• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Konseptual Knapsack Sprayer untuk Budidaya Kelapa Sawit melalui Pendekatan Ergonomi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain Konseptual Knapsack Sprayer untuk Budidaya Kelapa Sawit melalui Pendekatan Ergonomi."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN KONSEPTUAL

KNAPSACK SPRAYER

UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT

MELALUI PENDEKATAN ERGONOMI

BRIAN HOFFNI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Desain Konseptual Knapsack sprayer untuk Budidaya Kelapa Sawit melalui Pendekatan Ergonomi

adalah benar karya saya dengan arahan dari Prof. Dr. Ir Tineke Mandang MS dan Dr. Ir. M Faiz Syuaib M.Agr dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada

perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

(4)

ABSTRAK

BRIAN HOFFNI. Desain Konseptual Knapsack Sprayer untuk Budidaya Kelapa Sawit melalui Pendekatan Ergonomi. Dibimbing oleh Tineke Mandang MS dan M Faiz Syuaib.

Pendekatan ergonomi dalam perancangan suatu alat bertujuan untuk mendapatkan keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man – machine system). Salah satu alat yang penting dalam budidaya kelapa sawit adalah knapsack sprayer. Oleh karena itu, kajian ergonomi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain optimal sesuai dengan karakteristik fisik operator. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko gerak pada pengoperasian knapsack sprayer. Bedasarkan kuisoner Nordic Body Map diketahui bahwa secara umum operator di lokasi studi mengalami keluhan nyeri atau kelelahan otot pada bagian kaki (28%), lengan atas kiri (27%) dan leher (14%). Analisis Range of Motion menyatakan bahwa bagian fleksi pinggul, fleksi bahu, dan fleksi leher berada pada Zona berbahaya (Zona 3). Evaluasi ergonomi terhadap postur kerja operator menggunakan metode Rapid Entire Body Asesessment (REBA) menunjukan pada elemen kerja Loading, Pumping, dan Spraying berada diatas skor 8 sehingga diperlukan perubahan kondisi kerja. Analisis beban kerja menyatakan bahwa diperlukan pengurangan beban menjadi 17 kg dengan distribusi pembebanan 14 kg untuk larutan herbisida dan 3 kg bobot tangki kosong. Oleh karena itu, dimensi knapsack sprayer yang direkomendasikanadalah 390 mm x 171 mm x 534 mm dan panjang tuas pompa 720 mm. Waktu istirahat yang direkomendasikan adalah 125 menit untuk 4 jam kerja efektif pengoperasian knapsack sprayer.

(5)

ABSTRACT

BRIAN HOFFNI. Conceptual Design of Knapsack Sprayer for Oil Palm Cultivation through Ergonomics Aprroach. Supervised by Tineke Mandang and M Faiz Syuaib.

Designing a tool/machine needs ergonomics aprroach in order to match between man-machine system. One of the important tools in oil palm cultivation is knapsack sprayer. This study was conducted in aiming to understand risk occupational knapsack sprayer operation. So, ergonomic analysis is needed for these activities to understand the need of intervention to reduce the risks of working and complaints that occur. Based on Nordic Body Map questionnaire, the operator of knapsack sprayer suffered muscular fatigue and pain on the leg (28%), the left upper arm (27%) and the neck (14%). Based on the Range of Motion’s criteria, dangerous zone (Zone 3) were identified on hip flexion, shoulder flexion and neck flexion. Futhermore, REBA method was applied to evaluate the work posture in detail. The REBA revealed that score of 8 or more were resulted on “Loading”, “Pumping”, and “Spraying” work elements. These mean that the work element were high level of MSD’s risk, thus changing in the working condition is needed soon. Workload analysis found that 17 kg of total weight knapsack sprayer with the dimension of knapsack sprayer’s tank is (390 x 171 x 534) mm and pump lever length is 720 mm. Recomamanded resting time for knapsack sprayer operator is 125 minutes for 4 hours efective working time.

(6)

DESAIN KONSEPTUAL

KNAPSACK SPRAYER

UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT

MELALUI PENDEKATAN ERGONOMI

BRIAN HOFFNI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(7)
(8)

Judul : Desain Konseptual Knapsack sprayer untuk Budidaya Kelapa Sawit melalui Pendekatan Ergonomi

Nama : Brian Hoffni NIM : F14110055

Disetujui oleh :

Prof.Dr.Ir.Tineke Mandang MS. Dr. Ir. M Faiz Syuaib M.Agr

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mengetahui

Dr. Ir. Desrial M.Eng Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Desain Konseptual Knapsack sprayer untuk Budidaya Kelapa Sawit melalui Pendekatan Ergonomi”dapat diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Tineke Mandang MS selaku dosen pembimbing I, Dr. Ir. M Faiz Syuaib M.Agr selaku dosen pembimbing II dan Ir Mad Yamin MT selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis. Selain itu juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Sudrajat MS selaku penanggung jawab Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit IPB-Jonggol

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah (Hermanto SE, STh), ibu (Rita Imelda) serta adik (Yunike Julian) atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ruth Theresia atas dukungannya serta teman-teman Teknik Mesin dan Biosistem angkatan 48 (Regenboog) yang selalu membantu selama kegiatan perkuliahan. Selain itu juga kakak-kakak tingkat (Ensamble 44, Magenta 45, Orion 46 dan Antares 47) yang membantu memberikan masukan dan arahan selama kegiatan perkuliahan. Terima kasih kepada seluruh staff pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya selama kegiatan perkuliahan.

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2015

(10)

vi

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Ruang Lingkup Kegiatan 2

METODE 2

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gerak Kerja Penyemprotan 10

Tingkat Resiko Gerak 12

Nordic Body Map (NBM) 12

Range of Motion (ROM) 13

Rapid Entire Body Assessment (REBA) 14

Total Energy Expenditure (TEE) 16

Penilaian Ergonomi Pengoperasian Knapsack sprayer 17

Kriteria Perancangan 18

Rancangan Fungsional 18

Rancangan Struktural 19

Rekayasa Prosedur Kerja 21

PENUTUP 23

Simpulan 23

Saran 23

(11)

DAFTAR TABEL

1 Konversi BMR ekivalen VO2 bedasarkan luas permukaan tubuh 8 2 Definisi Elemen Kerja Pengoperasian Knapsack sprayer 11

3 Distribusi selang gerak maksimal operatora 14

4 Total Energy Expenditure Operator 17

5 Rancangan fungsional 18

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir prosedur penelitan 4

2 Anggota tubuh manusia 6

3 Range Of Motion (ROM) 7

4 Worksheet REBA 8

6 Elemen-elemen kerja pengopersian knapsack sprayer 11 7 Presentase keluhan cedera dengan kuisoner Nordic Body Map 12 8 Nilai skor REBA terhadap elemen kerja operator knapsack sprayer 15

9 Komponen utama knapsack sprayer 19

10 Dimensi tangki dan tuas pompa knapsack sprayer rekomendasi 20 11 Desain rekomendasi tuas pompa pada model manekin 20 12 Letak posisi rekomendasi tangki knapsack sprayer 22

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta Kebun Kelapa Sawit IPB-Jonggol 25

2 Kuisoner Nordic Body Map 26

3 Tabel Rapid Entire Body Assessment 28

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor penting untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 melindungi setiap operator/buruh untuk memperoleh perlindungan atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Operator harus memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja dan memastikan bekerja dalam kondisi yang aman agar dapat bekerja dengan optimum dan memacu produktivitas yang tinggi,. Tidak terkecuali pada proses budidaya kelapa sawit yang memiliki banyak resiko kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Menurut data BPS (2010), jumlah produksi minyak kelapa sawit pada tahun 2009 sebesar 13.872.602 ton kemudian meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 14.038.148 ton. Hal ini berdampak pada terus ditingkatkannya produktivitas kelapa sawit yang mencapai 19.844.901 ton dan menempatkan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia (Ditjebun 2010). Ini diikuti dengan peningkatan jumlah tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit sebesar 5.005.412 orang. Kunci daya saing minyak kelapa sawit terletak pada mutu. Bukan hanya mutu produk yang dihasilkan saja tetapi juga mutu pengolahan, mutu management, mutu lingkungan, mutu personal, serta mutu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diterapkan pada perusahaan. Banyak sedikitnya kecelakaan kerja yang terjadi pada suatu perusahaan akan mempengaruhi image perusahaan yang berdampak langsung pada daya saing kelapa sawit di pasaran.

(14)

2

Pendekatan ergonomi dalam perancangan suatu mekanisme alat bertujuan untuk mendapatkan keserasian antara manusia dengan sistem kerja (man – machine sistem). Desain knapsack sprayer penting dilakukan sesuai dengan gerakan–gerakan kerja efisien. Gerakan–gerakan manusia dalam bekerja perlu dirancang secara ergonomis, agar tidak menimbulkan mudah lelah atau nyeri. Oleh karena itu, agar terjadi keseimbangan beban tubuh dengan beban kerja perlu adanya design, redesign, substitusi, atau modifikasi alat dan lingkungan kerja. Konsekuensi situasi kerja dengan lingkungan kerja yang kurang sesuai secara ergonomi adalah kondisi tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan seseorang bias mengalami ganguan kesehatan seperti nyeri, gangguan otot rangka, dan penurunan daya dengar.

Tujuan

Penelitian ini dilakukan pada proses pemeliharaan kelapa sawit dengan menggunakan knapsack sprayer bertujuan untuk :

1. Mengkaji tingkat resiko ergonomi pada penggunaan knapsack sprayer dalam budidaya kelapa sawit

2. Mengkaji kesesuaian desain penggunaan knapsack sprayer sesuai karakteristik fisik operator .

3. Mendesain ulang knapsack sprayer sesuai dengan karakteristik fisik operator.

Ruang Lingkup Kegiatan

Pendekatan yang digunakan dalam memecahkan masalah agar dapat terpusat maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Beberapa batasan-batasan terhadap masalah yang akan dibahas yaitu penelitian akan dilakukan pada penggunaan knapsack sprayer pada budidaya pemeliharaan kelapa sawit bedasarkan postur kerja operator dan beban kerja.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015 – Juni 2015 di Laboratorium Ergonomika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sedangkan pengumpulan data penelitian dilakukan di Kebun Pendidikan dan Penelitian IPB-Jonggol

Bahan dan Alat

(15)

lembaran pengamatan (spreadsheet), Software Autodesk Inventor, media capture photo, antrophometer, stopwatch, timbangan, meteran, dan knapsack sprayer .

Prosedur Penelitian

Secara keseluruhan penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap, tahap pertama yaitu tahap pendahuluan dimana pada tahap ini dilakukan observasi awal mengenai tempat penelitian dan penentuan subjek penelitian. Tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan data. Pada tahap ini, data yang diambil merupakan data yang sifatnya kuantitatif dan kualitatif. Tahap ketiga adalah tahap pengolahan data, pada tahap ini data yang telah diambil baik data kuantitatif maupun data kualitatif akan dianalisis dengan menggunakan metode yang ditentukan peneliti. Tahap keempat adalah tahap konseptual desain, pada tahap ini data yang telah dianalisis akan dilakukan proses optimasi untuk menghasilkan output desain terbaik. Selain itu juga dilakukan rekayasa prosedur kerja untuk menentukan metode pola kerja, batas material yang akan dioperasikan dan lama kerja operator untuk dijadikan sebagai satuan operasional sehingga dapat meningkat produktivitas kerja dan keluhan dari operator. Diagram alir prosedur penelitian dapat terlihat pada Gambar 1.

Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan adalah tahap observasi awal mengenai lingkungan, budaya dan kondisi kerja tempat penelitian. Selain itu dilakukan pula kegiatan percobaan pengambilan data di lapangan dengan rincian sebagai berikut :

1. Observasi kegiatan budidaya pemeliharaan kelapa sawit : Melakukan observasi kegiatan budidaya pemeliharaan kelapa sawit kemudian dilakukan perekaman kegiatan penggunaan knapsack sprayer secara keseluruhan dengan tujuan untuk mengetahui lama waktu yang diperlukan untuk pengambilan gambar setiap operator.

2. Penentuan terhadap elemen-elemen kerja : Penelitian ini dilakukan untuk memfokuskan pada kegiatan pemeliharaan kelapa sawit sehingga dapat ditentukan batasan elemen-elemen kerja pada keseluruhan kegiatan budidaya kelapa sawit. 3. Pemilihan subjek penelitian : Teknik pemilihan subjek penelitian (sampel

penelitian) akan dilakukan dengan metode convenience sampling. Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan menjadi responden dijadikan sampel.

Tahap Pengambilan Data

Data yang diambil pada penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yang diambil pada penelitian ini adalah data rekaman kegiatan pada lini pemgoperasian knapsack sprayer, data antropometri operator yang telah menjadi sampel, dan dimensi alat kerja. Sedangkan data kualitatif yang diambil adalah data kuesioner yang akan dibagikan kepada subjek penelitian.

(16)

4

Analisis Range of Motion (ROM)

Pengamatan prosedur kerja dan metode pengoperasian alat melalui video , penentuan subjek dan objek, mempelajari data antropoetri dan data

dimensi knapsack sprayer

Gambar 1 Diagram alir prosedur penelitan

(17)

2. Pengambilan data kuesioner : Subjek penelitian diwawancarai yang berisi pertanyaan keluhan musculoskeletal injury dalam penggunaan knapsack sprayer. Pengisian kuesioner tersebut bertujuan untuk mendapatkan data kualitatif yang bersifat perspektif dari subjek penelitian.

3. Pengambilan data anthropometri dan dimensi alat kerja : Pengambilan data anthropometri dan dimensi alat kerja bertujuan untuk mendapatkan data untuk mengetahui kesesuaian dimensi tubuh subjek penelitian dengan alat kerja. Pengukuran antropometri penggunaan knapsack sprayer tersebut diolah untuk dicari rata-rata, data ukuran tubuh minimum dan maksimum.

Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini data yang didapatkan akan diolah sehingga menghasilkan data akhir yang akan digunakan untuk proses optimasi sistem kerja.

1. Pengolahan data gerak dan waktu kerja: Hasil perekaman kegiatan produksi dengan digital video camera digunakan sebagai sumber data utama. Video yang berisi aktivitas operator di konversi ke waktu dan still picture serta dibagi menjadi beberapa elemen kerja berdasarkan pola keseragaman kerja. Kemudian, rekaman video yang telah dianalisis per siklus kerja diubah menjadi still picture untuk dianalisis ke dalam elemen-elemen kerja.

2. Pengolahan data anthropometri dan dimensi alat ukur : Data anthropometri (berat, tinggi dan umur) yang didapatkan di lapang digunakan untuk menentukan Basal Metabolic Energy (BME) dan data anthopometri Jawa Barat (Syuaib 2015) digunakan untuk menganalisis kesesuaian pengguna knapsack sprayer dengan dimensi alat kerja.

Tahap Analisis Data

Pada tahap ini dilakukan analisis dari data data yang sudah diolah untuk digunakan mengetahui parameter beban kerja terhadap pengoperasian alat untuk menjadi acuan perbaikan desain alat melalui tahapan sebagai berikut :

(18)

6

Gambar 2 Anggota tubuh manusia

Sumber : www.ergosystemconsulting.com

(19)

Gambar 3 Range Of Motion (ROM)

Sumber : Openshaw (2006)

(20)

8

Gambar 4 Worksheet REBA

Sumber : Highnet dan Lynn (2000)

4. Total Energy Expenditure (TEE) : Pendekatan ini bertujuan untuk menentukan batasan dengan kriteria pengeluaran energi metabolik dan selanjutnya menentukan kapasitas pengangkatan. Persamaan Du’ Bois (Syuaib 2003) digunakan untuk mengetahui luas permukaan tubuh

A = H 0.725 x W 0.425 x 0.007246 Dimana :

A = Indeks permukaan tubuh H = Tinggi tubuh (cm) W = berat tubuh (kg)

Hasil perhitungan luasan tubuh dengan menggunakan Persamaan (1), nilai BME bisa ditentukan dengan menggunakan tabel konversi yang ditunjukan pada Tabel 1.

Tabel 1 Konversi BME ekivalen VO2 bedasarkan luas permukaan tubuh(ml/menit)

Sumber: Syuaib (2003)

(21)

Setelah diketahui nilai VO2 bedasarkan luasan permukaan tubuh dengan 1 ml setara 5 kkal/menit sehingga dapat diketahui Basal Metabolic Energy (BME). Nilai TEE didapatkan dengan persamaan :

TEE = BME + WEC dimana :

TEE = Total Energi Expenditure (kkal/menit) BME = Basal Metabolic Energi (kkal/menit) WEC = Work Energy Cost (kkal/menit)

Nilai WEC didapatkan dengan menggunakan perkiraan jumlah kalori menggunakan SNI 7269:2009 mengacu beban kerja. Nilai TEE digunakan untuk mengetahui batas minimum waktu istirahat agar terhindar musculoskeletal injury dengan menggunakan persamaan Muller (1965) dimodifikasi :

R (menit) = T ( TEE - S) / K – 1.2 dimana:

R = waktu istirahat yang diperlukan (menit) T = total jam kerja (menit)

TEE = rata-rata energi yang dikonsumsi untuk kerja (kkal/menit) S = Standar beban kerja normal yang digunakan (kkal/menit) Nilai konstanta dari resting level ditetapkan sebesar 1.2 kkal/menit. Tabel 2 Work Energy Cost acuan SNI 7269 : 2009

No Pekerjaan

1 Pekerjaan dengan tangan

Kategori I : ( menulis, merajut) (0.3) 0.6 0.9 3.3 4.1 Kategori II : (meyetrika) (0.7) 1 1.3 3.7 4.5 Kategor III : (mengetik) (1.1) 1.4 1.7 4.1 4.9 2 Pekerjaan dengan satu tangan

(22)

10

Tahap Desain Konseptual

Proses dilakukan setelah mengetahui interaksi alat dan operator dengan keluhan yang dialaminya maka dilakukan perbaikan alat dengan memodifikasi bagian komponen knapsack sprayer. Tahapan ini mencakup melakukan alternatif-alternatif desain bedasarkan kriteria desain yang telah dianalisis melalui pendeketan ergonomic. Selain itu juga dilakukan rekayasa prosedur/cara kerja dengan memetakan pola kerja penggunaan knapsack sprayer¸ berat bahan maksimum yang akan dioperasikan dan lama kerja pengoperasian alat sesuai dengan kapasitas kerja manusia yang telah dianalisis pada tahapan sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain alat/mesin membutuhkan data-data di lapang untuk menentukan desain kriteria untuk memenuhi keinginan pengguna. Hasil desain yang telah dirancang terkadang tidak memenuhi kebutuhan pengguna karena desainer alat/mesin kesulitan untuk mendapatkan data-data yang respresentatif sesuai keadaan di lapang (Rouse dan Boff 1998). Ketidaksesuaian suatu rancangan teknik yang tidak bedasarkan human-center design maka akan menimbulkan keluhan musculoskeletaltrauma pada operator. Pendekatan yang dilakukan untuk menentukan desain terbaik maka perlu dilakukan definisi postur ideal sehingga jumlah beban kerja yang akan diberikan pada operator tidak menimbulkan resiko cedera dalam keadaan bekerja.

Gerak Kerja Penyemprotan

Penelitian dilakukan di Kebun Pendidikan dan Penelitian Kelapa Sawit IPB-Jonggol dikategorikan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dengan total luas lahan 73.4 Ha. Kebun Sawit IPB-Jonggol terbagi menjadi lima blok dengan masing masing blok memiliki luas Blok I seluas 8.4 Ha, Blok II seluas 11.4 Ha, Blok III seluas 18.6 Ha, Blok IV seluas 16.8 Ha dan Blok V seluas 18.2 Ha. Subjek penelitian yang diambil secara keseluruhan total operator knaspack sprayer di kebun sejumlah 5 orang. Rata-rata lamanya bekerja operator menggunakan knapsack sprayer 2 tahun. Kegiatan penyemprotan herbisida pada budidaya kelapa sawit bertujuan untuk mematikan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman sawit. Hal ini dapat menyebabkan tidak hanya penurunan jumlah produksi tetapi juga mutu produksi dari kelapa sawit.

(23)

Pengamatan di lapang menunjukan lama kerja operator pada setiap luasan area lahan adalah berkisar 4 jam/hari. Knapsack sprayer yang digunakan memiliki lebar kerja semprotan 1.2 m pada ketinggian 20 cm dari tanah dan sudut yang terbentuk antara gagang semprot dan tanah adalah 30º – 40º. Total pembebanan yang dialami operator pada tangki kosong dan tangki terisi penuh adalah 5 kg dan 19 kg. Elemen kerja pengoperasian knapsack sprayer dibagi ke dalam lima elemen kerja yaitu Preparation (Pr), Loading (Ld), Pumping (Pm), Spraying (Sp) dan Unloading (Ul) seperti yang dijelaskan pada Tabel 3 dan Gambar 5.

Tabel 3 Definisi Elemen Kerja Pengoperasian Knapsack sprayer

Elemen Kerja Definisi

Preparation Menpersiapkan knapsack sprayer sebelum digunakan (pengisian ulang larutan herbisida)

Loading Mengangkat knapsack sprayer dari tanah hingga dipasangkan ke punggung operator

Pumping Melakukan pemompaan knapsack sprayer pada bagian lengan kiri operator

Spraying Mengarahkan pipa dan selang knapsack sprayer ke area gulma pada bagian lengan kanan

Unloading Melepaskan knapsack sprayer dari punggung operator

(1) (2) (3)

(4) (5)

Keterangan Gambar :

1. Preparation (Pr) 4. Spraying (Sp) 2. Loading (Ld) 5. Unloading (Ul) 3. Pumping (Pm)

(24)

12

Tingkat Resiko Gerak

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga metode baik secara kualitatif dan kuantatif untuk mengetahui tingkat resiko gerak operator diantaranya sebagai berikut :

Nordic Body Map (NBM)

. Pengambilan data kualitatif dengan menggunakan kuisoner Nordic Body Map untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh operator dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Presentase keluhan cedera dengan kuisoner Nordic Body Map Operator mengalami gangguan musculoskeletal disorder (MSD) terbesar pada bagian bahu kiri dan lengan atas kiri (28%). Hal ini terkait gerakan pemompaan piston dilakukan secara berulang berkisar 13-14 repetisi/menit sehingga piston memberikan tekanan pada tangki untuk mendorong fluida herbisida ke bagian selang tube sebelum dilakukan pemecahan butiran fluida melalui nozzel. Oleh karena itu tenaga yang dibutuhkan operator masih berada pada batas toleransi tubuh tetapi jumlah tenaga yang dapat dihasilkan operator akan berkurang seiring bertambahnya lama kerja pengoperasian knapsack sprayer. Penyebab lain keluhan pada bagian bahu adalah pembebanan statis oleh sabuk gendong (straps) sehingga dapat menyebabkan penyumbatan aliran darah pada otot. Kekurangan suplai aliran darah pada otot akan menyebabkan kemampuan kontraksi otot menurun jika hai ini berada dalam waktu yang lama akan mengakibatkan MSD. Bahan straps yang digunakan ialah karet sintetis dengan tingkat elastisitas rendah sehingga tidak dapat memecah pendistribusian gaya pada bahu sebagai akibat akumulasi beban knapsack sprayer.

(25)

Besarnya beban yang dapat diangkat harus disesuaikan dengan karakteristik fisik operator. Jika operator mengalami overexertion maka akan terjadi keluhan MSD seperti yang dirasakan operator pada kuisoner NBM. Akan tetapi pembebanan dinamik terkait dengan selang gerak operator yang menyesuaikan lingkungan kerjanya. Operator dalam melakukan kegiatan pemeliharaan gulma dapat melakukan pengisian ulang sebanyak 4-8 kali/hari. Kegiatan semprot herbisida pada area gulma menyebabkan keluhan bagian kaki operator dikarenakan operator harus bolak balik menuju dari sumber mata air ke area penyemprotan.

Siklus kerja bagian lengan kanan untuk mengarahkan pipa semprot dan selang ke area piringan kelapa sawit dengan diameter 3 m pada fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) secara berulang-ulang. Siklus kerja lengan kanan terjadi kontraksi pada bagian otot yang dirasakan operator mengalami keluhan berat sebesar 10%. Batas pembebanan tubuh operator dengan menggunakan lebih besar 30% kemampuan kontraksi maksimal pada kegiatan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan Cummulative Trauma Disoders (Grandjean 1982).

Rainbird (1995) menyatakan bahwa beberapa pekerjaan manual yang dilakukan pada bidang pertanian diantaranya pengoperasian knapsack sprayer di negara berkembang tidak sesuai dengan desain kriteria ergonomi. Ini dapat disebabkan kondisi kerja tidak dapat direalisasikan dengan baik karena transfer teknologi dari negara maju tidak sesuai dengan keadaan kondisi negara berkembang. Pabrikasi knapsack sprayer didominasi oleh negara maju sehingga tidak sesuai karakteristik kondisi negara berkembang yang memiliki perbedaan data antrophometri tubuh manusia.

Range of Motion (ROM)

Setiap elemen kerja dilakukan tahapan analisis gerak sehingga dapat diverifikasi sesuai tingkat keluhan yang dialami operator bedasarkan kuisoner Nordic Body Map.

Selang gerak operator perlu dilakukan kesesuaian terhadap ROM yang menganjurkan gerakan pada Zona 0 dan 1, serta meminimalkan gerakan pada Zona 2 dan 3 untuk menghindari resiko kecelakaan kerja baik ringan maupun berat. Distribusi selang gerak maksimal operator dapat dapat dilihat pada Tabel 4.

(26)

14

kontraksi berlebih pada otot dan tendon. Posisi tubuh pada Zona 2 dan Zona 3 perlu diminimalisir terutama pada repetitive motion dan pembebanan yang terlalu berat. Hal ini dapat menyebabkan operator mengalami MSD seperti yang telah dipaparkan pada kuisoner Nordic Body Map sebelumnya.

Tabel 4 Distribusi selang gerak maksimal operatora

Elemen Kerja Nf Ne Sf Se Ef Tf Hf Kf operator dapat bekerja secara optimal. Elemen-elemen kerja pengoperasian knapsack sprayer pada bagian punggung masih berada pada Zona 0 karena tidak mengalami sudut-sudut ekstrim pada rentang 0-10º relatif tegak lurus sehingga masih dalam toleransi gerak. Bagian bahu kanan pada selang gerak setiap elemen kerja relatif pada. Bagian neck flexion operator pada elemen kerja Pr relatif aman (Zona 1). Rapid Entire Body Assessment (REBA)

REBA adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat resiko secara keseluruhan tubuh operator pada pengendalian gulma menggunakan herbisida. Pengoperasian knapsack sprayer dianalisis dengan menggunakan worksheet REBA untuk mengetahui potensi terjadinya MSD. Siklus dalam kegiatan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer terdapat tiga gerakan utama yaitu (1) gerakan mengangkat piston pompa, yaitu mengangkat gagang pompa ke atas pada jangkauan maksimum, (2) gerakan menekan piston pompa, yaitu menekan gagang pompa pada tarikan normal dan (3) gerakan menekan piston dengan tarikan maksimum.Setiap elemen kerja dilakukan penilaian postur sehingga dapat ditemukan besarnya resiko yang dialami operator pada selang pengoperasian knapsack sprayer.

(27)

Gambar 7 Nilai skor REBA terhadap elemen kerja operator knapsack sprayer Hasil perhitungan skor rata-rata REBA (Gambar 7) menunjukan elemen kerja Ld, Pm, dan Sp berada diatas skor 8 sehingga beresiko tinggi terhadap MSD dan perlu dilakukan perubahan kondisi kerja. Elemen kerja Pm tangan kiri memiliki nilai 10 karena kondisi lengan atas kiri berada posisi selang gerak 118º terhadap tubuh. Lengan atas kiri memiliki nilai skor REBA 4 maka memaksa otot bahu berkontraksi lebih tinggi dalam keadaan fleksi. Penilaian skor tersebut dipengaruhi gaya kerja otot bahu melawan adanya gravitasi dan massa grip pompa.

Penilaian skor A REBA meperhatikan bagian leher, badan, kaki dan jumlah beban. Bagian leher kelima operator berada skor 1-2 karena leher mengalami fleksi mencapai 20º+. Bagian badan operator mendapatkan skor rata-rata 2-3 karena trunk flexion berada pada selang gerak maksimum 20º-60º. Namun pada bagian kaki mendapatkan skor 3-4 karena postur gerak kaki mengalami fleksi lebih besar > 60º terutama pada elemen kerja Pr dan Ld. Hasil analisis ketiga tubuh tersebut diakumulasi dengan faktor jumlah beban. Faktor jumlah beban mendapatkan skor +2 dikarenakan operator menerima beban >10 kg (beban knapsack sprayer terisi penuh sebesar 19 kg). Bagian kaki terkait juga dengan postural load pada penggunaaan knaspsack sprayer sehingga diindikasikan pembebanan berlebih terhadap tubuh. Kondisi pembebanan tubuh yang disebabkan tangki dan muatan herbisida akan memberikan tekanan pada bagian otot kaki. Pembebanan terjadi juga melibatkan kontraksi otot trapezius sehingga diperlukan perbaikan desain sabuk gendong (straps). Ini diperlukan untuk mengurangi tekanan pada otot bahu sehingga keluhan MSD dapat berkurang Besarnya pembebanan eksternal akan berpengaruh terhadap kontraksi otot yang dihasilkan.

Resiko sangat tinggi dan tindakan perbaikan segera

Resiko tinggi dan tindakan perbaikan segera

(28)

16

Penilaian Skor B didapatkan dengan menganalisis selang gerak bagian lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan tingkat kenyamanan pengangkatan beban. Penilaian Skor B terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian tubuh kanan dan bagian tubuh kiri. Skor B lengan kanan atas mendapatkan skor 2-3. Namun lengan kiri atas terutama pada elemen kerja Pm mendapatkan skor 4 karena lengan atas kiri mengalami fleksi dengan selang gerak ekstrim > 50º. Postur kerja lengan atas kiri terkait dengan kegiatan proses pemompaan knapsack sprayer. Hal ini menyebabkan bagian tubuh bahu berkontraksi lebih untuk menekan tuas pompa. Jika dilakukan secara berulang-ulang akan menimbulkan gangguan pada musculoskeletal system. Semakin besarnya sudut fleksi pada lengan atas maka akan menimbulkan tingkat kelelahan lebih cepat (Chaffin 1991). Karateristik gerak lengan kiri beresiko tinggi terkait dengan gerakan pemompaan sehingga diperlukan perubahan desain.

Total Energy Expenditure (TEE)

Pendekatan ini yang digunakan untuk memperkirakan jumlah energi metabolik dalam jumlah beban pengangkatan sesuai dengan kapasitas fisik tiap subjek. Pembebanan total yang diperlukan dalam kegiatan semprot pada budidaya kelapa sawit yaitu sebesar 19 kg dengan waktu total jam kerja operator 4 jam/hari sehingga dapat diketahui nilai jumlah energi metabolik yang dibutuhkan. Nilai energi expenditure operator terendah mencapai 6.99 kkal/menit dengan menggunakan total persamaan 1, 2, dan 3. Nilai WEC yang digunakan tidak bedasarkan pengukuran data di lapang melainkan mengacu pada SNI 7269:2009 mengenai beban kerja. Kegiatan pemompaan dengan berjalan mendaki memiliki nilai WEC berkisar 6.05 kkal/menit. Menteri Tenaga Kerja melalui Kep. No. 51 tahun 1999 menyatakan bahwa beban kerja 5.8-8.3 kkal/menit tergolong berat. Oleh karena itu, penggunaan knapsack sprayer pada budidaya kelapa sawit dikategorikan berat.

Tingkat beban kerja operator dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya berat badan, beban yang diangkat, jenis kelamin, waktu kerja, dan frekuensi pengangkatan operator. Tingkat beban kerja berat diperlukan pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat. Hubungan antara rerata energi konsumsi energi kerja berbanding lurus dengan waktu recovery yang dibutuhkan operator dalam kegiatan penggunaan knapsack sprayer. Hasil nilai TEE dalam pengoperasian knapsack sprayer dijelaskan pada Tabel 5.

Besarnya tenaga yang dibutuhkan dan banyaknya otot yang bekerja akan mempengaruhi terjadinya kelelahan dan peradangan yang terjadi pada otot dan sendi. Jika frekuensi dari pengulangan kerja tinggi, waktu recovery yang tidak cukup akan meningkatkan potensi dari terjadinya penyakit. Jika pekerjaan tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan waktu untuk istirahat tidak mencukupi, maka rasa sakit dari otot dan sendi akan terus meningkat sampai ke level severe cumulative trauma disorders, seperti tendonitis. Bedasarkarkan persamaan Muller (1965) ditentukan jumlah kebutuhan waktu istirahat berkisar 123-126 menit dapat dilihat pada Tabel 6.

(29)

terbentuknya asam laktat akibat perubahan ATP menjadi ADP tanpa bantuan oksigen sehingga tidak terjadi suplai oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan kontraksi pada otot.

Tabel 6 Kebutuhan waktu istirahat operator Subjek

Penilaian Ergonomi Pengoperasian Knapsack sprayer

Ergonomi mempelajari interaksi antara manusia dengan sistem kerjanya yang diharapkan terjadi kesesuaian agar manusia dapat bekerja secara aman dan nyaman. Interaksi manusia dan sistem kerja harus berada pada kondisi optimal sehingga produktifitas kerja akan meningkat. Kriteria penilaian ergonomi yang dilakukan terdiri dari dua tahapan analisis sebelumnya yaitu postur kerja dan beban kerja. Tahapan analisis yang telah dilakukan baik secara persepsi subyektif dan faktual di lapang menyatakan bahwa penggunaan knapsack sprayer belum memenuhi kriteria ergonomi.

(30)

18

manusia. Pergerakan sendi pada sudut ekstrim akan mempengaruhi jumlah kontraksi otot dan tendon lebih. Namum metode REBA menganalisis postur kerja secara keseluruhan dengan memperhitungkan jumlah beban, coupling score dan skor aktivitas. Elemen kerja Ld dan Pm dinyatakan belum sesuai kriteria postur kerja yang ergonomis. Oleh karena itu ini dapat disimpulkan persepsi subyektif operator sesuai dengan analisis postur kerja yang telah dilakukan.

Peggunaan knapsack sprayer ditinjau juga bedasarkan beban kerja dapat diindikasikan belum ergonomis. Pengamatan di lapang waktu pengoperasian knapsack sprayer menunjukan operator tidak memperhatikan waktu kerja dan waktu istirahat secara seksama. Oleh karena itu, pendekatan TEE dilakukan untuk memprediksi lamanya waktu kerja dan waktu istirahat yang dibutuhkan. Pengaturan waktu kerja dan istirahat diperlukan untuk menghindari terjadi kelelahan operator. Tingkat kelelahan tinggi yang terjadi pada operator akan menyebabkan penurunan kemampuan kontraksi otot untuk memompa knapsack sprayer. Hal ini juga akan mempengaruhi keseragaman hasil penyemprotan herbisida.

Kriteria Perancangan

Penggunaan knapsack sprayer diperlukan modifikasi perancangan sehingga mengurangi tingkat keluhan yang dialami operator.

Rancangan Fungsional

Knapsack sprayer mempunyai bagian yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen tersebut berfungsi untuk saling terintregasi dengan tujuan utama memecah cairan menjadi tetes tetes dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di permukaan yang akan dituju. Pada Tabel 7 dijelaskan mengenai komponen komponen yang tersusun dalam sistem pengoperasian knapsack sprayer.

Tabel 7 Rancangan fungsional

Fungsi Komponen

Tempat atau wadah untuk menyimpan cairan yang akan disemprotkan

Tangki Untuk mendorong tekanan cairan dari dalam

tangki mengalir menuju pipa pengeluaran

Pompa Tempat menyalurnya cairan dari pipa pengeluaran

menuju ke nosel

Selang

Untuk memecah cairan semprotan menjadi tetes tetes yang diinginkan dan memancarkan ke permukaan yang akan disemprotkan.

(31)

Gambar 8 Komponen utama knapsack sprayer

Sumber : Hanani (2012) Rancangan Struktural

Kinoshita (1985) menyatakan bahwa batas beban yang dapat diterima oleh operator yaitu 30% dari total berat tubuh operator. Pembebanan yang dapat ditolerir dengan menggunakan persentil 50 sebesar 17 kg untuk menghindari resiko cedera pada lumbal lima/sacrum satu (L5/S1). Oleh karena itu dimensi knapsack sprayer dapat ditentukan dengan perbandingan 14 kg untuk larutan herbisida dan 3 kg untuk massa knapsack sprayer (tangki kosong) sebagai berikut :

Volume total knapsack sprayer = 0.014 m3 = 14 x 106 mm3 Volume total = volume larutan x correctionfactor (Cf)

= 14 x 106 mm3 x 2.54 = 35.56 x 106

 Lebar tangki = ketebalan badan persentil 5 ≈ 171 mm

 Panjang tangki = lebar bahu persentil 5 = 390 mm

 Tinggi tangki =

= 533.21 mm ≈ 534 mm

Dimensi rekomendasi = 390 mm x 171 mm x 534 mm

Nilai Cf diasumsikan dengan melakukan perbandingan antara dimensi aktual pada berbagai merk di lapang dan kapasitas tangkinya 14 L.

Tangki Pompa

Tuas Pompa

Straps

Nozel

Pipa dan Selang

(32)

20

Gambar 9 Dimensi tangki dan tuas pompa knapsack sprayer rekomendasi Perbaikan desain panjang tangkai tuas pompa dilakukan dengan menggunakan paramater data anthropometri persentil 95 Jawa Barat (Syuaib 2015). Parameter data lengan atas dan lengan bawah tergenggam memiliki korelasi kuat terhadap pemompaan. Panjang tangkai tuas pompa diperbesar menjadi 720 mm diharapkan dapat mengurangi sudut gerak fleksi pada bagian bahu seperti pada Gambar 10.

Gambar 10 Desain rekomendasi tuas pompa pada model manekin

Tuas Pompa

Tangki

Ef

(33)

Selanjutnya desain sabuk gendong (straps) berfungsi untuk pemecah gaya pada penekanan static load pada bahu dengan menggunakan persamaan tekanan sebagai berikut :

= 1.54 N/cm2 dimana :

P = Tekanan straps rekomendasi (N/cm2)

Pengurangan tekanan pada bahu diharapkan mengurangi tingkat resiko cedera seperti yang dirasakan operator melalui kuisoner NordicBody Map. Dimensi luasan bantalan bahu rekomendasi didasarkan pada analisis data antropometri persentil 5 dengan parameter analisis utama pada tebal badan dan lebar bahu.

Rekayasa Prosedur Kerja

Tubuh manusia mempunyai keterbatasan fisik untuk melakukan sistem kerja pembebanan. Rekayasa prosedur kerja dengan berfokus pada program ergonomi diperlukan untuk mencegah terjadinya keluhan cedera dan penyakit dengan mengontrol dan mengurangi sistem kerja yang tidak efisien.

Posisi Tangki Knapsack Sprayer

(34)

22

Gambar 11 Letak posisi rekomendasi tangki knapsack sprayer

Resting Time

Bedasarkan pengolahan data yang di lapang maka diperlukan pengaturan prosedur kerja. Oleh sebab itu operator membutuhkan waktu recovery berkisar 125 menit agar menghindari potensi terjadinya musculoskeletal injury selama 4 jam kegiatan penggunaan knapsack sprayer. Distribusi waktu kerja dengan menggunakan pola kerja 1 jam kerja-30 menit istirahat dapat dilihat pada Tabel 8. Jika waktu recovery terpenuhi maka tingkat kelelahan operator dapat berkurang selama proses kegiatan penyemprotan. Hal ini dapat mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja. Selain itu menentukan mulai jam kerja pada pukul 07.00 dikarenakan suhu lingkungan kerja belum mencapai titik maksimum yang akan mempengaruhi tingkat kelelahan operator.

Tabel 8 Jadwal kerja rekomendasi Jam Kerja Kegiatan 07:00 - 08:00

08:00 - 08:30 08:30 - 09:30 09:30 - 10:00 10:00 - 11:00 11:00 - 11:30 11:30 - 12:30

Kerja Istirahat

Kerja Istirahat

Kerja Istirahat

Kerja

(35)

PENUTUP

Simpulan

Tingkat resiko gerak pada pengoperasian knapsack sprayer dengan persepsi subyektif melalui kuisoner Nordic Body Map dinyatakan keluhan MDS terdapat pada bagian kaki sebesar 28%, bagian lengan atas kiri 27%, dan bagian leher sebesar 14%. Tingkat resiko gerak bedasarkan ROM berada pada Zona 3 yaitu bagian kaki, bahu kiri, dan leher. Evaluasi ergonomi melalui postur kerja dengan menggunakan REBA menyatakan bahwa elemen kerja Ld, Pm dan Sp memiliki skor diatas 7 sehingga beresiko tinggi dan diperlukan perubahan kondisi kerja. Rekomendasi batas pembebanan operator adalah 17 kg. Waktu istirahat yang diperlukan 125 menit untuk penggunaan knapsack sprayer selama 4 jam kerja. Dimensi rekomendasi tangki knapsack sprayer sebesar 390 mm x 171 mm x 534 mm dengan panjang tangki tuas pompa sebesar 720 mm dan bantalan bahu 180 mm x 60 mm.

Saran

(36)

24

DAFTAR PUSTAKA

Bridger RS. 2003. Introduction to Ergonomics. London (GB) : Taylor & Francis Inc. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2009. Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat

kalori menurut pengeluaran energi. Jakarta (ID) : BSN.

Chaffin DB, Anderson GBJ. 1991. Occupational Biomechanics. New York (US) : John Wiley and Sons Press.

[Ditjebun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2012. Produksi komoditas tanaman perkebunan angka estimasi. Jakarta (ID) : Ditjebun.

Ghugare et al. 1991. Ergonomics evaluation of a lever operated knapsack sprayer. Applied Ergonomics. 22 (4) : 241-250.

Grandjean E. 1982. Fitting The Task To The Man : an Ergonomic Approach. London (GB) : Taylor & Francis Inc.

Hanani I. 2012. Studi antropometri petani dan aplikasinya pada penggunaan knapsack sprayer di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Highnett dan Lynn. 2000. Rapid entire body asssessment (REBA). Ergonomics. 31 (2) : 201-205

Kinoshita. 1985. Effects of different loads and carrying systems on selected biomechanical parameters describing walking gait. Journal of Ergonomics. 28 (9) : 151 - 162.

Marras WS et al. 1991. Designing For Everyone: Proc 11th Congress Of The International Ergonomics Association Paris. London (GB) : Taylor & Francis Inc.

Muller EA. 1965. Physiology methods of increasing human physical capacity work. Ergonomics. 40 (9) : 430 - 445

Nugrahaning SD. 2014. Desain model diagnostik resiko ergonomi pada pemanenan kelapa sawit secara manual [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor. Rouse WB dan Boff KR .1998. Packaging human factors for designer : Ergonomics

in Design. Applied Ergonomics. 6 (1) : 11-17

Openshaw. 2006. Ergonomics and Design A Reference Guide. Iowa (US) : Allsteel Inc.

Rainbird. 1995. Occupational disorders affecting agricultural worker in tropical develpoping countries. Applied Ergonomics. 26 (3) : 187- 193.

Rostykus et al. 2013. Musculoskeletal disorders: five common management approaches. Professional safety. Journal of Ergonomics. 58 (1) : 35- 42.

Sulistiadji K. 2006. Alsin Proteksi Tanaman (Sprayer). Jakarta (ID) : Balai Mekanisasi Pertanian.

Stuempfle et al .2004. Effect of load position on physiological and perceptual responses during load carriage with an internal frame backpack. Ergonomics. 47 (7) : 784-789.

(37)
(38)

26

No

Keluhan

Tingkat Keluhan

A1 A2 A3 A4 A5

Total Persentase(%)

0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3

0 Sakit/kaku di leher bagian atas V V V V v 9 8

1 Sakit/kaku di leher bagian bawah V V V V V 6 6

2 Sakit/kaku di Sakit di bahu kiri V V V V V 15 14

3 Sakit/kaku di Sakit di bahu kanan V V V V v 7 7

4 Sakit pada lengan atas kiri V V V V V 15 14

5 Sakit di punggung V V V v V v 5 5

6 Sakit pada lengan atas kanan V V V v V 0 0

7 Sakit pada pinggang V V V V V 4 4

8 Sakit pada bokong V V V V V 0 0

9 Sakit pada pantat V V V V V 0 0

10 Sakit pada siku kiri V V V V V 0 0

11 Sakit pada siku kanan V V v v v 5 5

12 Sakit pada lengan bawah kiri V V V V V 0 0

13 Sakit pada lengan bawah kanan V V V V V 11 10

14 Sakit pada pergelangan tangan

kiri V V V V V 0 0

15 Sakit pada pergelangan tangan

kanan V V V V V 0 0

16 Sakit pada tangan kiri V V V V V 0 0

17 Sakit pada tangan kanan V V V V V 0 0

18 Sakit pada paha kiri V V V V V 10 9

(39)

19 Sakit pada paha kanan V V v v v 9 8

20 Sakit pada lutut kiri V V V V V 0 0

21 Sakit pada lutut kanan V V V V V 0 0

22 Sakit pada betis kiri V V V V V 6 5

23 Sakit pada betis kanan V V V V V 5 5

24 Sakit pada pergelangan kaki kiri V V V V V 0 0

25 Sakit pada pergelangan kaki

kanan V V V V V 0 0

26 Sakit pada kaki kiri V V V V V 0 0

(40)

28

Table A Table B

Posture/Range Score Total Posture/Range Score Total : Right and Left Trunk Upper Arms (Shoulders) Right : Left:

Flexion > ᵒ 2 Unlateral weight bearing; unstable +2

(41)

Activity

Score C (Score A + Score B) One or more body parts

are static for longer than 1 min

+1

Repeat small range

motions +1

REBA Score

(Score C + Activity Score) Right : Left: Rapid large changes in

posture/ Unstable Base +1

(42)

30

Lampiran 4 Hasil perhitungan REBA

Elemen

2-3 = Resiko kecil dan mungkin perlu perbaikan 4-7 = Resiko menengah dan mungkin perlu perbaikan 8-10 = Resiko tinggi dan perlu perbaikan

(43)

Riwayat Hidup

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 April 1993 pasangan Hermanto SE, STh dan Rita Imelda. Penulis adalah putra pertama dari dua bersaudara. Tahun 2011 penulis lulus dari SMAN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima melalui jalur SNMPTN Undangan di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.

Selama kegiatan perkuliahan penulis mendapatkan sertifikat Autodesk Inventor 2013 dari Autodesk Authorized Training Center (ATC) PT Cipta Satria Informatika dan sertifikat A1.3 dari Pusat Kebudayaan Jerman, Goethe Institute di Jakarta (2014). Penulis juga pernah mengikuti pelatihan CATIA V5 Basic (2012), Solidwork Premium Basic (2014) dari Engineering Design Club Teknk Mesin dan Biosistem dan Computational Fluid Dynamics Basic dari Agricultural Informatics Club (AIC) Teknik Mesin dan Biosistem pada tahun 2014. Penulis juga terlibat sebagai anggota HRD 2012/2013 di Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA). Selain itu juga penulis mengikuti panitia SAPA 2013 sebagai anggota divisi acara, Techno-F 2013 sebagai anggota publikasi, dekorasi dan dokumentasi (PDD), Kebaktian Awal Tahun Ajaran (KATA PMK 2012) sebagai anggota dana dan usaha (DANUS) dan KATA PMK 2013 sebagai anggota perlengkapan (PERKAP).

Penulis juga aktif di bidang keolahragaan dengan meraih juara satu cabang bola basket pada antar departemen Reds Cup 2011 dan menjabat sebagai ketua klub basket Fakultas Teknologi Pertanian 2013/2014 kemudian meraih medali perak pada Olimpiade Mahasiswa Institut Pertanian Bogor antar fakultas (OMI 2014) dan medali perunggu pada OMI 2015

Gambar

Gambar  1 Diagram alir prosedur penelitan
Gambar  2 Anggota tubuh manusia
Gambar  3 Range Of Motion (ROM)
Gambar  4 Worksheet REBA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat potensi serta peluang yang ada dalam pengembangan wisata budaya serta kendala- kendala yang ada di Kabupaten Sumba Barat ini maka perlu dibuat langkah awal yang

Perhitungan stabilitas lereng metode irisan bidang luncur bundar kondisi bendungan mencapai elevasi muka air penuh (MAB) bagian hulu (Fs2) .... Perhitungan stabilitas lereng

Meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail a.s dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan perintah Allah terhadap Nabi Ibrahim 3 1 Menjelaskan sikap Nabi Ismail ketika

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini terdapat saran yang dapat diberikan untuk memperkecil biaya tundaan lalu lintas pada ruas jalan Pangeran Suryanata ini

Berdasarkan kerangka teori kajian yang dibincangkan sebelum ini seperti yang terdapat dalam rajah 1.1, maka ianya diekstrak dan dikategori semula untuk menghasilkan sebuah

Gerakan Pemuda Ansor merupakan sebuah gerakan yang dimotori oleh pemuda-pemuda NU yang diharapkan menjadi pemimpin-pemimpin baik dalam tubuh NU maupun dalam

Maka segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat dan sifat-sifat manusia Indonesia yang monopluralis , terutama dalam pengertian yang lebih sentral

Para dosen yang selama ini telah memberikan bimbingan pengajaran kepada penulis dimana bimbingan ini merupakan bekal bagi penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini. Ibu dan