• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Jaringan Komunikasi Dan Perangkat Automatic Meter Reading (AMR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penggunaan Jaringan Komunikasi Dan Perangkat Automatic Meter Reading (AMR)"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGGUNAAN JARINGAN KOMUNIKASI DAN

PERANGKAT PADA AUTOMATIC METER READING (AMR)

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

JAJANG M. SURYANA

10107277

NOVIA ERMAWATHI

10107290

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah AWT atas berkah dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada kami, dan tidak lupa shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

“Laporan Analisis Penggunaan Jaringan Komunikasi dan Perangkat Pada Automatic Meter Reading (AMR)” merupakan judul laporan kami dalam mengerjakan kerja praktek. Laporan ini berisikan hasil penelitian kami di PT PLN Distribusi Jabar & Banten APJ Bandung bagian APP (Alat Pengukur Pembatas) mengenai jaringan komunikasi dan perangkat Automatic Meter Reading (AMR) dalam memonitoring pemakaian daya listrik pelanggan skala industri. Dalam laporan ini, kami juga menyertakan rekomendasi jaringan komunikasi dan perangkat berbasis fitur GPRS yang terdapat dalam GSM..

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan – perbaikan di kemudian hari.

Bandung, September 2010

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PLN sebagai perusahaan yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam bidang pendistribusian tenaga listrik nasional sedang menempa diri menjadi sebuah perusahaan yang memiliki kompetensi dan keahlian dalam memberikan kualitas pelayanan listrik.

Namun, seiring dengan kenaikan tarif WBP & LWBP, maraknya pelanggaran-pelanggaran seperti pencurian listrik yang sering dilakukan oleh oknum–oknum yang tidak bertanggung jawab membuat PLN sering mengalami kerugian. Tidak jarang pula pemakaian listrik oleh konsumen yang berada diluar batas beban membuat pemadaman listrik bergilir merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan dan menimbulkan dampak negatif bagi pelanggan.

Untuk mengatasi masalah di atas, PLN melakukan inovasi – inovasi produk layanan kelistrikan terbaru yang sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini untuk menghasilkan kualitas dan kenyamanan yang mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Salah satu inovasi layanan kelistrikan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Automatic Meter Reading (AMR).

Teknologi ini diaplikasikan di APP (Alat Pengukur Pembatas). APP ini merupakan bagian dari PLN yang bergerak di bidang pengukuran alat meteran listrik. Automatic Meter Reading (AMR) ini dapat melakukan pembacaan meter jarak jauh secara otomatis dengan menggunakan software tertentu melalui saluran komunikasi (PSTN, GSM) yang terpusat dan terintegrasi dari ruang kontrol.

(4)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Automatic Meter Reading (AMR) itu?

2. Perangkat apa sajakah yang digunakan dalam Automatic Meter Reading (AMR)?

3. Bagaimana Cara kerja Automatic Meter Reading (AMR)?

4. Bagaimana jaringan komunikasi yang digunakan dalam Automatic Meter Reading (AMR)?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa jaringan komunikasi dan perangkat Automatic Meter Reading (AMR).

1.3.2 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Definisi Automatic Meter Reading (AMR) dan kegunaannya,

2. Menganalisis jaringan komunikasi Automatic Meter Reading (AMR), dan

3. Membuat rekomendasi sistem Automatic Meter Reading (AMR) berbasis GSM dengan fitur GPRS.

1.4 Batasan Masalah

Untuk memberikan suatu pandangan dan arah yang jelas dalam penelitian ini, kami membatasi masalah sebagai berikut :

(5)

2. Software yang digunakan dalam Automatic Meter Reading (AMR) tidak terlalu dibahas secara detail.

3. Rekomendasi yang diberikan berupa pengembangan dari jaringan komunikasi dan perangkat yang digunakan pada sistem yang sedang berjalan.

1.5 Metode Penelitian

Dalam rangka mendapatkan data atau informasi pendukung dalam penyusunan laporan ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah :

1. Metode Pengumpulan Data Field Research

a. Interview

Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab kami terhadap supervisor bagian APP mengenai komunikasi data sistem Automatic Meter Reading (AMR).

b. Dokumentasi

Yaitu kami akan menyimpulkan bahan – bahan dokumen yang berhubungan dengan masalah yang ditelliti.

2. Metode Analisis

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif merupakan suatu metode yang berdasarkan pada sebuah panduan, sehingga kami hanya mengambil data yang diperlukan untuk penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

(6)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara singkat latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, meliputi sejarah berdirinya PT PLN, logo PT PLN, badan hukum yang menangani nya,serta struktur organisasi dan job description. Selain itu juga bab ini membahas tentang landasan teori yang menyangkut penelitian.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang penggunaan jaringan komunikasi dan perangkat yang digunakan pada Automatic Meter Reading (AMR) yang diperoleh dari hasil kerja praktek di PT PLN.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Profil Tempat Kerja Praktek

2.1.1 Sejarah

Berawal di tahun 1905, di kota Bandung berdiri perusahaan listrik milik Pemerintah Kolonial Belanda dengan nama Bandoengsche Electriciteit Maatschaappij (BEM). Selanjutnya BEM diubah menjadi perusahaan perseroan dengan nama Gemeenschapplijk Electricitiet Bedrijf en Omstereken Voor Bandoeng (GEBEO).

Perubahan kembali terjadi, ketika pemerintah Jepang mengambil alih kekuasaan di Indonesia di antara rentang waktu 1942 – 1945. Pada saat itu, pendistribusian tenaga listrik dilaksanakan oleh perusahaan yang didirikan oleh Pemerintah Jepang dengan nama Djawa Denki Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha.

Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia, penguasaan pengelolaan tenaga listrik ditangani oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya ditandai dengan terbentuknya perusahaan listrik di Jawa Barat dengan nama PLN Exploitasi XI pada tahun 1961 hingga pertengahan tahun 1975. Kemudian pada kurun waktu 1975 sampai 1994, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Distribusi Jawa Barat.

Di tahun 1994, sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan kelistrikan yang bergerak begitu cepat, Badan Hukum PLN mengalami perubahan dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan. Perubahan ini turut mengubah nama perusahaan listik di Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

(8)

nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dilengkapi menjadi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.

Visi :

“Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Tumbuh Berkembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani”

Misi :

1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.1.2 Logo

Gambar 1 Logo PLN

(9)

dimiliki PT PLN (Persero) adalah “Petir” yang telah lama digunakan oleh PT PLN (Persero) beserta satuannya.

Menurut Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976 penggunaan lambang PT PLN (Persero) memiliki arti sebagai berikut :

1. Gambar lambang PT PLN (Persero) tercantum dalam suatu bidang datar. - Berwarna kuning keemasan.

- Berbentuk segi empat. Berskala ukuran lebar : panjang = 3 : 4 - Tanpa garis pinggir bila diperhatikan penggambaran segi empat

dapat digunakan garis pinggir sebagai batas. 2. Gambar atau lambang PT PLN (Persero) terdiri dari :

a. Petir atau kilat yang berbentuk atas tebal dan meruncing disebelah berwarna merah darah dan memotong atau menembus ketiga garis gelombang .

b. Tiga buah gelombang yang berbentuk sinusioda (dua setengah perioda) berwarna biru laut, tersusun secara sejajar dalam arah mendatar, terlentang di tengah-tengah segi empat pada dasar kuning keemasan.

3. Gambar atau lambang diartikan sebagai berikut :

a. Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya.

b. Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN berarti segala macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya, listik, akuistik, dll). Kegiatan PT PLN (Persero) antara lain mencakupi konversi segala macam tenaga (energi) menjadi tenaga listrik.

4. Warna lambang diartikan sebagai berikut :

a. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, serta agungnya kewajiban PT PLN (Persero).

(10)

c. Warna biru melambangkan kesetiaan dari pengabdian pada tugas untuk menuju, mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1972.

2.1.3 Badan Hukum

Sebagaimana telah disebutkan dalam sejarah, badan hukum PLN mengalami perubahan dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan.

2.1.4 Struktur Organisasi dan Job Description

Organisasi PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten dipimpin oleh seorang General Manager. Pada jenjang berikutnya dibawah General Manager ada 6 (enam) Manajer Bidang, yaitu :

a. Manajer Bidang Perencanaan b. Manajer Bidang Niaga c. Manajer Bidang Distribusi d. Manajer Bidang Keuangan

e. Manajer Bidang SDM dan Organisasi

f. Manajer Bidang Komunikasi, Hukum, dan Administrasi

Masih berada dibawah General Manager terdapat jabatan setara Manajer Bidang, yaitu Kepala Auditor Internal.

(11)

Gambar 2 Struktur Organisasi dan JOb Description

2.2Landasan Teori

2.2.1 Meter Elektronik

Meter elektronik adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur energi listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan. Layar LCD biasanya digunakan untuk tampilan layar pada meter elektronik, yang menampilkan diantaranya jumlah energi yang terpakai, beban maksimum pemakaian, energi reaktif, dan lain-lain. Fungsi utama meter elektronik adalah dapat mengirimkan data hasil pembacaan dari jarak jauh pada waktu yang telah diatur atau pada saat administrator membutuhkan data tersebut, menggunakan koneksi yang telah ditentukan sebelumnya. Meter elektronik harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum didistribusikan kepada pelanggan.

Meter elektronik yang digunakan di PLN berdasarkan edaran direksi PT PLN (Persero) No. 027.E/012/DIR/2004 tentang fitur dan protokol kWh Meter Elektronik terbagi atas tiga kelas akurasi meter elektronik, yaitu sebagai berikut:

(12)

2. Pelanggan TM (daya >200 kVA) : kelas akurasi 0,5.

3. Pelanggan TM (daya, 200 kVA) : kelas akurasi 1,0 atau lebih baik. Beberapa fitur atau keutamaan meter elektronik adalah sebagai berikut:

1. Mengkukur beberapa parameter listrik.

2. Mengukur daya/energi di empat kuadran aktif dan reaktif.

3. Mengukur kVA Max Demand serta mencatat waktu dan tanggal kejadiannya.

4. Merekam data hasil pengukuran antara lain energi aktif (kWh), energi reaktif (kVARh), besaran arus (A), tegangan (V), faktor daya (Cos Phi) dengan interval waktu 15, 30, 45, dan 60 menit atau sesuai dengan kebutuhan (programmable).

5. Desain dan arsitektur yang lebih baik dan efisien.

6. Dapat dibaca atau diprogram secara remote ataupun lokal.

Kondisi pemakaian listrik konsumen dapat dilihat dalam meter elektronik melalui tampilan dalam bentuk diagram lingkaran yang terbagi dalam 4 kuadran.

+

kWh

+

kWh - Time

Switch

Load Profiles

kvrah+ kvrah - HZ kVA

Diagnostic & tamper V I PF

(13)

Pada kuadran 1: jika energi aktif (kWh) bernilai positif dan energi reaktif (kVARh) bernilai positif, maka kondisi pemakaian listrik normal.

Pada kuadran 2 : jika energi aktif (kWh) bernilai negatif dan energi reaktif (kVARh) bernilai positif, maka kondisi beban terbalik / sifat beban induktif. Pada kuadran 3 : jika energi aktif (kWh) bernilai negatif dan energi reaktif (kVARh) bernilai negatif, maka kondisi beban terbalik / sifat beban kapasitif. Pada kuadran 4 : jika energi aktif (kWh) bernilai positif dan energi reaktif (kVARh) bernilai negatif, maka kondisi beban kapasitif.

Beberapa jenis meter elektronik yang digunakan PLN saat ini adalah sebagai berikut:

1. M.E. “Schlumberger” Type INDIGO+

II I

III IV

+ Q kVARh

+

+ P EXPORT (Kirim)

- Q kVARh -

(14)

Gambar 3 ME "S chlumberger" Type INDIGO+

Pada meter elektronik INDIGO+, tampilan-tampilan yang ada yaitu: a) Nomor serial meter

b) Tanggal c) Jam

d) Cos Phi (Power Factor) e) KW sesaat

f) Rate. 1 kWh WBP IMPORT g) Rate. 2 kWh LWBP IMPORT h) Total kWh import

i) Total kVARh import

j) Maximum demand kVA import k) Maximum demand date

l) Maximum demand time m) Tegangan fasa R

n) Tegangan fasa S o) Tegangan fasa T p) Arus fasa R q) Arus fasa S r) Arus fasa T s) Total kWh export t) Rate. 2 kWh import

(15)

Gambar 4 ME "Edmi" Type Genius MK6

Tampilan display utama pada meter elektronik EDMI adalah sebagai berikut: a) Nomor seri meter

b) Tanggal – bulan – tahun c) Jam

d) Total PF LAG (Cos Phi) e) kW sesaat

f) stand kWh WBP g) stand kWh LWBP h) total stand kWh i) total stand kVARh j) kVA maks

waktu (tgl – bln – th & jam) kVA maks k) tegangan & arus (R, S, T)

l) total kWh export m) status alarm kini n) status alarm lalu

berikut ini adalah kode status alarm meter elektronik EDMI genius EFA (Equipment Failure Alarm)

a) S = asymmetric power b) V = voltage tolerance error c) F = VT failure

d) R = incorrect phase ratation e) C = clock failure

(16)

i) X = RAM failure or LCD failure j) Y = program flash failure

k) Z = data flash failure

l) N = pulsing output overflow m) D = battery failure

n) U = user defined

3. M.E. “Actaris” Type SL7000

Gambar 5 ME "Actaris" Type SL7000

4. M.E. “Landys & GYR” Type ZMD 405CT

Gambar 6 ME "Landys & GYR" Type ZMD 405CT

Berikut ini adalah data / besaran & nilai yang terdapat pada tampilan meter elektronik merk actaris dan landys GYR :

1. Nomor seri meter Sesuai no. Seri yang terpasang 2. Tanggal, bulan, dan tahun Real time

3. Jam Real time

(17)

6. kWh WBP Continous (terus bertambah) 7. kWh LBWP Continous (terus bertambah) 8. total kWh (WBP + LWBP) Continous (terus bertambah) 9. kVARh Continous (terus bertambah) 10.kVA maks demand

(jam – tgl – bln – thn)

Menampilkan pemakain tertinggi pada bulan berjalan

11.tegangan phasa R Tegangan sekunder dari PT (phasa R-N)

12.tegangan phasa S Tegangan sekunder dari PT (phasa S-N)

13.tegangan phasa T Tegangan sekunder dari PT (phasa T-N)

14.arus phasa R Arus sekunder dari CT (phasa R) 15.arus phasa S Arus sekunder dari CT (phasa S) 16.arus phasa T Arus sekunder dari CT (phasa T) 17.energi reverse Energi yang terukur bila terjadi

abnormal 5. M.E. TR “Changsa Wei Sheng” Type DTSD341

Gambar 7 ME "Changsa Wei Sheng" Type DTSD341

Pada meter elektronik Changsa Wei Sheng, terdapat kode dan nilai yang ditampilkan yang isinya adalah sebagai berikut:

1. 70080 Error code

2. 80003 Nomor serial meter

3. 80004 ID pelanggan

4. 80005 ID pelanggan / lanjutan 5. 80000 Tanggal (real time)

6. 80001 Jam (real time)

7. 60000 Cos Phi

(18)

9. 00001 Stand kWh WBP

10.00002 Stand kWh(LBWP

11.00000 Total kWh (WBP + LWBP)

12.00010 Stand kVARh

13.10010 kVA max.

14.20010 Tanggal / bulan / tahun terjadi kVA max.

15.40010 Tegangan sekunder (PT) phasa R 16.40200 Tegangan sekunder (PT) phasa S 17.40300 Tegangan sekunder (PT) phasa T 18.50100 Arus sekunder (CT) phasa R 19.50200 Arus sekunder (CT) phasa S 20.50300 Arus sekunder (CT) phasa T

Adapun data / besaran & nilai yang terdapat pada tampilan meter elektonik khusus untuk semua merk meter baru (parameterisasi per 05 Juni 2006) adalah sebagai berikut :

1. Nomor seri meter Sesuai No.seri Meter yang terpasang 2. Tanggal, Bulan, dan Tahun Real Time

3. Jam Real Time

4. Power factor (cos phi) Real Time / Berubah Sesuai Keadaan 5. kVA atau kW Real Time / Berubah Sesuai Keadaan 6. kWh WBP Continous (Terus Bertambah)

7. kWh LWBP.1 Continous (Terus Bertambah) 8. kWh LWBP.2 Continous (Terus Bertambah) 9. total kWh

(WBP + LWBP1+LWBP 2)

Continous (Terus Bertambah)

10. kVARh LAG Continous (Terus Bertambah) 11. kVARh LEAD Continous (Terus Bertambah) 12. kVA maks WBP

15. Tegangan phasa R Tegangan sekunder dari PT (phasa R-N)

16. Tegangan phasa S T Tegangan sekunder dari PT (phasa S-N)

17. Tegangan phasa T Tegangan sekunder dari PT (phasa T-N)

(19)

2.2.1.1 Penggunaan Meter Elektronik

Latar belakang dari penggunaan Meter Elektronik adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan barang bukti kelainan APP di sidang pengadilan apabila ada gugatan dari pelanggan, berupa rekaman data meter elektronik. 2. Menekan losses (teknis & non teknis), berupa deteksi awal kelainan

APP.

3. Meningkatkan pelayanan, berupa pembacaan meter secara remote dan akurat.

Acuan mengenai penggunaan meter elektonik yaitu :

1. SE No.011/82/DIR/1997 Tentang penggunaan meter elektronik

2. TDL 2003, penjelasan tentang penggunaan meter elektronik pada pelanggan sesuai golongan tarifnya.

2.2.1.2 Meter Elektronik dan Meter Elektro Mekanik

Diantara Meter elektronik terdapat meter elektro mekanik. Meter elektronik bekerja berdasarkan prinsip elektronis. Sinyal arus dan tegangan diteruskan ke sinyal prosesor modul, meliputi modul-modul :

a. Transformer modul b. Power supply modul c. Analog to digital modul d. Register processor modul e. Display modul

(20)

Sedangkan meter elektro mekanik bekerja berdasarkan prinsip elektro mekanik. Arus dan tegangan listrik menimbulkan gaya listrik yang menggerakkan / memutar piringan pada porosnya. Putaran poros piringan diteruskan melalui roda-roda gigi ke drum register. Selain itu juga perbedaan cara kerja antara meter elektonik dengan meter elektro mekanik adalah sebagai berikut :

1. Meter elektronik

a. I dan V menghasilkan modul pulsa b. Ditransformer modul Analog to Digital c. Register to digital modul

d. Display modul e. Input / output modul f. Communication modul 2. Meter elektro mekanik

a. I dan V menghasilkan medan listrik / GGL b. Induksi magnit

c. Piringan berputar d. Register mekanis

e. Alat ukur satu satuan energi 2.2.1.3 Fitur meter elektronik

Beberapa fitur yang terdapat dalam meter elektronik yang digunakan dan didistribusikan kepada konsumen oleh PLN antara lain:

1. Mengukur beberapa parameter listrik

2. Mengukur daya / energi di 4 kuadran aktif dan reaktif

3. Mengukur max demand serta mencatat waktu dan tanggal kejadiannya

4. Merekam hasil ukur kwh, kvarh, a, v, cosq, dengan interval 15, 30, 45, 60 menit sesuai kebutuhan (programmable)

(21)

6. Pembacaan / pemrograman meter secara remote maupun lokal 7. Dilengkapi security level pada meter dan password pada software

program

8. Dilengkapi power super capasitor dan baterai untuk backup clock selama 720 jam

9. Mengirim sinyal untuk memutus / koneksi beban 10.Export / import energi

11.Mengukur daya / energi yang dikonsumsi pelanggan untuk proses billing

12.Memantau karakteristik / mutu penyaluran daya dan energi ke pelanggan

13.Mutu pelayanan listrik terdiri dari : kontinuitas penyaluran (lama dan frekuensi pemadaman), tegangan, dan frekuensi.

2.2.1.4 Kategori Meter Elektronik

Meter elektronik dibedakan ke dalam beberapa kategori diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Cara penyambungannya yang terdiri dari : a. Sambungan langsung

b. Sambungan tidak langsung dengan Trafo Arus (CT)

c. Sambungan tidak langsung dengan Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT)

d. Alasan pemakaian CT-PT untuk metering

e. Penggunaan faktor perkalian akibat penggunaan CT-PT f. CT untuk metering dan proteksi

(22)

1. Pelanggan Tegangan Tinggi

1. Pelanggan Tegangan Tinggi (TT) 30 MVA

2. Pelanggan Tegangann Menengah

5. Spesifikasi meter elektonik

(23)

Kelas : 0,2 – 0,5 1,0 – 2,0

Konstanta : 0,025 0,05

Frekuensi : 50 - 60 Interval

Demand

: 5, 10, 15, 30, 60

Channel : 4,8

Temperatur : 250 c – 550c

Dimensi : Lebar 195 Tinggi : 285,5 Tebal : 106,8

2.2.1.5 Software Meter Elektronik

Software meter elektronik merupakan perangkat lunak untuk memprogram dan membaca meter elektronik masing – masing merk dan type meter mempunyai tersendiri untuk keperluan tersebut. Sebelum dipasang di lokasi, meter elektronik diprogram dan disetup parameter listriknya agar dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.

Merk / Type meter Nama Software

ACTARIS : - INDIGO+ - SL.700

- IIMS - DINO +

LANDYS & GYR : - ZMD 405 -MAP.120

EDMI : - GENIUS MK.6 -EZIVIEW

Komunikasi dengan meter elektronik dapat dilakukan secara berikut :

1. Local communication (optical communication)

(24)

2.2.1.6 Pembacaan Meter Elektronik

AMR atau Automatic Meter Reading adalah sistem pembacaan meter jarak jauh secara otomatis dengan menggunakan software tertentu melalui saluran komunikasi (PSTN, GSM, PLC / frekuensi radio) yang terpusat dan terintegrasi dari ruang kontrol.

Penerapan AMR merupakan suatu usaha untuk menurunkan susut kWh distribusi melalui pengukuran yang akurat (Internal PLN) dan meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan (Eksternal PLN). Dimana pengukuran yang akurat ini adalah pengukuran energi yang mempunyai peranan yang sangat vital dalam menentukan pendapatan perusahaan. Dalam mengukur energi tersebut menggunakan Meter kWh yang berfungsi sebagai alat ukur transaksi energi antara perusahaan dengan pelanggan yang harus disepakati oleh kedua belah pihak dan mendapat legalitas dari pemerintahan (Direktorat Metrologi).

Untuk pencatatan energi, diperlukan energi listrik yang diterima dari PLN P3B diukur oleh meter elektronik (ME) kelas 0,2s, dicatat setiap tanggal 01 pukul 10.00 WIB secara manual. Meter elektronik (ME) dipasang pada incoming trafo tenaga (pelanggan TT) dan outgoing trafo tenaga 150 / 20 KV. Energi listrik yang dijual kepada pelanggan diukur oleh ME kelas 0,5s (untuk pelanggan TM) dan kelas 0,2s (untuk pelanggan TT). Sehinggga selisih antara energi listrik yang diterima dari PLN P3B dengan energi listrik yang dijual kepada pelanggan, setelah dikurangi pemakaian sendiri, didefinisikan sebagai susut kWh distribusi. Data hasil pengukuran ME yang dipasang di pelanggan dapat diperoleh melalui berbagai cara, yaitu :

1. Secara lokal, membaca tampilan meter (seperti MK)

(25)

3. Secara remote (jarak jauh) melalui saluran komunikasi, dengan melakukan „dial up‟ dari komputer, menggunakan software meter atau software aplikasi

4. Secara remote dan otomatis (tanpa „dial up‟), sesuai jadwal yang ditetapkan.

2.2.2 Global System for Mobile Communications (GSM)

GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat global. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi seluler sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Teknologi GSM banyak digunakan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam.

2.2.3 Public Switched Telephone Network (PSTN)

PSTN adalah suatu jaringan telepon umum yang terdiri dari jaringan telepn, kabel fiberoptik, jalur transmisi microwave, jaringan seluler, dan satelit komunikasi yang saling berhubungan yang dapat membuat semua telepon di dunia berkomunikasi satu sama lain. Pada awalnya, PSTN adalah sebuah jaringan analog telepon berkabel, namun saat ini hampir semua inti dari PSTN berbasiskan teknologi digital dan tidak hanya mencakup jaringan telepon tetap saja, melainkan jaringan telepon seluler.

2.2.4 Modem

(26)

tempat tujuan. Modem adalah penggabungan keduanya, yang berarti bahwa modem adalah alat komunikasi dua arah. Dengan kata lain, modem merubah sinyal digital pada komputer menjadi sinyal analog yang siap dikirimkan melalui mediumnya dan mengubah kembali sinyal analog menjadi sinyal digital pada komputer tujuan. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua arah pada umumnya menggunakan bagian yang disebut modem, walaupun istilah modem lebih sering digunakan sebagai perangkat keras pada komputer. Secara fisik, modm terbagi atas modem eksternal dan modem internal. Beberapa jenis modem antara lain modem analog, modem ADSL, modem kabel, dan Modem CDMA.

Gambar 8. Modem eksternal

Gambar 9. Modem internal

2.2.5 GPRS

(27)

GPRS merupakan sistem transmisi berbasis paket untuk GSM yang menggunakan prinsip 'tunnelling'. Ia menawarkan laju data yang lebih tinggi. Laju datanya secara kasar sampai 160 kbps dibandingkan dengan 9,6kbps yang dapat disediakan oleh rangkaian tersakelar GSM. Kanal-kanal radio ganda dapat dialokasikan bagi seorang pengguna dan kanal yang sama dapat pula digunakan secara berbagi ('sharing') di antara beberapa pengguna sehingga menjadi sangat efisien.

Dalam teorinya GPRS menjanjikan kecepatan mulai dari 56 kbps sampai 115 kbps, sehingga memungkinkan akses internet, pengiriman data multimedia ke komputer, notebook dan handheld computer. Namun, dalam implementasinya, hal tersebut sangat tergantung faktor-faktor sebagai berikut:

1. Konfigurasi dan alokasi time slot pada level BTS 2. Software yang dipergunakan

3. Dukungan fitur dan aplikasi ponsel yang digunakan Komponen-komponen utama jaringan GPRS adalah :

1. GGSN (Gateway GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan GPRS ke jaringan internet. Fungsi dari komponen ini adalah sebagai interface ke PDN (Public Data Network), information routing, network screening, user screening, address mapping.

2. SGSN (Serving GPRS Support Node): gerbang penghubung jaringan BSS/BTS ke jaringan GPRS. Komponen ini berfungsi untuk mengantarkan paket data ke MS, update pelanggan ke HLR, registrasi pelanggan baru.

3. PCU : komponen di level BSS yang menghubungkan terminal ke jaringan GPRS

SGSN bertugas :

1. Mengirim paket ke Mobile Station (MS) dalam satu area

(28)

3. Mendeteksi MS-GPRS yang baru dalam suatu area servis yang menjadi tanggung jawabnya (location management)

4. SGSN dihubungkan ke BSS pada GSM dengan koneksi Frame Relay melalui PCU (Packet Control Unit) di dalam BSC

Sedangkan GGSN bertugas :

1. Sebagai interface ke jaringan IP external seperti : public internet atau mobile service provider

(29)

27 BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kegiatan Kerja Praktek

Jenis penelitian kerja praktek yang kami lakukan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat & Banten APJ Bandung adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung dan meneliti sistem AMR yang sedang digunakan. Dari sistem AMR, kami mengambil jaringan komunikasi dan perangkat yang ada pada sistem tersebut sebagai bahasan utama kami. Kami juga diajak oleh pihak APP untuk pergi melihat Automatic Meter Reading (AMR) yang terdapat di pelanggan. Pada saat menganalisis sistem tersebut, pihak APP maupun petugas lapangan bisa diajak kerja sama dalam memberikan informasi yang kami butuhkan. Akan tetapi, kegiatan untuk melihat Automatic Meter Reading (AMR) secara langsung di pelanggan tidak terlalu sering dilakukan. Hal ini dikarenakan pihak APP menyuruh kami untuk menganalisis sistem Automatic Meter Reading (AMR) yang terdapat di kantor APP saja. Adapun waktu penelitian kami dimulai pada tanggal 02 Agustus – 02 September 2010.

No Kegiatan

3.2.1 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan

(30)

28

distribusi Banten & Jawa Barat APJ Bandung menggunakan sistem Automatic Meter Reading (AMR). Sistem ini dapat memantau jumlah pemakaian daya listrik oleh pelanggan skala industri dan dapat mengontrol langsung segala kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas meter elektronik dari kantor PLN khususnya bagian Alat Pengukur Pembatas (APP) tanpa ada petugas pembaca meteran. Dengan demikian keakuratan data pemakaian listrik oleh pelanggan bisa terjamin.

Pengoperasian sistem Automatic Meter Reading (AMR) ini melakukan pembacaan energi listrik dengan cara menurunkan terlebih dahulu tegangan listrik dari 40 KV menjadi 220 V menggunakan current transformer, kemudian tegangan dikonversikan menjadi data digital pada mesin meteran agar dapat diukur dengan parameter pengukuran seperti daya, energi, dan lain-lain. Setelah ini data digital dapat disimpan ke memori, ditampilkan lewat LCD display, atau dikirimkan ke database PLN lewat modem. Komunikasi data yang dipakai oleh PLN saat ini yaitu berbasis PTSN dan GSM.

3.2.1.1 Perangkat AMR

Perangkat AMR terdiri dari :

1. Perangkat keras (hardware), diantaranya sebagai berikut : 1. Meter Elektronik atau ME

(31)

29

password di meterannya. Hal ini dilakukan untuk melindungi Meter Elektronik atau ME dari hal yang tidak diinginkan. Setiap terjadi pengaksesan alat meteran, data disimpan di log book. Adapun meter elektronik yang baik untuk digunakan dalam pembacaan meteran listrik yaitu :

- Tegangan pengukuran 57,7 Volt untuk Tegangan Menengah (TM) atau 230 Volt untuk Tegangan Rendah (TR)

- Tampilan / display harus jelas dan mudah terbaca.

- Kemampuan fitur : mengukur besaran listrik seperti tegangan, arus, energi (aktif dan reaktif), faktor daya, mampu mengukur kedip tegangan, harmonisa

- Terminal I/O yang dapat dipakai untuk maksud – maksud tertentu. Meter Elektronik atau ME yang tidak digunakan oleh pelanggan, dikembalikan ke PLN untuk disetting lagi.

2. Modem

Modem yang digunakan di PLN ini adalah modem GSM yang dipakai sebagai penghubung antara saluran komunikasi dengan meter elektronik / komputer. Selain mempunyai tipe yang berbeda-beda sesuai dengan saluran komunikasinya, dalam pemasangannya juga bersifat internal atau eksternal. Modem internal ini menyatu dengan meter, menggunakan sumber tegangan dari meter, dan sumber gangguan berkurang. Sedangkan modem eksternal letaknya terpisah dan sumber tegangan dari luar. Sebelum dipakai, modem GSM ini terlebih dahulu disambungkan ke bagian antena, ke bagian adaptor / teg DC, dan ke bagian kabel data / meter. Setelah semuanya tersambung maka lampu LED akan menyala untuk mengindikasikan bahwa modem tersebut aktif dan bisa digunakan.

3. Komputer dipakai sebagai alat untuk melakukan pemrograman dan pembacaan meter elektronik

(32)

30

5. Media / Saluran Komunikasi, dipakai untuk menghubungkan antara komputer dengan meter elektronik, dapat berupa telepon PSTN dan/atau GSM.

2. Perangkat lunak (software), seperti software meter dan software aplikasi. Setiap meter elektronik mempunyai softwarenya masing-masing. Software tersebut bersifat unik, hanya dapat dipakai untuk dan oleh meter yang bersangkutan, seperti IIMS (Indigo+), Ezyview (EDMI), Dyno+ (SL700), MAP120 (ZMD). Software yang digunakan di PLN Distribusi Banten & Jawa Barat APJ Bandung ini yaitu software AMETYS. Namun terdapat satu software khusus yang dapat membaca seluruh meter yang digunakan, yang dinamakan AISystem. AISystem yang merupakan software AMR, database server, dan software DMR (Data Management Report). Di bawah ini merupakan contoh tampilan awal dari software AMETYS dan produk dari software tersebut.

(33)

31

Gambar 11 About Software AMETYS

3.2.1.2 Konfigurasi Sistem AMR

Sistem AMR dilengkapi dengan beberapa integrasi-integrasi untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan, diantaranya yaitu :

(34)

32

1. Integrasi dengan billing system. Keluaran AMR langsung dijadikan masukan dalam proses penerbitan rekening, tanpa melakukan entry data lagi. Data billing yang diambil dilakukan secara otomatis.

2. Integrasi dengan aplikasi web. Keluaran AMR dimasukkan ke dalam website PLN yang dapat diakses oleh masing-masing pelanggan, dengan menggunakan ID pelanggan.

3.2.1.3 Peneraan Meter Elektronik

Peneraan meter elektronik dapat dilakukan dengan sistem perbandingan energi. Berikut ini adalah rangkaian pengawatannya.

S = {E2 – E1) / E1} x 100% dimana :

S = kesalahan Kwh meter

E1 = energi total yang diukur Kwh standar E2 = energi total yang diukur meter yang diuji 3.2.1.4 Penyegelan Meter Elektronik

Sumber Beban

Meter Standard

(35)

33

Penyegelan meter elektronik dilakukan setelah meter dikalibrasi sesuai aturan yang berlaku, menyatakan bahwa meter tersebut sudah dapat digunakan sebagai alat transaksi yang sah. Segel yang terpasang pada meter elektronik adalah segel tera / tanda sah dari badan meteorologi departemen perindustrian dan perdagangan serta segel pengamatan dari PLN.

3.2.1.5 Comissioning (Pemeriksaan Pengawatan Meter Elektronik)

Comissioning adalah suatu kegiatan yang dilksanakan setelah pekerjaan pemasangan / instalasi meter elektronik selesai dan meter elektronik tersebut sudah berfungsi sebagai alat ukur energi listrik.

Untuk pengecekan dan pembuktian bahwa wiring / pengawatan pengukuran energi listrik dengan meter elektronik sudah benar dan berfungsi sebagaimana mestinya maka harus melakukan comissioning.

Comissioning ini dilakukan dengan menggunakan software masing-masing merk / type meter elektronik yang digunakan, yaitu :

a. Meter Indigo+ dengan software : IIMS atau I Plus (I+) atau Ametris b. Actaris / SL 7000 dengan software : Dyno+ (AIMS 7000) atau Symetris c. Edmi / Genius dengan software : EZYVIEW

d. Landis & Gyr dengan software : MAP 120

Dalam melakukan comissioning terhadap meter elektronik yang sudah dipakai dapat diperlukan peralatan yaitu :

1. Laptop / Note Book yang sudah diinstal software meter yang terpasang 2. Printer dot matrix (LX 300) atau printer lainnya

3. Optical Probe / Optocoupler

4. Kertas Printer / countinous form 3 atau 4 fly 5. Sumber tegangan untuk printer / laptop

Comissioning yang telah dilakukan dapat meyakinkan kebenaran pengawatan meter elektronik. Dari hasil comissioning tersebut, dapat kita lihat :

(36)

34

b. Gambar phasor / perbedaan sudut arus dan tegangan masing-masing fasa

c. Phase Rotation (Urutan fasa)

d. Besaran energi yang terukur yang ditampilkan pada display meter elektronik

Lembaran / print out dari hasil comissioning tersebut ditandatangani bersama dan didistribusikan seperti halnya penandatanganan dan pendistribusian Berita Acara (BA) lainnya.

3.2.1.6 Pemeriksaan Tampilan Display Meter Elektronik

Meter elektronik yang terpasang dan sudah dioperasikan, akan menampilkan data-data dan nilai / besaran-besaran yang terukur meliputi keterangan-keterangan sebagai berikut:

1) Nomor Seri meter : Sesuai No. Seri meter yang terpasang 2) Tanggal, Bulan dan Tahun : real time

6) kWh (WBP) : Continous (terus bertambah) 7) kWh (LWBP) : Continous (terus bertambah) 8) Total kWh (WBP+LWBP) : Continous (terus bertambah) 9) kVARh : Continous (terus bertambah) 10)Max demand kVA

Max demand date (Tgl-Bln-Thn) Max demand time (Jam)

(37)

35

3.2.1.7 Download Data Meter

Download data meter elektronik adalah kegiatan untuk melihat / mengambil data-data yang terekam dalam memory meter elektronik untuk dievaluasi apakah pengukuran energi di pelanggan terukur normal secara continue atau dalam waktu-waktu tertentu energi yang digunakan pelanggan tidak terukur secara normal (abnormal). Download data secara periodikAnomali dalam pengukuran energi biasa terjadi karena adanya:

a. Gangguan peralatan / perlengkapan pengukuran di dalam gardu b. Gangguan peralatan / perlengkapan pengukuran di dalam box / APP c. Gangguan sistem

d. Tempering atau indikasi pelanggaran lainnya e. Harmonisa, dan lain-lain.

Disamping hal-hal tersebut diatas, download data meter juga dapat digunakan untuk mengetahui kurva / grafik pemakaian energi / beban di pelanggan yang bersangkutan. Download data meter dapat dilaksanakan secara remote atau automatic dari ruang kontrol AMR apabila meter elektronik yang terpasang di pelanggan sudah dilengkapi dengan sarana komunikasi / modem (PSTN ataupun GSM).

(38)

36

direct connected (petugas datang ke lokasi) dengan membawa laptop / notebook (lengkap dengan software meter yang terpasang) melalui optical probe / otocoupler, dan menyimpannya dalam soft copy atau hard copy untuk di evaluasi lebih lanjut. Salah satu tampilan dari download data di software AMETYS yaitu :

(39)

37

Gambar 13 Tampilan Hasil Download Data

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Indigo+ terdiri dari : a. Interval data

b. Historical data c. Current meter data d. Current edam e. Historical edam f. Read scheme

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik SL 7000 terdiri dari : a. Total energi register

b. Energi rate register c. Demand register

d. Maksimum demand register e. Historical data

(40)

38 h. Log book

i. Instantinous data j. Network history k. Meter history l. Voltage quality data m. Tempering data

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik EDMI/Genius terdiri dari : a. Interval 15 menit

b. Up load meter c. Event log d. Load survey

Memory data yang tersimpan pada meter elektronik Landys & Gyr terdiri dari : a. Billing values and profile (base meter)

b. Service tree (base meter)

c. Service tree (communication unit) d. Parameterization tree (base meter) e. Dlms user association view (base meter)

f. Dlms user association view (communication unit) g. IEC service tree (base meter)

h. IEC service tree (communication unit) i. Instalation view for GSM

(41)

39

Gambar 14 Tampilan Commisioning

3.2.1.8 Fitur AMR

Fitur – fitur utama dari meter elektronik yang digunakan dalam Atomatic Meter Reading (AMR) adalah sebagai berikut :

a. Instantaneous / real time

Instantaneous adalah paembacan data hasil pengukuran secara langsung, sebagaimana ditampilkan dalam display / tampilan meter.

(42)

40

Gambar 15 Tampilan Real Time Data Contoh tampilan data hasil real time

(43)

41 b. Load Profile

Load Profile adalah pembacaan data yang merupakan hasil pengukuran yang direkam dan disimpan dalam memori meter.

c. Billing Stand

Billing Stand adalah penerbitan rekening listrik pelanggan. Untuk proses penerbitan rekening diperlukan :

1. Data stand meter saat ini 2. Data stand meter bulan lalu

3. Pemakaian energi (kWh) lwbp dan wbp selama satu bulan 4. Data kva maksimum dan waktu terjadinya

5. Pemakaian kvarh selama satu bulan d. Pembacaan meter terjadwal

3.2.1.9 Fitur Data Management Report (DMR)

Fitur – fitur yang terdapat dalam Data Management report (DMR) adalah sebagai berikut :

a. Daftar pelanggan b. Load profile pelanggan

c. Laporan stand energi per pelanggan d. Laporan stand meter pelanggan per APL e. Transfer data stand meter

f. Load profile dalam format PDF

g. Tampilan grafik arus, tegangan, dan energi h. Daftar langganan perlu diperhatikan (DLPD)

3.2.1.10 Kelebihan Automatic Meter Reading (AMR)

Dengan dipasangnya AMR pada pelanggan, maka pemakaian kWh oleh

pelanggan dapat dipantau / dibaca setiap saat dari kantor PLN dengan hasil yang

lebih akurat . Dengan bantuan aplikasi komputer sehingga kesalahan baca yang

(44)

42

dapat tetap terjaga. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem

AMR ini adalah :

1. pencatatan meter lebih akurat

2. proses penerbitan rekening lebih cepat

3. penggunaan energi listrik dapat terpantau

4. upaya peningkatan mutu pelayanan melalui data langsung penggunaan energi

listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan yang bersangkutan

3.2.1.11 Kelemahan Automatic Meter Reading (AMR)

Aplikasi teknologi AMR saat ini masih berbasis GSM dan PSTN dengan

cara “konvensional”, melakukan panggilan kepada modem seperti panggilan kepada kartu telepon biasa. Hal ini tentunya akan membuat waktu pemanggilan menjadi tidak

efektif karena hanya satu modem yang dapat dipanggil dalam satu waktu. Beberapa

kendala dalam teknologi PSTN maupun GSM “konvensional”, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pada teknologi PSTN :

- Keterbatasan pada teknologi PSTN saat ini adalah kurangnya

fleksibilitas dalam penyesuaian dengan lokasi instalasi. Teknologi

PSTN cenderung kepada jaringan berkabel, dimana letak geografis

dari suatu meter akan mempengaruhi efektifitas pemasangan kabel.

2. Pada teknologi GSM :

- Banyaknya kasus modem tidak merespon (modem hang) yang

disebabkan memori SMS pada modem penuh ataupun modem kurang

handal daya tahannya.

- Setiap modem dalam jaringan GSM “konvensional” dapat dipanggil oleh siapa saja, sehingga keamanan data yang terekam kurang

terjamin.

- Model koneksi point-to-point pada GSM menjadikannya tidak efektif

(45)

43

- Biaya komunikasi pada GSM dihitung berdasarkan waktu. Jika terjadi

pemanggilan lintas operator telekomunikasi maka biaya yang

dikeluarkan akan sangat mahal.

Selain itu adanya gangguan pada sistem AMR, tidak hanya kurangnya sinyal

yang didapat tetapi juga dari faktor eksternal seperti kerusakan yang terjadi pada

modem. Dari beberapa kendala yang disebutkan diatas, maka perlu suatu adanya

teknologi baru yang dapat menggantikan atau menutupi kendala tersebut. Di bawah

ini merupakan gambar dari sistem yang lama.

Berdasarkan kelemahan yang telah disebutkan di atas, maka bagian yang akan kami

rekomendasikan yaitu bagian jaringan komunikasi yang tadinya berbasis GSM

(46)

44 3.3 Rekomendasi Sistem Baru

Perkembangan teknologi data komunikasi ini menunjukkan trend dominasi penggunaan IP, utamanya TCP/IP. Dengan trend tunggal ini, harga infrastruktur komunikasi berbasis IP menjadi paling murah dibandingkan data interface lainnya, karena produk-produk terkait diproduksi secara massal dan oleh ribuan vendor. Infrastruktur berbasis IP saat ini sudah tersedia, baik untuk infrastruktur Publik (GPRS/3G, WiFi/WiMax) maupun Private (LAN/WAN/SONET). Berdasarkan hal tersebut, maka kami merekomendasikan untuk sistem baru yang berbasis infrastruktur Publik (GPRS/3G).

3.3.1 Perangkat berbasis IP

Perangkat yang kami rekomendasikan dalam berbasis IP ini yaitu terdiri dari :

1. Perangkat Keras (hardware)

- Modem GPRS MLiS MLB-S-65-DC - Cinterion TC65i wireless engine untuk keperluan aplikasi metering mempunyai beberapa fitur, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Mekanisme pencegahan terhadap modem hang

Mekanisme pencegahan ini bisa dilakukan dengan hapus sms secara otomatis dan reset modem secara periodik. Hapus sms secara otomatis dilakukan sesuai dengan konfigurasi (aktif/non aktif) yang terdapat di dalam modem itu sendiri, sehingga mengurangi potensi hang terhadap modem yang disebakan oleh penuhnya memory SMS.

Sedangkan untuk reset modem dilakukan setiap hari, sehingga jika ada modem hang dapat normal kembali maksimal 24 jam.

b) Call Screening

(47)

45

tambah nomor pemanggil baru, hapus daftar nomor pemanggil, lihat daftar nomor pemanggil, dan aktifasi/deaktifasi call screening.

c) Koneksi otomatis ke jaringan GPRS

Mekanisme registrasi dan attach ke jaringan GPRS dilakukan secara otomatis.

d) Koneksi GPRS untuk alamat IP statis dan dinamis

Kolaborasi dengan aplikasi Gateway server diperlukan untuk mengatasi referensi ID yang berubah-ubah ketika menggunakan GPRS dengan IP dinamis. Untuk menjamin komunikasi antara meter dengan existing system baik software meter (AIMSPro, EziView, Map110, dll) maupun software AMR maka diperlukan sebuah converter berupa software Virtual serial modem atau menggunakan aplikasi J2ME - Dialer GPRS.

e) Remote AT command melalui SMS

Berguna untuk melakukan pengecekan atau penulisan konfigurasi modem tanpa harus datang ke lokasi. Dalam remote AT command ini dilengkapi dengan format sms, jadi semua sms yang tidak sesuai dengan format maka tidak akan direspon oleh modem. AT command yang akan dikirim diproteksi dengan 6 digit password melalui format <password> <AT command>. Agar dapat dikenali modem, AT command dan password harus didaftarkan terlebih dahulu.

f) Konfigurasi modem secara otomatis

Untuk mengurangi resiko berubahnya konfigurasi modem untuk koneksi ke meter, maka dilakukan konfigurasi secara otomatis setiap kali modem dihidupkan.

g) Cek dan transfer sisa pulsa melalui SMS

Menggunakan format standard command lewat SMS. Modem dengan kartu prabayar, validasi masa aktif dan sisa pulsa bisa dilakukan dengan mengirimkan SMS. Begitu juga untuk keperluan transfer pulsa ke nomor tertentu.

(48)

46

Dalam mengontrol status I/O ada aktifasi 2 control output dan aktifasi 1 control input. Mengatur level tegangan 2 pin output baik sebagai pulsa maupun saklar. Melakukan monitoring terhadap 1 pin input yang bisa dimanfaatkan untuk peringatan dini melalui SMS ketika terjadi perubahan status.

- Interface serial (RS 232/ RS 485) untuk menghubungkan Circuit Switched Data (CSD) protokol

- Komputer dipakai sebagai alat untuk melakukan pemrograman dan pembacaan meter elektronik

- Gateway Server yang dipakai untuk menghubungkan dengan meter TCP/IP dan dialer GPRS.

- Media / Saluran Komunikasi dipakai untuk menghubungkan antara komputer dengan meter elektronik, berupa GPRS.

- Dialer GPRS mengutamakan mengambil koneksi ke internet. Dalam hal ini tentunya menggunakan media GPRS untuk melakukan konversi perintah-perintah CSD dari software meter maupun software AMR. Semua data dengan protokol server secara otomatis dikonversi ke protokol CSD yang transparan sehingga bisa dipastikan akan berjalan dengan baik pada software meter maupun AMR tanpa melakukan

GPRS dialer Meter with

TCP/IP device

RS232 with CSD protocol

GPRS with gateway server protocol

(49)

47 2. Perangkat Lunak (software)

- Gateway server dengan alamat IP static & public bertindak sebagai server socket dan melakukan tunneling komunikasi dari AMR ke meter dan sebaliknya.

Gambar 18 Gateway Server

Sesuai dengan gambar di atas maka mekanisme tunneling dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Peralatan komunikasi TCP/IP di sisi meter (GPRS) mendaftarkan ID uniknya di gateway server.

2. Software AMR meminta koneksi ke ID tertentu di gateway server 3. Jika ID yang diinginkan oleh software AMR ditemukan, maka gateway

server membuka jalur komunikasi khusus antara software AMR dan meter.

Untuk menjamin komunikasi antara meter dengan existing system baik software meter (AIMSPRO,dll) maupun software AMR maka diperlukan sebuah converter berupa software virtual serial modem.

-Virtual Serial Modem hampir sama dengan dialer GPRS yaitu semua data dengan protokol Gateway Server secara otomatis dikonversi ke dalam protokol CSD yang transparant sehingga bisa dipastikan akan berjalan dengan baik pada software meter maupun AMR tanpa melakukan perubahan sedikitpun. Akan tetapi virtual serial modem lebih ke arah

AMR software Meter with TCP/IP

device

1 2

(50)

48

menyediakan port-port untuk mengkonversi perintah-perintah CSD dari software AMR maupun software meter.

Model komunikasi point to multi-point pada komunikasi TCP/IP akan menjadi kurang efektif jika dalam satu waktu hanya digunakan oleh sebuah koneksi saja, guna mengoptimalkan bandwith komunikasi yang tersedia maka Virtual Serioral Modem juga dilengkapi dengan fitur

multiple connections. Konversi dari protokol CSD ke Gateway Server

dilakukan terhadap beberapa koneksi secara bersamaan dan simultan.

Gambar 19 Virtual Modem

Berdasarkan hasil analisis di atas dan ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), maka rekomendasi jaringan komunikasi baru AMR secara keseluruhan dan perbandingannya dengan sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

Sistem rekomendasi

RS232 with CSD protocol

TCP/IP with gateway server protocol

Meter software

AMR software

Virtual serial modem

Gateway server Meter with

(51)

49

Gambar 20 Sistem AMR Baru - Cek & transfer sisa

(52)

50 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis di atas adalah sebagai berikut:

1. Jaringan GPRS dapat digunakan sebagai alternatif dalam sistem komunikasi AMR, pertimbangan biaya komunikasi yang lebih murah dan model komunikasi point to multi-point pada protokol TCP/IP memungkinkan untuk melakukan koneksi ke berapa modem hanya dari 1 peralatan TCP/IP.

2. Automatic Meter Reading (AMR) berbasis komunikasi TCP/IP (GPRS/3G,dll) dengan alamat IP yang dinamis mewajibkan adanya sebuah sistem penengah yang disebut Gateway Server. Sedangkan dalam komunikasi berbasis GSM konvensional, model yang dibutuhkan adalah model komunikasi CSD (Circuit Switched Data).

3. Ketersediaan perangkat keras membuat jaringan komunikasi AMR berbasis TCP/IP dapat dengan lebih mudah diimplementasikan untuk seluruh pelanggan PLN.

4.2 Saran

(53)

51

DAFTAR PUSTAKA

http://integrateknik.com/download/document/Makalah%20AMR%20-%20by%20InTek.pdf

http://www.fulindo.co.id/product.php?items=442 http://www.fulindo.co.id/product.php?items=431 http://www.fulindo.co.id/product.php?items=432 http://en.wikipedia.org/wiki/Automatic_meter_reading http://www.pln.co.id/pln/

http://yuan-polinema.blogspot.com/2008/05/pengertian-gprs-gprs-singkatan-bahasa.html

http://pratiwiastuti.blogspot.com/2009/01/pengertian-gprs.html

Gambar

Gambar 3 ME "S chlumberger" Type INDIGO+
Gambar 4 ME "Edmi" Type Genius MK6
Gambar 6 ME "Landys & GYR" Type ZMD 405CT
Gambar 7 ME "Changsa Wei Sheng" Type DTSD341
+7

Referensi

Dokumen terkait