• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN POTENSI CANDI BAHAL PORTIBI DI KECAMATAN PORTIBI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN POTENSI CANDI BAHAL PORTIBI DI KECAMATAN PORTIBI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN POTENSI CANDI BAHAL PORTIBI DI KECAMATAN PORTIBI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA DALAM PERSPEKTIF

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Riris Marito Akhirani NIM. 3133111042

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Riris Marito Akhirani, NIM. 3133111042. “Pengembangan Potensi Candi Bahal Portibi Di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran Pemerintah Derah Kabupaten Padang Lawas Utara dalam pengembangan potensi Candi Bahal Portibi di Kecamatan Portibi dan Pengembangan potensi Candi Bahal Portibi di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara dalam perspektif Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan di Kabupaten Padang Lawas Utara. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu cara atau teknik penelitian yang memaparkan fakta secara jelas tentang gejala-gejala atau masalah yang ada pada suatu objek penelitian. Subjek dalam penelitan yaitu Pegawai Dinas Pariwisata di bagian kebudayaan, obyek wisata, pemasaran, dan bagian usaha jasa sarana dan prasarana, dengan alat pengumpul data yang digunakan berupa observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data yaitu menganalisis dan menyesuaikan antara hasil penelitian baik itu dari observasi dan wawancara mendalam, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan analisa tersebut yang dideskripsikan dalam bentuk berupa kata atau kalimat. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dinas kebudayaan dan pariwisata Padang Lawas Utara mengenai peran Pemerintah Daerah dalam pengembangan potensi Candi Bahal Portibi di Kecamatan Portibi masih belum optimal, hal ini dibuktikan dari keadaan Candi Bahal Portibi yang mulai rusak dan kumuh, sarana prasarana yang belum memadai dalam sistem pengelolahan. Dan dapat disimpulkan bahwa Pengembangan potensi Candi Bahal Portibi dalam perspektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataaan di Padang Lawas Utara sudah mulai diterapakan akan tetapi dalam implementasinya belum sepenuhnya optimal jika merujuk pada setiap butir pasal yang terdapat dalam peraturan Undang-undang tersebut. Oleh karena itu potensi yang terdapat pada Candi Bahal Portibi belum dapat di manfaatkaan dan dikelola dengan lebih baik lagi.

(5)

vi

3. Penerapan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepa riwisataan ... 14

4. Pengembangan Wisata Candi Bahal Portibi ... 17

5. Pengembangan Potensi Candi Bahal Portibi ... 20

6. Peran Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Wisata... 23

B. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Lokasi Penelitia dan Subjek Penelitian ... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Subjek Penelitian ... 30

B. Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Observasi ... 31

(6)

vii

3. Dokumentasi ... 31

C. Teknik Analisis Data ... 31

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 32

1. Variabel Penelitian ... 32

2. Defenisi Operasional ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 34

B. Deskiripsi Hasil Penelitian ... 35

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

1. Peran Pemerintah Daerah Padang Lawas Utara Dalam Pengembangan Potensi Candi Bahal Portibi Di Kecamatan Portibi... ... 62

2. Pengembangan Potensi Candi Bahal Portibi Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Di Kabupaten Padang Lawas Utara………... ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 70

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara dengan Pihak Dinas Pariwisata

Lampiran 2 : Pedoman Dokumentasi

Lampiran 3 : Nota Tugas

Lampiran 4 : Surat Keterangan Dari Jurusan

Lampiran 5 : Surat Keterangan Dari Fakultas

Lampiran 6 : Surat Keterangan Dari Tempat Penelitian

Lampiran 7 : Surat Keterangan Dari Perpustakaan Unimed

Lampiran 8 : Surat Pernyataan Keaslian Skripsi

(8)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara berkembang yang sedang

mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Perkembangan kepariwisataan

Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

menambah penerimaan perekenomian Negara, memperluas dan membuka peluang

kesempatan untuk berusaha serta penambahan lapangan kerja terutama bagi

masyarakat, apalagi Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki potensi

pariwisata yang besar baik dari segi alam maupun dari segi sosial budaya yang

beraneka ragam suku dan adat istiadat yang berbeda, serta memiliki keindahan

pemandangan alam.

Suwantoro (2004:37) mengatakan bahwa “Industri pariwisata sering

dianggap sebagai jawaban untuk berbagai masalah-masalah ekonomi Indonesia,

karena industri pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru yang

jelas menjadi sarana untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan dan mendorong

pembangunan ekonomi regional”.

Bahwa pariwisata merupakan salah satu jalan alternatif untuk memperbaiki

sektor ekonomi. Selain mampu menambah pendapatan daerah maupun devisa

Negara juga dapat menciptakan lowongan pekerjaan serta memajukan

pembangunan usaha kecil dan menengah. Industri pariwisata dapat terwujud

(9)

2

tersebut. Oleh sebab itu, untuk menarik wisatawan yang datang perlu diketahui

apa saja yang harus dipersiapkan dan disediakan oleh pengelola tempat wisata.

Di dalam ketentuan umum Undang-Undang Kepariwisatan Nomor 10

Tahun 2009 Pasal 1 ayat (6) dikatakan bahwa “daerah tujuan pariwisata yang

selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada

dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik

wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas serta masyarakat yang

saling terkait dan melengkapi terwujudnya kegiatan kepariwisataan”.

Pengembangan pariwisata adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk

mengembangkan suatu daerah atau kawasan, guna meningkatkan sektor

pariwisata yang ada dan bertujuan untuk melestarikan potensi-potensi yang ada.

Salah satupariwisata memiliki potensi yang bagus tersebut ada di Kecamatan

Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, yaitu obyek wisata peninggalan sejarah

berupa Candi yang dikenal dengan Nama Candi Bahal Portibi. Candi ini adalah

salah satu bangunan bersejarah peninggalan biaro Hindu.Baik Bahal 1, 2, maupun

Bahal 3 merupakan bangunan Candi memiliki daya tarik yang indah, sehingga

banyak pengunjung yang tertarik datang untuk melihat secara langsung.

Disamping itu bagi umat Hindu Candi ini merupakan tempat beribadah di

hari-hari besar umat Hindu di Sumatera Utara.

Dalam hal ini Pemerintah seharusnya membangun sarana dan prasarana

pelengkap dan penunjang lainnya untuk mendukung sektor pariwisata di daerah

(10)

3

sehingga menunjang pendapatan baik bagi masyarakat setempat, maupun

pendapatan nasional sehingga menambah devisa negara.

Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara saat ini sedang

berusaha mengembangkan sektor pariwisata khususnya pengembangan potensi

wisata Candi Bahal Portibi tersebut. Hal ini didasarkan pada potensi pariwisata

tersebut memiliki prospek yang menjanjikan dan memberikan nilai ekonomis

yang tinggi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu

pengelolahan sumber daya alam dan potensi wisata, harus dilakukan secara

optimal, sinergis, dan terpadu.

Perkembangan pariwisata terus berlangsung dan tidak terlepas dari adanya

berbagai faktor pendorong meliputi ketersediaan potensi obyek wisata yaitu

prasarana (jaringan jalan, instalasi pembangkit tenaga listrik, dan instalasi

penjernihan air bersih, sistem perbankan, sistem telekomunikasi, pelayanan

kesehatan), dan sarana (penginapan, restoran, promosi, pemandu wisata, dan

sebagainya). Selain itu juga penting ketersediaan sarana pelengkap (sarana

olahraga), sarana penunjang (fasilitas berbelanja atau souvenir, fasilitas hiburan,

WC (umum) dan penerapan sapta pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah,

ramah tamah dan ketenangan).

Meskipun demikian jika dilihat dari kenyataan fasilitas pariwisata baik

dari sarana dan prasarana, dan fasilitas umum, kurang mendapat perhatian oleh

pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara. Keindahan dan kebersihannya tidak

terjaga, dan yang menyangkut pelestarian obyek wisata. Dapat dikatakan bahwa

(11)

4

sejarah Candi Bahal Portibi tersebut, Candi Bahal Portibi kurang terurus dan

pelestariannya juga kurang maksimal.

Seperti dari segi sarana dan prasarana museum yang tidak terawat dan

kurang bersih, tidak tersedianya penginapan disekitar Candi, yang membuat

wisatawan tidak betah berlama-lama dalam berkunjung. Selain itu kurang

tersedianya sarana listrik yang membuat keadaan Candi bila malam hari menjadi

gelap. Tempat berjualan makanan dan souvenir tidak disediakan untuk masyarakat

setempat yang tinggal di Desa Bahal tersebut. Maka yang perlu diperhatikan

pemerintah setempat adalah jalan menuju ke Candi Bahal Portibi tersebut. Karena

jalan menuju Candi masih banyak terdapat jalan-jalan yang berlubang, becek jika

musim hujan, apalagi keadaan fisik Candi Bahal tersebut terdapat beberapa

bangunan Candi yang runtuh, berlumut tidak hanya kelihatan kumuh tetapi juga

kurang terawat dan terurus.

Dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tampaknya belum begitu

serius memperhatikan kondisi sarana dan prasarana serta akomodasi, dan

aksebilitas jalan Candi tersebut, berikut pelestarian dan perawatannya. Ada kesan

pembiaran terhadap Candi Bahal tersebut. Padahal Candi bahal Portibi menjadi

salah satu aset budaya dan peninggalan sejarah. Berdasarkan latar belakang

(12)

5

B. Identifikasi Masalah

Agar suatu penelitian lebih terarah dengan jelas tujuannya, maka perlu

dijelaskan identifikasi masalahnya. Dengan adanya identifikasi masalah dapat

mempermudah penulis dalam melakukan analisis secara mendalam dan dapat

menghindari pemakaian istilah yang tidak tepat. Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan diatas, maka yang dapat menjadi identifikasi masalah adalah:

1. Kurangnya perhatian Pemerintah dalam pengembangan pariwisata di

Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara.

2. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas Utara dalam

Pengembangan potensi Candi Bahal Portibi di Kecamatan Portibi.

3. Dampak pengembangan Candi Bahal Portibi Kabupaten Padang Lawas

Utara sebagai obyek wisata.

4. Pengembangan potensi Candi Bahal Portibi dalam perspektif

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan di Kabupaten

Padang Lawas Utara?

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka yang

menjadi pembatasan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah peran Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas

Utara dalam pengembangan potensi Candi Bahal Portibi di Kecamatan

(13)

6

2. Bagaimanakah Pengembangan potensi Candi Bahal Portibi dalam

perspektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan di Kabupaten Padang Lawas Utara?

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini, guna

untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap masalah yang akan

diteliti, maka penulis merumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimanakah peran Pemerintah Daerah Kabupaten Padang Lawas

Utara dalam pengembangan potensi Candi Bahal Portibi di kecamatan

Portibi?

2. Bagaimanakah Pengembangan potensi Candi Bahal Portibi dalam

perspektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan di Padang Lawas Utara?

E. Tujuan Penelitian

Di dalam sebuah penelitian pasti menentukan tujuan yang hendak dicapai,

sebab tanpa suatu penelitian tidak dapat membuahkan hasil. Adapun yang menjadi

tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran Pemerintah Daerah Kabupaten

Padang Lawas Utara dalam pengembangan potensi Candi Bahal Portibi

di Kecamatan Portibi.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan potensi Candi Bahal

Portibi dalam perspektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009

(14)

7

F. Manfaat Penelitian

Pada hakikatnya semua penelitian mempunyai manfaat baik secara

langsung maupun tidak langsung untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik

bagi penulis maupun bagi orang yang membaca. Adapun manfaat yang

diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini menambah wawasan pengetahuan dan memperkaya

informasi bagi masyarakat luas khususnya masyarakat Padang Lawas

Utara dalam pengembangan pariwisata.

2. Penelitian ini dapat menjadi acuan atau masukan atau menjadi bahan

pertimbangan oleh pemerintah dalam merencanakan

(15)

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian yang dilakukan di Dinas

Pariwisata Padang Lawas Utara bahwa kesimpulan yang dapat diambil ialah:

1. Peran Pemerintah Daerah Padang Lawas Utara dalam dalam hal

pengembangan potensi Candi Bahal Portibi di Kecamatan Portibi Kabupaten

Padang Lawas Utara sudah menerapkaan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009 Tentang Kepariwisataan tersebut akan tetapi penerapannya belum secara

optimal, disebabkan Dinas Pariwisata baru berdiri sendiri sebelumnya dinaungi

oleh Dinas Pemuuda dan Olahraga, sebelumnya apabila Dinas Pariwisata ingin

membuat suatu kebijakan dalam pengembangan potensi Candi Bahal Portibi

dibutuhkan persetujuan dari Dinas yang terkait, hal ini membuat Dinas

Pariwisata menjadi lambat dalam membuat suatu keputusan,Candi Bahal

Portibi belum maksimal, karena dari segi sarana dan prasarana yang ada baik

itu sarana pokok, sarana pelengkap srta sarana penuj=njang belum memadai

sebagai fasilitas wisata, dan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah

belum optimal seperti pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataa terdapat Pasal 7 tentang pembangunan pariwistata menyatakaan

bahwa: (a.) Industri Pariwisata, (b.) Destinasi Pariwisata, (c.) Pemasaran, (d.)

Kelembagaan Pariwisata. Hal tersebut belum sepenhnya diterapkan secara

(16)

69

Candi Bahal Portibi seperti potensi Fisik, Keadaan alam, serta sarana dan

prasarana hal tersebut masih perlu untuk dibenahi agar potensi yang ada dapat

dikelola dan dimanfaatkan lebih baik lagi.

2. Pengembangan Potensi Candi Bahal Portibi dalam perspektif Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dalam hal penyediaan fasilitas

obyek wisata belum secara optimal. Pembangunan dan dari segi pelayanan

sudah mulai diterapkan seperti yang terdapat pada Undang-Undang Pasal 14

menyatakaan bahwa: (a.) Daya Tarik wisata, (b.) Kerja sama pariwisata, (c.)

Jasa transportasi wisata, (d.) Jasa perjalanan wisata, (e.) Jasa makanan dan

minuman, (f.) Jasa konsultasi wisata. Pada setiap pengembangan obyek wisata

terdapat beberapa kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah diantaranya

keterbatasan dana dalam pembangunnan sarana pelengkap, dan sarana

penunjang obyek wisata, kurang komunikasi lebih dalam antara pemerintah

daerah terhadap pemerintah pusat, dan kerjasama yang kurang antara Dinas

Pariwisata dan masyarakat setempat.Oleh karena itu apabila pengembangan

pariwisata berpedoman pada peraturan yang ada maka secara obyek wisata

akan dapat dikembangkan lebih baik lagi. Karena memberikan dampak positif

pada masyarakat sekitar ataupun Kabupaten Padang Lawas Utara seperti yang

terdapat pada Undang-undang Kepariwisataan Pasal 4 menyatakan bahwa:

(a.) Pendapatan Negara untuk kesejahteraan rakyat, (b.) Pertumbuhan

Ekonomi, (c.) Menghapus kemiskinan, (d.) Mengatasi pengangguran, (e.)

(17)

70

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 sudah diterapkan dalam pengembagan

objek wisata khususnya candi bahal portibi di Kabupaten Padang Lawas Utara,

akan Tetapi masih beberapa peraturan pasal yang diterapkan. Sehingga candi

bahal portibi belum secara optimal dalam pengembangan potensi candi bahal

sebagai objek wisata.

B.Saran

Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,

penulis memberikan asumsi beberapa saran yang kiranya dapat menjadi masukan

dalam menangani masalah Pengembangan Potensi Candi Bahal Portibi Dalam

perspektif Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Adapun saran yang diberikan adalah sebagi berikut:

a. Dinas Pariwisata

1. Kepada pihak pimpinan Pemerintah Daerah agar lebih memperhatikan

obyek wisata Candi Bahal Portibi dan dapat mengelola potensi yang ada,

dan Pemerintah Daerah agar dapat lebih kiat dalam pengembangan serta

mengelola obyek wisata secara optimal, diharapkan juga dapat menjaga

serta melestarikan kawasan Candi Bahal Portibi sehingga kedepannya

Candi Bahal Portibi lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas.

2. Dan kepada Pihak Dinas Pariwisata kiranya dapat memperhatikan dan

juga harus mampu bekerja sama dengan lembaga pendidikan, peneliti atau

siapa saja yang membutuhkan bantuan dan informasi sehingga merasa

terkesan baik saat mengharapkan informasi tentang obyek wisata yang

mungkin bisa membantu pembangunan dan pengembangan obyek wisata

(18)

71

informasi pariwisata belum begitu optimal dan yang pasti bagi wisatawan

yang ingin berkunjung bisa melihat bagaimana obyek wisata Candi Bahal

Portibi sebelum berkunjung ke lokasi.

b. Kepada Masyarakat

1. Kepada Masyarakat setempat agar terus menjaga kelestarian Candi

Bahal Portibi sebagai situs peninggalan sejarah agar wisatawan semakin

ramai datang berkunjung ke Candi Bahal Portibi dengan demikian dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

2. Kepada masyarakat agar lebih mengembangkan kreatifitasnya dalam

pembuatan suatu kerajinan yang berasal dari daerah Padang Lawas

Utara, untuk dijadikan usaha masyarakat sekitar Candi Bahal

Portibiditanamkannya sikap yang ramah tamah. sehingga wisatawan

(19)

72

DAFTAR PUSTAKA Media buku:

Djamin, Djanius, 2006. Pembangunan Dan Pengembangan Wilayah. Medan: Usu Press

H. Yoeti A. Oka, 1997. Perencanaan dan pengembangaan pariwisata.Jakarta: pradnya paramita

Marpaung, Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan.Bandung: Alfabeta

Mohammad, Ridwan. 2012. Perencanaaan dan Pengembangan.Pariwisata. Medan: Sof media

Oka A. Yoeti. 2003 Tours and Travel. Marketing. Jakarta: Pradnya Paramita

Pitana, Gde Gaya Tri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogjakarta: Andi.Offset

Pitana, I Gdean Surya Diarta I Ketut. 2008. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Pasaribu, Sjawal. 2014. Budaya dan Pariwisata Pesisir Tapanuli Tengah. Medan: Universutas Sumatera Utara

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset

Syahrum dan Salim. 20012. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Citapustaka Media

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset

Soetarno. 2004. Aneka Candi Kuno di Indonesia. Jakarta. Dipa Perss

Sujarweni, Wiratna. 2012. Jelajah Candi Kuno Nusantara. Jakarta: Dipa Perss

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Syafie, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisataa. Bandung: Mandar Maju

(20)

73

Sudjana. 2009. MetodeStatistika. Bandung: Tarsito Bandung

Tim Penyusun, Dinas Kebudayaan Sumater Utara. 2011. Penyusunan Masterplan pelestarian Padang Lawas Utara. Medan: PT. perancang pratama

Umar, Husein. 2004. MetodePenelitian. Jakarta: RajawaliPers. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 10Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

Media jurnal/ artikel:

Referensi

Dokumen terkait

Potensi alam yang terdapat di kawasan percandian Padang Lawas cukup potensial mengingat daerah ini pada umumnya masih belum tergarap, walaupun pada sebagian lainnya

Berdasarkan hasil rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Padang Lawas Utara yang tertuang dalam Berita Acara Nomor : 95 /PK.03.2-BA/KPU- Kab/X/2017 tanggal 23 Oktober 2017,

Berdasarkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan di daerah Padang Lawas Utara ini dapat disimpulkan, bahwa di daerah Dolok (Aek Sipilpil) ditemukan zona

Sesuai berbagai data yang telah ditemukan oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata yang berada di Kabupaten Padang Lawas berpeluang untuk dikembangkan, adapun

Penulis sudah melakukan wawancara dengan sekretaris lembaga adat dan budaya kabupaten Padang Lawas Utara bernama Bapak Baginda Husein Siregar berusia 60 tahun ia

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas Utara adalah dengan mengutamakan

Camat Portibi Padang Lawas Utara Dengan hormat, Bersama ini kami mohon kesediaan Bapak unruk memberikan izin dan kesempatan kepada mahasiswa kami: Nama NPM Program Studi Fakultas

ANALISIS YURIDIS PERAMBAHAN HUTAN PADA HUTAN KONSERVASI TANPA IZIN MENTERI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN Studi Di Polres Padang Lawas TESIS