• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Konversi Lahan Pertanian Jenis Irigasi Teknis terhadap Ketahanan Pangan serta Alternatif Solusi Pemecahannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Konversi Lahan Pertanian Jenis Irigasi Teknis terhadap Ketahanan Pangan serta Alternatif Solusi Pemecahannya"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)
[image:1.792.116.707.129.478.2]

7

(2)

!

! !

!

! " ! ! #

! !

$ %

&

! ' ! ! !

! ( ! ! !

! ! !

( ) !

* ( !

! " ! !

# !

! " !

( #

! " !

"

! ! #

! # ! !

+ # !

! ! !

! !

% ( ! !

(3)

, % ! ! ! ! ! * ! ! ! ( ! ! ! ( ( -! ! ! ( ! % ( # ! ! ! ! , . ! ! #

" ! # ! ! - / # !

0 " # / #

# , 1 ,, ! (

2 , !

-! ! 3 !

/ ! ! !

! , 41 ,,3 2 2 !

5 ! # !

! ( ! ! * 6!

! # ( !

! ! - 1

0 ) + 5 0 / # )

) ! , 1 ,,

* !

)

0

7 7 7

/ # - 8 9 42 4 4 ,, 8 9 243 9 2

, ,2 9 3 , 83

/ # 0 439 ,4 383 3 8 32 , 8 4, , 2 , 8 ,22

98 32 9 84 99 9 99 2, 9

9 " : 88 48 48, 9 289 ,99 89 92 3 3 ,48

(4)

4 / # 0 4 8 , 8 8 ,92 3 2, 4 8 9 2 43

93 2 4 4 33 49 2 44 3

/ # 3 28, 3 8 2 893 4 , 9 8 , 2 ,28 ,

)

% ' " % ) -)% ,3 1 ,,

(

! ( ! ! *

( ! !

! ! # !

! % ! ,,,

! !

! # !

% ! ! ! !

( / ! ! #

! ! (

+ !

! !

! ! )

! !

! ! )

! ! ! ! (

/ #

! ! !

! ! ! !

-! (

! ! " !

! !

(5)

!" # !

) # # ! !

; ! !

!

! !

! ! !

! +

!

! %

) ( 0 ,, !

( ! #

' < < 9

6 ! '

= ' ! ! ! !

!

-! !

! # !

! % ! ! >

! ! !

!

5 ' ! ! !

! ! ! !

! ! !

!

9 ) ! ! ! !

! ! !

! ! !

! ! ! (

! % ! !

! !

(6)

! ! !

( ! ! !

# !

! ( !

5 ! ! >

! ! ! ! 1

! %

( ! !

! ! ! 1!

! ) !

!

)--! !

% ! ! 1!

! # ! 1

! % ! ! 1!

!

( !

! ! " ! ! 1

! ! !

>

# ! ! >

!

? (

! # )

6 16 ) @ ) - A5

" ! ! ) ) % B )

! ! # !

# ! !

! ! ! ) (

(7)

9

- !! )%B1 ) 8 )

! ! ( ! ! !

! !

$ % &

' " ( ))*+

,+ - .

- # ! #

! ! !

/ # ( ! !

/ % 0 % ,+

"

!

! .

. .

1) 2123) * *145) 12 13 ) 4 )1 ) 3 125)

$ % 6 13 1 4) ** 1 ) 1 3 1 7) 122312)) 14 127)

1 7 1 ) 471 )) 54413 ) 751 2) 5 3174)

% 35 1* ) *1 4) 5751 *) * *1 3) ** 157)

" 1 " 1

8 1

8

7221 )) 241)7) *331)7) 5)1)5) 5133)

6 !$ 17 ) 271)2) 221*2) 221*2) .

(8)

4

# !8 9 " " "

! ! !

( ) # (

! ! !

! ( 5 !

# # !

! ( # !

! ! ! ( 5

! # (

# !

# ! !

! # !

! ( ! ( !

% ( !

( ! !

#

) !

; ! !

!

! ! !

! ! !

+ !

!

0 ! ! (

! # ' <

(9)

2

(

; ! !

!

! ! !

! ! !

+ !

!

5 ! ! !

! ' % ) %

) ! " ! 6 16

) @ ) - A5

" ! # ! !

! ! ! #

! ! " ! ! !

! ! ! !

6! ! ! ( #

( ! A

! " ! )

-) * ! !

! % 1

(10)

8

: 9

CCCCCC 5!

* ! "

# $ $ % & ! ) )

) % B ) - " ! 1

% B ) $ ) )

-D % $ '

( " ! ) 5 % B

)

-# - 2 # $ ) % *

! * % $ ) 5

B 7 9 - ' ) ) ) %

B )

# - % $ % # $ +

( , ! / % 1

B ) 5 $- '' 7 * ' 3, E ,2 $

) 6 6 " !

+ ,2, $ * # : ' (F # - G !

) # + B !

4 5!

) " % 3 & . / ' 6 0

% 5 ,, " ! '

(11)

3

: !0 ; <! 9

* @ ! ' * %

* ) ' *

00@ ' = / ,

/ ' @ 1

5 '

5 ' 4 4

-% '

-) ' #

6 A / ' )-A5

+! ' 28 4 32 8 8

B1 ' C( >H (

5 ' ! @ # ! 94 "

-5 ' ) =0 9 =& 3 ) = / # 0

% = '

0 * 4 ) ,,91 ,,4

%"* 3 ) ,,41

%@0)* ) 1 9

% 5* = 91 8

)- " ! 5 - 81

> '

5 + =- + ! =

-5 + ) 5 " ! 5 )- 1

% 5! % ;% % % 5 * = 91 4

% ! - @ % 5* = 41 2

& ;% % % ) * = 1

$ ! ! 8 .

(12)

: !0 ; <! 9

* @ ! ' 5( $ =

00@ ' % 5! ,

/ ' @ 1

5 '

5 ' 4

-% '

-) ' #

6 A / ' )-A5

+! ' 28 , 2 39

B1 ' C H (

5 ' 5 # - --% "

-5 ' / @ % ! - - 54 * 9 %

-% = '

0 ,,91 ,,4

%"* 3 % ,,41

%@0)* % 1 9

% 5* % 91 8

)- " ! 5 - 81

> '

-1 )- + ! -

)-5 + ) 5 " ! 5 )- 1

% -B $B 31

) ;) 5 )- 31 %

(13)

,

: !0 ; <! 9

* @ ! ' $ + % (

00@ ' 8 $ ,,

/ ' ) !

5 '

5 ' 4

-% '

-) ' #

6 A / ' )-A5

+! ' 2 32 2 ,

B1 ' (> C D 8H (

5 ' ! & / -

-5 ' ! )0 -%) / + " # 3

% 6

% = '

0 ) # ,,41 ,,4 %"* 9 - 0 ,,21

% ) " ) ) ) 1 4

% 5 " ! 41 3

)- " ! 5 - 31

> '

5 1 )- # 5

5 + ) 5 " ! 5 )- 1

'

(14)

!"

# # $ %&#'# ( )*+,+))- . /++,0

1"%#2 3 %#2" # ( )*+,)4)- . /++,0

!&' # 2 #'5 # 1 ( )*+6+4+) . /++60

(15)

i 1. Judul Kegiatan :

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP AI (√) PKM GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Nanang Sumbara

b. NIM : H34060335

c. Departemen : Agribisnis

d. Institut : Institut Pertanian Bogor

e. Alamat Rumah/HP : Kp. Leuwikopo no 34 Darmaga Bogor /

0856416128

f. Alamat e mail : heavy_coolz@yahoo.co.id

4. Anggota Pelaksana Kegiatan: 2 orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar: Rahmat Yanuar, SP, MSi

b. NIP : 132 321 442

c. Alamat Rumah/HP : Jl. Kapten Yusuf Taman Sari Kab. Bogor

(0812 820 7185)

Bogor, 6 April 2009 Menyetujui

Ketua Departemen Agribisnis Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS Nanang Sumbara

NIP.131 415 082 NIM. H34060335

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Dosen Pembimbing

Kemahasiswaan,

Prof. Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS Rahmat Yanuar, SP, MSi

(16)

ii Puji syukur kehadirat Allah SWT sang maha tak terhingga yang berkat rahman dan rahim Nya lah tim kami dapat menyelelesaikan PKM GT yang

berjudul !" # $ "% !" "! $ & ' $

% & (' '") (*!" + $ , - ini. Judul ini kami angkat atas

dasar situasi permasalahan ekonomi Indonesia dan dunia yang terguncang akibat kelangkaan harga pangan di pasar internasional. Shalawat serta salam tercurah kepada manusia paling tawazun di muka bumi ini Rasulullah Muhammad SAW yang berkat jasanya lah kita dapat merasakan nikmatnya Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam mengerjakan penulisan ini sehingga dapat selesai dengan baik. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai media baik cetak, maupun eletronik dan lembaga lembaga yang menyajikan data untuk mendukung penulisan PKM GT ini.

Kami sadar dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya semoga penulisan PKM GT ini dapat bermanfaat bagi tim kami dan pihak lain yang membutuhkan.

Bogor, 4 April 2009

(17)

iii

Lembar Pengesahan………. i

Kata Pengantar………. ii

Daftar Isi………..……. iii

Daftar Tabel………... iv

Ringkasan………. v

Pendahuluan………. 1

Latar belakang………. 1

Perumusan masalah………. 2

Tujuan ………. 2

Manfaat……… 3

Telaah Pustaka………. 4

Metode Penulisan……… 5

Analisis dan Sintesis……… 6

Kesimpulan dan Saran………... 14

Daftar Pustaka………. 16

(18)

iv .

Nomor Halaman

1. Perkembangan Luas Konversi Lahan Neto Sawah Menurut Jenis

Irigasi pada Wilayah di Indonesia……….……. 7

2. Produksi yang Hilang Akibat Terjadinya Konversi di Jawa, Menrut

Periode dan Propinsi……….. 9

(19)

v Akibat pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita yang dirangsang oleh kenaikan pendapatan rumah tangga, maka kebutuhan beras terus mengalami peningkatan. Untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut, produksi beras nasional harus meningkat secara memadai dalam rangka mempertahankan kecukupan pangan. Peningkatan produktivitas padi tersebut merupakan faktor utama bagi peningkatan produksi beras nasional. pertumbuhan produksi bersumber dari dua faktor.(a) pertambahan areal panen, dan (b) peningkatan produktivitas. Akan jadi suatu persoalan yang besar bila terjadi penurunan areal panen, karena tingginya permintaan lahan yang berimbas pada pengubahan fungsi lahan sawah. Bila sawah yang menjadi target konversi berupa sawah yang sudah mantap, mengakibatkan produktivitas lahan berkurang akibat lahan area yang berkurang serta dapat pula hasil panen yang berkurang.

Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional, laju konversi lahan, tahun 1999 2002 rata rata 110.000 hektar pertahun. Jika rata rata produktivitas perhektar 4,61 ton gabah kering giling, dan dalam satu tahun produksi GKG nasional berkurang 507.100 ton, atau setara 329.615 ton beras, akibat konversi lahan. Dengan demikian, sepanjang tahun 1999 2002 (4 tahun) Indonesia kehilangan potensi produksi beras nasional sekitar 1,31 juta ton dari dampak konversi lahan sawah. (Kompas, 28 April 2008).

Atas dasar itu tujuan penulisan ini adalah pertama untuk mengetahui

perkembangan konversi lahan sawah irigasi di Indonesia. Kedua untuk

mengetahui faktor apa saja mempengaruhi konversi lahan sawah di Indonesia. Ketiga untuk Mengetahui dampak konversi lahan pertanian jenis irigasi teknis terhadap masalah ketahanan pangan di Indonesia. Dan keempat untuk Memberikan gagasan terhadap pencegahan konversi lahan irigasi teknis. Data data yang digunakan dalam penulisan PKM GT ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari literatur, bacaan terkait dan data dari media elektronik. Sementara pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif selanjutnya dianalisis serta disintesis.

Perlu digarisbawahi bawahi penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian boleh dikatakan bersifat multidimensi. Oleh karena itu, upaya pengendaliannya tidak mungkin hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Mengingat nilai keberadaan lahan pertanian bersifat multifungsi, maka keputusan untuk melakukan pengendaliannya harus memperhitungkan berbagai aspek yang melekat pada eksistensi lahan itu sendiri. Hal tersebut mengingat lahan yang ada

mempunyai nilai yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa ( ) yang

dihasilkan maupun beragam fungsi yang melekat di dalamnya. Sehubungan dengan isu di atas, Pearce and Turner (1990) merekomendasikan tiga pendekatan secara bersamaan dalam kasus pengendalian alih fungsi lahan sawah, yaitu

melalui : (1) ; (2) ; dan (3)

.

(20)

vi itu, instrumen ekonomi mencakup insentif, disinsentif, dan kompensasi.

Kebijakan pemberian insentif diberikan kepada pihak pihak yang

mempertahankan lahan dari alih fungsi. Pola pemberian insentif ini antara lain dalam bentuk keringanan pajak bumi dan bangunan (PBB) serta kemudahan sarana produksi pertanian.

Dari beberapa hasil penelitian Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian dapat diungkapkan bahwa salah satu fenomena alih fungsi lahan hal yang patut diwaspadai adalah yang sifatnya sporadis dan berdimensi individu untuk berbagai keperluan seperti perumahan dan fasilitas lainnya. Pola alih fungsi lahan semacam ini sulit dikontrol, sehingga pendekatan yang dianggap paling tepat untuk menanganinya adalah dengan melibatkan masyarakat melalui inisiatif dan aksi kolektif (Bappenas dan PSE KP, 2006). Pelibatan masyarakat seyogyanya tidak hanya terpaut pada fenomena di atas, namun mencakup segenap lapisan pemangku kepentingan.

Dalam pengendalian konversi lahan sawah disamping pendekatan

yang selama ini sudah berjalan, perlu didukung oleh peraturan lainnya, pengawasan dan penerapan sangsi yang adil. Disamping itu pendekatan ekonomi seperti melalui kompensasi, dan pajak adalah perlu dipertimbangkan.

(21)

i 1. Judul Kegiatan :

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP AI (√) PKM GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Nanang Sumbara

b. NIM : H34060335

c. Departemen : Agribisnis

d. Institut : Institut Pertanian Bogor

e. Alamat Rumah/HP : Kp. Leuwikopo no 34 Darmaga Bogor /

0856416128

f. Alamat e mail : heavy_coolz@yahoo.co.id

4. Anggota Pelaksana Kegiatan: 2 orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar: Rahmat Yanuar, SP, MSi

b. NIP : 132 321 442

c. Alamat Rumah/HP : Jl. Kapten Yusuf Taman Sari Kab. Bogor

(0812 820 7185)

Bogor, 6 April 2009 Menyetujui

Ketua Departemen Agribisnis Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS Nanang Sumbara

NIP.131 415 082 NIM. H34060335

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Dosen Pembimbing

Kemahasiswaan,

Prof. Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS Rahmat Yanuar, SP, MSi

(22)

ii Puji syukur kehadirat Allah SWT sang maha tak terhingga yang berkat rahman dan rahim Nya lah tim kami dapat menyelelesaikan PKM GT yang

berjudul !" # $ "% !" "! $ & ' $

% & (' '") (*!" + $ , - ini. Judul ini kami angkat atas

dasar situasi permasalahan ekonomi Indonesia dan dunia yang terguncang akibat kelangkaan harga pangan di pasar internasional. Shalawat serta salam tercurah kepada manusia paling tawazun di muka bumi ini Rasulullah Muhammad SAW yang berkat jasanya lah kita dapat merasakan nikmatnya Islam.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami dalam mengerjakan penulisan ini sehingga dapat selesai dengan baik. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai media baik cetak, maupun eletronik dan lembaga lembaga yang menyajikan data untuk mendukung penulisan PKM GT ini.

Kami sadar dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Akhirnya semoga penulisan PKM GT ini dapat bermanfaat bagi tim kami dan pihak lain yang membutuhkan.

Bogor, 4 April 2009

(23)

iii

Lembar Pengesahan………. i

Kata Pengantar………. ii

Daftar Isi………..……. iii

Daftar Tabel………... iv

Ringkasan………. v

Pendahuluan………. 1

Latar belakang………. 1

Perumusan masalah………. 2

Tujuan ………. 2

Manfaat……… 3

Telaah Pustaka………. 4

Metode Penulisan……… 5

Analisis dan Sintesis……… 6

Kesimpulan dan Saran………... 14

Daftar Pustaka………. 16

(24)

iv .

Nomor Halaman

1. Perkembangan Luas Konversi Lahan Neto Sawah Menurut Jenis

Irigasi pada Wilayah di Indonesia……….……. 7

2. Produksi yang Hilang Akibat Terjadinya Konversi di Jawa, Menrut

Periode dan Propinsi……….. 9

(25)

v Akibat pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi perkapita yang dirangsang oleh kenaikan pendapatan rumah tangga, maka kebutuhan beras terus mengalami peningkatan. Untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut, produksi beras nasional harus meningkat secara memadai dalam rangka mempertahankan kecukupan pangan. Peningkatan produktivitas padi tersebut merupakan faktor utama bagi peningkatan produksi beras nasional. pertumbuhan produksi bersumber dari dua faktor.(a) pertambahan areal panen, dan (b) peningkatan produktivitas. Akan jadi suatu persoalan yang besar bila terjadi penurunan areal panen, karena tingginya permintaan lahan yang berimbas pada pengubahan fungsi lahan sawah. Bila sawah yang menjadi target konversi berupa sawah yang sudah mantap, mengakibatkan produktivitas lahan berkurang akibat lahan area yang berkurang serta dapat pula hasil panen yang berkurang.

Berdasarkan data Badan Pertanahan Nasional, laju konversi lahan, tahun 1999 2002 rata rata 110.000 hektar pertahun. Jika rata rata produktivitas perhektar 4,61 ton gabah kering giling, dan dalam satu tahun produksi GKG nasional berkurang 507.100 ton, atau setara 329.615 ton beras, akibat konversi lahan. Dengan demikian, sepanjang tahun 1999 2002 (4 tahun) Indonesia kehilangan potensi produksi beras nasional sekitar 1,31 juta ton dari dampak konversi lahan sawah. (Kompas, 28 April 2008).

Atas dasar itu tujuan penulisan ini adalah pertama untuk mengetahui

perkembangan konversi lahan sawah irigasi di Indonesia. Kedua untuk

mengetahui faktor apa saja mempengaruhi konversi lahan sawah di Indonesia. Ketiga untuk Mengetahui dampak konversi lahan pertanian jenis irigasi teknis terhadap masalah ketahanan pangan di Indonesia. Dan keempat untuk Memberikan gagasan terhadap pencegahan konversi lahan irigasi teknis. Data data yang digunakan dalam penulisan PKM GT ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari literatur, bacaan terkait dan data dari media elektronik. Sementara pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif selanjutnya dianalisis serta disintesis.

Perlu digarisbawahi bawahi penyebab terjadinya alih fungsi lahan pertanian boleh dikatakan bersifat multidimensi. Oleh karena itu, upaya pengendaliannya tidak mungkin hanya dilakukan melalui satu pendekatan saja. Mengingat nilai keberadaan lahan pertanian bersifat multifungsi, maka keputusan untuk melakukan pengendaliannya harus memperhitungkan berbagai aspek yang melekat pada eksistensi lahan itu sendiri. Hal tersebut mengingat lahan yang ada

mempunyai nilai yang berbeda, baik ditinjau dari segi jasa ( ) yang

dihasilkan maupun beragam fungsi yang melekat di dalamnya. Sehubungan dengan isu di atas, Pearce and Turner (1990) merekomendasikan tiga pendekatan secara bersamaan dalam kasus pengendalian alih fungsi lahan sawah, yaitu

melalui : (1) ; (2) ; dan (3)

.

(26)

vi itu, instrumen ekonomi mencakup insentif, disinsentif, dan kompensasi.

Kebijakan pemberian insentif diberikan kepada pihak pihak yang

mempertahankan lahan dari alih fungsi. Pola pemberian insentif ini antara lain dalam bentuk keringanan pajak bumi dan bangunan (PBB) serta kemudahan sarana produksi pertanian.

Dari beberapa hasil penelitian Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian dapat diungkapkan bahwa salah satu fenomena alih fungsi lahan hal yang patut diwaspadai adalah yang sifatnya sporadis dan berdimensi individu untuk berbagai keperluan seperti perumahan dan fasilitas lainnya. Pola alih fungsi lahan semacam ini sulit dikontrol, sehingga pendekatan yang dianggap paling tepat untuk menanganinya adalah dengan melibatkan masyarakat melalui inisiatif dan aksi kolektif (Bappenas dan PSE KP, 2006). Pelibatan masyarakat seyogyanya tidak hanya terpaut pada fenomena di atas, namun mencakup segenap lapisan pemangku kepentingan.

Dalam pengendalian konversi lahan sawah disamping pendekatan

yang selama ini sudah berjalan, perlu didukung oleh peraturan lainnya, pengawasan dan penerapan sangsi yang adil. Disamping itu pendekatan ekonomi seperti melalui kompensasi, dan pajak adalah perlu dipertimbangkan.

(27)

! " !

!

##$ ##$ !

! ! % &

!

' ( !

)

!

*

" *

(28)

+

,

-* ,

-.

,

-" " /

### +%%+ % %%% (

0 $ '1'

2%3 %% 4+# $ 2

* ### +%%+ 0 5

4

! 1 +6 +%%6

*

7

" ! 5 8

+ 9 ! 5 8

4 "

5 8

0 (

5 8

: 1; ': 7

; ! 5

(29)

4

4 ;

5

0 ;

1; ':

;

7

5

;

(30)

0

5 !

/ 3

: ##$

& =5 / $6 : +%%+

>

/ 3 : ##$

1

< 1

!

! ! &

7

?

* !

! !

! &

!

! ! !

(31)

2

" #

* 1; ':

&

1 : 1

@ & ! 1 5 @ =

1 1 @ : 1 /

; * 1 @ : 1

; ' : = ; 1 @

* @ = 5

; : 1 & ! 5 : 1

; ' : & ; 1

(32)

$

# # # #

# #

$ !

& #3# +%%% !

4 #

2 / !

7 ( !

! 4 %

! +40 ! #0

! $3 A + ! @ ( !

! !

" / : !

1 & !

1 ! @ ( !

7 &

& ! ! !

A + ! " / : !

1 !

: !

!

( ! 1 " / : /

( ! !

(33)
(34)

Gambar

Tabel 1. Perkembangan Luas Konversi Lahan Neto Sawah Menurut Jenis Irigasi pada Wilayah di Indonesia, Tahun 1979 – 2000 (Ha)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil eksperimen, proses optimasi, eksperimen konfirmasi dan analisis yang telah dilakukan, maka dari penelitian inidapat diambil kesimpulan bahwa kontribusi

Pola komunikasi primer merupakan suatu proses penyampaian oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu simbol sebagai media atau saluran. Dalam pola

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima karena terdapat hubungan positif yang signifikan antara internal locus of control

Sehingga dalam kesempatan ini penulis mencoba untuk membahas mengenai teori akad yang menitik-beratkan kepada rukun dan syarat akad pada bagian para pihak yang

Jika imbalan tersebut kurang dari nilai wajar aset bersih entitas anak yang diakuisisi, selisih tersebut diakui sebagai keuntungan dari pembelian dengan diskon pada laporan laba

Masing kurang dari indicator pencapaian siklus I sebesar 85% atau lebih. Maka dilanjutkan diskusi pembelajaran dengan Metode Problems Based Learning pada siklus II. Namun karena

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah Unit Penyertaan yang dijual kembali dan dimiliki serta Nilai

9) menyampaikan pemberitahuan kepada penerima Bantuan Pemerintah berupa Fasilitasi Implementasi Inovasi PUI oleh Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, Organisasi