1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia pada abad 21 ini mengalami proses perubahan pesat khususnya dalam bidang komunikasi Public Relations yang semakin nyata keberadaannya. Pada negara-negara maju Public Relations sudah digunakan hampir diseluruh perusahaan, baik kecil maupun besar. Suatu opini yang berkembang di dalam masyarakat akan mempengaruhi suatu perusahaan atau organisasi baik dari dalam maupun dari luar, dan membina hubungan baik antara Public Relations dengan Public internal dan eksternal juga akan mempengaruhi opini yang menyebar dimasyarakat. Setidaknya opini publik terhadap suatu perusahaan atau organisasi tersebut diakui oleh masyarakat.
Dengan merasa diakui oleh masyarakat maka perusahaan atau organisasi semakin berusaha untuk tidak mengecewakan mereka dan disini diperlukan sebuah badan khusus yang menangani masalah tersebut baik publik internal maupun publik eksternal sehingga pekerjaan dari badan-badan yang lain tidak terganggu, dimana orang yang berada dibadan khusus tersebut merupakan seorang Public Relations yang dapat menjembatani atau menjadi penyambung lidah tentang apa yang diinginkan oleh perusahaan ataupun sebaliknya.
2
harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih atau abu-abu. Kebutuhan akan Public Relations merupakan salah satu element yang menentukan kelangsungan suatu organisasi atau lembaga secara positif. Arti penting Public Relations sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa di era globalisasi dan banjir informasi seperti saat ini.
Public Relations sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan karena dengan adanya seorang Public Relations dalam sebuah perusahaan dapat membentuk suatu citra yang baik, yang dibentuk melalui komunikasi yang dibuatnya dari informasi yang disebarkan atau dipublikasikan. Maka dalam kegiatannya, Public Relations perlu bekerja keras dengan mencari dan memberikan informasi kepada masyarakat, agar perusahaan mereka tumbuh subur, karena dengan kepercayaan dan sokongan publiklah perusahaan tetap berjalan.
3
Apabila suatu masalah tidak dapat diatasi dengan cepat dan benar maka celaka bagi Public Relations disini, apabila citra negatif sudah tersebar luas di masyarakat maka Public Relations akan sulit memperbaiki citra negatif teresebut apabila tidak segera di klarifikasi. Citra dalam praktisi Public Relations merupakan suatu pesan yang harus dicerna terlebih dahulu sebelum pesan tersebut untuk disebarkan pada khalayak, inilah yang disebut dengan citra sebuah pesan dapat memberikan suatu gambaran atau image terhadap suatu organisasi khususnya atau cerminan setiap individu.
Menurut Frank jefkin, menyimpulkan secara umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya . Citra perusahaan adalah citra dari studi organisasi secara keseluruhan. Jadi bukan citra atas produk dan pelayanan saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal, hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stailitas di bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul tanggung jawab social, dan komitmen mengadakan riset.
4
membina hubungan baik dengan kalangan pres yang mengelola media cetak (suratkabar/ majalah) dan media elektronik (tv/radio).
Menurut Frank Jefkins, dalam buku Public Relations, menyebutkan mengenai peranan press relations (Hubungan Pers) adalah untuk memperoleh pemuatan atau penyiaran secara maksimal tentang informasi Public Relations yang disampaikan untuk memberikan pengetahuan dan menciptakan pengertian publiknya sehingga timbul kesepakatan opini antara perusahaan dan masyarakat.
Untuk membangun citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dimata wartawan, maka perusahaan dalam hal ini public relations harus membangun suatu hubungan baik yang mutualisme untuk menunjang penciptaan image baik perusahan di kalangan wartawan. PT. Telkomsel Regional Jawa Barat juga mempunyai hubungan yang baik dengan Pres atau Media Relations termasuk para pemimpin dan wartawan surat kabar, majalah, radio dan televisi dengan memberikan penghargaan pada Pres terutama pada wartawan yang telah bekerja sama dalam memuat pemberitaan tentan PT. Telkomsel Regional Jawa Barat khususnya berita di Jawa Barat, dengan menyelenggarakan kegiatan press awards yang diadakan PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dan telah diagendakan penyelenggarannya setiap setahun kegiatan ini sudah berjalan selama 15 kali dalam 15 tahun ini kegiatan press awards yang dilaksanakan pada setiap bulan agustus .
5
Jadi dalam hal ini PT. Telkomsel Regional Jawa Barat sangat peduli atas karya tulis dan foto jurnalistik mereka (wartawan) karena dengan pemberitaan yang dimuat wartawan dapat memberikan suatu opini pada masyarakat.
Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat telah melakukan hal yang semestinya dilakukan oleh seorang Public Relations. Sebab penting sekali dalam sebuah kegiatan kehumasan untuk menjalin hubungan yang baik dengan para pemimpin dan reporter/wartawan surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Dengan melakukan hubungan ini akan terbentuk suatu citra yang baik dimata wartawan karena kedua belah pihak diuntungkan.
Kegiatan Press awards ini dapat dirasakan manfaatnya oleh PT. Telkomsel Regional Jawa Barat sebagai suatu tindakan yang menguntungkan karena wartawan sebagai publiks eksternal perusahaan memiliki pengaruh terhadap pembentukan citra perusahaan. Bila hubungan antara salah satu publik eksternal tersebut mengalami ketidakharmonisan maka akan berpengaruh kepada pencapaian keberhasilan suatu perusahaan.
6
1.2 Identifikasi Masalah
Dari rumusan Masalah yang masih luas, supaya penelitian lebihspesifikasi dan terarah maka dibuat indikator masalah sebagai berikut :
1. Sejauhmana rencana kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.
Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan
Wartawan Media Cetak Bandung?
2. Sejauhmana pesan kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.
Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan
Wartawan Media Cetak Bandung?
3. Sejauhmana media kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.
Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan
Wartawan Media Cetak Bandung?
4. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat
Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Persepsi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak
7
5. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat
Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap kognisi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak
Bandung?
6. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat
Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Sikap PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak
Bandung ?
7. Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak
8
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Bertolak dari latarbelakang dan identifikasi masalah yang telah di kemukakan, Maksud penelitian adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan Fenomena yang terjadi dengan menggunakan metode dan teknik yang tepat tentang Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dalam Program Press Awards PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Terhadap Citra PT.
Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung .
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini aadalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui rencana kegiatan Press Awards. Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT.
Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat
Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.
2. Untuk mengetahui pesan kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards
PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat
9
3. Untuk mengetahui media kegiatan Press Awards Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards
PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat
Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.
4. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional
Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap
Persepsi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.
5. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap
kognisi PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.
6. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap
Sikap PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.
7. Untuk mengetahui Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap
10
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan Penelitian yang dilakukan adalah sebagai
pengembangan ilmu komunikasi secara umum, Ilmu Humas (Hubungan Masyarakat) secara khusus dan juga membuka wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis mengenai Strategi Public Relations PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel
Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan
Media Cetak Bandung.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan secara praktis dari penelitian itu aadalah sebagai berikut: a. Peneliti
11
b. Universitas
Penelitian ini berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia secara umum yaitu mahasiswa/mahasiswi ilmu komunikasi. Penelitian ini juga berguna untuk literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
c. Perusahaan
12
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Dengan demikian, strategi komunikasi, baik secara makro (flammed multi media strategi) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai fungsi ganda (Efffendy, 2000 : 300)
13
Konteks komunikasi penelitian ini adalah konteks komunikasi organisasi. Adapun definisi komunikasi organisasi menurut Wayne (2000) sebagaimana dikutip oleh Deddy Mulyana yang berjudul Komunikasi Organisasi bahwa:
Komunikasi organisasi adalah sebagai suatu pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu oraganisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hungan hierarkis antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. ( Wayne, 2000)
14
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.
Teori Komuikasi kelompok yang digunakan adalah teori ABX Pendekatan komunikasi yang berdasarkan pada pendekatan seorang pakar psikolog sosial berkaitan dengan interaksi manusia. Dalam bentuk yang paling sederhana dari kegiatan komunikasi seseorang A menyampaikan informasi kepada orang lain B mengenai sesuatu X. Model ini menyatakan bahwa orientasi A (sikap) terhadap B dan terhadap X adalah saling bergantung dan ketiganya membentuk sistem yang meliputi empat orientasi. Seperti dikutip Effendy (2003) menurut Severin dan Tankard (1992) pada model newcomb ini komunikasi merupakan cara yang biasa
dan efektif dimana orang-orang mengorientasikan dirinya terhadap
lingkungannya.
15
berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan (Soermirat dan Ardianto, 2002:14)
Cara memperoleh image atau citra yang baik:
1. Menciptakan Public Understanding ( pengertian Publik).
Pengertian belum berarti persetujuan atau penerimaan,persetujuan belum berarti penerimaan dalam hal ini publik memahami organisasi atau perusahaan atau instansi apakah itu dalam hal produk atau jasa, aktivitas-aktivitasnya, reputasinya, perilaku manajemennya.dansebagainya
2. Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap organisasi kita). Publik percaya bahwa hal-hal yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan intansi adalah benar adanya,apakah itu dalam hal kualitas produk atau jasanya, aktivita-aktivitanya yang positif, reputasinya baik, perilaku manejemennya dapat diandalkan.
3. Public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap organisasi kita) baik dalam betuk material maupun spiritual (dalam bentuk pendapat atau pikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan kita.
16
Penelitian ini menggunakan model pembentukan citra dari
Jhon.S.Nimpoeno, yang mengasumsikan citra sebagai proses yang tergambarkan melalui persepsi, kognisi, dan sikap seperti yang dikemukan oleh Jalaludin Rakhmat bahwa :
Proses Psiko dinamis yang berlangsung pada individu konsumen berkisar antara komponen persepsi ,kognisi, motivasidan sikap konsumen terhadap produk.Keempat komponen itu sendiri diartika sebagai mental representation citra dari stimulus (rakhmat, 1985: 9-10)
Adapun model pembentuakan citra yang dijelaskan oleh Jhon.S.Nimpoene adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1 Model pembentukan Citra
Pengalaman Mengenai Stimulus
Kognisi
Stimulus
(rangsang) Presepsi Sikap Respon
Motivasi
17
1.5.2 Kerangka Konseptual
Melihat dari teori di atas dapat dikatakan bahwa masalah penelitian dengan teori yang dipakai dapat dikatakan saling mendukung antara masalah penelitian dengan teori tersebut.
Masalah penelitian ini dapat dilihat dengan penjelasan teori tersebut serta aplikasi teori. Dalam Penelitian ini, teori komunikasi kegiatan ini bersifat informal yang dimana teori tersebut mengaplikasikan sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu kegiatan press award yang diikuti oleh para wartawan Bandung yang dimana Telkomsel mengadakan kegiatan press awards, untuk membuat serta merubah sikap suatu para individu wartawan melaui kegiatan ini untuk membentuk suatu pencitraan TELKOMSEL dikalangan wartawan. Pembentukan sikap yang diaplikasikan dari komunikasi kelompok dapat dianalogikan dengan model pembentukan citra pada gambar 1.1 diatas memperlihatkan bahwa lembaga digambarkan sebagaimana input-output.
Proses intern dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi kognisi, motivasi dan sikap.
18
Jika diaplikasikan dalam penelitian, empat komponen dalam model pembentukan citra yaitu: persepsi, kognisi, motivasi, dan sikap diartikan sebagai citra yang di berikan individu (wartawan media cetak Bandung) terhadap pesan atau stimulus yang disampaikan dalam acara press award . Jika pesan yang disampaikan mendapat perhatian dari wartawan media cetak bandung maka para peserta press award PT. Telkomsel Regional Jawa Barat akan berusaha mengerti tentang pesan tersebut.
Adapun arti dari keempat komponen dalam model pembentukan citra tersebut adalah :
1. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan
2. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus 3. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan
19
1.6 Hipotesis
Hi= Ada pengaruh antara Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional
Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap
Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dikalangan Wartawan
Bandung
Ho= Tidak Ada pengaruh antara Strategi Public Relation PT. Telkomsel
Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel
Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat dikalangan
Wartawan Bandung.
1.7. Operasional Variabel
Operasional Variabel adalah mengukur konsep abstrak menjadi besaran yang dapat di ukur. Sedangkan variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah di beri nilai. (Rakhmat, 2001:12)
Untuk itu dapat dijabarkan indikator dari variabel teori diatas yaitu:
Variabel X : Strategi Publik Relations melalui Program Press Awards Indikator 1 : Rencana kegiatan Press Awards
Alat Ukur : 1.Rancangan Kegiatan 2. Konsep
20
Indikator 2 : Pesan kegiatan Press Awards
Alat Ukur : 1. Gaya pesan kegiatan
2. Bentuk Pesan yang disampaikan
Indikator 3 : Media kegiatan Press Awards
Alat Ukur :1. Bentuk Media 2. Fungsi Media
Variabel Y : Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Indikator 1 : Persepsi wartawan mengenai PT. Telkomsel
Regional Jawa Barat
Alat Ukur : 1.Memahami perusahaan
2.Penerimaan perusahaan dimata wartawan
Indikator 2 : Kognisi wartawan mengenai PT. Telkomsel
Regional Jawa Barat
Alat Ukur : 1. Ingatan
2.Pengertian 3.Pemikiran
Indikator 3 : Sikap wartawan terhadap PT. Telkomsel
Regional Jawa Barat
Alat Ukur : 1.Kesadaran
21
1.8 Populasi dan Sampel
1.8.1 Populasi
Menurut Sugiyono dalam bukunya Statistika Untuk Penelitian mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari ; objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh Peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya (Ruslan,2004:133).
Sedangkan menurut Ulber Silalahi dalam bukunya Metode Penelitian Sosial mengatakan bahwa populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen dimana penyelidik tertarik.(Silalahi,2006:233).
22
Tabel 1.1
Data Mitra Wartawan Bandung
No Nama Harian
1 Eva Pikiran Rakyat
2 Dadang Hermawan Pikiran Rakyat
3 Yatty Chahyati Radar Bandung
4 Rinny Rosaliany Galamedia
5 Ati Supriatin Galamedia
6 Efrie Christianto Galamedia
7 Darajat Aryanto Tribun Jabar
8 Asep Mulyana Bisnis Indonesia
9 Arif Budianto Seputar Indonesia
10 Irvan Cristianto Seputar Indonesia
11 Raka Zaipul Seputar Indonesia
12 DeniDenaswara Tribun Jabar (foto)
13 Mudazir Seputar Indonesia (foto)
14 Deni Sahbudin Galamedia (foto)
15 Lukman Gusmanto Bisnis Indonesia (foto)
16 Yurri Erfansyah Republika (foto)
17 Rachman Radar Bandung (foto)
18 Ramdhani Radar Bandung (foto)
19 Andrian Fauzi Detik Bandung
20 Dadang Sutarjan PR online
23
1.8.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono,2002:57).
Menurut Ulber Silalahi dalam bukunya Metode Penelitian Sosial, sampel aadalah satu subset atau tiap bagian dari populasi berdasarkan apakah representative atau tidak. Sampel merupakan bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi,2006:234).
Dalam penelitian ini, untuk penarikan sampel peneliti menggunakan teknik Total Sampling.Menurut Ulber Silalahi, mengemukakan bahwa:
Total sampling merupakan total sampel dari jumlah populasi yang sudah ada dan pasti menurut data yang diambil oleh peneliti. Orang yang diteliti sebagai anggota atau bagian dari sampel adalah sampel yang sudah menjadi bagian populasi . Ini mencangkup pengumpulan informasi dari anggota populasi yang secara cepat atau sedapatnya untuk memberikan informasi tentang suatu hal (Silalahi,2006:251)
24
1.9 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik analisis korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penyelidikan tentang masalah sosial berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka dan dianalisis dengan prosedur statistik untuk menetukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar (Silalahi, 2006:69).
Metode survei adalah metode pengumpulan data primer denagn
memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian (Ruslan, 2004:22)
Menurut Husein Umar, korelasional adalah teknik analisis yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi, perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan bukan sekedar deskripsi (Umar,2002:45).
Sedangkan menurut Ulber Silalahi, dalam bukunya Metode Penelitian Sosial mengemukakan bahwa ;
25
1.10 Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang diisi oleh para responden sendiri ( Manasse Malo, 2003:6.12). Dalam teknik ini, responden mempunyai peranan yang sangat penting dalam memperoleh data yang dibutuhkan.
Peneliti menyebarkan daftar pertanyaan kepada wartawan media cetak bandung yang hadir di acara press awards. Dalam peneliti ini, angket yang digunakan adalah angket tertutup (pertanyaan tertutup) yang merupakan pertanyaan yang didalamnya responden memiih satu atau lebih dari kategori-kategori spesifik yang telah ditetapkan (Silalahi,2006:273).
Teknik dalam penyebaran angket ini dilakukan dengan cara responden yang peneliti temui diberikan angket untuk diisi.
2. Wawancara
26
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada wartawan media cetak Bandung yang hadir di acara Press Awards. Hasil wawancara ini dijadikan sumber informasi mengenai masalah yang diteliti dengan tujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau informasi.
3. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan adalah mencari data-data penunjang yang relevan dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku-buku, literatur, majalah, surat kabar, buku catatan kuliah dan dari data company pofile perusahaan.
4.Internet Searching
27
1 .11 Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian, selanjutnya data tersebut diolah dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyeleksian data, dilakukan untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta kejelasan data yang sudah terkumpul.
2. Melakukan uji validitas dan reliabilitas pada angket yang telah disebar sebelumnya apabila valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur, sedangkan reliabilitas menunjukan pada adanya konsistensi dan stabkitas nilai hasil skala pengukur tertentu. 3. Pengkodean data, Mengkode data berarti memberikan kode-kode tertentu
kepada masing-masing nilai dari setiap variabel.
4. Tabulasi yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel induk kemudian kedalam tabel tunggal.
5. Dalam menganalisa penelitian menggunakan skala likert dengan perhitungan persentase.
28
Rumus Rank Spearman :
Dimana : di2 = [ r(Xi)-r(Yi)]2 Keterangan :
Rs= korelasi rank Spearman. di = selisih antara 2 ranking. n = jumlah sampel.
( Kriyantono,2006:174)
1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian L.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang di lakukan bertempat di PT. TELKOMSEL REGIONAL JAWA BARAT Bandung, Jalan Asia Afrika no 133-137 lantai 9 gedung CCSL Bandung 40112.
L.2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini aadalah dari bulan 1 maret sampai dengan 5 juli 2010
6 di2 Rs =
29
30
1.13 Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan pada penelitian ini dapat di jelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Adapun di bab ini terdapat latar belakang penelitian, identifikasi penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasionalisasi variabel, teknik penulisan, analisis data, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, lokasi & waktu penelitian, sistematika penulisan, rencana penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini membahas mengenai tinjauan tentang keilmuan penulis yaitu ilmu komunikasi. Selain itu dalam bab ini dibahas juga mengenai bentuk-bentuk komunikasi, tujuan komunikasi, unsur-unsur komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, dan tinjauan kehumasan.
BAB III OBJEK PENELITIAN
Yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Kereta Api (Persero) Kantor Pusat Bandung
BAB 1V PEMBAHASAN
31
BAB V PENUTUP
32
Tabel 1.2 Tabel Waktu Penelitian
Tabel 1.2 Tabel Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 4 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Pengajuan Proposal
Acc judul
Persetujuan Pembimbing
Pengambilan data / wawancaradiperusahaan
2 Pelaksanaan Penulisan draf Bab I
Seminar UP
Penulisan draf Bab II, Bab III
Penulisan draf Bab IV,Bab V
3 Penelitian Lapangan
Pegumpulan/ Analisis data penelitian
4 Penulisan/ Bimbingan skripsi
Penulisan Bab I, II, III, IV
Acc dan pengesahan
ABSTRAK
Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat
Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung Oleh :
Nama : Nur Friza.Ermawan NIM : 41806038
Skripsi ini dibawah bimbingan: Drs.Manap Solihat, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejauhmana Strategi Public Relation PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Melalui Program Press Awards PT. Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Regional Jawa Barat Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian survei dengan teknik koresional, sedangkan dalam teknik pengumpulan data penelitian metode yang digunakan penulis adalah angket, wawancara, dan studi pustaka. Populasi dari penelitian ini adalah para wartawan media cetak bandung yang menjadi mitra Telkomsel Regional Jawa barat. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Total Sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara Rencana kegiatan Press Awards. Public Relations PT. Telkomsel dengan Citra PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,884. Adanya pengaruh yang signifikan antara Pesan kegiatan Press Awards dengan Citra PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,713. Adanya pengaruh yang signifikan antara Media kegiatan Press Awards dengan Citra PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,777.Adanya pengaruh yang signifikan antara Strategi Public Relations PT. Telkomsel dengan Persepsi PT. Telkomsel dimata Wartawan Media Cetak Bandung, dengan nilai korelasi sebesar 0,728. Adanya pengaruh yang signifikan antara Strategi Public Relations PT. Telkomsel dengan Kognisi PT. Telkomsel. Dimata Wartawan Media Cetak Bandung, memiliki nilai korelasi sebesar 0,740. Adanya pengaruh yang signifikan antara Strategi Public Relations PT. Telkomsel dengan sikap PT. Telkomsel dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung, memiliki korelasi sebesar 0,629.
Penulis menarik kesimpulan bahwa Strategi Public Relation PT. Telkomsel Melalui Program Press Awards PT.Telkomsel Terhadap Citra PT. Telkomsel Dikalangan Wartawan Media Cetak Bandung sudah dinilai cukup.
Public Relation Strategy Of PT. Telkomsel (West Java Regional) Through PT. Telkomsel (West Java Regional) Press awards Program On Image PT. Telkomsel (West Java Regional) Among Print Journalists Of Bandung.
By:
Name: Nur Friza.Ermawan NIM: 41806038 This thesis under guidance of:
Drs.Manap Solihat, M.Si
This study aims to identify the public relation strategy of PT. Telkomsel (West Java regional) through PT. Telkomsel (West Java regional) press awards program on image PT. Telkomsel (West Java Regional) among print journalists of Bandung.
The research method used by writer is method of survey research with correlation techniques, while the research data collection techniques, the method used by writer is a questionnaire, interview and literature study. The population of this study is the print journalists who became a partner of PT. Telkomsel. The sampling technique used is total sampling.
Results from this study is that there is significant influence between the plan activities of press awards with the image of Telkomsel among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.884. The existence of significant influence between message activities of press awards with the image of Telkomsel among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.713. The existence of significant influence between the media activities of press awards with the image of Telkomsel among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.777. There is significant influence between the public relation strategy of Telkomsel with the perception among print journalists of Bandung, with coefficient of 0.728. The existence of significant influence between the public relation strategy of Telkomsel with Cognition among print journalists of Bandung, has a coefficient of 0.740. The existence of significant influence between the public relation strategy of Telkomsel with attitude among print journalists Bandung, has a correlation of 0.629.
31
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Umum Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini adalah sama makna. (Effendy, 2001:9). Ilmu komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok, antarsuku, antarbangsa, dan antarras, membina kesatuan dan persatuan umat manusia penghuni bumi.
Hovland 1984 dalam Soemirat dan Ardianto mendefinisikan komunikasi the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (ussuly verbal symbols) to modify, the behavior of other individu . Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimuli untuk mengubah perilaku individu yang lain. (Soemirat dan Ardianton 2002).
32
hanya terdiri dari dua orang suami istri, dapat berbentuk besar, sebesar kampung, desa, kecamatan, kabupaten atau kota, propinsi, dan negara.
Pengertian komunikasi yang lain menyatakan komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia, melalui pertukaran informaasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.
Everett M. Rogers dakam Cangara (2003) mendefinisikan komunikasi bahwa, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Cangara, 2003:19).
33
verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (Cangara, 2003 :19-20).
2.1.2.Proses Komunikasi
Proses komunikasi terdiri dari dua cara yaitu: 1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses Komunikasi Secara Primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol). Media lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, syarat, gambar, warna dan sebaginya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
34
media massa (massmedia) dan media nirmassa atau media non massa ( non-mass media) (Effendy, 2003.11-16).
2.1.3 Unsur-unsur Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat bertindak ke manapun dengan siapapun.
Penegasan dan pengertian tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi diatas adalah sebagai berikut:
a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
b. Encoding (penyandian): Proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
c. Massage: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
d. Media: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
e. Decoding (pengawas sandian): Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
35
g. Respon (tanggapan): seperangkat reaksi pada komunikan setelah terpa pesan.
h. Feedback (umpan balik): Tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
i. Noise: gangguan tak terencana yang trejadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
36
2.1.4 Bentuk Komunikasi
Adapun bentuk-bentuk komunikasi, yang menurut Onong Uchjana Effendy (1991:36) disebut sebagai Tatanan Komunikasi, terbagi menjadi tiga bagian diantaranya dapat diuraikan sebgi berikut:
1. Komunikasi Persona (persona Communication), yakni pernyataan manusia yang didasarkan pada sasaran tunggal.
2. Komunikasi Kelompok (Group Communication), yakni pernyatan manusia didasarkan pada kelompok manusia tertentu atau komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang.
3. Komunikasi massa (Mass Comunications), yakni bentuk
komunikator dengan komunikan secara massal, berjumlah banyak, betempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu.
37
2.1.5 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut beberapa pakar menjelaskan bahwa fungsi komunikasi di masyarakat akan sejajar dengan pernyataan mengenai bagaimana fungsi media pada taraf individual. Apabila analisis kita dari analisis makro, analisis mikro, maka pada taraf individual, pendekatan fungsional diberi nama umum uses-and gratifications model atau model penggunaan dan pemuasan .
Secara sederhana model ini menyatakan bahwa khalayak memiliki kebutuhan dan dorongan yang dipuaskan dengan menggunakan media.
Lebih lanjut, Onong Uchjana Effendy (2003:31) menyimpulkan bahwa fungsi-fungsi komunikasi dan komunikasi massa dapat disederhanakan menjadi empat fungsi, yaitu:
1. Menyampaikan Informasi (to infrom) 2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi ( to influence)
(Effendy, 2003:31).
Dan dapat diuraikan sebagai berikut pengertian tentang fungsi komunikasi: 1. Menginformasikan (to infrom)
Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
2. Mendidik (to educate)
38
3. Menghibur (to entertain)
Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi ( to influence)
Aadalah fungsi mempenngaruhi setiap indivindu yang berkomuniakasi tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauhnya lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapakan. (Effendy,1997:36)
Dilihat dari fungsi komunikasi dan keberadaannya di masyarakat, komunikasi tidak dapat dihindari oleh seorang individu karena komunikasi merupakan suatu alat yang harus digunakan untuk dapat digunakan untuk dapat menjalin hubungan dengan orang lain
2.2 Tinjauan Umum Public Relations 2.2.1 Definisi Public Relations
Istilah Public Relations (PR) atau hubungan masyarakat (HUMAS) sekarang ini popular di Indonesia. Istilah hubungan masyarakat (HUMAS) di Indonesia lebih indentik dengan nama satu bagian atau biro dalam birokrasi pemerintahan, sedangkan istilah Public Relations (PR) lebih netral dan lebih menunjukan sifat dan watak kegiatan (Yosal, 2004:3).
39
Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerja sama suatu organisasi atau perusahaan dari publiknya dan ikut serta terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu manajemen. Public Relations membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. Public Relations secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan (Seitel,1992: 8).
40
2.2.2 Tujuan Public Relations
Menurut Oxley (1987) dalam Yosal (2004) menyebutkan tujuan Public Relations sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari tujuan organisasi, mengingat Public Relations adalah fungsi manajemen satu organisasi dan Public Relations pun bekerja didalam organisasi itu. Bahkan dalam pandangan Oxley, hal ini harus dipandang sebagai salah satu prinsip Public Relations. Oxley menegaskan bahwa prinsip tujuan Public Relations jelas dan mutlak member sumbangan pada objektif organisasi secara keseluruhan . Sedangkan tujuan kegiatan Public Relations menurut Oxley adalah mengikhtiarkan dan memelihara saling pengertian antara organisasi dan publiknya (Yosal,2004:79)
Tujuan Public Relations oleh Lesly dirincikan seperti berikut : 1. Prestise atau citra yang favourable dan segenap faedahnya 2. Promosi produk dan jasa
3. Mendeteksi dan menangani isu dan peluang
4. Menetapkan postur organisasi ketika berhadapan dengan publiknya 5. Goodwill karyawan atau anggota organisasi
6. Mencegah dan member solusi masalah perburuhan
7. Mengayomi goodwill komunitas tempat organisasi menjadi bagian didalamnya
8. Goodwill para stakeholder dan konstituen 9. Mencegah serangan
41
11. Goodwill pemerintah
12. Goodwill bagian lain industri
13. Goodwill para dealer dan menarik dealer yang lain 14. Mengatasi kesalah pahaman dan prasangka
15. Kemampuan untuk mendapatkan personel yang terbaik 16. Pendidikan publik untuk menggunakan produk atau jasa 17. Pendidikan publik untuk satu titik pandang
18. Goodwill para pelanggan atau para pendukung
19. Investigasi sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan 20. Merumuskan dan membuat pedoman kebijakan
21. Menaungi viabilitas masyarakat tempat organisasi berfungsi 22. Mengarahkan perubahan
Rincian tujuan Public Relations itu ternyata begitu luas. Namun pada intinya tetap menjalin hubungan baik dengan pihak atau publik-publik organisasi (Yosal,2004:17-18)
42
2.2.3 Publik Dalam Public Relations
Istilah publik dalam public relations pada dasarnya mengacu kepada khalayak sasaran dari kegiatan public relations. Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu perusahaan atau organisasi. Secara umum suatu perusahaan atau organisasi memiliki delapan khalayak utama, yaitu :
Masyarakat
Calon pegawai atau anggota Para pegawai atau anggota Para investor-pasar uang Para distributor
Konsumen dan pemasok Press
Para pemimipin pendapat umum (Jefkins, 1992:72)
Publik dalam public relations dapat diklasifikasikan menjadi publik internal dan eksternal.
a. Publik internal adalah publik yang berada didalam organisasi/ perusahaan seperti karyawan, supervisor, manajer, pemegang saham, dan direksi perusahaan.
43
Menurut Kustadi Suhandang dalam bukunya Public Relations perusahaan, untuk menciptakan kegiatan internal Public Relations yang dapat menciptakan hubungan baik antara pihak manajemen dan karyawannya adalah mengadakan program penghargaan. Pengadaan program tersebut bertujuan memberikan sebuah bentuk penghargaan terhadap para pegawai yang menunjukan prestasi atau konditi terbaik, baik dalam kerja sehari-hari maupun dalam kegiatan lainnya yang
menguntungkan perusahaan, seyogyanya diberikan hadiah-hadiah atau
penghargaan-penghargaan. Hal demikian dapat merangsang para pegawai lainnya (rekan-rekan kerja) untuk berusaha meniru atau berbuat seperti pegawai yang terbaik itu. (Suhandang, 2004:77).
2.2.4 Ciri-ciri Public Relations
Pada umumnya kegiatan Public Relations adalah mengupayakan adanya penciptaan hubungan baik (good will) yang terjadi pada publiknya, dan upaya ini sangat diperlukan dalam berbagai macam bentuk organisasi apapun, baik besar maupun kecil, komersial maupun nonkomersial, pemerintah maupun swasta.
44
Peran Public Relations umumnya mengarah kepada upaya pengendalian manajemen khususnya yang berkaitan dengan komunikasi organisasinya. Biasanya peran yang dilakukan menyangkut pada perumusan gagasan atau ide yang cemerlang yang dapat diajukan pada keseluruhan subsitem yang ada dalam organisasi berkaitan dengan sikap publik, perasaan publik, kebutuhan publik, dan juga aspirasi-aspirasinya. Untuk pencapaian tujuan kegitan Public Relations secara baik, maka para praktisi Public Relations harus memahami secara jelas tentang ciri-ciri Public Relations sebagai suatu bentuk spesialisasi komunikasi sehingga profesi Public Relations ini mempunyai karakter yang spesifik yang dapat berbeda dengan karakter bidang komunikasi lain
2.3 Tinjauan tentang Strategi 2.3.1 Pengertian strategi
Istilah strategi sering disebut rencana strategis atau rencana jangka panjang perusahaan. Suatau rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu tertentu.
45
1992:87). Lebih jauh, Seitel menyebutkan rencana jangka panjang yang menjadi pegangan bagi para praktisi untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah srtategi manejemen sering pula disebut rencana strategis atau rencana panjang perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar tindakan strategis yang akan diambil dalam kurun waktu kedepan.
Sementara itu, menurut Ahmad S. Adnanputra, MA, MS, pakar Humas dalam naskah berjudul PR strategi, dalam Seitel (1992) yang mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (Plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (Planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen, yaitu pada posisi tertentu atau dimensi yang ingin hendak dicapai sesuai dengan perencanaan (statement of organization desination) yang diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam manejemen suatu organisasi bersangkutan, yaitu strategi apa dan bagaimana yang dipergunakan dalam perencanaan untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau lembaga, dan program kerja (action plan) merupakan suatu strategi yang dijabarkan dalam langkah-langkah yang telah dijadwalkan (direncanakan semula).
46
Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapi tujuan humas dalam kerangka suatu rencana Public Relations ( public relation plan)
Ahmad menyebutkan yakni Strategi Humas dibentuk melalui dua komponen yang saling terkait erat, yaitu sebagai berikut:
1. Komponen sasaran, yaitu pembentukan satuan dan segmen strategi yang akan digarap. Komponen sasaran pada umumnya adalah stakeholder, dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama, mengandung potensi kontrovesial, dan dapat mempengaruhinya bagi masa depan organisasi, lembaga, nama perusahaan dan produknya menjadi perhatian sasaran khusus. Maksud sasaran khusus disini adalah yang disebut Target Publik.
2. Komponen sarana berfungsi untuk menggarap kemungkinan tersebut kearah posisi diatas dimensi yang menguntungkan, melalui pola dasar yaitu mengukuhkan terhadap opini yang aktif, mengubah terhadap opini aktif, dan mengkristalisasi terhadap opini pasif.
47
dimasa mendatang yang penuh dengan resiko ancaman persaingan (kompetitif) yang cukup tajam
2.3.2 Komponen Pembentukan Strategi
Dalam pembentukan strategi akan dipengaruhi oleh unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan,kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya perusahaan bersangkutan yaitu sebagai berikut:
1. Secara makro, berdasarkan dari luar lingkungan perusahaan atau lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsr-unsur kebijakan umum Humas (public Policy), budaya (cultur) yang dianut, sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi bersangkutan.
48
2.4 Tinjauan Tentang Citra 2.4.1. Pengertian Citra
Profesi Humas merupakan profesi yang sangat diandalkan untuk meraih citra perusahaan. Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi memahami sekali perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi perusahaan. Berbagai carapun dilakukan, misalnya saja dengan membina hubungan yang harmonis dengan publik atau media yang berkaitan dengan lembaga. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan citra dan mendapatkan dukungan publik yang berupa opini publik yang favourable.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian citra adalah 1. Kata benda : gambar,rupa, gambaran;
2. Gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi,
perusahaan, organisasi atau produk;
3. Kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi.
49
yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseoarng tentang fakta-fakta atau kenyataan . (Soemirat & Ardianto, 2005:114).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra merupakan kesan tentang apa yang telah seseorang jumpai,dan kesan tersebut bisa berupa sesuatu yang menyenangkan bagi dirinya dan bisa juga kesan yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Misalnya, ketika seseorang berkunjung kesebuah perusahaan atau lembaga pemerintahan, dengan pelayanan atau sambutan yang ramah dan menyenangkan serta dengan ruang kantor yang tertata rapih dan bersih dengan udara yang segar, akan memberikan kesan yang berbeda apabila seseorang itu mendatangi perusahaan/lembaga yang pelayanannya tidak ramah/ kurang sopan serta ruangan kantor yang tidak teratur dan kotor. Jelaslah bahwa orang itu lebih menyenangkan berbeda dikantor yang pelayanannya baik dengan ruangan kantor yang tertata rapih.
50
maka akan buruk pula pandangan atau kesan orang itu terhadap lembaga tersebut ( citra negatif ).
Dengan demikian menurut sifatnya, citra yang akan terbentuk tentang suatu realitas pada khalayak berkaitan dengan perhatian dan penilaian yang diberiakan media massa. Artinya bila media massa memberikan perhatian yang positif mengenai suatu realitas, maka citra yang akan terbentuk cenderung bersifat positif, begitu juga sebaliknya.
2.4.2 Macam-macam Citra
Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Oleh karena itu, praktisi Public Relations atau humas kini jauh lebih dituntut untuk mampu menjadikan orang-orang lain memahami sesuatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaga atau perusahaan yang diwakilinya.
Untuk mengantisipasi bagaimana cara penanganan dan mencari bentuk pemecahan apabila suatu saat citra tersebut jauh, maka terdapat beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitas humas atau Public Relations, yaitu dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Citra Bayangan
51
percaya bahwa orang-orang lain juga memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita. Tentu saja anggapan itu tidak pada tempatnya, tetapi hal ini merupakan suatu kecenderungan yang wajar, karena hampir semua orang memang menyukai fantasi.
2. Citra yang Berlaku.
Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak fair. Serta citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai.
3. Citra Harapan
52
4. Citra Perusahaan
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanan saja. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, sebagainya.
5. Citra Majemuk
Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki banyak unit dan pegawai. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri, sehingga secara sengaja atau tidak mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki suatu perusahaan boleh dikatakan sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari berbagai hal yang tidak dinginkan, variasi citra itu harus ditekan seminim mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan,
dengan cara mewajibkan semua karyawan mengenakan pakaian
53
2.4.3 Proses Pembentukan Citra
54
2.5 Tinjauan Tentang Press Awards
2.5.1 Definisi Press
Istilah press muncul setelah J.Guttenberg menemukan mesin cetak yang kerjanya menekan (press) kertas untuk mencetak yang diartikan sebagai persurat kabaran,namun belakangan banyak yang mengatakan media elektronik bagian dari pers tersebut. Istilah pers bila dikaitkan dengan leksikon komunikasi (Djuroto,2004), berarti:
1. Usaha percetakan atau penerbitan.
2. Usaha pengumpulan dan penyiaran berita.
3. Menyiarkan berita melalui media massa cetak dan
elektronik.
4. Orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita.
5. Medium penyiaran berita, yakni media cetak dan media elektronik.
55
2.5.2 Definisi Awards
Award adalah Penghargaan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengenali keunggulan dalam bidang tertentu; sertifikat yang unggul. Penghargaan sering ditandai oleh piala, buku, sertifikat, plakat, medali, badge, pin, atau Pita. Penghargaan juga bernilai yang diberikan kepada penerima, misalnya, Nobel untuk kontribusi kepada masyarakat atau Pulitzer Prize untuk sastra prestasi. Penghargaan juga hanya menjadi keunggulan dari pengakuan masyarakat, tanpa ada bukti nyata atau hadiah.Penghargaan dapat diberikan oleh setiap orang atau lembaga, nilai suatu penghargaan juga biasanya tergantung pada status dari pemberi penghargaan. Biasanya, penghargaan yang diberikan oleh sebuah organisasi dari beberapa macam, atau kantor pejabat dalam suatu organisasi atau pemerintah.
2.5.3 Definisi Press awards
56
2.6 Tinjauan Tentang Wartawan Media Cetak
2.6.1 Definisi Wartawan
Pengertian wartawan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang memperkerjakan mencari dan menyusun berita untuk dimuat disurat kabar, majalah, radio dan televisi. (1996:107)
Sedangkan pengertian wartawan menurut Aceng Abdullah adalah mereka yang bertugas mencari, mengumpulkan, mengolah dan menulis karya jurnalistik dan tercatat sebagai staff redaksi sebuah penerbitan. (Abdullah, 199:17)
Pengertian wartawan, menurut Effendy, dalam Kamus Komunikasi, adalah
Wartawan/ jurnalis adalah seorang petugas media massa surat kabar,majalah, radio atau televisi yang profesinya mengelola pemberitaan yakni meliput peristiwa yang terjadi di masyarakat, menyusun kisah berita, dan menyebarkan berita yang sudah tuntas kepada khlayak (1989:195).
57
2.6.2. Fungsi Wartawan
Tugas wartawan pada dasarnya hanya berkisar pada tiga fungsi yaitu 1. Peliput, seorang wartawan berfungsi meliput setiap peristiwa yang terjadi
untuk disajikan bahan berita.
2. Penyusun, peristiwa yang telah diliput akan disusun menjadi suatu berita yang menarik untuk publik
3. Penyebar informasi, berita yang telah disusun akan disampaikan kepada publik, berita itu akan menjadi informasi bagi mereka.
( Janus dan Bahasuru, 1996:25)
58
2.6.3. Jenis-jenis Wartawan
Wartawan dalam kegiatan atau tugasnya sering disebut dengan istilah jurnalistik yang dimana jurnalistik menurut kamus, jurnalistik diartikan kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya ( Assegaff, 1983:9). jurnalistik menurut Kustadi Suhandang dalam buku jurnalistik indonesia menyebutkan, jurnalistik adalah seni atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya (2004:23). Jurnalistik secara umum adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik. Jadi wartawan memiliki media dalam mengaplikasikannya untuk menyampaikan beritanya maka dari itu wartawan dibagi menjadi tiga macam berdasarkan medianya yaitu
a.Wartawan media cetak
59
b. Wartawan media Elektronik Auditif
Wartawan yang mencari mengaplikasikan jurnalistik media Elektronik Auditif adalah mereka mengaplikasikannya melalui radio siaran, lebih banyak dipengaruhi dimensi verbal, teknologikal, dan fisikal. Verbal, berhubungan dengan kemampuan menyusun kata, kalimat dan paragraph secara efektif dan komunikatif. Teknologikal, berkaitan dengan teknologi yang memungkinkan daya pancar radio dapat ditangkap dengan jelas dan jernih oleh pesawat radio penerima. Fisikal, erta kaitannya dengan tingkat kesehatan fisik dan kemampuan pendengaran khalayak dalam mnyerap dan mencerna setiap pesan kata atau kalimat yang disampaikan.
c. Wartawan media Elektronik Audiovisual
60
BAB III
SEJARAH PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Perusahaan TELKOMSEL
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi seluler GSM kedua di Indonesia, dengan layanan paskabayarnya yang diluncurkan pada tanggal 26 Mei 1995. Waktu itu kepemilikan saham Telkomsel adalah PT Telkom (51%) dan PT Indosat (49%). Kemudian pada November 1997 Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan prabayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan 26,9 juta pelanggan dan memiliki market share sebesar 55% (Maret 2006). Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu SimPATI (prabayar), KartuAS (prabayar), serta KartuHALO (paskabayar). Saat ini saham Telkomsel dimiliki oleh TELKOM (65%) dan perusahaan telekomunikasi Singapura SingTel (35%). TELKOM merupakan BUMN Indonesia yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedang SingTel merupakan perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura.
61
melayani seluruh propinsi yang ada di Indonesia,hal ini ditandai denagn pengoperasian layanan Telkomsel di Ambon dan jayapura.
Telkomsel menjadi pelopor kartu prabayar isi ulang di ASIA dan meluncurkan prodak pertamanya simPATI, kartu ini diluncurkan saat krisis ekonomi sedang melanda tahun 1997, dimana Telkomsel memberikan solusi kepada para pengguna jasa selular yang memulia melakukan pengontrolan anggaran komunikasinya. Selain itu juga Telkomsel mendapat sertifikat ISO 9002 untuk Costumer Service On-Line dari PT Tuv Rheinland Jerman, yang menandai layanan pelanggan Telkomsel telah memenuhi standarisasi mutu internasional.
Telkomsel pada tahun 1998 membuat program baru untuk
mengembangkan jaringannya dengan mencanangkan Word Class Operator
sebagai tolak ukur standar layanan.Positioning baru kartu prabayar Telkomsel dengan nama simPATI Nusantara yang bermottokan Dengan simPATI tetap terkendali , dimana simPATI yang sebelumnya hanya digunakan di area registrasinya, kini simPATI bisa digunakan di seluruh Indonesia.
62
Predikat pelayanan terbaik untuk kategori operator selular : The in Achieving Costumer Satisfaction Toward Service Quality dari lembaga survei frontier bekerja sama dengan majalah SWA. Pada tahun 2000, Telkomsel mempelopori layanan Mobile Banking di Indonesia bekerja sama dengan bank Panin, yang merupakan inovasi Tekomsel dalam mengintegrasikan system teknologi telekomunikasi dan informasi dalam sistem banking.
Disini Telkomsel juga merupakan operator terkemuka layanan telekomunikasi seluler di Indonesia dengan pangsa pasar dan pendapatan saham. Pada akhir Maret 2009, Telkomsel memiliki 72.1 juta pelanggan yang berdasarkan statistik industri mewakili pangsa pasar yang diperkirakan sekitar 50%. Telkomsel menyediakan layanan selular di Indonesia, melalui nasional sendiri dual-band GSM 900-1800 MHz, jaringan 3G, dan internasional, melalui 341 mitra roaming internasional di 180 negara (akhir Maret 2009). Pada September 2006, Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia untuk meluncurkan layanan 3G.
Perusahaan menyediakan pelanggan dengan pilihan antara dua-kartu prabayar simPATI dan Kartu As, atau pasca-bayar kartuHALO layanan, serta berbagai layanan nilai tambah dan program. Pada 20 Maret 2009, Telkomsel dan Apple South Asia Pte. Ltd meluncurkan iPhone 3G di Indonesia dengan harga disesuaikan rencana untuk semua pelanggan Telkomsel berharga.
63
November 1997, Telkomsel menjadi operator telekomunikasi seluler pertama di Asia yang memperkenalkan GSM dapat diisi ulang layanan pra-bayar.
Pendapatan kotor Telkomsel telah tumbuh dari Rp 3.59 triliun pada tahun 2000 menjadi Rp 44.42 triliun pada tahun 2008. Selama periode yang sama, jumlah pelanggan selular Telkomsel meningkat dari sekitar 1,7 juta seperti pada 31 Desember 2000 untuk 65.3 juta pada 31 Desember 2008.
Telkomsel memiliki jangkauan jaringan terbesar dari salah satu operator selular di Indonesia, menyediakan jangkauan jaringan yang mencapai lebih dari 95% dari jumlah penduduk Indonesia dan merupakan satu-satunya operator di Indonesia yang mencakup seluruh negara, provinsi dan kabupaten, baik semua "kecamatan" di Sumatra, Jawa, dan Bali.
64
3.2. Visi dan Misi PT.TELKOMSEL
Visi dan misi bagi sebuah perusahaan bisa dikatakan sebagai pedoman dan tujuan. Tanpa adanya visi dan misi sebuah perusahaan tidak akan bertahan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut. Visi dan misi PT.TELKOMSEL yang membawa TELKOMSEL menjadi salah satu perusahan terkemuka di Indonesia.
Sasaran baru yang disisipkan dalam pernyataan visi dan misi terbaru TELKOMSEL ditujukan untuk menuntun perusahaan dalam melewati serangkaian tantangan baru, meningkatkan irama industri, dan mengatasi situasi yang tidak nyaman. Visi dan Misi terbaru TELKOMSEL menandakan adanya tiga perubahan penting, yaitu :
1. Menetapkan Posisi Pasar yang Baru
Posisi pasar yang baru merupakan posisi yang melampaui kepemimpinan pasar yang telah dicapai.
2. Memperluas Lingkup Bisnis
TELKOMSEL akan memperluas lingkup bisnis menuju industri komunikasi nirkabel.
3. Memberikan Solusi
65
3.2.1 Visi PT.TELKOMSEL
Visi adalah pedoman bagi perusahaan yang merupakan suatu keinginan terhadap keadaan di masa yang akan datang. TELKOMSEL memiliki visi yang dijadikan acuan untuk pengembangan perusahaan ke depan yaitu ;
The Indonesia wireless telecommunication solutions company TELKOMSEL penyedia solusi nirkabel terkemuka di Indonesia
Sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel terkemuka di Indonesia, TELKOMSEL selalu berusaha menyediakan layanan seluler seluas-luasnya berstandar layanan kelas dunia dan mengacu pada kepuasan pelanggan.
3.2.2 Misi PT.TELKOMSEL
Misi merupakan penjabaran secara tertulis mengenai makna visi yang mengandung falsafah atau nilai-nilai yang harus tertanam dalam tingkah laku seluruh organisasi perusahaan. Misi yang diamanatkan dalam perusahaan adalah :
First choice wireless telecommunication solutions provider in Indonesia working in partnership with shareholders and other alliances to create value for investors, employee and the nation
66
Bekerjasama dengan para pemegang saham dan mitra usaha agar dapat menghasilkan nilai tambah bagi penanam modal, karyawan dan negara, diharapakan dapat menjadikan TELKOMSEL sebagai penyedia solusi telekomunikasi nirkabel di Indonesia.
3.3 Budaya PT.TELKOMSEL
Budaya perusahaan yang berlaku di PT.TELKOMSEL adalah budaya perusahaan top management, middle management, dan lower management. TELKOMSEL memiliki budaya perusahaan yang diharapkan dapat menjadi komitmen dan tujuan. bagi perusahaan sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya. Budaya perusa