• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Orangtua Tunggal dalam Mengasuh Anak di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Orangtua Tunggal dalam Mengasuh Anak di Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Asmarty, Zein., Eko Suryani. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta:Fitramaya. 2005.

Baumrind, Diana. Psikologi Perkembangan Anak.PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 1994.

Budiman, Arief.Pembagian Kerja Secara Seksual. Jakarta: Gramedia. 1982. Dagun, Save. M. Psikologi Keluarga. Jakarta: Bhineka Cipta. 1990.

Dahlan,M. Djawad. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2004.

Danandjaja, James. Antropologi Psikologi. Teori, metode dan sejarah Perkembangannya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1994.

Denzin, K. Norman, Yvonna Lincoln. Handbook of Qualitative Research. terj. Dariyatno, et.al.Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2009.

Dewi,Melia. Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Pedagang.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 2005.

Gerungan.Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. 2004.

Goode, William J.Sosiologi keluarga. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

Karsidi, Ravik.Sosiologi Pendidikan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. 2005. Keesing Roger M. Antropologi Budaya: Suatu Perspektfi Kontemporer. Jakarta: Erlangga. 1989.

Salim, Agus. Pengantar Sosiologi Mikro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Silalahi, Karlinawati.Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika zaman. 2010.

Soekanto soerjono. Sosiologi: suatu pengantar.Yogyakarta.Raja Grafindo Persada. 2006.

Spradley, James P.Metode etnografi. Yogyakarta: Tiara Wicana. 2007.

Sunarto H,Hartono Agung B. Perkembangan Peserta Didik.Jakarta.Rineka Cipta. 2006.

(2)

80

https://shabinaku.files.wordpress.com/2014/.../sejarah_singkat_pemkab.

https://ppsp.nawasis.info/.../kab.labuhanbatu.

(3)

BAB III

DESKRIPSI POLA PENGASUHAN ORANGTUA TUNGGAL

3.1 Pengertian Pola Pengasuhan

Pengasuhan merupakan bagian yang penting dalam sosialisasi, proses dimana anak belajar untuk bertingkah laku sesuai harapan dan standar sosial.Dalam konteks keluarga, anak mengembangkan kemapuan mereka dan membantu mereka untuk hidup didunia.Pola asuh merupakan aktivitas kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individual dan serentak dalam memengaruhi tingkah laku.

Pola pengasuhan merupakan proses memanusiakan atau mendewasakan manusia secara manusiawi, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan jaman.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat dirumuskan bahwa pola pengasuhan adalah suatu cara, kebiasaan dan perilaku yang standar dalam proses pengasuhan terhadap anak dalam suatu lingkungan keluarga, Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

3.2 Keluarga Orangtua Tunggal ( Single Parent )

Banyak yang mengira bahwa menjadi keluarga tunggal maka sama saja dengan menjadi broken home8

8

Broken Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur.

(4)

40

tunggal.Keluarga tunggal adalahkeluarga yang sehat.Tidak ada yang salah dengannya.Sepanjang interaksi antar anggota keluarga terus terjadi dan terjalin dengan baik, maka keluarga tunggal bukanlah broken home.Keluarga broken home adalah keluarga yang hubungan antar anggotanya tidak terjalin dengan baik, antar anggota keluarga tidak saling terhubung, komunikasinya tidak jalan. Biasanya, justru dalam keluarga tunggal komunikasi akan lebih lancar dan ikatan antara anggota keluarga akan lebih erat.

Salah satu masalah utama yang dihadapi banyak orangtua tunggal adalah masalah finansial, terutama pada ibu tunggal.Apalagi banyak ayah yang setelah bercerai mengabaikan kewajibannya untuk memberikan nafkah hidup kepada anak-anaknya.Mereka kabur begitu saja. Dengan begitu ibulah yang harus menanggung total seluruh biaya pengasuhan anak-anak.

Talcott Parsons mengatakan, bahwa dalam sebuah keluarga terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi serta masing –masing memiliki fungsi tersendiri terhadap anggota keluarganya.Inilah yang disebut teori fungsionalisme.

Jika salah satu fungsi keluarga tersebut tidak ada atau dijalankan oleh satu orang saja pasti akan mempengaruhi pada kepribadian anak langsung. Karena salah satu fungsi anggota keluarga tidak berfungsi dengan baik maka akan terjadi disorganisasi. Artinya kebutuhan dari beberapa anggota keluarga kurang terpenuhi. Malahan jika fungsinya salah pada tempatnya juga akan terjadi disorganisasi

3.3 Penyebab Terjadinya Orangtua Tunggal (Single Parent) a. Bercerai

(5)

aktifitas suami istri yang tinggi di luar rumah sehingga kurang komunikasi, problem seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.

b. Meninggal

Takdir hidup dan mati manusia di tangan Tuhan.Manusia hanya bisa berdoa dan berupaya.Adapun sebab kematian ada berbagai macam.Antaralain karena kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaan kerja, keracunan, penyakit dan lain-lain.

Penyebab terjadi pengasuhan yang hanya satu sosok saja seperti diatas juga terdapat beberapa masalah ataupun kejadian yang diluar keinginan setiap keluarga, seperti:

- Orangtua masuk penjara

Melakukan tindak kriminal seperti perampokan, pembunuhan, pencurian, pengedar narkoba atau tindak perdata seperti hutang, jual beli, atau karena tindak pidana korupsi dan hingga akhirnya masuk penjara menjadi masalah bagi setiap keluarga yang mengalaminya, hal ini menjadikan pengasuhan oleh sosok yang lengkap menjadi terganggu sehingga dalam waktu yang lama tidak berkumpul dengan keluarga.

- Orangtua bekerja ke negara lain

Tuntutan profesi orangtua untuk bekerja harus berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan pendidikan diluar negeri dan hanya bersama ibu atau sebaliknya sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama tidak didampingi oleh orangtua yang harus tetap kerja di negara lain.

(6)

42 3.4 Macam-macam Pola Pengasuhan

Terdapat 4 macam pola pengasuhan orangtua yaitu : 1. Pola Pengasuhan Otoriter

Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman.Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah.Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai anaknya.Anak dari pola pengasuhan seperti ini biasanya memiliki kecenderungan moody, murung, ketakutan, sedih dan tidak spontan.Anak juga menggambarkan kecemasan dan rasa tidak aman dalam berhubungan dengan teman sebaya dan menunjukkan kecenderungan bertindak keras saat tertekan, serta memiliki harga diri yang rendah.

Hasil wawancara dengan informan 1:

Ibu Siti Aisyah adalah orangtua Ajril Habsy yang berusia 6 tahun dan sudah 5 tahun menjadi orangtua tunggal, usia beliau 31 tahun. Menjadi orangtua tunggal karena bercerai dan tidak beberapa lama dikabarkan mantan suami telah meninggal karena sakit. Jumlah anak beliau adalah 1 orang. Setelah menjadi orangtua tunggal ibu siti aisyah kembali ke rumah orangtuanya dengan alasan agar ada yang menjagakan anaknya kalau ia sedang bekerja. Pekerjaan beliau sebagai perawat disalah satu klinik di Rantauprapat. Ibu siti aisyah sering menyuruh atau mengarahkan agar anak menuruti pilihannya, seperti dimana anak harus belajar dan sekolah, walaupun anak sering ingin membuat pilihannya sendiri tetapi seringkali beliau menolak, karena menurutnya pilihan anaknya tersebut kurang baik untuk dirinya. Berikut pernyataan beliau:

(7)

Terlihat anaknya juga menurut dan tidak keberatan atas pilihan-pilihan yang ia putuskan untuk anaknya, beliau juga memberikan pernyataan bahwa didalam proses pengambilan keputusan didalam keluarga seperti contoh dalam pilihan sekolah beliau juga sering mengikutsertakan anaknya, beliau mengaku adanya diskusi kecil tetapi beliau lebih mendominasi daripada anaknya, dan jika beliau memberi batasan waktu kepada anaknya ketika anak sedang bermain agar tidak melanggarnya, beliau mengaku anaknya sering nurut kepadanya tetapi pernah juga melanggar tapi tidak sering. Berikut pernyataan beliau:

saya kasi batasan waktu saat bermain. Supaya dia tidak kelewetan waktu.

Beliau juga kadang memarahi dan sesekali memberi hukuman fisik jika didalam bermain anaknya terlibat dalam perkelahian dengan teman - temannya, karena itu menurut beliau adalah tindakan yang memalukan untuk keluarganya. Beliau berpendapat jika hal yang seperti itu terus terulang dan tidak ada kontrol dari orangtua maka nantinya akan menjadi terbiasa bagi anak dan akan terus mengulanginya. Berikut pernyataan beliau :

jika anak saya berantam dengan teman - temannya saya langsung memarahainya atau

terkadang saya mencubitnya,karena nantinya saya tidak ingin anak saya terbiasa berkelahi

dan melakukan tindakan yang negatif,karna demi kebaikan dia juga.

Megenai komunikasi, beliau mengatakan penting berkomunikasi dengan anak sesering mungkin, karena menurutnya komunikasi didalam keluarga adalah hal yang wajar yang harus dilakukan, dan dengan komunikasi bisa lebih mendekatkan diri antara beliau dan anaknya, berikut pernyataan beliau:

Meskipun dia masih terbilang anak-anak saya sering kok cerita-cerita, karena

wajarlah didalam keluarga ada komunikasi antar anggota keluarga.

(8)

44

dan belum dewasa didalam berkeputusan. Berikut pernyataan beliau:

Saya juga memberi kesempatan kepada anak saya jika dia ingin menyampaikan suatu

pendapat, tetapi kadang saya merasa pendapat anak saya hanya ego semata dan saya fikir

dia belum dewasa jadi tetap keputusan ada ditangan saya.

Jika didalam melaksanakan tugasnya seperti belajar, anak melakukan kesalahan beliau cenderung memarahi tetapi tidak sampai memukul, beliau berharap dengan begitu anaknya bisa lebih berhati-hati didalam melaksanakan tugasnya. Berikut pernyataan beliau:

Kalo anak saya melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugasnya, saya marahi dia

itu juga demi kebaikan dia biar dia enggak buat kesalahan lagi dan tidak ceroboh.

Ibu Siti Aisyah juga berpendapat mengawasi setiap malam jika anaknya belajar, tetapi jika anaknya tidak ingin belajar atau mengerjakan PR beliau selalu memarahi anaknya alasan utamanya adalah untuk mendidik dan membiasakan anaknya untuk hidup displin dan selalu belajar. Berikut pernyataan beliau:

Kalo anak saya tidak mau mengerjakan PR atau enggak mau belajar saya selalu

memarahi dia, karena saya tidak mau anak saya tidak disiplin, itu juga demi kebaikan dia

mas biar pintar.

Dari hasil wawancara dengan ibu Siti Aisyah, dapat dilihat bahwa beliau menggunakan pola asuh otoriter, terlihat pada pengambilan keputusan yang mutlak diambil oleh orangtua saja.

2. Pola Pengasuhan Demokratis

(9)

memiliki prestasi akademis yang tinggi. Bentuk pola pengasuhan ini dianggap paling sehat dan normal dibandingkan pola pengasuhan yang lain. Pola Pengasuhan ini memberikan kesempatan pada anak untuk berkembang kearah positif.

Alasan pertama, belajar untuk mengontrol diri secara adil dan masuk akal sangat berguna bagi anak.selain itu, orangtua yang penuh kasih sayang dan tegas membuat anak menjadi lebih memperhatikan orang lain, percaya diri dan asertif9

Ibu Herawaty adalah orangtua tunggal yang berusia 42 tahun, menjadi orangtua tunggal disebabkan suaminya meninggal, beliau bekerja sebagai penjahit, jumlah anak beliau

. Yang terakhir, orangtua yang sensitif dan responsif terhadap kemampuan dan perkembangan anak dapat membuat anak belajar untuk mengambil tanggung jawab terhadap perilakunya sendiri.

Pengasuhan ini ditandai dengan 3 perilaku pengasuhan, yaitu : kehangatan (Warmth),

keseimbangan kekuasaan (balance of power), dan adanya tuntunan(Demandingness).

Kehangatan terdiri atas kedekatan emosional dan hubungan anak dengan orangtua.Tugas orangtua adalah menyediakan kehangatan dan penerimaan selama pertumbuhan anak.Keseimbangan kekuasaan mengkhususkan pada bagaimana orangtua menerapkan pola pengasuhan yang demokratis dengan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan dalam keluarga dan memberikan kesempatan mengemukakan pendapat.

Khusus pada anak remaja, orangtua harus mampu beradaptasi terhadap kemampuan anak.menyadari kesiapan anak terhadap tanggung jawab dan kebebasan. Adanya tuntutan mengacu pada harapan dan aturan yang ditetapkan orangtua yang masuk akal dan jelas terhadap tingkah laku anak.Orangtua yang autoratif mampu menerapkan aturan yang secara jelas konsisten tanpa paksaan terhadap anak.

Hasil wawancara dengan informan 2:

9

(10)

46

adalah 3 orang, 2 orang perempuan dan 1 laki-laki, anak perempuan pertama beliau baru saja tamat kuliah dan baru beberapa waktu bekerja, dan kedua anaknya yang lain masih berusia remaja. Beliau sudah 4 tahun menjadi orangtua tunggal dan selama itu juga tinggal bersama ketiga anaknya disatu rumah.Menurut beliau didalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan anak didalam keluarga, seringkali beliau mengikutsertakan anaknya. Baik itu dengan siapa anak bermain, penentuan tempat sekolah, bagaimana cara yang baik untuk anak belajar, beliau selalu melibatkan anak-anaknya didalam pengambilan keputusan tersebut, dikarenakan beliau beranggapan bahwa sang anaklah yang akan menjalani keputusan-keputusan tersebut oleh karena itu lebih mementingkan keputusan bersama dibandingkan hanya keputusan sepihak. Beliau menyatakan sebagai berikut :Saya selalu mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

kepentingan mereka, apalagi yang pertama perempuan dan yang kedua laki-laki sudah

terbilang dewasa hanya yang paling kecil perempuan yang masih dalam masa peralihan,

oleh sebab itu saya tidak ingin anak saya terpaksa nantinya dalam menjalani keputusan yang

diambil, jadi saya selalu memberi bimbingan dan arahan kepada mereka.

Ibu Herawaty juga mengatakan selama ini anaknya juga menurut jika diberi pengarahan dan nasihat, jika keinginan anak tidak baik, beliau tidak langsung melarangnya tetapi memberi nasehat dan memberi pilihan - pilihan lain untuk si anak. Selain itu.jika beliau memberikan batasan waktu untuk bermain anaknya selalu meurut dan selalu tepat waktu tetapi terkadang sedikit terlambat. Ibu herawaty biasa menelpon atau sekedar 'sms' jika anaknya telat pulang, agar beliau bisa mengetahui apa yang sedang anaknya lakukan dan dimana anaknya bermain. Beliau menyatakan sebagai berikut : jika saya memberi batasan waktu bermain kepada anak saya, dia selalu menurut, tetapi kadang dia telat waktu dan kalau

dia telat waktu seperti itu saya biasanya menelpon atau sekedar sms, untuk mengingatkan dia

(11)

Jika anaknya melakukan hal-hal negatif seperti berkelahi dengan teman temannya, beliau pasti memberikan hukuman. beliau berpendapat bahwa nanti jika kenakalan-kenakalan seperti itu tidak diberi hukuman pasti akan berdampak negatif dan anak akan terus mengulanginya lagi, dia tidak ingin anaknya terbiasa dengan berkelakuan tidak baik saat bergaul dengan teman-temannya, tetapi setelah menghukum, beliau menyatakan selalu memberi alasan mengapa beliau melakukan hal tersebut. Beliau mencoba memberikan pengertian kepada anaknya tentang perlakuannya tersebut.

Berkomunikasi dengan anak adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan, karena dengan berkomunikasi dengan anak, beliau akan mengerti dan memahami keadaan anaknya. beliau juga menyatakan komunikasi adalah jalan orangtua berbagi dengan anak dan sebaliknya anak berbagi dengan orangtua, jadi komunikasi itu penting dilakukan sesering mungkin dengan baik anak dengan orangtua, orangtua dengan anak. Berikut pernyataan beliau: komunikasi dengan anak bagi saya adalah hal yang sangat penting, karena dengan berkomunikasi sesering mungkin saya bisa mengerti dan tau keadaan anak

saya, sehingga saya bisa mengarahkan jika anak saya salah didalam pengambilan keputusan

ataupun melakukan hal yang lain.

Ibu Herawaty adalah orangtua yang terbuka dengan anaknya, karena beliau selalu memberikan ruang yang cukup untuk anaknya didalam mengemukakan pendapatnya, dan beliau juga selalu mendorong anaknya untuk selalu mengemukakan pendapatnya. Karena disinilah wadah yang seharusnya anak mengekspresikan perasaannya baik itu tentang keluarga dan lingkungan sekitarnya. Berikut pernyataan beliau :biasanya saya selalu mendorong anak saya untuk dia mengungkapkan perasaan, pendapat dan hal apa saja yang

ingin dia ungkapkan kepada saya, karena disinilah salah satu tugas orangtua untuk

menyediakan ruang anak agar bisa berkomunikasi.

(12)

48

anaknya ketika anaknya sedang bercerita tentang pengalaman dan aktifitasnya sehari-hari. Beliau berpendapat bahwa dia selalu memperhatikan pembicaraan anaknya baik itu keinginan anaknya, pengalaman anaknya didalam bergaul sehari-hari karena dari sinilah beliau dapat memberi pengarahan dan dapat mengontrol anaknya didalam bermain, beliau juga menyebutkan dia tidak ingin anaknya menjadi rusak10

Ibu Herawaty memang dalam berinteraksi dengan anak cenderung lebih hangat dan lebih mementingkan anaknya. Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa beliau adalah sosok seorang orangtua yang hangat didalam mendidik anaknya, dia sangat

dialam bergaul sehari - hari. Berikut adalah pernyataan beliau :saya pribadi selalu memperhatikan ketika anak saya sedang bercerita tentang hal-hal apa saja yang dialami atau dilakukan oleh anak saya saat bermain

sehari - hari mas, karena dari sinilah saya bisa mengambil kesimpulan dan mengerti

bagaimana anak saya bergaul dan bermain dan saya bisa mengambil tindakan dan bisa

mengontrol jika terjadi hal - hal yang negatif. Kadang jika anak saya tidak mau bercerita

saya seringkali mendorong dan memulai agar anak saya bercerita.

Ibu Herawaty juga menyebutkan jika didalam melaksanakan tugas-tugasnya anak melakukan kecerobohan beliau sering membimbingnya, beliau tidak suka menghukum karena menghukum menurutnya bukan jalan yang baik untuk mendidik anak dalam bertanggung jawab dengan pekerjaannya, berikut pernyataan beliau: jika anak saya buat kesalahan dalam menjalankan tugasnya saya jarang marah, karena marah bukan solusi

paling saya cuma ngajarin anak saya aja biar gak salah lagi.

Didalam interaksi saat anak sedang belajar, beliau selalu menyempatkan diri untuk menemani anaknya Berikut pernyataan beliau: biasanya anak saya kalo gak mau belajar saya tanya dia kenapa kok gk mau belajar, dan kalo ada masalah sama anak saya coba membantu

dia, walaupun itu yang saya bisa tapi saya menyempatkan diri untuk mengawasinya belajar.

10

(13)

terbuka dengan anaknya dan selalu berusaha memberikan pola asuh yang baik bagi anaknya. Sikap orangtua yang penuh dengan kasih sayang dan juga tegas menjadi ciri khas dari gaya pola pengasuhan beliau. beliau juga mampu beradaptasi dengan kemampuan anak, menyadari kesiapan anak tentang tanggung jawab dan kebebasan.

Hasil wawancara dengan informan 3 yaitu anak laki-laki ibu Herawaty:

Dalam proses mendidik dan mengarahkan ibu herawaty terbilang hangat dan serba mau tau tentang kegiatan anak-anaknya, beliau sangat peduli dan peka terhadap keadaan yang dialami apabia terdapat masalah-masalah dan biasanya mengenai uang jajan dan keinginan yang harus dipenuhi seperti pakaian dan lain sebagainya. Komunikasi yang lancar juga terjalin dalam keseharian, sering cerita-cerita dan juga tidak pernah membeda-bedakan anaknya meskipun berbeda kelamin. Terkadang ibu herawaty juga memberi nasihat mengenai masa depan yang harus dipenuhi seperti pekerjaan hingga jodoh, tapi sebatas memberi pengarahan mana yang baik yang sehaarusnya dilakukan. Beliau juga terbilang jarang memarahi yang begitu berlebihan, oleh sebab itulah terlihat bahwa beliau tidak mendidik secara keras, tetapi penuh kasih saying dan kepedulian.

Hasil wawancara dengan informan 4:

(14)

50

beliau ingin mendiskusikannya dari awal, beliau memberi ruang kepada anaknya untuk mengapresisasikan pilihan-pilihannya kepadanya, setelah itu beliau memberi nasehat dan arahan-arahan bahkan tak segan memberikan alternatif pilihan-pilihan lain. Seperti pernyataan beliau: saya selalu mengikutsertakan anak didalam pengambilan keputusan didalam keluarga, apalagi hal-hal yang menyangkut dengan anak saya contohnya untuk mencari

pasangan hidup dan sekolah misalnya, saya selalu memberi ruang yang cukup untuk

mendiskusikan keinginan-keinginan anak, karena nantinya si anaklah yang akan

menjalaninya sendiri saya sebagai orangtua hanya bisa memnberi arahan, dan nasehat serta

mendukung keputusan anak saya.

Ibu Tuginem mengatakan pasti ada hukuman saat anaknya melakukan tindak negatif dalam pergaulan sehari-hari dengan temannya seperti berkelahi, beliau tidak ingin anaknya menjadi bandel walaupun dia diasuh dari keluarga yang kurang lengkap, oleh karena itu beliau memberi hukuman untuk anaknya bila anaknya melakukan hal-hal negatif, tetapi setelah memberi hukuman beliau mengaku memberi arahan kembali pada anaknya bahwa yang dilakukannya adalah salah oleh sebab itu dia menghukumnya. Seperti pernyataan beliau: hukuman pasti ada saat anak melakukan kesalahan, tapi setelah itu saya kembali memberi arahan agar dia tidak mengulanginya lagi, saya juga gak pengen anak saya bandel

karena dia diasuh dari keluarga yang kurang utuh seperti keluarga saya ini.

Ibu Tuginem menyatakan sangat penting berkomunikasi dengan anaknya, karena disinilah fungsi orangtua berjalan, beliau menganggap dengan berkomunikasi sesering mungkin beliau bisa mengerti dan memahami keinginan anaknya.Seperti pernyataan beliau:

penting sekali berkomunikasi dengan anak, karena disinilah saya bisa tau apa yang

dirasakan anak saya, apa yang menjadi keinginannya saya bisa mengerti, oleh karena itu

sebisa mungkin saya berkomunikasi dengan anak saya walaupun pada saat kami berjauhan

(15)

Ibu Tuginem menyatakan jika anaknya sedang bercerita kepadanya tentang pengalaman dan aktifitasnya sehari-hari, beliau mengaku selalu memberikan waktu untuk anaknya, dan selalu memperhatikan pembicaraan anaknya tersebut, karena dengan demikian orangtua dapat mengontrol anaknya, dengan adanya saling dengar cerita seperti ini beliau mengaku bisa lebih yakin dalam bertindak dan mengontrol anaknya sehari - hari.

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ibu Tuginem adalah sosok seorang orangtua yang hangat didalam mendidik anaknya, dia sangat terbuka dengan anaknya dan selalu berusaha memberikan pola asuh yang baik bagi anaknya. Sikap orangtua yang penuh dengan kasih sayang dan juga tegas menjadi ciri khas dari gaya pola pengasuhan beliau. Beliau juga mampu beradaptasi dengan kemampuan anak, menyadari kesiapan anak tentang tanggung jawab dan kebebasan.Gaya Pola asuh orangtua yang dipakai beliau bercirikan pola pengasuhan demokratis.

3. Pola Pengasuhan Liberal

Pola pengasuhan seperti ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak.Pola pengasuhan ini terlihat dengan adanya kebebasan yang berlebihan tidak sesuai untuk perkembangan anak, yang dapat mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang lebih agresif dan impulsif.

Hasil wawancara dengan informan 5:

(16)

52

Menurut beliau, ia selalu mengikut sertakan anaknya dalam menentukan pilihan yang menyangkut kepentingan anak didalam keluarga, beliau selalu memberikan apa yang diinginkan anaknya karena beliau ingin anaknya bahagia dengan pilihan-pilihannya tanpa harus menjadi penghalang untuk anaknya.

Berikut pernyataan beliau :saya selalu memberi dukungan kepada anak didalam pengambilan keputusa, karena saya tau apa yang paling diinginkan anak saya.

Beliau juga berpendapat bahwa tidak pernah memberikan batasan waktu kepada anaknya, karena menurutnya jika anak di beri batasan waktu nanti anak itu malah akan manjadi bandel dan tidak menurut dengan orangtua, batasan waktu yang dia berikan hanya saat malam hari jika anaknya ingin keluar bermain dengan teman - temannya. Berikut pernyataan beliau: saya jarang memberikan batasan waktu kepada anak saya, karena nanti dia malah tertekan dan mungkin akan menjadi bandel karena merasa teratur oleh ego saya,

mungkin kalau pas malam aja kalau dia pengen keluar dengan kawan-kawanya. Tapi saya

juga jarang memberi batasan waktu, untuk anak yang laki-laki, biarkan dia mencari jati

dirinya dengan banyak bergaul dengan kawannya.

Beliau juga selalu memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengungkapkan pendapat mereka, dan beliau selalu memenuhi kebutuhan anaknya apapun itu. Berikut pernyataan beliau: saya selalu memperhatikan dan memberi kesempatan pada anak saya untuk mengungkapkan pendapatnya, karena biasanya anak saya meminta sesuatu

dan saya berusaha untuk memenuhi permintaanya tersebut, karena saya sangat sayang

terhadap anak saya karena hanya mereka kawan saya dalam sehari-hari jadi saya berusaha

(17)

Menurut beliau pemberian kerja tidak harus dilakukan dan beliau juga tidak memaksa jika anaknya tidak ingin melakukan tugas yang diberikannya.

Berikut pernyataan beliau: sebenarnya pemberian kerja tidak harus dilakukan, karena saya sendiri juga bisa melakukannya kok, dan itu tidak membebani saya. Toh kalau anaknya juga

gk mau masa saya juga mau paksa dia, kalau biasanya dia enggak mau saya hanya

membiarkan saja dan biarkan terserah dia mau ngapain.

Penerapan pola pengasuhan yang dipakai ibu Muriaty lebih cenderung tidak memberi batasan kepada anaknya untuk berbuat dan berprilaku sesuka hatinya, orangtua bersikap mengalah, menuruti semua keinginan anaknya secara berlebihan.

4. Pola Pengasuhan tidak terlibat

Anak dari orangtua dari pola pengasuhan ini cenderung terbatas secara akademik dan sosial.Dalam beberapa penelitian berpendapat bahwa anak dengan pola pengasuhan ini lebih cenderung bertindak antisosial pada masa remaja. Apabila pola pengasuhan ini diterapkan sedini mungkin hal ini akan mengakibatkan gangguan pada perkembangan anak. Dalam pola pengasuhan seperti ini akan memiliki anak yang defisit dalam fungsi fisiologisnya, penurunan kemampuan intelektual, serta pemarah.

Hasil wawancara dengan informan 6:

(18)

54

perempuan usia 27 tahun dan anak yang ketiga laki-laki usia 16 tahun dan masih menjadi tanggungannya karena masih sekolah. Menurut beliau, ia merupakan bapak yang tidak terlalu sibuk mengurusi tingkah laku anaknya, hanya saja dalam kepentingan yang penting saja seperti sekolah dan ekonomi. Dalam hal lainnya bapak ini selalu mempercayakan anaknya yang sudah dewasa yaitu laki-laki dan perempuan dalam menentukan pilihan. Beliau selalu memberikan apa yang diinginkan anaknya karena beliau ingin anaknya senang dengan pilihan-pilihan yang diambil sendiri berdasarkan kemauan dan ajaran abang dan kakaknya.

Berikut pernyataan beliau :saya selalu memberi dukungan kepada anak saya dalam menentukan pilihan, tetapi dalam hal ini abang dan kakaknya juga ikut serta karena saya

menyadari abang dan kakaknya lah yang masih mengerti kemauan dan kehendak seusianya.

Beliau juga berpendapat bahwa tidak pernah membatasi waktu kepada anakny dalam bergaul, karena menurutnya batasan waktu yang dia berikan akan mempengaruhi sosialisasi dalam berteman dan karena anaknya juga seorang laki-laki.

Berikut pernyataan beliau: saya tidak ada patokan waktu kepada anak saya, karena nanti dia malah tertekan, apalagi disaat bermain dengan teman sekolah ataupun teman sekitaran rumah, saya biarkan dia banyak bergaul dengan teman-temannya.

Beliau juga berpendapat bahwa tidak pernah menghukum berat kepada anaknya jika anaknya didalam bermain ,berkelahi dan melakukan aktifitas negatif diluar. Menurutnya itu hal yang wajar dilakukan oleh anak muda tetapi jika sudah kelewatan biasanya abang dan kakaknya menegur.

Berikut pernyataan beliau: Sebenarnya tidak perlu memberi hukuman berat kepada anak jika anak melakukan tindak negatif, toh itu hal yang wajar saja kok dilakukan oleh anak

seusianya. paling kalo sudah kelewat batas saya menyuruh abang dan kakaknya untuk

(19)

narkoba. Karena menegornya terus menerus dan dalam hal yang biasa dia akan merasa

bersalah terus-terusan.

Beliau berpendapat bahwa berkomunikasi tidak terlalu sering dengan anaknya, karena selain ada abang dan kakaknya yang selalu mendidik saya juga harus bekerja diluar rumah. Berikut pernyataan beliau: komunikasi dengan anak saya terbilang jarang, karena saya seringan diluar rumah untuk mencari nafkah, ditambah lagi karena dirumah ini hanya kami

berdua saja dan kami berdua juga sama-sama laki-laki jadi tidak perlu banyak bicara seperti

halnya anak perempuan yang harus banyak pendapat dan cerita. Tetapi dengan demikian

saya bisa mengerti tentang kebutuhannya. Tapi dalam suatu kesempatan saya juga

memperhatikan dan memberi kesempatan pada anak saya untuk mengungkapkan

pendapatnya dan keinginannya meskipun hal ini bisa terbilang jarang sekali, dan biasanya

karena meminta sesuatu yang menurutnya harus langsung dibilang ke saya.

(20)

56 BAB IV

STRATEGI DALAM MENJALANI PERAN GANDA SEBAGAI ORANGTUA TUNGGAL

Menurut Goode, William. J (2007: 197-198)terdapat akibat beberapa hal yang dirasakan sebagai single parent atau orangtua tunggal, yaitu:

1. Penghentian kepuasan seksual.

2. Hilangnya persahabatan, kasih atau rasa aman.

3. Hilangnya model peran orang dewasa untuk dikuti anak–anak.

4. Penambahan dalam beban rumah tangga bagi pasangan yang ditinggalkan, terutama dalam menangani anak–anak.

5. Penambahan dalam persoalan ekonomi, terutama jika suami meninggal atau meninggalkan rumah dalam jangka waktu tidak terbatas.

6. Pembagian kembali tugas–tugas rumah tangga dan tanggung jawabnya.

(21)

mengatasi segala perubahan yang terjadi.

4.1 Peranan Orangtua dalam Keluarga

Peranan orangtua dibagi menjadi dua peranan ibu dan peranan ayah. peranan ibu terhadap anak-anaknya adalah sebagai berikut:

1. Sumber dan pemberi rasa kasih sayang. 2. Pengasuh dan pemelihara.

3. Tempat mencurahkan isi hati.

4. Pengatur kehidupan dalam rumah tangga. 5. Pembimbing hubungan pribadi

6. Pendidik dalam segi-segi emosional.

Tanpa adanya diskriminasi tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu dalam keluarga, namun apabila ditinjau peran dan tugas sebagai ayah terhadap anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai:

1. Sumber kekuasaan didalam keluarga.

2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar. 3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.

4. Pelindung terhadap ancaman.

(22)

58 perkembangan dan pendidikan anak.

4.2Strategi Menjalankan Fungsi dan Peran Sebagai Orangtua Tunggal

Setiap kehidupan manusia selalu mengalami perubahan.Perubahan dapat berupa perubahan yang cepat (revolusi), ada perubahan yang lambat (evolusi), ada pula perubahan yang pengaruhnya sangat luas seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada pula perubahan yang pengaruhnya sangat sempit.perubahan dapat terjadi diberbagai bidang kehidupan manusia, bidang ekonomi, pendidikan, politik, sosial, kebudayaan dan lain-lain.

Menurut Soerjono Soekanto (2006:244) menjelaskan peranan mencangkup tiga hal, yakni :

a) Peranan meliputi norma–norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan–peraturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat.

b) Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Dengan adanya tanggung jawab atas peran yang baru, setiap orangtua tunggal harus tetap bertahan, memberikan arahan terhadap tingkah laku yakni dorongan sebagai suatu tenaga dari dalam diri yang mampu mengarahkan tingkah laku manusia.Dorongan yang berasal dari keluarga atau kerabat dekat dan juga anak–anak buah perkawinan mendorong semangat untuk terus bertahan demi buah hatinya dan tidak terlarut dalam kesedihan baik karena suatu perceraian ataupun meninggalnya suami.

(23)

memerankan sebagai seorang ibu dan seorang ayah dengan adanya faktor pendukung yaitu dari keluarga terdekat,motivasi agar anak-anak sukses dan aktualisasi diri dimana ibu yang dulunya sebagai ibu rumah tangga kini dapat bekerja di luar rumah serta bagi ibu yang telah bekerja dapat terus berkarir demi memenuhi kebutuhan keluarga. Walaupun juga banyak faktor penghambat yang dirasa sulit dalam menjalani fungsi dan peran yang baru adalah segala urusan keluarga dan rumah tangga yang dahulunya dijalani bersama dengan suami, kini harus ditanggung sendiri.

4.2.1 Strategi Sebagai Orangtua Tunggal

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal di suatu tempat atas dasar perkawinan, ikatan darah ataupun adopsi. Ayah dalam keluarga sebagai suami dari sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya dan juga mencari tambahan pendapatan keluarga.Salah satu realitas yang terjadi di dalam kehidupan adalah fenomena keluarga dengan salah satu orangtua saja atau biasa disebut dengan single parent.Single parent adalah seorang ayah atau seorang ibu yang memikul tanggung jawabnya sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus mengurus segala urusan rumah tangga.Single parent dapat disebabkan karena adanya perceraian, perpisahan dan kematian.Peristiwa berpisahnya atau meninggalnya salah satu orangtua adalah hal yang tidak mudah dijalani karena semua tanggung jawab keluarga dibebankan pada salah satu orang saja.

(24)

60

Ibu Siti Aisyah usia beliau 31 tahun adalah orangtua ajril habsy yang berusia 6 tahun dan sudah 5 tahun menjadi orangtua tunggal. Beliau mengatakan, ketika masih bersama dulu saya sudah terbiasa jauh dengan suami akibat tuntutan pekerjaan, karena itulah menjadikan

saya bisa merawat anak sebagai ibu sekalian ayah dan sampai sekarang walaupun sudah

berpisah dengan suami.Maka dari pengalaman itu untuk menghadapi kesendirian itu tidak

jauh berbeda.

Gambar 2. Ibu Siti Aisyah

Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti

Secara finansial sejak masih ada suami beliau tidak tergantung finansial karena beliau juga memiliki pekerjaan yang masih dimilikinya hingga sekarang, namun apabila diperhitungkan, beliau mengatakan,

sebetulnya kalau dibilang berat ya berat, karena saya merasa tugas saya sebagai

orangtua itu untuk mendukung anak, padahal untuk pendidikan anak saat ini kan memerlukan

biaya yang tidak sedikit, ya itu sebetulnya tugas suami ya dibilang berat ya berat karena itu

biayanya tidak sedikit, ya untung saja penghasilan saya dapat mengurangi beban yang harus

saya penuhi.

(25)

menerima gunjingan dari masyarakat akibat perceraian dan memberikan kasih sayang kepada anak-anak untuk menerima keadaan keluarga yang tidak utuh. Pertanyaan yang diungkapkan, menunjukkan ketika orangtua menjadi orangtua tunggal, seorang ibu akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap keluarga. Segala urusan keluarga baik untuk biaya hidup dan biaya pendidikan untuk anak harus ditanggung sendirian namun seberat apapun akan dijalani dengan sebaik- baiknya.

Pernyataan lain dikemukan oleh ibu Herawaty,

Mulanya protes dengan Tuhan kenapa baru berusia segitu bapak sudah diambil

justru, yang tua-tua belum diambil tuhan, tapi sudahlah namanya kehendak tuhan ya sudah

apalagi kita harus waspada selalu berjaga-jaga dalam keadaan seperti itu harus lebih kuat,

kalau mengingat sedih ya memang sedih tapi kita tidak perlu berlarut dalam kesedihan

mengingat anak-anak yang sudah mulai dewasa, masih perlu materi dan bimbingan, kalau

anak lihat orangtua sedih nanti malah jadi kefikiran terus.

Anak laki-laki dari ibu Herawaty juga menyatakan,

kalau dibilang sedih ya sedih, harusnya menjadi motivasi tapi, malah sekarang udah

nggak ada bapak aku harus menjadi semakin bagus, aku harus mempunyai masa depan yang

jelas dan ada satu keyakinan akses ke Tuhan semakin dekat.

Ibu Herawaty mengatakan pada awal mula memang tidak dapat menerima kepergian suami namun dibutuhkan proses untuk dapat menerima kehilangan figur seorang ayah dan suami. Beban yang seharusnya ditanggung berdua kini harus ditanggung sendirian tanpa suami yang dicintai demi anak-anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan bimbingan serta selalu menguatkan.

Pernyataan lain juga diungkapkan oleh ibu Tuginem,

saya sempatmemberontak sekitar 4 bulan melakukan apa-apa tidak mau, mandi saja

(26)

62

saya, saya berpikir kembali saya tidak boleh seperti ini, kemudian dapat bersemangat dari

anak-anak. saya harus bertanggung jawab sendiri, sekarang saya seorang diri, kalau dahulu

saya kan tergantung pada suami ada tempat untuk bergantung tetapi sekarang saya harus

bisa sendiri.

Pernyataan dari ibu Muriati,

saya sudah biasa seperti ini saya buat nyaman saja, berpisah juga sudah difikirkan

matang, ya harus sudah hidup sendiri kalau ada urusan apa-apa saya juga dengan

anak-anak. Untungnya anak-anak juga tidak banyak mengeluh sehingga peran yang saya alami sekarang tidak begitu berat, dan menjadi motivasi untuk dapat bertahan adalah anak-anak.

Berikut juga pernyataan dari seorang ayah yang menjadi orangtua tunggal:

Bapak timan ditinggalkan istrinya sejak 5 tahun yang lalu, beliau dapat menerima keputusan yang diambil oleh beliau dan istrinya walau pada awalnya terasa berat karena apabila ada permasalahan pasti selalu ada teman cerita, yang terpenting baginya adalah ia tidak ingin kecewa didepan anak-anaknya. Berikut pernyataan beliau,

pada waktu awalagak berat, beratnya itu karena dulu sewaktu masih hidup kan ada

teman untuk diajak berbicara untuk pertimbangan tetapi sekarang apa-apa harus dijalani

sendiri kalau mau cerita dengan anak itu rasanya berbeda.

Para orangtua tunggal mengungkapkan bagaimana kesedihan yang begitu mendalam ketika keluarga menjadi tidak utuh akibat salah seorang anggota keluarga meninggal, dalam hal penerimaan membutuhkan proses panjang namun demi anak- anak yang dicintai, menjadi motivasi untuk kembali bangkit dalam menjalani hidup dengan baik tanpa kehadiran pasangan.

(27)

perceraian dan perpisahan karena kematian dalam proses penyesuaian sebagai orangtua tunggal. Bagi ibu/ bapak yang berpisah dengan pasangan karena bercerai hal itu dianggap sesuatu hal yang tidak begitu berat dalam melakukan penerimaan diri, sedangkan ibu yang ditinggalkan karena meninggal akan membutuhkan proses yang panjang akibat kehilangan salah satu sosok yang dahulunya menjadi tempat pencurahan hati, baik sebagai pencari nafkah maupun bertanggung jawab penuh atas keluarganya. Kini seluruh beban keluarga dilimpahkan kepada salah satu orangtua saja, kesulitan dan kesedihan dilalui namun harus tetap berusaha terus bangkit demi menjalani kewajibannya sebagai orangtua.

4.2.2 Strategi dalam MengatasiEkonomiKeluarga

Dalam keluarga dimana ibu/ ayah sebagai orangtua tunggal menjalankan tuntutan untuk bekerja dan mampu menghadapi segala permasalahan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, mengharuskan ibu/ ayah mencari nafkah hidup, setelah pasangan meninggal atau bercerai. Ibu/ ayah sebagai kepala keluarga yang secara finansial dan sosial didukung dengan keberadaan pasangan, setelah adanya perpisahan, perceraian atau kematian, maka ibu/ ayah akan bekerja sebagai tulang punggung keluarga. Ada beragam pendapat mengenai penyesuaian diri dalam hal ekonomi, setelah ibu/ ayah menjadi kepala keluarga, pendapat yang diungkapkan langsung oleh beberapa informan berikut,

Pendapat dari ibu Siti Aisyah yang memiliki pekerjaan sebagai perawat di salah satu klinik di Rantauprapat,

saya sudah biasa mencari uang ketika suami masih ada, karena saya mempunyai

penghasilan sendiri, waktu masih bersama saya jarang minta suami, kalau diberi ya saya

terima kalau tidak ya tidak, jadi sudah terbiasa tidak ada masalah, dan saat ini cukuplah

untuk biaya anak bersekolah, meskipun tidak ada tambahan ataupun tabungan dari mantan

(28)

64

Beliau juga menjelaskan, gaji yang saya terima juga cukup untuk makan dan kebutuhan lainnya karena setelah pisah saya kembali kerumah orangtua, jadi untuk sekedar

makan jadi terbantu walaupun seadanya.

Ibu Herawaty yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit juga menyatakan bahwa ada perbedaan yang dirasakan dalam hal ekonomi, kalau dahulu yang mencari nafkah dua orang kini hanya satu orang saja,

kalau waktu masih ada bapak penghasilan dari ibu dikumpulin jadi istilahnya ya satu

uang, kalau istilah zaman sekarang ini uang laki-laki ini uang perempuan itu gak ada dalam

keluarga kami, tidak ada istilah seperti itu, kami selalu membuat bagian-bagiannya sendiri,

ini uang dari bapak ini uang dari saya, ini untuk bensin untuk lain-lain diberikan kepada

bapak, yang ini untuk biaya sekolah, yang ini untuk makan satu bulan, yang sebagian untuk

keperluan untuk sosial dan biaya tak terduga dan baru sisanya kalau ada disisihkan untuk

ditabung, itu waktu ada bapaknya, la sekarang berhubung tinggal sendiri ya bagaimana

caranya bisa untuk mencukupkan keperluan dalam satu bulan, penerimaan sekian digunakan

untuk kewajiban yang harus dibayar, seperti listrik dan sekolah.

Gambar 3. Ibu Herawaty

Sumber: koleksi pribadi peneliti

(29)

Tanggapan juga ada dari putri pertama ibu herawaty yang kini telah bekerja menuturkan,

walau sudah bekerja tapi belum bisa ngasi ke ibu, tapi paling nggak ya untuk

mencukupi kebutuhan sendiri bisa terpenuhi.

Anak pertama Ibu Herawaty yang telah bekerja mengaku ingin sekali membantu perekonomian keluarga, namun saat ini ia belum dapat membantu, yang terpenting kini dapat meringankan beban ekonomi ibu dengan gaji yang ia miliki dapat digunakan memenuhi kebutuhannya sendiri.

Pernyataan Ibu Tuginem yang hanya seorang ibu rumah tangga, beliau mengatakan adanya perbedaan dalam hal ekonomi karena semua dahulu dipenuhi oleh suami sehingga ibu hanya menerima penghasilan dari suaminya, tetapi setelah ayah meninggal perkonomian agak terasa sulit hanya berharap dibantu oleh anak-anak yang sebagian sudah bekerja.

Beliau menjelaskan ia pernah mencoba untuk berjualan namun tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga usaha tersebut tidak ia lanjutkan,

saya pernah berjualanmenjadi tapi malah jadi beban karena saya tidak tega hati

untuk meminta bayaran, saya tidak cocok kalau berbisnis, saya pernah waktu itu jual barang

dagangan sedikit tetapi kebetulan ketemu dengan orang-orang yang sulit untuk membayar,

ibu-ibu sebenarnya sangat senang tetapi saya yang jadi tidak enak hati sehingga membuat

musuh saja karena kesal dengan orang karena untungnya juga tidak seberapa. Jadi untuk

sekarang ini hanya dikasi dari anak-anak yang sudah bekerja untuk biaya sehari-hari, makan

(30)
[image:30.595.231.375.118.226.2]

66

Gambar 4. Ibu Tuginem

Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti

Ibu Muriati juga memberikan penjelasan mengenai perekonomian dulunya tergantung kepada suami, ketika sudah berpisah untuk memenuhi kebutuhan keluarga terpaksa menggadaikan rumahnya.

Gambar 5. Ibu Muriati (Butet)

Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti

Beliau menuturkan, sebagai orangtua apapun yang saya bisa, saya akan lakukan demi anak-anak, rumah saya, saya gadaikan untuk anak saya yang pertama mau bekerja, dan

sisanya saya buka usaha rumah makan kecil-kecilan didepan rumah supaya bisa bantu

pendapatan untuk bayar rumah, selain dari beberapa kadang dapat dari anak yang udah

kerja.

[image:30.595.244.354.419.565.2]
(31)

istrinya tidak begitu sulit dalam permasalahan ekonomi walaupun beliau tidak bekerja, berikut pernyataannya langsung,

mengenai pembagian keuangan akan lebih memprioritaskan untuk biaya pendidikan

anak yang paling kecil karena cuma dia yang masih sekolah, kita yang penting usahakan

sekolah dulu, meskipun saya hanya sebagi tukang bangunan dan terkadang tukang becak,

yang penting-penting lainnya agak disampingkan seperti tv ataupun kereta. barang-barang

elektronik terbilang masih terbantu karena kalo saya kerja anak terbiasa sendiri kadang

tinggal sama kakak atau abangnya kadang juga saya titip ke kakeknya jadi fasilitas masih

yang ada dirumah kakeknya saja, malahan kadang gak mau pulang dari rumah kakeknya.

Dari uraian hasil peneltian, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan keluarga berkaitan erat dengan masalah ekonomi yang berkaitan dengan masalah finansial keluarga. mengenai pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehingga menjadi tulang punggung keluarga dan menjadi tumpuan nafkah keluarga. apabila dahulu hanya suami/ayah yang bekerja sekarang ibu harus bekerja atau mengusahakan segala cara demi terpenuhinya kebutuhan keluarga, apabila sebelum menjadi orangtua tunggal ibu dan ayah sama-sama bekerja maka ekonomi tidak akan terasa begitu sulit dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga. Dalam hal ini baik ibu dan bapak yang sebelumnya telah bekerja maupun tidak bekerja dalam kesehariannya akan lebih mandiri, mengusahakan dengan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, lebih cermat dalam mengatur uang sehingga keadaan ekonomi keluarga semakin baik.

4.2.3 Strategi dalam MemilihPendidikan Anak

(32)

68

tanggung jawabnya, menguasai diri, menjalankan peran sosialnya serta mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Sebagai orangtua tunggal memiliki peran yang penting dalam keluarga, perubahan peran yang paling dominan karena memiliki peran baru yakni sebagai figur ibu dan juga sebagai figur ayah dalam rumah tangga. dan harus memiliki tanggung jawab paling besar terhadap pendidikan anak-anak.

Berikut pernyataan dari beberapa orangtua tunggal mengenai strategi dalam pendidikan anak:

Ibu Siti Aisyah mengatakan,

saya sendiri memberi contoh pada anak, jika saya menyuruh saya juga memberi

contoh pada dia, ‘ibu saja sampai sekarang masih mau belajar, kenapa kamu yang masih

muda nggak belajar’, saya tidak mengharuskan anak saya jadi ini itu, yang penting sekolah

[image:32.595.278.355.565.691.2]

dulu yang bagus, masalah rejeki itu tuhan yang ngatur.

Gambar 6. Ibu Siti Aisyah dan Anaknya

(33)

Beliau juga menceritakan bahwa ia selalu menanamkan kepada anaknya untuk sekolah hingga jenjang yang tinggi, dan dalam mendidik anak-anak selalu tenang agar ibu dan anak dapat saling mengerti keadaan keluarga sehingga anak dapat lebih menghargai ibu yang kini menjadi kepala keluarga dengan segala keterbatasannya.

Anak-anak dapat berkembang dengan baik walau tanpa ayah namun tidak dipungkiri bahwa peran ayah sangat dibutuhkan anak, beliau menceritakan anaknya sering mengalami minder karena ketiadaan ayah, penuturannya beliau secara langsung,

anak saya kadang minder karena ketiadaan seorang bapak, terkadang dia juga tanya

bapaknya kemana, tapi saya langsung nyatakan kalau bapak sudah meninggal, terus kirimin

doa biar bapak masuk surga, dia melihat kawan-kawan seusianya yang masih punya bapak

sering jeput sekolah itulah yang membuat dia heran dan kadang bertanya, tapi untunglah

anak saya dapat memahami dan juga karena saya tinggal bersama orangtua, kakeknya bisa

membuatnya sedikit tenang karena kalo ada apa-apa dia ngadu ke kakeknya jika saya

bekerja, mau itu dalam ngajari belajar sekolah maupun lainnya jadi saya sedikit terbantu

[image:33.595.185.384.500.635.2]

meskipun saya sering tidak dirumah karena bekerja.

Gambar 7 dan 8. Ibu Siti Aisyah Dan Anaknya

Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti

(34)

70

Pernyataan lain juga dikatakan ibu Herawaty, dalam mendidik selalu membantu anak-anak ketika mengalami kesulitan dalam segala hal sehingga anak-anak-anak-anak tidak merasa mendapat kasih sayang yang kurang,

Beliau mengungkapkan, pokoknya saya berusaha memberikan bimbingan pada anak misalnya anak-anak mengalami kesulitan dalam masalah belajar, atau dalam masalah

tugasnya, masalah lain-lain, misalnya untuk transportasi dan sebagainya, pokoknya diberi

pengertianlah misalnya ada kesulitan ya ngomong terus terang saja sama orangtua nanti

gimana kita pecahkan bersama.

Beliau menjelaskan bahwa ia selalu menanamkan kepada anak- anak untuk selalu terbuka apabila anak-anak memiliki suatu permasalahan, beliau memberikan pernyataannya,

prinsipnya pokoknya diberi kebebasan bukan bebas terus atau lepas semua terserah

tapi masih dalam batas kewajaran semua, misal dalam pergaulan atau hal yang lain kamu

sudah besar kamu sudah bisa milah-milah mana yang baik mana yang nggak, ya bebas

namun tetap dalam batas kewajaran, dilepas tapi juga masih tetap dalam pengawasan.

Beliau juga menambahkan cerita bahwa, anak yang terakhir yang dahulunya manja, kini setelah ayah meninggal berubah menjadi anak yang baik dan dapat menerima

ketiadaan ayah, sekarang apa nurut nggak pernah memberontak, dulu kalo minta

apa-apa nangis tapi sekarang terlihat perubahannya tanpa dikasih tahu otomatis sudah ngerti.

Ibu Herawaty berusaha mengarahkan anak agar dapat berkembang dan bergaul dengan bebas namun terbatas tanpa kekangan dari orangtua namun beliau memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada anak, anak-anak dianggap telah dewasa dan diberi kepercayaan untuk memilih jalan yang baik.

(35)

segala urusan yang menyangkut keperluan keluarga merupakan tanggung jawab penuh sehingga ibu senantiasa mengingatkan dengan tidak mengekang anak-anak, berikut penuturannya,

ya misalnya beban untuk kewajiban rumah yang melaksanakan saya, nah untuk

mengarahkan anak, saya memang sering dibantu sama anak-anak yang besar beri pengertian

ke anak yang masih sekolah, misalnya orang itu kalau bertindak seperti harus begini, tapi

nggak semata-mata tanpa dipertimbangkan.

Dalam pendidikan beliau selalu menekankan kepada anak, ibu lebih mementingkan pendidikan dalam hal akademik guna bekal anak- anak dihari depan nanti, yang penting tidak macam-macam.

Pendapat lain juga diungkapkan Ibu Muriati,

Beliau senantiasa memberikan perhatian terhadap anak-anaknya, mau itu tentang sekolah, kegiatan sehari-hari dan lainnya, anak-anak pun telah memahami keadaan ibu sehingga tidak memiliki banyak tuntutan kepada ibu, anak-anak berusaha untuk mandiri dan mau bekerja keras dalam segala halnya. Beliau menjelaskan bahwa anak-anak senantiasa menjaga kerukunan dalam keluarga sehingga apabila ada permasalahan segera diselesaikan.

Sama halnya dengan bapak Timan, beliau mengungkapkan setelah berpisah istri peran dalam mendidik anak tetap ia jalani walaupun kini anak yang paling kecil yang butuh perhatian lebih, untuk yang lainnya telah bekerja sehingga waktu untuk bertemu tidak rutin, namun beliau tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan selalu mengingatkan anaknya, tetapi terkadang kalau mau tidur di kasur ngobrol, ini dan sebelum berangkat sekolah mengingatkan harus selalu berdoa.

(36)

72

memberikan nasehat agar berjalan di jalan yang benar serta tidak merasa kekurangan kasih sayang karena hanya adanya satu sosok saja sebagai orangtua. Anak-anakpun dengan bimbingan dan kasih sayang serta sikap terbuka dalam keluarga menjadi lebih mengerti akan keadaan sehingga anak-anak dapat menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri.

4.2.4 Strategi dalam Bermasyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dan bekerja sama, anggota dalam masyarakat termasuk didalamnya keluarga setiap anggota keluarga memiliki tugas-tugas masing-masing sebagai suatu kesatuan sosial. Sebagai orangtua tunggal juga secara otomatis akan terus berhubungan dengan masyarakat dalam kesibukannya sebagai pencari nafkah keluarga dan memiliki tanggung jawab penuh urusan baik dalam keluarga maupun urusan luar keluarga. Dengan menyesuaikan diri keadaan yang baru juga tetap melaksanakan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat sehingga mampu mengadakan penyesuaian diri secara efektif yakni senantiasa menjaga keselarasan dalam hubungan sosialnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut beberapa pendapat dari informan mengenai penyesuaian diri sebagai orangtua tunggal dalam masyarakat:

Ibu Siti aisyah mengungkapkan karena keterbatasannya dalam hal waktu sehingga ia tidak dapat menyesuaikan dengan keadaan, apabila kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan keluarga, contohnya pengajian ibu-ibu dan sebagainya terbilang jarang ikut serta, tetapi sebatas tegur sapa selalu diupayakan meskipun terus sibuk setiap harinya dalam bekerja. Berikut penuturannya,

kalau itu pengajian saya tidak aktif ikut, karena takutnya ganggu waktu pekerjaan yng

(37)

kemudian kalau ada ngumpul-ngumpul apa, ada undangan apa saya selalu berusaha hadir

itupun kalau jam kerja sudah selesai atau sebisanya diatur.

Ibu Herawaty juga berpendapat sangat aktif dalam mengikuti kegiatan masyarakat dan suka cerita-cerita dengan tetangga ketika pekerjaan tidak ada.

Gambar 9. Ibu Herawaty

Sumber. Koleksi pribadi peneliti

Beliau mengatakan, saya itu ikut Dharma wanita dan aktif, Dan sekarang malah turut sebagai pengurus arisan sudah hampir 2 tahun menjadi bendahara. Ya dengan hal beginian

saya merasa ada kawan-kawan untuk sosialisasi ada kawan cerita mengenai suatu hal dan

saya juga menganggap kegiatan seperti itu sangat penting karena bagi saya keluarga

terdekat adalah tetangga sekitar, jadi kalo ada apa-apa yang terjadi dirumah selalu tetangga

tempat kita meminta pertolongan, untuk itu dalam hal kemasyarakatan seperti itu saya ikuti

terus.

Hal serupa juga dikatakan oleh ibu tuginem, beliau mengatakan hubungandengan masyarakat seperti tetangga sekitar baik-baik saja kalau ada kerja bakti dan hajatan selalu

ikut.saya mengikuti pkk, posyandu, kalau ada tetangga yang mempunyai hajatan, sebisa

mungkin membantu kalau ada hajatan biasanya saya membantu memasak kalau ada nikahan,

lahiran anak atau ada yang meninggal. Kalau arisan bapak-bapak dan kerja bakti biasanya

anak laki-laki yang mengikuti kerja bakti sebagai pengganti bapak.

(38)

74

pengajian, berhubung karena harus terus di warung maka sekarang hanyamenjadi anggota saja supaya tidak sering meninggalkan warung, karena harus kesana-kesini, dan untuk kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan pertemuan bapak-bapak, beliau selalu mengarahkan anak yang laki-laki untuk aktif dalam kegiatan masyarakat selain menjaga hubungan yang baik dengan anggota masyarakat juga sebagai sarana pembelajaran bagi anak beliau.

Pernyataan dari bapak Timan, kalau untuk pengajian bapak-bapak memang ikut dilibatkan terus saya pribadi, ataupun misalnya ada acara di lingkungan rumah saya, ikut

[image:38.595.264.347.359.497.2]

paling tidak bantu-bantu kerja.

Gambar 10. Bapak Timan

Sumber: Koleksi Pribadi Peneliti

Beliau juga mengungkapkan apabila ada kegiatan yang menyangkut dengan kegiatan ibu-ibu akan mewakilkan kepada anak perempuan sebagai pengganti ibunya, ya seperti bantu-bantu penyediaan konsumsi untuk kegiatan di daerah rumah.

(39)
(40)

76 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai Strategi Orangtua Tunggal dalam Mengasuh Anak yang berlokasi di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu, maka dapat diperoleh kesimpulan:

Bahwa Kondisi sebagai orangtua tunggal memang tidak semua bisa menghadapi, apalagi jika ditambah pandangan dan komentar miring sebagian masyarakat.Penghormatan dengan cukup dengan menghargai orangtua tunggalsebagai seorang manusia atas segala perjuangan yang dihadapinya dan menerima struktur keluarga yang dianut oleh seorang orangtua tunggal (meliputi orangtua dan anak).Tidak perlu sampai mengasihani secara berlebihan.

Demikian pula halnya pengawasan serta pengasuhan orangtua tunggal cenderung berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.Pengawasan yang kurang terhadap anak-anak dalam melakukan aktivitas pekerjannnya sehari-hari dapat membuat mereka bingung dalam menentukan tindakan karena tidak mempunyai tempat untuk berbagi.Sumber seperti pendapatan dan faktor penyebab stres lainnya dapat menentukan apakah orangtua tunggal dan anaknya mencerminkan perilaku yang positif atau negatif dalam aspek psikologisnya seperti hubungan anak kepada orangtua.

(41)

juga ketika ayah tunggal yang mengasuh anak, maka si ayah akan merasakan bahwa menjadi ayah itu merupakan proses yang menantang bagi seorang pria, dimana proses ini dapat menyebabkan berbagai gejolak emosional karena para ayah tidak terbiasa dengan afeksi11

5.2Saran

kompleks yang dimunculkan dalam hubungan ayah anak, dimana ayah mempunyai peran ganda dalam mencari nafkah, membesarkan, mendidik, dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

Dilihat dari perilaku anak yang berasal dari keluarga single parent ada dua bentuk, Pertama, bagi anak yang berhasil dalam menyesuaikan diri akan memiliki perilaku yang dewasa, mandiri, bertanggung jawab dan percaya diri. Kedua, anak yang tidak berhasil menyesuaikan diri memiliki perilaku cenderung bergantung pada orang lain, tertutup, dan tidak mudah bergaul.Perilaku ini dapat diketahui melalui perilaku sehari-hari yaitu di rumah maupun di lingkungan bermain anak tersebut.Mereka hidup tanpa seorang ayah atau ibu, secara psikologis hal itu berpengaruh terhadap perilaku.

Persepsi atau tanggapan lingkungan sekitar, seperti tetangga maupun saudara tentang keluarga single parent beragam, namun sebagian besar memberikan pendapat bahwa keluarga

single parent memiliki perilaku yang lebih dewasa, serta lebih mandiri. Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan apabila orang tua tunggal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan peran dan status tidak menjadi halangan baginya menjadi orangtua teladan dalam mengasuh serta mendidik anaknya dengan bijaksana yang akan berpengaruh pada anak sehingga ia memiliki kepribadian dan perilaku yang baik pula.

Berdasarkan hasil penelitian penulis juga memiliki saran dan harapan kepada para orangtua tunggal untuk mempertimbangkan kembali memakai pola asuh yang kurang baik,

11

(42)

78

(43)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Letak

Kabupaten Labuhanbatu dengan Ibukota Rantauprapat merupakan salah satu kabupaten yang berada pada kawasan pantai timur Provinsi Sumatera Utara yang terletak pada koordinat 1°41’- 2°44’ Lintang Utara dan 99°33’ - 100°22’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 - 700 meter diatas permukaan laut.

[image:43.595.229.371.553.673.2]

Kabupaten Labuhanbatu mempunyai kedudukan yang cukup strategis yaitu berada pada jalur lintas timur Sumatera dan berada pada persimpangan menuju Propinsi Sumatera Barat dan Riau, yang menghubungkan pusat-pusat perkembangan wilayah di Sumatera dan Jawa serta mempunyai akses yang memadai ke luar negeri karena berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Kawasan Kabupaten Labuhanbatu terdiri dari kawasan perkotaan, kawasan, kawasan pesisir/pantai dan kawasan perbatasan/pedalaman.

Gambar 1. Peta Kabupaten Labuhanbatu

(44)
[image:44.595.85.487.104.203.2]

28

Tabel 1. Batas Wilayah Kabupaten Labuhanbatu LUAS 256.138 HA atau 2.561,38 KM²

BATAS-BATAS:

Utara Kabupaten Labuhan Batu Utara & Selat Malaka Timur Provinsi Riau

Selatan Kabupaten Labuhan Batu Selatan &Kabupaten Padang Lawas Utara Barat Kabupaten Labuhan Batu Utara

2.2 Sejarah

1.2.1 Sebelum Zaman Penjajahan Belanda

Sistem Pemerintahan Kabupaten Daerah Tingkat II Labuhanbatu sebelum penjajahan Belanda adalah bersifat Monarki. Kepala pemerintahan disebut Sultan dan Raja yang dibantu oleh seorang yang bergelar Bendahara Paduka Sri Maharaja dan bertugas sebagai Kepala Pemerintahan sehari-hari (semacam Perdana Menteri). Selanjutnya di bawah Bendahara Sri Paduka Maharaja ada Tumenggung yang menjadi Jaksa Merangkap Kepala Polisi. Kemudian ada Laksamana yaitu Panglima Angkatan Laut/Panglima Perang.Di bawah Laksamana ada Hulu Balang atau Panglima Angkatan Darat.Kemudian ada pula Bentara kanan bertugas sebagai ajudan Sultan dan Bentara kiri yang menjadi Penghulu Para Bangsawan.

1.2.2 Zaman Penjajahan Belanda

Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu, dari berbagai keterangan yang dihimpun, diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk ke Labuhan Batu berkisar tahun 1825.Namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhanbatu setelah selesai Perang Paderi (berkisar tahun 1831).

1.2.3 Zaman Penjajahan Jepang

(45)

(Tanjung Tiram).Dari Perupuk sebagian tentara Jepang tersebut melanjutkan gerakan Pasukan untuk merebut Kota Tebing Tinggi dan selanjutnya Kota Medan.Dan sebagian lagi ke Wilayah Tanjung Balai yang pada saat itu sebagai Pusat Pemerintahan Afdeling Asahan.Dari Asahan (Tanjung Balai) selanjutnya ke wilayah Labuhan Batu untuk merebut Kota Rantau Prapat.

1.2.4 Setelah Proklamasi

Dalam perkembangan berikutnya jalannya pemerintahan di Kabupaten Labuhanbatu yang dilaksanakan oleh Komite Nasional Daerah sampai dengan awal Tahun 1946 kurang dapat berfungsi dengan baik.Hal ini akibat fokus pemikiran pada waktu itu lebih ditujukan untuk mempersiapkan perlawanan fisik kepada penjajah Belanda yang selalu berupaya merebut kembali ke Negara RepublikIndonesia yang telah merdeka dan berdaulat sejak tanggal 17 Agustus1945.Pada bulan maret 1946 terjadi Peristiwa Revolusi Sosial di Sumatera Timur (termasuk Labuhanbatu) yang mengakibatkan tergangggunya roda pemerintahan, keamanan dan ketertiban di wilayah LabuhanBatu.

1.2.5 Pemekaran Labuhanbatu

Pada tahun 2008 kabupaten Labuhanbatu mengalami pemekaran wilayah menjadi 3 kabupaten yaitu Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten Labuhanbatu Utara.Setelah pemekaran wilayah tersebut, Kabupaten Labuhanbatu hanya terdiri dari 9 Kecamatan yaitu:

(46)

30 5. Panai Hulur

6. Panai Tengah 7. Panai Hilir 8. Rantau Selatan 9. Rantau Utara

[image:46.595.97.525.322.530.2]

2.3Kependudukan

Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Labuhanbatu 2014

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Per 31 Desember 2015

No Kecamatan Jumlah Penduduk

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Rantau Utara 52.585 52.399 104.984

2 Rantau Selatan 35.814 35.623 71.437

3 Bilah Barat 21.198 20.836 42.034

4 Bilah Hilir 29.564 28.331 57.895

5 Bilah Hulu 34.182 33.466 67.648

6 Pangkatan 20.154 19.888 40.042

7 Panai Tengah 19.515 18.296 37.811

8 Panai Hilir 21.121 19.884 41.005

9 Panai Hulu 19.715 18.802 38.517

Jumlah 253.848 247.525 501.373

Kecamatan/District

Luas/Area Penduduk/Population Kepadatan Penduduk/ Population

Density

KM % JUMLAH %

BILAH HULU 293,23 11,45 60.889 13,42 208

PANGKATAN 355,47 13,88 33.157 7,31 93

[image:46.595.81.545.588.766.2]
(47)
[image:47.595.80.469.136.309.2]

Tabel 4. Jumlah Penduduk Status Cerai Hidup dan Cerai Mati Kabupaten Labuhanbatu Per 31 Desember 2015

No Kecamatan Keterangan

Cerai Hidup Cerai Mati

1 Rantau Utara 1.240 3.525

2 Rantau Selatan 759 2.134

3 Bilah Barat 395 1.046

4 Bilah Hilir 362 1.616

5 Bilah Hulu 640 1.935

6 Pangkatan 491 1.187

7 Panai Tengah 232 9.12

8 Panai Hilir 271 1.132

9 Panai Hulu 235 1.007

Jumlah 4.625 14.494

Dari penjelasan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penduduk kabupaten labuhanbatu tepatnya di kecamatan Rantau Utara banyak terdapat keluarga yang memiliki status bercerai sebanyak 4.765 jiwa, bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

2.3.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

(48)
[image:48.595.138.489.138.430.2]

32

Tabel 5.Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Labuhanbatu

Tahun 2014

Kelompok Umur / Age Group

Penduduk / Population (Orang) Laki-laki / Male Perempuan / Female Jumlah / Total

0 – 4 27.890 27.463 55.353

5 – 9 26.143 25.041 51.184

10 – 14 24.137 23.067 47.204

15 – 19 23.360 22.307 45.667

20 – 24 20.678 19.895 40.573

25 – 29 19.584 19.002 38.586

30 – 34 17.855 17.560 35.415

35 – 39 15.717 15.496 31.213

40 – 44 13.622 13.258 26.880

45 – 49 11.688 11.825 23.513

50 – 54 9.832 9.847 19.679

55 – 59 7.635 7.286 14.921

60 – 64 4.785 4.821 9.606

65 – 69 2.632 3.009 5.641

70 – 74 1.750 2.312 4.062

75 + 1.802 2.331 4.133

Labuhanbatu 229.110 224.520 453.630

Dari penjelasan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penduduk kabupaten labuhanbatu sebagian besar merupakan golongan usia remaja dan dewasa (usia produktif), yaitu sebanyak 261.526 jiwa, bila dibandingkan dengan usia muda yaitu 153.741 jiwa dan golongan usia tua (usia non produktif), yaitu 38.363 jiwa.

2.3.2 Mata Pencaharian

(49)
[image:49.595.139.484.141.344.2]

Tabel 6. Banyaknya Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2013

Kelompok Umur / Age Group

Penduduk / Population (Orang) Laki-laki /

Male

Perempuan / Female

Jumlah / Total

15 – 19 14.416 1.818 16.234

20 – 24 12.790 8.312 21.102

25 – 29 18.459 6.250 24.709

30 – 34 16.449 10.839 27.288

35 – 39 14.507 6.935 21.442

40 – 44 13.254 7.220 20.474

45 – 49 8.714 5.066 13.780

50 – 54 10.084 5.162 15.246

55 – 59 3.882 778 4.660

60 + 7.297 1.332 8.629

Labuhanbatu 119.852 53.712 173.564

(50)
[image:50.595.80.478.141.313.2]

34

Tabel 7. Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Labuhanbatu menurut LapanganUsaha/Sektor

(Persen)

Lapangan Usaha/Sektor Struktur

Tahun 2012 Tahun 2013

Pertanian 19,51 19,78

Pertambangan dan Penggalian 1,67 1,64

Industri Pengolahan 43,83 43,79

Listrik, Gas dan Air Bersih 0,38 0,36

Bangunan 2,42 2,41

Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,88 16,55

Pengangkutan dan Komunikasi 4,30 4,21

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,40 1,41

Jasa-jasa 9,62 9,86

PDRB 100,00 100,00

2.3.3 Pendidikan

(51)
[image:51.595.93.486.108.323.2]

Tabel 8. Jumlah Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Labuhanbatu

Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama

SD SLTP/ SMP SMA SMK MI MTs MA

Bilah Hulu 48 6 2 8 1 11 6

Pangkatan 28 4 1 1 - 4 1

Bilah Barat 32 5 2 1 2 6 2

Bilah Hilir 30 7 2 - 4 9 4

Panai Hulu 22 7 3 1 3 4 2

Panai Tengah 34 6 2 - 6 4 2

Panai Hilir 31 8 1 1 8 8 4

Rantau Selatan 22 5 3 8 5 4 2

Rantau Utara 33 13 9 9 4 7 3

JUMLAH 280 61 25 29 33 57 26

Berdasarkan data dari badan pusat statistik Kabupaten labuhanbatu dapat terlihat dari tabel diatas bahwa secara keseluruhan tingkat pendidikan di Kabupaten labuhanbatu sangat beragam.

2.3.4 Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan

Masyarakat di Kabupaten labuhanbatu khususnya di Kecamatan rantau utara termasuk masyarakat yang heterogen dengan latar belakang pendidikan, agama, mata pencaharian yang berbeda-beda, namun dalam pola kehidupan sehari-hari masyarakat begitu menjaga keselarasan hidup bersama dengan saling menghargai dan menghormati satu dengan yang lain. Sebagian besar masyarakat masih sangat melestarikan kebudayaan yang masih melekat kuat, seperti gotong royong, kekeluargaan, dan acara-acara tradisi yang dilakukan oleh warga masyarakat baik religius maupun tradisional.

(52)

36

misalnya bapak-bapak bertugas mengatur perlengkapan dan peralatan pernikahan, ibu-ibu bertugas mengatur konsumsi dan pemuda-pemudi akan membantu dalam hal yang lainnya.

Semangat kerukunan dan kekeluargaan merupakan fondasi yang terus dijaga dalam kehidupan bersama demi terciptanya keharmonisan dan keselarasan.Hal ini kemudian diaplikasikan dalam bentuk organisasi masyarakat yang terus berjalan, seperti perwiridan bapak-bapak pada malam-malam tertentu, serta pengajian ibu-ibu pada sore hari yang dilaksanakan pada hari tertentu juga.

2.3.5 Bahasa

Kabupaten labuhanbatu terkhusus kota rantauprapat merupakan kota multi etnis, yang dihuni oleh suku jawa, suku melayu, suku batak, suku mandailing, dan suku tionghoa. Kemajemukan etnis menjadikan kota rantauprapat kaya akan kebudayaan yang beragam. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat kota rantauprapat tergantung dari suku mana mereka dilahirkan dan lingkungan tempat tin

Gambar

Gambar 2. Ibu Siti Aisyah
Gambar 3. Ibu Herawaty
Gambar 4. Ibu Tuginem
Gambar 6. Ibu Siti Aisyah dan Anaknya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada saluran pemasaran yang kedua melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu pedagang pengecer saja besarnya rata-rata biaya, keuntungan, marjin pemasaran dan share margin

dengan judul “ Perbandingan efektivitas penggunaan kompres ekstrak lidah buaya ( gel aloe vera ) dengan kompres air hangat pada penurunan tingkat skala nyeri phlebitis pada

Kepuasan konsumen menjadi sangat penting karena pada kenyataan yang ada, konsumen yang tidak puas terhadap pelayanan jasa yang didapatkannya cenderung akan mencari penyedia layanan

Dua bentuk perkembangan keilmuan yang terjadi di dunia Islam, khususnya pada awal perkembangan, mengisyaratkan adanya sebuah tradisi yang hidup dan bersumber

dolom kegioton Pelotihon Penyusunon Bohon Ajor dengon Pendekoton Contextuol Teoching Leorning (CTLI, Juruson Pendidikon Dunio Usoho, Fokultos llmu Sosiol, Univenitos

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit Jabatan

[r]

Data yang digunakan untuk memperoleh informasi spasial RTH Kota Bandung adalah data Citra Quickbird tahun 2010. Jika dilihat dari perkembangan Kota Bandung, dari