ABSTRAK
UNJUK KERJA TD-CDMA (TIME DIVISION CODEDIVISION MULTIPLE ACCESS) DAN TD-SCDMA (TIME DIVISION SYNCRONOUS
CODEDIVISION MULTIPLE ACCESS) PADA INFRASTRUKTUR JARINGAN HAPS(HIGH ALTITUDE PLATFORM STATIONS)
Oleh NURHAYATI
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, dan bertambahnya permintaan kecepatan akses, menuntut penambahan lebar pita frekuensi di bidang telekomunikasi. Solusi yang paling rasional adalah dengan pemanfaatan teknologi insfrastruktur telekomunikasi baru yang mempunyai kemampuan tinggi, namun relatif murah biayanya yang dikenal dengan HAPS (High Altitude Platform Stations). Metode akses yang yang diperkirakan menjadi kandidat teknologi pada HAPS adalah TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Acces) dan TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access).
Pada penelitian ini, dibahas mengenai unjuk kerja dari kedua teknologi tersebut yaitu TD-CDMA dan TD-SCDMA.Parameter yang diuji meliputi kecepatan akses, kapasitas transfer data, dan tingkat konsumsi daya. Pengujian unjuk kerja ini dilakukanmelaluiperhitungan matematis untuk menentukan efisiensi dari kedua teknologi tersebut setelah diimplementasikan pada HAPS.
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, menunjukan bahwa besarnya kapasitas data pada TD-CDMA lebih besar dibandingkan TD-SCDMA. Fenomena lain yang dapat diketahui adalah, semakin jauh jarak yang diberikan maka semakin besarpula daya yang ditransmisikan,dimana dayamaksimum yang ditransmisikan dari HAPS ke user sebesar 19,423W pada jarak 50000 m.
ABSTRACT
The Performance of TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) and TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code Division Multiple
Access) on Network Infrastructures of HAPS(High Altitude Platform Stations)
By NURHAYATI
The technology of telecommunication was developing rapidly and demand of speed access required the larger bandwith of telecommunication frequency. The use of emerging telecommunication infrastructures technology, known as HAPS (High Altitude Platform Stations),is the most rational solution due to the availability of high capacityand low costs. Two access methods, i.e., TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Acces) and TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access) has been assigned as the main candidate of HAPS’ technology.
Unjuk Kerja TD-CDMA (
Time Division Code Division Multiple Access
) dan
TD-SCDMA (
Time Division Synchronous Code Division Multiple Access
)
Pada Infrastruktur Jaringan
HAPS
(High Altitude Platform Stations)
(Skripsi)
Oleh
Nurhayati
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
UNJUK KERJA TD-CDMA (TIME DIVISION CODEDIVISION MULTIPLE ACCESS) DAN TD-SCDMA (TIME DIVISION SYNCRONOUS
CODEDIVISION MULTIPLE ACCESS) PADA INFRASTRUKTUR JARINGAN HAPS(HIGH ALTITUDE PLATFORM STATIONS)
Oleh NURHAYATI
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat, dan bertambahnya permintaan kecepatan akses, menuntut penambahan lebar pita frekuensi di bidang telekomunikasi. Solusi yang paling rasional adalah dengan pemanfaatan teknologi insfrastruktur telekomunikasi baru yang mempunyai kemampuan tinggi, namun relatif murah biayanya yang dikenal dengan HAPS (High Altitude Platform Stations). Metode akses yang yang diperkirakan menjadi kandidat teknologi pada HAPS adalah TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Acces) dan TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access).
Pada penelitian ini, dibahas mengenai unjuk kerja dari kedua teknologi tersebut yaitu TD-CDMA dan TD-SCDMA.Parameter yang diuji meliputi kecepatan akses, kapasitas transfer data, dan tingkat konsumsi daya. Pengujian unjuk kerja ini dilakukanmelaluiperhitungan matematis untuk menentukan efisiensi dari kedua teknologi tersebut setelah diimplementasikan pada HAPS.
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, menunjukan bahwa besarnya kapasitas data pada TD-CDMA lebih besar dibandingkan TD-SCDMA. Fenomena lain yang dapat diketahui adalah, semakin jauh jarak yang diberikan maka semakin besarpula daya yang ditransmisikan,dimana dayamaksimum yang ditransmisikan dari HAPS ke user sebesar 19,423W pada jarak 50000 m.
ABSTRACT
The Performance of TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) and TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code Division Multiple
Access) on Network Infrastructures of HAPS(High Altitude Platform Stations)
By NURHAYATI
The technology of telecommunication was developing rapidly and demand of speed access required the larger bandwith of telecommunication frequency. The use of emerging telecommunication infrastructures technology, known as HAPS (High Altitude Platform Stations),is the most rational solution due to the availability of high capacityand low costs. Two access methods, i.e., TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Acces) and TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access) has been assigned as the main candidate of HAPS’ technology.
Unjuk Kerja TD-CDMA (
Time Division Code Division Multiple Access
) dan
TD-SCDMA (
Time Division Synchronous Code Division Multiple Access
)
Pada Infrastruktur Jaringan
HAPS
(High Altitude Platform Stations)
Oleh
Nurhayati
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Bandarlampung, Kelurahan Kampung Baru pada tanggal 19 Maret 1992. Anak kedua dari pasangan Bapak (Alm) Ahmad Sanusi dan Ibu Runtah. Penulis diberi nama Nurhayati. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Kampung Baru diselesaikan pada tahun 2003. Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2006. Sekolah Menengah Atas Utama 2 Bandarlampung diselesaikan pada tahun 2010. Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung melalui Program PMPAP (Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi Asisten Praktikum Laboratorium Pengukuran Besaran Elektrik (PBE) pada tahun 2013-2015 dan aktif di Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro (HIMATRO). Pada tahun 2013, penulis melaksanakan Kerja Praktik di PT. Plasa Telkom Bandarlampung. Judul laporan Kerja Praktik yaitu “ Konfigurasi IPTV (Usee TV
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Ananda persembahkan kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta
(Alm) Ahmad Sanusi dan Runtah
Kakanda dan Adinda
MOTTO
MAN JADDA WAJADA
siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil
Kerjakan apa yang bisa dikerjakan, jangan menunda-nunda hingga waktunya hampir habis
Stop dreaming and start doing
SANWACANA
Bismillahirahmanirrahim…
Dengan mengucapkan Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya telah memberikan kekuatan dan kemampuan berpikir kepada penulis dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir ini sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tak lupa penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW karena dengan perantaranya kita semua dapat merasakan nikmatnya kehidupan. Laporan Tugas Akhir ini berjudul“Unjuk Kerja TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) dan TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code Division Multiple Access)
Pada Infrastruktur Jaringan HAPS (High Altitude Platform Stations)” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Selama menjalani pengerjaan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan bantuan pemikiran serta dorongan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Suharno, M.S, M.Sc, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik.
3. Bapak Herman Halomoan S, S.T., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro.
4. Bapak Dr. Ing. Ardian Ulvan, S.T., M.Sc.. sebagai Pembimbing Utama, yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, saran serta kritikan yang bersifat membangun dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ing. Hery Dian Septama S.T., M.T. selaku Pembimbing Kedua, yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, saran, serta kritikan yang bersifat membangun dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Melvi S.T., M.T. selaku Penguji Utama, yang telah memberikan masukan, saran serta kritikan yang bersifat membangun dalam Tugas Akhir ini.
7. Ibu Dr. Eng. Dikpride Despa, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Pengukuran Besaran Elektrik, yang telah memberikan semangat dan arahannya.
8. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung, atas pengajaran dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Teknik Elekto Universitas Lampung.
9. Mbak Ning, Mas Daryono dan seluruh jajarannya atas semua bantuannya dalam menyelesaikan urusan administrasi di Jurusan Teknik Elektro.
11. Keponakanku Azizil, Alfar, Radit dan yang tidak bisa disebutkan satu per satu terimakasih untuk semangat dan doanya.
12. Special thanks for someone, yang selalu memberikan semangat dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Sahabat seperjuangan, teman-teman, partner terbaik sekaligus sahabat terbaik “alin adilah dan annida puspa” yang selalu berjuang bersama, mendengarkan
segala keluh kesah dalam mengerjakan Tugas Akhir dan segala bentuk curahan hati di kehidupan sehari-hari.
14. Semua rekan asisten Laboratorium Pengukuran Besaran Elektrik (PBE), Mba Ciki, Mba Ayu S.T., Mba Muth S.T., Bang Oka S.T., Dek Yona, Dek Citra, Dek Ubay, Dek Niken, Dek Nurul, Dek Riza, Dek Ikrom, Dek Rasyid, Teknisi (Mas Makmur Santosa) beserta staff Laboratorium PBE yang selalu memberi semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
15. Abang-abang ElevenEngineer SIE & SKI atas kebersamaan dan dukungan yang sangat besar terhadap penulis. SALAM IKHLAS
16. Sahabat seperjuangan SIE ( Alin adilah, Annida Puspa, Prasetya Muharam, Sigit Santoso, dkk yang tidak dapat disebutkan satu per satu, Thank You untuk ilmu, persahabatan, persaudaraan, nasihat dan kasih sayang serta semangatnya selama ini yang telah tercurahkan untuk Penulis.
18. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu per satu yang telah membantu serta mendukung penulis dari awal kuliah sampai dengan terselesaikannya Tugas Akhir ini.
19. Almamater tercinta, atas kisah hidup yang penulis dapatkan semasa kuliah. 20. Laptopku tercinta si hitam, terima kasih selama hampir 4 Tahun ini telah
banyak membantu dalam segala tugas dan selesainya pengerjaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Alhamdulillahirrabbilalamin...
Bandar Lampung, Juni 2016 Penulis,
xii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iv
LEMBAR PENGESAHAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
PERSEMBAHAN... vii
MOTTO ... viii
SANWACANA ... ix
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR ISTILAH ... xv
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.3 Manfaat Penelitian ... 3
1.4 Rumusan Masalah ... 4
1.5 Batasan Masalah... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka... 6
xiii
2.2.1 TD-CDMA Blok Fungsional dan Parameter ... 8
2.3 TD-SCDMA(Time Division Synchronous Code Division Multiple Access)... 9
2.3.1 TD-SCDMA Blok Fungsional dan Parameter... 10
2.3.2 Standar TD-SCDMA ... 11
2.3.3 Keunggulan Dari TD-SCDMA... 17
2.3.4 Kekurangan TD-SCDMA... 18
2.4 Penentuan Nilai Kapasitas Transfer Data ... 19
2.4.1 Persamaan Matematis Kapasitas Transfer Data ... 19
2.5 Penentuan Nilai Daya Konsumsi dengan Perhitungan Matematis ... 22
2.5.1 Persamaan Matematis Daya Transmisi ... 22
2.6 High Altitude Platform Station(HAPS) ... 25
2.6.1 Karakteristik Kanal Komunikasi HAPS ... 27
2.6.2 Redaman Hujan(Rain Attenuation)... 28
2.6.3 Delay Spread... 28
2.6.4 Doppler Spread... 28
2.6.5 Sudut Elevasi Antara Platform HAPS dengan Penerima ... 29
2.6.6 KFactor... 30
2.6.7 Kanal Rician ... 30
2.7 Framework Penelitian ... 31
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 32
3.2 Jadwal Kegiatan ... 33
3.3 Tahap Penelitian... 34
3.4 Diagram Alir penelitian... 35
3.5 Diagram Sistem... 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
xiv
Division Multiple Accespada infrastruktur HAPS ... 38
4.2 Hubungan Besar Kapasitas Data (NHAPS) Dengan Variabel Lain... 39
4.3 Hubungan Besar Kecepatan Akses (N) Dengan Variabel Lain ... 42
4.4 Hubungan Besar Daya Konsumsi Dengan Variabel Lain... 43
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 48
5.2 Saran... 49
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Perbandingan FDD dan TDD ... 11
Gambar 2.2 Mode Operasi FDD ... 12
Gambar 2.3 Mode Operasi TDD ... 12
Gambar 2.4 Pembagian Kanal FDMA ... 13
Gambar 2.5 Sistem FDMA ... 14
Gambar 2.6 Pembagian Kanal TDMA ... 14
Gambar 2.7 Struktur Frame TDMA ... 15
Gambar 2.8 Pembagian Kanal CDMA ... 16
Gambar 2.9 Balon Udara (HAPS)... 25
Gambar 2.10 Arsitektur layanan teknologi HAPS... 26
Gambar 2.11 Komunikasi HAPS dengan perbedaan sudut elevasi ... 29
Gambar 2.12 Frameworkpenelitian...31
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian...35
Gambar 3.2 Diagram system skenario penelitian...36
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara NHAPSdengan Bandwidth (BT)...41
Gambar 4.2 Grafik hubungan antara N dengan Bandwidth (BT)...43
Gambar 4.3 Grafik hubungan daya transmisi (Pt) dengan jarak...45
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 TD-CDMA Sistem Parameter... 9 Tabel 2.2 TD-SCDMA Sistem Parameter... 10 Tabel 2.3 Hubungan TD-SCDMA dengan standar 3G lainnya ... 17 Tabel 2.4 Perbedaan karakteristik komunikasi Terestrial, Satelit dan
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem telekomunikasi nirkabel telah menjadi kegiatan penelitian yang intensif beberapa tahun belakangan. Sistem komunikasi bergerak generasi kedua seperti GSM (Global System for Mobile Communications) dan IS-95 telah menyebar di seluruh dunia dan memenuhi kebutuhan untuk perangkat mobile yang lebih canggih. Kebutuhan akan jasa multimedia seperti ini disamping menuntut penambahan lebar pita frekuensi juga kecepatan akses.
2
TD-CDMA/ UMTS-TDD adalah teknologi jaringan data 3G yang dibangun pada jaringan telepon selular yang berbasis pada standar UMTS/WCDMA. UTRA TDD(Universal Terrestrial Radio Access Time Division Duplexing)direncanakan untuk beroperasi dalam spektrum yang tidak berpasangan [1]. TDD adalah dasar dari teknik akses radio yang diusulkan oleh kelompok ETSI Delta pada spesifikasi 1999. TD-CDMA menggunakan pembagian waktu dan kode dalam skema gabungan.
Teknologi lainnya TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access) adalah teknologi 3G yang masih dikembangkan China melalui Chinese Academy of Telecomunications Technology (CATT) [1]. Teknologi ini dikembangkan untuk menghilangkan ketergantungan pada teknologi barat, tetapi kurang banyak diminati para operator di Asia dikarenakan memerlukan perangkat keras (hardware) yang benar-benar baru dan tidak bisa menggunakan teknologi sebelumnya (CDMA2000 1x).
3
Dengan demikian sebuah sistem infrastruktur yang dibentuk oleh HAPS akan menjadi generasi sistem baru untuk komunikasi nirkabel. ITU (International Telecommunication Union)sendiri menjelaskan bahwa HAPS merupakan stasiun yang berada di sebuah objek pada ketinggian 20-50 km. Sehingga dikenal juga sebagai Stratospheric Platform/SPFs [5]. Didalam platform ini dapat dimuati berbagai perangkat keras dan perangkat lunak sesuai dengan aplikasi yang akan didukungnya sehingga dapat berlaku sebagai perangkat pemancar, penerima, dan pengolah sinyal komunikasi dengan menggunakan gelombang radio.
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui mekanisme kerja dari TD-CDMA dan TD-SCDMA untuk High Altitude Platform Station(HAPS)
2. Menganalisis unjuk kerja dari TD-CDMA dan TD-SCDMA saat diimplementasikan pada HAPS
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pengetahuan mengenai teknologi CDMA dan
TD-SCDMA saat diimplementasikan pada HAPS
4
1.4 Rumusan Masalah
HAPS merupakan teknologi terbaru berupa balon udara yang berada pada ketinggian 20-50 Km di atas permukaan bumi. Mekanisme teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA yang diimplementasikan pada HAPS merupakan salah satu solusi yang dipilih untuk mengetahui bagaimana perbedaan unjuk kerja dan mekanisme kerja dari teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA, sehingga tingkat efisiensi diantara kedua teknologi tersebut dapat diketahui.
1.5 Batasan Masalah
Pada penelitian ini terdapat batasan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Hanya membahas perbedaan unjuk kerja dan mekanisme kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA yang diimplementasikan pada HAPS.
2. Tidak membahas konstruksi HAPS, kecuali konsep teknis dan layanannya. 3. Parameter unjuk kerja yang dianalisis meliputi kecepatan akses, kapasitas
transfer data, dan tingkat konsumsi daya.
1.6 SistematikaPenulisan
Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi penjelasan secara umum yang berkaitan dengan materi yang dibahas, seperti penjelasan umum mengenai HAPS, karakteristik HAPS. Teknologi CDMA dan SCDMA, pengertian, cara kerja Teknologi TD-CDMA dan TD-STD-CDMA, parameter Teknologi TD-TD-CDMA dan TD-STD-CDMA.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat langkah-langkah penelitian yang dilakukan, di antaranya waktu dan tempat penelitian, tahap-tahap penelitian dan skenario penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjelasan spesifik tentang mekanisme kerja antara TD-CDMA dan TD-SCDMA yang diimplementasikan dengan HAPS dan perbedaan unjuk kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Penulis [1] menjelaskan tentang teknologi komunikasi terbaru yaitu 3G (Third Generation) atau generasi ketiga untuk komunikasi selular. Teknologi 3G (Third Generation) bukanlah teknologi terakhir tetapi merupakan teknologi yang akan ditingkatkan kemampuannya. Terdapat lima teknologi untuk 3G yaitu WCDMA (Wide Code Division Multiple Access), didukung oleh ETSI (Eurpean Telecomunications Standards Institute), CDMA2000 (CDMA2000 IX EV-DO
dan CDMA2000 IX EV-DV) didukung oleh komunitas CDMA Amerika Utara, TD-SCDMA (Time Division Syncronous Code Division Multiple Access) didukung oleh China, UWC-136, dan DECT+. Kelima teknologi 3G tersebut merupakan pengembangan dari teknologi sebelumnya untuk menambah kemampuan aplikasi yang bersifatmobile.
Penulis [2] menjelaskan tentang Evolusi dan Global Roaming yang merupakan salah satu manfaat penting dari TD-CDMA yaitu sebagai pendekatan evolusi, bandwidthyang dibutuhkan per-operator untuk TD-CDMA, dan rencanaspektrum UMTS Operator publik. Layanan multimedia dengan bitrate 100 kbps memiliki lalu lintas bursty dan asimetris dengan faktor sekitar 10:1 antara uplink dan downlink. Perhitungan spektrum hanya mempertimbangkan berapa kali transfer
7
dioptimalkan untuk datagram switching. UMTS (Universal Mobile Telecomunications System) muncul untuk memperkirakan spektrum untuk memenuhi permintaan pasar, jika transfer data yang optimal pada interfaceudara tidak dapat dicapai, permintaan spektrum UMTS untuk multimedia akan jauh lebih tinggi.
8
2.2 TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access)
TD-CDMA (Time Division Code Division Multiple Access) adalah teknologi jaringan data 3G yang dibangun pada jaringan telepon selular dengan standar UMTS-TDD/WCDMA (Universal Mobile Telecomunication System – Time Division Duplexin/ Wideband Code Division Multilpe Access. Keduanya baik
UMTS/WCDMA maupun TD-CDMA/UMTS-TDD tidak saling mendukung dikarenakan perbedaan cara kerja, desain, teknologi, dan frekuensi yang dipakai. Di Eropa frekuensi yang dipakai UMTS-TDD berada pada frekuensi 2010-2020 MHz yang dapat mentransfer data pada kecepatan 16 Mbps (pada saat kecepatan maksimum baikDownlinkmaupunUplink).
Salah satu manfaat paling penting dari TD-CDMA adalah pendekatan evolusi. Hal ini dibangun pada keberhasilan GSM (Global System for Mobile Communications), sehingga TD-CDMA yang paling cocok untuk pengenalan di
jaringan generasi ke-2 dan untuk jaringan baru. Sistem 2G akan ditawarkan oleh kombinasi radio lapisan jaringan UMTS dan GSM. GSM dengan cakupan area yang luas menawarkan langkah awal terbaik dan kombinasi TD-CDMA / GSM dengan biaya terendah, dibandingkan dengan solusi lainnya.
2.2.1 TD-CDMA Blok Fungsional dan Parameter
9
Tabel 2.1 TD-CDMA Sistem Parameter [3].
Parameter Value
Carrier Bandwidth 1.6 MHz
Carrier Spacing 1.6 MHz
Chip Rate 3.84 Mcps
Duplex Type TDD
Multiple Access Scheme TDMA, CDMA, FDMA
Frame Length 10 ms
Number of Slots/Frame 15
Radio Frame Length 10 ms
Radio Sub-Frame Length 10 ms
Data Modulation QPSK
Voice Data Rate 8 Kbit/s
Receiver Joint Detector
Spreading Factors 1,2,4,8 dan 16
Max Data Rate per User 3.3 Mbps
Synchronization DownlinkandUplink
2.3 TD-SCDMA (Time Division Synchronous Code Division Multiple Access)
10
dan disetujui oleh ITU pada tahun 1999. TD-SCDMA menggunakan mode TDD (Time Division Duplex) yang mentransmisikan trafikuplink (dari terminal mobile ke base station) dan downlink (daribase stationke terminal) di frame yang sama namun slot waktu yang berbeda. Hal ini menunjukan spektrum uplink dan downlink ditugaskan fleksibel, tergantung pada jenis informasi yang dikirimkan. Ketika data asimetris seperti e-mail dan internet dihubungkan dari base station, slot waktu lebih digunakan untuk downlink daripada uplink, TD-SCDMA memiliki kecepatan transfer data dari 9.6 kbits/s sampai 2048 kbits/s [3].
2.3.1 TD-SCDMA Blok Fungsional dan Parameter
Bagian ini membahas blok fungsional TD-SCDMA dan bagaimana parameter sistem yang ditunjukan pada tabel 2.2 digunakan dalam konteks penerima dan pemancar.
Tabel 2.2 TD-SCDMA Sistem Parameter [3]
Parameter Value
Carrier Bandwidth 1.6 MHz
Carrier Spacing 1.6 MHz
Chip Rate 1.28 Mcps
Duplex Type TDD
Multiple Access Scheme TDMA, CDMA, FDMA
Frame Length 10 ms
Number of Slots/Frame 7
11
ssing Smart Antena with be
TD-SCDMA
enggunakan teknik dupleks baik dalam dom ang memungkinkan pengguna untuk mengirim 2.1 dibawah ini merupakan perbandingan a
Gambar 2.1 Perbandingan FDD dan TDD sion Duplexing(FDD) : Menyediakan dua band uk digunakan dalam sistem, satu untuk uplink da
nk(lihat Gambar 2.2) [3].
12
• Time Division Dupl
uplinkdan downl telah ditentukan (
Dengan demikian, m menggunakan Wide / kedua link mengir menggunakanWide band akan mengirimkan pa
Sistem komunikasi ni frekuensi untuk upli mengirim dan meneri sama. Karena sumbe
12
Gambar 2.2 Mode Operasi FDD
Duplexing(TDD) : Menggunakan pita frekuensi nlink, tetapiuplink dandownlink terjadi pada n (lihat Gambar 2.3) [3].
Gambar 2.3 Mode Operasi TDD
mengingat sistem dengan bandwidth yang le de / 2 untuk uplink dan Wide / 2 untuk dow irimkan secara bersamaan. Sebuah siste
bandwidth yang sama untukuplinkdandownl pada waktu yang sama [3].
nirkabel tidak hanya berbagi sumber daya se uplink dan downlink tetapi mengharuskan pe
erima informasi di kedua arah menggunakan sum ber daya bersama spektrum yang sangat t
13
pengguna mungkin harus mengakses dan berbagi spektrum secara bersamaan. Berbagi sumber daya dicapai melalui teknikmultiple access(MA).
1. Frekuensi Division Multiple Access (FDMA). Menempatkan setiap user pada kanal frekuensi yang berbeda. Kanal frekuensi ini disediakan berdasarkan permintaan user yang menginginkan layanan. Pada periode panggilan, tidak ada user manapun yang bisa menggunakan kanal frekuensi yang sama [14].
Gambar. 2.4 Pembagian Kanal FDMA Berikut adalah karakteristik dari FDMA yaitu:
- Pembagian kanal berdasarkan pembagian frekuensi
- Pengiriman dan penerimaan informasi berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
- FDMA mempunyai bandwidth yang lebih sempit (+/- 30 kHz) - Lower transmission overhead.
- Proseshandoffcukup kompleks.
- Tidakflexibleterhadap layanan-layanan baru.
- Control channel terletak di Frekuensi 1 untuk menghandle pemutusan hubungan.
14
Kapasitas FDMA
Kapasitas kanal pada FDMA adalah sebagai berikut:
= 2
Keterangan:
Btadalah total alokasi spektrum pada sistem FDMA
Bguardadalah guard band yang letaknya berada pada ujung spektrum frekuensi
Bcadalah bandwidth kanal.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukan sistem FDMA.
Gambar. 2.5 Sistem FDMA
2. Time Division Multiple Access (TDMA). Sistem TDMA membagi kanalnya menjadi beberapa time slot. Satu time slot digunakan oleh satu user untuk mengirimkan informasi maupun untuk menerima. Sistem TDMA mengirimkan data dengan metodebufferandburst, sehingga proses transmisi dari tiap user tidak berlangsung secara kontinyu.
15
Karakteristik TDMA
- Alokasi kanal berdasarkan time slot
- TDMA menggunakan satu frekuensi carrier yang sama pada banyak user, tiap user dibedakan dari time slot.
- Jumlah time slot per frame tergantung banyak hal diantaranya teknik modulasi, available bandwidth, dll.
- Datatransmissionbersifatburst transmission.
- Proseshandoffmenjadi lebih sederhana dibandingkan FDMA. - Memerlukan bit-bit sinkronisasi.
- Alokasi slot bagi user bisa beragam tergantung pada kebutuhan traffic dari user.
Kanal dan struktur frame TDMA Jumlah kanal
= (
16
3. Code Division Multiple Access (CDMA). Merupakan teknologi komunikasi wireless dimana pengiriman data (voice) yang masuk kedalam saluran/kanal dan akan dipecah-pecah menjadi potongan yang kecil-kecil dan masuk kedalam saluran frekuensi yang terpisah-pisah, kemudian paket data yang kecil-kecil tersebut akan disebarkan dengan kode yang “unik” dan hanya
dapat diterima pada penerima yang mempunyai kesesuaian data yang akan diambil [3].
Gambar. 2.8 Pembagian kanal CDMA Karakteristik CDMA
- User pada sistem CDMA menggunakan frekuensi yang sama, sistem duplexingdapat menggunakan TDD maupun FDD.
- Meningkatkan jumlah user pada CDMA akan menaikan tingkat noise secara linier.
- Performansi system akan berangsur-angsur menurun dengan bertambahnya jumlah user, dan akan naik bila jumlah user dikurangi.
17
- Channel data rate yang besar. Konsekuensinya durasi symbol akan sangat pendek dan biasanya akan lebih kecil dari waktudelay spreadkanal.
- Selt jamming merupakan masalah pada CDMA.Selt jamming meningkat jika spreading sequencedari user yang berbeda tidak benar-benarorthogonal.
Table 2.3. Hubungan TD-SCDMA dengan standar 3G lainnya [3].
Standard Acces Mode Chip Rate
WCDMA FDD 3,84 Mcps
TDD-CDMA TDD 3,84 Mcps
TD-SCDMA TDD 3,84 Mcps
Standar TD-SCDMA memiliki dukungan penuh dari pemerintah China, bersama dengan keuntungan yang membuat teknis TD-SCDMA menjadi pesaing tangguh untuk komunikasi mobile tidak hanya di Cina, tetapi di bagian dunia lain. Fitur unik TD-SCDMA menawarkan keuntungan yang berbeda atas teknologi 2G yang ada dan bahkan lebih dari standar 3G saat ini [3].
2.3.3 Keunggulan Dari TD-SCDMA
TD-SCDMA memiliki sejumlah keunggulan, yaitu sebagai berikut:
a. Alokasi spektrum yang efisien. Untuk memberikan layanan data rate yang tinggi, kita perlu alokasi bandwidth yang besar. Sistem TD-SCDMA hanya membutuhkan satu pita frekuensi untuk komunikasi antar base stations dan mobile.
18
c. Biaya rendah untuk RF karena sebagai sistem TDD, TD-SCDMA menggunakan pita frekuensi tunggal untuk transmisi dan penerimaan, sehingga perlu hanya satu bagian RF, tidak seperti sistem FDD yang membutuhkan dua bagian RF hampir identik untuk frekuensi uplink dan downlink [2].
2.3.4 Kekurangan TD-SCDMA
TD-SCDMA memiliki sejumlah kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a. Membutuhkan sinkronisasi akurat. Dalam uplink, sinkronisai dicapai sebagai base station memonitor sinyal dari ponsel dan penyesuaian waktu yang dibuat dalam transmisi. Sinkronisasi antar base station dan mobile harus sangat akurat. Semua BTS harus disinkronkan waktu untuk meminimalkan gangguan sel lain, terutama dalam situasi serah terima. Hal ini memerlukan prosedur sinkronisai jaringan canggih, seperti penggunaan sistem penentuan posisi global (GPS).
b. Mobilitas tinggi. Sistem TDD secara inheren terbatas dalam kemampuan untuk mendukung. Sementara keterbatasan ini dapat diatasi dengan antena cerdas. Sistem TDD masih belum sebanding mencapai kinerja seperti sistem WCDMA.
19
2.4 Penentuan Nilai Kapasitas Transfer Data
2.4.1 Persamaan Matematis Kapasitas Transfer Data
Parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA terhadap sistem HAPS melibatkan bagian-bagian penting sebagai berikut yaitu bit data rate (Rb), chip rate (Rc), gain(G), durasi frame(Tf), guard time(Tg), jumlah bit per slot waktu (n), danbit
header frame(F) [10][11]. Dapat dilihat pada persamaan berikut:
Nhd= (2.1)
Jumlah saluranchannel:
N = Nhd/2 = (2.2)
Proses gain dalam sistem TD-CDMA dan TD-SCDMA adalah Rc = GRb maka
persamaan (4.2) menjadi:
NTDMA= (2.3)
Persamaan diatas memberikan jumlah saluran yang masing-masing operator CDMA dapat mendukung secara bersamaan ketika waktu akses dibagi menjadi slot.
Maka jumlah saluran CDMA dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
N = 1 + (2.4)
Karena kuasi-orthogonality antar kode CDMA, setiap operator CDMA tunggal menempati seluruhbandwidth transponder, BToleh karena itu:
G = (2.5)
20
N = 1 + (2.6)
Jumlah saluran CDMA dalam satu spot beam pada sistem HAPS dapat diperoleh dengan persamaan berikut:
NCDMA= T +
( ) (2.7)
Maka, jumlah saluran yang didukung spot beam tunggal dalam skema akses TD-CDMA adalah:
Nc= NCDMANTDMA
= +
( ) (2.8)
Maka untuk mencari jumlah saluran dalam sistem HAPS menggunakan Z spot beams adalah:
NHAPS =ZNc (2.9)
Maka metode perhitungan kapasitas sistem TD-CDMA pada HAPS telah diperoleh.
Sistem kapasitas jaringan komunikasi HAPS dibatasi oleh tidak hanya sumber daya yang diberikan, tetapi juga daya transmisi terbatas. Kentungan dan kerugian yang disebabkan oleh keragaman besar faktor sepanjang jalur transmisi sinyal menurunkan tingkat data yang tersedia dalam satu atau cara lain yang mengarah ke penyusunan sistem. Hampir sama dengan anggaran satelit, maka persamaan link budget sebagai berikut:
( ) = + - (2.10)
Atau
21
EIRP merupakan (Effective Isotropic Radiated Power), Gr adalah gain antena penerima, L adalah total kerugian Link, Ts menunjukan suhu kebisingan sistem,
dan margin dikenal sebagai anggaran tambahan kompensasi kerugian yang disebabkan olehmultipath fadingdan bayangan.
Dengan asumsi P adalah daya transmisi dari kekuatan masing-masing operator CDMA dalam skema TD-CDMA sel adalah: [8]
PCDMA= (2.12)
Substitusikan EIRP pada persamaan (2.11) dengan PCDMA (2.12), dengan memperoleh:
( ) = + + - (2.13)
Atau
=
. (2.14)
Dengan menggabungkan persamaan (2.8) dan (2.14), maka jumlah total saluran dalam satu berkas dapat dinyatakan sebagai berikut:
Nc= ( ) ( )
( )
. (2.15)
Maka jumlah saluran HAPS dengan Z spot beam adalah NHAPS= ZNc
= Z ( ) ( )
( )
. (2.16)
Untuk menyederhanakan perhitungan, maka persamaan (4.16) dinyatakan sebagai berikut:
22
Dimana: p =
( ) (2.18)
q = ( )= (2.19)
r = . (2.20)
2.5 Penentuan Nilai Daya Konsumsi dengan Perhitungan Matematis 2.5.1 Persamaan Matematis Daya Transmisi
Dalam pengoperasian metrik-metrik yang telah ditentukan sebelumnya digunakan beberapa teorema dalam menentukan besarnya daya konsumsi yang diterima maupun yang dipancarkan oleh (High Altitude Platform Stations) HAPS. Adapun persamaan teorema yang dapat digunakan dalam perhitungan ini adalah sebagai berikut:
a. Teorema Nyquist
Teorema Nyquist menyatakan bahwa sebuah sinyal sampling harus memiliki frekuensi dua kali lebih besar dari frekuensi sinyal yang akan disampling. Teorema Nyquist menunjukan hubungan antara data rate dengan frekuensi ataupunbandwidthdari sinyal yang terukur [9][13]. Dapat dilihat pada persamaan Teorema Nyquist sebagai berikut:
RN=2W Log2M (2.21)
dimana:
R =Data Rate(Bits Per Second) W =Bandwidth(Hz)
23
b. Teorema Shannon
Teorema Shannon menunjukan hubungan kapasitas sistem sebuah kanal dengan daya sinyal rata-rata yang diterima, rata-rata daya noise dan bandwidth [13]. Teorema Shannon dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
RS= W Log2(1 + ) (2.22)
dimana:
P = Daya (Watts)
NO = Kerapatanspectral derau(Watts/Hz) = k.T
K = Konstanta Boltzman (1,38.10-23J/K) T =Temperature(K)
Selanjutnya untuk menentukan persamaan mencari nilai daya pada receiver (P) dengan mensubstitusikan kedua persamaan dari masing-masing teorema tersebut, yaitu persamaan (2.21) dan (2.22)
RN= RS
2W Log2M=W Log2(1 + )
2Log2M=Log2(1 + )
Log2M2=Log2(1 + )
M2=1 +
M2–1 =
Maka diperoleh,
24
c. Rumus Friss
Rumus Friss digunakan untuk menghitung daya yang diterima dari satu antena (dengan gain G1), ketika ditransmisikan dari antena laim (dengan gain G2), dipisahkan oleh jarak (r), dan beroperasi pada frekuensi (f) atau panjang
gelombang (λ) [10] [11] [12].
Persamaan friss dinyatakan sebagai berikut:
Pr= PtGtGr( ) (2.24)
Dimana:
Pt= Daya padatransmitter(Watts)
Pr= Daya padareceiver(Watts)
Gt= Gain antena padatransmitter
Gr= Gain antena padareceiver
r = Jarak antena (m)
λ = Panjang gelombang (m) = c/f
c = Kecepatan elektromagnetik (3.108m/s) f =Frekuensi spektrum(Hz)
Dengan mensubstitusikan nilai daya receiver (Pr) yang diperoleh dari
persamaan (4.6) ke persamaan (4.7) maka diperoleh:
(M2–1) (NOW)= PtGtGr( ) (2.25)
Maka nilai Pt,
Pt=
( ) ( )
25 komunikasi udara kua beroperasi pada lapi Stratospheric Platform
bumi. ITU sendiri m sebuah obyek pada ke relatif terhadap bumi keras dan perangkat sehingga dapat berla sinyal komunikasi den Apabila teknologi pla platform tersebut dapa baik itu selular IMT,
APS). HAPS bisa dipertimbangkan sebagai sol kan layanan telekomunikasi. HAPS merupa
kuasi-stasioner berupa balon udara atau lapisan stratosfir (sehingga dikenal juga orms / SPFs) dan lokasinya 17 - 22 km di menjelaskan bahwa HAPS adalah stasiun ketinggian 20 - 50 km dan pada titik yang tet bumi. Di dalam platform ini dapat dimuati berba
kat lunak sesuai dengan aplikasi yang aka rlaku sebagai perangkat pemancar, penerima dengan menggunakan gelombang radio [5].
platform baik balon udara maupun pesawat tela dapat mengakomodasi penggelaran berbagai w MT, WMAN, maupun DVB-T/H dengan jangka
itu, platform ini pun mampu mengakomodasi ave link[4].
Gambar 2.5 Balon Udara (HAPS) [4].
26
Teknologi HAPS telekomunikasi. Aplika seperti mobile wirel multimedia pita lebar ditunjukan pada gamba
Gamb Layanan komunikasi utama, yaitu:
- Low data rate serv - High data rate se Teknologi HAPS dini dari teknologi terestri (jaringan terestrial) unt biaya yang begitu be dibandingkan dengan membutuhkan biaya perbandingan teknolo
26
dapat digunakan untuk berbagai m plikasi HAPS yang dapat digunakan dalam satu
reless, pemancaran siaran TV (Broadcast
bar, remote sensing dan high speed fixed acce mbar 2.7 di bawah ini.
bar 2.6 Arsitektur layanan teknologi HAPS si yang disediakan HAPS dapat dibagi menja
serviceyang digunakan untuk terminal yang be serviceyang digunakan untuk terminal tetap. dinilai memiliki kelebihan yang dapat menut strial maupun satelit. Sebagai contoh pengguna ) untuk menjangkau sampai daerah rural area
besar karena harus menambah base station. B an teknologi satelit, biaya untuk membangun ya yang sangat besar. Untuk lebih jelasny knologi HAPS dengan teknologi terestrial dan sate
26
njadi dua kategori
bergerak. ngun satelit sangat snya berikut tabel
27
Tabel. 2.4 Perbedaan Karakteristik Komunikasi Terestrial, Satelit dan HAPS [7].
No. Aspek Terestrial HAPS Satelit
1 Investasi Sedang Kecil Besar
2 Biaya Operasional Sedang Sedang Besar
3 Resiko Kecil Sedang Besar
4 Koordinasi Lokal Lokal Internasional
5 Biaya Upgrade Besar Sedang Besar
6 Kapasitas Sistem Besar Besar Kecil
7 Cakupan Geografis Kecil Besar Sangat Besar
8 Delay Time Kecil Kecil Besar
9 Fading Besar Kecil Kecil
2.6.1 Karakteristik Kanal Komunikasi HAPS
Penting sekali untuk memahami karakteristik kanal wireless. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita mendesain sinyal yang sesuai untuk model kanal tersebut. Juga dengan memahami karakteristik kanal kita bisa mengembangkan teknologi yang lebih cerdas dan lebih canggih untuk perkembangan sistem komunikasi. Penggunaan teknologi yang berbeda akan memberikan perilaku yang berbeda pada kanalwireless.
28
komunikasi nirkabel sangat bergantung pada karekteristik kanal itu sendiri [4].
2.6.2 Redaman Hujan(Rain Attenuation)
Redaman atau atenuasi adalah penurunan daya sinyal ketika transmisi dari suatu titik ke titik lainnya. Redaman yang diakibatkan oleh hujan dapat memberi pengaruh yang cukup besar ketika menggunakan frekuensi yang tinggi (diatas 20 GHz). Semakin besar frekuensi yang digunakan semakin besar redaman yang terjadi dan semakin besar pula pengaruhnya pada performansi system. Hujan akan meredam sinyal dengan cara penghamburan ataupun penyerapan radiasi. Bukan hanya hujan yang berpengaruh tetapi kabut, uap air dan oksigen juga ikut menambah redaman yang terjadi [4].
2.6.3Delay Spread
Delay Spreadadalah perbedaan waktu antara kedatangan sinyal yang pertama dan sinyal multipath dilihat oleh stasiun penerima. Dalam sistem digital, spread bisa memicu terjadinya ISI (Inter Symbol Interference). Hal ini dikarenakan sinyal multipath yang tertunda bertumpuk (overlapping) dengan simbol-simbol berikutnya, dan dapat menyebabkan erroryang signifikan pada sistem dengan bit rate yang tinggi. Karena bit rate transmisi ditingkatkan, maka jumlah ISI juga akan meningkat. Pengaruhnya mulai menjadi sangat signifikan ketika delay spreadlebih besar dari ~50% durasi bit.
2.6.4Doppler Spread
29
diterima (spektrum D merupakanDoppler Shi
2.6.5 Sudut Elevasi A Propagasi sinyal radi sebaliknya dipengaruhi Namun masih ada fa sinyal tersebut yaitu multipath, sudut eleva
HAPS sangat memega berikut ini:
Gambar 2.7 Kom
Dari gambar diatas komunikasi HAPS sudut Semakin besar sudut fading jauh lebih kec dengan sudut elevasi terminal menjadi sanga
29
Doppler) akan memiliki rentang frekuensi fc
r Shift.
vasi Antara Platform HAPS dengan penerima radio dari HAPS menuju penerima (user
ruhi oleh kanal aeronautical untuk beberapa faktor lain yang lebih penting dan mendom itu fenomena multipath. Pada kondisi kana evasi antara antennapenerima (user terminal) egang peranan penting [6]. Dapat diilustrasikan
omunikasi HAPS dengan perbedaan sudut e
s kita dapat mengetahui bahwa dalam me sudut elevasi menjadi faktor yang perlu dika sudut elevasi maka menyebabkan sinyal menga kecil jika dibandingkan dengan keadaan dimana
asi kecil, penghalang-penghalang yang ada sangat berpengaruh dalam menghasilkan mul
Masing-30
masing lintasan sinyal dari HAPS memilikipower fading dandelayyang berbeda-beda [4].
2.6.6 K Factor
Ketika platform stratosfer (HAPS) dikembangkan sebagai base station pada ketinggian di sekitar 21 km, kemungkinan untuk mendapat keadaan LOS menjadi sangat besar. Oleh karena itu, daerah jangkauan kanal HAPS dapat ditinjau sebagai kanalRician yang mendekati kanal Gaussian (tidak ada fading) daripada kanalRayleigh fading (deep fading).
2.6.7 Kanal Rician
31
2.7 Framework penelitian
Gambar 2.9 berikut ini merupakan gambar dari kerangka kerja penelitian “ Unjuk
Kerja Teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA yang diimplementasikan pada
jaringan HAPS ”.
✁
III. METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas rencana unjuk kerja teknologi CDMA dan TD-SCDMA pada implementas HAPS. Pembahasan diawali dengan skenario penelitian, penentuan parameter dari kedua teknologi tersebut, kemudian dilanjutkan dengan analisis perhitungan yang telah dlakukan dan diakhiri oleh analisis terhadap mekanisme unjuk kerja antara TD-CDMA dan TD-SCDMA pada HAPS.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan pada: Waktu : November 2015–Mei 2016
✂✂
3.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan penelitian yang akan dilakukan yaitu: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Aktifitas
November Desember Januari Februari Maret April
✄ ☎
3.3 Tahap Penelitian
Pada penyelesaian tugas akhir ini ada beberapa tahapan kerja yang dilakukan yang meliputi:
1. Studi Pustaka dan Literatur
Dalam tahap ini dilakukan pencarian informasi yang bersumber dari buku, jurnal, maupun bahan dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya adalah:
a. Pengertian TD-CDMA dan TD-SCDMA b. Parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA c. Teknologi HAPS
d. Karakteristik HAPS
2. Penentuan parameter
Pada tahap ini akan dilakukan penentuan parameter TD-CDMA dan TD-SCDMA terhadap HAPS. Meliputi karakteristik HAPS, parameter CDMA dan TD-SCDMA. Hal ini diharapkan dapat mempermudah dalam peritungan matematis untuk mekanisme kerja dari kedua teknologi tersebut.
3. Perhitungan Mekanisme unjuk kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA pada HAPS
✆ ✝
4. Melakukan Analisa dan pembahasan
Dalam tahap ini akan dilakukan analisa dan pembahasan terkait dengan mekanisme kerja TD-CDMA dan TD-SCDMA untuk High Altitude Platform Station (HAPS) dan unjuk kerja dalam teknologi TD-CDMA dan TD-SCDMA yang di implementasikan dengan teknologi HAPS.
5. Menarik hasil dan kesimpulan
Pada tahap ini merupakan tahap akhir dalam penelitian, yaitu memperoleh simpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
3.4 Diagram Alir Penelitian
Dalam bab ini, langkah-langkah penelitian dibuat dalam bentuk flowchart untuk memudahkan dalam memahami tiap tahap penelitian yang telah direncanakan.
✞6
3.5 Diagram Sistem
Gambar 3.2Diagram sistem skenario penelitian CDMA dan TD-SCDMA pada infrastruktur HAPS
Skenario:
37
✟8
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan matematis serta pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan teknologi CDMA dan TD-SCDMA pada HAPS menunjukan bahwa besarnya kapasitas data TD-CDMA lebih besar dibandingkan TD-SCDMA dengan besarnya nilai kapasitas pada TD-CDMA sebesar 249,48 Mbps sedangkan pada TD-SCDMA sebesar 117,018 Mbps.
2. Jarak maksimum user pada TD-CDMA untuk menerima daya (Pt) sebesar 19,423 W pada jarak 50000 m sedangkan jarak maksimum user pada TD-SCDMA untuk menerima daya (Pt) sebesar 7,314 W pada jarak 50000 m atau dalam kata lain semakin jauh jarak maka semakin besar pula daya yang ditransmisikan atau sebaliknya.
3. Besarnya daya maksimum receiver (Pr) pada user TD-CDMA sebesar 53,087 W pada jarak 20000 m atau dengan kata lain semakin kecil jarak maka semakin besar pula daya receivernya atau sebaliknya.
✠ ✡
5.2 Saran
Selama pengerjaan tugas akhir ini tentu saja tidak terlepas dari berbagai kekurangan, baik dari segi sistem atau perancangan yang dilakukan. Untuk itu demi kesempurnaan hasil pada penelitian selanjutnya, maka disarankan:
1. Agar dapat dikembangkan dengan melakukan simulasi berdasarkan parameter yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Oktaviani,Skom., MMSI. 2009.Mengenal Teknologi 3G. Universitas Gunadarma
[2] SMG. 2010. “TD-CDMA (delta) the true global solution for multimedia
service”. Journal. Hal. 19-98.
[3]Martinez, Ed. 2004. “Introduction to TD-SCDMA on the MRC6011 RCF
Device”.Freescale Semiconductor. Rev. 1.
[4] Ferdinan Afriandi, Santoso Imam, Darjat. 2009. “Kinerja Teknik Transmisi
OFDM Melalui Kanal HAPS (High Altitude Platform Station)”. Jurnal Teknik Elektro. Volume. 11 No.3, September 2009 , hal. 152-158.
[5] Direktorat Jendral Sumberdaya dan Perangkat Pos dan Informatika. 2011.
“Konsep Peta Jalan (ROADMAP) Infrastruktur Satelit Indonesia (ISI)”. Indonesia.
[6] Irawan Eri. 2010.“Evaluasi Interferensi High Altitude Platform Stations (HAPS) dengan Fixed Satellite Sarvice (FSS) pada Frekuensi 28 GHz”.
Bandung.
[8]International Telecomunication Union(ITU). 2011.”Technical and operational characteristics of gateway links in the fixed service using high
altitude platform stations in the band 5 850-7 075 MHz to be used in sharing
[9] NN. 2016. “Bandwidth, Sample Rate, and Nyquist Theorem”(Online). http://www.ni.com/white-paper/2709/en/#toc4diakses pada tanggal 19 Maret 2016
[10] Dong Feihong, Li Hongjun, Gong Xiangwu. 2015.Energy Efficient Transmissions For Remote Wireless Sensor Network An Integrated
HAP/Satellite Architectur For Emeggency Scenarios. Journal Ssensor.
Received 9 July 2015. ISSN: 1424-8220
[11] Bo Gong, Zhenyong Wang and Qing Guo. 2009Research on Capacity Calculation of TD-CDMA High Altitude Platform System. Conference on
Communication. Res. 987-1-935068-01-3 [12] NN. 2016. “The Friis Equation” (Online),
http://www.antenna- theory.com/basics/friis.phpdiakses pada tanggal 20 Maret 2016
[13] Dharmatama Dewi Sartika. 2014.Efisiensi Energi Jaringan Long Term Evolution Dengan Skema Radio Kognitif dan Coperative Base Station.
Laporan Tugas Akhir. Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung. [14] Lee Jhong Sam, Miller Leonardo E. 1998.CDMA Systems Engineering.