MODIFIKASI
DAN UJI PERFORMANS!
ALAT PENGERING TlPE BAK
UNTUK PENGERIHGAH PAPAIN
Oleh
1 9 9 2
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIANKIKIN IS SUGIARNO. F25. 1233. Modifikasi dan Uji Perfor- mansi Alat Pengering Tipe Bak untuk Pengeringan Papain. Di
bawah bimbingan Ir. Putiati Mahdar, Mapp. Sc dan Dr. Sjai-
fullah, MSc.
Enzim papain yang merupakan salah satu enzim proteoli-
tik yang dldapat dari pengeringan getah buah pepaya
(u
L.
) mempunyai peranan yang penting di dalamperindustrian. Indonesia merupakan negara agraris mempu-
nyai potensi yang besar untuk mengembangkan bisnis papain
khususnya bagi petani-petani di pedesaan yang mempunyai
kebun pepaya. Hal ini sangat menguntungkan karena setelah
getahnya diambil sebagai bahan baku papain, buah pepaya
masih dapat dimamfaatkan sebagaimana mestinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif
pengolahan produk papain kasar dengan alat pengering seder-
hana yang dapat diterapkai; di F . iesaan, dimana mutu papain
yang dihaailkan lebih baik dari pada pengeringan penje-
muran, tetapi tidak berbeda jauh dengan pengering listrik.
Alat pengering yang digunakan adalah pengering tipe bak
sistem konveksi bebas dengan sumber pemanas kompor minyak
tanah buatan Bengkel Mekanisasi Pertanian META
-
D - 801yang telah dimodifikasi oleh Barando Pakpahan ( 1 9 9 1 ) . Pada
kawat kasa dan bingkai kayu yang dianggap dapat menghambat
aliran uap air untuk dapat keluar dari alat pengering
diganti dengan besi behel berdiameter 7 mm.
Alat pengering ini dilengkapi dengan rongga pemanas
pembantu yang membantu menyalurkan udara panas dari kompor
ke dalam ruang pengering melalui pipa-pipa pemanas.
Getah yang telah disadap dari buah pepaya yang berumur
2 . 5 - 3 bulan ditambahkan dengan natrium bisulfit 0.7 %
sebagai anti oksidan dan diletakkan di loyang dengan kete-
balan 1 mm. Kemudian dikeringkan antara 50 - 60 " C
dengan tiga cara yaitu dengan penjemuran, dengan pengering
tipe bak dan pengering listrik. Setelah pengeringan sele-
sai, dilakukan perbandingan mutu antara ketiga cara penge-
ringan diatas.
Dari hasil uji performansi alat, pada pengeringan tanpa
beban, suhu maksimum yang dapat dicapai adalah 76 - 85 " C
dengan perbedaan suhu antara rak atas dengan rak bawah
sebesar 10 " C jika menggunakan menggunakan kerikil dengan
ketebalan 5.5 cm sebagai h h a n penyimpan panas. Sedangkan
jika tanpa menggunakan kerikil, suhu maksimum yang dicapai
adalah 85 - 102 " C dengan perbedaan suhu antara rak atas
dengan rak bawah sebesar 20 "C. Pada pengeringan dengan
beban suhu pengeringan dari alat pengering tipe hak dapat
dipertahankan antara 50 - 60 " C dengan cara mengatur besar-
Efisiensi pengeringan yang dicapai oleh alat pengering
tipe bak adalah sebesar 3.7 % dan konsumsi bahan bakar
adalah 1.35 liter minyak tanah per kg getah segar. Sean-
dainya alat pengering tipe bak ini diterapkan oleh petani-
petani yang telah mempunyai kebun pepaya sendiri, maka
biaya pengering 1 kg papain kasar adalah
%
4 350.Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan papain adalah
berkisar 5 - 6 jam untuk pengering listrik, 7 - 12 jam
untuk pengering tipe bak dan 2 - 5 hari pengeringan efektif
untuk pengeringan dengan menggunakan panas dari matahari.
Dari hasil pengujian aktivitas proteolitik, terlihat
aktivitas proteolitik papain yang dikeringkan dengan alat
pengering tipe bak lebih tinggi dari pada aktivitas proteo-
litik papain yang dikeringkan dengan cara penjemuran maupun
pengering listrik. Rata-rata aktivitas proteolitik bertu-
rut-turut 157.43 unit/gram, 131.17 unit/gram dan 104.46
unit/gram untuk pengering tipe bak, pengering listrik dan
pengeringan penjemurar.
Derajat put,h papain untuk ketiga macam pengeringan
adalah 44.55 % untuk pengeringan penjemuran, 51.63 % untuk
pengering tipe bak dan 55.08 % untuk pengering iistrik.
Rendemen pengeringan yang dicapai adalah 16.92 % untuk
pengering listrik, 17.16 % untuk pengering tipe bak dan
17.54 % untuk pengeringan penjemuran. Kadar air basis
basah papain adalah 6.75 % untuk pengering listrik, 8.96 %
untuk pengering tipe bak dan 11.52 % untuk pengeringan
penjemuran.
M O D I F I K A S I
DAN
U J I PERFOF?TLANSIALAT P E N G E R I N G TIPE B A K
U N T U K P E N G E R I N G A N P A P A I N
Oleh
KIKIN IS SUGIARNO F 25. 1233
MASALAH KHUSUS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Jurusan Mekanisasi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1 9 9 2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
M O D I F I K A S I DAN U J I P E R F O R M A N S I
A L A T P E N G E R I N G TIPE B A K
U N T U K P E N G E R I N G A N P A P A I N
MASALAH KHUSUS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Disetujui
Bogor, 2L1
AS\)J+US
19920 . . r
Disetujui
rta, 2< 4 j o s k u s 1992
u-
(Ir.
Putiati MahdarM
ADD. S c )KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya-lah penelitian dan
skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memper-
oleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, pada Jurusan Meka-
nisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis haturkan
kepada :
1. Ir. Putiati Mahdar M.App Sc sebagai Dosen Pembimbing I
atas segala bimbingan dan petunjuk yang diberikan sela-
ma penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Sjaifullah, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing I1 atas
bimbingan yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
3 . Suyanti, BSc sebagai pembimbing lapangan yang telah ba-
nyak menbantu jalannya penelitian
4. Ir.. Kusen Morgan, Ms sebagai kepala bengkel Mekanisasi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang turut menguji
da.. rnember tkan masukan kapada penulis.
5. Tim Bengkel Mekanisasi Pertanian Fateta-IPB.
6 . Sub Balai Penelitian Ho~~tikultura Pasar ,Minggu, yang
telah menyediakan fasilitas untuk penelitian.
7 . Dan semua pihak yang telah banyak memberikan bantuannya
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini, oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan skripsi ini akan diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini dapat bermamfaat.
Bogor, Agustus 1992
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
. . .
. . .
DAFTAR TABELDAFTAR GAMRAR
. . .
DAFTAR LAMPIRAN
...
I
. PENDAHULUAN. . .
A . LATAR BELAKANG
. . .
B
.
TUJUAN PENELITIAN. . .
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
. . .
A . PEPAYA
. . .
1
.
Botani Pepaya. . .
2
.
Getah Pepaya Sebagai Sumber Papain....
B
.
PAPAIN. . .
1
.
Sifat Fisik Papain . . . . 2.
Sifat Kimia Papain. . .
3
.
Kegunaan Papain. . .
4
.
Proses Pembuatan Papain. . .
C . PENGERINGAN
. . .
D
.
ALAT PENGERING YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUKPENGERINGAN GETAH PEPAYA
. . .
I11
.
PENDEKATAN RANCANGAN. . .
A
.
KRITERIA DISAIN...
B . RANCANGAN FUNGSIONAL
. . .
C . RANCANGAN STRUKTURAL
. . .
xiv
1
1
3
IV
.
METODOLOGI PENELITIAN. . .
A
.
BAHAN DAN ALAT...
B
.
WAKTU DAN TEMPAT...
C
.
PERLAKUAN. . .
D
.
PENGAMATAN. . .
1
.
Parameter yang diamati dalam uji perfor-...
mansi alat pengering tipe bak2
.
parameter yang berhubungan dengan mutu. . .
produk
V . HASIL DAN PEMBAHASAN
. . .
A
.
PERFORMANSI ALAT. . .
B
.
AKTIVITAS PROTEOLITIK. . .
C
.
LAJU PENGERINGAN. . .
D . RENDEMEN PENGERINGAN . . .
E
.
EFISIENSI PENGERINGAN. . .
F
.
DERAJAT PUTIH. . .
G . BIAYA OPERASTONAL
. . .
VI
.
KESIMPULAN DAN SARAN. . .
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas panen, produksi dan ekspor bush PePaya
. . .
dari tahun 1981 sampai 1987 6
Tabel 2. Hasil getah segar dari pepaya varietas Semangka Paris dengan perlakuan empat dan
enam goresan
. . .
7Tabel 3 . Produksi getah segar pada beberapa selang
waktu penyadapan . . . 8 Tabel 4 . Produksi getah pepaya pada beberapa kelom-
pok waktu penyadapan . . . 9
Tabel 5. Jumlah unit rata-rata /gram produksi papain
kasar untuk beberapa varietas pepaya . . . 11
Tabel 6. Spesifikasi papain . . . 12
Tabel 7. Pengaruh waktu pengeringan terhadap aktivi- . . .
[image:11.564.48.502.125.370.2]DAFTAR GAMBAR
Halaman
[image:12.564.57.516.105.717.2]Struktur utama papain
. . .
Gambar 1.Gambar ' 2.
Gambar 3.
Diagram alir proses pembuatan papain kasar
..
Gambar perspektif alat pengering tipe bak tan- pa blower
. . .
Gambar 4. Gambar 5.
Badan pengering (tanpa pintu)
. . .
Alat pengering tipe bak tanpa blower buatan
. . .
Bengkel MP FATETA IPBPotongan kerangka dari kaki alat pengering sampai rongga bawah
. . .
Gambar 6Gambar 7.
Gambar 8.
Gainbar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
Beberapa pembatas rongga bawah
. . .
Rak pengering sebelum dan sesudah dimodifikasi
Tampak depan badan pengering (tanpa pintu)
. .
Tampak samping badan pengering (tanpa pintu ) Tampak atas badan pengering (tanpa pintu)
. . .
Detail sistem pemanas pembantu
. . .
Suhu pengeringan tanpa beban tanpa kerikil
. . .
pengering tipe bakGambar 14. Suhu pengeringan tanpa beban dengan kerikil pengering tipe bak
Suhu maksimum pengeringan tanpa beban tanpa
. . .
kerikil pada pengering tipe bakGambar 15
Gambar 16. Suhu maksimum pengeringan tanpa beban dengan
. . .
kerikil pada pengering tipe bakSuhu pengeringan getah pepaya pengering tipe
. . .
bak ulangan pertama Gambar 17
Gambar 18. Suhu pengeringan getah pepaya pengering tipe
. . .
bak ulangan kedunGambar 19 Suhil pengeringan getah pepaya pengering tipe
. . .
Gambar 20. Suhu pengeringan getah pepaya pengering tipe
. . .
bak ulangan keempat 59
Gambar 21 Suhu pengeringan getah pepaya pengering listrik
Gambar 22 Suhu pengeringan getah pepaya pengeringan pen- jemuran ulangan pertama . . .
Gambar 23 Suhu pengeringan getah pepaya pengeringan pen- jemuran ulangan kedua
. . .
Gambar 24 Hasil pengu,jian aktivitas proteolitik dan wak- tu pengeringan papain kasar . . .
Gambar 25.
Gambar 26.
Laju pengeringan pengering listrik . . .
Laju pengeringan pengering tipe bak ulangan pertama
Gambar 27. Laju pengeringan pengering tipe bak ulangan kedua . . . Laju pengeringan pengering tipe bak ulangan ketiga . . .
Gambar 28
Gambar 29 Laju pengeringan pengering tipe bak ulangan keempat
Gambar 30.
Gambar 31.
Gambar 32.
Laju pengeringan penjemuran ulangan pertama
Laju pengeringan penjemuran ulangan kedua
...
Kadar air basis kering vs waktu pengeringan penjemuran ulangan pertama . . .
Kadar air basis kering vs waktu pengeringan
. . .
penjemuran ulangan kedua Gambar 33.
Gambar 34. Kadar air basis kering vs waktu pengeringan listrik
. . .
Gambar 35. Kadar air basis kering vs waktu pengering tipe bak ulangan pertama
. . .
Gambar 36. Kadar air basis kering vs waktu pengering tipe bak ulangan kedua
. . .
Gambar 37. Kadar air basis kering vs waktu pengering tipe
. . .
Gambar 38 . Kadar a i r b a s i s k e r i n g vs waktu p e n g e r i n g t i p e
bak u l a n g a n keempat
. . .
83Gambar 39 . h a a i l p e n g u j i a n k a d a r a i r . rendemen d a n d e r a -
j a t p u t i h p a p a i n k a s a r
. . .
86DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4 .
Lampiran 5 .
Lampiran 6
Lampiran 7.
Lampiran 8 .
Lampiran 9.
Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14. Lampiran 15.
Berat getah yang dikeringkan per loyang
. . .
pengering tipe bak ulangan pertama
Kadar air basis basah per loyang penge-
. . .
ring tipe bak ulangan pertama
Kadar air basis kering per loyang pe-
. . .
ngering tipe bak ulangan pertama
Laju pengeringan per loyang pengering
. . .
tipe bak ulangan pertama
Suhu pengeringan per rak pengering tipe
. . .
bak ulangan pertama
Berat dan suhu getah yang dikeringkan per loyang pengeringan sinar matahari
. . .
ulangan pertama
Kadar air basis basah per loyang penge- ringan sinar matahari ulangan pertama .
Kadar air basis kering per loyang pe- ngeringan sinar matahari ulangan perta- ma . . .
Laju pengeringan per loyang pengeringan
. . .
sinar matahari rlangan pertama
Halaman
9 2
92
9 3
9 3
9 4
Berat dan suhu getah yang dikeringkan per loyang pengering listrik ulangan
pertama
. . .
9 9Kadar air basis basah pengering listrik
ulangan pertama
. . .
9 9Kadar air basis kering pengering lis-
trik ulangan pertama
. . .
100Laju pengeringan pengering listrik
ulangan pertama . . . 100 Berat getah yang dikeringkan per loyang
. . .
pengering tipe bak ulangan kedua 10 1
Kadar air basis basah per loyang penge-
Lampiran 16. Lampiran 17. Lampiran 18. Lampiran 19. Lampiran 20. Lampiran 21. Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lanipi ran 23.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.
Lampiran 31.
Lampiran 32.
Kadar air basis kering per loyang pe- ngering tipe bak ulangan kedua
...
Laju pengeringan per loyang pengering tipe bak ulangan kedua
. . .
Suhu pengeringan per rak pengering tipe bak ulangan kedua
. . .
Berat dan suhu getah yang dikeringkan pengeringan sinar matahari ulangan kedua
. . .
Kadar air basis basah pengeringan sinar matahari ulangan kedua
. . .
Kadar air basis kering pengeringan si-
. . .
nar matahari ulangan kedua
Laju pengeringan pengeringan sinar ma- tahari ulangan kedua . . .
Berat getah yang dikeringkan per loyang . . . . pengering tipe bak ulangan ketiga
Kadar air basis basah per loyang penge-
. . .
ring tipe bak ulangan ketiga
Kadar air basis kering per loyang pe-
. . .
ngering tipe bak ulangan ketiga
Laju pengeringan per loyang pengering
. . .
tipe bak ulangan ketiga
Suhi: pengeringan per rak pengeringan
. . .
tipe hak ulangan ketigaBerat getah yang dikeringkan per loyang
. . .
pengering tipe bak ulangan keempatKadar air basis basah per loyang penge-
. . .
ring tipe bak ulangan keempat
Kadar air basis kering per loyang pe-
. . .
ngering tipe bak ulangan keempat
Laju pengeringan per loyang pengering
. . .
tipe bak ulangan keempat
Suhu pengeringan per rak pengering tipe
. . .
Lampiran 33a Lampiran 33b Lampiran 33c Lampiran 34. Lampiran 35. Lampiran 36. Lampiran 37. Lampiran 38. Lampiran 39. Lampiran 40. Lampiran 41. Larnpiran 42. Lampiran 43. Lampiran 44. Lampiran 45. Lampiran 46.
Percobaan pemanasan tanpa beban penge- ring tipe bak
. . .
Percobaan tanpa beban tanpa kerikil un- tuk mengetahui suhu maksimum yang dapat dicapai oleh pengering tipe bak
. . .
Percobaan tanpa beban dengan kerikil untuk mengetahui suhu maksimum yang aa- pat dicapai oleh pengering tipe bak
..
Hasil pengujian rata-rata kadar air
. .
Hasil analisa rata-rata kadara abu
. . .
Hasil analisa rata-rata aktivitas protculitik . . .
Hasil analisa rata-rata kadar protein
.
Rendemen pengeringan
. . .
Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan
Hasil perhitungan efisiensi total alat.
Hasil analisa rata-rata derajat putih
.
Bahan dan biaya pembuatan alat penge- ring tipe bak . . .
[image:17.567.64.514.90.673.2]Ferhitungan biaya operasi alat
. . .
Gambar penyadapan getah pepaya
. . .
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pepaya
(m
p w a v a L.) adalah jenis buah yangmudah dijumpai sepanjang tahun. Hampir seluruh bagian
pohon pepaya kecuali akar dan bijinya mengandung enzim
papain. Enzim ini telah banyak dipergunakan dalam
beberapa pabrik, misalnya dalam perusahaan bir, obat-
obatan dan industri bahan makanan (Daryono dan Sabari,
1980). Indonesia merupakan penghasil pepaya yang cukup
besar, yaitu 314 816 ton (Dirjen Tanaman Pangan, 1989)
namun penelitian tentang papain masih kurang.
Bisnis getah kering dewasa ini sudah bukan lagi
merupakan bahan perdagangan yang asing di pasaran
internasional. Getah pepaya kering dalam perdagangan
sering dikenal dengan nama "crude papain". Dewasa ini
harga c r u d e papain paling murah Rp 4 4 000,- /kg. Untuk
luas tanaman satu hektar bila diuangkan dari penjualan
getah pepaya bisa menghasilkan uang sebanyak
Rp 19 008 000,- hasil kotor (Muhidin, 1982).
Kegiatan industri di Indonesia yang semakin ber-
kembang mengakibatkan kebutuhan akan enzim papain juga
semakin besar. Sementara usaha yang menghasilkan
papain secara komersial belum ada, akibatnya kebutuhan
enzim tersebut dipenuhi dari luar negeri. Swiss,
Jepang, Denmark dan Taiwan merupakan negara pengekspor
Menurut Flynn (1975), negara-negara yang meng-
ekspor papain dalam jumlah besar adalah Zaire, Tanza-
nia, Uganda dan Sri Lanka. Dan sebagian kecil dihasil-
kan oleh Kenya, Israel, Filipina, India dan Cameroon.
Sedangkan negara-negara yang mengimport enzim papain
dalam jumlah besar adalah Amerika Serikat, Inggris,
Belgia dan Perancis.
Konsumen terbesar pemakai papain adalah industri
bir. Untuk menjernihkan bir dipakai papain dengan
dosis 3.45 gram / 100 liter. Sepuluh tahun yang lalu,
penduduk dunia telah menghabiskan minuman bir sebanyak
67.5 milyar liter. Jadi untuk menghasilkan bir seba-
nyak itu diperlukan papain sebanyak 2 335.5 ton.
Papain sebanyak ini baru 75 persen dari kebutuhan.
Masih diperlukan lagi 3 114 ton untuk tahun 1972. Yang
jzlas kt:butuhan akan prodllksi getah pepaya ini akan
terus meningkat setiap tahun. Jadi ladang produksi
getah papain cukup layak untuk dipertimbangkan (Muhi-
din, 1982).
Pengeringan getah pepaya dapat dilakukan dengan
penjemuran biasa maupun dengan alat pengering buatan,
asal panasnya tidak lebih dari 60 OC. Di udara yang
panas dan cerah, pengeringan memerlukan waktu 8-9 jam.
Tetapi dengan menggunakan alat pengering getah dapat
Kelemahan dari pengeringan dengan penjemuran biasa
adalah rendahnya mutu produk yang dihasilkan karena
terkontaminasi oleh jasad renik yang tidak dikehendaki.
Oleh karena itu perlu dipikirkan alat pengering yang
dapat dipakai untuk mengeringkan getah pepaya dengan
batasan suhu tidak terlalu tinggi dan dapat diterapkan
di pedesaan.
B .
TUJUAN
PENELITIANTujuan dari penelitian ini adalah mencari alterna-
tif pengolahan produk papain kasar dengan alat penge-
ring sederhana yang dapat diterapkan. di pedesaan,
dimana mutu papain yang dihasilkan lebih baik dari pada
pengeringan penjemuran, tetapi tidak jauh berbeda
dengan alat pengering listrik.
Alat pengering sederhana yang akan diuji dan
dimodifikasi adalah alat pengering tipe bak dengan
sumber pemanas kompor minyak tanah. Dan papain yang
dihasilkan dari pengering ini akan dibandingkan mutunya
11. TINJAUAN PUSTAKA
A. PEPAYA
1. Botani Pepaya
Tanaman pepaya (Carica EBE .a L . ) merupakan
tanaman yang diklasifikasikan ke dalam famili
Caricacese, ordo Ma1 uales dan kelas Monocotyledo-
nea (Arriola dan Calzada, 1980).
Daerah asal tanaman ini adalah benua Amerika
terutama Meksiko bagian Selatan dan Nicaragua.
Bersama-sama pelayar-pelayar bangsa Portugis di
abad ke-16, tanaman pepaya nienyebar ke berbagai
negara sehingga terdistribusi dari daerah tropis
sampai sub tropis (Arriola dan Calzada, 1980).
Menurut Kalie (19911, syarat-syarat tumbuh
tanaman pepaya adalah tumbuh sampai ketinggian
1 000 meter di atas permukaan laut, pada tanah-
tanah yang subur dan gembur serta iklim yang lem-
bab. Cuaca dingin atau suhu rend; aka mematikan
tanaman pepaya, suhu 15 OC merupakan suhu minimum
untuk portumbuhan tanaman. Suhu optimal adalah
22 - 26 OC, pH tanah yang cocok adalah sekitar
6.5 - 7 . Tanaman pepaya membutuhkan sinar matahari
yang banyak, Curah hujan yang optimum adalah
sangat peka terhadap air yang tergenang. Pengge-
nangan air pada tnnaman pepaya selama 2 hari dapat
menyehabkan kematian.
Pohon pepaya mulai berbuah umur 4 bulan dari
waktu menyemai biji, enam bulan kemudian buah sudah
dapat dipetik (Kalie. 1991). Tanaman pepaya yang
terpelihara baik dapat menghasilkan rata-rata
50 buah per tahun dan dapat berlangsung selama
tiga tahun (Sunaryo, 1981).
Varietas-varietas pepaya yang ada di Indone-
sia antara lain pepaya semangka Paris, pepaya
Jinggo, pepaya Bangkok, pepaya Hawai, pepaya Solo
.
dan pepaya Burung (Soedirdjoatmojo, 1985). Pada
Tabel 1. ditunjukan luas panen, produksi dan ekspor
buah pepaya dari tahun 1981 sampai 1987.
2 . Getah Pepaya Sebagai Sumber Papain
Hampir seluruh bagian tanaman pepaya mengan-
dung getah kecuali akar dan bijinya, tetapi hanya
buahlah yang merupakan penghasil getah paling
banyak. Getah dari buah mudah diperoleh serta
berwarna putih bersih dan tidak tercampur dengan
bahan-bahan lain. Sedangkan getah dari bagian
pohon yang lain, seperti batang dan daun sering
tercampur dengan serat, zat hijau daun dan kontami-
Tabel 1. Luas panen, produksi dan ekspor buah pepaya dari tahun 1981 sampai 1987
Tahun Luas panen Produksi Jumlah ekspor
(ha (ton (kg)
-
45 991 312 359 -
29 053 288 627 -
Sumber : Direktorat Jendral Tanaman Pangan (1989)
Produksi getah pepaya dan aktivitas proteoli-
tik dipengaruhi oleh jenis pepaya (Daryono dan
Muhidin, 1974). Penyadapan yang terlalu sering dan
terlalu jarang kurang baik karena mempengaruhi
kesehatan buah. Frekwensi penyadapan yang baik
adalah 3-4 hari sekali (Daryono dan Muhidin, 1974).
Getah pepaya diperoleh dengan cara menoreh
buah pepaya dari pangkal ke ujung buah. Faktor-
faktor yang mempengaruhi jumlah produksi getah
adalah banyaknya to, -han, nterval waktu penya-
dapan, umur buah dan waktu penyadapan.
Menurut Suranto (1970), produksi getah sangat
dipengaruhi oleh umur tanaman. Buah pepaya varie-
tas Semangka Paris yang berumur 1 - 2 bulan dapat
menghasilkan getah segar sebanyak 57.50 gram, 2 - 3
bulan akan menghasilkan getah segar sebanyak 64
[image:23.570.117.476.79.256.2]segar sebanyak 50.30 gram. Sehingga dianjurkan
untuk melakukan penyadapan pada saat umur buah
2.5 - 3 bulan
Penyadapan dengan membuat enam goresan tiap
buah dengan selang waktu empat hari selama 14 kali
penyadapan akan menghasilkan getah segar lebih
banyak dari pada perlakuan empat goresan. Peneli-
tian ini dilakukan oleh Sastrodiwiryo (1970), dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Hasil getah segar dari pepaya varietas Semangka Paris dengan perlakuan empat dan enam goresan
PERLAKUAN 4 GORESAN PERLAKUAN 6 GORESAN Penyadapan
ke Getah segar Papain Getah segar Papain ( g/buah ( g h a h ( g h u a h ) (g/buah)
7 1.211 0.242 1.135 0.227
8 0.992 0.198 1.075 0.215
9 0.905 0.181 0.968 0.194
10 0.882 0.176 0.717 0.143
11 0.621 0.124 0.352 0.070
12 0.608 0.122 0.341 0.068
13 0.449 0.090 0.367 0.073
14 0.295 0.059 0.199 0.040
Jumlah 19.088 3.817 22.119 4.424
Sumber : Sastrodiwiryo, 1970
Menurut Sabari (1982), waktu penyadapan yang
paling banyak menghasilkan getah adalah antara
pukul 05.00 - 06.00. Jumlah produksi getah pada
selang waktu 1 jam dapat dilihat pada Tabel 3 .
Tabel 3 . Produksi getah segar pada beberapa selang
waktu penyadapan
Waktu penyadapan Hasil getah (gram)*
Sumber : Sosrodiharjo dan Yurneti (1985)
* ~ a t a dari 12 buah pepaya
Dari Tabel 3 . dapat dilihat bahwa jumlah
produksi getah terbesar adalah antara pukul 05.00 -
06.00. Tetapi karena selang waktu yang terlalu pendek maka tidak layak urtuk produksi secara
komersial, sehingga wah u penyadapan harus diper-
panjang menjadi antara pukul 05.00 - 08.00. Pada
Tabel 4 dapat dilihat produksi getah pada selang
waktu tiga jam
Menurut Daryono dan Muhidin (19741, pepaya
semangka Paris mernpunyai papain kasar paling besar
untuk setiap buah dan rendemen dalam unit/buah
[image:25.564.101.503.230.695.2]jenis ini dalam memproduksi papain kasar. Produksi
papain kasar yang dapat dihasilkan oleh beberapa
varietas pepaya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 4. Produksi getah pepaya pada beberapa ke- lompok waktu penyadapan
Waktu penyadapan Hasil Getah (gram)*
Sumber : Sosrodihardjo dan Yurneti (1985)
*
Data dari 36 bush pepayaBuah pepaya yang telah disadap getahnya
mempunyai penampakan yang buruk akibat torehan-
torehan pada selur7th permuxaan buahnya. M e ~ k i p u n
rasa dan kandungan gizinya tidak berubah, buah sisa
sadap tidak digunakan lagi sebagai hidangan meja.
Buah demikian merupakan semacam "limbah" yang
jumlahnya cukup besar dari suatu industri papain.
Untuk menghasilkan satu ton getah kering ( c r u d e
papain) akan menghasilkan "limbah" buah pepaya sisa
sadap sebanyak 250 ton (Daryono dan Muhidin, 1974).
Untuk meningkatkan nilai ekonomi "limbah"
buah pepaya sisa sadap maka perlu dicari alternatif
Menurut Sastrodiwiryo (1970), hasil pengujian
organoleptik menyimpulkan bahwa rasa buah sama
seperti buah yang tidak disadap. Sebagai hasil
samping yang dapat dimanfaatkan adalah pembuatan
sari buah, jam, es buah dan juga untuk dimakan
segar
.
Selain produk olahan di atas, daging buah
pepaya juga dapat diolah menjadi manisan pepaya,
cuka, puree untuk saus samba1 dan pektin
( Anonim, 1984 )
.
B. PAPAIN
1. Sifat Fisik Papain
Papain merupakan salah satu enzim proteolitik
(pemecah protein) yang terdapat dalam getah pepaya,
ditemukan oleh Griffith Mugles pada tahun 1750.
Istilah papain pertama kali diberikan oleh Wurtz
da Bouchut pada tahun 1879. Nama ini digunakan
baik untuk getah pepaya kering maupun enzim proteo-
litik yang telah dimurnikan dan dikristalkan.
Getah pepaya kering sering disebut papain kasar
(Daryuno dan Sabari, 1979).
Dalam perdagangan dikenal dua macam papain,
yaitu papain kasar dan papain murni. Papain kasar
di bawah sinar matahari maupun dengan menggunakan
oven pada suhu 50-60 OC selama lebih kurang enam
jam, sedangkan papain murni harus dengan suatu
pelarut, yang biasanya dipakai adalah alkohol,
aseton dan natrium bisulfit (Singh dan Tripathy
&Lam Sastrodiwiryo, 1970).
Tabel 5. Jumlah unit rata-rata/gram produk papain kasar untuk beberapa varietas pepaya
VARIETAS g papain/ x Unit/g = Unit/
buah buah
Jinggo 1.6542 x 83.04 = 131.36
Noris 3.0966 x 96.98 = 300.20
Cibinong 2.7805 x 113.02 = 314.25
Paris 4.0166 x 94.16 = 378.20
Sumber : Bulletin Penelitian Hortikultura. Vol. 13
No. 1, 1974
Papain hasil pemurnian berwarna putih hingga
putih kekuning-kuningan, memiliki rasa khas, mudah
larut dalam air, gliserin dan dalam larutan hi-
droallcoholik berkonsentrasi rendah, tetapi tidak
larut dalam pelarut organik minyak dan lemak (Meer
&Lam Sastrodiwiryo, 1970). Spesifikasi papain secara rinci dapat dilihat pada Tabel 6.
Papain murni tetap stabil selama beberapa jam
dengan pemanasan 105 OC. Pada suhu pemasakan
papain tetap aktif dan tidak mengalami perubahan
setelah satu sampai tiga jam pada suhu 70 OC,
bahkan pada suhu 90 OC masih besar aktivitasnya
Menurut Drenth &&m Kalk (19691, papain mempunyai berat molekul 23 350 dan memiliki kristal
dalam bentuk seperti telur, dengan dimensi molekul
36 x 48 x 36 A". Struktur papain disajikan pada
Gambar I
Tabel 6. Spesifikasi papain
Penguj ian Papain Papaim murni
Warna coklat sampai putih
putih
Bau (odour) tidak disukai disukai
Bahan tak larut
dalam air sampai 30 % max. 0.05 %
Kadar air sampai 18 % max. 6 %
Total abu sampai 14 % max. 5 %
Pasir sampai 5 % tidak ada
Kotoran banyak tidak a a
Total bakteri sampai 3xlo8/g max. 10
$
/ gPenurunan aktivitas
setelah 6 bulan sampai 50 % sampai 5 %
Aktivitas proteolitik 70-500 u/g 70-1000 u/g
Sumber : Botanical Derivates Catalogue of Dr. Madis
Laborlatories, Inc. Usa (1983)
2. Sifat Kimia Papain
Menurut Boyer (19601, papain akan tidak aktif
jika terdapat oksidator, misalnya oksigen. Papain
juga sangat peka terhadap suhu tinggi yaitu sekitar
75-85 OC. Hal ini menyebabkan dalam penyimpanan
perlu diperhatikan adanya udara luar dan cahaya.
Untuk mencegah kerusakan papain, maka perlu ditam-
bahkan zat anti oksidan seperti natrium bisulfit
bahan zat anti oksidan ini dapat meningkatkan daya
simpan papain.
Menurut Liener (1981), aktivitas papain
berada pada selang pH 3 sampal 11 dengan suhu
sampai 75 OC. Suhu optimum adalah antara 50 -
60 OC dan pH optimum 5 - 7. Papain relatif lebih tahan terhadap panas jika dibandingkan dengan enzim
proteolitik lainnya
Gambar 1. Struktur utama papain
[image:30.559.128.453.384.629.2]MODIFIKASI
DAN UJI PERFORMANS!
ALAT PENGERING TlPE BAK
UNTUK PENGERIHGAH PAPAIN
Oleh
1 9 9 2
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIANKIKIN IS SUGIARNO. F25. 1233. Modifikasi dan Uji Perfor- mansi Alat Pengering Tipe Bak untuk Pengeringan Papain. Di
bawah bimbingan Ir. Putiati Mahdar, Mapp. Sc dan Dr. Sjai-
fullah, MSc.
Enzim papain yang merupakan salah satu enzim proteoli-
tik yang dldapat dari pengeringan getah buah pepaya
(u
L.
) mempunyai peranan yang penting di dalamperindustrian. Indonesia merupakan negara agraris mempu-
nyai potensi yang besar untuk mengembangkan bisnis papain
khususnya bagi petani-petani di pedesaan yang mempunyai
kebun pepaya. Hal ini sangat menguntungkan karena setelah
getahnya diambil sebagai bahan baku papain, buah pepaya
masih dapat dimamfaatkan sebagaimana mestinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif
pengolahan produk papain kasar dengan alat pengering seder-
hana yang dapat diterapkai; di F . iesaan, dimana mutu papain
yang dihaailkan lebih baik dari pada pengeringan penje-
muran, tetapi tidak berbeda jauh dengan pengering listrik.
Alat pengering yang digunakan adalah pengering tipe bak
sistem konveksi bebas dengan sumber pemanas kompor minyak
tanah buatan Bengkel Mekanisasi Pertanian META
-
D - 801yang telah dimodifikasi oleh Barando Pakpahan ( 1 9 9 1 ) . Pada
kawat kasa dan bingkai kayu yang dianggap dapat menghambat
aliran uap air untuk dapat keluar dari alat pengering
diganti dengan besi behel berdiameter 7 mm.
Alat pengering ini dilengkapi dengan rongga pemanas
pembantu yang membantu menyalurkan udara panas dari kompor
ke dalam ruang pengering melalui pipa-pipa pemanas.
Getah yang telah disadap dari buah pepaya yang berumur
2 . 5 - 3 bulan ditambahkan dengan natrium bisulfit 0.7 %
sebagai anti oksidan dan diletakkan di loyang dengan kete-
balan 1 mm. Kemudian dikeringkan antara 50 - 60 " C
dengan tiga cara yaitu dengan penjemuran, dengan pengering
tipe bak dan pengering listrik. Setelah pengeringan sele-
sai, dilakukan perbandingan mutu antara ketiga cara penge-
ringan diatas.
Dari hasil uji performansi alat, pada pengeringan tanpa
beban, suhu maksimum yang dapat dicapai adalah 76 - 85 " C
dengan perbedaan suhu antara rak atas dengan rak bawah
sebesar 10 " C jika menggunakan menggunakan kerikil dengan
ketebalan 5.5 cm sebagai h h a n penyimpan panas. Sedangkan
jika tanpa menggunakan kerikil, suhu maksimum yang dicapai
adalah 85 - 102 " C dengan perbedaan suhu antara rak atas
dengan rak bawah sebesar 20 "C. Pada pengeringan dengan
beban suhu pengeringan dari alat pengering tipe hak dapat
dipertahankan antara 50 - 60 " C dengan cara mengatur besar-
Efisiensi pengeringan yang dicapai oleh alat pengering
tipe bak adalah sebesar 3.7 % dan konsumsi bahan bakar
adalah 1.35 liter minyak tanah per kg getah segar. Sean-
dainya alat pengering tipe bak ini diterapkan oleh petani-
petani yang telah mempunyai kebun pepaya sendiri, maka
biaya pengering 1 kg papain kasar adalah
%
4 350.Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan papain adalah
berkisar 5 - 6 jam untuk pengering listrik, 7 - 12 jam
untuk pengering tipe bak dan 2 - 5 hari pengeringan efektif
untuk pengeringan dengan menggunakan panas dari matahari.
Dari hasil pengujian aktivitas proteolitik, terlihat
aktivitas proteolitik papain yang dikeringkan dengan alat
pengering tipe bak lebih tinggi dari pada aktivitas proteo-
litik papain yang dikeringkan dengan cara penjemuran maupun
pengering listrik. Rata-rata aktivitas proteolitik bertu-
rut-turut 157.43 unit/gram, 131.17 unit/gram dan 104.46
unit/gram untuk pengering tipe bak, pengering listrik dan
pengeringan penjemurar.
Derajat put,h papain untuk ketiga macam pengeringan
adalah 44.55 % untuk pengeringan penjemuran, 51.63 % untuk
pengering tipe bak dan 55.08 % untuk pengering iistrik.
Rendemen pengeringan yang dicapai adalah 16.92 % untuk
pengering listrik, 17.16 % untuk pengering tipe bak dan
17.54 % untuk pengeringan penjemuran. Kadar air basis
basah papain adalah 6.75 % untuk pengering listrik, 8.96 %
untuk pengering tipe bak dan 11.52 % untuk pengeringan
penjemuran.
M O D I F I K A S I
DAN
U J I PERFOF?TLANSIALAT P E N G E R I N G TIPE B A K
U N T U K P E N G E R I N G A N P A P A I N
Oleh
KIKIN IS SUGIARNO F 25. 1233
MASALAH KHUSUS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Jurusan Mekanisasi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
1 9 9 2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
M O D I F I K A S I DAN U J I P E R F O R M A N S I
A L A T P E N G E R I N G TIPE B A K
U N T U K P E N G E R I N G A N P A P A I N
MASALAH KHUSUS
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
Pada Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Disetujui
Bogor, 2L1
AS\)J+US
19920 . . r
Disetujui
rta, 2< 4 j o s k u s 1992
u-
(Ir.
Putiati MahdarM
ADD. S c )KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya-lah penelitian dan
skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memper-
oleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, pada Jurusan Meka-
nisasi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis haturkan
kepada :
1. Ir. Putiati Mahdar M.App Sc sebagai Dosen Pembimbing I
atas segala bimbingan dan petunjuk yang diberikan sela-
ma penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Sjaifullah, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing I1 atas
bimbingan yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
3 . Suyanti, BSc sebagai pembimbing lapangan yang telah ba-
nyak menbantu jalannya penelitian
4. Ir.. Kusen Morgan, Ms sebagai kepala bengkel Mekanisasi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang turut menguji
da.. rnember tkan masukan kapada penulis.
5. Tim Bengkel Mekanisasi Pertanian Fateta-IPB.
6 . Sub Balai Penelitian Ho~~tikultura Pasar ,Minggu, yang
telah menyediakan fasilitas untuk penelitian.
7 . Dan semua pihak yang telah banyak memberikan bantuannya
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini, oleh karena itu segala kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan skripsi ini akan diterima dengan senang hati. Akhir kata, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini dapat bermamfaat.
Bogor, Agustus 1992
DAFTAR IS1
Halaman
KATA PENGANTAR
. . .
. . .
DAFTAR TABELDAFTAR GAMRAR
. . .
DAFTAR LAMPIRAN
...
I
. PENDAHULUAN. . .
A . LATAR BELAKANG
. . .
B
.
TUJUAN PENELITIAN. . .
I1 . TINJAUAN PUSTAKA
. . .
A . PEPAYA
. . .
1
.
Botani Pepaya. . .
2
.
Getah Pepaya Sebagai Sumber Papain....
B
.
PAPAIN. . .
1
.
Sifat Fisik Papain . . . . 2.
Sifat Kimia Papain. . .
3
.
Kegunaan Papain. . .
4
.
Proses Pembuatan Papain. . .
C . PENGERINGAN
. . .
D
.
ALAT PENGERING YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUKPENGERINGAN GETAH PEPAYA
. . .
I11
.
PENDEKATAN RANCANGAN. . .
A
.
KRITERIA DISAIN...
B . RANCANGAN FUNGSIONAL
. . .
C . RANCANGAN STRUKTURAL
. . .
xiv
1
1
3
IV
.
METODOLOGI PENELITIAN. . .
A
.
BAHAN DAN ALAT...
B
.
WAKTU DAN TEMPAT...
C
.
PERLAKUAN. . .
D
.
PENGAMATAN. . .
1
.
Parameter yang diamati dalam uji perfor-...
mansi alat pengering tipe bak2
.
parameter yang berhubungan dengan mutu. . .
produk
V . HASIL DAN PEMBAHASAN
. . .
A
.
PERFORMANSI ALAT. . .
B
.
AKTIVITAS PROTEOLITIK. . .
C
.
LAJU PENGERINGAN. . .
D . RENDEMEN PENGERINGAN . . .
E
.
EFISIENSI PENGERINGAN. . .
F
.
DERAJAT PUTIH. . .
G . BIAYA OPERASTONAL
. . .
VI
.
KESIMPULAN DAN SARAN. . .