Mahri misalnya, adalah sebuah masjid yang dibangun ditepi jalan raya

Meruyung-Cinere di kecamatan Limo-Depok ini memiliki arsitekur tersendiri yang

berbeda dengan masjid-masjid pada umumnya.

Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil.

Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 sampai 3 milimeter dan mozaik

kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Secara umum, arsitektur

masjid ini mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur Tengah dengan ciri kubah,

minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif

dengan elemen geometris dan obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para

arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris

serta obelisk sebagai ornamen.

Selain itu masjid yang sangat luas dan bebas diakses untuk umum ini juga

memiliki halaman parkir yang luas dan gedung serba guna serta tempat-tempat yang

mendukung untuk menjadikan masjid ini sebagai tempat wisata religi9.

KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A ialah sosok kyai yang sangat dihormati dan

disegani baik diluar ataupun diruang lingkup masjid ini, beliau juga dijadikan sebagai

imam besar masjid ini. Sosok yang ramah dan penuh senyum ini sehari-harinya

menjadi imam shalat, dan disamping itu juga setiap kegiatan yang diadakan oleh

pengurus masjid ini tidak terlepas dari peran beliau. Salah satu kegiatan yang

mempunyai daya tarik yang cukup besar bagi jama’ah ialah kegiatan Istighasah

Akbar.

Istighasah Akbar ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan pengurus masjid

setiap minggu ketiga setiap bulannya. Kegiatan yang diisi dengan pembacaan yaasin,

tahlil, ratib dan pembacaan taushiah ini banyak diminati oleh masyarakat umum baik

9

(13)

dari sekitar maupun dari luar kota. Bahkan pada minggu ketiga bulan februari 2008,

kegiatan ini dihadiri 30.000 jama’ah.

Peran seorang dai memang tidak ringan, terlalu kompleks persoalan yang

dihadapi, kerap kali bisa diselesaikan tidak hanya sekedar memberikan ataupun

mengajukan himbauan-himbauan, tetapi perlu melakukan dakwah dan aksi sosial

secara nyata seperti membimbing, mengajarkan dan mengarahkan umat agar tidak

selalu berada dalam kegelapan dan kekhilafan.

Adapun penerapan dakwah yang dilakukan oleh KH. Amiruddin Said, S.Q,

M.A dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh pengurus masjid Kubah Emas Dian

Al-Mahri itu sangat dirasakan oleh jama’ah. Lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an yang

dikumandangkan dengan suara khas beliau yang begitu merdu terkadang dapat

membuat jama’ah mengeluarkan air mata, belum lagi ketika beliau menyampaikan

taushiah-taushiahnya terhadap jama’ah, yang dapat memberikan bimbingan dan

sekaligus bisa dijadikan pelajaran untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Beranjak dari keadaan diatas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian

dan menuangkannya dalam sebuah tulisan yang terdapat dalam sebuah skripsi dengan

judul “Aktivitas Dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A di Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Banyak hal yang bisa dibahas pada diri KH. Amiruddin Said antara lain

seperti, aktivitas dakwah beliau diluar Masjid Kubah Emas ataupun juga ilmu seni

baca Al-Qur’an yang dimilikinya dan lain sebagainya, namun sesuai dengan judul

(14)

Aktivitas Dakwah KH. Amiruddin Said S.Q, M.A di lingkungan Masjid Dian

Al-Mahri.

2. Perumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian ini, penulis merumuskan masalah ke dalam

beberapa masalah yakni:

a. Bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan KH. Amiruddin Said, S.Q,

M.A di Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri?

b. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan aktivitas dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A?

c. Metode apa yang digunakan KH. Amiruddin Said, SQ, M.A dalam

berdakwah?

d. Materi Apa yang disampaikan KH. Amiruddin Said, SQ, M.A dalam

berdakwah?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui aktivitas dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A. di

masjid kubah emas Dian Al-Mahri

b. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam

(15)

c. Untuk mengetahui metode yang digunakan KH. Amiruddin Said, SQ, M.A

dalam berdakwah

d. Untuk mengetahui materi yang biasa disampaikan KH. Amiruddin Said,

SQ, M.A dalam berdakwah

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu dakwah, dan juga

dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Adapun secara praktis penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan

masukan bagi para dai dalam melakukan aktivitas dakwahnya,

D. Tinjauan Pustaka

Kata “aktifitas” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan,

kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bias juga berarti kerja atau salah satu kegiatan kerja

yang dilaksanakan dalam tiap bagian10.

Dakwah secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Arab yakni dari kata

da’a-yad’u-da’watan. yang berarti mengajak, menyeru, memanggil dan mengundang. Dalam pengertian yang lebih khusus dakwah berarti mengajak baik diri sendiri

ataupun orang lain untuk berbuat baik sesuai dengan ketentuanketentuan yang telah

digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, serta meninggalkan perbuatan-perbuatan

yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

10

(16)

Dalam bukunya, Dr.Moh. Ali Azis disitu dikatakan bahwa dakwah adalah

aktifitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun kolektif dari

situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Sementara itu, dalam bahasa

Islam dakwah adalah tindakan mengomunikasikan pesan-pesan Islam. Dakwah adalah

istilah teknis yang pada dasarnya dipahami sebagai upaya untuk menghimbau orang

lain kearah Islam.

Ada beberapa penelitian terdahulu yang penulis temunkan yang berkaitan

dengan tema penulis, diantaranya:

Pertama, “Aktivitas Dakwah KH. Ahmad Damanhuri Melalui Pondok Pesantren Al-Karimiyah Sawangan Depok ”.

Dengan pembatasan masalah pada dakwah KH. Ahmad Damanhuri di Pondok

Pesantren Al-karimiyah. Dengan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas dakwah KH. Ahmad Damanhuri?

2. Materi apa yang disampaikan KH.Ahmad Damanhuri di Pondok Pesantren

Al-Karimiyah KH.Ahmad Damanhuri dalam menangani masalah di

Pondok Pesantren Al-Karimiyah?

3. Metode apa yang digunakan ?

Dalam penelitian tersebut dijelaskan bagaimana aktivitas dakwahnya

KH.Ahmad Damanhuri di Pondok Pesantren Al-Karimiyah begitu juga dengan

metode yang digunakan dan materi yang disampaikan serta factor pendukung dan

penghambat yang ada.

Dari beberapa penelitian yang penulis temukan, belum adanya penelitian yang

mengemukakan kegiatan aktivitas dakwah KH. Amiruddin Said di Masjid Kubah

Emas Dian Al-Mahri. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan

(17)

E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan langsung pada objek yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif, yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif.

Adapun yang dimaksud dengan deskriptif adalah penelitian yang tidak mencari atau

menjelaskan suatu hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi, melainkan

metode deskriptif digunakan sebagai cara praktis untuk menjelaskan dan menjabarkan

data-data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau terjadi di lapangan.11.

Deskriptif juga digunakan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab terjadinya suatu

gejala tertentu.12

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri, yang terletak

di Kecamatan Limo-Depok. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2009 sampai

dengan selesainya penelitian ini dilakukan.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek dalam penelitian ini adalah KH. Amiruddin Said SQ, M.A

b. Objek penelitian ini adalah Aktivitas Dakwah KH. Amiruddin Said SQ, M.A

4. Sumber dan Jenis Data

11

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-12 h. 24

12

(18)

Untuk memperoleh data-data yang lengkap dan akurat, penulis menggunakan

data primer dan skunder.

a. Data primer adalah data yang akan diperoleh langsung berupa hasil penemuan

penelitian survey serta hasil wawancara dengan KH. Amiruddin Said, S.Q,

M.A

b. Data skunder adalah data yang akan diperoleh dari sumber-sumber tertulis

yang terdapat dalam buku ataupun dokumentasi dan literature lain yang

berkaitan dengan penelitian tersebut.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, merupakan pengumpulan data dengan cara terjun langsung kelapangan atau tempat dimana penelitian diadakan, yakni di masjid Kubah

Emas Dian Al-Mahri. Dengan metode ini penulis akan mengetahui langsung

tentang pelaksanaan aktifitas dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A

b. Wawancara, yakni pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban yang

dihasilkan akan dicatat atau direkam dengan alat perekam.13 Dalam hal ini

penulis akan memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan pelaksanaan

dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A

c. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari foto-foto, bulletin, dan website yang dimiliki oleh Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri

yang berkaitan dengan dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.

6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya dalah penulis mengolah dan

menganalisa data-data dengan cara menghimpun, mempelajari, mengedit data-data

13

(19)

dan memberikan ulasan dan uraian dan menuangkannya kedalam penulisan skripsi.

Adapun analisa data disini adalah proses pengumpulan data dengan mengurutkan data

ke pola, mengelompokan data tersebut dan kemudian dianalisa agar mendapatkan data

yang kongkrit berdasarkan hasil penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah

analisis deskriptif.14

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas lagi tentang hal-hal yang akan

diuraikan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis mengatur sistematikanya kedalam

lima bab sebagai berikut:

BAB I : Bab ini berisi tentang pendahuluan, latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Dalam Bab ini memuat tentang pengertian aktivitas dakwah, unsur-unsur dakwah dan pengamalan ibadah.

BAB III : Bab ini berisi tentang biografi KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A, yaitu riwayat hidup dan pendidikan serta aktifitas dakwah beliau dan

dilengkapi gambaran umum masjid Kubah Emas Dian Al Mahri, yang

berisi tentang sejarah berdiri dan perkembangannya serta visi dan

misinya.

BAB IV : Bab ini meliputi aktivitas dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A di Masjid Kubah Emas Dian Al Mahri, faktor pendukung dan penghambat

aktifitas dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A dan juga menjelaskan

14

(20)

tentang metode yang digunakan serta media yang disampaikan KH.

Amiruddin Said, S.Q, M.A

BAB V :Dalam Bab ini menjelaskan kesimpulan dari aktivitas dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A dan memberikan saran demi kemajuan

(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Aktivitas Dakwah

1. Pengertian Aktivitas

Kata “aktivitas” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikann sebagai

keaktifan, kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu

kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian15.

Sedangkan dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, kata aktivitas berasal dari

bahasa Inggris: activity; Latin: activus yang berarti aktif, tindakan, yakni bertindak pada diri setiap eksistensi atau makhluk yang membuat atau menghasilkan sesuatu,

dengan aktifitas, dapat memadai hubungan khusus manusia dengan dunia16

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali aktivitas, kegiatan ataupun

kesibukan yang dilakukan manusia. Karena menurut Samuel Soeltoe sebenarnya

aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan, beliau megatakan bahwa aktifitas dipandang

sebagai usaha untuk mencapai atau memenuhi kebutuhan.17

Salah satu kebutuhan manusia adalah menuntut ilmu untuk menjadi pintar dan

pandai. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka manusia harus belajar dengan

cara bersekolah, atau mengunjungi majlis atau tempat-tempat ilmu lainya seperti

perpustakaan atau juga berdiskusi dan lain sebagainya. Ternyata untuk memenuhi satu

kebutuhan saja manusia harus melakukan berbagai kegiatan atau aktivitas.

Seseorang yang ingin mendalami ilmu agama dan ingin berinteraksi dengan

masyarakat yang islami, tentu ia harus malakukan aktivitas-aktivitas yang membantu

tercapainya keinginan tersebut, seperti membaca buku-buku keagamaan, mengikuti

15

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997) Cet. Ke-9 h. 20

16

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga PengkajianKebudayaan Nusantara, 1997), Cet. Ke-I h. 25

17

(22)

pengajian-pengajian, melakukan diskusi-diskusi yang membahas tentang agama dan

kemasyarakatan. Mengkaji norma-norma ajaran Islam tentang hubungan sesama

manusia dan tidak kalah pentingnya adalah mengaplikasikan atau menerapakan ilmu

yang telah diperoleh ke dalam kehiduoan yang nyata.

Menurut Ilmu Sosiologi, aktivitas diatikan dengan segala bentuk kegiatan

yang ada di masyarakat seperti; gotong royong atau kerja bakti disebut sebagai

aktivitas-aktivitas sosial, baik yang berdasarkan hubungan tetangga ataupun

kekerabatan18.

Jadi dapat disimpulkan bahwa aktifitas itu sebagai kegiatan atau tindakan kerja

yang aktif dan dilaksanakan pada tiap bagian.

2. Pengertian Dakwah

Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab ,

merupakan bentuk dari kata kerja ( ), ( ) berarti

seruan, ajakan atau panggilan. Seruan dan panggilan ini dilakukan dengan suara,

kata-kata, atau perbuatan19. Adapun yang dimaksud dengan ajakan atau seruan disini ialah

usaha seorang da’I yang berusaha untuk lebih dekat dan mengenal mad’u nya untuk

dituntun kepada jalan Allah20

Dalam pengertian yang lebih khusus dakwah berarti mengajak, baik diri

sendiri ataupun orang lain untuk berbuat baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

telah digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, serta meninggalkan

perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat ali imran ayat 104:

18

Sojogyo dan Pujiwati Sojogyo, Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1999) Cet. Ke-12 jilid I, h. 28

19

Ilyas Ismail,, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub : Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah. Jakarta, Penamadani, 2006. Cet. Ke-1. hal.144-146

20

(23)

7

H % &

#I

J

KL

M ;LN:

<$8. O

P#Q O

<&QLRS O &

T

&Q > URV

<#$

- ' O &

F7 

WQ J

%

YZ/ %S&N: &

I>6

[\$

@ ]

%

FA2

Artinya: “..Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.(Q.S Al Imran: 104).

Menurut Jamaluddin Kafie dalam bukunya Psikologi Dakwah dijelaskan bahwa arti bahasan dakwah itu ialah menyeru, mengajak, memanggil, mengundang,

mendoakan yang terkandung arti di dalamnya arti menyampaikan sesuatu kepada

orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.21

Sedangkan dakwah menurut istilah, mengandung beberapa arti yang beraneka

ragam. Banyak ahli ilmu dakwah dalam memberikan pengertian kepada istilah

tersebut, sehingga antara definisi menurut ahli yang satu dengan yang lainnya

senantiasa terdapat perbedaan dan kesamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini

disajikan beberapa definisi dakwah menurut para pakar ilmu dakwah, antara lain:

• Toha Yahya Umar mengatakan dalam bukunya “Islam dan Dakwah”, dakwah

adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat22

• Dalam bukunya “Ilmu Dakwah”, Dr. Moh. Ali Azis menjelaskan bahwa

dakwah adalah aktifitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun

kolektif dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Sementara itu,

dalam bahasa Islam dakwah adalah tindakan mengomunikasikan pesan-pesan Islam.

21

Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Indah, 1993), Cet. Ke-I h. 29 22

(24)

Dakwah adalah istilah teknis yang pada dasarnya dipahami sebagai upaya untuk

menghimbau orang lain kearah Islam23

• Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan

kepada keinsafan atau usaha untuk mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik

dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat24.

• Sayyid Muhammad Nuh menjelaskan bahwa dakwah adalah penghancuran

dan pembinaan. Penghancuran terhadap jahiliyah dengan segala macam dan

bentuknya, baik jahiliyah pola pikir, moral maupun jahiliyah pandangan dan hukum.

Setelah itu, pembinaan masyarakat Islam dengan landasan pijak keislaman, baik

wujud dan kandungannya, dalam bentukdan isinya, dalam perundang-undangan dan

cara hidup, maupun dalam segi persepsi keyakinan terhadap Islam, manusia dan

kehidupan.25

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berisi

petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual menjadi manusia yang baik,

beradab dan berkualitas. Selalu berbuat baik sehingga mampu membangun sebuah

peradaban yang maju. Sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi dalam arti

kehidupan yang adil, maju bebas dari berbagai ancaman, penindasan, dan berbagai

kekhawatiran. Agar mencapai semua itu, maka perlu apa yang dinamakan dengan

dakwah. Karena dengan masuknya Islam dalam sejarah umat manusia, agama ini

mencoba meyakinkan umat manusia tentang kebenarannya26.

Di samping itu, Islam sebagai agama yang disebut agama dakwah, maksudnya

adalah agama yang di dalamnya ada usaha untuk menyebarluaskan kebenaran dan

23

Moh. Ali Azis, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-I 24

M. Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an: fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat, (Bandung: Mizan 1994), Cet. Ke-VII h. 194

25

Sayyid Muhammad Nuh, Dakwah Fardiyah, Pendekatan Personal Dalam DAkwah, (Solo: Intermedia, 2006), h. 15

26

(25)

mengajak orang-orang yang belum mempercayainya dan itu dianggap sebagai tugas

suci oleh pendirinya atau oleh para penganutnya27

Dari penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa sulit untuk memisahkan antara dakwah dengan Islam, karena Islam

itu berkembang lewat dakwah. Oleh karena itu penulis memberikan kesimpulan

bahwa yang dimaksud dakwah dalam Islam adalah usaha dan ajakan kepada manusia

menuju kepada jalan kebenaran tanpa adanya paksaan sesuai dengan tuntunan al-

Qur’an dan as-Sunnah, melalui proses mengomunikasikan pesan-pesan Islam.

Dakwah juga merupakan istilah teknis yang pada dasarnya dipahami sebagai upaya

untuk menghimbau orang lain kearah Islam. Bahkan dalam perspektif ini, ajakan dan

seruan itu tidak dinamai dakwah apabila tidak dimaksudkan untuk membawa manusia

ke jalan Allah SWT.

Karena dakwah adalah upaya untuk menumbuhkan kecenderungan dan

ketertarikan, oleh karena itu dalam dakwah tidak hanya terbatas pada aktifitas lisan

semata, akan tetapi mencakup seluruh aktivitas lisan ataupun perbuatan yang

ditujukan dalam rangka menumbuhkan kecendrungan dan ketertarikan terhadap

Islam28

B. Unsur-Unsur Dakwah 1. Tujuan Dakwah

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan atau proses, dalam rangka

mencapai tujuan tertentu. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan arah atau

pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas, seluruh

aktifitas dakwah akan sia-sia. Ini disebabkan karena tujuan merupakan arah atau gerak

27

Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, (Jakata: PT. Bumi Restu, 1981) Cet. Ke-II h. 1 28

(26)

yang hendak dituju seluruh aktifitas dakwah. Tujuan dakwah juga merupakan salah

satu unsur dakwah, dimana antara unsur dakwah yang satu dengan yang lain saling

membantu, berhubungan dan mempengaruhi.29

Pada dasarnya dakwah dimaksudkan untuk mewujudkan kesejahteraan dan

kebahagiaan bagi umat manusia baik dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat

kelak. dengan merujuk pada Q.S. Ali Imran : 110 disitu dijelaskan tujuan berdakwah

sesungguhmya adalah terbentuknya masyarakat Islam dengan predikat “khair ummah” ialah masyarakat Islam yang benar secara aqidah dan kuat secara sosial, politik, ekonomi dan kultural sehingga kepemimpinan dunia dapat dipegang dan

berada ditangan mereka.

Abdul Rasyad Shaleh dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Dakwah

Islam” menjelaskan bahwa tujuan dakwah adalah nilai atau hasil yang ingin dicapai

oleh keseluruhan tindakan yakni terwujudnya kebahagiaan dan kesejahtraan hidup di

dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah swt.30

Tujuan ini tidak dapat dicapai tanpa memperkuat aqidah itu sendiri. Untuk itu

tujuan utama dakwah berpusat pada dua hal pokok, yaitu:

a. Memperkenalkan kepada manusia Tuhan mereka yang sebenarnya, yaitu Allah

SWT dan membimbing mereka agar menyembah hanya kepada-Nya.

b. Dakwah menghendaki agar manusia menjadi Islam, yaitu sikap berserah diri

serta tunduk dan patuh kepada Allah SWT dengan melepaskan diri dari

29

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), Cet. Ke-I. h. 49

30

(27)

penuhanan terhadap sesama manusia dan hanya meyakini Allah SWT

semata.31

2. Materi Dakwah

Materi dakwah ialah pesan-pesan moral atau segala sesuatu yang harus

disampaikan kepada objek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam.32

Pada dasarnya materi dakwah hanyalah al-Qur’an dan as-sunnah. al-Qur’an

merupakan sumber utamanya, yang merupakan materi pokok yang harus disampaikan

melalui dakwah dengan bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami oleh masyarakat.

Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT yang mutlak kebenarannya dan dijaga

sendiri oleh Allah akan keutuhan, keaslian dan keakuratannya. Dalam Q.S al-Hijr ayat

9 dijelaskan:

ZU

7

^_

' %;` U

Q a bcd

ZU

&

e9 %

<$g!

]/

9

Fh

Artinya:”.Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya” (Q.S al_Hijr: 9)

Sebagai pedoman hidup manusia, dalam al-Qur’an terkandung secara lengkap

tentang petunujuk, pedoman, hukum, sejarah serta prinsip-prinsip baik yang

menyangkut masalah keyakinan, peribadatan, pergaulan, akhlak, politik, ilmu

pengetahuan, teknologi dan sebagainya. Sebagai suatu pedoman yang masih bersifat

umum atau global, maka pengungkapan-pengungkapan dalam al-Qur’an masih sering

31

A. Ilyas Ismail, MA, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, (Jakarta: Permadani, 2006), Cet. Ke-I h. 140-141

32

(28)

belum terinci secara detail. Namun demikian tak ada satu pun persoalan yang tak

disinggung di dalam al-Qur’an, sekecil apapun Allah SWT tidak melupakannya.

Sumber kedua sebagai materi dakwah setelah al-Qur’an adalah as-Sunnah,

yakni segala sesuatu yang menyangkut perbuatan Nabi Muhammad SAW, baik dalam

ucapannya, tingkahlakunya atau sikapnya. Pada al-Qur’an seluruhnya harus dijadikan

pedoman hidup, akan tetapi tidak semua yang ada di dalam as-Sunnahmasih dikenal

adanya sunnah yang shahih dan ada juga yang dhaif. Untuk kedudukan as-sunnah terhadap al-Qur’an dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Bayan tafsir, yakni menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan

musytarak.

b. Bayan takrir, yakni memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-Qur’an

c. Bayan taukid, yakni sebagai penjelas maksud dan tujuan suatu ayat al-Qur’an

3. Subjek dan objek dakwah

Berbicara mengenai dakwah, maka di dalamnya juga akan membahas subjek

dan objek dakwah. Karena kedua komponen ini merupakan satu rangkaian yang tidak

dapat dipisahkan dari sudut prosesnya.

Kedua unsur ini harus saling berinteraksi untuk mendukung keberhasilan

proses dakwah. Namun da’I merupakan unsur utama yang fundamental yang akan

menetukan berhasil tidaknya proses dakwah. Subjek dakwah dinamakan da’I, juru

penerang, muballigh, dan sebagainya. Adapun pengertian da’I adalah orang yang

menyeru, memanggil, mengundang atau mengajak.33

Untuk melakukan aktivitas dakwah, seorang da’I harus mempunyai

syarat-syarat dan kemampuan tertuntu agar bisa berdakwah dengan hasil yang baik dan bisa

33

(29)

sampai pada tujuannya. Persyaratan dan kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang

da’I secara umum bisa mencontoh kepada Rasulullah SAW. Karena kehidupan

Rasulullah SAW. Merupakan standar atau ”uswatus hasanah “ bagi umatnya, karena tentunya hal itu pun berlaku dalam dakwah Islam.

Seorang da’I harus mengenal objek dakwahnya, yang meliputi pemikiran,

persepsi, problem dan kesulitan-kesulitan objek dakwah. Dengan demikian, ia akan

mendapatkan celah-celah jalan untuk proses dakwah dan sekaligus memberikan solusi

dan terapi yang tepat bagi persoalan yang dihadapi oleh objek dakwahnya. Oleh

karenanya, ajaran-ajaran yang mereka sampaikan kepada umat manusia, akan

memiliki pengaruh yang efektif.34

Permasalahan diatas sangat berkaitan sekali dengan teori psikologi

komunikator atau kejiwaan seorang komunikator ketika berinteraksi dengan

komunikan atau mad’u. ada beberapa teori yang berkaotan dengan hal ini yakni:

a. Teorinya Aristoteles yang menyebut karakter komunikator itu sebagai ethos. Sedangkan ethos terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik dan juga maksud yang baik seorang komunikator ketika berinteraksi dengan komunikan atau

mad’u bagi seorang da’I.

b. Teori prior ethos yang menjelaskan tentang hal-hal apa saja yang mempengaruhi persepsi komunikan atau mad’u tentang seorang komunikator

atau da’I dalam hal ini sebelum ia melakukan komunikasinya atau sebelum ia

berinteraksi.

c. Teori intrinsic ethos yakni teori yang menjelaskan tentang ketertarikan seorang komunikan terhadap seorang komunikator setelah ia berkomunikasi

34

(30)

dengan komunikator karena cara berbicaranya dan pemilihan kata-katanya, isi

yang disampaikannya dan juga kedalaman uraian materi yang

disampaikannya.35

Objek dakwah disebut juga mad’u atau sasaran dakwah. Mereka adalah orang-orang yang diseru, dipanggil atau diundang. Maksudnya ialah orang-orang yang diajak

kedalam Islam.36

Sasaran atau objek dakwah ialah manusia, baik dirinya sendiri maupun orang

lain. Sebab agama Islam diturunkan oleh Allah SWT bukan hanya untuk sekelompok

manusia, akan tetapi untuk seluruh umat manusia termasuk da’I itu sendiri.

Sehubungan dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat, jika dilihat

dari aspek kehidupan psikologis. Maka.Sasaran dakwahnya terbagi menjadi :

a. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi sosiologis

berupa masyarakat terasing, pedesaan, kota besar dan kecil, serta masyarakat

di daerah masyarakat marginal dari kota besar.

b. Sasaran yang berupa kelompok-kelompok masyarakat dilihat dari segi struktur

kelembagaan berupa masyarakat pemerinatahan dan keluarga

c. Sasaran yang berupa kelompok masyarakat dilihat dari segi sosial budaya

berupa golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi ini terutama terdapat

dalam masyarakat Jawa.

d. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi tingkat usia

berupa golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.

35

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-18. hal. 255-259

36

(31)

e. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat

kehidupan sosial okonomi berupa golongan orang kaya, menengah dan

miskin.

f. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi pekerjaan

berupa golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai, pegawai negeri

dan sebagainya.

g. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi jenis

kelamin, berupa golongan wanita dan pria.

h. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khsusus berupa

golongan masyarakat tuna susila, tuna wisma, tuna karya, narapidana dan

sebagainya.37

Jadi, subyek dan objek dakwah sangat berkaitan satu sama lain. Dimana da’i

sebagai unsur utama yang sangat penting dalam menentukan berhaasil atau tidaknya

proses dakwah.

4. Metode Dakwah

Menurut bahasa Yunani metode berasal dari dua kata yaitu: “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan, cara). Maka metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bahasa Jerman metode berasal dari “methodica” artinya adalah ajaran tentang metode. Sedangkan dalam bahasa Arab yakni “thariq” yang artinya jalan. Sehingga metode adalah cara yang telah diatur dan memulai proses

untuk mencapai suatu maksud.38

37

H. M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-5, h. 3

38

(32)

Metode adalah suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara

jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan. Sedangkan dakwah adalah cara

yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau bisa

diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’I untuk

menyampaikan materi dakwahnya yaitu al-Islam atau serentetan kegiatan untuk

mencapai tujuan tertentu.

Maka dari itu, kejelian dan kebijakan seorang juru dakwah dalam memilih dan

memakai metode itu sangat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan dakwah. Pada

umumnya bahasan tentang metode dakwah itu merujuk pada surat an-Nahl ayat 125

yaitu:

!

#$

%

&

'()

*

+- %

./

0 &

1234%

5

6

7()89&:

;<

=

$>6

?+ @8&:

7

; (A

7 

B

:

*

$>6 &

?+ @8&:

CD

. E8-

%

FAG

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa metode dakwah ada tiga, yaitu : hikmah, mau’izatul hasanah dan mujadalah. Semua metode yang ada adalah cabang dari tiga metode ini.39

Adapun secara umum, metode dakwah menurut al-Qur’an surat an-Nahl ayat

125, terdapat tiga pokok metode dakwah yaitu:

39

(33)

a. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga dalam

menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa

terpaksa atau keberatan.

b. Mauizhatil Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga

nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu menyentuh hati mereka.

c. Mujadalah, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan memberikan argumentasi dan bukti

yang kuat dan tidak memberikan tekanan-tekanan kepada mad’u nya sehingga

tidak melahirkan permusuhan nantinya.40

Disamping itu ada beberapa metode dakwah yang sering digunakan oleh

seorang da’I dalam berdakwah:

a. Metode Ceramah

Ceramah adalah suatu teknik atau metode dakwah yang banyak diwarnai oleh

karakteristik bicara seorang da’I pada suatu aktifitas dakwah.

b. Metode Tanya - Jawab

Metode Tanya-jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara

mendorong sasarannya (objek dakwah) untuk menyatakan suatu masalah yang dirasai

belum dimengerti dan da’I sebagai penjawabnya.

c. Debat

40

(34)

Debat sebagai metode dakwah yang pada dasarnya mencari kebenaran bukan

kemenangan, dalam arti menunjukan kebenaran dan kehebatan Islam.

d. Percakapan antar pribadi

Percakapan pribadi atau individual conference adalah percakapan bebas antara seorang da’I dengan individu-individu sebagai sasaran dakwahnya.

e. Metode Peragaan

Yakni suatu metode dakwah dimana seorang da’I memperlihatkan sesuatu

contoh yang baik terhadap mad’unya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan,

misalnya memperagakan cara shalat.41

5. Media Dakwah

Media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat atau perantara

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian media dakwah adalah segala

sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang

telah ditentukan secara efektif. Media dakwah ini dapat berupa barang, orang, tempat,

kondisi tertentu dan sebagainya.42

Di zaman modern sekarang ini, dakwah harus menyesuaikan situasi dan

kondisi yang semakin berubah kearah yang lebih maju. Dituntut efektifitas dan

efesiensi dalam pelaksanaan dakwah. Tidak hanya asal dalam melaksanakan dakwah,

tetapi harus dipikirkan terlebih dahulu apakah dakwah yang dilaksanakan sudah

mengena atau belum, apakah berhasil ataukah tidak.

41

Ibid, h. 61-62 42

(35)

Untuk itulah disamping keberhasilan suatu dakwah itu ditentukan oleh da’I,

tetapi media atau sarana dakwah juga berperan penting dalam hal ini.

Jika dilihat dari segi sifatnya, media dakwah itu dapat digolongkan menjadi

dua golongan, yaitu :

a. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni dan pertunjukan yang secara

tradisional dipentaskan di depan umum, terutama sebagai hiburan yang

memiliki sifat komunikasi seperti : drama, pewayangan, dan sebagainya.

b. Media modern/ sekarang, yaitu media yang ada dan dihasilkan di zaman

sekarang seperti: Lembaga-lembaga pendidikan formal, organisasi Islam,

lingkungan keluarga, dan media massa seperti televisi, radio, surat kabar,

majalah dan sebagainya.

C. Masjid

1. Pengertian Masjid

Kata “masjid” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikann sebagai

tempat ibadahnya umat Islam43.

Dalam makna yang lebih luas sekarang ini masjid bukan hanya dijadikan

sebagai tempat ibadah shalat saja akan tetapi masjid sudah menjadi multi fungsi,

seperti masjid dijadikan sebagai tempat syiar Islam seperti berdakwah, dijadikan

tempat pengajian dan bahkan saat ini masjid dijadikan sebagai salah satu tempat akad

pernikahan seseorang.

43

(36)

BAB III

PROFIL KH. AMIRUDDIN SAID, SQ, M.A DAN GAMBARAN UMUM MASJID KUBAH EMAS DIAN AL-MAHRI

A. Biografi KH. Amiruddin Said, SQ, M.A 1. Riwayat Hidup

KH. Amiruddin Said, SQ, M.A terlahir di Jl. Minangkabau Manggarai Jakarta,

pada tanggal 22 Desember 1974. Ayahnya adalah seorang pensiunan di Departemen

Keuangan, bernama H. M. Said Sanusi, putra Betawi Pasar Minggu. Kakek beliau

adalah seorang tokoh masyarakat di daerah Pasar Minggu, masjid Attaqwa yang

berada dipinggir jalan Pasar Minggu beliaulah yang mendirikannya. Adapun ibu

beliau bernama Hj. Maemunah, wanita Betawi asal Lenteng Agung seorang guru

mengaji yang ayahnya adalah seorang tokoh agama di daerah Kebagusan di Lenteng

Agung. 44

Sejak terlahir beliau sudah diberikan kelebihan oleh Allah SWT berupa suara

yang merdu. Sejak kelas IV SD beliau sudah mengikuti perlombaan MTQ dari tingkat

kelurahan sampai pada akhirnya disaat kelas satu Madrasah Tsanawiyah beliau

meraih juara I MTQ tingkat DKI golongan anak-anak. Disaat kuliah di PTIQ beliau

mencoba kembali untuk mengikuti MTQ tigkat remaja, dan beliau kembali menjadi

juara I. namun disaat melanjutkan ditingkat nasional, karena ada pertukaran peserta

yang pada akhirnya beliau dipilih untuk menjadi peserta 5 juz hafalan dan tilawah.

Setelah dua tahun berikutnya, barulah beliau mendapatkan kesempatan untuk

mengikuti kejuaraan MTQ tingkat nasional dan beliau pun meraih juara I MTQ

nasional di Jambi pada tahun 1997. di tahun 2004 beliau kembali mencoba ikut di

44

(37)

golongan dewasa dan beliau pun berhasil mendapatkan juara I STQ nasional di

Bengkulu setelah itu beliau dipercaya untuk mewakili Indonesia untuk ikut MTQ

Internasional di Teheran Iran, dan beliau pun mendapatkan peringkat ke III disana.45

2. Pendidikan

Sewaktu kecil beliau Sekolah Dasar di SDI Sa’adatuddarain Lenteng Agung,

setelah tamat dari SD beliau melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah

(MTs) dan Aliyah di Pondok Pesantren perguruan Attaqwa Ujung Harapan Bekasi.

Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yakni

kuliah di PTIQ dan setelah itu beliau langsung melanjutkan kembali pendidikannya di

Ma’had Darul Musthofa Tarim Hadramaut Yaman.

3. Aktivitas Dakwah

KH. Amiruddin Said, SQ, M.A mulai terjun ke dunia dakwah dan mengawali

dakwah bil kalaam itu setelah beliau kembali dari Yaman pada tahun 2000. Beliau

mulai mengisi acara-acara taklim, pengajian-pengajian dan lain sebagainya. Adapun

yang memotivasi beliau sehingga terjun kedunia dakwah adalah Rasulullah SAW

yang senantiasa mengajak ummatnya kepada jalan yang di ridhoi Allah SWT. Maka

sebagai seorang yang sejak kecil berkecimpung di dunia agama maka keinginan untuk

mengikuti jejak Rasulullah SAW yakni berdakwah sangatlah tinggi.46

Beliau mengatakan, bahwa Rasulullah SAW pernah mengatakan “ sebaik-baik

manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada manusia “.

Perkembangan dakwah yang dijalaninya sekarang ini, beliau mengatakan “semakin

hari semakin banyak orang yang membutuhkannya”, karena dengan ilmu yang di

titipkan oleh Allah SWT kepadanya. Setelah diresmikannya Masjid Kubah Emas Dian

Al-Mahri, sekarang ini beliau mendapatkan amanat untuk membantu dan mengisi

45

Hasil wawancara dengan KH. Amiruddin Said, SQ, M.A Tanggal 27 Maret 2009

46

(38)

kegiatan-kegiatan yang diadakan di masjid ini, bahkan mereka memberikan dan

menganugrahkan beliau sebagai Imam Besar masjid ini.

Namun kiprah dakwah yang dilakukan oleh beliau itu tidak hanya pada ruang

lingkup Masjid Dian Al-Mahri, ada beberapa majlis yang rutin beliau hadiri dan diisi,

bahkan tidak menutup kemungkinan untuk beliau mendapatkan panggilan ataupun

undangan untuk berdakwah dari luar, dan tidak sedikit pula orang yang mengharapkan

akan kehadiran beliau.

B. Gambaran Umum Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

Masjid Dian Al-Mahri atau yang lebih dikenal lagi dengan sebutan Masjid

Kubah Emas ini berada di Jalan Meruyung Raya, Kel. Meruyung, Kecamatan Limo,

Kota Depok. Masjid megah ini berkapasitas 20 ribu jemaah berdiri kokoh di atas

lahan seluas 70 hektare. Masjid ini mulai dibangun pada bulan April 1999 oleh

seorang dermawan, pengusaha asal Banten bernama ibu Hj. Dian Juriah Maimun Al-

Rasyid, istri dari Drs H. Maimun Al Rasyid, yang membeli tanah kawasan ini sejak

tahun 1996. Rencananya, selain masjid, lahan ini akan dijadikan Islamic Centre. Nantinya akan ada lembaga dakwah, dan rumah tinggal. Semua bangunan tersebut

merupakan bagian dari konsep pengembangan sebuah kawasan terpadu yang diberi

nama Kawasan Islamic Center Dian Al-Mahri.47

Masjid Dian Al Mahri diresmikan dan dibuka untuk umum pada tanggal 31

Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha 1427 H. Pendiri masjid Kubah Emas

Dian Al-Mahri berharap nantinya masjid Dian Al-Mahri ini akan menjadi wadah

pengembangan syiar Islam. Masjid ini memiliki gaya arsitektur dengan ciri keislaman

47

(39)

yang sangat kuat, yang ditandai dengan terdapatnya kubah, minaret, halaman dalam,

portal atau gapura serta penggunaan detail atau hiasan-hiasan dekoratif dengan

elemen geometris dan obelisk.48

Karena masjid Dian Al-Mahri merupakan bagian dari konsep sebuah Islamic

Center, selain masjid, di kawasan sekitar masjid terdapat gedung serba guna yang

mampu menampung 20.000 jamaah, villa, dapur umum, ruko dan rumah tinggal

pendiri masjid. Di kawasan seluas 70 ha ini nantinya juga akan dibangun fasilitas

pendidikan dan pesantren.

Masjid Dian Al-Mahri sendiri memiliki luas 8000 meter persegi dan mampu

menampung 15.000 jamaah untuk pelaksanaan shalat dan 20.000 jamaah untuk

pelaksanaan majlis taklim. Masjid yang dikenal dengan masjid kubah emas karena

material emas yang terdapat dimasjid ini dapat dijumpai di mahkota pilar interior

berupa serbuk emas, gold plating di tangga mezanin, ornamen kaligrafi di langit-langit kubah dan ornamen dekoratif diatas mihrab serta gold mozaik 24 karat yang terdapat di kubah-kubah menara. Lima buah kubah yang terdapat di masjid Dian

Al-Mahri ini melambangkan makna rukun Islam, sedangkan enam menara itu

melambangkan makna rukun iman.

Selain itu masjid yang sangat luas dan bebas diakses untuk umum ini juga

memiliki halaman parkir yang luas dan gedung serba guna serta tempat-tempat yang

mendukung untuk menjadikan masjid ini sebagai tempat wisata religi49.

2. Visi dan Misi

a. Visi dari Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri ini adalah :

48

Bulletin Dian Al-Mahri edisi 10, tahun 2008

49

(40)

1) Kebangkitan Budaya Islam di Indonesia untuk membangun sebuah peradaban

Islam Indonesia yang akan memperkuat fundamen Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

2) Dengan pengembangan Islam yang ada saat ini, diharapkan Indonesia menjadi

pusat perkembangan kebudayaan Islam dunia.

b. Adapun Misi dari Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri ini adalah :

1) Menyebarkan pemahaman “Islam Rahmatan Lil Alamin”, bahwa Islam

diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh alam semesta.

2) Membudayakan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sosial,

(41)

BAB IV

ANALISIS AKTIVITAS DAKWAH KH. AMIRUDDIN SAID, SQ, M.A DI MASJID KUBAH EMAS DIAN AL MAHRI

A. Dakwah KH. Amiruddin Said, S.Q, M.A

Sejak terlahir kedunia ini beliau telah diberikan kelebihan oleh Allah SWT

dengan suara yang begitu merdu ketika melantunkan ayat-ayat al-Qur’an, dan inilah

salah satu modal yang diberikan Allah kepadanya untuk menjadi seorang yang dapat

mensyiarkan ajaran Islam. Kelebihan yang Allah berikan kepadanya itu digunakan

dengan sebaik-baiknya dan tidak disia-siakan begitu saja. Karena dengan kelebihan

itu pula nama dan derajatnya secara tidak langsung diangkat oleh Allah menjadi orang

yang dihormati dan dihargai.

Adapun awal kegiatan dakwah beliau dimulai setelah beliau menamatkan

pendidikannya di Ma’had Darul Musthofa Tarim Hadramaut Yaman pada tahun 2000

kembali ke Indonesia. Pada awalnya kegiatan dakwah beliau hanya dilakukan di

masjid, mushala dan majlis-majlis pengajian saja, namun karena dengan berdakwah

itu dapat dirasakan begitu besar manfaatnya, maka beliau mengajak masyarakat

setempat untuk mengaji dan belajar bersama dan beliaupun menadapat kepercayaan

masyarakat untuk menjadi orang yang dianggap mampu dalam hal ini.

Perjuangan beliau untuk berdakwah dan mendapatkan kepercayaan

masyarakat itu tidak gampang, pada mulanya jamaah yang hadir ketika diadakan

pengajian hanya sedikit jumlahnya, namun berkat kegigihan dan keistiqomahan beliau

dalam mengemban tugas berdakwah ini, akhirnya beliaupun mendapatkan respon

yang positif dari masyarakat dan jamaah yang hadirpun semakin bertambah dan

(42)

Setelah diresmikannya masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri, sekarang ini

beliau mendapatkan amanat untuk membantu dan mengisi kegiatan-kegiatan yang di

adakan di masjid ini, bahkan mereka memberikan dan menganugerahkan beliau

sebagai imam besar masjid ini.

Adapun aktivitas dakwah KH. Amiruddin Said, SQ, M.A di Masjid Kubah

Emas Dian Al-Mahri secara garis besar itu meliputi:

1. Dakwah Bil Lisan

Metode dakwah Bil Lisan yang dalam tuturan praktisnya itu menggunakan

perantara perkataan, melalui ceramah, silaturahmi, muzakarah, pidato, nasehat,

diskusi, taushiyah, musyawarah dan mengajar. Seperti:

a. Pengajian Fiqih

Sebuah kegiatan yang di dalamnya itu mengkaji Ilmu Fiqih yang diadakan

setiap hari Selasa setelah shalat Maghrib dan berakhir ketika datang waktu shalat Isya.

Dalam kegiatan ini beliau menjelaskan permasalahan-permasalahan yang berkaitan

dengan masalah ibadah seperti shalat, zakat, puasa haji dan ibadah-ibadah lainnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mad’u tentang permasalahan

Ilmu Fiqih khususnya tentang permasalahan ibadah.

Di dalam kegiatan kajian fiqih ini beliau menggunakan metode Tanya jawab.

Setelah beliau menjelaskan tentang satu permasalahan, kemudian beliau membuka

forum Tanya jawab kepada mad’u dan mempersilahkan mad’u untuk bertanya.

b. Taklim Umum

Sebuah kegiatan yang diadakan rutin setiap hari Selasa sebelum waktu Dzuhur

(43)

permasalahan yang berkaitan dengan agama yang dapat memperkuat akidah Islam dan

keimanan seseorang. Dalam isi ceramah beliau terkadang beliau bercerita tentang

kepribadian Rasulullah SAW dan akhlak Rasul dengan tujuan agar mad’u mencontoh

kepribadian Rasul dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Sebuah kegiatan yang rutin diadakan setiap hari senin setelah shalat Maghrib,

dalam kegiatan ini beliau hanya membacakan Rawi. Kegiatan ini berlangsung sampai

dengan datangnya waktu shalat Isya saja.

d. Istigasah Akbar

Sebuah kegiatan yang rutin dilaksanakan beliau setiap minggu ketiga setiap

bulannya. Kegiatan ini berisi dengan pembacaan surat Yaasin, tahlil, pembacaan ratib,

muihasabah dan penyampaian taushiyah. Kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT agar di dalam menjalani kehidupan yang sesaat ini selalu ada

dalam lindungannya serta sebagai introspeksi diri terhadap kesalahan-kesalahan yang

pernah kita perbuat.

Kegiatan ini dimulai pukul 09.30 pagi sampai dengan datangnya waktu shalat

dzuhur dan diakhiri dengan shalat dzuhur berjamaah.

e. Peringatan Hari Besar Islam

Sebuah kegiatan yang sudah menjadi tradisi pada masyarakat Islam Indonesia,

kegiatan ini sangat penting dan banyak manfaatnya karena selain mempererat tali

silaturahim antar sesama masyarakat ataupun jamaah, kegiatan ini juga mampu

membangkitkan semangat keislaman. Dalam kegiatan ini beliau mengisi acara dengan

berceramah agama dengan menggunakan metode ceramah.

Adapun perayaan yang sering dilaksanakan itu seperti Peringatan Maulid Nabi

(44)

f. Khatib jum’at

Sebuah kegiatan yang diadakan oleh pengurus masjid berupa khutbah jum’at.

Dalam hal ini beliau sudah mempunyai jadwal yang telah diatur oleh pengurus

masjid. Dalam berkhutbah beliau menggunakan metode ceramah

2. Dakwah Bil Kitabah (qalam)

Adapun metode dakwah ini dengan mengisi tulisan-tulisan pada bulletin Dian

Al-Mahri yang diterbitkan tiap minggunya, yang isinya mengenai seputar

permaslahan agama dan terkadang beliau memuat tulisannya tentang kepribadian dan

akhlak Rasulullah SAW yang sangat bermanfaat bagi para pembaca untuk dijadikan

contoh dalam kehidupannya.

3. Dakwah Bil Haal

Metode Bil Haal pada hakekatnya adalah metode dakwah yang mengacu

kepada dakwah dalam bentuk tindakan nyata, keteladanan, bersifat pemecahan

masalah tertentu dalam dimensi ruang dan waktu yang tertentu pula. Karena itu

metode dakwah Bil Haal itu lebih diorientasikan kepada kebutuhan nyata masyarakat

terutama yang bersifat fisik.

Dengan demikian metode Bil Haal ini berarti metode yang menaruh perhatian

yang lebih besar terhadap masalah kemasyarakatan seperti kemiskinan, kebodohan,

keterbelakangan, dengan bentuk amal nyata terhadap sasaran (masyarakat) tertentu.

Dalam mengembangkan dakwah Bil Haalnya KH. Amiruddin Said, lebih

menekankan kepada sikap dan kepribadian beliau sehari-hari di ruang lingkup masjid

(45)

langsung kelapangan bersama masyarakat ataupun jamaah ketika terdapat acara-acara

yang diadakan oleh pengurus masjid.

B. Metode Dakwah KH. Amiruddin Said, SQ, M.A

Di dalam al-Qur’an dijelaskan tentang berbagai jenis metode ataupun cara

yang digunakan seorang da’I dalam menyampaikan materi dakwah kepada mad’unya.

Adapun secara umum, metode dakwah menurut al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125,

terdapat tiga pokok metode dakwah.

Adapun metode dakwah yang digunakan KH. Amiruddin Said, dalam

berdakwah itu menggunakan metode-metode dakwah yang telah ada dan dijelaskan di

dalam al-Qur’an dan metode yang telah lumrah digunakan oleh para da’i. namun

dalam berdakwah biasanya beliau memaduka

Referensi

Dokumen terkait