• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Indonesia-Afrika Selatan melaui joint trade committe (JTC) dalam meningkatkan perekenomian Indoensia di sektor non migas 2010-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kerjasama Indonesia-Afrika Selatan melaui joint trade committe (JTC) dalam meningkatkan perekenomian Indoensia di sektor non migas 2010-2012"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

165

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Reza Fauzan Annas

Nama Pangilan : Reza, Eza

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 23 Juni 1989

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Telepon : 0838 216 71685

Status : Belum menikah

Nama Ayah : Drs. Iwan Nana Sutresna, MM.

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Nama Ibu : Dra. Ifat Fathiyah,

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat Orang Tua : Komplek Permata Cimahi Jl. Zamrud Raya Blok D1 No.10

Bandung Barat, 40552

Moto : “Tidak ada yang tidak mudah, tapi tidak ada yang tidak

mungkin”,”Yareba Dekiru”.

(5)

No Tahun Uraian Keterangan

1. 2007-2013

Program Studi Ilmu Hubungan

Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Berijazah

2. 2004-2007 SMA Negeri 5 Kota Cimahi Berijazah

3. 2001-2004 SMP Negeri 3 Kota Cimahi Berijazah

4. 1996-2001 SD Negeri 5 Kota Cimahi Berijazah

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2009 Pelatihan Latihan Dasar

Kepemimpinan Prodi HI Bersertifikat

2. 2010 Table Manner Course di Hotel

Golden Flower Bandung Bersertifikat

3. 2007 Kursus Komputer dan Internet di UNIBI, Bandung Bersertifikat 4. 2006 Kursus Jaringan Internet, LPKIA Bandung Bersertifikat

5. 2007 Kursus Macromedia Flash Bersertifikat

PENGALAMAN ORGANISASI

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2008-2009 Kepala Departemen 2 Ekternal HIMA Jurusan

Ilmu Hubungan Internasional periode -

2. 2008-2009 Anggota Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan

Internasional Bandung -

3. 2006-2007 Pengurus Paskibraka Kota Cimahi -

4. 2005-2006 Anggota Paskibra SMAN 5 Cimahi -

5. 2004-2006 Anggota OSIS SMAN 5 Cimahi Periode -

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2011

Peserta, Seminar Net Preneur : Meraih Peluang Bisnis Melalui Internet, Auditorium Miracle

UNIKOM Bersertifikat

2. 2011

Lokakarya Nasional “Reformasi Dewan Keamanan

PBB”

(6)

167

Universitas Katolik Parahyangan Bandung

5. 2012

Peserta, Seminar Kewarganegaraan “Proud To Be Indonesian : Generasi Kebanggaan Bangsa. Auditorium Miracle UNIKOM

2. Maintenance Hardware & Software

3. Bahasa Inggris Aktif & Pasif

4 Adobe Photoshop, Corell Draw 5. Internet

Bandung, 4 September 2013

Hormat Saya

(7)

SEKTOR NON MIGAS 2010 - 2012

Indonesia South Africa CooperationThrough Joint Trade Committee (JTC) in Improving Indonesia Economic in Non Oil Sector in 2010 2012

S K R I P S I

Diajukan untuk menempuh Ujian Sidang Sarjana-1 (S-1) Pada

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

Oleh,

Reza Fauzan Annas

NIM. 44307888

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, dengan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Peneliti

menyadari dalam penyusunan skripsi ini, banyak menenmukan kesulitan dan

hambatan disebabkan keterbatasan dan kemampuan peneliti, akan tetapi disertai

keinginan kuat dan usaha yang sungguh-sungguh, maka akhirnya penelitian ini

dapat diselesaikan sebagai mana yang diharapkan.

Untuk kedua Orang Tuaku tercinta, Bapak Iwan Nana Sutresna dan Ibu

Ifat Fathiyah, terima kasih untuk segala do’a, nasihat, dan kasihnya yang

sungguh luar biasa, serta dukungan baik moral dan materiil. Peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu baik itu

melakukan penelitian maupun dalam penyusunan skripsi, peneliti tidak mungkin

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

peneliti ucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah

mengeluarkan surat pengantar untuk penelitian skripsi dan

menandatangani lembar pengesahan.

2. Yth. Ibu Prof. Dr. Aelina Surya Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan

sekaligus , Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang berarti

dalam penyusunan Skripsi peneliti.

3. Yth. Bapak Drs. Ade Priangani,M.Si Ketua Program Studi Hubungan

(9)

vii

Hubungan Internasional yang telah memberikan banyak pelajaran, baik

pelajaran akademik maupun pelajaran hidup dan moral untuk peneliti.

5. Yth. Dewi Triwahyuni S.IP,.M.Si selaku Dosen Wali Mahasiswa

Angkatan 2007 yang tida hentinya memberikan arahan, semangat dan

dukungannya pada penyelesaian skripsi ini.

6. Yth. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Ilmu Hubungan Internasional

UNIKOM yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama

menjalani perkuliahan.

7. Yth. Ibu/teteh Dwi Endah Susanti, S.E Sekretariat Jurusan Prodi

Hubungan Internasional yang telah membantu peneliti dalam administrasi

selama berkuliah di UNIKOM dan selama proses penyusunan skripsi.

8. Yth. Pihak Kamar Dagang dan Industri JABAR yang telah

memberikan kesempatan untuk kunjungan pustaka guna melakukan

penelitian.

9. Yth. Bapak Harry Putranto Direktur Afrika di Kementrian Perdagangan

Republik Indonesia Jakarta yang telah memberikan kesempatan

wawancara dan data-data terkait masalah yang diteliti.

10.Seluruh Keluarga Besar di Banten, yang telah memberikan semangat,

(10)

viii

11.Guruh Fauzan Adhima dan Balqis Ramadhania , adik-adikku

tersayang yang memberikan dukungan dan motivasi belajar ekstra untuk

menyelesaikan penelitian. Terima Kasih.

12. Sahabat-sahabat 2008 dan sahabat peneliti Hegar Julius Budi Hartono,

Budi Santoso, Nadhea Lady, Adhi Wardana, Akbarizal, Beatrice,

untuk dukungan, kebersamaan, kekompakkan, dan persahabatan yang luar

biasa.

13.Untuk teman-teman HI-09 lainnya, Leonardo, Anggie Ex Imie, Rudi Ex

Ipie, Ratu Raya, Windi, Billy, Frederico, Farhan, Ari, Opik segera

menyusul dan selalu semangat. Serta seluruh mahasiswa Hubungan

Internasional Angk. 2007 s/d 2011 terima kasih untuk supportnya.

14.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan

penelitian Skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun

pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan

penyusunan skripsi ini. peneliti berharap dan berterima kasih atas segala saran dan

kritik dari pembaca. Serta menerima saran dan kritik tersebut dengan hati terbuka.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2013

(11)

ix

1.3.2 Tujuan Penelitian... 16

1.3.2.1 Manfaat Praktis ... 16

1.3.2.2 Manfaat Akademis ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran... 24

2.2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 24

2.2.1.1 Kerjasama Internasional ... 24

2.2.1.2 Konsep Kerjasama Selatan-Selatan ... 26

2.2.1.3 Interdependsi Ekonomi... 28

2.2.1.4 Diplomasi Ekonomi ... 30

2.2.1.5 Ekonomi dan Perdagangan ... 31

(12)

x

2.2.1.7 Perspektif Interaksi Negara-Masyarakat-Pasar ... 43

2.2.1.8 Perspektif Kebijakan Publik ... 45

2.2.1.9 Konsep Hubungan Bilateral ... 46

2.3 Kerangka Konseptual ... 48

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 49

3.1.1 Hubungan Indonesia Dengan Afrika ... 50

3.1.2 Hubungan Bilateral Indonesia – Afrika Selatan ... 59

3.1.3 Sistem Perdagangan Afrika Selatan ... 61

3.1.4 Landasan Hukum Perdagangan Indonesia–Afrika Selatan ... 62

3.1.5 Kronologi Joint Trade Committee ... 63

3.2 Metode Penelitian ... 66

3.2.1 Desain Penelitian ... 67

3.2.1.1 Informan Penelitian ... 68

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 69

3.3 Teknik Penentuan Informan ... 70

3.4 Teknik Analisa Data ... 71

3.5 Lokasi Penelitian ... 75

3.5.1 Lokasi Penelitian ... 75

3.6 Waktu Penelitian... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 77

4.2 Implementasi Joint Trade Committee... 81

4.3 Kendala Yang Dihadapi JTC Dalam Meningkatkan Produk Ekspor Non Migas Indonesia ... 82

4.3.1 Tantangan Pasar ... 82

4.3.2 Stigma Yang Kurang Berimbang ... 84

4.3.3 Negara – Negara Pesaing Indonesia di Pasar Non Migas Afrika Selatan ... 87

4.3.4 Segmentasi Pasar ... 91

(13)

xi

4.6 Efektifitas JTC Dalam Meningkatkan Pasar Non Tradisional Non

Migas Indonesia – Afrika Selatan Selama Tahun 2010 – 2012 ... 98

4.6.1 Posisi Neraca Perdagangan Indonesia Terhadap Afrika Selatan Sebelum Tahun 2010 ... 102

4.6.2 Posisi Neraca Perdagangan Indonesia Terhadap Afrika Selatan Tahun 2010 -2012 ... 103

4.7 Kebijakan dan Investasi Afrika Selatan... 106

4.8 Prospek Hubungan Ekonomi Perdagangan Indonesia – Afrika Selatan Melalui Joint Trade Committee ... 107

4.9 Hasil Evaluasi Kerjsama Joint Trade Committee Indonesia-Afrika Selatan ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 113

5.2 Saran-Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN ... 124

(14)

119

DAFTAR PUSTAKA

Buku - Buku

Adnan, Abdul Hadi. 2008. Perkembangan Hubungan Internasional Di Afrika.

Bandung: Angkasa.

Ayittey, George B.N. 2005, Africa Unchaninted, the Blue Print for Africa’s Future, New York : Palgrave Macmilan.

Burchill, Scott dan Andrew Linklater. 1996. Teori – Teori Hubungan Internasional

(terj. M. Sobirin). Bandung: Nusa Media.

Djafar, Zainuddin. 2012. Profil dan Perkembangan Ekonomi Politik Afrika. Jakarta:

UI-Press.

Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kemlu RI panduan dan informasi bisnis

di Negara-Negara Afrika, Jakarta 2010.

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Transaksi Bisnis Internasional (Ekspor Impor

dan Imbal Beli), Jakarta: (PT RajaGrafindo Persada), 2000, Hal. 1.

Hadiwinata, Bob Sugeng. 2002. Politik Bisnis Internasional. Yogyakarta: Kanisius.

Ikbar, Yanuar. 1995. Ekonomi Politik Internasional. Bandung: Angkasa.

Jackson, Robert dan George Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan

Internasional (terj. Dadan Suryadipura). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementrian Luar Negeri Indonesia. 2010. Diplomasi Indonesia 2010

____________________________. 2011. Diplomasi Indonesia 2011

Kobi, Daud S.T. 2011. Buku Pintar Transaksi Ekspor – Impor. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Meredith, Martin , The State Of Africa, London: The Free Press, 2005

Padayachee, Vishnu, the Political Economy of Africa, London, UK: Routledge, 2010

Reader, John, Africa : A Biography Of The Continent, Penguins Book, London 1988

Rudy, Teuku May. 2007. Ekonomi Politik Internasional Peran Domestik hingga

(15)

120

Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Haris Munandar [Penerjemah]. Erlangga,

Jakarta.

Schouten, Peer. 2012. Dalam, Theory Talks. (Ed dan Terj. Bambang Wahyu Nugroho

dan Ahmad Hanafi Rais). Yogyakarta: LP3M dan PPSK.

Sitepu, Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tambunan, T. H. 2001. Industrialisasi Di Negara sedang Berkembang: kasus

Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Yani , Yanyan Mochammad dan Anak Agung Banyu Perwita. 2006. Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sippel, Maike., dan Karsten Neuhoff, "Lessons from Conditionality Provisions for

South-South Cooperation on Climate Change," EPRG Working Paper 0825.

London: European Parliament Research Group. 2008.

Holsti K.J. International Politics: A Framework for Analysis. New Delhi:

PrenticeHall, Inc. 1981.

Francis, Rose. "Water Justice in South Africa: Natural Resources Policy at the

Intersection of Human Rights, Economics, and Political Power." Georgetown

International Environmental Law Review. Vol. 18/1 (Fall, 2005): 149-196.

Boudreaux, Karol., dan Johan van der Walt. "South Africa: Increasing Opportunities

for the Poor," Mercatus Policy Series: Country Brief No.3. Arlington, VA:

Mercatus Center-George Mason University. 2009.

Buchanan, James M. The Economics of Politics. London: Institute of Economic

(16)

121

121

Dit. Kerjasama Bilateral II-Ditjen KPI Kementrian Perdagangan, Grand Country

Paper Afrika Selatan. Jakarta, Agustus 2010. 11.

Trade Agreement Between The Government of The Republic of Indonesia and The

Goverment of The South Africa. Ditandatangani oleh Ali Alatas (Menlu RI)

dan Alfred B. Nzo (Menlu Afsel), Capetown 20 Nopember 1997.

Agreement Of Cooperation Between The Government of The Republic South Africa

And NAFCOC (National Africa Federated of Commerce & Industry) dengan

Kadin Jabar, Limpopo 19 September 2012.

Jurnal dan Karya Ilmiah

Embassy South Afrika, “Keterangan Dasar Afrika Selatan”

Ulfah, Maria. 2012 . Analisis Potensi Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan

Indonesia di Pasar Non- Tradisional Asia

West Africa Annual, 17th edition, John West Publication, Lagos 2000

Laporan Akhir Program Insentif Peneliti dan Perekayasaan LIPI “Peluang

Kerjasama Ekonomi Indonesia-Afrika Selatan”, 2010.

Handoko, 2010. Afrika Selatan Sebagai Pasar Alternative Untuk Peningkatan Ekspor

Non Migas Sekaligus Antisipasi Krisis Finansial Di Amerika Dan Uni Eropa.

Tabloid dan Majalah

AKSES, Kemlu 2012. Desember 2012

______, Kemlu 2012. Juni 2012

______, Kemlu 2012. Oktober 2012.

Buletin KPI, 2011 Afrika Selatan sebagai pasar alternatif untuk peningkatan ekspor

non migas sekaligus antisipasi krisis finansial di amerika dan uni eropa, 2011,

hal 13

Exploring Afrika “Mainstreaming Indonesia Economic Diplomacy in Non-traditional

(17)

122

HU Pikiran Rakyat. 2012. Melirik Potensi dan Peluang di Afrika Selatan. 2 Oktober

2012, hal 12.

Tabloid Diplomasi , 2012 , Perkembangan Perdagangan RI-Afrika Selatan, 14 Juli

2012, hal.18-19

_______________, 2012. Indonesia Belum Memainkan Peranannnya di Kawasan

Sub-Sahara Afrika, 14 Maret 2012, hal 22.

Rujukan Elektronik

Ditjen KPI 2012. Ditjen KPI database http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_kpi/

[Oktober 2012].

Indonesia Eximbank. Berbagai Terbitan. www.indonesiaeximbank.go.id [2010].

http://www.indag-diy.go.id

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/11/13/22165320/Hubungan.Indonesia.d

an.Afrika.Lama.Namun.Keropos.

http://indonesianvoices.com/index.php/ekonomi-dan-bisnis/1328-indonesia-afrika-selatan-kerjasama-sektor-pertambangan.

Jurnal Dikti Indonesia. Berbagai Terbitan http://jurnal.dikti.go.id .

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Berbagai Terbitan

www.kemendag.go.id [Oktober 2012].

www.kemendag.go.id/id/view/trade-attache-report/261/2013/1

United Nations Commodity Trade Statistics Database. Berbagai Terbitan.

www.un.comtrade.org [Februari 2012].

World Bank. 2010. World Bank Economic Database. www.worldbank.org [Februari

2012].

http://www.bakrie-brothers.com/mediarelation/detail/2826/pasar-non-tradisional-sumbangkan-606-dari-ekspor-non-migas

(18)

123

123

http://www.info.gov.za/speech/DynamicAction?pageid=461&sid=31564&tid=87601

Menerobos Peluang Pasar Afrika Selatan, dalam

http://www.indag-div.go.id/informasi agustus 2006.

Wawancara dengan Bpk. Yusuv Suhyar Ketua Komite Tetap Perdagangan Luar

Negeri Kadin Jabar.

Wawancara dengan H.E Ramli Saud Duta Besar Indonesia untuk Ethiopia.

Staff Kemenlu Setdijen Aspasaf (Asia Pasifik dan Afrika) , Ny. Banga Malewa.

Wawancara dengan Bpk. Harry Putranto, Kepada Direktur Bagian Afrika, Direktorat

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hubungan Internasional adalah hubungan antara dua atau lebih mencakup

berbagai macam hubungan atau interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara

dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda kewarganegaraan, berkaitan dengan

segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat berlangsung baik secara

kelompok maupun secara perorangan dari suatu bangsa atau negara, yang

melakukan interaksi baik secara resmi maupun tidak resmi dengan kelompok atau

perorangan dari bangsa atau negara lain (Teuku May Rudy, 2005 : 3).

Hubungan internasional bukan hanya mencakup berbagai hubungan antar

negara atau antar-pemerintah secara langsung. Namun juga meliputi berbagai

transaksi ekonomi dan perdagangan, strategi dan penggunaan kekuatan militer serta

langkah diplomasi yg dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah (Lopez,

1989 : 3).

Hubungan antar negara sering didasari oleh adanya persamaan di antara

mereka. Misalnya persamaan bahasa, geografi dan ideologi, juga kepentingan

politik dan ekonomi yang mengikat hubungan antar negara tersebut dengan

masyarakat dunia. Keterkaitan antara perdagangan luar negeri dalam pembangunan

ekonomi dan dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan telah dikemukakan oleh

(20)

2

Perdagangan Internasional pada masa sekarang berkembang pesat yang pada

hakekatnya adalah kegiatan menjual dan membeli barang yang dilakukan penjual

dan pembeli melintasi batas negara. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang semakin pesat akhir-akhir ini yang dikenal pula sebagai era

globalisasi, telah membuka berbagai peluang bagi semua negara di dunia untuk

meningkatkan kerjasama intemasional dalam berbagai bidang yang dapat

mendukung pembangunan nasional di negara mereka masing-masing. Malahan

peluang itu sudah dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk meningkatkan

perdagangan intemasional yang sedang mereka jalankan, dan pada gilirannya

dapat pula membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi negara mereka.

tennasuk indonesia. Benua Afrika dengan potensi sumber daya alam dan sumber

daya manusia yang besar, akhir-akhir ini telah memasuki tahapan baru yang

ditandai oleh perkembangan positif berbagai bidang kehidupan baik dalam bidang

kehidupan politik dan keamanan maupun dalam bidang sosial ekonomi

Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah

Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan

maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha

dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain,

tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin

beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya.

Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara

yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling

(21)

alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan

tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya

yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak

langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan atau jasa antara satu

negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat

didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan

tiap-tiap negara tersebut (Gunawan Widjaya dan Ahmad Yani, 2000: 1).

Kerjasama antarnegara adalah terjalinnya hubungan antara suatu negara

dengan negara lainnya melalui kesepakatan untuk mencapai tujuan. Kerjasama

antarnegara bentuknya bermacam-macam, mulai kerjasama ekonomi,

perdagangan, dan lain-lain. Berdasarkan pengertian kerja sama, maka setiap

negara yang mengadakan kerja samadengan negara lain pasti mempunyai tujuan.

Tujuan-tujuan tersebut adalah:

a) Mengisi kekurangan di bidang ekonomi bagi masing-masing negara yang

mengadakan kerja sama.

b) Meningkatkan perekonomian negara-negara yang mengadakan kerja sama

diberbagai bidang.

c) Meningkatkan taraf hidup manusia, kesejahteraan, dan kemakmuran dunia.

d) Memperluas hubungan dan mempererat persahabatan.

e) Meningkatkan devisa negara (Adnan : 2008).

Transaksi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan istilah

ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih

(22)

4

tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran

barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul

berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa,

kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda.

Perdagangan internasional sebenarnya sudah berlangsung beberapa abad

yang lalu tetapi tentu berdasarkan perdagangan yang masih sangat primitif. Sistem

perdagangan yang berlaku saat itu masih berdasarkan suatu sistem barter atau

tukar menukar antara barang dengan barang. Dengan kemajuan peradaban

manusia yang makin lama semakin meningkat, maka terjadilah perubahan yang

amat drastis dan dramatis dengan suatu sistem perdagangan yang sering kita

dengar dalam istilah ”ekspor–impor”. Di dalam dunia modern sekarang, suatu

negara sulit untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa kerjasama

dengan negara lain (M.H. Matondang dkk 1997: 1).

Perkembangan dan dinamika ekonomi politik Afrika dalam beberapa

tahun terakhir ini tampak demikian menarik. Terutama pasca terjadinya krisis

ekonomi baik di Amerika Serikat (2008) maupun di Eropa (2011), maka

perkembangan ekonomi–politik dan dinamika Afrika telah dilihat sebagai

alternatif baru bagi kepentingan pasar dan ekonomi negara negara Emerging

Markets seperti China dan India. Khususnya negara–negara tersebut

berkepentingan atas 2 komoditas utama (energi dan tambang) yang masih

demikian potensial sumbernya di benua Afrika umumnya. Hal–hal yang telah

dilakukan China dan India secara intensif dan cukup dominatif menggantikan

(23)

dengan aktor – aktor baru lainnya dalam hal kepentingan ekonomi dan pasar dari

Brazil, Rusia, Singapura, Malaysia dan Thailand atas Afrika. Perhatian maupun

kepentingan ekonomi 5 negara terakhir tersebut tidaklah sama pengaruhnya

dengan China dan India di Afrika, namun mereka sadar bahwa Afrika pada 2012

perlu dlihat sebagai potensi pasar, ekonomi dan sumber daya alamnya yang

demikian strategis (Djafar: 2012).

Namun demikian potensi dan peluang Indonesia untuk mengembangkan

atas kesempatan ekspor non migasnya ke Afrika masih sangat besar. Karena para

pemimpin Afrika Sendiri tampaknya menyadari bahwa persoalan perdagangan

luar negeri dan hubungan kerja sama ekonomi dengan pihak lain harus diikuti

oleh perubahan yang konstruktif dan mendasar sifatnya. Masa transisional Afrika

lainnya yang menjadi kondisi dasar bagi Indonesia dalam hubungan ekonomi

dengan negara – negara di Afrika (Zainudin Djafar, 2012: 12).

Tantangan dari proses transisi atas kondisi perekonomian negara-negara

Afrika tampaknya masi dalam lingkaran setan dan tahap perkembangan.

Pengalaman masa lalu telah menunjukan berbagai penyalahgunaan kekuasaan,

perang saudara, dan kekerasan kehidupan perpolitikan di berbagai negara di

Afrika dapat sewaktu-waktu mengorbankan pemerintahan yang bersifat

demokratis, alhasil hanya satu negara yakni Afrika Selatan yang kini bisa

dianggap proporsional dan kredibel sistem ekonomi-politiknya sampai akhir-akhir

ini.

Hubungan Indonesia-Afsel sebetulnya telah berlangsung lama saat

(24)

6

Congress) (ANC), partai pimpinan Nelson Mandela, untuk menentang apartheid

(diskriminasi warga kulit hitam di Afrika Selatan). Namun, hubungan keduanya

baru resmi saat ditandatanganinya Komunike Bersama Pembukaan Hubungan

Diplomatik oleh wakil tetap RI dan Afsel di New York pada 12 Agustus 1994.

Sejak zaman Presiden Soeharto sampai Megawati Soekarnoputri, kunjungan

ke Afsel sudah pernah dilakukan. Begitu pun sebaliknya, Mandela setidaknya dua

kali dating ke Indonesia, yaitu pada tahun 1997 saat masih menjabat sebagai

Presiden Afsel dan tahun 2002 setelah pensiun dari jabatan presiden.

Setelah itu kedua negara berturut-berturut melakukan perjanjian bilateral.

Pertama, persetujuan perdagangan (trade agreement) yang ditandatangani oleh

masing-masing Menlu pada 30 November 1997 di Cape Town, Afrika Selatan.

Kedua, MoU Indonesia dengan Provinsi Kwazalu Natal, Afrika Selatan yang

ditandatangani pada Juli 2003 di Afrika Selatan. Ketiga, Komunike Bersama

mengenai pendirian Komisi Dagang Bersama (Joint Statement on Establisment of

the Joint Trade Commission) antara RI-Afrika Selatan yang ditandatangani kedua

belah pihak pada tanggal 19 April 2005 dalam acara plenary meeting (rapat pleno)

antara delegasi RI dan delegasi Afrika Selatan pada KTT Asia-Afrika di Jakarta.

Afrika Selatan merupakan sebuah negara yang sekarang sudah mulai terlihat

geliat ekonominya, Kini negara Nelson Mandela ini merupakan kekuatan ekonomi

terbesar di kawasan Afrika, mewakili 25% dari keseluruhan GNP dan

memproduksi sekitar 50% tenaga listrik di benua tersebut. Tahun 2006 IMF

menempatkan Afrika Selatan sebagai ekonomi menengah dengan ranking ke-29

(25)

ini juga tergabung dalam Southern Afrika Customs Union (SACU) yang

mendapat perlakuan bebas pajak antar anggotanya, serta The Common market for

Eastern and Southern Africa (COMESA), Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB)

dalam negeri diperkirakan meningkat menjadi 3,1% pada 2011, naik dari 2,9%

pada tahun 2010. Pertumbuhan diperkirakan akan melambat menjadi 2,8% pada

tahun 2012 terutama karena kelemahan struktural dalam negeri dan pemulihan

ekonomi global yang rapuh. Pertumbuhan PDB diperkirakan akan meningkat

menjadi 3,6% pada tahun 2013, sesuai dengan pemulihan global yang terjadi dan

resolusi tertib krisis fiskal dan keuangan zona euro selama 2012.

Sementara itu, Afrika Selatan pun menempati posisi yang unik di

lingkungan benua Afrika, tetapi Afrika Selatan mampu berperan unik dalam

perpolitikan Afrika. Afrika Selatan merupakan negara dengan perekonomian yang

dominan pada tataran Afrika serta sebagai negara terkemuka dalam promosi

governance yang demokratis (Karol Bordeaux dan Johan Van Der Walt,2009: 27).

Negeri ini merupakan salah satu negara di kawasan Afrika bagian selatan

yang dikenal memiliki peran penting dalam bidang politik dan ekonomi. Dalam

berbagai fora internasional negara ini memberikan pengaruh besar terhadap

penentuan strategi kebijakan politik dan ekonomi di kawasan selatan Afrika.

Afrika selatan adalah negara ketiga dari 14 negara anggota Southern Africa

Development Community (SADC) yang mempunyai pendapatan perkapita

tertinggi di atas US$ 5.000 setelah Mauritius dan Botswana. Afrika Selatan juga

(26)

negara-8

negara yang tergabung dalam SADC. Lebih dari itu, negara ini juga tergabung

dalam Southern Afrika Customs Union (SACU) yang mendapat perlakuan bebas

pajak antar anggotanya (Buletin KPI V: 2011).

Afrika Selatan merupakan akses ke pasar dunia melalui Preferential Trade

Agreements antara Afrika Selatan dengan pasar utama dunia seperti Eropa yang

difasilitasi oleh Afrika Selatan-Uni Eropa FTA dan pasar Amerika Serikat melalui

Africa Growth and Opportunity Act (AGOA). Untuk pasar regional bernaung

dalam FTA Southern African Development Community (SADC) yang terdiri dari

14 negara Afrika bagian Selatan lainnya.

Afrika Selatan merupakan negara yang lebih maju dibanding

negara-negara tetangganya, di mana ketergantungan yang sangat besar negara-negara tetangga

terhadap Afrika Selatan sehingga Afrika Selatan dapat dipandang sebagai pintu

masuk (gateway) bagi negaranegara di wilayah Afrika bagian Selatan. Hal ini

didukung oleh fasilitas infrastruktur yang sangat baik, yang ada di Afrika Selatan

(pelabuhan laut, pelabuhan udara, jalan bebas hambatan).

Afrika Selatan juga merupakan salah satu dari 14 (empat belas) negara

anggota SADC (Southern African Development Community) yang terdiri atas

Angola, Botswana, DR. Congo, Lesotho, Malawi, Mauritius, Mozambique,

Namibia, Seychelles, South Africa, Swaziland, Tanzania, Zambia dan Zimbabwe.

Total populasi dari ke-14 negara tersebut adalah 247 juta jiwa dan merupakan

pasar potensial yang belum digarap sepenuhnya.

Di bidang perdagangan Indonesia sudah mempunyai persetujuan kerja

(27)

oleh masingmasing Menteri Luar Negeri pada tanggal 20 November 1997 di Cape

Town, Afrika Selatan. Selain itu kedua negara juga telah menandatangani Joint

Statement on Establishment of the Joint Trade Committee (JTC) Indonesia- Afrika

Selatan, ditandatangani pada tanggal 19 April 2005 di Jakarta, dalam acara

Konferensi Asia-Afrika 2005 di Jakarta. Joint Trade Committee (JTC) dibentuk

untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. Pemerintah Indonesia dan Afrika

Selatan telah sepakat membentuk JTC pada tanggal 23 Mei 2006.

JTC dibentuk sebagai tindak lanjut Trade Agreement Indonesia- Afrika

Selatan, yang telah ditandatangani pada tanggal 19 April 2005 oleh Menteri

Perdagangan Indonesia dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Afrika

Selatan. JTC bertujuan untuk membahas dan meniadakan hambatan dan tantangan

hubungan perdagangan bilateral serta mencari peluang-peluang baru yang dapat

dikerjasamakan dalam meningkatkan perdagangan kedua negara. JTC

dilaksanakan secara bergantian di Afrika Selatan dan Indonesia, pertemuan

pertama JTC tingkat menteri telah dilaksanakan pada Februari 2008 di Tshwane,

Afrika Selatan.

Lebih dari itu negara dengan jumlah penduduk sebesar 47,4 juta jiwa

(2007) ini berada di urutan ketiga dari 14 negara anggota The Southern Africa

Development Community (SADC) yang mempunyai pendapatan perkapita

tertinggi di atas 5000 dolar AS setelah Mauritius dan Botswana. Itu sebabnya ia

memegang peranan penting dalam perdagangan dunia, termasuk antar kawasan

(28)

10

masuk bagi aktivitas ekonomi dan perdagangan di Afrika, khususnya bagian

selatan.

Dengan memasuki pasar Afrika Selatan, Indonesia dapat memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang diperoleh Afrika Selatan untuk menerobos pasar

negara-negara SACU dan COMESA. Tidak hanya itu, Afrika Selatan yang memiliki

fasilitas infrastruktur modern dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mendukung

distribusi barang ke sentra ekonomi utama di seluruh Afrika Selatan maupun

negara-negara tetangganya.

Total perdagangan Indonesia dengan Afrika Selatan tahun 2010 sebesar

US$ 1,2 milyar, naik 43,42% dibanding tahun 2009 sebesar US$ 834,8 juta. Pada

periode Januari- September 2011, total perdagangan kedua negara sebesar

US$ 1,5 milyar, naik 73,77% dibanding periode yang sama tahun 2010 sebesar

US$ 884,6 juta. Ekspor non migas Indonesia ke Afrika Selatan pada tahun 2010

menunjukkan peningkatan sebesar 40,47% menjadi US$ 680,7 juta dari

US$ 484,5 juta pada tahun 2009.

Pada periode Januari-September 2011 ekspor non migas Indonesia sebesar

US$ 961,6 juta naik 93,67% dibanding periode yang sama tahun 2010 sebesar

US$ 496,5 juta. Impor non migas Indonesia dari Afrika Selatan tahun 2010

sebesar US$ 513,4 milyar, naik 74,03% dibanding tahun 2009 sebesar US$ 295,0

juta.

Pada periode Januari-September 2011, impor non migas Indonesia dari

Afrika Selatan sebesar US$ 551,7 juta naik 43,22% dibanding periode yang sama

(29)

Total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan pada

tahun 2011 mencapai USD 2,14 miliar atau naik sebesar 78,93% dari USD 1,19

miliar pada tahun 2010. Ekspor Indonesia ke Afrika Selatan mencapai USD 1,43

miliar, melonjak 111% dari tahun 2010 yang tercatat senilai USD 680 juta. Angka

ini menempatkan Afrika Selatan sebagai negara tujuan ekspor ke-23 terbesar bagi

Indonesia pada tahun 2011. Sementara itu impor Indonesia dari Afrika Selatan

pada tahun 2011 tercatat sebesar USD 705 juta atau meningkat 36,62% dari tahun

2010 yang tercatat senilai USD 516 juta (http://ditjenkpi.kemendag.go.id).

TABEL 1.1

Diolah dari berbagai sumber (Ditjen KPI(2011), dan BPS).

Dari tabel diatas kita bisa mengetahui adanya peningkatan dari tahun ke

tahun volume perdagangan Indonesia-Afrika Selatan, meskipun peneliti masih

meragukan masalah dari tarif yang diberikan Afrika Selatan ke Negara Indonesia

lalu dari segi nilai perdagangan internasional Indonesia dan negara - negara di

Afrika, sementara BPS menyebutkan bahwa Afrika Selatan Menempati Urutan

pertama dalam Top 10 Negara Partner dalam bidang perdagangan dengan

Republik Indonesia pada tahun 2011 diurutan kedua ditempati Mesir, ditabel 2

(30)

12

tinggi apalagi rencananya Afrika Selatan akan dijadikan mitra jangka panjang

untuk hal perdagangan internasional pangsa pasar tradisional non-migas.

TABEL 1.2

RI's top 10 African Trading

partners in 2011 (in million USD)

Country

Export Import Total trade

value

South Africa 1,436.59 705.77 2,142.36

Nigeria 465.98 1,626.88 2,092.86

Egypt 1,397.52 191.02 1,588.54

source: Central Statistic Agency (BPS 2011)

Komoditas utama ekspor Indonesia ke Afrika Selatan pada tahun 2011

adalah minyak sawit dan turunannya, karet, mobil termasuk station wagon, dan

kertas. Sementara itu, komoditas impor utama dari Afrika Selatan pada periode

yang sama adalah chemicals, wood pulp, ferrous waste dan scrap, unwrought

aluminium, cane atau beet sugar dan chemically pure sucrose dan kapas

(http://ditjenkpi.kemendag.go.id diakses tanggal 27 Desember 2012).

UKM Indonesia dianggap maju secara ekonomi terbukti Afsel belajar dari

Indonesia dan pada tahun 2010 saat penyelenggaraan Piala Dunia Sepak bola,

Indonesia mengekspor kebutuhan barang-barang kerajinan dan suvenir untuk

(31)

Indonesia-South Africa Business Forum sebagai wadah untuk saling tukar

informasi mengenai potensi bisnis kedua negara.

Hambatan Masalah yang sampai saat ini masih membayang- bayangi

peningkatan Kerjasama Ekspor-Impor Indonesia-Afrika Selatan dan investasi

ekonomi masih merupakan masalah klasik yakni :

1) Kurangnya pemahaman dan pengetahuan kedua belah pihak akan

potensi hubungan perdagangan dan investasi

2) Masalah pembiyaan perdagangan

3) Ketatnya persaingan dari China, Malaysia, Singapura dan Thailand

atas produk non-tradisional Indonesia

4) Adanya perbedaan penerapan tarif bea masuk yang tinggi terhadap

produk Indonesia dibanding produk ekspor dari negara-negara

SACU ( Southern African Customs Union)

5) Isu – Isu Dumping bagi produk Indonesia

Tetapi saat ini dengan mekanisme JTC (Joint Trade Committee )

Indonesia–Afrika Selatan Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerjasama

bidang ekonomi dan perdagangan. Serta memungkinkan untuk mengikis

hambatan-hambatan yang masi menghinggapi proses peningkatan dan kerjasama

ekspor impor kedua negara.

Dengan adanya signifikansi peningkatan perdagangan antara Indonesia

dan Afrika Selatan khususnya pada tahun 2010-2012 karena pada tahun 2010

pertumbuhan Afrika Selatan pulih dan stabil dengan didorong oleh

(32)

14

penjajakan kerjasama penguatan hubungan bilateral Indonesia-Afrika Selatan,

terutama Afrika Selatan yang ingin mencari diversifikasi pasar ekspor-impor.

Maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui dan mempelajari

secara mendalam tentang kerjasama ekspor impor Indonesia - Afrika , untuk

memperoleh gambaran yang jelas sehingga akan menambah manfaat. Dalam

skripsi ini peneliti ingin meneliti lebih jauh Kerjasama Perdagangan

Ekspor-Impor Indonesia sebagai salah satu penopang ekonomi dan devisa dan juga

kerjasama Indonesia dengan negara Afrika Selatan terutama perdagangan

ekspor-impor Afrika Selatan pada tahun 2010-2012 dengan judul skripsi

Kerjasama Indonesia Afrika Selatan Melalui Joint Trade Committee (JTC)

Dalam Meningkatkan Perekonomian Indonesia Di Sektor Non Migas 2010

2012

1.2 Rumusan Masalah

Untuk Memudahkan peneliti dalam menganalisa masalah, maka masalah

yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Rumusan Masalah Mayor

Sejauh mana Kerjasama Indonesia-Afrika Selatan Melalui Joint Trade

Committee (JTC) dalam hal ekspor-impor dalam sektor non migas baik dalam hal

(33)

1.2.2 Rumusan Masalah Minor

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi

pembahasan dalam Kegiatan Ekspor Impor Indonesia-Afrika Selatan dalam

Perdagangan Internasional ini antara lain :

1. Bagaimana kondisi umum tentang volume ekspor-impor Indonesia dengan

Afrika Selatan ?

2. Bagaimana Upaya yang Dilakukan JTC Dalam Meningkatkan Pasar Non

Migas Indonesia ke Wilayah Afrika Selatan?

3. Kendala apa saja yang dihadapi kedua negara dalam menjalin kerjasama

perdagangan internasional di sektor non-migas ?

4. Bagaimana Prospek Joint Trade Committee kedepan dalam upaya

penguatan hubungan perdagangan bilateral ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan

perdagangan ekspor impor antara Indonesia dengan Afrika Selatan dan

menguraikan bahwa Afrika Selatan jauh dari kesan negatif yang selama ini

selalu membayangi negara ini. Serta meneliti bagaimana tugas Joint Trade

Committee ini dalam meniadakan hambatan dan tangan perdagangan bilateral

Indonesia-Afrika Selatan dan mencari peluang baru yang dapat

dikerjasamakan dalam meningkatkan perdagangan kedua negara yang

(34)

16

1.3.2 Tujuan Penelitian

Bahwa penulisan skripsi ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :

1. Bagaimana kondisi umum tentang volume ekspor - impor Indonesia

dengan Afrika Selatan.

2. Untuk mengetahui Upaya Joint Trade Committee dalam

meningkatkan perekonomian Indonesia melalui surplus ekspor

Indonesia di sektor non-migas.

3. Untuk mengetahui Kendala apa saja yang dihadapi kedua negara

dalam menjalin kerjasama perdagangan internasional di sektor

non-migas.

4. Untuk menganalisa bagaimana prospek kedepan peran Joint Trade

Committee dalam meingkatkan perdagangan antara Indonesia dan

Afrika Selatan yang telah berlangsung selama ini

Disamping itu, skripsi ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1.3.2.1 Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat.

Kegiatan Ekspor-Impor merupakan salah satu penggerak roda

perekonomian negara. Dan dalam era perdagangan bebas ini

perdagangan internasional akan semakin berkembang dan diharapkan

dapat memberikan informasi tentang hubungan perdagangan

(35)

1.3.2.2 Manfaat Akademis

1. Bagi Fakultas dan Ilmu Pengetahuan

Dapat memberikan atau menambah perbendaharaan pustaka,

terutama dalam bidang ekspor-impor dan perdagangan internasional

umumnya di kawasan Afrika khususnya ekspor-impor

Indonesia-Afrika Selatan. Dapat memberikan sedikit sumbangan bagi ilmu

pengetahuan, dan sebagai bahan pemikiran atau pedoman dan khazanah

dalam mengetahui hubungan perdagangan Indonesia di benua Afrika

khususnya Afrika Selatan dalam ekspor impor. Terutama pasar non

(36)

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk mendapatkan dan memperoleh pijakan dan referensi yang ilmiah

untuk penelitian ini, peneliti menggunakan sumber daya yang ada, dikarenakan

dalam studi hubungan internasional, belum banyak yang mengangkat isu

perdagangan di kawasan Afrika, khususnya Afrika Selatan, kebanyakan dari

peneliti-peneliti lebih banyak meneliti konflik-konflik yang ada di kawasan

Afrika. Tetapi dari sekian banyak karya ilmiah yang peneliti temui terdapat satu

yang dapat peneliti ambil esensi dari karya ilmiah tersebut tentang potensi pasar

Afrika oleh negara maju (Cina dan Amerika) karya ilmiah tersebut berjudul

Peningkatan Persaingan Cina AS Dalam Memperebutkan Pasar Di Afrika” dari

jurnal dikti karangan Elfa Farid Syailillah.

Dalam tulisan tersebut peneliti yang bersangkutan mengangkat masalah

potensi kawasan Afrika dan persaingan merebut pasar Afrika antara China dan

Amerika, Potensi pasar suatu kawasan menjadi penting ketika banyak negara di

dunia fokus menjadi negara industri. Negara-negara berkembang biasanya

menjadi target negara-negara industri maju sebagai pasar produk ekspor karena

diimbangi kemampuan daya beli dan ekonominya yang semakin meningkat. Pasar

yang semakin potensial saat ini tertuju pada kawasan Afrika dengan jumlah

penduduk dan peningkatan ekonomi yang semakin pesat.Dua negara industri

(37)

saat ini dikenal dengan ekspornya seperti barang kebutuhan rumah tangga, tekstil,

garmen, alat elektronik, telepon selular dan lain sebagainya yang merajai dunia

dengan harganya yang murah. Cina memilih Afrika karena negara negara

dikawasan ini masih berpenghasilan menengah kebawah, pantaslah jika

pemasaran produk murah Cina sangat pesat dan sesuai target di Afrika.

Sedangkan AS yang sebagian memproduksi barang berteknologi tinggi

seperti kendaraan bermotor, mesin, pesawat, bahan bakar mineral (batubara), alat

navigasi, industri kimia, alat komunikasi serta produk makanan sereal (gandum

dan jagung) merupakan produk perdagangan yang masuk dalam area pasar bebas

AS-Afrika.Selain persaingan secara langsung, AS dan Cina juga menawarkan

kerjasama untuk lebih mempermudah jalan masuknya ke Afrika.

Sejak tahun 2000, Cina fokus pada Afrika lewat kerjasamanya dalam hal

ekonomi yang diawali lewat pertemuan KTM Cina-Afrika yang menghasilkan

FOCAC (Forum on Cina-Africa).Forum ini bertujuan meningkatkan kerjasama

investasi dan perdagangan antara Cina dan Afrika.Hingga saat ini ada sekitar 49

negara di Afrikayang menjadi anggota FOCAC dimana kegiatan perdagangan

bebas terbuka bagi Cina dan negara-negara Afrika.

Selain itu kerjasama dalam mengeksplorasi SDA menjadi hal terpenting

kedua disamping perdagangan. Ini membuktikan keseriusan Cina untuk

mengepakkan sayapnya lebih lebar sebagai mitra dagang strategis Afrika.Potensi

pasar yang baik dan pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan

menciptakan kondisi yang lebih harmonis di antara Cina dan Afrika. Selain itu,

(38)

20

di dunia internasional melalui dukungan banyak negara Afrika dalam berbagai

keanggotaan rezim internasional, organisasi internasional seperti PBB, institusi

internasional dan lainnya. Sedangkan AS yang tidak ingin kalah dari Cina, juga

melakukan kerjasama dengan Afrika lewat AGOA Forum (African Growth and

Opportunity Act), yang telah di mulai pada tahun 2001 dan lebih mengkhususkan

dalam kerjasama ekonomi untuk membangun potensi Afrika sebagai kawasan

produksi, dalam hal ini AS memberikan bantuan nyata untuk Afrika. Kerjasama

ini membuka akses pasar bebas antara AS dan negara-negara Afrika yang telah

memenuhi syarat.Selama 10 tahun kerjasama ini terjalin, ada sekitar 40 negara di

Afrika yang telah memenuhi syarat untuk bergabung dalam AGOA.

Selain bidang perdagangan, AS juga bekerjasama dalam hal militer yang

disebut US-AFRICOM, kerjasama ini merupakansalah satu peran AS dalam

mewujudkan perdamaian di Afrika, terutama negara-negara yang sedang dilanda

konflik.Perdagangan yang dipacu adanya akses pasar bebas memang menjadi

pusat perhatian di Afrika saat ini.Namun, pentingnya Afrika tidak hanya dilihat

dari potensi pasarnya saja, namun juga potensi sumber daya alamnya yang

melimpah.Salah satunya, Afrika terkenal dengan negara-negara penghasil minyak

bumi.

Dua negara di Afrika masuk dalam 10 negara yang memiliki cadangan

minyak bumi terbesar di dunia, yaitu Libya dengan cadangan sebesar 44,3 miliar

barel atau 3,27% dari total proporsi cadangan minyak dunia dan Nigeria cadangan

minyak mentah sebesar 37,2 miliar barel. Melihat potensi yang luar biasa tentang

(39)

strategis Afrika. Disamping potensi pasarnya sebagai konsumen untuk

barang-barang ekspor Cina maupun AS, kepentingan akan minyak juga menjadi hal yang

tidak kalah pentingnya. Ketika ada kepentingan antara dua negara untuk

mendapatkan sesuatu, hal yang dapat muncul adalah persaingan untuk

mendapatkan kepentingannya tersebut.

Cina melakukan kerjasama bidang ekonomi, begitu pula AS.Dan dua

negara besar ini juga mengeksplorasi minyak bumi Afrika sebagai upaya

memenuhi kebutuhan energi negaranya.Peningkatan persaingan antara Cina dan

AS dalam memperebutkan pasar Afrika terjadi karena adanya kepentingan antara

kedua belah pihak.Disamping untuk memasarkan hasil produksi negaranya,

kepentingan geopolitik Afrika yang berbentuk dukungan dalam organisasi dan

rezim internasional menjadi salah satu poin penting untuk mendapatkan

bargaining position. Afrika yang juga dikenal dengan lumbung emas karena

ketersediaan sumber daya alam seperti minyak bumi dan gas alam yang melimpah

serta sumber mineral lain seperti berlian, nikel, tembaga, bijih besi, platina bahkan

uranium yang digunakan sebagai bahan baku proyek nuklir negara-negara maju.

Persaingan Cina dan AS ini menciptakan nilai tawar lebih Afrika di mata

internasional.

Lalu Buletin KPI Terbitan Kemerindag yang menurut peneliti cukup

mendekati dan menunjang dalam hal penelitian perdagangan internasional Afrika

Selatan-Indonesia adalah laporan mengenai “Afrika Selatan Sebagai Pasar

Alternatif Untuk Peningkatan Ekspor Non Migas Sekaligus Antisipasi Krisis

(40)

22

Timur Tengah, Ditjen KPI, Kementerian Perdagangan), yang isinya adalah

bagaimana Afrika Selatan Sebagai Pasar Alternatif ditengah krisis finansial Uni

Eropa dan Amerika, krisis ekonomi atau finansial yang melanda Eropa dan

Amerika Serikat sudah menjadi isu global di seluruh penjuru dunia. Krisis

keuangan Eropa telah mengancam kondisi perekonomian dunia.Krisis yang

menakutkan dunia itu berakar pada kegagalan Uni Eropa untuk memperbaiki

perbankan.

Sebenarnya perekonomian Eropa belum sepenuhnya sembuh kembali dari

krisis 2007 dan tidak pernah sepenuhnya menangani semua tantangan yang

dihadapi sistem perbankan mereka.Salah satu faktor penting terjadinya krisis

keuangan Eropa adalah faktor krisis utang di negara Yunani, yang kemudian

merembet ke Irlandia dan Portugal.Ketiga negara tersebut memiliki utang yang

lebih besar dari GDP-nya, dan juga sempat mengalami defisit (pengeluaran negara

lebih besar dari GDP).

Krisis mulai terasa pada akhir tahun 2009, dan semakin seru dibicarakan

pada pertengahan tahun 2010 hingga saat ini.Beberapa waktu yang lalu Menteri

Keuangan Indonesia mengatakan krisis Eropa dan Amerika tidak berpengaruh

langsung terhadap ekspor Indonesia. Namun, jika krisis Amerika mempengaruhi

ekspor Cina, Jepang dan India, rentetannya akan berdampak kepada Indonesia.

Hal ini terjadi karena ekspor Indonesia ke tiga negara tersebut sangatlah besar.

Selain itu belum adanya kemajuan upaya dalam memperbaiki penyelesaian utang

Eropa akan mempengaruhi kondisi keuangan global, termasuk mempengaruhi

(41)

laindapat menyebabkan melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan

bertambahnya penggangguran di Indonesia. Berkenaan dengan hal tersebut, krisis

yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat perlu diantisipasi sehingga tidak

berdampak besar bagi Indonesia, salah satunya dengan melakukan diversifikasi

ekspor ke pasar non Tradisional seperti Afrika Selatan.

Dari banyak tulisan - tulisan yang penulis temui sebagian besar fokus di

Afrika adalah tentang AIDS dan Konflik perbatasan dan suku memang Perlu

dicatat pada kenyataannya mayoritas konflik di Afrika merupakan internal

conflict dalam wilayah suatu negara, dan hampir setengah dari 35 konflik internal

di dunia terjadi di Afrika. Menurut Ernie Regehr, sampai menjelang akhir abad

ke-20, 40% dari seluruh konflik di dunia terjadi di Afrika, sedangkan 43% negara

di Afrika pernah dilanda peperangan (Adnan, 2007 : 2).

Oleh sebab itu jarang ada peneliti yang meneliti perdagangan di wilayah

Afrika, khususnya Afrika Selatan sepanjang peneliti ketahui saat ini dan literatur

mengenai Afrika masih relatif terbatas dan jarang ditemui di Indonesia.Oleh

karena itu penulis tertantang untuk menggali lebih dalam tentang perdagangan

Indonesia dengan negara Afrika, khususnya Afrika Selatan melalui Joint Trade

Committee, yang merupakan pola penguatan hubungan perdagangan

Indonesia-Afrika Selatan yang memang belum ada yang membahas, perbedaan dari

penelitian-penelitian terdahulu adalah peneliti lebih menitikberatkan bagaimana

Joint Trade Committee berperan dalam meningkatkan ekspor non migas

Indonesia ke Afrika Selatan dan bagaimana pola kerjasama ini untuk prospek

(42)

24

2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1. KerangkaTeoritis

2.2.1.1 Kerjasama Internasional

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,suatu negara tidak

dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan bantuan atau kerja sama

dengan negara lain. Bentuk kerja sama dengan negara lain dapat

berupa kerja sama di bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan,

pertahanan, keamanan, dan sebagainya. Tujuannya pun berbeda-beda

bagi setiap negara, salah satu di antaranya adalah untuk

meningkatkan kegiatan ekonomi sehingga pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi negara tersebut berkembang seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi., dari kenyataan itu

menunjukkan perlunya kerja sama dengan negara lain.

Menurut Kusuma Atmaja, hubungan dan kerjasama antar

bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian kekayaan alam

dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling

ketergantungan antara bangsa dan negara yang berbeda.Karena

hubungan dan kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah penting

untuk memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat dalam

pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling

pengertian antar bangsa di dunia (May Rudy, 2003).

Dalam perkembangan akhir-akhir ini, kerja sama yang

(43)

internasional. Kerja sama perdagangan tersebut diharapkan bisa

meningkatkan kesejahteraan negara yang terlibat dalam perjanjian

perdagangan, yaitu dengan mengandalkan komoditas yang memiliki

keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif. Hal itulah

yang melatarbelakangi Indonesia sebagai salah satu negara terbuka

yang berkomitmen untuk ikut serta dalam perjanjian perdagangan

bebas di berbagai kawasan (May Rudy, 2003). Secara umum, kerja

sama perdagangan internasional ditujukan untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di kawasan tersebut.

Adapun secara spesifik, kerja sama perdagangan internasional

tersebut antara lain ditujukan sebagai berikut:

1. Memperkuat dan meningkatkan kerja sama ekonomi,

perdagangan dan investasi di antara para anggota.

2. Meliberalisasi secara progresif dan meningkatkan perdagangan

barang dan jasa, serta menciptakan suatu system perdagangan

yang transparan dan mempermudah investasi.

3. Menggali bidang-bidang kerja sama yang baru dan

mengembangkan kebijakan yang tepat dalam rangka kerja sama

ekonomi di antara para anggota.

4. Memfasilitasi integrasi ekonomi yang lebih efektif dari para

anggota dan menjembatani kesenjangan pembangunan ekonomi

(44)

26

Kerjasama internasional saat ini sudah dialukukan oleh berbagai

sektor yang memiliki berbagai agenda pribadi. Fenomena ini

dinyatakan Chandler dalam “Constructing Global Civil Society :

Morality and power in International Relations” yakni:

“Saat ini aktor utama dalam hubungan internasional, bangsa-negaratampak kehilangan kapasitas atau keinginannnya untuk mengejar kepentingannya sendiri yang ditafsirkan dalam hal kekuatan.Berbagai

komentator dari beragam perspektif teoritis

berpendapat bahwa bangsa-bangsa yang paling maju menganggap diri mereka sendiri sebagai pihak yang memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat internasional. Kerangka kerja teoritis utama bagi pemahaman lingkup internasional, berhubungan dengan kepentingan negara..tampak kehilangan kekuatannya dibandingkan kepentingan nasional dan negara yang membentuk arah kebijakan, tampak sebuah agenda baru yang ditetapkan oleh aktor non negara” (2007:54).

Dalam tulisan ini dibahas mengenai perkembangan perdagangan

internasional atau yang biasa disebut ekspor-impor antara negara

Indonesia dengan negara Afrika Selatan secara lebih dekat.

2.2.1.2Konteks Kerjasama Selatan-Selatan

Aktor negara merupakan aktor yang dominan dalam model

kerjasama ini. Kerjasama Afrika Selatan-Indonesia dapat diletakan

dalam konteks Selatan-Selatan. Konteks ini merupakan alternatif

dari kerjasama Utara-Selatan yang cenderung dikritik sebagai

dominasi kelompok negara-negara maju terhadap negara-negara

(45)

alternatif terhadap konsep kerjasama Utara-Selatan yang masih

dicurigai sebagai eksploitasi Negara-negara maju terhadap

negara-negara berkembang secara konseptual dan akademik (J.P Pronk).

Hal ini harus diakui bahwa Negara-negara Selatan atau

berkembang masih menghadapi karakter ekonomi, politik, dan sosial

yang sangat beragam, tetapi sesungguhnya, negara-negara selatan

pun masih dihinggapi oleh kendala kapasitas, baik pada tataran

global maupun pemerintahan. Namun, keberagaman dan kendala

seperti ini tidaklah menjadi sosok yang menakutkan untuk

Negara-negara berkembang saling bekerjasama. Oleh karena itu, pola

hubungan dan kerjasama Selatan-Selatan ini dapat menjembatani

dengan kondisionalitas tertentu untuk menjaga agar kendala-kendala

yang dihadapi dapat dilokalisasikan (Maike Sippel dan Karsten

Neuhoff, 2008).

Kerjasama Selatan-Selatan sekarang ini menjadi sangat

penting mengingat hal-hal kritis selama proses globalisasi yang

berkelanjutan. Sejak awal abad ke-19, Negara-negara dan

kawasan-kawasan non-hegemonik meninggalkan pola aliansi sebagai strategi

untuk mengurangi ketergantungan dan dominasi dari Negara-negara

Utara. Pada permulaan abad kedua puluh satu ini, Negara-negara

Selatan berasosiasi untuk mempromosikan kerjasama

(46)

28

2.2.1.3 Interdependensi Ekonomi

Hubungan internasional melalui sarana ekonomi tidak

mutlak dilakukan oleh pemerintah, swasta pun dapat berperanan

besar, baik selama masa damai maupun dalam situasi perang.Semua

negara terlibat dalam hubungan ekonomi untuk mendapatkan barang

yang tidak dapat diproduksinya sendiri.Keuntungan lainnya dari

perdagangan internasional adalah diperolehnya suatu barang melalui

sistem produksi yang paling efisien dan murah.Hubungan antar

negara kecil dan negara besar menunjukan adanya suatu pola

hubungan subordinasi sehingga melahirkan suatu ketergantungan

negara kecil terhadap suatu negara besar tertentu.Salah satu tujuan

nasional dari bangsa-bangsa didunia adalah melaksanakan

pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan di

bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai upaya suatu

negara secara menyeluruh bagi peningkatan kesejahteraan rakyat

dalam arti tingkat hidup yang lebih bermutu (Sumitro, 1985: 273).

Secara khusus dinyatakan bahwa walaupun kebijaksanaan

pembangunan ekonomi selalu ditujukan untuk mempertinggi

kesejahteraan dalam arti seluas-luasnya, kegiatan pembangunan

ekonomi selalu dipandang sebagai sebagian dari keseluruhan usaham

pembangunan yang dijalankan suatu masyarakat.Pembangunan

(47)

mengembangkankegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat

pendapatan masyarakatnya, sedangkan keseluruhan usaha

pembangunan meliputi juga pembangunan sosial, politik dan

kebudayaan.Dengan demikian pembangunan ekonomi dapat

dinyatakan sebagai suatu masyarakat meningkat dalam jangka

panjang (Sadono Sukirno, 1985: 13). Peningkatan per-kapita ini

menunjukan terdapatnya perbaikan kesejahteraan ekonomi dalam

masyarakat.

Pembangunan ekonomi merupakan salah satu sumber bagi

rencana dan tindakan politik luar negeri suatu negara (Rosenau,

1976: 20). Berkat perkembangan ekonomi yang positif dan didukung

dengan infrastruktur modern serta pengusaan teknologi, pasar Afrika

Selatan mempunyai potensi yang cukup besar untuk menyerap

peningkatan produk-produk ekspor Indonesia. Pertemuan bilateral

Indonesia dengan Afrika Selatan yang membahas mengenai

peningkatan kerjasama bilateral dalam kerangka kerjasama regional.

Kedua pihak sepakat untuk mencari peluang kemungkinan kerjasama

antar regional karena akan menguntungkan bagi Indonesia yang

ingin memasuki pasar Afrika bagian Selatan, dan bagi Afrika Selatan

untuk memasuki pasar ASEAN.

Dalam JTC juga disepakati beberapa isu mengenai peluang

kerjasama, hambatan perdagangan, dan upaya memfasilitasi

(48)

30

diadakan secara reguler. Dari situ terlihat jelas adanya saling

ketergantungan dalam bidang ekonomi dalam memenuhi kebutuhan

dalam negerinya.

2.2.1.4 Diplomasi Ekonomi

Bagi sebuah negara industry yang harus memenuhi

kebutuhan industrialisasi yang tidak tersedia di negaranya, maka

negara tersebut akan membuka kerjasama dengan negara lain demi

mencapat kepentingan tersebut. Hal ini pulalah yang dapat kita lihat

sebagai sebuah konsep diplomasi ekonomi, sama seperti Indonesia

dengan Afrika Selatan, memang secara historis kita diikat dengan

dengan Konferensi Asia-Afrika , namun seiring bergulirnya waktu

hubungan politik kira dengan Afrika Selatan tergolong renggang,

namun dengan memulai dari bidang diplomasi ekonomi diharapkan

hubungan politik Indonesia dengan negara di wilayah Afrika bagian

selatan umummnya khususnya Afrika Selatan bisa lebih dekat dan

bargaining position kita menjadi kuat, dengan konsep diplomasi

ekonomi dimana negara sebagai actor utama membuat kebijakan

terhadap negara lain.

Konsep diplomasi ekonomi sendiri adalah sebuah tindakan

yang berhubungan dengan isu-isu kebijakan ekonomi, memonitor

dan melaporkan kebijakan ekonomi negara baik penerima maupun

(49)

kebijakan dan mengadvokasi kepentingan bisnis negara pengirim,

analisis pengaruh situasi ekonomi negara terhadap iklim politik dan

kepentingan negara pengirim serta memakai sumber-sumber

ekonomi untuk memberi ganjaran dan hukuman (Economic

Statecraft). Kebijakan diplomasi ini didukung 4 pilar utama, pertama

adalah promosi perdagangan, dengan fokus utama tapi tidak ekslusif

pada penanganan kegiatan ekspor dan impor, yang kedua adalah

promosi peluang investasi, terutama memfokuskan kepada investasi

ke dalam negeri tapi tidak dikhususkan pada investasi negara lain,

yang ketiga adalah pertukaran teknologi dengan menarik masuknya

teknologi yang memadai dari negara lain, dan yang terakhir adalah

pengolahan bantuan ekonomi luar negeri bagi negara negara

berkembang.

2.2.1.5 Ekonomi dan Perdagangan

Jika kita merunut kaitan hubungan internasional dengan

ekonomi dan perdagangan internasional

(50)

32

Hubungan antar negara sering didasari oleh adanya

persamaan di antara mereka.Misalnya persamaan bahasa, geografi

dan ideologi, juga kepentingan politik dan ekonomi yang mengikat

hubungan antar negara tersebut dengan masyarakat dunia.

Keterkaitan antara perdagangan luar negeri dalam pembangunan

ekonomi dan dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dikemukakan oleh Ricardo, Smit dan Mill sebagai

berikut :

“… bahwa perdagangan luar negeri dapat memberikan sumbangan yang pada akhirnya akan mampu memperlaju perkembangan ekonomi suatu negara … keuntungan lainnya dari hubungan ekonomi dan perdagangan luar negeri yaitu memungkinkan suatu negara memperluas pasar dari hasil hasil produknya

dan memungkinkan suatu negara tersebut

menggunakan teknologi yang lebih baik dari keadaannya daripada yang terdapat di dalam negeri”( Sukirno, Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, 1981: 225).

Perdagangan internasional merupakan suatu aspek yang

penting dalam melakukan suatu kerjasama ekonomi internasional,

Panglaykim memberikan kejelasan tentang pentingnya

perdagangan internasional :

“Aktivitas kerjasama ekonomi internasional itu sendiri

meliputi seluruhkegiatan perekonomian yang

dilaksanakan antara negara-negara maupun individu dari suatu negara dengan negara negara lainnya dua aspek penting itu ialah perdagangan dan investasi” (J.Panglaykim, 1984: 1).

Dalam pelaksanaannya hubungan dengan negara lain, suatu

(51)

timbal balik dari hubungan ekonominya. Mengenai hal ini R.E.A

Makmur mengemukakakn bahwa : keuntungan-keuntungan

ekonomi internasional dapat kita capai dengan mengadakan

perdagangan (Makmur, 1974: 2).

Peranan Suatu negara dalam perdagangan internasional

adalah penting berdasarkan kondisi yang berbeda dan

sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing negara berbeda

perbedaan ini dianggap merupakan sebab yang mendorong

timbulnya atau terjadinya perdagangan internasional untuk

memenuhi kebutuhan dari negara itu serta pertimbangan ekonomis

lainnya, T.S.G Mulia menyatakan :

“Kedudukan tiap negara dalam lapangan perdagangan internasional berdasarkan pada bangun dan susunan hidup perekonomiannnya. Hal ini tergantung kepada iklim, pembagian darat dan laut, dan sebagian besar kebudayaan, kecerdasan serta watak suatu bangsa untuk mempergunakan kekayaan alam bagi hidupnya”(T.S.G Mulia, 1944:13-14).

Peranan suatu negara dalam perdagangan internasional

dapat menentukan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan

pendapatan suatu negara. Hal ini tentu saja harus melalui

pengaturan dan pengarahan pemerintah berupa kebijaksanaan

pemerintah di bidang perdagangan luar negeri: harus tertuju pada

peningkatan nilai dan volume perdagangan yang cepat sekaligus

mengusahakan supaya sektor perdagangan dapat berfungsi sebagai

(52)

34

bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan juga upaya untuk

memacu ekspor Indonesia. Apalagi nilai ekspor perdagangan

Indonesia ke Afrika Selatan saat ini masih surplus. Oleh karena itu

sangar penting bagi Indonesia dalam meningkatkan hubungan

perdagangan dengan Afrika Selatan karena memang sangat

menguntungkan jika terus digali potensinya. kerja sama ekonomi

tersebut merupakan upaya diplomasi Indonesia yang saat ini

menempatkan wilayah Afrika menjadi prioritas peningkatan

komoditas perdagangan. meski Indonesia sangat dihormati di

Afrika namun hubungan politik kedua negara belum cukup untuk

melakukan peningkatan hubungan kerja sama ekonomi.

Namun demikian pemerintah Indonesia akan terus

membuka kanal hubungan kerja sama bidang ekonomi dan

perdagangan guna meningkatkan business to business dan people

to people contact. Dan dengan meningkatnya perdagangan

Indonesia dengan Afrika Selatan dapat menjadi momentum bagi

para pelaku usaha Indonesia untuk dapat menangkap peluang

bisnis yang masih terbuka lebar di wilayah Afrika khususnya

bagian selatan dengan menjadikan Afrika Selatan.

Perdagangan timbul karena salah satu atau kedua pihak

melihat adanya manfaat atau keuntungan tambahan yang biasa

diperoleh dari perdagangan tersebut. Jadi motif atau dorongan bagi

Gambar

Table Manner Course di Hotel
TABEL 1.2
Gambar 4.1 Stigma Negatif
Tabel 4.1

Referensi

Dokumen terkait